sistem imbalan
DESCRIPTION
Sistem Imbalan dalam Mikro Economics 2nd TermTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Imbalan merupakan bagian yang penting dan terbukti dapat memotivasi prestasi,
kalau terdapat kondisi spesifik tertentu. Keadaan bajik yang penting harus dilihat
berkaitan dengan prestasi efektif pada waktu yang tepat. Pada kebanyakan organisasi,
biaya upah dan gaji merupakan bagian penting dari biaya total organisasi dalam
melakukan bisnisnya. Administrasi imbalan adalah masalah yang menjadi perhatian
manajemen puncak maupun manajer akunting, keuangan dan produksi. Pendeknya
dapatkan hal ini merupakan suatu masalah yang diperhatikan, semua pengambil
keputusan penting dalam kebanyakan organisasi. Ini berarti, setiap usaha yang yang
dapat mempengaruhi imbalan akan dipertimbangkan dengan serius oleh para pengambil
keutusan penting dalam suatu organisasi. Mereka mengakui bahwa ini merupakan
investasi yang besar, dan bahawa setiap hal yang dapat meningkatkan laba investasi
dapat mempunyai dampak besar dan pemasukan keuangan. Itulah sebabnya, program
yang menyangkut imbalan biasanya mendapat prioritas tinggi dan diperhatikan dengan
serius.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Pengertian sistem imbalan
b.Tujuan Sistem imbalan
c. Langkah-langkah dalam penentuan gaji dan upah
d. tantangan dalam penentuan gaji dan upah
1.3 Tujuan
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan sistem imbalan
b. mengerti pentingnya sistem imbalan dalam suatu perusahaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Ivancevich (1998) Compensation is the Human Resources Management
function that deals with every type of reward individuals receive in exchange for
performing organization tasks. Kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya
manusia yang berkaitan dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan
diterima karyawan sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian
tujuan perusahaan.
Sastrohardiwiryo(2002:181) menyatakan bahwa Kompensasi adalah imbalan jasa
atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga
kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan
perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Panggabean(2002:75) menyatakan bahwa kompensasi adalah setiap bentuk
penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas konstribusi yang
mereka berikan kepada orang.
Hariandja(2002:224) menyatakan bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas
jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan diorganisasi
dalam bentuk uang atau lainnya, yaitu dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif dan
tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari kerja, uang makan, uang
cuti dan lain-lain.
Ruky(2001:9) menyatakan bahwa imbalan mempunyai cakupan yang lebih luas
daripada upah atau gaji. Imbalan mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pekerja, baik secara langsung, rutin atau tidak langsung (pada suatu
hari nanti).
Menurut Nawawi(1996:315): Kompensasi bagi organisasi atau perusahaan berarti
penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan konstribusi dalam
mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja.
Menurut Milkovich dan Newman (1996) Pay sistems are designed efficiency
(performance driven, total quality, customer focus, cost control), equity and compliance
(Sistem imbalan didesain dan dikelola untuk memastikan tercapainya tujuan. Tujuan
yang paling utama dalam pemberian imbalan adalah efisiensi, keadilan dan
pemenuhan). Pengembangan tujuan pembayaran imbalan sangat tergantung pada
masing-masing perusahaan dan jenis usaha.
Menurut Carell, et.all (1995) Pemberian imbalan/kompensasi bertujuan untuk
menarik karyawan dari luar perusahaan, mempertahankan karyawan yang memiliki
kualitas yang baik, memotivasi karyawan, serta sebagai upaya untuk memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan Menurut Handoko (2000), tujuan pemberian imbalan atau kompensasi
adalah untuk :
1. Memperoleh personalia yang qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar, karena
perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harus
sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-kadang tingkat gaji
yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar cakap yang sudah bekerja
diberbagai perusahaan lain.
2. Mempertahankan para karyawan yang ada
Bila tingkat kompensasi tidak kompentitip, niscaya banyak karyawan yang baik akan
keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap
kompetitip dengan perusahaan-perusahaan lain.
3. Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan.
Keadilan atau konsisten internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam
penentuan tingkat kompensasi.
4. Menghargai perilaku yang diinginkan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja
yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat
dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
5. Mengendalikan biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat biaya yang layak. Tanpa
struktur pengupahan dan penggajian sistematika organisasi dapat membayar kurang
(underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal
Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi kompensasi
menghadapi batasan-batasan legal. Program Kompensasi yang baik memperhatikan
kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur
kompensasi karyawan.
Selanjutnya Hasibuan (1994), merinci tujuan pemberian imbalan atau kompensasi
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai ikatan kerja sama
Dengan pemberian imbalan atau kompensasi maka akan tercipta suatu ikatan kerja sama
formal antara majikan dengan karyawan, disatu pihak karyawan mempunyai kewajiban
untuk mengerjakan dengan baik semua tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya,
dipihak lain perusahaan mempunyai kewajiban membayar imbalan atau kompensasi
sesuai dengan tugas yang dibebankan.
2. Memberikan kepuasan kerja
Dengan pemberian imbalan atau kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi
kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial serta kebutuhan lainnya, sehingga karyawan
memperoleh kepuasan kerja.
3. Rekruitmen yang efektif
Apabila kebijaksanaan imbalan atau kompensasi yang akan diterapkan dipandang cukup
besar, tentunya pengadaan karyawan yang qualified akan lebih muda.
4. Alat untuk memotivasi
Imbalan atau kompensasi akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, individu
membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari tempat ia bekerja, dan hal
ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja.
5. Stabilitas karyawan
Imbalan yang cukup juga berpengaruh terhadap stabilitas karyawan. Keluar masuknya
karyawan dapat ditekan bahkan bisa dikatakan tidak ada apabila imbalan yang diberikan
dirasa cukup adil sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja.
6. Disiplin
Disiplin merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, karena akan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
7. Pemerintah
Kebijakan imbalan yang ditetapkan perusahaan harus berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan mengenai tarif upah yang telah ditetapkan pemerintah, maupun
kebijakan-kebijakan lainnya yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian saat itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imbalan
1.Tingkat upah dan gaji yang berlaku, upah dan gaji ditetapkan oleh organisasi.
2.Tuntutan serikat pekerjaan, dimasyarakat dimana eksistensi serikat pekerja diakui,
sangat mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan dalam mengajukan
tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang berlaku.
3.Produktifitas, agar mampu mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, suatu organisasi
memerlukan tenaga kerja yang produktif.
4.Kebijaksanaan organisasi mengenai upah dan gaji.
5.Peraturan perundang-undangan, pemerintah berkepentingan dalam bidang
ketenagakerjaan dan oleh karenanya berbagai segi kehidupan karyawannya pun diatur
dalam berbagai perundanangan, misalnya tingkat upah minimum, upah lembur,
mempekerjakan wanita, mempekerjakan anak dibawah umur, keselamatan kerja hak
cuti, jumlah jam kerja dalam suatu organisasi.
Langkah-langkah dalam penentuan gaji dan upah:
1. Menganaisis jabatan/tugas
2. Mengevaluasi jabatan,
a. Metode Pemeringkatan (Job Ranking)
b. Metode pengelompokan (Job Grading)
c. Metode perbaandingan faktor-faktor, dan
d. Metode penentuan poin (Point System)
3. Melakukan survei gaji dan upah, dan
4. Menentukan tingkat gaji
Tantangan dalam penentuan Gaji dan Upah
Faktor –faktor yang menjadi tantangan dalam perencanaan dan penentuan gaji
ialah:
1. Tingkat gaji yang lazim
2. Serikat Buruh
3. Pemerintah
4. Kebijakan dan Strategi Penggajian
5. Faktor Internasional
6. Nilai yang sebanding dan pembayaran yang sama
7. Biaya dan produktivitas
8. Peranan bagi kepegawaian
Pertama: Sistem imbalan harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang berkualitas
tinggi untuk bergabung dengan organisasi.
Kedua: Sistem imbalan harus merupakan daya tarik kuat untuk mempertahankan tenaga
kerja yang sudah berkarya dalam organisasi.
Ketiga: Sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan.
Keempat: Menghargai perilaku positif.
Kelima: Pengendalian pembiayaan.
Keenam: Kepatuhan kepada perundang-undangan.
Ketujuh: Terciptanya administrasi pengupahan dan penggajian yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Sistem imbalan yang efektif:
1.Melakukan analisis pekerjaan
2.Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal.
3.Melakukan survey berbagai system imbalan.
4.Menentukan “harga” setiap pekerjaan dihubungkan dengan “harga” pekerjaan sejenis
ditempat lain.
Penilaian Kerja
Penilaian kerja adalah prosedur yang sistematik untuk menentukan nilai relative dari
berbagai pekerjaan dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk menentukan
pekerjaan mana yang dibayar lebih tinggi atau lebih redah dari pekerjaan-pekerjaan lain.
Survei upah dan gajia. Para pegawai yang melaksanakan tugas yang sejenis
b. Dalam suatu organisasi menerima imbalan yang sama dengan para pegawai
c. Imbalan yang diterima oleh para pegawai yang berada pada jumlah dan tingkat
yang wajar
BAB III
METODE PENULISAN
Metode penulisan ini adalah studi literature, dimana metode ini berdasarkan informasi-
informasi yang dikumpulkan melalui buku-buku ataupun data-data yang tertulis.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Sistem Imbalan
Sistem imbalan adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi
kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organiasasi tertentu adalah untuk
mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan pengetahuan,
keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, di
lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu. Berangkat dari pandangan
demikian, dewasa ini masalah imbalan dipandang sebagai salah satu tantangan yang
harus dihadapi oleh manajemen suatu organisasi. Dikatakan merupakan tantangan
karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas
kebutuhan materielnya, akan tetapi sudah dikaitkan dengn harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul oleh
organisasi tersebut dalam rangka upaya tujuan dan berbagai sasarannya. Berarti bahwa
dalam mengembangkan dan menerepkan suatu system imbalan tertentu, kepentingan
organisasi dan kepentingan para pekerja mutlak perlu diperhitungkan.
Suatu sistem imbalan yang baik adalah yang mampu menjamin kepuasan para anggota
organisasi yang pada gilirannya memungkinkan org anisasi memperoleh, memelihara,
dan mempekerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif
bekerja dengan produktif bagi kepentinagn organisasi.
4.2 Tujuan Sistem Imbalan
Untuk membantu organisasi mencapai keberhasilan strategis sambil memastikan internal
equity dan external equity. Internal equity (keadilan internal) memastikan bahwa jabatan
yang lebih menantang atau orang yang mempunyai kualifikasi lebih baik dalam
organisasi dibayar lebih tinggi. Sedangkan external equity (keadilan eksternal) menjamin
bahwa pekerjaan mendapatkan kompensasi secara adil dalam perbandingan
dengan pekerjaan yang sama di tenaga pasar.
4.3 Faktor-faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imabalan, yaitu:
1.Tingkat upah dan gaji yang berlaku. Diketahui tingkat upah dan gaji yang pada
umumnya berlaku. Akan tetapi tingkat upah dan gaji yang berlaku umum itu tidak bisa
diterapkan begitu saja oleh suatu organisasi tertentu. Langka tidaknya tenaga kerja yang
memilikiii pengetahuan dan keterampilan khusus tertentu dan sangat dibutuhkan oleh
organisasi yang bersangkutan.
2.Tuntutan perserikatyan pekerja. Dimasyarakat di mana eksistensi serikat pekerja diakui,
sangat mungjin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan dalam menggajukan
tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang berlaku.
3.Produktivitas. Agar mampu mencapai tjuan dan berbagai sasarannya, suatu organisasi
memmerlukan tenaga kerja yang produktif. Apabila para pekerja ngerasa bahwa mereka
tidak memperoleh imbalan yang wajar, sangat mungkin mereka tidak akan bekerja keras.
Artinya, tingkat produktivitas mereka akan rendah.
4.Kebijaksaan oraganisasi mengenai upah dan gaji. Pada analisa terakhir, kebijaksanaan
suatu organisasi mengenai upah dan gaji bagi para karyawannya tercermin pada jumlah
uang yang akan dibawa pulang oleh para karyawan tersebut.
5.Peraturan perundang-undangan. Pemerintah berkepentingan dalam bidang
ketenagakerjaan dan oleh karenanya berbagai segi kehidupan kekaryaan pun diatur dalam
berbagai peraturan perundang-undangan.
4.4 Langkah-langkah penentuan sistem imbalan
1.Analisis Jabatan
Merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan,
dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut supaya berhasil
untuk mengembangkan uraian tugas, spesifikasi tugas, dan standar untuk kerja. Analisis
jabatan akan sangat berguna bagi:
a.Rekrutmen dan seleksi pegawai
b.Pedoman pegawai
c.Penilaian pelaksanaan pekerjaan
d.Penentuan mutasi dan promosi pegawai
e.Penyusunan program pendidikan dan pelatihan
f.Penilaian jabatan dari penentuan gaji
g.Konsultasi atasan terhadap bawahan
h.Menghindari tumpang tindi (overlap) antar jabatan
i.Memperbaiki hubungan antar pemegang jabatan
2.Evaluasi Jabatan
Proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari suatu pekerjaan dibandingkan
dengan pekerjaan lain dan untuk mengusahakan tercapainya internal equity dalam
pekerjaan sebagaimana unsur yang sangat penting dalam penentuan tingkat gaji dan
untuk menentukan urutan bobot/ nilai jabatan-jabatan dalam perusahaan, sehingga dapat
disusun struktur penggajian yang adil (berdasarkan nilai jabatan). Penilaian pekerjaan
secara umum diakukan dengan mempertimbangkan isi pekerjaan atau kemampuan,
tingkat usaha yang dilakukan dlam pekerjaan , dan lingkungan kerja. Dalam melakukan
penilain pekerjaan, ditemukan beberapa metode yang dilakukan dalam praktek, yaitu:
1.Metode Pemeringkatan (Job Ranking)
2.Metode pengelompokan (Job Grading)
3.Metode perbaandingan faktor-faktor, dan
4.Metode penentuan poin (Point System)
2.1 Metode Pemeringkatan (Job Ranking) adalah menilai tingkat kepentingan secara
umum dari suatu pekerjaan dibandingkan dengan yang lain atau mengurutkan pekerjaan
menurut tingkat kepentingannya dengan cara mempelajari informasi analisis jabatan,
yaitu job description, job spesification dan job performance standard, kemudian secara
subjektif pekerjaan mana yang lebih diurutkan dibandingkan dengan yang
laincontohnya dalam sebuah bengkel adaalah pekerjaan kepala bengkel, sekretris,
supervisor dan keamanan.
Secara prosedural dapat dilakukab dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mendapatkan informasi jabatan yaitu melakukan analisis jabatan untuk mengetahui
uraian jabatan, spesifikasi jabatan, dan standar untuk kerja
2.Menentukan jabatan tertentu yang akan dinilai, tidak perlu semua jabatan yang ada
yang mungkin jumlahnya banyak tetapi hanya jabatan-jabatan tertentu yang
terhadapnya nanti jabatan-jabatan yang lain dilakukan perbandingan
3.Menentukan faktor-faktor yang kompensasi. Ini adalah isi dari pekerjaan seperti
tingkat usaha, tanggung jawab dan lingkungan kerja, kemudian di evaluasi secara umum
dan secara subjektif
4.Memeringkatkan jabatan satu dan yang lain, yaitu mengurutkan pekerjaan dari yang
terpenting hingga yang kurang penting, dan menentukan tingkat gajinya
2.2 Metode Pengelompokkan (Job Grading) adalah meneapkan suatu pekerjaan dalam
kategori tertentu atau klasifikasi atau kelompok. Langkah-lankahb penentuannya dapat
dilakukan;
1. Mengembangkan kelas dengan uraian tingkatan berdasakan faktor-faktor yang
dapat di kompensasi misalnya kompleksitas dan kesulitan pekerjaan pengawasan
yang dilakukan, pengawasan yang diterima, hubungan dengan orang lain,
pengalaman yang dibutuhkan, pendidikan yang dituntut, latihan, pengalaman,
inisiatif, kretivitas dan tanggung jawab
2.Mengelompokan jabatan-jabatan yang ada sesuia dengan klasifikasi atau
tingkatan yang sudah ditentukan
3. Menentukan besarnya gaji
2.3 Metode perbandingan faktor adalah membandingkan beberapa faktor dalam
pekerjaan yang dapat di kompensasi misalnya, beberapa pekerjaan kunci dibandingkan
dengan beberapa faktor yang dapat di kkompensasi seperti tanggung jawab, skill,
tingkat usaha dan kondisi kerja. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.Memperoleh informasi jabatan
2. Menentukan faktor-faktor yang dapat di kompensasi, misalanya dan umumnya
adalah tanggung jawab, skill, tingkat usaha dan lingkungan kerja
3. menentukan jabatan kunci misalnya dalam sebuah bengkel dengan beberapa jenis
pekerjaan kunci adalah kepala bengkel, supervisor, masinis, keamanan dan
sekretaris
4. membuat peringkat jabatan kunci berdasarkan faktor-faktor yang dapat di
kompensasi
5.mendistribusikan tarif upah untuk faktor-faktor yang dapat di kompensasi
6.menyajikan dalam sebuah bagan perbandingan yaiu bagan untuk menunjukkan
perbedaan nilai diantara pekerjaan yang nantinya dapat dih=gunakan dalam
menentukan nilai dari pekerjaan lain yang bukan pekerjaan kunci
7. mengevaluasi pekerjaan lain yaitu sebagam=imana diatas bahwa yang dinilai
hanya pekerjaan kunci. Tentu saja terdapat pekerjaan lainmisalnya ada pekerjaan
mekanik dan clening service
2.4 Metode penentuan poin, dilakukan dengan cara menentukan poin atau angka untuk
faktor-faktor yang dapat di kompensasi, berbeda dengan perbandingan fakor-faktor
yang langsung menentukan tarif gaji untuk setiap faktor. Perbedaan lain, setiap faktor
yang dapat di kompensasi di pecah dalam bentuk sub faktor yang lebih rinci misalnya
tanggung jawab di bagi dengan tanggung jawab terhadap orang, peralatan dan bahan,
perbaikan , keamanan, dan kendaraan.
3. Survei Gaji dan Upah
Survei gaji merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat gaji yang berlaku secara
umum dalam perusahaan perusahaan yang mempunyai jabatan yang sejenis untuk
mengusahakan keadlian eksternal sebagi salah satu faktor penting dalam
perencanaan dan penentuan gaji. Survei dilakukan dengan berbagai cara seperti
mendatangi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat
gaji yang berlaku, membuat kuesioner secara formal.
4.Penentuan Tingkat Gaji
Penentuan gaji dilakukan untuk menciptakan keadilan internal yang menghasilkan
ranking jabatan dan melakukan survei tentang gaji yang berlaku di pasar tenaga
kerja. Misalnya, untuk menggunakan metode poin, faktor-faktor pekerjaan telah
ditentukan poinnya dan jabatan-jabatan kunci harga pasarnya berdasarkan survei
yang dilakukan.
4.1 Penentuan struktur Gaji
Dalam perusahaan besar dengan jumlah jabatan yang sangat banyak yang mungkin
ratusan atau ribuan, dapat ditentukan poinnya masing-masing dan juga tingkat gajinya.
Secara teoritis perbedaannya sangat bervariasi besarnya secara praktis daftar gaji menjadi
dangat rumit dan sukar dikelola untuk itu perusahaan melakukan pengelompokkan.
4.5 Jenis-jenis imbalan
Dilihat dari cara pemberiannya, imbalan dibagi menjadi imbalan langsung dan imbalan
tidak langsung. Imbalan jasa atau kompensasi memiliki cangkupan yang lebih luas dari
upah atau gaji. Imbalan jasa adalan semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pekerja dan diterima serta dinikmati oleh pekerja baik secara
langsung atau tidak langsung(Ruky, 2001). Imbalan jasa langsung atau (Direct
Compensation) merupakan imbalan yang diterima secara rutin atau perperiode oleh
pekerja, imbalan ini mencakup gaji pokok atau upah, tunjangan tunai sebagai penambah
gaji yang diterima setiap bulan, tunjangan hari raya keagamaan, gaji ketigabelas dan
keempat belas bonus yang dikaitkan atau tidak dengan kinerja perusaan dan
penghargaan prestasi.
1.Upah Reguler
Pengusaha yang sengaja terlambat membayar atau dikarenakan keteledorannya
terlambat membayar upah pekerja/buruhnya harus membayar denda yang besarnya sesuai
dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh tersebut (Pasal 95 ayat 2 UU
no.13/2003). Pekerja/buruh bisa mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah untuk
mendapatkan penetapan terhadap berbagai perselisihan industri mengenai pemutusan
hubungan kerjanya dengan pengusaha ketika pengusaha tidak membayar upahnya pada
waktu yang disepakati selama tiga bulan berturut-turut atau lebih; ketika pemutusan
hubungan kerja terjadi karena alasan-alasan yang disebut di atas, pekerja/buruh yang
bersangkutan berhak mendapatkan pesangon sebesar dua kali jumlah pesangon normal,
uang penghargaan sebesar 1 kali jumlah uang penghargaan masa kerja dan kompensasi
yang berhak diterima dan belum digunakan (Pasal 169 UU no.13/2003)
2.Upah Lembur
Pengusaha yang mengharuskan pekerja/buruhnya bekerja lembur lebih dari: a). 7 jam
per hari dan 40 jam seminggu selama 6 hari kerja per minggu; atau b). 8 jam sehari, 40
jam seminggu selama lima 5 hari kerja per minggu) diwajibkan membayar upah lembur
(Pasal 72 ayat 2 UU no.13/2003). Perhitungan upah lembur pada hari kerja : 1,5 x 1/173
x Upah Sebulan untuk jam pertama dan untuk jam selanjutnya : jam kerja x 1/173 x
Upah Sebulan (Kepmenakertrans No. 102/MEN/VI/2004)
3.Upah Minimum
Upah minimum dapat terdiri :
a) upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota,
b) upah minimum berdasarkan sektor pada wilayahprovinsi atau kabupaten/kota.
Penetapan upah minimum tersebut diarahkan kepada pencapaian kebutuhan kehidupan
yang layak dan ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari
Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota (Pasal 89 UU no.13/2003).
Sesuai tingkat Upah Minimum Provinsi baru yang diumumkan pada tahun 2014, tingkat
upah minimum terendah terdapat di Jawa Tengah sebesar Rp. 910.000 dan upah
minimum tertinggi terdapat di DKI Jakarta yaitu sebesar Rp. 2,441,301
SISTEM BAJIK DAN KEPUASAN
Riset dilakukan tentang apa yang menentukan seseorang puas atau tidak dengan bajik yang ia
terima. Riset ini menunjukan bahwa kepuasan merupakan reaksi yang komplek terhadap
berbagai keadaan dan di pengaruhi oleh berbagai faktor . riset tersebut dapat di ringkas
dalam 4r kesimpulan
1. Kepuasan atas bajik yang di terima adalah fungsi dari jumlah yang di terima dan
jumlah yang di harapkan diterima oleh individu .
Kebanyakan teori mengenai kepuasan menekankan bahwa kepuasan di tentukan oleh
perbandingan yang dibuatnya antara apa yang diterima dan berapa yang mnurutnya
harus ingin diterimanya (locke 1976).
Jika individu menerima kurang dari apa yang menurutnya seharusnya ia terima ,dia
merasa tidak puas ;jika ia menerima lebbih dari apa yang dia terima ia cenderung
merasa bersalah dan tidak nyaman
2. Kepuasan pada orang di pengaruhi oleh perbandingan dengan apa yang terjadi
dengan orang lain .
Telah banyak riset menujukan bahwa rasa tidak puas banyak di pengaruhi oleh apa
yang terjadi pada orang lain yang sama seperti mereka (patchen 1961)
Pendidikan ,pelatihan, kesenioran ,prestasi dan sifat pekerjaan mereka ketika
menghitungkan bajik yang seharusnya mereka terima . sering terdapat perbedaan besar
mengenai masukan apa yang penting untuk menentukan bajik mereka .secara
khas,orang berpendapat bahwa mereka harus di berikan bobot yang tinggi atas
masukan yang istimewa dari merak ( lawrel 1966 )
3. Orang lain berwawasan keliru atas bajik yang diterima orang lain
Banyak terdapat bukti bahwa orang sering salah tanggap tidak saja mengenai
keterampilan ,kesanggupan dan prestasi orang lain ,akan tetapi juga mengenai yang
mereka terima ?( lawler (1945 )
4. Kepuasan kerja menyeluruh di pengaruhi oleh seberapa jauh karyawan merasa puas
dengan bajik ekstrinsik maupun intrinsik yang mere terima untuk pekerjaan yang
mereka lakukan
Bajik ekstrinsik lebih penting dari bajik insgtrinstik dalam penentuan kepuasan kerja
kebanyak studi menujukan bahwa keduaduanya penting sekali dan mempunyai dapak
besar pada kepuasan menyeluruh (quinn dan staines 1979 ; lawler 1971 ;vroom 1964 )
Imbalan tidak langsung (Indirect Compensation) merupaka imbalan yang diterima
pekerja secara rutin, imbalan ini mencakup fasilitas transortasi, biaya pemeliharaan
kesehatan, upah selama cuti atau meninggalkan pekerjaan, bantuan untuk kecelakaan
kerja, bantuan pendidikan gratis, asuransi jamsostek dan iuran pensiun.
TUNJANGAN TETAP Suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara
tetap untuk pekerja dan keluarganya serta di bayarkan dalam satuan waktu yang sama
dengan pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri,tunjangan anak ,tunjangan
perumahan ,tunjangan kematian ,tunjangan daerah dll. Tunjangan makan dan tunjangan
transport dapat di masukan daalam komponen tunjangan tetap apabila pemberian
tunjangan tersebut tidak di kaitkan dengan kehadiran dan diterima secara tetap oleh
pekerja menurut satuan waktu harian atau bulanan .
TUNJANGAN TIDAK TETAP Suatu pembayaran yang secara langsunng atau tiodak langsung berkaitan dengan
pekerja yang diberika secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya serta di bayarkan
menurut satuan waktu yang tidak sama
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
1. Kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang
yang diberikan kepada pegawai secara layak dan adilatas jasa mereka dalam mencapai
tujuan perusahaan
2. Ada 2 jenis kompensasi yaitu kompensasi financial dankompensasi nonfinancial
3. Kompensasi finansial langsung berupa upah ,gaji, dan insentif sedangkan
yangtidak langsung berupa tunjangan dan fasilitas yangdiberikan perusahaankepada
semua anggota organisasinya
4. Tujuan pemberian program terhadap karyawan agar perusahaan dapat
menarik ,mendorong ,mempertahankan karyawan agar tetap bekerja di perusahaan
tersebut dan dapat memproduktifitasyang tinggi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasibadalah permintaan dan
penawaran tenaga kerja organisasi pekerja kemampuan untuk membayar produktivitas
biaya hidup dan kendala dari pemerintah
5.2 Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun
saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.