makalah anjak piutang (bener)

Upload: doni-evhan

Post on 09-Oct-2015

815 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

zzzzzzzzz

TRANSCRIPT

MAKALAHSistem Lembaga Keuangan Anjak PiutangMakalah ini di susun guna memenuhi tugas kuliah sistem lembaga keuangan

Disusun oleh:INDAH OKTANTRI AGINYNim : 201203294Jurusan : Akuntansi

Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Buddhi

Daftar isi

DAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN..1Bab I pendahuluan .....................................................................................................................A. Latar Belakang...............B. Tujuan Penulisan................C. RumusanMasalah..................................Bab II PEMBAHASAN.........2A. Pengertian Ajak PiutangB.Dasar Hukum Anjak Piutang C. Jenis - Jenis Anjak PiutangD.Mekanisme Anjak PiutangBab III Penutup .....................................................................................................................A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA..............

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan mempunyai berbagai kegiatan usaha seperti kegiatan utama atau operasional perusahaan dan kegiatan yang diluar operasionalnya. Perusahaan harus mengelola kegiatan tersebut dengan baik agar tidak menghambat kegiatan yang lain.Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan barang dan jasa, baik yang dilakukan secara tunai atau kredit yang sesuai dengan perjanjian. Perjanjian jual beli lahir dan mengikat setelah ada kata sepakat mengenai harga dan barang walaupun belum dilakukan penyerahan barang dan pembayaran harga. Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan langsung menikmati keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka perusahaan tersebut akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan efisien agar piutang tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan.Pengelolaan piutang perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan sumber pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive untuk dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan pengelolaan yang baik dapat memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam kualitas manajemennya.Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan Piutang dagang, perusahaan akan mengalami kerugian yang besar karena terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan. Dan apa yang harus dilakukan ketika penjual tersebut sedang membutuhkan uang atau membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk perputaran selanjutnya. Salah satu solusinya adalah dengan menjual piutang yang ada kepada pihak lain. Sehingga Bank, Lembaga keuangan non Bank, dan perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola penjualan secara kreditnya agar baik dan teratur.Kegiatan Anjak Piutang atau Factoring tersebut juga diperkuat dengan berbagai macam peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan dan Undang-Undang Perbankan karena adanya hubungan hukum yang berubah yaitu orang lain yang membeli piutang tersebut menggantikan kedudukan si penjual dimana ia berhak untuk menuntut pembayaran dari si pembeli atau konsumen.

B. Tujuan PenulisanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:1. Menambah wawasan tentang anjak piutang.2. Mengetahui jenis dan kegiatan perusahaan anjak piutang.3. Mengetahui manfaat dari anjak piutang.

C. Rumusan masalah Dalam melihat Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring) sebagai salah satu alternatif pembiayaan perusahaan, maka:1. Apa yang dimaksud dengan Anjak Piutang ?2. Apa saja kegiatan dan manfaat dari Lembaga Keuangan Anjak Piutang ?3. Bagaimana peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang (factoring)dalam mengatasi permasalahan pada perusahaan ?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengrtian Anjak PiutangAnjak piutang atau factoring erat kaitanyadengan piutang yang melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang menurut klien atau supplier.anjak piutang dapat didefinisikan sebagai kontrak dimana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa jasa sekurang kurangnya antara lain:jasa pembiayaan, jasa pembukaan (maintenance of account). Jasa penagihan piutang , dan jasa perlindungan,terhadap resiko, untuk itulah klien kewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus menerus menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang barang atau pemberian jasa jasa. Ada beberapa pengertian anjak piutang seperti :Anjak piutang dalam bahasa inggris sering disebut sebagai factoring. Anjak Piutang merupakan istilah yang berasal dari gabungan kata anjak yang artinya pindah atau alih dan piutang yang berarti tagihan sejumlah uang. Berdasarkan arti kata tersebut secara sederhana Anjak Piutang berarti pengalihan piutang dari pemiliknya kepada pihak lain.Menurut terminology Factoring dalam terjemahan bebasnya bahwa Factoring adalah suatu penjualan piutang dagang dari suatu perusahaan (Clien) kepada factor dengan harga yang telah didiskon, dimana piutang dagang tersebut berasal dari transaksi bisnis miliknya si perusahaan (Clien).Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Anjak Piutang maksudnya piutang yang dialihkan. Sedangkan pengertian Factoring/Anjak Piutang menurut John Downes dan Jordan Elliot Goodman dalam Dictionary of Finance and Investment Terms adalah :Type financial service why a firm sells or transfer title to its account receivable to a Factoring company, which then acts a principal, not as agent. The receivables are sold without recources, meaning that the Factor can not turn to the seller in the event accounts prove un collectibleIstilah Factoring sering menjadi perdebatan tentang asal usul terjemahan menjadi Anjak Piutang. Di dalam Blacks Law Dictionary menyebutkan bahwa Factoring adalah The buying accounts receivable at a discount. The price is discounted because the factor (who buys them) assumes the risk of delay in collection and loss on the accounts receivableSedangkan pengertian Anjak Piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.448/KMK.017/2000 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.Menurut pejabat Departemen Keuangan kata Anjak Piutang dipilih oleh lembaga ahli Bahasa Indonesia tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Departemen Keuangan. Dengan demikian perkataan Anjak Piutang merupakan istilah baru dalam perbendaharaan bahasa Indonesia.Menurut Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, anjak piutang merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.Pengertian Anjak Piutang atau Factoring juga dijumpai dalam referensi formal isi kamus Bank Indonesia, merupakan hukum kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek atau perusahaan atas transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, sedangkan perusahaan yang melakukan Anjak Piutang disebut penganjak-piutang (Factoring) dan pengertian penganjak-piutang yaitu adalah pihak yang kegiatannya membeli piutang pihak lain dengan menanggung resiko tak terbayar utang (Factor).Dari definisi di atas dapat disebutkan bahwa anjak piutang adalah suatu teknik pendanaan jangka pendek dengan memanfaatkaan piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang bersangkutan menjual atau menyerahkan hak atas piutangnya kepada perusahaan kepada perusahaan anjak piutang. Kemudian perusahaan anjak piutang menyerahkan uang kepada perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu dari jumlah nilai piutang. Sebagai imbalan, perusahaan anjak piutang membebankan biaya administrasi dan bunga pada perusahaan tersebut.

Menurut menteri keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988, perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk paembelian dan atau pangalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan. pengertian lain anjak piutang atau promes atas dasar diskontodari klien dengan syarat resource without recourse sehingga hak penagihan beralih kepada perusahaan anjak piutang Pasal 6 keputusan menteri keuangan nomor 1251/KMK. 013/1988, menyebutkan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk :a) Pembelian atau pengalian piutang /tagihan janka pendek dari transaksi perdagangan dalam maupun luar negeri.b) Penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan klien.Dari kententuan diatas jelas terlihat bahwa perusahaan anjak piutang (yang dalam bahasa asing disebut factoring ) adalah suatu kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan anjak piutang ( factoring company ) dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan janga pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.Anjak piutang bagi perusahaan yang memproduksi barang dan jasa akan memberi manfaat dalam melancarkan usaha terutama dalam hal:1) membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ladgering and collection service).2) membantu beban resiko (credit insurance).3) memperbaiki system penagihan.4) membantu memperlancar modal kerja.5) meninggatkan kpercayaan.6) kesempatan untuk megembngkan usaha

Lembaga anjak piutang adalah salah satu upaya pem-biayaan jangka pendek untuk transaksi perdagangan dalam negeri dan luar negeri.Menurut Richard Burton Simatupang dalam bukunya, pengertian lembaga pembiayaan factoring/anjak piutang adalah lembaga pembiayaan yang dalam melakukan usaha pembiayaannya dilakukan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.1Pengertian lain juga senada dengan pendapat di atas bahwa Anjak Piutang (factoring) adalah pembiayaan jangka pendek tanpa kolateral. Pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan/pengambilalihan, serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan, tagihan mana berasal dari transaksi perdagangan dalam maupun luar negeri.Yang menjadi dasar hukum bagi factoring adalah kontrak factoring itu sendiri. Selanjutnya, terdapat berbagai perundang-undangan tentang factoring dan pengaturan tentang pengalihan (cessie) dalam KUH Perdata, dan perundang-undangan di bidang keuangan dan pembiayaan.Perjanjian Anjak Piutang itu mengandung resiko yag besar dan untuk mengurangi resiko tersebut, biasanya factor meminta adanya pengaturan mengenai aliran arus keuangan terhadap pencairan dan pembayaran piutang dagang. Pengertian resiko menurut Subekti (1992) adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu peristiwa di luar kesalahan salah satupihak, dan siapa yang wajib memikul kerugian-kerugian itu? Inilah yang dinamakan resiko. Persoalan resiko itu berpangkal pada kejadian yang dinamakan keadaan memaksa. Persoalan resiko adalah buntut dari suatu keadaan memaksa. 2B. Jenis-Jenis FactoringAdapun jenis-jenis factoring adalah sebagai berikut:3( 1 ) Recourse Factoring (factoring di mana setelah transaksi factoring terjadi, pihak klien masih bertanggung jawab).( 2 ) Non-Recourse Factoring (factoring di mana setelah transaksi factoring terjadi, pihak klien tidak bertanggung jawab lagi. ( hal. 152 )( 3 ) Domestic Factoring (factoring semua pihak berada dalam 1 (satu) Negara).( 4 ) International Factoring (Factoring di mana pihak costumer-nya berada di luar negeri).( 5 ) Factoring dengan Account Receivables (factoring di mana yang dialihkan adalah bukti tagihan berupa invoice dagang )Perbedaan antara anjak piutang dengan pinjaman bank. Antara lain adalah : 41. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan.2. Anjak piutang bukan merupakan suatu pinjaman, melainkan anjak piutang berarti membeli suatu asset yang berupa piutang.3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, yaitu bank dan penerima kredit, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak yaitu pihak yang menjual piutang, lembaga anjak piutang dan pihak yang harus membayar piutang.Penjualan portofolio kredit macet atau penjualan piutang macet berbeda dengan penjualan agunan kredit macet. Penjualan portofolio kredit macet hamper mirip dengan praktik pengalihan tagihan piutang suatu perusahaan kepada perusahaan lain yang lazim diatur dalam hukum tentang anjak pitang atau factoring. Menurut Munir Fuady ada beberapa ketentuan dalam hokum Indonesia yang dapat menjadi dasar hukum bagi eksistensi suatu jasa factoring, yaitu ketentuan-ketentuan yang merupakan dasar hukum bagi eksistensi suatu jasa factoring, yaitu ketentuan-ketentuan yang merupakan dasar hokum substansif murni, substansif procedural, dan dasar huikum administratif. Dasar hukum substansif murni dari kegiatan factoring adalah Pasal 1338 KUH Perdata perihal asas kebebasan berkontrak serta pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya suatu perjanjian. Dasar hokum substansif procedural dari kegiatan factoring adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni: (1) ketentuan dalam buku kedua tentang Cessie (pengalihan piutang) vide Pasal 613 KUH Perdata; (2) Ketentuan Pasal 1400 KUH Perdata dan seterusnya yang mengatur tentang subrogasi (pergantian hak si berpiutang oleh pihak ketiga, yang membayar kepada si berpiutang), serta (3) ketentuan lain yang berhubungan dengan penjualan piutang, yaitu KUH Perdata Pasal 1459, Pasal 1491, Pasal 1493, Pasal 1495, Pasal 1553, Pasal 1534 dan sebagainya, serta ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 174 sampai dengan Pasal 177.Kegiatan factoring juga memiliki dasar hokum yang bersifat administrative yaitu: (1) UU Perbankan (UU 7/1992 juncto UU 10/1998) Pasal 6 huruf l khususnya yang menyebutkan bahwa salah satu usaha bank adalah melakukan kegiatan anjak piutang, (2) Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, dan (3) Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 1251/KMK.031?1988 tentang ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, sebagaimana yang telah berkali-kali diubah, terakhir dengan KMK 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan Pembiayaan. Saat ini KMK 448/KMK.017/2000 telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan (PMK 84/2006). 5Dari penelitian terhadap 39 Putusan Mahkamah Agung yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa hakim-hakim lebih merupakan mazhab konvensional yang hanya menerapkan arti cessie menurut BW (KUH Per-data). Namun dengan telah berkembangnya Hukum Bisnis yang timbul dari perjanjian, saat ini telah timbul mazhab transisi yang telah mampu mengaitkan lembaga cessie sebagaimana dinyatakan dalam KUH Perdata dengan berbagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk factoring/anjak piutang.Pertanyaan penting adalah apakah suatu sahnya penyerahan/pengalihan utang tergantung pada sahnya pengalihan barang jaminan? Dalam Putusan MA No. 148 K/Pdt/2003 tanggal 19 Mei 2007, MA RI menyatakan bahwa perjanjian pengalihan barang jaminan telah memenuhi ketentuan tentang sahnya perjanjian dan tidak bertentangan dengan ketentuan perjanjian jual-beli kredit sehingga perjanjian pengalihan dalam kasus ini adalah sah. Dengan kata lain, jika perjanjian pengalihan barang jaminan tersebut tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian, maka penyerahan piutangnya melalui lembaga cesssie juga tidak sah.Seperti yang telah disebutkan bahwa pada dasarnya terdapat tiga pihakyang terlibat dalam transaksi factoring, yakni :1. Klien sebagai penjual piutang2. Customer sebagai yang berhutang3. Perusahaan Factoring (factor) sebagai pembeli piutangDengan demikian pada cessie akan didahului perjanjian obligator terlebih dahulu,yang pada umumnya adalah jual-beli. Dalam praktik biasanya akta yang dibuat adalah Perjanjian Jual-Beli Piutang. Perjanjian ini baru menimbulkan kewajiban bagi masing-masing pihak. Perjanjian Obligatoir ini harus ditindaklanjuti dengan penyerahan (transfer of ownership) sehingga piutang yang semula milik kreditur lama sekarang menjadi milik kreditur baru.Terkait dengan hubungan sebab akibat (Teori Kausalitas), keabsahan peristiwa hukum yang kemudian tergantung pada sah tidaknya peristiwa hukum yang mendahuluinya. Dengan demikian keabsahan cessie sangat bergantung pada sah tidaknya perjanjian obligatoir yang mendahuluinya, yakni perjanjian jual-beli piutang. Apabila perjanjian jual-beli piutangnya sah maka perjanjian cessie yang dibuat juga sah, sebaliknya bila perjanjian jual-beli piutang yang dibuat tidak sah maka perjanjian cessie-nya juga tidaksah. Akan tetapi, ada juga ajaran yang memisahkan kedua peristiwa hukum tersebut.Ajaran ini dikenal sebagai Teori Abstraksi. Menurut teori ini maka sah tidaknya cessietidak bergantung pada sah tidaknya perjanjian jual-beli piutang yang mendahuluinya.Dengan kata lain, meskipun perjanjian jual-beli piutang yang mendahuluinya tidak sah,perjanjian cessie-nya tetap dianggap sah; yang dengan demikian tetap dianggap telahterjadi alih kepemilikan hak tagih atas piutang dari kreditur lama kepada kreditur baru.Menurut pasal 613 KUH Perdata, penyerahan piutang atas nama dan barang-barang lain yang tidak bertubuh, dilakukan dengan jalan membuat akta (otentik atau dibawah tangan), yang disebut dengan akta cesseiyang melimpahkan hak-hak atas barang-barang itu kepada oarang lain. Penyerahan itu tidak akan ada akibatnya bagi yang berhutang sebelum penyerahan itu (1) diberitahukan kepadanya, atau (2)disetujui secara tertulis, atau (3) diakuinya. Sementara itu, penyerahan surat-surat hutang atas tunjuk dilakukan dengan memberikannya dan penyerahan surat hutang atas perintah dilakukan dengan memberikannya bersama endorsemen surat itu.

B. Dasar Hukum Anjak Piutang aturan hukum yang ada di indonesia mengenai hal ini hanyalah diketemukan didalam keputusan presiden republik indonesia nomor 61 tahun 1988 tanggal 20 desember 1988 lembaran negara republik indonesia nomor 93 tahun 1988 jis. Surat keputusan menteri keuangan nomor: 448/KMK. 06/2002, jis. Syrat keputusan menteri keuangan nomor: 172/KMK. 06/2002 mengtur mengenai perusahaan pembiayaan, sehingga aturan anjak piutang hanyalah dtemukan sebagai salah satu hukum administrasi yang mengatur keberadaan kegiatan kegiatan perusahaanpembiaayaan dengan demikian terlihat pengaturan hukum dibidang lembaga anjak piutang itu terlihat masih sangat sederhana dan belum lengkapPengertian yang ada mengenai anjak iutang atau factoring masih dalam bentuk keputusan mentri keuangan nomor 1251/ KMK. 013/ 1988 jis nomor. 448/KMK. 017/ 2000 tanggal 27 oktober 2000 pada pasal 1 hruf E adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/ atau pengalihan serta kepengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luara negri. Selanjutnya pengertian anjak piutang dipertegas dengan ketentuan surat keputusan mentri keuangan nomor 172/ KMK. 06/ 2002. Yang menyatakan kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk:a) Pembelian dan/ atau pengalihan; sertab) Pengurusan atas piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negri.Ketentuan tersebut ditujukan kepada lembaga pembiayaan yang boleh menggunakan usaha anjak piutang ini berdasarkan kepuusan presiden nomor. 61 tahun 1998 tanggal 20 desember 1998 pada pasal 3 ayat 1 yaitu jenis kegiatan dan pembiayaan ini dapa dlakukan oleh pembiayaan, lembaga keuangan bank dan bukan bank.

C. Jenis jenis anjak piutang a. full service factoringyaitu bentuk perlayaan yang diberikan atau disediakan oleh perusahaan anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang ,baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non pembiayanb. recourse factoring yaitu bentuk perlayaan yang diberikan yang meliputi hampir semua jasa jasa bank anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak dibayarnya tagihan.c. Bull factoringYaitu bentuk bentuk perlayanan clien hanya memerlukan jasa pembiayaan atau pemberi tahuan jatuh tempo pada nasabah atau costumer/ sedangkan jasa- jasa seperti proteksi sredit, seles ledger administration, dan penagihan tidak diperlukan.d. Matury factoringYaitu bentuk perlayanan dimana yang dibutuhkan klien adalah jaminan perlindungan kredit yang meliputi pengurusan penh atas penjualan, penagihan dari pelanggan, dan proteksi atas piutang.e. Agenci factoringBentuk factoring ini sering dikaitkan dengan bull factoring yaitu penyerangan keseluruhan enjualan anjak piutang klien kepada perusahaan factoring atas dasar nitifikasi, tetapi tidak bertanggung jawab atas kepengurusan atas kepenagihan piutang tersebut.f. Invoice discoutingKlin dalam hal ini hanya membutuhkan jasapembiayaan perusahaan anjak piutang sedangkan jasa non-pembiayaan ditangani sendiri oleh klien.g. Undisclosed factoringBiasanya berkaitan dengan suatu perjanjian penjualan piutang dimana perusahaan factoring memberikan proteksi terjadinya kemacetan pelunasan piutang sampaidengan persentase tertentu(biasanya 80%)dari jumlah factur yang disetujui yaitu dengan without recourse sebagai resiko kredit.Perkembangan anjak piutang di Indonesia, Pada dasarnya kegiatan usaha anjak piutang merupakan bidang usaha yang relative baru diindonesia.eksistensinya dimulai sejak adanya paket kebijaksanaan 20 desember 1988 atau pakdes 20,1988 sesuai dengan keppres NO.61 tahun 1988dan keputusan menteri keuangaan NO.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 desmber 1988 dimana jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan wajib ditetapkan sebagai berikut1) perusahaan swasta nasional sebesar Rp 2 miliar.2) perusahaan patungan Indonesia asing sebesar Rp 8 miliar.3) koperasi sebesar Rp 2 miliar

Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:

1. Berdasarkan PemberitahuanDisclosed / notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitor yang bersangkutan. Untukdapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:a) untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak piutangb) untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihakperusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.c)mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat mempengaruhi perusahaan anjak piutang.d) memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya apabila terjadi perselisihan.Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat diikuti pada1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitor).2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor) disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait lainnya.3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau debitor.5) Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti pendukung.6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.

Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-notification factoring adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjakpiutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko. Transaksi disclosed atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang klien kepada perusahaan anjak piutang akan memiliki dampak hukum pada masing-masing pihak yang terkait1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang3) Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak piutang.4) Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar pada saat pelunasan utang oleh debitor (customer).5) Pada saat jatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung kepada supplier atau klien.6) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan anjakpiutang. Perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.

2. Berdasarkan Penanggungan RisikoRecourse factoringAnjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring berkaitan dengan risiko debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjakpiutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer.Without recourse factoringAnjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring, yaitu perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan bentuk recourse. Ini untukmenghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena pihak klien ternyata mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian, perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.3. Berdasarkan PelayananFull service factoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung risiko terhadap piutang yang macet.Finance factoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur kepada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggungjawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya,termasuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.Bulk factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan full service factoring, namun penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan proteksi risiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring.Maturity factoring. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidakdiperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan pembayaran segera. Misalnya, 2% 10 hari, net 30, artinya apabila debitor membayar dalam jangka waktu 10 hari pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%. Apabila tidak, pembayaran penuh harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian anjak piutang ini perusahaan factoring akan membayar kliennya tidak lebih dari 10 hari setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga yang diperhitungkan. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan berdasarkan periode tertentu yang didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo faktur atau penyerahan copy faktur.4. Berdasarkan Lingkup KegiatanDomestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitor yang semuanya berdomisili di dalam negeri.International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export factoring, yaitu adalah kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai export factor dan import factor.5. Berdasarkan Pembayaran kepada KlienAdvanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebihjelasnya lihat kembali maturity factoring yang telah dibahas terdahulu.Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor.

D. Mekanisme anjak piutang Dalam kegiatan anjak piutang terhadap 3 pelaku utaama yang terlibat antara lain:1. perusahaan anjak piutang atau factor adalah perusahan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang.2. Klien atau suplier adalah pihak yang mengunakan jasa perusahaan anjak piutang3. nasabah atau costumer atau debitur adalah pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.

Mekanisme anjak piutang ada 2,yaitu:1. tanpa factor atau tradisional piutang tersebut

SupplierDebitur

2. dengan jasa non pembiayaan atau non financing servises.penyediaan jasa non pembiayaan merupakan jasa untuk melayani kepentingan kredit klien atau supllier.produk jasa non pembiayaan yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain: a. investasi kredit (credit investigation)b. sales ledger administration atau salae accountingc. pengawasan kredit dan penagihan nyad. perlindungan terhadap resiko kredit

SupplierDebitur

Factor

(3) penagihan

Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang atau perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan daengan pihn kreditur (pihak yang punya piutang)

Dalam praktiknya keuntungan yang diperoleh dari biya- biaya yang dibeebankan kepada para nasabahnya terdiri dari;1) Jasa penagihan (servis darge),Yaitu biaya yang dibebankan oeh perusahaan anjak piuang kepada kliennya, yang dikenal dengan isilah fee dan besarnya di hitung kepada presentase tertentu. Kemudian besarnya fee yang diberikn tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dengan berbagai pertimbangan seperti misalnya tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang ditagihkan.2) Biaya administrasi.Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah malakukan pengelolahan perusahaan kredior oleh klien dan besarnya pun tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

BAB IIIKESIMPULAN

Anjak piutang atau factoring erat kaitanyadengan piutang yang melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang menurut klien atau supplier.anjak piutang dapat didefinisikan sebagai kontrak dimana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa jasa sekurang kurangnya antara lain:jasa pembiayaan, jasa pembukaan (maintenance of account).Menurut menteri keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988, perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk paembelian dan atau pangalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan.Jika kita melihat anjak piutang ini munkin ada yang biang bahwa ini seperti leasing, akan tetapi perbedaan leasing dengan anjak piutang yaitu; jika leasing berjangka waktu panjang dan anjak piutang sendiri ber jangka waktu pendek. Jenis jenis anjak piutang 1) full service factoring2) recourse factoring 3) Bull factoring4) Matury factoring5) Agenci factoring6) Invoice discouting7) Undisclosed factoring 3 pelaku utaama yang terlibat anjak piutang:1) perusahaan anjak piutang atau factor adalah perusahan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang.2) Klien atau suplier adalah pihak yang mengunakan jasa perusahaan anjak piutang3) nasabah atau costumer atau debitur adalah pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Mekanisme anjak piutang ada 2,yaitu:1. tanpa factor atau tradisional piutang tersebut 2. dengan jasa non pembiayaan atau non financing servises.

DAFTAR PUSTAKA

Pandi, Frianto, dkk, lembaga keuangan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.Libis, K, Suhrawardi, hukum ekonmi islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2000.Prantouw, Rinus, Hak Tagih Faktor Atas Piutang Dagang. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.