peran dinas tenaga kerja, koperasi dan umkm dalam …repository.uinjambi.ac.id/6215/1/skripsi an...

112
PERAN DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA JAMBI SKRIPSI RANI YANTI EES 160551 PEMBIMBING H. SISSAH, S.AG., M. HI MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI PROGRAM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERAN DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN UMKM DALAM

    PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    DI KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    RANI YANTI

    EES 160551

    PEMBIMBING

    H. SISSAH, S.AG., M. HI

    MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI

    PROGRAM EKONOMI SYARI’AH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2020

  • ii

  • iii

    Pembimbing I : H. Sissah, S.Ag., M.HI

    Pembimbing II : Mellya Embun Baining, SE, M.EI

    Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi

    Jl. Arif Rahman No.1 Telanaipura Kota Jambi 36122

    Telp./Fax (0741) 583183-584118

    Jambi, Oktober 2020

    Kepada Yth.

    Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di

    Jambi

    NOTA DINAS

    Assalamu‟alaikum Wr.Wb

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari

    RANI YANTI NIM EES 160551 berjudul “PERAN PENGEMBANGAN

    USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI DINAS TENAGA

    KERJA, KOPERASI DAN UMKM KOTA JAMBI” telah disetujui dan dapat

    diajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh

    gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saiifuddin Jambi.

    Demikianlah. kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

    kepentingan agama, nusa dan bangsa.

    Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

    Pembimbing I Pembimbing II

    H. Sissah, S.Ag., M.HI Mellya Embun Baining, SE, M.EI

    NIP.196502151999031001 NIP. 198405172011012012

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122 Telp./fax: (0741) 65600 website:febi-iainjambi.ac.id

  • v

    MOTTO

    ِد ۔ يْ ِ ب عَ لْ ّ ٍم لِ َّلا َُّك بِظَ ب ا َر َه َو ا ۗ َه يْ َ ل عَ ءَ فَ ۤا َسَ ْي ا َه َو ٖه ۙ ِس فْ ٌَ لِ ا فَ ًح الِ َل َص ِو ْي عَ َهArtinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya)

    untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,

    maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-

    mu menganiaya hamba-hamba-Nya.”1

    1 Al-Qur‟an dan Terjemahan Kementrian Agama RI. Al-Qur’an Surah Fussilat (41)

    Ayat 46, Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009, hal 481.

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil‟ alamin. . .

    Ya Allah rasa syukur ini kupanjatkan kepada Mu tanpa henti, atas nikmat yang tak

    bertepi yang telah engkau limpahkan kepadaku, sehingga saya dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Rasa syukur yang tak bias di bayar dengan apa-apa ini

    telah menjadikan ku manusia yang senantiasa bersabar, berilmu dan beriman

    dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah

    awal untuk maju dan menjadikan cita-cita yang harus tercapai. Kupersembahkan

    skripsi ini kepada orang-orang tercinta :

    Teruntuk Ayahanda Lasono dan Ibunda Tutik, terima kasih telah memberi

    amanah kepada kedua orang tua ku yang sangat aku cintai dan aku sayangi yang

    memberikan kepercayaan, mendidik, menasehati dan menjagaku dengan tulus,

    sehingga kupergunakan untuk mencari ridho Allah SWT. Dan terima kasih kepada

    kedua kakek dan nenek yang selalu memberikan semangat, nasehat serta

    dukungan kepadaku. Ku ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka.

    Ya Allah berikanlah surga firdaus dan haramkanlah untuk kedua orang tuaku dan

    kedua kakek dan nenek kuu dari siksaan pedihnya api neraka. Nauzubillah.

    Buat adik-adik ku tersayang terus semangat dan giat dalam belajar agar dapat

    membanggakan kedua orang tua kita, dan untuk sahabatku Alma Pradina Roga,

    Nurul Wahyuni Fitri, Resi Putri Anggraini, Siti Maryam, Rif‟ah, Ratna Safitri,

    Olfa Yolanda, Rani Widya Sari dan teman-teman seperjuangan semangat untuk

    kalian dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah memberikan bantuan,

    dukungan dan motivasi, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka

    selama kuliah.

    Dengan hati yang tulus dan ikhlas sembari menadahkan kedua telapak tangan

    berdoa kepada Allah SWT semoga Allah melindungi kalian dan membalas semua

    kebaikan kalian dunia maupun akhirat .

    Aamin Yaa Rabbal‟alamiin

  • vii

    ABSTRAK

    Rani Yanti; EES160551; Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dalam

    Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Jambi.

    Sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan

    dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat

    (1) huruf c dilakukan dengan cara: (a) memasyarakatkan dan memberdayakan

    keswirausahaan, (b) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, (c)

    membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

    melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi, dan kreatifitas bisnis,

    dan penciptaan wirausaha baru. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di Kota Jambi

    dalam pengembangan UMKM, serta kendala yang dihadapi dan solusi yang

    dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam

    pengembangan UMKM. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriftif

    kualitatif, melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil analisis

    penelitian ini dapat diketahui bahwa peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

    UMKM kota jambi yaitu melakukan kegiatan pelatihan usaha, pameran UMKM,

    bertanggung jawab dalam hal fasilitasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan

    pendampingan usaha. Kendalanya adalah minim pemahaman dari masyarakat,

    terbatasnya jumlah pegawai penyuluh, dan peraturan pemerintah pusat. Serta

    solusinya yaitu peran asosiasi dari kerjasama antar lembaga, rekruitmen pegawai

    penyuluh, dan penyusunan kebijakan tentang UMKM. Rekomendasi yang

    diajukan penulis untuk Diskopusmik adalah selalu berupaya meningkatkan

    informasi yang jelas guna meningkatkan mutu pelayanan pembinaan.

    Kata kunci : Peran Pengembangan, UMKM

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam tak

    lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Besar Rasulullah

    Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan umatnya. Aamiin ya

    rabbal „ alamin.

    Skripsi yang berjudul “Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM

    Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota

    Jambi” ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

    ini selesai berkat bantuan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu

    pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-

    dalamnya terutama kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam UIN STS ulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI, Bapak Novi Mubyarto, SE.,ME, dan Bapak

    Dr. Sucipto, S.Ag.,M.Ag, Selaku Wakil Dekan I,II,III di Lingkungan Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.S dan Bapak M. Yunus, M.Si, selaku Ketua

    dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    UIN STS Jambi.

  • ix

    5. H. Sissah, S.Ag., M.HI dan Mellya Embun Baining, SE, M.EI selaku dosen

    Pembimbing I dan dosen Pembimbing II penulis skripsi ini. Terimakasih atas

    bimbingan, motivasi, arahannya. Semoga selalu diberi kemudahan dalam

    urusan dunia dan akhiratnya oleh Allah SWT.

    6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi

    yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa

    perkuliahan.

    7. Bapak dan Ibu Karyawan/karyawati di Lingkungan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi yang telah membantu dan mendukung penulis

    dalam proses adminstrasi akademik peneliti.

    8. Bapak dan Ibu Karyawan/karyawati di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

    UMKM Kota Jambi yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

    penelitian serta membantu dalam pengumpulan data dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    9. Keluarga besar Lokal H dan teman angkatan 2016.

    10. Sahabat dan teman-teman KKN 27, SWAGE, GIRLS 4R 1M.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

    maupun tidak langsung.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh

    karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk untuk dapat memberikan

    kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberi

    balasan yang setimpal dengan amal kebaikan yang telah diberikan. Semoga skripsi

    ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

    Jambi, Oktober 2020

    Penulis,

    Rani Yanti

    EES.160551

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................ ii

    NOTA DINAS ................................................................................................................. iii

    PENGESAHAN .............................................................................................................. iv

    MOTTO ........................................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................................... vi

    ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang ....................................................................................................... 1

    B. Rumusan masalah................................................................................................ 11

    C. Batasan Masalah.................................................................................................. 11

    D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 12

    E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 12

    F. Kerangka Teori.................................................................................................... 13

    G. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 38

    H. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 40

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................................ 42

    B. Jenis Penelitian .................................................................................................... 42

    C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................... 43

    D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 44

  • xi

    E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 44

    F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 45

    G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 48

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi ....................... 50

    B. Latar Belakang Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi .......... 50

    C. Kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam Pengembangan

    UMKM di Kota Jambi ......................................................................................... 51

    D. Perkembangan UMKM di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi ......................... 52

    E. Visi, Misi ............................................................................................................. 59

    F. Tugas Pokok ........................................................................................................ 63

    G. Fungsi .................................................................................................................. 63

    H. Struktur Organisasi .............................................................................................. 65

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil (Temuan peneliti)....................................................................................... 66

    1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam

    Pengembangan UMKM ................................................................................ 66

    2. Kendala Yang Dihadapai Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi UMKM Kota Jambi Dalam Pengembangan

    UMKM .......................................................................................................... 72

    B. Pembahasan ......................................................................................................... 75

    1. Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam

    Pengembangan UMKM ................................................................................ 75

    2. Kendala Yang Dihadapai Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi UMKM Kota Jambi Dalam Pengembangan

    UMKM .......................................................................................................... 80

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................................... 83

    B. Saran .................................................................................................................... 84

    C. Penutup ................................................................................................................ 85

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 : Jumlah UMKM Tiap Kecamatan Tahun 2018 ................................... 3

    Tabel 1.2 : Data Usaha Mikro, Kecil Per Kecamatan Yang Memiliki Izin Usaha

    Mikro, Kecil Tahun 2019 ................................................................... 5

    Tabel 1.3 : Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Dalam

    Melakukan Upaya Dan Langkah-Langkah Serta Mensikapi Respon

    Dan Harapan Masyarakat ................................................................... 6

    Tabel 3.1 : Kegiatan Pelatihan Dan Ppendidikan Yang Di Adakan Dinas Tenaga

    Kerja Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Tahun 2019 .................... 51

    Tabel 3.2 : Data Sampel Jumlah Pemilik Usaha Olahan Makanan Di Kecamatan

    Telanaipura ....................................................................................... 52

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 : Kerangka Berpikir .......................................................................... 40

    Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

    Kota Jambi ..................................................................................... 65

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi

    nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga

    menjadi tulang punggung prekonomian nasional. UMKM juga merupakan

    kelompok prekonomian terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah

    terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian Nasional dalam masa krisis

    ekonomi serta menjadi desiminator pertumbuhan ekonomi pasca krisis.2 Kegiatan

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha

    yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM

    menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif.

    UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan

    persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja,

    dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan

    cenderung sederhana. Hal tersebut diperlukan karena dunia semakin kompetitif

    dan hanya negara yang memiliki masyarakat yang mempunyai jiwa

    kewirausahaan yang mampu menunjukkan keadidayaan di masa globalisasi ini.

    Jiwa kewirausahaan sangat diperlukan dari sikap-sikap seperti : ulet, tangguh

    2 Medriyansah, Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Dalam Meningkatkan

    Kesejahteraan Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, 2017, Hlm 3

  • 2

    kreatif, inovatif, dinamis, beretos kerja tinggi, efisien, disiplin, visioner,

    antisipatif, mampu menciptakan peluang baru, berani mengambil keputusan yang

    tepat sehingga memperkecil risiko.3

    Peran koperasi tetap bertahan sebagai salah satu pilihan sadar untuk

    dijadikan bagian dari kebijakan pembangunan guna pengentasan kemiskinan dan

    pembangunan ekonomi. Terbukti koprasi hingga saat ini tetap masuk dalam

    bagian program pembangunan yang dijalankan pemerintah sekarang termasuk

    dalam pengembangan dan pelatihan UKM di Kabupaten atau Kota Daerah

    Indonesia.4

    Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari

    masyarakat bangsa saat ini. Karena keberadaannya sangat bermanfaat dalam hal

    pendistribusian pendapatan masyarakat. Selain itu juga mampu menciptakan

    kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan dan

    mengembangkan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat.

    Sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengembangan

    dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

    (1) huruf c dilakukan dengan cara: (a) memasyarakatkan dan memberdayakan

    kewirausahaan, (b) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, (c)

    membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

    melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis,

    dan penciptaan wirausaha baru.

    3 Edy Dwi Kurniati, Kewirausahaan Industri, (Yogyakarta: Depublish, 2015) hlm. 124

    4 Harsoyo.dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Tangerang, Agromedia Pustaka,

    2006)Hlm.158

  • 3

    Dari ketiga aspek tersebut berarti sumber daya manusia merupakan subyek yang

    terpenting dalam pengembangaqwn Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah agar

    dapat menciptakan wirausaha yang mandiri dari masyarakat. Oleh karena itu

    masyarakat perlu diberdayakan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga

    dapat mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan dalam rangka

    meningkatkan perekonomian masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat.5

    Dari hasil pendataan sampai dengan tahun 2018 diperoleh jumlah usaha

    mikro kecil di wilayah kota jambi sebanyak 10.763 UMKM, yang tersebar di 11

    (sebelas) kecamatan dengan berbagai jenis usaha. Dalam melaksanakan

    pembinaan, pelaku ini di kelompokan dalam 2 katagori, yaitu usaha mikro dan

    usaha kecil binaan berdasarkan wilayah kecamatan dalam tahun 2018, dapat

    dilihat dari tabel berikut:6

    Tabel 1.1

    Jumlah UMKM tiap Kecamatan Tahun 2018

    NO

    KECAMATAN

    USAHA

    JUMLAH KET

    MIKRO KECIL

    1 TELANAIPURA

    834 361 1.195

    2 JAMBI SELATAN

    562 469 1.031

    3 JAMBI TIMUR

    740 683 1.423

    4 PASAR JAMBI

    508 421 929

    5 PELAYANGAN

    326 289 615

    6 DANAU TELUK

    561 95 656

    5 Feni Dwi Anggraeni, “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Melalui

    Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha" Emping Jagung"

    Di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang),” Jurnal Administrasi Publik 1, no. 6

    (2013): 1286–1295. 6 Data Dukumentasi dari RENSTRA DTKK-UKM 2018-2023 (Hal 1-100)

  • 4

    7 KOTABARU

    505 231 736

    8 JELUTUNNG

    394 159 553

    9 ALAMBARAJO

    584 348 932

    10 DANAU SIPIN

    1.344 234 1.578

    11 PAL MERAH

    844 216 1.115

    TOTAL

    7.257 3.506 10.763

    SUMBER: Renstra DTKK-UMKM 2018-2023 (Hal 1-100)

    Telanaipura merupakan kawasan yang sangat setrategis untuk pendiri

    umkm. Mengapa demikian karena banyaknya gedung-gedung perkantoran,

    tempat pendidikan sehingga peneliti lebih memfokuskan penelitian di kecamatan

    Telanaipura. Karna banyak peluang serta peminat untuk produk UMKM

    tersebut. Termasuk makanan kering yang sudah di packing seperti keripik,

    krupuk, dan olahan ikan lainnya dengan berbagai varian rasa tentunya. Hal

    tersebut sangat berkaitan dengan UMKM industri makanan harus

    memperhitungkan harga pokok produksinya sehingga mampu mencapai laba

    yang di harapkan.7

    Menurut Iman Bastian, Kabid UMKM Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

    dan UKM Kota Jambi, jumlah UMKM berdasarkan data yang mencatat 10.763

    UMKM dengan jenis usaha yang beragam. Usaha yang digelutinya yakni mulai

    dari kuliner, fashion, pendidikan, otomotif hingga PKL hingga ojek. Umkm di

    Kecamatan Telanaipura dengan populasi UMKM berjumlah 1.195, terdiri dari

    7 Aini Nuraeni Farijah,dkk., “Penetapan Harga Jual Produk (UMKM) Di Sabumi Dengan

    Menggunakan Metode Cost Based Pricin”, Jurnal An-Nisbah, Vol.5, No.1, 2018, Hlm. 318

  • 5

    452 usaha di bidang kuliner, 60 bidang fashion, 42 bidang otomotif, satu bidang

    agro, 63 bidang TI (teknologi informasi) dan 577 bidang lainnya.8

    Tabel 1.2

    Data Usaha Mikro, Kecil Per Kecamatan Yang Memiliki Izin Usaha

    Mikro, Kecil Tahun 2019

    No Nama Kecamatan Jumlah Izin Usaha

    Tahun 2019 Keterangan

    1 Kecamatan Danau Sipin 237

    2 Kecamatan Jelutung 211

    3 Kecamatan Kota Baru 437

    4 Kecamatan Telanaipura 249

    5 Kecamatan Alam Barajo 281

    6 Kecamatan Paal Merah 374

    7 Kecamatan Jambi Selatan 149

    8 Kecamatan Jambi Timur 64

    9 Kecamatan Pelayangan 33

    10 Kecamatan Danau Teluk 14

    11 Kecamatan Pasar Jambi 35

    Jumlah 2084

    SUMBER: UMKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi

    Data usaha mikro, kecil per Kecamatan yang memiliki izin usaha mikro,

    kecil tahun 2019. Rinciannya Kecamatan Danau Sipin 237, Kecamatan Jelutung

    437, Kecamatan Telanaipura 249, Kecamatan Alam Barajo 281, Kecamatan Paal

    Merah 374, Kecamatan Jambi Selatan 149, Kecamatan Jambi Timur 64,

    Kecamatan Pelayangan 33, Kecamatan Danau Teluk 14, dan yang terakhir

    Kecamatan Pasar Jambi 35.

    Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

    sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian. Ketangguhan UMKM

    8 Https://m.trubus.id/baca.8467/tiap-tahun-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat-sehingga-melebihi-

    10-ribu diakses pada tanggal 17 Februari 2020 jam 11.16 WIB

    https://m.trubus.id/baca.8467/tiap-tahun-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat-sehingga-melebihi-10-ribuhttps://m.trubus.id/baca.8467/tiap-tahun-jumlah-umkm-di-jambi-meningkat-sehingga-melebihi-10-ribu

  • 6

    telah terbukti sebagai jaringan pengaman perekonomian. Untuk itu

    pengembangan UMKM di Kota Jambi ini perlu mendapat perhatian yang lebih

    serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada

    pasar regional dan internasional. Sektor ekonomi kreatif berkembang pesat dan

    dapat di rasakan perkembangan UMKM di Kota Jambi.

    Perkembangan UMKM itu juga menjadi tanggung jawab pemerintah

    Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi yang mempunyai peran

    penting di bidang koperasi dan usaha mikro. Penyelenggaraan pelayanan yang

    dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi kepada

    masyarakat pada dasarnya untuk memberikan kepuasan dan kepastian atas

    pelayanan yang diberikan.

    Tabel 1.3

    Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam

    melakukan upaya dan langkah-langkah serta mensikapi respon dan

    harapan masyarakat.

    Program Kegiatan

    Program pengembangan

    sistem pendukung bagi

    UMKM

    1. Kegiatan pemberian fasilitas pengamanan kawasan UMKM.

    2. Kegiatan pelatihan kewirausahaan. 3. Kegiatan pelatihan Achiement

    Motivation Training bagi UMKM.

    4. Kegiatan pengembangan sarana pemasaran produk UMKM.

    5. Kegiatan penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil dan menengah.

    6. Kegiatan pasar murah 7. Kegiatan pemamfaatan fasilitas

    pemerintah untuk UMKM.

    8. Kegiatan pengembangan UMKM. 9. Kegiatan penguatan pemasaran bagi

    produk UMKM. SUMBER:RENSTRA DTKK 2018-2023 (Hal 1-100)

  • 7

    Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

    UMKM memiliki model atau pola pengembangan UMKM terhadap

    pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan cara melaksanakan program

    pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu

    instrumen untuk menaikkan daya beli masyarakat pada akhirnya akan menjadi

    katup pengaman dari situasi krisis moneter. Pengembangan UMKM menjadi

    sangat strategis dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, mengingat

    kegiatan usahanyan mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga

    kontribusi UMKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi

    kelompok masyarakat berpendapatan rendah.9 Berikut indikator kinerja

    Koperasi dan UMKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Umkm Kota Jambi.

    1. Peningkatan status dari koperasi pasif menjadi koperasi aktif.

    2. Peningkatan jumlah koperasi yang di bina dan di awasi secara efektif dan

    efisien.

    3. Peningkatan jumlah pengurus/pengelola koperasi yang berkopetensi.

    4. Peningkatan jumlah UMKM berkualitas

    5. Peningkatan jumlah UMKM yang dibina dan di awasi secara efektif dan

    efesien.

    6. Peningkatan jaringan pemasaran produk UMKM.10

    Dalam pengembangan UMKM , langkah ini tidak semata-mata

    merupakan langkah yang harus diambil oleh pemerintah dan hanya menjadi

    tanggung jawab pemerintah. Pihak UMKM sendiri sebagai pihak internal yang

    9 Feni Dwi Anggraeni,dkk., “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah........ hlm.1286

    10 Data Dukumentasi dari RENSTRA DTKK 2018-2023 (Hal 1-100)

  • 8

    dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama dengan pemerintah.

    Karena potensi yang mereka miliki mampu menciptakan kreatifitas usaha

    dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah melalui Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

    Adanya peningkatan UMKM dapat menjadi dampak positif jika dikelola

    dengan baik. Namun dengan meningkatnya UMKM tersebut. Banyak UMKM

    yang dapat terus berkembang dan bertahan namun juga tidak sedikit UMKM

    yang dapat berdiri mendirikan usahanya dan karena ada beberapa permasalahan

    yang ada UMKM tersebut tidak dapat bertahan atau mati.

    Permasalahan-permasalahan UMKM yang sering dihadapi adalah

    keterbatasan modal kerja, kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan

    bahan baku, keterbatasan akses informasi mengenai informasi, kurang nya

    keahlian dan kualitas SDM yang tidak memadai, kemampuan teknologi, biaya

    tinggi akibat prosedur administrasi, dan birokrasi yang kompleks khususnya

    dalam perurusan izin usaha.11

    Lambannya pertumbuhan dan perkembangan jumlah wirausahawan di

    Indonesia, akibat belum berkembangnya budaya entrepreneurship dalam

    masyarakat Indonesia, terutama pada kaum muda, baik yang tidak terdidik dan

    sebagian yang terdidik. Hal ini mungkin dikarenakan mayoritas masyarakat

    masih berada dalam struktur dan alam pikiran agraris yang umumnya didominasi

    oleh nilai-nilai yang lebih bergantung pada alam, dari pada bertumpu pada

    kemampuan sendiri, seperti kemampuan inovasi kepandaian beradopsi. Dengan

    11

    Tambunan, “Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah”

    (Bogor:IPB,2012), hlm 51.

  • 9

    kata lain, lebih banyak pencari kerja dan terlalu sedikit yang menjadi pencipta

    kerja.12

    Pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kotamadya

    diperlukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai usaha dan

    inovasi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah dan

    proses yang harus dilewati. Sehingga dibutuhkan keseriusan seluruh pihak yang

    terkait dan ikatan kerjasama antar daerah. Aplikasi populisme ekonomi dalam

    upaya untuk merealisasikan pembangunan dan kesejahteraan dari masyarakat.

    Bentuk nyata dari populisme ekonomi adalah dalam bentuk dukungan kepada

    UMKM, sehingga produksi UMKM tidak hanya dipasarkan di pasar lokal

    namun juga merambah ke pasar yang lebih luas. Selain itu, jika didukung oleh

    penggunakan informasi teknologi, pemasaran produk tidak lagi terhambat oleh

    waktu dan tempat.13

    UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar

    mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar sehingga hal ini dapat

    mengurangi tingkat pengangguran. Dari sinilah terlihat bahwa keberadaan

    UMKM yang bersifat padat karya, menggunakan teknologi yang sederhana dan

    mudah dipahami mampu menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk bekerja.

    Program pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai

    salah satu instrument untuk menaikkan daya beli masyarakat, pada akhirnya

    akan menjadi katup pengaman dari situasi krisis moneter. Pengembangan

    12

    Sukamdani Sahid Gitosardjono, “Wirausaha Berbasis Islam & Kebudayaan”, Jakarta: Pustaka

    Bisnis Indonesia, 2013, hlm 221. 13

    Adnan Husada Putra, “Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat

    Kabupaten Blor“, Jurnal Analisis Sosiologi, Oktober 2016,5(2): 40-52

  • 10

    UMKM menjadi sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional,

    mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga

    kontribusi UMKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi

    kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Dalam pengembangan UMKM,

    langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh

    Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UMKM

    sendiri sebagai pihak internal yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah

    bersama-sama dengan Pemerintah. Karena potensi yang mereka miliki mampu

    menciptakan kreatifitas usaha dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan

    oleh pemerintah.14

    Penelitian ini memfokuskan pada masalah pengembangan yang

    dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi terhadap

    pengusaha-pengusaha UMKM pada lingkup wilayah Kota Jambi. Kegiatan yang

    ada pada Dinas ini yang penulis teliti adalah salah satu kegiatan yang berada

    pada sub bagian Koperasi dan Pengusaha Mikro Kecil Dan Menengah (PMKM),

    yang dimana didalamnya terdapat kegiatan pembinaan, pengembangan, dan

    kelembagaan sehingga dari kegiatan tersebut sangat membantu meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi dari pendapatan perkapita masyarakat Kota Jambi.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

    mengenai perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui

    fasilitasi pihak eksternal dan potensi internal pada kelompok usaha maka dari

    itu, masalah yang di angkat penulis dalam pengembangan yang dilakukan Dinas

    14

    Feni Dwi Anggraeni,”Pengembangan Usaha Mikro,Kecil,Menengah (UMKM) Melalui

    Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1,No.6. 2013,

    Hal 1286

  • 11

    Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM terhadap para pengusaha di Kota Jambi

    adalah terdapat pada proses berjalannya pengembangan kepada masyarakat

    yang dilakukan.

    Berdasarkan pemikiran dan latar belakang yang dikemukakan di atas,

    maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Peran

    Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

    penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi

    dalam pengembangan UMKM ?

    2. Apas saja Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan

    UMKM ?

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari meluasnya pokok permasalahan dan memudahkan

    penulis dalam melakukan penelitian ini maka perlu adanya batasan masalah.

    Oleh karna itu, penelitian hanya dilakukan di Kota Jambi yang berfokus pada

    Kecamatan Telanaipura dan dibatasi hanya meneliti bagaimana perannya dalam

    mengembangkan UMKM yang ada di Kota Jambi khususnya di Kecamatan

    Telanaipura.

  • 12

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan penelitian, secara umum tujuan yang ingin

    dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

    mendeskripsikan tentang Peran Pengembangan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

    dan UMKM Kota Jambi. Secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai

    diantaranya meliputi:

    1. Mengetahui Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM di Kota Jambi

    dalam pengembangan UMKM

    2. Kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja,

    Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam pengembangan UMKM.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    a. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Serta dapat

    menambah kontribusi keilmuan tentang UMKM.

    b. Akademisi, dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan atau masukan

    dan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan

    penelitian sejenis yang berhubungan dengan peran pengembangan UMKM.

    c. Masyarakat, yaitu diharapkan dapat memberikan informasi dan memperluas

    wawasan mengenai peran pengembangan UMKM.

    2. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan serta dapat

    memberikan manfaat pembelajaran dalam bentuk teori, informasi, masukan dan

  • 13

    dapat menambah wawasan bacaan sebagai bahan referensi bagi pembaca untuk

    perpustakaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    F. Kerangka Teori

    1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    a. Definisi UMKM

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi

    nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak

    sehingga menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. Usaha mikro

    memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja dan mengurangi

    tingkat pengangguran, dapat menanggulangi kemiskinan, serta berperan

    dalam penyediaan barang dan jasa yang dapat meringankan beban para

    pelaku usaha kecil menengah.15

    Keterbatasan pekerjaan dan meningkatnya

    jumlah penduduk menyebabkan semakin sempitnya lapangan pekerjaan.

    Keterbatasan biaya juga kadang dapat menghalangi seseorang untuk

    mengembangkan keahlian yang dia miliki.

    Pelaku UMKM umumnya sudah memperhatikan kemasan, terutama

    higienitas. Proses produksi dilakukan semi manual, di mana tenaga manusia

    masih dominan. Proses pengendalian mutu sudah diterapkan pada UKM

    pangan berdaya saing, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi,

    dan produk akhir. Hal ini dilakukan agar kepercayaan pelanggan terhadap

    mutu produknya dapat dipertahankan. Adanya otonomi daerah

    15

    Ria Angin dan Andini Purwaningrum, “Program Pemberdayaan Masyarakat Oleh Dinas

    Koperasi Dan Usaha Mikro Bagi Pengusaha Kecil Di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember”

    (Penguatan Penguatan Komunitas Lokal Menghadapi Era Global)”, hlm. 380.

  • 14

    mengharuskan tiap daerah untuk selalu mengembangkan potensi-potensi

    ekonomi yang dimiliki.16

    Permasalahan UMKM lain yang tidak kalah seriusnya adalah

    lemahnya akses informasi pasar sehingga pemasaran produk kurang

    mempunyai daya saing di pasar global. Sementara untuk berkiprah di pasar

    lokal dengan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih produk luar

    negeri menjadi salah satu faktor kurang berkembangnya UMKM. Hal ini

    perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak agar UMKM tepat mampu

    bertahan dalam menghadapi arus persaingan global, mengingat UMKM

    mampu menyelamatkan perekonomin dari krisis ekonomi.17

    Kondisi internal

    UKM pengolahan pangan berdaya saing disuatu daerah tersebut dirumuskan

    berdasarkan aspek kekuatan. Kekuatan yang dimiliki oleh UMKM pangan

    adalah; 1) Bahan baku bersifat lokal dan selalu tersedia; 2) Produk umumnya

    memiliki merek; 3) Produk memiliki sertifikat halal; 4) Makanan khas

    daerah; 5) Sesuai dengan selera masyarakat setempat; dan 6) Harga

    terjangkau.18

    Kondisi internal UKM pengolahan pangan berdaya saing disuatu

    daerah tersebut dirumuskan berdasarkan aspek kekuatan. Kekuatan yang

    dimiliki oleh UMKM pangan adalah; 1) Bahan baku bersifat lokal dan selalu

    tersedia; 2) Produk umumnya memiliki merek; 3) Produk memiliki sertifikat

    16

    Dina Mellita dan Deni Erlansyah, “Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan

    Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang”, Jurnal Tidak Diterbitkan, hlm. 2 17

    Gunartin, “Penguatan Umkm Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa”, Jurnal

    Pendidikan, Vol.1, No.5, 2017, hlm.61 18

    Musa Hubeis,dkk., “Strategi Pengembangan UMKM Pangan Yang Berdaya Saing Di

    Indonesi”, Jurnal Tidak Diketahui, Vol.1, 2015,hlm.135

  • 15

    halal; 4) Makanan khas daerah; 5) Sesuai dengan selera masyarakat

    setempat; dan 6) Harga terjangkau.19

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

    Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) yang dimaksud dengan :

    a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

    badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

    b. Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan

    oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

    perusahaan atau bukan perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

    usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

    dalam Undang-Undang ini.

    c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

    dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

    dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih

    atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

    Undang ini.

    19

    Musa Hubeis,dkk., “Strategi Pengembangan UMKM Pangan Yang Berdaya Saing Di

    Indonesi”, Jurnal Tidak Diketahui, Vol.1, 2015,hlm.135

  • 16

    b. Kriteria UMKM

    Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan usaha

    kerakyatan yang diatur dalam Pasal 6 UU Nomor 20 tahun 2008. Maka

    kriteria berdasarkan permodalan UMKM dibedakan secara masing-masing.20

    Meliputi :

    1). Usaha Mikro

    Usaha mikro sebagai usaha produktif baik yang dimiliki oleh

    perorangan maupun badan usaha yang seseuai dengan kriteria usaha

    mikro, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp

    50.000.000 dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil

    penjualan setiap tahunnya paling banyak Rp 300.000.000.

    2). Usaha Kecil

    Usaha ini merupakan suatu usaha yang berdiri sendiri baik

    perorangan maupun kelompok dan bukan badan usaha. Usaha kecil

    memiliki kriteria, yaitu : usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp

    50.000.000 dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai

    Rp.500.000.000. hasil penjualan setiap tahunnya antara Rp 300.000.000-

    Rp 2.500.000.000.

    3). Usaha Menengah

    Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan

    bukan merupakan cabang dari perusahaan pusat. Usaha ini

    dikategorikan bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp

    20

    Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan Umkm (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) di

    Indonesia”, Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol.6, No.1, 2017, hlm.54

  • 17

    500.000.000-Rp10.000.000. hasiil penjualan tahunannya mencapai Rp

    2,5.000.000.000- Rp50.000.000.000.21

    Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah

    lembaga pemerintahan seperti Departemen Prindustrian dan Badan Pusat

    Statistik (BPS), selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran

    untuk membedakan skala usaha antara usaha mikro, usaha kecil, usaha

    menengah dan usaha besar.

    Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha mikro adalah unit usaha

    dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usah kecil antara 5 sampai 19

    pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai 99 orang. Perusahan-

    perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam katagori

    usaha besar.22

    c. Klasifikasi

    Dalam prespektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil Dan

    Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah

    paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai

    macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan

    penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan

    banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi Usaha Mikri Kecil dan

    Menengah (UMKM):

    21

    Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Mikro ) di Indonesia”,

    Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol. 6 No. 1, (Januari 2017), hlm.55. 22

    Tri Siwi Agustina, “Kewirausahaan Teori Dan Penerapan Pada Wirausahaan Dan UMKM

    DI Indonesia”, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2015), Hlm 5

  • 18

    b. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    (UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari

    nafkah, yang lebih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya

    pedagang kaki lima.

    c. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    (UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat

    kewirausahaan.

    d. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan

    Menengah (UMKM) yang memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu

    menerima pekerjaan subkontak dan ekspor.

    e. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    (UMKM) yang memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan

    tranformasi menjadi usaha besar (UB).23

    d. Ciri-ciri UMKM

    Umkm tidak hanya berbeda dari aspek modal, omset, dan jumlah

    tenaga kerja. Perbedaan UMKM dengan usaha besar dapat pula dibedakan

    berdasarkan ciri-ciri yang terdapat dalam UMKM itu sendiri. Menurut

    saifuddin Sarief ciri-ciri usaha mikro yaitu:

    1. Belum melakukan menejemen/pencatatan keuangan, sekalipun yang

    sederhana atau masih sangat sedikit yang mampu membuat neraca

    usahanya.

    23

    M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora

    Aksara Pratama, 2017) Hlm 23

  • 19

    2. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah,

    umumnya tingkat SD, dan belum memiliki jiwa wirausaha yang

    memadai.

    3. Pada umumnya, tidak/belum mengenal perbankan, tetapi lebih mengena

    rentenir atau tengkulak.

    4. Umumya, tidak memiliki izin usaha atau persyaratan leglitas lainnya

    termasuk NPWP.

    5. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki pada umumnya kurang dari 4

    orang. Anggota dari suatu koperasi tertentu biasanya berskala mikro.

    6. Perputaran usaha umumnya cepat, mampu menyerap dana yang relatif

    besar. Dalam situasi krisis ekonomi, kegiatan usahanya tetap berjalan,

    bahkan mampu berkembang karna biaya manajemennya relatif rendah.

    7. Pada umumnya, pelaku usaha mikro memiliki sifat tekun, sederhana,

    serta dapat menerima bimbingan.

    Ciri-ciri usaha kecil yaitu:

    1. Pada umumnya, sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan.

    Walaupun masih sederhana, tetapi keuangan perusahaan sudah mulai

    dipisahkan dari keuangan keluarga dan sudsh membuat neraca usaha.

    2. SDM nya sudah lebih maju dengan rata-rata pendidikan SMA suda

    memiliki pengalaman usaha.

    3. Pada umumnya, sudah memiliki usaha dan persyaratan legalitas lainya

    termasuk NPWP.

  • 20

    4. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, tetapi business

    planning, studi kelayakan, dan proposal kredit kepada bank sehingga

    masih sangat memerlukan jasa pendamping.

    5. Tingkat pendidikan relatif sangat rendah.

    6. Belum memiliki akses ke perbankan tetapi sebagian sudah memiliki

    akses non bank.

    7. Tidak memiliki izin usaha tau persyaratan legalitas

    Ciri-ciri usaha menegah yaitu:

    1. Pada umumnya, telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih

    baik, lebih teratur, bahkan lebih modern dngan pembagian tugas yang

    jelas antara bagian keuangan, pemasaran, dan produksi.

    2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

    akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan pengauditan dan

    penilaian atau pemeriksaan, termasuk yang dilakukan oleh bank.

    3. Telah melakukan pengaturan atau pengelolaan dan menjadi anggota

    organisasi perburuhan.

    4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas.24

    e. Karakteristik UMKM

    Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk

    dikembangkan karena pasar yang sangat luas, bahan baku yang mudah

    didapat serta sumber daya manusia yang besar merupakan variabel

    pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu

    24

    M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora Aksara Pratama, 2017) Hlm 92-93

  • 21

    dicermati beberapa hal seiiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti:

    perkembangan usaha yang harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang

    baik, perencanan yang baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu

    pengetahuan akan menunjang keberlanjutan usaha ttersebut, mengelola sistem

    sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan trobosan dan

    inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju

    keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut. Dalam buku Pandji Anoraga

    diterangkan bahwa secara umum, sektor usaha memiliki karakteristik sebagai

    berikut:

    a.) Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana

    dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan

    standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date sehingga sulit

    untuk menilai kerja usahanya.

    b.) Margin usaha yang cenderung tipis mengingat pesaing yang sangat

    tinggi.

    c.) Modal terbatas.

    d.) Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

    terbatas.

    e.) Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk

    mampu menekan biaya mencapai titik efisien jangka panjang.

    f.) Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat

    terbatas.

  • 22

    g.) Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah,

    mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

    mendapatkan dana pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

    sistem administrasi standar dan harus transparan.

    Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya

    kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah.

    Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan

    dengan pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang

    jelas.

    f. Kekuatan dan kelemahan

    UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan

    andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang

    adalah:

    1.) Penyediaan lapangan peran industri kecil dalam penyerapan tenaga

    kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai

    dengan 50% tenaga kerja yang tersedia.

    2.) Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah

    selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnyay

    wirausaha baru.

    3.) Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen

    sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.

  • 23

    4.) Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian

    besar memanfatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau

    industri yang lainnya.

    5.) Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan

    yang dilaksanakan menujukkan hasil yang menggambarkan bahwa

    industri kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu

    untuk mengembangkan sektor lain yang terkait.

    Kelemahan yang sering juga menjadi faktor penghambat dan

    permasalahan dari usaha mikro tterdiri dari dua faktor:

    1) Faktor internnal, merupakan masallah klasik dari UMKM yaitu

    diantaranya:

    a. Masih terbatasnya sumber daya manusia.

    b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri

    lebih kecil memperioritaskan pada aspek prokduksi sedangkan

    fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam

    mengakseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan

    janringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai

    tukang saja.

    c. Kecendrungan konsumen yang belum mencapai mutu produk

    inndustri kecil.

    d. Kendala permodalan usaha sebagian besar industri kecil

    memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.

  • 24

    2) Faktor eksternal, merupakan masalah yaang muncul dari pihak

    pengembangan dan pembina UMKM. Misalnya solusi yang

    diberikan, tidak tepat sasaran ,tidak adanya monitoring dan

    program yang tumpang tindih.

    Dari kedua faktor terbesar muncul lah kesenjangan diantara faktor

    internal dan eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN dan lembaga

    pendamping lainnya sudah siap dengan pemberian kredit tapi UMKM mana

    yang mau diberi karena sebagian ketentuan yang harus dipenuhi oleh

    UMKM. Disisi lain UMKM juga mengalami kesulitan mencari dan

    menentukan lembaga mana yang dapat membantu dengan keterbatasan yang

    mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih berlangsung meskipun

    berbagai usaha telah diupayakan untuk memudahkan bagi para pelaku

    UMKM memperoleh kredit, dan ini telah berlangsung 20 tahun.

    Pola yang ada sekarang adalah masing-masing kelembaga/institusi

    yang memiliki fungsi yang sama tidak berkoordinasi tapi berjalan sendiri-

    sendiri, apakah itu perbankan,BUMN, departemen, LSM, perusahaan

    swasta. Disisi lain dengan keterbatasannya UMKM menjadi penopang

    perekonomian menjadi roda perekonomian menjadi kenyataan.25

    g. Asas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

    Menurut Pasal 2 dan 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang

    UMKM, menyebutkan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah berasaskan

    pada:

    25

    M. Azrul Tanjung, Koperasi Dan Umkm Sebagai Pondasi Perekonomian Indonesia ( Pt. Glora Aksara Pratama, 2017) Hlm 27

  • 25

    1.) Kekeluargaan

    2.) Demokrasi ekonomi

    3.) Kebersamaan

    4.) Efisiensi berkeadilan

    5.) Berkelanjutan

    6.) Berwawasan lingkungan

    7.) Kemandirian

    8.) Keseimbangan kemajuan, dan

    9.) Kesatuan ekonomi nasional.26

    Adapun tujuan usaha mikro, kecil dan menengah ialah menumbuhkan

    dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian

    nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.27

    h. Aspek Pendanaan dan Pembiayaan UMKM

    1. Aspek Pendanaan

    Berdasarkan pasal 8 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM,

    aspek pendanaan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1)

    huruf a ditunjukan untuk :

    a) Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM untuk

    dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan

    bank.

    b) Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas

    jaringannya, sehingga dapat di akses oleh UMKM.

    26

    Rio F. Wilantara Dan Sulistiawati, Strategi Dan Kebijakan Pengembangan UMKM (Bandung:

    PT. Refika Aditama, 2016) Hlm 9 27

    Tsania Riza Zahro, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Neningkatkan Kesejahteraan

    Ekonomi Perempuan, Skripsi, 2017, Hlm 9

  • 26

    c) Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara

    cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    d) Membantu para pelaku usaha mikro dan usaha kecil untuk

    mendapatkan pembiayaan jasa atau produk keuangan lainnya

    yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan

    bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun

    sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.

    2. Aspek pembiayaan

    Sebagaimana pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM,

    aspek pembiayaan UMKM diatur :

    1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi

    Usaha Mikro Kecil.

    2. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari

    penyisihan bagian laba tahunan yang di alokasikan kepada Usaha

    Mikro Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, pejaminan, hibah,

    dan pembiayaan lainnya.

    3. Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang

    dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian

    pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.

    4. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha dapat memberikan

    hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan

  • 27

    sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha

    Mikro dan Kecil.

    5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dapat memberikan insentif dalam

    bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan

    prasarana, dan bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan

    pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil.28

    3. Peranaan (role)

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), peranan adalah tindakan

    yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam satu pristiwa atau

    bagian dimainkan seseorang dalam satu peristiwa.29

    Peran adalah sebuah teori

    yang berbicara tentang posisi dan perilaku seseorang yang diharapkan dari

    padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan

    adanya orang-orang lain.30

    Peran seseorang dalam masyarakat erat kaitannya dengan kedudukan

    yang dimilikinya. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang

    dalam suatu kelompok sosial. Peranan (role) merupakan aspek dinamis

    kedudukan (status). Seseorang dikatakan menjalakan peranan apabila orang

    28

    Tsania Riza Zahro, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Neningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Perempuan, Skripsi, 2017, Hlm 17

    29 Kamus besar bahasa Indonesia, 11-05-2020, pukul 13.37

    30 Edy Sudarhono, Teori Peran (Konsep, Derivasidan Implikasinya), (Jakarta: PT Gramedia

    Pustaka Utama,1994), hlm.3.

  • 28

    tersebut telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

    kedudukannya31

    .

    Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

    dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-

    position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada

    organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,

    penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki status

    posisi dalam masyarakat serta menjalankan suuatu peranan.

    Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut :

    1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

    tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

    rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

    kehidupan masyarakat.

    2) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

    individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

    3) Peranan juga dapat dilakukan sebagai perikelakuan individu yang penting

    bagi struktur social masyarakat.

    Ketentuan-ketentuan suatu peran adalah penggambaran normatif

    mengenai cara-cara melaksanakan fungsi-fungsi untuk fungsi-fungsi mana

    terdapat posisi-posisi, cara-cara yang umumnya di setujui bersama dalam

    kelompok mana saja yang mengakui suatu posisi tertentu. Posisi yang dimaksud

    dalam hal ini adalah posisi social individu masyarakat. Posisi social adalah suatu

    31

    Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015,

    hlm. 208.

  • 29

    penempatan individu dalam suatu kelompok atau masyarakat sehubung dengan

    sumbangan-sumbangan yang di tentukan kepada suatu tata hubungan dengan

    orang lain.32

    Biddle dan Tomas membagi peristilahan teori peran dalam empat

    golongan, yaitu:

    1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.

    2) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

    3) Kedudukan orang-orang dalam perilaku.

    4) Kaitan antara orang dalam perilaku.33

    Ada tiga alasan utama suatu Negara harus mendorong usaha kecil yang

    ada untuk terus berkembang. Alasan pertama adalah karena pada umumnya

    usaha kecil cendrung memiliki kinerja yang lebih baik dalam menghasilkan

    tenaga kerja yang produktif. Kemudian alasan kedua, seringkali mencapai

    peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Hal ini

    merupakan bagian dari dinamika usahanya yang terus menyesuaikan

    perkembangan zaman. Untuk alasan ketiga, usaha kecil ternyata memiliki

    keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan perusahaan besar.

    Usaha mikro berperan penting untuk membangun perekonomian Negara

    terkhususnya terhadap ekonomi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari terlebih masa yang akan mendatang. Dalam hal ini peran usaha mikro

    sangat besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

    32

    Tsania Riza Zahroh, Peran Umkm Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

    Ekonomi Perempuan, Jurnal Ekonomi, 2017, hlm 14 33

    Sarlito, Wirawan Sarwono, “Teori-Teori Psikologi Social”, (Jakarta: Rajawali Pers 2015),

    Hlm.215.

  • 30

    Berikut adalah peran penting Usaha Mikro menurut Departemen Koperasi:

    1) Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi.

    2) Penyedia lapangan pekerjaan terbesar.

    3) Pemain penting dalam pembangunan perekonomian local dan

    pemberdayaan masyarakat.

    4) Pencipta pasar baru dan sumber ekonomi.

    5) Kontribusinya terhadap neraca pembayaran.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Kecil dan Menengah memegang

    peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Demikian

    halnya dengan Indonesia, sejak diterpa badai krisis pinansial pada tahun 1996

    silam, masih banyak usaha kecil menengah yang hingga saat ini masih mampu

    bertahan. Meskipun mereka sempat goyang oleh dampak yang ditimbulkan,

    namun dengan semangat dan jiwa yang kuat ,aka mereka secara perlahan-lahan

    mampu bangkit dari keterpurukan dan bermanfaat bagi masyarakat maupun

    Negara.34

    1. Peran Pemerintah Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    a. Pembinaan

    1). Pembinaan UKM

    Dari kelemahan yang dimiliki UKM, maka perlu diatasi melalui

    pendekatan secara komprehensif integral dilakukan melalui pembinaan

    menyeluruh mulai dari proses produksi hingga pemasaran dan dilakukan

    melalui pembinaan berbagai aspek antara lain pasar, modal, teknologi,

    34

    Medriyansah, Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan

    Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi, 2017, hlm 43

  • 31

    manajemen secara menyeluruh mulai dari proses produksi hingga

    spemasaran dan dilakukan secara terpadu antarintansi.35

    Tujuan pembinaan

    UKM tersebut adalah:

    a) Meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar.

    b) Meningkatkan akses terhadap sumber-sumber modal dan memperkuat

    struktur modal.

    c) Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen. Meningkatkan

    akses dan penguasaan teknologi.

    Tujuan pembinaan untuk perluasan kesempatan berusaha,

    pemerintah berusaha meningkatkan daya saing UMK melalui

    kebijaksanaan antara lain berikut ini:

    a) Pemerintah secara terus menerus melaksanakan dregulasi dan

    debirokratisasi. Misalnya tanggal 23 Mei 1995 deregulasi disektor riil

    yang membebaskan bea masuk sejumlah produk terutama produk yang

    merupakan input bagi perindustrian. Kebijaksanaan ini bertujuan agar

    dunia usaha benar-benar dapat memanfaatkan peluang yang terbuka

    guna lebih mengembangkan usahanya terutama memanfaatkan pasar

    internasional dan mendorong peningkatan investasi.

    b) Penataan dan pemantapan kelembagaan baik secara vertikal maupun

    horizontal. Penataan kelembagaan penunjangnya akan mempermudah

    35

    Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.27

  • 32

    pembentukan jaringan usaha dan mempermudah distribusi sehingga

    akan tercapai efisiensi. Disamping itu dunia usaha harus terus-menerus

    melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan penguasaan

    teknologi, produktivitas, kualitas, dan pengelolaan manajemen secara

    profesional.36

    c) Penelitian dan pengembangan (litbang). Peningkatan daya saing harus

    didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang

    mendukung. Kecenderungan yang harus diperhitungkan adalah

    kemajuan teknologi dan teknik pemasaran menyebabkan dasar hidup

    suatu produk relatif singkat. Oleh karena itu, para pengusaha perlu

    mengamati dan mulai menerapkan teknologi tepat guna untuk

    menghasilkan produk-produk bermutu tinggi melalui perhitungan

    kemampuan litbang terapan, sehingga dapat diharapkan dengan litbang

    terapan ini dapat diperoleh mutu produk yang tinggi dan menghasilkan

    diversifikasi produk dalam rangka ekspor.

    Untuk menciptakan produk yang berdaya saing tinggi, maka salah

    satu strategi yang dilaksanakan antara lain melalui pemanfaatan

    keunggulan komparatif yang dimiliki karena tersedianya sumber daya

    alam dan menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengembangan

    sumber daya manusia yang semakin terampil dan peningkatan kemampuan

    penguasaan teknologi. Sumber daya alam yang terbatas dan alternatif

    pemanfaatannya diarahkan kepada produk-produk yang memeberikan

    36

    Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.28

  • 33

    kontribusi besar terhadap peningkatan nilai tambah.37

    Untuk meningkatkan

    keunggulan kompetitif pengusaha harus didorong untuk terus berusaha :

    a. Memperkuat kemampuan dalam perdaganga internasional.

    b. Menerapkan manajemen yang professional.

    c. Secara bertahap mengembangkan penelitian dan pengembangan

    terapan pada produk-produk, agar teknologi terus berkembang dan

    mampu meningkatkan daya saing, yang didukung oleh kemampuan

    sumber daya manusia yang semakin meningkat terutama dalam

    penguasaan teknologi canggih.

    2) Pembinaan Kewirausahaan

    UU-RI No.9 tahun 1995 menyatakan bahwa pemerintah, dunia

    usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dalam

    sumber daya manusia. Langkah-langkah yang ditempuh adalah.

    a) Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.

    b) Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.

    c) Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan,

    konsultasi usaha kecil.

    d) Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil.

    Kewirausahaan memerlukan pengetahuan untuk biasa berusaha

    bertahan dan berkembang dalam perekonomian modern, seperti

    pengetahuan mengenain permodalan, pemasaran, usaha, teknologi dan

    37

    Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.29

  • 34

    informasi. Masyarakat yang tidak memiliki kecenderungan untuk

    berusaha, sulit untuk maju dan berkembang apalagi bersaing dalam era

    pasar bebas yang terintegrasi dengan ekonomi global. Dalam pembinaan

    kewirausahaan harus mengenal dan menghayati 5 asas pokok

    kewirausahaan yaitu sebagai berikut :

    1. Kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian.

    2. Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil

    keputusan secara sistematis termasu keberanian mengambil risiko

    usaha.

    3. Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.

    4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

    5. Kemauan dan kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan

    berlandaskan etika bisnis yang sehat.

    b. Pengembangan UMKM

    1) Fasilitator

    Sebagai fasilitator, pemerintah memiliki peran dalam

    memfasilitasi UMKM untuk mencapai tujuan pengembangan usaha

    yang dimiliki oleh UMKM. Jika UMKM mempunyai kelemahan di

    bidang produksi, tugas fasilitator adalah memberikan kemampuan

    UMKM dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan

    pelatihan.38

    Demikian pula jika UMKM lemah dalam hal

    38

    Tanggaran Gani Putra, “Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Pengembangan UMKM Manik-manik Kaca di Kabupaten Jombang”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen

    Publik, Vol.3, No.1, 2015, hlm.4

  • 35

    pendanaan, tugas fasilitator adalah membantu mencari jalan keluar

    agar UMKM mampu mendapat pendanaan yang dibutuhkan, tetapi

    harus dilakukan secara hati-hati agar posisi UMKM menjadi tidak

    tergantung.

    Dalam konteks fasilitasi tersebut pemerintah dapat berupa

    pertama, pemberian sesuatu baik yang berupa uang atau subsidi

    barang atau jasa. Kedua, keistimewaan, baik yang berupa

    keringanan atau kekuatan dalam waktu lintas hukum. Ketiga,

    kebijaksanaan yang tersendiri. Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah

    tersebut dapat terjadi tergantung pada bagaimana pemerintah

    memandang keberadaan UMKM yang akan diberi fasilitas,

    pertama, pemerintah antipati atau tidak senang terhadap keberadaan

    UMKM. Kedua, pemerintah apatis atau tidak mau tahu terhadap

    perkembangan UMKM. Ketiga, pemerintah netral yang berarti

    pemerintah memberlakukan UMKM sama dengan badan usaha

    lainnya, tidak ada aturan khusus bagi UMKM. UMKM harus bersaing

    dengan badan usaha lain. Keempat, pemerintah simpati dengan

    melakukan pembinaan terhadap UMKM atau dorongan motivasi

    perlindungan terhadap UMKM pada pembuatan aturan.

    2) Kemitraan Usaha

    Kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama usaha diantara

    berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan

    prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling

  • 36

    menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM

    oleh pengusaha besar.39

    The Kian Wie (1992) menyatakan bahwa ada 10 bentuk

    keterkaitan langsung pemasok dan perusahaan besar yaitu : bantuan

    langsung kepada pemasok (UKM) untuk mulai produksi, lokasi yang

    berdekatan, informasi yang jelas mengenai pesanan, bantuan teknis

    tentang informasi ciri dan mutu komponen, bantuan hibah keuangan

    atau pinjaman lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan

    harga, bantuan distribusi lain, dan diversifikasi dalam rangka

    memperkuat keuangan. Namun, agar keterkaitan langsung tersebut

    tidak bersifat tanpa pamrih, tetapi harus bersifat mendidik untuk bisa

    mandiri sehingga dalam jangka panjang perushaan pemasok yang pada

    umumnya UKM dapat meningkat daya saingnya.

    Dengan demikian, perusahaan besar dapat melakukan efisiensi

    dalam proses produksi dengan UKM sebagai mitra usaha baik secara

    vertikal maupun horizontal. Keuntungan kemitraan usaha dengan usaha

    besar bagi UKM adalah dapat turut mengambil manfaat dari pasar,

    modal, teknologi, manajemen, dan kewirausahaan. Usaha besar juga

    dapat mengambil keuntungan dari keluwesan dan kelincahan usaha

    kecil sehingga kegiatan usahanya lebih efisien. Kemitraan usaha

    39

    Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.30.

  • 37

    menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan

    usaha bukan proses marger atau akuisisi. Kemitraan usaha berlandaskan

    tanggung jawab moral dan etika bisnis sesuai dengan demokrasi

    ekonomi berdasarkan pasal 33 UUD 1945. Kemitraan harus

    berlangsung secara efektif dan berkesinambungan, dilaksanakan dalam

    rangka berpikir kemandirian dan pembangunan ekonomi.

    3) Permodalan UKM

    Pada umunya permodalan UKM masih lemah, hal ini turut

    menentukan keberhasilan strategi pembinaan dan pengembangan

    dibidang permodalan, termasuk bagaimana pemerintah dan masyarakat

    melaksanakan konsep permodalan untuk membantu UKM yang

    dimaksud.40

    Upaya-upaya yang dilakukan antara pihak pemerintah kepada

    masyarakat untuk mempermudah proses jalannya permodalan adalah

    mempertemukan UKM dengan para pemilik dana, memberikan

    pelatihan pembukuan dan penyusunan studi kelayakan usaha atau

    proposal pengajuan dana.41

    Arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada

    penyediaan modal perlu menentukan srategi sebagai berikut:

    a. Memadukan dan memperkuat tiga aspek, yaitu bantuan keuangan,

    bantuan teknis, dan program penjaminan.

    40

    Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2004) Hlm.31-32.

    41 Edi Wibowo, “Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dan Koperasi Sebagai Penggerak

    Pertumbuhan Ekonomi”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, April 2011, hlm.29

  • 38

    b. Mengoptimalkan penunjukan bank dan lembaga keuangan mikro

    untuk usaha mikro kecil-menengah (UMKM).

    c. Mengoptimalkan realisasi Bussines plan perbankan dalam

    pemberian KUK (Kredit Usaha Kecil).

    d. Bantuan teknis yang efektif, bekerjasama dengan asosiasi,

    konsultan swasta, perguruan tinggi, dan lembaga terkait.

    e. Meningkatkan lembaga penjaminan kredit yang ada.

    f. Memperkuat lembaga keuangan mikro untuk melayani masyarakat

    miskin.

    G. Tinjauan Pustaka

    No. Nama Judul Hasil

    1.

    Dwi Sepriono Nur Peran Dinas

    Koperasi dan UKM

    dalam

    Pemberdayaan

    Usaha Mikro, Kecil

    dan Menengah

    (UMKM) di Kota

    Samarinda.42

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa pertumbuhan iklim usaha

    yang dilakukan Dinas Koperasi dan

    UKM dalam rangka menumbuhkan

    jumlah UKM di Kota Samarinda

    dengan memberikan kemudahan

    perijinan serta dukungan serta

    regulasi yang kuat agar UKM

    dapat berdaya saing dan mampu

    tumbuh berkembang, pertumbuhan

    unit-unit usaha baru yang

    dilakukan oleh Dinas Koperasi dan

    UKM yaitu melakukan kegiatan

    Temu UKM dalam upaya

    peningkatan jumlah pelaku UKM,

    baik Pembinaan meliputi kegiatan

    peningkatan Kapasitas SDM melalui

    pelatihan serta pemasaran produk,

    kegiatan pemberdayaan UKM

    meliputi dukungan fasilitasi

    pembiayaan dari perbankan serta

    dukungan dari asosiasi UKM yang

    berperan aktif dalam mendukung

    42

    Dwi Sepriono Nur, “Peran Dinas Koperasi Dan UKM Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda”, Jurnal Administrasi Negara, Vol.5, No.2, 2017.

  • 39

    program pemberdayaan Dinas

    Koperasi dan UKM sedangkan

    faktor penghambat keterlambatan

    anggaran dan minimnya tenaga

    penyuluh UKM. Diharapkan terus

    adanya inovasi dari Dinas Koperasi

    dan UKM untuk lebih

    meningkatkan pelayanan sehingga

    UMKM di Kota Samarinda dapat

    tumbuh berkembang dan memiliki

    daya saing.

    2.

    Muhamad Bagus

    Ferdiansyah

    Pemberdayaan

    Ekonomi

    Pengusaha Tahu

    (Studi tentang

    Pemberdayaan

    Pengusaha Tahu

    Melalui Peran

    Dinas Koperasi,

    Industri dan

    Perdagangan

    Kabupaten

    Kediri).43

    Penelitian ini memfokuskan masalah

    pemberdayaan yang dilakukan Dinas

    Koperasi, Industri dan Perdagangan

    Kabupaten Kediri terhadap

    pengusaha tahu, pada lingkup

    wilayah kabupaten Kediri.

    3.

    Feni Dwi

    Anggraeni

    Pengembangan

    Usaha Mikro,

    Kecil, Dan

    Menengah (Umkm)

    Melalui Fasilitasi

    Pihak Eksternal

    Dan Potensi

    Internal (Studi

    Kasus Pada

    Kelompok Usaha

    “Emping Jagung”

    Di Kelurahan

    Pandanwangi

    Kecamatan

    Blimbing, Kota

    Malang).44

    UMKM emping jagung di Kelurahan

    Pandanwangi, Kecamatan Blimbing,

    Kota Malang masih belum

    sepenuhnya berkembang dengan baik

    dan masih membutuhkan pembinaan,

    pelatihan, serta bantuan modal untuk

    lebih memajukan usaha yang

    dijalankan.

    43

    Muhamad Bagus Ferdiansyah, Bambang Santoso Haryono, Muhammad Shobaruddin,

    “Pemberdayaan Ekonomi Pengusaha Tahu (Studi Tentang Pemberdayaan Pengusaha Tahu Melalui

    Peran Dinas Koperasi, Industri Dan Perdagangan Kabupaten Kediri)”, Jurnal Administrasi Publik,

    Vol.4, No.12. 44

    Feni Dwi Anggraeni, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Melalui

    Fasilitasi Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha “Emping Jagung”

    Di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1, No. 6.

  • 40

    4.

    Saharudin, Nazaki,

    Handrisal

    Peran Pemerintah

    dalam

    Pengembangan

    Usaha Mikro Kecil

    dan Menengah di

    Kota

    Tanjungpinang.45

    Sebuah kebijakan sebelum

    diimplementasika n pada sasaran

    kebijakan maka terlebih dahulu

    perlu adanya komunikasi terhadap

    implementor kebijakan. Peran

    pemerintah sebagai fasilitator

    adalahbentuk fungsi dari

    pemerintah daerah dalam

    menyediakan fasilitas untuk

    pengembangan UKM.

    5.

    Dian Andhiny

    Paramasari

    Strategi Dinas

    Koperasi dan UKM

    Kota Surakarta

    dalam

    Pengembangan

    Sektor Usaha

    Mikro, Kecil dan

    Menengah.46

    Dinas Koperasi dan UKM Kota

    Surakarta melakukan kegiatan yaitu

    sosialisasi dukungan Informasi

    Penyediaan Permodalan Bagi

    UMKM, Penyelenggaraan Promosi

    Produk UKMKM, Penyelenggaraan

    Pelatihan Kewirausahaan,

    Penyusunan Kebijakantentag UMKM

    dan Fasilitasi pengembangan

    UMKM.

    Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang saya

    lakukan, Peran Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam

    Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), penelitian ini

    menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini deskriptif, tempat

    penelitian di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi.

    H. Kerangka Pemikiran

    Kerangka berfikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari

    penelitian yang di sintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telah

    keperpustakaan. Oleh karna itu, kerangka berfikir memuat teori, dalil atau

    konsep-konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka

    berfikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian.

    45

    Saharudin. Nazaki, Handrisal, Jurnal Peran Pemerintah dalam Pengembangan Usaha Mikro

    Kecil dan Menengah di Kota Tanjungpinang. 46

    Dian Andhiny Paramasari, Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam

    Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, 2009.

  • 41

    Variabel-variabel penelitian menjelaskan secara mendalam dan relevan dengan

    permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab

    permasalahan penelitian. Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian

    terdahulu maka kerangka pemikiran dalam penelitian adalah sebagai berikut :

    Gambar 1.1

    Kerangka Berpikir

    Dinas Tenaga Kerja,

    Koperasi dan UMKM

    PERAN

    Pembinaan Pengembangan

    -Pembinaan UMKM

    -Pembinaan Kewirausahaan

    -Fasilitator

    -Kemitraan Usaha

    -Permodalan UMKM

  • 42

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Wakti Penelitian

    Tempat penelitian pada skripsi ini bertepatan di Dinas Tenaga Kerja,

    Koperasi Dan UMKM Kota Jambi. Jalan H. Agus Salim No. 01, Kelurahan Paal

    Lima, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Kode Pos 36128. Sedangkan waktu

    penelitiannya dilaksanakan pada bulan Maret 2020 dan berakhir pada bulan Mei

    2020.

    B. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif.

    McMillan dan Schumacher, mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi

    tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

    pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

    dengan orang-orang tersebut dan peristilahnya. Sedangkan menurut Mantra

    dalam bukunya Mleong mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur

    penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari

    orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif berusaha

    mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,

    masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh,

    rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang

    lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

    masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode

    penelitian ini lebih suka menggunakan teknis analisis mendalam (indepth

  • 43

    analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena

    metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan

    sifat dari masalah lainnya.47

    C. Subjek dan Objek Penelitian

    1. Subjek Penelitian

    Menurut Tatang M. Amirin, subjek penelitian adalah sumber tempat

    memperoleh keterangan penelitian atau lebih tepat dimaknai sebagai seseorang

    atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Sementara menurut

    Muhammad Idrus mendefinisikan subjek penelitian sebagai individu, benda atau

    organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam

    pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian jika berbentuk orang ada yang

    disebut dengan responden dan ada pula yang disebut dengan informan.

    Istilah responden banyak digunakan untuk penelitian kuantitatif

    sementara istilah informan digunakan secara khusus pada penelitian kualitatif.48

    Subjek dalam penelitian ini adalah Pegawai bagian UMKM yang ada di Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dan Pemilik Usaha yang ada di

    Kecamatan Telanaipura. Jumlah informan dalam penelitian berjumlah 10 orang,

    dimana 5 orang pegawai bagian umkm dan 5 orang pemilik usaha.

    2. Objek Penelitian

    Objek adalah apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian.

    Menurut Nyoman Kutha Ratna, objek adalah keseluruhan gejala yang ada

    47

    Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 27-28

    48 Rahmadi, Pengantar, Metodologi Penelitian, (Kalimantan Selatan: Antasari Press, 2011),

    hlm. 61

  • 44

    disekitar kehidupan manusia.49

    Objek dalam penelitian ini adalah Peran Dinas

    Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil

    Dan Menengah (UMKM) Di Kota Jambi.

    D. Jenis dan Sumber Data

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

    ataupun dari lokasi objek penelitian.50

    Data primer pada penelitian ini berasal

    dari wawancara pada pegawai bagian UMKM yang ada di Dinas Tenaga Kerja,

    Koperasi Dan Umkm Kota Jambi dan pemilik usaha yang ada di Kecamatan

    Telanaipura.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh

    secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.51

    E. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data

    yang menentukan berhasilkan atau tidak suatu penelitian. Metode pengumpulan

    data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

    1. Wawancara

    Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya

    langsung. Dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak

    49

    Muh. Firtrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian, (Jawa Barat: CV. Jejak, 2017), hlm.

    156 50

    Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 34 51

    Ibid.

  • 45

    peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan

    memberikan jawaban.52

    2. Observasi

    Observasi merupakan salah satu tek