pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak untuk …

122
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SA‟ADATUL „ULYA KELURAHAN TANJUNG RADEN KECAMATAN DANAU TELUK SEBERANG KOTA JAMBI SKRIPSI MIFTAKHUL JANNAH NIM. TPG. 151 699 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SA‟ADATUL „ULYA KELURAHAN TANJUNG

RADEN KECAMATAN DANAU TELUK SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

MIFTAKHUL JANNAH NIM. TPG. 151 699

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SA‟ADATUL „ULYA KELURAHAN TANJUNG

RADEN KECAMATAN DANAU TELUK SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

MIFTAKHUL JANNAH NIM. TPG. 151 699

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 4: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 5: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 6: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 7: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia.

Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-‘Alaq: 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman: 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

(QS. Al-Mujadalah: 11)

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku.

Sedih, bahagia, bertemu dengan orang-orang yang memberiku sejuta

pengalaman bagiku, yang telah memberi warna warni didalam hidupku.

Ku bersujud kepadaMu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di

penghujung awal perjuanganku.

Segala puji bagiMu Ya Allah

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil‟aalamiin...

Sujud syukur ku persembahkan kepada-Mu Allahu Rabbi, Tuhan yang

Maha Agung, Maha Adil, Maha Penyayang dan Maha pemilik setiap nafas

kehidupan ini, atas takdirMu telah Engkau jadikan diriku ini seorang manusia

yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani

kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk

meraih cita-cita besarku kelak..

Lantunan sholawat beriring salam, membawa ku untuk memanjatkan doa

dalam syukur yang tiada terkira. Alhamdulillah. Kupersembahkan sebuah karya

kecil ini untuk Bapak dan Mamakku tercinta, yang tiada pernah bosan memberiku

semangat, do‟a, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak

tergantikan hingga aku selalu bisa menghadapi setiap rintangan yang ada

didepanku. Bapak yang selalu bekerja dibawah panasnya terik matahari demi

biaya kuliahku, Mamak yang selalu memikirkanku dan mengatur uang bulananku,

Page 8: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

demi hidupku, kalian ikhlas mengorbankan segala fisik dan perasaan tanpa kenal

lelah. Maafkan anakmu Pak, Mak,, masih saja nduk menyusahkan kalian..

Dalam sujudku, sholatku, aku berdo‟a, “Ya Allah, Terimakasih telah

Engkau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas

menjagaku, mendidikku, membimbingku dengan baik.. Berikanlah balasan

setimpal syurga firdaus untuk mereka, jauhkanlah mereka dari panasnya api

neraka-Mu. Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, sayangilah mereka

seperti mereka menyayangiku sejak kecil. Aaamiin Allahumma Aaamiin..”

Untuk bapak (Ahmad Sabit) dan Mamak (Dewi Handayani)..Terimakasih, nduk

sayang mamak bapak...(ttd. Anakmu)

Dalam setiap langkahku, aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang

kalian impikan dariku, meski belum semua dapat aku raih, insyaAllah atas

dukungan do‟a dan restu, semua akan terjawab kelak. Untuk itu kupersembahkan

ungkapan terimakasihku kepada :

Adik kandungku (Bayu Saputra) yang selalu berceramah kalau mbaknya

melakukan kesalahan. Mbak sukses kuliahnya, adik sukses sekolahnya. Kita

bahagiakan mamak bapak ya.. Kepada keluarga besar mbah Jemiran dan mbah

Sutriyah, dan juga keluarga besar mbah Ngapuan (alm) dan mbah Marsupiah,

terimakasih untuk segala masukan, dukungan, nasihat dan do‟anya. InsyaAllah

kedepannya nduk akan berusaha lebih baik lagi. Rukun selalu ya..aaaamiin..

Untuk yang spesial (Joko Samudro), yang selalu ikhlas membantu ku,

yang selalu ada ketika aku dalam kesulitan, yang selalu menjadi tempat keluh

kesahku, yang menjadi pembimbing di lika likunya, suka dukanya dan manis

pahitnya perjalanan meraih gelar sarjana ku, terimakasih yang tak terhingga.

Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikanmu. Aaaamiin allahumma

aaaamiin..

Untuk yang selalu menanyakan, “Kapan sidang? Kapan wisuda?”

kupersembahkan skripsi ku ini dengan senang hati. terimakasih untuk setiap

masukan, nyinyiran dan celotehan yang pedas namun tak pernah membuat telinga

ini panas.

Page 9: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Untuk yang selalu membicarakan tentang kata “meninggalkan” atau

“ditinggalkan”, terimakasih karena telah mengajarkan bagaimana rasanya jatuh

dan sakit, sehingga membuatku bisa sekuat dan setegar ini. Mari intropeksi diri

dan tolong jangan salah paham lagi. Yang harus kita pikirkan harusnya adalah

cepat wisuda, cepat kerja, dan cepat jaya, agar tidak lagi menjadi beban orangtua.

Bukankah begitu? Semoga Allah memaafkan kita semua. Aaamiin Allahumma

Aaamiin.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan

dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna. Hidup tanpa

mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha dan

berdo‟a untuk menggapainya. Jatuh, berdiri lagi. Kalah, coba lagi. Gagal, bangkit

lagi. Keep calm, spirit and amor fati. Sampai Allah SWT berkata “waktunya

pulang”. Semoga kita semua termasuk ummat yang khusnul khotimah. Aaaamiin

Allahumma Aaamiin.

Hanya sebuah karya kecil ini yang dapat kupersembahkan, beribu

terimakasih yang dapat kuucapkan, atas segala kekhilafan dan kekurangan,

dengan segala kerendahan hati, tercurah beribu-ribu kata maaf dari lubuk hati ini.

Aku bahagia memiliki kalian. –by Miftakhul Jannah

Jambi, Maret 2019

Page 10: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

MOTTO

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Page 11: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

KATA PENGANTAR

.

Alhamdulillahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis

ucapkan kehadirat Allah SWT sebagai pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi”. Shalawat dan salam penulis do‟akan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana program S.I Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah SWT serta usaha-usaha penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

2. Bapak Dr. Hj. Armida, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

3. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I. Selaku Wakil Dekan I

4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, S.Ag. Selaku Wakil Dekan II

5. Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M.Pd. Selaku Wakil Dekan III

6. Bapak Dr. Mahluddin, M. Pd. I Selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan segenap staf yang telah memberikan

fasilitas dan layanan administrasi dengan baik selama perkuliahan dan

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M. Pd. sebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan

Page 12: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

8. Bapak Tabroni, M. Pd. I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh

keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

9. Pimpinan Perpustakaan Universitas dan Fakultas Tarbiyah serta karyawan

yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan

skripsi ini.

10. Bapak Raden Zuhdi, S Ag Selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya, dan guru Aqidah Akhlak Ibu Rts Husnawati, S. Pd. I, serta segenap

dewan guru Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi yang telah memberikan

bantuan, informasi, serta dukungan selama proses penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

11. Orangtua penulis, Ayahanda Ahmad Sabit dan Ibunda tercinta Dewi

Handayani, serta adik tersayang Bayu Saputra dan seluruh keluarga yang

telah memberikan bantuan moril dan materil, serta motivasi, dukungan, dan

do‟a dalam menyelesaikan studi di UIN STS Jambi dan menyelesaikan

skripsi ini.

12. Kepada Mas Joko Samudro, yang telah hadir dalam kemalutnya kehidupan

ini, terimakasih karena selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 13: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 14: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

ABSTRAK

Nama : Miftakhul Jannah

NIM : TPG. 151699

Judul : Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adataul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi, apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi, apa upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang telah diuraiakan, karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak belum sepenuhnya terealisasikan. Dikarenakan masih banyaknya siswa yang memiliki akhlak yang terkesan menurun. Faktor pendukung pelaksanaan akhlak ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti potensi atau bawaan yang dimiliki siswa, sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat adalah seperti tidak adanya guru Bimbingan Konseling di sekolah dan pengaruh buruk dari berbagai media. Adanya faktor penghambat, pasti ada solusi untuk mengatasinya, sehingga proses peningkatan akhlak pada siswa akan mendapatkan hasil yang baik. Adapun solusi yang dapat dilakukan antara lain, guru lebih memahami karakter masing-masing siswa, rutin mengadakan absen siswa ketika hendak sholat dzuhur berjama‟ah dan mengaji, pembiasaan kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan akhlak, seorang guru memberikan contoh (keteladanan) kepada siswa-siswanya, dan partisipasi dari orangtua untuk melihat perkembangannya dan mengajarinya selama dirumah.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Aqidah Akhlak, Siswa

Page 15: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

ABSTRACT Name : Miftakhul Jannah NIM : TPG. 151699 Title : Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Meningkatkan

Akhlak Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi

This study discusses the Implementation of Aqidah Akhlak Learning to Improve Student Morals in Ibtidaiyah Sa'adataul Madrasah „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Danau Teluk Seberang District, Jambi City. The formulation of the problem in this study is how the implementation of Aqidah Akhlak Learning to improve students 'morals in Ibtidaiyah Sa'adatul' Ulya Madrasa Tanjung Raden Sub-District, Danau Teluk Seberang Subdistrict, Jambi City, what are the supporting and inhibiting factors in improving students 'morals in Sa'adatul Ibtidaiyah Madrasa' Ulya, Tanjung Raden Subdistrict, Danau Teluk Seberang Subdistrict, Jambi City, what efforts have been made by the teacher in improving students 'morals in the Madrasah Ibtidaiyah Sa'adatul' Ulya, Tanjung Raden, Danau Teluk Seberang Subdistrict, Jambi City. This study uses a qualitative approach, in an effort to provide answers to problems that have been described, because they use a descriptive analysis approach by using data collection techniques through observation, interviews and documentation. The results of the study show that the implementation of moral Aqidah learning has not been fully realized. Because there are still many students who have morals that seem to decline. Factors supporting the implementation of morality are two, namely internal and external factors. Internal factors such as potential or innate students, while external factors such as family environment, school environment and community environment. While the inhibiting factors are such as the absence of school counseling guidance teachers and the bad influence of various media. The existence of inhibiting factors, there must be a solution to overcome them, so that the process of improving morals in students will get good results. As for the solutions that can be done, among others, teachers better understand the character of each student, routinely hold student absences when going to dzuhur prayer in congregation and recitation, habituating activities that are moral in character, a teacher gives an example (exemplary) to students students, and participation from parents to see their progress and teach them while at home Keywords: Implementation, Aqidah Akhlak, Students

Page 16: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

NOTA DINAS ............................................................................................ ii

PENGESAHAN ......................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

MOTTO ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

ABSTRAK ................................................................................................. xiii

ABSTRACK .............................................................................................. xiv

DAFTAR ISI .............................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 7

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 8

Page 17: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ....................................................................................... 10

1. Pengertian Pembelajaran ........................................................... 10

2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ................................................ 11

3. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................... 13

4. Pengertian Aqidah Akhlak ....................................................... 17

5. Pengertian Meningkatkan ......................................................... 18

6. Konsep Akhlak ......................................................................... 19

7. Proses Pembentukan Akhlak yang Baik .................................... 27

B. Studi Relevan ......................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ......................................... 33

B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................ 33

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37

E. Teknik Analisis Data ............................................................. 38

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 40

G. Jadwal Penelitian ................................................................... 42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ......................................................................... 43

B. Temuan Khusus dan Pembahasan ............................................ 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 67

B. Saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian .......................................................................... 42

Tabel 2. Keadaan Tenaga Kependidikan dan Guru .................................... 47

Tabel 3. Data Siswa..................................................................................... 48

Tabel 4. Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................................... 49

Page 19: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya ....... 45

Page 20: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Responden

Lampiran 3 : Dokumentasi

Lampiran 4 : Wawancara

Lampiran 5 : Kartu Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)

Page 21: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

(UUSPN Nomor 3 Tahun 2003). Pendidikan juga mempunyai peranan yang

sangat penting dalam pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu,

pendidikan sangat perlu di kembangkan dari berbagai cabang ilmu

pengetahuan, karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan

kecerdasan suatu bangsa.

Pendidikan berdasarkan asas pancasila memiliki tujuan untuk

meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,

keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian agar dapat

membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa. Namun, dalam penerapannya, masih banyak ketidak

sesuaian antara materi yang dipelajari, dengan praktek yang dilakukan. Masih

banyak siswa yang tidak menuruti tata tertib dalam pendidikan dan sering

melakukan kecerobohan yang diakibatkan oleh rasa ingin tahunya. Seperti

berkata kasar, mengejek teman, tidak hormat pada guru, dan sebagainya. Hal

seperti itulah tanpa disadari dapat membuat kemerosotan akhlak pada

generasi penerus bangsa, sehingga di haruskan penanganan yang sangat

intensif agar akhlak anak bangsa dapat terbentuk sesuai dengan norma-norma

yang telah di tetapkan. Dalam hal ini, terdapat tiga instansi yang sangat

berperan penting dalam meningkatkan akhlak peserta didik, yaitu pada

keluarga, instansi sekolah dan pada masyarakat.

Page 22: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Abuddin Nata (2003, hal. 206) dalam bukunya menyebutkan bahwa

salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kemerosotan akhlak pada

anak yaitu kurang efektifnya pembinaan akhlak yang dilakukan di lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh

ketiga instansi ini tidak berjalan menurut semestinya atau yang biasanya.

Contoh pembinaan di sekolah yaitu dengan cara sekolah di jadikan sebagai

lapangan sosial bagi anak, dimana pertumbuhan mental, akhlak dan sosial

serta segala aspek kepribadian anak dapat di arahkan dengan baik oleh guru.

Untuk menumbuhkan akhlak yang demikian itu, pendidikan Aqidah Akhlak

di sekolah harus di lakukan secara intensif agar ilmu dan amal dapat dipahami

dengan baik oleh anak didik di sekolah. Karena apabila pendidikan Aqidah

Akhlak di abaikan di sekolah, maka didikan Agama yang di terima di rumah

tidak akan berkembang, bahkan mungkin akan terhalang. Untuk mewujudkan

sekolah yang dapat menjadi lapangan sosial bagi anak, maka dibutuhkan

seorang guru yang profesional. Guru Profesional adalah guru yang

mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya, layanan guru

harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan pengguna

serta memaksimalkan kemampuan siswa berdasar potensi dan kecakapan

yang dimiliki masing-masing individu (Yamin & Maisah, 2010, hal. 28).

Seorang guru dapat di katakan profesional apabila memiliki kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.ia bertaqwa kepada Allah Swt,

berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik (Taniredja dkk, 2015, hal. 73).

Apabila hal tersebut sudah terpenuhi, maka seorang guru dapat membimbing,

memahami dan membentuk karakter dan akhlak anak didik di sekolah.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada

pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru

sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional.

Page 23: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Demikianlah pula pasal 6 menjelaskan kedudukan guru dan dosen

sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan

nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap

kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab. (UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen)

Tidak semua tugas mendidik dapat di laksanakan oleh orang tua,

terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sekolah merupakan

rumah kedua bagi anak, untuk mendapatkan hak berupa ilmu pengetahuan

dan pendidikan. Dengan demikian, sebenarnya pendidikan di sekolah adalah

bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus merupakan lanjutan

dari pendidikan keluarga. Dengan masuknya anak didik ke sekolah, maka

terbentuklah suatu hubungan antara rumah dengan sekolah. Karena antara

kedua lingkungan tersebut terdapat obyek dan tujuan yang sama yakni

mendidik anak-anak. (Drajat, dkk, 2011, hal. 76). Penyelenggaraan

Pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2)

disebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa, yang berurut berakar pada masyarakat indonesia. (UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional)

Secara konseptual, dasar pendidikan nasional tersebut mengandung

nilai-nilai yang amat ideal dan luhur, dan secara konsensus seluruh bangsa

Indonesia menerimanya. Karena hakekat kedua dasar tersebut secara filosofis

merupakan bagian dari filsafat Islam, artinya seluruh kandungan isi dan

maknanya tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan tercerminkan

dalam ajaran Islam. Karena itu, kedua dasar tersebut harus di terjemahkan dan

di tafsirkan secara islami, dengan pola menginternalisasikan nilai-nilai Islami

ke dalam seluruh kandungan isi dan makna kedua dasar tersebut. Dengan

Page 24: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

demikian setiap penyelenggaraan satuan pendidikan akan terisi oleh nilai-

nilai yang semakin identik dengan ajaran Islam. Pembinaan akhlak

selanjutnya dapat di analisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh

aspek ajaran Islam. Ajaran Islam tentang keimanan sangat berkaitan erat

dengan mengerjakan serangkaian amal sholeh dan perbuatan terpuji. Iman

yang tidak di sertai dengan amal sholeh di nilai sebagai iman yang palsu.

Bahkan dianggap sebagai kemunafikan. Firman Allah dalam Al-Qur‟an:

Diantara manusia ada yang mengatakan “ kami beriman kepada Allah

dan hari kemudian” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-

orang yang beriman. ( Q.S al-Baqarah :8)

Ayat diatas menunjukkan bahwa iman yang dikehendaki Islam bukan

iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, melainkan iman yang

disertai dengan perbuatan dan akhlak yang mulia, seperti tidak ragu-ragu

menerima ajaran yang dibawa Rasul, mau memanfaatkan harta dan dirinya

untuk berjuang dijalan Allah dan seterusnya.

Di dalam Al-qur‟an terdapat perilaku (akhlak) terpuji yang hendaknya

diaplikasikan oleh umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena akhlak

mulia merupakan barometer terhadap kebahagiaan, keamanan, ketertiban

dalam kehidupan manusia, dan dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan

tiang berdirinya umat, sebagaimana shalat sebagai tiang agama Islam. Dengan

kata lain apabila rusak akhlak suatu kaum maka rusaklah bangsanya. Penyair

besar Syauqi pernah menulis:

Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlaknya

selagi mereka berakhlak/berbudi perangai utama, jika pada mereka

telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah umat (bangsa) ini.

Page 25: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Syair di atas menjelaskan bahwa akhlak merupakan pondasi paling

penting didalam kehidupan, seperti sebuah bangunan yang memiliki tiang

penyangga. Dapat direnungkan apabila tiang penyangga tersebut runtuh,

maka akan runtuh pula seluruh bangunan yang disangganya. Hal ini

merupakan masalah besar yang harus ditangani secara serius. Oleh sebab itu,

hadirlah solusi dengan dikembangkannya pembelajaran aqidah akhlak, untuk

mempelajari segala bentuk akhlak terpuji yang harus di teladani didalam

kehidupan sehari-hari dan membuat generasi muda mengerti tentang bahaya

dari akhlak tercela, sehingga mereka dapat menghindarinya. Itulah salah satu

pentingnya pembelajaran aqidah akhlak dalam menuntun maju akhlak

generasi muda. Namun, dalam proses pembelajaran tersebut, siswa tidak

dapat mempelajarinya seorang diri, agar tidak terjadi kebingungan dan

simpang siur pemahaman.

Melalui pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, guru Aqidah Akhlak

merupakan salah satu elemen pendidikan yang sangat berperan penting. Guru

dalam pendidikan Islam adalah orang yang mempunyai tanggung jawab

terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran Islam, juga

bertanggung jawab kepada Allah SWT. Jadi, tugas guru dalam pendidikan

Islam Madrasah Ibtidaiyah adalah membina dan mendidik anak didiknya

melalui pembelajaran Aqidah Akhlak yang dapat menanamkan nilai akhlak

anak didik dan dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas

tersebut tidaklah mudah, karena mengandung unsur mutlak bagi guru. Akan

tetapi, keluarga dan masyarakat dapat mendukung dan bertanggung jawab

serta bekerjasama dalam mendidik anak, agar penanaman nilai-nilai akhlakul

karimah dapat di capai dengan baik. Namun pada kenyataannya, masih

banyak guru yang belum menggunakan segala kiat dan tehnik untuk

memanfaatkan berbagai potensi yang ada pada diri anak. Guru cenderung

menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah, hal ini akan membuat

siswa merasa bosan, tidak kreatif dan pasif yaitu hanya menerima dan

mendengarkan saja tanpa berfikir kritis.

Page 26: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Proses pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah kurang

memberikan arahan pada proses pemahaman, pencarian, penemuan dan

penerapan. Seorang guru harus dapat membekali siswa dengan kemampuan

yang maksimal. Atas dasar ini diperlukan metode pembelajaran yang sesuai

pada tiap bahasan, yang lebih penting lagi adalah agar dalam proses

pembelajaran, siswa dapat merasa asyik, tertarik, senang dan menikmatinya. Seorang guru diharapkan mampu menguasai metode-metode

pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif dikelas. Karena dengan

demikian diharapkan siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan

maksimal. Metode ceramah memang sangat penting, namun mestinya harus

diimbangi dengan metode yang lain agar pembelajaran lebih bermakna.

Disamping itu, guru juga harus dapat membuat siswa aktif dan kreatif melalui

aktivitas kerja kelompok agar siswa dapat berpikir keras dan kritis tentang

materi pelajaran.

Metode mengajar merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru

untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar mencapai tujuan.

Apabila dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang tepat

maka akan lebih efektif dan efisien, keberhasilanpun akan dapat diraih oleh

guru dan juga siswanya. Karenanya guru harus dapat memilih dengan tepat

metode dam media apa yang harus digunakan dalam mengajar dengan

melihat tujuan belajar yang hendak dicapai, situasi, kondisi serta tingkat

perkembangan siswa. Metode dalam mengajar berperan sebagai alat untuk

menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan

menjadi interaksi belajar mengajar antara siswa dengan guru,dalam

pembelajaran aqidah baik didalam kelas maupun diluar kelas.

Terkait dengan hal di atas, Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

Seberang Kota Jambi, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berusaha

tetap konsisten dalam menjalankan tujuan pendidikan dan memperhatikan

tenaga pengajar atau pendidiknya, baik dari segi kualitas maupun dari segi

kuantitasnya. Namun di sisi lain, proses dimana pentingnya akhlak yang

dilakukan oleh guru tersebut, terutama oleh guru Aqidah Akhlak belum dapat

Page 27: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

dikatakan maksimal, mengingat masih terdapat sebagian dari siswa di sekolah

tersebut yang etika nya masih jauh dari norma dan tujuan pendidikan Islam di

harapkan.

Hasil grandtour peneliti (07 Desember 2017) yang peneliti lakukan

terhadap pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „Ulya tersebut dengan mewawancarai ibu Rts. Husnawati selaku

guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di madrasah tersebut. Dalam proses

pembelajaran aqidah akhlak sudah berjalan dengan baik. Dalam mengajar,

guru sudah memiliki motivasi yang tinggi, dan siswapun menjadi antusisas

dan penuh semangat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru tidak

mempraktekkan materi secara langsung, namun hasil akhir dapat dilihat dari

nilai rata-rata untuk ujian madrasah mata pelajaran Aqidah Akhlak, siswa

lulus dengan memenuhi KKM (Kriteria Kelulusan Minimal).

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengkaji tentang ilmu

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak, sehingga

peneliti mengangkat sebuah judul yaitu, “Pelaksanaan Pembelajaran

Aqidah Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan

Danau Teluk Seberang Kota Jambi “

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang Pelaksanaan

Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan

Danau Teluk Seberang Kota Jambi pada kelas V. Adapun akhak yang

dimaksud disini adalah Akhlak terhadap guru dan teman sebaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut :

Page 28: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

1. Bagaimanakah pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk

meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

Kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota

Jambi?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan

akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan

Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

3. Apa upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Aqidah

Akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau

Teluk Seberang Kota Jambi.

b. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pelaksanaan

Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden

kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

c. Ingin mengetahui upaya apa saja yang di lakukan oleh guru dalam

meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya Kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan secara lebih

mendalam bagi peneliti terutama pada bidang yang dikaji.

Page 29: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

b. Sebagai pedoman bagi siswa dalam meningkatkan akhlak yang

baik disekolah.

c. Sebagai acuan atau pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran khususnya dimata pelajaran Aqidah Akhlak.

d. Sebagai sumbangan pemikiran peneliti bagi masyarakat, orang tua,

pembaca dan khususnya Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

Seberang Kota Jambi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah

Akhlak untuk meningkatkan akhlak pada siswa.

e. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

kesarjanaan Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas TarbiyaH dan keguruan UIN STS Jambi.

Page 30: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003, hal. 21),

Pembelajaran berasal dari kata ajar yang artinya adalah proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan

pengertian pembelajaran menurut para ahli adalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut

Sanjaya (2011, hal.13-14) mendefinisikan pembelajaran merupakan suatu

sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek

yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat

dari sisi produ adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh

dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran

dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya.

Akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai

proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Lain halnya dengan

Sagala (2010, hal. 32) mendefinisikan bahwa pembelajaran merupakan

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar

yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,

yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,

dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relatif lama dengan adanya usaha.

Page 31: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

a) Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang

mengajarkan tentang asas ajaran agama Islam dan juga mengajarkan

tentang berperilaku, sehingga peserta didik dapat mengenal,

memahami, menghayati dan mengimani Allah swt dan dapat

mengaplikasikan dalam bentuk perilaku yang baik dalam kehidupan.

Baik terhadap diri sendiri, keluarga, ataupun terhadap masyarakat.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari aqidah

dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik sebelumnya.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati dan mengimani Allah swt dan

merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan

sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlak memberikan bimbingan

kepada peserta didik agar memahami, menghayati, meyakini

kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Tujuan utama mempelajari akhlak adalah agar

peserta didik memahami akhlak dengan benar. (Referensi makalah,

2013. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.

https://www.referensimakalah.com/2013/05/materi-pelajaran-aqidah-

akhlak-pengantar.html)

Setelah mendapatkan pendidikan Aqidah Akhlak, peserta didik

diharapkan memahami istilah-istilah aqidah, prinsip-prinsip, aliran-

aliran dan metode peningkatan kualitas aqidah serta meningkatkan

kualitas keimanan melalui pemahaman dan penghayatan serta

penerapan perilaku bertauhid dalam kehidupan dari aspek tauhid.

Sedangkan dari aspek akhlak peserta didik diharapkan memahami

istilah istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metode peningkatan

Page 32: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

kualitas akhlak serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari

perilaku tercela. (Asmaran. 2002. hal. 69)

b) Tujuan mempelajari Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Tujuan mempelajari mata pelajaran aqidah akhlak, dapat

diklasifikasikan menjadi 2 bagian :

(1) Tujuan Umum

(2) Tujuan khusus

Adapun tujuan umum dari mempelajari mata pelajaran aqidah

akhlak adalah:

(a) Menjadi bekal siswa dalam mengenal Islam secara utuh

(b) Siswa memahami bahwa dirinya adalah hamba Allah yang

harus tunduk dan taat kepada perintah dan menjauhi

larangannya.

(c) Siswa mampu mengenal dan membedakan antara akhlak yang

baik dan buruk.

Adapun tujuan khusus dari mempelajari mata pelajaran aqidah

akhlak adalah:

(a) Siswa dapat menumbuh kembangkan aqidah melalui

pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman

peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya

kepada Allah swt.

(b) Siswa menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, menjadi rajin beribadah dan menerapkan nilai-nilai

agama

(c) Dalam keseharian, siswa menjadi ahli ibadah yang berakhlak

mulia. (Mukaddimah, 2011. Tujuan mempelajari Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak.

https://guruaqidahakhlakmenulis.blogspot.com/2011/06/tujuan

-dan-kegunaan-mempelajari-mata.html)

Page 33: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

c) Materi dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak

terdiri dari dua aspek, aspek yang pertama adalah aspek aqidah dan

aspek yang kedua adalah aspek akhlak. Aspek aqidah ditekankan pada

pemahaman dan pengamalan prinsisp-prinsip aqidah Islam, metode

peningkatan aqidah, wawasan tentang aliran-aliran tentang aqidah

Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam

kehidupan sehari-hari, akhlak terpuji dan akhlak tercela, pemahaman

tentang macam-macam tauhid seperti tauhid uluhiyyah, tauhid

rububiyyah, tauhid mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan

implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, disamping berupa

pembiasaan dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari

akhlak tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga

mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningkatan kualitas akhlak.

(Asmaran, 2002, hal. 54)

3. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah akhlak untuk meningkatkan

akhlak siswa

Pelaksanaan Aqidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan Al- akhlakul karimah

dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari

keimanannya kepada Allah Swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

rasul-rasul-Nya, hari akhir,serta Qada dan Qadar. Dalam hal ini, guru

memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaannya, dengan

mempertimbangkan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan materi dengan matang.

b. Menggunakan media yang menarik dan memadai

c. Mempraktikkan berbagai model atau pendekatan pengajaran (Edu,

2017, hal. 161)

Page 34: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran aqidah akhlak :

a. Untuk mengembangkan materi aqidah akhlak ini, maka kita perlu

mengetahui materi besarnya apa, selanjutnya apa bagian-bagiannya.

Atau biasa disebut juga dengan struktur materi. Misalnya kita belajar

tentang materi syukur, kita tahu bahwa itu adalah akhlak terpuji kepada

Allah, ghibah adalah akhlak tercela kepada sesam manusia. Dan lain

sebagainya.

b. Selanjutnya ada yang lebih penting yaitu peta konsep, yaitu gambaran

dari materi yang akan kita ajarkan itu secara menyeluruh, kemudian

dari gambaran itu dari mana kita akan memulainya. Misalnya kita ingin

mengajarkan tentang Iman kepada malaikat. Hal-hal apa saja yang

termasuk dalam iman kepada malaikat ini yang harus dibicarakan.

Misalnya : nama malaikat, tugas malaikat, mengapa harusa beriman

kepada malaikat, apa dampak positif jika kita beriman kepada malaikat,

bagaimana cara melakukan iman kepada malaikat dalam kehidupan

sehari-hari, apa argumentasi iman kepada malaikat dan seterusnya.

Demikian juga dengan materi-materi lainnya.

c. Selanjutnya mengenai hal lain yang berkaitan dengan pengembangan

materi, dalam hal ini bagimana mengembangkan materi inti melalui

pengembangan dengan menggunakan teori-teori lain, ataupun

mengembangkan materi sesuai dengan pengalaman kehidupan siswa

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini biasanya disebut materinya harus

kontekstual. Pengembangan materi secara kontekstual adalah puspa

ragam. Sumber belajar bukan hanya buku paket tetapi dari mana saja

baik dari buku-buku, literature atau sumber kepustakaan lain baik

dalam rumpun mata pelajaran yang sama ataupun mata pelajaran lain

tetapi berhubungan, misalnya kita meminjam teori psikologi, sosiologi,

filsafat, kesehatan dan lain sebagainya untuk materi aqidah akhlak, jadi

sumbernya sangat luas. Karena dalam Islam sebenarnya Ilmu

Pengetahuan itu sebenarnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam

bahkan Islam menyuruh ummatnya untuk mempelajari semua hal yang

Page 35: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

berkaitan dengan ilmu pengetahuan asal jangan sampai melupakan

kebesaran Allah. Ataupun menggunakan hal-hal atau materi yang biasa

ada dalam kehidupan anak atau siswa sehari hari. Dalam pembelajaran

aqidah akhlak ini pengembangan materi bisa dilihat secara tekstual

artinya mengembangkan materi pelajaran inti melalui literatur atau

sumber kepustakaan lain, dan pengembangan materi disesuaikan

dengan kehidupan sehari-hari siswa dan ini diistilahkan kontekstual.

d. Pengembangan materi dalam RPP ditulis dalam bagian materi, dan

dalam pelaksanaan pembelajaran nampak dalam penjelasan-penjelasan

guru dan cara menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa.(Ardiansyah.

2011.hal.9)

Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dilakukan pada 3 tahap, yaitu :

1) Tahap pendahuluan

Tahap pendahuluan adalah tahap yang ditempuh guru pada saat ia

memulai pembelajaran. Menurut Abimanyu, membuka pelajaran adalah

kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi atau suasana

siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik terfokus pada hal-

hal yang akan dipelajari. (Rusman,2010. Hal.81). Membuka pelajaran

merupakan kegiatan awal yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar

mengajar untuk mengkondisikan peserta didik agar perhatian dan

motivasinya tumbuh sehingga baik secara fisik maupun psikis memiliki

kesiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, dengan begitu perhatian

peserta didik akan terpusat pada apa yang dipelajarinya.

Beberapa kegiatan yang dilakukan guru pada tahap pendahuluan

adalah:

a) Memberikan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali materi pelajaran

yang telah dipelajari sehingga dapat membangkitkan semangat belajar

siswa terhadap materi yang akan dipelajari,

b) Memberikan ilustrasi, yakni memberikan gambaran dalam bentuk

visualisasi tentang materi yang akan dipelajari dengan menggunakan

Page 36: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

gambar pada kertas, tranfaransi atau menggunakan displai dengan

teknologi multimedia,

c) Menyampaikan kasus, yaitu memulai pembelajaran dengan

mengemukakan kasus riil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

yang terkait dengan materi yang akan dipelajari

d) Memberikan pretes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal

siswa sebagai dasar pemberian pembelajaran secara lebih tepat.

Menurut Permendikbud Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang

dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah :

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

dengan silabus dan RPP.

2) Tahap inti

Tahap inti adalah tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan strategi yang telah ditentukan. Kegiatan ini mencakup:

a) Kegiatan eksplorasi

Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan untuk menunjukkan atau

memperkenalkan materi atau keterampilan baru kepada siswa.

b) Kegiatan konsolidasi

Kegiatan konsolidasi adalah kegiatan menafsirkan dan memahami

materi pembelajaran dan melibatkan mereka secara aktif, dalam

penerapannya, misalnya dalam bentuk pemecahan masalah.

3) Tahap penutup

Tahap penutup adalah tahapan mengakhiri kegiatan pebelajaran. Pada

tahap ini dapat dilakukan :

Page 37: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

a) Kegiatan penilaian

Kegiatan penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

belajar siswa.

b) Pemberian tugas atau penyampaian informasi tentang tema yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. (Rofiah, 2016. Hal.67 )

4. Pengertian Aqidah Akhlak

Menurut bahasa, kata Aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu

(‘aqada-ya’qidu-‘aqdan) artinya adalah mengikat atau mengadakan

perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang

harus di benarkan oleh hati dan di terima dengan rasa puas serta terhujam

kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat di goncangkan oleh badai subhat

(keragu-raguan). Dalam definisi yang lain di sebutkan bahwa Aqidah

adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat

jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih

dari kebimbangan dan keraguan. Berdasarkan pengertian-pengertian di

atas dapat di rumuskan bahwa Aqidah adalah dasar-dasar pokok

kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari

ajaran islam yang wajib di pegangi oleh setiap muslim sebagai sumber

keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu

Khalaqa jamaknya akhlaq yang artinya tingkah laku, perangai tabi‟at,

watak, moral atau budi pekerti (Nata, 2013, hal 1). Dalam Kamus Besar

bahasa Indonesia (2003, hal.23), akhlak dapat di artikan budi pekerti,

kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri

seseorang dan secara spontan di wujudkan dalam tingkah laku atau

perbuatan. Jadi tindakan spontan itu baik menurut panndangan akal dan

agama , maka di sebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah atau

akhlakul mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa

perbuatan-perbuatan yang jelek, maka di sebut akhlak tercela atau akhlakul

madzmumah.

Page 38: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Aqidah

Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan anak didik

untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt dan

merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-

hari berdasarkan Al-qur‟an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan serta pengalaman.

5. Konsep Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Ditinjau dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa

Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk didalam kamus Al-

Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat.

Didalam Da’iratul Ma’arif dikatakan : “Akhlak adalah sifat-sifat

manusia yang terdidik”

Sebagaimana pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak

ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam

jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan

baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang

tercela sesuai dengan pembinaanya. (Asmaran, 2002, hal. 1)

Akhlak secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata khalaqa,

yang kata asalnya khuluqon, yang berarti: perangai, tabiat, adat atau

khalqun yang berarti kejadian, bantuan, ciptaan, jadi secaca etimologi

akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang

dibuat. Kareanaya akhlak secara kebahasan bisa baik atu buruk

tergantung pada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya,meskipun

secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung

konotasi baik, jadi orang yang berakhalak berarti orang yang

berakhlak baik.(Ahmadi dan Salimi, 2008, hal 198). Sedangkan

menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar

mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:

Page 39: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

1). Ibnu maskawih

Bahwa Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong

untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan

pikiran (lebih dulu) (Hawi, 2014, hal. 99)

2). Abu Bakar Jabir Al-Jaziri

Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri

manusia yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan

tercela dengan cara yang disengaja. (Mahjuddin, 2011, hal. 4)

Berdasarkan definisi akhlak di atas tampak bahwa tidak ada

yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan dan saling

melengkapi antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan

lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak yaitu:

a) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat

dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya

b) Perbuatan akhak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah

dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan

sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,

hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan

melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan

sadar. Namun karena perbuatan tersebut sudah mendarah daging,

sebagaimana disebutkan pada sifat yang pertama, maka pada saat

akan mengerjakannya sudah tidak lagi memerlukan pertimbangan

atau pemikiran lagi.

c) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri

orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari

luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas

dasar kemauan, pilihan, dan keputusan yang bersangkutan. Oleh

karena itu jika ada seseorang yang melakukan suatu perbuatan,

tetapi perbuatan tersebut dilakukan karena paksaan, tekanan, atau

ancaman dari luar, maka perbuatan tesebut tidak termasuk

kedalam akhlak dari orang yang melakukannya.

Page 40: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

d) Perbuatan Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

e) Sejalan dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya

akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas

semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau

karena ingin mendapat suatu pujian. (Nata, 2003, hal. 4-6)

Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi jasmani dan

rohani. Organ tubuh kita harus dipelihara dengan memberi konsumsi

makanan yang halal dan baik. Apabila kita memakan makanan yang tidak

halal dan tidak baik, berarti kita telah merusak diri sendiri. Perbuatan

merusak ini termasuk berakhlak buruk. Oleh karena itu islam mengatur

makan dan minum tidak berlebih-lebihan. (Makbuloh, 2013, hal. 147)

Akal kita juga perlu dijaga dan dipelihara agar tidak tertutup oleh

pikiran kotor, jiwa harus disucikan agar menjadi orang yang

beruntung.(Makbuloh, 2013, hal. 147)

Perhatiakan QS. Asy-Syams : 9-10

” sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh

rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams : 9-10)

Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan

keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada orang tua dan berbakti.

(Ahmadi & Salimi, 2004, hal. 208)

Islam mengajarkan agar sesorang tidak boleh memasuki rumah

orang lain sebelum minta izin dan memberi salam kepada penghuninya.

Jika tidak ada orangnnya, maka janganlah masuk.(Makbuloh, 2004, hal.

151)

Page 41: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Seperti dijelaskan dalam QS. An-Nuur: 27-28 :

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah

yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam

kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu

(selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka

janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika

dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu

kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”(QS. An-Nuur : 27-28).

Berdasarkan ajaran yang luhur ini, mempunyai dampak yang

mendalam untuk tata kehidupan manusia. Akhlak islami ini, jika

diaplikasikan, tidak mungkin ada pencurian. Bukankah pencurian

merupakan perbuatan yang paling meresahkan dan merusak tali

kemanusiaan. Dalam berbisnis juga harus berakhlak, jangan curang

dalam takaran jual beli (Makbuloh, 2004, hal. 152)

Dari beberapa definisi tentang akhlak diatas, dapat penulis

simpulkan bahwa akhlak adalah suatu perangai atau tingkah laku

manusia dalam pergaulan sehari-hari. Perbuatan-perbuatan tersebut

timbul dengan mudah tanpa direncanakan terlebih dahulu karena sudah

menjadi kebiasaan. Apabila dari perangai tersebut timbul perbuatan-

perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal sehat dan syari‟at, maka ia

disebut sebgai akhlak yang baik, sebaliknya, apabila yang timbul dari

perangai itu perbuatan-perbuatan yang buruk maka ia disebut sebagai

akhlak yang buruk.

Page 42: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

b. Sumber Akhlak

Akhlak merupakan cerminan diri pada umat islam yang tentu saja

mempunyai dasar. Dan dasar inilah yang harus dihayati dan diamalkan

agar tercipta akhlak yang mulia. M. Ali Hasan dalam buku Akmal Hawi

mengemukakan bahwa yang menjadi dasar sifat seseorang itu baik atau

buruk adalah Al-Qur‟an dan Sunnah. Apa yang baik menurut Al-Qur‟an

dan Sunnah, itulah yang baik untuk dikerjakan dalam kehidupan sehari-

hari. Sebaliknya, apa yang buruk menurut menurut Al-Qur‟an dan

Sunnah, berarti itu tidak baik dan harus dijauhi. (Hawi, 2014, hal. 100)

Firman Allah Swt. dalam dalam surah A-Ahzab ayat 21

menyatakan:

“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu” ( QS. Al-Ahzab : 21)

Nabi Muhammad Saw bersabda :

“Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR.

Al-Bukhari, Abu Dawud dan Hakim)”

Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk

dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-

sahabat Beliau yang selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunah

dalam kesehariannya. Beliau bersabda :

“ Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda, telah

ku tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu

berpegang kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab

Allah dan sunnah Rasul-Nya.“ (HR. Hakim)

Page 43: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Dengan demikian, sumber akhlak Islam adalah Al-Qur‟an dan al-

sunnah. Maka segala sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela,

benar atau salah, didasarkan pada penilaian Al-Qur‟an dan al-Sunnah.

Menurut Al-Maududi dan Al-Ghazali, disamping Al-qur‟an dan al-sunnah

sebagai sumber pokok akhlak, dikenal pula sumber tambahan (pelengkap)

yaitu akal, pengalaman, dan intuisi, dengan syarat produk sumber tambahan

(pelengkap) tadi tidak bertentangan dengan sumber pokok. (Supadie dkk,

2012, hal. 223)

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada diri

Nabi Muhammad Saw. terdapat contoh yang paling tepat untuk dijadikan

keteladanan dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia karena Nabi

selalu memedomani Al-Qur‟an. Dengan demikian, segala bentuk perilaku

manusia yang menyatakan dirinya muslim hendaklah dapat merealisasikan

kedua sumber tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tujuan Akhlak

M. Ali Hasan dalam buku akmal hawi menjelaskan bahwa tujuan

pokok akhlak adalah “ agar setiap manusia berbudi pekerti (berakhlak),

bertingkah laku, berperangai, atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai

dengan ajaran islam. (Hawi, 2014, hal. 100-101)

Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa tujuan daripada Akhlak

adalah agar setiap manusia dapat bertingkah laku dan bersifat baik serta

terpuji. akhlak yang mulia terlihat dalam penampilan sikap pengabdiannya

kepada Allah Swt. dan kepada lingkungannya baik kepada sesama manusia

maupun terhadap alam sekitarnya. Dengan akhlak yang mulia manusia akan

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

d. Macam-macam Akhlak

Dalam berbagai literatur tentang Ilmu Akhlak Islami, dijumpai uraian

tentang akhlak yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu akhlak yang baik (akhlak mahmudah) dan akhlak yang buruk (akhlak

madzmumah). Secara etimologi, akhlak mahmudah adalah akhlak yang

terpuji. Adapun pengertian akhlak mahmudah secara terminologi menurut

Page 44: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Al Ghazali merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah Swt,

sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban

individual setiap muslim. (Amin, 2016, hal. 180)

Sedangkan akhlak madzmumah secara etimologi berasal dari bahasa

Arab yang artinya tercela. Oleh karena itu, akhlak madzmumah artinya

akhlak tercela. Semua bentuk perbuatan yang bertentangan dengan akhlak

terpuji, disebut akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang

tercela yang dapat merusak keimanan seseorang, dan menjatuhkan

martabatnya sebagai manusia (Amin, 2016, hal. 232)

Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam

itu sendiri, yaitu pola hubungan manusia dengan Allah (khaliq) dan

hubungan dengan sesama makhluk (baik manusia maupun bukan manusia).

Sehingga apabila di perinci sebagai berikut:

1) Akhlak terhadap Allah sang Khaliq.

2) Akhlak terhadap makhluk, terbagi dua:

(1) Akhlak terhadap manusia, dapat dibagi lagi menjadi: Akhlak

terhadap diri sendiri dan akhlak terhadap orang lain atau sesama

manusia (Rasulullah, keluarga, teman, tetangga, masyarakat).

(2) Akhlak terhadap bukan manusia, yaitu: alam/lingkungan (hewan,

tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar).

Sehubungan dengan hal diatas, penelitian ini hanya memfokuskan

pembahasan mengenai akhlak yang berhubungan dengan guru dan teman

sebaya, yakni :

1) Akhlak kepada guru, kyai atau ustadz

Ada beberapa akhlak yang karimah yang harus dimiliki seorang siswa

kaitannya dengan hubungan dengan guru atau ustadz, antara lain adalah :

(Findy, 2012, hal. 55)

b) Duduk di depannya dengan penuh sopan santun.

c) Berbicara dengan sopan.

d) Ketika beliau berbicara, jangan memotong pembicaraannya, tetapi

tunggulah sampai selesai bicara.

Page 45: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

e) Dengarkan dan perhatikanlah apa yang disampaikan dalam materi

pelajaran.

f) Jika tidak paham, bertanyalah dengan sopan dan halus. Dengan

mengangkat tangan terlebih dahulu, sampai di izinkan untuk bertanya.

g) Jika ditanya, maka berdirilah dan jawab pertanyaannya dengan baik.

h) Jangan menjawab pertanyaan yang diajukan kepada orang lain, karena

itu tidak beradab.

Di dalam Kitab Ta‟lim Muta‟allim dijelaskan bahwa seorang siswa harus

menghormati guru dengan cara : hendaknya seorang siswa tidak berjalan

didepannya, tidak duduk ditempatnya, dan tidak memulai bicara padanya kecuali

dengan izinnya, hendaknya tidak banyak bicara dihadapan guru, tidak bertanya

sesuatu bila guru sedang capek atau bosan, harus menjaga waktu, jangan

mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar.

Dengan demikian, seorang siswa atau santri harus mencari kerelaan hati

guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya

asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk yang

untuk bermaksiat kepada Allah, dan seorang siswa tidak boleh menyakiti hati

gurunya, karena apabila guru tersebut tersakiti hatinya, ilmunya yang dipelajari

siswa tersebut tidak akan berkah (Aljufri, 2009, hal. 29-30).

2) Akhlak terhadap teman

Seorang siswa yang belajar bersama teman-teman di sekolah, seperti

hidup bersama saudara-saudara di rumah. Oleh karena itu seorang siswa

hendaknya : (Findy, 2012, hal. 58)

a) Menyayangi teman seperti menyayangi saudara sendiri,

b) Menghormati teman yang lebih tua, dan menyayangi teman yang lebih

muda,

c) Saling membantu ketika belajar bersama, dalam memperhatikan

keterangan guru, dan dalam menjaga peraturan,

d) Bermain bersama di waktu istirahat, bukan waktu belajar di dalam

kelas,

Page 46: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

e) Tidak saling menyakiti, bertengkar, mengganggu, dan tidak bermain

yang tidak pantas.

f) Berbicara dengan halus dan senyum ketika berbicara dengan teman,

tidak boleh mengeraskan suara dan jangan memasang wajah cemberut,

g) Hindarilah marah, hasud, bicara kotor, bohong, ingkar, dan adu domba

terhadap teman.

Setiap orang harus memiliki sifat-sifat di atas, agar mereka benar-benar

menjadi generasi yang unggul, baik dalam kecerdasan maupun keimanan. Bagi

setiap orang yang memiliki sifat jujur, iffah, sabar, pemaaf, dan amanah, maka

akan selalu terjaga dalam kemurniannya dan akan selalu tercerminkan akhlak

mulia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak pribadi orang harus dibenahi dengan

baik sejak awal agar dalam menghadapi masa depan lebih siap untuk menjadi

manusia yang unggul dan menjadi pemimpin yang bermoral, jauh dari hal-hal

yang tidak diinginkan. Dengan demikian, maka akan terciptalah suatu Negara

yang maju, damai, dan sejahtera.

4. Pengertian Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa adalah orang, anak yang

sedang berguru (belajar, bersekolah, pelajar pada akademi atau perguruan

tinggi). Sedangkan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 4 menjelaskan, siswa adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri mereka melalui proses

pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah

status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan dunia

pendidikan yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual untuk menjadi

generasi penerus bangsa dengan cara bersekolah untuk mengembangkan

potensi yang ada pada diri mereka.

Page 47: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

5. Proses Pembelajaran dalam pembentukan akhlak yang baik

Akhlak tidak cukup hanya dipelajari, tanpa ada upaya untuk

membentuk pribadi yang ber-akhlak al-karimah. Dalam konteks akhlak,

perilaku seseorang akan menjadi baik jika di usahakan pembentukannya.

Usaha tersebut dapat ditempuh dengan belajar dan berlatih melakukan

perilaku akhlak yang mulia. Untuk proses pembentukan akhlak pada diri

seseorang, di samping diperlukan pemahaman yang benar tentang mana yang

baik dan mana yang buruk (ilmu), untuk membentuk akhlak seseorang

diperlukan proses dan langkah-langkah tertentu. Berikut ini proses

pembentukan akhlak pada diri seseorang (Amin, 2016, hal 27):

a. Qudwah atau Uswah (Keteladanan)

Orangtua dan guru yang biasa memberikan keteladanan perilaku baik,

biasanya akan ditiru oleh anak-anak dan siswanya. Hal ini berperan besar

dalam mengembangkan pola perilaku mereka. Oleh karena itu, tidak

berlebihan jika Imam Al-Ghazali pernah mengibaratkan bahwa orangtua

itu seperti cermin bagi anak-anaknya. Artinya, perilaku orangtua biasanya

akan ditiru oleh anak-anaknya. Ihwal itu tidak terlepas dari kecenderungan

anak-anak yang suka meniru (hubbu at-taqlid).

Keteladanan orangtua sangat penting bagi pendidikan moral anak.

Bahkan hal itu jauh lebih bermakna, dari sekedar nasihat secara lisan

(indoktrinasi). Jangan berharap anak akan bersifat sabar, jika orangtua

memberi contoh sikap yang selalu marah-marah. Merupakan suatu yang

sia-sia, ketika orangtua mendambakan anaknya berlaku sopan dan bertutur

kata lembut, namun dirinya sendiri sering berkata kasar dan kotor.

Keteladanan yang baik merupakan kiat yang mujarab dalam

mengembangkan perilaku moral bagi anak.

b. Ta’lim (Pengajaran)

Dengan mengajarkan perilaku keteladanan, akan terbentuk pribadi

yang baik. Dalam mengajarkan hal-hal yang baik, kita tidak perlu

menggunakan kekuasaan dan kekerasan. Sebab cara tersebut cenderung

mengembangkan moralitas yang eksternal. Artinya, dengan cara tersebut,

Page 48: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

anak hanya akan berbuat baik karena takut hukuman orangtua atau guru.

Pengembngan moral yang dibangun atas dasar rasa takut, cenderung

membuat anak menjadi kurang kreatif. Bahkan ia juga menjadi kurang

inovatif dalam berpikir dan bertindak, sebab ia selalu dibayangi rasa takut

dihukum dan dimarahi orangtua atau gurunya.

Anak sebaiknya jangan dibiarkan takut kepada orangtua atau guru,

melainkan ditanamkan sikap hormat dan segan. Sebab jika hanya karena

rasa takut, anak cenderung berperilaku baik ketika ada orangtua atau

gurunya. Namun, ketika anak luput dari perhatian orangtua atau gurunya,

ia akan berani melakukan penyimpangan. Menjadi wajar jika ada anak

yang ketika di rumah atau di sekolah tampak baik-baik saja, penurut dan

sopan, namun ketika di luar, ia berbuat nakal dan berperilaku

menyimpang. Misalnya mencuri, menggunakan obat-obatan terlarang, atau

melakukan tindak kriminal lainnya.

c. Ta’wid (Pembiasaan)

Pembiasaan perlu ditanamkan dalam membentuk pribadi yang

berakhlak. Sebagai contoh, sejak kecil, anak dibiasakan membaca

basmalah sebelum makan, makan dengan tangan kanan, bertutur kata baik,

dan sifat-sifat terpuji lainnya. Jika hal itu dibiasakan sejak dini, kelak ia

akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia ketika dewasa.

d. Targhib atau Reward (Pemberian Hadiah)

Memberikan motivasi, baik berupa pujian atau hadiah tertentu, akan

menjadi salah satu latihan positif dalam proses pembentukan akhlak. Cara

ini akan sangat ampuh, terutama ketika anak masih kecil. Secara

psikologis, seseorang memerlukan motivasi atau dorongan ketika hendak

melakukan sesuatu. Motivasi itu pada awalnya mungkin masih bersifat

material. Akan tetapi, kelak akan meningkat menjadi motivasi yang lebih

bersifat spiritual. Misalnya, ketika masih anak-anak, kita mengerjakan

shalat jamaah hanya karena ingin mendapatkan hadiah dari orangtua. Akan

tetapi, kebiasaan tersebut lambat laun akan mengantarkan pada kesadaran,

Page 49: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

bahwa kita beribadah karena kebutuhan untuk mendapatkan ridha dari

Allah Swt.

e. Tarhib atau Punishment (Pemberian Ancaman atau Hukuman)

Dalam proses pembentukan akhlak, terkadang diperlukan ancaman

agar anak tidak bersikap sembrono. Dengan demikian, anak akan enggan

ketika akan melanggar norma tertentu. Terlebih jika sanksi tersebut cukup

berat. Pendidik atau orangtua terkadang juga perlu memaksa dalam dalam

hal kebaikan. Sebab terpaksa berbuat baik itu lebih baik, daripada berbuat

maksiat dengan penuh kesadaran.

Jika penanaman nilai-nilai akhlak mulia telah dibiasakan dalam

kehidupan sehari-hari, kebiasaan tersebut akan menjadi sesuatu yang

ringan. Dengan demikian, ajaran-ajaran akhlak mulia akan diamalkan

dengan baik oleh umat Islam. Setidaknya perilaku tercela (akhlak

madzmumah) akan dapat diminimalkan dalam kehidupan. Inilah inti dari

ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi, dengan sabdanya, “Sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.”

B. Studi Relevan

Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam

Meningkatkan Akhlak anak didik di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

adalah hasil dari pemikiran peneliti langsung dengan cara melakukan

penelitian langsung ke lapangan. Setelah itu, barulah peneliti mendapatkan

suatu masalah dan kemudian peneliti jadikan sebuah skripsi. Berbagai temuan

yang ada di lapangan peneliti dapatkan dengan sumber yang bermacam-

macam. Studi yang relevan dengan penelitian ini antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Fitrotud Diniyah Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang (2013) yang berjudul Implementasi Pembinaan Akhlak

Siswa Di MI Muhammadiyah 1 Pare Full Day School menyimpulkan bahwa

upaya madrasah dalam pembinaan akhlak siswa antara lain melalui kegiatan

Page 50: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

pegembangan diri yaitu berupa bimbingan konseling dan kegiatan ekstra

kurikuler, program pembiasaan, keteladanan, pemberian reward dan

punishment, character based approach, mengajarkan kepada siswa tentang

akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam,

sedangkan bentuk kegiatannya diterapkan agar siswa mengerti bagaimana

siswa bisa memposisikan dirinya dengan berakhlak kepada Allah, dengan

sesama manusia dan terhadap alam sekitar. Persamaan dalam penelitian

tersebut adalah terletak pada pengembangan Akhlak, sedangkan perbedaan

pada penelitian tersebut adalah pada pembahasannya yang membahas tentang

implementasi bentuk-bentuk kegiatan yang diterapkan dalam membina akhlak

siswa dengan sistem Full Day School.

Penelitian yang dilakukan oleh Syaepul Manan (2017) yang berjudul

Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan Pembiasaan

menyimpulkan bahwa pembinaan akhlak dapat dilakukan melalui materi

kedisiplinan dan keagamaan. Dalam pelaksanaan pembinaan akhlak mulia di

MTs Al Inayah menggunakan dua metode, keteladanan dan pembiasaan.

Adapun bentuk keteladanan yang ditunjukkan oleh guru-guru di MTs Al

Inayah meliputi disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, disiplin dalam

bersikap, disiplin dalam beribadah. Sedangkan untuk pembiasaan-pembiasan

yang dilaksanakan di MTs Al Inayah meliputi Pembiasaan mengucapkan

salam kepada guru ketika bertemu, pembiasaan membaca asmaul husna

sebelum pembelajaran, pembiasaan tadarus Al-Qur`ān sebelum pembelajaran,

pembiasaan şalat ḍ uḥ a berjamaah, Pembiasaan Tausyiah Ḍuḥ a, pembiasaan

berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, Pembiasaan Muḥ aḍ araħ di hari

senin, pembiasaan hidup bersih melalui lomba kebersihan kelas, dan

eksrakurikuler kesenian dan keagamaan. Persamaan yang terdapat dalam

jurnal ini adalah adanya sebuah pembinaan akhlak mulia, sedangkan

perbedaaannya adalah pada jurnal tersebut hanya mengarah pembahasan pada

keteladanan dan pembiasaan saja.

Page 51: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Penelitian yang dilakukan oleh Selly Sylviyanah (2012) yang berjudul

Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa

pelaksanaan pembinaan akhlak mulia pada SDIT Nur Al-Rahman dilakukan

dengan menggunakan tiga metode yaitu pembiasaan, keteladanan, serta

pemberian pahala dan sanksi. Orangtua peserta didik pun ikut bekerja sama

dengan pihak sekolah dalam pembinaan akhlak anaknya. Hasil dari

pembinaan akhlak mulia adalah terbentuknya akhlak mulia peserta didik. Hal

ini dapat terlihat pada keseharian peserta didik di sekolah. Persamaan yang

terdapat dalam jurnal ini adalah mengacu pada pembinaan akhlak mulia.

Sedangkan perbedaannya dalam jurnal ini adalah tidak mencantumkan mata

pelajaran, hanya berfokus pada pembinaan akhlaknya saja.

Berbeda dengan skripsi yang di buat dalam skripsi ini. Perbedaan

skripsi yang peneliti buat ini di bandingkan dengan penelitian yang pernah di

buat sebelumnya oleh orang lain adalah, skripsi ini lebih fokus dengan

penekanan pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak untuk meningkatkan

akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung

Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi. Jadi peneliti hanya

membahas tentang pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di madrasah

tersebut seperti apa, faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dan

bagaimana solusinya.

Page 52: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang telah di bentangkan karena

sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain,

penelitian ini berupaya menggambarkan dan menguraikan suatu keadaan yang

sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang di peroleh dari

lapangan, kemudian di analisis berdasarkan tema yang satu dengan yang lainnya

sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang Pelaksanaan Pembelajaran

Aqidah Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi,

karena permasalahan yang di ajukan dalam latar belakang masalah relevan

dengan keadaan di lapangan. Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

merupakan sebuah wadah untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan

lebih mengarah kepada keagamaan. Itulah sebabnya, apabila sistem

pendidikan di dalam instansi tersebut baik, maka lahirlah siswa yang

memiliki kepribadian yang baik, begitu pula sebaliknya.

Page 53: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian, tidak di kenal konsep “keterwakilan” contoh atau

sample dalam rangka generalisasi yang berlaku pada populasi. Subjek

yang di teliti adalah 1 orang guru Aqidah Akhlak sebagai Key informan,

Kepala Sekolah dan majelis guru yang berjumlah 11 orang sebagai

informan tambahan, serta siswa kelas V yang berjumlah 17 orang yang

terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Teknik

analisisnya adalah dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu. (Sugiono,

2008, hal. 54)

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Data Primer

Data Primer adalah data yang di ambil langsung dari peneliti

kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010, hal. 86)

yakni data yang di peroleh secara langsung melalui wawancara dan

pengamatan (observasi) kepada para responden yaitu para guru di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan Tanjung Raden

kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

Page 54: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Wujud data primer pada penelitian ini adalah :

1) Perhatian guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan Tanjung Raden

kecamatan Danau Seberang Teluk Kota Jambi.

2) Kendala yang di hadapi sekolah dalam meningkatkan akhlak

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan Tanjung

Raden kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

3) Upaya yang di lakukan pihak sekolah dalam meningkatkan akhlak

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan Tanjung

Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari Biro Statistik, Majalah,

Koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Mukhtar,

2010, hal. 91). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

di ambil mengenai gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi, seperti :

1) Keadaan Geografis dan Historis Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi.

Page 55: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2) Struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi.

3) Keadaan tenaga pengajar, siswa dan tenaga Administrasi

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan Tanjung Raden

kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

4) Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi.

2. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Sekolah, Para Pendidik

(bapak dan ibu guru), serta Siswa kelas V.

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar mengajar

dan suasana kehidupan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi.

c. Sumber data berupa dokumentasi, yakni foto-foto kegiatan, arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah,

baik jumlah siswa, maupun sistem pembelajaran di sekolah.

Page 56: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lakukan oleh peneliti untuk memperoleh data serta

informasi yang akurat. Peneliti menggunakan metode yang cocok dan di sertai

dengan jenis data yang di ambil, dalam pelaksanaannya peneliti mengambil data

yang ada kaitannya dengan sampel yang telah di tentukan. Adapun metode yang

di gunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Metode observasi di artikan sebagai pengamatan terhadap suatu objek

yang di teliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh

data yang harus di kumpulkan dalam penelitian (Satori dan Komariah, 2012,

hal. 105). Observasi di lakukan dalam membantu peneliti untuk memperoleh

data. Panduan tersebut di kembangkan dan di perbaharui selama peneliti berada

di lokasi penelitian. Metode observasi yang peneliti gunakan yaitu metode

observasi paartisipan, yang mana peneliti melibatkan diri secara langsung

dalam lingkungan penelitian mengenai Pelaksanaan Aqidah Akhlak untuk

meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya kelurahan

Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam

proses ini, hasil wawancara di tentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi

dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: pewawancara,

responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi

wawancara (Singarimbun dan Effendi, 2006, hal. 192). Metode ini di gunakan

Page 57: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

untuk memperoleh data melalui wawancara langsung secara terpimpin antara

peneliti dengan orang yang memberi informasi yang menggunakan daftar

wawancara. Wawancara ini di pakai untuk lebih mendalami data yang di

peroleh dari observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau, yang dinyatakan

dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk (Satori dan Komariah, 2012, hal.

148). Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data catatan dan surat-

surat dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian tersebut.

Data tersebut antara lain:

a. Historis dan geografis

b. Struktur organisasi sekolah

c. Keadaan guru dan siswa

d. Keadaan akhlak

e. Tata tertib sekolah

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, maka peneliti menggunakan analisis data

kualitatif. Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (2014:

hal. 91), adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan

pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai

Page 58: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian. Dalam hal ini, data yang

dikumpulkan dari berbagai sumber sangat banyak, oleh sebab itu, setiap

data harus dikelompokkan dan difokuskan. Seperti contoh, dalam

wawancara dari beberapa informan, akan menghasilkan data-data yang

sangat banyak, dan reduksi data sangat dibutuhkan untuk

menyederhanakan data-data yang banyak tersebut menjadi sebuah data

yang padat dan jelas sebagai bahan penelitian.

2. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai

jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. Pada langkah

analisis ini, data yang sudah terkumpulkan tersebut, akan di sajikan

dalam bentuk kalimat-kalimat atau tulisan untuk menerangkan data yang

diperoleh. Seperti contoh beberapa informan menjelaskan mengenai

karakteristik anak pada saat wawancara dengan peneliti, kemudian

karakteristik yang disebutkan oleh informan tadi, dijelaskan kembali

dalam bentuk kalimat-kalimat atau tulisan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi data, yaitu dalam pengumpulan

data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti

langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab

akibat. Pada langkah ini, seluruh data yang sudah disajikan, akan diambil

garis besarnya saja untuk dibuat sebuah kesimpulan, yang mencakup

seluruh informasi-informasi penting saja. Informasi penting yang

dimaksud disini salah satunya adalah solusi atas permasalahan yang

Page 59: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

terkait dengan penelitian. Dalam hal ini, solusi apa yang harus

dilaksanakan untuk meningkatkan akhlak siswa di madrasah ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Trianggulasi Data

Trianggulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2004, hal. 330). Jadi

dalam hal ini mengecek sumber data yang di peroleh di lapangan berkenaan

dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan

sumber yakni membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan

atau informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Hal ini dapat di capai dengan jalan :

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b) Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan

apa yang di katakannya secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang di katakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang di katakan sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

Page 60: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, maupun

pemerintahan.

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. (Moleong, 2004, hal. 330-331)

Trianggulasi dengan metode menurut Meleong adalah : pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

tekhnik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama. Trianggulasi dengan

penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan melalui derajat kepercayaan data atau dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

Sedangkan trianggulasi dengan teori dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu

secara induktif dan secara logika. (Moleong, 2004, hal. 331-332)

Berdasarkan tekhnik trianggulasi di atas, maka peneliti bermaksud

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang di peroleh di

lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak untuk

meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya

kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

dari sumber observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga

dapat di pertanggung jawabkan keseluruh data yang di peroleh di lapangan

dalam penelitian.

Page 61: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini di laksanakan selama 10 (sepuluh) bulan, mulai dari bulan

September 2018 sampai pada bulan Juni 2019.

Tabel I Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan Sept Okt Nov Des Jan Mar Jun

1. Mengajukan judul x

2. Mengajukan

dosen pembimbing

x

3.

Menyusun atau menulis konsep

proposal

x x

4. Konsultasi

dengan dosen pembimbing

x x x x

5. Seminar proposal x

6. Izin atau perintah riset x x

7. Pelaksanaan riset x x x

8. Penulisan konsep skripsi x x

9. Konsultasi

dengan dosen pembimbing

x x x x

10. Penggandaan skripsi x

11. Munaqasah dan perbaikan x x

12.

Penggandaan skripsi dan

penyampaian skripsi kepada

tim penguji dan fakultas

x x

Page 62: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Historis dan Geografis

Gagasan untuk mendirikan madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

Tanjung Raden Jambi berawal dari tiga orang ulama terkemuka Tanjung

Raden, yaitu: Raden Abdullah Yasin, Kemas H. Buhari dan R. H. Usman

Yasin. Ketiga ulama tersebut bekerja sama dengan tokoh masyarakat

Tanjung Raden untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan islam yang

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman dengan tidak

meninggalkan ajaran pokok agama islam. Pada tanggal 1 januari 1967

berdirilah sebuah madrasah ibtidaiyah yang berukuran 19 x 11 meter yang

terletak di atas lahan seluas 0,5 Ha. Pembangunan gedung madrasah ini

dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat tanjung raden

dan dana mendirikannya juga berasal dari sumbangan warga masyarakat

tanjung raden. Setelah selesai didirikan madrasah tersebut atas dasar

kemufakatan bersama diberi nama Sa‟adatul „ulya.

Sebagaimana lazimnya penamaan dari sebuah madrasah

mengandung makna filosofis begitu juga halnya dengan nama Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau

Teluk Seberang Kota Jambi yang diambil untuk dijadikan nama suatu

madrasah dengan alasan yaitu tinggi di dunia dan akhirat. Kebahagiaan di

dunia yaitu menjadi orang sukses. Berguna bagi orangtuanya, agamaa,

nusa dan bangsa. Sedangkan kebahagiaan di akhirat ialah termasuk ke

dalam hamba-hamba Allah SWT yang selalu dipenuhi rahmat dan

penghuni surga yang penuh nikmat.

Mengenai pengurus yayasan Sa‟adatul „Ulya, maka Rabu tanggal

27 Desember 2006 yang bertempat di kantor Lurah Tanjung raden

kecamatan danau teluk kota jambi jam 20.30 WIB yang dihadiri oleh

Page 63: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

tokoh masyarakat, alim ulama, tokoh pemuda dan seluruh pak ketua RT

dalam kelurahan Tanjung Raden telah diadakan rapat pembentukan

pengurus Yayasan sa‟adatul ulya kelurahan tanjung raden. Rapat tersebut

membentuk pengurus baru yayasan sa‟adatul ulya sebagai berikut :

1) Badan Pendiri : R.H. Usman Yasin (alm)

R.H. Muhammad (alm)

Kms. H. Buhari (Alm)

2) Pelindung : Camat Danau Teluk

Kepala KUA Kecamatan Danau Teluk

Lurah Tanjung Raden

3) Pembina : R.H.A, Hamid, H. Ali

Drs. H. Abdullah Umar

H. Bujang Asnawi

R.A. Rahman Madjid

4) Badan Pengawas : Para ketua RT se-Kelurahan Tanjung Raden

5) Ketua 1 : H.M. Syarif Suib

Ketua II : Drs. Jarizal

6) Sekretaris : R. Hasan Jalil

Wakil Sekretaris : Isman Gumanti

7) Bendahara : H.M. Jarni

8) Keuangan : R.Zuhdi,H.A.Bakar

Ahmad Kosasi

R.Zainul Yusuf

R.H.A Rahman Basyir

2. Struktur Organisasi

Organisasi sekolah adalah susunan kepengurusan kelangsungan gerak

atau lanjutnya organisasi sekolah, yang maju mundurnya sangat ditentukan

oleh para pengurusnya. Demikian halnya madrasah ini sebagai suatu

lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah tentunya harus sesuai

dengan tuntutan lembaga pendidikan yang harus memiliki struktur

organisasi sekolah. Lebih lanjut untuk jelasnya struktur organisasi

Page 64: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi dapat dilihar pada diagram

sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sa’adatul ‘Ulya Kelurahan

Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Ketua Yayasan Drs. R. H. Lukman, M. Fil. I

Wakil Ketua Raden Ahyar, S. H

Sekretaris Kms. A. Rahman B., S. Pd. I

Bendahara Kemas Hamdani, S. H. I Komite Madrasah

Kms. Hasim HS. Kepala Madrasah Raden Zuhdi, S. Ag

Kepala TU Kafrawi, S. Pd. I

Majelis Mapel Rts. Latipah, S. Pd. I Titin Nopita, S. Pd Raden Zuhdi, S. Ag

Rts. Husnawati, S. Pd. I Rts. Nurhasanah, S. Pd. I

Wali Kelas Kelas 1: Ida Royana, A. Ma Kelas II : Anita Kelas III : Kurniati, S. Pd. I Kelas IV : Fauziah, S. Pd. I Kelas V : Kafrawi, S. Pd. I Kelas VI : Kms. A. Rahman, S. Pd. I

Siswa

Bendahara Anita

Page 65: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

3. Keadaan Guru, Siswa, Sarana dan Prasarana

a. Keadaan Guru

Guru merupakan tenaga edukatif yang langsung berhadapan

dengan siswa yang memadai dan didukung oleh pengetahuan yang

luas akan membawa banyak keberhasilan dalam proses belajar

mengajar. Hal inilah yang dibutuhkan oleh Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang

ada di Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Kota

Jambi. Guru yang berada di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

semaksimal mungkin bisa mengajar dan mendidik dengan kapasitas

ilmu yang telah dimilikinya. Sebagai pelaksana pendidikan, maka

seorang guru harus memiliki akhlak yang baik sesuai ajaran agama

untuk menjadi panutan bagi siswanya. Guru juga harus memiliki

wawasan yang luas dan sanggup menjadikan dirinya sebagai sarana

pencapaian cita-cita anak sebagaimana yang telah diamanahkan oleh

orang tua mereka.

Mengenai keadaan guru di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„ulya, berjumlah 11 orang guru yang terdiri dari 3 guru laki-laki dan 8

orang guru perempuan. Adapun lebih jelasnya mengenai keadaan guru

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul ulya kota jambi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Page 66: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Tabel II Keadaan Guru di Madrasah Ibtidaiyah Sa’adatul ‘Ulya Tahun

Ajaran 2018/2019

No. Nama Guru Jabatan L/P Status

1. Raden Zuhdi, S. Ag

Kepala

sekolah/Guru

Mapel

L S1

2. Kafrawi, S. Pd. I Wakil/ Guru Mapel L S1

3. Anita Bendahara/ Guru

Mapel P MAN

4. Rts. Latifah, S. Pd. I Guru Mapel P S1

5. Rts. Idaroyana, A. Ma Guru Kelas P DII

6. Titin Nopita, S. Pd. I Guru Mapel P S1

7. Fauziah, S. Pd. I Guru Kelas P S1

8. Kurniati, S. Pd. I Guru Kelas P S1

9. Rts. Nurhasanah Guru Mapel P S1

10. Kms. A. Rahman B., S.

Pd. I Guru Kelas L S1

11. Rts.Husnawati, S. Pd. I Guru Mapel P S1

b. Keadaan Siswa

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya sudah memajukan sekolah tersebut

agar dipandang sebagai lembaga pendidikan yang layak bagi pendidikan anak-

anak. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah siswa pada setiap

tahunnya. Mengenai keadaan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi dapat dilihat

melalui tabel dibawah ini:

Page 67: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Tabel III Keadaan Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa’adatul ‘Ulya Tahun

Ajaran 2018/2019

No. Kelas Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. I 11 11 22

2. II 10 9 19

3. III 9 10 19

4. IV 6 11 17

5. V 10 7 17

6. VI 3 9 12

Jumlah 49 57 106

c. Keadaan Sarana dan Prasarana

Ada tiga faktor yang harus ada dan sangat menentukan kegiatan

pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi,

yaitu guru, siswa dan instrumen belajar. Ketiadaan dari salah satu faktor

tersebut maka tidak mungkin terjadi proses pembelajaran di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Seberang Kota Jambi. Salah satu bentuk dari

instrumen pendidikan yaitu sarana dan prasarana yang mendukung dan

lengkap, yang akan memudahkan proses pembelajaran. Karena dengan

lengkapnya sarana dan prasarana, akan memberi variasi pada proses

pembelajaran, secara khusus ataupun pelaksanaan sistem pendidikan secara

umum tersebut yang tentunya seluruh sarana dan prasarana yang selama ini

membantu proses pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya. Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya sebagai

pemimpin kemajuan sekolah bertanggung jawab dalam mengusahakan sarana

dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah. Adapun keadaan sarana

dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya adalah :

Page 68: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Tabel IV Keadaan Sarana dan Prasarana di Madrasah Ibtidaiyah

Sa’adatul ‘Ulya Tahun Ajaran 2018/2019

No. Nama Barang Jumlah Keterangan

1. Lahan dan Bangunan 1000 M2 Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 1 Unit Baik

3. Ruang Guru 1 Unit Baik

4. Ruang Belajar 6 Unit Baik

5. Ruang Tata Usaha 1 Unit Baik

6. Ruang Pustaka 1 Unit Baik

7. Ruang UKS 1 Unit Baik

8. Musholla 1 Unit Baik

9. Sumber Penerangan (PLN) 1 Unit Baik

10. Sumber Air Bersih

(PDAM) 1 Unit Baik

11. WC Guru 1 Unit Baik

12. WC Siswa 2 Unit Baik

13. Meja/Kursi Guru 11/11 Unit Baik

14. Meja/Kursi Siswa 120/140 Unit Baik

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan

Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi menurut survei peneliti pada awal ketika ke sekolah

tersebut, peneliti melihat adanya keganjalan akhlak yang terjadi, yaitu

banyaknya siswa yang kurang sopan apabila berpapasan dengan guru, hal

ini sangat tidak baik. Kemudian banyaknya siswa yang memanggil teman

Page 69: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

sejawat nya dengan hal-hal yang buruk, seperti memanggil dengan suara

keras dan memanggil dengan panggilan yang tidak semestinya disebutkan.

Untuk menjawab gambaran akhlak siswa, peneliti langsung

menanyakannya kepada guru Aqidah Akhlak di sekolah tersebut yaitu ibu

Rts. Husnawati, sebagaimana rincian percakapan beliau:

Memang benar kalau ditanya akhlak anak-anak saat ini memang

kurang baik, namun kebanyakan kenakalan yang mereka lakukan

merupakan kenakalan hal yang kecil, akan tetapi jikalau dibiarkan,

maka akan menjadi masalah yang besar.(wawancara guru Aqidah

Akhlak 05 Februari 2019)

Untuk lebih jelas tentang gambaran akhlak siswa, peneliti

mewawancarai bapak Raden Zuhdi, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi. Sebagaimana rincian wawancara tersebut:

Selaku kepala sekolah, bapak sering memberikan motivasi agar

anak-anak berprilaku baik dan sopan seperti yang diharapkan.

Namun disisi lain ketika mereka usai belajar disekolah, mereka

malah berubah. Kebiasaan dilingkungan luar mereka bawa ke

dalam lingkungan sekolah. Seperti memanggil sesama temannya

dengan panggilan yang tak pantas di dengar dan berkata kasar.

(wawancara kepala Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya 05

Februari 2019)

Berdasarkan observasi peneliti, memang benar akhlak siswa

tersebut masih banyak yang kurang baik seperti memanggil temannya

dengan panggilan yang tidak wajar dan berkata kasar. (observasi 06

Februari 2019)

Guru Aqidah Akhlak, ibu Rts. Husnawati, juga mengatakan

bahwa:

Akhlak anak yang kurang baik tersebut, akan ditangani secara

intensif melalui pendidikan pembelajaran Aqidah Akhlak. Itulah

mengapa setiap kelas disediakan mata pelajaran Aqidah Akhlak,

Page 70: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

yang diharapkan mampu memperbaiki akhlak-akhlak siswa yang

kurang baik. (wawancara guru Aqidah akhlak 05 Februari 2019)

Berdasarkan wawancara diatas, diketahui bahwasanya akhlak siswa

merupakan hal yang sangat serius untuk ditangani, yang diharapkan

dengan adanya pembelajaran Aqidah Akhlak, mampu untuk mengatasi

dan memperbaiki akhlak-akhlak siswa yang menyimpang agar menjadi

akhlak yang berprilaku baik. Sedangkan pada pelaksanaannya, seperti

contoh pada pembelajaran Aqidah akhlak di materi akhlak terpuji,

membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela. Disini

lebih menekankan pada pendidik untuk memberikan contoh tauladan

yang baik kepada peserta didik pada saat guru memberikan

pembelajarannya. Tidak hanya dalam lingkup lembaga pendidikan,

tetapi juga pada saat diluar lembaga pendidikan tersebut. Proses

pembelajaran ini disebut metode modelling (teladan) dan etika yang

baik. Dalam konteks ini pendidik melakukan sesuatu sebelum

menyuruh orang lain (siswanya) melakukan sesuatu itu sebagai bentuk

pemodelan, sehingga oranglain (siswanya) pun akan dapat mengikuti

dan mencerna dengan mudah sebagaimana yang mereka lihat dari

seorang pendidik.

Hal ini dijelaskan oleh ibu Rts. Husnawati, beliau mengatakan

bahwa seorang guru itu seharusnya menjadi teladan dahulu. Setelah kita

dapat memberikan teladan yang baik, maka siswa pun akan mengikuti

kita. Jadi, pada pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak tersebut, yang

paling berperan aktif di dalam kelas adalah guru. Sebagaimana

observasi peneliti, memang benar pada pelaksanaan pembelajaran

tersebut, guru menyampaikan materi yang diajarkan, kemudian siswa-

siswa tersebut mendengarkan dan memperhatikan guru dengan

seksama. Namun, dalam pembelajaran guru tersebut tidak

mempraktekkan materi secara langsung, sehingga membuat siswa tidak

dapat memahami materi yang dipelajari. (observasi peneliti tanggal 7

Februari 2019)

Page 71: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung

Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

a) Faktor Pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak

untuk meningkatkan akhlak siswa

(1) Faktor Internal

Untuk menjawab adanya faktor internal tersebut, peneliti

mendapatkan keterangan dari beberapa informan yang telah

memberikan jawaban, yang mana jawaban tersebut dapat dikategorikan

kedalam faktor internal. Sebagai contoh ketika peneliti mewawancarai

ibu Rts. Husnawati, selaku guru Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi beliau mengatakan bahwa bawaan yang dimiliki

siswa merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap akhlak

siswa. Keluarga merupakan peran terpenting dalam pendidikan anak.

Secara rinci kutipan wawancara beliau sebagai berikut:

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tua lah yang menjadi orang yang pertama untuk mendidik mereka. Setiap anak pun memiliki potensi masing-masing, dan potensi tersebut akan dipengaruhi oleh keluarga, sehingga guru di sekolah hanya membantu untuk mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh anak tersebut. (wawancara guru Aqidah Akhlak 05 Februari 2019) Keterangan lain yang peneliti temukan dari wawancara ibu Rts.

Husnawati selaku guru Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya kelurahan Tanjung Raden kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi, beliau mengatakan bahwa faktor internal lain

yang mempengaruhi peningkatan akhlak adalah kebiasaan, yang mana

kebiasaan itu merupakan suatu sikap yang dilakukan secara spontan.

Secara rinci kutipan wawancara beliau adalah sebagai berikut:

Kebiasaan siswa juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan akhlak siswa. Karena para siswa yang sekolah di Madrasah ini memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Apabila orangtua memiliki watak keras di rumah, otomatis

Page 72: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

akan terbentuk sikap keras di dalam diri anak tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika orangtua di rumah mengajarkan watak yang lemah lembut, maka terbentuklah akhlak yang lemah lembut pula pada diri anak tersebut. (wawancara guru Aqidah Akhlak 05 Februari 2019) Berdasarkan wawancara dengan guru Aqidah Akhlak diatas dapat

diketahui bahwa setiap siswa itu memiliki potensi masing-masing yang

dilatih dari keluarga, untuk dilanjutkan dan dikembangkan di sekolah

dengan bantuan guru. Kebiasaan-kebiasaan sehari-hari siswa juga

sangat mempengaruhi dalam peningkatan akhlak siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau

Teluk Seberang Kota Jambi. Karena para siswa yang bersekolah di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya ini memiliki latar belakang

keluarga yang berbeda-beda, sehingga mereka juga memiliki kebiasaan-

kebiasaan tersendiri. Bagi mereka yang memiliki kebiasaan yang baik,

lemah lembut serta santun di rumah, maka akan tampak ketika mereka

di sekolah, begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan observasi peneliti, memang benar adanya terlihat

siswa yang setiap hari disekolah terbiasa datang tepat waktu adalah

orang yang sama. Begitu juga dengan siswa yang sering datang

terlambat juga orang yang sama. Hal ini membuktikan bahwa bawaan

yang dimiliki siswa dan kebiasaan-kebiasaan siswa merupakan faktor

internal dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi. (Observasi 06 Februari 2019)

(2) Faktor Eksternal

Untuk menjawab adanya faktor yang kedua yaitu faktor eksternal,

peneliti mendapatkan keterangan dari informan yang sama, ibu Rts.

Husnawati, selaku guru Aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Seberang Kota Jambi beliau memberikan jawaban, yang

mana beliau mengatakan bahwa lingkungan keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan akhlak siswa. Secara rinci dapat

dilihat dari kutipan wawancara beliau sebagai berikut :

Page 73: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan akhlak siswa adalah lingkungan keluarga, dimana siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya lebih memiliki banyak waktu dirumah bersama keluarga ketimbang mereka disekolah. Jadi seharusnya orangtualah yang sangat berperan penting dalam pembinaan siswa siswa dan guru di sekolah hanya melanjutkan pembinaan tersebut. Jadi antara orang tua dan guru harus menjalin kerja sama yang baik. Namun pada kenyataannya yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya ini, terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau anaknya di sekolah. Padahal itu sangat penting dilakukan karena bisa saja siswa dirumah baik karena takut pada orangtua tapi di sekolah akhlaknya berbeda. (Wawancara guru Aqidah Akhlak 06 Februari 2019) Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan akhlak

adalah lingkungan keluarga. Namun terkadang orang tua tidak pernah

sama sekali memantau anak nya disekolah. Ketika di sekolah para siswa

di jaga, di bimbing, di ajari, di didik dan di bina oleh guru mereka.

Karena di sekolah guru merupakan pengganti orang tua siswa tersebut.

Namun wawaupun demikian, orang tua tidak seharusnya lepas tangan

begitu saja terhadap perkembangan anak-anak mereka. Pada kasus yang

sama Ibu Rts. Husnawati, menambahkan jawabannya saat peneliti

mewawancarai, secara rinci kutipan wawancara beliau sebagai berikut:

Kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam menginternalisasikan nilai akhlak siswa. Jika orang tua hanya menyerahkan sepenuhnya di sekolah saja untuk dapat mendidik dan meningkatkan akhlak siswa akan sulit tercapai, karena terkadang siswa ketika berada di sekolah akhlaknya tidak baik, tapi di rumah baik, demikian pula sebaliknya. (wawancara guru Aqidah Akhlak 06 Februari 2019) Berdasarkan wawancara diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

diperlukan adanya kerja sama antara orang tua siswa dengan pihak

sekolah dalam meningkatkan akhlak siswa. Apabila kerjasama tidak

berjalan dengan baik, maka sulit untuk membentuk akhlak siswa.

Karena sebenarnya orangtua lah yang lebih utama dalam membina

anaknya melalui bantuan guru-guru di sekolah.

Adapun contoh kerjasama antara orangtua dan siswa adalah seperti

(pada dokumentasi di halaman lampiran), di dalam tata tertib siswa,

yang di dalamnya terdapat 1 poin tentang kejasama guru dan orangtua,

Page 74: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

yakni : Bila anak-anak tidak masuk sekolah, orangtua harus memberi

tahu kepada guru secara tertulis. Hal ini menandakan pentingnya

partisipasi orangtua agar komunikasi dan keamanan lingkungan sekolah

dapat tercipta dengan baik.

Untuk menjawab adanya faktor eksternal yang kedua, peneliti

mendapatkan keterangan dari informan yang telah memberikan

jawaban. Sebagai contoh ketika peneliti mewawancari ibu Rts.

Husnawati, selaku guru Aqidah Akhlak beliau mengatakan bahwa

lingkungan sekolah merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap akhlak siswa di sekolah. Dan guru merupakan peran terpenting

dalam pembentukan akhlak siswa. Secara rinci kutipan wawancara

beliau sebagai berikut:

Kita sebagai guru, terutama saya sebagai guru Aqidah Akhlak sekaligus pengganti orangtua mereka dirumah, bertugas bukan hanya sebagai pengajar namun lebih dari pada itu, kita harus dapat membimbing mereka untuk mengembangkan potensi mereka masing-masing sehingga mereka dapat menemukan jati diri mereka dan menjadi manusia yang berakhlakul karimah. (wawancara guru Aqidah Akhlak 06 Februari 2019) Keterangan yang sama untuk menjawab faktor eksternal yang

kedua saat mewawancarai bapak Raden Zuhdi, selaku kepala Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya, beliau mengatakan bahwa pihak sekolah

yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan akhlak siswa ketika

pihak sekolah memberikan nilai yang baik maka akan tercipya akhlak

yang baik begitu pula sebaliknya. Secara rinci kutipan wawancara

beliau sebagai berikut:

Selaku kepala madrasah, bapak tidak pernah bosan untuk selalu membimbing dan memberi contoh yang positif kepada para siswa dalam meningkatkan akhlak siswa di madrasah. Karena kita tahu bahwa mereka akan mengambil contoh dari guru di sekolah, bapak tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan mereka ketika ada yang melanggar. (wawancara kepala madrasah ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya 05 Februari 2019) Berdasarkan observasi penulis memang benar bahwa guru Aqidah

akhlak dan kepala Madrasah ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya selalu

menasehati siswa ketika ada yang melanggar aturan seperti ketika ada

Page 75: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

siswa yang datang terlambat langsung di panggil ditanya alasan dan

dinasehati. (Observasi 06 Februari 2019)

Untuk menjawab adanya faktor eksternal yang ketiga peneliti

mendapatkan keterangan dari informan yang telah memberikan

jawaban. Sebagai contoh ketika peneliti mewawancarai ibu Rts.

Husnawati, selaku guru Aqidah Akhlak beliau mengatakan bahwa

lingkungan masyarakat merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap akhlak anak. Ketika anak berada di dalam lingkungan yang

baik, maka tertanamlah akhlak yang baik, begitu pula sebaliknya.

Lingkungan berpengaruh besar terhadap akhlak siswa. Lingkungan

dapat memberikan dampak positif dan negatif. Begitu juga halnya

dengan interaksi yang dilakukan para siswa dalam lingkungan

pergaulan mereka. Secara rinci kutipan wawancara beliau sebagai

berikut :

Sering sekali ibu bertemu dengan siswa madrasah ibtidaiyah ini yang bermain bersama temannya, mereka bermain HP dan berkumpul rame-rame memakai motor mereka masing-masing bersama anak dari sekolah lain. Saya selaku guru Aqidah akhlak yang juga orangtua mereka waktu di sekolah memberikan nasehat agar mereka tidak seperti itu lagi. Selain itu juga kami pihak sekolah juga bekerjasama dengan masyarakat sekitar agar dapat melaporkan apabila ada siswa yang akhlaknya tidak baik seperti bolos sekolah atau mengganggu masyarakat sekitar. (wawancara guru Aqidah akhlak 05 Februari 2019) Keterangan lain yang peneliti temukan dari wawancara ibu Rts.

Husnawati, selaku guru Aqidah akhlak, beliau mengatakan bahwa

lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi peningkatan akhlak. Secara rinci kutipan wawancara

beliau sebagai berikut:

Seharusnya orangtua dapat memantau lingkungan bermain anak mereka ketika sudah diluar jam sekolah. Karena pada saat itu tanggung jawab untuk membina siswa telah berpindah kepada orangtua. Seharusnya orangtua memantau anak-anak mereka dengan siapa anak-anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah. Karena zaman sekarang pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk yang bisa didapat siswa diluar. Untuk itu, sebelum siswa terjerumus kedalam

Page 76: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

pergaulan yang tidak baik yang dapat berpengaruh buruk terhadap akhlak, orangtua dan guru hendaknya bekerjasama dalam memantau siswa tersebut. Guru memantau siswa ketika berada disekolah, sedangkan orangtua mempunyai tanggung jawab besar untuk memantau anak-anaknya diluar jam sekolah. (wawancara guru Aqidah akhlak 05 Februari 2019) Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa akhlak

siswa dapat dipengaruhi oleh lingkungan bermain dan pergaulannya

sehari-hari. Dengan kata lain pengaruh negatif dari lingkungan akan

memberikan dampak yang tidak baik pula pada kebiasaan dan akhlak

siswa yang tidak mencerminkan norma agama. Begitu juga sebaliknya,

jika lingkungan memberikan pengaruh positif maka akan memberikan

dampak yang baik pula kepada siswa tersebut, sehingga akan tercermin

dan terbentuklah akhlak yang baik.

b) Faktor Penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak

untuk meningkatkan akhlak siswa

Adapula faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran

Aqidah akhlak, berdasarkan temuan dilapangan peneliti

mengklasifikasikan adanya tiga kendala yang sedang dihadapi guru

Aqidah akhlak dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak untuk

meningkatkan akhlak siswa. Adapun yang menjadi kendala yang

dimaksud yaitu, tidak adanya guru Bimbingan Konseling (BK),

pengaruh negatif dari media HP, dan karakter orangtua yang berbeda-

beda.. Untuk menjawab adanya kendala tersebut, peneliti mendapatkan

keterangan dari beberapa informan yang telah memberikan jawaban,

yang mana jawaban tersebut dapat dikategorikan kedalam kendala yang

dihadapi dalam proses peningkatan akhlak. Sebagai contoh ketika

peneliti mewawancarai Kafrawi selaku wali kelas V dimana kelas

tersebut merupakan kelas yang sedang peneliti teliti. Beliau

mengatakan:

Kelas 5 itu kan kebanyakan adalah masa-masa peralihan dalam pubertas, jadi sifat mereka itu campur-campur, ada yang nakal, dan ada juga yang cuek. Nah, seandainya ada anak yang bermasalah, terkadang saya tidak bisa menanganinya sendiri. Seharusnya

Page 77: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

masalah seperti ini bisa ditangani jika ada guru BK. Namun, kami disini tidak memiliki guru BK, jadi itu merupakan sebuah kendala juga untuk para guru disekolah. (wawancara wali kelas V madrasah ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya 06 Februari 2019) Untuk memperkuat adanya kendala tersebut, bapak Hasan Zuhdi,

selaku kepala madrasah, beliau mengatakan bahwa ketika ada terjadi

sesuatu mengenai siswa, pihak sekolah langsung menanganinya tanpa

adanya guru BK karena guru BK juga tanggung jawabnya mengontrol

akhlak siswa terlepas dengan guru lain. Secara rinci kutipan wawancara

beliau sebagai berikut:

Kendala peningkatan akhlak jika terjadi sesuatu terhadap siswa ini

tidak ditangani ke guru BK melainkan langsung ke guru yang

bersangkutan, hal ini dikarenakan sekolah kami tidak mempunyai

guru BK. (wawancara kepala madrasah ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

06 Februari 2019)

Untuk menjawab kendala yang kedua yaitu pengaruh negatif

berbagai media, peneliti mendapatkan keterangan dari informan lain

yang telah memberikan jawaban, yang mana jawaban tersebut dapat

dikategorikan kedalam kendala yang dihadapi dalam proses

peningkatan akhlak. Sebagai contoh ketika peneliti mewawancarai ibu

Rts. Husnawati, selaku guru Aqidah akhlak di madrasah, beliau

mengatakan bahwa media seperti televisi, HP, dan internet sangat

mempengaruhi dalam proses peningkatan akhlak, dimana media

tersebut memiliki dua dampak bagi siswa yaitu dampak positif dan

negatif. Secara rinci kutipan wawancara beliau sebagai berikut:

Kendala lain yang mempengaruhi pergeseran akhlak siswa di

madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya ini karena adanya pengaruh

negatif terhadap media elektronik seperti HP, internet dan lain

sebagainya.(wawancara guru Aqidah akhlak 05 Februari 2019)

Page 78: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

c) Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan pada

Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan

Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Berdasarkan temuan dilapangan peneliti mendapatkan jawaban

tentang hambatan pada pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak untuk

meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi,

untuk menjawab bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan pada pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak tersebut, peneliti

mendapatkan keterangan dari beberapa orang informan yang telah

memberikan jawaban sebagai contoh ketika peneliti mewawancarai bapak

Kafrawi selaku wali kelas V, mengenai tidak adanya guru Bimbingan

Konseling (BK). Adapun solusi yang dilakukan adalah pihak sekolah harus

mencari guru Bimbingan Konseling, agar proses kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan dengan baik, dan dapat dibantu oleh guru BK sebagaimana

mestinya.

Mengenai hambatan yang kedua yang disampaikan oleh ibu Rts

Husnawati, yakni pengaruh buruk dari media elektronik. Seharusnya pihak

sekolah melakukan kerjasama dengan orangtua dalam memantau anak

didik. Ketika disekolah, guru lah yang memperhatikan, sedangkan

dirumah, orangtua yang menggantikan peran tersebut. Dengan demikian,

guru disekolah harus menjalin komunikasi dengan orangtua siswa

dirumah. Setelah itu, guru memberikan pengarahan terhadap orangtua

siswa mengenai pembatasan penggunaan media elektronik terhadap

anaknya. Agar tidak menimbulkan dampak negatif yang berefek pada

kebiasaan-kebiasaan buruk yang sampai ke sekolah.

Hambatan ketiga juga disampaikan oleh ibu Rts Husnawati. Beliau

mengatakan bahwa karakter orangtua yang berbeda-beda, mampu

membuat efek negatif. Jikalau seorang anak memiliki orangtua yang

cenderung keras, dan kasar. Maka secara tidak langsung akan menurun dan

Page 79: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

berpengaruh terhadap anaknya. Ketika seorang anak memiliki orangtua

yang baik, lembut dan santun, maka anak tersebut secara tidak langsung

akan memiliki watak dan kepribadian yang sama. Karena dari kecil sudah

di didik seperti orangtuanya. Solusi dari permasalahan ini adalah, pihak

sekolah harus mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh orangtua anak,

memberikan penyuluhan dan pemahaman bagaimana karakter seorang

anak terbentuk dan apa saja yang menjadi faktor pendukungnya, sehingga

orangtua siswa pun akan memahami siklus pembentukan akhlak tersebut

dan menjadi tersadar bahwa seharusnya orangtua itu memiliki akhlak yang

baik dan lembut.

C. Pembahasan

1. Analisis Peneliti tentang Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah

Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Di Madrasah

Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan

Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Proses peningkatan akhlak merupakan proses pemasukan nilai akhlak

kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut dapat menyatu pada

kepribadian yang tercermin pada sikap dan perilaku keberagaman

seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan akhlak yang

dimasukkan disini adalah akhlak terpuji kepada Allah SWT, kepada

sesama manusia dan lingkungan sekitar. Proses peningkatan akhlak yaitu

dimulai dengan memberikan pengetahuan tentang akhlak terpuji yang

kemudian dilanjutkan dengan memberikan keteladanan (contoh) dalam

kehidupan yang direalisasikan dalam perbuatan. Berdasarkan temuan

peneliti dalam proses belajar mengajar dikelas, guru selalu menekankan

kepada para siswa untuk berperilaku terpuji kepada sesama, terhadap

lingkungan dan terutama terhadap Allah SWT.

Untuk meningkatkan akhlak siswa, guru Aqidah akhlak pada sebagian

besar materi hanya menerapkan pembelajaran secara teoritis saja, namun

tidak pada pengaplikasiannya. Secara teoritis dilakukan melalui

Page 80: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

pembelajaran dikelas seperti pada materi Akhlakul Karimah “Dermawan”,

maka siswa dituntut dan diajarkan untuk saling berbagi, saling memberi

dan saling membantu apabila ada teman yang sedang kesusahan. Disini

guru tersebut hanya meminta siswa-siswa untuk berbagi, namun tidak

langsung dipraktekkan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dalam

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak, yaitu: mempersiapkan materi

dengan matang, menggunakan media yang menarik dan memadai dan

mempraktikkan berbagai model atau pendekatan pengajaran (Edu, 2017,

hal. 161).

Seharusnya guru dapat membuat pembelajaran yang menarik dengan

menggunakan media yang menarik, dan mempraktikkan berbagai model

dan pendekatan dalam mengajar seperti praktik setelah penyampaian

materi. Seharusnya setelah penyampaian materi, guru aqidah akhlak

tersebut langsung memberikan materi secara aplikatif atau latihan praktek,

seperti contoh secara aplikatif adalah dilakukan dengan cara praktek

langsung dilingkungan sekolah, seperti menyediakan tempat sampah

sehingga siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya, berbagi

makanan dengan praktek di depan kelas agar teman-teman melihat dengan

seksama, agar sesuai dengan salah satu tujuan dari mata pelajaranAqidah

Akhlak yaitu dalam keseharian, siswa menjadi ahli ibadah yang berakhlak

mulia. (Mukaddimah, 2011. Tujuan mempelajari Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak. https://guruaqidahakhlakmenulis.blogspot.com/2011/06/tujuan-

dan-kegunaan-mempelajari-mata.html)

Kepala madrasah selaku pemimpin dan contoh dari seluruh guru dan

siswa tidak pernah bosan untuk menyampaikan nasihat kepada guru dan

siswa, bahkan ketika sambutan pada saat upacara bendera hari senin,

beliau selalu memberikan siraman rohani bernilai religius berupa motivasi

kepada siswa untuk menerapkan ajaran islam, seperti hidup bersih, tegur

sapa, menjaga silaturrahmi, sholat zuhur berjamaah sebelum pulang dan

mengaji ketika sebelum memulai pelajaran dengan baik serta diniatkan

karena Allah SWT.

Page 81: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Analisis Peneliti Tentang Faktor pendukung dari pelaksanaan

pembelajaran Aqidah akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Dalam suatu lembaga atau badan organisasi, selalu terdapat dua faktor

yang mempengaruhi, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam)

dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar), begitu pun yang terjadi

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi dalam meningkatkan

akhlak siswa agar memiliki akhlak yang terpuji.

Faktor internal yang mempengaruhi peningkatan akhlak siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya yang peneliti temukan ada dua faktor

yaitu bawaan siswa dan kebiasaan siswa, yang mana bawaan siswa itu

merupakan potensi yang dibawa mereka sejak lahir sehingga akan

berkembang sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan siswa itu sendiri. Jika

siswa tersebut terbiasa bersikap atau bertingkah laku baik, maka potensi

bawaannya akan mengarah ke yang baik juga.

Terdapat tiga faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan akhlak

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi, yakni lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam

lingkungan keluarga terkadang ada orangtua yang tidak pernah sama sekali

memantau anaknya setelah pulang dari sekolah, dengan siapa ia berteman

dan bergaul. Sedangkan pergaulan lah yang terkadang dapat

menjerumuskan anak tersebut kearah yang negatif. Ketika disekolah para

siswa dijaga, dibimbing, diajari, dididik dan dibina oleh guru. Karena

disekolah guru merupakan pengganti orangtua siswa tersebut. Akan tetapi,

orangtua tidak seharusnya lepas tangan begitu saja terhadap perkembangan

anak-anak mereka.

Page 82: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Lingkungan sekolah merupakan tempat terjadinya interaksi antara

siswa dengan guru dan guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan UU No.

20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20,pembelajaran merupakan

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Sehingga disekolah juga sangat mempengaruhi

internalisasi nilai akhlak siswa dimana sekolah merupakan tempat

menimba ilmu pengetahuan dan guru akan menjadi contoh bagi siswa

tersebut. Kemudian faktor eksternal yang ketiga yaitu Lingkungan

masyarakat. Yang mana lingkungan masyarakat sangat berpengaruh besar

terhadap akhlak siswa. Lingkungan masyarakat dapat memberikan dampak

positif dan negatif. Begitu juga halnya dengan dengan interaksi yang

dilakukan siswa dalam lingkungan pergaulan mereka.

Seharusnya orangtua memantau anak-anak mereka dengan siapa anak-

anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah, apa yang mereka lakukan, apa

isi hp nya, dan masih banyak lagi yang harus dilakukan oleh orangtua.

Karena zaman sekarang pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan

banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk yang bisa di dapat siswa diluar.

Apabila seorang anak memiliki orangtua yang perhatian, sering

mengawasi anaknya, maka anak tersebut tidak akan keluar dari jalur

akhlak yang baik. Untuk itu sebelum siswa tersebut terjerumus kedalam

pergaulan yang tidak baik yang dapat berpengaruh buruk terhadap akhlak,

orangtua dan guru hendaknya bekerjasama dalam memantau siswa

tersebut. Guru memantau siswa ketika berada di sekolah, sedangkan

orangtua memiliki tanggung jawab besar untuk memantau anak-anaknya

diluar jam sekolah.

Maka dengan demikian, akhlak siswa dapat dipengaruhi oleh

lingkungan bermain dan pergaulan yang kurang baik, dengan kata lain,

pengaruh negatif dari lingkungan masyarakat akan memberikan dampak

yang tidak baik pula pada kebiasaan dan akhlak siswa yang tidak

mencerminkan norma agama, begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan

masyarakat memberikan pengaruh positif maka akan memberikan dampak

Page 83: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

yang baik pula kepada siswa tersebut , sehingga mencerminkan akhlak

yang baik.

3. Analisis Peneliti tentang Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk Meningkatkan Akhlak Siswa

Di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung

Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi

Terdapat beberapa faktor penghambat dalam meningkatkan akhlak

siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi. Kendala yang pertama

adalah tidak adanya guru Bimbingan Konseling (BK). Kendala yang kedua

adalah pengaruh negatif dari penggunaan media elektronik seperti HP.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

canggih, berkembang pula lah berbagai media komunikasi saat ini yang

dapat memberikan berbagai macam pengaruh bagi siswa. Misalnya seperti

televisi, HP, internet dan sebagainya yang dapat berpengaruh terhadap

perilaku siswa. Dan kendala yang ketiga adalah karakter orangtua anak

yang berbeda-beda.

Adanya faktor penghambat ataupun kendala maka harus ada solusi

untuk mengatasinya, sehingga proses peningkatan dan pengembangan

akhlak pada siswa akan mendapat hasil yang baik. Adapun solusi yang

dapat dilakukan menurut peneliti antara lain:

a. Pemahaman

Pemahaman ini dilakukan dengan cara menginformasikan tantang

hakikat nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalam obyek itu.

Pemahaman berfungsi memberikan landasan logis teoritis mengapa

seseorang harus berakhlak mulia dan harus menghindari akhlak tercela.

(Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, hal. 36)

Pemahaman yang dimaksud disini adalah mengambil pelajaran dari

beberapa kisah-kisah teladan, fenomena, peristiwa-peristiwa yang

terjadi, baik masa lampau maupun sekarang. Dari sini diharapkan siswa

Page 84: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu peristiwa, baik yang

berupa musibah atau pengalaman. Untuk dapat menerapkan metode ini,

seorang guru harus dapat memilih dan bahkan menciptakan situasi dan

kondisi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan interaksi yang

kondusif untuk memberikan berbagai nasihat dalam rangka

mengajarkan bagaimana bersikap dan berperilaku terpuji (Erlina, 2007,

hal.178). Sang guru tidak cukup mengantarkan siswa pada pemahaman

inti suatu peristiwa, melainkan juga menasehati dan mengarahkan

siswanya ke arah yang dimaksud.

b. Belajar sambil bermain

Bermain yang dimaksudkan disini adalah, ketika guru telah selesai

menyampaikan materi, maka guru membuat permainan edukatif,

misalkan bermain konsentrasi. Apabila nanti ada siswa yang tidak

konsentrasi, maka ia harus maju ke depan dan mempraktekkan contoh

dari pelajaran yang sudah dipelajari tadi. Misalkan pada materi akhlak

terpuji, siswa mencontohkan membuang sampah pada tempatnya.

Setelah siswa tersebut tampil, berikan apresiasi dan siswa kembali ke

tempat. Permainan pun bisa dimulai lagi. Dengan begitu, pembelajaran

tidak akan terasa membosankan dan anak akan cepat mengerti dan akan

langsung mengaplikasikannya dalam sehari-hari.

c. Cross check absensi siswa

Mengecek kehadiran siswa pada setiap kegiatan sekolah terutama

pada saat hendak sholat zuhur berjamaah dan mengaji sebelum

pelajaran dimulai. Hal ini akan sangat membantu guru dalam

membimbing siswa yang kurang rajin dan kurang disiplin. Siswa yang

tidak mengikuti kegiatan, maka akan dipanggil dan ditanyai alasannya

tidak hadir serta diberi bimbingan dan nasehat.

d. Pembiasaan

Pembiasaan perlu ditanamkan dalam membentuk pribadi yang

berakhlak. Sebagai contoh, sejak kecil, anak dibiasakan membaca

basmalah sebelum makan, makan dengan tangan kanan, bertutur kata

Page 85: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

baik, dan sifat-sifat terpuji lainnya. Jika hal itu dibiasakan sejak dini,

kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia ketika

dewasa. (Amin, 2016, hal. 29)

Metode pembiasaan ini adalah untuk melatih serta membiasakan

anak didik secara konsisten dan continue dengan sebuah tujuan,

sehingga benar-benar tertanam dalam diri santri dan akhirnya menjadi

kebiasaan yang sulit ditinggalkan dikemudian hari.

e. Memberikan contoh (keteladanan)

Guru sebagai panutan siswa memberikan contoh pada siswa dengan

berpartisipasi langsung dalam kegiatan keagamaan disekolah. Bukan

hanya untuk siswa, guru memberikan contoh juga ditujukan untuk

tenaga kependidikan di sekolah. Sehingga mereka lama kelamaan akan

tumbuh kesadaran untuk mengikutinya. Dengan demikian, guru

berperan penting dalam membentuk kepribadian siswa. Guru

merupakan panutan siswa, oleh karena itu guru dituntut untuk

berperilaku baik dan dapat mengarahkan siswa mana perilaku yang baik

dan mana perilaku yang tidak baik.

f. Partisipasi orangtua

Partisipasi kedua orangtua sangat penting dalam menumbuhkan

nilai religius pada siswa. Karena guru hanya mengarahkan dan

membimbing siswa disekolah. Sedangkan orangtua berperan

mengarahkan dan membimbing anak dirumah. Ketika ada siswa yang

kurang rajin dan kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan

disekolah, maka guru memanggil orangtua dan memberitahukan pada

mereka tentang perilaku anaknya. Setelah mendapatkan informasi

tentang perilaku anaknya disekolah, sebaiknya orangtua tidak

menegurnya atau memarahinya, tapi justru harus dinasehati dan

diarahkan agar anak menjadi lebih baik lagi.

Page 86: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

4. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak untuk

Meningkatkan Akhlak Siswa

Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak

dapat peneliti lihat melalui observasi langsung dalam keseharian siswa

disekolah baik saat berada di kelas ketika proses belajar mengajar

berlangsung maupun diluar kelas ketika jam istirahat.

Dalam proses belajar mengajar itu sendiri dapat dikatakan belum

optimal, dikarenakan guru mata pelajaran aqidah akhlak tersebut masih

belum maksimal dalam menyampaikan materi pembelajaran. Namun,

dalam proses pembelajaran disekolah, dilengkapi dengan kegiatan-

kegiatan keagamaan seperti, membaca yaasin pada hari jum‟at, mengaji

ketika sebelum memulai pembelajaran, dan shalat dzuhur berjama‟ah

sebelum pulang sekolah. Maka terjadilah keseimbangan antara materi yang

disampaikan dengan praktik yang dilakukan dalam sehari-hari, meskipun

penerapan materinya tidak secara langsung atau tidak beriringan dengan

teori yang dipelajari, sehingga perubahan peningkatan akhlak dan sikap

dalam bentuk nilai, dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) = 68, yang

awalnya sebagian siswa rata-rata hanya mendapat nilai 70, maka

peningkatan pun terjadi menjadi 79, bahkan skitar 7 orang siswa

mendapatkan nilai 80.

Page 87: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang peneliti uraikan pada bab-bab terdahulu, maka

pada bab yang kelima ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan

saran-saran berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Adapun macam-macam pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak

untuk meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang

Kota Jambi meliputi : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Kegiatan pendahuluan di awali dengan Membaca Surah

Pendek sebelum masuk kelas, bersalaman dengan guru ketika hendak

masuk kelas, membaca Iqro‟ atau Al-qur‟an sebelum memulai

pelajaran, kegiatan inti adalah berisi materi yang dipelajari, dan

kegiatan penutup yakni ditutup dengan evaluasi dan shalat zuhur

berjamaah sebelum pulang sekolah.

Page 88: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden

Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi meliputi:

a. Faktor internal yaitu bawaan (potensi) dan kebiasaan yang dimiliki

siswa.

b. Faktor eksternal, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarakat.

c. Kendala yang dihadapi guru Aqidah akhlak dalam proses

pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlak untuk meningkatkan

akhlak siswa yaitu tidak adanya guru Bimbingan Konseling (BK),

pengaruh negatif dari berbagai media, dan adanya karakter

orangtua yang berbeda-beda.

3. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Sa‟adatul „ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi yaitu dengan mencari guru BK, komunikasi

antara guru dan orangtua, serta pemahaman yang baik terhadap

orangtua. Sedangkan solusi dari peneliti adalah :

g. Pemahaman

h. Bermain sambil belajar

i. Cross check absensi siswa

j. Pembiasaan

k. Memberikan contoh (keteladanan)

Page 89: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

l. Partisipasi orangtua

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti memiliki

saran sebagai berikut:

1. Kepada kepala sekolah agar mencari guru Bimbingan Konseling (BK)

2. Kepada pihak sekolah, orangtua, masyarakat dan pemerintah agar

meningkatkan komunikasi dan kerjasama dalam rangka meningkatkan

akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya Kelurahan

Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi. Nilai-

nilai akhlak hendaknya lebih difokuskan pada praktek keseharian

hidup di sekolah maupun di rumah.

3. Kepada pihak sekolah, agar kiranya dapat meminimalisir kendala yang

dihadapi guru Aqidah akhlak dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah

akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa yaitu dengan mencontohkan

akhlak-akhlak yang perlu diteladani agar siswa dapat mencontoh dan

menjadi siswa yang lebih baik lagi.

Page 90: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Ahmadi, Abu, dan Noor Salimi, 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam

Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara

Asmaran, 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindi Persada

Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Surabaya: PT Amelia

Departemen Agama RI. Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, Bandung : Lajnah

Pentashih Mushaf Al-Qur‟an

Didiek Ahmad Supadie dkk, 2012. Pengantar studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers

Drajat, Zakiah, 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Hawi, Akmal, 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Raja Grafindo

Persada

Kadir Aljufri, Abdul, (Penterjemah). 2009. Terjemah Ta‟lim Muta‟allim.

Surabaya : Mutiara Ilmu

Mahjuddin, 2011. Akhlak Tasawuf 1. Jakarta: Kalam Mulia.

Makbuloh, Deden, 2013. Arah baru dan perkembangan ilmu dan kepribadian di

perguruan tinggi. Jakarta: Rajawali Pers

Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Miles, B Matthew dan Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Mukhtar, 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah Panduan Berbasis

Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jambi: Gaung Persada

Pers

Munir Amin, Samsul, 2016. Ilmu Akhlak. Jakarta : Sinar Grafika Offset

Nata, Abuddin, 2010. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 91: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Nata, Abuddin, 2003. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam di Indonesia. Bogor: Kencana.

Nasirudin, 2009. Pendidikan Tasawuf. Semarang: RaSAIL Media Group.

Satori, Djam‟an dan Aan Komariah, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta

Barat: IKAPI.

Sugiono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, R & D. Bandung: Alfabeta

Taniredja, Tukiran, Pudjo Sumedi, & Muhammad Abduh. 2015. Guru yang

Profesional. Bandung: Alfabeta, cv

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada

Yamin, Martinis, dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung

Persada Press.

Zad Findy, Khoirul (Penterjemah). Wahai anakku inilah akhlaq yang mulia.

Jakarta Utara : Al-Findy Press.

Dokumen-dokumen :

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen

Jurnal & Artikel:

Fitrotud Diniyah. Implementasi Pembinaan Akhlak Siswa Di MI Muhammadiyah

1 Pare Full Day School. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Page 92: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Mukaddimah, 2011. Tujuan mempelajari Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.

https://guruaqidahakhlakmenulis.blogspot.com/2011/06/tujuan-dan-

kegunaan-mempelajari-mata.html

Referensi makalah, 2013. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.

https://www.referensimakalah.com/2013/05/materi-pelajaran-aqidah-

akhlak-pengantar.html

Selly Sylviyanah. “Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar”, Jurnal

Tarbawi (Vol. I, No. 3 September 2012)

Syaepul Manan. “Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan

Pembiasaan”, Jurnal Pendidikan Agama Islam –Ta’lim (Vol.XV, No.1

2017), Bandung.

Page 93: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Instrumen Pengumpulan Data

A. Pedoman Wawancara Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan untuk

mendalami sejumlah data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada

beberapa informan. Adapun butir pertanyaan dan informan

(Terwawancara) adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah a. Bagaimana sejarah berdirinya MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan

Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? b. Bagaimana akhlak siswa secara umum di MI Sa‟adatul Ulya

Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

c. Kasus-kasus moral apa saja yang pernah dilakukan siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

d. Adakah usaha sekolah dalam meningkatkan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

e. Kendala apa saja yang terjadi dalam usaha meningkatkan akhlak siswa tersebut?

f. Apakah ada sarana yang menunjang proses peningkatan pelaksanaan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

g. Bagaimana tindakan sekolah terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah?

2. Guru a. Apakah ada pengalaman bapak/ibu selama mengajar, perbuatan

anak didik yang kurang menyenangkan bapak/ibu guru? b. Apa tindakan bapak/ibu terhadap tindakan anak didik yang kurang

menyenangkan atau melanggar tata tertib sekolah? c. Apakah ada proses peningkatan Akhlak di dalam kelas? d. Bagaimana respon peserta didik terhadap peningkatan akhlak

ketika di dalam kelas? e. Apa saja faktor pendukung pada pelaksanaan pembelajaran aqidah

akhlak untuk meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 94: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

f. Kendala apa yang bapak/ibu alami dalam meningkatkan akhlak anak didik terhadap guru di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

g. Apa upaya yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

3. Siswa a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib

di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

d. Akhlak apa saja yang sudah ananda laksanakan? B. Observasi

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk menjangkau data-data

yang dimungkinkan untuk diamati secara mendalam dengan teknik

observasi tersebut,peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Peneliti mengamati aspek afektif anak didik di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

2. Peneliti mengamati proses belajar mengajar di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

3. Peneliti mengamati kondisi diluar lingkungan MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

4. Peneliti mengamati cara guru Pembelajaran Aqidah Akhlak melakukan proses peningkatan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

5. Peneliti mengamati sarana dan prasarana dalam menunjang proses peningkatan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.

Page 95: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

C. Pedoman Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi

dipakai untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang relevan dengan

penelitian ini. Terkait dengan teknik pengumpulan data tersebut, peneliti

melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Historis dan geografis 2. Struktur organisasi 3. Keadaan sarana dan prasarana 4. Tata tertib

Page 96: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 97: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 98: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

FOTO KEGIATAN RISET

Kegiatan Wawancara

dengan Kepala

Madrasah dan Guru Aqidah

akhlak

Kegiatan Wawancara

dengan Siswa-siswa

kelas V

Keadaan sekolah dan

suasana kegiatan belajar

mengajar

Kegiatan

bermain

dan

memungut

sampah

FOTO

Page 99: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

KEGIATAN RISET

Tata Tertib Siswa Siswa tidak diperbolehkan membawa sepatu ke dalam kelas

Suasana kekeluargaan antara guru-guru Madrasah

Mading karya siswa madrasah Suasana dikantor guru

Page 100: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Teknik Pengumpulan Data

A. Wawancara 4. Kepala Sekolah

h. Bagaimana sejarah berdirinya MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban :

Jadi begini, gagasan untuk mendirikan madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„ulya Tanjung Raden Jambi berawal dari tiga orang ulama terkemuka

Tanjung Raden, yaitu: Raden Abdullah Yasin, Kemas H. Buhari dan R. H.

Usman Yasin. Ketiga ulama tersebut bekerja sama dengan tokoh

masyarakat Tanjung Raden untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan

islam yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman dengan tidak

meninggalkan ajaran pokok agama islam. Pada tanggal 1 januari 1967

berdirilah sebuah madrasah ibtidaiyah yang berukuran 19 x 11 meter yang

terletak di atas lahan seluas 0,5 Ha. Pembangunan gedung madrasah ini

dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat tanjung raden

dan dana mendirikannya juga berasal dari sumbangan warga masyarakat

tanjung raden. Setelah selesai didirikan madrasah tersebut atas dasar

kemufakatan bersama diberi nama Sa‟adatul „ulya. Sebagaimana lazimnya

penamaan dari sebuah madrasah mengandung makna filosofis begitu juga

halnya dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan

Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi yang

diambil untuk dijadikan nama suatu madrasah dengan alasan yaitu tinggi

di dunia dan akhirat. Kebahagiaan di dunia yaitu menjadi orang sukses.

Berguna bagi orangtuanya, agama, nusa dan bangsa. Sedangkan

kebahagiaan di akhirat ialah termasuk ke dalam hamba-hamba Allah SWT

yang selalu dipenuhi rahmat dan penghuni surga yang penuh nikmat.

i. Bagaimana akhlak siswa secara umum di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Secara umum aman terkendali, namun ada sebagian kecil siswa yang

memiliki sifat tidak baik. Selaku kepala sekolah, bapak sering memberikan

Page 101: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

motivasi agar anak-anak berprilaku baik dan sopan seperti yang

diharapkan. Namun disisi lain ketika mereka usai belajar disekolah,

mereka malah berubah. Kebiasaan dilingkungan luar mereka bawa ke

dalam lingkungan sekolah. Seperti memanggil sesama temannya dengan

panggilan yang tak pantas di dengar dan berkata kasar.

j. Kasus-kasus moral apa saja yang pernah dilakukan siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Seperti congkak dalam berbicara, ketika berpapasan dengan guru mereka

tidak menegur, ketika berbicara dengan temannya siswa tersebut

memanggil temannya dengan panggilan yang kurang pantas, dan ketika

masih dilingkungan sekolah, baju mereka tidak dimasukkan, sehingga

terkesan tidak rapi

k. Adakah usaha sekolah dalam meningkatkan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Ada. Seperti salah satu contoh, yang diupayakan oleh sekolah adalah

sebelum pulang sekolah sholat dzuhur berjama‟ah dulu, sebelum masuk

kelas berbaris dahulu dan hormat cium tangan guru dulu, kegiatan-

kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk akhlak anak tersebut.

Selaku kepala madrasah, bapak tidak pernah bosan untuk selalu

membimbing dan memberi contoh yang positif kepada para siswa dalam

meningkatkan akhlak siswa di madrasah. Karena kita tahu bahwa mereka

akan mengambil contoh dari guru di sekolah, bapak tidak pernah bosan

untuk terus mengingatkan mereka ketika ada yang melanggar.

Selain guru Aqidah akhlak, pihak lain juga terlibat dalam proses

peningkatan akhlak, seperti bapak sebagai kepala madrasah ketika

sambutan saat upacara bendera hari senin bapak selalu memberikan nilai

religius berupa motivasi siswa untuk menerapkan ajaran islam, seperti

hidup bersih, tegur sapa, menjaga silaturrahmi, ikut sholat zuhur

Page 102: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

berjamaah ketika hendak pulang, dan ikut mengaji sebelum pelajaran

dimulai dengan baik. Dan ketika saya mengajar, saya selalu mengingatkan

hal tersebut kepada mereka. Kemudian,kami disini memperbanyak

kegiatan islami seperti yasinan setiap pagi jum‟at, mengaji sebelum

memulai pelajaran, dan sholat zuhur berjamaah bersama guru-guru

sebelum pulang sekolah.

l. Kendala apa saja yang terjadi dalam usaha meningkatkan akhlak siswa tersebut? Jawaban:

Kendala peningkatan akhlak jika terjadi sesuatu terhadap siswa ini tidak

ditangani ke guru BK melainkan langsung ke guru yang bersangkutan, hal

ini dikarenakan sekolah kami tidak mempunyai guru BK

m. Apakah ada sarana yang menunjang proses peningkatan pelaksanaan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Ada, sarana yang menunjang antara lain seperti tempat wudhu, tempat

ibadah (ruang kosong dijadikan musholla).

n. Bagaimana tindakan sekolah terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah? Jawaban:

Memberikan hukuman, seperti memungut sampah, mengepel lantai,

membersihkan wc, hapalan surah, hapalan perkalian. Yang jelas, hukuman

yang diberikan itu, untuk mendidik siswa, dan memotivasi anak untuk

lebih rajin belajar.

Page 103: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

2. Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

a. Apakah ada pengalaman ibu selama mengajar, perbuatan anak didik yang kurang menyenangkan ibu guru? Jawaban:

Ada, memang benar kalau ditanya akhlak anak-anak saat ini memang

kurang baik, namun kebanyakan kenakalan yang mereka lakukan

merupakan kenakalan hal yang kecil, akan tetapi jikalau dibiarkan, maka

akan menjadi masalah yang besar

b. Apa tindakan ibu terhadap tindakan anak didik yang kurang menyenangkan atau melanggar tata tertib sekolah? Jawaban:

Akhlak anak yang kurang baik tersebut, akan ditangani secara intensif

melalui pendidikan pembelajaran Aqidah Akhlak. Itulah mengapa setiap

kelas disediakan mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang diharapkan mampu

memperbaiki akhlak-akhlak siswa yang kurang baik. Kalau masih belum

mempan juga, panggil anak tersebut ke kantor, beri pengertian bagaimana

akhlak yang baik itu, jika sifat anak tersebut keras, seharusnya dikembalikan

ke guru BK. Namun, karena tidak adanya guru BK, terkadang guru-guru

yang disegani lah yang mengambil alih anak tersebut.

c. Apakah ada proses peningkatan Akhlak di dalam kelas? Jawaban:

Ada. Proses peningkatan terjadi apabila anak mengikuti guru tersebut. Jadi,

ibu dulu yang mengajarkan, sehingga menjadi panutan, kemudian setelah

itu, anak akan mencontoh apa yang sudah diajarkan dan dicontohkan sama

ibu.

d. Bagaimana respon peserta didik terhadap peningkatan akhlak ketika di dalam kelas? Jawaban:

Respon mereka tergolong baik. Apabila pembelajarannya seru, mereka akan

semangat sekali.

e. Apa saja faktor pendukung pada pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 104: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Jawaban:

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tua lah yang menjadi

orang yang pertama untuk mendidik mereka. Setiap anak pun memiliki

potensi masing-masing, dan potensi tersebut akan dipengaruhi oleh

keluarga, sehingga guru di sekolah hanya membantu untuk mengembangkan

potensi yang telah dimiliki oleh anak tersebut.

Kebiasaan siswa juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi dalam

peningkatan akhlak siswa. Karena para siswa yang sekolah di Madrasah ini

memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Apabila orangtua

memiliki watak keras di rumah, otomatis akan terbentuk sikap keras di

dalam diri anak tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika orangtua di rumah

mengajarkan watak yang lemah lembut, maka terbentuklah akhlak yang

lemah lembut pula pada diri anak tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan akhlak siswa adalah

lingkungan keluarga, dimana siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul „ulya

lebih memiliki banyak waktu dirumah bersama keluarga ketimbang mereka

disekolah. Jadi seharusnya orangtualah yang sangat berperan penting dalam

pembinaan siswa siswa dan guru di sekolah hanya melanjutkan pembinaan

tersebut. Jadi antara orang tua dan guru harus menjalin kerja sama yang

baik. Namun pada kenyataannya yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul

„ulya ini, terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau anaknya

di sekolah. Padahal itu sangat penting dilakukan karena bisa saja siswa

dirumah baik karena takut pada orangtua tapi di sekolah akhlaknya berbeda.

Kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam

menginternalisasikan nilai akhlak siswa. Jika orang tua hanya menyerahkan

sepenuhnya di sekolah saja untuk dapat mendidik dan meningkatkan akhlak

siswa akan sulit tercapai, karena terkadang siswa ketika berada di sekolah

akhlaknya tidak baik, tapi di rumah baik, demikian pula sebaliknya.

Kemudian faktor selanjutnya, kita sebagai guru, terutama saya sebagai guru

Aqidah Akhlak sekaligus pengganti orangtua mereka dirumah, bertugas

bukan hanya sebagai pengajar namun lebih dari pada itu, kita harus dapat

Page 105: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

membimbing mereka untuk mengembangkan potensi mereka masing-

masing sehingga mereka dapat menemukan jati diri mereka dan menjadi

manusia yang berakhlakul karimah.

Nah untuk yang ketiga, jadi begini, Sering sekali bapak bertemu dengan

siswa madrasah ibtidaiyah ini yang bermain bersama temannya, mereka

bermain HP dan berkumpul rame-rame memakai motor mereka masing-

masing bersama anak dari sekolah lain. Saya selaku guru Aqidah akhlak

yang juga orangtua mereka waktu di sekolah memberikan nasehat agar

mereka tidak seperti itu lagi. Selain itu juga kami pihak sekolah juga

bekerjasama dengan masyarakat sekitar agar dapat melaporkan apabila ada

siswa yang akhlaknya tidak baik seperti bolos sekolah atau mengganggu

masyarakat sekitar. Seharusnya orangtua dapat memantau lingkungan

bermain anak mereka ketika sudah diluar jam sekolah. Karena pada saat itu

tanggung jawab untuk membina siswa telah berpindah kepada orangtua.

Seharusnya orangtua memantau anak-anak mereka dengan siapa anak-

anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah. Karena zaman sekarang

pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan banyak sekali pengaruh-

pengaruh buruk yang bisa didapat siswa diluar. Untuk itu, sebelum siswa

terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik yang dapat berpengaruh

buruk terhadap akhlak, orangtua dan guru hendaknya bekerjasama dalam

memantau siswa tersebut. Guru memantau siswa ketika berada disekolah,

sedangkan orangtua mempunyai tanggung jawab besar untuk memantau

anak-anaknya diluar jam sekolah.

f. Kendala (faktor penghambat) apa yang ibu alami dalam meningkatkan akhlak anak didik di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Kendala yang dialami yaitu, siswa tersebut sering salah dalam

menggunakan media seperti HP, sehingga terkadang mereka tidak

membedakan antara guru dan teman, intinya mereka kurang menghargai

seorang guru sebagai guru, melainkan menganggap guru tersebut seperti

teman sendiri yang mereka dapat berbicara dengan seenaknya. Kemudian

Page 106: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

untuk kendala berikutnya, tidak adanya guru BK, sehingga ketika ada anak

yang bermasalah, tidak ada guru khusus seperti guru BK yang dapat

menangani anak tersebut dengan baik. Kendala berikutnya, karakter

orangtua yang berbeda-beda. Misalkan orangtua cuek terhadap tugas

anaknya di sekolah dan keseharian anaknya disekolah, sehingga anak

tersebut tidak ada rasa ingin bertanggung jawab atas apa yang dilakukan

disekolah kepada orangtuanya. Hal ini lah yang banyak menimbulkan sifat

anak-anak yang malas belajar.

g. Apa upaya yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Upaya yang dilakukan adalah seperti menekankan saling hormat, disiplin

dan berbagi antara satu dengan yang lain.

Ketika pembelajaran, kita menekankan siswa untuk bisa mempunyai nilai

religius itu sendiri. Meningkatkannya yaitu melalui pembelajaran di kelas,

dan praktek di lingkungan. Seumpama ada materi tentang akhlak terpuji

yakni dermawan, maka siswa dituntut untuk berbagi kasih, menolong teman

yang sedang dalam kesusahan. Dan diajarkan pada siswa untuk berakhlak

terpuji terhadap guru dan teman-temannya dengan menjaga silaturrahmi

yang baik. Ketika saya mengajar tentang akhlak, saya menekankan para

siswa untuk selalu berakhlak baik tidak hanya kepada sesama manusia tetapi

juga menjaga akhlaknya kepada Allah SWT. Kalau dengan sesama kita

berusaha untuk selalu menjaga silaturrahmi, ketika bertemu teman atau guru

mengucapkan salam, berjabat tangan dan bertutur kata yang baik. Kalau

akhlak kepada Allah, kita harus menjaga tingkah laku agar tidak

menyimpang dari ketentuan Allah.

Page 107: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

3. Wali Kelas V

a. Apakah ada pengalaman bapak selama mengajar, perbuatan anak didik yang kurang menyenangkan bapak guru? Jawaban:

Ada beberapa hal yang pernah dilakukan oleh anak didik waktu itu. Tapi

alhamdulillah dapat diatasi.

b. Apa tindakan bapak terhadap tindakan anak didik yang kurang menyenangkan atau melanggar tata tertib sekolah? Jawaban:

Biasanya saya berikan hukuman ambil sampah disekitar wilayah sekolah.

c. Apakah ada proses peningkatan Akhlak di dalam kelas? Jawaban:

Sepertinya ada peningkatan yang terjadi. Misalkan hari ini belajar aqidah

akhlak, anak-anak yang nakal-nakal tadi, mereka ada yang berubah, jadi

lebih baik.

d. Bagaimana respon peserta didik terhadap peningkatan akhlak ketika di dalam kelas? Jawaban:

Sepertinya respon nya sangat baik. Terkadang terdengar antusias mereka

ketika sedang belajar.

e. Kendala apa yang bapak alami dalam meningkatkan akhlak anak didik di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Kelas 5 itu kan kebanyakan adalah masa-masa peralihan dalam pubertas,

jadi sifat mereka itu campur-campur, ada yang nakal, dan ada juga yang

cuek. Nah, seandainya ada anak yang bermasalah, terkadang saya tidak bisa

menanganinya sendiri. Seharusnya masalah seperti ini bisa ditangani jika

ada guru BK. Namun, kami disini tidak memiliki guru BK, jadi itu

merupakan sebuah kendala juga untuk para guru disekolah.

f. Apa upaya yang sudah bapak lakukan untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan akhlak siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Page 108: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Upaya yang dilakukan, seperti membiasakan kegiatan-kegiatan sosial dan

keagamaan kepada anak, mengaji sebelum pembelajaran dimulai, piket,

setor hapalan, berwudhu, dan lain-lain.

Page 109: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

4. Wawancara dengan siswa kelas V

1) Dwi Aditya Duta Akbar a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk

Seberang Kota Jambi?

Jawaban:

Sedikit kak. Ribut dikelas sering, pernah tidak buat PR, baju kadang

tidak rapi.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah. Buk hasna baik, ramah.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Ada beberapa yang sudah, ada beberapa yang belum.

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan dan apa saja yang belum? Baju mulai rapi, tidak terlambat lagi, tapi masih sering ribut dikelas

kak,hehe

2) Kemas Khoirul Ihsan Asy‟ari a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Kadang masih suka ribut dikelas,jahili teman sampai

marah, ejek aja nama bapaknya, pasti marah tu.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 110: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Jawaban:

Ibu hasna itu penyabar kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

insyaAllah sudah kak.

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan ? Sekarang sudah mulai belajar untuk tidak ribut dikelas lagi kak.

3) M. Iqbal Ramadhan a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Kadang buang sampah sembarangan, tidak sholat dan

ngaji, tidak membuat PR.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak. Ibu tu selalu hukum kami kalau kami salah.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Ada beberapa yang sudah, ada beberapa yang belum kak.

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan dan apa saja yang belum? Mulai membuang sampah di tong sampah, mulai sholat dan ngaji, tapi

PR sering lupa buat kak.

Page 111: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

4) Kms Fitrah Alfarisy a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Tapi tidak sering. Seperti ribut dikelas, jahili teman,

manggil-manggil temen dengan kata woy nyet..

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak, ibuk sudah nyontohin ke kami perilaku baik.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Ada beberapa yang sudah kak, ada beberapa yang belum .

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan dan apa saja yang belum? Mulai mengurangi ribut dikelas. Tapi masih susah hilangin kebiasaan

jahilin temen kak.

5) Aditya Firmansyah a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Manggil temen dengan nama bapaknya.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah. Bu hasna selalu berprilaku baik.

Page 112: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Belum kak.

d. Apa saja yang belum ananda laksanakan? Masih susah hilangin kebiasaan manggil temen dengan nama bapaknya

kak, soalnya sudah hapal nama-nama bapak mereka.

6) Rts. Ristia Ramadhani a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Kami pernah terlambat datang ke sekolah.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah. Bu hasna selalu ngingetin kami semua untuk berbuat baik.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah sudah kak.

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan ? Alhamdulillah sekarang kami tidak pernah terlambat lagi kak.

7) Halumal Kiromah a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 113: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Jawaban:

Tidak pernah kak.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

d. Apa saja yang sudah ananda laksanakan ? Jawaban :

Belajar dengan baik, tidak nakal kepada teman.

8) Hairunnisa Suci Ramadhani a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Terlambat berangkat sekolah. Waktu itu kami kesiangan

bangun

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 114: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Jawaban:

Belum kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang belum ananda laksanakan? Kami suka gangguin temen nyagili mereka. Seru kak. Hehe

9) M. Alif Arphani a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Tidak buat PR. Terus manggil temen dengan sebutan

cug.hehe

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak. Tapi kadang kami merasa bosan belajar kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang belum ananda laksanakan? Bantu teman yang kesulitan, selalu mengerjakan PR dirumah.

10) Aliva Yuniarni Safira Putri a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah tidak pernah kak.

Page 115: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah sudah kak

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Belajar dengan baik, tidak mengganggu teman, dan memperhatikan

guru ketika sedang belajar.

11) MGS Audriansyah Taufani a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Buang sampah dilapangan.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak..ibu hasna baik.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

Page 116: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Buang sampah ditong sampah dan tidak pernah buang sampah

dilapangan lagi.

12) Raisatun Nuha a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Tidak pernah kak.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak. Bu hasna gak pernah bosan-bosannya negur kami kalau

kami salah.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak alhamdulillah.

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Sholat 5 waktu dan ngaji, rajin belajar.

13) Rts Devina Hasrianty a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Tidak pernah kak.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi?

Page 117: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

Jawaban:

Sudah kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Bertanggung jawab, jujur, dan selalu berdo‟a sebelum belajar.

14) Rts Denisa Faradina a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Tidak pernah kak alhamdulillah.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak. Ibu selalu baik.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang belum ananda laksanakan? Sering membantu teman yang kesusahan, meminjamkan pena sama

teman.

Page 118: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

15) Rd M Rahman Fauzan a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah tidak pernah kak, kalau pernah mungkin kami khilaf.

Tapi kami beberapa kali manggil teman kmi dengan istilah-istilah.

Kayak cug, cuy, bahkan kmi pernah manggil mereka dengan nama-

nama binatang, nyet monyet, dan lain-lain.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kayaknya kak.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah kayaknya belum kak

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Kami belum menghormati teman-teman kmi kak.

16) Nabil Al Nabawi a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Alhamdulillah tidak pernah kak.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

Page 119: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang sudah ananda laksanakan? Memungut sampah apabila lihat sampah kak, menghapus papan tulis

setelah belajar.

17) M. Rijal Alfi Satria a. Apakah ananda pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di

MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Pernah kak. Manggil teman dengan istilah coeg, cuy, nyet dan lain-lain.

b. Apakah guru pembelajaran Aqidah Akhlak sudah memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh siswa di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Sudah kak. Bu hasna sampe capek mungkin nasehati kami yang kayak

gini.

c. Apakah ananda sudah melaksanakan nilai akhlak yang di ajarkan dan di contohkan oleh guru pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Sa‟adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi? Jawaban:

Belum kak.

d. Apa saja nilai akhlak yang belum ananda laksanakan? Kami suka manggil teman dengan panggilan itu tu, nanti teman tu

marah. Senang kami lihatnya.hehe

Page 120: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 121: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …
Page 122: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK UNTUK …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Miftakhul Jannah

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Mendahara Ulu, 19 Februari 1997

Alamat : Jalur II B Unit 1 Desa Mekar Sari Makmur

Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro

Jambi

Hobi : Reading, Watching, Travelling, & Listening of Music

Alamat Email : [email protected]

No. Kontak : 085267544778

Pendidikan Formal :

1. TK Dharma Wanita Suka Makmur

2. SDN 153/IX Mekar Sari Makmur

3. SMPN 12 Muaro Jambi

4. MA As‟ad Seberang Kota Jambi

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota bidang keagamaan Badan pengurus Harian Himpunan Mahasiswa

Jurusan (BPH HMJ)

2. Anggota racana Sulthan Thaha – Sri Soedewi (ST – SS) UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

Motto hidup :

Allahummadipaksapastibisadanjuara. Percaya atau tidak, bagiku semua keahlian

itu berasal dari dipaksa, ditempa, dan dibiasakan. Demi bahagiakan orangtua

<3