peran lembaga anjak piutang dalam mengatasi masalah dunia usaha

27
KATA PENGANTAR Puji syukur kami curahkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Lembaga Anjak Piutang dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha”. Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa tidak ada makalah yang sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.... Bandar Lampung, 30 Mei 2014 Penulis 1

Upload: faisal-twuska

Post on 26-Dec-2015

184 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami curahkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Lembaga

Anjak Piutang dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha”. Salawat serta salam tidak

lupa penulis curahkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW. Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bank Dan Lembaga

Keuangan Lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari

bahwa tidak ada makalah yang sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan

dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin....

Bandar Lampung, 30 Mei 2014

Penulis

1

Page 2: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 3

1.2 Perumusan Masalah ............................................................ 4

1.3 Tujuan .................................................................................. 4

BAB II. KERANGKA TEORI

2.1 Teori Perlindungan Hukum dalam Melihat Peran Lembaga

Keuangan Anjak Piutang (Factoring) ................................ 5

2.2 Pemikiran Roscoe Pound mengenai Penerapan Sistem

Hukum dalam Pembangunan Demokrasi Ekonomi Terkait

dengan Adanya Lembaga Keuangan Anjak Piutang

(Factoring) ......................................................................... 6

BAB III. PEMBAHASAN

3.1. Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring) dalam

Mengatasi Permasalahan Ekonomi .................................... 8

3.2 Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak

Piutang (Factoring) ............................................................ 9

3.3 Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang ..................... 13

BAB IV. PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa

perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para

pelanggannya. Salah satu cara adalah dengan mempermudah syarat pembayaran

produk. Oleh karena itu pembayaran yang ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi

perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualannya. Atas penjualan

secara kredit tersebut maka perusahaan memiliki tagihan (piutang) kepada

pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan memperlambat arus kas

karena dana tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo.

Padahal di sisi lain perusahaan membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan

operasionalnya. Jika perusahaan kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke

pihak lain misalnya bank. Sekarang ini, banyak perusahaan mempunyai alternatif

lain untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau mengalihkan faktur-

faktur piutang yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang

(Factoring).

Usaha anjak piutang dimulai di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor

industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan

usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih merupakan

industri yang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an. Perusahaan anjak

piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di Amerika.

Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru

di Indonesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan

Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau Pakdes 20, 1988 yang diatur dengan

Keppres No. 61 tahun 1988 dan Keputusan Menteri

KeuanganNO.172/KMK.06/2002. Pengenalan usaha anjak piutang ditujukan

untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar sektor perbankan.

3

Page 4: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

Perusahaan Anjak piutang bisa didirikan secara independen (berdiri sendiri) atau

dapat dilakukan oleh Multi Finance Company yaitu lembaga pembiayaan yang

dapat melakukan kegiatan usaha secara sekaligus di bidang anjak

piutang(factoring), sewa guna usaha (leasing), Modal Ventura (joint venture),

kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam melihat Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) sebagai salah satu

alternatif pembiayaan perusahaan, maka penulis mengajukan 2 (dua)

permasalahan yaitu:

1. Bagaimana peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) dalam

mengatasi permasalahan pada perusahaan?

2. Bagaimana mekanisme pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang

(factoring) dalam dunia usaha?

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi bagaimana peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang

(factoring) dalam mengatasi permasalahan pada perusahaan.

2. Memahami bagaimana mekanisme pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak

Piutang (factoring) dalam dunia usaha.

4

Page 5: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Teori Perlindungan Hukum dalam Melihat Peran Lembaga Keuangan

Anjak Piutang (Factoring)

Perlindungan hukum menurut Hadjon meliputi dua macam perlindungan hukum

bagi rakyat meliputi:

1. Perlindungan Hukum Preventif : di mana kepada rakyat diberi kesempatan

untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan

pemerintah mendapat bentuk yang definitif.

2. Perlindungan Hukum Represif; di mana lebih ditujukan dalam

penyelesaian sengketa.

Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan

perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada

Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila. Adapun elemen

dan ciri-ciri Negara Hukum Pancasila ialah:

1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas

kerukunan.

2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan

negara

3. Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan

merupakan sarana terakhir.

4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap

pemerintah diarahkan kepada:

5

Page 6: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

1. Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin

mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan

hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif.

2. Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat

dengan cara musyawarah.

3. Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir,

peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan

forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai

dan tentram terutama melalui hubungan acaranya.

Terkait dengan peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring)

dalam mengatasi permasalahan piutang dalam perusahaan, peranan Lembaga

Keuangan Anjak Piutang (factoring) harus dilaksanakan baik secara preventif

maupun secara represif, karena hal ini merupakan salah satu kunci dari upaya

perlindungan hukum di mana hal ini mutlak dilakukan untuk mencegah

kemungkinan terjadinya wanprestasi/cidera janji yang dilakukan oleh debitur.

2.2 Pemikiran Roscoe Pound mengenai Penerapan Sistem Hukum dalam

Pembangunan Demokrasi Ekonomi Terkait dengan Adanya Lembaga

Keuangan Anjak Piutang (Factoring)

Pemikiran selanjutnya oleh Roscoe Pound dalam mendefinisikan fungsi hukum

sebagai social engineering yang menyumbangkan pemikiran tentang kepentingan

manusia yang dilindungi oleh hukum yang meliputi

1. Kepentingan umum (public interests)

2. Kepentingan kemasyarakatan (social interests)

3. kepentingan-kepentingan pribadi (private interests)

Pemikiran Pound ini terkait dengan penerapan sistem hukum dalam pembangunan

demokrasi ekonomi ialah bahwa suatu sistem hukum haruslah memperhitungkan

dan mendahulukan kepentingan umum terlebih dahulu, lalu kemudian

6

Page 7: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

kepentingan masyarakat yang terakomodinir, baru kemudian kepentingan-

kepentingan pribadi yang lebih kepada hak-hak yang diberikan dalam kegiatan

perekonomian.

Roscoe Pound lebih lanjut mengulas tentang kepentingan-kepentingan masyarakat

yang lebih rinci terkait kemajuan umum yang ingin diraih yaitu :

1. Kebebasan untuk memiliki sesuatu

2. Kebebasan untuk berdagang dan perlindungan terhadap monopoli

3. Kebebasan untuk mengusahakan usaha industri

4. Dorongan untuk menemukan penemuan-penemuan.

Dalam kaitannya dengan penerapan pembangunan demokrasi ekonomi ini, segala

macam kebebasan yang diungkapkan Pound tersebut merupakan esensi dasar dari

adanya demokrasi, prinsip-prinsip tersebut menghadirkan sebuah keadilan dan

kesamarataan dalam ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi disertai dengan

prinsip tanggung jawab dalam arti tidak merugikan kepentingan pihak lain.

Jika dicermati, pemikiran Pound inilah yang dapat katakan sebagai tujuan dari

dibentuknya Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring)

ini. Prinsip kebebasan, keadilan kemudian kesamarataan yang Pound katakan

merupakan tujuan akhir dari adanya lembaga ini. Setiap pelaku usaha akan dapat

mengoptimalkan usahanya tanpa harus takut akan adanya kemungkinan itikad

tidak baik dari debitur sehingga tercapai suatu pengutamaan kepentingan umum

dan kepentingan masyarakat dari suatu kepentingan pribadi.

7

Page 8: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring) dalam Mengatasi

Permasalahan Ekonomi

Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya

berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber

permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Di

samping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi

dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit

(Piutang) masih terabaikan.

Kelemahan di bidang manajemen/pengelolaan piutang menyebabkan semakin

meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha

yang pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber

pembiayaan dari lembaga keuangan seperti perbankan.

Beberapa contoh manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang yang

merupakan bagian dari unit sistem keuangan dalam rangka mengatasi masalah

dunia usaha adalah sebagai berikut:

Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya

penjualan.

Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk

pembayaran di muka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan

Crediet standing perusahaan.

Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing

perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan

8

Page 9: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan

internasional.

Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui

peningkatan perputaran modal kerja.

Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena

risiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.

Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan

meningkatkan pendapatan nasional.

3.2 Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring)

Sebelum masuk pada tahapan-tahapan transaksi anjak piutang, sebaiknya kita lihat

pengertian anjak piutang terlebih dahulu. Menurut Kasmir dalam “Bank dan

Lembaga Keuangan lainnya” menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih

dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan

penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang

suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan

(klien).

Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan

Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan

piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan

dalam dan luar negeri.

Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan

(klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan

kebutuhan perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak

piutang. Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal maka

akan lebih mempermudah dan mempercepat transaksi anjak piutang.

Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:

9

Page 10: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

a. Undisclosed/ Non Notification Factoring

Adakalanya perusahaan ingin performance/bonafiditasnya tetap terjaga di mata

pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana.

Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan tidak memberi tahu

pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang

(factoring). Transaksi anjak piutang ini dinamakan Undisclosed/Non Notification

Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed sebagai berikut :

1. Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

2. Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan

lembaga anjak piutang (factoring) di mana perusahaan menyerahkan kopi

faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan

dokumen asli tetap dipegang perusahaan.

3. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai

faktur.

4. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada

debitur/pelanggan.

5. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring

ditambah dengan biaya anjak piutang (service charge/discount charge).

b. Disclosed/ Notification Factoring

Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak

ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa

memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan

piutang kepada perusahaan anjak piutang.

Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

1. Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

10

Page 11: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

2. Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga

anjak piutang di mana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan

dokumen terkait lainnya (dokumen asli).

3. Perusahaan memberi tahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan

sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.

4. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari

nilai faktur.

5. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan

kepada debitur.

6. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.

7. Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada

perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.

Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul di

antaranya:

1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar

janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan

kepada factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari

debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.

2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada

saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak

piutang yang mengalami kerugian.

Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu

ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan risiko. Jika debitur

tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung risiko tersebut

perusahaan (klien) maka perjanjiannya dinamakan with recourse

factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang menanggung risiko

kerugiannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.

11

Page 12: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata

usaha anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan(financing

service) atas pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian

lembaga anjak piutang juga memberikan jasa di bidang non pembiayaan (non

financing service). Jasa non pembiayaan ini pada dasarnya untuk melayani

pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.

Produk jasa non pembiayaan ini di antaranya :

1. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga

anjak piutang membantu perusahaan untuk menilai calon

customer/debitur.

2. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger

administration/sales accounting).

3. Mengawasi/memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk

menetapkan prosedur penagihan.

4. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap

risiko piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional

(export financing) yang rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs

valuta asing.

Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu

membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang

sudah secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian kredit (credit

departement) di mana lembaga anjak piutang akan memberikan laporan hasil

kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien)

Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan

(klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan

jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi

penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% –

2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.

12

Page 13: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh

pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya

discount charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak.

3.3 Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang

Perusahaan Pembiayaan pasal 4 bahwa (1) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan

dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut

pengurusan atas piutang tersebut. (2) Kegiatan anjak piutang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa

jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan

jaminan dari penjual piutang(With Recourse).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang

dilakukan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka

pendek dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri dan penata usahaan

penjualan kredit serta penagihan piutang klien. Kegiatan anjak piutang dapat

dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan

Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988

Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan

anjak piutang terdiri dari :

1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.

2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan

harga yang sesuai dengan kesepakatan.

13

Page 14: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan

anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu

perusahaan sesuai kesepakatan.

Kegiatan di atas dapat dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dengan terlebih

dahulu melakukan perjanjian anjak piutang. Perjanjian Anjak Piutang ini terdiri

dari tiga serangkaian hukum yaitu Subyek Hukum, Obyek hukum, dan Hubungan

hukum atau peristiwa hukum. Subyek Hukum, adalah penjual, pembeli, dan

perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut diubah disesuaikan dengan

hakikat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang dikenal sebagai Factor, yaitu

badan usaha yang menawarkan anjak piutang. Klien adalah pihak yang

menggunakan jasa dari anjak piutang, yaitu penjual atau supplier. Nasabah atau

konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Obyek

Hukum, merupakan piutang itu sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus oleh

pihak lain. Peristiwa Hukum, merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian

antara perusahaan anjak piutang dengan klien.

Cara peralihan piutang yang dikenal dengan nama levering harus melihat bentuk

dari bendanya yang akan dialihkan, apakah benda tersebut merupakan benda

bergerak atau benda tidak bergerak. Karena piutang tersebut timbul dari

perdagangan sehingga pengalihan anjak piutang dilakukan dengan akta dan

pemberitahuan dan pengakuan.

Perusahaan anjak piutang agar dapat melakukan kegiatan operasionalnya juga

harus mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari berbagai

biaya yang dikenakan terhadap klien yang dapat menutupi seluruh kegiatan

operasional perusahaan anjak piutang. Tapi sebelum perusahaan anjak piutang

menerima pembelian piutang dari klien, factor harus mempertimbangkan juga

risiko kerugian tagihan yang tidak dapat terbayar oleh debitur yang biasanya

ditetapkan dengan biaya penagihan atau komisi yang tinggi untuk piutang yang

cukup bermasalah.

Keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dibebankan kepada kliennya terdiri

dari:

14

Page 15: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

1. Jasa Penagihan (Service Charge): biaya yang dibebankan oleh perusahaan

anjak piutang kepada kliennya yang dikenal dengan fee dan besarnya

dihitung berdasarkan persentase tertentu berdasarkan kesepakatan dengan

berbagai pertimbangan seperti tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang

ditagihkan.

2. Biaya Administrasi: biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang

setelah melakukan pengelolaan terhadap penjualan kredit klien dan

besarnya pun tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang, baik berupa service charge,

provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat

penandatanganan perjanjian akan diakui pajak terutang. Dasar pengenaan pajak

atas penyerahan jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan yang diterima

dan Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan anjak piutang tidak dapat

dikreditkan.

Keuntungan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang diperoleh dari jasa yang

diberikan kepada klien berupa : Jasa Pembiayaan (Financing service), Perusahaan

anjak piutang melakukan pembayaran dimuka (prefinancing) kepada klien yang

besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Kontrak dibuat dengan

with recourse atau dengan without recourse. Besarnya pembiayaan dilakukan

sekira 60% sampai 80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan

penyerahan bukti-bukti penjualan.

Jasa non pembiayaan (non financing service), perusahaan anjak piutang

memberikan jasa pengelolaan administrasi kredit yang terdiri dari :

a. Analisis kelayakan suatu kredit.

b. Melakukan administrasi kredit.

c. Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya.

d. Perlindungan terhadap suatu risiko kredit.

Kegiatan anjak piutang ini pada kenyataannya hanya dirasakan cukup bermanfaat

bagi perusahaa yang berskala besar, bagi usaha kecil atau UMK umumnya takut

15

Page 16: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

memanfaatkan pembiayaan anjak piutang karena biayanya mencekik dan khawatir

diteror bank jika pencairan dana dari nasabah tidak tepat waktu. Selain itu UMK

juga enggan mendapatkan uang tunai dengan menjaminkan resi tagihan karena

belum mengertinya tentang anjak piutang dan adanya persepsi jika menggunakan

anjak piutang akan diteror penagih jka pencairan resi mandek dan mundur atau

nasabah bangkrut.

Para perusahaan anjak piutang membebankan resi tagihan kepada klien dengan

skema with recourse karena adanya faktur penagihan fiktif, atau pemasok diam-

diam telah menerima pembayaran dari nasabah padahal resi tagihan sudah

dianjak-piutangkan pada lembaga keuangan. Karena pencairan resi bermasalah

maka para pemasok akan dikenai komisi anjak piutang 25% s.d. 30% per tahun

serta ditambah service charge untuk jasa penagihan dan biaya administrasi.

Dari apa yang dipaparkan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan adapun manfaat

dari anjak piutang bagi perusahaan/perbankan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana

tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa

digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan

lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang

sampai jatuh tempo.

2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat

dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu

mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and

collection service).

3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada

customer baru karena risiko tagihan macet bisa ditanggung bersama

dengan lembaga anjak piutang (credit insurance).

4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang

dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini

tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan

pelanggannya (customer).

16

Page 17: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya memang selalu dihadapkan

pada berbagai masalah yang sangat kompleks terutama masalah kesulitan

memperoleh sumber dana sebagai modal kerja untuk operasional perusahaan.

Jika selama ini perusahaan dalam memperoleh tambahan modal dengan

mengandalkan kredit dari sektor perbankan, nampaknya kehadiran lembaga anjak

piutang akan memberi alternatif pemecahan masalah kebutuhan dana. Melalui

anjak piutang perusahaan perusahaan akan memungkinkan untuk memperoleh

sumber pembiayaan secara mudah dan cepat sampai maksimal 80% dari nilai

faktur penjualan tanpa harus menyerahkan jaminan/agunan aktiva tetap seperti

yang lazim terjadi pada pemberian kredit di sektor perbankan. Di samping itu

perusahaan bisa meminta staf ahli dari lembaga anjak piutang untuk mengelola

administrasi penjualan secara kredit (manajemen piutang) termasuk melakukan

penilaian terhadap calon debitur (customer) yang baik.

17

Page 18: Peran Lembaga Anjak Piutang Dalam Mengatasi Masalah Dunia Usaha

DAFTAR PUSTAKA

Hadjon, M. Philippus, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu,

Surabaya, 1988

Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta: 2002

Sihabuddin, Diktat Mata Kuliah Hukum Pembiayaan, Program Pasca Sarjana

Universitas Brawijaya, 2006

Soetiksno, Filsafat Hukum,Pradnya Paramita,Jakarta, 1981

Artikel :

Melirik Pembiayaan Anjak

Piutang, http://www.kompas.com/kompas-cetak/03/08/22/finansial

Peranan Lembaga Anjak Piutang dalam Ekonomi Indonesia,

http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-

piutang-dalam-ekonomi-indonesia/

18