hasan al banna

Upload: azhari-007

Post on 15-Jul-2015

627 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Makalah

PEMIKIRAN HASAN AL BANNA TENTANG PENDIDIKANDI S U S U N

OLEH

IRVI KHAIRANI PURBA310826275

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AJARAN 2010 / 2011

DAFTAR ISIDaftar isi Kata pengantar BAB I PENDAHULUAN BAB II Pemikiran Hasan AL - Banna tentang pendidikan BAB III Kesimpulan 15 . 5 .. 1 .. i .. ii

KATA PENGANTARDengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah tuhan seru semesta alam, yang telah menurunkan hidayah Nya kepada setiap 3nsane. Shalawat dan salam kita hadiahkan bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, rasul Allah akhir zaman, bagi keluarganya, sahabatnya, dan mereka yang mengikuti sunnahnya sampai hari kemudian. Kemudian dari pada itu, berkat taufik dan hidayah dari Allah SWT, saya telah dapat menyelesaikan makalah filsafat pendidikan islam yang khususnya saya ambil judul PEMIKIRAN HASAN AL BANNA TENTANG PENDIDIKAN. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan, bimbingan, dan fasilitas dari berbagai pihak. Kemudian hanya kepada allah jualah saya memohon, agar semua amal baik dan jerih payah dari pihak lain tersebut memperoleh imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Saya menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik yang berkenaan dengan materi maupun teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kritik yang

konstruktif dan saran saran yang bermanfaat dari semua pihak, khususnya para pembaca, senantiasa penulis harapkan guna perbaikan di masa masa mendatang. Akhirnya saya berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya, dan para pembaca yang terhormat, serta sekaligus merupakan sumbangsih saya dalam upaya Li Ilai kalimatillah, menuju mardhatillah, Amin

Medan,

Januari 2010

i

BAB I PENDAHULUAN

Nama lengkap hasan al Banna lahir pada tahun 1960 ( 1325 H ) di kota mahmudiyah, propinsi buhairah, mesir. Nama ayah hasan al Banna ialah syekh ahmad abdur rahman al banna ( seorang ulama yang hafal al Quran ). Pendidikan beliau ketika sekolah dasar bernama ar Rasyad ad Diniyah. Nama guru beliau adalah syekh hasafiyah ( guru tarekat ). Ketika umur 12 tahun, hasan al Banna pernah menyaksikan praktek zikir tarekat al hasafiyah yang diselenggarakan setelah shalat isya. Praktek zikir tersebut terlihat serasi dan kekhusyukan yang mendalam. Disamping itu, dalam kelompok tersebut, hasan al Banna menangkap tentang kelapangan hati dan kesholehan orang orang tua serta kerendahan hati oaring orang muda. Ternyata suasana seperti itu sangat mengesankan hasan al Banna. Sejak saat itu, syekh hasafiayah guru tarekat tersebut mengajak sepenuh hati hasan al Banna. Keinginan untuk berjumpa hasan al Banna telah terpenuhi dengan duduk berdampingan serta belajar kepada syekh hasafiyah. Hasan al Banna sempat membaca buku syekh tersebut yang berjudul Al Manhal As Shafi fi Manaqib Hasanain Al Hasafi ( telaga bening, jejak langkah Hasanain al hasafi). Buku ini sangat mengesankan hati hasan al Banna.1 Hasan al Banna adalah seorang muslim yang taat, mempunyai akhlak yang luhur, pemurah dan rendah hati dan kerjanya sehari-hari sebagai tukang jam. Pada tahun 1920 ( 1339 H ) Hasan al Banna pindah kesekolah guru Dar al Muallimin di Damanhur. Karena terpesona dengan terekat Al Hasafiyah maka hasan al Banna pun ikut berikrar, menjadi anggota tersebut pada tahun 1922 ramadhan 1341 H, setahun kemudian pada tahun 1923 ( 1342 H ) beliau pindah kesekolah Dar al Ulum, kairo. Selam belajar disekolah ini, ia aktif mengikuti kegiatan tarekat. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Hasan al Banna menyelesaikan belajarnya di Dar al ulum pada tahun 1927 ( 1346 H ). Kemudian beliau diangkat menjadi guru di salah satu sekolah di kota ismailiyah , sekitar terusan suez. Selain mengajar, dikota ini, beliau pun mulai mengembangkan1

H. Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia ( Jakarta: Djambatan, 1992 ), h. 303.

kegiatan dakwah yang lebih terorganisir. Ketika beliau dibangku sekolah, ia telah merintis kegiatan dakwah dalam bentuk perkumpulan perkumpulan yang kurang terorganisir. Akhirnya, pada tahun 1928 ( 1347 H ), bersama dengan enam orang temannya, ia berhasil membentuk perhimpunan Ikhwan Al Muslimin ( persaudaraan antar muslim ). Dikota ismailiyah, pusat kegiatan ikhwan al M uslimin, hasan al Banna mendirikan berbagai pesantren harra dan madrasah. Ummahat al muminin dengan lembaga lembaga tersebut, kegiatan dakwahnya semakin tersiar keberbagai wilayah baik desamaupun kota kota terdekat. Empat tahun kemudian, 1932 ( 1351 H ) hasan al Banna pindah ke kairo ibu kota mesir, bersama dengan markas Ikhwan al muslimin. Hasan al Banna mengadakan perjalanan rutin keberbagai propinsi dalam mengembangkan misinya dan sampai pada akhirnya ide dan semangat perjuangan ikhwan al muslimin terbesar keseluruh pelosok mesir. Sehubungan dengan cita cita pejuangan hasan al banna untuk menerapkan ajaran islam pada semua aspek kehidupan, aktivitas hasan al banna dan ikhwanul muslimin menggapai bidang yang amat luas dan meliputi bebagai aspek, antara lain sebagai berikut2 : 1. Aspek agama dan moral. Menurut hasan al Banna, upaya untuk mengatasi melemahnya kesadaran beragama dan dekadensi moral dikalangan masyarakat mesir dilaksanakan dengan bepedoman pada Al quan dan Hadits. Melalui kegiatan ikhwanul muslimin berupaya secara maksimal untuk membina masyarakat dengan iman dan ibadah. 2. Aspek sosial Hasan al Banna sangat menaruh perhatian terhadap masalah sosial. Baginya, beramal untuk kebaikan masyaarakat adalah bagian dari misi seorang muslim dalam kehidupan ini. Hasan Al-Banna bersama ikhwanul muslimin berupaya dan berkarya untuk mewujudkan kesehjateraan dan keadilan sosial bagi masyarakat berdasarkan masyarakat islam. 3. Aspek pendidikan

2

Nina. M. Armando, Ensiklopedi Islam ( Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005 ), h. 313.

Hasan Al-Banna mempunyai ide dasar pendidikan dengan ikwanl muslimin melalui jalur pendidikan. Secara gais besar materi pendidikan yang dirancangnya meliputi aspek akal, akhlak, jasmani, jihad dan soial dan politik. Pendidikan ideal yang diinginkannya adalah pendidikan seimbang yang mementingkan aspek akal, dan aspek hani sekaligus, berlandaskan al`quran dan hadis serta memiliki corak keislaman yang jelas. 4. Aspek ekonomi Melihat keadaan ekonomi Mesir ang sangat lemah dan memprihatinkan akibat dominasi asing, al Banna dan Ikhanl Muslimin bangkit membela kepentingan masyarakat ekonomi lemah. Ia gigih memperjuangkan hhak para pekerja dan petani serta berusaha memperbaiki kehipan ekonomi melalui usaaswaday. Ia berseru kepada pemerintah dan masyarakat agar menguasai dan mengola sendiri sumber daya alam serta menentang setiap campur tangan asing. 5. Aspek politik Sebenarnyaasanal-bannabukanseorang politikus danikwnul musliin yang didirikannya anya sebuaperkumpulan bukanartai politik. Walaupundemikian ia dan toko ikwanul muslimin lainnya tidak absen dari pembicaraan mengenai politik. Karenamenurutpendapatnya islam itu melalui sistem yang meliputi berbaai sistem, termasuk sistem politik. Inti idenya dalam bidan polityik ini adalah keharusan diterapkannya ukum islam secara konsekuen dineeri mesir. Secara politis, dia adala toko anti barat.3 Ada dugaan, keterlibatan asan al banna dalam praktis inila yan menimbulkan akibat fatal bai dirinya dan perkumpulan yang didirikannya. Pada 18 desember 1948 pemerintah mesir membubarkan ikhwanul muslimin menyita semua kekayaannya dan memenjarakan toko pentin oranisasi itu selain hasan al-banna sendiri. 3 minggu setela pemerintah membubarkan oranisasi itu, perdana menteri nuqrsyhi pasya mati terbunuh. Pihak penguasa rejim faruq mempunyai dugaan kuat bahwa pelaku pembunuhan tersebut adala anggota ikhwanul muslimin. 7 minggu3

Ibid, h. 315

kemudian terjadi traedi berdara yan sanat memilukan, terutama baii ikwanul muslimin. Asan al banna tewas ditembak anggota dinas rahasia pemeritah pada 12 februari 1949.4 Semangat keislaman hasan al Banna selalu memperlihatkan sesuatu yang khas. Beliau memiliki pengertian khusus tentang islam. Hasan al Banna keliru mengenai islam hanya terdiri dari aspek rohaniyah dan ibadah. Hasan berpendapat bahwa islam bukan hanya doktrin agama yang menyangkut aspek kerohanian dan penyembahan melainkan juga semangat kebangsaan tanah air, dan al Quran, karenanya lambang perjuangan hasan al Banna adalah kitab suci Al quran dan dua humusan pedang. Untuk membantu perjuangan Ikhwan al muslimin hasan al Banna menerbitkan sebuah mingguan Al muslimin dan majalah An Natir, selain ceramah dan pertemuan pertemuan melainkan media tersebut hasan menyuarakan semangat dan orientasi perjuangannya. Setelah tersebar keseluruh wilayah mesir hasan al Banna menghendaki Ikhwan al Muslimin menjadi gerakan internasional. Sejak pada tahun 1990 gerakan Ikhwan al Muslimin meluaskan wilayahnya keseluruh dunia arab bahkan dia mengirimkan utusannay keberbagai agama islam dan sejak tahun tahun itu khususnya 1948 Ikhwan Al muslimin mulai terlibat persoalan politik palestina karena ketidak setujuan barat atas keterlibatannya melalui kementrian mesir. Syahidnya Hasan al-Banna tidak berarti surutnya dakwah beliau. Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Masa-masa sepeninggal Hasan al-Banna, adalah masa-masa penuh cobaan untuk umat Islam di Mesir. Banyak murid-murid beliau yang disiksa, dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum mati, terutama ketika Mesir di perintah oleh Jamal Abdul Nasir, seorang diktator yang condong ke Sovyet. Banyak pula murid beliau yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, bahkan ke Eropa. Ikhwan Al muslimin diperintahkan untuk dibubarkan dan akhirnya hasan al Banna mati terbunuh akibat pertikaian tersebut. Hasan al Banna tutup usia pada tanggal 12 februari 1949 ( 14 rabiul akhir 1368 H ) di kairo.

4

Ibid, h. 317

Di antara karya penerus perjuangan beliau yang terkenal adalah Fi Dzilaalil Qur'an (di bawah lindungan Al-Qur'an) karya Sayyid Quthb. Sebuah kitab tafsir Al-Qur'an yang sangat berbobot di jaman kontemporer ini. Ulama-ulama kita pun menjadikannya sebagai rujukan terjemahan Al-Qur'an dalam Bahasa Indonesia. Di antaranya adalah Al-Qu'an dan Terjemahannya keluaran Depag RI, kemudian Tafsir Al-Azhar karya seorang ulama Indonesia Buya Hamka. Mengenal sosok beliau akanlah terasa komplit apabila kita mengetahui prinsip dan keyakinan keyakinan yang menjadi pedoman dalam diri hasan al Banna.5

5

http://deddy24.blogspot.com/2005/03/biografi-hasan-al-banna.html

Adapun karya Hasan al-Banna Karya hasan al-banna yang terbesar adalah: Mendirikan organisasi ikhwan al-muslimin yang berada di mesir. Selain itu karya hasan al Banna yang lainnya adalah: I. Membangun mesjid II. Membangun lembaga pendidikan III. Membangun rumah sakit. IV. Membangun berbagai balai industry. V. Mendirikan pesantren harra dan madrasah ummahat al muminin.

BAB II PEMIKIRAN HASAN AL-BANNA TENTANG PENDIDIKAN Pemikiran al-Banna tentang pendidikan tidak terlepas dari pandangannya terhadap ajaran islam. Ajaran islam baginya mencakup segala aspek dan menyentuh seluruh segi urusan manusia, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan ukhrawi. Islam dalam pemahamannya adalah Negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih saying dan keadilan, peradaban dan undang-undang, materi dan sumbver daya alam, jihad dan dakwah, penghasilan dan kekayaan. Pemahaman al-Banna terhadap ajaran agama islam secara utuh, ia aplikasikan dalam mendidik umat islam,., tanpa memisahkan ilmu-ilmu yang tanziliyah dan ilmu-ilmu yang kauniyah. Ia memutuskan dan mengaplikasikan suatu system pendidikan yang dinamakannya pendidikan khuluqiyyah. Adapun pemikirannya dalam system pendidikan khuluqiyyah meliputi berbagai aspek yaitu: 1. Lembaga pendidikan Pengintegrasian ajaran islam dalam pandangan hasan al-Banna dapat direalisasikan dalam menata kehidupan umat. Menurutnya, seluruh aspek kehidupan manusia, berbangsa dan bernegara, jihad dan dakwah semua termuat dalam al-Quran. Oleh karena itu, seluruh aspek kehidupan haruslah dinuansai/ diwarnai oleh ajaran-ajaran islam., terutama sumber-sumber peradaban dan kemajuan umat. Misinya tentang lembaga jauh kedepan. Menurut prediksinya, masa depan peraaban islam akan cerah andaikata lembaga pendidikan islam di tata secara islami, dan seluruh aktivitasnya diwarnai oleh ajaran islam.6 Dengan arti kata, lembaga pendidikan islam hendaknya berfungsi sebagai sarana untuk memproduksi manusia yang berkarakter islam. Sebab suatu hal yang mesti diyakini, lembaga pendidikan adalah cerminan dari masyarakat. Jika terjadi ketimpangan dalam dunia pendidikan, maka hal tersebut merupakan kelanjutan dari ketimpangan struktur masyarakat dan demikian pula sebaliknya. Menurut hasan lembaga pendidikan islam hendaknya independen dan tidak terikat/ terbelenggu oleh keotoriteran pemertintah.

2. Dasar pendidikan I. Al quran Dasar pertama tarbiyah Khuluqiyyah adalah al-Quran. Dalam Majmuah al-Rasai dijelaskan bahwa: visi dan misi Hasan al-Banna tetap dilandasi oleh keyakinanya terhadap alQuran. Seperti halnya pendidikan islam pada umumnya, institusi tarbiyah khuluqiyyah mempunyai lembaga, baik lembaga pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Untuk lembaga pendidikan sekolah, dilakukan melalui wadah Ikhwan al-Muslimin dengan mendirikan sekolah mulai sekolah dasr (Ibtidaiyah) sampai sekolah lanjutan (Aliyah). Sekolah teknik untuk anak lakilaki dan perempuan yang keadaannya berbeda dengan sekolah lain. Al-Banna telah menciptakan suatu sistem pendidikan sendiri yang lengkap dan terpadu. Sedangkan yang berkenan dengan pendidikan luar sekolah diselenggarakan melalui kegiatan belajar tanpa perjenjangan akan tetapi bersifat kontiniu, baik melalui keluarga, kelompok belajar, kursus kejuruan untuk anak putus sekolah, dan pendidikan kewiraswastaan bagi yang tidak mampu melanjutjkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasan al Banna menguraikan kewajiban ikhwanul muslimin dalam kehidupan sehariharinya,ikhwan harus membaca Al quran setiap hari, menghapal sedikitnya empat puluh hadist, menelaah hayat nabi, sejara awal islam, dan prinsip pokok islam. II. Hadist

Pengakuan para tokoh diluar islam yang demikian tidak terlepas dari argumentasi yang sesuai dengan hasil penelitiannya. Di sini terlihat bahwa al-Quran bukan sekedar kebenaran yang dapat teruji secara ilmiah yang bersifat absolute, tetapi juga merupakan daya stimulasi dan motivasi yang mengilhami kekuatan dan semangat edalam membangun peradaban umat manusia. Sementara dasar suunah rasul merupakan tabyin (penjelas) akan ayat yang bersifat mujmal. Keberadaan nabi Muhammad Saw sebagai pendidik yang paling berhasil di dunia, secara aplikatif selalu memperlihatkan tindakan yang bersifat mendidik dalam segala aspek kehidupannya. Adapun dasar sejarah para sahabat nabi Saw (al-salaf al-shalih) mengandung nilai-nilai paedagogis, sebab mereka orang yang hidup di zaman nabi Saw, dan mereka adalah orang yang sangat dekat, selalu bergaul dan paling banyak mengetahui petunjuknya dan paling dipercayai dalam menyampaikan semua perkataan dan perbuatan Rasulullah Saw.6

Ibid, h.

3. Tujuan pendidikan Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dasar tarbiyah khuluqiyyah adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul Saw serta sirah al-Salaf al-Shalih. Ketiganya merupakan konsep dasar dalam pendidikan dan seluruh aktivitas pendidikan dijalankan. Dengan demikian tujuan yang akna dicapaipun tetap dalam koridor qurani. Adapun tujuan pendidikan islam (tarbiyah khuluqiyyah) dirumuskan sebagai berikut: a. Menjelaskan posisi manusia di antara makhluk lain dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini. b. Menjelaskan hubungan manusia dengan masyarakat dan tanggungjawabnya dalam tatanan hidup bermasyarakat. c. Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya dan mengetahui hikmah penciptaan dalam rangka memakmurkan alam semesta. d. Menjelaskan hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta alam semesta.7

Keempat tujuan pendidikan Al-quran yang dinukilkan di atas. Pada

intinya adalah

terbinanya manusia sebagai satu pribadi yang betul-betul memperhambakan dirinya secara ikhlas kepada Allah. Dengan tujuan tersebut diharapkan segala aktivitas dan perjalanan hidup manusia senantiasa dalam koridor qurani. Tujuan asasi ini mengisyaratkan bahwa tujuan pendidikan islam adalah agar umat dapat membersihkan diri dari ambisi dan nafsu pribadi, serta sepenuhnya mencari ridha, sehingga Allah lebih ia cintai dari pada isterinya, anak dan harta bendanya. Adapun tujuan pendidikan madrasah ikhwanul muslimin yang juga didirikan oleh hasan al Banna adalah untuk menghidupkan hati supaya tidak mati, memperbaikinya sehingga ia tidak rusak dan memperhalusnya sehingga ia tidak menjadi kasar dank eras. Sebab kekerasan hati dan kejumudan mata merupakan siksaan yang dimohonkan perlindungan Allah. Disamping tujuan tarbiyah khuluqiyyah secara umum, maka setiap cabang juga memiliki tujuan spesifik seperti tarbiyah jasmaniah yang bertujuan: 1. Agar setiap muslim berbadan sehat dan berupa memelihara kesehatan fisik dan mental,7

Dr. Yusuf Al qardhawy, pendidikan islam dan madrasah hasan Al Banna, (Jakarta : bulan bintang, 1980), h. 47

2. Agar setiap muslim dapat beraktifitas dengan lincah dan positif, 3. Agar setiapmuslim mempunyai daya tahan yang senantiasa prima.

4. Metode pendidikan I. Metode ceramah dan bercerita.

Sebagai halnya pendidikan lainnya, tarbiyah khuluqiyyah merupakan aktivitas yang menuntut adanya interaksi secara baik antara pendidik (murabbi) dan peserta didik (murabba). Hal ini disebabkan, karena tarbiyah merupakan upaya yang memerlukan hubungan yang erat antara kedua belah pihak dan merupakan proses ikhtiariah manusia dalam rangka membimbing (isyraf), menerangkan (altaujih) dan transformasi (al-idkhal), dan internalisasi nilai-nilai islam ke dalam jiwa peserta didik. Dalam upaya mendidik, Hasan al-Banna kelihatan begitu ikhlas dalam aktivitasnya dan menekuni profesinya sebagai seorang pendidik. Ia tidak suka mencela, menghujat atau menyindir peserta didik. Ia tidak pula menanggapi kemungkaran dengan caci maki. Ia berusaha menggunakan cara/kiat dan gaya yang menarik, serta dapat diterima secara umum. Disamping di bumbui dengan ilustrasi dan kisah-kisah, ia juga selalu berusaha agar apa yang disampaikannya benar-benar berkesan.8 Agar pendidikan menyentuh semua komunitas umat, maka hasan al-Banna memilih tiga buah kafe (tempat) yang cukup besar yang menampung ribuan orang sebagai lembaga pendidikan luar sekolah. Ketiga kafe tersebut masing-masingya di isi dengan kegiatan ceramah dua kali dalam seminggu. Di lembaga pendidikan (kafe) tersebut audiennya mempunyai selera dan kemampuan menerima ajaran yang cukup variatif. Dalam hal ini, pendidik dituntut menyesuaikan materi dan metode yang relevan dengan situasi para audien (peserta didik). Di sinilah salah satu letak keunikan dari tarbiyah khuluqiyyah Hasan al-Banna, yaitru dapat menyesuaikan metode dengan kondisi yang ada. Bahkan menurut para audien yang secara langsung mendengarkan ceramahnya mengatakan bahwa kalimat-kalimat yang diutarakan Al-Banna seakan mampu meniyhir para pendengar, merasuk kedalam hati, bukan dengan provokasi, tetapi sepenuhnya bertumpu pada kebenaran.

8

Ibid, h. 50

II.

Metode katauladanan

Di samping pemakaian metode yang disebutkan diatas, juga mempergunakan metode ketauladanan yang diterapkannya dalam mendidik umat merupakan salah satu kunci mengantarkannya kegerbang kesuksesan. Di samping metode ketauladanan, al-Banna juga menerapkan metode mendidik melalui kisahkisah. Metode ini biasanya ia pergunakan pada lembaga pendidikan luar sekolah. Para remaja pedesaan ia kumpulkan dua jam sebelum shalat jumat dan kepada mereka disajikan kisah-kisah al-Salaf al- Shalih. Mereka juga diberi latihan olah raga dan nasyid. Bila waktu shalat hampir tiba, dengan berbaris mereka keluar menuju masjid. Di sana seorang pendidik memperkenalkan cara berwudhu. Proses pembelajaran setelah shalat jumat. Adapun metode yang diciptakan oleh Ikhwanul Muslimin untuk membangkitkan perasaan keagamaan, menumbuhkan sikap mawas diri dan mengalahkan nafsu lawwamah atau nafsu amarah dan apa yang dinamakan jadwal al muhasabah (jadwal intropeksi), yaitu suatu jadwal yang dicetak, berisi pertanyaan pertanyaan yang ditujuksn oleh seseorang kepada dirinya dan ia harus menjawabnya dengan ya atau tidak, supay mengetahui sejauh mana ia melaksanakan atau mengabaikan kewajibannya. Menurut an nahlawi, mengemukakan beberapa metode yantg paling penting dalam pendidikan islam yaitu9 1) Metode hiwar percakapan qurani dan nabawi 2) Mendidik dengan kisah kisah qurani dan nabawi 3) Mendidik dengan amtsal perumpamaan qurani dan nabawi 4) Mendidik dengan memberi teladan 5) Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman 6) Mendidik dengan mengambil ibrah pelajaran dan mauidhah peringatan 7) Mendidik dengan targhib membuat senang, tarhib membuat takut.

9

H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Isla, pendekatan historis, teoritis, dan praktis ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002 ),

5. Materi pendidikan Secara ijmali, ajaran islam terdiri dari aspek aqidah, syariah, dan akhlak. Ketiga aspek ini merupakan materi pendidikan islam semenjak zaman Rasul Saw. Aspek ini pula yang menjadi materi tarbiyah khuluqiyyah Hasan al-Banna. 1. Akidah Merupakan materi utama dalam pendidikan Hasan al-Banna. Akidah yang khalis akan terpatri dalam jiwa, menjadi motor penggerak untuk selalu muwajahah kepada sang khaliq. Akidah adalah tujuan utama dalam pendidikan, yaitu akidah yang tidak dinodai oleh khurafat dan keraguan. Akidah yang kokoh ndapat menentramkan jiwa, melahirkan keyakinan yang mantap dan diiringi dengan tindakan lahiriyah. 2. Ibadah Pusat pendidikan khuluqiyyah Hasan al-Banna adalah kembali pada ajaran al-Quran, yaitu dengan membacanya, mempelajarinya, mengamalkan isinya, dan mengajarkannya

kepada orang lain. Di samping itu, hasan al banna memotivasi peserta didiknya untuk selalu memperbanyak zikir kepada Allah. Menurutnya, melalui berzikir, dengan benar akan menciptakan keadaan jiwa yang tenang dan cenderung mengingat Allah Swt. Hasan Al Banna berpesan kepada anak didiknya, begitu pula tulisan tulisannya dan pidatonya dalam berbagai kesempatan kesempatan baik umum dan khusus senantiasa mengetuk hati

manusia sehingga terbuka untuk mengenal Allah, mengharapkan karunia-Nya dan takut kepada-Nya, bertaubat dan bertawakkal kepada-Nya serta yakin akan rahmat yang tersedia di sisi-Nya, cinta dan ridha terhadap-Nya, merasa tenteram dengan mendekatkan diri kepadaNya dan dengan megingat-Nya. 3. Akhlak Di antara aspek pendidikan yang terpenting menurut Ikhwanul Muslimin ialah aspek kejiwaan atau akhlak. Imam Hasan Al Banna menamakannya tongkat komandoh. 73.

perubahan, seperti tongkat yang mengalihkan perjalanan kereta api dari satu jalur ke jalur lainya dan dari satu arah kearah lainnya. Menurut Hasan al Banna dosa kecil harus

ditinggalkan, apalagi dosa besar. Cara terbaik mendisiplinkan diri adalah berjihad melawan hawa nafsu, menundukkan naluri dan mengarahkannya ke hal - hal yang halal. Seorang muslim tidak boleh bergaul dengan orang minum alkohol atau yang tidak bermoral, walau orang itu masih saudara dan kawan.10 Hasan al banna menambakan, tidak boleh membuang waktu, karena waktu adalah kehidupan. Karena itu, supaya berusaha memanfaatkan waktu untuk aktivitas berfaedah. Di antara hal yang paling dipentingkan oleh Ikhwanul Muslimin dari akhlak utama untuk ditanamkan dalam jiwa pengikutnya adalah : 1. Sabar. Sabar yang dimaksud disini, baik sabar atas panjangnya jalan perjuangan, banyak onak dan durinya, banyak penghambat karena ketakutan atau karena keuntungan pribadi. 2. Tabah. Di antara sifat yang berhubungan dengan sabar dan menyempurnakannya adalah ketabahan. Uztad Al Banna menjadikannya salah satu rukun baiat yang sepuluh dan menafsirkannya dengan kata katanya : yang saya maksudkan dengan tabah disini ialah seorang anggota harus tetap bekerja keras untuk mencapai tujuannya walaupun tahun berganti tahun, sehingga ia berjumpa dengan allah ( wafat ) dalam keadaan apapun. Dia pasti mencapai satu dari dua kebaikan yaitu mencapai tujuannya atau ia syahid pada akhirnya. 3. Cita Cita. Cita cita artinya harapan akan kemenangan islam, percaya bahwa masa depanditangannya dan pertolongan Allah itu dekat ( datangnya), meskipunb bahaya bertubi tubi dan bencana silih berganti. Adapun Di antara ucapan Hasan Al Banna10

Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam ( Bandung: Mizan, 1996 ), h. 140.

yaitu Sesungguhnya kenyataan pada hari ini. Kemarin masih merupakan mimpi dan apa yang hari ini merupakan mimpi akan menjadi kenyataan esok hari. Jiwa yang meluap luap seperti inilah yang menanamkan keyakinan, membangkitkan harapan, dan menghidupkan cita cita untuk kemenangan islam dalam diri yang selama ini telah di hancurkan oleh sifat putus asa. 4. Pengorbanan. Kesediaan berkorban adalah akhlak yang paling dipentingkan dalam pendidikan Ikhwanul Muslimin. Yang dimaksud dengan kesediaan berkorban ialah seseorang anggota tidak kikir tenaga, harta dan waktu untuk dakwahnya.11 Hasan al-Banna berkeyakinan bahwa dekadensi moral (al-inhithat al-khuluqy) adalah penyebab utama terjadinya krisis yang melanda umat manusia. Untuk membentengi peserta didik dari dekadensi moral, maka perlu penanaman nilai-nilai akhlak melalui tarbiyah khluqiyyah. Dalam rangka menginternalisasikan nilai-nilai akhlak diniyah kepada peserta didik, maka pada setiap peserta didik diajarkan wirid-wirid dalam rangka mendidik jiwa, perasaan, dan hati, agar dengan jiwa tetap dalam kesucian. Di antara kekhasan materi pendidikan al-Banna adalah: y y y y y Ibadah sunat secara rutin. Zikir. Membaca Al-Quran. Shalat tahajjud. Berdoa serta bangun malam dan beribadah. Menurut Ali Abd. Al-Halim Mahmud, ibadah seperti itu merupakan sarana yang tiada bandingannya dalam rangka menerapkan tarbiyah al-nafs (pendidikan diri sendiri) yaitu mensucikan hati sehingga dekat kepada Allah swt.

4. Jasmani11

Ibid, 145.

Ikhwanul Muslimin tidak mengabaikan aspek jasmani dalam pendidikan anggota anggotanya. Sebab tubuh adalah sarana manusia untuk mencapai tujuannya serta melaksanakan kewajiban kewajiban agama dan dunia. Orientasi tarbiyah khuluqiyyah bukan saja dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, tetapi juga aspek jasmani merupakan perioritas utama. Menurut al-Banna, kesehatan badan sangat berpengaruh terhadap jiwa dan akal. Demikian besarnya perhatian al-Banna terhadap pendidikan jasmani, sehingga hal ini dengan mudah ditemui adanya aktivitas remaja dalam bidang olah raga seperti: gulat, tinju, basket, sepak bola bahkan ada pula program kemah wisata dalam pendidikannya. Sebagai manifestasi dalam upaya melahirkan generasi muslim yang kuat jasmani dan rohaninya. 5. Jihad Di antara aspek pendidikasn Ikhwanul Muslimin yang menonjol ialah pendidikan jihad dan saya tidak mengatakan pendidikan kemiliteran. Karena pengertian jihad adalah lebih dalam dan lebih luas dari pengertian kemiliteran. Pengertian jihad adalah iman, akhlak, jiwa, pengorbanan, disamping disiplin perlu adanya latihan juga. Di antara cara yang dipilih oleh ikhwanul muslimin untuk mengingatkan kepada jihad ialah memperingati peristiwa peristiwa islam yang berhibungan dengannya, seperti peperangan besar, perang badar, penaklukan mekah, dan sebagainya. Masuknya aspek jihad dalam kurikulum tarbiyah

khuluqiyyah tentunya tidak terlepas dari kondisi umat saat ini. Peradaban imperialism barat yang mendominasi seluruh aspek kehidupan merupakan motivator yang mendorong lahirnya gerakan jihad untuk membebaskan bumi mesir. Konsepsi jihad bukan hanya terkonsentrasi secara kemiliteran. Dalam hal ini, Hasan al-Banna memahami makna zona jihad dalam konteks yang lebih luasdan lebih dalam, yaitu meliputi mujahadah al-nafsi (melawan nafsu) dan mujahadah melawan syetan. Ia menekankan aspek ini dalam rangka merangsang dan menanamkan semangat jihad dikalangan peserta didik, yaitu semangat jihad yang berbasiskan keimanan, akhlak, spiritual, dan pengorbanan. Dengan tujuan agar tercipta generasi islami yang betulbetul eksis dan memiliki komitmen tinggi terhadap ajaran islam. Melalui semangat jihad yang demikian akan tumbuh rasa patriotism di kalangan peserta didik, baik melalui kisah-kisah perjuangan umat secara local, nasional, bahkan sampai kepada kisah-kisah islami dengan

macam ragamnya, seperti sirah nabi Saw dan para sahabatnya. Bahkan nasyid-nasyid yang diajarkan selalu bermuatan seruan kepada jiwa patriotic dan moralitas islam. 6. Kemasyarakatan pendidikan Ikhwanul Muslimin menekankan, bahwa amal untuk kebaikan masyarakat merupakan bagian dari misi seorang muslim dalam kehidupan. Al quran telah menunjukkan misi yang mempunyai tiga bidang ini : y y y Bidang yang mengatur berhubungan dengan allah yaitu ibadah. Bidang yang mengatur hubungan dengan masyarakat yaitu amal kebaikan. Bidang yang mengatur hubungan dengan musuh yaitu jihad. Dari sini jelaslah bahwa setiap anggota Ikhwanul Muslimin adlah anggota yang berguna bagi masyarakatnya, ia selalu mengerjakan kebaikan dan mengajak untuk selalu berbuat kebaikan. Semua cabang cabang Ikhwanul Muslimin adalah tempat bagi perbaikan masyarakat dan pelayanan bangsa dengan segala sarana yang ada berupa pengajaran, latihan, perbaikan, pemeliharaan dan pemberian petunjuk petunjuk tentang keagamaan dan kesehatan. Dalam hal ini Ikhwanul Muslimin jelas bersumberkan pada islam sendiri dan menjelaskannya kepada setiap individu dan jemaah muslim. Tetapi sebagian orang ( partai pembebasan ) menolak ikhwanul muslimin melibatkan diri dalam aspek kemasyarakatan ini, dengan alasan bahwa dari satu segi hal ini akan mengurangi kegiatan dakwah dan dari segi lain ini adalah tindakan tambal sulam yang tidak banyak hasilnya, selain memperlemah semangat masyarakat untuk menuntut dan berusaha mendirikan Negara islam. 7. Politik Di antara aspek aspek penting yang diutamakan oleh pendidikan Ikhwanul Muslimin adalah aspek politik. Yang dimaksud dengan aspek ini adalah apa yang berhubungan dengan pemerintahan, tatanegara dan hubungan antara pemerintah dan rakyat. Hasan Al Banna harus berjuang dengan sengit untuk mengikis paham paham yang salah mengenai hubungan antara agama dan politik, yaitu paham yang ditanamkan oleh kebodohan dan

hawa nafsu, yang dikembangkan oleh penjajahan kebudayaan dengan segala usaha dan perhatian sehingga akarnya semakin kukuh dan cabangnya semakin rindang. Pendidikan politik pada madrasah Hasan Al Banna didasrkan atas sejumlah prinsip, yang terpenting ialah : y Memperkuat kesadaran dan perasaan wajib membebaskan negeri islam setiap kekuasaan asing dan mengusir penjajah dari negeri negeri islam dengan segala cara yang sah. Dimulai dari negeri kecil, yaitu lembah nil bagian utara dan selatannya ( mesir dan sudan ) kemudian dunia arab yang besar dari lautan atlantik sampai teluk Persia. y Membangkitkan kesadaran dan perasaan atas wajibnya mendirikan

pemerintahan islam. Hal itu adalah kewajiban agama kebutuhan vital bagi nasionalisme dan kemanusiaan. Disebabkan hal itu adalah wajib, karena Allah telah mewajibkan kepada pemerintah dan rakyat untuk kembali kepada hokumNya dan hokum rasul-Nya dalam segala persoalan mereka. Hasan Al Banna telah memperkuat pengertian dasar ini dalam tulisan tulisan dan ceramah ceramhnya : menuntut supaya dilaksanakan hokum Al Quran dan didirikan Negara islam, dengan menyerang pikiran sekularisme yang keji yang di impor dari luar dan membawa kepada pemisahan agama dari Negara dalam pemerintahan, perundang undangan, pengajaran, penerangan dan sebagainya. y Membangkitkan kesadaran dan perasaan akan wajib terwujudnya persatuan islam. Persatuan adalah kewajiban agama dan keharusan hid

BAB III Kesimpulan Pendidikan islam menurut Ikhwanul Muslimin selain menonjol dengan penekanan pada segi keimanan atau ketuhanan dan saling melengkapi dan menyeluruh dalam segi pendidikan, menonjol pula dengan ciri penting yaitu bersifat positif dan membangun. Hasan Al Banna, pendiri gerakan itu, adalah benar benar seorang pembangun bukan seorang penghancur, seorang yang suka bekerja tukang bicara dan seorang yang realis bukan seorang yang dimabuk khayal. Ikhwanul Muslimin berkeyakinan bahwa dasar pengajaran islam dan sumbernya adalah kitabullah dan sunnah rasul-Nya. Kelebihan hasan al Banna ialah berkumpulnya dirinya pada faham salaf yang jadi ikutan dan pham shufi yang penuh perasaan, demikianlah yang diinginkannya dari sahabat sahabatnya. Hasan Al Banna menjadikan paham sebagai rukun baiat yang pertama dan di dahulukannya atas ikhlas, amal, jihad, persaudaraan, dan sebagainya yang merupakan prinsip prinsip dasar dari dakwah. Karena pemahaman mendahului semua itu dan seorang manusia tidak akan ikhlas terhadap kebenaran, mengamalkannya dan memperjuangkannya kecuali setelah ia mengenalnya dan memahaminya.

Daftar Pustaka

Armando M. Nina, ensiklopedi islam, Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2005 H. Harun nasution, Ensiklopedi Islam Indonesi,Jakarta: Djambatan, 1992 Fakhrur rozy dalimunthe, sejarah pendidikan islam, Jakarta: latar belakang, analisis dan pemikirannya medan : rimbow, 1986 Qardhawy Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al Banna,Jakarta: 1980, Bulan Bintang. Rahnema Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, Bandung: Mizan, 1996 Nata abudin, pemikiran para tokoh pendidikan islam, seri kajian filsafat pendidikan islam Jakarta: rajawali pers, 1998.ow, 1986 Jalaluddin dan usman said, filsafat pendidikan islam, Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 1994. Al syaibany, omar Muhammad Al toumy, falsafah pendidikan islam, Jakarta : bulan bintang, 1975 Sudarsono, filsafat islam, Jakarta : rineka cipta, 1996 Madkour, Ibrahim, filsafat islam : metode dan penerapannya, Jakarta : rajawali, 1988 Soekarno, supardi ahmad, sejarah dan filsafat pendidikan islam, bandung :Angkasa, 1983 Daudy, ahmad, kuliah filsafat islam, Jakarta : bulan bintang, 1986