Disampaikan oleh Hasan Bisri

(Wakil Ketua BPK-RI)Pada Forum Anti Korupsi Indonesia ke-4

Jakarta, 10 Juni 2014

PERAN BPKDALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

DI SEKTOR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

04/15/2023 1

KERANGKA HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23C dan Pasal 23G, Pemerintah dan DPR telah mengesahkan 4 UU di bidang keuangan negara, yaitu :

UU No. 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara; dan UU No. 15 Tahun 2004 ttg Pemeriksan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara. UU No. 15 Tahun 2006 ttg BPK

Keempat UU tsb merupakan landasan yang kokoh dalam pengelolaan keuangan negara serta mempertegas tugas dan wewenang BPK dalam pemeriksaan keuangan negara.

04/15/2023 2

UNSUR-UNSUR KEUANGAN NEGARA

UU 17 tahun 2003 Pasal 2, menetapkan unsur-unsur keuangan negara sbb: a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan

pinjaman;

b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum, pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan negara dan Pengeluaran Negara;d. Penerimaan daerah dan Pengeluaran daerah;

e. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

g. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.

04/15/2023 33

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Definisi :Pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban.

Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara.

1. Taat pada peraturan dan tertib.2. Ekonomis, efisien dan efektif.3. Transparan dan bertanggungjawab.4. Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.5. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (kinerja).6. Profesional.7. Proporsional.8. Pemeriksaan oleh lembaga yang bebas dan mandari.

04/15/2023 4

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

1. BPK diberikan wewenang oleh UUD untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

2. Pemeriksaan BPK mencakup seluruh unsur keuangan negara, sebagaimana dimaksud dalam UU Keuangan Negara;

3. Pemeriksaan BPK meliputi tiga jenis yaitu : (1) Pemeriksaan keuangan; (2) Pemeriksaan Kinerja; dan (3) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu ;

04/15/2023 5

PERAN BPK DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

04/15/2023 6

04/15/2023 7

VISI BPK (2011 – 2015)Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel, dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntable dan transparan.

MISI BPK1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;2. Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan kegara ;3. Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewenangan keuangan negara.

PERAN BPK DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

Dalam semua jenis pemeriksaan, BPK selalu menilai aspek kepatuhan terhadap peraturan perundangan-undangan.

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran ketentuan yang memenuhi unsur – unsur tindak pidana, BPK wajib menyampaikan temuan tersebut kepada aparat penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK)

Dalam hal-hal tertentu, BPK memberikan kesempatan kepada instansi untuk menyelesaikan masalah ketidakpatuhan secara administrasi, misalnya dengan mengembalikan kepada negara potensi kerugian yang timbul, mengenakan saksi denda kepada pihak ketiga dan memberikan sanksi kepegawaian kepada pejabat yang bertanggungjawab.

04/15/2023 8

PERAN BPK DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI(lanjutan)

Atas permintaan Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK, BPK dapat melakukan pemeriksaan lanjutan atas temuan dugaan TPK dan menghitung kerugian negara.

Dalam rangka proses peradilan kasus TPK, BPK dapat menunjuk pejabatnya untuk memberikan keterangan ahli di muka pengadilan, sesuai dengan permintaan majelis hakim.

Dalam menghitung kerugian negara, BPK dapat menggunakan tenaga ahli dari luar BPK.

04/15/2023 9

SEKTOR KEUANGAN NEGARA YANG RAWAN KORUPSI (1)

SEKTOR PENDAPATAN NEGARA

1. Sektor pendapatan pajak (kelemahan sistem self assesment, restitusi/pengembalian

pajak)

2. Bea cukai (penerapan tarif bea masuk, manipulasi volume dan nilai barang import).

3. PNBP kehutanan (pengenaan PSDH dan DR, manipulasi tarip dan volume)

4. PNBP Migas (cost recovery pada KKKS)

5. Pertambangan minerba (manipulasi volume hasil tambang dalam perhitungan royalti dan

pungutan negara lainnya, serta reklamasi bekas tambang).

10

SEKTOR KEUANGAN NEGARA YANG RAWAN KORUPSI (2)

SEKTOR BELANJA NEGARA

1. Belanja pegawai (pegawai fiktif, pegawai sdh tdk aktif masih digaji)

2. Belanja barang (perjalanan dinas fiktif atau tidak sesuai dengan kenyataan, acara-acara sosialisasi/seminar fiktif, mark up belanja operasional kantor, pengadaan obat, dll)

3. Belanja modal – pengadaan barang/pemborongan pekerjaan (tender proforma, mark up harga, barang/pekerjaan bermutu rendah, pekerjaan tidak sesuai kontrak, barang/pekerjaan tidak diselesaikan atau tidak bisa dimanfaatkan, pekerjaan terlambat rekanan tdk dikenakan denda, pajak tidak dipungut sesuai ketentuan).

4. Belanja Bansos (penerima bansos fiktif, bansos dipotong oleh oknum, bansos tidak digunakan sesuai dengan proposal).

5. Hibah (penggunaan dana hibah diarahkan untuk membeli barang pada rekanan tertentu dengan harga mark up atau barang bermutu rendah).

11

SEKTOR KEUANGAN NEGARA YANG RAWAN KORUPSI (4)

SEKTOR BELANJA NEGARA

1. Subsidi - Belanja pegawai (pegawai fiktif, pegawai sdh tdk aktif masih digaji)

2. Belanja barang (perjalanan dinas fiktif atau tidak sesuai dengan kenyataan, acara-acara sosialisasi/seminar fiktif, mark up belanja operasional kantor, pengadaan obat, dll)

3. Belanja modal – pengadaan barang/pemborongan pekerjaan (tender proforma, mark up harga, barang/pekerjaan bermutu rendah, pekerjaan tidak sesuai kontrak, barang/pekerjaan tidak diselesaikan atau tidak bisa dimanfaatkan, pekerjaan terlambat rekanan tdk dikenakan denda, pajak tidak dipungut sesuai ketentuan).

4. Belanja Bansos (penerima bansos fiktif, bansos dipotong oleh oknum, bansos tidak digunakan sesuai dengan proposal).

5. Hibah (penggunaan dana hibah diarahkan untuk membeli barang pada rekanan tertentu dengan harga mark up atau barang bermutu rendah).

12

KASUS DUGAAN TPK YANG SDH DISAMPAIKAN OLEH BPK KE APHTAHUN 2003 S.D. APRIL 2014

04/15/2023 13

APH LHP KASUS Rp milyar USD Eq Rp Milyar

POLRI 30 61 19.894,15 14,037,999 20.055,59

KEJAGUNG 95 201 6.683,84 217,874,083 9.189,39

KPK 98 175 6.037,81 609,079,208 13.042,22

JUMLAH 223 437 32.615,80 840,991,290 42.287,20Kurs USD = Rp11.500

TINDAK LANJUT KASUS DUGAAN TPK DARI BPK OLEH APHTAHUN 2003 S.D. APRIL 2014

04/15/2023 14

APH LHP KA-SUS

LIM-PAH

LIDIK DIK TUT VO-NIS

SP3 BELUM TL

TDK ADA KET.

POLRI 30 61 0 27 9 3 7 11 4 0

KEJAGUNG 95 201 41 29 27 13 76 4 8 3

KPK 98 175 4 41 4 13 20 0 5 88

JUMLAH 223 437 45 97 40 29 103 15 17 91

% 10,29 22,20 91,15 6,64 23,56 3,43 3,89 20,82

04/15/2023 1515

Terima Kasih