konsep kepemimpinan hasan al-bannadigilib.uin-suka.ac.id/4340/1/bab i,v.pdfhasan al-banna...

35
KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam Oleh : YARSORI NIM: 04511707 JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 25-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

    Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

    Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Filsafat Islam

    Oleh :

    YARSORI

    NIM: 04511707

    JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT

    FAKULTAS USHULUDDIN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

    YOGYAKARTA

    2010

  • v

  • vi

  • iv

  • v

    MOTTO

    "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu

    sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk

    kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau

    menerima petunjuk." (Al-Qasas 28: 56)

    Pidato Abu Bakar Ashidiq ketika mendapat amanat menjadi seorang Khalifah:

    “ Di Mataku tak ada orang yang kuat bila ia bersalah,

    Dan tak ada orang yang lemah bila ia memang benar.

    Taatilah aku selama aku taat kepada Allah bersama kalian,

    Jika aku berlaku maksiat kepada Allah, maka kalian tidak wajib taat

    kepadaku.”

    (Ibnu Tamiyah, Tugas Negara Menurut Islam,(Jogjakarta,Pustaka Pelajar Offset, 2004),hlm.168.)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Buat Ibu Tercinta Terima kasih tiap pagi bangun tidur sebelum kepasar selalu mendoakan pada

    putra putrinya agar sukses di kemudian hari. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan …

    Kakaku Tercinta Makasih juga yang selalu memberikan bantuan disaat aku butuhkan

    Adik-adiku tersayang Bersedia membantu serta menemani dalam menyelesikan tugasku, aku bangga

    pada diriku serta kalian

  • vii

    ABTRAKSI

    Hasan al-Banna adalah tokoh Islam kontemporer yang mempunyai visi besar terhadap umat Islam khususnya di Mesir. Pada zaman ulama salaf menerangkan sunnah bagaimana bermuamalah dengan pemimpin. Mereka menyebarkan ilmu agama di masjid-masjid, itulah jalan salaf. Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang telah didirikan oleh Hasan al-Banna sebagai wadah kepemimpinannya. Bagi mereka yang membaca kitab-kitab batiniyah niscaya akan menemukan mereka punya wakil-wakil yang diberi nama nuqaba' (naqib-naqib), seperti penamaan organisasinya. Sebelum dinasti Umawiyah jatuh, dai-dai dinasti Abbasiyah mempraktekkan metode ini. Mereka punya wakil-wakil yang tersebar dalam jabatan-jabatan daulah (negara) Umawiyah. Wakil-wakil itu punya tanggung jawab dan harus melaporkan kepada pucuk pimpinan tertinggi. Hasan al-Banna menciptakan prinsip ini, dengan cara bagaimana Hasan al-Banna mengikat pengikutnya dengan tanzhim tersebut. Tanzhim ini tidak melihat alim atau tidaknya sosok orang yang akan dicalonkan menjadi pemimpin. al-Hadhami, pengganti Hasan al-Banna, adalah seorang yang mencukur jenggot, bekerja pada konsultan hakim pemerintahan Mesir, orang yang tidak mempunyai pengetahuan agama yang mendalam. Dia dijadikan pemimpin sepeninggal al-Banna. Anggota-anggota Ikhwanul Muslimin terkejut atas wafatnya Hasan al-Banna karena yang menggantikannya adalah al-Hadhami. Karena pengangkatannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama, tetapi berhubungan dengan kepemimpinan negara. Menurut Hasan al-Banna kekokohan karakter merupakan bangunan dasar untuk membentuk tatanan kehidupan masyarakat, sehingga menjadi umat yang beradab. Kepemimpinan Hasan al-Banna dalam organisasinya adalah langkah politik praktis yang diketahui kebanyakan orang, sedangkan 'tandzim khusus' adalah sayap militer yang melakukan manuver-manuver yang diperintahkan ketua umum. Jadi menurut al-Banna, dialah yang memberi tugas-tugas kepada As Sindi (pemimpin 'tandzim khusus' yang melaksanakan perintah-perintah Hasan al-Banna) dalam kedudukannya sebagai ketua umum. Al-Banna membentuk kepemimpinan umum dengan sistem kepemimpinan 'ala mursyid' dan dinamakan 'Maktab Al-Irsyad' (bimbingan).

    Kajian ini merupakan library research dan dilakukan dengan metode historis-filosofis dan penulis menggunakan pemikiran Tokoh Hassan al-Banna, mengingat al-Banna adalah seorang pejuang Islam dan tokoh politik Islam pada masa zaman modern, sehingga pemikiran tentang konsep kepemimpinanya menurut hemat penulis sesuai dengan konteks saat ini yang hangat dalam perpolitikan kepemimpinan masa sekarang. Di akhir-akhir ini sering muncul sebuah perdebatan baik dalam wilayah akademik maupun wilayah masyarakat umum dengan mengusung pan-islamisme maka seolah-olah menjadikan kebangkitan kembali sejarah dahulu yang menginginkan kepemimpinan dalam Islam yang berintelektual tinggi.

    Kata kunci: Kepemimpinan, Ikhwan al-Muslimin, Agama dan Negara.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    بسم اهللا الرحمن الرحيم

    .الحمد هللا رب العالمين .أشهد أن الإله االاهللا وأشهد أن محمدا رسول اهللا

    :أما بعد سيدنا محمد وعلي اله واصحابه أجمعين على وسلماللهم صل

    Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT., yang hanya karena

    rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Kemudian salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

    kita, Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat-sahabat, serta orang-orang yang

    mengikutinya hingga akhir zaman.

    Skripsi yang berjudul Konsep Kepemimpinan Hasan al-Banna.

    Alhamdulillah telah selesai tersusun. Alasan utama pemilihan topik ini adalah

    karena masalah Kepemimpinan sering menjadi perdebatan dan difahami bukan

    dalam proporsi yang seharusnya oleh sebagian kalangan, bahkan hanya sebagai

    ranah politik untuk mencapai kekuasaan, sehingga sering timbul pengertian

    yang tidak tepat tentang Kepemimpinan. Selain itu, topik ini juga sangat

    berkaitan erat dengan perkembangan politik dalam memimpin sebuah bangsa

    dan Negara yang beredar di tengah-tengah masyarakat, baik dalam konteks

    agama (normatif), sosial, dan budaya masyarakat, bahkan khususnya mengenai

    pertumbuhan dan pembaruan politik Islam di Indonesia. Oleh karena itu tema

    tentang Kepemimpinan ini menuntut pembahasan yang lebih komprehensif lagi.

    Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menyadari sepenuhnya bahwa

    walaupun sudah mengerahkan segala kemampuan, tetapi masih jauh dari

    kesempurnaan. Untuk itu penyusun sangat berharap akan adanya masukan, baik

    berupa kritikan atau saran yang sifatnya membangun untuk dilakukan

    perbaikan.

  • ix

    Dengan selesainya skripsi ini, penyusun hendak mengucapkan terima

    kasih yang dalam dan tulus kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, sebagai Rektor UIN Sunan

    Kalijaga Yogyakarta.

    2. Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

    Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    3. Bapak Drs. Sudin. M. Hum, MA selaku pembimbing Akademik

    4. Bapak Fakhruddin Faiz, S.Ag, M.Ag, selaku ketua Jurusan Aqidah dan

    Filsafat.

    5. Bapak Dr. H. Zuhri., M. Hum, sebagai sekretaris Jurusan Aqidah dan

    Filsafat.

    6. Bapak Drs. H. Abdul Basir Solissa, M.Ag, selaku Pembimbing skripsi,

    yang telah melakukan bimbingan secara maksimal dalam penyusunan

    skripsi ini, pada beliau penyusun menghaturkan banyak terima kasih.

    7. Para penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya.

    8. Ibu tercinta, kakak dan adik-adikku juga seluruh keluarga yang telah

    memberikan semangat baik secara moril maupun materiil bagi

    penyusun.

    9. Sahabatku AF, Azis Muslim Jakarte (makasih “Gas beracunmu” yang

    kamu keluarkan dalam ruangan hingga membuatku pingsan, akan

    menjadi kenangan kita di Jogkjakarta, makasih jua,,,tlah..ngajak wisuda

    bersama), Rindang Sleman, Adhim Gresik, Adil Lamongan, Awan

    Jogjakarta, Herwanto Palembang ( ayo cepat selesaikan skripsinya),

    Hanik Boyolali, Ood Cilacap, Izzat Klaten, Asrowi Lampung, Udin

    Ponorogo, Lalu M (lombok), Munir Madura, Kadafi Banjarnegara, juga

  • x

    ( Siti Lestari/Mie) di kota Medan yang kasih aku tema ini, Vina Fakultas

    Kedokteran UGM, Deeah Fakultas Hukum UGM, Betty (Psikolog UII),

    Teman-teman di SIC Komputer (mas Amin, Toni, Teguh, mbak Anna

    dll) gabungan mahasiswa UIN, UNY,UAD. Teman-teman HMI UIN,

    Pimpinan PT. ZEIN KADIR beserta staf karyawanya yang memberikan

    kesempatan bekerja sambil kuliah untuk meraih Sarjanaku. Eryn yang

    aku cintai dan sayangi yang telah menemani dan mensupport serta

    bersedia sabar, setia dalam menunggu penyusunan skripsi ini. Juga

    seluruh teman-teman KKN angkatan Tahun 2008 maupun teman-teman

    dilokasi KKN dulu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya.

    10. Buat Calon isteriku yang tercinta, yang saya sayangi dan cintai

    sepanjang masa, yang telah rela berkorban demi saya.

    Demikianlah semoga jasa dan budi beliau-beliau merupakan amal

    shaleh dan dibalas oleh Allah SWT. Akhirnya hanya kepada Allah jualah

    penyusun memohon ampunan dan petunjuk dari segala kesalahan.

    Yogyakarta, 19 Rabiul Awwal 1431 H 05 Maret 2010 M

    Penyusun

    Yarsori NIM: 04511707

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………….......... i

    HALAMAN NOTA DINAS …………………………………………….......... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….......… iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ……………………..................... iv

    HALAMAN MOTTO ……………………………………………………....... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………....... vi

    ABSTRAK ………………………………………………………………......... vii

    KATA PENGANTAR ……………………………………………………...... viii

    DAFTAR ISI ……………………………………………………………......... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ……………………………...…...…........ 1

    B. Rumusan Masalah ……………………………………..........…...... 9

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………….…................. 9

    D. Tinjauan Pustaka ………………………………………................. 10

    E. Metode Penelitian …………………………...................………..... 13

    F. Sistematika Pembahasan ……………………………….................. 17

    BAB II BIOGRAFI HASAN AL-BANNA DAN PETUALANGAN

    INTELEKTUALNYA

    A. Riwayat hidup dan Pendidikan ………………………................... 18

    B. Kondisi Sosial Masyarakat ……...................................................... 25

    C. Karya-karya Hasan al-Banna ……………………………………... 27

    D. Latar Belakang Pemikiran Hasan al-Banna ………………………. 30

    BAB III KOSEPSI KEPEMIMPINAN DAN UNSUR-UNSURNYA

    A. Konsep Kepemimpinan ……………………...…………………… 48

    1. Pemimpin ………………………………...…………...………. 52

  • xii

    2. Tujuan Kepemimpinan ……………………………………. 54

    B. Unsur Kepemimpinan .…...……................................................ 57

    1. Adanya Sekelompok Manusia ……………………….....…. 57

    2. Adanya Tujuan Kelompok ……………………….…….…. 58

    3. Adanya Tanggung Jawab dari yang Dipimpin……….……..59

    C. Fungsi Pemimpin………………………………………….….... 60

    D. Teori dan Tipe-tipe Pemimpin……………………….……...…..61

    1. Teori-teori Kepemimpinan ……………………….……...... 61

    2. Tipe-tipe Kepemimpinan ……………………….……….… 64

    BAB IV INTERNALISASI KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA

    A. Peran Kepemimpinan Hasan al-Banna ....................................... 69

    B. Strategi dan Taktik dalam Kepemimpinan Hasan al-Banna ....... 77

    1. Strategi Perjuangan Hasan al-Banna .................................... 78

    2. Taktik Perjuangan Hasan al-Banna ...................................... 80

    C. Objektifikasi Kepemimpinan Hasan al-Banna ........................... 82

    1. Keluarga ............................................................................... 83

    2. Agama .................................................................................. 85

    3. Negara .................................................................................. 92

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ………………………..……………............…….. 97

    B. Saran-saran ……………………..…………………….........….. 98

    DAFTAR PUSTAKA …………………..………………………………... 100

    CURRICULUM VITAE …………..…………………………………….. 103

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Islam mengajak manusia untuk mengikuti aturan hidup yang lurus dan

    benar, baik sebagai individu maupun kelompok bangsa-bangsa agar terhindar

    dari kesesatan dan kerugian dunia dan akhirat. Karena itu seorang muslim

    yang peduli dengan negara dan kehidupan masyarakatnya, pastilah akan

    berusaha menemukan sistem apa dan figur pemimpin yang bagaimana

    seharusnya perbaikan nasib negara dan masyarakat dipercayakan.

    Tokoh-tokoh Islam Mesir yang terkemuka di antaranya adalah Hasan al-

    Banna yang terlibat sebagai intelektual muda serta sebagai seorang pemikir

    kontemporer yang lebih menekankan relevansi Islam dengan soal-soal

    duniawi, yang perlu diubah untuk memperbaiki kondisi masyarakat Mesir

    yang dikala itu dilanda krisis ideologi dan dekadensi moral yang parah.

    Sehingga timbul berbagai kecaman fondasi negara jahiliyah berdasarkan

    Nasionalisme dan mengusulkan Islam sebagai solusi alternatif terhadap

    kompleksitas problem umat manusia. Hasan al-Banna merupakan seorang

    tokoh dari gerakan yang paling berpengaruh pada abad dua puluh yang

    berusaha menggerakan kembali masyarakat muslim ketatanan Islami murni.

    Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh al-Ustad Muhammad Abdul

  • 2

    Hamid bahwa ruh Hasan al-Banna memiliki kekuatan hipnotis, sehingga orang

    yang berada didekatnya pasti akan mengubah orientasi kehidupanya pada

    Islam dan watak imamahnya serta ruh al-harakah (spirit of move) yang

    terpatri dalam karakternya mendorong kebaikan dan kemaslahatan.1

    Beberapa buku karanganya Hasan al-Banna mencatat bahwa Islam

    mendorong keterlibatan aktif di dunia termasuk penyelidikan ilmiah atas alam

    yang membawa kemajuan teknologi. Karena Hasan al-Banna percaya bahwa

    ajaran Islam itu tidaklah bertentangan dengan kesimpulan ilmu karena agama

    dan ilmu membahas realitas yang berbeda.

    Pusat kota Mesir merupakan pusat westernisasi sehingga bagi al-Bana

    merupakan atheisme dan ketakbermoralan. Keprihatinanpun terlihat saat

    Mustafa Kemal berusaha untuk menghapus kekhalifahan dan program Kemal

    untuk mensekulerkan Turki. Gerakan di Mesir yang mendirikan Universitas

    negeri sekuler pada tahun 1925, menurut al-Banna merupakan langkah

    pertama meniru Turki mencampakan Islam. Dia juga memandang banjir

    artikel koran dan buku yang mempromosikan nilai sekuler barat.

    Melihat kodisi Islamiyah yang semakin lama semakin terpuruk atas

    dekadensi moral agama membuat al-Banna semakin pedas dan harus mencari

    jalan keluar untuk memperbaiki dan juga mengantisipasinya. Kemudian al-

    Banna mendirikan suatu jamaah yang dinamakan Ikhwanul al–Muslimin

    (Persaudaran orang-orang Muslim). Pada tahun 1347 H, yang bertujuan untuk

    mewujudkan cita-cita Sayid Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh

    1Anwar al-Jundi, Imam Para Da`I dan Mujaddid yang Menemui Syahid Biografi Hasan

    al-Banna, terj. Kalifurrahman Fath, (Solo: Media Insani Press, 2003), hal. 445.

  • 3

    sebagai visi Islam, dan kemudian meluncurkan perjuangan melawan dominasi

    asing, inilah awal kepemimpinannya. Gerakan-gerakan ini cukup berhasil

    menggulirkan panji-panji keIslaman, dengan semangat juang yang tinggi

    dibawah komando Hasan al-Banna, gerakan ini mulai mewarnai geliat gerakan

    Islam di Dunia khususnya di Mesir. Hasan al-Banna menjelaskan bahwa

    Islam adalah agama universal yang meliputi semua unsur kehidupan.

    Kritikanpun disampaikan atas pemisahan antara agama dan politik, karena

    setiap gerakan Islam yang menjauhkan politik dari cita-citanya tidak tepat

    dikatakan sebagai gerakan Islam dengan pemahaman yang universal terhadap

    ajaran agama.2

    Sebagai markas dan sekaligus pusat kepemimpinanya Ikhwan al-Muslimin

    berada di kota Mesir untuk menjalankan fungsinya secara sempurna sehingga

    dapat berjalan dan tumbuh dengan pesat. Dalam berbagai konsep Ikhwanul

    Muslimin adalah bertujuan untuk mengembalikan ajaran-ajaran Islam dan

    hukum-hukumnya inilah salah satu spirit Hasan al-Banna untuk mengatasi

    keterbelakangan umat Islam dan jatuhnya mereka dari agama. Asal mula

    mendirikan Ikhwanul al-Muslimin adalah dalam rangka menyadarkan

    masyarakat Mesir untuk kembali kepada agama Islam. Al-Banna memimpin

    Ikhwanul Muslimin selama dua periode (1928-1949), dalam kepemimpinanya

    banyak berhadapan dengan peperngan politik dengan pihak lain, khususnya

    partai Al-Wafd dan Al-Saadi. Dalam kepemimpinanya al-Banna tidak hanya

    2 Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Fiqih Politik Hasan al-Banna, terj. Odie Al-Faeda,

    (Solo: Media Insani Press, 2003), hal. 27.

  • 4

    menyeru untuk mendirikan system pemerintahan keagamaan teokratis dengan

    pengertian yang dikenal Eropa abad pertengahan, namun beliau juga

    menyerukan untuk menetapkan hukum Islam berdasrkan aturan dai syura,

    kebebasan, keadilan dan kesetaraan. Manhaj yang dilakukan al-Banna adalah

    dengan cara tarbiyah dan progresif. Keberhasilan dakwah ini bukan saja

    karena metodologi yang diterapkan begitu mengena namun prinsip-prinsip

    dari gerakan ini tampaknya yang memberikan karakteristik dan harapan bagi

    audiensinya.

    Al-Banna telah menggariskan bahwa dakwah yang beliau bangun berada

    dalam barisan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Kemudian dituduh berupaya

    menyatukan antara Ahlul Haq, Ahlus Sunnah, dan selain Ahlus Sunnah.

    Tudingan itu bermula dari kedekatan Hasan al-Banna dengan pemikiran

    Jamaluddin al-Afghani, yaitu Pan-Islamisme. Mereka menuding bahwa ide

    yang al-Banna wariskan adalah upaya mereduksi akidah Islam yang benar

    (Ahlus Sunnah wal Jama 'ah), dan mencampurkannya dengan akidah lain.

    Tudingan itu terjadi karena dua hal. Pertama, pengaruh pemikiran

    Jamaluddin al Afghani yang berakidah syi'ah babiyah. Kedua, itu adalah

    upaya taqrib yang beliau lakukan terhadap tokoh syi'ah saat itu. Tudingan

    pertama bahwa beliau terpengaruh syi'ah lantaran dekat dengan pemikiran al-

    Afghani adalah tudingan yang takalluf (dipaksakan). Sesungguhnya, al-Banna

    hanya mengambil ide Pan-Islamisme yang digulirkan al-Afghani. Lagi pula,

    al-Afghani lebih layak disebut filsuf dan negarawan dan bukan ulama syariat.

    Sesungguhnya, ide itu sudah terpikir al-Banna sejak muda, jauh sebelum

  • 5

    berinteraksi dengan pemikiran al-Afghani. Hal itu dapat dilihat dalam

    Memoarnya. Adapun akidah al-Afghani yang syi'ah, tidak ada riwayat yang

    membenarkan tudingan al-Banna terpengaruh akidah al-Afghani, kecuali jika

    para penuduh tetap keras kepala menyeret-nyeret kedekatan al-Banna dan

    Pan-Islamisme. Justru dengan berbagai tulisan, al-Banna menampakkan

    akidah salafnya yang tulen. Tentang tudingan kedua, sesungguhnya penyatuan

    sunni dan syi'ah tidaklah dimaksudkan peleburan doktrin akidah keduanya

    seperti yang sudah kami sebutkan. Al-Banna hanya mengupayakan tauhidus

    sufuf (penyatuan barisan), di antara keduanya sebagai upaya rekonsiliasi,

    sekaligus koalisi untuk membendung arus ateisme, komunisme, sosialisme,

    kapitalisme, imperialisme, dan hedonisme yang sedang meradang di pelosok

    bumi.

    Seiring dengan perkembangan dakwah Ikhwan al-Muslimin yang pesat,

    dalam kepemimpinanya pun mengembangkan struktur admisistrasi yang

    memungkinkan sehingga al-Banna memegang kendali kuat. Besarnya

    organisasi ini membawa Hasan al-Banna terlibat dalam politik nasional.

    Dalam keterlibatanya politik, al-Banna mempromosiksan sebuah tatanan Islam

    kepada perdana menteri dan penguasa Arab lainya. Al-Banna menyerukan

    untuk membubarkan partai-partai politik di Mesir, karena di partai tersebut

    dianggap korupsi dan berdampak memecah-belah negara.

    Lembaga kekhalifahan ini adalah merupakan hidup matinya semangat

    Islam dalam motivasi yang menjelmakan isi dan makna Islam dalam seluruh

    aktivitasnya. Sesuatu yang hidup harus hidup dengan jiwa yang diperlukan

  • 6

    untuk menjelmakan semangat perjuangan yang bernilai dan berperan. Maka

    hendaklah memenuhi syarat hidup dengan memiliki perasan (sesibilite), daya

    tangkap, (intelligence,entendement), dan akal baik (raison), dalam bidang

    teori maupun praktek.3

    Dakwah Ikhwan al-Muslimun memiliki ciri khas tersendiri sejak awal

    berdirinya memiliki prinsip kembali pada dua sumber asal Islam yaitu kitab

    dan sunnah, melepaskan diri dari berbagai pertikaian dan perkhilafahan parsial

    dan mazhab. Dan Hasan al-Banna memfokuskan alasannya terhadap

    pentingnya mengerahkan tenaga dan potensi untuk melakukan pembinaan

    generasi yang beriman dan memahami Islam secara benar dan kaffah; bahwa

    Islam adalah agama dan negara, ibadah dan jihad, syariat dan

    konstitusi, agama yang menata kehidupan umat manusia seluruhnya dari

    berbagai sisi; tarbiyah, ekonomi dan politik.

    Bahwa lingkup dakwah Islam pada saat itu hanya berkisar pada dua aliran

    utama: Dakwah salafiyah dan Tariqah Sufiyah, dan pertikaian diantara

    keduanya sering terjadi bahkan berakibat pada permusuhan dan perselisihan

    yang sangat runcing, padahal ideologi Islam tidak seperti yang dipersepsikan,

    dan sudah terdapat di materi-materi kuliah di universitas al-Azbah, ada dalam

    katalog dan pustakanya, kecuali yang dilakukan oleh gerakan Jamaluddin al-

    Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha, sehingga

    memberikan pengaruh yang besar pada diri Imam Hasan al-Banna. Dakwah

    imam al-Banna adalah kembali pada universalitas Islam yang mencakup

    3 Fuad Mohd. Facruddin, Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1988),

    hal. 132.

  • 7

    berbagai sisi kehidupan, dan hal tersebut merupakan tajdid (pembaharuan),

    pada bidang ideologi Islam. Para penulis mendapatkan kepenatan dalam

    memberikan dalil bahwa Islam tidak bertentangan dengan ilmu namun

    mendorong pada kemajuan peradaban, maka tampak gerakan al-Ikhwan al-

    Muslimun sebagai generasi dari para pemuda yang beriman dan berilmu yang

    menganggap bahwa peradaban Barat lebih kecil dari peradaban Islam, dan

    memiliki keyakinan bahwa tidak ada benturan antara hakikat ilmiyah yang

    shahih (benar), dengan qaidah syar’iyyah yang baku. Dan Jamaah al-Ikhwan

    menyadari bahwa dalam shaf (barisan), umat Islam terdapat ragam jenis, dan

    ragam bangsa. Namun demikian mereka, khususnya para pemuda yang

    cendekia, atau pemuda yang dalam jiwa teradapat gairah Islam yang tinggi,

    berusaha membawa berita dan ajaran Islam yang kaffah di tengah umat Islam

    guna memberikan pemahaman akan hakikat Islam yang telah di tulis dalam

    kitab Al-Qur’an dan disampaikan oleh Nabi saw.

    Dalam hal ini Hasan al-Banna merupakan seorang pemimpin yang

    melingkupi seluruh ranah kehidupan manusia baik itu agama dan politik.

    Dalam sejarah bidang kemasyarakatan, Rasullullah meletakan dasar dan

    sistem yang amat penting, seperti halnya persamaan antar manusia derajat

    dan martabat seseorang tidaklah lebih tinggi dari pada yang lain karena

    merasa mulia kebangsaanya, tetapi karena amal baik dan ketaqwaaanya.4 Ini

    merupakan masyarakat yang baru yang berdasarkan Islam yang dibentuk

    Rasullullah di Madinah dan beliau sendiri sebagai kepala Negara yang

    4 Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan Islam dari Zaman Permulaan hingga Zaman

    Khulafaurrasyidin, (Yogyakarta: Bina Usaha Yogyakarta, 1984), hal. 82.

  • 8

    memimpin masyarakat secara adil, penuh tanggung jawab dan memberikan

    kebaikan dalam hidup dan kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang baru

    inilah yang menjadi modal dasar bagi penataan kehidupan keagamaan dan

    penyiaran Islam dalam masa-masa selanjutnya. Sebagai ummat Islam dalam

    memilih seseorang pemimpin harus berpegang pada ajaran-ajaran Islam,

    diantaranya pemimpin itu adalah harus orang Islam yang paling cakap dan

    mampu menjalankan kewajibanya. Seorang pemimpin harus mampu

    menggugah perasaan orang lain, terutama pada masa-masa krisis. Dalam

    prinsip Hasan al-Banna bahwa untuk membebaskan umat Islam dari

    keterpurukan atas kolonialisme dan sekulerisme, maka umat Islam harus

    meneladani dan meniru hidup Nabi Muhammad Saw, lengkap dengan sabda,

    perbuatan dan karakternya.5 Dalam hal ini, al-Banna merupakan seorang

    pemimpin Ikhwanul Muslimin yang telah mampu merebut hati orang lain baik

    dalam misi dakwah maupun politiknya, atas nilai-nilai kemanusiaanya pun

    masyarakat menghormati dan memberikan perhatian tinggi padanya.

    Hasan al-Banna merupakan tokoh pembaharuan yang membawa

    perubahan bagi bangsa serta menghindarkan masyarakat dari arus sekulerisasi,

    tokoh ini terbilang paling sukses melakukan institusionalisasi, ideologisasi dan

    organisasi dari pemikiran fundamentalisme modern, setelah runtuhnya

    khilafah pada tahun 1924.

    5 Zusiana Elly Triantini, “Mengenal lebih dekat Gerakan Islam Mesir: Ikhwanul

    Muslimin”, Al-A’raf, III, Oktober 2007, hal. 33.

  • 9

    B. Rumusan Masalah

    Secara realitas tidak ada masyarakat atau negara tanpa seorang pemimpin.

    Di antara sendi-sendi negara adalah adanya bumi (wilayah), yang merdeka

    tempat pemerintahan menjalankan kekuasaan dan hukum-hukumnya yang

    dinamakan tanah air. Sehingga para pemeluk agama Islam yang terhimpun

    dalam satu tanah air, undang-undang serta pemerintahan tersebut, maka

    merupakan bentuk negara.

    Suatu negara tentunya tidak semuanya mempunyai kesamaan sebuah

    agama dan konsep dalam hal kepemimpinan, pasti berbeda-beda juga. Dengan

    berlatar belakang yang berbeda maka pendominasian sebuah sistem dianggap

    pemerkosaan terhadap agama atau kaum lain yang tidak sepakat walau sistem

    seperti era khilafah berlaku pada semua rakyat tanpa terkecuali. Maka system

    tersebut dianggap sistem pemecah belah sebuah Negara sehingga beranggapan

    juga merupakan pemaksaan terhadap sistem lain.

    Dan dari permasalahan serta persoalan-persoalan yang telah digambarkan

    dalam latar belakang masalah maka penulis akan memberikan satu rumusan

    masalah:

    • Bagaimana Konsep Kepemimpinan Hasan al-Banna ?

    C. Tujuan Kegunaan Penelitian

    Berawal dari rumusan masalah diatas, penelitian ini diharapakan dapat

    berguna dan bertujuan diantaranya untuk:

  • 10

    Pertama, mengetahui paradigma Hasan al-Banna terutama konsepsi

    kepemimpinannya. Kedua, penulisan ini diharapakan bisa dijadikan sebagai

    salah satu sumbangan pemikiran untuk lebih mengenal Hasan al-Banna

    sebagai salah satu tokoh politik Islam di zaman modern yang dikenal sebagai

    tokoh revivalvis dan reformis dalam pembaharuan Islam. Ketiga, menjadikan

    refleksi kritis atas berbagai permasalahan dalam dunia perpolitikan dan

    kepemimpinan.

    Selain beberapa tujuan diatas, penelitian berguna bagi etos peningkatan

    pemahaman dan pengembangan di bidang filsafat Islam, khususnya dalam

    filsafat kepemimpinan Hasan al-Banna. Penelitian ini juga merupakan ikhtiar

    peneliti untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh kualifikasi sarjana

    strata satu di bidang filsafat Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

    Yogyakarta.

    D. Tinjauan Pustaka

    Penelitian mengenai pemikiran Hasan al-Banna yang sangat diperlukan

    agar tidak terjadi publikasi. Kemudian peneliti merumuskan permasalahan

    yang akan diteliti dengan teori-teori yang dipakai dalam analisis, yang

    tentunya akan berbeda dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Karena karya-

    karya yang membahas dalam bentuk skripsi dan buku yang membahas tentang

    konsep kepemimpinan sangat banyak, akan tetapi tentunya dengan spesifikasi

    yang berbeda pula.

  • 11

    Karya-karya para teoritisi pembaharuan lewat karya-karyanya memberi

    kesan yang jelas bahwa kepemimpinan seorang tokoh yang relegius dan

    intelektual maka akan mampu menegakan hukum-hukum Islam serta

    menyatukan negeri-negeri Islam dengan sistem yang mereka miliki, sehingga

    akan menghantarkan umat manusia menuju cahaya Islam. Sejak beberapa

    tahun ini gairah untuk mengkaji filsafat Islam terutama para tokoh

    pembaharuan Islam abad dua puluhan mulai ramai di perbincangkan bahkan

    banyak yang terinspirasi atas pemikiran maupun kepemimpinannya.

    Terkait dengan tema ini sejauh penelitian penulis menemukan beberapa

    karya-karya ilmiah dalam bentuk skripsi mahasiswa Aqidah dan Filsafat,

    Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang meneliti objek

    kajian Hasan al-Banna, setidaknya ada empat mahasiswa yang membahas

    tema ini misalkan saja skripsi yang berjudul Konsep Gerakan Islam Imam

    Syahid Hasan al-Banna, yang disusun oleh Ahmad Mulyono, dalam hal ini

    hanya menjelaskan sasaran-sasaran gerakan Islam sebagai strategi perubahan

    yang merupakan prinsip dasar Hasan al-Bana menuju masyarakat menjadi

    Islamis, yang awalnya organisasi yang di bangun hanya sebagai medan

    dakwah akan tetapi terjadi perubahan tujuan sehinggga menjadi sebuah

    gerakan yang menentang pemerintahan Mesir yang banyak terintervensi oleh

    Inggris sebagai kolonialisme dan leberalisme serta sekulerisme tidak

    menjelaskan konsep filosofis kepemimpinannya.

    Skripsi selanjutnya dengan kosentrasi perpolitikan sebagai perjuangan

    Hasan al-Banna disusun oleh Hamzah Tamy, dengan judul Nasionalisme

  • 12

    Dalam Islam”(Studi Pemikiran Hasan al-Banna), karya ini membahas

    berbagai pemikiran Hasan al-Banna tentang diperbolehkanya konsep

    Nasionalisme terhadap Islam yang tujuan awalnya para nasionalis adalah

    menyelamatkan negara mereka sendiri, yang kemudian mereka hanya

    memperkuat dan mementingklan segi-segi materi saja. Akan tetapi diajarkan

    dan memepunyai keyakinan bahwa setiap Muslim memikul amanat diatas

    pundaknya, menyerahkan jiwa raga, darah dan hartanya demi melaksanakan

    amanat dari Tuhan, sehingga tidaklah bertentangan antara Nasionalisme

    dengan Islam.

    Penelitian skripsi selanjutnya yang dilakukan oleh Khusniyati Wardah

    dengan judul Studi Pemikiran Islam Hasan al-Banna. Penelitian ini

    mengungkap Pemikiran Hasan al-Banna dalam sisi pendidikan moral maupun

    akhlaknya saja. Dijelaskan juga tentang metode apa saja yang dipakai Hasan

    al-Banna dalam mendidik, akan tetapi hanya dalam tataran global saja (fact

    finding), dan tidak memaparkan konsep kepemimpinannya.

    Ada lagi penelitian skripsi yang dilakukan oleh M. Miftakhurakhmah

    dengan judul Pembaharuan masyarakat Islam di Mesir dan Pemikiran Hasan

    al-Banna, karya ini membahas tentang faktor-faktor munculnya pembaharuan

    masyarakat Islam di Mesir serta tentang pemahaman Nasionalisme terhadap

    batasan-batasan akidah sebagai salah satu bentuk kecemasan umat menuju

    program Islami. Karya ini tidak ada yang menegaskan tentang konsep

    kepemimpinan tokoh tersebut.

  • 13

    Selain itu, bisa dilihat dalam buku Lelaki Penggenggam Kairo; Sosok

    dibalik perjuangan Hasan al-Banna, 6 yang disusun oleh Ahmad Jamaluddin.

    Di dalam buku ini membahas dakwah al-Ikhwan al-Muslimun yang semula

    dari tarbiyah sufistik (yaitu pada masa Imam Syahid berada di Islamiyah), lalu

    kemudian berkembang menjadi gerakan politik praktis, namun perkembangan

    ini tetap dalam koridor keislaman, sehingga tidak disinggung tentang

    bagaimana konsep kepemimpinannya.

    Apa yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah

    dilakukan sebelumnya adalah upaya mengarahkan penelitian pada tokoh dan

    berupaya melakukan eksplorasi pemikiran Hasan al-Banna tentang konsep

    kepemimpinanya, dan mengkaji dengan pendekatan historis- filosofis.

    Kepemimpinan Hasan al-Banna akan dilihat dan dikaji secara filosofis,

    dan berusaha mengambil akarnya atau kata kunci konsep kepemimpinan

    Hasan al-Banna dari kajian tersebut terkait dengan sejarah permulaanya.

    E Metode Penelitian

    Metode adalah cara menurut sistem aturan tertentu, yaitu sebuah upaya

    kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah agar tercapai secara

    optimal,7 karena data yang terkumpul dalam kaitanya dengan dimensi historis

    harus dianalisis dengan metode historis.

    6 Buku ini menjelaskan titik persoalan terhadap dinamika beberapa konsep manajeman

    dakwah yang progresif. Lihat kembali di Ahmad Jamaluddin, Lelaki Penggenggam Kairo; Sosok diBalik Perjuangan Hasan al-Banna (Yogyakarta: Uswah, 2009).

    7 Anton Bekker, Metodologi penelitian , (Yogyakarta: Kanisius,1992), hal. 10.

  • 14

    Maka berpijak dari deskripsi diatas pembahasan tema skripsi mengenai

    “Konsep Kepemimpinan Hasan al-Banna” maka diperlukan jalan atau cara

    tertentu untuk sampai kepada suatu tujuan yang diharapkan.

    Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan penulis antara

    lain:

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian ini sepenuhnya penulis menggunakan riset perpustakaan

    (library research),8 yaitu dengan mengumpulkan data dan menelaah

    literatur-literatur yang ada kaitanya dengan skripsi ini. Metode yang

    digunakan adalah metode historis, karena data yang terkumpul dalam

    penelitian ini banyak dimensi historis yang harus dianalisis.9

    Pendekatan yang dipakai dalam kajian ini adalah pendekatan

    historis-filosofis. Pendekatan historis adalah upaya pendekatan yang

    memberikan definisi-definisi yang bersifat historis dari zaman ke

    zaman. Data yang dihasilkan dari upaya pendekatan ini merupakan

    bentuk analisa berdasarkan pendekatan sejarah hidup atau biografinya.

    Pendekatan sejarah digunakan karena berangkat dari satu argumentasi,

    bahwa salah satu jenis penelitian adalah penelitian sejarah, baik

    tentang biografi, perubahan suatu masyarakat dan berbagai hal yang

    berkaitan dengan kehidupan seseorang, dalam hubunganya dengan

    masyarakat. Metode ini diterapkan dalam rangka untuk mendalami dan

    8 Winarno Surahmad, Pengantar penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarito,1994), hal. 251. 9 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),

    hal. 89.

  • 15

    menyelami kepribadian seseorang yang menjadi objek penelitian

    sejarah yang berkenaan dengan latar belakang sosio kultural, dimana

    tokoh ini dibesarkan, proses pendidikan intelektualnya, watak maupun

    pengaruh pemikiran/ide dalam suatu masyarakat, serta termasuk

    menganalisis karya-karya intelektual.10

    Pendekatan filosofis adalah upaya mendapat hasil penelitian yang

    tersusun sistematis, cara berfikirnya logis dan rasional, tersusun secara

    sistematis, satu bagian dengan bagian yang lainya saling berhubungan

    secara bulat dan terpadu.

    Teknik pengumpulan data ini dibagi menjadi dua bagian:

    a. Data Primer

    Data Primer adalah data yang memunyai hubungan

    langsung dengan pembahasan didalam skripsi ini, baik berupa

    buku-buku yang dikarang sendiri oleh Hasan al-Banna ataupun

    buku –buku karangannya yang telah diterjemahkan.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang mempunyai hubungan

    tidak secara lansung tetapi masih relevan dengan kajian ini

    sebagai penunjang seperti bahan-bahan pustaka buku,

    ensiklopedi, artikel, dokumen, internet dan lain-lain yang

    membahas pemikiran Hasan al-Banna tentang kepemimpinan

    10 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, hal. 92.

  • 16

    dalam Islam dan pergerakan politik yang nantinya sumber-

    sumber sekunder tersebut dapat melengkapi analisa penelitian.

    2. Metode Pengolahan Data

    Mengolah berarti menyaring dan mengatur data atau informasi

    yang sudah masuk. Agar dari data keseluruhan ytang sudah masuk

    tersebut dapat dipahami dengan jelas (komprehensif), maka diperlukan

    pendekatan atau cara sebagai berikut :

    a. Deskriptif

    Deskriptif yaitu penyelidikan yang tertuju pada pemecahan

    masalah dengan cara menuturkan dan mengklarifikasi data

    yang masuk. Pendekatan ini digunakan untuk menguraikan

    secara teratur seluruh penelitian yang dilakukan.

    b. Analisa

    Menganalisa yaitu dengan melakukan pemeriksaan secara

    konsepsionalitas makna yang terkandung dalam istilah-istilah

    yang digunakan dan peryataan-peryataan yang dibuat.11

    Setelah melalui beberapa langkah diatas dengan data-data

    yang sudah terkumpul tersebut maka diadakan klarifikasi untuk

    disesuaikan dengan masalah yang sedang dibahas kemudian

    diadakan analisa terhadap permasalahan untuk menjawab

    rumusan masalah.

    11 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal. 18.

  • 17

    F.Sistematika Pembahasan

    Untuk memudahkan penulisan karya ilmiah dan memperoleh penyajian

    yang konsisten dan terarah dalam skripsi ini, maka penulis menggunakan

    sistematika pembahasan sebagai berikut:

    Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang bersifat pengantar untuk

    memasuki pembahasan inti dalam penulisan skripsi ini. Yang meliputi latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

    metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan.

    Bab kedua, membahas tentang biografi Hasan al-Banna, karya-karya dan

    latar belakang pemikirannya, serta munculnya gerakan Ikhwan al-Muslimin

    yang dalam aspirasi politiknya tak lepas dari konsep kepemimpinan Hasan al-

    Banna.

    Bab ketiga, merupakan inti pembahasan yang mendiskripsikan tentang

    konsepsi dan unsur-unsur kepemimpinan.

    Bab keempat, ini akan melanjutkan dari bab sebelumnya yaitu

    menganalisis tentang internalisasi kepemimpinan Hasan al-Banna, yang

    meliputi strategi, taktik serta objek kepemimpinan Hasan al-Banna.

    Bab kelima, sebagai bab penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran

    yang konstruktif yang berkaitan dengan skripsi ini.

  • 97

    BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan uraian pembahasan dan pemaparan dalam bab-bab

    sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan atas karakter Hasan al-Banna :

    Konsep Kepemimpinan yang dibangun Hasan al-Banna merupakan prinsip

    kebenaran dan yang lainnya adalah prinsip kebatilan. Kepemimpinan yang

    diciptakan al-Banna adalah sehat jasmani dan ruhani, adil, sholeh, jujur,

    cerdas serta mempunyai kapabilitas untuk memimpin. Kepemimpinanya

    adalah menggunakan sistem kelembagaan dalam metode dakwah organisasi

    keagamaannya yang didirikan dengan sebutan (Ikhwanul Muslimin) bertujuan

    untuk mengembalikan ajaran-ajaran serta hukum-hukum Islam dalam

    kehidupan yang berdasarkan al-Quran dan Hadis sebagai salah satu spirit dan

    jatuhnya umat Islam dari agama. Istiqomah sebagai landasan dalam

    perjuangan walaupun nyawa taruhanya, sehingga lahir ruh jihad yang

    membara untuk membina ummat Islam dengan keikhlasanya.

    Sebagai tokoh kharismatis yang berhasil membina umat dan membentuk

    wadah organisasi dakwah keseluruh dunia sampai saat ini yang tak lain adalah

    sebuah tradisi penegakan Islam menjadi gerakan yang berbasiskan konsep

    khilafah melalui Ikhwanul Musliminnya. Fikrah keintelektualanya mampu

  • 98

    membangun sebuah konsep secara moral sebagai murabbi (pendidik, guru).

    Ada beberapa konsep yang dirumuskan oleh Hasan al-Banna sebagai

    pemimpin yang dituangkan dalam berbagai objek, seperti dalam keluarga,

    agama dan negara. Agama dalam ruang negara yang bertujuan menegakkan

    syariat-syariat Islam juga mengganti sistem dalam konsep kepemerintahan

    Islam. Selanjutnya, dalam konteks sekarang ini penerapan dalam konstruksi

    pemikiran sudah selayaknya menjadi bagian dari khazanah yang menjadi titik

    perkembangan dalam alternatif akan sebuah teori kepemimpinan. Beberapa

    hal yang menjadi catatan penting adalah bahwa Hasan al-Banna juga

    memimpin sebuah revolusi dalam teori kepemimpinan yang coba

    diaplikasikan untuk kemaslahatan umat manusia. Perlu kiranya gagasan dari

    konsep pemikirannya dianggap oleh beberapa kalangan peminat, pecinta akan

    negarawan untuk dijadikan contoh sebagaimana mestinya.

    B. SARAN-SARAN

    Penelitian tentang konsep kepemimpinan Hasan al-Banna yang telah

    dipaparkan oleh penulis, perlu di sini untuk dikemukakan beberapa hal tentang

    saran-saran penelitian tersebut:

    1. Sebagai tokoh abad ke dua puluh yang terkenal dan selalu

    mempunyai pemikiran yang cemerlang untuk masyarakat muslim di

    Mesir dan berhasil dalam membentuk sebuah negara kecil (Ikhwanul

    Muslimin), hendaknya kita berlaku objektif dalam memahami

    berbagai gerakan dan dinamika intelektualnya.

  • 99

    2. Konsep kepemimpinan yang dibangun al-Banna sangat menarik dan

    perlu dikembangkan untuk kekokohan umat islam sebagai benteng

    serangan imperalisme maupun liberalisme dari Barat.

    3. Sebagai kaum intelektual muda, para pemimpin, pemikir dan

    cendikiawan muslim harus bersikap kritis dan bersama-sama dalam

    menghadapi tantangan zaman dengan solusi-solusi kreatif yang

    mewujudkan aturan dan prinsip Islam yang benar.

    4. Peneliti menyadari betapa pentingnya akan kajian-kajian

    terhadapnya terlebih di jurusan Aqidah dan Filsafat di kampus UIN

    Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    5. Peneliti menyadari masih banyak lagi kajian-kajian terhadap Hasan

    al-Banna terhadap beberapa hal yang menyangkut ketokohannya,

    bukan hanya kepemimpinannya saja. Akan tetapi masih banyak

    terhadap gagasannya yang lain. Terakhir, tentunya peneliti

    menyadari pula bahwa dalam beberapa kajian seperti ini, masih

    banyak lagi untuk dikembangkan.

  • 100

    DAFTAR PUSTAKA

    Abegebriel, A. Maftuh dan A. Yani Abeveiro. 2004. Negara Tuhan. Jakarta: SR-Ins Publishing.

    Azhar, Muhammad. 1996. Filsafat Politik: Perbandingan antara Islam dan Barat.

    Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jabari, Abdul Muta’al al-. 2001. Pembunuhan Hasan al-Banna, (terj.) Bandung:

    Pustaka Bakker, Anton. 1992. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Kanisius. _______ - dan Achmad Charris Zubair. 2005. Metodologi Penelitian Filsafat.

    Yogyakarta: Kanisius. Banna, Hasan al-. 2006. Risalah Pergerakan al-Ikhwan al-Muslimun, Jilid I,

    (terj.) Surakarta: Era Inter Media. Banna, Hasan al-. 2006. Memoar Hasan al-Banna, (terj.) Solo: Era Intermedia. Banna, Hasan al-. 2009. Penggetar Iman di Medan Jihad. (terj.). Yogyakarta:

    Uswah. Bashori, Ahmad Dumyathi. 2008. “Eksistensi Islam di Timur Tengah dan

    Pengaruh Globalnya”, Al-Insan, vol. III. Fachruddin, Fuad Muhd. 1988. Pemikiran Politik Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu

    Jaya. Faris, Muhammad Abdul. 2003. Fiqih Politik Hasan al-Banna (terj.). Solo: Media

    Insani Press. Halim, Ali Abdul. 1997. Ikhwanul Muslimin, Konsep Gerakan Terpadu (terj.).

    Jakarta: Gema Insani Press. Hajaji, Anas al-. 1983. Otobiografi Hasan al-Banna (terj.). Bandung: Risalah. Hudaibi, Hasan al-. 1994. Ikhwanu al-Muslimin Mengajak Bukan Menghakimi.

    (terj.). Bandung: Pustaka.

  • 101

    Ismail, Faisal. 1984. Sejarah dan Kebudayaan Islam dari Zaman Permulaan hingga Zaman Khulafaurrasyidin, Yogyakarta: Bina Usaha Yogyakarta.

    Jabir, Husein Bin Muhsin Bin Ali. 1993. Membentuk Jama`atul Muslimin (terj.).

    Jakarta: Gema Insani Press. Jamaluddin, Ahmad. 2009. Lelaki Penggenggam Kairo (terj.). Yogyakarta:

    Uswah. Jundi, Anwar al-. 2003. Biografi Hasan al-Banna (terj.). Solo: Media Insani

    Press. Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:

    Paradigma. Kartakusumah, Berliana. 2006. Pemimpin Adiluhung Genealogi Kepemimpinan

    Kontemporer . Bandung: Mizan. Kattsof, Louis O. 1992. Pengantar Filsafat (terj.).Yogyakarta: Tiara Wacana. Kuntowijoyo. 2007. Islam sebagai Ilmu. Yogyakarta: Tiara Wacana. Musa, M.Yusuf. 1990. Politik dan Negara dalam Islam. (terj.). Surabaya: Al-

    Ikhlas Qardhawi, Yusuf al-. 2004. Konsep Islam Solusi Utama Bagi Umat (terj.). Jakarta:

    Senayan Abadi Publishing. Ranuwihardjo, Dahlan. 2000. Menuju Perjuangan Paripurna. Jakarta: Subeka

    Agung. Sjadzali, Munawir. 1993. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI Press. Surahmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarito. Shiddiqi, Nourouzzaman. 1996. Jeram-jeram Peradaban Muslim, Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Suryaman, F. 2007. “Nilai-nilai Filosofis Kepemimpinan Sunan Gunung Jati”.

    Yogyakarta: Disertasi Pasca Sarjana UGM. Suwaidan, Thariq Muhammad al-. 2005. Melahirkan Pemimpin Masa Depan.

    Jakarta: Gema Insani Press, 2005

  • 102

    Suwaidan, Thariq Muhammad al- dan Faishal Umar Basyarahil. 2006. Mencetak Pemimpin, Tips Melahirkan Orang Sukses dan Mulia (terj.). Jakarta: Khalifa.

    Suwaidan, Thariq Muhammad al-. 2009. Memproduksi Pemimpin Hebat: sebuah

    kristalisasi teori Islam tentang leadership. Surabaya: Pustaka Yassir. Tim UII. 2000. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar. Yogyakarta, UII

    Press. Tjiharjadi, Semuil. 2009. To Be A Great Leader. Yogyakarta: Andi Offset. Wakil, Muhammad Sayyid al-. 2001. Pergerakan Islam Terbesar Abad ke-14 H:

    Studi Analisis terhadap Manhaj Gerakan Ikhwan al-Muslimin (terj.). Bandung: Syamil Press.

    Triantini, Zusiana Elly. 2007. “Mengenal lebih dekat Gerakan Islam Mesir:

    Ikhwanul Muslimin”. Al-A’raf. Surakarta: STAIN Surakarta. Ushuluddin, Tim Penulisan Fakultas. 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan

    Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

    HALAMAN JUDULNOTA DINASPENGESAHANPERNYATAAN KEASLIANMOTTOPERSEMBAHANABTRAKSIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahA. Latar Belakang Masalah

    C. Tujuan Kegunaan PenelitianD. Tinjauan PustakaE. Metode PenelitianF. Sistematika Pembahasan

    BAB V PENUTUPA. KESIMPULANB. SARAN-SARAN

    DAFTAR PUSTAKA