peran guru aqidah akhlak dalam membina...
TRANSCRIPT
PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH NURUL
KHOIRIYAH KECAMATAN PELEPAT KABUPATEN BUNGO
SKRIPSI
SAWALLUDIN NIM. TP:140885
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
PERAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH NURUL
KHOIRIYAH KECAMATAN PELEPAT KABUPATEN BUNGO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memproleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI)
SAWALLUDIN
NIM. TP:140885
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah ku panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir dengan segala
kekuranganku.segala syukur ku ucapkan kepada mu karena telah menghadirkan
mereka yang selalu memberi semangat dan doa kepada ku sampai bisa
menyelesaikan skripsi ini. hanya kepada mu ku mengadu dan mengucapkan
syukur. Sholawat dan salam terlimpahkan kepada Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi ayahanda dan ibunda tercinta apa yang ananda peroleh hari ini
belum mampu membayar setetes keringat dan air mata yang selalu mejadi pelita
dan semangat dalam hidup ananda. Terimakasih atas semua dukungannya baik
moril maupun materil.tanpa kehadiran ayah dan ibu disamping ananda tak
mungkin menjadi seperti sekarang.karya ini kupersembahkan untuk ibu dan ayah
tercinta aku takkan pernah lupa semua pengerbonan dan jerih payah yg ibu dan
ayah berikan untukku agar dapat menggapai cita-cita dan semangat serta do‟a
yang kau lantunkan untukku di setiap sujudmu sehingga kudapat raih
kesuksesan ini. Terima kasih juga untuk keluarga ku yang terus mensuport
dalam menuntut ilmu, memberikan dukungan dan doa keluarga yang tulus untuk
ku.
Terimakasih kepada : orang tua saya Ayahanda dan ibunda saya, yang telah
bersusah payah dalam mensukseskan anaknya, untuk menjadi seorang sarjana,
semoga allah selalu memberikan kesehatan dan keselamatan baik di dunia
maupun akhirat, amin ya allah
Semoga secercah keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah dan
kesuksesan pada masa yang akan datang. Aamiin ya Robbal „Aalamiin.
MOTTO
Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-ahzab:21).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat Adan Ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan dan menyusun skripsi ini. Shalawat dan
salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang
telah mencurahkan hidupnya untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi
rahmatnya bagi umat manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan arahan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak.Karena itu Penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Agama Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibuk Dr. Hj. Armida, M.pd selaku dekan fakultas tarbiyah dan keguruan
3. Bapak Dr. H Kasful Anwar US, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Ridwan, M.Psi, Psi selaku dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi
mengarahkan penulis dalam menyelesaiakn skripsi ini.
4. Ridwan, M.Psi.Psi, selaku Ketua Jurusan pendidikan agama islam
5. Bapak Miftahul Hamim, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo dan sarpras, serta
guru, staf dan siswa/i Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo yang telah memberikan kemudahan dalam
memperoleh data dilapangan.
6. Kedua orang tua tercinta(Abah dan Mamak) dan keluarga yang telah
memberikan motivasi tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan lokal PAI D angkatan 2013 yang telah
menjadi partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, tegur sapa, kritik dan saranyang penulis harapkan.
Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pembaca.Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantudan penulis hanya dapat mengucapkan terima
kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, 12 Agustus 2019
Penulis.
Sawalludin NIM: TP. 140885
ABSTRAK
Nama : Sawalludin Nim : TP. 130694 Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam Judul : Peran Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui permasalahan peran guru aqidah akhlak dalam pembinaan akhlak siswa serta bagaimana penanganan yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah tersebut, hasil penelitian ini di harapkan akan dapat di pergunakan untuk menyempurnakan penanganan terhadap permasalahan yang sama yaitu: peran guru aqidah akhlak dalam pembinan akhlak siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Pengumpulan data di lakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (sampel bertujua), yang di dasarkan pada pertimbangan tertentu yaitu tujuan penelitian dengan pertimbangan hanya pada guru, siswa-siswa yang melakukan pembelajaran yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya Akhlak siswa yang masih di bawah rata-rata yaitu yang pertama lingkungan keluarga, yang kedua lingkungan sekolahh, bentuk-bentuk akhlak siswa yang masih di bawah rata-rata adalah tidak menghormati guru, tidak menaati peraturan sekolah, hubungan sesama siswa tidak baik peran guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa yaitu melalui pendekatan, teguran dan bimbingan, kemudian melalui nasehat, dan melalui hukuman. Kata Kunci: Guru Aqidah Akhlak, Pembinaan Akhlak Siswa
ABSTRACT
Name : SAWALLUDIN Nim :TP. 130694 Department : Islamic Education Tittle : The Role Of Teacher In The Guidance Aqidah Akhlak Morals
ManStudent Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo
This study alms to describe and know the problems the teacher‟s role aqidah morals in coaching morals of students and how the handling done teachers in addressing issues, the results of this study are expected to be used to enhance the handling of issues the same, namely: the role of teachers aqidah morals in coaching morals students. This study is a qualitative research with a beckground of Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Data collection is done by conducting direct observation are: interviews, observation, and documentation. Sampling was done by purposive sampling (sampling intended), which are based on certain considerations that the perpose of research with consideration only to the teacher, students who do study the respondents in this study. The result showed that the causes of the morals of students who are still below the average of that of the first family, the second school environment, forms the character of students who are still under the average is not respecting the teacher, do not obey school rules, relationships fellow students are not good. Aqidah morals teacher‟s role in moral development of students in through the approach, warning and guidance, then by the counsel, and through punishment.
Keyword : Teacher Aqidah Morals, Morals Development Students
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i NOTA DINAS .................................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v MOTTO ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Fokus Masalah .................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................................ 7 1. Pengertian Peran ............................................................................ 7 2. Pengertian Guru ............................................................................. 8 3. Pembinaan Akhlak Siswa ............................................................... 15 4. Konsep Akhlak ................................................................................ 20
B. Studi Relevan .................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 32 B. Setting Dan Subjek Penelitian ............................................................ 33 C. Jenis dan sumber Data ....................................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34 E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 35 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 36 G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ................................................................................... 39 1. Historis ............................................................................................ 39 2. Geografis ........................................................................................ 36 3. Visi dan Misi .................................................................................... 40 4. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................... 40 5. Keadaan Guru dan Siswa .............................................................. 43
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .................................................... 46 1. Bantuk kegiatan dalam pembinaan akhlak siswa .......................... 46 2. Kendala yang dihadapi guru dalam pembinaan akhlak 53
siswa ............................................................................................... 53
3. Peran guru akidah akhlak dalam membinaan akhlak .................... 58 Siswa .............................................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 66 B. Saran ................................................................................................... 66 C. Kata Penutup....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
1.1Keadaansarana dan prasarana di madrasah aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo ......................................................... 40
1.2. Keadaan Gedung dan Bangunan .................................................................. 42
1.3. Nama guru-guru di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo .......................................................................................... 43
1.4. Keadaan siswa madrasah aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo .......................................................................................... 44
DAFTAR TABEL
1.1Keadaansarana dan prasarana di madrasah aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo ......................................................... 40
1.2. Keadaan Gedung dan Bangunan .................................................................. 42
1.3. Nama guru-guru di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo .......................................................................................... 43
1.4. Keadaan siswa madrasah aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo .......................................................................................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Curriculum Vitae Lampiran 2: Instrumen Pengumpulan Data Lampiran 3: Kartu Konsultasi Skripsi Llampiran 4: Daftar Informan Dan Responden Lampiran 5 : Dokumentasi Guru Dan Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kemerosotan moral semakin marak terlihat dikalangan
masyarakat, berbagai prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sudah
lazim kita jumpai, moralitas sudah menjadi berita hangat disetiap hari.Berbagai
masalah yang muncul tak terkendali, generasi muda terpelajar baik pelajar
maupun mahasiswa harapan bangsa tawuran antara sesama bagaikan lawan
yang abadi.Oleh karena itu generasi muda memerlukan perbaikan yang lebih
melalui membangun pendidikan karakter.
Merosotnya akhlak siswa telah menjadi perhatian serius diberbagai
pihak, baik itu masyarakat maupun pemerintah. Pemerintah selaku pemegang
kebijakan tak henti-hentinya terus berupaya mengatasi permasalahan ini, baik
sosialisasi maupun pembinaan melalui proses pembelajaran, seperti kurikulum
K13 yang menitik beratkan kepada karakter yang terpuji.
Untuk mendidik seseorang supaya berakhlak yang baik, banyak
caranya, di antaranya seperti, mengisi akal dan pikiran denggan ilmu
pengetahuan.Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam
kehidupannya. Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannya
menempuh jalan yang sesat. Sebalikya akal pikiran yang sehat berisi ilmu
pengetahuan menjadi penerang jalan hidup, akal pikiran yang sehat berisi ilmu
pengetahuan itu akan tetap selalu menuntun kejalan yang baik, ia akan berbuat
segala rupa yang berguna untuk dirinya, keluarganya dan bangsanya.
Pendidikan adalah pelatihan dan pengajaran, terutama di peruntukkan
kepada anak-anak dan remaja, baik di sekolah-sekolah maupun dikampus-
kampus, dengan tujuan memberikan pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan.(Saidah, 2016,hlm. 1).
Pendidikan dalam pelaksanannya selama ini di kenal sebagai usaha
yang berbentuk bimbingan terhadap anak didik guna mengantarkan anak kearah
pencapaian cita-cita tertentu dan proses perubahan tingkah laku kearah yang
lebih baik. Di antara solusi yang perlu diperhitungkan dan di upayakan dalam
membentuk kepribadian dan perubahan tingkah laku adalah melalui pendidikan
agama baik secara formal di sekolah maupun secara non formal. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam disekolah,
bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, dan pengalaman siswa tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlak muliadalam kehidupan pribadi bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat di sadari adanya keselarasan antara
tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan agama islam, sehingga
pembangunan bangsa khususnya pembangunan di bidang pendidikan dapat di
laksanakan dengan sebaik-baiknya. Tujuan pendidikan agama Islam telah di
sebutkan dalam Al-Qur‟an. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an
surah At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman periharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya
adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Al-Qur‟an dan Terjemah, 2012,
hlm. 560).
Pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik (jasmaniah)
yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka
pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan
rasa tanggung jaWab.Usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan
yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.Tujuan dan
sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandagan hidup masing-masing
pendidik atau lembaga pendidikan.Oleh karenanya maka perlu di rumuskan
pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan
Islam.(Nur Uhbiyati,1997, hlm. 12).
Disekolah, pendidik selain tampil didepan kelas untuk menyampaikan
sesuatu yaitu berupa materi pelajaran, tetapi pendidik dalam interaksinya dengan
lingkungannya seperti antara siswa dan para guru, harus mampu menunjukkan
pribadi yang santun dengan kepribadian yang luhur. Generasi penerus
merupakan harapan setiap orang tua, guru dan masyarakat. Dengan demikian
tugas guru agama Islam disekolah adalah membina dan mendidik siswa melalui
pendidikan agama Islam yang dapat membina akhlak para siswa dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena guru tugasnya
mengajarkan ilmu kepada orang lain tentulah guru itu seorang yang berilmu,
maka seorang guru pantas menyandang berbagai keutamaan seperti diangkat
derajatnya oleh Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWTdalam surah Al-Mujadalah ayat 11
sebagai berikut:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Hai
orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapnglah dalam majelis”. Maka lapangkanlah niscahya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”. Maka berdirilah. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Qur‟an dan Terjemah, 2012, hlm. 434).
Guru harus dapat menggunakan alat yang mudah dan efisian yang
meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pengajaran yang di harapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang
tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat
media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum
tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran.
Pembinaan akhlak dalam pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
merupakan salah satu masalah yang penting yang perlu dilakukan melalui
bimbingan, pembinaan serta perhatian yang lebih khusus. Oleh karena itu
pembinaan akhlak anak memerlukan waktu yang panjang sesuai dengan
perkembangan jasmani dan rohani yang dialami oleh anak.Masalah akhlak
adalah masalah yang sekarang ini sangat banyak meminta perhatian, terutama
dari guru, orangtua, pemuka masyarakat. Tidak henti-hentinya keluhan orang tua
yang kebingungan menghadapi anak-anaknya yang tidak patuh, keras kepala
dan nakal, dan tidak sedikit guru yang kebingungan menghadapi siswa yang
tidak dapat menerima pendidikan dan tidak mau belajar tetapi ingin naik kelas,
ingin lulus ujian dan ingin memaksakan kehendaknya kepada guru.(lsroiyah.
2008, hlm.67).
Dalam membina akhlak siswa, perlu seorang pendidik yang benar-benar
menjadi teladan atau figur sehingga dapat menanamkan akhlak yang baik pada
siswa.Pendidik adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab memberi
pertolongan pada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,
agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi
tugasnya sebagai hamba Allah SWT.(Mukodi,2011, hlm. 17).
Perkembangan akhlak anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan dimana
anak itu hidup.Lingkungan ini terdiri dari orang tua, saudara, teman, guru dan
sebagainya. Tanpa masyarakat atau lingkungan, kepribadian anak itu tidak akan
berkembang. Seseorang anak banyak belajar dari lingkungan bagaimana ia
harus bertingkah laku yang baik. Realitas ini terjadi ditengah-tengah masyarakat
saat ini, tanpa adanya gejala buruknya akhlak anak yang menyebabkan
terjadinya kenakalan remaja dalam bentuk perkelahian, merokok, mencuri, dan
lain sebagainya.Hal ini terjadi karena kurangnya pembinaan akhlak anak melalui
pendidikan agama Islam.Seharusnya sudah menjadi tugas dan tanggung jawab
semua pihak untuk berupaya mananamkan nilai-nilai agama kepada anak dan
menuntut mereka untuk mengamalkan sehingga berbentuk mental anak yang
baik.Yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut adalah orang tua, sekolah,
dan masyarakat.Lembaga pendidikan formal seperti Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo tentunya tidak lepas dari salah
satu pihak yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembinaan akhlak
anak melalui pendidikan agam Islam intensif.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pembinaan perilaku atau akhlak
tidaklah mudah dilakukan dan harus ditangani dengan sungguh-
sungguh.Menurut Imam Barnadib watak yang tidak bermoral perlu dicegah
kehadirannya dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan
upaya pembinaan jangka panjang dan harus dimulai sejak dini, antara lain mulai
dari keluarga, kemudian dari lingkungan sekolah dan masyarakat. Di lingkungan
sekolah, guru memegang peranan penting dalam proses pembentukan dan
perkembangan akhlak peserta didik. Sebagai pendidik guru tidak hanya bertugas
untuk dapat menyampaikan mata pelajaran tertentu saja, tetapi juga dituntut
untuk dapat membimbing, mengarahkan dan memberikan teladan yang terpuji
sehingga dapat membantu menumbuhkan perilaku yang baik serta akhlak pada
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan awal penulis dilokasi penelitian, terlihat bahwa
dalam proses pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungoterdapat masih banyak peserta didik yang
nakal, terutama dalam proses pembelajaran, hal ini disebabkan dengan adanya
perilaku siswa yang keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran, membolos,
tidur-tiduran di dalam kelas saat jam pelajaran berlangsung, merokok, dan
menongkrong di parkiran sekolah pada saat jam pelajaran. Padahal mereka
merupakan harapan orang tua, guru dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merasa tertarik
untuk mengangkat yang secara lebih mendalam dan penulisannya dalam sebuah
skripsi yang berjudul: Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak
Siswa Di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo.
B. Fokus Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula, maka dalam
penelitian ini penulis hanya membahas sebatas bagaimana peran guru Aqidah
Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, kelas yang diteliti adalah kelas XI serta
guruAqidah Akhlak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
4. Bagaimana bentuk kegiatan dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah
Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
5. Apakendala yang dihadapi guru dalam pembinaan Akhlak Siswa di Madrasah
Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
6. Bagaimana peran guru akidah akhlak dalam membinaan akhlak siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian umumnya mempunyai tujuan tertentu yaitu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Ingin mengetahui bentukpembinaan siswa di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
b. Ingin mengetahui kendala yang dihadapi guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak anak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
c. Ingin mengetahui peran guru Aqidah Akhlak dalam membinaan akhlak
siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak anak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang
pendidikan khususnya pembinaan Akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
c. Sebagai persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Strata Satu (S.I)
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah keguruanUIN
STS Jambi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Peran
Peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan
terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa (Boediono, 2007, hlm.
277).Sedangkan menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya peran adalah sesuatu yang mempunyai
tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas untuk mencapai
tujuan” (Slameto, 2009, hlm. 97).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat di jelaskan peran adalah sesuatu yang
menjadi bagian dan menggambarkan tentang suatu proses yang mampu
mengubah tingkah laku melalui proses bimbingan, didikan untuk mencapai suatu
tujuan dilakukan oleh seseorang. Peran sama dengan peranan. Peran memiliki
makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang
berkedudukan di masyarakat (Anonim, 2009, hlm. 845).
1. Menurut soekanto bahwa peranan merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.
2. Menurut Nasution bahwa peranan mencakup kewajiban hak yang bertalian
kedudukan.
3. Lebih lanjut Setyadi berpendapat bahwa peranan adalah suatu aspek
dinamika berupa pola tindakan baik yang abstrak maupun yang kongkrit dan
setiap status yang ada dalam organisasi.
4. Usman mengemukakan bahwa peranan adalah terciptanya serangkaian
tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi
tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat di jelaskan bahwa peranan
adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh masyarakat baik secara
individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu
peristiwa.
2. Guru
a) Pengertian guru
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi. Tugas utama itu
akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari
kompetensi, kemahiran, kecakapan, dan keterampilan yang memenuhi standar
mutu atau norma etik tertentu. (Sudarwan Danim, 2010, hlm. 17)
Guru adalahseorang figur yang mulia dan banyak dimuliakan orang. Kehadiran
guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru atau
seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan
berkembang. Manusia tidak akan memilik budaya, norma, agama. Sulit
dibayangkan jika di tengah kehidupan manusia tidak ada seorang guru, bekal
tidak ada peradaban yang dapat kita catat, kita akan hidup dalam tradisi-tradisi
kuno, hukum rimba akan berlaku yang kuat menindas yang lemah, demikianlah
seharusnya. (Martinis Yamin.2013.Hlm. 47).
Dalam UU Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.(Sadulloh, Uyoh.
2006, hlm. 125).
Menurut pepatah jawa, Guru adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa
guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih ada
banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama.
Saat ini sosok guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk memiliki ilmu
pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Sudah
tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak
mau terbuka dengan kemajuan teknologi. (Zakiah Darajat, 2005, hlm. 30).
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena guru
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik, terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta
didik sehingga ia menjadi manusia yang mengetahui tugas-tugasnya sebagai
manusia. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak
tanggung jawab untuk membawa siswanya kearah kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu.
Dalam rangka itu guru tidak semata-mata sebagai “pendidik” yang transfer
of knowledge, tapi juga seorang “pendidik” yang transfer of values dan sekaligus
sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa
dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan
yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam
usahanya mengantarkan siswa ketaraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap
rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata
demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung
jawabnya.(Sya‟runi, 2007, hlm. 9).
Peran guru dalam pembinaan, selain sebagai seorang profesional
yang bertugassebagai pembelajaran juga dituntut agar dapat merencanakan dan
melaksanakan sistem pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan sehingga seberapa besar pengetahuan dan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran akansangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam
menyerap dan mengaktualisasikan materi pembelajaran yang disampaikan.
b) Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Peran guru yang di maksud di sini adalah berkaitan dengan peran guru
dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat
dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan
dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari
proses secara keseluruhan.
Proses pembelajaran merupaka suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana
dalam proses tersebut terkandung multiperan guru.(Rusman, 2012, hlm 58).
Peranan guru meliputi sebagai berikut:
1) Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat di ibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey) yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kretifitas, moral dan
spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas,
menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus di tempuh,
menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.Semua itu di lakukan berdasarkan
kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh
utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki
berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan
dan dilaksanakannya Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik
dalam kelas maupun di laur kelas yang mencakup seluruh kehidupan.
Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap aspek
yang terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan tertentu mempunyai
tujuan, kecuali orang yang berjalan secara kebetulan.Keinginan, kebutuhan dan
bahkan naluri manusia menuntut adanya suatu tujuan, suatu rencana di buat
perjalanan di laksanakan dan dari waktu ke waktu terdapatlah saat berhenti
untuk melihat ke belakang serta mengukur sifat, arti, dan efektivitas perjalanan
sampai berhenti tadi.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai
pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut:
a) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
hendak di capai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah di miliki oleh
peserta didik sehubungan dengan latar belakang kemampuannya, serta
kompoetensi apa yang mereka perlukan untuk di pelajari dalam mencapai
tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruh
aspek perjalanan. Sebagai contoh kulitas hidup seseorang sangat
bergantung pada kemampuan membaca dan menyatakan pikiran-pikirannya.
b) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak
hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. (E.
Mulyasa, 2012, hlm. 40).
c) Dengan kata lain, peserta didik harus di bimbing untuk mendapatkan
pengalaman, dan membentuk kompetensi yang akan mengantar mereka
mencapau tujuan. Dalam setiap hal peserta didik harus belajar, untuk itu
mereka harus memiliki pengalaman dan kompetensi yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar.
d) Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas
yang paling sukar tetapi penting, karenanya guru harus memeberikan
kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar. Bisa pembelajaran
direncanakan dengan baik, di laksanakan secara tuntas dan rinci, tetapi
kurang relevan, kurang hidup, kurang bermakna, kurang menantang rasa
ingin tahu, dan kurang imaginatif.
e) Guru harus melaksanakan penilaian. Dalam hal ini di harapkan guru dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana keadaan peserta didik
dalam pembelajaran? Bagaimana peserta didik membentuk kompetensi?
Bagaimana peserta didik mencapai tujuan? Apakan peserta didik di libatkan
dalam menilai kemajuan dan keberhasilan sehingga mereka dapat
mengarahkan dirinya (self-directing)?.Seluruh aspek pertanyaan tersebut
merupakan kegiatan penilaian yang harus di lakukan guru terhadap kegiatan
pembelajaran, yang hasilnya sangat bermanfaat terutama untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran.
f) Manusia sumber, yaitu ketika pendidik dapat memberikan informasi yang di
butuhkan peserta didik, baik berupa pengetahuan (kognitif), ketrampilan
(afektif) maupun sikap (psikomotorik). (Muntahibun nafis, 2002, hlm. 94 )
g) Selain itu peran guru sebagai pembimbing mendidik harus mampu
membimbing anak didik.Selain itu juga memberikan bimbingan terhadap
peserta didik dalam berinteraksi belajar mengajar, agar siswa tersebut
mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan
efisien.(Muntahin Nafis, 2002), hlm. 93).
2) GuruSebagai Motivator
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan.Motivasi memiliki tiga komponen penting, yaitu:
a) Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu,
membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya
kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan
mendapat kesenangan
b) Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian
ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu di arahkan
terhadap sesuatu.
c) Menopang. Artinya, motivasi di gunakan untuk menjaga dan monopang
tingkah laku, lingkungan sekitar harus intensitas dan arah dorongan-
dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yaitu
menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu tersebut melakukan kegiatan
mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh kebutuhan akan makan mendorong
seseorang bekerja keras bercocok tanam, menangkap ikan atau melakukan
pekerjaan-pekerjaan lain untuk mendapatkan makanan atau uang pembeli
makanan. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang untuk
melakukan berbagai upaya kegiatan sosial atau mendapatkan posisi di
masyarakat.
3) Guru Sebagai Komunikator
Peran guru dalam kegiatan ini menyangkut proses penyampaian informasi baik
kepada dirinya sendiri, kepada anak didik, kepada atasan, kepada orang tua
murid dan kepada masyarakat pada umumnya.
Komunikasi pada diri sendiri menyangkut upaya ingtropeksi (koreksi diri) agar
setiap langkah dan geraknya tidak menyalahi kode etik guru, baik sebagai
pendidik maupun sebagai pengajar. Komunikasi kepada anak didik merupakan
peran yang sangat strategis, karena sepandai apapun seseorang manakala dia
tidak mampu berkomunikasi dengan baik pada anak didiknya maka proses
belajar mengajar akan kurang optimal. Komunikasi yang edukatif pada anak didik
akan mampu menciptakan hubungan yangharmonis. Sedangkan komunikasi
kepada atasan, orang tua, dan masyarakat adalah sebagai pertanggungjawaban
moral.(Rusman, 2012, hlm. 61-62).
c) Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin (leader). Guru itu tidak ubahnya
seorang arsitek bangunan yang mampu membentuk jiwa dan watak peserta
didiknya sesuai dengan yang ia kehendaki. Guru mempunyai kewajiban untuk
membentuk dan membangun keprobadian peserta didik menjadi seoroang yang
berguna bagi keluarga, agama, nusa dan bangsa.
Guru bertugas mempersiapkan manusia yang bersusila cakap dan
kompeten dalam menghadapi persaingan global dan tuntutan dunia modern
(tuntutan ilmu penngetahuan), terkait upaya membangun dirinya, membangun
agamanya, hingga membangun bangsa dan negara untuk lebih maju.
Sesungguhnya selain bertugas dalam memberikan ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge), guru juga bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan
pembelajaran (manager of learning), pengarah kegiatan pembelajaran (directur
of learning), fasilitatoran perencana masa depan (the planner of future society).
Oleh karena itu, tugas dan fungsi guru dapat disimpulkan menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut:
a) Guru sebagai pengajar (intruksional),bertugas merencanakan segala
program pengajaran dan melaksanakan program yang telah di susunnya itu
dengan penilaian di dalamnya.
b) Guru sebagai pendidik (educator), bertugas mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan (maturity) yang berkepribadian insan kamil.
c) Guru sebagai peimpin (leader), yang memimpin dan mengendalikan diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat terkait dengan upaya pengarahan
(directing), perencanaan (planning), pengawasan (controlling),
pengorganisasian (organizing), dan partipasi (participation) atas program
yang di laksanakannya.(Aminatul Zahroh, 2015, hlm. 7-8)
Berkenaan dengan pendidikan agama Islam di sekolah, maka pendidik memiliki
arti dan peranan yang sangat penting dalam mendidik siswa menjadi manusia
yang bermoral dan saleh.Hal ini di sebabkan memiliki tanggung jawab dan
menentukan arah pendidikan.Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan
menghormati seorang pendidik yang berilmu pengetahuan.Islam mengangkat
derajat mereka dan memuliakan mereka dari orang yang tidak berilmu
pengetahuan. Allah berfirman dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut
Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapnglah dalam majelis”. Maka lapangkanlah niscahya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”. Maka berdirilah. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Qur‟an dan terjemah, 2012, hlm. 543).
3. Pembinaan Akhlak Siswa
a. Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata bina yang mendapat imbuhan pe-an. Kata bina
berarti membangun atau mengusahakan agar mempunyai kemajuan lebih.
Imbuhan pe-an berarti melakukan kegiatan atau hal. Menurut Abdul Karim
Zaidan yang dikutip oleh Ilyas akhlak adalah nilai- nilai dan sifat-sifat yang
tertanam di dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang
dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian memilih melakukan
atau meninggalkan (Ilyas, 2007), hlm.2).Jadi pembinaan akhlak ialah suatu
usaha menanamkan nilai-nilai dalam jiwa agar seseorang dapat menilai
perbuatan baik atau buruk yang kemudian dapat memilih melakukan perbuatan
itu atau meninggalkannya.
Pembinaan adalah perbaikan atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna serta berhasil dalam memperoleh hasil yang lebih baik.Dalam
perkembangannya, pembinaan dapat difahami sebagai usaha dengan sengaja
terhadap peserta didik oleh pendidik untuk mencapai tujuan tertentu dari
pendidikan.
Pembinaan akhlak dalam proses pembelajaran dengan semua mata pelajaran
sasaran integritasnya adalah materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta
pemaknaan pengalaman belajar para siswa. Konsekuensinya dari proses
pembelajaran, maka modus belajar para siswa harus bervariasi sesuai dengan
karakter masing-masing siswa. Variasi belajar itu dapat berupa membaca bahan
rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan, mewawancarai nara
sumber, dan sebagainya. (lsroiyah. 2008, hlm.67).
Pembinaan akhlak karimah kepada peserta didik harus diberikan secara kontinu
agar mereka dapat meneladani akhlaq karimah yaitu akhlaq mulia yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta mampu menjauhi sifat-sifat yang buruk
yang harus dihindarkan oleh anak, dan guru agama Islam harus mampu
membimbing akhlaq siswa agar mereka dapat istiqomah dalam mempergunakan
akhlaq yang baik, hal ini sesuai dengan hadits Nabi yaitu :
Artinya :Dari Abu Hurairah RA. berkata : Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlaq".(HR. Ibnu Said)
Sebagai upaya menciptakan peserta didik agar memiliki akhlaq yang baik,
terlebih dahulu harus dimulai dari guru itu sendiri dengan memiliki pribadi yang
baik, hal sebagaimana dikatakan oleh Zakiah Daradjat, bahwa :
Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampilan lain dari kepribadiannya. Bagi anak didik guru adalah contoh tauladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang yang pertama sesudah orang tua,yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik kalaulah tingkah laku atau akhlak guru tidak baik, pada umumnya akhlak anak didik akan rusak olehnya, karena anak akan mudah terpengaruh oleh orang yang dikaguminya.
Eksistensi guru sangat menentukan dalam membina akhlak peserta didik,
karena disamping guru berperan sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai
pengarah yang mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi pada diri siswa di sekolah. Dengan demikian para guru hendaknya
memahami prinsip-prinsip bimbingan dan menerapkan dalam proses belajar
mengajar, dan seorang guru hendaknya selalu memberikan pengarahan atau
mengarahkan anak didiknya kepada hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama
Islam.
Pembinaan akhlak pada dasarnya menuntut seseorang agar memberi
petunjuk agar peserta didik dapat berbuat baik dan meninggalkan yang tidak
baik, maka sangat penting diadakannya pembinaan akhlak, karena seseorang
yang memiliki pengetahuan dalam hal ilmu akhlak biasanya lebih baik
perilakunya dari pada orang yang tidak mempunyai pengetahuan ilmu akhlak
tersebut. Pada fase perkembangan anak didik menuju kearah kedewasaannya,
anak sering mengalami kegoncangan dan keraguan yang penuh dengan ketidak
seimbangan, emosi, kecemasan dan kekhawatiran.(Dzakiah Darajat, 2005, hlm.
18)
Adapun beberapa pembinaan seperti:
1. Pembinaan Akhlak Oleh Guru Aqidah Aklahk
Untuk membina peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki akhlaq
sebagai seorang muslim, maka guru Aqidah Akhlaq melaksanakan berbagai
upaya secara sistemik, kontinyu dan berkesinambungan seperti :
a. Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini, sehingga nantinya akan
membentuk sikap dan kepribadian peserta didik sejak dini.
b. Memberikan suri teladan atau contoh perbuatan baik dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengadakan kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar Islam.
d. Mengadakan pembinaan keagamaan seperti tatacara shalat, wudhu,
tayamum, berdoa, berzikir, shalat jamaah dan lain-lain.
e. Memberi teguran secara lisan dan tulisan kepada peserta didik apabila
ada yang berbuat yang mencerminkan akhlaq yang buruk.
f. Memberikan arahan dan motivasi tentang pentingnya melakukan
berbagai kewajiban seorang hamba kepada Allah seperti puasa, zakat,
berdoa, shalat dalam kehidupan sehari-hari.(sulaiman. 2005, hlm.26).
Indikator dari keberhasilan seorang guru dalam membina akhlak peserta didiknya
yaitu :
a. Peserta didik bersemangat dalam beribadah kepada Allah seperti shalat,
puasa, berzikir, berdo'a dan lain-lain.
b. Peserta didik mampu membaca al Quran dan menulisnya dengan benar serta
berusaha memahaminya.
c. Peserta didik terbiasa berkepribadian muslim (berakhlaq mulia)
d. Peserta didik mampu memahami tarikh Islam.
e. Peserta didik menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
(Mansyur,2006, hlm. 2).
2. Pembinaan Akhlak Oleh Orangtua terhadap siswa
Anak merupakan amanat Allah yang dititipkan kepada kedua orang tua, karena
itu anak dilahirkan dalam keadaan suci.Bagaimana kelak jadinya di kemudian
hari, tergantung kedua orang tua yang mendidik, membina, merawat sekaligus
mengarahkannya. (Thalib, 2006, hlm. 82)Sesuai dengan ajaran islam, pendidikan
anak merupakan tanggung jawab kedua orang tua, dan hasil ataupun buah hati
pendidikan anak tersebut kelak diakhirat nanti, kedua orang tua akan diminta
pertanggung jawaban oleh Allah SWT. dalam hal ini pembinaan orang tua
terhadap siswa antara lain adalah :
a) Mananamkan nilai aqidah atau tauhid
b) Memberi nama yang baik kepada anak
c) Menanamkan akhlak yang baik
d) Mendidik anak agar berbakti kepada kedua orang tua
e) Melatih dan mengajarkan anak shalat
f) Mengajarkan Al-Qur‟an
Setiap orang tua harus menyadari bahwa mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak-
anak adalah suatu keajiwaban mutlak, sebab bagaimana anak-anak dapat
mengerti ayat Al-Qur‟an jika mereka tidak mengerti Al-Qur‟an. Selain itu untuk
kepentingan bacaan dalam shalat, anak-anak pun wajib mengetahui dapat
membaca surat Al-fatihah atau surat-surat lain yang menjadi keperluan, muslim
dalam shalat. Dengan adanya tuntutan kewajibab shalat sehingga orang tua
wajib melatih anaknya sejak umur tujuh tahun mengerjakan shalat, maka mutlak
orang tua harus mengajarkan Al-Qur‟an kepada anaknya. (Heri Noer Aly, 2005,
hlm. 87).
3. Pembinaan Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Seseorang harus menyadari kekurangan dirinya yang merupakan langkah awal
dalam pembinaan terhadap diri sendiri, dalam membina diri sendiri yaitu
menjauhkan diri dari sifat tercela seperti berdusta, berburuk sangka, iri, dengki,
dan lain sebagainya.
Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri sendiri meliputi jasmani dan
rohani.Organ tubuh kita harus dipelihara dengan memberi konsumsi makanan
yang halal dan baik.Apabila kita memakan makanan yang tidak halal dan tidak
baik, berarti kita telah merusak diri sendiri.Perbuatan merusak ini termasuk
berakhlak buruk. Oleh karena itu islam mengatur makan dan minum tidak
berlebih-lebihan. (Deden Makbuloh,2013, hlm. 19).
Hal ini sesuai dengan firman Allah salam surah Al-A‟raf : 31
Artinya :Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Al-Qur‟an dan Terjemah, 2012, hlm. hlm. 154).
Akal kita juga perlu dijaga dan dipelihara agar tidak tertutup oleh pikiran kotor,
jiwa harus disucikan agar menjadi orang yang beruntung.Di antara sarana
pembinaan terhadap diri sendiri adalah :
a) Beribadah kepada Allah, berinteraksi dengan-Nya serta menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah.
b) Memperbanyak membaca Al-Qur‟an.
c) Menjaga waktu dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat dunia
dan akhirat.
d) Mencari teman pergaulan yang baik.
e) Percaya diri disertai dengan penyandaran kepada Allah.
b. Tujuan Pentingnya Pembinaan Akhlak
Pembentukan akhlak adalah sama dengan pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun
sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam
kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan
oleh Allah swt.Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di
dunia dan diakhirat. Proses pendidikan atau pembentukan akhlak bertujuan
untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan
terwujud secara kukuh dalam diri seseorang apabila setiap empat unsur utama
kebatinan diri yaitu daya akal, daya marah, daya syahwat dan daya keadilan,
Berjaya dibawa ke tahap yang seimbang dan adil sehingga tiap satunya boleh
dengan mudah mentaati kehendak syarak dan akal. Akhlak mulia merupakan
tujuan pokok pembentukan akhlak Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap
mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al-
Qur‟ an. (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004, hlm. 159).
Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan hal-hal yang
termasuk akhlak terpuji yaitu :
1) Mencintai semua orang. Ini tercermin dalam perkataan dan perbuatan.
2) Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan
transaksi. Seperti jual beli dan sebagainya.
3) Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta
terlebih dahulu.
4) Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemurah dan semua sifat tercela.
5) Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesama.
6) Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain.
7) Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji.
4. Konsep Akhlak
a) Pengertian Ahklak
Pengertian akhlak secara etimogis adalah jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, tingkah laku atau tabiat. Kesamaan akar kata diatas
mengisyaratkanbahwa dalam akhlak tercakup pengertian tercapainya
keterpaduan antara kehendak khaliq (Allah) dengan perilaku makhluk. Dengan
kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru
mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut di
dasarkan kepada kehendak Khaliq (Allah). Apabila akhlak seorang itu baik maka
ia akan mendapatkan kebaikan di akhirat nanti. (Humaidi Tatapangarsa, 2005
:hlm 90)
Ditinjau dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah
bentuk jamak dari kata Khuluk.Khuluqdidalam kamus Al-Munjid berarti budi
pekerti, perangai tingkah laku tabi‟at. Didalam Da‟iratul Ma‟arif dikatakan: “Akhlak
adalah sifat-sifat manusia yang terdidik”
Adapun maknanya adalah “sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak
yang telah dipilih Allah untukmu dalam Al-Qur‟an. Dalam Ash-Shohihainai
dikatakan, bahwa Hisyam bin Hakim berrtanya kepada „Aisyah tentang akhlak
Rosulullah, kemudian „Aisyah menjawab, “akhlak beliau adalah akhlak Al-
Qur‟an”. Akhlak berasal dari bahasa Arab jama' dari “khuluqun” yang menurut
lughat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Adapun secara
terminologi yang dikemukakan oleh ulama akhlak adalah sebagai berikut:
Artinya : Akhlak ialah Munculnya perbuatan manusia atas dasar cahaya batasan manusia untuk munculnya suatu perkara yang baik dan buruk.
Sebagaimana pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya
dan selalu ada padanya.Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik,
disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela
sesuai dengan pembinaannya. (Asmaran, 2002, hlm. 1)
Sedangkan menurut pendekatan secara terminology, berikut ini
beberapa pakar mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
1) Imam Al-Ghazali
Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat-
sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan gampang
tanpa memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu.
2) Ibnu Maskawih
Bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran
lebih dulu. (Akmal Hawi, 2014, hlm. 36)
3) Abdullah Darras
Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang
membawa kecendrungan kepada pemilihan pada pihak yang benar
(akhlak baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk). (Didiek
Ahmad Supadie, 201, hlm. 216).
4) Abu Bakar Al-Jaziri
Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri sendiri
manusia yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan
tercela dengan cara yang disengaja. (Mahjuddin, 2011, hlm. 3-4).
5) Al-Qurtuby
Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab
kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan tersebut termasuk
bagian dari kejadiannya.Definisi-definisi akhlak tersebut secara
subtansial tampak saling melengkapi, dan memiliki lima ciri penting
dari akhlak, yaitu:
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam
jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah
dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan
sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang besangkutan melakukan
suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar. Namun
karena itu perbuatan sudah mendarah daging sebagaimana
disebutkan pada sifat yang pertama, maka pada saat akan
mengerjakaan sudah tidak lagi memerlukan pertimbangan atau
pemikiran lagi.
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
seseorang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
atasdasar kemauan, pilihan, dan keputusan yang bersangkutan. Oleh
karena itu jika ada seseorang yang melakukan suatu perbuatan, tetapi
perbuatan tersebut dilakukan karena paksaan, tekanan, atau ancaman
dari luar, maka perbuatan tersebut tidak termasuk kedalam akhlak dari
orang yang melakukannya.
d. Sejalan dengan ciri yang ke empat perbuatan akhlak (khususnya
akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas
semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau
karena ingin mendapat suatu pujian. (abuddin, 2003, hlm. 4-6).
Berdasarkan pengertian diatas tentang akhlak bahwa akhlak adalah
suatu perangai atau tingkah laku manusia dalam pergaulan sehari-
hari.Perbuatan-perbuatan tersebut timbul dengan mudah tanpa
direncanakan terlebih dahulu karena sudah menjadi kebiasaan. Apabila
dari perangai tersebut timbul perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji
menurut akal sehat dan syari‟at, maka ia disebut sebagai akhlak baik dan
terpuji, sebaliknya, apabila yang timbul dari perangai itu perbuatan-
perbuatan yang buruk maka ia disebut sebagai akhlak yang buruk.
(Ahmad Hawi, 2014, hlm. 99).
b) Macam-macam Akhlak
1. Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)
Akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik, yang terpuji, yang tidak
bertentangan dengan hukum syarak dan akal pikiran yang sehat yang
harus dianut dan yang dimiliki oleh setiap orang.Manusia yang senantiasa
menyempurnakan akhlaknya yang mulia berarti juga menyempurnakan
jiwanya. Ketika jiwa sempurna maka akan semakin dekat dengan Allah
Swt. (Ahmad Subandi dan Salman Fadlullah, 2006 :hal. 229)
Contoh-contoh akhlak mahmudah.
a) Akhlak terhadap Allah Swt.
Akhlak kepada Allah swt dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada
tuhan sebagai khalik.
b) Akhlak terhadap diri sendiri
Islam mengerjakan agar manusia menjaga diri sendiri meliputi jasmani
dan rohani.Organ tubuh kita harus dipelihara dengan memberi
konsumsi makanan yang halal dan baik.Apabila kita memakan
makanan yang tidak halal dan tidak baik, berarti kita telah merusak diri
sendiri.Perbuatan merusak ini termasuk berakhlak buruk. Oleh karena
itu islam mengatur makan dan minum tidak berlebih-lebihan. (Deden
Makbuloh,2013, hlm.78 ).
Dalam surah Al-A‟raf :ayat 31
Artinya : Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan.Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-Qur;an dan terjemah, 2012, hlm. 154).
Akal kita juga perlu dijaga dan dipelihara agar tidak tertutup oleh
pikiran kotor, jiwa harus disucikan agar menjadi orang yang beruntung.
c) Akhlak terhadap keluarga
Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunnya.Kita
harus berbuat baik kepada orang tua. (Abu Ahmadi dan Noor Salimi,
2004 :hlm. 208)
d) Akhlak terhadap masyarakat
Islam mengajarkan agar seorang tidak boleh memasuki rumah orang
lain sebelum minta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Jika
tidak ada orangnya, maka janganlah masuk. (Deden Makbuloh, 2004,
hlm. 151). Seperti dijelaskan dalam Q.S. An-Nuur: 27-28
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah,
Maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kau kerjakan”.(Al-Qur‟an dan terjemah, 2012, hlm 352).
Berdasarkan ajaran yang luhur ini, mempunyai dampak yang mendalam
untuk tata kehidupan manusia.Akhlak Islami ini, jika diaplikasikan, tidak
mungkin ada pencurian.Bukankah pencurian merupakan perbuatan yang
paling meresahkan dan merusak tali kemanusiaan.Dalam berbisnis juga
harus berakhlak, jangan curang dalam takaran jual beli. (Deden makbuloh,
2004 : hlm. 152). Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Muthaffifin : 1-3 yang
berbunyi:
Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (Al-Qur‟an
dan Terjemah, 2012, hlm. 587)
Hal ini merupakan akhlak mulia yang tidak terbantahkan oleh alasan
apapun bahwa itu semua diperlukan dalam membangun hidup dan
kehidupan bermasyarakat.
e) Akhlak terhadap lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang disekitar
manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang
tak bernyawa.Pada dasarnya akhlak yang dijarkan al-Qur‟an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai kholifah.Kekholifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan
manusia terhadap alam.Kekholifahan mengandung arti pengayom,
pemelihara, serta pembimbing, agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
2. Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)
Akhlak madzmumah (akhlak tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan
dari akhak mahmudah (akhlak terpuji). Selain menjaga akhlak mahmudah,
seorang muslim juga harus menghindari akhlak madzmumah yang
meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin
menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan
diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan
pemarah. Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh
Syetan dan kita sama sekali tidak boleh memiliki akhlak yang demikian,
karena akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela dan sangat harus
di jauhi.
Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:
a) Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan
atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang
tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak
ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-
isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati,
maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan
sampai pembunuhan.
b) Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.
Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan
kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan
berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain
mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya
saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa
kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik
orang lain.
c) Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap
sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan,
karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang
dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus
ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki
dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan
tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki
orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah
menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan
berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud. (Rosihon
Anwar, (2010), Akhlak Tasawuf, hlm. 36).
c) Sumber Akhlak
Akhlak merupakan cerminan diri pada umat Islam yang tentu saja
mempunyai dasar.Dan dasar inilah yang harus dihayati dan diamalkan
agar tercipta akhlak yang mulia.M.Ali Hasan dalam buku akmal hawi
mengemukakan bahwa yang menjadi dasar sifat seseorang itu baik atau
buruk adalah Al-Qur‟an dan Sunnah.Apa yang baik menurut Al-Qur‟an dan
Sunnah, itulah yang baik untuk dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, apa yang buruk menurut Al-Qur‟an dan Sunnah. Berarti itu
tidak baik dan harus dijauhi. (Akmal hawi, ,2014, hlm. 100)
Ukuran baik dan buruk perbuatan manusia adalah ajaran tuhan
(Agama).Segala perbuatan yang diperintahkan agama itulah perbuatan
yang baik, dan segala perbuatan yang dilarang agama itulah yang
perbuatan yang buruk.Didalam Islam semua itu bisa dirujuk dalam Al-
Qur‟an dan al-Sunnah.Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh teladan
yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk
kepribadian.Begitu juga sahabat-sahabat Beliau yang selalu berpedoman
kepada al-Qur‟an dan as-Sunnah dalam kesehariannya.
Dengan demikian, sumber akhlak Islam adalag Al-Qur‟an dan as-
Sunnah.Maka segala sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela,
benar atau salah, didasarkan pada penilaian Al-Qur‟an dan as-Sunnah.
(Didiek Ahmad, 2012, hlm 222-223). Firman Allah dalam surah Al-Ahzab
ayat 21 menyatakan :
Artinya :Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Al-Qur‟an dan Terjemah, 2012, hlm. 420).
Sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah Al-Ahzab : 21 menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad SAW. Terdapat contoh yang paling tepat untuk dijadikan
keteladanan dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia karena Nabi
selalu memedomani Al-Qur‟an dengan demikian, segala bentuk perilaku
manusia yang menyatakan dirinya muslim hendaklah dapat
merealisasikan kedua sumber tersebut diatas dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagaimana dengan peran hati nurani, akal dan pandangan
masyarakat dala dalam menentukan baik dan buruk karena manusia
diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan
Allah sebagaimana dalam surah Ar-Ruum ayat firman Allah :
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Qur‟an dan Terjemah, 2012, hlm. )
Akhlak merupakan cerminan diri pada umat islam yang tentu saja
mempunyai dasar inilah yang harus dihayati dan diamalkan agar tercipta
akhlak yang mulia. M. Ali Hasan dalam buku akmal hawi mengemukakan
bahwa yang menjadi dasar sifat seseorang itu baik atau buruk adalah Al-
Qur‟an dan Sunnah.Apa yang baik menurut Al-Qur‟an dan Sunnah, itulah
yang baik untuk dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa
yang buruk menurut Al-Qur‟an dan Sunnah, berarti itu tidak baik dan itu
harus dijauhi. (Akmal Hawi, 2014 :100)
Dengan demikian, sumber akhlak Islam adalah Al-Qur‟an dan al-Sunnah,
maka segala sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, benar
atau salah, didasarkan pada penilaian AL-Qur‟an dan al-Sunnah. Menurut
al-maududi dan AL-Ghazali, disamping Al-Qur‟an dan al-sunnah sebagai
pokok akhlak, dikenal pula sumber tambahan (pelengkap) yaitu akal,
pengalaman, dan intuisi, dengan syarat produk sumber tambahan tadi
tidak betentangan dengan sumber pokok. (Didiek Ahmad, 2012 :hlm. 222).
c) Tujuan Akhlak
Secara umum tujuan akhlak adalah tercapainya kebaikan dan keutamaan.
Adapun kebaikan menurut Al-Ghazali bersumber pada empat hal:
1) Kebaikan jiwa (al-nafs), ini berasal dari ilmu, kebijaksanaan, kesucian
diri, dan keadilan.
2) Kebaikan dan keutamaan badan (jasmaniah). Bila diperoleh melalui
sehat, kuat, tampan, dan panjang usia.
3) Kebaikan yang datang dari luar (exstrnal/al-kharijiah). Berasal dari
harta, keluarga, pangkat, nama baik atau kehormatan.
4) Kebaikan bimbingan (taufiq-hidayah). Ini diperoleh dengan petunjuk,
bimbingan, penelurusan, penguatan dari Allah. (Kasmuri Selamat dan
Ihsan Sanusi, 2012 :hlm. 8)
M. Ali Hasan dalam buku akmal hawi menjelaskan bahwa tujuan pokok
akhlak adalah “agar setiap manusia berbudi pekerti (berakhlak),
bertingkah laku, berperangai, atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai
dengan ajaran islam”. Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa
tujuan dari pada akhlak adalah agar setiap manusia dapat bertingka laku
dan bersifat baik serta terpuji.Akhlak yang muliia terlihat dari tampilan
sikap pengabdianya kepada Allah swt.Dan kepada lingkungannya baik
kepada sesama manusia maupun terhadap alam sekitarnya. Dengan
akhlak yang mulia manusia akan memperoleh kebahagiaan didunia dan
akhirat. (Akmal Hawi,2014 : hlm,100-101).
B. Studi Relavan
Penelitian mengenai peran guru aqidah akhlak dalam pembinaan akhlak
sisa di Madrasah Aliyah Desa Muhajirin Kecamatan Jambi Luar
KotaKabupaten Muaro jambi, yang seidentik diantaranya sebagai berikut :
1) M. Iqbal (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membina Akhlak Sisiwa Di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi” dijelaskan bahwa pembinaan akhlak
siswa dimadrasah aliyah laboratorium kota jambi yaitu berperan dalam
menanam nilai-nilai ajaran agama islam kepada siswa, menerapkan
sikap disiplin dalam diri siswa, menerapkan kebiasaan baik pada siswa
dan memberi contoh atau teladan yang baik pada siswa.
2) Nurhazami (2013) yang berjudul “Upaya Guru Dalam Membina Akhlak
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi” menjelaskan bahwa
solusi guru dalam meningkatkan pembinaan akhlak siswa di MTS Asas
Islamiyah Kota Jambi melalui sanksi yang lebih tegas seperti
memanggil orang tua dan bekerja sama dengan orang tua untuk sama-
sama memperhatikan tingkah laku anak. Upaya lain dilakukan melalui
kegiatan keagamaan misalnya melalui kegiatan peringatan hari besar
Islam, dan mengintensifkan pendidikan agama.
3) Hasil penelitian Hanisah Jurusan pendidikan agama Islam Fakultas
Tarbiyah UIN STS Jambi Tahun 2012 dengan Judul upaya orang tua
dalam Mendidik Akhlak Anak di desa dusun Mudo Kecamatan Taman
Raja Kabupaten muaro jambi.
Dimana yang ditemukan oleh penulis bahwa bentuk akhlak anak
didesa dusun mudo ini anak masih ada yang mencuri, yang berkata
tidak sopan, dan yang berbohong.Hal ini disebabkan oleh kurangnya
perhatian orang tua terhadap anaknya dikarenakan orang tua sibuk
bekerja, pendidikan orang tua yang rendah, dan pengaruh pergaulan
anak.Untuk itu upaya yang dilakukan orang tua dalam bertanggung
jawab atas pendidikan akhlak anaknya yaitu dengan Cara memberikan
Contoh berakhlak baik, membiasakan anak berakhlak baik, dan
4) M, Al mizon (2014) yang berjudul upaya orang tua dalam mendidik
anak gemar membaca Al-Qur‟an, di rumah, padang palangeh
kecamatan pelepat ilir, dimana yang di temukan penulis dalam judul
skripsi nya ya itu, permasalahannya si anak lebih banyak bermain,
antara membaca al-quran, upaya orang tua antara harus lebih
control atas waktu belajar membaca Alquran & bermain sang anak.
memberikan pujian bagi anak yang berakhlak terpuji, serta
memberikan nasehat kepaa anak untuk berakhlak terpuji.
Dari beberapa penelitian yang telah dilaksanakan diatas, terlihat jelas
bahwa fokus pembahasan penelitian tersebut berbeda dengan fokus
pembahasan pada penelitian yang penulis lakukan. Fokus
pembahasan pada penelitian yang penulis lakukan lebih terfokus pada
Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan ini sangat diperlukan agar dapat mencapai tujuan
penelitian.Secara umum, pendekatan penelitian ini adalah berparadigma
penelitian kualitatif.Metode penelitian kualitatif ini sering di sebut pula
dengan pendekatan naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah.“Disebut juga penelitian etnografi karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya yang analisisnya lebih bersifat kualitatif.”( Sugiono,
2014 : hlm 1).
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya.( Lexy J Moleong, 2002 : hlm 3). Metode deskriptif juga
dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan,
karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata
lain penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan
yang sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh
dari lapangan dan kemudian dianalisis beradasarkan variable yang satu
dengan lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang
kenakalan siswa dalam pembelajaran, lokasi penelitian ini dilakukan di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan.Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih bisa menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitiian
Setting penelitian adalah tempat atau lokasi di mana dilakukan
suatu penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah
Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo. Karena
permasalahan yang diajukan dalam latar belakang masalah relevan
dengan keadaan dilapangan.Alasannya agar dalam penelitian serta
hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sebenarnya.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang di teliti diambil dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiono (2008) purposive samplingadalah “Teknik
pengambilan sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu.”
(Sugiono,2008: hlm 124). Dengan demikian, penentuan sampel akan
dilakukan dengan memperlihatkan kapasitas dan kapabilitassampel
(subjek penelitian atau informan) dalam menjelaskan objek penelitian
yang akan dikaji.
Adapun yang akan dijadikan subjek penetelitian adalah siswa
kelasXI, guru aqidah akhlak, kepala sekolah.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara.(Mukhtar, 2010. hlm.
86).Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dan pegamatan (observasi) kepada para responden yaitu guru
mata pelajaran Aqidah AkhlakMadrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Kabupaten Muaro Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari dokumentasi (profil
sekolah dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya.( Lexy. J.
Moleong, 2011 :hlm 90).Data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui dokumentasi yang meliputi profil sekolah dan struktur
organisasi, sarana dan prasarana, keadaan pengajar, dan keadaan
siswa-siswaMadrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo :
2. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, guru
Aqidah Akhlakdan peserta didik.
b) Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar
mengajar dan suasana keseharian di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
c) Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan
sekolah, baik jumlah siswa, dan jumlah guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk
memperoleh data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara,
dokumentasi.
Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara
langsung.Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam
lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan
terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang
dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara
langsung data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang ada
di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan
penerapan pendidikan di lingkungan sekolah.
2. Metode Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.
Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor
yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor
tersebut ialah, pewawancara, responden, topik penelitian yang
tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.(masri
Singarimbun, 2006 : hlm 192)
Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui wawancara
langsung secara terpimpin antara peneliti dan orang yang memberi
informasi dengan menggunakan daftar wawancara.Wawancara ini
dipakai untuk lebih mendalami data yang diperoleh dari observasi.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
halseluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya tulis. Metode ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data catatan, surat-surat dokumen lainnya
yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Data tersebut antara
lain:
a) Sejarah dan geografis berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
b) Struktur organisasi sekolah
c) Keadaan guru dan siswa
d) Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik analisis data
Untuk menganalisis data, maka penulis menggunakan analisis data
kualitatif. Data kualitatif ini akan dianalisis dengan:
1. Analisis Domain
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif.
Analisis domain biasanya digunakan untuk memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh tentang situasi social yang diteliti atau objek
penelitian (Sugiono, 2013 :hlm 256).
Analisis domain ini peneliti gunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari lapangan secara garis besarnya yakni tentang gambaran
yang masih bersifat umum terhadap data yang diperoleh.Analisis data
pada tahap ini, peneliti mendapat gambaran secara garis besarnya
tentang Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
2. Analisis Taksonomi
Pada analisis ini, fokus penelitian ditetapkan terbatas pada domain
tertentu, domain yang dipilih oleh peneliti ditetapkan sebagai fokus
penelitian, perlu diperdalam lagi melalui penelitian ditetapkan terbatas
pada domain tertentu yang sangat berguna dalam mendeskripsikan atau
menjelaskan fenomena atau fokus yang menjadi sasaran semula
penelitian.Melalui analisis taksonomi maka penulis melakukan analisa
yang mengarah pada suatu pembahasan yang lebih konkrit guna untuk
mengambil suatu kesimpulan terhadap masalah yang di teliti.(Djam‟an
satori & Aan Komariah, 2012 :hlm 356)
3. Analisis komponensial
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru
yang memiliki perbedaan atau yang kontras.Data ini dicari melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. (Djam‟an satori, 2012 :hlm 360)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknis pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai perbandingan terhadap data itu. (lexy J.Meleong, 2004
:hlm330). Jadi dalam hal ini mengecek smber data yang diperoleh
dilapangan berkenaan dengan penelitian ini.Penelitian ini menggunakan
tringulasi dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, maupun pemerinta.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Berdasarkan teknik diatas, maka penulis bermaksud untuk mengecek
kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangan tentang
tentang Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungodari sumber observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan keseluruhan data yang diperoleh
dilapangan dalam penelitian ini.
G. Jadwal penelitian
Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka kegiatan penelitian ini
dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1) Tahap pertama, meliputi kegiatan penyusunan proposal, perbaikan
proposal, penyusunan instrument penelitian, dan penyusunan izin riset
atau penelitian.
2) Tahap kedua, pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisa
tahap awal.
3) Tahap ketiga, menganalisa data, selanjutnya menyusun data
penelitian, penulisan laporan akhir, dan analisis.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
MAS. Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Kecamtan Pelepat berdiri
pada tahun 1999, MAS ini didirikan oleh Bapak Sungkowo.S.Ag. M.Pd.I
yang bekerjasama dengan masyarakat Dusun Sungai Gurun pada
awalnya MAS. ini berbentuk lembaga pendidikan Madrasah Aliyah yang
dibangun oleh Yayasan Nurul Islam dan bertempat di Dusun Koto Jayo,
madrasah ini dibangun pada tahun 1975 akan tetapi karena letaknya yang
kurang strategis yakni jauh dari jalur transportasi sehingga pada tahun
1986 madrasah ini tidak lagi bisa beroperasi yang disebabkan oleh tidak
adanya siswa dan kurangnya tenaga pengajar, masa fakum ini
berlangsung 10 tahun yakni waktu yang cukup lama, kemudian pada
tahun 1998 ketua Yayasan Nurul Islam yang pada waktu itu dipimpin oleh
Bapak H. M. Sanusi, berinisiatif membuka kembali madrasah tersebut
dalam bentuk MAS. , akhirnya pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 18
September Bapak H.M. Sanusi menghimpun alumni-alumni Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Yayasan Nurul Islam (YASNI) yang
mempunyai prestasi akademik untuk diangkat menjadi pengelola MAS.
Nurul Khoiriyah dan pada masa itu diangkat lah enam orang alumni STAI
YASNI Muara Bungo sebagai guru tetap yayasan yang ditugaskan di
MAS. Nurul Khoiriyah, diantaranya adalah: Bapak Sungkowo, S.Ag.
M.Pd.I sebagai pimpinan pondok, Ustaz Romali sebagai Pembina asrama
putra, Ustaz Anwar sebagai bendahara, Ibu Halimah AW.S.Ag sebagai
Pembina asrama putri, Amran sebagai pelatih keterampilan seni baca Al-
Qur,an, dan Ustaz Dipo Alam sebagai guru intensif bahasa Arab dan
Ingrris.1
1 Panitia Pendiri MAS. Nurul Khoiriyah, Proposal Usulan Izin Operasional MTs. Nurul
Khoiriyah, tahun 1999 (Tidak diterbitkan), h. 3.
54
Pada mulanya MAS.ini berlokasi di Desa Koto Jayo namun karena
daerah tersebut kurang strategis jika ditinjau dari analisa peluang dalam
memperoleh kemajuan maka atas inisiatif Bapak Sungkowo maka tempat
operasi dipindahkan ke Desa Sungai Gurun dan menumpang di Madrasah
Ibtidaiyah Junadil Islam, tepatnya pada tanggal 16 juni 1999 kemudian
MAS. ini memperoleh tanah wakaf dari salah satu warga masyarakat
yang hingga saat ini dijadikan tempat pembangunan MAS. Nurul
Khoiriyah.
Sejak awal lembaga pendidikan pesantren ini melaksanakan
pendidikan melalui penjenjangan sebagai berikut:1) Madrasah Aliyah
materi pokok pelajaranya adalah nahwu sharaf, fiqh, Al-qur‟an Hadits,
Sejarah kebudayaan Islam, tauhid, tajwid, akidah akhlak. dan paginya
melaksanakan kurikulum departeman agama. Sedangkan untuk Madrasah
Aliyah materi pokok pelajaran pondoknya adalah nahwu, saraf, tauhid,
fiqih, ushul fiqh, balaghoh, tafsir,tasawuf, mantiq, dan paginya dari jam
7.30-13.30 mereka diberikan kesempatan belajar di madrasah dengan
kurikulum departemen agama.
Disamping materi-materi pokok keilmuan para siswa juga diberikan
pelatihan-pelatihan keterampilan keagamaan diantaranya Kaligrafi,
Tahsinul qiro,ah, berjanji nazam, dan muhadoroh. Program inilah yang
menjadi keunggulan bagi MAS Nurul Khoiriyah dalam membekali para
siswanya, sehingga diharapkan ketika para siswanya telah lulus, mereka
mampu mengurangi ketergantunganya pada orang lain serta bisa
mendapatkan penghidupan yang layak ditengah-tengah masyarakat
dengan tidak mengorbankan kehormatan. Karena mereka selain dibekali
dengan ilmu untuk memperoleh kebahagiaan dunia, mereka juga dibekali
dengan ilmu untuk mendapatkan keselamatan akhirat.
2. Geografis
MAS Nurul Khoiriyah terletak di jalan Lintas Sumatra KM.25
Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Dengan jarak dari
kantor kecamatan hanya 5 (lima) kilo meter, dan jaraknya dari pusat
kabupaten adalah 30 kilo meter.Untuk lebih jelasnya keberadaan MAS
Nurul Khoiriyah Sungai Gurun secara geografis terletak sebagaimana
berikut ini:
a) Sebelah timur berbatasan dengan Perumahan Penduduk.
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Rantau Keloyang.
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan Penduduk
d) Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Lintas Sumatra.
e) Sebelah Barat berbatasan dengan Perumahan Penduduk.
Gambar. 1.
STRUKTUR ORGANISASI MAS. NURUL KHOIRIYAH SUNGAI GURUN
PELEPAT
Sumber : Dokumentasi MAS. Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Tahun
2019/2020
D Keadaan Siswa
Keadaan siswa MAS Nurul Khoiriyah yang penulis maksud di sisni
adalah jumlah siswa keseluruhan berdasarkan jenjang pendidikanya yang
berada di bawah naungan MAS Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Pelepat
pada saat penelitian ini berlangsung yakni tahun ajaran Tahun 2019/2020
sebagaimana tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Keadaan Siswa MAS Nurul Khoiriyah Sungai Gurun
Pelepat Tahun 2019/2020
Kepala MAS.
Miftahul Hamim, S.Pd.I
Waka Kurikulum
Rahmad Jais. S.Pd.I
Siswa
Waka Kesiswaan
Hanafi Pudin. S.Pd.I
GURU
Kabag TU
Lugianto. S.Pd.I
Staf.
Nurwahyuni.
Komite
Sulaiman Rasyid
No Kelas L P Jumlah
1 X 17 9 26
2 XI 13 22 35
3 XII 17 21 38
Jumlah 47 52 99
Sumber : Dokumen MAS Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Tahun 2019/2020
Dari tabel di atas maka dapat kita ketahui bahwa MAS Nurul Khoiriyah
mempunyai jumlah siswa yang cukup untuk ukuran madrasah swasta
yang ada di wilayah Kabupaten Bungo.
E. Keadaan Guru dan Pegawai
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan formal, tetapi juga di masjid, di surau atau di rumah
dan lain sebagainya.2
Adapun guru dan pegawai yang mengajar di MAS Nurul Khoiriyah
pada Tahun 2019/2020 adalah sebagaimana pada tabel 2 berikut ini:
Tabel. 2 Keadaan Guru pada Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Tahun ajaran 2019/2020 :
NO NAMA GURU BIDANG STUDI
JABATAN KET
1 2 3 4 5
1 Miftahul Hamim, S.Pd.I
Matematika Kepala MAS Honorer
2 Rahmad Jais, S.Pd.I Al-Qur,an Hadits
Waka Kurikulum
Honorer
3 Siti Fatimah, J. S.Ag Fiqih Guru PNS
2Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Murid dalam Interaksi Education (Jakarta: Rineka Cipta, 2000
) h. 31.
4 Kholik S.Pd.I Akidah Akhlak
Guru PNS
5 Amran, S.Pd.I SNI Guru PNS
6 Epi Nurbaya, S.Pd.I Bhs.Indonesia
Guru PNS
7 Isromudin, S.Pd.I PKn Guru PNS
8 Lugianto TIK Guru Honorer
9 Nia Oktavia, S.Pd Matematika Guru Honorer
10 Hendra, S. Pd. I IPA Terpadu Guru Honorer
11 M. Yais, S.Pd.I Praktek Ibadah
Guru Honorer
12 M. Hanapi, S. Kom Bhs Arab Guru Honorer
13 Linda Pertiwi, S.Pd.I Bhs Inggris Guru Honorer
14 M. Syafi,i, S.Pd.I Penjaskes Guru Honorer
15 Siti Ustina Yari, S.Pd.I
Bhs Inggris Guru Honorer
16 M. Hamim, S.Pd.I Matematika Guru Honorer
(Sumber : Dokumen MAS Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Tahun
2019/2020)
F. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Tabel 3 Keadaan Sarana dan Prasana di MAS Nurul Khoiriyah Sungai
Gurun Pelepat 2019
No Jenis Jumlah
Ukuran
1 Ruang keterampilan menjahit 1 6 x 10 M
2 Mesin jahit 3 Unit
3 Komputer 15 Unit
4 Pengeras suara/ son sistem 1 Unit
5 Al-qur,an 58 Buah
6 Ruang kelas belajar 9 Kelas
7 Ruang Komputer 1 6 x 10 M
8 Ruang guru 1 12x6 M
9 Ruang Kepala Madrasah 1 3xx5.M
10 Ruang Osis 1 6x6. M
11 WC Siswa 1 3x3 M
12 Ruang TU 1 3x3 M
13 Ruang Pustaka 1 12x6 M
14 Lapangan Takraw 1 Unit
15 Lapangan Bola Voli 1 Unit
16 Kursi dan Meja guru 20 Unit
17 Kursi dan Meja siswa 150 Unit
18 Bendera 3 Lembar
19 Papan tulis 4 Lembar
20 Lapangan Bulu Tangkis 1 Unit
21 Mesin Tik Manual 2 Unit
22 Peralatan tataboga 1 Unit
23 Lemari Arsip 2 Unit
24 Mimbar/ fodium 1 Unit
25 Kursi dan meja tamu 1 Set
26 Ruang Tamu 1 3x6. M
27 Tempat parker 1 3x12. M
28 Bola voli 5 Buah
29 Bola Takraw 12 Buah
30 Tenda Pramuka 2 Unit
31 TV dan Digital 2 Unit
32 Labor IPA 1 6x8
33 Infokus 1 Unit
Sumber: Dokumen MAS Nurul Khoiriyah Sungai Gurun Pelepat
2019/2020
B. Temuan Khusus dan Pebahasan
1. BentukKegiatan dalam ProsesPembinaan Akhlak Siswa
Berdasarkan hasil pengumpulan data dilapangan, diperoleh informasi
bahwa dalam kegiatan pembinaan akhlak siswa di sekolah, seorang guru
mengambil beberapa kegiatan sebagai berikut: (1) Mengajar berdasarkan
kurikulum yang telah di terapkan dalam RPP, (2) Mengadakan kegiatan
pesantren kilat, (3) Melalui kegiatan perlombaan dalam rangka peringatan hari
besar Islam, (4) Kegiatan sosial.
a. Mengajar Bedasarkan Kurikulum yang Telah di Terapkan dalam
RPP
Guru aqidah akhlak sebagai seorang pendidik akhlak, memiliki suatu
sikap, perilaku maupun sikap-sikap akhlak yang baik dan mulia, oleh karenanya
seorang guru sudah semestinya dapat dijadikan sebagai panutan, menjadi
contoh teladan yang baik kepada peserta didiknya. Sifat-sifat ini diterapkan atau
diimplementasikan ketika dalam proses pembelajaran sehari-hari, terutama pada
saat guru Aqidah Akhlak ini mengajar dalam lingkungan Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
Berkaitan dengan pembinaan akhlak siswa, guru Aqidah Akhlak di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, telah
membuat program dan melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan yang
bertujuan untuk membina akhlak siswa. Berikut adalah bentuk kegiatan dalam
proses pembinaan akhlak siswa di sekolah.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, terlihat bahwa proses kegiatan
belajar mengajar secara umum sudah berjalan dengan tertib (Oservasi, tanggal
18 April 2019). Majelis guru sudah melakukan tugasnya sebagai pendidik secara
disiplin dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini dibenarkan oleh
Bapak Miftahul Hamim, S.Pd selaku kepala Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungosebagai berikut:
“Majelis guru disini selaku pengajar memang bertugas merencanakan program pengajaran.Setiap guru tanpa terkecuali saya minta unuk menyiapkan RPP (Rencana Program Pembelajaran) dan peragkat mengajar mereka masing-masing dengan lengkap.Pokonya hal ini selalu dipantau, tidak terkecuali guru mata pelajaran Aqidah Akhlak.” (wawancara, 18 April 2019).
Melalui proses perencanaan inilah kemudian diambil langkah-langkah
kegiatan yang akan di terapkan di dalam kelas dengan tujuan mencapai target
pengajaran jangka pendek, menengah, dan jangka pangka panjang. Berdaskan
observasi dilapangan diketahui bahwa majelis guru membuat RPP berdasarkan
kurikulum dan silabus yang ada.Dengan demikian, apa yang diinginkan dari
setiap pelajaran yang diberikan kepada siswa dapat terwujud. Hal ini yang
dilakukan oleh guru Aqidah Akhlak di sekolah dalam bentuk pembinaan akhlak
siswasebagai berikut:
“Saya selaku guru Aqidah Akhlak, saya sangat sadar akan peranan yang wajib saya lakukan adalah mengajar. Oleh sebab itu, sebelum saya mengajar, saya akan menyusun RPPsebaik-baiknya dengan menyesuaikan kepada permintaan kurikulum dan silabus dari
sekolah.supaya yang saya ajarkan nantinya didalam kelas dapat mencapai sasaran yang tepat.Membangun karakter pada peserta didik.” (Guru Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, Bapak H. Kholik, S.Pd.I, wawancara, 18 April 2019)
Sebagai guru, tentu saja Bapak H. Kholik, S.Pd.Iselaku pengajar mata
pelajaran Aqidah Akhlak sangat berhati-hati dalam menyusun perangkat
mengajarnya dan tidak melakukan kesalahan, membuat RPP yang baik untuk
mencapai sasaran.Maka tidak heran jika kemudian Bapak H. Kholik, S.Pd.I
melakukan berbagai kegiatan sehingga perannya sebagai guru dapat berimbas
kepada perbaikan akhlak peserta didiknya.
“Untuk mencapai tujuan pendidikan dan suksesnya kegiatan belajar mengajar di kelas, maka saya sebagai guru Aqidah Akhlak sebelum belajar mengajar dikelas biasanya saya merumuskan dulu rencana mengajar, membuat program, mempelajari metode yang tepat untuk di praktekkan didalam kelas, dan kalau perlu, kadang-kadang saya membuat alat peraga agar siswa semakin mudah memahami materi yang saya ajarkan kepada mereka.”(Guru Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, Bapak H. Kholik, S.Pd.I, wawancara, 18 April 2019)
Apa yang dinyatakan oleh informan diatas kepada peneliti menunjukkan
bahwa persiapan beliau sebelum mengajar sudah berniat baik untuk mengajar.
Hal ini menandakan bahwasanya ada motivasi yang kuat dari guru Aqidah
Akhlak dalam mentransfer ilmu pengetahuannya kepada siswa, yang bermakna
pembinaan akhlak.Hal ini tentu sangat positif, mengingat tugas utama seorang
guru adalah sebagai pengajar.
Sebagai seorang guru, di samping mempersiapkan rencana pengajaran,
maka tugas lainnya adalah memberikan evaluasi.Evaluasi yaitu penilain secara
jujur terhadap prestasi anaknya dalam satu mata pelajaran tertentu termasuk
Aqidah Akhlak. Bapak H. Kholik, S.Pd.Iselaku guru Aqidah Akhlak juga
melakukan evaluasi dalam tiga hal yaitu: (1) Aspek Kognitif; (2) Afektif; (3)
Psikomotorik. Dalam pandangan Bapak H. Kholik, S.Pd.I, iaselalu memberikan
penilaian secara objektif. Hal ini dilakukan sebab dengan cara itu, anak-anak
akan dapat mengukur kemampuan dirinya sendiri selama dalam proses
pendidikan di sekolah. Hal ini akan berdampak pada diri siswasetelah mereka
mengetahui berapa nilai yang mereka peroleh untuk mata pelajaran Aqidah
Akhlak, khususnya pada ranah afektif dan psikomotoriknya. Dengan adanya
penilaian didalam raport, maka siswa terpacu untuk memperbaiki perilakunya di
sekolah kearah yang lebih baik lagi.Hal ini disampaikan oleh salah satu siswa
kelas XI di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo sebagai berikut:
“Kami senang dengan cara mengajar bapak, kalau beliau menjelaskan pelajaran tidak terlalu monoton dalam menyampaikan pelajaran. Dengan adanya pelajaran aqidah akhlak sangat membantu saya dalam berakhlak dengan baik, dengan adanya pelajaran ini pula saya dapat mengetahui tata cara berakhlak mulia terhadap orang lain yang lebih tua dari saya, teman dan keluarga.” (wawancara, 19 April 2019).
Berdasarkan hasil wawancara bersama siswa, dapat disimpulkan bahwa
pelajaran aqidah akhlak disukai oleh para siswa, dan penting untuk dipelajari
oleh setiap siswa. Hal ini juga dapat membantu memperbaiki atau membentuk
akhlak siswa, karena siswa merupakan anak didik yang sangat diharapkan
mempunyai akhlak terpuji, sebagai generasi yang akan datang supaya lebih
maju. Maka itu pentingnya guru aqidah akhlak dalam melakukan pembinaan
akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo.
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru aqidah akhlak yaitu dengan cara menyampaika materi
melalui metode ceramah, tanya jawab, memberikan tugas setelah belajar, serta
memberikan contoh langsung kepada siswa bagaimana berakhlakul karimah
sehingga siswa dapat memahami apa yang telah diajarkan oleh guru aqidah
akhlak.
Dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo menunjukkan bahwaguru yang mengajar
memiliki langkah-langkah tersendiri dalam metode mengajar.Hal ini dilakukan
untuk mempermudah mereka dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik, sehingga dalam pemilihan metode yang sesuai dengan materi
yang disampaikan.
Para guru diberi kebebasan dalam memilih metode yang efektif untuk
masing-masing guru sesuai dengan materi yang disampaikan. Hal ini
sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo sebagai berikut:
“Dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh setiap guru itu harus
sesuai dengan keputusan Departemen Agama dan Kurikulum yang
diterapkan di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo. Setiap guru diberi kesempatan untuk mengembangkan
metode yang efektif bagi mereka dalam menyampaikan materi yang
mereka sampaikan.Terutama pada pelajaran aqidah akhlak, harus
mempunyai metode yang menarik agar peserta didik itu tidak bosan dalam
pembelajaran” (wawancara, 18 April 2019).
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara diatas dapat dipahami
bahwa pendidikan aqidah akhlak merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk memperbaiki akhlak peserta didik, karena materi-materi yang ada
didalamnya terdapat pelajaran yang memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada peserta didik agar berakhlakul karimah. Dengan menyampaikan metode
yang digenakan dapat memberikan semangat kepada peserta didik dalam
mengikuti pelajaran aqidah akhlak.keberadaan guru aqidah akhlak sangat
penting dalam memberikan pendidikan Aqidah Akhlak yang maksimal terhadap
peserta didiknya. Muatan materi aqidah akhlak bukan hanya bersifat teori
semata, akan tetapi didalamnya sangat banyak nasehat, akhlak dalam kehidupan
peserta didik. Sehingga peserta didik mudah untuk memahami pelajaran yang di
sampaikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi dilapangan menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan masing-masing
materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Hal
ini mengingat peserta didik yang terdapat di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo yang sedang mengalami pubertas.Oleh
sebab itu kepala Madrasah selalu memberikan masukan-masukan kepada
majelis guru untuk dapat berperan mencari metode yang cocok untuk digunakan
dalam penyampaian setiap materi pelajaran, aqidah akhlak dalam pembinaan
akhlak siswa.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi aqidah akhlak
sangat penting, hal ini ditunjukkan bahwa metode pembelajaran materi aqidah
akhlak tersebut, dimana pada proses berikutnya dalam mewujudkan siswa-siswi
yang berakhlakul karimah sangat diperlukan sebuah wadah dalam pembentukan
sikap dan perilaku siswa kearah yang baik. Oleh karena itu metode yang
dominan dalam penyampaian materi aqidah akhlak adalah metode ceramah dan
Tanya jawab.
Penggunaan metode pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo merupakan sebuah keharusan yang
dilakukan oleh guru bidang studi, sementara kapasitas kepala Madrasah sebagai
pemegang kebijakan yang tertinggi otoritas dalam pemberian kesempatan
kepada guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar, terutama yang
berkenaan dengan peningkatan kualitas murid.
Metode yang disampaikan dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo adalah beraneka ragam sesuai
dengan kebutuhan masing-masing bidang studi.Dengan demikian peserta didik
dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru menjadi
fasilitator dalam kegiatan tersebut.
Mengingat pelajaran adalah proses bagi siswa dalam membangun
pemahaman diri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan hal itu secara lancer dan termotivasi,
suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan peserta didik secara aktif,
terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan
keaktifan peserta didik dan mengasah ranah kognitif,afektif, psikomotorik. Proses
pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap akan
terjadi melalui proses pencarian dari diri peserta didik.
b. Mengadakan Kegiatan Pesantren Kilat Pada Bulan Ramadhan
Dalam kegiatan pembentukan akhlak siswa selain melalui proses
pembelajaran di dalam kelas juga di lakukan melalui kegiatan pembinaan di luar
kelas atau di luar pelajaran. Seperti kegiatan pesantren kilat, melaksanakan
perlombaan-perlombaan dalam memperingati hari besar Islam, dan
melaksanakan kegiatan kepedulian sosial seperti menjenguk siswa yang sedang
tertimpa musibah. Hal ini di sampaikan oleh Bapak Miftahul Hamim selaku
Kepala Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo,
sebagai berikut:
“Kegiatan pesantren kilat pada bulan Ramadhan dimana setiap siswa, wajib hadir mengikuti pesantren kilat ini, yang dilaksanakan seminggu penuh mulai jam 08:00-11:00 WIB. Siswa yang hadir harus mengisi absen sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang mengikuti pesantren kilat.Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pesantren kilat ini di antaranya memberikan ceramah siraman rohani kepada siswa-siswi, memberikan materi keagamaan, dan mengadaka tadarus bersama.” (wawancara, 18 April 2019).
Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.I selaku guru mata
pelajaran akidah akhlak sebagai berikut:
“Pada bulan ramadhan di sekolah ini mengadakan pesantren kilat sebagai pelajaran tambahan, agar semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan pada bulan ramadhan seperti siraman rohani, memeberikan pula materi-meteri tentang keagamaan, dan melakukan tadarus bersama.supaya menambah pengetahuan keagamaan siswa-siswi dan memperkuat silaturrahmi antara siswa-siswi yang lain dan para guru”. (wawancara, 19 April 2019).
Berdasarkan wawancara diatas bahwa kegiatan pesantren kilat yang
diadakan disekolah sangat bermanfaat bagi siswa, selain menambah ilmu
pengetahuan keagamaan serta dapat membentuk dan membina akhlak siswa
juga mempererat hubungan kekeluargaan dan silaturrahmi antar guru, siswa dan
masyarakat.
c. Mengadakan Kegiatan Perlombaan pada Peringatan Hari Besar
Islam
Selanjutnya kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pembinaan akhlak
siswa yaitu dengan adanya kegiatan perlombaan pada setiap hari besar Islam.
Hal ini disampaikan pula oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.I selaku guru aqidah akhlak:
“Melalui kegiatan perlombaan dalam rangka peringatan hari besar Islam yang di lakukan di Madrasah ini, perlombaan tersebut dilaksanakan dalam rangka memotivasi siswa untuk lebih memperdalam pelaksanaan ibadah siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik dirumah maupun diluar rumah. Adapun kegiatan agama yang dilombakan adalah lomba MTQ, lomba pidato, lomba membaca puisi islami.Itulah kegiatan yang diadakan.” (wawancara, 18 April 2019).
Melalui kegiatan perlombaan dalam rangka peringatan hari besar Islam
yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo setidaknya dapat memotivasi siswa serta membentuk perilaku
siswa.Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Miftahul Hamim selaku
Kepala Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo,
sebagai berikut:
“Dengan dilaksanakannya perlombaan-perlombaan keagamaan sudah pasti mempunyai dampak positive seperti terlihat kalau peserta didik berperilaku kurang baik selama dilibatkan untuk menjadi peserta bergabung dengan teman-teman yang baik sehingga lambat lau perilakunya akan berubah mencontoh teman yang berperilaku baik.”(wawancara, 19 April 2019).
Berdasarkan wawancara diatas bahwa melalui kegiatan-kegiatan dalam
rangka peringatan hari besar Islam yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dapat
menjdai motivasi dan semangat peserta didik dalam mengikuti perlombaan
keagamaan tersebut.Hal ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat membina
akhlak siswa.
d. Mengadakan Kegiatan sosial
Kegiatanselanjutnya yang di laksanakan di sekolah yaitu melakukan
kegiatan social dalam bentuk pembinaan akhlak siswa.Mempelajari bidang studi
aqidah akhlak adalah salah satunya untuk melatih kepedulian siswa terhadap
orang lain. Hal ini di sampaikan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.I selaku guru aqidah
akhlak:
“Melalui kegiatan kepedulian sosial, dengan kegiatan ini melatih siswa untuk menolong orang yang mengalami musibah, seperti menjunguk teman yang sakit, guru atau orangtua siswa, sebagai wujud kepedulian sosial untuk tumbuh dalam diri siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.” (wawancara, 19 April 2019).
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Miftahul Hamim selaku guru kepala
madrasah aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, sebagai
berikut:
“Kegiatan sosial yang dilakukan di sekolah seperti memberikan sumbangan kepada siswa atau guru yang terkena musibah. Dan melakukan gotong royong yang di adakan di sekolah” (wawancara, 19 April 2019).
Dengan diajarkannya materi aqidah akhlak tentang akhlakul karimah
didalam kelas, siswa diharapkan memahami dan dapat melaksanakan dan
membiasakan mulai dari sekarang.Salah satunya yaitu dengan menjenguk
teman, guru, orang tua siswa yang sedang mengalami musibah seperti sakit,
meninggal dunia dan musibah lainnya. Kepedulian tersebut sebagai wujud sikap
kepedulian siswa dan hal itu akan tetap dipertahankan untuk memupuk sikap
siswa terhadap penderitaan orang lain dan peduli kepada sesame makhluk Allah
SWT.
Didalam mengadakan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru
aqidah akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo ini tidak lepas dari dukungan
kepala Madrasah, sehingga bentuk-bentuk kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan lancar dan memuaskan seluruh pihak sekolah.
2. Kendala Yang dihadapi Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan
Akhlak Siswa
Meskipun bentuk-bentuk kegiatan pembinaan akhlak siswa yang
dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo, oleh guru aqidah akhlak yang didukung oleh guru-guru pengajar sudah
maksimal atau memuaskan seluruh pihak sekolah, akan tetapi masih ada
kendala-kendala yang dihadapi oleh guru aqidah akhlak jika tidak segera diatasi
akan dapat mengganggu dalam pelaksanaan pembinaan akhlak siswa di
madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
Kendala-kendala tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Faktor Keluarga
Masalah pendidikan, pengetahuan dan pengalaman sangat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Khususnya tentang
cara maupun pola orangtua dalam memberikan pembinaan akhlak kepada anak-
anaknya. Setelah manusia lahir maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga
dalam pendidikan yaitu memberikan pengalaman kepada anak baik melalui
penglihatan ataupembinaan menuju terbentuknya tingkah laku yang diinginkan
oleh orang tua.Orang tua atau keluarga adalah merupakan pendidikan yang
paling utama terhadap anak-anaknya, sebab dalam keluarga anak-anak pertama
kali memperoleh pendidikan dan pembinaan.
Dengan demikian orang tua (keluarga) merupakan pusat kehidupan
rohani sebagai penyebab perkenalandengan alam luar tentang sikap, cara
berbuat, serta pemikirannya di hari kemudian. Dengan kata lain, keluarga yang
melaksanakan pendidikan akanmemberikan pengaruh yang besar dalam
pembentukan akhlak.Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak H. Kholik,
S.Pd.Iselaku guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungosebagai berikut:
“Kendala bagi siswa dalam melaksanakan pembinaan akhlak adalah faktor anak secara pribadi dari segi keluarga yang mana kalau anak itu dari keluarga yang punya pendidikan otomatis anak itu lebih mudah untuk menerapkan pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Kalau anak yang keluarganya kurang pendidikan agak susahdalam menerapkan pelajaran tersebut.contohnya orangtua merokok anakpun juga ikut merokok. Dan faktor kedua yang lebih utamanya itu adalah ibu yang mana juga sangat mendukung dalam keluarga, jika bapak tidak ada dirumah ibu yang ada dirumah tidak mengontrol waktu bagi anak sehingga anak bebas atau leluasa tentang waktu yang ada di rumah tidak ada bataswaktu. Jika anak pergi pagi pulang sore orangtua tidak perduli.” (wawancara, 19 April 2019).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas bahwa kendala siswa dalam
pembinaan akhlak adalah pendidikan orangtua dan didikan orangtua di rumah
atau di luar sekolah.Sehingga siswa tidak dapat menerapkan pelajaran di
sekolah.
b. Faktor Lingkungan Bermain dan Pergaulan Siswa
Apabila siswa di biarkan bermain dengan orang-orang yang akhlaknya
buruk dan rusak, maka secara alami siswa akan mempelajari bahasa kutukan,
celaan dan penghinaan dari teman-temannya, ia akan mengatakan perkataan,
kebiasaan, dan akhlak yang buruk serta tumbuh menjadi dewasa dengan bekal
dasar pendidikan dan moralitas yang sangat buruk.
Pengaruh pergaulan bagi siswaselalu menjadi langkah-langkah pertama
dalam melakukan suatu kegiatan dan bentuk kenakalan, melalui pergaulan inilah
siswa dapat pengalaman dimana pengalaman ini biasanya dipraktekkan dalam
bentuk perbuatan dan kelakuan, sementara apa yang dilakukan itu ada yang
melanggar aturan, etika, moral dan akhlak. Hal ini tidak disadari, karena bagi
siswa belum dapat memahamiakibat yang akan ditimbulkan baik bagi dirinya
maupun bagi masa depannya.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan telah diperoleh suatu gambaran
bahwa masih ada terlihat siswa Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo di mana saat jam pelajaran ada siswa yang
mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dan ada juga yang tidak menghormati
guru pada saat guru dalam kelas. (Observasi, tanggal19April 2019).
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.Isalaku
guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungosebagai berikut:
“Meskipun perhatian dan pengawasan telah diberikan kepada siswa selalu dilakukan, namun masih ada juga siswa yang kurang memiliki akhlak terpuji, hal ini dikarenakan pergaulan siswa yang buruk. Sehingga pergaulan yang buruk itu terbawa-bawa kesekolah dan tanpa mereka sadari telah mempengaruhi akhlak teman-temannya yang lain, seperti tidak sopan terhadapi guru, tidak menghargai teman yang sedang fokus belajar, membuat kegaduhan di dalam kelas ketika belajar, izin ke kamar mandi tetapi pergi ke kantin.” (wawancara, 19 April 2019)
Dengan demikian, buruknya akhlak siswa di Madrasah Aliyah Pemayung
dapat di sebabkan karena lingkungan bermain yang buruk atau dikarena bergaul
dengan teman-teman yang nakal dan jahat. Dengan kata lain, pengaruh negativ
tersebut akan memberikan warna yang kurang baik bahkan jelek. Pengaruh yang
kuran baik tersebut adalah berupa kebiasaan atau perilaku-perilaku yang tidak
mencermikan keluhuran norma-norma agama.
c. Kurangnya Kerjasama antara Guru Agama Dengan Orang Tua
Siswa
Kurangnya kerjasama antara guru dengan orang tua siswa dalam
keagamaan ikut pula menjadi kendala dalam pembinaan akhlak, pendidikan yang
pertama dan utama diterima peserta didik adalah pendidikan didalam keluarga,
orang tua berkewajiban mendidik karena anak yang dilahirkan dalam keadaan
suci seperti kertas putih, orang tualah yang harus memberikan didikan agama
sebelum akhirnya anak belajar di sekolah. Oleh sebab itu jalinan kerjasama
antara pendidik dan orang tua siswa perlu dibina agar proses pembentukan
akhlak siswa dapat berjalan dengan seimbang. Akan tetapi mengingat mata
pencaharian oaring tua siswasebagian besar adalah petani maka dapat
dipastikan waktu untuk memberikan perhatian terhadap pendidikan agama
anaknya kurang.
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.Isalaku
guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungosebagai berikut:
“Untuk menciptakan kerjasama antara orangtua dan guru agama dalam melakukan pembinaan akhlak maka dilakukan dialog dengan orang tua siswa setiap penerimaan lapor, dimana dalam dialog tersebut kepada
orang tua siswa diingatkan agar terus memperhatikan pendidikan anaknya terutama pendidikan moral dan akhlaknya.”(wawancara, tanggal 22 April 2019). Pernyataan guru aqidah Akhlak di atas diperkuat oleh Bapak Kepala
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo yang
mengatakan bahwa :
“Untuk mengatasi kurangnya perhatian orang tua siswa dalam hal pembinaan akhlak anak-anaknya, pihak sekolah mengadakan pertemuan rapat rutin dengan orang tua siswa yang isinya memberikan perhatian terhadap pendidikan agama anak-anaknya sehingga akhlak anak-anak kita tidak rusak.” (wawancara, tanggal 22 April 2019). Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti simpulkan bahwa
diperlukan adanya kerjasama antara orang tua siswa dengan pihak sekolah
dalam melakukan pembinaan terhadap akhlak siswa. Apabila kerjasama tersebut
kurang berjalan dengan lancer yang akan terjadi pihak sekolah akan sulit
membentuk akhlak siswa begitupun sebaliknya, apabila kerjasama orang tua
siswa berjalan dengan lancer maka kesulitan dalam melaksanakan pembinaan
akhlak tersebut dapat teratasi.
d. Karakter Siswa yang Sulit di Bentuk
Karakter siswa yang sulit dibina biasanya berasal dari faktor internal dan
faktor eksternal.Biasanya, karakter anak didik mudah sekali terbentuk dari faktor
eksternal seperti lingkungan, pergaulan, dan lain sebagainya. Bentuk nyata dari
karakter yang sulit diarahkan tersebut antara lain seperti melanggar peraturan
sekolah, melawan perintah guru di sekolah, dan lain sebagainya.
Fenomena ini sebenarnya sudah diketahui oleh pihak sekolah.Dan
sekolah dalam hal ini sudah meresponnya dengan sungguh-sungguh dengan
jalan mengupayakan pembinaan akhlak secara serius.Namun demikian, bantuk
pembinaan tersebut belum berhasil sepenuhnya sebab siswa itu sendiri yang
sulit atau tidak mau diarahkan oleh para gurunya disekolah.(Observasi, tanggal
25 April 2019). Berikut komentar Bapak Nazili selaku Waka Kurikulum Madrasah
Aliyah Pemayung :
“Masih kurangnya nilai-nilai agama yang dimiliki oleh anak menyebabkan kurangnya pengetahuan anak itu sendiri terhadap etika islam. Mereka sulit mengidentifikasi mana yang baik dan mana yang tidak baik.Seolah-olah mereka bebas berbuat apasaja di sekolah ini.Hati anak-anak menjadi kerasseperti batu.Kalau di ingatkan kadang kita pula yang di lawannya.” (wawancara, tanggal 25 April 2019)
Apa yang di kemukakan oleh Bapak Nazili selaku waka Kurikulum diatas
dibenarkan pula oleh guru Aqidah Akhlak yang memberikan pendapatnya
sebagai berikut :
“Meskipun bentuk pembinaan terhadap siswa yang kami lakukan ini kami anggap sudah full, namun masih ada saja masalah yang menghadang.Terkadang kewalahan juga melihat tingkah anak-anak itu.Susah sekali diaturnya, sangat bandel sekali, tidak bisa di ingatkan dengan lembut, bahkan kami memberi sanksi tegas, tetapi tidak juga berubah. Mungkin sudah wataknya.” (wawancara, tanggal 25 April 2019).
e. Kemajuan Teknologi
Semakin canggih teknologi, seperti pada era kontemporer sekarang,
ternyata memberikan dampak positif dan dampak negative yang besar. Teknologi
ibarat dua sisi mata pedang, jika tidak diayunkan dengan hati-hati, maka pedng
itu akan dapat melukai penggunanya sendiri. Artinya, ketika teknologi tidak di
gunakan secara cerdas, maka dapat mempengaruhi prestasi seorang siswa di
sekolah.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sebahagian siswa tidak
memanfaatkan teknologi secara cerdas.Mereka sudah terkontaminasi (tercandu)
dengan kemajuan teknologi. Mereka lebih asyik untuk menghabiskan waktu
dengan carabermain game, play station, game online, internet (twitter, facebook,
bbm, line, instagram, you tube). (Observasi, tanggal 29 April 2019).
Apa yang dilihat oleh siswa diinternet dengan mudah sekali ditiru oleh
mereka. misalnyasaja, ketika mereka melihat idola mereka bergaya dan
berpakaian menggunakan gelang dan anting-anting, maka ada sejumlahsiswa
laki-laki menggunakan gelang tangan pada saat berada di sekolah. (Observasi,
tanggal 29April 2019).
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.Isalaku
guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungosebagai berikut:
“anak-anaksekarangsusah diatur, saya rasa ini ada kaitannya dengan
kemajuan teknologi yang merusak diri anak-anak remaja kita. Semakin canggihnya dunia teknologi dan informasi, terutama internet dan sinetron-sinetron remaja saat ini yang kurang mendidik menambah parah situasi.” (wawancara, tanggal 29 April 2019). Masalah ini memang dapat dirasakan oleh masyarakat di pedesaan dan
di perkotaan, bahwa semakin banyaknya masyarakat yang membeli VCD, TV
langganan, gadget,apa lagi semua kalangan bisa memilikinya karena harganya
yang murah. Ini adalah suatu tantangan bagi sekolah untuk menjadi lembaga
pendidikan yang sigap dan tegas dalam membina akhlak siswa di sekolaha
tersebut.
Demikian penjelasan mengenai kendala dalam proses pembinaan akhlak
siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo
Kabupaten Muaro Jambi. Selama pengumpulan data di lapangan, secara umum
dapat dikatakan bahwa kendala-kendala tersebut tidak terlalu menghambat
jalannya proses pembinaan akhlak di sekolah tersebut. Namun demikian,
semoga peneliti ini dapat memberikan masukkan dan perbaikkan bagi pihak
sekolah untuk masa-masa yang akan datang, khususnya dalam pembinaan
akhlak siswa.
3. Peran Guru Aqidah Akhlak dalam ProsesPembinaan Akhlak Siswa
Tugas guru yang di emban bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan,
yang lebih penting dari itu adalah bagaimana mencapai tujuan yang telah di
tentukan.Yaitu dengan tujuan apakah pengajar di berikan kepada peserta
didiknya dapat tercapai dengan baik. Tuhuan ini erat sekali hubungannya dengan
tingkahlaku yang diharapkan muncul pada diri peserta didik setelah mereka
mengalami proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan proses pendidikan aqidah akhlak yang berhasil
terhadap peserta didik dalam membina akhlaksiswa, maka seorang guru aqidah
akhlak terus melakukan upaya agar selalu memberikan jalan terbaik dalam
rangka membina akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo.
Siswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami serta
mengamalkan baik melalui dalil nalqi maupun kisah seseorang yang patut
dicontoh dan mengetahui serta memahami masalah yang berhubungan dengan
keimanan terhadap Allah, berakhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela.
Dalam kaitan bentuk-bentuk pembinaanserta kendala yang dihadapi oleh
guru Aqidah Akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo.Berikut ini peran guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak siswa.
a. Pembinaan Akhlak melalui Pembiasaan
Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa guru-guru termasuk juga
guru Aqidah Akhlak senantiasa menyuruh peserta didiknya untuk membaca
doasebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru juga
memulai pelajaran dengan membaca Basmalah sebelum melanjutkan kegiatan
belajar mengajar.(Observasi, tanggal 03 Mei 2019). Hal ini di sampaikan oleh
Bapak H. Kholik, S.Pd.Iselaku guru Aqidah Akhlak sebagai berikut:
“Saya membiasakan diri dan mengajarkan kepada para siswa untuk sehari-hari di sekolah menjalankan syariat agama dengan baik, seperti halnya dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu yang kami terapka di Madrasah ini yaitu shalat berjamah dan membiasakan doa sebelum memulai pelajaran atau sebelum melakukan aktivitas lainnya.” (wawancara, 03 Mei 2019).
Hal ini juga di kemukakan oleh Bapak Miftahul Hamim, S, Pd. I selaku Kepala
Madrasah Aliyah Pemayung sebagai berikut:
“Untuk membina akhlak siswa, tentunya selalu dibiasakan pada perilaku yang terpuji, seperti mengucapkan salamsebelum masuk kelas, maupun di mana saja, selain itu juga dibiasakan untuk menjaga kebersihan kelas agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan nyaman atau di lingkungan sekolah, membiasakan juga datang tepat pada waktunya. Seperti ini merupakan pembiasaan yang di lakukan dan di terapkan kepada para peserta didik dalam pembelajaran termauk pada mata pelajaran aqidah akhlak.” (wawancara, 03 Mei 2019)
Hal ini juga diketahui setelah peneliti mewawancarai seorang siswa
Widiawati mengenai pembiasaan oleh guru di sekolah, sebagai berikut:
“Iya bu, guru aqidah akhlak kami selalu mengajarkan kepada kami untuk selalu membiasakan diri menjalankan perintah agama seperti shalat berjamaah. Guru kamisangat antusias memotivasi kami untuk membiasakan diri disiplin melaksanakan ibadah dimanapun berada.” (wawancara, 03 Mei 2019).
Berdasarkan hasil observasi di sekolah menunjukkan suatu gambaran
bahwa guru harus memulai membiasakan perkataan, perbuatan, yang baik
kepada peserta didik di sekolah, mengucapkan salamsebelum masuk dan keluar
kelas, membaca doasebelum memulai pelajaran dan berhamdalah setelah
selesai belajar.Semuanya bertujuan untuk membina akhlak para peserta didik
dengan pendekata agama pada mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah
Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
b. Pembinaan Akhlak Melalui Perhatian
Pendidikan akhlaksiswa melalui pendekatan perhatian ini adalah
mencurahkan segala perhatian untuk perkembangan anak dalam pembinaan
akhlak para siswa. Hal ini seperti yang di sampaikan Bapak H. Kholik,
S.Pd.Isebagai berikut:
“Dalam pembinaan akhlak siswa di sekolah perhatian harus ditunjukkan oleh guru kepada siswa, karena adanya perhatian, siswa merasa disayangi dan termotivasi.Dengan adanya perhatian yang diberikan kepada siswa, maka siswa akan merasa segan untuk melakukan pelanggaran di sekolah.” (wawancara, 03 Mei 2019). Dengan informasi diatas diketahui bahwa perhatian yang di berikan oleh
guru adalah secara merata kepada semua siswa dari berbagai latar belakang
dan prestasi.perhatian diberikan secara kontinyu dengan harapan siswa merasa
selalu di awasi tingkah lakunya selama berada di lingkungan sekolah.
c. Pembinaan Akhlak Melalui Contoh Teladan yang Baik
Mendidik peserta didik di sekolah melalui pendekatan agama adalah hal yang
positif dan urgen.Karena pada masa mereka yang masih sangat remaja, secara
psikologismereka belum memiliki konsep diri yang teguh.Sehingga dengan
demikian peserta didik memerlukan contoh teladan dari lingkungan sekitar
mereka seperti para guru yang mereka jumpai setiap hari di sekolah.dengan
memberikan keteladanan yang baik pada peserta didik, diharapkan tertanam
pada diri peserta didik motivasi pada diri sendiri yang terus terbawa hingga
mereka dewasa kelak.
Hal ini juga di sampaikan oleh guru Aqidah Akhlak Bapak H. Kholik,
S.Pd.I:
“Dalam membina akhlak kepada siswa-siswi di sekolah memberikan
contoh dan panutan bagi siswa di sekolah, perkataan, perbuatan yang
dilihat. Dan saya juga mengajak para siswa-siswi disekolah untuk
mepraktekkan pengucapan salam kepada sesama teman, dan berjumpa
dengan guru. Ketika ada gotong royong, saya juga tidak hanya sekedar
menyuruh anak-anakbekerja saja, tetap ikut serta dalam bersama
mereka dalam kegiatan itu.” (wawancara, 03 Mei 2019).
Dalam upaya pembinaan akhlak siswa, maka salah satu cara yang
utama adalah dengan memberikan contoh teladan kepada siswa di sekolah
dalam kehidupan kesehariannya, karena dengan memberi contoh dan teladan
yang baik kepada siswa dalam lingkungan sekolah, maka siswa akan selalu
mencontoh sikap dan perilaku gurunya di sekolah. Hal ini dikemukakan oleh guru
Aqidah Akhlak Bapak H. Kholik, S.Pd.Isebagai berikut:
“Saya sebagai guru Aqidah Akhlak dan juga guru yang lainnya di
sekolah ini adalah panutan bagi para peserta didik. Perkataan,
perbuatan, yang dilihat atau didengar oleh anak akan masuk pada
jiwanya. Untuk itu saya berusaha memberikan contoh yang baik yang
bisa kami berikan.” (wawancara, 03 Mei 2019).
Berdasarkan observasi di lapangan, peneliti juga melihat bahwa guru
di sekolah tersebut, khususnya guru Aqidah Akhlak tampak memberikan teladan
dengan cara yang sopan, dan tegas. Tidak dengan memaki apa lagi memukul
secara fisik. Keteladanan ini juga membawa dampak kepada sikap anak didik
menjadi lebih baik dan menurut terhadap perintah dari bapak dan ibu guru
mereka di sekolah.
Hal ini di benarkan oleh Sabihissiswa kelasXI, ia membenarkan jika di
sekolah ini para guru dalam memberikan peringatan kepada siswa-siswinya
dengan cara yang baik dan perkataan yang sopan. Berikut keterangan
Sabihissebagai berikut:
“Memang tidak pernah melihat majelis guru disekolah kami ini ada
yang berkata dan berperilaku kasar terhadap kami.Di sini saya selama
belajar, setiap guru mengajarkanselalu berpakaian rapi, sopan, dan
sabar dalam membimbing kami dalam belajar.” (wawancara, 05 Mei
2019).
Berdasarkan hasil observasi di sekolah telah menunjukkan suatu
gambaran bahwa pembinaan akhlakmelalui keteladanan yang di contohkan
langsung oleh guru menjadi salah satu peran dalam menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah pada peserta didik. Oleh karena itu, guru-guru di Madrasah
Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, khususnya guru
mata pelajaran Aqidah Akhlak senantiasa menjadi pelaku mereka di sekolah
dengan sebaik-baiknya.Kepala sekolahBapak Miftahul Hamim, S. Pd. I juga
menambahkan komentarnya sebagai berikut:
“Di sekolah para guru juga mengadakan shalat berjamaah mengajak
para peserta didik untuk shalat, pada setiap kelas bergantian untuk
melaksanakan shalat berjamaah. Kalau ada peringatan hari-hari besar
Islam seperti mauled Nabi SAW, maka para siswa kami libatkan
langsung dalam persiapan acara dan mengisi acaranya. Hal ini
dilakukan supaya para siswa terlibat langsung dan dapat mengambi
pesan moral dalam setiap kegiatan tersebut.” (wawancara, 05 Mei
2019)
d. Pembinaan Akhlak Melalui Pemberikan Motivasi
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan pastilah segala sesuatunya
membutuhkan dorongan untuk mencapai tujuan.Hal ini yang dimaksud dengan
motivasi yang merupakan dorongan rangsangan untuk mencapai tujuan yang
ingin di capai.Dengan motivasi merupakan salah satu peran untuk membentuk
akhlakuk karimah siswa yang tidak hanya untuk sekolah namun di luar sekolah
pula.Dan motivasi itu banyak macamnya dalam dunia pendidikan, bisa dilakukan
di dalam maupun di luar kelas. Hal ini disampaikan oleh Bapak Nazili selaku
waka kurikulum sebagai berikut:
“Motivasi itu beragam untuk membina akhlak pada siswa, jadi guur jangan sekali-kali bosan untuk selalu menginginkan dan membentuk akhlakul karimah siswa” (wawancara, 05 Mei 2019) Berdasarkanobservasi yang dilakukan selama di lapangan diketahui
bahwasanya guru Aqidah Akhlak senantiasa menanamkan nilai-nilai dasar ajaran
agama islam dengan tekun. Misalnya terlihat, beliau senantiasa menjelaskan
nilai-nilai moral seperti kebersihan, sopan santun, dan lain sebagainya baik
didalam kelas maupun di waktu jam istirahat jika bertemu dengan siswa.
Didalam Al-Qur‟an terdapat banyak cerita yang dapat dijadikan
pelajaran, petunjuk, serta nasihat yang dapat memotivasi peserta didik.Kisah
teladan seperti: Pola hidup Nabi Muhammad SAW, Kesabaran Nabi Ibrahim as,
dan kisah Nabi yang lain. Semua kisah ini memiliki nila-nilai positif yang perlu
disalurkan kepada diri siswa, sebagaimana yang dinyatakan oleh guru Aqidah
Akhlak Bapak H. Kholik, S.Pd.I:
“Sebagai guru Aqidah Akhlak, ada beberapa sesi dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas, saya memberikan satu kisah tentang Nabi dan Rasul kepada peserta didik.Setiap kisah yang yang saya ceritakan adalah untuk menanamkan pesan moral dari setiap kisah. Dan diakhir pelajaran saya juga memberikan tanggapan yang dari kisah-kisah teladan yang diceritakan tadi.Dan memotivasi peserta didik agar menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.” (wawancara, 05 Mei 2019).
Apa yang dijelaskan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.I kepada peneliti ternyata direspon secara baik oleh para siswa di sekolah tersebut. Hal ini berdasarkan pengakuan dari salah satu siswa yang mengatakan: “Guru Aqidah Akhlak kalau belajar dikelas kami memang berusaha maksimal agar kami faham. Cara beliau megajaritu menarik sekali,
sambil melucu, dan tidak membosankan dalam menyampaikan apa yang di jelaskan oleh Bapak, kalau bapak sedang bercerita, kami disuruh menyimak Bapak sampai selesai, habis itu di suruh memahami dan menanggapi cerita tadi, dan mengambil hikmah dari cerita tersebut,” (wawancara, 08 Mei2019).
Berdasakan pengumpulan data di lapangan, ditemukan bahwa motivasi tidak
hanya dalam bentuk kisah-kisah Nabi saja.guru juga memberikan motivasi ketika
anak-anak di sekolah tersebut diketahui melanggar aturan sekolah. Dalam hal ini,
guru Aqidah Akhlak senantiasa memberikan motivasi atau pengarahan kepada
anak-anak yang bermasalah tersebut dengan kata-kata yang sopan dan
tegas.(Observasi, tanggal 08 Mei2019). Hasil pengamatan dipaparkan oleh
Bapak H. Kholik, S.Pd.Iselaku guru Aqidah Akhlak sebagai berikut:
“Memotivasi dan nasihat itu penting sekali.Soalnya menurut saya,
sebuah motivasi dapat mendorong anak-anak tersebut untuk menjadi
yang lebih baik lagi kedepannya.Dan menjadi orang yang berguna bagi
nusa dan bangsa.” (wawancara, 07 Mei2019).
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.Iselaku Waka
Kesiswaan sebagai berikut:
“Kalau ada diantara siswa yang bermasalah di sekolah, maka guru-guru di sini akan langsung merespon hal tersebut. Anak yang bermasalah itu akan dipanggil oleh guru yang bersangkutan, lalu diajak berdialog. Kalau masalah itu berat, maka sekolah akan memanggil wali siswa untuk mencari solusinya bersama-sama. Kalau masalah itu ringan, maka cukup dengan diberi peringatan atau sanksi, agar anak-anak dapat memahaminya dan dapat merubah sikapnya.” (wawancara, 10 Mei 2019)
Berdasarkan hasil temuan ini diketahui bahwanya pemberian motivasi
kepada anak didik bukan hanya untuk mengubah perilaku mereka, melainkan
diharapkan dapat mengembalikan peserta didik pada norma dan tingkahlaku
yang benar sesuai dengan adat dan agama. Inilah yang diharapka pihak sekolah
melalui pemberian motivasi tersebut.
e. Pembinaan Akhlak Melalui Pemberian Hukuman
Penanaman akhlak karimah melalui pemberian hukuman atau sanksi adalah
jalan terakhir yang akan ditempuh oleh pihak sekolah apabila anak sudah tidak
dapat dikendalikan lagi perilakunya melalui empat cara sebelumnya. Apabila
peran keteladanan, motivasi, dan pemberian perhatian sudah tidak mampu lagi
mengarahkan tingkah laku siswa, maka pemberian hukuman atau sanksi
merupakan peran pembinaan akhlak yang terakhir.
Dalam menjalankan hukuman, para majelis guru melakukan dengan baik dan
sopan, guru menasihati, memberikan teguran kepadasiswa yang melakukan
pelanggaran di sekolah.Sanksi yang di berikan kepada siswasekedar
memberikan pengajaran, bukan menghukum secara kasar dan keras.Hukuman
tertentu berupa suruhan menghafal ayat-ayat pendek dan menghafal doa-doa.
Berikut yang di kemukakan oleh Bapak H. Kholik, S.Pd.Isebagai berikut:
“Guru memberikan hukuman atau sanksi kepada siswa kalau melakukan kesalahan itu hanya sekedar memberikan pengajaran, peringatan, bukan hukuman secara kasar dan keras. Hukuman yang diberikan kepada siswa yaitu berupa perintah menghafal ayat-ayat dalam al-qur‟an dan menghafal doa-doa, dengan hukuman yang diberikan oleh guru kepada siswa agar siswa sadar apa yang telah dilakukannya,” (wawancara, 10 Mei 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan diatas dapat dikatakan
bahwa sanksi yang dibebankan kepada siswasekedar memberikan efek jera
kepada siswa, bukan memberikan hukuman secara keras dan kasar.Hukuman
yang diberikan kepada siswa bisa berupa perintah mengerjakan sesuatu yang
bermanfaat seperti menghafal ayat-ayat pendek dalam Al-Qur‟an dan bacaan
doa-doa.Demikianlah peran guru dalam pembinaan akhlak siswa yang dilakukan
pihak sekolah, khususnya guru Aqidah Akhlak dalam membina akhlak siswa di
sekolah.dalam hal ini kepala sekolah mendukung adanya hukuman-hukuman
yang dilakukan para guru di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan beberapa hal penting
sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk kegiatan dalam pembinaan akhlak yang di lakukan guru
Akidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa yaitu mengajar
berdasarkan kurikulum yang telah di terapkan dalam RPP, mengadakan
kegiatan pesantren kilat, melalui kegiatan perlombaan dalam rangka
peringatan hari besar Islam, dan kegiatan sosial.
2. Kendala-kendala yang dihadapi guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan
akhlak siswa yaitu: (1) factor keluarga (2) Faktor
lingkunganbermaindanpergaulansiswa (3) Kurangnyakerjasamaantara
guru agama dengan orang tuasiswa (4) Karaktersiswa yang sulit di
bentuk (5) Kemajuan teknologi.
3. Peran guru akidah akhlak dalam pembinaan akhlak siswa yaitu:
Pembinaan melalui pembiasaan, Pembinaanakhlakmelaluiperhatian,
Pembinaanakhlakmelalui pemberianmotivasi,
Pembinaanakhlakmelaluipemberianhukuman.
B. Saran-saran
Setelahpenelitian menguraikanpermasalahanini,
makapenulisdapatmemberikansaransebagaiberikut:
1. Untuk guru bidang studi Aqidah Akhlak agar selalu meningkatkan
kinerjanya dalam pembinaan akhlak siswa berdasarkan peranannya,
kemudian kerja sama dengan guru kelasserta orang tua murid harus lebih
ditingkatkan lagi demi tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
2. Kegiatan pembinaan akhlak seharusnya lebih ditingkatkan melalui
penambahan sarana dan prasarana untuk melengkapi fasilitas yang
dibutuhkan oleh guru, agar dalam pembinaan akhlak siswa di sekolah
bisa berjalan secara optimal dan bimbingan tidak hanya dilakukan oleh
guru bidang studi aqidah akhlak saja.
3. Dalam peran pembinaan akhlak siswa melalui pendidikan agama agar
dapat tercipta siswasesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pendidikan aqidah akhlak, kiranya pihak sekolah dan guru
dapat meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa, sehingga
tercipta generasi muda yang berakhlak karimah.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT.Penulis
dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dalam bentukskripsi.Penulis
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dari segi ini mau pun dari segi
bahannya.Untuk itu, saran serta kritikan yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penelitian dapat penulis selesaikan sesuai dengan harapan penulis, penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun merupakan usaha maksimal penulis.Oleh
karena itu, perbaikan untuk menuju kesempurnaan sangat diharapkan.Tentunya
semua itu diharapkan dari pembaca.Amin ya Rabbal „aalamiin.
Jambi, 12 Agustus 2019
Penulis,
SAWALLUDIN
NIM. TP.140885
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Anonim,(2010).Al-Qur’an danTerjemahnya.Bandung :PustakaAssalam.
AbudddinNata,(2003). AkhlakTasawuf.Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Ahmad Fuad Ihsan, (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Anwar, Rosihon, (2008).Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia
Ahmadi, Uhbiyati, (2007). IlmuPendidikan Islam.Bandung : CV. PustakaSetia.
Ahmad Fatah yasin, (2008).Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang press
HusainAkhlak, (2000).Menjadi Orang Tua (Muslim) Terhormat.Surabaya :RisalahGusti.
Isroiyah, (2008).Pelaksanaan Pembinaan Akhlak.Yogyakarta : Knissium.
Lexy J. Moleong. (2013). Metodologipenelitiankualitatitif, Bandung:
RemajaRosdakarya
Muhammad As Said, (2011). Filsafat Pendidikan Islam.Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan
Islam.Bandung: Pustaka Setia.
Martinis Yamin, (2013).Profesionalisasi Guru.Jakarta :GaungPersada Pres.
NurUhbiyati (1998).IlmuPendidikan Islam.Bandung :Pustakasetia.
Rusman, (2012).Model-Model Pembelajaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
SudarwanDanim, (2010).ProfesionalisasidanEtikaProfesi Guru.Bandung :Alfabeta.
Soetjipto, (2011).Profesi Keguruan.Jakarta : PT. Rineka Cipta
TatapangarsaHumaidi, (2005).Akhlak yang Mulia.Surabaya :BinaIlmu
ZakiaDrajat, (2005).Kepribadian guru.Jakarta :BulanBintang
ZakiaDrajat, (2011).IlmuPendidikan Islam.Jakarta:BumiAksara.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi : Peran Guru Aqidah Akhlak Dalam membina Akhlak
Siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Kabupaten
Batanghari
A. Observasi
Peneliti membuat catatan lapangan dan mendokumentasikan hasil
observasi dalam bentuk gambar dengan menggunakan instrument yang
telah dipersiapkan berupa form catatan lapangan untuk setiap point
obvervasi dibawah ini.
1. Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
2. Pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo.
3. Bentuk kegiatan dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
4. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo.
5. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo.
6. Bataswilayah geografis Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo.
B. Wawancara
Peneliti merekam seluruh sesi wawancara kepada informan menggunaka
catatan lapangan di bawah ini.
1. Kepala Madrasah Aliyah
a. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada bulan ramadhan?
b. Berapa jumlah pegawai di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
c. Bagaimaan sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
d. Bagaimana proses pembelajaran yang di laksanakan guru aqidah akhlak?
e. Bagaimana keadaan siswa di Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah
Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
f. Kegiatan apa yang dilakukan dalam pembinaan akhlak siswa di sekolah
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
G. Guru Aqidah Akhlak
a. Bagaimana bentuk kegiatan dalam pembinaan akhlak siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo?
b. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam pembinaan Akhlak Siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo.
c. Bagaimana peran guru akidah akhlak dalam membinaan akhlak siswa di
Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten
Bungo?
d. Bagaimana guru memandang akhlak siswa Madrasah Aliyah Nurul
Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
e. Bagaimana pelaksanaan proses pembiaan aqidah akhlak di Madrasah
Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo?
H. Siswa
a. Bagaimana guru memberikan materi pelajaran di dalam kelas?
b. Apa saja yang dilakukan guru dalam menumbuhkan bakat dan minat
kalian selaku siswa?
c. Bagaimana pergaulan siswa di dalam kelas ketika pelajaran
berlangsung?
d. Apakah guru aqidah akhlak dalam mengajar itu terlalu terfokus pada
buku pelajaran?
e. Bagaiamana cara bapak mengatasi siswa yang ribut pada jam pelajaran
berlangsung?
C. Dokumentasi
1. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo
2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo
3. Keadaan Guru dan Tenaga Pendidikan dan Siswa
4. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Nurul Khoiriyah Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan/ keterangan
1 Miftahul Hamim, S.Pd.I Kepala Sekolah
2 H. Kholik, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak
3 Nazili Waka Kurikulum
4 Halimah, AW. , S.Pd.I Waka Kesiswaan
DAFTAR RESPONDEN
NO Nama Status Keterangan
1 Sabbihis Siswa Wawancara
2 Hermansyah Siswa Wawancara
3 M. Safi'i. S Siswa Wawancara
4 Widia Wati. M Siswa Wawancara
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan/ keterangan
1 Miftahul Hamim, S.Pd.I Kepala Sekolah
2 H. Kholik, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak
3 Nazili Waka Kurikulum
4 H. Kholik, S.Pd.I Waka Kesiswaan
DAFTAR RESPONDEN
NO Nama Status Keterangan
1 Sabbihis Siswa Wawancara
2 Hermansyah Siswa Wawancara
3 M. Safi'i. S Siswa Wawancara
4 Widia Wati. M Siswa Wawancara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : SAWALLUDIN
NIM : TP. 140885
Tempat/tgl lahir : Padang Pelangas ,20Oktober 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Asal : Padang Pelangas Kec. Petir, Kab. Bungo
Alamat Sekarang : Padang Pelangas Kec. Petir, Kab. Bungo
No Jenjang Pendidikan Tempat Tahun Tamat
1 SDN 48/II Padang Pelangas 2008
2 MTS Nurul Khoiriyah 2011
3 MAN 1 Bungo 2014
4 Fakultas Imu Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi Jambi 2019
Jambi, 12 Agustus 2019
Penulis
SAWALLUDIN NIM: TP. 140885
Peneliti sedang wawancara dengan guru aqidah akhlak Mas Nurul Khoiriyah
Silaturahmi dan observasi awal di Mas Nurul Khoiriyah
Observasi di kelas 1
Observasi di kelas 2
Observasi di kelas 3