makalah anjak piutang

42
BAB 1 PENDAHULUAN Sekilas Nengenai Lembaga Pembiayaan Kehadiran anjak piutang sangat membantu kegiatan bisnis. Merupakan kenyataan bahwa terjadi proses tawar menawar antara pembeli dan penjual,maupun antar penjual agar dapat menjual produk dan jasanya. Salah satu tawaran yang diberikan adalah kemudahan dalam membayar yang berupa pembayaran berjangka. Akan tetapi pemberian fasilitas ini mengandung konsekuensi yang akan berdampak pada kemampuan kas perusahaan. Ini merupakan usaha pemecahan salah satu masalah kadangkala tidak sejalan dengan penyelesaian masalah yang lain.Ambillah contoh, untuk meningkatkan penjualan maka perusahaan dapat meningkatkan penjualan kepada pelanggan dengan cara kredit. Namun disisi lain, peningkatan penjualan dengan cara kredit ini akan menambah rumit dalam pengadministrasian penjualan, karena menyangkut masalah tagihan dan resiko tidak terbayarnya piutang penjualan. Peningkatan penjualan juga menuntut konsekuensi bahwa perusahaan tersebut juga harus menyediakan modal kerja yang lebih besar, karena modal cara tersebut menyebabkan modal kerja perusahaan yang tertanam dalam piutang dagang. Skema pembiayaan yang ditawarkan melalui anjak piutang memberikan satu alternatif solusi terhadap masalah diatas. Jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan anjak piutang tidak hanya sekedar pembiayaan murni melainkan juga jasa non peembiayaan seperti administrasi penjualan dan penagihan piutang dagang. 1

Upload: ratna-mutia-dewi

Post on 24-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BLKL

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ANJAK PIUTANG

BAB 1

PENDAHULUAN

Sekilas Nengenai Lembaga Pembiayaan

Kehadiran anjak piutang sangat membantu kegiatan bisnis. Merupakan kenyataan

bahwa terjadi proses tawar menawar antara pembeli dan penjual,maupun antar penjual

agar dapat menjual produk dan jasanya. Salah satu tawaran yang diberikan adalah

kemudahan dalam membayar yang berupa pembayaran berjangka. Akan tetapi pemberian

fasilitas ini mengandung konsekuensi yang akan berdampak pada kemampuan kas

perusahaan. Ini merupakan usaha pemecahan salah satu masalah kadangkala tidak sejalan

dengan penyelesaian masalah yang lain.Ambillah contoh, untuk meningkatkan penjualan

maka perusahaan dapat meningkatkan penjualan kepada pelanggan dengan cara kredit.

Namun disisi lain, peningkatan penjualan dengan cara kredit ini akan menambah rumit

dalam pengadministrasian penjualan, karena menyangkut masalah tagihan dan resiko tidak

terbayarnya piutang penjualan. Peningkatan penjualan juga menuntut konsekuensi bahwa

perusahaan tersebut juga harus menyediakan modal kerja yang lebih besar, karena modal

cara tersebut menyebabkan modal kerja perusahaan yang tertanam dalam piutang dagang.

Skema pembiayaan yang ditawarkan melalui anjak piutang memberikan satu alternatif

solusi terhadap masalah diatas. Jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan anjak piutang

tidak hanya sekedar pembiayaan murni melainkan juga jasa non peembiayaan seperti

administrasi penjualan dan penagihan piutang dagang.

Dalam transaksi anjak piutang, tagihan penjual kepada pembeli dialihkan kepada

perusahaan anjak piutang sehingga penjual tidak perlu menagihnya. Dengan cara ini, kas

yang diterima penjual dapat digunakan untuk membiayai biaya tertentu. Namun, biaya yang

harus dibayarkan tersebut dapat dikompensasi dengan potongan penjualan yang

didapatkan dari pemasok apabila penjual membeli bahan baku secara tunai dari hasil

pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang. Hal ini merupakan inti dari transaksi

anjak piutang yang dilakukan antar penjual dengan perusahaan anjak piutang, yaitu

hubungan yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Aspek yang saling

menguntungkan inilah yang menjadi pedoman kunci bagi suksesnya

Sejarah factoring

1

Page 2: makalah ANJAK PIUTANG

Sejarah usaha jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Factoring

sudah dikenal sejak 2000 tahun lalu-pertama kali digunakan di Mesopotamia. Pertama

kali,bentuk usaha anjak piutang memang masih sangat sederhana.Pihak factor,biasanya

bertindak sebagai agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit.Kegiatan

semacam ini dikategorikan sebagai general factoring.

General factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa,tepatnya di

Inggris.Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat membantu para pedagang dari

Plymouth(Amerika) untuk mengageni penjualan mereka di daratan Eropa,dan juga

membelikan barang barang dagangan dari Inggris yang mereka inginkan untuk diimpor ke

Amerika.

Revolusi industri di akhir abad ke 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa general

factoring.Mekanisasi alat alat tenun tekstil di Inggris dan tingginya minat beli tekstil di

Amerika,telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor.Perkembangan bisnis

tersebut,otomatis turut memacu pertumbuhan industri factoring di Amerika,terutama di

New York City.Perusahaan factoring di Amerika .

Anjak Piutang saat ini di Indonesia

Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara,anjak piutang pertama kali diperkenalkan

di Singapura pada pertengahan tahun 70-an.Sejak saat itu,transaksi anjak piutang di

Singapura mengalami perkembangan yang sangat pesat baik ditinjau dari jumlah

perusahaan maupun turnover transaksinya.Sedangkan di Malaysia,kegiatan anjak piutang

dimulai pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No 61 tahun

1988.Secara formal,pada awalnya perkembangan usaha anjak piutang di Indonesia belum

begitu popular.Namun,kegiatan anjak piutang di Indonesia secara informal sebenarnya

sudah ada sebelum dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988,yaitu

kegiatan Cheque Discounted atau Cheque yang didiskontokan yang sering dilakukan oleh

para pedagang di pasar pasar.Kegiatan ini sudah berjalan secara informal di tengah

masyarakat dan sudah baku di antara para pedagang di pasar pasar.Biasanya para pedagang

menukar Cek Mundur kepada penyedia dana,dan langsung dipotong dalam

jumlah/persentase tertentu sesuai dengan jangka waktunya.Apabila cek itu tidak ada

dananya,maka penjual cek harus mengganti dengan uang tunai kepada penyedia dana.

2

Page 3: makalah ANJAK PIUTANG

Keputusan Presiden No 61 Tahun1988 tentang Lembaga Pembiayaan merupakan

usaha pemerintah untuk memformalkan kegiatan anjak piutang yang sudah ada di

masyarakat,dan menjadikan usaha anjak piutang menjadi suatu bagian dari Lembaga

Pembiayyaan,yang juga dapat dilakukan oleh Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Kegiatan anjak piutang di Indonesia berkembang baik sejak adanya Keputusan Presiden No.

61 dan Keputusan Meteri Keuangan No.1251/KMK.13/1988 tanggal 20 desember

1988.peraturan ini terutama untuk memberikan alternatif pembiayaan usaha dari berbagai

jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan anjak piutang

Anjak Piutang sebagai Solusi Cashflow

Perkembangan lalu lintas perdagangan domestik dan antarnegara untuk barang dan

jasa di Indonesia pada dasarnya selalu meningkat baik dari segi jumlah maupun

bentuknya.Peningkatan lalu lintas perdagangan tersebut memberikan pengaruh positif

kepada berbagai kegiatan di sector industri dan jasa,yang pada akhirnya akan

mempengaruhi keghidupan masyarakat. Merupakan suatu kenyataan bahwa pasti

terjadi tarik menarik antara penjual dan pembeli ataupun antara penjual dan penjual untuk

bisa menjual produk berupa barang dan jasa kepada konsumen.Segala cara akan ditempuh

untuk dapat menjual.Salah satu cara untuk melakukan hal itu adalah dengan memberika

fasilitas pembayaran secara berjangka kepada pembeli.Hal ini merupakan salah satu akibat

dari pergeseran pola sellers market(pasar penjual) kepada buyers market(pasar pembeli).Ini

tidak dapat dihindari oleh para pelaku bisnis.

Pembayaran secara berjangka yang diberikan penjual kepada pembeli sudah pasti

akan mengganggu cashflow perusahaan,sebab penjual yang menanggung resiko.Di sisi

lain,hal seperti ini mengutungkan pembeli.Bagi penjual ini merupakan dilema karena apabila

penjual tidak menerima pembayaran berjangka,kesempatan tersebut akan diambil oleh

penjual lain.

Untuk menjembatani pembayaran berjangka yang dilakukan oleh penjual,jasa anjak

pitang dapat enjadi alternative bagi penjual untuk secepatnya mendapatkan uang tunai atau

mendapatkan sumber pembiayaan baru dalam bentuk instant cash (80% dari nilai invoice)

yang dikaitkan dengan jumlah penjualan kredit.

Hal yang disebut di atas merupakan inti dari transaksi anjak piutang yang dilakuakan antara

penjual dan perusahaan anjak piutang,yaitu hubungan yang saling menguntungkan antara

3

Page 4: makalah ANJAK PIUTANG

kedua belah pihak.Aspek yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak inilah yang

akan dijadikan pedoman kunci bagi suksesnya transaksi anjak piutang karena permasalahan

cash flow yang diakibatkan kebijaksanaan penjualan berjangka dapat diatasi dengan baik

dan produksi barang dan jasa menjadi lancer.

4

Page 5: makalah ANJAK PIUTANG

BAB 2

PEMBAHASAN

ANJAK PIUTANG

1. PENGERTIAN

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang. Menurut

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember

1988,perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka

pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Definisi diatas menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan atas

anjak piutang adalah jasa pembiayaan dan jasa non pembiayaan atas piutang. Pada

kenyataannya kedua jenis ini tidak harus selalu ada dalam perjanjian anjak

piutang,perjanjian anjak piutang ada yang meliputi kedua jenis jasa tersebut dan ada juga

yang hanya meliputi salah satu jenis jasa diatas. Pada dasarnya pilihan atas jenis jasa yang

akan diberikan tergantung pada kesepakatan antar pihak pihak klien Keputusan Menteri

Keuangan tersebut diperbaharui dengan SK Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000

yang menyatakan bahwa Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan

atau pengurusan piutang atau penagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

perdagangan dalam atau luar negeri. Pernyataan ini dipertegas oleh SK Menteri Keuangan

Nomor 172/ KMK.06/2002 yang menyatakan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam

bentuk pengalihan dan pembelian serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek

dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri..

2. KEGIATAN ANJAK PIUTANG

Perusahaan anjak piuatng (factoring)merupakan jenis perusahaan yang relatif baru di

kenal di indonesia.secara resmi adalah dengan dikeluarkannya surat Keputusan Mentri

Keuangan Nomor 1251/ KMK.013/1998,pada hal dibanyak negara lain kegiatan perusahaan

anjak piutang sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu.

Kegiatan uatma perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan

piuatng suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu,tergantung kesepakatan

dengan pihak kreditur(pihak yang punya piutang).Usaha-usaha yang dijalankan oleh

5

Page 6: makalah ANJAK PIUTANG

perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pengambilalihan dan pengelolaan piutang suatu

perusahaan,tergantung pihak kreditur.Bagi perusahaan kreditur dengan adanya perusahaan

anjak piutang sangat membantu mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi

terhadap macetnya tagihan perusahaan.Disamping itu mereka juga dapat lebih

berkonsentrasi terhadap kegiatan yang lain yang lbih strategis di perusahaannya.

Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan surat keputusan

Mentri Keuangan Nomor 1251 /KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi

1. pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.

2. pembelian piutang pwerusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga

yang sesuai dengan kesepakatan.

3.Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan ,artinya perusahaan anjak

piutang dapat mengeliola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai

kesepakatan.

Dalam praktiknya keuntungan yang diperioleh dari biaya-biaya yang dibebankan

kepada para nasabah terdiri dari :

1. jasa penagihan (service charge)

Yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang kepada kliennya,yang dikenal

dengan istilah feedan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu.kemudian

besarnya fee yang diberiakan tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dengan

berbagai pertimbangan seperti misalnya tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang

ditagihkan.

2. Biaya administrasi

Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan

pengelolaan perusahaan kreditur oleh klien dan besarnya tergantung dari kesepakatan yang

telah dibuat bersama.

Pihak yang terkait dalam kegiatan anjak piutang meliputi:

6

Page 7: makalah ANJAK PIUTANG

a. Perusahaan jasa anjak piutang (factor). Factor adalah pihak yang memberikan jasa

anjak piutang.

b. Klien (client). Klien adalah pihak yang menerima jasa anjak piutang dan menjual

barang dan jasa secara kredit kepada nasabah.

c. Nasabah (customer). Nasabah adalah pihak yang membeli barang atau jasa dari klien

dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek kepada klien.

Untuk lebih jelasnya transaksi yang terjadi diantara ketiga pihak yang terlibat

dalam kegiatan anjak piutang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

1

4

2

3

Keterangannya :

1.Kreditur menyerahkan persoalan piutangnya kepada perusahaan anjak piutang baik

dengan cara memberitahukan kepada debitur maupun tidak.

2.perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur dengan kesepakatan yang

telah dibuat dengan kreditur.

3.Debitur membayar kepada perusahaan anjak piutang.

4.perusahaan anjak piutang membayar sesuai tanggung jawabnya kepada kreditur sesudah

semua persoalan utang piuatang diselesaikan.

Dilihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan pemberitahuan

a.Disclosed

yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam penagihan

piutangnya dengan sepengetahuan debitur.

7

Perusahaan Anjak Piutang

Kreditur (klien)

Debitur

Page 8: makalah ANJAK PIUTANG

b.Undisclosed

yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam penagihan

piuangnya tanpa sepengetahuan si debitur,kecuali jika ada pelanggaran terhadap

kesepakatan yang telah dibuat dan atau oleh perusahaan anjak piutang mengandung suatu

resiko.

2.Berdasarkan Tanggung Jawab

a.Withrecourse

Dalam hal apabila si debitur tidak mampu untuk melunasi segala

kewajibannya,maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang

mengembalikan tanggung jawab penagihannya.

b.Without recource

Dalam hal fasilitas ini semua resiko yang tidak terbayar dalam suatu penagihan

piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya dan bukan tanggung

jawab kreditur.

3.Berdasarkan pelanggan

a.Full service factoring

Merupakan perusahaan anjak piuang yang memberikan semua jenis fasilitas jasa

pembiayaan maupun jasa non pembiayaan ,termasuk fasilitas untuk menanggung resiko

terhadap kredit yang macet.

b.Resource factoring

Jasa yang diberikan oleh perusahaan anjak piutng melipuiti hampir fasilitas semua

jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak membayar tagihan.Daalam hal ini

resiko kredit tetap berada pada kreditur.

c.Bulk factoring

Jasa yang diberikan tehadap kreditur hanyalah fasilitas jasa pembiayaan dan

pemberitahuan jatuh tempo pada debitur.

d.Maturiti factoring

Dalam perusahaan jenis ini fasilitas jasa yang diberikan pada kreditur adalah

perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atas penjualan ,penagihan dan debitur

8

Page 9: makalah ANJAK PIUTANG

danperlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan adalah tanpa

pembiayaan.

e.Invoice disconting

Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk pembiayaan anjak piutang.

f.Undisclosed factoring

Dalam fasilitas ini perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap

kemacetan kelunasan piutang sampai dengan persentase tertentu dari jumlah faktur yang

telah disetujui.

g.Advanced Payment

Yaitu transaksi pengalihan piutang dimana pembayarannya dilakukan pada saat

jatuh tempo dan besarnya sekitar 80%dari nilai faktur.

4.Berdasarkan wilayah

a.domestik factoring

Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di wilayah indonesia.

b.International factoring

Merupakan kegiatan anjak piutang yang kegiatannya dapat dilakukan antar negara

seperti pembiayaan fasilitas ekspor dan impor.

Kegiatan anjak piutang pada prinsipnya merupakan pemberian kredit kepada

supplier dengan cara membeli piutang atau tagihan kepada nasabahnya atau costumer –

nya. Namun yang sesungguhnya terjadi adalah pemberian kredit itu diberikan oleh supplier

kepada pembeli, hanya saja proses penagihannya dilimpahkan kepada factor yang

sebelumnya telah menandatangani perjanjian anjak piutang.

3.BEDA ANJAK PIUTANG DENGAN TRANSAKSI LAIN

Transaksi anjak berbeda dengan transaksi kredit bank. Adapun hal – hal yang

membedakan anjak piutang dengan kredit bank dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kredit bank hampir selalu dikaitkan jaminan / agunan, sedangkan dalam transaksi

anjak piutang jaminan / agunan bukan merupakan hal yang mutlak, kadangkala hanya

sebagai jaminan tambahan.

9

Page 10: makalah ANJAK PIUTANG

2. Kredit bank memberikan tambahan aktiva dalam bentuk kas, sedangkan anjak

piutang tidak memberikan tambahan pada kas akan tetapi hanya memperlancar arus

kas dengan piutang yang belum jatuh tempo.

3. Kredit bank biasanya dalam jumlah dan syarat pelunasan yang tetap, sedangkan anjak

piutang mengubah penjualan kredit menjadi uang tunai.

4. Kredit bank melibatkan praktek – praktek umum perkreditan termasuk mengenai

jaminan / agunan, sedangkan piutang pada prinsipnya merupakan transaksi jual beli

piutang.

5. Kredit bank dimulai dari timbulnya utang melalui mobilisasi dana masyarakat yang

kemudian dialihkan menjadi aktiva produktif, sejak anjak piutang berkaitan dengan

pengalihan aktiva produktif, yaitu dari tagihan menjadi kas.

6. Bank menjadikan debitur sebagai nasabah, sedangkan anjak piutang menjadi client

sebagai rekanan / mitra (partner), terutama dalam memelihara atau mengurus

pembukuan penjual client.

Selain itu ,Lembaga Factoring juga memiliki perbedaan dengan Bank,yakni :

Perbedaan antara Bank dan Factoring

Perbedaan antara anjak piutang dengan bank dapat dilihat :

Bank Factoring

transaksi utang piutang penjualan barang secara

proses utang ke aktiva produktif

memakan waktu

aktiva produktif beralih ke kas lebih

cepat

Aktiva pasiva Kas dan utang

bertambah

Piutang berubah kas

Analisis kredit 1 pihak aja (nasabah) 2 pihak(supplier dan pembeli)

Agunan Wajib Tidak mutlak

Tingkat resiko Tinggi (resiko nasabah) Lebih tinggi(resiko klien dan nasabah)

Biaya Bunga dan provisi Service dan discount charge

Bantuan jasa Pembiayaan Pembiayaan dan non pembiayaan

Penanggung

resiko

Bank Supplier/factor

4. JASA-JASA DAN BIAYA YANG DIBERIKAN

10

Page 11: makalah ANJAK PIUTANG

.Dua Pokok Produk Anjak Piutang

Produk dan jasa anjak piutang yang dapat diberikan kepada klien minimal dapat

dibedakan menjadi dua bagian pokok yang mendasar. Hal ini sesuai dengan keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 172/KMK.06/2002 Tentang perubahan atas

perubahan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK. 017/2000 tentang perusahaan pembiayaan,

yaitu:

Anjak Piutang Non- Financing

Pengertian jasa anjak piutang non-financing berdasarkan peraturan pemerintah yang

berlaku adalah penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang usaha klien. Jasa

anjak piutang ini meliputi jasa credit management, sehingga klien tidak perlu

menyelenggarakan pembukuan/pencatatan atas tagihannya, karena perannya tersebut

sudah diambil alih oleh factor, dimana factor akan memberikan laporan secara berkala

mengenai hal-hal berikut:

a. Bonafiditas para customer

b. Laporan posisi piutang dagang klien termasuk tanggal jatuh temponya yang sangat

berguna bagi klien dalam merencanakan penjualan kredit untuk periode berikutnya.

c. Account Statement kepada customer, bagi customer statement of account yang

diterima dari factor membantu yang bersangkutan untuk melakukan rekonsiliasi atas

pembayaran-pembayaran yang telah dilaksakannya dan untuk mengetahui posisi

piutang pertanggal laporan berikut jatuh temponya.

d. Apabila customer gagak membayar pada waktunya, factor secara aktif melakukan

penagihal sesuai prosedur yang berlaku dengan sebaik-baiknya, tanpa merusak

hubungan baik antara customer dan client. Dalam non recourse factoring, factor

menjamin pembayaran yang beratalian, namun hanya terbatas pada insolvery saja

(nondisputes). Dalam hal terjadi perselisihan dagang antara customer dan client,

factor tidak menjamin pembayarannya, resiko bad debt tetap ditanggung oleh client.

Adapun jasa yang dapat diberikan dalam anjak piutang non-financing ini meliputi jasa-jasa

sebagai berikut:

1. Credit Investigation

11

Page 12: makalah ANJAK PIUTANG

Factor sebelum memutuskan untuk memberikan pembiayaan atas suatu tagihan,

harus terlebih dahulu mengetahui secara akurat tentang bonafiditas buyer, reputase

dan mainline of bussines dari buyer, dan lain-lain yang berkaitan dengan

kemungkinan-kemungkinan dibayarnya piutang.

2. Sales Ledger Administration

Jasa yang diberikan oleh factor kepada client dalam bentuk administration

pembukuan atas penjualan yang dilakukan secara kredit, dapat mingguan, dua

mingguan, bulanan atau yang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan client.

3. Credit control termasuk Collection

Factor dapat melakukan aktivitas pembiayan juga memantau transaksi-trasaksi

penjualan yang dilakukan oleh client dengan baik, termasuk menetapkan prosedur

penagihan agar piutang yang dijaminkan dapat diterima pada waktunya, ini sangat

diperlikan bagi transaksi gadang yang berkesinambungan.

4. Protection again st Credit Risk

Dalam jasa ini factor juga mengusahakan cara-cara untuk mengamankan resiko tidak

tertagihnya suatu piutang yang telah dibiayai oleh factor.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan jasa anjak piutang

non-financing ini, factor berperan sebagai credit department dari perusahaan clientnya.

Client tidak perlu mempunyai credit department sendiri dalam organisasi perusahaannya,

karena fungsi credit deartement telah diambil oleh factor.

Perkembangan jasa anjak piutang non-financing di Indonesia saat ini belum berkembang

dengan baik dibandingkan dengan kegiatan anjak piutang financing. Berdasarkan

pengamatan kami, terdapat beberapa sebab yang mengakibatkan kurang berkembangnya

usaha anjak piutang non-financing, yaitu:

Masih terdapat misinformasi tentang keberadaan anjak piutang dalam masyarakat bahwa

anjak piutang hanya bersifat financing saja.

1) Takut rahasiapenjualan perusahaan terbongkar.

2) Kekhawatiran client akan dibocorkannya data-data penjualan perusahaan

kepada pesaingnya.

3) Tingkat keterbukaan client/perusahaan masih rendah.

4) Memelihara hubungan baik antara customer.

12

Page 13: makalah ANJAK PIUTANG

Anjak Piutang Financing

Anjak piutang Financing berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku disebutkan

sebagai kegiatan pembelian atau pengalihan piutang jaqngka pendeng dari transaksi

perdagangan dalam atau luar negeri. Pengertian ini memberikan latar belakang bahwa

aktivitas pembiayaan terjadi dalam transaksi anjak piutang.Seperti yang kita ketahui

bersama, piutang dagang selalu diklasifikasakan sebagai liquid atau Quick asset dalam

laporan keuangan perusahaan.Sistem klarisifikasi ini baru dapat dinyatakan benar apabila

piutang/tagihan berlaku sampai dengan jatuh temponya, setelah lewat jatuh waktu

tersebut, piutang dagang tidak dapat dikategorikan sebagai liquid asset, karena telah

berubah menjadi bad debts.

Melalui transaksi pembiayaan anjak piutang dengan factor, dimana factor dapat

memberikan pre-financing sampai dengan 80% atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah

piutang dagang segera setelah penyerahan bukti transaksi dapat dilakukan atas dasar

Recourse financing, dimana resiko bad debts tetap pada client, atau factoring Without

Recourse, dimana perusahaan factor mengambil alih resiko bad debts. Jadi client dapat

memutar kembali Instant Cash yang diperoleh dengan meningkatkan omset penjualan dan

memanfaatkan potongan harga tertentu yang diberikan leh supplier dengan membeli bahan

baku dan lain-lain secara tunai. Trasaksi factoring dikaitkan dengan volume penjualan.

Dengan meningkatkan penjualan, kredit limitpun dapat dinaikkan pula. Praktis tidak ada

batas transaksi Factoring, sehingga kredit limit dapat diartikan sebagai fungsi penjualan.

Untuk menambah pengertian anjak piutang financing, Gatot Wardoyo, mengemukakan

bahwa jasa anjak piutang financing dalam hukum Indonesia mengandung 2 aspek penting

yaitu:

1. Transaksi Penjualan Tagihan

Tagihan yang dijual, dialihkan kepada factor walaupun pembayaranbelum 100% atau

belum lunas, dalam prakteknya customer cukup diberi tahu atas pengalihan tersebut

dan diminta untuk melakukan pembayaran kepada factor.

2. Transaksi Pemberian piutang

Pembayaran dimuka oleh factor kepada clien dianggap sebagai pinjaman, sedangkan

tagihan yang diterima oleh factor dari client diberlakukan sebagai jaminan.

13

Page 14: makalah ANJAK PIUTANG

Selain itu, masih terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh factor sebelum melakukan

pembiayaan anjak piutang, hal ini seperti dikemukakan oleh Sachaimi El Haitammy dalam

tulisannya yang berjudul, “ Factoring Alternatif Pengembangan Produk Baru “, Yaitu :

1. Historikal Financing statement;

2. Forecasted financing statement

3. A customer list;

4. Average size sales invoices;

5. A projection of each customer peak exposure;

6. The standard term of sales and any special term offered selcted customers;

7. Historicals sales return, allowance and disputes;

8. Merchandise offered for sales

9. An account receivable aging.

Untuk itu, biasanya factor akan menghindari ataupun tidak bersedia melakukan pembiayaan

anjak piutang jika transaksi dagang antara client dan curtomer, mempunyai bentuk-bentuk

transaksi dagang dalam negeri sebagai berikut:

1. Transaction with down payment ( Penjualan dengan uang muka)

Transaksi penjualan dengan uang muka, biasanya dilakukan antara penjual dengan pembeli

dimana barang/jasa yang akan diserahkan kepada pembeli masih membutuhkan waktu

untuk menyelesaikannya. Untuk memberikan kepastian, pembeli biasanya akan

memberikan tanda jadi uang muka sebagai ikatan terhadap kontrak jual beli tersebut.

Penjual selanjutnya akan menyelesaikan pesanan barang/jasa sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan dan setelah selesai maka pembeli akan membayar sisa pembayaran kepada

penjual.

Apabila trasaksi ini dibiayai oleh factor, maka posisi factor sangat lemah atau kurang

menguntungkan.hal ini dimungkinkan apabila terjadi pembelian yang tidak dilanjutkan

kembali oleh pembeli atau terjadi keterlambatan penyerahan barang yang pada akhirnya

akan terjadi keterlambatan pembayaran serta cacatnya perjanjian jual beli.

2. Consigment sales (Penjualan sistem konsinyasi)

Dalam transaksi ini, penjual akan menitipkan barang kepada pembeli dengan perjanjian

apabila barang yang dititipkan terjual, maka pembeli akan membayarkannya kepada penjual

14

Page 15: makalah ANJAK PIUTANG

sedangkan sisa barang akan dikembalikan kepada penjual. Transaksi dagang seperti ini

sangat tidak menguntungkan bagi factor jika dia dibiayai, karena factor akan menghadapi

ketidakpastian apakah barang sudah laku terjual sedangkan factor saat menerima

pengalihan piutang dari client menerima secara keseluruhan.

3. Progres payment Transaction (Pembayaran Bertahap)

Transaksi dagang jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan kontrator dalam membuat

proyek-proyek pembangunan dimana pemilik proyek baru akan membayar apabila

kontraktor tersebut bisa melaksanakan pembangunan proyek secara bertahap sesuai

dengan tahapan-tahapan pekerjaan. Jenis trasaksi dagang seperti ini sangat menyulitkan

factor untuk melakukan pembiayaan karena factor tidak mengetahui seberapa jauh

pekerjaan proyek sudah dapat diselesaikan oleh kontraktor.

4.Returnable Sales (barang dapat dikembalikan)

Dalam melakukan pembiayaan anjak piutang, factor selalu berasumsi bahwa trasaksi dagang

antara klien dan custumer sudah selesai dengan baik dengan telah diterimanya

buktinpenerimaan barang/jasa.Apabila model trasaksi ini dilakukan oleh factor maka nilai

dari tagihan sudah tidak utuh lagi akibat pengembalian barang.

5. Pre-invoicing Unfinished Delivery (Penagihan sebelum penagihan selesai)

Transaksi dagang seperti ini akan menyulitkan factor untuk menagih kepada curtomer

apabila barang atau jasa yang dibuat mengalami kerusakan atau kegagalan ataupun

keterlambatan penyerahan barang jasa sehingga client akan mengajukan klaim kepada

customer yang pada akhirnya nilai tagihan atau faktur yang dibiayai menjadi berkurang

sedangkan pada saat awal factor menilai secara penuh sebagai dasar factor pembiayaan

yang dilakukan.

6. Counter sales/back to Back Sales (Sistem Barter)

Transaksi dagang dengan sistem back to back sales yang dilakukan oleh clien atau customer

biasanya lebih bersifat transaksi fiktif atau bersifat transfer pricing, sehingga factor berada

dalam posisi sangat sulit untuk melakukan tagihan terutama apabila client dan costumer

mengalami ketidakcocokan dalam melakukan transaksi.

15

Page 16: makalah ANJAK PIUTANG

7. Credit Term More Than 180 Days (pembayaran lebih dari 180 hari)

Transaksi dagang yang mempunyai tenggang waktu yang terlampau lama harus di antisipasi

oleh factor.Hal ini penting untuk di analisis untuk mengetahui mengapa client dan curtomer

melakukan trasaksi ini.Sebab secara umum transaksi perdagangan dengan tenggang

pembayaran begitu lama jarang terjadi, kecuali trasaksi fictive ataupun transaksi antar

perusahaan dalam satu grup perusahaan.

8. Transaction With parties In the Same group Of Companies ( Penjualan kepada

Perusahaan dalam Grup Sendiri)

Transaksi antar client dan customer dalam satu grup perusahan dagang perlu diperhatikan

oleh factor karena transaksi ini sering dijadikan transaksi fiktif untuk kepentingan grup

perusahaan tersebut dan juga untuk transper pricing antar satu grup perusahaan.

9. Sales to Individual End User/ General Public ( Penjualan kepada Individual/

perorangan sebagai End User)

Transaksi jenis ini, apabila dibiayai oleh factor, di mana antara klien dan customer tidak

mempunyai hubungan timbale balik yang berkesinambungan, akan membahayakan factor

apabila customer mengalami kelalaian pembayaran.

10. Hit and Run, One Time, Incidental Transaction (Penjualan yang bersifat Insidental/

sekali-sekali)

Transaksi yang dilakukam oleh klien dan customer yang bersifat Hit and Run atau

sekali-sekali dilakukan atau transaksi yang besifat incidental perlu diwaspadai factor, karena

transaksi jenis ini biasanya mengandung bahaya dan kemungkinan tidak tertagih besa.

Sedangkan khusus untuk transaksi export/anjak piutang internasional, terdapat

beberapa transaksi export yang tidak dapat difactorkan ataupun selalu dihindari oleh factor

untuk dibiayai, yaitu:

1. bila transaksi memuat persyaratan progress payment, part payment, retention,

atau deposit oleh importir;

2. Bila ada persyaratan contra sale, consignment sale dengan return arrangement.

3. Bila credit term melampaui 180 hari;

16

Page 17: makalah ANJAK PIUTANG

4. Bila mayoritas export ditujukan kepada pemerintah dari Negara tujuan.

5. Bila mayoritas export ditujukan kepada importer yang ada kaitannya dengan

exporter (Importir adalah associated atau related companies dari expotir)

5.ANJAK PIUTANG DARI SISI KLIEN

Syarat –syarat Untuk Mendapatkan Fasilitas Anjak Piutang

Untuk mendapatkan fasilitas anjak piutang, client harus sudah mempunyai usaha

yang baik dan menguntungkan. Selanjutnya client mengajukan surat permohonan dengan

melampirkan hal – hal sebagai berikut:

1. Akta Pendirian Perusahaan client beserta perubahan – perubahannya.

2. Surat Pengesahan Pendirian Perusahaan dari Departemen Kehakiman dan

Berita Negara.

3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)

4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

6. Laporan Keuangan 3 tahun terakhir (Audited, bila ada)

7. Bank Statement Account untuk 3 bulan terakhir.

8. Perjanjian jual beli dengan customer.

9. Contoh Invoice/faktur dan credit Note/ Nota Kredit Perusahaan

10. Proffesional Background dari direksi dan/atau komisaris.

11. struktur Organisasi perusahaan client.

12. Data – data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlu

17

Page 18: makalah ANJAK PIUTANG

MEKANISME TRANSAKSI ANJAK PIUTANG

18

Client

Tahap Permohonan

Tahap Pengecekan

Ok? Tahap AuditChecking

TahapPembuatan

Customer Profile

KomiteKredit

ACC

Surat Penolakan

Tahap Pengajuan kepada

Komite Kredit

Tahap Pengikatan

TahapPencairan Fasilitas

BagianAdministrasi

Kredit

Page 19: makalah ANJAK PIUTANG

Perhitungan-perhitungan dalam transaksi anjak piutang

Dalam transaksi anjak piutang, factor biasanya akan mengenakan biaya yang dapat

dibagi menjadi 3 (tiga) unsur biaya, yaitu:

1. Factoring Charge atau disebut juga Service Charge atau Komisi Factoring atau Biaya

Administrasi.

Biaya ini dikenakan atas jasa nonfinancing yang telah diberikan oleh factor.Besarnya

service charge/Komisi factoring tergantung dari beban kerja dan/atau risiko yang

ditanggung oleh factor atas fasilitas yang diberikan kepada client. Perhitungan

service charge didasarkan pada presentase dari nilai faktur yang dialihkan ke factor

dengan mempehitungkan hal – hal sebagai berikut:

a. Volume Penjualan Client per Tahun

Semakin tinggi nilai penjualan client, semakin besar service charge yang akan

dibebankan kepada client. Selain itu, besarnya service charge dihitung pula dengan

besaran nilai faktur.

b. Jumlah Customer

Jumlah customer merupakan salah satu kriteria menentukan service charge, semakin

banyak utang customer yang dianjakpiutangkan berarti semakin banyak perkerjaan

yang harus dilakukan, maka semakin banyak service charge yang dibebankan.

c. Jumlah Faktur dan Nota Kredit

Jumlah faktur juga menjadi salah satu kriteria dalam menentukan service charge

kepada client. Semakin banyak jumlah faktur atau nota kredit yang dikeluarkan dan

difaktorkan oleh client, semakin banyak pula pekerjaan yang harus dilakukan factor

untuk memeriksa setiap faktur atau nota kredit, meneliti isi faktu apakah sesuai

dengan purchase order – nya dan cocok dengan delivery order – nya, serta

memasukkan data faktur – faktur tersebut ke komputer, jadi semakin banyak faktur

berarti service charge yang dibebankan semakin tinggi.

d. Risiko Kredit Customer

Perhitungan risiko kredit setiap customer juga menjadi dasar perhitungan service

charge. Untuk customer yang terdiri dari perusahaan – perusahaan besar dan

bonafit, maka risiko kreditnya biasa relatif lebih kecil sehingga service charge yang

dikenakan akan menjadi lebih rendah, demikian sebaliknya.

19

Page 20: makalah ANJAK PIUTANG

Biaya ini biasanya dipotong/dibayarkan pada saat permulaan kontrak perjanjian

anjak piutang ditandatangani dan bersifat nonrefundable atau dapat pula dipotong pada

saat penarikan fasilitas dari jumlah pre – financing yang diberikan oleh factor.

Berikut ini akan kami kemukakan salah satu bentuk cara menghitung sevice charge

yang dapat digunakan oleh perusahaan anjak piutang:

a. Volume penjualan yang akan difaktorkan (per tahun)

(12 X Rp 500.000.000) = Rp 6.000.000.000

b. Jumlah Customer baru 1 (satu)

X Rp 200.000 = Rp 200.000

c. Jumlah customer lama

Rp 100.000 = Rp _

d. Biaya client = Rp 1.000.000

e. Jumlah faktur/credit note (per tahun)

(50 X 12) X Rp 1000 = Rp 600.000

f. Biaya Total (minimum service charge) = Rp 1.800.000

g. Minimum service charge (%) sebelum

Fatur risiko = (f) dibagi (a) X 100% = 0,03%

Faktor Risiko Customer

h. Total factor risiko = 0,4 %

Minimum service charge sesudah factor risiko = 0,43 %

20

Nama Customer % Penjual dari Total Penjualan

Rata – rata (%)

PT XYZ Sejahtera

100% X 0,4 0,4

Page 21: makalah ANJAK PIUTANG

2. Initial Payment Charge atau lebih dikenal sebagai biaya bunga/discoundted

Biaya bunga akan dikenakan oleh factor kepada client berdasarkan dana yang dipakai

sebagai advanced payment dengan perhitungan hari sebenarnya. Besarnya biaya bunga ini

berkisar antara 2% sampai 3% di atas prime rate yang berlaku dan bersifat negotiable serta

akan ditinjau secara berkala.

Pengenaan biaya bunga atas advanced payment dapat dilakukan di muka (dipotong di

muka) dengan menggunakan perhitungan bunga True Discound Method, sehingga apabila

metode ini dilakukan maka besarnya advanced payment yang diterima oleh client sebesar

neto pembiayaan dikurangi dengan bunga secara True Discound. Sedangkan apabila

perhitungan bunga dilakukan di belakang maka dasar pengenaan bunga mempergunakan

rumus simple interest dengan hari sebenarnya, sehingga advanced payment yang diterima

oleh clientsama dengan neto pembiayaan. Apabila metode ini digunakan, besarnya

pembebanan bunga dilakukan setiap akhir bulan berdasarkan jumlah dana yang terpakai

atau sama dengan system rekening Koran.

Rumus True Discount Method

Pokok Pembiayaan – Pokok Pembiayaan X 365

(R X N) + 365

= Rp. 100.000.000, - Rp 100.000.000 X 365

(35% X 89) + 365

= Rp 7.863.183

Bunga yang akan dibebankan oleh factor sebesar Rp 7.863.183 sehingga jumlah

advanced payment yang diterima oleh client Rp 92.136.817.

21

Page 22: makalah ANJAK PIUTANG

Rumus Simple Interest: Pokok pembiayaan X N/360 X R%

= Rp 100.000.000 X 89/360 X 35%

= Rp 8.625.778

Bunga yang harus dibayar oleh client adalah sebesar Rp 8.625.778, sedangkan jumlah

advanced payment yang diterima oleh client adalah sebesar Rp 100.000.000 karena bunga

akan dibayar belakangan.

Facility Fee atau juga biasa disebut provisi kredit akan dikenakan berdasarkan persentase

tertentu dari plafond yang telah disetujui oleh factor dan dibebankan setiap perpanjangan

fasilitas anjak piutang. Adapun besarnya facility fee berkisar antara 0,5% sampai 1% dari

planfond pembiayaan sebagai contoh, PT ABC Sukses Mandiri telah menyetujui planfond

pembiayaan anjak piutang sebesar Rp 1.000.000.000 untuk itu yang bersangkutan

dikenakan facility fee sebesar 0,5% maka facility fee yang wajib dibayar adalah Rp 5.000.000

(lima juta rupiah). Biaya ini biasanya dikenakan pada awal kontrak sebelum pencairan

pertama.

6. ANJAK PIUTANG DARI SISI FAKTOR

Prospek Usaha Anjak Piutang

Kegiatan perekonomian Indonesia selama ini masih sangat tergantung pada

perkembangan ekspor migas.Sementara itu, perkembangan ekspor migas di pasar

internasional menghadapi tantangan yang cukup berat.Dengan belum stabilnya harga-harga

migas ditambah pula terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu, hal ini

sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Untuk mengatasi keadaan ini,

ketergantungan akan ekspor migas harus sedapat mungkin dikurangi.

Kebijakan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan dan peningkatan kegiatan ekspor non-migas, antara lain dengan meningkatkan efisiensi perusahaan.

Penilaian Resiko

Bisnis anjak piutang pada dasarnya merupakan kegiatan usaha yang mengandung

resiko. Ada beberapa resiko yang mengandung bisnis pembiayaan yaitu resiko klien dan

22

Page 23: makalah ANJAK PIUTANG

resiko yang berhubungan dengan unsure non-resourse yaitu resiko atas kredit customer

atau disebut debtor risk.

1.Resiko Klien

Penilaian perusahaan anjak piutang dalam mengantisipasi resiko dari klien terdiri

dari 2 tahap. Yang pertama, perusahaan anjak piutang perlu memiliki keyakian mengenai

kemampuan keuangan calon klien. Kedua, kualitas piutang yang akan dibeli.

.Kemampuan keuangan

Penilaian atas kemapuan keuangan disini dapat dinilai baik pada masa lalu, kondisi

sekarang maupun dimasa yang akan dating. Kegiatan orerasi dan kinerja keuangan terakhir

calon klien akan memberikan latar belakang informasi yang berguna. Banyak calon klien

yang melakukan bisnisnya yang belum begitu lama, olek karena itu perusahaan anjak

piutang harus mempelajari bagaimana dan kenapa bisnis tersebut dilakukan, serta

bagaimana produk dan organisasi dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan anjak piutang

peril juga melakukan analisis terhadap laporan keuangan klien yang telah diaudit. Penilaian

posisi terakhir keuangan klien akan memberikan suatu dasar untuk menilai kemampuan

keuangannya dimasa yang akan dating. Penilaian kondisi keungan klien dan propeknya

dilakukan dengan menilai berbagai aspek yaitu antara lain:

a. Keadaan keuangan

Keadaan keuangan klien yang dapat dilihat dari laporan keuangan terutama yang

telah diaudit untuk periode terakhir. Cakupan dan kualitas pembukuan masing-masing klien

biasanya sangat bervariasi oleh karena itu perusahaan anjak piutang perlu meminta

penjelasan dari klien mengenai data-data keuangan yang meragukan dalam rangka

pengambilan keputusan.

b. Kredit klien

Penilaian terhadap kredito-kreditor pihak klien perlu pula dilakukan untuk

mengetahui apakah mereka dibayar sesuai dengan jangka waktu yang mereka sepakati.

Penelitian tersebut akan memberikan informasi mengenai keadaan dan kegiatan usaha klien

antara lain:

1) apakah klien hanya bergantung pada 1 pemasok bahan mentah atas suatu

komponen. Kalau perlu perusahaan anjak piutang dapat memeriksa langsung

pemasok yang bersangkutan.

23

Page 24: makalah ANJAK PIUTANG

2) Apakah klien sering menunggak pembayaran utangnya pada pemasok.

3) Laporan bank misalnya 10 bulan terakhir untuk mengetahui saldo gironya

dan pinjaman-pinjamannya.

Selanjutnya dalam menilai apakah klien memiliki kemampuan keuangan, perusahaan anjak piutang harus pula mempertimbangkan prospek kliennya. Dengan meneliti keadaan keuangan dan pihak-pihak yang terlibat dengan klien lainnya, maka pada dasarnya dapat dilakukan perkiraan mengenai prospek klien yang bersangkutan.

7. MANFAAT DAN PENILAIAN RESIKO ANJAK PIUTANG

Manfaat Anjak Piutang

Dengan adanya jasa dari perusahaan anjak piutang, klien mendapat manfaat dari

transaksi yang diberikan. Klien mendapat kas langsung dari penjualannya dalam bulan

berjalan dan tidak perlu menunggu waktu sampai pembayaran dari konsumen. Dengan

demikian, likuiditas perusahaan akan lebih terjamin dan modal kerja akan terus bergulir. Kas

yang diperoleh dari perusahaan anjak piutang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan biaya

produksi.Biaya produksi dapat dipangkas dengan memanfatkan diskonto dari para pemasok

karena melakukan pemberian tunai. Pemberian tunai pasti mendapat diskon. Besarnya

diskon dapat digunakan untuk mengompensasi biaya bunga yang dibayarkan kepada pihak

perusahaan anjak piutang.

Klien juga dibantu dari sisi administrasi piutang. Klien tidak perlu lagi melakukan penagihan

kepada konsumen karena perusahaan anjak piutang yang akan melakukannya sekaligus

memberikan posisi pitang kepada klien. Laporan ini juga akan berguna ketika konsumen

mengajuan kembali permohanan pembelian secara kredit.

a.Bagi Klien

Manfaat yang dapat diterima klien yaitu:

1. Manfaat karena jasa pembiayaan dan

2. Manfaat yang diterima karena menerima jasa non pembiayaan.

Ad 1. Jasa pembiayaann

Peningkatan penjualan.

Adanya pembiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara kredit.

Penjualan dengan cara kredit ini sebenarnya sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami

24

Page 25: makalah ANJAK PIUTANG

kesulitan modal. Namun dengan adanya jasa anjak piutang, klien mampu menjual secara

kredit. Penjualan secara kredit meningkatkan kemampuan dan daya tarik bagi pembeli

dengan dana terbatas untuk melakukan pembelian pada klien.

Kelancaran modal kerja.

Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengonversikan piutangnya yang

belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif mudah dan cepat.

Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat dimanfaatkan oleh klien untuk mendanai

kegiatan operasional klien seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai dan

lain-lain.

Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang.

Pembiayaan dengan skema without recourse memungkinkan adanya pengalihan

sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan resiko ini sangat

menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.

Ad 2. Jasa Nonpembiayaan

Memudahkan penagihan piutang.

Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu

secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah, sehingga waktu dan tenaga

karyawan dapat dimanfaat untuk menlakukan kegiatan lain yang lebih produktif.

Efisiensi usaha.

Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan

penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak

(factor) yang sudah berpengalaman.

Peningkatan kualitas piutang.

Jasa administrasi penjualan memungkinan pemberian fasilitas kredit kepada

pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinkan tertagihnya piutang menjadi lebih

tinggi

25

Page 26: makalah ANJAK PIUTANG

Memudahkan perencanaan arus kas(cash-flow)

Jasa investigasi piutang memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan waktu dan

jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara

keseluruhan.

b.Bagi Factor

Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak

klien. Fee tersebut terdiri dari:

Discount fee atau charge.

Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka)

atas piutang yang diberikan oleh factor. Charge diperhitungkan sebesar persen tertentu

terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar:

resiko tertagihnya

jangka waktu

rata-rata tingkat bunga

Service .

Fee ini dibayar oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa

nonpembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari piutang atas

dasar beban kerja yang dilakukan oleh factor.Semakin besar volume penjualan, maka fee ini

juga semakin besar. Semakin sulit penagihan piutang, maka fee ini juga besar.

C.Bagi Nasabah

nasabah memperoleh manfaat berupa:

kesempatan unntuk melakukan pembelian secara kredit.

Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara

kredit.

Layanan penjualan yang lebih baik.

Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih

cepat dan tepat.

26

Page 27: makalah ANJAK PIUTANG

8.PENILAIAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG

Aspek klien yang dinilai anjak piutangnya

perusahaan anjak piutang menyusun kesimpulan mengenai aspek klien yang dinilai anjak

piutang, yaitu:

1. riwayat piutang macet.

Penilaian atas riwayat piutang macet minimal 3 tahun sebelumnya. Penilaian tersebut

bukan hanya mengenai besarnya persentase tetapi juga menyangkut pola atau sebab-sebab

timbulnya kerugian tersebut.

2. penilaian kredit oleh klien.

Ketiadaan pemeriksaan kredit secara formalakan menyebabkan semakin tingginya

kerugian. Perusahaan factoring harus meneliti prosedur atau tata cara yang digunakan oleh

calon klien mengenai penilaian kredit kepada pelanggannya. Hal tesebut perlu untuk menilai

pengaruhnya terhadap terjadinya kemacetan kredit di masa lalu.

3. Manajemen kredit oleh klien.

Semakin lama jangka waktu kredit semakin sulit dilakukan penagihan. Penilaian jangka

waktu kredit macet dan prosedur penagihan dari calon klien akan dapat memberikan

informasi apakah kerugian tersebut dapat dihindari apabila menggunakan sistem dan

prosedur penagihan serta sistem peringatan. Meskipun cara tersebut tidak menjamin

sepenuhnya terhindarnya dari kerugian akibat kredit macet akan tetapi sekurangnya akan

memperkecil kerugian dengan cara menolak atau tidak melanjutkan pengiriman barang

kepada customer yang bersangkutan pada waktunya.

4. Industri.

Perusahaan factoring yang sudah berpengalaman akn mengetahui tingkat resiko piutang

macet atas suatu industri.

5. Persyaratan Kredit

Jangka waktu kredit yang diberikan oleh klien kepada beberapa customernya mungkin

lebih panjang daripada biasanya, misalnya lebih dari 30 hari. Pemberian jangka waktu kredit

akan semakin besar dibandingkan bila jangka waktu kredit jauh lebih pendek.

Konsekuensinya resiko kredit jadi lebih besar.

27

Page 28: makalah ANJAK PIUTANG

6. Sifat customer.

Perusahaan factoring dapat memperoleh informasi mengenai pelanggan yang

bersangkutan melalui pusat informasi kredit yang mungkin dibentuk oleh organisasi industri

sejenis misalnya pengusaha pakaian atau asosiasi segmen-segmen usaha lainnya.

7. Pola pembelian.

Customer yang melakukan pembelian secara teratur setiap bulan akan lebih mudah

memonitor daripada customer yang melakukan pembelian hanya setiap 3 bulan atau lebih.

Setelah penelitian pokok atas resiko kredit secara individu, maka pengelolaan kredit

mempengaruhi tingkat piutang macet dalam jumlah yang cukup besar.

8. pengembalian utang

Kecepatan pembayaran pihak cus tomer sejalan dengan prosedur penagihan yang dapat

menunjukan apakah calon klien tersebut adalah supllier yang disenangi atau tidak.

Pengembalian kredit relatif jangka waktu pendek suatu industri akan mengurangi tingkat

resiko.

Prospek Usaha

Penilaian terhadap prospek perusahaan factoring harus mampu menentukan jika pertumbuhan penjualan disebabkan oleh meningkatnya bisnis dengan customer lama atau karena adanya tambahan penjualan kepada customer baru.Dalam hal ini customer baru mungkin memilikikualitas yang tinggi atau rendah daripada customer lama tergantung pada penetrasi terhadap prospek pasar yang dilakukan.

28

Page 29: makalah ANJAK PIUTANG

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Pihak yang terkait dalam kegiatan anjak piutang meliputi:a.Perusahaan jasa anjak piutang (factor).

Factor adalah pihak yang memberikan jasa anjak piutang. b.Klien (client).

Klien adalah pihak yang menerima jasa anjak piutang dan menjual barang dan jasa secara kredit kepada nasabah.

c.Nasabah (customer).Nasabah adalah pihak yang membeli barang atau jasa dari klien dan mempunyai kewajiban berupa utang jangka pendek kepada klien.

Dengan adanya jasa dari perusahaan anjak piutang, klien mendapat manfaat dari transaksi yang diberikan. Klien mendapat kas langsung dari penjualannya dalam bulan berjalan dan tidak perlu menunggu waktu sampai pembayaran dari konsumen. Dengan demikian, likuiditas perusahaan akan lebih terjamin dan modal kerja akan terus bergulir. Kas yang diperoleh dari perusahaan anjak piutang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan biaya produksi.

B.Saran

C.Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

29

Page 30: makalah ANJAK PIUTANG

Daftar pustaka

1. Rachmat,Budi;ANJAK PIUTANG,SOLUSI CASHFLOW PROBLEM;Jakarta;2003;PT

Gramedia Pustaka Utama

2. http://www.google.co.id/#

3. Kashmir;BANK DAN LEMBAGA KEUANGANLANNYA;Jakarta;PT.Raja Grafindo Persada

Jakarta

30