strategi guru dalam pembelajaran aqidah akhlak …

84
1 SKRIPSI DARA MERIYANI NIM.TP. 151337 PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019 STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARN ACTIVE LEARNING DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4 PEMATANG GAJAH MUARO JAMBI

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

1

SKRIPSI

DARA MERIYANI

NIM.TP. 151337

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARN ACTIVE

LEARNING DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4

PEMATANG GAJAH MUARO JAMBI

Page 2: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

2

STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARN ACTIVE

LEARNING DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4

PEMATANG GAJAH MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan

DARA MERIYANI

NIM.TP. 151337

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

3

Page 4: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

4

Page 5: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

5

Page 6: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

6

Page 7: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembah kan kepada ke dua orang tua ku yang tercinta

Ayah anda keman dan Ibunda sukiyem yang telah mengasuh ku mulai dari lahir

hingga dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tua ku selalu mendapat rahmat

dari Allah SubhanahuwaTa’ala , Aamiin. yang tercinta yakni ana setiya wati dan

pauji,dan juga calon Imam ku Gun toro terimakasih atas dukungan dan do‟a

kalian sehingga saya dapat menyelesaikan studi pendidikan di perguruan tinggi ini

tanpa semangat dan dukungan dari kalian mungkin saya tidak sampai ke titik ini,

sahabat-sahabat ku, Deby Guati safitri, Asrama Kece, serta sahabat-sahabat

seperjuangan ku Program Studi Pendidikan Agama Islam, umum nya

FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi serta orang-

orang yang mencintai ilmu pengetahuan. Terimakasih untuk semua yang telah

membantu ku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SubhanahuwaTa’ala

selalu memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua. Amin yaa Robbal „Alamin.

Page 8: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

8

MOTTO

بسم الله الرحمن الرحيم

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk. (Departemen Agama, 2011, 285).

Page 9: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

9

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillahirabbil’ aalamiin. Ucapan dan ungkapan syukur tiada

terhenti penulis haturkan atasa anugerah Allah SWT. Shalawat dan salam

kepada Nabi Muhammad SAW. Rindu kami senantiasa mengiring setiap

hembusan nafas dan detak kehidupan kemuliannya lebih utama dari pada

manusia dan makhluk lainnya, dialah manusia yang paling bertakwa dan

paling taat akan perintah Allah. Dengan rahmat Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Namun demikian, diyakini bahwa tulisan ini masih jauh dari kata

sempurna. Disana sini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari

segi isi, maupun dari segi tulisan. Hal ini bisa terjadi mengingat bahan-bahan

yang dihimpun dalam skripsi ini merupakan kumpulan tulisan yang pernah

disampaikan dalam berbagai kesempatan seminar, diskusi, lokakarya dan

sebagainya. Penulis juga banyak menemui hambatan dan cobaan, penulis

berusaha menghadapi semuanya dengan ikhtiar dan tawakkal. Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi

dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai bentuk

pertanggung jawaban penulis menjadi mahasiswa UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar strata satu (S1) Pendidikan Agama Islam di UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan kurangnya

pemahaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temui

dalam penyusunan skripsi ini. Adanya bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak telah memberi sumbangan yang sangat berarti dalam penyelesaian

skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada pihak-pihak berikut:

Page 10: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

10

1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ridwan, S.Psi. M.Psi, selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Drs. Ilyas idris.M.Ag selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang telah

membimbing saya dalam penelitian ini.

5. Drs.Dailami julis,M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang

telah membimbing saya dalam penelitian ini.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi,

khususnya bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, atas

segala bimbingan dan bantuan.

7. Rini Kartini, S.Ag, selaku kepala sekolah SMA IT Al-Azhar Jambi,

yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Bapak, Ibu guru dan staf di Madrasah ibtidaiyah Negeri 4 muaro jambi

yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

9. Orang tua saya tercinta Ayahanda Keman dan Ibunda Sukiyem karena

kasih sayang, perjuangan, pengorbanan dan do'a beliau berdualah,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan

pendidikan, lebih khusus dalam penyelesaian skripsi.

10. Teman-teman mahasiswa jurusan PAI angkatan 2015, teman

seperjuangan dalam satu pembimbing, serta teman-teman yang selama

ini memberi semangat, do'a serta dukungan dalam penyelesaian tugas

akhir skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah dengan ikhlas membantu proses penyelesaian skripsi.

Page 11: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

11

Page 12: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

12

ABSTRAK

Nama : Dara Meriyani

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Strategi Guru dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak dengan

Menggunakan Model Pembelajarn Active Learning di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Pematang Gajah Muaro Jambi

Skripsi ini membahas tentang Setrategi guru dalam pembelajaran aqidah akhlak

dengan menggunakan model pembelajaran active learning Pendidikan Agama

Islam di madrasah ibtidaiyah negrti 4 pematang gajah muaro jambi. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi

guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam mengefektifkan proses belajar

mengajar dengan menggunakan dengan menggunakan dua cara yang pertama

adalah model pembelajaran pengalaman penting, yang kedua adalah panduan

membaca, kendala guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam

mengefektifkan proses belajar mengajar dating dari internat dan eksternal. Faktor

internal datang dari individu siswa itu sendiri yaitu tingkat kecerdasan siswa

dalam menerima pelajaran. Faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang

kurang memadai, akan tetetapi dengan metode pembelajaran yang digunakan

kendala ini dapat diminimalisir, karena belajar aktif dengan kedua model diatas

dapat menjadikan siswa termotivasi dan menjadikan suasana belajar mengajar

menajdi efektif.

Kata Kunci : Aqidah Akhlak, Active Learning, Pendidikan Agama Islam

Page 13: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

13

ABSTRACT

Name : Dara Meriyani

Departement : Islamic Education

Title : The Teacher Strategy in Learning Moral Aqidah by Using an

Active Learning Learning Model Islamic Education in the

Madrasa Ibtidaiyah Negrti 4 Pematang Gajah Muaro Jambi

This thesis discusses the teacher strategy in learning moral aqidah by using an

active learning learning model Islamic Education in the madrasa ibtidaiyah

negrti 4 Pematang Gajah Muaro Jambi. This research is a qualitative research.

The results of this study indicate that the strategy of MIN 4 Pematang Gajah

morality teachers in streamlining the teaching and learning process using the first

two methods is an important experience learning model, the second is a reading

guide, the constraints of MIN 4 Pematang Gajah morality teachers in

streamlining the learning process teaching comes from internat and external.

Internal factors come from individual students themselves, namely the level of

intelligence of students in receiving lessons. External factors, namely facilities

and infrastructure that are inadequate, but with the learning method used this

constraint can be minimized, because active learning with the two models above

can make students motivated and make the atmosphere of teaching and learning

become effective

Keywords: Moral Aqidah, Active Learning, Islamic Education

Page 14: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

NOTA DINAS ............................................................................................. ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK ................................................................................................... xi

ABSRACT ..................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4

C. Perumusan Masalah .................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ........................................................................... 6

1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................. 6

2. Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak ......................... 13

B. Model Pembelajaran Aktif .......................................................... 14

1. Manfaat Pembelajaran Aktif ................................................... 16

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif............................................. 17

Komponen Pembelajaran aktif .................................................... 20

Macam-Macam Metode pada Pembelajaran Aktif ..................... 22

C. Study Relevan ............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 27

B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 27

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 27

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 29

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................... 30

Page 15: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ......................................................................... 31

B. Temuan Khusus dan Pembahasan ............................................. 41

C. Strategi Guru Akidah Akhlak Min 4 Pematang Gajah

Dalam Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar

Dengan Menggunakan Metode Model Pembelajaran Active

Learning ...................................................................................... 41

D. Kendala Guru Akidah Akhlak Min 4 Pematang Gajah

Dalam Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar

Dengan Menggunakan Metode Model Pembelajaran Active

Learning. ..................................................................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

16

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nama – Nama Kepala Sekolah sejak didirikan hingga sekarang........................ 32

Tabel 4.2 Daftar Guru dan Pegawai MIN Mendalo Darat Tahun Pelajaran ....................... 36

Tabel 4.3 Daftar keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat ................... 37

Tabel 4.4 Keadaan Sarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo ...................................... 38

Page 17: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madrasah merupakan salah satu instiusi pendidikan yang berlatar

belakang agama Islam. Posisi ini menjadi strategis di mana pembangunan

karakter keislaman bagi peserta didik yang dapat dibangun sejak dini dan

berkelanjutan. Selain itu Madrasah juga sangat berperan dalam sisi politis

di mana eksistensinya dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam kekuatan

Islam. Urgensi madrasah ini dalama tataran jenjang pendidikan yang lebih

besar dapat dilihat sebagai representasi wajah dan masa depan Islam

Indonesia yang berkarakter. Sebagai lembaga, Madrasah dimaksudkan

untuk mempertahankan nilai-niali keislaman dengan titik berat pada

pendidikan. Madrasah juga berusaha untuk mendidik para Siswa yang

belajar pada Madrasah tersebut yang diharapkan dapat menjadi orang-

orang yang mendalami pengetahuan keislamannya disisi lain peserta didik

juga tidak terlepas dari pengetahuan informasi dan tekhnologi yang

berkembang di zaman modern ini.

“Abdul Majid et al (2005:130) Madrasah Ibtidaiyah merupakan

salah satu jenjang pendidikan atau tahapan pendidikan yang setingkat

dengan sekolah dasar (SD). Artinya, madrasah Ibtidaiyah merupakan

tonggak awal dalam pembangunan karakter secara mendasar dalam

tataran keilmuan berdasarkan tingkatan dalam pendidikan yang ada di

Indonesia. Banyak cabang pelajaran yang diajarkan di Madrasah

Ibtidaiyah yang salah satunya adalah pelajaran akidah akhlak, Aqidah

akhlak merupakan satu dari komponen Pendidikan Agama Islam, yang

mempunyai arahan dalam mendorong, membimbing, mengembangkan

kompetensi peserta didik untuk berperilaku yang baik dan jujur.

Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan Agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa

dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati

tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan

Islam sebagai pandangan hidup.”

Dengan demikian, pelajaran akidah akhlak pada MI merupakan suatu

hal yang sangat krusial, dimana kemudian mata pelajaran ini menjadi

Page 18: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

6

6

pelarajaran yang sangat diminati oleh siswa secara keseluruhan. Dalam

kenyataanya tidak demikian pelajaran akidah akhlak tidak begitu diminati

oleh pesera didik. Seperti pendapat Afrizal Mayub (2005:2) yang

mengatakan bahwa sudah menjadi pendapat umum jika Pendidikan Agama

Islam merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati. Salah satu

penyebabnya adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) terdapat konsep yang

bersifat abstrak sehingga sukar membayangkannya.

Keadaan diatas tentu merupakan salah satu problematika yang terjadi

pada pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtudaiyah. Untuk itu peneliti

tertarik untuk melihat sejauh mana problematika yang terjadi dalam

pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah secara kompleks. Dalam

proses pembelajaran banyak ditemukan problematika di dalamnya baik itu

problematika guru, siswa maupun materi yang diajarkan. Robbins

(2007:69) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkupan belajar dalam rangka

pemberian bantuan oleh pendidik agar dapat terjadi proses untuk

memperoleh ilmu, pengetahuan, penguasaan kemahiran, perubahan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri kepada peserta didik.

Dengan demikian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik.

Proses pembelajaran adalah suatu hakikat dari kegiatan pendidikan.

Oleh karena itu proses pembelajaran seyogyanya dilakukan dengan baik

agar tidak terjadi masalah dalam salah satu mata pelajaran yang diberikan.

Dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar tentu banyak hal yang

harus diperhatikan agar penyampaian materi pelajaran tersebut dapat

dimengerti oleh siswa secara utuh baik dari segi materi yang disampaikan

maupun pemahaman setelah materi itu disampikan.

Yang menjadi permasalahan adalah dimana siswa tidak dapat

memahami pelajaran pada pelajaran akidah akhlak dengan baik,

Disamping itu pada saat pembelajaran tidak sedikit siswa tidak

memperhatikan atau tidak fokus dalam proses belajar mengajar. Hal

Page 19: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

7

7

tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya

minat siswa, kemudian siswa ribut dan guru tidak bergitu memperhatikan

keadaan siswa pada saat jam pelajaran, keaadaan ini membuat proses

belajar mengajar menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, hal ini butuh

perhatian khusus bagaimana kemudian upaya dalam hal ini strategi yang

dilakukan guru dalam menyampaikan pelajaran akidah akhlak dapat

dipahami dan menjadi salah satu pelajaran yang benar-bener dikuasai oleh

peserta didik secara total.

Sekolah merupakan tempat dimana proses pembelajaran terjadi

secara langsung. Salah satu sekolah yang menjadi tempat berlangsungnya

proses pembelajaran adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Dalam hal

ini peneliti melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4

Pematang Gajah Muaro Jambi mengenai problematika pembelajaran yang

ada didalamnya.

Madrasah Ibtadaiyah Negeri 4 pematang gajah merupakan sekolah

yang mengembangkan dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, yang

melaksanakan pembelajaran dan bimbingan belajar secara efektif yang

proses tujuan akhirnya adalah siswa mampu berkembang secara optimal

sesuai dengan potensi yang ia dimiliki. Ilmu pengetahuan yang diberikan

kepada siswa pada MIN 4 Pematang Gajah yaitu ilmu pengetahuan agama

serta pengetahuan umum. Sekian banyak mata pelajaran yang dipelajari di

MIN 4 Pematang Gajah yaitu salah satunya adalah pelajaran Aqidah

Akhlak.

Penerapan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada

mata pelajaran Aqidah Akhlak guru-guru MIN 4 Pematang Gajah sudah

merupakan hal yang sangat krusial, menyelenggarakan metode yang cocok

terhadap keadaan siswa merupakan upaya guru demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran itu adalah aktif learning

yang membabagi bagaimana motode pengajaran dalam proses belakar

mengajar.

Page 20: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

8

8

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk

memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang

menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.

Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak

didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat

dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang

diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Keadaan ini juga

merupakan tantangan bagi guru menjadikan siswa dapat aktif dan

menerima stimulus dalam memahami secara seksama pelajaran akidah

akhlak.

Dengan keadaan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan

mengetahui lebih jauh mengenai “Strategi Guru dalam Pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan Menggunakan Model Pembelajarn Active Learning

di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Pematang Gajah Keb. Muaro Jambi”

B. Fokus Penelitian

Dengan adanya latar belakang yang menjadi objek kajian penelitian

ini, mengingat ada penjabaran beberapa pembatasan yang harus diambil

maka wilayah pembahasanyapun harus diminimalisir, walaupun

membutuhkan referensi dari luar batasan, agar permasalahan tidak

menyimpang dari pembahasan, mudah untuk dimengerti dan mudah

dipahami. Maka penulis dalam penelitian ini memfokuskan pada

mengatasi permasalahan yang akan dikaji, yaitu hanya masalah tentang

strategi guru dalam penerapan model pembelajaran ative learning pada

pelajaran akidah akhlak.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis

menarik beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :

berikut:

Page 21: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

9

9

1. Bagaimana strategi guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam

mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode

model pembelajaran active learning ?

2. Apa kendala guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam

mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode

model pembelajaran active learning ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada latar belakang masalah diatas maka

penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui strategi guru akidah akhlak di MIN 4 Pematang

Gajah dalam mengefektifkan proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode model pembelajaran active learning.

b. Untuk mengetahui kendala guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah

dalam mengefektifkan proses belajar mengajar mengajar dengan

menggunakan metode model pembelajaran active learning.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan banyak

manfaat Diantara manfaatnya adalah sebagai berikut :

a. Untuk menambah pengetahuan dalam melihat mutu pendidikan di

sekolah/madrasah.

b. Untuk menambah ilmu dan wawasan peneliti dengan melihat keadaan

lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Pematang Gajah Muaro Jambi.

c. Untuk memotifasi agar selalu ingin meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan.

d. Penelitian ini juga berguna sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

meraih gelar sarjana di Fakultas Tarbiyah UIN STS Jambi.

Page 22: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

10

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak

a. Pembelajaran

Partantopius et al (1994:95) Pembelajaran berasal dari kata belajar.

Belajar adalah perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang

dianggap sebagai hasil dari pengamatan dan latihan secara relatif.

Adapun maksud dari pembelajaran disini adalah suatu kegiatan untuk

mengubah tingkah laku yang diusahakan oleh dua belah pihak yaitu

antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi komunikasi dua arah.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang komplek,

yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Trianto (2009:17)

Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam

makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha

sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai

tujuan yang diharapkan.

Menurut Hilgard (Pasaribu, 1983:59) belajar adalah suatu proses

perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan

tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan, maka tidak dapat disebut

belajar. Yang dimaksud perubahan disini adalah mencakup

pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku yang diperoleh melalui

latihan atau pengalaman. Adapun menurut Benjamin Bloom,

(Syaifurahman, 3013:58) belajar adalah perubahan kualitas kemampuan

kognitif, afektif dan sikomotorik agar mencapai taraf hidupnya sebagai

pribadi, masyarakat, maupun makhluk Tuhan yang maha esa.

Page 23: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

27

27

Di dalam pembelajaran terdapat proses pembelajaran. Oemar

Hamalik (2012:57) Proses pembelajaran ialah proses individu

mengubah perilaku sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhannya.

Artinya individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia

menghadapi situasi kebutuhan. Adanya kebutuhan akan mendorong

individu untuk mengkaji perilaku yang ada pada dirinya, apabila ia

tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut maka ia harus memperoleh

perilaku dengan proses pembelajaran.

Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi

antara guru dan peserta didik dalam memberikan ilmu pengetahuan

yang saling mempengaruhi pemikiran maupun tingkah laku dengan

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran tertentu. Dengan pembelajaran maka terjadi

interaksi dan komunikasi dua arah yang simetris antara peserta didik

dan guru dalam mendorong dan menumbuhkan karakter anak didik

melakukan proses belajar.

b. Akidah

Hasan (1978: 24) Aqidah berasal dari bahasa Arab yang diambil

dari kata dasar ‘aqada ya’qidu ‘aqdan aqidatan yang berarti ikatan atau

pejanjian. Artinya sesuatu yang menjadi tempat hati yang mana hati

terikat kepadanya. MKD Iain Sunan Ampel (2011:57) Setelah

berbentuk aqidah maka maknanya menjadi keyakinan. Adapun

pengertian aqidah secara istilah berarti perkara yang wajib diyakini

kebenarannya oleh hati sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh

dan kokoh serta tidak ada keraguan dan kebimbangan didalamnya.

Para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam mengenai

pengertian aqidah, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Menurut Hasan al-Banna

MKD IAIN Sunan Ampel (2011:58) Aqidah adalah beberapa

perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan

Page 24: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

28

28

jiwa dan menjadikan keyakinan yang tidak ada keraguan dan

kebimbangan yang mencampurinya.

2) Menurut Syaikh Thahir al-Jazairy

Aqidah Islamiyah adalah perkara-perkara yang diyakini oleh

orang-orang muslim yang berarti mereka teguh terhadap kebenaran

perkara-perkara tersebut.

3) Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazary

Aqidah adalah kebenaran yang secara umum dapat diterima oleh

manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah, yang mana hal tersebut

dimunculkan oleh manusia dalam hati dan diyakini secara pasti serta

terdapat penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran tersebut.

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aqidah

adalah perkara-perkara yang wajib diyakini sepenuh hati mengenai

kebenarannya, karena hal tersebut dapat diterima manusia dan dapat

menentramkan jiwa dalam pelaksanaannya.

c. Akhlak

Ahmad (1997:364) Akhlak secara etimologis, berasal dari bahasa

Arab yang diidentifikasikan dengan kata al a‟dah yang memiliki arti

kebiasaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2003:20) Dalam

kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak berarti budi pekerti atau

kelakuan. Zainuddin et al (1999:73) Kata akhlak lebih luas dari pada

moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab

akhlak mencakup segi-segi kejiwaan dan tingkah laku seseorang baik

secara lahiriah maupun batiniah. MKD IAIN Sunan Ampel (2011:1)

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk yang memiliki

arti tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, kejantanan, agama, dan

kemarahan.

Adapun pengertian akhlak secara terminologi, para ulama

memberikan definisi-definisi yang bermacam-macam. Berikut adalah

definisi-definisi akhlak menurut para ulama:

Page 25: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

29

29

1) Menurut Imam al-Gazali

MKD IAIN Sunan Ampel (2011:1) Akhlak adalah sifat yang

tertanam pada jiwa manusia yang dapat menimbulkan perbuatan-

perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memalui pemikiran terlebih

dahulu.

2) Menurut Ibn Miskawih

Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong terhadap

perbuatan-perbuatan tanpa adanya pemikiran dan pandangan.

3) Menurut Ahmad Amin

Menurut sebagian ulama, akhlak adalah suatu kehendak yang

dibiasakan. Artinya apabila kehendak-kehendak tersebut telah menjadi

suatu kebiasaan maka itulah yang disebut akhlak.

Dari berbagai definisi yang dikemukaan oleh para ulama diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwasanya adalah akhlak adalah suatu

perbuatan yang telah dibiasakan sehingga perbuatan tersebut muncul

tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

Hasan (1978: 27) Akhlak juga memiliki keterkaitan dengan

pendidikan moral. Pendidikan moral berkenaan dengan pertanyaan

tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan antar sesama

manusia yang meliputi konsep-konsep seperti harkat manusia, harga

diri manusia, keadilan sosial, kepedulian terhadap sesama manusia,

persamaan hak, sikap saling menghargai dan sebagainya. Tujuan dari

pendidikan moral ini membantu siswa agar memiliki tanggung jawab

dalam memberikan pendapat, adil dan matang mengenai orang lain.

Apabila dikaitkan dengan perbuatan maka terdapat juga akhlak baik

dan akhlak buruk. Ali Hasan (1978:1) Dasar untuk mengukur baik

buruknya sifat seseorang adalah al-Qur‟an dan as-Sunnah. Apa yang

baik menurut al-Qur‟an dan as-Sunnah, maka itulah yang dijadikan

pegangan dan begitu pula sebaliknya apa yang buruk menurut al-Qur‟an

dan as-Sunnah maka itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.

Adapun ruang lingkup akhlak adalah sebagai berikut:

Page 26: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

30

30

1) Akhlak terhadap Allah SWT

Yakni akhlak yang berhubungan terhadap khalik (sang pencita)

yaitu Allah SWT yakni dengan menjalankan apa yang diperintahkan

oleh Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang olehnya.

Selain itu mencintai Allah dan mensyukuri apa yang telah diberikan

oleh serta mengagungkan Allah, senantiasa ingat akan kebesaran

Allah. Hal tersebut sangatlah penting bagi kehidupan manusia karena

bagaimana kehidupannya ditentukan dengan hubungannya dengan

Allah SWT. Apabila manusia taat terhadap Allah SWT, maka Allah

memberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Sebaliknya apabila manusia tidak taat terhadap Allah SWT, maka

kehidupannya akan sengsara baik di dunia maupun di akhirat.

2) Akhlak terhadap sesama manusia

Setelah memperhatikan hubungannya dengan Allah SWT,

manusia juga harus memperhatikan hubungannya terhadap sesama.

Tidaklah baik seseorang yang memiliki hubungan yang baik

terhadap Allah akan tetapi tidak memiliki hubungan yang baik

dengan sesama. Hubungan yang baik ini bisa dilakukan dengan

menjaga silaturrahmi, saling menghormati, saling tolong menolong

dan sebagainya. Dengan demikian menjaga hubungan baik antara

sesama manusia merupakan hal yang penting karena manusia

tidaklah mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia

adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara sesama.

Oleh karena itu sangat penting untuk menampilkan akhlak yang baik

terhadap sesama manusia.

3) Akhlak terhadap alam

Setelah manusia memperhatikan hubungannya terhadap Allah

dan terhadap sesama manusia, manusia juga harus memperhatikan

hubungannya dengan alam, yakni berusaha melindungi alam sekitar

dan menjaga kelestariannya. Hal tersebut dikarenakan alam adalah

makhluk Allah SWT yang juga berhak hidup sama seperti manusia.

Page 27: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

31

31

Oleh karena itu alam harus dilindungi karena alam sebagai

lingkungan hidup manusia telah banyak memberikan manfaat bagi

kehidupan manusia, seperti air, udara, tumbuh-tumbuhan dan

sebagainya. Apabila manusia tidak bersikap ramah terhadap alam,

maka alam pun tidak akan bersikap ramah terhadap manusia.

Apabila hal tersebut terjadi maka manusia itu sendiri yang rugi.

Akan banyak terjadi bencana yang disebabkan oleh manusia itu

sendiri seperti banjir, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Oleh

karena itu manusia harus menjaga hubungannya dengan alam dengan

menjaga lingkungan dan kelestarian alam.

Tujuan pokok akhlak adalah agar setiap orang muslim memiliki

budi pekerti, tingkah laku dan adat istiadat yang baik sesuai ajaran

Islam. Selain tujuan yang diperoleh apabila seorang muslim

berakhlak yang baik adalah:

1) Ridha Allah SWT. Orang yang memiliki akhlak yang baik yang

sesuai ajaran Islam, senantiasa akan melaksanakan segala

perbuatannya dengan hati yang ikhlas dan semata-mata karena

mengharap ridha Allah.

2) Kepribadian muslim. Orang yang memiliki akhlak yang baik yang

sesuai ajaran Islam, segala perbuatannya mencerminkan sikap

ajaran Islam baik ucapannya maupun pemikirannya.

3) Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan yang tercela

Dengan memiliki akhlak yang baik akan mendapatkan bimbingan

dan ridha Allah, serta akan terwujud perbuatan-perbuatan yang

terpuji yang seimbang antara kebaikan dunia dan akhirat serta

terhindar dari perbuatan tercela (Zainuddin, 1999:67).

d. Akidah Akhlak

Aqidah dan akhlak yang merupakan gabungan dua kata yang memiliki

pengertian tersendiri. Departemen Agama RI (2004:17) Adapun Aqidah

Akhlak merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar lebih

Page 28: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

32

32

mengenal, menghayati, dan mengimani Allah SWT, serta merealisasikan

dalam perilaku akhlak mulia dalam pengamalan dan pembiasaan.

Aqidah Ahklak atau budi pekerti Jamaludin (2006:80) merupakan

tingkah laku manusia yang disadari oleh kesadaran berbuat baik yang

didorong keinginan hati yang selaras dengan perkembangan akal. Dan

usaha yang dilakukan secara sadar untuk dapat menyiapkan peserta didik

agar beriman terhadap ke-Esa-an Allah SWT. Serta sebagai pokok-pokok

atau dasar-dasar keyakinan hidup yang intinya keyakinan kepada Allah

SWT yang menciptakan dan mengatur kehidupan ini.

Aqidah Akhlak merupakan materi pelajaran yang diberikan kepada

siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran. Sanjaya (2010:141) Materi

pelajaran learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi

kurikulum yang harus dikuasai siswa dalam rangka pencapaian standard

kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

Dengan demikian materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam

proses pembelajaran.

e. Tujuan Pembelajaran Akidah Aklak

Adapun tujuan pembelajaran/ belajar Aqidah Akhlak untuk

menambah dan meningkatkan keimanan peserta didik, yang diwujudkan

dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah

akhlak Islam, sehingga menjadi menusia muslim yang terus berkembang,

meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta

masyarakat berbangsa dan bernegara kemudian untuk dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam tujuan pendidikan akhlak, segala sesuatu yang dilakukan

seseorang dengan sengaja pasti mengandung tujuan tertententu demikian

pula dengan pendidikan Akhlak. Pembelajaran Aqidah dan Akhlak

memiliki tujuan yang sudah barang tentu tidak dapat dipisahkan dengan

tujuan pendidikan pada umumnya, sebab apa yang ingin dicapai dalam

pendidikan akhlak tidak beda dengan tujuan pendidikan Islam.

Page 29: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

33

33

Maka tujuan dari pembelajaran akhlak dalam Islam Zakiyah

(1996:108) adalah untuk membimbing dan menuntun anak agar hidup dan

bergaul di sekolah, keluarga dan di masyarakat dengan baik, sesuai dengan

norma-norma yang berlaku sopan-santun, tegas, berakhlak mulia dalam

rangka mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. Yakni menjadi

seorang muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia, menghayati dan

mengamalkan ajaran agamanya.

2. Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak

Problematika berasal dari kata dasar problem yang berarti masalah dan

persoalan. Sedangkan problematika berarti hal yang menimbulkan masalah,

hal yang belum terpecahkan masalahnya. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 2003:896). Demikian setelah dijabarkan hal-hal mengenai

pembelajaran Aqidah Akhlak dan yang berhubungan dengannya maka

pembahasan selanjutnya adalah mengenai problematika yang terdapat dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak.

Berbicara mengenai pembelajaran, maka dapat dikesimpulan bahwa

substansi dari pembelajaran adalah hasil belajar. pembelajaran tidak hanya

hanya sebatas pemberian materi kepada siswa, akan tetapi pembelajaran juga

meliputi suatu proses interaksi dan aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam

mengakomodir siswa untuk belajar secara baik. Dalam hal ini belajar

bertujuan untuk mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan

mengevaluasi bahan pembelajaran yang diberikan.

Oleh karena itu, Kurniawan (2014:12) agar dapat menciptakan kondisi

belajar yang baik, guru harus mengetahui aspek-aspek penentu dalam

pembelajaran aktif. Berikut adalah aspek-aspek pembelajaran aktif:

a) Guru. Seoarang guru harus mengetahui keunggulan dan kelemahannya

dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu

melakukan evaluasi atas kegiatan pembelajaran pada setiap akhir kegiatan

pembelajaran. Dari sini guru harus selalu terbuka menerima kritik dan

penilaian demi peningkatan pembelajaran yang lebih baik.

b) Bahasa. Penyampaian materi dan informasi dalam bidang keilmuan

tertentu merupakan substansi dari pembelajaran. Penyampaian informasi

tersebut selalu menggunakan media bahasa. Untuk itu bahasa merupakan

faktor penting dalam pembelajaran.

Page 30: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

34

34

c) Siswa. Siswa adalah individu yang akan diberi materi dalam pembelajaran.

Hal yang perlu diperhatian agar pembelajaran dapat berhasil adalah

dengan memahami karakteristik siswa.

d) Tujuan. Setiap pembelajaran yang dilakukan harus mempunyai tujuan,

baik itu tujuan intruksional yang sudah ditetapkan ataupun tujuan lain yang

secara tersirat dikehendaki oleh guru. Tujuan ini tentunya didasarkan pada

keadaan siswa, lingkungan, dan harapan guru.

e) Strategi Pembelajaran. Penjelasan aspek karakteristik guru, siswa, bahasa

dan tujuan merupakan bagian yang akan menjadi penentu dalam penentuan

strategi pembelajaran. Strategi inilah yang berposisi sebagai cara-cara

yang akan dilakukan oleh guru dalam penyelenggaraan pembelajaran

untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Demikian aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh guru agar dapat

tercipta pembelajaran aktif. Selain itu guru juga harus menkondisikan

pembelajaran yang kondusif. Adapun problematika pembelajaran dapat

muncul apabila tidak terdapat pembelajaran aktif seperti uraian diatas.

3. Model pembelajaran

Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum

model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya

yang diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan menurut Agus Suprijono

(2011: 45), model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses

aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba

bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011: 46).

Ismail yang dikutip oleh Rachmadi Widdiharto (2004: 3) menyebutkan

bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak

dipunyai oleh strategi atau metode tertentuyaitu:

1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya

2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

a. Model Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif yaitu suatu pembelajaran yang mengajak siswa

untuk belajar secara aktif. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka

Page 31: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

35

35

baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan

persoalan atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari kedalam suatu

persoalan yang ada dalam kehuidupan nyata (Hisyam Zaini, 2002:XVI).

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan

semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik

dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga

dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju

pada proses pembelajaran (Hartono,2008: 20).

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL)

merupakan suatu proses kegiatan belajar megajar di mana anak terutama

mengalami keterlibatan intelektual emosional di samping proses belajar

mengajar. Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada

anak yang kita kenal dengan istilah Child Centered Curriculum (Lalu

Muhammad Azhar, 1993: 38-39).

Saiful Sagala (2006: 201) berpendapat bahwa Cara Belajar Siswa

Aktif dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada

pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses

pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Sementara

itu terdapat pengertian lain yaitu mengenai Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA). Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan

inti dari kegiatan belajar (Oemar Hamalik, 2005: 137).

Dari uraian di atas mengenai pembelajaran aktif dan CBSA di atas

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental,

intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Siswa dituntut untuk terlibat maupun berperan dalam proses pembelajaran.

Siswa tidak hanya sekedar mengikuti dan mendengarkan pembelajaran,

akan tetapi siswa juga melihat, melakukan, mencobakan dan mengatasi

Page 32: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

36

36

permasalahan yang muncul sehingga harapannya siswa lebih dapat

menguasai tentang apa yang mereka pelajari.

b. Manfaat Pembelajaran Aktif

Menurut Tayar Yusuf (1997:147), pembelajaran aktif memiliki

beberapa manfaat, diantaranya :

1) Dapat menumbuhkan suasana kelas yang dinamis dan hidup

2) Adanya komunikasi dua arah timbal balik antara guru dan anak didik,

mendorong suasana yang responsif dan bergairah bagi anak didik

3) Anak didik merasa terlibat langsung secara intelektual dan emosional

dalam prosespengajaran

4) Mendorong bagi guru menyiapkan dan menyajikan pelajaran secara

optimal

5) Adanya sumber belajar atau lingkungan belajar yang diciptakan secara

optimal

Oemar Hamalik (2005: 91) mengemukakan sejumlah manfaat atau

kegunaan dari kegiatan pembelajaran aktif, antara lain:

1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian

siswa.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan

individual.

5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat,

dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat

dalam pendidikan siswa.

Page 33: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

37

37

7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta

menghindarkan terjadinya verbalisme.

8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya

kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Dari penjelasan di atas penulis menggunakan teori dari Oemar

Hamalik untuk mengatahu menfaat pembelajaran aktif itu sendiri.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pendekatan belajar aktif adalah

tingkah laku yang mendasar bagi siswa yang selalu nampak dan

menggambarkan keterlibatannya dalam proses belajar mengajar baik

keterlibatan mental, intelektual maupun emosional yang dalam banyak hal

dapat diisyaratkan sebagai keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk

keaktifan fisik.

Sedangkan dalam penerapan strategi belajar aktif, seorang guru harus

mampu membuat pelajaran yang diajarkan itu menantang dan merangsang

daya cipta siswa untuk menemukan serta mengesankan bagi siswa. Untuk

itu seorang guru harus memperhatikan beberapa prinsip dalam menerapkan

pendekatan belajar aktif (active learning strategy), sebagaimana yang

diungkapkan oleh Semiawan (1992 : 10-13) adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Motivasi

Motif adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan sesuatu. Kalau seorang siswa rajin belajar, guru

hendaknya menyelidiki apa kiranya motif yang mendorongnya. Kalau

seorang siswa malas belajar, guru hendaknya menyelidiki mengapa ia

berbuat demikian. Guru hendaknya berperan sebagai pendorong,

motivator, agar motif-motif yang positifdibangkitkan dan atau

ditingkatkan dalam diri siswa.

Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi dari dalam diri anak

(intrinsik) dan motivasi dari luar diri anak (ekstrinsik). Motivasi dalam

diri dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak,

Page 34: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

38

38

keinginan untuk mencoba, dan hasrat untuk maju dalam belajar.

Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran,

misalnya melalui pujian, hukuman, misalnya dengan penugasan untuk

memperbaiki pekerjaan rumahnya.

2) Prinsip Latar atau Konteks

Kegiatan belajar tidak terjadi dalam kekosongan. Sudah jelas,

para siswa yang mempelajari sesuatu hal yang baru telah pula

mengetahuihal-hal lain yang secara langsung atau tak langsung

berkaitan. Karena itu, para guru perlu meyelidiki apa kira-kira

pengetahuan, perasaan, ketrampilan, sikapdan pengalaman yang telah

dimiliki para siswa. Perolehan ini perlu dihubungkan dengan bahan

pelajaran baru yang hendak diajarkan guru atau dipelajari para siswa.

Dalam mengajarkan klasifikasi serat tekstil misalnya, para guru

dapat mengaitkannya denganjenis busana dan serat tekstil yang biasa

dikenakan setiap hari dan sering dijumpai sehari-hari. Dengan cara ini,

para siswa akan lebih mudah menangkap dan memahami bahan

pelajaran yang baru.

3) Prinsip Hubungan Sosial atau Sosialisasi

Dalam belajar para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan

rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih

berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja

kelompok, daripada jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing

siswa.

Belajar mengenai uji coba pembakaran serat tekstil secara

kelompok tentu saja akan lebih mudah dan lebih cepat jika para siswa

bekerja sama. Mereka dapat dibagi kedalam kelompok dan kepada

setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda-beda. Latihan bekerja

sama sangatlah penting dalam proses pembentukan kepribadian anak.

4) Prinsip Belajar Sambil Bekerja

Anak-anak pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau

melakukan aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan dari anak.

Karena itu, anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk melakukan

kegiatan nyata yang melibatkan otot dan pikirannya. Semakin anak

bertumbuh semakin berkurang kadar bekerja dan semakin bertambah

kadar berpikir. Apa yang diperoleh anak melalui kegiatan bekerja,

Page 35: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

39

39

mencari, dan menemukan sendiri tak akan mudah dilupakan. Hal itu

akan tertanam dalam hati sanubari dan pikiran anak. Para siswa akan

bergembira kalau mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan

kemampuan bekerjanya.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, sejalan dengan teori

pembelajaran aktif, bahwa dengan melakukan maka siswa akan lebih

ingat terhadap materi yang dipelajarainya. Jadi pada mata diklat

memilih bahan baku busana, jika proses pembelajarannya dilakukan

dengan praktikum ataupun analisis, maka siswa akan lebih mengingat

dan memahami daripada pembelajaran berupa teori saja.

5. Prinsip Pemecahan Masalah

Seluruh kegiatan siswa akan terarah jika didorong untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu. Guna mencapai tujuan-tujuan, para

siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah agar mereka peka

terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditimbulkan jika

para siswa dihadapkan kepada situasi yang memerlukan pemecahan.

Para guru hendaknya mendorong para siswa untuk melihat masalah,

merumuskannyadan berdaya upaya untuk memecahkannya sejauh

taraf kemampuan para siswa.

Prinsip pemecahan pada mata diklat memilih bahan baku busana

dapat terjadi ketikasiswa mengalami kesulitan. Hal ini biasanya terjadi

ketika siswa sedang menganalisis ataupun ketika sedang

melaksanakan praktikum. Guru hendaknya mampu mendorong siswa

agar mampu melihat masalah, merumuskannya dan mengatasi

permasalahan yang muncul tersebut.

d. Komponen Pembelajaran aktif

Salah satu karakteristik dari pembelajaran yang menggunakan

pendekatan belajar aktif adalah adanya keaktifan siswa dan guru,

sehingga terciptanya suasana belajar aktif. Untuk menciptakan

suasana belajar aktif tidak lepas dari beberapa komponen yang

mendukungnya. Sukandi (2003: 10-11) menyebutkan bahwa

komponen-komponen pendekatan belajar aktif dalam proses belajar-

mengajar adalah terdiri dari:

Page 36: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

40

40

1) Pengalaman

Sukandi (2003: 10) mengungkapkan bahwa “Pengalaman

langsung mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya melalui

mendengarkan”.

Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengalaman langsung mengaktifkan tidak hanya melalui indera

pendengaran. Hal tersebut juga didukung dengan indra-indra lainnya

seperti penglihat, pencium, perasa dan peraba. Dengan menggunakan

kelima indra dalam diri manusia, maka pengalaman mengaktifkan

selama pembelajaran akan berjalan lebih mudah dan sempurna.

2) Interaksi

Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya bila berlangsung

dalam suasana diskusi dengan orang lain, berdiskusi, saling bertanya

dan mempertanyakan, dan atau saling menjelaskan. Pada saat orang

lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang kita kerjakan, maka

kita terpacu untuk berpikir menguraikan lebih jelas lagi sehingga

kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Diskusi, dialog dan tukar

gagasan akan membantu anak mengenal hubungan-hubungan baru

tentang sesuatu dan membantu memiliki pemahaman yang lebih baik.

Anak perlu berbicara secara bebas dan tidak terbayang-bayangi

dengan rasa takut sekalipun dengan pernyataan yang menuntut

(alasan/argumen). Argumen dapat membantu mengoreksi pendapat

asalkan didasarkanpada bukti.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran aktif dapat terwujud dengan adanya berinteraksi.

Interaksi yang berupa diskusi akan membuat siswa menjadi saling

bertanya jawab dan menjelaskan. Dengan demikian siswa akan

terpacu untuk berpikir dan berbicara lebih bebas.

3) Komunikasi

Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun

tulisan, merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka

mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan. Pengungkapan

pikiran, baik dalam rangka mengemukakan gagasan sendiri maupun

menilai gagasan orang lain, akan memantapkan pemahaman seseorang

tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari.

Page 37: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

41

41

Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

komunikasi, yaitu pengungkapan pikiran baik secara lisan maupun

tertulis siswa akan menjadi aktif. Hal ini karena siswa akan

memantapkan pemahamannya baik yang sedang dipelajari mupun

yang sedang dipikirkan.

4) Refleksi

Bila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain

dan mendapat tanggapan, maka orang itu akan merenungkan kembali

(merefleksi) gagasannya, kemudian melakukan perbaikan, sehingga

memiliki gagasan yang lebih mantap. Refleksi dapat terjadi akibat

adanya interaksi dan komunikasi. Umpan balik dari guru atau siswa

lain terhadap hasil kerja seorang siswa yang berupa pernyataan yang

menantang (membuat siswa berpikir) dapat merupakan pemicu bagi

siswa untuk melakukan refleksi tentang apa yang sedang dipikirkan

atau dipelajari.

Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa refleksi

merupakan kelanjutan dari interaksi dan komunikasi. Setelah pendapat

yang dikemukakan mendapat tanggapan oleh siswa lain atau pun guru,

maka siswa ini akan merefleksikan gagasan yang dipikirkan dan

dipelajari. Siswa akan lebih mantap pemikirannya. Sehingga siswa

akan lebih menguasai materi yang telah dipelajarinya.

Agar suasana belajar aktif dapat tercipta secara maksimal, maka

diantara beberapa komponen diatas terdapat pendukungnya,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Sukandi (2003:12-14) antara

lain:

1) Sikap dan perilaku guru

Sesuai dengan pengertian mengajar yaitu menciptakan suasana

yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa,

maka sikap dan prilaku guru hendaknya:

1) Terbuka, mau mendengarkan pendapat siswa.

2) Membiasakan siswa untuk mendengarkan bila guru atau siswa

lain berbicara.

3) Menghargai perbedaan pendapat.

Page 38: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

42

42

4) Mentolelir kesalahan siswa dan mendorong untuk

memperbaikinya.

5) Memberi umpan balik terhadap hasil kerja siswa.

6) Tidak terlalu cepat untuk membantu siswa.

7) Tidak kikiruntuk memuji dan menghargai.

8) Tidak menertawakan pendapat atau hasil karya siswa sekalipun

kurang berkualitas, dan yang lebih penting

9) Mendorong siswa untuk tidak takut salah dan berani

menanggung resiko

2) Ruang kelas yang menunjang belajar aktif, yaitu diantaranya:

a) Berisi banyak sumber belajar, seperti buku dan benda nyata.

b) Berisi banyak alat bantu belajar, seperti media atau alat peraga.

c) Berisi banyak hasil kerja siswa, seperti lukisan laporan

percobaan, dan alat hasil percobaan.

d) Letak bangku dan meja diatur sedemikian rupa sehingga siswa

leluasa untuk bergerak

e. Macam-Macam Metode pada Pembelajaran Aktif

Hisyam Zaini dkk membagi metode pada pembelajaran aktif

menjadi 40 macam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Critical Incident (Pengalaman Penting)

Metode ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dari

penggunaan metode ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal

dengan melihat pengalaman mereka.

2. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)

Adalah metode di mana selama penyampaian materi siswa

dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan

materi yang disampaikan oleh guru.

3. Reading Guide (Panduan Membaca)

Adalah metode yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan

waktu dalam menyelesaikan materi di dalam kelas.

4. Group Resume (Resume Kelompok)

Page 39: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

43

43

Adalah metode dengan membuat resume yang dilakukan

dalam kelompok dengan tujuan membantu siswa lebih akrab yang

anggotanya sudah saling mengenal sebelumnya.

5. Assessment Search (Menilai Kelas)

Metode ini cukup menarik untuk menilai kelas dalam waktu

yang cepat dan sekaligus melibatkan siswa sejak awal pertemuan

untuk saling mengenal dan bekerjasama.

6. Questions Students Have (Pertanyaan dari Siswa)

Metode ini merupakan metode yang tidak menakutkan yang

dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa.

Metode ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi

siswa secara tertulis.

7. Instant Assessment (Penilaian Instan)

Metode ini menyenangkan dan tidak menakutkan untuk

mengetahui siswa. Dengan metode ini dalam waktu yang singkat

dapat mengetahui siswa dari sisi latar belakang, pengalaman,

sikap, harapan dan perhatiannya.

8. Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan)

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat kemampuan

siswa di samping untuk membentuk tim kerjasama tim.

9. True or False (Benar apa Salah)

Metode ini merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat

mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan

segera. Metode ini menumbuhkan kerjasama tim, berbagi

pengetahuan dan belajar secara langsung.

10. Inquiring Minds Want to Know (Bangkitkan Minat)

Metode ini dapat membangkitkan keingintahuan siswa

dengan meminta mereka untuk membuat perkiraan-perkiraan

tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.

11. Listening Teams (Tim Pendengar)

Page 40: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

44

44

Metode ini bertujuan membentuk kelompok-kelompok yang

mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan

materi pelajaran.

12. Guided Note Taking (Catatan Terbimbing)

Metode di mana guru menyiapkan suatu bagan atau skema

atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat

catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran.

13. Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis)

Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling

berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang

berbeda dengan membandingkan catatan.

14. Guided Teaching (Panduan Mengajar)

Dalam metode ini, guru bertanya kepada siswa satu atau dua

pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau

untuk memperoleh hipotesa atau kesimpulan kemudian

membaginya kepada kategori.

15. Active Debat (Debat Aktif)

Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat

mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa

diharapkan mepertahankan pendapat yang bertentangan dengan

keyakinannya sendiri.

4. Study Relevan

a. Penelitian ini dilakukan Umi masruroh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2017 yang berjudul Implementasi strategi belajar aktif (aktif learning)

dalam Pembelajaran tematik di MIN Kauman Utara Jombang dengan

kesimpulan : Konsep belajar aktif dalam pembelajaran tematik adalah

suatu pembelajaran yang menjadikan siswa-siswanya lebih aktif,

kreatif, inovatif dan mandiri, dengan kata lain bisa disebut sebagai

suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kemudian siswa lebih

aktif dalam artian aktif bertanya, menjawab pertanyaan,

Page 41: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

45

45

menyampaikan pendapat, mengkritisi topik yang dibahas serta mampu

memecah masalah yang didiskusikan atas usahanya sendiri. Selain itu

siswa menjadi kreatif dan inovatif. Nilai akademik siswa meningkat,

prestasi sekolah juga meningkat sehingga semua itu berimbas kepada

kualitas nilai lulusan yang semakin baik.

b. Penelitian ini dilakukan Mahfuzhdin Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 yang berjudul

pengaruh strategi active learning teknik information secarch mencari

infomrasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Dari hasil

penelitian ditemukan bahwa dari perhitungan yang diperoleh bahwa

rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan strategi active learning teknik informasi search/mencari

informasi lebih besar drai rata-rata hasil belajar matematika siswa

yang diajar dengan menggunakan metode konvensional.

c. Indah Umi Zakiyatul Hilal, dengan judul “Efektivitas Implementasi

Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islamdi Smp Negeri 1 Sleman” jurnal, Program

Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014, dengan kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa Penerapan strategi

pembelajaran aktif dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Sleman

cukup beragam. Strategi pembelajaran aktif yang biasanya digunakan

adalah ceramah interaktif, diskusi dengan strategi The Power Of Two,

Contextual Teaching and Learning serta tugas belajar dan resitasi.

Proses pembelajaran PAI sudah cukup sesuai dengan silabus dan RPP.

strategi pembelajaran aktif tersebut bisa dikatakan efektif dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran. Meskipun strategi pembelajaran

aktif yang diterapkan masih terkesan konvensional, namun jika

diterapkan dengan baik dan didukung oleh sumber daya yang ada akan

efektif untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran,

meningkatkan aktivitas belajar dan membantu mengembangkan

Page 42: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

46

46

kepribadian siswa. Selain itu ada beberapa faktor yang menghambat

pelaksanaan strategi pembelajaran aktif di SMP N 1 Sleman. Faktor-

faktor yaitu Guru kurang menguasai IT, Siswa yang sulit diajak

bekerja sama, Kurangnya waktu jam pelajaran, Materi pelajaran,

Kurangnya observasi lapangan, Anggapan siswa bahwa pelajaran PAI

itu kurang penting dibandingkan dengan pelajaran lain.

Page 43: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

47

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini menekankan pada makna, penalaran, definisi, suatu

situasi tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian

dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia.

B. Setting dan Subjek Penelitian

Pada penelitian ini penulis laksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4

Pematang Gajah Muaro Jambi. Adapun yang menjadi hal-hal pertimbangan

dalam penelitian ini yaitu rasional, praktis dan ekonomis.

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Iskandar (2009:117) Data primer adalah data yang berupa hasil

wawancaran dan diperoleh melalui wawancara dengan informan

yang dijadikan sumber dalam penelitian.

Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer atau data

utama adalah data yang berupa teks catatan hasil wawancara penulis

dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung

dari sumbernya.

Page 44: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

48

48

Data sekunder yang penulis teliti maksudnya dalam

penelitian ini adalah data yang terdapat pada Madrasah Ibtidaiyah

Negeri 4 Pematang Gajah Muaro Jambi sebagai berikut:

a. Literatur Tentang kadaan guru.

Page 45: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

31

31

b. Historis madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Pematang Gajah Muaro

Jambi

b. Sumber Data

Iskandar dalam Menurut moh. Nasir (2009:118) yang dimaksud dengan

sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Pengumpulan data

dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data skunder.

Dalam penelitian ini penulis membagi menjadi dua sumber data:

1. Sumber data Primer, sumber data yang langsung memberikan data

kepada peneliti. Sumber data yang penulis maksud yaitu kepala sekolah,

guru dan siswa.

2. Sumber data Skunder, sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada peneliti seperti melalui dokumen maupun dengan

memanfaatkan orang lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Sutrisno (2004:151) Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan

langsung dengan sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.”

Dalam hal ini penulis langsung malakukan observasi terhadap sistim

belajar mengajar antara guru dan murid dalam pelajaran akidah akhlak.

b. Wawancara

c. Sutrisno (2004:151) Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan

langsung dengan sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.”

d. Dalam hal ini penulis langsung malakukan observasi terhadap sistim

belajar mengajar antara guru dan murid dalam pelajaran akidah akhlak.

e. Dokumentasi

Arikunto (2002:236) Dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-

hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain sebagainya.”

Page 46: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

32

32

Jadi dalam penelitian ini penulis mendokumentasikan hasil wawancara

dengan narasumber, serta catatan dari hasil observasi penulis dilapangan,

serta data-data yang penulis kumpulkan mengenai lokasi penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data dari lapangan dikumpulkan maka data tersebut di analisis

dengan menggunakan teknis analisis kualitatif atau data non statistik, maka

penulis akan menggunakan teknis analisis kualitatif dengan menggunakan

teknik:

pertama adalah konteks atau stuasi sosial diseputar dokumen atau teks

yang diteliti. Disini peneliti diharapkan dapat memehami denature

(kealamiahan) dan cultural meaning (makna kultural) dan artifac (yang

diteliti). Kedua adalah process, atau bagaimana suatu produksi media atau isi

pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga

adalah Emergency, yakni pembentukan secara gradual atau bertahap dari

makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.

Langkah-langkah dalam menganalisis penelitian ini adalah

menggunakan cara-cara sebagai berikut:

a. Induktif, yaitu berangkat dari kata-kata yang khusus, peristiwa yang

kongkrit kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus itu ditarik

generalisasi yang mempunyai sifat .

b. Deduktif, yaitu berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum

kemudian kepada hal-hal yang khusus.

c. Konfaratif, yatu yang membandingkan dari berbagai pendapat yang ada,

kemudian mengambil pendapat yang lebih relevan dengan pembahasan.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Page 47: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

33

33

Tiangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan percakapan

atau sebagai pembanding data itu. Triangulasi berarti membandingkan atau

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini di capai dengan cara :

1. Membandingkan data pengamatan dan hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang di katakan pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan perspektif seorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Page 48: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

34

34

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Madrasah

MIN Mendalo Darat adalah lembaga pendidikan formal tingkat dasar yang berada

dibawah naungan Departemen Agama,dengan berstatus Negeri. Pada awalnya MIN

Mendalo Darat bernama MI Nurul Huda,yang didirikan oleh masyarakat Desa

Mendalo Darat yang peduli akan pentingnya pendidikan agama pada anak yang

disponsori oleh pemukan masyrakat bernama H. Ismail dan M. Ishak, MI Nurul Huda

didirikan pada tahun 1976 dan mengalami perubahan status menjadi negeri pada

tahun 1995 berdasarkan K MA RI Nomor : 515 A Th.1995.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat merupakan sekolah setingkat Sekolah

Dasar yang berbasis agama di kabupaten Muaro Jambi. Madrasah ini mengedepankan

keseimbangan penyelenggaraaan materi umum dan agama.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat pada awalnya bernama Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Huda Mendalo Darat yang didirikan pada tahun 1992 dengan status

swasta. Kemudian pada tahun 1995 Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Mendalo Darat

melalui surat Keputusan penegerian Madrasah yang dikeluarkan oleh Menteri Agama

yaitu KMA RI Nomor : 515 A tanggal 2 November 1995 dinegerikan dan berubah

nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat.

Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat

Alamat : jln. Jambi-Pijoan KM 13 Mendalo Darat

Desa : Mendalo Darat

Kecamatan : Jambi Luar Kota

Page 49: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

62

Kabupaten : Muaro Jambi

Provinsi : Jambi

Kode Pos : 36361

Nama Ka.Madrasah : Fitri Rianti,S.Ag

NIP : 19701202 199703 2 002

Pangkat/Gol : Pembina (IV/A)

Pendidikan Terakhir : S 1 IAIN STS Jambi

Fak/Jur : Tarbiyah/PAI

Alamat : Jambi,desa Pematang Gajah

Selama didirikannya MI Nurul Huda, kemudian dinegerikan hingga sekarang

telah mengalami beberapa pergantian pimpinan, hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.1. Nama – Nama Kepala Sekolah sejak didirikan hingga sekarang.

Pada

awal

dinegeri

kannya,

MIN

Mendal

o Darat

beralam

at di

pinggir jalan Jambi – Muara Bulian Km.13 tepatnya di gedung MTs Nurul Huda

sekarang dan dilahan itu juga dibuatkan gedung oleh pemerintah ( Departeman

Agama ) di atas tanah seluas 70.785 M2 wakaf dari Bapak H. Ismail di RT 09

Jl.Sidodadi 700M dari Jalan Jambi – Muara Bulian Desa Mendalo Darat dan

setelah gedungnya selesai, maka secara spontan ia berpindah hingga sekarang.

2. Visi dan Misi Madrasah

No Nama Jabatan Periode Ket

1 H. Ismail Kepala 1976 – 1992 MI – NH

2 Mar‟i Kepala 1992 – 1993 Sda

3 M. Ishak Kepala 1993 – 1995 Sda

4 Drs. Bustanudin Arif Kepala 1995 – 2004 MIN

5 H. Muhammad Arsyad,

S.Ag.M.Pd.I

Kepala 2004 – 2010 MIN

6 Fitri Rianti, S.Ag Kepala 2010 – sekarang MIN

Page 50: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

63

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat mempunyai visi dan misi yaitu

sebagai berikut :

1. Visi

“Mencetak peserta didik Islami”

2. Misi

a) Menciptakan generasi Qurani

b) Meletakkan pengetahuan dasar agama/umum menghasilkan

lulusan yang handal

c) Terampil beribadah

d) Mempunyai akhlakul karimah dalam kehiduapan masyarakat

3. Geografis Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat terletak di jalan Jambi-Pijoan KM 13

Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Madrasah

ini dibangun di atas tanah seluas 70.785 m2 yang mana tanah tersebut adalah

merupakan waqaf dari M. Sholeh bin Sapirin dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan tanah Siti Halimah

2. Sebelah barat berbatasan dengan tanah H. Marhasan

3. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah H. Toyib

4. Sebelah timut berbatasan dengan jalan Pematang Gajah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat memiliki lokasi yang sangat strategis

untuk tempat belajar yang mempunyai ciri-ciri :

a) Berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi sehingga

mempunyai akses yang paling dekat kota.

b) Lokasinya jauh dari pusat keramaian dan kebisingan lalu lintas

jalan raya ± 700 m dari jalan raya.

c) Berdekatan dengan lembaga pendidikan lain seperti SD,

SLTP/MTs, SLTA/MA maupun universitas.

4. Kurikulum Madrasah

Keberadaan kurikulum dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

instrument penting terlaksananya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pendidikan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas proses

Page 51: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

64

pembelajaran, barangkali kurikulumlah yang bisa dianggap menjadi prioritas

utama untuk diperhatikan.

Hal ini tidak lain karena kurikulum merupakan rencanan pendidikan yang akan

diberikan kepada peserta didik. Bahkan dalam pengertian yang lebih luas,

keberadaan kurikulum tidak saja terbatas pada materi yang akan diberikan di

dalam ruang kelas, melainkan juga meliputi apa saja yang sengaja diadakan atau

ditiadakan untukn dialami peserta didik di sekolah.

Oleh karena itu, posisi kurikulum menjadi mata rantai yang urgen dan tidak dapat

begitu saja dinafikan dalam konteks peningkatan kualitas lembaga pendidikan.

Kurikulum merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Kurikulum

merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional yang menjadi landasan

program pembelajaran.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat merupakan salah satu madrasah yang

tidak lepas dari penggunaan kurikulum pendidikan. Madrasah ini memiliki 2 (dua)

kurikulum yaitu kurikulum departemen agama (depag) untuk mata pelajaran

keagamaan dan kurikulum pendidikan nasional (diknas) untuk mata pelajaran

umum. Saat ini madrasah tersebut sedang mengadakan uji coba kurilum 2013

yang ditetapkan oleh kementrian pendidikan. Kurikulum 2013 ini tersebut baru

diuji cobakan pada kelas 1 (satu) dan kelas 4 (empat), sedangkan pada kelas 2, 3,

5, dan 6 masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

5. Struktur Organisai Madrasah

Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi kerja,

diselenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah serta dilaksanakan untuk

menciptakan proses yang terarah pada tujuan yang diharapkan. (Terlampir)

6. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah

a. Keadaan guru dan tenaga kependidikan

Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidayah Negeri Mendalo Darat Kabupaten Muaro

Jambi merupakan tenanga edukatif yang berlangsung berhadapan dengan siswa

yang mempunyai tugas utama mengelola pelajaran untuk disampaikan kepada

siswa. Untuk itu, demi tuntasnya tugas tersebut, guru harus memiliki pengetahuan

Page 52: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

65

yang luas, berkompeten dan loyal terhadap tugasnya karena berhasil tidaknya

proses belajar mengajar terletak di pundak seorang guru.

Adapun guru dan pegawai di Madrasah Ibtidayah Negeri Mendalo Darat

Madrasag Ibtidayah Negeri Mendalo Darat berjumlah 24 orang dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda baik umum maupun agama. Dengan demikin

sumber daya pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat telah

memenuhi persyaratan baik dari segi kualitas dan kuantitas.

Tabel.3.2

Daftar Guru dan Pegawai MIN Mendalo Darat Tahun Pelajaran 2016/2017

No

. Nama Guru Jabatan

Pendidikan Terakhir Ket

Tingkat Jurusan Tahun

1. Fitri Rianti, S.Ag Kepala

Madrasah S 1 PAI 1994

NIP 19730601 199603 1 001

2. Dra. Mastura

Guru S 1 PAI 1992 NIP 19660127 199803 2 003

3. Muhammad Tahdi, S.Ag

Guru S 1 PAI 2000 NIP 19730601 199603 1 001

4. Ismiyati, S.Pd.I

Guru S 1 PAI 2003 NIP 19730724 199703 2 002

5. Suromah, S.Ag Guru S 1 PAI 2002

Page 53: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

66

NIP. 19770401 199903 2.

003

6.

Destinar A, S.Pd.I

Guru S 1 PAI 2008 NIP. 19791220 200501 2

008

7.

Rosnani, S.Pd.I

Guru S 1 PAI 2008

NIP. 19720910 200501 2

005

8. Petrianti,S.Pd.I

Guru S 1 PAI 2008 NIP. 150350244

9.

H. Harun HM, S.Ag

Guru S 1 AIV

PAI 2006 NIP. 19721231 200501 1

034

10.

Siti Rahila

Guru PGA PAI 1986 NIP. 19670422 199001 1

034

11.

Afriana, S.Pd.

Guru D 2 GK 2000 NIP. 19760429 200312 2

003

12.

Abdul Kadir, S.Pd.I

Guru D 2 GK 2004 NIP. 19800609 200501 1

002

13. Darsiah

Guru SGO Olahraga 1988 NIP. 150381419

14.

Nor Arima Suna, S.Ag

Guru S 1 PAI 1999 NIP. 19740929 200710 2

002

15. Kasno, S.Pd GTT S 1 PBI 1999

16. Zainal Arifin, S.Pd.I GTT S 1 PAI 2003

Page 54: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

67

17. Harizah Ismail, S.Ag GTT S 1 PAI 1997

18. Sumiati, A.Ma GTT D 2 PGAI 2007

20. Nely Hasanah, A.Ma GTT D 2 GK 2007

21. Nadra Pustaka D 3 MI 2006

22. Siti Nurhasanah TU SMA IPA 2005

23. Danu Wibisono TU SMA IPS 2012

24. Suwandi Satpam SMA IPS 1994

b. Keadaan siswa

Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, dan diberikan bermacam-

macam ilmu pengetahuan serta berbagai keterampilan. Siswa merupakan unsur

yang esensial dari pendidikan yang harus ada dalam proses belajar mengajar.

Tanpa adanya siswa tentunya tujuan pembelajaran tidak akan terlaksana. Siwa

Madrasah

Ibtidaiyah

Negeri

Mendalo

Darat

2018/2019

berjumlah 324

siswa yang

terbagi

menjadi enam kelas dan 13 rombongan belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dari table berikut :

Table.3.3

Daftar keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat 2018/2019

KEADAAN MURID

Kls Kls Kls

IA I B II A II B II C III A III B

Page 55: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

68

Table.3.4

Daftar keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat 2018/2019

KEADAAN MURID

Kls Kls Kls Kls

III A III B IV A IV B V A V B VI A VI B

L P L P L P L P L P L P L P L P

1

2

1

4

1

0

1

4

1

5

9 9 1

3

1

4

9 1

6

8 1

5

8 1

1

8

Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml

26 24 24 22 23 24 23 21

c. Sarana dan Prasarana Madrasah

L P L P L P L P L P L P L

1

2

1

8

1

4

1

5

1

2

1

2

1

4

1

5

1

5

1

3

1

2

1

4

10

Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml

30 29 24 29 28 26 24

Page 56: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

69

Sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu yang digunakan sebagai

alat dan fasilitas yang digunakan untuk menunjang terjadinya proses belajar

mengajar tercapai tujuan pendidikan. Pada Madrasah ibtidaiyah Negeri Mendalo

Darat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi

penting dalam mempelancar proses belajar mengajar dan tercapai tujuan

pendidikan.

1. Sarana

Sarana merupakan alat dan fasilitas yang digunakan sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung. Sarana dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan

dengan lancer dan juga memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan

baik.

Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo darat dapat dilihat dari table berikut :

Table.3.5

Table.4 Keadaan Sarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mendalo

No. Bangunan/Ruang Jlh Ukuran

Keadaan

B RR RB

1.

Ruang Belajar

a. Ruang Teori

Kelas

4 410 m2 √

3 192 m2 √

3 162 m2 √

2 112 m2 √

b. Ruang

Perpustakaan 1 100 m

2 √

2.

Kantor

a. Kantor Kepala

Sekolah 1 72 m

2 √

Page 57: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

70

b. Ruang Guru 1 56 m2 √

c. Kantor Satpam 1 6 m2 √

3.

Ruang Penunjang

a. Mushalla 1 36 m2 √

b. WC Kepala 1 4 m2 √

c. WC Guru 1 6 m2 √

d. WC Siswa 2 4 m2 √

4.

Lapangan

a. Lapangan voly 1 50 m2 √

b. Lapangan Bola

Kaki 1 500 m

2 √

c. Lapangan

Upacara 1

1000

m2

2. Prasarana

Disamping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan fasilitas yang

membantu dan menunjang proses pembelajaran. Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Mendalo Darat, prasarana cukup memadai dalam arti sangat cukup untuk

terlaksanannya proses belajar mengajar.

Table.4.6 Keadaan prasarana di MIN Mendalo darat

No. Jenis Prasarana Jlh Keadaan

B RR RB

1. Air Conditioner (AC) 1 √

2. Wireless 1 √

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Strategi Guru Akidah Akhlak Min 4 Pematang Gajah Dalam

Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan

Metode Model Pembelajaran Active Learning.

Page 58: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

71

Sekolah MIN 4 Pematang Gajah merupakan sekolah yang berlatar belakang

Islami dibawah naungan kementrian agama Republik Indonesia. Pada dasarnya

sekolah Madrasah Ibtidaiyah sama seperti dengan sekolah dasar negeri yang ada,

akan tetapi yang membedakan adalah MI lebih menekankan pada aspek pelajaran

agama Islam. Siswa yang belajar memiliki karakter yang sama dan tidak ada

perbedaan sedikitpun karena sekolah MI merupakan sokolah dasar pada

umumnya.

Guru merupakan aktor dalam sebuah keberhasilan bagi siswanya, untuk itu

penetapan cara atau metode pembelajaran sangat krusial terhadap keberhasilan

tersebut. Keadaan ini tentu menjadikan keberadaan seoarang guru mejadi tiang

utama dalam memberikan pengajaran yang menyenangkan dalam upaya mendidik

siswa hingga benar-benar memahami apa yang diajarkan. Terkadang setiap siswa

yang berada di sebuah Sekolah memiliki karakter yang homogen, dengan

demikian motode yang dilakukan harus menyesuaikan dengan keadaan siswa

yang ada, untuk itu seorang guru harus mampu menyesuaikan pola atau strategi

yang cocok agar pembelajaran dapat efektif dan tepat sasaran.

Dalam mendidik siswa-siswi Mandrasah Ibtidaiyah bukan perkara mudah terlebih

terhadap mata pelajaran yang sangat penting seperti akidah akhlak, pelajaran yang

dimana menjadi tongak dasar dari sebuah pembentukan moral yang Islami.

Keberhasilan dan kegagalan ditentukan oleh seorang guru yang mendidiknya,

pemahaman yang mendalam bagi seorang guru tentu menjadi sebuah modal awal

dalam menghadapi siswa madrasah yang rata-rata berumur enam tahun yang

masih senang bermain ketimbang belajar atau mengkuti pelajaran apalagi dalam

tuntutan zaman seperti saat ini yang penuh dengan teknologi informasi dan

permainan yang menjadi pengaruh besar terhadap karakter siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang guru dalam wawancara berikut :

“Tantangan besar bagi kita saat ini adalah media telekomunikasi seperti HP yang

mana rata-rata siswa sudah dapat mengoperasikan sendiri, yang menjadi sasaran

meraka adalah permainan yang terdapat dalam hp tersebut. Keadaan ini tentu

menimbulkan kesenjangan terhadap siswa karena meraka lebih senang bermain

game ketimbang belajar di Rumah, jika disekolah mungkin bisa kita atasi, jika

Page 59: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

72

dirumah kita tidak bisa mengetahuinya. Sementara hal yang sangat penting

mereka lakukan adalah mengulang pelajaran yang telah dipelajari disekolah agar

tidak lupa dan menjadi pintar” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Dalam wawancara diatas menyebutkan bahwa, siswa-siswi dihadapkan pada

sebuah perkembangan zaman maju pada saat ini, dimana siswa harus mampu

menempatkan kepentingan belajar ketimbang media komunikasi seperti

handphone yang didalamnya terdapat permainan yang menjadi sasaran utama bagi

siswa untuk lalai dalam belajar. Pengawasan guru hanya sebatas pada saat di

Sekolah saja, sementara di rumah siswa mungkin dapat bermain hingga lupa

belajar atau mengulangi pelajaran yang telah dipelajari.

Keadaan ini tentu menjadikan guru bekerja ekstra demi mencapai tujuan akhir

belajar, untuk itu guru pengajar harus memiliki strategi dalam mensiasati keadaan

ini agar capaian belajar dapat maksimal. Seberapa penting sebuah strategi

pembelajaran dilakukan dalam melakukan pembelajaran kepada siswa, berikut

ungkapan dalam wawancaara penulis kepada salah seorang guru MIN 4 Pematang

Gajah:

“Strategi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru dalam sebuah

pengajaran, dimana strategi tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

akhir pembelajaran. Sebuah strategi sangat penting dilakukan oleh seorang guru,

karena tidak semua siswa dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan.

Ada yang cepat bahkan ada yang sangat lambat sekali mengerti apa yang

disampaikan, sebelum melakukan strategi tentu seorang guru menganalisis

bagaimana karakter siswa yang diajarnya” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa, strategi merupakan suatu upaya

yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar agar meningkatkan

keberhasilan dalam pembelajaran. Setiap siswa memiliki pemikiran yang berbeda-

beda dalam menerima pelajaran, untuk itu strategi yang dilakukan merupaka

sebuah keharusan yang dilakukan oleh seorang guru. Strategi pembelajaran

menurut Frelberg & Driscoll dalam Anitah (1992) dapat digunakan untuk

mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan,

Page 60: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

73

untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely

(1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang

dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran

tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan

pengalaman belajar kepada siswa.

Keadaan atau susana belajar di dalam lokal merupakan kondisi yang harus

dipahami oleh seorang guru, kenyamanan dalam proses belajar mengajar sangat

dipengaruhi oleh keadaan lokal atau suasana lokala saat pelajaran berlangsung.

Suasana belajar siswa di MIN 4 Pematang Gajah sangat antusias dan bersemangat

menerima pelajaran yang diberikan terkhusus mata pelajaran akidah akhlak seperti

yang diungkapkan bapak Jainal kepada penulis dalam wawancara berikut :

“Suasana belajar siswa di MIN 4 Pematang Gajah pada saat menerima pelajaran

sangat antusias dan penuh semangat, tergantung pada guru yang menyampaikan

pelaharan. Rata-rata siswa sangat menikmati dan mengikuti pelajaran dengan

serius dan fokus”. (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018)

Hal senada juga disampaikan oleh seorang guru dalam wawancara berikut :

“Suasana bejalar dilalam lokal menjadi prioritas utama yang kita lakukan, agar

tercipta suasana yang kondusif dan nyaman pada saat proses belajar mengajar

berlangsung. Keadaan ini selalu kita cermati, seperti suasana waktu belajar pada

pagi hari tentu berbeda dengan siang hari” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018)

Penjelasan diatas menyebutkan bahwa, suasana belajar menjadi prioritas utama

bagi guru agar mencitpakan suasana yang kondusif dan penuh semangat dalam

menerima pelajaran. Pelajaran akidah akhlak merupakan pelajaran yang sangat

penting dan siswa harus memahami secara komrehensif dari butir-butir mata

pelajaran tersebut, dengan demikian suarana belajar dan waktu belajar sangat

menetukan keberhasilan bagi guru sebagai tenaga pendidik. Pada saat pagi hari

dimana siswa masih segar dan daya tangkap otakpun masih cepat, berbeda dengan

belajar pada siang hari dimana siswa sering ribut didalam kelas.

Menurut J.Biggers dalam Muhibbin (1995: 11) belajar pada pagi hari lebih

efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya.4 Hal ini dikarenakan pada

pagi hari kondisi jasmani dan rohani siswa masih segar (fresh) dan memori

Page 61: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

74

otak masih kosong, sehingga mudah menyerap materi yang diajarkan.

Menurut Tjipto Utomo (1994: 185), dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

seseorang (siswa) akan mengalami peningkatan konsentrasi setelah menit ke-

20. setelah itu secara perlahan konsentrasi mereka akan menurun.

Selain itu guru juga harus mengetahui seberapa banyak siswa yang memahami

pelajaran akhidah akhlak yang disampaikan, hal ini bertujuan untuk

memudahkan guru melakukan evaluasi akhir pada keberhasilan dalam

pengajaran. Sejatinya setiap pelajaran yang disampaikan harus dapat dipahami

oleh siswa secara total, bagaimana jika siswa tidak memahami? Berikut

penjelasan bapak Zainal Arifin kepada penulis dalam wawancara berkut:

“Ketika ada beberapa siswa yang tidak paham dari pelajaran akidah akhlak

yang disampaikan, disini kita banyak memberikan tugas kepada siswa dan

kemudian memberikan catatan, tujuannya adalah agar membantu

bimbingannya pada saat dirumah. Hal ini selalu kita lakukan bagi siswa tanpa

terkecuali, yang sudah paham dengan pelajaran menjadikan mereka semakin

memahami dan bagi siswa yang tidak memahami tugas ini menjadikan mereka

dapat belajar dan dapat arahan oleh keluarga di rumah masing-masing”

(Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018)

Ibu Harizah Ismail juga menambahkan dalam wawancara berikut :

“Proses belajar mengajara itu adalah suatu interasksi antara siswa dan guru,

dimana interasksi itu penyampaian pesan yang ingin disampaikan. Jika siswa

tidak mengerti apa yang disampaikan artinya ada masalah dalam penyampaian

pesan tersebut, memang kita sadari bahwasanya penerimaan siswa dalam

menerima pelajaran berbeda-beda. Ketika ada beberapa siswa yang tidak mengerti

kita selalu selalu memberikan tugas-tugas belajar di rumah, yang nantinya akan

dibimbing oleh kerluarga dirumah” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya

baik disekolah itu sendiri maupun di lingkungan rumah tempat tinggal. Oleh

karena itu, lingkungan perlu diatur sedemikian rupa sehingga timbul reaksi siswa

ke arah perubahan perilaku yang diinginkan. Penjelasan diatas menyebutkan

Page 62: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

75

bahwa dalam proses belajar mengajar tidak semua siswa memahami secara cepat

bahkan ada siswa yang tidak paham sama sekali. Dalam hal ini tindakan guru

MIN 4 Pematang Gajah memberikan tugas-tugas belajar di rumah, dengan

demikian keluarga menjadi terlibatan dalam membantu membimbing siswa pada

saat berada di rumah.

“Alternatif lain yang kita lakukan agar anak dapat mengerti dan mengejar

ketertinggalan adalah dengan berkoordinasi antara wali kelas dan wali murid,

disini kita menyampaikan kepada wali murid agar terus mengontrol anaknya

belajar dirumah. Hal ini supaya anak tersebut terus kita kawal perkembanganya

baik disekolah maupun dirumah, dengan demikian wali kelas dan wali murid

saling bekerjasama dalam mendidik dengan tujuan anak bisa cepat memahami dan

target gurupun tercapai”(Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Dalam wawancara diatas terlihat bahwa salah satu yang capaian guru dalam

menjadikan anak lebih mengerti dan memahami pelajaran dengan cara

berkoordinasi kepada wali murid, upaya ini adalah salah satu cara guru untuk

salalu melakukan pemantauan kepada siswanya baik disekolah maupu dirumah.

Pengaturan lingkungan tersebut, meliputi analisis kebutuhan siswa, karakteristik

siswa, perumusan tujuan, penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang

sesuai, serta media pembelajaran yang diperlukan. Jadi, metode pembelajaran

merupakan salah satu unsur yang penting dipahami oleh guru.

Hal lain yang menjadi prioritas dan sangat penting dilakukan adalah metode

pembelajaran yang dilakukan, dengan metode tersebut siswa mampu meresap atau

memahami pelajaran yang disampaikan, serperti yang dikatakan oleh Fitri Rianti

selaku kepala sekolah dalam wawancara berikut :

“Metode pembelajaran adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh para guru,

karena keberhasilan pembelajaran dapat terlihat dari metode yang dilakukan.

Pemilihan metode yang tepat tentu dapat meningkatkan tingkat keberhasilan

belajar pula, oleh karena itu metode yang lakukan sangat berperan penting dalam

mencapai tingkat keberhasilan belajar siswa” (Wawancara: Kamis, 24 Januari

2018)

Page 63: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

76

Bapak Zainal Arifin juga menambahkan dalam wawancara berikut :

“Metode yang kita terapkan dalam proses pembelajaran tergantung pada kondisi

atau keadaan yang didalam kelas, namun ada metode pembelajaran yang sering

kita lakukan seperti metode pembelajaran active learnig. Metode ini sangat bagus

sekali karena siswa dituntut untuk lebih aktif dalam belajar” (Wawancara: kamis,

24 Januari 2018).

Wawancara diatas menyebutkan bahwa, metode pembelajaran yang dilakukan

oleh guru sangat penting, dimana dengan mengunakan metode pembelajaran yang

dilakukan dapat mengukur tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar

berlangsung. Syafrudin et.al (2002: 117) Pendekatan active learning merupakan

istilah dalam dunia pendidikan yaitu sebagai strategi belajar mengajar yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan

siswa agar efektif dan efisien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung

dalam proses belajar mengajar. Misalnya dari sudut siswa, guru, situasi belajar,

program belajar dan dari sarana belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa

metode active learning menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar

mengajar. Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning

merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis. Dalam proses

ini siswa mengalami “keterlibatan intelektual-emosional” disamping keterlibatan

fisiknya.

Bapak Zainal Arifin juga menambahkan kepada penulis dalam wawancara

berikut:

“Metode aktif learning sangat cocok di terapkan pada seriap sistim pembelajaran

yang dilakukan, karena metode ini mengajak siswa untuk belajar aktif,

mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua

anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan

karakteristik pribadi yang mereka miliki” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Metode pembelajaran aktif learning sangat cocok diterapkan pada proses

pembelajaran di sekolah tingkat dasar, dimana metode ini dikenal bukanya hanya

untuk sekolah dasar saja tapi metode ini juga baik digunakan pada tataran SMP

Page 64: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

77

dan SMA. Metode ini mengajak siswa untuk belajar lebih aktif dilokal pada saat

pembelajaran berlangsung, dan tentunya untuk mencapai tujuan belajar yang

memuaskan. Pada hakekatnya konsep ini adalah untuk mengembangkan keaktifan

proses belajar mengajar baik dilakukan guru atau siswa. Jadi dalam active

learning tampak jelas adanya guru aktif mengajar disatu pihak dan siswa aktif

belajar dilain pihak. Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat

pada anak (child centered curriculum).

Dalam mencapai pembelajaran yang efektif para guru pelajaran akidah akhlak di

MIN 4 Pematang Gajah menggunakan beberapa metode pembelajaran didalam

kelas saat pembelajaran akan dimulai, seperti yang dikatakan oleh ibu Harizah

Ismail kepada penulis dalam wawancara berikut:

“Dalam memberikan pelajaran akidah akhlak kepada siswa kita menggunakan

beberapa metode yaitu Pengalaman Penting, Panduan Membaca, Pertanyaan dari

Siswa, Saling Tukar Pengetahuan, Benar apa Salah, Bangkitkan Minat, Catatan

Terbimbing dan Panduan Mengajar. Ini kita lakukan secara acak tergantung pada

konsisi saat proses belajar mengajar berlangsung” (Wawancara: Kamis, 24 Januari

2018).

Dari wawancara diatas, dapat diketahui bahwa guru akidah akhlak MIN 4

Pematang Gajak menggunakan metode pembelajaran aktif learning. Ada sembilan

metode yang dilakukan secara bergantian atau acak tergantung pada suasana yang

ada pada saat proses belajar mengajar berlangsung, metode yang telah disebutkan

diatas merupakan metode yang cocok untuk dilakukan menginat peserta didik

masih labil dan kekanak-kanakan.

Metode ini juga bisa anda terapkan untuk siswa menengah atas (SMP/SMA/SMK

dan Mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi), bergantung pada materi apa yang

akan anda sampaikan. Dalam hal ini guru MIN 4 Pematang Gajah mengunakan

metode ini dalam materi atau pelajaran akidah akhlak. Perlu anda pahami bahwa

penting sekali bagi guru untuk dapat membawa pikiran siswanya untuk mengingat

materi yang telah siswa dapatkan dari jam pelajaran yang telah diajarkan

sebelumnya.

a. Pengalaman Penting.

Page 65: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

78

Metode pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pengalaman penting

merupakan salah satu motode pembelajaran yang terdapat dalam metode active

learning, dari banyaknya metode active learning para guru menggunakan metode

ini dirasa sesuai dengan keadaan siswa. Seperti yang diungkap Harizah Ismail

dalam wawancaara berikut:

“Metode Pengalaman Penting adalah suatu metode untuk memulai pelajaran yang

akan disampaikan kemudian memerikan kesempatan atas pelajaran yang telah

disampaikan, tujuan dari penggunakan strategi ini untuk membawa siswa siswa

terlibat dari awal pelajaran sampai selesai dengan mellihat pengalaman mereka

dalam menerima pelajaran yang disampaikan” (Wawancara: Kamis, 24 Januari

2018).

Metode pengalaman penting yang diungkapkan diatas merupakan merangsang

otak siswa untuk terbawa pada pengalaman belajar yang telah dilakukan

sebelumnya, agar pelajaran yang telah disampaikan benar-benar melekat dan

diingat oleh siswa setiap saat. Strategi pembelajaran ini pada dasarnya adalah

suatu siasat yang digunakan guru untuk mengantarkan materi kepada peserta didik

dengan tujuan materi yang akan disampaikan akan mudah diterima, dipahami dan

akan terus melekat pada peserta didik. Untuk mewujudkanya, maka proses belajar

mengajar hendaknya lebih mengajak siswa terlibat secara aktif dalam

pembelajaran.

b. Panduan Membaca.

Dalam beberapa kesempatan, sering terdapat kejadian bahwa materi tidak dapat

diselesaikan di dalam kelas dan harus diselesaikan di luar kelas karena banyaknya

materi yang harus diselesaikan. Dalam keadaan seperti ini strategi ini dapat

digunakan secara optimal seperti yang diungkap Harizah Ismail kepada penulis

dalam wawancaara berikut:

“Ada dalanya kita dalam memberikan materi atau pelajaran tidak terselesaikan,

karena banyak materi salanjutnya yang akan di sampaikan setelah jam pelajaran

telah berakhir. Untuk itu kita menggunakan langkah panduan membaca dengan

menentukan bacaan yang akan dipelajari, kemudian kita membuat semacam

Page 66: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

79

pertanyaan yang nantinya akan kita pertanyakan kepada siswa dari apa yang telah

mereka baca” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Dalam wawancara di awas terlihat bahwa metode yang digunakan guru dalam

melakukan pembelajaran yaitu dengan cara memberikan topik yang akan dibaca

oleh siswa, kemudian setelah menentukan panduan membaca secara tidak

langsung murid akan mengingat apa yang mereka baca. Keterlibatan siswa dalam

aktif belajar akan muncul ketika guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa dari apa yang telah dibaca, dengan demikan pembelajaran akan tetap sampai

walaupun berada dirumah.

Bapak Zainal Arifin juga menambahkan penjelasan mengenai strategi penduan

membaca kepada penulis dalam wawancara berikut:

“Jadi, panduan membaca ini kita lakukan agar siswa tetap dalam lingkaran

pelajaran yang sedang dan akan dipelajari, dengan memberikan panduan tugas

membaca kepada siswa saat berada dirumah. Hal ini bertujuan untuk menjaga

agar pelajaran yang dipelajari akan selalu dalam pikiran mereka dan yang pasti

mereka akan cepat memahami apa yang akan disampaikan ” (Wawancara: Kamis,

24 Januari 2018).

Penjelasan di atas terlihat bahwa siswa dihadapkan pada pertanyaan yang akan

ditanyakan kepada siswa ketika mereka telah selesai membaca dari apa yang telah

di pandukan sebelumnya, walaupun siswa berada di rumah namun pelajaran yang

ditugasnya tidak akan mereka abaikan begitu saja mengingat panduan membaca

yang diberikan akan dipertanyakan guru kepada siswa. Dengan demikan meraka

tetap berada pada lingkaran pelajaran yang mengikat ketika tidak berada di

sekolah, secara tidak langsung siswa dapat mengetahui atau memahami dari apa

yang telah mereka baca.

Active learning bukanlah sebuah ilmu dan teori tetapi merupakan salah satu

strategi partisipasi peserta didik sebagai subyek didik secara optimal sebagai

peserta didik mampu merubah dirinya( tingkah laku cara berfikir dan bersikap)

secara lebih efektif. Keterlibatan peserta didik secara active dalam proses

pengajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara mental (intelektual dan

emosional) yang dalam beberapa hal yang di ikuti dengan sebuah keaktifan fisik.

Page 67: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

80

Sehingga peserta didik benar benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam

proses pengajaran, dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai subyek,

dan sebagai pihak yang penting dan merupakan inti dalam kegiatan belajar

mengajar.

Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru

harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada

sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan

pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu

menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik

mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)

Strategi yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh

terhadap peserta didik, suasana belajar yang kondusif merupakan hal utama yang

harus dilakukan dengan adanya strategi. Bagaimana kemudian strategi itu dapat

mendapat respon yang baik dari peserta didik pada saat belajar akidah akhlak

berlangsung, seperti yang diungkap oleh Zainal Arifin dalam wawancara berikut:

“Dalam pelaksaan belajar menggunakan metode belajar aktif respon anak baik

sekali dan antusias saat mengikuti pelajaran akidah akhlak dengan metode-metode

yang lain seperti metode ceramah ketika menggunakan metode ceramah justru

anak-anak manjadi pasif dan malah ribut dan hal ini menjadikan suasana belajar

semakin tidak kondusif ” (Wawancara: Kamis, 24 Januari 2018).

Kenyamanan siswa dalam menerima pelajaran tergantung pada metode

pembelajaran yang guru lakukan, ketika metode yang dilakukan cocok dengan

karakter siswa maka pelajaran pun akan menjadi lancar, sehingga respon dan

antusias siswa semakin meningkat. Hal ini terlihat pada wawancara diatas yang

penulis lakukan pada wawancara pada salah seorang guru akidah akhlak di MIN 4

Pematang Gajah. Dibandingkan dengan metode ceramah justru siswa menjadi

pasif dan bertambah ribut dan menjadikan suasanya belajar tidak kondusif, arinya

pelajaran yang disampaikan pun tidak tepat sasaran. Gunawan (2014: 275)

Metoode ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran yang lebih pasif,

karena peserta didik hanya berperan sebagai “pendengar” dan “penonton” akting

yang dilakukan oleh gurunya di dalam kelas.

Page 68: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

81

Dalam meningkatkan hasil belajar tidak hanya cukup dengan metode pemlajaran

saja, akan tetapi yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap pesarta

didik setelah pelajaran berakhir. Evaluasi ini ini bertujuan untuk mengukur tingkat

keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran, dengan demikian guru dapat

mengetahui capaian dala sebuah pembelajaran. Dalam wawancara penulis kepada

guru akidah akhlak ibu Harizah Ismail mengatakan:

“Dalam setiap melakukan pembelajaran kepada siswa kita selalu melakukan

evaluasi terhadap siswa, tujuannya untuk perbaikan apabila nilai siswa tidak

mencapai target kita lakukan semacam pengayaan kepada siswa tersebut mana

yang menjadi ketidakpahaman dalam pelajaran yang telah disampaikan”

(Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Wawancara diatas menyebutkan hahwa, mengenai evaluasi pembelajaran selalu

dilakukan oleh tenaga pendidik setelah pelajaran diberikan, artinya guru selalu

mengetahui capaian hasil mengajar mereka setiap melakukan pembelajaran.

Selain itu evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat ketidak pahaman siswa

terhadap materi yang telah disampaikan, ketika ada beberapa siswa tidak paham

dari materi yang telah disampaikan dalam hal ini guru akidah akhlak MIN 4

Pematang gajah melakukan pengayaan terhadap siswa tersebut agar capaian

belajar mengajara sesuai dengan capaian yang ingin dicapai.

Dari evaluasi yang dilakukan dalam rangka mengukur keberhasilan pembelajaran

dari metode pembelajaran yang dilakukan, disini akan terlihat bahwa metode

pembelajaran yang dilakukan akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa

dalam menerima pelajaran. Metode yang dilakukan oleh guru akidah akhlak di

sekolah MIN 4 Pematang gajah yaitu active learning (belajar aktif), dalam hal ini

terlihat keberhasilan dalam metode ini seperti yang diungkapkan bapak Zainal

Arifin kepada penulis dalam wawancara berikut :

“Evaluasi yang kita lakukan setelah menggunakan metode belajar aktif,

alhamdulillah anak-anak banyak memahami apa yang kita sampaikan dan hasil

pembelajaran pun sangat bagus sekali dimana nilai anak semakin membaik.

Dengan evaluasi ini kita dapat mengetahui tingkat pengetahuan siswa, dan bagi

Page 69: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

82

siswa yang tidak mengerti atau belum paham dari hasil evaluasi yang kita

lakukan, kita memberikan pengayaan sebelum mengakhiri pelajaran. Disinilah

kita dapat memastikan keberhasilkan pembelajaran yang telah dilakukan”

(Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Dari wawancara diatas terlihat bahwa dari metode pembelajaran yang telah

dilakukan berdasarkan evaluasi guru tingkat keberhasilan pembelajaran siswa

semakin membaik, ketika evaluasi dilakukan ada terdapat siswa yang belum

memahami dari pelajaran yang disampikan, guru pelajaran akidah akhlak

langsung membeerikan pengayaan kepada anak tesebut dengan mempertanyakan

ketidak pahaman mereka dari materi yang telah disampaikan. Dengan demikian,

sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru dapat memastikan keberhasilan

yang telah ia lakukan dalam memberikan pelajaran.

Asrul Dkk (2014: 01) Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan

ujian. Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna

yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan

ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi

pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab,

evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi

juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan

proses pembelajaran.

Dalam penerapan strategi belajar aktif, seorang guru harus mampu membuat

pelajaran yang diajarkan itu menantang dan merangsang daya cipta siswa untuk

menemukan serta mengesankan bagi siswa. Untuk itu seorang guru harus

memperhatikan beberapa prinsip dalam menerapkan pendekatan belajar aktif

(active learning strategy), sebagaimana yang diungkapkan oleh Semiawan (1992 :

10-13) adalah sebagai Prinsip Motivasi, Prinsip Latar atau Konteks, Prinsip

Hubungan Sosial atau Sosialisasi, Prinsip Belajar Sambil Bekerja, dan Prinsip

Pemecahan Masalah.

Menurut Tayar Yusuf (1997:147), pembelajaran aktif memiliki beberapa manfaat,

diantaranya :

6) Dapat menumbuhkan suasana kelas yang dinamis dan hidup

Page 70: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

83

7) Adanya komunikasi dua arah timbal balik antara guru dan anak didik,

mendorong suasana yang responsif dan bergairah bagi anak didik

8) Anak didik merasa terlibat langsung secara intelektual dan emosional

dalam prosespengajaran

9) Mendorong bagi guru menyiapkan dan menyajikan pelajaran secara

optimal

10) Adanya sumber belajar atau lingkungan belajar yang diciptakan secara

optimal.

2. Kendala Guru Akidah Akhlak Min 4 Pematang Gajah Dalam

Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan

Metode Model Pembelajaran Active Learning.

Dalam proses belajar mengajar dalam memberikan suatu pembelajaran yang

dilakukan antara guru dan siswa tidak selamanya lancar, tentu ada kendala atau

hambatan yang muncul baik itu dari siswa maupun dari guru sendiri. Hal ini tentu

menjadikan capaian pembelajaran tidak sempurna atau sesuai dengan apa yang

menjadi harapan. Ketidakberhasilan guru dalam memberikan pembelajaran tentu

dipengaruhui oleh beberapa faktor yang dihadapkan langsung pada saat proses

belajar mengajar, dengan penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan tentu

menjadi sebuah tantangan bagi guru pada kendala yang dihadapi.

Pelajaran akidah akhlak yang menjadi objek penelitian yang penulis lakukan

dalam kesempatan ini adalah bagaimana kemudian penulis dapat mengungkap

kendala-kendala yang guru hadapi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Zainal Arifin mengungkapkan pada peneliti dalam sebuah wawancara mengenai

kendala yang terjadi dalam proses berlajar mengejar yaitu:

“Saat peroses belajar mengajar berlangsung tentu ada kendala yang kita hadapi

yaitu dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal diseini datangnya dari

pesata didik itu sendiri dan faktor eksternal adalah serperti sarana dan prasarana

yang ada disekolah sperti media pembelajaran, ruangan temapat belajar dan

sebagainya” (Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Dari wawancara diatas menyebutkan bahwa kendala yang dihadapi oleh guru

dalam melakukan pembelakaran yaitu dari faktor internal dan eksternal, dimana

kendala ini menjadi temuan yang mendasar pada setiap sekolah yang ada.

Page 71: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

84

Keberhasilan belajar akan terganggu jika kendala yang sifatnya krusial tidak

segera diatas atau mencari alternatif dalam penyelesaian dari kendala tersebut.

berikut penulis jelaskan kendala yang dihadapi guru akhidah akhlak dalam proses

belajar mengajar secara rinci.

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat

mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan

biologis serta faktor psikologis. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Zainal

dalam wawancara berikut :

“Salah satu kendala yang kita hadapi dalam proses belajar mengajar dalam hal

pelajaran adalah tingkat kecerdasan anak seperti anak-anak masih belum dapat

membaca ayat-ayat al-Qur‟an dengan lancar, sehingga hal ini termasuk kendala

yang kita temukan, selain itu pada saat pelajaran berlangsung ada beberapa anak

yang usil kepada temannya” (Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Wawancara diatas menyebutkan bahwa faktor kendala yang paling mendasar

adalah kendala yang datang dari indiviu siswa itu sendiri yaitu tingkat kecerdasan

anak. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses

belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi

intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses

dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti

orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam

mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang

kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka

dapat memahami tingkat kecerdasannya.

b. Faktor Eksternal

Memperoleh pendidikan di sekolah bukan hanya sekedar bertujuan untuk melatih

siswa supaya siap pakai agra mampu meneruskan ke jenjang pendidikan

berikutnya atau mencapai angka rapor yang baik, melainkan untuk membentuk

peserta didik manjadi manusia sejati sesuai dengan peljaran yang dipelajaran

mengenai akidah akhlak. Proses pembentukan manusia berprilaku baik sudah

Page 72: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

85

mulai dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, dan di

lingkungan sekitar.

Seperti yang dikatakan Ibu Harizah Ismail juga menambahkan dalam wawancara

berikut :

“faktor lingukungan anak merupakan kendala lain yang kita hadapi, dimana

sekolah hanya bisa mendidik pada saat mereka berada disekolah saja, akan tetapi

lingkungan yang tidak terkendali akan menelekap pada keperibadian anak. Dalam

hal ini perhatian dari pihak keluarga sangat penting dalam mendidik anaknya

ketika berada diluar sekolah” (Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Lingkungan merupakan aspek terpenting dalam pembentukan kareakter siswa,

ketika siswa berada diluar sekolah dan di lingkungan yang kurang baik, maka

karakter siswa tersebut akan terbawa pada saat sekolah. Untuk itu dalam hal ini

peran orang tua selaku aktor utama dalam pengawasan ketika berada di luar

sekolah, merupakan hal yang sangat penting dilakukan, bukanya hanya dalam

waktu singkat akan tetapi dalam jangka panjang hingga anak tumbuh menjadi

dewasa dimana ia mulai paham dengan perbuatan yang baik dan buruk.

Faktor eksteral lain yang di ungkapkan oleh oleh bapak Zainal kepada penulis

adalah sarana dan prasaran di sekolah, seperti penjelasan dalam wawancara

berikut:

“Kendala lain yang kita hadapi adalah sarana dan prasarana seperti proyektor yang

saat ini tidak bisa kita gunakan untuk melakukan pengajaran kepada siswa, namun

hal ini tidak menjadi hal yang sangat fatal, akan tetapi jiga kita menggunakan

proyektor saat mengajar banyak hal yang siswa dapatkan dari sisi teknologi

informasi dan pemahaman secara ikhtisar pelajaran mudah dipahami tidak seperti

yang ada didalam buku panduan pelajaran” (Wawancara: Kamis, 29 Januari

2018).

Bapak Zainal menambahkan yang menjadi kendala dalam pembelajaran akidah

akhlak yaitu materi, seperti yang diungkap kepada penulis dalam wawancara

berikut:

Page 73: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

86

“Kendala lain yang menjadi kendala kita bersama pada saat jam belajar adalah

mengenai penyampain materi, dimana dengan tenggan waktu yang tersedia itu

tidak mencukupi dengan materi yang akan disampaikan. Jika kita menggunakan

proyektor mungkin akan sedikit lebih cepat dan capain penyampaian materi akan

tercapai sesuai harapan” (Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Wawancara diatas meyebutkan bahwa, kendala lain adalah sarana dan prasarana,

dimana sarana dalam media pembelajaran tidak memadai hal ini tentu

berpengaruh pada penyampaian materi yang akan disampaikan. Seperti yang di

uangkap bapak Zainal dalam wawancara diatas adalah kendala dalam penyampain

materi, dimana dengan waktu tenggang yang tersedia tidak mencukupi dengan

materi yang akan disampaikan. Dalam proses belajar mengajar yang menjadi hal

pokok penting adalah penyampaian materi kepada siswa, jika meteri tidak tercapai

secara 100 % maka hasil capaian pun tidak akan maksimal.

Sardiman (2007: 173) Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar

menciptakan agar menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal. Guru

seharusnya dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Dari beberapa wawancara diatas menyebutkan bahwa, kendala yang dihadapi oleh

guru dalam memberikan pengajaran akidah akhlak adalah faktor internal dan

eksternal. Rijal (2016) Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian

utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan.

Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung,

ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan

sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah yang

secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman,

kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.

Dari paparan diatas mengenai kendala-kendala yang dihadapi pokok terpenting

adalah bagaimana guru mensiasti kendala tersebut dengan menggunakan metode

pembelajaran yang benar, dengan demikian kedala yang ada akan sedikit

terselesaikan atau tidak menjadi kendala yang fatal bagi siswa dalam proses

Page 74: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

87

belajar mengajar. Proses pembelajaran di MIN 4 Pematang Gajah menggunakn

metode active leaning (belajar aktif), berdasarkan wawancara yang penulis

himpun mengenai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan metode belajar aktif,

bapak Zainal mengungkapkan kepada peneliti dalam wawancara berikut:

“Dalam pelaksanaan metode pembelajaran active learning (belajar aktif) tidak

mengalami kendala, justru dengan metode ini kendala yang ada dapat teratasi,

seperti waktu belajar yang singkat, dengan menggunakan metode belajar aktif

seperti panduan membaca, kendala ini teratasi. Kenapa demikian, karena dengan

menggunakan salah satu metode belajar aktif yaitu panduan membaca, panduan

membaca ini kita lakukan agar siswa tetap dalam lingkaran pelajaran yang sedang

dan akan dipelajari, artinya dalam hal ini keterbatasan waktu untuk mengajar

teratasi, dengan memberikan panduan tugas membaca kepada siswa saat berada

dirumah, hal ini bertujuan untuk menjaga agar pelajaran yang dipelajari akan

selalu dalam pikiran mereka dan yang pasti mereka akan cepat memahami apa

yang akan disampaikan. Gitu..” (Wawancara: Kamis, 29 Januari 2018).

Dari wawancara diatas terlihat bahwa, metode pembelajaran yang dilakukan guru

yakni belajar aktif tidak mengalami kendala, justru dengan metode tersebut

kendala yang ada menjadi teratasi. Seperti yang telah disampaukan diatas metode

yang digunakan oleh guru MIN 4 Pematang Gajah adalah belajar aktif dengan dua

bentuk yaitu pengalaman penting dan panduan membaca. Pentingnya sebuah

metode dalam melakukan pembelajaran merupakan tuntutan seorang guru dalam

mencapai keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan

menggunakan metode yang ada guru menajadi merasa mudah dan terbantu dalam

memberikan materi yang disampaikan kepada peserta didik.

Islamuddin (2012: 213) menyatakan bahwa hambatan guru yang terjadi di sekolah

secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas

2 macam.

1. Faktor Intern siswa meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan

pisiko-fisik siswa, yakni :

a. Bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas/ inteligensi siswa.

Page 75: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

88

b. Bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan

sikap.

c. Bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya

alat-alat indera penglihatan dan indera pendengaran (mata dan

telinga).

2. Faktor ekstern siswa Faktorn ekstern siswa meliputi semua situasi dan

kondisi

lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa.

a. Lingkungan keluarga, contohnya: keharmonisan hubungan antara ayah

dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya wilayah terpencil

(slum area), dan teman sepermainan yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah

yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang

berkualitas rendah.

Teori Medan ( Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam

situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi

belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat

hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbulah motif untuk mengatasi

hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan

itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam

medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya (Dimyati dan Mudjiono, 2013:

47).

Page 76: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab pembahasan masing-masing terutama

pada bab IV sebagai pembahasan inti dari hasil analisis data di lapangan maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa “Strategi Guru dalam Pembelajaran Aqidah

Akhlak dengan Menggunakan Model Pembelajarn Active Learning di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Pematang Gajah Muaro Jambi :

1. Strategi guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam mengefektifkan

proses belajar mengajar dengan menggunakan dengan menggunakan dua

cara yang pertama adalah model pembelajaran pengalaman penting, di

mana siswa diajak untuk ikut aktif sebelum mengikuti pelajaran dengan

merangsang otak siswa untuk terbawa pada pengalaman belajar yang telah

dilakukan sebelumnya. Strategi pembelajaran ini pada dasarnya adalah suatu

siasat yang digunakan guru untuk mengantarkan materi kepada peserta didik

dengan tujuan materi yang akan disampaikan akan mudah diterima,

dipahami dan akan terus melekat pada peserta didik. Yang kedua adalah

panduan membaca, di mana agar siswa tetap dalam lingkaran pelajaran

yang sedang dan akan dipelajari, dengan memberikan panduan tugas

membaca kepada siswa saat berada dirumah, kemudian guru akan

mempertanyakan apa yang telah mereka baca kepada siswa, dengan

demikian siswa akan aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung

sehingga pembelajaran akan menjadi efektif.

2. Kendala guru akidah akhlak MIN 4 Pematang Gajah dalam mengefektifkan

proses belajar mengajar dating dari internat dan eksternal. Faktor internal

datang dari individu siswa itu sendiri yaitu tingkat kecerdasan siswa dalam

menerima pelajaran. Faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang

kurang memadai, akan tetetapi dengan metode pembelajaran yang

Page 77: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

digunakan kendala ini dapat diminimalisir, karena belajar aktif dengan

kedua model diatas dapat menjadikan siswa termotivasi dan menjadikan

suasana belajar mengajar menajdi efektif.

B. Saran

Dalam mengefektifkan saat belajar mengajar disekolah, hendaknya harus

dimuai dengan fasilitas sarana dan prasarana terlebih dahulu, karena sarana dan

prasaran sangat mendukung dalam proses pembelajaran dengan pertimbangkan

bahwa ke efektifan belajar ditentukan oleh suasana dan keadaan saat

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian capaian pembelajaran akan

berjalan sebagaimana mestinya, dengan metode pembelajaran yang telah ada

akan mengurangi kendala-kendala yang ada, kendala tidak akan timbul jika

metode belajar aktif dilaksanakan dengan baik dan didukung oleh sarana dan

prasana yang memadai.

Page 78: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep Implementasi Kurikulum 2004). Bandung : Remaja

Rosda Karya

Ahmad Warson Munawwir, (1997). Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia,

Surabaya: Pustaka Progresif.

Afrizal Mayub, (2005). e-Learning Berbasis Macromedia Flash MX,

Yogyakarta, Penebit : Graha Ilmu

Agus Suprijono. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka

Jaya.

Asrul Dkk (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media

Azhar, Muhammad Lalu. (1991). Proses Belajar Mengajar CBSA. Surabaya:

Usaha Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Gunawan Heri, 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh,

Bandung: Remaja Rosdakarya

Departemen Agama RI. (2004) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi, Jakarta:

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam

Hartono. 2008. PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan, Pekanbaru: Zanafa.

Hasan M. Ali. (1978). Tuntunan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang.

Heru Kurniawan, (2014). Pembelajaran Menulis Kreatif berbasis Komunikatif

dan Apresiatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hisyam, Zaini. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Institut Agama

Islam Negeri Sunan Kalijaga

Hisyam Zaini, dkk, (2008). Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: PUSTAKA

INSANI Madani,

Page 79: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

Islamuddin, H. (2011). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar, (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

I.L. Pasaribu, (1983). Proses Belajar Mengaja. Bandung: Tarsito

Jamaludin Darwis. (2006). Dinamika Pendidikan Islam, (Sejarah, Ragam Dan

Kelembagaan), Semarang: Rasa‟il,

Oemar Hamalik, 2005. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Partantopius., dan Dahlan Al Bary. (1994). Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola.

Prof. Dr. Oemar Hamalik. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara

Rachmadi Widdiharto. (2004). Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.

Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran Guru

(PPG) Matematika.

Robbins, Stephen P, (2007). Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta: Salemba Empat

Sanjaya Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,

Jakarta:Kencana.

Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sutrisno Hadi, (2004). Metode Reseach, Yogyakarta: Andi Ofset,

Suharsimi Arikunto, (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,

Sukandi, Ujang. (2003). Belajar Aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagai-

mana. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Syaifurahman, Tri Ujiati. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran, Jakarta: PT

Indeks

Syafrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman, (2002). Guru Professional dan

Implementasi Kurikulum, Jakarta : Ciputat Pers

Syah, Muhibbin. (1995), Psikologi Pendidikan, suatu pendekatan baru. Bandung :

Remaja Rosdakarya,

Page 80: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

Trianto. (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. (2011). Pengantar Study

Islam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press

Utomo, Tjipto. (1994). Pendekatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta :

Gramedia Pustaka,

Yusuf, Tayar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 1997.

Zainuddin dan M. Jamhari I: (1999). Akidah dan Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.

Zakiyah Daradjat dkk, (1996). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Penelitian :

ANAS MISBAKHUDIN. (2011). Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak Di

Kelas Viii-B Mts Nurul Huda Mangkang Tahun Ajaran 2010/ 2011.

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Indah Sri Rahayu, 2010, NIM : 3211063067, dengan judul “Problematika

Pembelajaran pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits dan Cara

Mengatasinya [Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum

Pojok Ponggok Blitar]” Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Tulungagung

Nur Khasanah, (2014). Problematika Pembelajaran Tematik Kelas 1 Madrasah

Ibtidaiyah Khadijah Malang. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Rijal, (2016). Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Diakses melalui:

ttps://www.rijal09.com/2016/03/sarana-dan-prasarana-pendidikan.html.

tanggal 19 maret 2019

Page 81: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

1. Bagaimana setrategi guru akidah akhlak MIN 4 muaro jambi dalam

mengefektifkan peroses belajar mengajar ?

1) Bagaimana kondisi kelas saat pembelajaran akidah akhlak

berlangsung ?

2) Bagaimana jika siswa tidak memahami pelajaran akidah akhalak

secara total apa yang di lakukan ?

3) Apakah ada alternatiflain dalam penmgajaran akidah akhlak agar

siswa dapat memahami pelajaran akidah akhlak?

4) Metode pelajaran apa yang bapak terapkan dalam pembelajaran ?

5) Bagaimana menurut bapak metode aktif learning?

6) Apakah metode aktif learning cocok dipakai untuk pembelajaran

akidah akhlak?

7) Apa setrategi yang dilakukan dalam mengefektifkan peroses

pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan metode aktif

learning ?

8) Bagaimana respon siswa dalam penerapan metode aktif learning

tersebut ?

9) Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru setelah pembelajaran

akidah akhlak selesai, apa tujuan nya?

10) Setelah evaluasi dilakukan, bagaimana hasil dari penerapan metode

aktif learning yang telah dilakukan?

2. Apa kendala pembelajaran akidah di MIN 4 muaro jambi?

1) Apakah ada kendala guru dalam peroses belajar mengajar?

2) Apa saja kendala yang terjadi saat pembelajaran akidah akhlak

berlangsung ?

3) Dengan kendala tersebut apakah sangat berpengaruh terhadap hasil

akhir pengajaran akidah akhalak ini ?

4) Kendala apa yang bapak/ibu temukan dalam pembelajaran akidah

akhlak menggunakan metode aktif learning ?

5) Apakah setiap hari kendala itu terus berlanjut?

Page 82: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

Page 83: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63

Page 84: STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK …

63