peran guru pendidikan agama islam sebagai...

115
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MOTIVATOR DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMP AL MUBARAK PONDOK AREN TENGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Abdul Rahman NIM 1113011000071 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEBAGAI MOTIVATOR DALAM MEMBINA

AKHLAK SISWA DI SMP AL MUBARAK PONDOK

AREN TENGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Abdul Rahman

NIM 1113011000071

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran
Page 3: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran
Page 4: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran
Page 5: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran
Page 6: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

ii

ABSTRAK

Abdul Rahman. (NIM 1113011000071). Peran Guru Pendidikan Agama

Islam Sebagai Motivator Dalam Membina Akhlak Siswa di SMP Al

Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama

Islam sebagai Motivator dalam membina akhlak siswa di SMP Al Mubarak

Pondok Aren Tangerang Selatan dan untuk mengetahui perilaku akhlak siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 – November 2019.

Tugas seorang guru Pendidikan Agama Islam bukan hanya memberikan

ilmu pengetahuan kepada para peserta didiknya, akan tetapi ia harus mampu

memberikan contoh perilaku yang baik dan membentuk pribadi siswa sesuai

dengan tuntunan dan ajaran Islam. Tidak hanya membentuk akhlak yang baik bagi

siswa, namun harus menjadi penyemangat dan membina perserta didik menjadi

individu yang berakhlak mulia.

Metode yang digunakan pada penelitian ini, penulis menggunakan metode

kualitatif dengan metode pendekatan deskriptif. Prosedur pengumpulan data yang

digunakan adalah observaasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam

mendeskripsikan hasil wawancara, penulis menggunakan hasil observasi dan

dokumentasi seabagai penguat terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara

yang dilakukan terhadap guru Pendidikan Agama Islam, kepala sekolah, guru

Bimbingan Konseling dan 2 siswi kelas VIII. Hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam sangat

berperan aktif sebagai motivator dalam membina akhlak siswa di SMP Al

Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan. Guru memberikan nasihat dan contoh

langsung kepada siswa, memberikan teguran kepada siswa yang melakukan

perbuatan kurang baik, mengajak siswa untuk sholat berjama’ah, sholat dhuha dan

mencontohkan berpakaian yang baik dan Islami. Perilaku siswa di SMP Al

Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan dapat dikatakn cukup baik

Page 7: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

iii

ABSTRACT

Abdul Rahman. (NIM 1113011000071). The role of Islamic religious

education teachers as motivators in fostering the morals of students at Al

Mubarak Middle School in South Tangerang.

This study aims to determine the role of Islamic religious education

teachers as motivators in fostering the morals of student at Al Mubarak Middle

School Pondok Aren, South Tangerang and to determine student behavior. This

research was conducted in August 2019 – November 2019. The task of an Islamic

religious education teacher is not only to provide knowledge to students, but I

must give examples of good behavior and shape students personalities according

to Islamic guidance and teachings. Not only from good character for students, but

must be encouraging dan fostering student into individuals who have noble

character.

The method use in this study, researchers used a qualitative method with a

descriptive approach. Data collection prosedures used are observation, interviews

and documentation. In describing the results of interviews, researchers used the

result of observations and documentation as a reinforcement of the data obtained

from results of interviews conducted with Islamic religious education teachers,

principals, counseling guidance teachers and two VIII class students.

The result of the research that have been carried out show that the role of

Islamic religious education teachers plays an active role as a motivator in

fostering the morals of students in SMP Al Mubarak Pondok Aren, South

Tangerang. The teacher give advice and direct examples to students, gives

reprimands to students who do bad deeds, invites students to pray in congregation,

pray dhuha dan exemplify good dress and Islamic. The behavior of students at Al

Mubarak Middle School in South Tangerang can be said to be quite good.

Page 8: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada

Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada

batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam

selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw, atas segala keteladanan

dan pengorbanan beliau dalam mendidik pengikut dan ummatnya agar menjadi

manusia yang berakhlak mulia.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, motivasi, serta dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis haturkan ucapan terima kasih

dan penghormatan yang tak ternilai kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin

Umar Lubis, MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Dr. Sururin, M.Ag. Serta seluruh jajaran civitas akademika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. Abdul Haris, M.Ag.

4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. Rusdi Jamil, M.Ag.

5. Pembimbing Akademik Bahrissalim, M.Ag, yang telah memberi

bimbingan dan arahan selama menempuh studi S1 di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

6. Kepala SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan H. Nahrawi

Mughni, S.Pdi, yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

Page 9: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

v

7. Pembimbing Skripsi Tanenji, MA, yang telah senantiasa membimbing dan

memberi arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga Besar Alm. H. Ajid bin H. Misnan, yang telah tiada henti

memberi dukungan, do’a dan motivasi serta curahan kasih saying yang

tiada tara. Begitu juga dukungan moril dan materil yang tiada ternilai

harganya untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis.

9. Guru pendidikan agama Islam SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang

Selatan. Popon Rupaidah, S.Ag, yang telah membimbing, mengarahkan,

memotivasi dan membantu penulis dalam proses penelitian di sekolah.

10. Segenap Dewan guru, tata usaha dan siswa/siswi SMP Al Mubarak

Pondok Aren Tangerang Selatan, yang telah banyak membantu,

sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan.

11. Keluarga Besar PAI 2013, yang selalu memberikan semangat, motivasi,

canda tawa dan telah banyak menorehkan kenangan indah. Semoga

Allah SWT selalu mudahkan dan lancarkan urusan kalian.

12. Keluarga Besar Class Of PAI B (cabhe 2013), yang sudah banyak

membuat rasa kekeluargaan yang kuat, canda tawa, saling tolong

menolong, memberi motivasi dan dukungan satu sama lain. Semoga

persahabatan kita bukan hanya di dunia tetap insya Allah sampai akhirat

nanti.

13. Ahmad Ginanjar, Mohammad Nasruddin, Alvino Tegar Prasetyo, Abdul

Mujib, Al Arifurrahman, Ahmad Faisal Dzulfiqor. Sahabat satu

perjuangan yang saling menyemangati, membantu, memotivasi,

memberi masukan dan keceriaan, semoga Allah mudahkan dan

melancarkan urusan kita semua.

Page 10: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

vi

14. Desita Sari, calon istriku yang senantiasa mendukung, memotivasi dan

mendo’akan. Terima kasih, semoga Allah SWT mudahkan urusan dan

rencana kita. Amin.

Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,

yang turut membantu dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT

membalas dengan kebaikan berlipat ganda untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini terdapat banyak

kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa

bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Bekasi, 9 Juni 2020

Penulis

Page 11: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ......................................................... 9

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam .................................................... 11

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam ........................... 20

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................................................... 23

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi .......................................................................................... 25

2. Teori-Teori Motivasi ........................................................................................ 28

3. Macam-Macam/Jenis-Jenis Motivasi ............................................................... 31

4. Teknik-Teknik Memotivasi Siswa .................................................................... 33

C. Pembinaan Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak ............................................................................................ 42

2. Macam-Macam Akhlak .................................................................................... 43

3. Ruang Lingkup Akhlak ..................................................................................... 45

4. Metode Pembinaan Akhlak Siswa ..................................................................... 46

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 48

Page 12: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 51

B. Metode Penelitian ................................................................................................. 51

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................... 52

D. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ..................................................... 54

E. Analisis Data ......................................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Obyektif SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan

1. Sejarah Berdirinya SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan .......... 58

2. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................................................ 59

3. Profil SMP Al Mubarak ..................................................................................... 60

4. Data Siswa ......................................................................................................... 61

5. Data Guru/Tata Usaha ....................................................................................... 61

6. Kegiatan Ekstrakulikuler ................................................................................... 62

7. Jenis-Jenis Pengembangan Diri ......................................................................... 64

8. Pembiasaan ....................................................................................................... 66

B. Hasil Penelitian

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator dalam Membina

Akhlak Siswa di SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan .............. 68

a. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator dalam

Membina Akhlak Siswa ............................................................................... 68

b. Metode Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator dalam

Membina Akhlak Siswa ............................................................................... 70

c. Kegiatan Pembiasaan Dalam Membina Akhlak Siswa di SMP

Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan ............................................. 73

2. Akhlak Siswa ..................................................................................................... 76

a. Perilaku Akhlak Siswa .................................................................................. 76

b. Peran Sekolah dalam Menangani Siswa yang Melakukan Pelanggaran ...... 79

Page 13: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

ix

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 82

B. Implikasi ................................................................................................................ 83

C. Saran ...................................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 84

LAMPIRAN ................................................................................................................... 88

Page 14: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

manusia, karena pendidikan merupakan sentral kebudayaan dan peradaban

manusia yang terus berkembang. Allah SWT menganugerahkan potensi yang

luar biasa kepada manusia, melalui usaha dan pendidikan manusia dapat

menumbuhkan dan mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.

Pendidikan mengantarkan manusia menjadi makhluk yang berilmu dan

membawa manusia menuju tempat yang mulia. Firman Allah SWT:

لكم ا اذا قيل لكم تفسحوا فى المجلس فافسحوا يفسح الله يايها الذين امنو

الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت واذا قيل انشزوا فانش زوا يرفع الله

بما تعملون خبير والله

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu.

“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah

kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa

derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.1 (QS. Al

Mujadilah:11).

Pendidik pertama dan utama ketika seorang anak dilahirkan adalah

orangtua. Sebagai pendidik pertama dan utama, orangtua bertanggung jawab

penuh atas kemajuan perkembangan anaknya, karena sukses tidaknya anak di

1 Departemen Agama Republik Indonesia, As-Syifa (Al-Qur’an dan Terjemahannya), (Semarang:

Raja Publishing, 2011), h. 543.

Page 15: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

2

masa kini ataupun di masa mendatang akan sangat tergantung pengasuhan,

perhatian dan pendidikan yang diberikan orangtuanya.2 Firman Allah SWT:

قودها الناس والح ي ا انفسكم واهليكم نارا و ىكة ايها الذين امنوا قوجارة عليها مل

ما امرهم ويفعلون ما يؤمرون غلظ شداد ل يعصون الله

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamau

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah

terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengajarkan

apa yang diperintahkan.”3 (QS. At-Tahrim: 6).

Guru merupakan pendidik kedua setelah orangtua. Dalam proses

pendidikan, eksistensi guru menjadi tumpuan utama untuk pelaksanaan

kegiatan pembelajaran secara maksimal, guru menjadi ujung tombak dalam

pendidikan di sekolah, tanpa adanya guru, pendidikan di sekolah tidaklah

berarti.

Mohammad saroni mengatakan, “eksistensi guru dalam pendidikan dan

pembelajaran tidak berbeda dengan air untuk ikan di dalam sebuah akuarium,

sedemikian pentingnya sehingga jika tidak ada air, kehidupan di dalam

akuarium tersebut tidak dapat berlangsung.4

Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan,

“tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

2Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), cet 1, h.

88.

3Departemen Agama Republik Indonesia, As-Syifa (Al-Qur’an dan Terjemahannya), (Semarang:

Raja Publishing, 2011), h. 560.

4Mohammad Saroni, Personal Branding Guru: (Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru,

(Jogjakarta, AR Ruzz Media, 2011), h. 75.

5Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah RI, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 8-9.

Page 16: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

3

Dalam hal ini guru memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan

pendidikan, tugas guru bukan hanya saja mengajar namun juga mendidik,

yaitu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang berintelektual,

membentuk peserta didik menjadi manusia yang religius, manusia beriman

yang bertakwa kepada Allah SWT dan memiliki akhlak yang mulia.

Hal ini sesuai dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1

tentang guru dan dosen yang berbunyi, “guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.6

Dalam paradigma Jawa pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru)

yang berarti “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru

memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki

wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan

ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, karenanya segala

tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta

didiknya.7

Jika seorang guru berperilaku baik maka peserta didik akan mengikuti

perilaku tersebut, namun jika guru mencontohkan perilaku yang tidak baik

peserta didik akan mengikuti perilaku yang tidak baik pula, bahkan

perilakunya bisa lebih buruk dari perilaku gurunya. Oleh karena itu

pentingnya seorang guru memiliki akhlak yang baik.

Akhlak merupakan posisi tertinggi dalam Islam, dan sesungguhnya

Rasulullah Saw diutus oleh Allah SWT ke bumi untuk menyempurnakan

Akhlak, Allah SWT berfirman:

واليوم الخر أسوة حسنة لمن كان يرجو الل لقد كان لكم في رسول الل

كثيرا وذكر الل

6Sumber Daya Iptek dan Dikti, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen, 2016), h. 2.

7Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), cet 1, h.

90.

Page 17: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

4

“Sungguh Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”8 (Q.S Al-Ahzab: 21).

Akhlak adalah perbuatan yang disengaja. Jika tidak disengaja, atau

dilakukan karena terpaksa dan dipaksa, maka perbuatan seseorang bukanlah

merupakan gejala akhlak. Ada juga perbuatan yang sulit dinilai, yaitu apabila

seseorang melakukan perbuatan yang baik tetapi mempunyai tujuan yang

buruk atau sebaliknya, dia mempunyai tujuan yang baik, namun cara

mencapainya dengan jalan yang buruk.9

Seseorang yang memiliki akhlak baik akan menjalani pekerjaan dan

hidupnya dengan baik dan bahagia, namun jika seseorang memiliki akhlak

yang buruk dapat dikatakan orang tersebut tidak baik, bahkan akan sulit

melakukan pekerjaan dan hidupnya akan terasa sulit.

Seorang muslim menjadikan akhlaknya sebagai sarana mendekatkan diri

kepada Allah SWT. Akhlak adalah rangkaian amal kebajikan yang diharapkan

akan mencukupi untuk menjadi bekal ke akhirat nanti. Namun demikian untuk

memiliki akhlak yang mulia perlu adanya bimbingan secara khusus, salah

satunya adalah melalui pendidikan akhlak.

Merosotnya nilai-nilai akhlak menjadi potret kelam yang terjadi saat ini

dikalangan peserta didik, seperti: bullying, kekerasan, tawuran antar pelajar,

merokok, pornografi, narkoba dan masih banyak lagi pergaulan peserta didik

lainnya yang jauh dari ajaran Islam. Kurangnya pergaulan yang Islami di

lingkungan rumah, perkembangan teknologi yang semakin maju, dan kurang

tepat memilih sosok idola yang bisa dijadikan suri tauladan oleh peserta didik

menjadi faktor penyebab merosotnya akhlak saat ini.

Dalam hal ini pentingnya peran seorang guru pendidikan agama Islam

bukan hanya mengajarkan pendidikan akhlak, namun senantiasa mendidik

8 Departemen Agama Republik Indonesia, As-Syifa (Al-Qur’an dan Terjemahannya), (Semarang:

Raja Publishing, 2011), h. 420.

9M. Solihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: (Manusia, Etika dan Makna Hidup,

(Bandung, Nuansa, 2005), cet 1, h. 21.

Page 18: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

5

peserta didik dengan cara mengarahkan, membimbing dan membina siswa

berakhlak mulia. Pendidikan akhlak di sekolah tidak cukup hanya dengan

teori-teori yang memenuhi kognitif peserta didik, namun disertai dengan

perbuatan nyata. Karena untuk mengubah sikap mental atau kerohanian

seseorang menuju arah perbaikan, akan terwujud disertai dengan amal

perbuatan.

Peran guru pendidikan agama Islam amatlah penting dalam membina

akhlak siswa serta mengarahkan dan mengendalikan perilaku mereka agar

tidak menyimpang dari ketentuan agama. Oleh karena itu, seorang guru

dituntut untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan kepribadian yang

dapat membina, membimbing serta memberikan contoh bagi siswanya,

bagaimana berbuat, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang guru juga memiliki peran penting untuk membantu pencapaian

prestasi yang baik bagi peserta didiknya. Keberhasilan pencapaian prestasi ini

pun erat kaitannya dengan motivasi belajar siswa/peserta didik itu sendiri.

Motivasi ini bisa didapatkan melalui sisi intrinsik dan juga ekstrinsik. Salah

satu motivasi ekstrinsik ini ialah peran guru dalam memotivasi siswa/peserta

didiknya dalam membimbing dan membina siswa berakhlak mulia.

Peran seorang guru diharapkan mampu menjadi motivator bagi peserta

didiknya. Jika guru mampu mendorong semangat, serta mengaktifkan proses

belajar mengajar dengan baik, maka prestasi yang didapatkan oleh peserta

didik akan menjadi lebih baik. Melihat pentingnya peran guru sebagai

motivator dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru dituntut untuk

selalu mengembangkan potensi dan kemampuan mengajarnya agar tidak

hanya mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, tetapi juga mampu

memberikan motivasi atau dorongan semangat belajar bagi para peserta

didiknya.

Kuat lemahnya motivasi seorang siswa akan turut mempengaruhi

keberhasilannya. Karena itu menumbuhkan motivasi seorang siswa perlu

diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan

masa depan yang penuh tantangan dan mencari solusi tepat dalam mengatasi

Page 19: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

6

hal tersebut, memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat

dicapai.

Meskipun pendidikan akhlak telah diberikan di sekolah, namun pada

kenyataannya di SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan masih ada

perilaku akhlak peserta didik yang kurang baik, masih ada siswa/siswi yang

melanggar peraturan sekolah, seperti: larangan untuk tidak membawa

handphone, larangan keluar kelas sebelum bel sekolah berbunyi, malas

belajar, bolos sekolah, berpakaian tidak rapih bahkan tidak sopan, tidak

menghormat terhadap guru, mengganggu teman dan bermain handphone pada

saat guru mengajar.

Perilaku bullying antar teman masih kerap terjadi, mereka menjadikan

kekurangan yang dimilki temannya sebagai bahan bullying. Budaya pacaran

juga masih terlihat dikalangan siswa. Kurang cakapnya gaya bahasa yang

digunakan oleh siswa saat berinteraksi dengan teman-temannya. Adapun

terlihat perilaku siswa di luar sekolah, ada beberapa siswa yang masih

memakai seragam sekolah tetapi membuka kerudungnya, berkumpul dengan

temannya dan berfoto dan diposting di media sosial.

Tata tertib sekolah dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan bukan

sebaliknya untuk dilanggar. Setiap siswa yang melanggar tata tertib akan

diberikan sanksi berdasarkan pelanggaran yang dilakukannya. Apabila tata

tertib yang dilanggar berat maka semakin besar pula hukuman yang diberikan.

Dalam hal perhatian, ada orangtua yang memberikan perhatian lebih

terhadap anaknya, adapula orangtua yang tidak terlalu memperhatikan

anaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Namun perhatian

orangtua masih kurang terhadap akhlak anaknya ketika berada di luar rumah,

orangtua tidak mengetahui bagaimana perilaku anaknya dan apa yang mereka

lakukan jika berada di luar rumah.

SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan sebagai salah satu

sekolah percontohan di Tangerang, di sekolah ini terdapat program-program

yang diunggulkan antara lain: tadarus Al Qur’an sebelum kegiatan belajar

Page 20: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

7

mengajar, shalat dhuha setiap hari jum’at, shalat dzuhur berjama’ah, membaca

Asmaul Husna, Baca Tulis Al Qur’an dan tahfidz juz ama’.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti berpendapat bahwa

seorang guru bukan hanya seorang pengajar saja tetapi seorang guru juga

sebagai pendidik yang dapat mengarahkan siswanya. Oleh karena itu peran

guru sangat diperlukan dalam membentuk kepribadian seseorang yang

berakhlak mulia. Hal ini mendorong penulis tertarik untuk meneliti di sekolah

tersebut dengan penelitian yang berjudul “PERAN GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SEBAGAI MOTIVATOR DALAM MEMBINA

AKHLAK SISWA DI SMP AL MUBARAK PONDOK AREN

TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat

diidentifikasi adalah:

1. Terjadinya kemerosotan akhlak pada pelajar dalam pergaulan saat ini.

2. Masalah pembinaan akhlak yang masih kurang di sekolah.

3. Kurangnya ilmu pengetahuan siswa mengenai pentingnya akhlak.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah peneliti mengidentifikasi masalah di atas, maka peneliti

melakukan pembatasan masalah yaitu:

1. Peranan guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam membina

akhlak siswa di SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

2. Perilaku akhlak yang akan diteliti meliputi perilaku akhlak siswa dalam

beribadah, perilaku akhlak siswa kepada guru, perilaku akhlak siswa

kepada teman dan perilaku akhlak siswa terhadap tata tertib sekolah.

3. Siswa yang akan diletiti di sini adalah siswa kelas VIII di SMP Al

Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

Page 21: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

8

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam

membina akhlak siswa di SMP Al Mubarak Pondok Aren Siswa?

2. Bagaimana pelilaku akhlak siswa di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak siswa di

SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru pendidikan agama Islam sebagai

motivator dalam membina akhlak siswa di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku akhlak siswa di SMP Al Mubarak

Pondok Aren Tangerang Selatan.

Page 22: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun

swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan

formal minimal berstatus sarjana dan ketetapan hukum yang sah sebagai

guru berdasarkan Undang-Undang guru dan dosen yang berlaku di

Indonesia.10

Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki

peranan penting yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya “pemain”

yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar.11

Guru dikenal al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang

bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah

seseorang yang memberikan ilmu.12

Menurut Drs. H.A. Ametembun, guru adalah semua orang yang

berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, baik secara

individual ataupun klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah.13

Menurut Jejen Musfah, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah.14

Seorang guru dalam melaksanakan pendidikan baik di lingkungan formal

10 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek yang

Mempengaruhi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 2.

11 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), h. 81.

12 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi

Guru), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), cet. III, h. 23.

13 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 9.

14 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 3.

Page 23: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

10

maupun non formal dituntut untuk mengajar dan mendidik. Pendidik

dalam hal formal yaitu guru merupakan seseorang yang bertugas

mendidik, mengarahkan serta membimbing peserta didik dan seorang

pendidik juga harus dapat membimbing, melatih serta mengembangkan

segala potensi dan bakat yang dimiki oleh peserta didik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 pada

poin 6 disebutkan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan.15

Dalam pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah orang

dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta

didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai

tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya

sebagai hamba Allah SWT serta mampu melakukan tugas sebagai

makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.16

Menurut Marimba (1962:15), mendefinisikan pendidik sebagai

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan ruhani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.17

Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunah terdapat istilah yang mengacu

kepada pendidik dalam islam, yaitu istilah al murabbi. Firman Allah SWT:

ارحمهما كما ربياني صغيرا حمة وقل رب واخفض لهما جناح الذل من الر

15 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 4.

16 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), edisi pertama, h. 159.

17 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

cet 1, h. 6.

Page 24: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

11

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih

sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”18

(Q.S Al-Isra:24).

Istilah al murabbi pada ayat tersebut diartikan sebagai pendidik. Istilah

ini walaupun maknanya sudah digunakan, namun kosakatanya masih

jarang digunakan, dibandingkan dengan kosa kata lainnya.19

Dari beberapa definisi tentang guru dan pendidik di atas, guru adalah

seseorang yang mampu bertanggung jawab dalam hal mendidik,

mengarahkan serta membina peserta didik. Adapun pendidik dalam

persperktif Islam adalah seseorang yang bukan hanya mendidik tetapi juga

berusaha membentuk serta membina peserta didik dengan nilai-nilai dan

ajaran islami.

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Kompetensi berasal dari bahasa inggris “competence” yang berarti

kecakapan dan kemampuan. Kompetensi juga berarti perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak.20

Menurut Jejen Musfah, “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan,

perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan,

pelatihan dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.21

Kompetensi menurut Cowell adalah, sebagai suatu keterampilan atau

kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari

tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada

18 Departemen Agama Republik Indonesia, As-Syifa (Al-Qur’an dan Terjemahannya), (Semarang:

Raja Publishing, 2011), h. 284.

19 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), edisi pertama, h. 160.

20 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 1.

21 Jejen Musfah, M.A, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011). Cet. I, h. 27.

Page 25: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

12

gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau

pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: (1) penguasaan minimal

kompetensi dasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan (3) penambahan

penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau

keterampilan.22

Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, seorang guru dituntut

memiliki keanekaragaman kecakapan (Competencies) psikologis, yang

meliputi:

1) Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta)

Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib

dimiliki oleh calon guru dan guru profesional, karena ia kompetensi

ini mengandung bermacam-macam pengetahuan baik yang bersifat

deklaratif maupun yang bersifat prosedural.

2) Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga

amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini meliputi

seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang,

sedih dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain.

3) Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya

berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Secara garis besar,

kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori, yaitu:

a) Kecakapan fisik umum

b) Kecakapan fisik khusus.23

Direktorat Ketenagaan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas,

menyatakan ada empat jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan

indikator esensialnya, yaitu:

22 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 53-54.

23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 229-234.

Page 26: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

13

1. Kompetensi kepribadiaan

Subkompetensinya sebagai berikut:

a) Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki

indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum, norma

sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma.

b) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator

esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai

pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:

menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta

didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan

dalam berpikir dan bertindak.

2. Kompetensi pedagogis

Subkompetensinya sebagai berikut:

a) Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki

indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian dan mengidentifikasi

bekal ajar awal peserta didik.

b) Merancang pembelajaran, memiliki subkompetensi esensial:

memahami landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan

pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran yang ingin dicapai

dan materi ajar serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

c) Subkompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator

esensial: menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan

pembelajaran yang kondusif.

3. Kompetensi profesional

Subkompetensinya sebagai berikut:

Page 27: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

14

a) Subkompetensi menguasai keilmuan yang terkait dengan bidang

studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada

dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode,

memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

indikator esensial: menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

4. Kompetensi sosial

Subkompetensinya sebagai berikut:

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, subkompetensi esensialnya: berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik.

b) Mampu berkomunikasi dan begaul dengan sesama pendidik dan

tenaga kependidikan secara efektif.

c) Mampu berkomunikasi dan bergau secara efektif dengan

orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.24

Gordon (1988) menyebutkan beberapa hal yang harus terkandung

dalam kompetensi, sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge) yaitu pengetahuan seseorang untuk

melakukan sesuatu.

b. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

c. Keterampilan (skiil) adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk

melakukan tugas yang dibebankan.

d. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya.

24 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:

Kencana, 2010), h. 274-276.

Page 28: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

15

e. Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan

yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang

terhadap munculnya sesuatu yang baru.

f. Minat (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan

suatu tindakan atau perbuatan.25

Dalam bukunya “Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam”, Zakiah

Daradjat berpendapat, pada dasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi,

yaitu:

1. Kompetensi kepribadian

a) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau

murid yang diajarkannya.

b) Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar

mengajar sehingga amat bersifat menunjang secara moral (batiniah)

terhadap murid bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah

dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru.

c) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung

jawab dan saling mempercayai antara guru dan murid.

2. Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran

a) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan dan apa-apa yang

harus diajarkannya ke dalam bentuk komponen-komponen dan

informasi-informasi yang sebenarnya dalam bidang ilmu atau

kecakapan yang bersangkutan.

b) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi itu

sedemikian rupa baiknya akan memudahkan murid untuk

mempelajari pelajaran yang diterimanya.

3. Kompetensi dalam cara-cara mengajar

a) Merencanakan atau menyusun setiap program suatu pelajaran,

demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan

untuk satu satuan waktu (catur wulan/semester atau tahun ajaran).

25 Heri Gunawan, Pendidikan Islam (Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh), (Bangung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014), h. 187.

Page 29: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

16

b) Mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan (alat bantu

atau alat peraga) bagi murid dalam proses belajar yang

diperlukannya.

c) Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode

mengajar sehingga terjadilah kombinasi-kombinasi dan variasinya

yang efektif.26

Menurut Haidar Putra Daulay dalam bukunya “Pendidikan Islam Dalam

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia”, seorang guru harus memenuhi

kompetensi sebagai berikut:

1. Menguasai bahan.

2. Mengelola program belajar mengajar.

3. Mengelola kelas.

4. Menggunakan media/sumber.

5. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

6. Mengelola instruksi belajar mengajar.

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.27

Persyaratan akademik dan tenaga kependidikan profesional seorang

guru secara akademik perlu menguasai:

1) Disiplin ilmu pengetahuan yang menjadi sumber bahan ajaran dan

bidang studi yang menjadi spesialisnya.

2) Bahan ajaran yang akan dijadikan objek belajar para peserta didik.

3) Pengetahuan tentang peserta didik dengan karakteristik tingkat

perkembangan dan kemampuannya.

4) Dasar-dasar teori dan praktik pendidikan.28

Menurut Undang-Undang No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki

26 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.

263.264.

27 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), h. 83.

28 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 78.

Page 30: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

17

kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan

profesional.29

Berikut ini adalah penjabaran mengenai beberapa kompetensi yang

harus dimiliki seorang guru beserta indikatornya, yaitu:

1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Indikator yang harus dimiliki yaitu:

a) Bertindak sesuai dengan norma hukum.

b) Bertindak sesuai dengan norma sosial.

c) Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma.

d) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.

e) Bertindak sesuai norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka

menolong).

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedadogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya. Indikator yang harus dimiliki yaitu:

a) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian

b) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta

didik kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar.

c) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang

dipilih.

d) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

e) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

untuk menentukan ketuntasan belajar (mastery learning).

29 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi

Guru), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), cet. III, h. 100.

Page 31: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

18

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah/madrasah dan substansi keilmuan

yang menaungi materinya serta penguasaan terhadap struktur dan

metodologi keilmuannya. Indikator yang harus dimiliki yaitu:

a) Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang manaungi

atau koheren dengan materi ajar.

b) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.

d) Memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait.

e) Memahami langkah-langkah kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan/materi mata pelajaran.

4. Kompetensi Sosial

Seorang guru diharapkan memberikan contoh yang baik terhadap

lingkungannya dengan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai

bagian dari masyarakat sekitarnya. Seorang guru juga harus berjiwa

sosial tinggi, mudah bergaul dan suka menolong. Indikator yang harus

dimiliki yaitu:

a) Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

b) Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan.

c) Berkomunikasi dan bergaul dengan orangtua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar.30

Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan anak didik. Dalam pandangan Islam, orang yang

paling bertanggung jawab tersebut adalah orangtua (ayah dan ibu) anak

didik. 31

30 Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),

cet. 1, h. 13-17.

31 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 74.

Page 32: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

19

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, dalam bukunya “Ilmu Pendidikan

Islam” terdapat tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

pendidikan agama Islam, sebagai berikut:

1) Kompetensi Personal-Religius

Kemampuan dasar (kompetensi) yang pertama bagi pendidik adalah

menyangkut kepribadian agamis, artinya pada dirinya melekat nilai-

nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan kepada peserta

didiknya. Misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan, kecerdasan,

ketertiban, kedisiplinan dan sebagainya.

2) Kompetensi Sosial-Religius

Hal ini bagi pendidik menyangkut kepeduliannya terhadap masalah-

masalah sosial selaras dengan ajaran dakwah Islam. Contohnya adalah

siakp gotong-royong, tolong-menolong, toleransi dan sebagainya.

3) Kompetensi Profesional-Religius

Kemampuan dasar ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan

tugas keguruannya secara profesional, dalam arti mampu membuat

keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu

mempertanggungjawabkan berdasarkan teori dan wawasan

keahliannya dalam perspektif Islam.32

Menurut Zakiah Darajat, menjadi seorang guru tidak sembarangan

tetapi harus memenuhi beberapa kompetensi, terutama guru pendidikan

agama Islam. Kompetensinya adalah sebagai berikut:

a. Takwa kepada Allah SWT.

Guru tidak mungkin mendidik siswa agar bertakwa kepada Allah jika

ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya, karena ia adalah teladan bagi

para peserta didiknya sebagaimana Rasulullah Saw menjadi teladan

bagi umatnya.

32 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), cet 1, h.

96.

Page 33: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

20

b. Berilmu/Berijazah

Ijazah bukan samata-mata hanya secarik kertas, tetapi sebagai bukti

bahwa pemiliknya telah memiliki ilmu pengetahuan dan kompetensi

tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Seorang guru harus

mempunyai ijazah dan akta kependidikan atau sertifikat pendidik

sebagai bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan mengajar.

c. Sehat jasmani dan rohani

Kesehatan jasmani dan rohani menjadi salah satu syarat yang penting

bagi tiap-tiap pekerjaan. Seseorang tidak dapat melakukan tugasnya

dengan baik jika badannya selalu dihinggapi oleh suatu penyakit.

Sebagai guru syarat kesehatan pun merupakan syarat yang tidak bisa

diabaikan.

d. Berkelakuan baik

Budi pekerti guru menjadi penting dalam pendidikan kepribadian

siswa. Guru harus menjadi teladan karena para siswa bersifat meniru.

Diantara tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi

peserta didik yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.33

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan

anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas

berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang

menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.34

Dalam pendidikan di sekolah, tugas guru sebagian besar adalah

mendidik dengan cara mengajar. Tugas-tugas selain mengajar ialah

berbagai macam tugas sesungguhnya bersangkutan dengan mengajar,

yaitu tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil

33 Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),

cet. 1, h. 21-22.

34 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 12.

Page 34: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

21

belajar dan lain-lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan

pengajaran.35

Menurut Al-Ghazali, seorang guru yang mengamalkan ilmunya lebih

baik daripada seorang yang beribadah saja, puasa dan shalat setiap

malam. Tugas utama seorang guru adalah menyempurnakan,

membersihkan dan menyucikan hati manusia untuk mendekatkan diri

kepada Allah.36

Dalam Sistem Praktik Keguruan (1983) ada tiga jenis tugas guru, yaitu

tugas profesi yang meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik

dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar

dalam arti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan pada

peserta didik.37

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, tugas

guru bukan hanya memindahkan muatan meteri ke peserta didik, tetapi

dalam kurun waktu 24 jam ia harus siap sedia. Menurut

Abdurrahmansyah ada bidang-bidang garapan profesi atau tugas

kemanusiaan dan kemasyarakatan, yaitu sebagai berikut:

a) Guru sebagai profesi atau jabatan atau pekerjaan yang menentukan

keahlian khusus sebagai guru tugasnya meliputi mendidik, mengajar

dan melatih.

b) Guru sebagai bidang kemanusiaan, di sekolah ia harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.38

Menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto dalam bukunya “Teori

Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik”, tugas utama seorang

guru adalah sebagai berikut:

35 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 78-79.

36 Heri Gunawan, Pendidikan Islam (Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh), (Bangung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014), h. 168.

37 Sholeh Hidayat, op.cit, h.7.

38 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 13.

Page 35: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

22

1. Mendidik

Mendidik mencakup proses pendidikan baik di dalam maupun di luar

sekolah. Jadi mendidik tidak bisa hanya dilakukan oleh guru saja,

akan tetapi harus ada kerja sama antara guru, orangtua, masyarakat,

kelompok dan juga pemerintah. Tuga guru sebagai pendidik berkaitan

dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

2. Mengajar

Seorang guru harus bisa mengajar dan mempunyai ilmu pengetahuan

yang cukup untuk diberikan kepada peserta didik. Seorang guru harus

berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan

terampil dalam memecahkan masalah.

3. Membimbing

Membimbing perlu adanya kedekatan tertentu baik yang membimbing

maupun yang dibimbing. Ruang lingkupnya lebih kepada privasi,

individu, khusus, perorangan atau beberapa orang saja.

4. Mengarahkan

Mengarahkan adalah tugas guru untuk memberikan masukan-

masukan yang berguna bagi peserta didik untuk kedepannya guna

mencapai impian dan cita-citanya, mengarahkan berupa himbauan,

larangan, ajakan, perintah ataupun pendapat guna untuk dilaksanakan

oleh peserta didik. Dalam hal ini juga seorang guru harus punya

pandangan positif serta pemahaman yang baik terhadap masa depan

peserta didik kedepannya.

5. Melatih

Seorang guru harus mampu besikap tegas terhadap peserta didiknya

dan menerapkan disiplin terhadap peserta didiknya.

6. Menilai

Seorang guru harus mempelajari seluk beluk tentang penilaian dan

berusaha untuk menerapkannya dan melaksanakannya di lapangan.

7. Mengevaluasi

Page 36: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

23

Evaluasi bisa dilakukan bila guru berperan aktif dalam mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai peserta

didiknya sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Proses evaluasi

dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengolahan hasil dan pelaporan.39

Menurut Akmal Hawi dalam bukunya “Kompetensi Guru Pendidikan

Agama Islam”, seorang guru harus bertanggung jawab atas segala sikap,

tingkah laku dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak

anak didik. Dengan demikian tanggung jawab guru adalah untuk

membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna

bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.40

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat

kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di

dalam kelas.41

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang

No. 14 Tahun 2005, peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar,

pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai dari peserta didik.

Penjabarannya sebagai berikut:

1. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh panutan dan identifikasi

bagi para peserta didik dan lingkungannya. Seorang guru harus

mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung

jawab, kewibawaan, kemandirian dan kedisiplinan.

39 Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendiidk,

(Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 328-332.

40 Ibid., h. 13.

41 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 15.

Page 37: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

24

2. Guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar harus terus mengikuti perkembangan teknologi

sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-

hal yang terus diperbarui. Seorang guru berperan membantu peserta

didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum

diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar

yang dipelajari.

3. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing

perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang

bertanggung jawab. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan

tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan

yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai

kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

4. Guru sebagai pengarah

Sebagai pengarah seorang guru harus mampu mengajarkan peserta

didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,

mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan dan

menemukan jati dirinya.

5. Guru sebagai pelatih

Guru bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi

dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Untuk itu

seorang guru harus memiliki pengetahuan yang banyak meskipun tidak

mencakup semua hal secara sempurna.

6. Guru sebagai penilai

Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

dan dengan teknik yang sesuai baik tes atau non tes. Seorang guru

harus memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang

meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik, prosedur

pengembangan serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari

berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda dan kesukaran soal.

Page 38: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

25

James B. Broww berpendapat peran guru itu menguasai dan

mengembangkan materi pelajaran, merencanakan, mempersiapkan

pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.42

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin movere, yang berarti

gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi

bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang

dimotivasi tersebut bergerak. Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan

sebagai suatu tendensi seseorang untuk berbuat yang meningkat guna

menghasilkan satu hasil atau lebih pengaruh. A.W. Bernard memberikan

pengertian motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam

perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya

kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu.

Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk

mencapai tujuan tertentu.43

Motivasi merupakan mesin yang menguasai dan mengarahkan

perilaku. Kunci dari mesin itu ada di tangan masing-masing individu. Pada

situasi sekolah misalnya: sebagian siswa dapat mengarahkan mesin itu

sendiri dengan sangat baik, sementara sebagian siswa yang lain

membutuhkan bantuan orang lain. Motivasi merupakan aspek penting

dalam belajar. Woolfolk (2009) menyatakan bahwa motivasi diidentifikasi

sebagai keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan dan

mempertahankan perilaku. Sedangkan Winkel (1999), menyatakan

motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari

42 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 15.

43 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA. 2016), h. 319.

Page 39: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

26

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga

tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.44

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang

ada pada diri manusia, sehingga berhubungan dengan perasaan dan emosi

yang kemudian seseorang akan bertindak atau melakukan sesuatu. Semua

ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan. Motivasi ini

juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang itu ingin melakukan sesuatu.

Abraham Maslow mendefinisikan motivasi adalah sesuatu yang

bersifat konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat

kompleks dan hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada

setiap kegiatan organisme.45

Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi

untuk mencapai tujuan.46

Motivasi sendiri merupakan isu yang sangat kompleks tidak hanya

pada apa yang kita ingin lakukan tapi juga dari perilaku tersebut. Jika

motivasi dilihat dari sudut pandang orang yang melakukan maka orang

tidak pernah tidak termotivasi. Siapapun yang melakukan dan apapun yang

dilakukan selalu didorong oleh suatu tujuan.

Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar.

Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi

prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau

kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar

44 Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 100.

45 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA. 2016), h. 320.

46 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 148.

Page 40: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

27

kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal

adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya.

Faktor karakteristik siswa dan guru merupakan faktor yang mempengaruhi

proses pembelajaran dan prestasi belajar. Interaksi antara pengajar dan

siswa perlu mendapat perhatian agar tercapai kualitas yang baik pada hasil

belajar siswa. Diluar itu, konteks pembelajaran dan pemberian tugas juga

ikut berpengaruh.47

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan

dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang

menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama

sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Dalam arti yang luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energi

dan arahan terhadap perilaku yang meliputi: kebutuhan, minat, sikap, nilai,

aspirasi dan perangsang (incentivies). Kebutuhan dan dorongan untuk

memuaskan kebutuhan tersebut merupakan sumber utama motivasi.

Sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu, motivasi dianggap sebagai energi vital atau daya pendorong hidup

yang merangsang seseorang melakukan sesuatu aktivitas. Memotivasi

anak berarti mengatur kondisi-kondisi sehingga ia ingin melakukan apa

yang dapat dikerjakan.48

Dari beberapa pengertian motivasi seperti telah dikemukakan tersebut,

secara lebih ringkas dapat dikemukakan bahwa motivasi pada dasarnya

adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu

tujuan tertentu, termasuk di dalamnya kegiatan belajar. Secara lebih

khusus jika orang menyebutkan motivasi belajar yang dimaksudkan tentu

segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan

47 Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99.

48 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2014), h. 150-151.

Page 41: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

28

semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi

lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih

baik lagi.

2. Teori-Teori Motivasi

Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan

luar diri individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut beberapa ahli

memberikan istilah yang berbeda, seperti: desakan atau drive, motif atau

motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish.49

Menurut Elliot dkk, (1996) mengemukakan empat teori motivasi yang

saat ini banyak dianut, yaitu:

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Menurut teori ini, orang termotivasi terhadap suatu perilaku karena ia

memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan

dalam teori Maslow, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa

aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan

penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization).

2. Teori Kognitif Bruner

Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery

learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan dan

sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri.

3. Teori Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement Theory)

Mc Clelland menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan

untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan,

tugas-tugas yang cukup sulit dan ia mampu melakukannya dengan

baik, mengharapkan umpan balik yang mungkin, serta ia juga mudah

merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus.

49 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 61.

Page 42: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

29

4. Teori Atribusi

Teori ini bersandar pada tiga asumsi dasar. Pertama, orang ingin tahu

penyebab perilakunya dan perilaku orang lain, terutama perilaku yang

penting bagi mereka. Kedua, mereka tidak menetapkan penyebab

perilaku mereka secara random. Ada penjelasan logis tentang

penyebab perilaku yang berhubungan dengan perilaku. Ketiga,

penyebab perilaku yang ditetapkan individu memengaruhi perilaku

berikutnya. Jadi, menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan

bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama

sebelumnya.50

Purwa Atmaja Prawira, dalam bukunya Psikologi Pendidikan Dalam

Perspektif Baru, mengemukakan dua teori motivasi, yaitu:

1. Teori motivasi fisiologis

Teori ini dikembangkan oleh Morgan dengan sebutan Central Motive

State (CMS) atau keadaan motif sentral. Teori ini bertumpu pada

proses fisiologis yang dipandang sebagai dasar dari perilaku manusia

atau pusat dari semua kegiatan manusia. Ciri-ciri dalam CMS adalah

bersifat tetap, tahan lama bahwa motif sentral itu ada secara terus-

menerus tanpa bisa dipengaruhi oleh faktor luar maupun dalam diri

individu yang bersangkutan. CMS memiliki ciri aktivitas umum yang

merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum. CMS bersifat

selektif terhadap respons yang terpilih. Reaksi itu tidak tergantung

kepada situasi dari luar maupun dari dalam individu. Selain itu, CMS

juga mempunyai ciri emosi dan pola tingkah laku tertentu.

2. Teori aktualisasi diri dari Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) adalah psikolog humanis yang

berpendapat bahwa manusia dapat bekerja kea rah kehidupan yang

lebih baik. Untuk menyokong pendapat itu, Maslow menggunakan

pendekatan yang berbeda dengan paham behaviorisme dan

50 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2014), h. 154-155.

Page 43: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

30

psikoanalisis. Maslow membedakan kebutuhan manusia menjadi dua

kelompok, yaitu kebutuhan metabolism dan kebutuhan untuk tumbuh.

Contoh kebutuhan metabolism adalah kebutuhan-kebutuhan

fisiologis, seperti lapar, haus dan lain-lain. Apabila kebutuhan-

kebutuhan tersebut telah terpenuhi dengan baik, manusia akan

mencari kebutuhan-kebutuhan yang lain seperti kebutuhan keamanan,

cinta, kebersamaan, penonjolan diri dan sebagainya. Sedangkan

kebutuhan tumbuh, merupakan kebutuhan umum yang disebut

aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization)

merupakan kebutuhan yang tertinggi tingkatannya dalam hierarki

kebutuhan. Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan baik, seseorang

dapat melaksanakan kodratnya dalam semua aspek kehidupan

sehingga menjadi figur tertentu.51

Fadhilah Suralaga dan Solicha, dalam bukunya Psikologi Pendidikan,

mengemukakan teori motivasi ada tiga jenis yaitu teori Behavior,

Kognitif dan Humanis.

1) Motivasi dalam perspektif Behavioral

Dalam perspektif behavioral motivasi ditekankan pada imbalan dan

hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.

2) Motivasi dalam perspektif Kognitif

Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu

motivasi mereka. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting

dari penetapan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan suatu

tujuan.

3) Motivasi dalam perspektif Humanis

Dalam perspektif humanis, motivasi ditekankan pada kapasitas siswa

untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih. Salah

satu tokoh yang terkenal adalah Abraham Maslow dengan teori

kebutuhan dasarnya (hierarchy of needs). Menurut Maslow,

51 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA. 2016), h. 331-336.

Page 44: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

31

kebutuhan dasar harus dipenuhi dahulu sebelum memuaskan atau

memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Misalnya siswa harus

memuaskan dulu kebutuhan makan sebelum mereka dapat

berprestasi.52

3. Macam-Macam/Jenis-Jenis Motivasi

Dilihat dari sumbernya, motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul

dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan

orang lain. Seseorang yang secara intrinsik termotivasi akan melakukan

pekerjaan karena mendapatkan pekerjaan itu menyenangkan dan bisa

memenuhi kebutuhannya, tidak tergantung pada penghargaan-

penghargaan eksplisit atau paksaan eksternal lainnya. Misalnya, seorang

siswa belajar dengan giat karena ingin mengusai berbagai ilmu yang

dipelajari di sekolahnya. Motivasi intrinsik dapat berupa kepribadian,

sikap, pengalaman, pendidikan atau berupa penghargaan dan cit-cita.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan

atau bantuan dari orang lain. Motivasi ekstrinsik disebabkan oleh

keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi

yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal seperti ganjaran dan hukuman.

Misalnya, seorang siswa mengerjakan PR karena takut dihukum oleh

guru.53

Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:

1) Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu

perbuatan karena takut. Seseorang melakukan kejahatan karena takut

akan ancaman dari kawan-kawannya yang kebetulan suka melakukan

kejahatan. Seseorang mungkin juga suka membayar pajak atau

52 Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 101-102.

53 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2014), h. 152.

Page 45: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

32

mematuhi peraturan lalu lintas, bukan karena menyadari sebagai

kewajibannya, tetapi karena takut pada hukuman.

2) Motivasi insentif atau incentive motivation, individu melakukan

sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk insentif

ini bermacam-macam, seperti: mendapatkan honorarium, bonus,

hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan

gaji, promosi jabatan dan lain-lain.

3) Sikap atau attitude motivation atau self motivation. Motivasi ini lebih

bersifat intrinsic, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan

kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan datang

dari luar diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi karena

menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap

suatu objek. Seorang yang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu

akan menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal itu. Motivasi ini

datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang atau suka serta

faktor-faktor subjektif lainnya.54

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar,

ada dua jenis macam-macam motivasi, yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka

ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan

motivasi dari luar dirinya. Dalam aktifitas belajar, motivasi intrinsik

sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak

memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar

terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin

54 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 63-64.

Page 46: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

33

maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran

yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang

akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

perangsang dari luar.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan

tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak

didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak

didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah

guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar,

dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya.

Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik

sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian

anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orangtua. Baik

motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang

negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.55

4. Teknik-Teknik Memotivasi Siswa

Motivasi tidak selalu timbul dengan sendirinya. Motivasi dapat

ditumbuhkan, dikembangkan dan diperkuat atau ditingkatkan. Makin kuat

motivasi seseorang makin kuat usaha untuk mencapi tujuan. Menurut

Azwar, ada banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik

atau guru untuk memotivasi siswa/pembelajar untuk belajar

mengemukakan teknik-teknik untuk memotivasi siswa, yaitu:

1) Ganjaran (Reward).

Pemberian ganjaran atau hadiah berkaitan dengan kebutuha akan

penghargaan pada diri siswa. Bentuk ganjaran yang diberikan dapat

55 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 149-152.

Page 47: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

34

bersifat simbolik seperti sertifikat, dapat berupa materi seperti buku

dan dapat pula bersifat psikologis sepeerti pujian dan pengakuan.

2) Nilai prestasi.

Nilai prestasi yang diberikan sebagai hasil THB, EBTA dan untuk

hasil pekerjaan rumah maupun tugas-tugas sekolah akan memiliki nilai

motivasi yang tinggi apabila diberikan dengan cara yang tepat.

Terutama dalam memberikan nilai terhadap tugas-tugas sekolah

sehari-hari, hendaklah dilakukan berdasarkan kemajuan belajar siswa

masing-masing, tidak berdasarkan perbandingan dengan prestasi

kelompok.

3) Kompetesi

Dalam situasi-situasi tertentu, persaingan dapat menjadi sumber

motivasi yang ampuh. Bila akan mengadakan suatu bentuk kompetensi

di kelas, haruslah diingat bahwa dalam kompetensi itu setiap siswa

harus mempunyai kesempatan yang sama besar untuk menang. Bila

kompetensi itu menyangkut prestasi sekolah, maka harus ada

pengelompokkan kemampuan lebih dulu. Apabila akan dibuat suatu

kompetensi dalam menyelesaikan tugas belajar sehari-hari, lebih baik

bila tugas itu merupakan tugas kelompok.

4) Pengetahuan akan hasil belajar.

Untuk setiap tugas sekolah maupun rumah, sangat penting artinya

dalam motivasi belajar adalah pengetahuan akan hasil. Para siswa

sedapat mungkin segera mengetahui hasil pekerjaan mereka. Penelitian

menunjukkan bahwa pengetahuan akan hasil pekerjaan sangat efektif

dalam memotivasi siswa untuk belajar.56

Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat

merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi

belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan

pengajaran pun tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat,

56 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2014), h. 158-160.

Page 48: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

35

sesuai dengan target yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman

mengenai kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna

mengetahui gejala apa yang sedang dihadapi anak didik sehingga gairah

belajarnya menurun.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu:

1) Memberi angka

Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas

belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik

biasanya bervariasi, sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh

dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka

merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada

anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan

prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya

terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang

diprogramkan dalam kurikulum.

2) Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang

diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari

keinginan pemberi. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan,

profesi dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari

seseorang dengan motif-motif tertentu. Dalam dunia pendidikan,

hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan

kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga

dari anak didik lainnya. Dalam pendidikan modern, anak didik yang

berprestasi tertinggi memperoleh predikat sebagai anak didik yang

teladan dan untuk perguruan tinggi/universitas disebut sebagai

mahasiswa teladan.

Pemberian hadiah bisa juga diberikan bukan berbentuk beasiswa,

tetapi berbentuk lain seperti berupa buku-buku tulis, pensil, bolpoin

Page 49: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

36

dan buku-buku bacaan lainnya yang dikumpulkan dalam sebuah kotak

terbungkus dengan rapi. Pemberian hadiah seperti itu dapat dilakukan

pada setiap kenaikan kelas. Dengan cara itu anak didik akan

termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang

telah mereka capai.

3) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai salah alat

motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar.

Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan

dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan

proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan

kondisi yang demikian, metode mengajar memegang peranan. Guru

bisa membentuk anak didik ke dalam beberapa kelompok belajar di

kelas, ketika pelajaran sedang berlangsung. Semua anak didik

dilibatkan ke dalam suasana belajar.

Seorang guru bertindak sebagai fasilitator, sementara setiap anak didik

aktif belajar sebagai subjek yang memiliki tujuan. Iklim kelas yang

kratif dan didukung dengan anak didik yang haus ilmu sangat potensial

menciptakan masyarakat belajar di kelas. Kompetisi yang sehat pun

berlangsung di kalangan anak didik, jauh dari sifat malas dan

kemunafikan. Tidak ada lagi beredar isu tugas selesai karena nyontek

di kalangan pelajar.

4) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah

satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha

dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik adalah

simbol kebanggaan dari harga diri. Begitu juga dengan anak didik

sebagai subjek belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi

karena harga dirinya.

Page 50: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

37

5) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala

kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak

didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang

tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat

untuk belajar.

Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri

anak didik. Potensi itu harus ditumbuhsuburkan dengan menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya.

Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan disini, agar hasrat untuk belajar

itu menjelma menjadi perilaku belajar.

Di sekolah cukup banyak anak didik yang berhasrat untuk

mengembangkan potensi diri, tetapi karena lingkungan yang tersedia

kurang kreatif, maka tidak ada dukungan bagi anak untuk

mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya. Jadilah dia anak

didik yang pasif, menyerah pada keadaan. Motivasi keilmuan yang

seharusnya bergelora menjadi redup, hanya karena hasratnya untuk

belajar tidak terayomi.57

Menurut RBS, Fudyartanto, ada berbagai macam penerapan teori

belajar baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat, yaitu:

a. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenagkan

Guru menunjukkan sikap yang ramah tamah, tidak cemberut, tidak

mudah marah, tidak mencela anak, tidak menyindir dan lain-lain.

Perlakuan-perlakuan yang dicontohkan tersebut akan membuat peserta

didik di dalam kelas menjadi senang dan bergairah dalam belajar.

b. Guru memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa

Guru dapat memberikan hadiah untuk mendorong kegiatan belajar

siswa sebelum menempuh ujian sekolah. Hadiah dapat berupa barang

57 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 158-166.

Page 51: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

38

seperti peralatan pendukung belajar (pensil, bolpoin, tas sekolah, buku

dan lain-lain). Hadiah dapat pula berupa pujian atau sanjungan saja.

Kepada peserta didik dapat diberikan janji jika nilai mereka tertinggi

akan diberi hadiah. Dengan janji yang menyenangkan tersebut peserta

didik menjadi terpacu untuk rajin belajar.

c. Guru menciptakan level aspirasi berupa performasi yang mendorong

ke level berikutnya

Guru berusaha mendorong peserta didik lebih bersemangat dalam

belajarnya. Menurut Barow, level aspirasi tergantung kepada

kecerdasan anak, status social ekonomi anak, hubungan anak dan

orangtua, serta harapan-harapan orangtua kepada anaknya. Guru perlu

mengorganisasi peserta didik dalam segala aktivitasnya dalam hal

belajar untuk mencapai prestasi-prestasi yang tinggi sehingga peserta

didik betul-betul menyadari akan pentingnya prestasi-prestasi tersebut

secara bersama-sama.

d. Guru melakukan kompetisi dan kerja sama pada siswa

Guru mengadakan kompetisi prestasi di kelas atau sekolah dengan

tujuan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Ajang kompetisi

prestasi menjadi lebih menyemangati siswa dengan diberikan hadiah

bagi pemenang. Pengaruh ajang ini sangat baik, selain memotivasi

siswa untuk lebih berprestasi juga akan meningkatkan kerja sama

antarsiswa dalam belajar karena terdorong ingin mengharumkan nama

baik kelompok masing-masing.

e. Guru menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik

Guru menggunakan hasil-hasil belajar yang tidak memuaskan dipakai

sebagai cambuk untuk mempergiat belajar agar ujian berikutnya

memperoleh prestasi yang lebih baik atau lebih tinggi dari sebelumnya.

Prestasi yang sudah baik kalau masih bisa ditingkatkan diupayakan

terus atau paling tidak dapat dipertahankan.

Page 52: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

39

f. Guru melakukan pujian kepada peserta didik

Pujian dapat digunakan untuk memotivasi belajar pada siswa.

Sebaliknya, celaan kadang juga berpengaruh berbeda pada anak.

Terkadang baik pujian maupun celaan diartikan berbeda oleh anak.

Secara umum pujian dapat digunakan oleh guru dalam beberapa cara,

seperti dengan senyuman kepada siswa, ucapan-ucapan yang baik,

sikap yang baik, pandangan yang baik, anggukan kepala di depan anak

dan sebagainya.

g. Guru mengusahakan selalu ada yang baru ketika melakukan

pembelajaran di kelas

Guru harus pandai-pandai menciptakan sesuatu yang baru ketika

melakukan pembelajaran di kelas sehingga siswa menjadi senang,

bergairah dalam menerima pelajaran dari guru. Dengan adanya hal-hal

yang baru perhatian siswa menjadi bertambah. Dampaknya anak akan

lebih antusias belajar. Sesuatu yang baru tersebut, misalnya guru

menyajikan mata pelajaran dalam berbagai cara untuk membawa

kepada hal-hal yang baru dalam pengajarannya. Contohnya guru

sewaktu-waktu mengajar sejarah atau mata pelajaran yang lain

dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di negara

sendiri atau di negara-negara lain di dunia. Pada gilirannya nanti akan

timbul keinginan pada anak-anak untuk mengetahui hal-hal lain yang

sifatnya baru.

h. Guru perlu menyiapkan tujuan yang jelas

Apabila tujuan pembelajaran disusun dengan jelas, pada anak akan

timbul semacam dorongan atau motivasi terarah hanya kepada tujuan

yang jelas dicanangkan sebelumnya.

i. Guru dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang menekan

Guru sewaktu mengajar di dalam kelas tidak menggunakan penekanan-

penekanan sehingga menimbulkan rasa antipasti pada anak. Guru

harus pandai menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang

menyenangkan tidak tegang atau menakutkan peserta didik. Sebaiknya

Page 53: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

40

guru dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang merdeka

tetapi terkendali.

j. Guru menggunakan contoh-contoh hidup sebagai model-model yang

menarik bagi siswa

Guru dalam mengajar dapat menggunakan model-model hidup dari

hewan atau tumbuhan supaya lebih menarik perhatian siswa. Cara

seperti ini mendorong siswa lebih bersemangat dalam belajar.

k. Guru melibatkan siswa secara aktif

Guru dapat menerapkan model belajar siswa aktif agar pembelajaran

dalam kelas berhasil dan menarik bagi segenap peserta didik dalam

kelas. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pendidik seperti

dikemukakan tersebut sekadar contoh pendekatan yang mungkin cocok

dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Pendidik dipersilakan mengeksplorasi semaksimal mungkin agar

peserta didik termotivasi dalam belajar. Cara-cara yang dapat

dilakukan oleh pendidik dalam kelas tidak harus kaku, tetapi sebaiknya

dilakukan dengan fleksibel sehingga menyenangkan, baik bagi peserta

didik maupun bagi pendidik yang bersangkutan.

Pendidik perlu menggunakan kiat-kiat jitu agar proses pembelajaran

berhasil. Sebaliknya, peserta didik juga perlu mempunyai kiat-kiat

yang jitu untuk belajar agar memperoleh prestasi puncak yang diidam-

idamkannya. Langka-langkah baik yang dilakukan oleh pendidik

maupun peserta didik harus sinkron satu sama lain, tidak bertentangan

satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dalam kelas mencapai

sasaran yang telah dicanangkan bersama.58

Menurut Mujib dan Mudzakir, berbagai bentuk motivasi yang

dikemukakan oleh para psikolog hanya bersifat duniawi dan berjangka

pendek, juga tidak menyentuh aspek-aspek spiritual dan ilahiah. Dalam

Islam, motivasi diakui berperan penting dalam belajar.

58 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA. 2016), h. 347-351.

Page 54: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

41

Sebab seseorang bila mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai

tujuan tertentu dan didukung oleh kondisi yang ada, maka ia akan

mencurahkan segenap upaya yang diperlukan untuk mempelajari metode-

metode yang tepat guna mencapai tujuan tersebut, apabila ia menghadapi

suatu masalah dan merasa sangat perlu untuk memecahkannya maka

biasanya ia akan melakukan berbagai upaya untuk itu sehingga

menemukan solusi yang tepat.

Teknik-teknik motivasi dalam Al-Qur’an mencakup tiga bentuk, yaitu:

1. Janji dan ancaman.

Al-Qur’an menjanjikan pahala yang akan diperoleh orang-orang

beriman dalam surga dan ancaman yang akan menimpa orang-orang

kafir dalam neraka. Janji dan ancaman ini menimbulkan harapan dan

rasa takut yang merupakan jaminan bagi tumbuhnya dorongan yang

kuat bagi diri kaum muslimin untuk melakukan amal yang baik selama

hidup di dunia, termasuk belajar.

2. Kisah, yaitu menyajikan berbagai peristiwa, kejadian dan pribadi yang

menarik perhatian dan menimbulkan daya tarik bagi pendengarnya

untuk mengikutinya, dan membangkitkan berbagai kesan dan peraaan

yang membuat mereka terlibat secara praktis serta terpengaruh secara

emosional.

3. Pemanfaatan peristiwa penting, yaitu menggunakan beberapa peristiwa

atau persoalan penting yang terjadi yang bisa menggerakkan emosi,

menggugah perhatian dan menyibukkan pikiran. Al-Qur’an

menggunakan peristiwa-peristiwa penting yang dialami kaum muslimin

sebagai suri teladan yang berguna dalam kehidupan mereka hal itu

membuat mereka lebih siap dan lebih menerima untuk mempelajari dan

menguasai keteladanan tersebut.59

59 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2014), h. 161-162.

Page 55: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

42

C. Pembinaan Akhlak Siswa

1) Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun ( لق )خ yang

menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

khalqun )خلق( yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan

khaliq )خالق( yang berarti pencipta, demikian juga makhluqun )مخلوق( yang

berarti yang diciptakan.60

Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak/khuluq dengan suatu kondisi

(hal) jiwa (nafs) yang menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa

dipikirkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak bercirikan

sebagai berikut:

a) Akhlak sebagai ekspresi sifat dasar seseorang yang konstan dan tetap.

b) Akhlak selalu dibiasakan seseorang sehingga ekspresi akhlak tersebut

dilakukan berulang-ulang, sehingga dalam pelaksanaannya disertai

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

c) Apa yang diekspresikan dari akhlak merupakan keyakinan seseorang

dalam menempuh keinginan sesuatu, sehingga pelaksanaannya tidak

ragu-ragu.61

Al-Qurtuby menekankan, bahwa akhlak itu merupakan bagian dari

kejadian manusia. Oleh karena itu, kata al-khuluq tidak dapat dipisahkan

pengertiannya dengan kata al-khilqah, yaitu fitrah yang dapat

memepengaruhi perbuatan setiap manusia.62

Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinisikan, bahwa yang disebut akhalak

ialah “Adatul-Iradah” kehendak yang dibiasakan. Kehendak ialah

60 Abdul Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. IV, h. 11.

61 Muhaimin dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2005),

h. 262-263.

62 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I (Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi), (Jakarta:

Kalam Mulia, 2009), h. 5.

Page 56: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

43

ketentuan dari beberapa keinginan sesudah bimbang, sedangkan kebiasaan

ialah perbuatan yang diulang sehingga mudah dikerjakan. Jika apa yang

bernama kehendak itu dikerjakan berulang kali sehingga menjadi

kebiasaan, maka itulah yang kemudian berproses menjadi akhlak.63

Akhlak secara sederhana dapat diartikan sebagai ajaran Islam atau

akhlak yang bersifat Islami. Akhlak Islam ini sifatnya universal yang

untuk menjabarkannya diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan

kesempatan sosial (kondisi dan situasi) yang terkandung dalam ajaran

etika dan moral di dalam suatu masyarakat tertentu. Quraish Shihab

menjelaskan bahwa tolok ukur akhlak adalah ketentuan Allah, dan sesuatu

yang dinilai baik oleh Allah pastilah esensinya baik, demikian sebaliknya.

Allah tidak mungkin menilai kebohongan sebagai kelakuan yang baik.64

Dari beberapa definisi pengertian akhlak, dapat disimpulkan bahwa

akhlak adalah sifat yang telah tertanam di dalam diri manusia. Dengan

kata lain, akhlak juga dapat dikatakan sebuah fitrah yang diberikan kepada

manusia yang disebut budi pekerti, perangai ataupun tingkah laku.

2) Macam-Macam Akhlak

Akhlak secara garis besar terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak

mahmudah (akhlak terpuji/akhlak karimah) dan akhlak mazhmumah

(akhlak tercela/akhlak yang buruk).65

Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat

para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk

merupakan sifat syaitan dan orang-orang yang tercela.66

63 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 99.

64 M. Solihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf : (Manusia, Etika dan Makna Hidup),

(Bandung: Nuansa, 2005), Cet. 1, h. 96.

65 M. Solihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf : (Manusia, Etika dan Makna Hidup),

(Bandung: Nuansa, 2005), Cet. 1, h. 96.

66 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I (Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi), (Jakarta:

Kalam Mulia, 2009), h. 10.

Page 57: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

44

Menurut Aminuddin dkk, dalam bukunya “Membangun Karakter dan

Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam”, akhlak terbagi dua

macam yaitu:

a) Akhlak terpuji

Akhlak terpuji adalah sikap sederhana dan lurus sikap sedang tidak

berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur,

tepati janji, amanah, istiqomah, bertoleransi, berkasih sayang, cinta

kasih, adil, mulia dan lain-lain.

b) Akhlak tercela

Akhlak tercela adalah sikap berlebihan, buruk perilaku, takabur, malas,

berbohong, ingkar janji, khianat, ghibah dan lain-lain.67

Menurut M. Ali Hasan diantara akhlak yang baik (akhlak

mahmudah) adalah:

1) Benar

2) Amanah

3) Menepati janji

4) Sabar (tabah)

5) Pemaaf

6) Pemurah dan lain-lain.

Sedangkan yang tergolong akhlak (mazmumah) diantaranya adalah:

1) Sombong

2) Dengki

3) Dendam

4) Mengadu domba

5) Mengumpat

6) Riya’

7) Khianat.68

67 Aminuddin dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian, melalui Pendidikan Agama Islam,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 96-97.

Page 58: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

45

3) Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak sesungguhnya sama dengan ruang lingkup

ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan

manusia dengan Allah, sesama manusia dan lingkungan. Penjabarannya

sebagai berikut:

1) Akhlak kepada Allah SWT

Manusia harus menerapkan akhlak yang baik, mulia dan luhur. Paling

tidak ada empat alasan mengenai hal ini. Pertama, Allahlah yang

telah menciptakan manusia, Kedua, Allahlah yang telah memberikan

perlengkapan panca indera, akal, pikiran, hati sanubari disamping

anggota badan yang kokoh dan sempurna. Ketiga, Allahlah yang telah

menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi

kelangsungan hidup manusia. Keempat, Allahlah yang telah

memuliakan manusia dengan cara memberi kemampuan menguasai

daratan dan lautan.69

2) Akhlak kepada sesama manusia

Untuk pegangan operasional dalam menjalankan pendidikan

keagamaan, kiranya nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia (nilai-

nilai kemanusiaan) berikut ini patut untuk dipertimbangkan, antara

lain:

a. Silaturahmi, yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama

manusia, khususnya antara saudara, kerabat, handai taulan,

tetangga dan sebagainya.

b. Persaudaraan (ukhuwah), yaitu semangat persaudaraan, lebih-

lebih antara sesama kaum beriman (biasa disebut ukhuwah

islamiyah). Intinya adalah agar manusia tidak mudah

merendahkan golongan lain, tidak saling menghina, tidak saling

68 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.

102.

69 M. Solihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf : (Manusia, Etika dan Makna Hidup),

(Bandung: Nuansa, 2005), Cet. 1, h. 97.

Page 59: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

46

mengejek dan suka mengumpat (membicarakan) keburukan orang

lain.

c. Berbaik sangka (Khusnuzhan), yaitu sikap penuh baik sangka

kepada sesama manusia. Berdasarkan ajaran agama, pada hakikat

aslinya bahwa manusia itu adalah baik, karena diciptakan Allah

dan dilahirkan atas fitrah atau kejadian asal yang suci.

d. Rendah hati (Tawadhu)

Yaitu sikap yang tumbuh karena keinsafan bahwa segala

kemuliaan hanya milik Allah. Maka, tidak sepantasnya manusia

mengklaim kemuliaan kecuali dengan pikiran dan perbuatan yang

baik, yang itu pun hanya Allah yang akan menilainya.

3) Akhlak kepada lingkungan

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan

bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan

mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar

setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Ini berarti manusia

dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang

berjalan dan terhadap semua proses yang sedang terjadi.70

Akhlak kepada lingkunga hidup, seperti sadar dan memelihara

kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam,

terutama hewani dan nabati untuk kepentingan manusia dan makhluk

lainnya, sayang pada sesama makhluk dan menggali potensi alam

seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam

sekitarnya.71

4) Metode Pembinaan Akhlak Siswa

Dalam buku “Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia”, ada lima

metode dalam membina akhlak seorang anak, yaitu:

70 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian

Muslim), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 155-158.

71 Aminuddin dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 99.

Page 60: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

47

a) Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang berpengaruh dan

terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek

moral, spiritual dan etika sosial anak.

Masalah keteladanan menjadi faktor krusial dalam menentukan baik-

buruknya sikap dan karakter anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya,

berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang

bertentangan dengan norma agama. Sebaliknya, jika pendidik adalah

seorang pembohong, pengkhianat, durhaka, pelit, penakut dan hina,

maka anak didik pun akan tumbuh mengikuti sifat buruk pendidik

tersebut.

b) Pendidikan dengan adat kebiasaan

Seorang pendidik dalam mengajarkan kebaikan pada anak-anak dan

membiasakan untuk berakhlak mulia. Jika pendidik beritikad untuk

merapkan metodologi islam dalam mendidik dan membentuk

kebiasaan dalam diri anak, maka kemungkinan anak akan tumbuh

dalam akidah Islam yang kuat dan akhlak yang mulia.

c) Pendidikan dengan nasihat

Nasihat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memberikan

kesadaran kepada anak-anak tentang hakikat sesuatu, mendorong

mereka menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasinya dengan

akhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam.72

d) Pendidikan dengan perhatian

Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian

dengan secara penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan

moral anak, mengawasi dan memerhatikan kesiapan mental dan social

anak, selalu bertanya tentang kondisi fisik dan kemampuan ilmiahnya.

Metode pendidikan seperti ini merupakan modal dasar yang dianggap

paling kokoh dalam pembentukan manusia seutuhnya, insan yang

72 Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia jilid 7, Terjemahan Tarbiyatul

Awlad fil Islam oleh Ahmad Maulana, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2012), h. 30-83.

Page 61: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

48

menunaikan hak setiap individu yang memilikinya dalam kehidupan

dan termotivasi untuk menunaikan tanggung jawab dan kewajiban

secara sempurna.

e) Pendidikan dengan hukuman

Pendidikan dengan menggunakan hukuman adalah cara yang paling

akhir. Ini berarti terdapat beberapa cara dalam upaya membina dan

mendidik anak. Seorang pendidik hendaknya bersikap bijaksana dalam

menggunakan metode hukuman yang relevan, tidak bertentangan

dengan tingkat kecerdasan, pendidikan dan watak bawaan seorang

anak.73

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penyusunan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu

melakukan penelitian pustaka yang ada. Adapun beberapa penelitian yang

relevan terhadap penelitian ini, antara lain:

1. Intan Rabiatul Adawiyah, dengan judul skripsi “Peran Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Membina Akhlak Karimah Siswa di MTs Negeri 7

Model Jakarta”, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Guru

Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak karimah siswa,

mengetahui seperti apa perilaku akhlak karimah siswa serta apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembinaan akhlak karimah

siswa di Mts Negeri 7 Model 7 Jakarta. Penelitian yang digunakan adalah

menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang

digunakan adalah studi kasus serta teknik pengumpulan data yang dipilih

adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari

penelitian ini yaitu peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membina

akhlak karimah siswa sudah berperan aktif di sekolah tersebut. Akhlak

73 Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia jilid 8, Terjemahan Tarbiyatul

Awlad fil Islam oleh Ahmad Maulana, (Jakarta PT Lentera Abadi, 2012), h. 27-55.

Page 62: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

49

karimah siswa dari hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan

akhlak siswa cukup baik.

2. Muhammad Teguh Nugroho, dengan judul skripsi “Peran Guru PAI di

Era Globalisasi dalam Membina Akhlak Siswa di SMAN 47 Model

Jakarta Selatan”, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru

Pendidikan Agama Islam di era globalisasi dalam membina akhlak siswa,

peran apa sajakah yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam

dalam membina akhlak siswa di SMAN 47 Model Jakarta Selatan.

Penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif serta teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari

penelitian ini yaitu peran guru PAI di era globalisasi dalam membina

akhlak siswa di SMAN 47 Model Jakarta Selatan sangat berpengaruh

dalam pembinaan akhlak siswa, seperti guru PAI menjadi seorang

pendidik yang membantu siswanya ketika mendapatkan kesulitan dalam

belajar serta peran guru PAI yang membimbing siswanya dengan

mengadakan diskusi yang dilakukan setelah pulang sekolah.

3. Siti Maria Ulfah, dengan judul skripsi “Peran Guru Pendidikan Agama

Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VI di SD Islam Al-Qudwah

Al-Muqaddasah Jakarta Timur”, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014. Penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan teknik pengumpulan

data yang digunakan yaitu dengan metode wawancara, angket, observasi

dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

PAI di SD Islam Al-Qudwah Al-Muqoddasah, mengetahui bagaimana

peran guru PAI dalam membina akhlak siswa di SD Islam Al-Qudwah

Al-Muqoddasah Jakarta Timur. Hasil penelitian ini yaitu peran guru PAI

dalam pembinaan akhlak siswa kelas VI di SD Islam Al-Qudwah Al-

Page 63: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

50

Muqaddasah sudah berperan baik dengan persentasi 80% dalam

pembinaan akhlak siswa, akhlak siswa bias dikatakan baik, senantiasa

berakhlak mahmudah.

4. Umiyati, dengan judul skripsi “Peran Guru Sebagai Motivator Dalam

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Hudatul Khairiyah Condet Balekambang Kramat

Jati Jakarta Timur”, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2013. Penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru sebagai motivator

dalam peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Hudatul Khairiyah condet, Kramat Jati. Hasil

penelitian ini yaitu guru sangat berperan dalam memotivasi siswa dalam

belajar. Dengan kegiatan memberikan motivasi dalam membaca iqra di

Taman Kanak-Kanak Islam Al-Muhajirin, terlihat presentase motivasi

siswa meningkat secara signifikan yaitu 76,73%. Guru mampu

mengembangkan motivasi siswa untuk bereksplorasi dalam kata-kata,

frase dan kalimat yang kemudian menjadi serangkaian kalimat dengan

pendekatan card sort.

Page 64: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini, mengambil tempat di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jalan Raya Pondok Aren-Jombang, No.

15 Pondok Kacang Timur, Tangerang Selatan 15226.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara tepat untuk

melakukan sesuatu, dan kata “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.

Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,

merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.74

Penelitian pada hakikatnya adalah sesuatu kegiatan untuk memperoleh

kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah.75

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan

metode pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan

penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan

mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan

teknik pengumpulan data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang

alamiah.76

Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik

atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatif

74 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h.

1.

75 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian (Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan

Metodologi Penelitian), (Malang, UIN-Malang Press, 2008), Cet. I, h. 26.

76 Djam’an Satori, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 25.

Page 65: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

52

berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang

terdapat dibalik fakta.77

Strauus dan Corbin mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya. Metode penelitian kualitatif disebut

juga sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan

menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-

perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau

mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian

tidak menganalisis angka-angka.78

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Prosedur pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh berbagai jenis data yang akan diteliti di lapangan,

dalam hal ini adalah di SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara

sistematis. Menurut Poerwandari, observasi merupakan metode yang

paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu

terlibat dalam proses mangamati.79

Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

77 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik), (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013), cet. 1, h. 82.

78 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian

kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), edisi I, cet II, h. 12-13.

79 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik), (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013), cet. 1, h. 143.

Page 66: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

53

diselidiki. Dalam hubungan itu, Yehoda dan kawan-kawan menjelaskan

pengamatan akan menjadi alat pengumpulan data yang baik berupa:

A. Mengabdi kepada tujuan penelitian.

B. Direncanakan secara sistematik.

C. Dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-proposisi yang umum.

D. Dapat dicek dan dikontrol validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.80

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan

secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.81

Menurut Patton, ada beberapa pembagian jenis wawancara sebagai

berikut:

a. Wawancara pembicaraan informal

Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung

pada wawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya

dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.

b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka

dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan

secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk

secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga

agar pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

c. Wawancara baku terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan

seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya dan

cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. 82

80 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h.

70.

81 Ibid., h. 1.

82 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),

h. 187-188.

Page 67: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

54

Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana peran

guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa, serta

mengetahui apakah ada faktor yang mengambat dalam pembinaan

akhlak siswa. Peneliti juga memperoleh informasi mengenai peran

Pendidikan Agama Islam dari pihak lain, diantaranya kepala sekolah,

guru Akidah Akhlak dan guru Bimbingan Konseling (BK).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari

pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat,

buku, undang-undang dan sebagainya.83

D. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan data diperlukan teknik

pemeriksaan dan pengecekan data. Ada empat kriteria yang digunakan dalam

pemeriksaan dan pengecekan data yaitu:

1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)

a. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Pada tahap ini

peneliti bisa lebih mengenal kondisi keadaan yang diteliti.

b. Ketekunan/keajegan pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.

83https://id.wikipedia.org/w/index.php

Page 68: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

55

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatau yang lain. Triangulasi berarti cara untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada

dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang

berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, dengan kata

lain peneliti dapat mengecek kembali temuaannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.

d. Pemeriksaan sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan sejawat.

Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan sebaya yang memiliki pengetahuan umum

yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka

peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang

dilakukan. Pada teknik ini peneliti mengekspos temuan yang didapat

dari pihak lain yaitu kepala sekolah, guru akidah akhlak, dan guru

bimbingan konseling (BK).84

2. Kebergantungan (Depenability)

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak

melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.

Peneliti ini perlu diuji depenabilitinya. Kalau proses penelitian tidak

dilakukan tetapi adanya data, maka penelitian tersebut tidak reliable atau

dependable. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.85

3. Kepastian (Confirmability)

84 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),

h. 324-334

85 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.

8, h. 277.

Page 69: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

56

Data yang telah ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun,

dikategorikan secara sistematik dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman,

kerangka pikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan-

kecenderungan tertentu.86

E. Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data dimulai dari reduksi data,

kategorisasi data, sintetis dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.

Analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai penelitian.87

Menurut Miles dan Huberman, analisis data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah model analisis data mengalir (flow model).

Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan data,

reduksi data dan penarikan kesimpulan.88

Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pada tahap ini peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan

lapangan yang terkait degan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.

2. Reduksi data

Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, peneliti sudah

mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitiannya.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yakni pengamatan, wawancara dan

dokumentasi.

86 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, (Jakarta: Dekan FITK, 2015), h. 76.

87 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, (Jakarta: Dekan FITK, 2015), h. 69.

Page 70: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

57

3. Penyajian data

Bentuk penyajian yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan

penelitian. Selain itu penggunaan gambar, bagan dan tabel bisa

memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam

memahami isi penelitian tersebut.

4. Penarikan kesimpulan

Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara dan

pemanfaatan dokumen yang sedemikian banyak direduksi untuk dipilih

mana yang paling tepat unuk disajikan. Penarikan kesimpulan tidak

lepas dari fenomena permasalahan yang diteliti. Penarikan kesimpulan

dilakukan sejak peneliti berusaha mencari makna dari data yang

terkumpul, dalam hal ini tema hubungan dan kesamaan dari hal-hal

yang sering timbul.89

89 Ibid., h. 70-71.

Page 71: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Obyektif SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang

Selatan

1. Sejarah Berdirinya SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan

Yayasan Al Mubarak didirikan pada tahun 1964 di Bendungan

Hilir Jakarta Pusat dan memulai pengembangan Dakwahnya dalam bidang

pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu : KH.

Abdullah Bin H. Syarmil dan KH. Abdurrahman Bin H. Muasyim

(keduanya telah almarhum).

Pembentukan Yayasan Pendidikan Al Mubarak dilatar belakangi

oleh keinginan beliau untuk memajukan masyarakat yang berwawasan

intelektual tanpa melupakan ajaran dan nilai-nilai Islam di Era Globalisasi

dan Modernisasi yang sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw,

pendidikan itu adalah modal yang ditanamkan tanpa mengenal akhir

karena mencakup kehidupan di dunia dan akhirat.

Untuk merealisasikan cita-cita inilah sebagai langkah awal beliau

mendirikan pendidikan tingkat TK, SD, SLTP Al Mubarak yang

berdomisili di Ibu Kota Negara Republik Indonesia tepatnya Bendungan

Hilir, Jakarta Pusat. Dalam perjalanannya mendapatkan respon positif dari

masyarakat dan mengalami perkembangan, hal mana sebagai salah satu

bukti yang nyata yaitu dengan menyusul didirikannya Pendidikan

Madrasah Tsanawiyah Al Mubarak di lingkungan Masjid Al Mubarak.

Yayasan Al Mubarak di bawah kepengurusan KH. Abdurrahman

telah mengantisipasi sejak dini, bahwa untuk memperluas pengembangan

dalam bidang pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah

BOTABEK untuk mengikuti pengembangan pemukiman, yakni daerah

Pondok Aren Ciledug Tangerang dengan pemikiran untuk tetap

Page 72: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

59

berpartisipasi dalam pembangunan di bidang pendidikan, hal ini

berdasarkan atas pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut perlu adanya

fasilitas pendidikan yang memadai, maka didirikan TK, SD, SLTP dan

SMU Islam Al Mubarak beserta rumah Dinas Guru dan Karyawan dalam

satu lokasi, yang luas arealnya kurang lebih 9350 m2 dan telah diresmikan

hari Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran

1993/1994.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Adapun visi SMP Al Mubarak “Menjadikan siswa sebagai sumber

daya manusia yang cermat dan berakhlak mulia”.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yaitu:

a. Beorientasi ke depan dengan memiliki kecerdasan yang mampu

bersaing

b. Mencerminkan nilai religius yang selalu berpedoman pada norma

agama

c. Memotivasi semangat siswa untuk berjiwa mandiri

d. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab.

Adapun misi SMP Al Mubarak yaitu:

a. Mempersiapkan peserta didik untuk mencapai aspek kecerdasan

b. Membentuk pribadi peserta didik yang religius dan berakhlak

mulia

c. Menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berjiwa mandiri

d. Membina peserta didik sehat jasmani, rohani dan bertanggung

jawab.

Sedangkan tujuan SMP Al Mubarak yaitu:

a. Mewujudkan peserta didik yang taat peraturan dan berakhlak mulia

b. Meningkatkan pengusaan ilmu pengetahuan peserta didik

c. Mewujudkan prestasi nilai ujian nasional dengan nilai terbaik

d. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam bidang seni dan budaya

yang sesuai dengan norma agama

e. Mewujudkan peserta didik yang sadar lingkungan

Page 73: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

60

f. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi.

3. Profil SMP Al Mubarak

Nama Sekolah : SMP Al Mubarak

Alamat : Jl. Raya Pondok Aren – Jombang No.15

Kecamatan : Pondok Aren

Kota : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

No.Telpon / HP : 021 7458912 / 0813 160 92741

NSS / SM / NDS : 20 22 80 31 10 13

Akreditasi : Terakreditasi “ A “

Tahun di dirikan : 1991

Tahun Beroperasi : 1993

Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri

a. Status Tanah : Girik / AJB

b. Luas Tanah : 9.400 m2

Status Bangunan Milik : Milik Sendiri

a. Surat Izin Bangunan : Ada

b. Luas Seluruh Bangunan : 3500 m2

Rekening Rutin Atas Nama Sekolah :

a. Nomor : 0824-01-000261-50-1

b. Atas Nama : SMP Almubarak

c. Nama Bank & Cabang : BRI Cabang Pondok Aren

Page 74: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

61

4. Data Siswa 3 ( Tiga ) Tahun Terakhir

Kelas Jumlah Siswa

2017 / 2018

Jumlah Siswa

2018 / 2019

Jumlah

Siswa

2019 / 2020

VII 53 60 70

VIII 51 59 57

IX 53 48 58

Jumlah 167 167 185

5. Data Guru / Tata Usaha

No Uraian Jumlah

1

Guru Mata Pelajaran

13

2

Staf Tata Usaha

2

Page 75: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

62

No

N A M A

Jabatan

L/

P

Mengajar

Bidang Studi

Pendidikan

Terakhir

Ket

DPK

GTY

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

H.Nahrawi Mughni, S.Pd.I

Idah, S.Pd

Popon Rupaidah, S.Ag

Dra. Rohayati

M. Rusdin, SE

Ahmad Yusuf, S.Kom

Reni Septiati, S.Pd

Ichsan Fahmi, S.Pd

Nasrudin

Lukman Heriyanto, S.Pd

Andi Shobri, S.Pd

Upi Siti Parhatun

Khalid Ibnu Sina

Kasek

Wakasek

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

L

P

P

P

L

L

P

L

L

L

L

P

L

-

IPA

SBK / PAI

IPS

Adm.Pembukuan

TIK

Bahasa Inggris

Matematika

Fiqih

PJOK

Tahfiz

Bahasa

Indonesia

Qurdis

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

S.1

-

-

V

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

V

V

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6. Kegiatan Ekstrakulikuler

Ekstrakurikuler pilihan berdasarkan PP no. 62 tahun 2014 dikembangkan

dengan prinsip :

1. Partisipasi aktif yang menuntut peserta didik secara penuh sesuai

dengan minat dan pilihan masing-masing

2. Menyenangkan, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakn dalam suasana

yang menggembirakan bagi peserta didik.

Ekstrakuriker pilihan di SMP Almubarak meliputi :

Page 76: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

63

1. Pencak silat

2. Futsal

3. Kepramukaan

4. PMR

5. English Club

6. Tari Tradisional

7. Matematika Club

8. Paskibra

9. Marawis

10. Mading Sekolah

NO. JENIS KEGIATAN HARI PUKUL PEMBINA

1 Pencak Silat Selasa 15.00-17.00 Hendra

2 Futsal Sabtu 09.00-11.00 Lukman Heriyanto, S.Pd

3 Kepramukaan Rabu 10.00-11.30 Andri Darmawan, S.Pd

4 PMR Sabtu 07.00-09.00 Idah, S.Pd

5 English Club Sabtu 08.00-10.00 Reni Septiati, S.Pd

6 Tari Tradisional Kamis 14.00-16.00 Azka Azhara

7 Matematika Club Sabtu 09.00-10.30 Ichsan Fahmi, S.Pd

8 Paskibra Sabtu 08.00-10.00 Nasrudin

9 Marawis Rabu 14.00-16.00 LuthfiKamal

10 Mading Sekolah Jum’at 13.00-15.00 Rusmilah, S.Pd

Page 77: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

64

7. Jenis-Jenis Pengembangan Diri

Pengembangan diri dilaksnakan di luar jam pembelajaran dan

dibina oleh pendidik dari dalam maupun dari luar SMP Al Mubarak

yang mempunyai kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan

kepala sekolah.

Jenis dan nilai-nilai yang ditanamkan dan Strategi yang digunakan

pada Pengembangan Diri di SMP Al Mubarak adalah sebagai berikut:

Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang

ditanamkan Strategi

A. Bimbingan Konseling

(BK)

Kemandirian. Percaya diri,

Kerjasama, Demokratis,

Peduli sosial, Komunikatif,

Jujur

• Pembentukan karakter atau

kepribadian

• Pemberian motivasi

• Bimbingan karier

B. Kegiatan

Ekstrakurikuler:

1. Kepramukaan

Demokratis, Disiplin,

Kerjasama, Rasa

Kebangsaan, Toleransi,

Peduli sosial dan

lingkungan, Cinta damai,

Kerja keras

• Latihan terprogram

(kepemimpinan,

berorganisasi)

2. English Club,

Mading Sekolah

Komunikatif, Rasa ingin

tahu, Kerja keras, Senang

membaca, Menghargai

prestasi, Jujur

• Pembinaan rutin

• Mengikuti perlombaan

• Pameran atau pekan ilmiah

• Publikasi ilmiah secara

internal

Page 78: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

65

Jenis Pengembangan Diri Nilai-nilai yang

ditanamkan Strategi

3. Olahraga

Sportifitas, Menghargai

prestasi, Kerja keras, Cinta

damai, Disiplin, Jujur

• Melalui latihan rutin (antara

lain: futsal, pencak silat.

• Perlombaan olahraga

4. Kerohanian

Religius, Rasa kebangsaan,

Cinta tanah air

• Beribadah rutin

• Peringatan hari besar agama

• Kegiatan keagamaan

5. Seni budaya

Disiplin, Jujur, Peduli

budaya, Peduli sosial,

Cinta tanah air, Semangat

kebangsaan

• Latihan rutin

• Mengikuti vokal grup

• Berkompetisi internal dan

eksternal

• Pagelaran seni

6. Kepemimpinan

(Kepramukaan,

Paskibra, PMR)

Tanggungjawab,

Keberanian, Tekun,

Sportivitas, Disiplin,

Mandiri, Demokratis, Cinta

damai, Cinta tanah air,

Peduli lingkungan, Peduli

sosial, Keteladanan, Sabar,

Toleransi, Kerja keras,

Pantang menyerah, Kerja

sama

• Kegiatan OSIS

• Kepramukaan

• Latgab PMR

• Kegiatan kerohanian

Page 79: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

66

8. Pembiasaan

Kegiatan pembiasaan diri secara tidak terprogram dapat

dilaksanakan sebagai berikut :

Kegiatan Bentuk Kegiatan

Rutin, yaitu kegiatan yang

dilakukan terjadwal

• Kebersihan lingkungan selasa-jum’at jam ke-0

• Piket kelas

• Ibadah / sholat duhur berjamaah

• Baca surat pendek dan berdoa sebelum dan sesudah

pembelajaran di kelas

• Upacara bendera tiap senin

• Sholat duha dan doa bersama tiap jum’at jam ke-0

• Menyanyikan lagu –lagu nasional setiap pulang sekolah

• Membaca secara berkala pada jam ke-1

Spontan, adalah kegiatan

tidak terjadwal dalam

kejadian khusus

• Memberi dan menjawab salam

• Meminta maaf

• Berterima kasih

• Mengunjungi kerabat yang sakit

• Membuang sampah pada tempatnya

• Mengumumkan barang temuan

• Melerai pertengkaran

• Mengumpulkan infaq untuk masjid

Keteladanan, adalah

kegiatan dalam bentuk

perilaku sehari-hari

• Perilaku guru selalu positif

• Mengambil sampah yang berserakan

• Cara berbicara yang sopan

• Mengucapkan terima kasih

• Meminta maaf

Page 80: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

67

Kegiatan Bentuk Kegiatan

• Menghargai pendapat orang lain

• Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda

• Mendahulukan kesempatan kepada orang tua

• Penugasan peserta didik secara bergilir

• Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada

peraturan)

• Memberi salam ketika bertemu

• Berpakaian rapi dan bersih

• Menepati janji

• Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi

• Berperilaku santun

• Pengendalian diri yang baik

• Memuji pada orang yang jujur

• Mengakui kebenaran orang lain

• Mengakui kesalahan diri sendiri

• Berani mengambil keputusan

• Berani berkata benar

• Melindungi kaum yang lemah

• Membantu kaum yang fakir

• Sabar mendengarkan orang lain

• Mengunjungi teman yang sakit

• Menunjukkan budaya gemar membaca

• Mengembalikan barang yang bukan miliknya

• Antri

• Mendamaikan

• Semangat tinggi dalam bekerja

Page 81: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

68

A. Hasil Penelitian

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator

dalam Membina Akhlak Siswa di SMP Al Mubarak Pondok

Aren Tangerang Selatan

a. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Motivator

dalam Membina Akhlak Siswa

Peneliti mengamati ketika guru pendidikan agama Islam masuk ke

dalam kelas pada saat pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai,

terlebih dahulu guru pendidikan agama Islam membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam dengan semangat dan dijawab langsung

dengan keras oleh siswa. Kemudian guru menanyakan kabar kepada

siswa dan mengabsen siswa satu persatu, setelah itu menginstruksikan

siswa untuk duduk rapih dan siap untuk mengikuti pelajaran.90

Sebelum masuk ke pembahasan materi, guru pendidikan agama

Islam terlebih dahulu menyemangati siswa dengan memberikan

motivasi dan dorongan dibarengi dengan ice breaking agar suasana

kelas tidak terlalu tegang bagi siswa sebelum memulai pembelajaran.

Selain itu juga guru pendidikan agama Islam menyampaikan sedikit

pesan dan kisah-kisah inspiratif kepada siswa yang terkait dengan tema

pelajaran yang akan dibahas.91

Metode yang dipakai oleh guru pendidikan agama Islam di SMP

Al Mubarak dalam proses pembelajaran sangat beragam, tetapi

acuannya adalah kepada proses pembelajaran aktif siswa yakni

kurikulum 2013 dengan cara mengelompokkan siswa pada setiap

pertemuan, memberi tugas per kelompok, bekerja sama dan presentasi

daripada hasil yang telah didiskusikan. Pada awal pembelajaran, guru

menggunakan metode ceramah, menyampaikan indikator dan tema

90 Hasil Observasi di dalam Kelas VIII-1, Selasa, 20 Agustus 2019, waktu: 09:10-11:00 wib.

91 Ibid.

Page 82: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

69

yang akan dibahas serta tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

Pada saat di sela-sela proses pembelajaran guru melakukan juga

melibatkan siswa dengan tanya jawab terkait tema pelajaran dan guru

langsung menjelaskan kepada siswa terkait masalah yang siswa belum

dimengerti. Pada tema pelajaran yang tidak hanya ceramah saja, guru

pendidikan agama Islam juga menggunakan power point sebagai media

pendukung untuk siswa dalam memahami dan mudah menangkap

terkait materi pelajaran dan berfungsi juga agar siswa tidak jenuh dan

bosan saat pembelajaran berlangsung.92

Sebelum proses pembelajaran diakhiri, guru kembali mereview

kembali terkait pembahasan dan berusaha menyimpulkan terkait tema

pelajaran. Kemudian guru kembali memberikan pesan dan motivasi

untuk tetap semangat dalam belajar dan ditutup dengan salam.93

Tidak hanya di dalam kelas pada saat pembelajaran, ketika di luar

jam pembelajaran pun guru pendidikan agama Islam berperan aktif

dalam menerapkan perilaku akhlak yang baik serta pembiasaan kepada

siswa seperti mengucapkan salam setiap bertemu guru dan mencium

tangan, serta sopan dan mengucap salam ketika masuk ke ruang guru.

Seorang guru juga berperan sebagai orangtua di sekolah, menyapa

siswanya dan tersenyum serta mengajak ngobrol dan berbincang dengan

siswa.94

Dalam membina akhlak siswa di sekolah, peran guru lain juga turut

aktif dalam membina siswa menjadi pribadi yang agamis, selain dalam

hal perilaku, peneliti juga melihat guru laki-laki mencontohkan dalam

hal berpakaian misalnya memakai peci, dan guru lain yang perempuan

92 Ibid.

93 Ibid.

94 Hasil Observasi di luar jam pelajaran, Jum’at 23 Agustus 2019.

Page 83: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

70

mencontohkan berpakaian yang sopan, misalnya dalam memakai jilbab

yang benar.95

b. Metode Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai

Motivator dalam Membina Akhlak Siswa

Guru pendidikan agama Islam menggunakan metode khusus dalam

membina akhlak siswa dengan tujuan siswa bisa cepat mengerti, paham

dan tanggap terkait nilai-nilai akhlak yang disampaikan oleh guru bisa

diimplementasikan siswa pada perilaku sehari-hari.

Dalam membina akhlak siswa guru pendidikan agama Islam

menggunakan beberapa metode, yaitu:

1) Metode teladan atau memberi contoh

Guru pendidikan agama Islam adalah merupakan pengawal

moral siswa di sekolah, seperti yang dikatakan oleh guru

pendidikan agama Islam SMP Al Mubarak bahwa, “seorang guru

adalah berperan sebagai contoh bagi siswanya, jika yang dicontoh

siswa itu baik maka insya Allah siswa yang mencontonya pun akan

menunjukan perilaku yang baik. Sebaliknya, jika yang dilihat oleh

siswa itu dari contoh yang buruk oleh guru, maka siswa pun akan

menunjukkan perilaku yang buruk dan tidak baik juga. Terutama

seorang guru pendidikan agama Islam, memiliki peran khusus

sebagai pengawal moral dan akhlak siswa, dengan cara

mengenalkan kepada siswa bagaimana contoh perilaku yang baik,

bertutur kata yang baik kepada guru, kepada teman sebayanya,

sikap hormat kepada orang yang lebih tua, mencontoh cara

berpakaian yang baik bagi laki-laki dan perempuan, serta

mengingatkan untuk selalu taat dan patuh terhadap peraturan

sekolah.”96

95 Ibid.

96 Popon Rupaidah (Guru Pendidikan Agama Islam SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23

Agustus 2019.

Page 84: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

71

2) Metode pembiasaan

Selain menggunakan metode ceramah, guru pendidikan

agama Islam juga menerapkan metode pembiasaan. Hal ini

bertujuan untuk membiasakan siswa berperilaku baik di sekolah

dan berpengaruh juga di rumah.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Mohammad Nasrudin

guru pelajaran Akidah Akhlak bahwa, “setiap sekolah pasti

memiliki keunggulan masing-masing dalam hal membina akhlak

siswa. Untuk di SMP Al Mubarak sendiri ada beberapa keunggulan

untuk membina siswa yaitu dengan cara menerapkan pembiasaan

yang diwajibkan kepada siswa, diantaranya sholat dhuha

berjama’ah setiap hari Jum’at sebelum pembelajaran, sholat dhuhur

berjama’ah, tadarus Al-Qur’an sebelum pembelajaran berlangsung,

mengucap dan menjawab salam, berkata sopan kepada guru dan

teman sebaya.”97

3) Metode peringatan dan teguran

Di setiap sekolah pasti ada siswa yang menunjukkan

perilakunya baik dan kurang baik, tergantung sekolahnya itu

sendiri bagaimana cara menangani perilaku siswa tersebut. Di SMP

Al Mubarak pasti ada contoh siswa yang menunjukkan perilaku

yang kurang baik, maka sikap sekolah sangat tegas dalam

menangani siswa yang berperilaku kurang baik tersebut.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Popon Rupaidah guru

pendidikan agama Islam bahwa “upaya guru pendidikan agama

Islam dalam menangani siswa yang bermasalah adalah dengan

memberi teguran dan peringatan terlebih dahulu. Jika siswa

tersebut terbukti kembali melakukan kesalahan yang sama, maka

97 Mohammad Nasrudin (Guru Akidah Akhlak SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 26 Agustus

2019.

Page 85: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

72

akan diberi peringatan kembali dan selanjutnya diberi sanksi sesuai

besar kecilnya kesalahan yang ia lakukan.”98

Hal tersebut diperkuat oleh Ibu Reni Septiati guru Bimbingan

Konseling yang mengatakan “dalam upaya menangani siswa yang

bermasalah, selaku guru Bimbingan Konseling saya melakukan

pendekatan terlebih dahulu, mengajak ngobrol dahulu kepada

siswa, menanyakan hal-hal biasa dahulu agar siswa tidak terlalu

tegang. Kemudian menanyakan perihal cara ia bergaul di sekolah,

di lingkungan sekitar rumahnya, siapa saja temannya dan

kemudian diberi peringatan terkait kesalahan yang ia perbuat.

Setelah itu kemudian dipanggil orangtua siswa ke sekolah, tetapi

tergantung besar kecilnya kesalahannya juga. Jika memang berat

akan dipertemukan dengan orangtuanya. Biasanya memerlukan

waktu 1-2 minggu melakukan konseling dari mulai awal

pendekatan terlebih dahulu dan setelah itu ada pemberian

skor/sanksi bagi siswa tergantung besar kecilnya kesalahannya.”99

Dari pengamatan yang peneliti lakukan, terlihat juga peran

guru lain dalam membina perilaku akhlak siswa baik itu pada saat

jam pelajaran, di luar jam pelajaran maupun di sekitar lingkungan

sekolah jika ada siswa yang melanggar nilai-nilai akhlak dan tata

tertib sekolah, guru itu pun langsung menegur dan memberikan

penjelasan yang benar kepada siswa tersebut.100

98 Popon Rupaidah (Guru Pendidikan Agama Islam SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23

Agustus 2019.

99 Reni Septiati (Guru Bimbingan Konseling SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23 Agustus

2019.

100 Hasil Observasi di lingkungan sekolah, Jum’at 23 Agustus 2019.

Page 86: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

73

c. Kegiatan Pembiasaan Dalam Membina Akhlak Siswa di

SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan

Akhlak merupakan suatu perilaku yang apabila dilakukan dengan

cara terus menerus akan menjadi suatu kebiasaan. Dalam kegiatan

pembinaan akhlak siswa di SMP Al Mubarak, semua guru juga ikut

berperan aktif di sekolah. Seperti yang dikatakan oleh guru pendidikan

agama Islam SMP Al Mubarak bahwa, “dalam hal membina akhlak

siswa di sekolah ini memang tidak hanya peran satu guru saja, tentunya

diperlukan peran guru lain dalam hal mengontrol dan mengawasi

perilaku akhlak siswa di sekolah. Selain peran guru lain yang

mengontrol siswa dalam pembinaan akhlak di sekolah, peran guru

pendidikan agama Islam juga di sekolah sangat berperan penting

terutama dalam hal pembelajaran agama, mencontohkan perilaku yang

baik, mencontohkan pembiasaan yang baik dan mencontohkan cara

bertutur kata yang baik dan sopan kepada siapapun.101

Dalam melaksanakan pembinaan akhlak siswa di sekolah, peran

guru pendidikan agama Islam melakukan kerjasama yang baik dengan

Kepala Sekolah, guru-guru lain dan juga peran orangtua siswa. Dalam

hal ini tidak hanya peran guru pendidikan agama Islam yang berperan

sebagai pengawal moral siswa, haruslah ada peran dari pihak lain yang

terlibat agar upaya pembinaan akhlak yang dilakukan berhasil dengan

baik.102

Upaya yang dilakukan SMP Al Mubarak dalam pembinaan akhlak

siswa dilakukan melalui kegiatan pembiasaan. Kegiatan pembiasaan

dilakukan dimulai dari siswa masuk sekolah hingga sampai pulang

sekolah. Adapun kegiatan-kegiatan pembiasaan yang dilakukan di

sekolah yaitu:

101 Popon Rupaidah (Guru Pendidikan Agama Islam SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23

Agustus 2019.

102 Ibid.

Page 87: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

74

1) Mengucapkan dan menjawab salam

Dalam membina akhlak siswa menjadi pribadi yang memiliki

rasa hormat, sikap sopan dan santun sekolah, SMP Al Mubarak

memiliki peraturan etika bagi siswa yaitu:

a. Setiap siswa wajib memiliki perilaku hormat dan patuh

kepada kepala sekolah.

b. Memiliki sikap hormat, sopan dan santun kepada semua guru

dan staf sekolah.

c. Mengucap salam dan mencium tangan guru setiap bertemu

dengan guru.

d. Mentaati dan patuh terhadap peraturan dan tata tertib sekolah.

e. Memiliki sikap sopan dan santun dalam berbicara kepada

semua guru dan teman sebaya.

2) Kegiatan tadarus Al-Qur’an

Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan pembiasaan yang rutin

dilakukan di SMP Al Mubarak terutama yang dilakukan oleh guru

pendidikan agama Islam sebelum memulai pembelajaran di kelas.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak H. Nahrawi Mughni, “di

SMP Al Mubarak memang sudah dibuat peraturan mengenai

perilaku yang baik, tata cara bersikap, cara berpakaian dan sikap

hormat kepada guru, namun peran saya selaku kepala sekolah,

supaya menguatkan lagi pembiasaan bagi siswa, kami menambah

kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an dan menambah tenaga

pendidik nya.”103 Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Popon

Rupaidah, “setiap pertemuannya saya mewajibkan tadarus di kelas

yang biasa dilakukan sebelum memulai pembelajaran, dan siswa

pun diwajibkan membawa Al-Qur’an setiap pertemuannya, apabila

103 Nahrawi Mughni (Kepala Sekolah SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 4 September 2019.

Page 88: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

75

ada siswa yang tidak membawa Al-Qur’an maka guru akan

memberi teguran kepada siswa tersebut.”104

Dengan adanya kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an ini

bertujuan untuk menanamkan perilaku disiplin siswa, serta

menumbuhkan rasa cinta untuk selalu membaca Al-Qur’an. Saat

peneliti melakukan pengamatan di kelas, terlihat adanya aktivitas

tadarus Al-Qur’an yang langsung dibimbing oleh guru pendidikan

agama Islam sebelum jam pelajaran dimulai, guru menyuruh siswa

untuk duduk rapih dan tenang, kemudian siswa diminta untuk

mengeluarkan Al-Qur’an dan membacanya dibimbing oleh guru.105

3) Shalat dzuhur berjama’ah

Kegiatan rutin yang selalu dibiasakan di SMP Al Mubarak

adalah shalat dzuhur berjama’ah di masjid sekolah. Shalat dzuhur

dilaksanakan pada pukul 12:30 wib. Ketika bel istirahat berbunyi

semua siswa diintruksikan oleh guru untuk segera meninggalkan

ruangan kelas dan segera menuju masjid untuk melaksanakan

shalat. Semua guru terlihat berperan dalam mengajak siswa untuk

segera menuju masjid untuk shalat, terutama guru pendidikan

agama Islam yang sebelum shalat berjama’ah dilaksanakan,

terlebih dahulu mengecek ke kelas-kelas apabila masih ada siswa

yang berada di kelas untuk segera bergegas ke masjid. Pelaksanaan

shalat dzuhur berjama’ah yang menjadi imamnya langsung dari

guru SMP Al Mubarak dan dilakukan secara bergantian, setelah

selesai shalat guru langsung membimbing siswa untuk membaca

dzikir/wirid terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas.106

104 Popon Rupaidah (Guru Pendidikan Agama Islam SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23

Agustus 2019.

105 Hasil Observasi di dalam kelas, 27 Agustus 2019.

106 Hasil Observasi Shalat Dzuhur Berjama’ah, 27 Agustus 2019.

Page 89: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

76

4) Shalat dhuha berjama’ah

Pelaksanaan shalat dhuha dilaksanakan bersama setiap hari

jum’at oleh semua guru dan siswa di masjid sekolah sebelum

dimulainya pembelajaran. Sama seperti kegiatan shalat dzuhur

berjama’ah, peran guru pendidikan agama Islam adalah

mengarahkan dan mengajak siswa untuk segera bergegas ke

masjid. Setelah semua siswa berkumpul di dalam masjid, sebelum

shalat dhuha dilaksanakan terlebih dahulu siswa dibimbing guru

untuk membaca Asmaul Husna bersama-sama. Setelah shalat

dhuha dilaksanakan, tak lupa guru membimbing siswa untuk

membaca do’a dan diakhiri dengan bersalam-salaman.

1. Akhlak Siswa

a. Perilaku Akhlak Siswa

Sebagai orangtua kedua bagi siswa di sekolah, kepala sekolah,

guru-guru dan pihak lain harus mencontohkan perilaku yang baik dan

sikap kedisiplinan kepada siswa. Di sekolah juga tidak cukup hanya

menyampaikan pesan dan teori saja terkait perilaku akhlak kepada siswa,

tetapi langsung dengan praktik yang dilakukan oleh guru dan pihak lain

di sekolah. Peneliti menilai perilaku siswa dalam empat aspek yaitu:

1) Perilaku Akhlak Siswa dalam Beribadah

Dalam aspek perilaku akhlak siswa dalam beribadah meliputi:

shalat fardhu, shalat dhuha, tadarus Al-Qur’an, cara beramal/sedekah

dan cara berpakaian. Pelaksanaan shalat fardhu di SMP Al Mubarak

yakni sholat dzuhur berjama’ah saja. Waktu pelaksanaan sholat

dzuhur berjama’ah yakni pada jam 12.30 wib, setelah jam istirahat

berbunyi siswa segera bergegas ke masjid beriringan dengan guru.

Pada pelaksanaan sholat dzuhur berjama’ah siswa dibimbing dan

diawasi oleh guru agar siswa dapat tertib mulai dari ke luar kelas,

pada saat siswa berwudhu sampai pelaksanaan sholat dzuhur selesai.

Selain sholat dzuhur berjama’ah, di SMP Al Mubarak siswa juga

Page 90: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

77

diwajibkan untuk mengikuti sholat dhuha berjama’ah di masjid yang

waktu pelaksanaannya rutin setiap hari Jum’at pagi sebelum jam

pembelajaran dimulai.107

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VIII.1 dapat diketahui

bahwa “semua siswa/siswi di SMP Al Mubarak diwajibkan untuk

melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah tepat waktu, sedangkan

untuk sholat dhuha rutin dilaksanakan setiap hari jum’at pagi sebelum

jam pelajaran dimulai. Biasanya sebelum pelaksanaan sholat dhuha

berlangsung siswa dibimbing oleh guru untuk membaca Asma’ul

Husna terlebih dahulu dan sholat di imami oleh guru agama SMP Al

Mubarak.”108

Tidak hanya di sekolah saja Qeysya melaksanakan sholat fardhu

dan sholat dhuha, Alhamdulillah di rumah pun ia melaksanakan sholat

wajib lima waktu dan selalu menyempatkan untuk membaca Al-

Qur’an setelah sholat sedangkan kalau sholat dhuha hanya kadang-

kadang saja tidak sempat melaksanakan tetapi jika ada waktu luang

tetap melaksanakan.”109

2) Perilaku akhlak siswa kepada guru

Akhlak siswa kepada guru di sini adalah meliputi bagaimana

sikap hormat, santun dan sikap patuh siswa kepada guru. Perilaku

siswa kepada guru memang sangat diatur oleh sekolah, siswa setiap

bertemu guru mengucapkan salam dan mencium tangan. Ketika

masuk ke ruang guru pun sama, setiap siswa bersikap sopan

mengucap salam sebelum masuk dan mencium tangan ke semua guru

yang ada di ruangan tersebut.

107 Hasil Observasi pelaksanaan sholat dzuhur dan sholat dhuha berjama’ah, Jum’at 30 Agustus

2019.

108 Qeysya Mulya Ramadhan (Siswi kelas VIII.1 SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 13

September 2019.

109 Ibid.

Page 91: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

78

Menurut pernyataan Saskia Aprilia, “di sekolah sangat

diperhatikan peraturan tentang perilaku akhlak siswanya, terutama

perilaku akhlak siswa kepada guru, kepada kepala sekolah dan pihak

lain yang ada di lingkungan sekolah. Menurut Saskia perilaku akhlak

yang diwajibkan adalah kepada guru, misalnya berperilaku sopan dan

santun apabila bertemu guru, mengucap salam dan mencium tangan

guru.”110

Selain itu siswa juga turut aktif berperan dalam hal mengingatkan

dan menegur temannya jika ada perilaku dari temannya tersebut

kurang sopan jika bertemu dengan guru baik itu pada saat jam

pembelajaran di kelas, maupun di luar jam pembelajaran atau di

sekitar lingkungan sekolah.

3) Perilaku akhlak siswa kepada teman sebaya

Perilaku siswa kepada temannya dalam hal ini meliputi cara

bergaul, bertutur kata dan tidak mengejek/merendahkan teman lain.

Siswa selalu berkata dan berperilaku sopan kepada temannya,

membantu temannya jika sedang mengalami kesulitan dan saling

mengingatkan yang benar jika melakukan kesalahan. Siswa selalu

menjaga sikap dan perilaku kepada temannya dengan tidak mengejek

satu sama lain atau membully teman yang mempunyai keterbatasan

fisik, walaupun terkadang beberapa masih melakukan, tetapi sikap

siswa yang lain menegur dan mengingatkan bahwa perilaku tersebut

tidak benar dan tidak baik untuk dilakukan kembali.

4) Perilaku siswa terhadap peraturan/tata tertib sekolah

Setiap siswa wajib dalam hal mentaati peraturan dan tata tertib

yang diatur oleh sekolah. Siswa juga selalu mencontoh perilaku yang

diberikan oleh guru. Siswa pernah ada yang melanggar dan tidak taat

terhadap peraturan/tata tertib sekolah, jika pelanggaran pertama masih

110 Saskia Aprilia (Siswi kelas VIII.2 SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 4 Oktober 2019.

Page 92: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

79

diberikan peringatan dan diingatkan untuk tidak lagi melalukan

pelanggaran tersebut.

Jika kesalahan itu kembali dilakukan oleh siswa maka kembali

diberi peringatan dan akan ditambah sanksi atau hukuman yang sesuai

bobot besar/kecilnya jenis pelanggaran yang siswa lakukan. Sikap

siswa kepada temannya juga saling mengingatkan apabila melanggar

peraturan dan tata tertib sekolah, memberi tahu contoh yang benar dan

mengingatkan untuk tidak mengulanginya.

b. Peran sekolah dalam menangani siswa yang melakukan

pelanggaran

Setiap sekolah pasti memiliki peraturan dan tata tertib masing-

masing. Tetapi pada pelaksanaannya di lapangan terdapat contoh

pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah. Terdapat

beberapa faktor yang mendorong siswa sehingga melakukan pelanggaran

peraturan dan tata tertib sekolah. Di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan, semua pihak yang ada di sekolah sangat berperan

dan turut andil dalam melaksanakan pengawasan terhadap siswa.

Dalam menangani kasus siswa yang melakukan pelanggaran baik

itu dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah,

pihak pertama yang melakukan penanganan kepada siswa adalah guru

pendidikan agama Islam yang kebetulan berperan juga sebagai wakil

bidang kesiswaan. “Setiap siswa yang melanggar peraturan sekolah,

tentunya ada tindakan tegas dari sekolah baik itu berupa teguran, sanksi

dan juga hukuman skorsing kepada siswa, namun dilihat dan

diidentifikasi terlebih dahulu bobot besar kecilnya jenis

pelanggarannya.”111

Selain peran guru pendidikan agama Islam dalam menangani siswa

yang melakukan pelanggaran, pihak yang berperan aktif lainnya yakni

111 Popon Rupaidah (Wakil Bidang Kesiswaan SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23 Agustus

2019.

Page 93: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

80

guru Bimbingan Konseling. Jika guru pendidikan agama Islam

menangani kasus siswa yang melakukan pelanggaran yang ringan,

berbeda dengan peran guru Bimbingan Konseling yang biasa menangani

siswa yang melakukan pelanggaran berat atau cukup serius. Hal ini juga

sebelumnya terlebih dahulu sudah dikomunikasikan dengan guru

pendidikan agama Islam, jika ia tidak dapat sepenuhnya menangani

siswa tersebut, maka akan dilanjutkan oleh guru Bimbingan Konseling

yang menanganinya lebih komprehensif.

Menurut Ibu Reni Septiati, “pasti di setiap sekolah pasti ada saja

contoh perilaku siswa yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah,

dan jika saya bilang tidak ada contoh pelanggaran di SMP Al Mubarak

maka saya sendiri telah berbohong. Ada saja contoh misalnya siswa

yang dari rumah berangkat ke sekolah, ternyata di sekolah siswa tersebut

tidak ada. Menurut saya, pelanggaran atau perbuatan negatif yang dibuat

siswa itu bukan pengaruh yang disebabkan dari sekolah, tetapi pengaruh

dari luar sekolah, namun bukan berarti semua siswa dapat terpengaruh

hanya beberapa saja, contohnya seperti merokok, membolos yang

pengaruhnya tersebut disebabkan dari pergaulan teman sebayanya.112

Di setiap sekolah pasti memiliki cara dan program-program

unggulan dalam tujuan untuk meningkatkan perilaku para siswanya. Di

samping berbagai cara tersebut, adapun kendala dan faktor penghambat

yang berbeda-beda dalam upaya membina perilaku siswa di sekolah.

Menurut pernyataan Bapak Nahrawi Mughni, “di sekolah SMP Al

Mubarak Pondok Aren ini saya sendiri ikut terlibat berperan dalam hal

pembinaan siswa di sekolah, misalnya menyampaikan kepada siswa

tentang pengetahuan mengenai perilaku akhlak yang baik, memberikan

contoh perilaku yang baik kepada siswa. Selain itu juga saya ada

program lain seperti menambah tenaga pendidik, seperti guru tahfizh,

guru pendidikan agama dan serta memanggil pihak terkait yang bisa

112 Reni Septiati (Guru Bimbingan Konseling SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 23 Agustus

2019.

Page 94: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

81

memberikan informasi dan berbagi pengetahuan kepada siswa agar

perilaku akhlaknya meningkat. Pasti ada faktor yang mendorong dan

menghambat dalam membuat sebuah program di sekolah, dalam hal

pembinaan akhlak siswa faktor pendorongnya yaitu kesadaran dari

dalam diri siswa tersebut untuk sadar dalam melakukan perilaku yang

baik di sekolah maupun ketika di rumah, pembinaan guru dalam materi

akhlak, kemudiann di luar kegiatan pembelajaran misalnya kegiatan

maulid nabi, isra mi’raj dan lain-lain. Kemudian dari faktor

penghambatnya adalah kurangnya kesadaran siswa dalam

mempraktikkan perilaku akhlak yang baik, kurangnya perhatian siswa

ketika guru menyampaikan pengetahuan tentang akhlak mulia baik pada

saat pembelajaran di kelas maupun saat di luar jam pembelajaran dan

serta peraturan dan contoh perilaku yang sudah dibuat di sekolah tidak

dipraktikkan pula di rumah masing-masing oleh siswa.”113

Jika ada siswa yang melakukan perbuatan atau pelanggaran yang

bersifat dan berbobot berat, misalnya contoh perilaku kriminal baik itu

yang dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan

sekolah, tentu sanksinya akan lebih berat dan guru akan memanggil

orangtua siswa serta melakukan pertemuan dengan pihak sekolah

mendiskusikan tentang masalah yang dilakukan siswa dan mencari

solusi terbaik bersama-sama.

113 Nahrawi Mughni (Kepala Sekolah SMP Al Mubarak), Hasil Wawancara, 4 September 2019.

Page 95: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

82

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang peran guru pendidikan agama Islam

sebagai motivator dalam membina akhlak siswa di SMP Al Mubarak Pondok

Aren Tangerang Selatan dapat diperoleh beberapa kesimpulan:

1. Peran guru pendidikan agama Islam sebagai motivator dalam membina

akhlak siswa sudah berperan aktif di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari kegiatan pembiasaan yang

dilakukan oleh siswa di sekolah dengan guru pendidikan agama Islam

yang memberikan contoh terlebih dahulu. Guru pendidikan agama Islam

berperan sebagai motivator bagi siswa di sekolah dengan mencontohkan

perilaku yang baik kepada siswa baik pada saat jam pelajaran maupun di

luar jam pelajaran. Cara guru pendidikan agama Islam di SMP Al

Mubarak dalam membina akhlak siswa yaitu dengan menggunakan

metode yaitu: metode teladan atau memberi contoh, metode pembiasaan

dan metode peringatan atau teguran.

2. Perilaku akhlak siswa kelas VIII di SMP Al Mubarak Pondok Aren

Tangerang Selatan dari hasil observasi, wawancara siswa dan guru,

diperoleh kesimpulan bahwa perilaku akhlak siswa sudah baik, peneliti

juga menilai dari aspek akhlak siswa dalam hal beribadah, akhlak siswa

kepada guru, akhlak siswa kepada teman sebaya dan akhlak siswa taat

kepada peraturan/tata tertib sekolah. Siswa melaksanakan sholat wajib

berjamaah terutama sholat zuhur, sholat dhuha setiap hari jum’at,

beramal, saling tolong menolong dan peduli kepada temannya. Tetapi

masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku akhlak yang

kurang baik dan ada pula yang masih melanggar peraturan/tata tertib

sekolah.

Page 96: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

83

3. Sebagai motivator dalam membina akhlak siswa, guru pendidikan agama

Islam tidak hanya bertugas sendiri tetapi melibatkan guru-guru lain dan

peran orangtua dalam membina akhlak siswa. Guru pendidikan agama

Islam juga berperan sebagai pelopor memberi contoh pembiasaan

kepada siswa seperti: mengucapkan dan menjawab salam, tadarus Al-

Qur’an sebelum memulai pelajaran, shalat zuhur berjamah, dan sholat

dhuha.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa peran guru pendidikan agama

Islam sebagai motivator dalam membina akhlak siswa sudah sangat berperan

aktif. Guru mencontohkan perilaku yang baik kepada siswa di sekolah dan

juga memberi pesan untuk dilakukan juga oleh siswa di rumah. Ditambah lagi

dengan kegiatan-kegiatan pembiasaan bagi siswa yang juga dicontohkan oleh

guru pendidikan agama Islam sendiri. Selain itu peran guru-guru dan orang tua

juga sangat membantu guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak

siswa agar terciptanya perilaku akhlak siswa yang dapat membentengi diri dari

perilaku negatif di kemudian hari.

C. Saran

Penulis mencoba memberikan saran yang penulis harapkan bersifat

membangun yang didasarkan pada penelitian ini, yakni:

1. Guru pendidikan agama Islam sebaiknya lebih sering lagi berinteraksi

dengan siswa, tidak hanya di dalam kelas, namun pada saat di luar kelas

pun atau di lingkungan sekolah dan secara terus-menerus memberikan

bimbingan dan arahan kepada siswa.

2. Guru pendidikan agama Islam di pagi hari menyambut siswa diikuti oleh

guru-guru lain sebelum jam pembelajaran dimulai, karena tujuannya

adalah menjadikan pembiasaan ini membuat keakraban antara guru

dengan siswa lebih terjaga dengan baik, selain itu pembiasaan ini agar

lebih efektif dan mendapat dukungan dari pihak yang ada di lingkungan

sekolah.

Page 97: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

84

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja Prawira, Purwa. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru.

Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016.

Aminuddin dkk. Membangun Karakter dan Kepribadian, melalui Pendidikan

Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim). Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah upaya mendukung penggunaan

penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu). Jakarta: Rajawali

Pers, 2015.

B. Uno, Hamzah dan Lamatenggo, Nina. Tugas Guru dalam Pembelajaran:

Aspek yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.

Bachri Thalib, Syamsul. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris

Aplikatif. Jakarta: Kencana, 2010.

Departemen Agama Republik Indonesia. As-Syifa (Al-Qur’an dan

Terjemahannya). Semarang: Raja Publishing, 2011

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama. Undang-Undang

dan Peraturan Pemerintah RI. Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama. Jakarta: Bumi

Aksara, 1995.

Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: Dekan FITK, 2015.

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam (Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Page 98: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

85

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik). Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2013.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali

Pers, 2013.

https://id.wikipedia.org/w/index.php

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Khodijah, Nyayu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian (Refleksi Pengembangan Pemahaman

dan Penguasaan Metodologi Penelitian). (Malang: UIN-Malang Press,

2008.

Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2006.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana, 2011.

Mustofa, Abdul. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Muhaimin. Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan. Jakarta:

Kencana, 2005.

Mahjuddin. Akhlak Tasawuf I (Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah

Sufi). Jakarta: Kalam Mulia, 2009.

Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.

Nasih Ulwan, Abdullah. Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia jilid 7,

Terjemahan Tarbiyatul Awlad fil Islam oleh Ahmad Maulana. Jakarta:

PT Lentera Abadi, 2012.

Nasih Ulwan, Abdullah. Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia jilid 8,

Terjemahan Tarbiyatul Awlad fil Islam oleh Ahmad Maulana. Jakarta:

PT Lentera Abadi, 2012.

Page 99: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

86

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2004.

Putra Daulay, Haidar. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional

di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004.

Ramayulis. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia, 2013.

Rachmawati, Tutik dan Daryanto. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran

yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media, 2015.

Saroni, Mohammad. Personal Branding Guru. Meningkatkan Kualitas dan

Profesionalitas Guru. Jogjakarta: AR Ruzz Media, 2011.

Sumber Daya Iptek dan Dikti. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen. 2016.

Solihin, M dan Rosyid Anwar, M. Akhlak Tasawuf: (Manusia, Etika dan

Makna Hidup). Bandung: Nuansa, 2005.

Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi

dan Kompetensi Guru). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011.

Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi

dan Kompetensi Guru). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Suralaga, Fadhilah dan Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Satori, Djam’an. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Page 100: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

87

Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Page 101: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

88

Lampiran 1

Kisi-Kisi Observasi

Variabel

Indikator

Waktu dan tempat pelaksanaan

pembinaan akhlak

1. Pada saat jam pembelajaran

2. Di luar jam pembelajaran

3. Di lingkungan sekolah

Pelaku pembinaan akhlak siswa

1. Guru Pendidikan Agama Islam

2. Faktor lain

Aktivitas pembinaan akhlak

1. Pembinaan akhlak yang

dilakukan oleh guru Pendidikan

Agama Islam

2. Pembinaan akhlak yang

dilakukan oleh pihak lain

Page 102: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

89

Kisi-Kisi Wawancara

Variabel

Indikator

Informan

Pembinaan

Akhlak

• Upaya guru pendidikan agama Islam

sebagai motivator dalam membina

akhlak siswa

• Metode dan cara yang dipakai guru

pendidikan agama Islam dalam

membina akhlak siswa

• Peran pihak lain dalam pembinaan

akhlak siswa

• Kendala dalam pembinaan akhlak

siswa di sekolah

• Guru pendidikan

agama Islam

• Guru pendidikan

agama Islam

• Guru pendidikan

agama Islam dan

Kepala sekolah

• Guru pendidikan

agama Islam dan

Kepala sekolah

Akhlak Siswa

• Perilaku akhlak siswa di SMP Al

Mubarak Pondok Aren

• Contoh perilaku negatif yang

berkenaan dengan akhlak siswa di

SMP Al Mubarak

• Upaya yang dilakukan dalam

membina siswa yang bermasalah

• Guru

Bimbingan

Konseling dan

Wakil bidang

Kesiswaan

• Guru

Bimbingan

Konseling

• Guru

Bimbingan

Konseling dan

Wakil bidang

Kesiswaan

Page 103: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

90

Perilaku akhlak siswa dalam beribadah

• Shalat fardhu

• Shalat dhuha

• Tadarus Al-Qur’an

• Beramal/sedekah

• Cara berpakaian

• Siswa

Perilaku akhlak siswa kepada Guru

• Sikap hormat, santun dan patuh

kepada guru

• Siswa

Perilaku akhlak siswa kepada teman

• Peduli

• Saling tolong-menolong

• Mengejek/bullying

• Ghibah

• Siswa

Perilaku terhadap tata tertib sekolah

• Siswa

Page 104: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

91

Lampiran 2

“Pedoman Wawancara Untuk Guru Pendidikan Agama Islam”

Nama Informan : Popon Rupaidah, S.Ag

Hari/Tanggal : Jum’at, 23 Agustus 2019

Waktu : 11:20 wib

Tempat : Di ruang guru

Pertanyaan Wawancara

1. Sejak kapan ibu mengajar dan menjadi guru Pendidikan Agama Islam di

SMP Al Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan ?

2. Upaya apa yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam pengenalan

akhlak kepada siswa/siswi ?

3. Metode apa saja yang dipakai oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam

membina akhlak siswa ?

4. Adakah peran dari pihak lain dalam pembinaan akhlak siswa/siswi di SMP

Al Mubarak ?

5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam membina akhlak siswa/siswi ?

6. Apakah siswa/siswi sudah mengimplementasikan dengan baik nilai-nilai

akhlak yang sudah diberikan ?

7. Apa solusi yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina

akhlak siswa yang bermasalah ?

Page 105: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

92

Lampiran 3

“Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah”

Nama Informan : H. Nahrawi Mughni, S.Pd.i

Hari/Tanggal : Rabu, 4 September 2019

Waktu : 11:46 wib

Tempat : Di ruang kepala sekolah

Pertanyaan Wawancara

1. Sejak kapan bapak menjabat kepala sekolah SMP Al Mubarak ?

2. Boleh dijelaskan, apa saja yang menjadi visi, misi dan tujuan dari SMP Al

Mubarak ?

3. Sebagai kepala sekolah, bagaimana menurut bapak perilaku akhlak yang

ditunjukkan oleh siswa/siswi SMP Al Mubarak ?

4. Upaya serta peran apa yang dilakukan oleh sekolah terkait pengenalan

perilaku akhlak kepada siswa ?

5. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam melakukan pembinaan

akhlak siswa ?

6. Apakah ada peran pihak lain dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Al

Mubarak ?

Page 106: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

93

Lampiran 4

“Pedoman Wawancara Untuk Guru Bimbingan Konseling (BK)”

Nama Informan : Reni Septiati, S.Pd

Hari/Tanggal : Jum’at 23 Agustus 2019

Waktu : 09:16 wib

Tempat : Di ruang guru Bimbingan Konseling

Pertanyaan Wawancara

1. Sejak kapan ibu menjabat sebagai guru Bimbingan Konseling di SMP Al

Mubarak ?

2. Menurut ibu, bagaimana perilaku akhlak siswa di SMP Al Mubarak ?

3. Bagaimana sikap disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah ?

4. Apakah ada contoh kasus perilaku negatif siswa di SMP Al Mubarak ?

5. Upaya apa yang dilakukan dalam membina siswa yang bermasalah ?

6. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak

siswa ?

7. Apakah semua guru dan pihak lain juga terlibat aktif dalam pembinaan

akhlak siswa di SMP Al Mubarak ?

Page 107: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

94

Lampiran 5

“Pedoman Wawancara Untuk Siswa”

Nama Informan : Qeysya Mulya Ramadhan

Hari/Tanggal : Jum’at, 13 September 2019

Kelas : VIII.1

Waktu : 10:20 wib

Tempat : Di ruang guru

Pertanyaan Wawancara

1. Apa yang kamu ketahui tentang akhlak ?

2. Bagaimana perilaku akhlak kamu di sekolah ?

3. Bagaimana peraturan/tata tertib di sekolah dalam hal perilaku akhlak ?

4. Apa saja menurut kamu contoh perilaku akhlak ?

5. Apa kamu sendiri sudah mempraktikan perilaku akhlak, baik di sekolah

maupun di rumah ?

6. Apa hukuman/sanksi yang diberikan jika ada siswa yang melanggar peraturan

sekolah ?

7. Apakah kamu pernah melanggar peraturan/tata tertib sekolah ?

8. Bagaimana sikap kamu jika ada teman kamu yang melanggar peraturan/tata

tertib sekolah ?

9. Apakah di sekolah ada tadarus Al-Qur’an ?

10. Kapan dan di mana pelaksanaan tadarus Al-Qur’an ?

11. Apakah di rumah kamu tadarus Al-Qur’an juga ?

12. Bagaimana metode guru dalam mengajar tadarus Al-Qur’an ?

13. Apakah ada kewajiban shalat fardhu berjama’ah di sekolah ?

14. Apakah kamu melaksanakan shalat fardhu berjama’ah juga di rumah ?

15. Apakah ada pelaksanaan sholat dhuha di sekolah ?

16. Apakah kamu melaksanakan sholat dhuha juga di rumah ?

17. Apakah di sekolah ada perintah/anjuran untuk beramal bagi siswa ?

18. Apakah kamu sudah melaksanakannya ?

Page 108: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

95

19. Apakah di rumah juga kamu beramal/bersedekah ?

20. Bagaimana peraturan sekolah mengenai cara berpakaian siswa dan siswi ?

21. Apakah kamu sudah melaksanakan peraturan tersebut dengan baik ?

22. Bagaimana sikap kamu terhadap teman jika ada yang melanggar peraturan

tersebut ?

23. Bagaimana sikap perilaku akhlak siswa lain kepada guru ?

24. Apakah guru sudah mencontohkan perilaku akhlak yang baik kepada siswa ?

25. Apakah kamu sudah melaksanakan apa yang dicontohkan oleh guru ?

26. Bagaimana perilaku kamu kepada teman ?

27. Apakah pernah berkata tidak sopan dan kasar kepada teman ?

28. Bagaimana sikap kamu jika ada teman yang berkata kasar dan tidak sopan ?

29. Apakah pernah menolong teman yang sedang mengalami kesusahan ?

30. Apakah pernah membully atau mengejek teman ?

31. Bagaimana sikap kamu terhadap teman yang mempunyai

kekurangan/keterbatasan ?

32. Bagaimana sikap kamu terhadap teman yang suka membully atau mengejek

yang mempunyai kekurangan/keterbatasan ?

33. Apakah kamu pernah membicarakan keburukan teman ?

34. Bagaimana sikap kamu jika mendengar teman membicarakan keburukan

teman lain ?

Page 109: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

96

Lampiran 6

“Pedoman Wawancara Untuk Siswa”

Nama Informan : Saskia Aprilia

Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Oktober 2019

Kelas : VIII.2

Waktu : 10:24 wib

Tempat : Di ruang guru

Pertanyaan Wawancara

35. Apa yang kamu ketahui tentang akhlak ?

36. Bagaimana perilaku akhlak kamu di sekolah ?

37. Bagaimana peraturan/tata tertib di sekolah dalam hal perilaku akhlak ?

38. Apa saja menurut kamu contoh perilaku akhlak ?

39. Apa kamu sendiri sudah mempraktikan perilaku akhlak, baik di sekolah

maupun di rumah ?

40. Apa hukuman/sanksi yang diberikan jika ada siswa yang melanggar peraturan

sekolah ?

41. Apakah kamu pernah melanggar peraturan/tata tertib sekolah ?

42. Bagaimana sikap kamu jika ada teman kamu yang melanggar peraturan/tata

tertib sekolah ?

43. Apakah di sekolah ada tadarus Al-Qur’an ?

44. Kapan dan di mana pelaksanaan tadarus Al-Qur’an ?

45. Apakah di rumah kamu tadarus Al-Qur’an juga ?

46. Bagaimana metode guru dalam mengajar tadarus Al-Qur’an ?

47. Apakah ada kewajiban shalat fardhu berjama’ah di sekolah ?

48. Apakah kamu melaksanakan shalat fardhu berjama’ah juga di rumah ?

49. Apakah ada pelaksanaan sholat dhuha di sekolah ?

50. Apakah kamu melaksanakan sholat dhuha juga di rumah ?

51. Apakah di sekolah ada perintah/anjuran untuk beramal bagi siswa ?

52. Apakah kamu sudah melaksanakannya ?

Page 110: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

97

53. Apakah di rumah juga kamu beramal/bersedekah ?

54. Bagaimana peraturan sekolah mengenai cara berpakaian siswa dan siswi ?

55. Apakah kamu sudah melaksanakan peraturan tersebut dengan baik ?

56. Bagaimana sikap kamu terhadap teman jika ada yang melanggar peraturan

tersebut ?

57. Bagaimana sikap perilaku akhlak siswa lain kepada guru ?

58. Apakah guru sudah mencontohkan perilaku akhlak yang baik kepada siswa ?

59. Apakah kamu sudah melaksanakan apa yang dicontohkan oleh guru ?

60. Bagaimana perilaku kamu kepada teman ?

61. Apakah pernah berkata tidak sopan dan kasar kepada teman ?

62. Bagaimana sikap kamu jika ada teman yang berkata kasar dan tidak sopan ?

63. Apakah pernah menolong teman yang sedang mengalami kesusahan ?

64. Apakah pernah membully atau mengejek teman ?

65. Bagaimana sikap kamu terhadap teman yang mempunyai

kekurangan/keterbatasan ?

66. Bagaimana sikap kamu terhadap teman yang suka membully atau mengejek

yang mempunyai kekurangan/keterbatasan ?

67. Apakah kamu pernah membicarakan keburukan teman ?

68. Bagaimana sikap kamu jika mendengar teman membicarakan keburukan

teman lain ?

Page 111: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

98

Lampiran 7

Pembinaan Akhlak Siswa

Page 112: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

99

Page 113: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

100

Lampiran 8

Sholat Dhuha Berjama’ah

Page 114: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

101

Lampiran 9

Sholat Dzuhur Berjama’ah

Page 115: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51408...Guru memberikan nasihat dan contoh langsung kepada siswa, memberikan teguran

102

Lampiran 10

Tadarus Al-Qur’an