peran kh.hasan bisri sh.m.hum dalam meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga...

91
PERAN KH. HASAN BISRI SH. M.Hum. DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN MASYARAKAT SEMPER TIMUR-JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: Irfanuddin 104051001904 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

PERAN KH. HASAN BISRI SH. M.Hum. DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN

MASYARAKAT SEMPER TIMUR-JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Oleh:

Irfanuddin

104051001904

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

PERAN KH. HASAN BISRI DALAM MENINGKATKAN

PENGAMALAN KEAGAMAAN MASYARAKAT SEMPER

TIMUR

Oleh:

IRFANUDDIN

104051001904

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

PERAN KH. HASAN BISRI DALAM MENINGKATKAN

PENGAMALAN KEAGAMAAN MASYARAKAT SEMPER TIMUR-

JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai tugas akhir dalam jenjang Strata Satu (S1) pada Fakultas Dakwah dan

Komunikasi guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

IRFANUDDIN

104051001904

Di bawah bimbingan:

HASANUDDIN IBNU HIBBAN

NIP. 150262442

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 4: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Peran KH. Hasan Bisri dalam Meningkatkan Pemahaman

keagamaan Masyarakat Semper Timur-Jakarta Utara" telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata Satu (S1) pada Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 17 Desember 2008

Panitia Sidang Munaqasah,

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. H. Mahmud Djalal, MA Umi Musyarofah, MA

NIP. 150202342 NIP. 150281980

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum Drs. Wahidin Saputra, MA

NIP. 150244766 NIP. 150276299

Pembimbing

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA

NIP. 150270815

Page 5: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

ABSTRAK

Islam sebagai agama dakwah yang menegaskan setiap individu muslim untuk

menyebarkan dan mensyiarkan kepada seluruh umat manusia agar mereka selamat di

dunia dan akhirat. Sebagai agama yang dipilihkan Allah diantara bermacam-macam agama di atas dunia, maka tentu agama Islam mempunyai kelebihan-kelebihan yang

menonjol dari-dari agama-agama lain, karena ajaran agama Islam lebih luas dan mencakup segala aspek kehidupan.

Dakwah merupakan salah satu kewajiban setiap muslim yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Dakwah bertujuan mengajak seluruh umat Islam untuk

beribadah dan mencurahkan seluruh perbuatan agar selalu mendapat ridho-Nya. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam meningkatkan pengamalan keagamaan

masyarakat Semper Timur?

Kegiatan dakwah yang dilakukan KH. Hasan Bisri,mencakup tiga nilai, akidah,

muamalah, dan akhlak. Metode yang digunakan yaitu dengan cara ceramah agama,

menyampaikan nilai-nilai akidah (keimanan, keyakinan), pengajaran tentang ilmu fiqih

(tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan

sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai ke-Islaman, seperti tata cara bermasyarakat,

menanamkan sikap persaudaraan, dan saling tolong-menolong antar sesama dan

sebagainya. Pemberian materi-materi keagamaan seperti itu penting bagi masyarakat

Semper Timur, karena mayoritas masyarakat masih awam terhadap pengetahuan agama

dan ajaran-ajaran Islam. KH. Hasan Bisri berkoordinasi dengan para dai untuk berbagi

pengetahuan kepada masyarakat. Materi yang dikaji sangat menarik karena menyangkut

dengan dua hubungan, hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia.

Hasan Bisri tidak membatasi para warga, yang terpenting adanya keinginan untuk belajar tentang ilmu ke-Islaman. selain pengajian rutin Hasan Bisri membangun sekolah

untuk terselenggaranya pendidikan terhadap masyarakat, dan pendirian lembaga sosial kemasyarakatan sebagai upaya menciptakan rasa sosial dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori peran dan dakwah, tujuannya untuk melihat seberapa besar pengaruh kegiatan dakwah KH. Hasan Bisri dalam

meningkatkan pengamalan keagamaan masyarakat Semper Timur Jakarta Utara. Dalam penelitian ini, teknik olah data yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan

dokumentasi atau pengumpulan bahan dari buku, selain itu, observasi yang di dalamnya

wawancara dengan narasumber terkait.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa peran dakwah yang dilakukan oleh

KH. Hasan Bisri mencakup tiga nilai dalam Islam yang saling berkaitan antara satu dan

yang lainnya. Aspek akidah, muamalah, dan akhlak.

Page 6: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji serta syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

dan nikmatnya, baik nikmaat iman, Islam serta nikamt sehat wal afiat kepada penulis

untuk menjalankan proses pembelajaran, dalam menyelesaikan studi di kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mencapai gelar sarjana sosial Islam (S. Sos.I)

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Proses dialektika keilmuan dan pembentukkan kepribadian yang selama ini

dijalani, penulis rasakan banyak berarti. Karena selain banyak faktor yang ikut terlibat

baik aktif maupun pasif dalam mewarnai kehidupan penulis sebagai seorang

mahasiswa, tak terlepas pula karena kebesaran kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang seiring dijadikan corong intelektual bagi kampus-kampus dan para pemikir

keIslaman Indonesia.

Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi

ini. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Atas bantuan dan dorongan baik berupa moril dan materil kepada penulis, maka

penulis akan menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan sayangi. Teruntuk ayahanda Nadam Al-

Hasyimi yang banyak memberikan pengertian kepada penulis, mengajarkan arti hidup,

dan selalu optimis dalam menjalani kehidupan. Ibunda, Sunarti, sosok ibu yang pandai

mengerti apa yang penulis inginkan dan selalu memahami dalam keadaan apapun sejak

Page 7: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

kecil sampai saat ini. Serta adik-adikku tercinta, Firman, Lutfi, Fitri, Umi, dan seluruh

keluarga yang selalu mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Rektor Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA, penulis sampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya atas tuntunannya dalam menunjukkan penulis akan

keberhasilan ilmu pengetahuan.

2. Bapak dekan fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Murodi, MA atas segala

kesabarannya mengarahkan penulis agar menjadi orang yang lebih baik.

3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

dan ibu Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam yang telah memberi motivasi.

4. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku pembimbing skripsi penulis,

dengan kesabarannya dan keluasan wawasan keilmuan yang dimiliki banyak

memberikan arahan serta kontribusi ke arah yang lebih baik dalam menyelesaikan

penulisan skripsi dan studi di kampus tercinta.

5. Seluruh jajaran fakultas Dakwah dan Komunikasi, para dosen, staf tata usaha,

petugas perpustakaan yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. KH. Hasan Bisri SH. M. Hum sebagai inspirator bagi penulis, KH. Tohir Anwar

yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak informasi tentang KH.

Hasan Bisri dalam dakwah yang dilakukannya.

7. Teman-teman KPI E agkatan 2004 (you all the best friends) yang bersama-sama

melewati tantangan begitu hebat dalam mengarungi samudera perkuliahan di kampus

Page 8: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

ini, semoga persahabatan kita tetap solid dan kompak, ‘Honey’ yang jauh disebrang

terima kasih atas doa dan semangatnya.

8. Seluruh teman-teman angkatan 2004 fakultas Dakwah dan Komunikasi atas segala

dukungannya, semangat…

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Walau deemikian, skripsi ini merupakan tanggung jawab penulis. Apabila ada

kesalahan, penulis mohon maaf, semoga skripsi dapat bermanfaat. Amiin.

Jakarta, 9 desember 2008

Penulis

Page 9: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan

Abstrak

Kata pengantar .................................................................................................................i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………...12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………..12

D. Metodologi Penelitian .…………………………………………..13

E. Sistematika Penulisan ……………………………………………15

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Peran ……………………………………………………16

1. Pengertian Peran …………………………………………..16

2. Tinjauan Sosiologis peran …………………………………18

B. Pemahaman Keagamaan ……………………………………….20

1. Pengertian PemahamanKeagamaan ………………………20

2. Ruang Lingkup Pemahaman keagamaan …………………30

BAB III BIOGRAFI KH. HASAN BISRI SH. M. Hum. DAN GAMBARAN

UMUM MASYARAKAT SEMPER TIMUR-JAKARTA UTARA

A. Biografi KH. Hasan Bisri SH, M.Hum. ………………………36

1. Riwayat Hidup KH. Hasan Bisri SH. M. Hum ………….36

2. Latar Pendidikan KH. Hasan Bisri SH. M.Hum. ………..38

Page 10: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

3. Kegiatan Dakwah KH. Hasan Bisri SH. M.Hum. ……….39

B. Masyarakat Semper Timur …………………………………….41

1. Letak Geografis …………………………………………..41

2. Data Kependudukan ……………………………………..42

3. Sarana-Sarana Sosial Keagamaan ………………………..43

a. Masjid …………………………………………….43

b. Majlis Taklim ……………………………………..45

4. Sarana Pendidikan ……………………………………….47

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Peran KH. Hasan Bisri SH, M.Hum. dalam Kegiatan Ibadah

Masyarakat Semper Timur-Jakarta Utara ................................48

B. Peran Muamalah .....................................................................56

C. Peran Pembinaan Akhlak ……………………………………..58

D. Analisis ………………………………………………………..62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………68

B. Saran-Saran …………………………………………………….69

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………….73

Page 11: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan bagian penting dalam Islam, bagaikan lampu yang berfungsi

sebagai penerang dalam kehidupan dan cahaya yang menuntun jalan umat untuk menuju

kepada perubahan spiritual dan akhlak yang lebih baik.

Dakwah berfungsi sebagai obat penawar bagi umat. Di saat manusia

terkontaminasi dengan berbagai macam racun yang dapat mematikan nilai keagamaan

seseorang karena kehausan Iman dan Islam. dakwah mengajak manusia kepada Allah

dapat bermakna, menghimbau manusia untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan

dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.hal ini mencakup pula: memerintahkan

mereka kepada semua kebaikan, dan melarang mereka dari semua kejahatan.1

Keagungan dan keluhuran martabat dakwah Islam tidak hanya dilihat dari

pengagungan Al-Quran terhadap dakwah. Tetapi, ketinggian dan keluhurannya dilihat

pula dari definisinya, yaitu menyampaikan Islam pada umat manusia seluruhnya dan

mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi.

Dengan kata lain dakwah adalah segala bentuk aktifitas kebajikan yang sesuai

dengan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam rangka membawa manusia kepada

kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dakwah bukan sekedar kebaikan individu atau

amal saleh sukarela, bahkan lebih dari itu, dakwah merupakan hak orang lain yang

1 Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabah As-Suhaimi, Manhaj Dakwah Salafiyah, (Dar Ibnul Qoyyim,

Dar Ibnu ‘Affan, 2003), Cet, Ke-1, h.51

Page 12: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

harus dipenuhi, seperti tercantum dalam hadis muttafaq alaih: “din (Islam) adalah

nasihat, bagi Allah, Rasulnya, Kitab-nya, pemimpin umat dan umat pada umumnya.

Nasihat untuk umat pada umumnya mengajak kepada kebaikan, mengajarkan

agama, membantu mereka, membimbing untuk saling mencintai di jalan Allah.

Sebagaimana rasul menjelaskan, hak seorang muslim atas muslim lainnya jika diminta

nasihat maka harus memberi nasihat.

Dakwah merupakan mediator taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, seperti

tersirat dalam firman:

���� ������ ������� �� �������

����� ���� ��!� "#$%&'(!)

*�!+�� ,-!.$� /�0��!�1�� �

2-�3��4�$� ���� ��!.$� *�!+��

2-5. 67859�%:;4☺=>�� ,?�A

“Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku, aku dan orang yang mengikutiku

senantiasa berdakawah (untuk kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata , maha

suci Allah dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik.” (QS Yusuf: 108).

Dakwah sebagai mediator pendekatan diri kepada Allah karena, menjalankan

dakwah berarti menjalankan perintah Allah dan mengikuti tuntunan Rasul-nya. Lebih

dari itu dakwah merupakan jejak langkah para nabi dalam menyebarkan nilai-nilai

kebenaran dan kebijakan kepada seluruh manusia.

Page 13: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Allah SWT berfirman:

B1C�D=>������� �� ���:E!F

G���$� I�1J>�� ����� K���:E!F:

� L�MN3>O�P�

“… mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga..” (al-Baqarah 221).

Mengajak manusia kembali kepada Allah adalah perkara besar. Demikian pula

pahalanya, sangat mulia. Dakwah termasuk kewajiban yang paling penting bagi setiap

muslim, khususnya para ‘ulama. Dakwah adalah jalan para Rasul shalawatullah wa

salamuhu ‘alaihim. Mereka adalah teladan sekaligus imam dalam urusan mulia ini.

bahkan inilah jalan para pengikut mereka hingga hari kiamat.

Kebutuhan terhadap dakwah merupakan kebutuhan dlaruri (sangat mendesak)

jelas sangat terasa. Sehingga, umat manusia betul-betul sangat membutuhkan orang-

orang yang memberikan pemahaman kepada mereka tentang agama mereka,

membimbing mereka ke jalan yang kokoh dan lurus, dengan mengajak mereka kepada

tauhid dan meninggalkan semua yang bertentangan dengan tauhid, baik dalam bentuk

perbuatan, perkataan secara umum maupun dalam bentuk kesempurnaan yang

seharusnya.

Oleh sebab itu, Allah mewajibkan para ulama untuk menjelaskan al-haq ini

dengan dalil-dalilnya, mengajak manusia kepada-Nya agar keterangan tersebut menjadi

sebab keluarnya manusia dari kegelapan kebodohan, dan tegaknya urusan dunia dan

agama di atas perintah Allah.

Page 14: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dan kebodohan terhadap masalah ini, akibatnya sangat buruk bagi seluruh

dunia. Karena kebodohanlah Allah disekutukan, maha suci dia. Karena kebodohan

terjadi ilhad (penyimpangan) dalam nama dan sifat-sifatnya. Karena kebodohan pula

ajaran agama ini diselewengkan seluruhnya. Dan karena itu pula nabi menerangkan

bahwa apabila ulama itu telah dicabut (wafat), tinggalah para pemimpin jahil yang

berfatwa kepada manusia tanpa ilmu akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.2

Dengan demikian, jelas bahwa dakwah merupakan sebab utama datangnya

kemaslahatan alam semesta, urusan di dalamnya stabil, terpelihara dari segala sesuatu

yang merusak. Semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan adanya orang-orang yang

menjaga perkara aqidah, pelaksanaannya maupun akhlaknya, disempurnakan pula

dengan amar ma’ruf nahi mungkar.

Umat manusia, dengan berbagai perbedaan jenis, warna kulit, kekuatan serta

kelemahan mereka, sangat membutuhkan dakwah Islamiyah ini. Mereka sangat butuh

kepada ajaran agama Allah yang kokoh ini, yang akan mengatur dengan seksama

tatanan hidup dan kehidupan mereka. Baik yang berkaitan dengan al-khalik atau dengan

sesama manusia. Dan Allah menciptakan manusia dalam keadaan penuh kekurangan.

Maka, bagaimanapun luas dan hebatnya pemahaman dan pengetahuan mereka, seorang

manusia tetap dalam kekurangan dan keterbatasannya.

Allah menjadikan dakwah sebagai kewajiban agama yang paling mulia. Allah

mewajibkan dakwah ini kepada kaum muslimin, masing-masing sesuai dengan kondisi

dan kemampuannya. Allah menyifatkan kaum mukminin yang berdakawah ini sebagai

mukmin yang sempurna, memuji mereka yang telah menjalankan dakwah ini, saling

2 Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabah As-Suhaimi, h. 65

Page 15: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

tolong-menolong dan mewasiatkan kepada sesama mereka. Dan Allah mempersaksikan

bahwa mereka adalah sebaik-baik manusia.

Kaum muslimin pada masa rasul serta para sahabat dan juga pada masa tabi’in,

sangat memuliakan urusan dakwah. Mereka betul-betul menjalankannya dengan baik.

Dan kebutuhan manusia terhadap hal ini setelah abad-abad mereka sangat hebat dan

sangat mendesak.

Urgensi dan keutamaan dakwah ini semakin terlihat jelas ketika fitrah manusia

telah mengalami perubahan seiring dengan penyimpangannya dari manhaj yang lurus

ini menuju peribadatan kepada selain Allah, baik melalui aturan pendidikan, lingkungan

keluarga dan masyarakat yang buruk prilaku dan pergaulannya.

Apabila kita memperhatikan Al-Quran dan Sunnah maka kita akan mengetahui,

bahwa dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan menentukan.

Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan zaman, baik dalam sejarah

maupun prakteknya, sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya.3

Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi

tidak akan mampu mencapai target yang diinginkan, demikian pula sebaliknya,

komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Dari

sekian banyak definisi tentang dakwah, ada sebuah definisi yang menyatakan bahwa,

dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional,

dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efisien, dalam mencapai

tujuannya.

3 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 67

Page 16: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Definisi tersebut menegaskan peran dakwah dalam berkomunikasi dengan

khalayak melalui media-media tertentu. Upaya tabligh (menyampaikan) Islam kepada

masyarakat adalah salah satu media komunikasi dakwah yang digunakan rasulullah

SAW dengan pesan berantai.

Lebih dari itu dakwah adalah aktualisasi salah satu fungsi kodrati seorang

muslim, yakni fungsi kerisalahan, yaitu berupa proses pengkodisian agar seseorang atau

masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan Islam sebagai ajaran

dan pandangan hidup. Dengan kata lain dakwah pada hakikatnya adalah satu upaya

untuk merubah suatu keadaan yang lebih baik menurut tolok ukur ajaran Islam.

Dakwah merupakan usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain,. Bagi

orang yang didakwahi, pesan dakwah yang tak dipahami tak lebih maknanya dari bunyi-

bunyian, jika dakwahnya berupa informasi maka ia dapat memberi pengertian, tetapi

jika dakwahnya merupakan panggilan jiwa, maka ia harus keluar dari jiwa juga.

Penjahat yang berkhutbah tentang kebaikan, maka pesan kebaikan itu tak akan pernah

masuk ke dalam jiwa pendengarnya.

Berbeda dengan aktor yang ukuran keberhasilannya jika berhasil berperan

sebagai orang lain, maka dai harus berperan sebagai dirinya. Seorang dai harus terlebih

dahulu menjalankan petunjuk agama sebelum memberi petunjuk kepada orang lain. Ia

harus seperti minyak wangi, mengharumkan orang lain tapi memang dirinya lebih

harum, atau seperti api, bisa memanaskan besi, tetapi dirinya memang lebih panas.

Berbicara tentang hakikat adalah berbicara sesuatu yang mendasar. Seorang

penyanyi dangdut yang dengan lenggak-lenggok erotis di atas panggung menyanyikan

lagu ajakan kepada tuhan, adakah ia seorang dai? Jawabannya jelas, yaitu bahwa

Page 17: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

penyanyi itu membawakan lirik-lirik dakwah, tetapi pada hakikatnya ia sedang tidak

berdakwah.

Dai itu sendiri pada hakikatnya adalah proses dari gerakan peradaban yang

mengemban tugas dan peran strategis dalam kehidupan, yaitu agar menjadi produktif.

Bahwa upaya melakukan perubahan kondisi suatu bangsa atau masyarakat merupakan

keniscayaan dalam kehidupan, dengan kata lain merekayasa kehidupan adalah kegiatan

manusia dalam menjalankan misi hidupnya menuju hidup yang penuh rahmat dan

keberkahan.

Proses dakwah Rasulullah SAW menggunakan mediator dan basis operasional

yang argumentatif dan rasional. Mukjizat-mukjizat nabi yang berkonotasi kejadian

supra rasional bukan merupakan jalan dakwah yang ditempuh, tetapi jalan dakwah

beliau adalah melakukan secara kontinyu gerakan kebangkitan manusia untuk

memahami diri dan lingkungannya serta menyadari misi dalam hidup dan kehidupan.

Setiap aturan Allah dalam mengemban amanah memakmurkan hidup demi

tegaknya tatanan kehidupan sejahtera, aturan itu diikuti oleh Rasulullah SAW untuk

membangun umat, baik dalam tataran kehidupan pribadi atau sosial, baik saat damai

maupun waktu perang.

Dalam perkembangannya dakwah tidak hanya dapat disampaikan melalui

mimbar seperti yang banyak dilakukan oleh para dai. Dakwah tidak hanya perbuatan

atau tindak langsung yang dilakukan oleh seorang dai, seperti yang telah dilakukan oleh

Rasulullah SAW.

Page 18: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dalam masyarakat kita, sebutan lain bagi seorang dai adalah kyai, kyai ditengah-

tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

pemahaman nilai keagamaan serta menjadi motivator bagi masyarakat ketika

kehilangan arah dalam dunia spiritualnya. Hal ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa

seorang kyai keberadaannya ditengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan dan

dihormati.

Imam Al-Ghazali mengatakan, seorang ulama atau kyai laksana awan dilangit

yang dapat memberikan keteduhan kepada umat ketika panas yang menyengat

menyerangnya, ia tempat untuk mengadu segala permasalahan yang dialaminya, tempat

mencari ketenangan spiritual ketika semakin terkikis nilai-nilai spiritualnya.

Satu penghormatan masyarakat kepada kyai, karena keluasan ilmu pengetahuan

dan nilai-nilai tertentu yang dimilikinya, khususnya dalam ilmu agama. Dalam ajaran

Islam ulama memiliki kedudukan yang tinggi dan peran yang penting dalam kehidupan

umat, karena mereka merupakan pewaris para nabi (al-ulama’ waratsat al-anbiya).

Secara garis besar pesan ini dapat dipahami sebagi tugas pencerahan bagi umat,

sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 2:

$��� Q5�R��� �S��!) ��T

2-U�V5W.XY�� JZ�4�$I �[\]�S5W.

����^�_!F �[�]�%�^!� �5`5a!F�$b

�[�]%5c9!Q�F$� �[4d4☺5]^���F$�

e^!a'f=>�� 3B�☺f5!=h��$� K��$�

���+�⌧9 -5. ����3� �'k3> >��^e?

�T8�Ll. ,mA

Page 19: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara

mereka, yang membacakan ayat-ayatnya kepada mereka kitab dan hikmah.

Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Dalam bahasa lain peran ini disebut juga amar ma’ruf nahi munkar, yang

rinciannya meliputi tugas untuk: (1) menyebarkan, mempertahankan, dan mengamalkan

ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam, (2) Melakukan kontrol dalam masyarakat

(sosial control), (3) Memecahkan problem yang terjadi di masyarakat, dan (4) menjadi

agen perubahan sosial (agen of change).4

Di antara empat peranan tersebut, yang menjadi penting dan relevan dengan

kondisi umat saat ini adalah menyebarkan dan mempertahankan ajaran dan nilai-nilai

agama Islam, dengan menjaga dan mengamalkan nilai keagamaan dalam diri

masyarakat (mad’u). hal ini dilakukan seorang kyai dengan cara mengajak manusia

untuk mengikuti tuntunan Allah SWT melalui ajaran dakwah yang ia wariskan dari

Rasulullah SAW.

Pada dasarnya dakwah merupakan manifestasi iman yang paling utama yang

harus dimiliki seseorang. Dengan kata lain, dakwah adalah suatu upaya untuk

menunjukkan jalan yang hak kepada segenap manusia, guna menumbuhkembangkan

rasa cinta kepada yang ma’ruf dan benci kepada yang munkar dan kebathilan, dan pada

gilirannya akan terlepas dari kekalutan dan mendapatkan ketenangan dalam batinnya.5

Untuk dapat melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, tentunya harus

melihat kepada nilai spiritual yang dimiliki oleh seseorang, pemahaman dan

pemantapan iman yang selalu dilatih dengan kesungguh-sungguhan dan usaha yang

4 Masykuri Abdillah, Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet,

Ke-1 h.2. 5 Suherman Affandi, Faktor Kesuksesan Dai, (Jakarta: Risalah, 1990), Cet, Ke-1 h. 35

Page 20: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

terus menerus (istiqomah), dengan akhirnya akan timbul rasa untuk mengamalkan apa

yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang dilarang.

Banyak faktor yang menjadi penyebab berhasil atau tidaknya seorang dai dalam

mempengaruhi mad’u. Memang tidak hanya ditentukan oleh faktor dai, namun tidak

dipungkiri seorang dai tetap memegang peranan penting dalam menentukan

keberhasilan dakwah yang dilakukannya. Ahmad Mubarak berpendapat, bahwa

keberhasilan dai dimungkinkan oleh berbagai hal:

1. Pesan Dakwah yang disampaikan pleh seorang dai memang relevan dengan kondisi

masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan tak mungkin ditolak dan mereka

menerima pesan tersebut.

2. Karena faktor pesona dai, yakni dai tersebut mempunyai kharismatik dan daya tarik

personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima dakwahnya, meski

kualitas dakwahnya sederhana atau bahkan biasa saja.

3. Karena kondisi psikologis masyarakat yang sedang haus akan spiritual, dan mereka

terlanjur memiliki perspektif kepada setiap dai sehingga pesan dakwah yang pada

dasarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat dengan penafsiran yang

jelas.

4. Kemasan yang menarik, pola pikir masyarakat awalnya acuh terhadap agama dan

seorang dai, namun setelah melihat paket dakwah yang dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi menarik (misalnya kesenian, teknologi, atau program-program

pengembangan masyarakat) sehingga paket dakwah yang ditawarkan berhasil

Page 21: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

menjadi stimuli yang mampu menggelitik persepsi masyarakat, dan pada akhirnya

mereka akan merespon secara positif.6

Perlu disadari bahwa, keberhasilan dakwah secara total semata-mata tidak dapat

dilihat dari daya tarik dan daya pikat seorang dai dalam menyampaikan pesan dakwah,

jauh dari pada itu ukuran keberhasilan seorang dai dalam menyampaikan dakwahnya

terletak pada adanya peningkatan dan kesetabilan spiritual pada mad’u (sasaran

dakwah) atau masyarakat. Yang berimplikasi kepada perubahan sikap, prilaku, dan

pemahamannya, pada hakekatnya dakwah merupakan upaya seorang dai sebagai media

untuk mengubah prilaku masyarakat dari yang negatif menjadi baik, dan bodoh menjadi

pandai.7

Dari sekian banyak ulama-ulama yang mengkomunikasikan ajaran dakwah

Islam, KH. Hasan Bisri merupakan salah satu ulama yang mendedikasikan

kehidupannya dalam membimbing dan membina masyarakat dengan kemampuan dan

keilmuan serta dunia pendidikan yang dimilikinya.

Dakwah merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan

berprilaku, dengan dakwah diharapkan akan dapat mengubah kepribadian baik secara

individu maupun kolektif. Oleh karena itu, dakwah merupakan agen perubahan baik

dalam pengetian material maupun immaterial.

Dalam pengertian immaterial berarti dakwah sebagai aktifitas yang mampu

melakukan perubahan prilaku dan pola pikir sehingga orientasi pemikiran manusia

menuju kearah yang lebih positif, sedangkan dalam pengertian material dakwah dapat

6 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Fidaus, 1999), Cet, Ke- 1. h. 133 7 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikati, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet, Ke-1h. 1

Page 22: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

menimbulkan corak kegiatan manusia yang lebih menjanjikan masa depan bagi suatu

masyarakat.

Keberhasilan dakwah ditentukan oleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam

kegiatan dakwah. Salah satunya adalah lingkungan mad’u atau masyarakat, masyarakat

selalu berkembang sesuai dengan budayanya yang ikut menentukan perubahan suatu

masyarakat karena adanya perkembangan dari sisi masyarakat tersebut, termasuk

didalamnya tatanan sosial, keagamaan, dan pendidikan yang melingkupinya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat merupakan suatu kelompok serta

komunitas yang tidak dapat terpisah antara satu dan yang lain, terdiri dari berbagai

individu dan latar belakang yang berbeda-beda, dakwah merupakan salah satu cara dari

banyak macam cara untuk dapat menyatukan individu menjadi satu tatanan masyarakat

yang baik dan memiliki integritas spiritual dan moral yang berkualitas.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian, dengan mengangkat judul skripsi “Peran KH. Hasan Bisri. SH

M. Hum. dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat Semper

Timur-Jakarta Utara.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Skripsi ini di batasi hanya pada peran KH. Hasan Bisri dalam meningkatkan

Pemahaman keagamaan masyarakat Semper Timur Jakarta Utara

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini dinyatakan dalam kalimat Tanya

berikut ini:

Page 23: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

1. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam kegiatan ibadah?

2. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam muamalah?

3. Bagaimana peran KH. Hasan Bisri dalam pembinaan akhlak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui peran KH. Hasan Bisri dalam kegiatan ibadah masyarakat

Semper Timur.

b. Guna mengetahui peran KH. Hasan Bisri dalam muamalah

c. Untuk mengetahui peran KH. Hasan Bisri dalam pembinaan akhlak.

2. Manfaat Penelitian

1. Akademis

Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis

yaitu menambah wawasan keilmuan dakwah, khususnya tentang peranan dai

dalam dakwah Islam sebagai upaya untuk merubah tatanan kehidupan

masyarakat.

2. Praktis

a. Kepada para pembaca umumnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

motivasi bagi para mubaligh dalam mengkomunikasikan ajaran dakwah

kepada masyarakat.

Page 24: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

b. Sebagai masukan bagi masyarakat tentang pentingnya ajaran dakwah yang

telah dibawa oleh Rasulullah.

D. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif.

Sedangkan penulisannya bersifat deskriptif-analisis. Arah dan tujuannya adalah KH.

Hasan Bisri SH. M. Hum dalam berdakwah dan meningkatkan pemahaman keagamaan

masyarakat Semper Timur-Jakarta Utara.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dengan narasumber yang memiliki

keterkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

b. Observasi/Studi Lapangan

Pengmpulan data melalui studi lapangan dengan cara melihat dan mengamati

kondisi masyarakat tersebut . Kedua metode tersebut dilakukan secara simultan

dan saling melengkapi untuk memperoleh data yang valid dan layak untuk

menyelesaikan suatu permasalahan, maka observasi dan wawancara dilakukan

sedemikian rupa dengan berpedoman pada petunjuk-petunjuk yang digariskan

dalam metode riset.

2. Teknik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Sedangkan metode yang penulis pakai dalam menganalisis data adalah dengan

menggunakan metode analisis analitik, maksudnya adalah melaporkan data dengan cara

Page 25: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan data yang terkumpul apa

adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

3. Teknis Penulisan

Agar lebih mudah dipahami maksud dan tujuan dari pembahasan skripsi ini,

maka penulisannya disesuaikan dengan “Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi”, yang diterbitkan oleh Hikmat Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan beberapa pengecualian, yaitu:

a. Ayat-Ayat al-Qur’an tidak menggunakan footnote, melainkan hanya ditulis

nomor dan nama suratnya pada akhir ayat yang bersangkutan.

b. Terjemahan dari al-Qur’an dan hadits dan terjemahan kutipan dari bahasa

asing diketik dengan tulisan miring.

E. Sistematika Penulisan

Agar sistematika penjabaran (deskripsi) penelitian ilmiah ini, penulis

membaginya kedalam beberapa bab dan sub bab, di antaranya:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan dan batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Fokus Penelitian, terdiri atas pengertian peran, tinjauan sosiologis tentang

peran, pengertian pemahaman keagamaan, ruang lingkup pemahaman

keagamaan.

BAB III Profil dan Biografi KH. Hasan Bisri SH. M. Hum dan gambaran umum

masyarakat Semper Timur yang terdiri dari riwayat hidup KH. Hasan Bisri

Page 26: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

SH. M. Hum, Latar pendidikan, kegiatan dakwah yang dilakukan terdiri atas:

Bidang pendidikan, Sosial, Agama, dan Pemerintahan.

BAB IV Analisa Hasil Penelitian terdiri atas peran KH. Hasan Bisri SH. M. Hum

dalam meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat Semper Timur-

Jakarta Utara,pembinaan akhlak, dan peran muamalah.

AB VI Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran serta diakhiri oleh daftar

kepustakaan.

Page 27: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Peran

1. Pengertian Peran

Teori peran atau (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai

teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari

dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi.8

Peran pertama kali diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus

bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia

diharapkan untuk berperilaku secara tertentu.

Peran adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun begitu, definisi peran

adalah yang paling tidak jelas. Dalam literatur ditemukan lebih dari 100 definisi

tentang peran. Menurut Biddle dan Thomas, kebanyakan definisi itu menyatakan

bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang

diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan harus

dilaksanakan.9

Peran tidak dapat dipisahkan dari status (kedudukan), walaupun keduanya

berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. karena

yang satu tergantung pada yang lainnya dan sebaliknya, maka peran diibaratkan

8 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

2005), Cet, Ke-10, h.224 9 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1998), h. 667.

Page 28: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

seperti dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali,

seseoarng dikatakan memiliki peranan karena orang tersebut mempunyai status

dalam masyarakat, walaupun kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang

lain, akan tetapi masing-masing dirinya berbeda sesuai dengan statusnya.

Gross, Mason dan A.W.MC. Eachern, sebagaimana dikutip oleh David Barry

mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada

individu-individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.10

Harapan-harapan tersebut masih menurut David Barry, merupakan imbangan

dari norma-norma dimasyarakat. Artinya, seseorang diwajibkan untuk melakukan

hal-hal yang diharapkan dalam pekerjaannya, dan dalam pekerjaan-pekerjaan

lainnya.

Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa harapan

tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang

yang mempunyai peranan tertentu. Peranan adalah keikutsertaan seseorang dalam

suatu kegiatan bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai beberapa tujuan

tertentu.11

10

N, Gross W.S. Masson and AW. Mc. Eachern, Explorationin Role Analysis, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1995), Cet, Ke-3, h. 99 11 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikoligi sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), Cet, ke-

1 h.135

Page 29: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran

dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut:12

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c. Kedudukan orang-orang dalam perilaku

d. Kaitan antara orang dan perilaku.

Sedangkan menurut Anton M Moeliono (1990 : 667) peranan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan. Namun menurut Soerjono peranan adalah

merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan

hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya.13

.Dengan demikian Yang dimaksud dengan peran merupakan kewajiban-

kewajiban dan keharusan yang dilakukan oleh seseorang karena kedudukannya

didalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.

2. Tinjauan Sosiologis Tentang Peran

Proses sosialisasi sebagian besar tahapannya terjadi melalui belajar berperan,

suatu peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang untuk menduduki suatu

status tertentu, dan seseorang dapat menerima beberapa perangkat peran pada waktu

yang bersamaan, serta memangku berbagai macam peran yang memungkinkan

munculnya stress atau kepuasan dan prestasi.

Karena perilaku peran itu adalah perilaku aktual seseorang yang memerankan

suatu peran, dan yang dipengaruhi oleh perjanjian peran yang dramatis, dimana orang

12 Sarlito Wirawan Sarwono. h.215 13

Onong Uchjana Efendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung

Page 30: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

itu bertindak dengan suatu usaha yang disengaja untuk menyajikan citra yang

diinginkan bagi orang lain.

Harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain (pada umumnya)

tentang prilaku yang pantas, yang seyogianya ditunjukkan oleh seseorang yang

mempunyai peran tertentu. sebagai mana diakatakan oleh David Bery terdapat dua

macam harapan, yaitu harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peranan

dan harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peranan terhadap masyarakat.

Peran tidak hanya sebatas harapan-harapan, peran diwujudkan dalam perilaku

oleh aktor, seorang guru adalah aktor, dan perannya diwujudkan dalam bentuk

perilaku bahwa guru adalah sebagai pengajar dan pendidik, begitu juga halnya

dengan seorang kiai ia sebagai aktor, dan perannya diwujudkan dalam bentuk

perilaku bahwa kiai adalah seorang tokoh dan panutan serta contoh bagi umat

(masyarakat), maka hendaknya ia menjadi pembimbing bagi umat.14

Stean (1971) dan Davis (1986) menekankan pandangan sosiologi dan sosial

psikologis pada pekerjaan sosial, sementara Perlman (1986) menyatakan peranan

sosial adalah konsep yang berguna untuk memahami relasi dan kepribadian yang

menjadi kepentingan pekerjaan sosial.

Munson dan Balgopal, menganggap bahwa orang menduduki posisi dalam

struktur sosial dan setiap posisi memiliki peranan. Peranan adalah sekumpulan

harapan atau prilaku yang berhubungan dengan posisi dalam strukur sosial, dan

gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan dalam konteks relasi karena

hanya dalam relasi peranan dapat dikenali.

14 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi social, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2005), Cet, Ke-10, h.218

Page 31: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Peranan berasal dari harapan terhadap orang lain. Peranan mugkin ascribed

(misal menjadi wanita atau kulit hitam, cacat) dicapai melalui seuatu yang dilakukan

(misalnya menjadi penulis atau anggota parlemen). Kumpulan peranan adalah

kumpulan peranan yang bersamaan dalam posisi sosial tertentu. Complementarity

(saling mengisi) peranan ada jika peranan, perilaku dan harapan sesuai dengan

harapan dari orang-orang yang ada disekeliling. Konflik peranan ada jika satu

peranan tidak sesuai dengan peranan lain.

Konflik inter-peranan terjadi jika peranan-peranan yang saling berbeda yang

dipegang seseorang tidak sesuai. Konflik inter-peranan terjadi jika harapan dari orang

yang berbeda yang peranannya sama tidak sesuai.

Goffman memperlihatkan cara lainnya untuk melihat adanya peranan. Dalam

interaksi sosial orang mengetahui tentang orang lain melalui cara menangkap tanda-

tanda dari prilaku orang lain. kita dapat mempengaruhi cara pandang orang lain

dengan cara mengatur informasi, kita melakukan perbuatan yang dirancang agar

kesannya tepat. Peranan dalam pandangan ini adalah perbuatan yang dilakukan

karena adanya harapan sosial yang terkait dengan status sosial. Penampilan kita

biasanya di idealkan dan didalamnya terckup harapan sosial. Beberapa aspek peranan

sangat ditekankan sedangkan aspek lain disembunyikan.

Orang seringkali diberi stigma memberikan kesan pada orang lain tentang

aspek-aspek diri mereka yang tidak disetujui secara sosial.

Page 32: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

B. Pemahaman Keagamaan

1. Pengetian Pemahaman Keagamaan

Pemahaman keagamaan terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan keagamaan.

Pemahaman berasal dari kata “paham”, dalam kamus besar bahasa indonesia artinya

pengetahuan banyak, pengetahuan dan perkembangan dari rasa ingin tahu, yang

merupakan ciri khas manusia. yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan

terhadap masyarakat atau sesama manusia. Kata “paham” mendapat awalan “pe” dan

akhiran “an” menjadi pemahaman, yang memiliki arti proses, cara perbuatan

memahami atau memahamkan.15

Menurut Emile Durkheim, melihat agama tidak lain merupakan sistem

keyakinan dan praktik terhadap hal-hal yang sakral, yakni keyakinan yang

membentuk suatu moral komunitas pemeluknya. Moral komunitas ini

memperlihatkan bahwa agama berfungsi sebagai perekat atau kohesi sosial antara

satu sama lain yang mengintegrasikan manusia kedalam satu ikatan moral yang

kolektif. Manusia disini berada pada posisi pasif yang diatur berdasarkan sistem moral yang menjadikannya sebagai bagian yang terintegrasi dalam mekanisme

kelembagaan masyarakat.16

Agama, kata “agama” dalam bahasa indonesia berarti sama dengan kata din

dalam bahasa arab, atau dalam bahasa-bahasa eropa sama dengan (Religion). Agama

berasal dari bahasa sansakerta yang berarti “tidak pergi, tetap ditempat, di warisi

turun temurun”. Adapun kata din mengandung arti “menguasai, menundukkan,

patuh, utang, balasan atau kebiasaan”.17

Agama adalah merupakan realitas yang melingkupi manusia. Ia senantiasa

muncul dalam berbagai dimensi dan sejarah kehidupannya. Karena itu, tidak mudah

15

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,

2005) Cet Ke-3, h.813 16

Irwan Abdullah, Ibnu Mujib, M. Iqbal Ahnaf, Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan

Global, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) Cet, Ke-1, h. 4 17

Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999) Cet, Ke-6, h. 63.

Page 33: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

untuk memberi definisi yang dapat menampung semua persoalan esensial yang

terkandung di dalamnya. Dapat dipastikan bahwa pendekatan apapun yang akan

dilakukan oleh para ahli akan selalu diwarnai oleh latar belakang pemikiran yang

digelutinya.

Kata agama, secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta yang tersusun dari

kata “a” berarti “tidak” dan “gam” berarti “pergi”. Dalam bentuk harfiah yang

terpadu, kata agama berarti tidak pergi, tetap ditempat, langgeng, abadi yang

diwariskan secara terus-menerus dari satu generasi ke generasi lainnya. Secara

umum, kata agama berarti tidak kacau yang secara analisis-kritis diuraikan dengan

cara memisahkan kata demi kata: “a” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”.

Jadi, orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan

sungguh-sungguh tidak akan pernah mengalami kekacauan atau kepribadian yang

pecah.18

Kata agama, secara terminologis, memiliki arti yang berbeda-beda sesuai dengan

pendapat ahli yang mengemukakannya.

1. Jhon R. Bennet mengartikan agama sebagai penerimaan atas tata aturan

terhadap kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan-kekuatan

yang dimiliki manusia.

2. Frans Dahler memberikan definisi agama sebagai hubungan antara manusia

dan sesuatu kekuatan suci yang lebih tinggi dari manusia sehingga ia

berusaha untuk mendekatinya dan memiliki rasa ketergantungan kepadanya.

18 Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai-Rasa Transendental Bersama

Al-Qur’an, (Bandung: Tafakur Humaniora, 2005) Cet, Ke-1 h. 1.

Page 34: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

3. Karl Mark berpendapat bahwa agama adalah keluh-kesah dari makhluk yang

tertekan hati dari dunia yang tidak berhati, jiwa dari keadaan yang tidak

berjiwa. Menurut pendapatnya agama menjadi candu bagi masyarakat.

4. Ulama Islam mendefinisikan agama sebagai undang-undang kebutuhan

manusia dari tuhannya yang mendorong mereka untuk berusaha agar

tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.19

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa agama merupakan

satu system-credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas sesuatu yang mutlak di

luar manusia. Agama juga satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang

dianggapnya mutlak. Juga, sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan

antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan alam lainnya

yang sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan peribadatan yang dimaksud.

Al-Quran telah mengungkapkan bahwa Allah Swt. Menyimpankan agama pada

lubuk jiwa manusia:

Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetapkanlah atas

fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu. (QS Al-Rum

30:30).

Saat berbicara tentang para nabi, imam Ali menyebutkaan bahwa mereka diutus

untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian, yang telah diikat oleh fitrah mereka,

yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak tercatat

diatas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah, tetapi terukir dengan pena ciptaan

19

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, h. 3

Page 35: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Allah dipermukaan kalbu dan lubuk fitrah manusia, dan diatas permukaan hati nurani

serta di kedalaman perasaan batiniah.20

Hal tersebut dikemukakan bukan untuk pembuktian atau argumentasi, melainkan

untuk menegaskan bahwa Islam adalah yang pertama kali menemukan dan

menandaskan bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia.

Secara garis besar, agama dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk: agama

samawi (wahyu) dan agama ardli (budaya). Agama samawi adalah agama yang

diwahyukan dari Allah melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya untuk disampaikan

kepada umat manusia. Agama ardli adalah agama yang bukan berasal dari Allah

dengan jalan wahyu, melainkan karena antropologi yang terbentuk dari adat-istiadat

yang kemudian melembaga (terjadi institusionalisasi) dalam bentuk agama.

Dalam perkembangan sejarahnya, kedua agama itu mengalami distorsi-distorsi

karena kurang penjagaan terhadapnya atau mengalami proses penyesuaian. Pada

agama wahyu yang dilestarikan dalam bentuk tradisi lisan dapat mengalami

penyimpangan karena adanya usaha untuk mengubah ajaran dari warna aslinya.

Karena itu, boleh jadi, ajaran-ajaran manusia terbawa masuk kedalam agama wahyu.

boleh jadi pula agama wahyu mengalami penambahan atau perubahan secara total,

mulai dari sistem atau konsep kepercayaan sampai sistem ritualnya. Konsep

kepercayaan pun mungkin mengalami perubahan dari politeisme, atau sebaliknya,

dari monoteisme berubah menjadi politeisme. Demikian pula sistem ritualnya.21

Kata agama dalam bahasa arab biasa ditransliterasikan dengan ad-din. Dalam

kamus al-munjid, kata din memiliki arti harfiah yang cukup banyak: pahala,

20

Murtadha Muthahhari, Membumikan Kitab Suci, Manusia dan Agama, (Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2007) Cet, Ke- 2 h. 51 21

Murtadha Muthahhari , h. 5.

Page 36: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

ketentuan, kekuasaan, peraturan, dan perhitungan. Di dalam kamus al-muhith, kata

din diartikan dengan kekuasaan, kemenangan, kerajaan, kerendahan hati, kemuliaan,

perjalanan, peribadatan, dan paksaan.

Din juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi, baik

dalam bentuk perintah yang wajib di laksanakan maupun berupa larangan yang harus

ditinggalkan dan pembalasannya.

Unsur-unsur penting dalam agama ialah:

1. kekuatan ghaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat kepada

kekuatan ghaib itu sebagai sebagai tempat permohonan pertolongan,

manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan ghaib

tersebut dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangannya.

2. keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaan

hidupnya diakhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan

ghaib di maksud, tanpa adanya hubungan yang baik itu, manusia akan

sengsara hidupnya dunia dan akhirat.

3. Respon yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk perasaan

takut, atau perasaan cinta, selanjutnya respon itu mengambil bentuk

pemujaan atau penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat

yang bersangkutan.

4. paham adanya yang kudus (The Sacred) dan suci, seperti kitab suci, tempat-

tempat ibadah, dan sebagainya.

Keagamaan berasal dari kata “agama”, dalam kamus bahasa indonesia artinya

ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada

Page 37: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia dan manusia serta lingkungannya. Keagamaan artinya yang berhubungan

dengan agama.

Thomas F.O.’ DEA memakai definisi yang banyak dipakai dalam teori

Fungsionalis. Agama ialah pendayagunaan sarana-sarana supra-empiris untuk maksud-maksud nonempiris atau supra empiris.22

Al-Quran telah mengungkapkan din sebagai istilah generik dalam berbagai

bentuk sebanyak 94 kali yang termuat dalam 40 surat. Dan istilah din yang diartikan

sebagai agama terdapat pada surat al-taubah dan al-kafirun.

$��� 8n5�R��� o����I�� p��3��4�$I

fQ�E4d=>���) ATq5�$� A�r�3=>��

p�!&�d:s�5> ��!� ,-F5t���� �5��c�su

��3>$� #�v&ou

6w�b9�%:;4☺=>�� ,vvA

“dialah yang telah mengutus rasulnya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran)

dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun

orang-orang musyrik tidak menyukainya. (9:33)

Salah satu sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia adalah

nilai Ilahi. Nilai ini dititahkan tuhan melalui rasul-Nya dalam bentuk perintah

bertakwa, iman, dan adil yang diabadikan dalam wahyu-Nya. Kebenaran nilai ini

sangat mutlak. Boleh jadi, konfigurasi dari nilai-nilai itu dapat mengalami

perubahan. Namun, secara intrinsik, ia tidak akan pernah berubah.23

Sebagai sebuh nilai Ilahi mengalami proses aktualisasi dalam bentuk

penggunaan religi (agama). Religi inilah yang kemudian menyebarkan nilai-nilai

Ilahi kepada manusia dalam kehidupannya. Dalam proses aktualisasi, nilai Ilahi akan

22

Drs. D. Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1983), Cet, ke-1,

h.34 23 Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai-Rasa Transendental Bersama

Al-Qur’an, (Bandung: Tafakur Humaniora, 2005) Cet, Ke-1 h. 71

Page 38: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

berhadapan dengan sumber kedua pranata manusia, yaitu nilai insani. Ia merupakan

nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia. Ia hidup dan berkembang dari

peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan

kebenarannya bersifat relatif (nisbi) yang dibatasi ruang dan waktu.24

Dalam bahasa arab agama sering disebut dengan menggunakan kata (din),

terutama dalam ilmu keIslaman, sehingga istilah ini banyak disebut dalam khazanah

keilmuan dan budaya Islam. kendati demikian Din (agama) memiliki beberapa

pengertian.

a. Agama (Din) mengandung arti jalan hidup yang benar dan lurus

b. Murni dan bebas dari segala bentuk perbuatan syirik

c. Pedoman hidup satu-satunya yang sah dan benar

d. Manusia diperintahkan untuk mematuhi ajaran Din (agama) secara

konsisten.25

Dengan demikian pengamalan keagamaan dalam ajaran agama Islam disama

artikan dengan ibadah. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah

sebagai berikut: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari

dengan ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larang-Nya atau

dengan kata lain segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Allah, untuk

mendapatkan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat

maupun terhadap alam semesta.

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiayah, yang dikutip oleh Yusuf Al- Qardahawi,

memandang ibadah dengan sangat dalam dan lebih luas. Ia menguraikan makna

24

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, h.72 25 Alfatun Mukhtar, Tunduk Kepada Allah, Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan

Manusia, (Jakarta: Khazanah Baru, 2001), Cet, Ke-1, h.24

Page 39: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

ibadah sampai kepada unsur-unsurnya yang luas. Menurut bahasa yaitu sikap taat dan

tunduk, secara maksimal ia juga mengungkapkan suatu unsur baru yang sangat

penting peranannya baik dalam Islam maupun setiap agama.26

Dalam Ensiklopedia Islam ibadah secara lughawi berarti mematuhi, tunduk,

berdoa, berserah diri. Dalam Al-Qur’an terdapat kata ta’budu dalam arti taat, seperti

dalam surat yasin ayat 60 yang berbunyi:

x *3>�� :E�d:��� �[bf�3>�� T/�0!�!F

!z���$b w�� {Z ���4EL��3 2-3|=}~>�� �

p`N+�� �)bf3> ��4E!� �T8�Ll. ,5�A

“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu hai bani adam supaya kamu

tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu bagi kamu adalah musuh yang

nyata.”

2. Ruang Lingkup Pemahaman Keagamaan

Islam sebagai agama samawi yang datang terakhir sebagai koreksi bagi agama

yang telah datang terlebih dahulu dan memiliki pengikut sekitar satu seperempat

milyar pada akhir abad ke dua puluh, secara historis mempunyai keunikan dalam

penyebarannya:

a. Dalam waktu relatif singkat dapat menembus seluruh bagian dunia (semua

benua), dan mampu menjangkau semua ras dan bahasa.

b. Waktu permulaan pengembangannya yaitu zaman rasul dan pemantapan

eksistensinya, hanya menimbulkan korban jiwa paling sedikit. Selama konflik

fisik pada zaman rasul SAW tidak lebih dari seribu orang yang meninggal,

baik dari pihak musyrikin atau mukminin.

26

Yusuf Al-Qordahawi, Ibadah dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1998), h.41

Page 40: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

c. Jika Islam sudah memasuki suatu daerah, dapat dikatakan tidak dapat dihapus

dari daerah itu.

Kenyataan ini akan berbeda jika dibandingkan dengan agama lain, baik agama

hindu, yahudi, maupun agama kristen yang mempunyai masa dakwah jauh lebih lama

dari masa dakwah yang dilakukan agama Islam. Hanya dalam kurun waktu 23 tahun

Islam sudah memiliki banyak penganut baik di jazirah arab dan yang lainnya.

Para pengamat agama pada umumnya mencatat beberapa keunggulan Islam

secara konseptual, yaitu:

1. Konsep teologi Islam yang didasarkan pada prinsip “tauhid” sebagai konsep

monotheisme dengan kadar paling tinggi, konsep tauhid ini melahirkan

wawasan kesatuan moral, sosial, ritual, malah bahkan memberikan kesatuan

identitas kultural.

2. Konsep tentang kedudukan manusia dalam hubungannya dengan tuhan dan

hubungannya dengan sesama manusia bahkan sesama makhluk, juga

hubungannya dengan alam semesta, hubungan-hubungan tersebut berada

dalam jaringan kerja (network) peribadatan dan ke khilafahan yaitu fungsi

ibadah dan khilafah.

3. Konsep keilmuan, sebagai bagian integratif dari kehidupan manusia.

4. Konsep ibadah dalam Islam, disamping menyentuh aspek-aspek ritual

(ta’abbudy), juga menyentuh aspek sosial (ijtima’iy), dan aspek kultural

(tsaqafy).27

27 Muahammad Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: LantaBora

Press, 2005) Cet-3 h. 3-5

Page 41: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Al-Quran dan al-sunnah adalah kitab yang harus dijadikan sebagai sumber

rujukan pemahaman ibadah dan akidah, yang telah tertancap pertama kali

dipermukaan bumi dan menghapus jahiliah. Serta menjadikan kita sebaik-baik umat

yang ditampilkan untuk kebaikan manusia. Itulah wahyu Allah pada muhammad

SAW. Yang kemudian ia ajarkan kepada manusia sebagai tuntunan untuk

mendapatkan kebahagiaan baik di dunia dan akhirat.28

Pemahaman keagamaan merupakan segala upaya untuk memahami nilai-nilai

keagamaan yang terdapat dalam islam yang diajarkan maupun yang dilaksanakan

oleh pemeluk agama.29

Sebagaimana tugas dan risalah manusia dalam kehidupan ini yang diciptakan

untuk menyembah kepada Allah SWT Dan senantiasa mencari kebenaran atas nilai

yang berlaku dalam agama, sebagai upaya untuk mengerti dan paham akan kebenaran

yang datangnya dari sang pencipta alam. sebagaimana pula janji manusia ketika

masih berada di alam rahim ketika Allah bertanya kepada jabang bayi yang berada

dalam rahim sang ibu, Allah berfirman. alastu bi rabbikum? Qoluu balaa (bukankah

aku ini tuhanmu? Kemudian seraya menjawab benar engkau adalah tuhanku) dengan

demikian memang sudah suatu kepatutan dan hendaknya manusia taat dan tunduk

kepada Allah SWT dengan memahami semua sifat-sifat ketuhanan yang dimilikinya.

Bentuk dari ketaatan kepada Allah SWT tidak hanya direalisasikan melalui

ibadah, tetapi lebih kepada pemahaman terlebih dahulu sebelum melaksanakan

berbagai aktifitas keagamaan tersebut. kata ibadah itu sendiri berarti perbuatan yang

dilakukan oleh seseorang untuk menghubungkan dan mendekatkan dirinya kepada

28 Syaikh Mushthafa Masyhur, Fikih Dakwah, (Jakarta: Al-I’tishom, 2000) Cet-1 h.102 29

Syaikh Mushthafa Masyhur, h.103

Page 42: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Allah sebagai tuhan yang disembah. Dan orang yang melakukan ibadah disebut ‘abid

(subjek) dan yang disembah disebut ma’bud (objek).

Pemahaman keagamaan mempunyai dua macam bentuk:

1. Ibadah khusus (mahdah, ritual) merupakan bentuk ibadah yang mengandung

hubungan dengan Allah semata-mata (vertikal atau hablumminAllah). Ciri-

cirinya, ketentuan dan aturannya telah ditatapkan secara rinci melalui

penjelasan Al-Quran dan sunnah. baik bentuk, maupun tempatnya (seperti:

sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, penyelenggaraan jenazah, i’tikaf,

sumpah dan kafarat, nazar, kurban dan akikah.

2. ibadah dalam arti umum (ghair mahdah, pelayanan) atau yang menyangkut

dengan pelayanan sosial sedangkan bentuk ibadah umum merupakan bentuk

kegiatan umum yang bernuansa keagamaan, mengandung nilai keagamaan,

tetapi tidak ditentukkan secara ketat dan eksplisit dalam ajaran atau doktrin

agamanya (seperti: sikap saling tolong menolong, menjenguk tetangga sakit,

jujur, ikhlas, sabar, berbuat baik serta menyambung tali silaturahmi).30

Menurut Ibnu Taimiyah, pemahaman keagamaan dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa kelompok, yaitu:

a. Kewajiban-Kewajiban atau rukun-rukun syariat seperti: shalat, puasa, zakat,

dan haji.

b. Tambahan dari kewajiban-kewajiban diatas dalam bentuk ibadah sunah

seperti: dzikir, membaca Al-Quran, do’a dan istighfar.

30

Nanang Kahmad, Metode Penelitian Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet, Ke-2, h. 16

Page 43: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

c. Semua bentuk hubungan sosial yang baik dan memenuhi hak-hak manusia,

seperti: berbakti kepada orang tua, menghubungkan tali silaturahmi, berbuat

baik kepada fakir miskin, dan lainnya.

d. Akhlak yang bersifat kemanusiaan (Akhlak Insaniyah), seperti benar dalam

berbicara, menepati janji dan menjalankan amanah.

e. Akhlak yang bersifat ketuhanan (Akhlak Rabbaniyah), seperti: mencintai

Allah dan Rasul-rasulnya, takut kepada siksanya, ikhlas dan ridho atas segala

ketentuannya.

Page 44: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

BAB III

BIOGRAFI KH. HASAN BISRI SH. M. Hum DAN GAMBARAN UMUM

MASYARAKAT SEMPER TIMUR (JAKARTA UTARA)

A. Biografi Hasan Bisri

1. Riwayat hidup KH. Hasan Bisri

Kyai Hasan Bisri lahir di Bangkalan Madura pada tanggal 17 april tahun

1940. dari pasangan H. Tosin dan Hj. Ratih. Meskipun lahir dari keluarga yang

berkecukupan ayahnya tergolong petani yang sukses karena memiliki banyak lahan

luas dan menghasilkan materi yang cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari,

namun Hasan Bisri tidak serta merta mengandalkan fasilitas yang ada. Nuansa

keagamaan yang tertanam dengan baik dalam keluarga dan pola pendidikan dari

sang ayah yang cukup disiplin dalam mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai

agama yang menjadikannya memiliki pendirian dan kepribadian disiplin dalam

hidup.31

Nama asli beliau sebelum berubah menjadi Hasan Bisri bernama Tilan,

budaya yang berlaku di daerah kelahirannya, bahwa orang yang telah melaksanakan

ibadah haji ternyata menjadi pengaruh terhadap perubahan nama seseorang. Setelah

ia melaksanakan ibadah haji pada umur tujuh belas tahun namanya berubah menjadi

Hasan Bisri. dan itu berlaku hingga saat ini.

Keseharian yang sederhana, pintu rumah yang selalu terbuka bagi siapa

saja dan keluasan ilmu yang dimiliki. Menjadikan banyak orang terpikat dan hormat

31

Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri, Minggu 26 oktober

Page 45: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

kepadanya. Sebagai figur dan panutan bagi masyarakat ia berusaha mengayomi dan

membimbing dengan keikhlasan dan kesabaran. Sosok seorang dai yang tidak

pernah kenal lelah dan letih dalam mengamalkan ilmunya serta mengembangkan

dakwahnya terhadap masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat Semper Timur

pada khususnya. Hal ini yang menyebabkan ia banyak disenangi kawan dan disegani

lawan.

Hasan Bisri aktif di berbagai bidang, baik yang bersifat formal dan non

formal. Hal tersebut nampak dari aktifitasnya disamping sebagai dai, ia juga sempat

menjadi Hakim pada Pengadilan Agama Jakarta Timur, karyawan direktorat badan

peradian agama, Departemen Agama RI, dan Dosen di Fakultas Hukum Universitas

Islam Asyafiiyah.

Dalam hidupnya ia mengalami tiga kali menikah, namun bukan karena ia

seorang penganut poligami. Hasan menuturkan, bahwa istri pertamanya wafat saat

usia perkawinannya baru lima tahun, dan meninggalkan dua orang anak. Istri

keduanya juga wafat karena sakit, meninggalkan empat orang anak. Dan pada tahun

1985 ia menikah dengan Asmawati SH dan berlangsung hingga saat ini. dari tiga

istrinya ini Hasan Bisri dikaruniai sembilan anak. Ada yang sudah berkeluarga ada

pula yang masih sekolah.

Ia menuturkan ada dua alasan mendasar kenapa ia tidak mau hidup

menyendiri, pertama, kelanjutan pembinaan anak-anak. Kedua, sebagai lelaki

normal hidup sendiri, bisa timbul melakukan maksiat. Dan ternyata mencari istri

tidak semudah membalikkan telapak tangan, saya harus istikharah meminta petunjuk

allah SWT.

Page 46: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

2. Latar Pendidikan KH. Hasan Bisri SH. M. Hum

Sebagaimana kebanyakan para tokoh yang memiliki latar pendidikan. Kyai

Hasan Bisri berangkat dari cita-cita yang sangat mulia ingin menjadi seorang

mubaligh dan menjadi insan yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan

didorong dengan latar belakang keluarga yang notabene sangat kuat dan kental

dengan nilai agama. Pendidikan keluarga yang telah membentuk pribadinya cinta

akan ilmu pengetahuan baik yang sifatnya umum atau agama.

Hasan Bisri pertama kali sekolah di pondok pesantren Toncung, Burneh.

Dibawah pimpinan KH. Mastufah. setelah lulus dari pondok pesantren toncung

kemudian melanjutkan sekolah di SDI Daarul Ulum Jombang Jawa Timur dibawah

asuhan KH. Mustain Romli, saat itu usia beliau masih kanak-kanak namun sudah

lepas dari orang tua. lulus pada tahun 1956. setelah lulus melanjutkan ke pondok

pesantren Muallimin Uliya Darul Ulum peterongan, yang masih bertempat di

Jombang Jawa Timur lulus pada tahun 1962.32

Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi, hal itu disebabkan oleh orang tuanya yang hanya sanggup

menyekolahkan sampai lulus Madrasah Aliyah, bukan karena tidak mampu secara

materi. Hal itu lebih bertujuan untuk mendidik agar ia berusaha dengan keringatnya

sendiri bila ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasan tidak pernah

menyesali keputusan yang telah di berikan. Kecintaan terhadap ilmu dan selalu

32

Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri, Minggu 26 oktober

Page 47: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

merasa kurang dan bodoh akhirnya hijrah dari kampung halaman untuk pergi

menuntut ilmu.

Surabaya menjadi tempat tujuan beliau untuk menimba ilmu ketingkat

yang lebih tinggi, Fakultas Syariah IAIN Surabaya merupakan tempat pertama kali

beliau menuntut ilmu di perguruan tinggi, ia lulus sebagai sarjana muda pada tahun

1967. dari Surabaya kemudian beliau hijrah ke Jakarta guna mendapatkan gelar

sarjana lengkap, beliau melanjutkan studi pada Fakultas Syariah IAIN Jakarta, lulus

tahun 1983.

Sifat yang haus akan ilmu pengetahuan dan sudah menjadi keyakinan yang

tertanam dalam dirinya bahwa ilmu menjadi sangat penting dibandingkan dengan

harta dan lainnya, pada tahun 1988 beliau masuk Fakultas hukum Universitas Islam

Asyafiiyah (UIA) lulus pada tahun 1993, agaknya beliau masih kurang puas dengan

pendidikan yang telah dirasakanya dan kemudian melanjutkan studi pasca sarjana

(Program Magister Ilmu Hukum) (S2) pada Universitas Muhammadiyah Jakarta

(UMJ) lulus pada tahun 1998, sebagai seorang tokoh dan sekaligus ayah bagi para

anak-anaknya beliau lebih memilih untuk mewariskan ilmu dibandingkan harta.

Sebagaimana para nabi tidak mewariskan harta akan tetapi ilmu pengetahuan yang

di wariskan sebagai bekal untuk kehidupan.

3. Kegiatan Dakwah

Sebagai hakim di perbagai pengadilan agama di Jakarta memberikannya

banyak pengalaman dalam menjalani kehidupan. Khususnya ketika menghadapi

Page 48: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

kasus-kasus yang berkenaan dengan permasalahan keluarga. Baik yang terkait

dengan hak waris sampai kepada kasus perceraian.33

Sebagai mantan hakim sekaligus sebagai dai yang memiliki banyak

tanggung jawab baik terhadap umat dan terlebih kepada allah SWT. Beliau selalu

berusaha membina dan mengajarkan kepada para masyarakat Semper Timur pada

khususnya dengan sabar dan istiqomah. Kegiatan sehari-hari Hasan Bisri setelah

pensiun sebagai pegawai negri sipil ia lebih mengkonsentrasikan dirinya untuk

berdakawah kepada masyarakat.

Hasan bisri banyak mengisi pengajian di Masjid dan Majlis Ta’lim yang

terdapat di kelurahan Semper sebagai media untuk dapat memberikan pengajaran

dan pembinaan terhadap masyarakat dengan ilmu dan pengetahuan keagamaan yang

dimilikinya dengan melihat potensi yang ada dalam masyarakat. Dari berbagai

kegiatan yang beliau lakukan diantaranya adalah:

a. Guru Agama di Surabaya dari tahun 1962s/d 1969

b. Pegawai direktorat Badan Peradilan Agama, Departemen Agama RI 1970 s/d

1986

c. Mantan Hakim pada Peradilan Agama Jakarta Timur dan Jakarta Selatan

1998 s/d 1999

d. Dosen di Fakultas Hukum UIA 1998 s/d 2000

e. Sekjen BKM (Badan Kesosialan Madura) DKI Jaya 1979 s/d 1982

f. Ketua Umum IKAMA DKI Jakarta 1996 s/d 2000

g. Ketua Dewan Syuro PKB Jakarta Utara 1998 s/d 2003

33

Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri, Minggu 26 Oktober

Page 49: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

h. Ketua NU Bidang Mustasyar Cabang Jakarta Utara 1997s/d 2001

i. Ketua MUI Jakarta Utara 2001 s/d 2005

j. Penasihat FKMM Se-Jabotabek 2000 s/d 2007

Kegiatan dan amanah berupa jabatan yang beliau pimpin di atas, semua

memiliki nilai-nilai dakwah baik secara implisit maupun eksplisit. Karena pada

dasarnya dakwah sudah demikian mendarah daging dalam dirinya, dan sebagai cita-

cita guna memperoleh generasi yang baik dan masyarakat menjadi terbuka baik

pikiran dan hatiya untuk terus belajar dan mengamalkan nilai-nilai keagamaan.

B. Masyarakat Semper Timur

1. Letak Geografis

Kelurahan Semper Timur merupakan pemekaran wilayah kelurahan

semper menjadi kelurahan semper barat dan semper timur berdasarkan surat

keputusan gubernur DKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1986 tentang pemecahan,

penetapan batas, perubahan nama kelurahan yang kembar, penetapan luas wilayah

kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta.

Luas wilayah kelurahan semper timur 316,150 Ha dengan batas-batas:

a. Sebelah utara : jalan raya cilincing

b. Sebelah selatan : kali gubuk genteng

c. sebelah timur : batas tembok komp. Ex Gaya Motor Jl. Pedongkelan/kali

cakung lama/kali ketapang/pagar tembok PT Puninar Raya.

d. sebelah barat : Jalan Raya Cakung Cilincing.

Page 50: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dari luas wilayah tersebut 50% merupakan pemukiman penduduk, sedang

50% lainnya berupa tanah kosong, industri dan pergudangan serta tempat

pemakaman umum (TPU).34

2. Kondisi Demografi

Kelurahan Semper Timur terbagi dalam 10 RW dengan 97 RT. Dari 10

Rukun Warga tersebut 3 RW merupakan komplek pemukiman yaitu RW. 01 adalah

komplek TNI AL Dewa Kembar, RW. 08 adalah komplek Ex PT Gaya Motor, dan

RW. 09 merupakan komplek Polisi Air dan Udara (POLAIRUD), sedangkan tujuh

RW lainnya merupakan perkampungan biasa yakni dikenal dengan Kebantenan

yaitu RW. 02, 04, 05, 06, 07, sedangkan RW 03 terdiri dari kampung Semper dan

kampung Sungai Begog, untuk RW. 10 dikenal dengan Rawa Malang.

Kondisi masyarakat Semper Timur secara keseluruhan sangat heterogen

yang terdiri dari berbagai suku dan etnis sehingga diperlukan pola-pola tertentu

untuk tetap terpeliharanya ketentraman dan ketertiban wilayah.

3. Data Kependudukan

Organisasi RT/RW merupakan organisasi kemasyarakatan yang telah

tumbuh berkembang atas prakarsa dan inisiatif masyarakat dan telah berperan nyata

dalam upaya mewujudkan kerukunan tetangga dan warga masyarakat serta

menciptakan hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintah.

Untuk itulah terus dilakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan

kinerja RT dan RW baik dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat

34

Hasil survei di kelurahan Semper Timur

Page 51: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

maupun juga dalam rangka pemberdayaan masyarakat itu sendiri sehingga nilai

kegotongroyongan dan keswadayaan masyarakat terus meningkat disamping tetap

terpeliharanya ketentraman dan ketertiban lingkungan yang kondusif.35

Semper Timur terbagi dalam sepuluh RW dengan sembilan puluh tujuh

RT. Dari sepuluh rukun warga tersebut tiga RW merupakan komplek pemukiman

dan tujuh RW lainnya merupakan perkampungan biasa. Jumlah penduduk secara

keseluruhan masyarakat Semper Timur dua puluh sembilan ribu enam ratus lima

puluh satu orang dengan klasifikasi lima belasa ribu lima ratus sembilan terdiri atas

laki-laki dan empat belas ribu seratus empat puluh satu perempuan.

Dengan demikian dapat dilihat, bahwa masyarakat semper timur sangat

heterogen baik jumlah penduduknya yang cukup besar dan kaum urban yang datang

dan menjadi penduduk tetap di wilayah tersebut

4. Sarana-Sarana Sosial Keagamaan

a. Masjid

Masjid adalah tempat yang digunakan umat islam untuk melaksanakan

ibadah-ibadah yang telah diatur oleh agama seperti sholat, I’tikaf dan lain-lain.

Pada zaman pra islam tempat disekitar ka’bah dinamakan masjid, Abu Bakar

membangun sebuah tempat untuk sholat didekat rumahnya di makkah sebelum

hijrah ke madinah. Namun prototipe pertama adalah masjid quba di madinah.

Terdapat keragaman gaya bangunan masjid, namun terdapat beberapa

elemen utama. Syarat utama sebuah masjid adalah tersedianya ruangan besar

untuk menjalankan sholat, baik beratap maupun tidak beratap yang didalamnya

35

Hasil survei di kelurahan Simper Timur Jakarta Utara

Page 52: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

jamaah membentuk barisan di belakang posisi imam untuk menjalankan sholat

berjamaah, seseorang tidak diperkenankan berdiam diruangan ini kecuali dalam

keadaan suci dari hadas besar.36

Masjid merupakan sesuatu yang amat krusial dan penting dalam

penyebaran ajaran agama islam, karena ajaran islam disampaikan melalui

dakwah dan masjid menjadi wadah bagi para madu untuk berkumpul

didalamnya dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh dai. Pada zaman

rasul masjid menjadi pusat kegiatan dakwah baik yang bersifat formal atau non

formal.

Sama halnya ketika para wali melakukan penyebaran ajaran islam,

mereka pertama kali membangun surau-surau yang kemudian menjadi masjid

sebagai fasilitas dan media dakwah, sebagai langkah awal untuk mempermudah

bagi para khalayak untuk mendengarkan ceramah-ceramah yang disampaikan.

Sedangkan di Semper Timur ada beberapa sarana peribadatan yang biasa

digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah dan kegiatan-kegiatan

lainnya. Sarana-sarana beribadatan tersebut sebagai berikut:37

Nama Masjid Alamat Nama Pengurus

Al-falah Rt. 010 Rw. 01 H. Istingal

Al Hidayah Rt. 004 Rw. 02 HM Soeparjo

Nurul Jihad Rt. 007 Rw. 02 Guarso

Unwanus Sa’adah Rt. 001 Rw. 03

Nurul Iman Rt. 006 Rw. 010 H. A Syakur

36 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) Cet Ke-3 h. 263 37

Hasil survei di kelurahan Semper Timur

Page 53: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Baabu Takwa Rt. 006 Rw. 04 A. E. Lubis

Nurul Mu’min Rt. 005 Rw. 06 Drs. H. Sayuti

At Taufik Rt. 007 Rw. 07 KH. Ichsanuddin

Masrotu Tanzih Rt. 001 Rw. 07 A. Tohir Hasim

Al Muttaqin Rt. 001 Rw. 08 H D Thoha

Al Hidayah Rw. 09 AIRUD Dr. Asnawi

Al Quba Rt. 001 Rw. 05 M. Aminun

Baitur Rahman Rt. 003 Rw. 02 H. Fajri Ali Fatah

Baitur Rahim Rt. 007 Rw. 03 Usman

Nurul Iman Rt. 001 Rw. 04 H. Sumanta MD

b. Majlis Ta’lim

Majlis ta’lim berasal dari kata bahasa arab yang berarti tempat duduk.

Majlis berasal dari kata jalasa, yajlisu, jalsan, majlis merupakan isim makan

(kata keterangan tempat), sedangkan kata ta’lim berasal dari kata alima,

ya’lamu, ilman, ta’liman, yang berbarti mengajarkan.38 Majlis ta’lim secara

bahasa adalah tempat duduk untuk melaksanakan pengajaran dan syiar dakwah

islam.

Dalam kamus pintar agama islam, kata majlis adalah dewan sidang,

rapat, sedangkan kata ta’lim berarti belajar, dari dua kata tersebut maka majlis

ta’lim adalah tempat pengajian yang biasa disediakan di masjid atau tempat lain

secara berkala, dan seorang kyai atau mubaligh tampil untuk memberi ceramah

atau pengajian agama.39

38

Asad M. Kalah, Kamus Bahasa Indonesia Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), Cet Ke-2 h. 8 39 Nurul Huda, Pedoman Majlis Ta’lim, (Jakarta: Koordinasi Dakwah Islam, 1990), Cet Ke-2 h.

5

Page 54: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dalam Ensiklopedi Islam majlis berarti tempat duduk ”atau” sesi

pertemuan kalangan bangsawan didalam tenda badui, pendengar dalam

pengajaran seorang syeikh, atau dapat berarti juga sebuah pertemuan, badan

penetap keputusan, atau parlemen.

Majlis ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bersifat

non formal, yang senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia,

mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jamaahnya sebagai

upaya untuk memberantas kebodohan dan yang lebih penting guna

meningkatkan pengamalan keagamaan yang telah didapat pada majlis tersebut

agar bahagia dan sejahtera baik dunia maupun akhirat.

Majlis ta’lim berfungsi sebagai lembaga yang bertugas untuk membina

dan mengembangkan hubungan masyarakat agar terciptanya manusia yang

bertakwa kepada allah SWT. Majlis ta’lim dalam system pembelajarannya

berkala namun teratur, berbeda halnya dengan lembaga-lembaga formal seperti

sekolah yang sistem pembelajarannya wajib dilaksanakan setiap hari dan diikuti

oleh murid. Sedangkan majlis ta’lim sistem pembelajarannya lebih di khususkan

kepada penyampaian materi-materi keislaman.

Majlis ta’lim adalah lembaga dakwah dan berfungsi sebagai lembaga

pengajaran masyarakat islam yang tumbuh dan berkembang pada suatu

lingkungan. Dari kegiatan dakwah itulah diharapkan terbinanya kehidupan

masyarakat yang berdasarkan kepada saling tolong-menolong dan mendorong

terciptanya pengamalan keagamaan masyarakat tersebut.40

40

Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke-3 h. 245

Page 55: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Di wilayah Semper Timur, majlis ta’lim jumlahnya tergolong lebih

rendah di bandingkan dengan sarana peribadatan. Ada dua majlis ta’lim yang

tergolong besar dan meiliki jamaah yang cukup banyak. Diantaranya majlis

ta’lim Umam Al-Bisriyah yang dipimpin langsung oleh KH. Hasan Bisri sendiri,

kemudian majlis ta’lim At-Taufik yang dipimpin oleh KH. Ichasanuddin.

Majlis ta’lim tersebut mayoritas jamaahnya adalah para ibu-ibu namun

ada pula jamaah kaum pria yang di dominasi oleh bapak-bapak.

5. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan aspek paling penting dalam kehidupan, pendidikan

akan menjadi faktor penentu suatu generasi bahkan bangsa dan negara. Islam kerap

kali memberikan satu prioritas dan kedudukan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai

pendidikan. Tidak hanya itu islam mewajibkan setiap manusia untuk terus belajar

dan menimba ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat.

Dominasi negara-negara maju terhadap negara lain, hal itu disebabkan

pendidikan yang telah mumpuni dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global

yang semakin lama makin tampak jelas. Semakin tinggi standarisasi pendidikan dan

memiliki sistem yang baik tentu orientasi dari hasil pendidikan tersebut akan

semakin baik pula. Dengan demikian aspek pendidikan di pandang penting oleh

islam. Baik pendidikan yang bersifat agama atau umum.

Secara umum sarana-sarana pendidikan jumlahnya cukup banyak,

diantaranya adalah Daarul Maarif, Nurul Falah, Nurussalam, Daarussalam, Al-Jihad,

Al-Amanah dan yangprehatian peneliyi adalah sarana pendidikan yang dibangun

Page 56: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

dan dikembangkan oleh KH. Hasan Bisri yaitu Daarul Maarif sebagai salah satu

sarana dakwahnya sebagai upaya pendidikan baik keilmuan dan akhlak.41

41

Hasil survei di kelurahan Semper Timur

Page 57: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Peran Hasan Bisri dalam Kegiatan Ibadah Masyarakat Semper Timur

Dalam setiap agama memiliki tata cara atau ritual, ritual dan tata cara tersebut

digunakan sebagai media bagi para pemeluknya untuk dapat mendekatkan diri kepada

sang pencipta, atau sang Kholiq, dalam Al-Quran kata kholiq mengandung arti

“pengatur” atau “pemelihara”. Karena Allah bukan hanya sekedar menciptakan alam

semesta, melainkan juga mengatur dan memelihara.

Dalam konteks teologis pengertian ini menyatakan bahwa segala bentuk hidup

dan kehidupan telah diatur dan ditetapkan oleh Allah. Allahlah pemberi rezeki. Dia pula

yang mengaturnya kepada setiap makhluk. Dialah yang mengadakan, Dialah yang

memberi bentuk setiap makhluk yang dikehendakinya, dialah yang menentukkan nasib

baik-buruk seseorang. Dari-Nya segala sesuatu diciptakan, dan kepada-Nya segala

sesuatu akan kembali.

Pengertian tersebut dapat mendorong munculnya kesadaran diri seseorang agar

senantiasa ia mensyukuri nikmat dan rahmat Allah yang diberikan kepadanya. Syukur

itu akan dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah kepadanya. Baginya, ibadah

merupakan sebuah kewajiban, bahkan kebutuhan. Baik ibadah dalam arti yang

sesungguhnya atau dengan cara memahami nilai-nilai keagamaan merupakan bagian

dari ibadah. Ia menyadari bahwa segala sesuatu yang menimpa diri manusia atau yang

Page 58: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

terjadi di alam semesta berada di atas kendalinya dan di bawah sifat jalalah dan

jamalahnya.

Ibadah merupakan pengabdian, penyembahan, ketaatan, merendahkan diri atau

doa. Dengan kata lain ibadah berbarti perbuatan yang dilakukan oleh seorang untuk

menghubungkan dan mendekatkan dirinya kepada Allah sebagai tuhan yang disembah.

orang yang melakukan ibadah disebut dengan “abid” dan yang disembah disebut

“ma’bud”. Dihadapan Allah, setiap diri manusia adalah seorang abid karena ia harus

mengabdikan dirinya kepada Allah.

Ulama fikih mengartikan ibadah sebagai ketaatan yang disertai oleh ketunduk-

patuhan dan kerendahan diri kepada Allah. Jadi, ibadah semua yang dilakukan atau

dipersembahkan manusia untuk mencapai ridho Allah dan mengharapkan imbalan

pahalanya diakhirat kelak.

Sebagaimana pendapat yang dilontarkan oleh ibnu taimiyah, bahwa ibadah

mencakup semua aktivitas yang dilakukan manusia yang disenangi oleh Allah. Diapun

meridhainya, baik perkataan maupun perbuatan.

Tidak ada satu pun diantara sekian banyak ciptaan dan kebijakan Allah yang

hampa dari nilai-nilai kebaikan atau hikmah, namun untuk memperoleh hikmah tersebut

sangat bergantung pada ilmu yang dimiliki manusia. Dengan demikian dibutuhkan

adanya pemahaman yang mendalam tentang nilai keagamaan tersebut, sebagai langkah

awal dalam mejalankan perintah agama yang dianut.

Betapapun ibadah tidak pernah sunyi dari hikmah. Bagi seorang muslim

pelaksanaan ibadah bukan hanya sekedar mengharapkan keuntungan pribadi berupa

kebaikan dan kemaslahatan. Namun, jika ada kebaikan yang ditimbulkan oleh

Page 59: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

ibadahnya, itu terjadi hanya karena rahmat dan kasih sayang Allah. Prinsip ini sesuai

dengan tujuan utama ibadah, yakni untuk melaksanakan perintah Allah dan meraih

ridhonya.42

Al-Quran menggambarkan bahwa ibadah yang dilakukan akan menimbulkan

banyak kemaslahatan. Misalnya, hikmah puasa adalah mencapai derajat takwa bagi

pelakunya, hikmah ibadah lainnya pun, secara umum, dilakukan untuk mencapai derajat

takwa agar memperoleh ridho Allah.

Dalam pengamalan keagamaan atau ibadah yang dilakukan baik secara individu

maupun kolektif, telebih dahulu ada informasi yang disampaikan tentang ajaran-ajaran

dan nilai keagamaan itu sendiri, serta pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut.

Informasi yang disampaikan tentunya melalui seseorang yang memiliki kapabelitas dan

potensi untuk menyampaikan ajaran tersebut.

Tidak mungkin dan menjadi mustahil ketika nilai-nilai keagamaan disampaikan

oleh seseorang yang tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas tentang

nilai-nilai keagamaan itu sendiri. Karena hal itu menjadi syarat yang harus dipenuhi

oleh seorang dai sebagai langkah awal untuk dapat tercapainya dakwah yang ideal.

Rahmat dan karunia berupa keluasan ilmu agama dan pemahaman yang matang

tentang berbagai aspek yang terkait dengan urusan agama serta keluhuran akhlak yang

telah Allah berikan kepada Hasan Bisri. merupakan amanah yang harus diemban dan

disampaikan kepada khalayak yang membutuhkan pemahaman agama, untuk dijadikan

sebagai bahan pelajaran guna meningkatkan pengetahuan keagamaan masyarakaat

tersebut.

42

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai-Rasa Transendental Bersama

Al-Qur’an, (Bandung: Tafakur Humaniora, 2005) cet-1 h. 119

Page 60: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dalam hal ini, Hasan Bisri dituntut untuk dapat berperan sebagaimana mestinya,

yaitu, tidak hanya sebagai manusia yang terlahir kebumi tanpa ada satu beban apapun,

tetapi lebih kepada tanggung jawab intelektual dan moral kepada masyarakat yang ada

disekitarnya. Dengan menyampaikan ilmu yang terkait dengan urusan agama serta

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan salah satu purta KH.

Hasan Bisri, dapat diketahui tentang peran dan lagkah yang dilakukannya dalam

mengkomunikasikan ajaran dakwah dan perannya dalam meningkatkan pemahaman

keagamaan masyarakat Semper Timur.

1. Dengan Mendirikan Majlis Taklim.

Hal ini digunakan untuk memberikan kemudahan baginya dalam menyampaikan

ajaran-ajaran dakwah kepada para jamaah, seperti yang dilakukan olehnya setiap

mengisi pengajian pada malam sabtu dan hari minggu, dengan cara ini beliau dapat

merasakan adanya kemudahan karena telah memiliki sebuah tempat yang tetap

untuknya dalam menyampaikan ajaran dakwah Islam.

Dengan adanya pendirian majlis taklim ini juga sebagai sarana untuk

berkumpulnya para jamaah untuk mengikuti pengajian-pengajian yang dilakukan

selama ini serta terus berkesinambungan dan dapat di pantau hasilnya. Karena jamaah

merupakan warga masyarakat yang berada di sekitar majlis taklim.43

43

Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri, minggu 26 oktober.

Page 61: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Adapun materi yang diajarkan pada majlis taklim ini meliputi:

a. Pelajaran yang terkait dengan keimanan, aqidah, meliputi rukun iman yang

enam, rukun Islam yang lima, dan ihsan. Karena materi ini merupakan pokok

ushuluddin (dasar-dasar agama) terkait tentang keyakinan, kesaksian dan

implementasi dari nilai-nilai iman dan Islam tersebut.

b. Pelajaran akhlak, pengajaran ini menekankan pada pembentukan karakter

seseorang, pembentukan ini dapat dilakukan dengan memberikan pengertian

baik dan buruk yang sesuai dengan ajaran Islam.

c. Pelajaran fikih. Banyak ruang lingkup dan materi yang ada dalam pelajaran

fikih, maka majlis taklim ini tidak secara keseluruhan menjelaskan bab-bab

yang ada didalamnya, hanya lebih menekankan pada materi yang terkait

dengan ibadah dan hubungan sesama manusia.

2. Menjalin Kerjasama dengan Majlis Taklim lainnya.

Dalam melakukan pembinaan guna meningkatkan pemahaman keagamaan

terhadap jamaahnya, KH. Hasan Bisri juga melakukan kerjasama dengan majlis taklim

lainnya. Tidak lain majlis taklim ini merupakan majlis taklim yang didirikan oleh

murid-muridnya dan teman-teman seperjuangannya. Dalam kerjasama ini Hasan Bisri

juga ikut memberikan ceramah ditempat pengajian tersebut, dan para jamaah yang

mendengarkan ceramah ini merupakan gabungan dari berbagai malis taklim, sehingga

dengan demikian akan terjalin hubungan yang baik diantara mereka dan

keberlangsungan dakwah dapat terus dipertahankan, terutama dalam meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai keagamaan.44

44

Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri, Minggu 26 Oktober.

Page 62: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

3. Dengan Cara Memberikan Pemahaman Agama.

Memberikan pemahaman agama, bukan hanya kepada orang tua, juga kepada

anak-anak sebagai langkah kaderisasi. Penerapan syariat yang berkaitan dengan akidah,

hukum-hukum, dan muamalah kepada anak-anak sendiri mungkin dalam kehidupan

sehari-hari adalah merupakan langkah yang cukup efektif bagi Hasan Bisri dalam

menjalankan kegiatan dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan untuk menerapkan syariat

yang berkaitan dengan masalah aqidah, hukum dan muamalah kepada orang dewasa

ataupun orang tua mereka mungkin tidak akan diterima dengan baik oleh karena itu

kegiatan pendidikan yang dijalani selama ini diharapkan anak-anak dapat mengerti

ajaran agama Islam, yang selanjutnya mereka dapat mengamalkannya dilingkungan

rumah masing-masing.

Muballigh sebagai seorang komunikator berperan dalam menyampaikan ide-ide

tertentu untuk menuju kepada sasaran pokok, yaitu, diterimanya ide-ide tersebut

sehingga ada perubahan sikap atau adanya pengukuhan terhadap sikap-sikap tertentu

(reinforcement). Dengan demikian muballigh juga merupakan aktor utama dalam

mempengaruhi perubahan sikap dari komunikannya yang dikenal dengan agen of

change.

“A change agent is propesional who influence innovation decision medirection

decmend desirable by a change agent”

Yang dimaksud dengan influence innovation disini adalah, usaha yang dilakukan

oleh seorang change agent untuk mempengaruhi tingkah laku (behavior) dari

komunikannya sehingga tingkah laku tersbut sesuai dengan tujuan dan keinginan yang

ditentukannya.

Page 63: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Usaha tersebut pula yang selama ini dilakukan oleh Hasan Bisri dalam

menjalankan kegiatan dakwah Islamiyah. Dengan langkah yang ditempuhnya selama ini

ia telah mampu merubah sedikit demi sedikit terhadap berbagai bentuk prilaku

masyarakat yang selama ini dianggapnya awam terhadap ajaran agama Islam yang

sesuai dengan Al-Quran dan sunnah. Dengan menyampaikan ide-ide tentanag ajaran

agama Islam kepada masyarakat adalah suatu langkah yang dianggapnya efektif untuk

mewujudkan perubahan dalam pemahaman keagamaan masyarakat tersebut.

Alasan tersebut dipilih oleh Hasan Bisri dalam menerapkan ajaran Islam agar

dapat diterima oleh masyarakat adalah pesan-pesan yang disampaikan selama ini

merupakan bentuk langkah awal dalam mengenalkan ajaran-ajaran agama Islam. Dan

dari pesan-pesan tersebut yang berisi tentang ilmu keagamaan berdampak kepada

pemahaman nilai keagamaan masyarakat. Yang pada gilirannya akan tercipta satu

pengamalan terhadap nilai-nilai tersebut.

Secara umum, langkah ini merupakan suatu target jangka panjang, langkah yang

selama ini ditempuh oleh Hasan Bisri adalah melakukan penyempurnaan terhadap

bentuk dakwah sebagai upaya penyampaian pesan kepada masyarakat, guna

mempersiapkan sedini mungkin orang Islam yang memiliki seperangkat ilmu tentang

ajaran agama yang cukup.

Adapun langkah lain yang di ambil oleh KH. Hasan Bisri dalam meningkatkan

pemahaman keagamaan masyarakat selain mengkomunikasikan ajaran-ajaran Islam

dalam penerapaan syariah yang berkaitan dengan ibadah, dengan menerapkannya di

dalam lingkungan majlis taklim dan keluarga. Dengan harapan segala aspek kehidupan

yang di jalani tidak keluar dari aturan dan pokok ajaran Islam.

Page 64: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Hakikat dari penerapan syariat yang terkait dengan ibadah, hukum dan

muamalah terhadap masyarakat baik di majlis taklim atau lingkungan keluaga lebih

kepada upaya untuk menumbuhkan kesadaran para jamaah dan masyarakat tentang

ajaran agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Bagaimana orang kemudian mentaati

hukum tidak hanya karena larangan dan kewajibannya, tetapi subtansi dari pengamalan

itu adalah hal tersebut dilakukan atas kesadaran diri sebagai manusia.

a. Metode Ceramah

Bagi seorang dai, metode merupakan sesuatu yang sangat penting, ia harus

memahami dan mengerti betul akan kondisi objek (masyarakat) yang akan dihadapinya,

oleh karena itu seorang dai dituntut untuk dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah

dan mengemasnya dengan baik. Agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik

dan dipahami oleh objek dakwah tersebut.

Dalam berbagai literatur dakwah, banyak yang menjelaskan tentang metode-

metode dakwah, setidaknya ada beberapa metode yang digunakan oleh KH. Hasan Bisri

dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan.

Selama ini metode ceramah merupakan cara yang selalu mewarnai perjalanan

dakwah Hasan Bisri dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para jamaahnya.

Metode tersebut digunakan karena mengingat objek atau sasaran dakwah dalam jumlah

yang cukup banyak. Ceramah sebagai salah satu metode atau teknik yang banyak

digunakan oleh para dai dalam menyampaikan risalah Allah. Hal ini dinyatakan dalam

Al-Quran surat Toha ayat: 25-28

!��3� �K"$I ��$%��� ��� Q�I:Ee

,m�A �%'w�#�$� ��� Qv&=.�� ,m5A

Page 65: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

���^:`��$� J#�E=��� -5W. ����e�5c>

,m�A ���4d3�=�!F �����3� ,mA

“Berkata Musa: “Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku

urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mengerti perkataanku”.

Metode ceramah memiliki beberapa keistimewaan antar lain:

1. Dalam relatif singkat dapat disampaikan bahan (materi dakwah) sebanyak-

banyaknya.

2. Memungkinkan para dai menggunakan pengalamannya, keistimewaannya dan

kebijaksanaannya sehingga audiens (khalayak) mudah tertarik dan

menerimaanya.

3. Dai lebih mudah menguasai audiens. (pendengar)

4. Bila materi disampaikan dengan baik, dapat menstimulir audiens untuk

mempelajari materi.

5. Dapat meningkatkan derajat atau status dan popularitas dai.

6. Metode ceramah lebih fleksibel, artinya mudah disesuaikan dengan situasi

dan kondisi serta waktu yang tersedia, jika seandainya waktu terbatas bahan

dapat dipersingkat (diambil pokok-pokoknya saja, yaitu menyampaikan

meteri secara global yang sesuai dengan kajian tanpa menyinggung

permasalahan yang lain, dan biasanya tidak diteruskan dengan tanya jawab.

b. Metode tanya jawab.

Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara

mendorong sasaran (objek dakwah) untuk melontarkan sesuatu masalah yang belum

dimengerti dan dai menjawabnya. Dalam metode ini Hasan Bisri sebagai komunikator

Page 66: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

sangat terlihat sekali dalam majlis taklim yang ia pimpin. Dalam melaksanakan

pengajiannya yang dilakukan terhadap para jamaah ia mampu menyampaikan ajaran-

ajaran agama Islam. Mulai dari hal yang berkaitan dengan makhluk dan tuhan dan

antara sesama makhluk. Setelah materi disampaikan, para jamaah diberikan kesempatan

untuk memahami labih dalam tentang materi yang telah disampaikan kemudian

membuka pertanyaan apabila terdapat hal-hal yang belum dipahami.

B. Peran Muamalah

Muamalah dapat dlihat dari dua segi, pertama dari segi bahasa dan kedua dari

segi istilah. Menurut bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalatan,

yang memiliki arti saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan.

Sedangakan menurut istilah, setidaknya ada dua macam pengertian muamalah,

yaitu pengertian muamalah dalam arti luas dan pengertian muamalah dalam arti sempit.

Ada beberapa definisi yang menggambarkan tentang kedua pengertian tersebut

diantaranya:

a. Menghasilkan duniawi, supaya menjadi sebab suksesnya masalah ukhrowi.

b. Semua akad yang membolehkan manusia saling menukar manfaatnya.

Dari definisi yang luas, bahwa, muamalah adalah aturan Allah untuk mengatur

manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial, sedangakan

pengertian muamalah secara sempit adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang

mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh

dan mengembangkan harta benda.

a. Melalui lembaga sosial kemasyarakatan

Page 67: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Adapun lembaga sosial kemasyarakatan yang dibentuk oleh KH. Hasaan Bisri

bernama IKAMA (ikatan keluarga Madura), dalam hal ini bukan berarti ia arogan

dengan mengatasnamakan daerah asal kelahirannya, tetapi lebih melihat kepada potensi

masyarakat madura yang berada di Semper Timur mampu memberikan dorongan energi

yang positif dalam pembinaan muamalah masyarakat.

Warga yang berasal dari Madura notabene memiliki jalinan dan hubungan yang

baik dengan sesama warganya, sehingga dapat menjadi acuan dan bahan referensi untuk

menciptakan masyarakat yang kondusif dengan tingkat pergaulan dengan dasar

pemahaman nilai-nilai muamalah yang terdapat dalam Islam.

Beliau mendirikan lembaga sosial kemasyarakatan ini tidak hanya untuk

kepentingan lembaga secara internal, melainkan lebih kepada hubungan eksternal demi

kemaslahatan masyarakat Semper Timur. Dengan upaya-upaya yang bersifat sosial.

Misalnya dengan cara membangun sarana-sarana sosial, dan manyalurkan bantuan

logistik berupa santunan dan lain sebagainya.

C. Peran Pembinaan Akhlak

Sebagian pakar mengaitkan lahirrnya akhlak sebagai sebagai keniscayaan dari

kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Kebutuhan manusia sedemikian banyak

sehingga ia harus bekerja sama dan menjalin hubungan harmonis dengan selainnya agar

terpenuhi aneka kebutuhan tersebut.45

Namun, kendati manusia adalah makhluk sosial, secara individu manusia

memiliki ego dan kepentingan yang bertentangan dengan ego dan kepentingan orang

lain. Oleh karena itu individu dituntut untuk mengorbankan sedikit atau banyak dari

45 M. Quraish Shihab, h. 350

Page 68: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

kepentingan atau egonya itu agar dapat terjalin harmonis dan dapat pula terpenuhi

nkebutuhan-kebutuhannya untuk hidup bermasyarakat.46

“pengorbanan” itu melahirkan moral dan akhlak terpuji, demikian juga

kesediaan berkorban merupakan manifestasi dari akhlak yang luhur. Semakin besar

pengorbanan semakin besar pula akhlak. Para pahlawan yang mengorbankan jiwa raga

mereka demi kepentingan masyarakat telah mencapai akhlak terpuji. Dengan demikian,

tanpa kebersamaan dan kesediaan berkorban, tanpa akhlak dan budi luhur, kita tidak

dapat keluar dari krisis multidimensi yang kita alami.

Tidak tepat pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan satu masyarakat

ditentukan oleh faktor-faktor kemajuan ekonominya, tetapi kemajuan sebenarnya lebih

banyak ditentukkan oleh jalinan hubungan yang harmonis antar anggota masyarakatnya;

jalinan harmonis yang terjalin dari kesediaan mengorbankan sedikit atau banyak dari

hak-haknya. Jalinan itu direkat oleh nilai-nilai yang menghiasi anggota masyarakatnya.

Norma-norma akhlak yang terdapat dalam Al-Quran dan hadist bersifat belum

siap pakai, ketika Al-Quran, misalnya, menyuruh manusia untuk berbuat baik kepada

orang tua dan menghormati sesama manusia, perintah tersebut belum disertai oleh cara-

cara, sarana, dan lainnya. Tentang cara-cara praktis untuk menghormati orang tua tidak

dijumpai dalam Al-Quran. Cara-cara untuk melakukan ketentuan akhlak yang ada

dalam Al-Quran atau hadist memerlukan penalaran atau ijtihad para ulama.

Jadi, ketentuan baik dan buruk yang terdapat dalam etika dan moral yang

merupakan produk akal pikiran-budaya masyarakat dapat digunakan sebagai alat untuk

Page 69: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

menjabarkan ketentuan akhlak yang terdapat dalam Al-Quran dan hadist.

Umat Islam hendaknya menunjukkan (akhlaqul karimah) dalam kehidupan

sehari-hari. Akhlak itu terdapat dalam ruang lingkup akhlak Islami yang sama dengan

ruang lingkup ajaran Islam, khususnya yang berkaitan erat dengan pola hubungan.

Ruang lingkup akhlak mencapai berbagai aspek seperti akhlak kepada Allah hingga

sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tidak

bernyawa).

Ahklak yang diajaarkan dalam Al-Quran dan hadist terhadap lingkungan

bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Dalam hal ini kekhalifahan menuntut

adanya interaksi dengan sesama manusia dan alam. Kekhalifahan mengandung arti

pengayoman, pemeliharaan dan bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan

penciptaannya.47

Misalnya, seseorang tidak dibenakan memetik buah sebelum matang

atau memetik bunga sebelum mekar, hal ini tidak dibenarkan karena tindakan

demmikian tidak memberikan kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan

penciptaannya.

Manusia harus menyadari seutuhnya bahwa apa yang telah diciptakan oleh Allah

manfaatnya akan kembali pada manusia. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda

lainnya yang tak barnyawa diciptakan oleh Allah dan menjadi miliknya sepenuhnya.

Dalam hal ini, manusia hanya diberi amanah untuk mengelolanya.

1. Dengan Mendirikan Sekolah

47 Dr. H. Anwar Sanusi, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai Transendental Bersama Al-quran,

(bandung: tafakur, 2005), cet ke-1, h. 129

Page 70: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dalam melakukan pembinaan akhlak bagi masyarakat, ia mendirikan sebuah

sekolah yang diberi nama Daarul-Maarif, sebagai salah satu langkah dan upaya untuk

menciptakan manusia yang tidak hanya fitrah karena nilai kemanusiaannya tetapi lebih

karena budi dan akhlaknya.

Akhlak merupakan hal yang penting dalam kehidupan, oleh sebab itu ia harus di

bentuk dan dibina sedini mungkin, menurut Hasan,akhlak adalah yang membedakan

kita dengan binatang, ia adalah nilai dan keindahan. kalau tidak percaya copotlah

pakaianmu dan berdirilah dipasar maka engkau akan kehilangan martabat sebagai

manusia.

Pada satu ketika ada seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya, ayah mengapa

pohon itu tumbuh tidak lurus? Kemudian sang ayah menjawab, karena tuakang kebun

tidak merawatnya dengan baik sehingga ia tumbuh tidak semestinya, demikian halnya

akhlak, apabila ia sudah di ajarkan dan dibina sejak ia masih kecil niscaya akan tumbuh

dengan baik dan berakhlak, sebaliknya, apabila sejak kecil tidak dibina prilaku dan

akhlaknya niscaya ia akan tumbuh seperti pohon yang bengkok sulit untuk diluruskan.

Beliau sadar dan tahu betul, bahwa anak-anak merupakan bagian kecil dari

srtuktur kehidupan masyarakat, namun ia pada gilirannya akan tumbuh menjadi induk

dan penggerak dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Maka dengan demikian perlu

adanya sarana dan fasilitas sebagai upaya dalam membina akhlak masyarakat.

2. Dengan Memberikan Suriteladan

Islam tidak mungkin akan berkembang, dan mustahil bagi Nabi Muhammad

untuk memiliki banyak pengikut apabila ia seorang yang tidak memiliki akhlak yang

baik dan budiluhur yang tinggi. Sebagaimana dalam sabdanya “tidaklah aku diutus

Page 71: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

kepermukaan bumi ini, kecuali untuk menyempurnakan akhlak manusia. Islam

memandang penting kedudukan akhlak, karena ia merupakan salah satu kunci

keselamatan tidak tidak hanya di dunia melainkan sampai ke akhirat.48

Keteladanan diperlukan karena tidak jarang nilai-nilai yang bersifat abstrak itu

tidak dipahami, bahkan tidak terlihat adanya keindahan dan manfaatnya oleh orang

kebanyakan. Hal-hal abstrak dijelaskan dengan peerumpamaan yang kongkret dan

indrawi. Keteladanan dalam hal ini, melebihi perumpamaan itu dalam fungsi dan

peranannya. Itu sebabnya maka keteladanan diperlukan dan memiliki peranan yang

sangat besar dalam mentransfer sifat dan karakter.49

Sebagai dai, ia tidak hanya berperan sebatas menyampaikan materi tentang

ajaran Islam, tetapi lebih dari itu ia harus berada di barisan paling depan dalam

mengimplementasikan ajaran dakwah yang telah disampaikannya. Ia tidak ingin

menjadi orang yang di cap dalam Al-Quran sebagai orang yang besar dosanya disisi

Allah, yang besar perkataanya tapi tidak diringi dengan perbuatan.

Ia memberikan contoh dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam

kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar memberikan inspirasi dan suriteladan bagi

masyarakat, sehingga apa yang ia sampaikaan selama ini melalui dakwah tidak hanya

sebatas pada pengguguran kewajibannya sebagi dai tetapi lebih kepada implikasi dan

efek dari dakwah yang disampaikannya.

Metode keteladanan menjadi metode yang diterapkaan oleh Hasan Bisri,

masyarakat tentu akan melihat dan mencontoh publik figur sebagai acuan dalam

berprilaku dan bertindak. Apa yang kemudian akan terjadi kepada masyarakat ketika

48 Hasil wawancara dengan putra KH. Hasan Bisri 49

M. Quraish Shihab, h. 358

Page 72: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

seorang tokoh berprilaku tidak sesuaai dengan apa yang dikatakannya, tentu akan

datang, dimana masyarakat akan kehilangan arah dalam mempraktikkan keluhuran

nilai-nilai Islam.

D. Analisis

Dakwah merupakan bagian penting dalam Islam, karena ia merupakan instrumen

yang mendukung syiar Islam. Rasulullah diutus ke bumi untuk menyempurnakan agama

yang telah di bawa oleh rasul-rasul sebelumnya, dengan membawa nilai-nilai ketuhanan

dan kemanusiaan yang harus disampaikan kepada manusia sebagai pembenaran dan

pelurusan terhadap kehidupannya.

Batapa sulitnya dakwah yang dilakukan oleh baginda rasul pada waktu itu,

karena beliau menghadapi orang-orang yang secara letak geografis berada pada wilayah

panas dan tandus ditambah lagi dengan sifat keras kepala serta kepercayaan mereka

kepada sesembahan yang telah dilakukannya secara turun temurun dan telah mendarah

daging, ini bukan pekerjaan mudah baginya untuk dapat merubah dan mengajak

manusia kembali kepada jalan yang dapat membawa mereka kepada kebahagiaan baik

didunia dan akhirat.

Namun demikian, beliau tetap menjalinya dengan kesabaran dan kepercayaan

diri yang tinggi, awal mula beliau lakukan dari rumah kerumah yang dinamakan

dakwah secara sirri (sembunyi-sembunyi). Hingga pada perkembangannya beliau

lakukan secara terang-terangan dengan melihat situasi yang telah memungkinkan untuk

melakukannya dan hal itu berlangsung hingga saat ini yang dilakukan oleh para

pewarisnya.

Page 73: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Keberhasilan dakwah yang dilakukan oleh rasulullah adalah karena beliau

menghiasi dirinya dengan niat ikhlas, betul-betul mengharapkan ridho dari Allah serta

keberuntungan dengan janji yang disediakan oleh Allah dan peran beliau sebagai

seorang nabi yang diutus untuk membenahi kaumnya untuk berada pada fitrahnya

sebagai manusia.

Tidak ada keberhasilan bagi dakwah kepada Allah kecuali jika dakwah itu

memang betul-betul karena Allah, baik dalam ucapan maupun perbuatan, keinginan dan

tujuannya. Sebab dakwah adalah ibadah, sehingga sah atau tidaknya dakwah ini

tergantung kepada syarat ibadah itu sendiri, yaitu ikhlas dan mutaba’ah (sesuai dengan

sunnah Rasulullah Saw). jadi, ibadah itu dibangun atas keikhlasan dan mutaba’ah.50

Demikian khittah dakwah yang sayogyanya dilaksanakan oleh para dai dalam

menjalankan tugasnya sebagi pewaris para nabi dan pemegang tongkat dari generasi ke

generasi, yang menjadi bagian terpenting dalam syiar Islam. Sebagai perwujudan betapa

dakwah memiliki posisi serta peranan yang urgen dalam pengembangan masyarakat,

tidak hanya secara spiritual tetapi lebih kepada perubahan secara massal baik perkataan

dan perbuatan.

Ada beberapa peran penting dai, pertama tabligh, yaitu peran menyampaikan

Islam di internal dan eksternal umat Islam. Pada tataran internal dai berupaya

melakukan sosialisasi nilai-nilai Islam kepada kaum muslimin, yang bertujuan semakin

meningkatnya kualitas dan kuantitas informasi Islam yang diterima kaum muslimin.

Yang kedua adalah tauiyah, yaitu peran mengembangkan wahyu Islami (kesadaran

50 Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabbah As Suhaimi, Manhaj Dakwah Salafiyah, (Jogjakarta: Dar

Ibnul Qoyyim, Dar Ibnu ‘Affan, 2003). Cet-1 h.63

Page 74: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Islami) kepada umat terhadap tanggung jawab dan peran hidup bagi setiap muslim agar

mampu mengekspresikan diri selaku muslim serta mengaktualisasikan keIslamannya.

Dengan kesadaran yang tinggi dan kemampuan ekspresi dan aktualisasi nilai-

nilai keagamaan diharapkan selanjutnya mampu memberikan kontribusi positif bagi

kehidupan bermasyarakat. Yakni membangun potensi umat di wilayah tersebut bahkan

pada tatanan yang lebih luas membangun bangsa dan Negara. Ketiga adalah taujih,

yaitu peran mengarahkan potensi umat yang telah sadar untuk memberikan kontribusi

kepada umat agar potensi tersebut lebih efektif dan efisien.

Peran taujih juga mencakup upaya mengarahkan orientasi umat agar dapat

dikerahkan, dikoordinasi, untuk mencapai berbagi kebaikan (al-khoirot). Keempat

irsyad, yaitu peran bimbingan terhadap potensi umat yang telah di taujih agar selamat

dari jalan berliku-berliku yang penuh dengan jebakan-jebakan dan selamat dari

penyimpangan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Peran dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasan Bisri, merupakan bentuk ibadah

yang ia lakukan kepada Allah Swt dan pengabdian kepada masyarakat. Dakwah yang ia

lakukan dengan beberapa metode serta langkah-langkah yang diupayakan guna

mencapai tujuan dakwah yang diinginkan, yaitu terciptanya masyarakat yang hidup

dalam balutan nilai-nilai keagamaan baik secara individu maupun kolektif.

Dalam perencanaan dakwah yang dikembangkan dan dibangun oleh KH.Hasan

Bisri, berorientasi kepada pembangunan dan perubahan dari masyarakat yang pada

mulanya acuh terhadap agama yang berkenaan dengan pengajian dan ilmu keagamaan,

kesenjangan dalam pergaulan yang tekait dengan muamalah dan perilaku yang jauh dari

cerminan akhlak al-karimah dan cenderung kepada akhlak al-madzmumah.

Page 75: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Dilihat dari pola dakwahnya, terlebih dahulu ia mengutamakan pengokohan

akidah atau ketauhidan biasa disebut dengan keyakinan. Yakni aspek kredo atau

keimanan kepada Allah dan semua yang difirmankannya untuk diyakini. Akidah adalah

teori yang perlu dipercayai lebih dulu sebelum memasuki yang lain. Kepercayaan

hendaknya bulat dan penuh, tidak bercampur dengan syak (ragu-ragu) dan kesamaran.

Aspek kredo ini menjadi hal yang krusial, Sebagai nilai, akidah berisi ajaran dan

apa saja yang harus diyakini, dipercayai dan diimani oleh setiap muslim. melihat

kualitas keagamaan masyarakat pada masa awal ketika ia berdakwah masih terlalu

awam, sehingga sangat sulit bagi masyarakat untuk dapat melaksanakan perintah ibadah

baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Dan agaknya langkah yang ia ambil

sangat tepat dan telah memberikan satu iklim yang baru bagi ruh spiritual masyarakat.

Sebagai seorang dai Hasan Bisri mencoba menjadi mediator bagi masyarakat

untuk dapat memahami nilai-nilai keagamaan, hal ini jelas terlihat ada peran tabligh

yang dilakukan, yakni upaya menyampaikan tentang keyakinan yang benar dan harus di

imani. Karena peneliti melihat adanya usaha tabligh tersebut melalui majlis taklim yang

didirikannya.

Dalam penelitian ini nilai-nilai keberagamaan saling terkait antara satu dan yang

lainnya, Akidah, syariat (muamalah), dan akhlak. Tiga nilai ini, masuk kepada sistem

nilai Islam, yakni akidah yang terkait dengan keyakinan sedangkan syariat yang

mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah (nilai Ilahi) atau yang lazim

disebut ibadah mahdlah dan secara horizontal (nilai insani) atau biasa disebut ibadah

ghairu mahdlah, seperti hubungan sesama manusia dan makhluk lainnya yang disebut

muamalah.

Page 76: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

dakwah yang dilakukan Hasan Bisri mengandung tiga aspek nilai tersebut yang

memiliki keterkaitan antara satu nilai dengan nilai yang lainnya, kemudian menjadi satu

kesatuan yang tertata dengan baik, bersatu padu membentuk kepribadian yang utuh

dalam diri seorang muslim, jadi, terjadi kesaling-kaitan akidah, syariah, dan akhlak.

Pemahaman akidah secara benar merupakan bagian terpenting yang akan

mendorong seseorang muslim untuk melaksanakan syariah. Akidah yang menjadi unsur

keyakinan mempunyai sifat yang dinamis. Kuat-lemahnya akidah bergantung kepada

perlakuan yang datang kepadanya. Bila akidah dibina dengan baik, ia akan semakin

kuat. Sebaliknya, bila akidah dibiarkan kering, dengan sendirinya, akidah tidak dapat

menopang dan mendukung keIslaman seseorang.

Karena akidah itu bersifat dinamis, diperlukan upaya pembinaan akidah yang

bersifat dinamis pula dan simultan. Akidah memerlukan pembinaan yang terarah dan

sistematis agar tetap kokoh. Bentuk pembinaan akidah hanya dapat tercapai ketika

seorang mukmin melaksanakan segenap aturan-aturan syariah Islam. Bila syariah telah

dilaksanakan berdasarkan akidah, lahirlah akhlak. Karena itu, iman tidak hanya ada di

dalam hati, tetapi harus ditampilkan dalam bentuk perbuatan.

Jadi, akidah, syariah, dan akhlak merupakan sitematika yang berhubungan

secara korelatif, serasi, dan seimbang. Ia tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya. Seorang mukmin harus mempunyai prinsip dalam hidupnya untuk tidak

memisahkan antara akidah, syariah, dan akhlak, karena Islam tidak dapat dipandang

sebagai salah satu aspek hidup saja. Tetapi, seorang mukmin harus memandang seluruh

hidupnya sebagi bagian yang tak terpisahkan dari Islam.

Page 77: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Ketika ia sudah berpikir Islami, ia tidak akan berpikir dengan melakukan

dikotomi antar agama dan non agama. Dalam setiap bentuk aktifitas seorang mukmin

selain mempunyai dimensi duniawi, sekaligus dimensi agama. Jadi, akidah merupakan

landasan bagi tegak berdirinya syariah, sedangkan akhlak adalah prilaku nyata dari

pelaksanaan syariah itu.

Peran yang diambil Hasan Bisri sebagai dai telah mencegah terjadinya

kekeliruan terhadap pemahaman keagamaan, dan mengubah sedikit demi sedikit sikap

dan prilaku masyarakat, karena ia memahami betul karakteristik nilai-nilai keagamaan

sebagai salah satu sumber nilai Ilahi yang berlaku bagi dan dalam pranata kehidupan

manusia.

KH. Hasan Bisri telah melaksanakan peran tersebut dengan upaya serta usaha

yang selama ini dilakukannya, fasilitas yang ia bangun dan materi yang disampaikan

disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Hingga mencapai kepada Hasil yang

diinginkannya.

Page 78: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan menganalisa pembahasan-pembahasan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba memberikan beberapa kesimpulan

peran KH. Hasan Bisri dalam meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat

Semper Timur.

Dakwah yang dilakukan KH. Hasan Bisri pada masyarakat Semper Timur secara

umum adalah efektif dalam meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat Semper

Timur. Hal tersebut terbukti dari perubahan yang terjadi pada tigkat pengetahuan

keagamaan yang terjadi pada masyarakat. Baik yang bersifat ibadah mahdlah hubungan

manusia dengan Allah atau ghairu mahdlah hubungan manusia dengan manusia.

Dalam pemahaman keagamaan terjadi banyak perubahan yang signifikan pada

masyarakat, perubahan itu diantaranya adalah:

1. Dari segi ibadah, semakin banyak masyarakat yang sadar akan

pentingnya .

ibadah, baik sholat, puasa, zakat, dan haji, semua itu karena adanya

keyakinan melalui informasi keagamaan yang telah disampaikan oleh

Hasan Bisri.

2. Dalam hal muamalah, semakin besar timbulnya rasa saling

menghargai dan toleransi yang lebih tinggi antar sesama warga,

dengan saling tolong menolong dan membantu ketika melihat salah

Page 79: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

satu warganya mengalami kesulitan. Sehingga terciptanya

lingkungan yang kondusif

3. Hasil dari akidah dan muamalah adalah akhlak, ia merupakan bentuk

nyata dari akidah yang telah tertanam dengan baik dan muamalah

yang berjalan sesuai dengan nilai-nilai keIslaman.

B.B.B.B. SaranSaranSaranSaran----Saran Saran Saran Saran

1. Kepada majlis ta’lim umam al-bisriyah

a. Penyampaian lebih disederhanakan hingga lebih mudah untuk

dapat diterima oleh masyarakat.

b. Penambahan materi pada kajian-kajian keagamaan.

c. Diadakan istighotsah terlebih dahulu sebelum memulai materi.

Page 80: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

DAFTAR PUSTAKA

As-Suhaimi, Fawwaz Bin Hulayil Bin Rabah, Manhaj Dakwah Salafiyah, Dar Ibnul

Qoyyim, Dar Ibnu ‘Affan, 2003, Cet, Ke-1,

Abdillah, Maskuri, Mimbar Agama dan Budaya, Vol. XVI/1999.

Abdullah, Irwan dkk, Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet ke-1.

Affandi, Suherman, Faktor Kesuksesan Dai, Risalah No. 6/XXXVIII, 1990.

AK, Baihaqi, Fikih Ibadah, (Jakarta: M2S, 1996), Cet Ke-1

Al-Qordhawi, Yusuf, Ibadah dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1998), Cet Ke-1

Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999,

Cet Ke-1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), Cet, Ke-1.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet, Ke-1.

Effendi, Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), Cet, Ke-

2.

Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), Cet ke-6.

Ghazali, Bahri, Dakwah Komunikatif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Hafidudin, Didin, Dakwah Aktual,(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet, ke-1.

Page 81: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Hendropustito, D, sosiologi agama, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1983), Cet Ke-1

Huda, Nurul, pedoman Majlis Taklim, (Jakarta: Koordinasi Dakwah Islam, 1990), Cet

Ke-2

Kahmad, Nanang, Metode Penelitian Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet ke-1

Mubarok, Ahmad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, cet. I.

Muthahari, Murtadha, Membumikan Kitab Suci, Manusia dan Agama, (Bandung: PT.

Mizan Pustaka, 2007), Cet Ke-2

Mukhtar, Alfatun, Tunduk Kepada Allah, Fungsi dan Peran Agama dalam Kehidupan

Manusia, (Jakarta: Khazanah Baru, 2001), Cet Ke-1

Masyhur, Musthafa, Fikih Dakwah, (Jakarta: Al-I’Tishom, 2000), Cet Ke-1

Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002, Cet-

1

Natsir, M, Fiqhudh Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 2000, cet. Ke-XI

N, Gross W.S Masson and A.W. Mc Eachern, Explorationin Role Analysis, Jakarta:

Raja grafindo Persada, 1995, Cet. Ke-3.

Rahman, A, Rahman dkk, Fikih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet Ke-2

Rafi’uddin, dkk, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, cet.

Ke-1

Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo, 2002, cet-35

Yusuf, Ali Anwar, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai Rasa Transendental bersama al

Page 82: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

-quran,(Bandung: Tafakur Humaniora, 2005), Cet.ke-1

Suhendi, Hendi, Fikih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet ke-3

Shihab, M, Quraish, Menabur Pesan Ilahi, Al-Quran dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), Cet Ke-2

Tholhah Hasan, Muhammad, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta:

LantaBora Press, 2005), Cet Ke-3

Wirawan Sarwono, Sarlito, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta : CV Rajawali, 1984),

Cet. ke-1.

Yusuf, Ali Anwar, Afeksi Islam, Menjelajahi Nilai Rasa Transendental bersama al

-quran,(Bandung: Tafakur Humaniora, 2005), Cet.ke-1

Page 83: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

PEDOMAN WAWANCARA

(KUALITATIF)

Nama Narasumber : KH. Tohir Anwar

Hari/tanggal : Minggu 26 Oktober

Lokasi : Kediaman Narasumber

Waktu : 07:30

Pertanyaan :

1. Apa hubungan anda dengan KH. Hasan Bisri?

2. Menurut anda, bagaimana sosok KH. Hasan Bisri?

3. Kapan awal mula datang ke Jakarta dan dimana saja beliau tinggal?

4. Menurut anda, apakah ada ciri khas yang membedakan KH. Hasan Bisri dengan

dai yang lain?

a. Retorika

b. Materi

5. Sejauh mana peran dan usaha KH. Hasan Bisri hususnya dalam meningkatkan

pemahaman keagamaan masyarakat kebantenan?

6. Sejauh ini, menurut anda, apa hasil yang telah dicapai oleh KH. Hasan Bisri

terkait dengan pemahaman nilai keagamaan? Apakah meningkat, menurun, atau

biasa-biasa saja?

Page 84: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

IDENTITAS NARASUMBER

Nama : KH. Tohir Anwar

Alamat : Jl. Pembangunan 3 No. 1b Rt 10/03 Rawabadak Jakarta Utara

TTL : 26 Juni 1961

Pendidikan Akhir : S1 fakultas Syariah IAIN Jakarta

Narasumber Peneliti

(KH. Tohir Anwar) (Irfanuddin)

Page 85: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

Jawaban Wawancara

1. Hubungan saya dengan KH. HasanBisri adalah sebagai anak plus murid beliau.

2. Dalam pandangan saya sebagai anak khususnya dan keluarga serta mayarakat

pada umumnya, beliau merupakan tokoh sekaligus panutan baik dalam keluarga

dan masyarakatnya. Seorang guru dan dai yang totalitasnya dalam berdakwah

menyampaikan ilmu berupa ajaran islam kepada masyarakat. Tiada kata lelah

dan letih, hingga pada suatu ketika beliau jatuh sakit karena terlalu lelah. Beliau

orang yang disegani karena keluasan ilmunya, beliau sosok penyabar dalam

mengahdapi para madunya, karena beliau faham dan sadar betul bahwa merubah

atau paling tidak menyampaikan ajaran islam agar dapat diterima dan di pahami

dengan baik tidak semudah orang membailkkan tangan dan di lakukan sambil

lalu. Memerlukan adanya kesabaran dan keuletan serta proses yang

berkelanjutan dalam pembinaannya. Ia merupakan tokoh yang bersahaja

sederhana dalam kehidupaan sehari-hari, ia tidak memandang seseorang dari

strata sosial dan lain sebagainya. Pintu rumah beliau terbuka bagi siapa saja

yang ingin bertamu untuk silaturaahmi atau dimintai pertolongan. Ia akan

menolong dengan kadar kemampuan yang dimilikinya. walaupun ia marah atau

kesal kepada seseorang tetapi setelah bertemu dengan orangnya kesal dan

marahnya pun hilang seketika.

3. Pada tahun 1972 beliau datang ke jakarta, tapi pada awalnya beliau tidak berniat

datang ke jakarta melainkan ingin melanjutkan studinya ke Malaysia. Tapi

karena keterbatasan materi pada waktu itu akhirnya ia mengurungkan niatnya

untukberangkat ke Malaysia, Di jakarta beliau tidak mempunyai apa-apa,

bahkan sampai tahu apa yang untuk dimakan karena tidak ada kerjaan yang

Page 86: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

dapat di jadikan sebagai sandaran hidup pada waktu itu. Beliau pertama tinggal

di jakarta tepatnya di pos delapaan, tanjung priuk, dirumah pak jamilan, Hasan

Bisri pertama kali berumah tangga di Surabaya dan dianugrahi dua orang anak,

dan pada tahun 1976 beliau menikah dengan istri yang kedua dan di anugrahi

empat orang anak, dari pos 8 beliau pindah ke sungai bambu dan mulai

berdakwah didaerah tersebut, hingga pada akhirnya ia mendirikan sebuah majlis

taklim dan sekolahan yang bernama daarussalam. karena ada proyek

pembangunan jalan Tol beliau pindah ke kampung walang dan ditinggalkannya

majlis taklim dan sekolah yang didirikannya untuk kemudian di serahkan kepada

salah satu temannya untuk di teruskan. Di kampung walang beliau bersama-

sama dengan KH. Abdul Rasyid berdakwah guna meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang nilai-nilai islam di daerah tersebut. Dan pada tahun 1984

beliau pindah ke Semper Timur tepatnya kampung kebantenan, diantara tempat

yang pernah beliau tinggali, kebantenan merupakan daerah yang paling lama

beliau tinggal hingga saat ini. Beliau menghabiskan waktu-waktunya dengan

berdakwah dan juga bertugas sebagai hakim di salah satu pengadilan tinggi

agama di Jakarta.

4. Ciri khas KH. Hasan Bisri dengan dai lainnya adalah kalau menyampaikan

permasalahan jelas dan tidak terbawa emosi, beliau senantiasa melihat kepada

masyarakat sebagai objek, latar belakang pendidikan dan pola piker serta tingkat

pemahamannya. Dalam menyampaikan materi, ia selalu menjelaskan segala

permasalahan dan bab-bab yang berkenaan dengan masalah tersebut dengan

tajam dan gamblang. Menjelaskannya tidak hanya menurut satu ulama,

Page 87: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

melainkan dengan memberikan pandangan menurut ulama yang lainnya. Hal ini

menunjukkan keluasan ilmunya dan dalam pemahamannya. Tidak hanya

masyarakat yang menerima pelajaran dari beliau, Hasan Bisri banyak dijadikan

referensi oleh dai yang lain ketika mendapatkan satu permasalahan yang rumit

untuk menemukan jawabannya,. khususnya dalam bidang hukum. Maka tidak

berlebihan bila diiabaratkan kacang beliau tidak hanya mengerti kulitnya tapi

sampai dalamnya. Dalam dakwahnya ia benyak menyampaikan tentang akidah

“ushuluddin” karena ia memandang pentingnya akidah dalam diri muslim, ia

merupakaan sumber keimanan dan penggerak bagi seseorang untuk

melaksanakan apa yang diperintah tuhan dan menjauhi apa yang dilarang. Selain

akidah beliau juga menyampaikan materi yang berkenaan dengan hubungan

manusia dengan tuhan dan manusia dengan sesama manusia. Beliau juga

memberikan materi tasawuf sebagai usaha membentuk masyarakat yang

berakhlak baik kepada allah dan kepada manusia.

5. DENGAN MENDIRIKAN MAJLIS TA’LIM.

Hal ini digunakan untuk memberikan kemudahan baginya dalam

menyampaikan ajaran-ajaran dakwah kepada para jamaah, seperti yang

dilakukan olehnya setiap mengisi pengajian pada malam sabtu dan hari minggu,

dengan cara ini beliau dapat merasakan adanya kemudahan karena telah

memiliki sebuah tempat yang tetap untuknya dalam menyampaikan ajaran

dakwah islam.

Dengan adanya pendirian majlis taklim ini juga sebagai sarana untuk

berkumpulnya para jamaah untuk mengikuti pengajian-pengajian yang

Page 88: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

dilakukan selama ini serta terus berkesinambungan dan dapat di pantau hasilnya.

Karena jamaah merupakan warga masyarakat yang berada di sekitar majlis

taklim.

DENGAN CARA MENJALIN KERJASAMA DENGAN MAJLIS TAKLIM

LAINNYA.

Dalam melakukan pembinaan guna meningkatkan pemahaman

keagamaan terhadap jamaahnya, KH. Hasan Bisri juga melakukan kerjasama

dengan majlis taklim lainnya. Tidak lain majlis taklim ini merupakan majlis

taklim yang didirikan oleh murid-muridnya dan teman-teman seperjuangannya.

Dalam kerjasama ini Hasan Bisri juga ikut memberikan ceramah ditempat

pengajian tersebut, dan para jamaah yang mendengarkan ceramah ini merupakan

gabungan dari berbagai malis taklim, sehingga dengan demikian akan terjalin

hubungan yang baik diantara mereka dan keberlangsungan dakwah dapat terus

dipertahankan, terutama dalam merubah sikap dalam pemahaman masyarakat

terhadap nilai-nilai keagamaan.

DENGAN CARA MEMBERIKAN PEMAHAMAN AGAMA.

Memberikan pemahaman agama, bukan hanya kepada orang tua, juga

kepada anak-anak sebagai langkah kaderisasi. Penerapan syariat yang berkaitan

dengan akidah, hukum-hukum, dan muamalah kepada anak-anak sendiri

mungkin dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan langkah yang cukup

efektif bagi Hasan Bisri dalam menjalankan kegiatan dakwahnya. Hal tersebut

dikarenakan untuk menerapkan syariat yang berkaitan dengan masalah aqidah,

hukum dan muamalah kepada orang dewasa ataupun orang tua mereka mungkin

Page 89: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

tidak akan diterima dengan baik, oleh karena itu kegiatan pendidikan yang

dijalani selama ini diharapkan anak-anak dapat mengerti ajaran agama islam,

yang selanjutnya mereka dapat mengamalkannya dilingkungan rumah masing-

masing.

DENGAN MENDIRIKAN SARANA PENDIDIKAN

Dalam melakukan pembinaan akhlak bagi masyarakat, ia mendirikan

sebuah sekolah yang diberi nama daarul-maarif, sebagai salah satu langkah dan

upaya untuk menciptakan manusia yang tidak hanya fitrah karena nilai

kemanusiaannya tetapi lebih karena budi dan akhlaknya.

Akhlak merupakan hal yang penting dalam kehidupan, oleh sebab itu ia

harus di bentuk dan bina sedini mungkin, menurut hasan,akhlak adalah yang

membedakan kita dengan binatang, ia adalah nilai dan keindahan. kalau tidak

percaya copotlah pakaianmu dan berdirilah dipasar maka engkau akan

kehilangan martabat sebagai manusia.

Beliau sadar dan tahu betul bahwa anak-anak merupakan bagian kecil

dari srtuktur kehidupan masyarakat, namun ia pada gilirannya akan tumbuh

menjadi induk dan penggerak dalam tatanan kehidupan bermsyrakat. Maka

dengan demikian perlu adanya sarana dan fasilitas sebagai upaya dalam

membina akhlak masyarakat.

DENGAN MEMBERIKAN SURITAULADAN

Islam tidak mungkin akan berkembang, dan mustahil bagi Nabi

Muhammad untuk memiliki banyak pengikut apabila ia seorang yang tidak

memiliki akhlak yang baik dan budiluhur yang tinggi. Sebagaimana dalam

Page 90: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai

sabdanya “tidaklah aku diutus kepermukaan bumi ini, kecuali untuk

menyempurnakan akhlak manusia. Islam memandang penting kedudukan

akhlak, karena ia merupakan salah satu kunci keselamatan tidak tidak hanya di

dunia melainkan sampai ke akhirat.

Sebagai dai ia memiliki berperan sebatas menyampaikan materi tentang

ajaran islam, tetapi lebih dari itu ia harus berada di barisan paling depan dalam

mengimplementasikan ajaran dakwah yang telah disampaikannya. Ia tidak ingin

menjadi orang yang di cap dalam al-qur’an sebagai orang yang besar dosanya

disisi allah, yang besar perkataanya tapi tidak diringi dengan perbuatan.

6. Dalam segala aktifitas dan perbuatan tentu semua mempunyai tujuan dan

maksud. Begitu juga hal dalam dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasan Bisri

apakah terlihat adanya hasil dari peran dakwah beliau selama ini.

Menilik sejenak kondisi dari masyarakat Semper Timur sebelum ia datang dan

tinggal di daerah tersebut, pemahaman masyarakat masih terlalu bias dan awam

terhadap nilai-nilai keagamaan yang ada dalam islam, sehingga berimplikasi

pada kurangnya pemahaman keagamaan, acuh kepada tetangga, hidup dengan

prinsip individual. Tidak ada rasa saling menghargai dan menghormati antara

satu dan yang lain. Sehingga sering sekali terjadi keributan antar warga hanya

karena hal yang sepele.

Dengan peran yang beliau ambil selama ini telah mampu merubah kondisi

masyarakat kearah yang lebih baik, baik dalam melaksanakan ibadah yang telah

ditentukkan oleh agama dan baik dalam hubungan antar sesama manusia.

Page 91: Peran KH.Hasan Bisri SH.M.Hum dalam Meningkatkan … · (tentang tata cara ibadah), dan juga tausiah keagamaan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai