implementasi kebijakan pengembangan umkm oleh …repository.umrah.ac.id/812/1/karya ilmiah.pdf ·...

31
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM OLEH DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh : BENI RINALDI NIM. 100563201114 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Upload: doankhue

Post on 19-May-2019

253 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM OLEH DINAS

TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KOTA

TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

BENI RINALDI

NIM. 100563201114

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM

OLEH DINAS TENAGAKERJA, KOPERASI DAN USAHA

MIKRO KOTA TANJUNGPINANG

Beni Rinaldi1,Wahjoe Pangestoeti

2, Imam Yudhi Prastya

3

ABSTRAK

Usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ) berperan sangat penting dalam

menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat. Karena itu perlu

peran aktif dari pemerintah daerah dalam membina dan membimbing UMKM kearah

ekonomi yang baik, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga UMKM

mampu tumbuh dan berkembang secara wajar dan memberikan manfaat bagi

masyarakat. Masih kurangnya peranan dari dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha

mikro kota Tanjungpinang, dalam memajukan UMKM agar dapat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan potensi ekonomi yang ada dimasyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keluaran kebijakan, persepsi

terhadap dampak, kepatuhan kelompok sasaran, dan revisi kebijakan dalam

memajukan UMKM oleh Dinas tenaga kerja, koperasi dan usahamikro kota

Tanjungpinang. Berdasarkan konsep teoritis yang dikemukakan wahab (2001:108)

mengenai tahap-tahap implementasi dari suatu kebijakan yang dilaksanakan, maka

peneliti dapat mengambil sebagai dasar penelitian.

Kesimpulan dari penelitian ini, adalah implementasi kebijakan pengembangan

UMKM oleh dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro kota Tanjungpinang,

menunjukan kondisi yang belum baik. Terutama jika dilihat dari indikator kepatuhan

kelompok sasaran, dampak nyata kebijakan, serta revisi kebijakan. Sedangkan jika

dilihat dari indikator keluaran kebijakan dan persepsi terhadap dampak, menunjukkan

kondisi yang sudah baik.

Saran peneliti sehubungan dengan penelitian ini yaitu, perlunya dinas tenaga

kerja, koperasi dan usahamikro kota tanjungpinang untuk lebih aktif lagi melakukan

sosialisasi implementasi kebijakan pengembangan UMKM ini, dengan melibatkan

masyarakat serta pihak terkait, serta perlunya dibentuk suuatu tim supervisi yang

bertugas dalam pengawasan perbaikan revisi terhadap implementasi kebijakan yang

dilaksanakan.

Kata kunci : kebijakan, implementasi kebijakan, Pengembangan UMKM

*

1. Mahasiswa ilmu administrasi Negara

2. Dosen pembimbing pertama

3. Dosen pembimbing kedua

ABSTRACT

Micro, small and medium enterprises plays a very important role in fostering

and developing the economic potential of people. Because it needs to be an active

part of the local authorities in build and guide Micro, small and medium enterprises

towards the good economy, and creating a condusive business climate, so the Micro,

small and medium enterprises are able to grow and develop in a reasonable and

provide benefits to the community. Still the lack of the role of the Dinas Tenagakerja,

koperasi Dan Usahamikro the Tanjungpinang, in advancing Micro, small and

medium enterprises in order to grow and develop in accordance with the economic

potential of existing in people.

The purpose of the study is to know the output policy, perception towards

impact, obidiance target group, and the revision of the policy in advance by the

Dinas Tenagakerja, koperasi dan Usahamikro Tanjungpinang. Based on the

theorical concepts presesented Wahab (2001:108) regarding the implementation of a

policy that was implemented, so researchers can take as basic research.

The conclusion of this study, is the implementation of development policy by

the Dinas Tenagakerja, Koperasi dan Usahamikro the city of Tanjungpinang, showed

conditions that have not been good. Especially if seen from the indicators of

compliance with the target group, the real impact of the policy, as well the revision of

the policy. Whereas if viewed from the outpot indicators a policy and perception

towards impact, showed conditions that are already good.

The advice of researchers with respect to this research, namely, need for the

Dinas Tenagakerja, koperasi Dan UshaMikro the city of Tanjungpinang for the more

active again doing socialization development policy implementation this Micro, small

and medium enterprises, by involving the community as well releated parties. As well

need for supervision are the team formed in charge of the supervision, improvement

of revision of the implementation of the policies implemented.

Keywords :Policy, Implementation of the policy, Development micro, small and

medium enterprise

A. PENDAHULUAN

Berbagai macam masalah yang sedang terjadi diindonesia pada saat ini,

diantaranya kemiskinan dan pengangguran. Kualiatas sumber daya manusia yang ada

pada saat ini diindonesia masih sangatlah minim, kebutuhan yang semakin besar

menjadikan perekonomian menjadi semakin melemah. Ini menjadi pekerjaan rumah

yang harus diperhatikan oleh pemerintah.Pemerintah berupaya untuk terus

membangun perekomian masyarakat guna meningkatkan tingkat kesejahteraan

perekonomian. Dalam merealisasikan tujuan pembangungan perekonomian

masyarakat perlu berbagai cara guna menggali potensi yang ada, baik potensi alam

maupun potensi dari manusia itu sendiri guna mencapai program pembangunan

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

pembangunan nasional adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah dara

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta

ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam rangka mencapai tujuan itu perlunya

dilaksanakan pembangunan nasional yang meliputi pembangunan manusia dan

perekonomian masyarakat.

Perekonomian Indonesia telah mengalami pasang surut , krisis yang terjadi

pada awal orde baru berdampak terhadap lambatnya perkembangan pembangunan

dan perekonomian masyrakat, lambatnya perekonomian yang terjadi pada saat itu

mengakibatkan berbagai masalah diantaranya semakin melemahnya perekonomian

yang bedampak pada tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Dari hal tersebut,

menyadarkan pemerintah untuk merubah paradigma pembangunan serta

perekonomian, salah satunya melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

yang saat itu menjadi

Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu

bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional.

UMKM menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang

produktif.UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan

persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan

penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung

sederhana.UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian

Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja,

maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Produk

Domestik Bruto.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan strategis

dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM berperan dalam pertumbuhan

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.Selain itu, UMKM juga berperan dalam

pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan sementara bagi para

pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan

aktivitas ekonomi.Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang

demikian besar.Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama

krisis ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta

difokuskan pada UMKM.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM diperoleh

pengertian bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan

dan/ataubadan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau canbang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Disini penulis mengambil daerah penelitian Kota Tanjungpinang, karena

potensi UMKM di Tanjungpinang masih belum tergarap maksimal seperti kota-kota

lainnya oleh karenanya faktor kebijakan pemerintahan Kota Tanjungpinang terhadap

UKM yaitu implementasinya dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

implementasi kebijakan pemerintah Kota Tanjungpinang dalam menangani UMKM

di Kota Tanjungpinang.

Tabel I.1

Jumlah Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah di KotaTanjungPinang

no Jenis Jumlah

1 Usaha Mikro 3837

2 Usaha Kecil 1725

3 Usaha Menengah 684

(sumber Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UsahaMikro Kota Tg.Pinang)

Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah UMKM dikota TanjungPinang sangat

besar. Sektor UMKM memiliki peran yang sangat penting didalam roda

perekonomian di Indonesia, sehingga sewaktu terjadinya krisis ekonomi sektor

UMKM dapat bertahan dan eksis keberadaannya.Begitu juga sektor UMKM di Kota

Tanjungpinang setiap tahun mengalami perkembangan, dapat dilihat dari tabel diatas

jumlah UMKM.Selain disebabkan oleh ketahanannya juga di sebabkan semakin

berkembangnya Kota Tanjungpinang sebagai Pusat Pemerintahan Ibu Kota Provinsi

Kepulauan Riau.

Disadari sektor UMKM masih memerlukan pembinaan yang terus menerus

baik dari pemerintah, juga yang tidak kalah penting peran dari pihak perbankan atau

lembaga lainnya (BUMN dan BUMD) dalam rangka memberikan akses permodalan

untuk mengembangan usaha.Tugas Dinas Pasar, Koperasi, dan UMKM Kota

Tanjungpinang dalam pengembangan sektor Usaha Mikro ini tidak hanya difokuskan

pada kuantitasnya saja, akan tetapi pada segi kualitasnya juga. Dibalik banyaknya

sektor Usaha Mikro yang berkembang di Kota Tanjungpinang ini, masih banyak

permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha Usaha Mikro tersebut.

Permasalahan-permasalahan itu antara lain:

1. Lemahnya akses terhadap pasar

2. Lemahnya akses terhadap sumber permodalan

3. Lemahnya akses terhadap manajemen

4. Lemahnya akses kemitraan usaha

5. Lemahnya akses terhadap teknologi

(Sumber: Dinas Tenaga kerja, Koperasi dan usaha Mikro Kota Tanjungpinang)

Permasalahan tersebut yang menjadi titik fokus Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan usahamikro dalam mengembangkan sektor UMKM di Kota TanjungPinang.

Sebab hal­hal tersebut dapat menyebabkan jalannya usaha UMKM sulit untuk

berkembang secara optimal.peningkatan akses terhadap pasar, modal, manajemen,

teknologi, serta penguatan dan penataan kelembagaan UMKM perlu dilakukan untuk

memperkuat posisi transaksi dalam persaingan pasar dan kemitraan antara ketiga

pelaku ekonomi, yaitu BUMN, Swasta, serta KUMKM

Pengembangan sektor UMKM di Kota Tanjungpinang sangat penting untuk

dilakukan, sebab, dilihat dari kondisi yang ada saat ini, sektor UMKM mampu

memberikan lahan pekerjaan bagi tenaga kerja yang belum tertampung dalam dunia

kerja. Selain itu, sektor UMKM juga mampu memberikan kontribusi yang signifikan

bagi pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Maka dari itu, merupakan tugas

utama bagi Dinas Pasar, Koperasi, dan UMKM Kota Tanjungpinang untuk

melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam melaksanakan tugas

desentralisasidi bidang UMKM. Sebagai konsekuensinya, Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi, dan usaha Mikro Kota Tanjungpinang melakukan berbagai program-

program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sektor UMKM.

Berdasarkan dari latar belakang diatas kemudian keinginan penulis untuk

mengelaborasi lebih jauh mengenai upaya Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui

Dinas Tenaga Kerja , Koperasi dan usaha mikro Kota Tanjungpinang terutama dalam

pengembangan sektor Usaha mikro, dengan mengangkat judul penelitian

”Implementasi Kebijakan Pengembangan UMKM oleh Diinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang”

Dilakukan suatu penelitian adalah dengan tujuan untuk memberikan

jawaban terhadap permasalahan penelitian dan mempunyai kegunaan

untuk memberikan solusi bagi permasalahan tersebut. Adapun tujuan dan

kegunaan penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan pemerintah

terhadap pengembangan UMKM di kota TanjungPinang.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam implementasi kebijakan

pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kota

TanjungPinang.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi UMKM sendiri, diharapkan mampu mengatasi permasalahan

yang dihadapinya sehingga mampu mengembangkan usaha mereka.

b. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat berperan serta dalam mendukung

pemberdayaan UMKM di Kota TanjungPinang untuk ke depannya.

c. Bagi peneliti lain dan akademik, sebagai tambahan informasi dan

disiplin ilmu, serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya di bidang yang sama

B. LANDASAN TEORI

Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus untuk mewujudkan hal-hal

yang menjadi tujuan dari penelitian, maka diperlukan kerangka teoritis sebagai

landasan.

1. Implementasi Kebijakan

Implementasikebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus

kebijakan

publik.Denganimplementasiataupenerapan,serangkaiankeputusanyangdisusunberdasa

rkan analisis pada apa yang diharapkan untuk menuju keadaan yang lebihbaik,dalam

prosespelaksanaan mencapai tujuan tersebut. Menjelaskan maknaimplementasi

dengan mengatakan bahwa:

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan

berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni

kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-

pedoman kebijakan publik yang mencakupbaik usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada

masyarakat atau kejadian-kejadian.”

Wahab (2001:108) menjelaskan bahwa tahap dalam implementasi kebijakan

adalah :

a) Keluaran kebijakan (keputusan)

Merupakan penterjemahan dari keputusan dalam bentuk peraturan-peraturan

khusus, prosedur pelaksanaan yang baku atau tetap untuk memproses kasus

tertentu yang terjadi, keputusan penyelesaian menyangkut perizinan, serta

pelaksanaan keputusan penyelesaian sangketa

b) Kepatuhan kelompok sasaran

Merupakan suatu sikap ketaatan secara konsisten dari para pelaksana atau

pengguna (aparat pemerintah dan masyarakat) terhadap keluaran kebijakan

yang telah ditetapkan

c) Dampak nyata kebijakan

Adalah hasil nyata dari perubahan prilaku antara kelompok sasaran dengan

tercapainya tujuan yang telah digariskan, hal ini berarti bahwa keluaran

kebijakan sudah sejalan dengan undang-undang, kelompok sasaran patuh,

tidak ada penggrogotan terhadap pelaksanaan serta peraturan tersebut

memiliki dampak sebab akibat yang tinggi

d) Persepsi terhadap dampak

Yaitu penilaian atau pemahaman yang akan didasarkan pada nilai-nilai

tertentu yang dapat diatur atau dirasakan manfaatnya oleh kelompok

masyarakat dan lembaga tertentu terhadap dampak nyata pelaksanaan suatu

kebijakan, yang kemudian menimbulkan upaya untuk mempertahankan,

mendukung, atau merubha serta merevisi kebijakan

e) Revisi (perbaikan) kebijakan

Yaitu merupakan upaya penyesuaian atau tindak lanjut terhadap kekeliruan

atau kegagalan pelaksana kebijakan. Dengan jalan merubah secara mendasar

kebijakan tersebut atau hanya memperbaiki aspekdari muatan atau isinya yang

dinilai menghambat pencapaian tujuan.

Dari pendapat tersebut diketahui bahwa suatu kebijakan apapun itu bidangnya

hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penerapan dari kebijakan tersebut,

suatu kebijakan sebagaiman bagusnya tidak berarti kalau dalam pelaksanaan atau

implementasinya tidak memberi manfaat kepada masyarakat.

Sementara Meter dan Horn (1975), mendefiniskan implementasi kebijakan,

sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-

pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.Dapat

disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, dimana

pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya

akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu

sendiri. Dalam proses kebijakan publik, implementasi kebijakan merupakan tahapan

yang bersifat praktis dan dibedakan dari formulasi kebijakan yang dapat dipandang

sebagai tahapan yang bersifat teoritis.

Pada praktiknya, implementasi kebijakan publik tidak selalu sejalan

dengan apa yang sudah direncanakan dalam tahap formulasi kebijakan, atau

antara visi dengan realitas. Keadaan demikian oleh Hogwood dan Gunn

(1986) disebut unsuccessful implementation (implementasi yang tidak

berhasil).Kegagalanimplementasi dapat terjadi dalam setiap kebijakan selama

proses pelaksanaannya. Dimana kebijakan tersebut tidak berhasil dalam

mewujudkan dampak atau hasil akhir yang dikehendaki. Implementasi

kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai

tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang digunakan untuk

mengimplementasikan suatu kebijakan publik. Untuk mengimplementasikan

kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung

mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi

kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut.

2. Pengembangan UMKM

Kata ”pengembangan” yang dikemukakan oleh J. S. Badudu sebagaimana

tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti sebagai hal, cara,

atau hasil mengembangkan; sedangkan mengembangkan sendiri berarti membuka,

memajukan, menjadi maju, dan bertambah baik.

Definisi lain mengenai pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalahsebagai berikut :

”Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan, sedangkan

mengembangkan merupakan perintah selalu berusaha di pembangunan secara

bertahap dan teratur yang menjurus pada sasaran yang dikehendaki.” (Dikutip dari

KBBI, 1989:414).

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pengembangan merupakansuatu

upayauntuk meningkatkan segala aspek dalam tubuh organisasi agar mengarah pada

pencapaiantujuan.Adapun pendapat AminWidjajaTunggalyang dikutip dari

Wijayanti mengenaipengembangan yaitu bahwa pengembangan merupakan suatu

usaha yang dilakukan organisasiuntuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang

mengacu pada kemampuan meningkatkan dayatanggap organisasi terhadap

perubahan lingkungan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

”Development(pengembangan)adalahkriteriaefektivitasyangmengacupadakem

ampuan daya tanggap organisasi terhadap tuntutan lingkungan pada saat sekarang

danmasa datang.”(2002:32)

Sedangkan menurut Moekijat dalam Wijayanti, pengertian pengembangan

adalahsebagai berikut :

”Pengembangan merupakan setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan

pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberi keterangan,

mempengaruhi sikap­ sikap atau menambah kecakapan.” (2002:33)

Hasil yang diharapkan dari pengembangan adalah agar pegawai memiliki

pengetahuanatauinformasibaru,kemudianmampumenerapkanpengetahuanbarutersebut

gunameningkatkankinerja dan kecakapan serta mengubah perilaku menjadi lebih baik

sebagai salahsatu usaha dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Sementara dalam kaitannya dengan pengembangan sektor UMKM ini,

Undang­UndangNomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

menjelaskan bahwa hakikat dari pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk

memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas

bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Prinsip dan Tujuan Pengembangan UMKM Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal

5 UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, prinsip dan tujuan pengembangan UMKM

adalah :

1. Pengembangan UMKM

Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM

untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan

berkeadilan

Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar

sesuai dengan kompetensi UMKM

Peningkatan daya saing UMKM

Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu

2. Tujuan pengembangan UMKM

Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang, dan berkeadilan

Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri

Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan

lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengentasan kemisikinan

Dalam Undang­Undang No. 20 Tahun 2008 tersebut juga dijelaskan bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam

bidang:

a. Produksi dan pengolahan

b. Pemasaran

c. Sumber Daya Manusia

d. Desain dan teknologi.

2. Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti melihat dan membandingan dengan beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan UMKM, khususnya pengembangan UMKM.

Pertama adalah skripsi dengan judul IMPLEMENTASI

KEBIJAKANPEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM) DI KOTATANGERANG yang diteliti oleh Praditya Herlyansah fakultas

ilmu sosial dan politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang tahun 2016,

peneliti munggunakan metode penelitian kualitatif, dari hasil penelitian didapatkan

hasil bahwa ukuran dan tujuan kebijakan Kebijakan Pemberdayaan UMKM di Kota

Tangerang sudah baik dan sesuai dengan manfaatnya meskipun masih terdapat

kekurangan.Seperti belum adanya LKM dan kurang rutinnya pelatihan tentang

pengelolaan keuangan.

Kedua adalah pada skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang

yang dilakukan oleh Fenitamahasiswa Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Implementasi Kebijakan dalam

Pemberdayaan UsahaKecil Menengah (UKM) di Kelurahan Kampung Bugis oleh

Pemerintah Kota Tanjung Pinang”, dengan metode penelitian kualitatif. Hasil

penelitianmenunjukan bahwa implementasi usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) di kelurahan kampung bugis belum sesuai dan tidak berjalan dengan baik

seperti apa yang diharapkan. Karena kinerja aparatur yang masih kurang optimal

dalam melayani para pelaku UMKM.

Ketiga adalah berdasarkan penelitian terdahulu pada skripsi Universitas

Indonesia yang dilakukan oleh Ade Syafitri mahasiswa Departemen Ilmu

Kesejahteraan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik yang berjudul “Pelaksanaan

Pengembangan dan pemberdayaan UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM)

dalam Program Kemitraan Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) studi kasus mitra binaan PT. Telkom

Indonesia, TBK Divisi Area II Jakarta-Banten”, dengan metode penelitian

kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwapelaksanaan Pemberdayaan usaha mikro

kecil dan menengah dalam bentuk kemitraan yang dibentuk oleh PT.Telkom

Indonesia berjalan dengan baik sesuai dengannya tujuannya yaitu memberdayakan

UMKM dari jumlah UMKM yang berkembang dari tahun ke tahun menunjukan

bahwasanya PT.Telkom Indonesia memiliki kinerja yang baik.Namun dalam

berjalannya kegiatan Pemberdayaan masih memiliki berbagai macam hambatan yang

dialami PT.Telkom Indonesia sebagai pelaksana, hambatannya yaitu masih minimnya

tingkat kehadiran mitra binaan saat kegiatan berlangsung.Hal ini disebabkan karena

kesibukan mereka dalam menjalankan usaha.Padahal kegiatan tersebut dapat pula

membantu mereka dalam mengembangkan usahanya

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemustatan kompetensi pada tujuan penelitian

yang dilakukan. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan

penelitian sehingga observasi dan analisis hasil penelitian lebih terarah.

Menurut Moelong (2009:93) menyatakan bahwa “fokus penelitian dimaksud

untuk membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan tidak

yang relevan, agar tidak dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang

dikumpulkan walaupun data itu tidak menarik”.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2013:34) “pembatasan masalah dan topik

dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan

feasibility masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga,

dana dan waktu suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak

dipecahkan melalui penelitian akan semakin menimbulkan masalah baru”.

Perumusan fokus masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif,

artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah masih tetap dilakukan

sewaktu penelitian sudah berada di lapangan. Fokus pengamatan dalam peneltian

ini adalah untuk melihat Bagaimana Efektivitas Kerja Pegawai Sekretariat Badan

Penanggulangan Bencana DaerahProvinsi Kepulauan Riau. Dalam penelitian ini

penulis memfokus dari beberapa pendapat ahli dan dapat ditarik beberapa aspek

yaitu: Kerjasama, prestasi kerja, waktu penyelesaian tugas, pertanggungjawaban,

disiplin kerja, motivasi kerja,kualitas sumber daya manusia, penilaian prestasi

kerja, pengembangan sumber daya manusia.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah jenis metode penelitian deskriptis dengan pendekatan kualitatif.J.

Meleong, M.A (2007:6) Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya prilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik dan dengan cara

deskripsi.

Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui

implementasi kebijakan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) Kota Tanjung Pinang, kemudian hasilnya dideskripsikan secara jelas

sesuai dengan fakta dilapangan, serta penelitian ini dimaksudkan untuk melihat

gambaran dan permasalahan yang terjadi dalam implementasi kebijakan

pengembangan usaha mikiro kecil dan menengah (UMKM) Kota TanjungPinang

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang, tepatnya pada Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang, karena penulis

melihat masih banyak UMKM dikota TanjungPinang bwlum berjalan

lancar.Kurangnya bantuan dan perhatian dari pemerintah. Bantuan modal yang

diberikan oleh pemerintah digunakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pembagian dan bantuan UMKM tersebut tidak merata dan tidak tepat sasaran.

3. Jenis data

Penulis memperoleh data mengenai perusahaan tesebut melalui dua sumber yaitu :

a) Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke

lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara

dan pengamatan (observasi) langsung pada informan.

b) Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, literatur,

dokumen/catatan, tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media dan laporan

penelitian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian

.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Sugiono(2013:224), bahwa teknik pengumpulan data merupakan

langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standart yang ditetapkan. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas metode serta situasi dan

kondisi yang dijadikan objek penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan cara-cara yang dipilih dalam

memperoleh data dan bukti yang sesuai dengan yang dikemukakan seperti:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas,

terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian

memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan

gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-

informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Di dalam

penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar

dan rekaman suara. Menurut Sugiyono (2005:166) teknik observasi

merupakan suatu proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah

pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan

yaitu observasi terstruktur yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa

yang diamati, kapan dan dimana tempatnya, dengan alat pengumpul data yaitu

Check list.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan seperti

tanyajawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara

sumber atau sumber data. Menurut Moelong (2009:135), bahwa “wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu”.Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab

langsung dengan responden dan informan kunci mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan implementasi kebijakan pengembangan UMKM Kota

TanjungPinang dengan menggunakan alat berupa pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh

berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses

dokumentasi. Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi

sebuah dokumen yang real. Dan menurut para ahli, dokumentasi adalah

proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga

pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen. Dokumentasi itu

sendiri tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan

berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan

yang didokumentasikan.

Proses dokumentasi dilakukan melalui beberapa tahapan penting untuk

mendapatkan kumpulan data yang nantinya menjadi sebuah dokumen.

Tahapan dokumentasi tersebut diantaranya adalah:

a. Mencari dan mencatat data sebanyak-banyaknya,

b. Mengumpulkan data tersebut menjadi satu kesatuan,

c. Mengolah dan memproduksinya dalam bentuk dokumen,

d. Membagi dan menyebarluaskan dokumen hasil proses dokumentasi

kepada pihak-pihak yang diperkenankan dan mempunyai kepentingan

tertentu,

e. Mengamankan dan menyimpan keseluruhan dokumen yang telah

dibuat agar terpelihara dengan baik bila sewaktu-waktu dibutuhkan

kembali

.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Biklen dan Bogdan (1982 : 145) Pengertian Analisis Data adalah

proses pencarian dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara

dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti

dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Analisis data menurut Patton ( 1980 : 268 ) agar proses mengatur uraian data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan, uraian dasar.

Dari rumusan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan analisis data

adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode dan

mengkategorikannya. Pekerjaan analisis data memerlukan usaha pemusatan

perhatian dan pengerahan tenaga dan pikiran peneliti dengan pedoman pada cara

tersebut diatas analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan data yang terkumpul, berupa abstraksi dan hasil observasi

wawancara dan hasil dokumentasi, peneliti memilah-milah data tersebut

sesuai dengan kategori masalahnya.

b. Memberi aspek yang terdapat didalam kategori-kategori menelaah

hubungan antara yang satu dan lainya.

c. Menyusun urutan masalah, guna memberikan tafsiran yang

menggambarkan perspektif peneliti sendiri.

Dari definisi analisis data yang diungkapkan para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa Pengertian Analisis Data adalah kegiatan analisis

mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa

yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang

berminat.

Apabila dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengungkapkan data apa yang

masih perlu dicari, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus

digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang harus

segera diperbaiki.

Beberapa teknik yang akan dipakai oleh penulis untuk menganalisa data yaiu

sebagai berikut:

a. Pemilihan Data

Pemilihan data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian ini, kemudian mencari temanya.Reduksi data merupakan

salah satu dari teknik analisis data.Data yang telah direduksi memberikan

gambaran yang lebih tajam mengenai hasil pengamatan dan mempermudah

peneliti untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.Reduksi data dapat

juga membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Penyajian Data

Penyajian Data adalah menyajikan data dalam bentuk matriks, chart

atau grafik, network dan sebagainya. Penyajian data ini merupakan salah

satu dari teknik teknik analisis data.Data yang semakin bertumpuk-tumpuk

kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh.Oleh karena itu,

diperlukan penyajian data.Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data

dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

c. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi

Pengambilan Keputusan dan Verifikasi ialah salah satu dari teknik-

teknik analisis data.Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan

di akhir penelitian.Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

verifikasi, baik itu dari segi makna maupun dari segi kebenaran kesimpulan

yang disepakati oleh subjek tempat penelitian tersebut dilaksanakan.Makna

yang dirumuskan dari data harus diuji terlebih dahulu mengenai kebenaran,

kecocokan dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam

mencari makna, peneliti tersebut harus menggunakan pendekatan etik, yaitu

dari kacamata key informan dan bukan penafsiran makna menurut pandangan

peneliti (pendekatan etik).

F. Pembahasan

Berdasarkan undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro

kecil dan menengah yang menjelaskan bahwa hakikat dari pengembangan adalah

upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan

masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui

pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah.

Kebijakan merupakan kaidah arahan, paduan ataupun ketentuan yang harus

dijadikan pedoman, petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan dari aparatur

pemerintah atau pegawai. Isitilah kebijakan sendiri sering penggunaannya

dipertukarkan dengan istilah lain seperti tujuan, program, keputusan, undang-

undang dan ketentuan-ketentuan

Setelah kebijakan yang telah dibuat ataupun diputuskan, langkah

selanjutnya adalah bagaimana peng-implementasian dari suatu kebijakan yang

dibuat dapat berjalan dan dilaksanakan, karena sebagus manapun kebijakan,

tanpa diimplemntasikan tidak akan memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Untuk menelaah bagaiaman suatu implementasi kebijakan pengembangan usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) oleh dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan

Usaha Mikro kota TanjungPinang, maka dapat dilihat dengan indikator,

diantaranya sebagai berikut :

1. Keluaran Kebijakan (Keputusan)

Undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM menyatakan

bahwa UMKM merupakan badan usaha milik perorangan yang memenui kriteria

dari umkm sesuai UU no 20 tahun 2008 tentang UMKM dengan melandaskan

kegiatan terhadap prinsip-prinsip UMKM. Sesuai dengan UU noo 20 tahun 2008,

pemerintah dituntut berperan serta dalam pengembangan UMKM itu, sebab

peran UMKM sangat penting dalam meningkatkan tarap ekonomi masyarakat.

Indikator dari keluaran kebijakan ini adalah sebagai berikut :

a. Adanya Prosedur Kebijakan

Yaitu adanya suatu aturan yang baku tentang pengembangan dan

pembinaan UMKM, pemberian bantuan bagi UMKM, pengawasan bagi

UMKM. Dengan adanya aturan yang baku, baik itu berkaitan mengenai

bantuan modal, pembinaan pengawasan dan penevaluasian. Diharapkan

implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh Dinas

TenagaKerja, Koperasi dan usaha mikro kota TanjungPinang ini dpat terlaksana

dengan baik, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan

kemampuan ataupun potensi yang ada, serta memberikan kontribusi bagi

perekonomian masyarakat.

b. Penyelesaian Masalah Kebijakan

Yaitu dapatnya implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh

Dinas TenagaKerja, Koperasi dan usaha mikro kota TanjungPinang tersebut

menyelesaikan masalah seperti terbatasnya modal usaha, terbatasnya teknologi

kerja yang dimiliki, rendahnya kualitas sumber daya manusia pelaku UMKM dan

lainnya.

2. Kepatuhan Kelompok Sasaran

Merupakan suatu sikap ketaatan secara konsisten dari pelaksana (Dinas

TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang dan para pelaku

UMKM) terhadap keluaran kebijakan yang telah ditetapkan. Sikap tersebut

dicerminkan dalam prilaku antara lain tidak melanggar aturan yang telah

digariskan, jika terjadi pelanggaran masih terbatas pada pelanggaran yang terkena

sanksi ringan, sikap mengatur keabsahan(legitimasi) peraturan perundang-

undangan yang bersangkutan dan tidak merasa dirugikan dari peraturan tersebut.

Indikator kepatuhan kelompok sasaaran ini dapat dilihat, yaitu :

a. Kepatuhan target sasaran dalam implementasi kebijakan

Yaitu adanya suatu sikap kepatuhan atau ketaatan dari target sasaran

yaitu UMKM yang ada dikota TanjungPinang. Untuk melaksanakan

segala ketentuan atau aturan yang telah dinyatakan atau dibuat dalam

implementasi kebijakan dalam pengembangan UMKM oleh Dinas

TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang.

Dimilikinya sikap kepatuhan dan ketaatan dari kelompok sasaran ini yang ada di

kota TanjungPinang tersebut, dalam mengimplementasikan kebijakan dalam

pengembangan UMKM tersebut, maka diharapkan kebijakan tersebut dapat

terlaksana secara efisien dan efektif. Sehingga dapat mengatasi permasalahan

yang selama ini dihadapi oleh pelaku UMKM, misal : kekurangan modal,

kekurangan teknologi, lemahnya akses pasar dan management dan lainnya.

3. Dampak nyata kebijakan

Yaitu implementasi kebijakan dalam pengembangan umkm yang diterima

oleh pelaku umkm tersebut memang dapat membawa suatu pengaruh atau

dampak yang positif terhadap kelompok sasaran yang dituju. Baik itu terhadinya

perubahan sikap pelaku umkm, metode maupun kebiasaan pelaku umkm.

Indikator dampak nyata kebijakan ini adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Yaitu dengan diimplementasikannya kebijakan pengembangan

umkm oleh dinas tenagakerja, koperasi dan usahamikro kota

tanjungpinang, maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas

sumber daya manusia pelaku umkm ini, misalnya meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola management

b. Meningkatkan akses pasar, produksi dan daya saing

Dengan diimplementasikan kebijakan pengembangan UMKM

oleh dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro kota

TanjungPinang, diharapkan dapat meningkatkan akses pasar dari usaha

yang dihasilkan serta semakin tingginya daya saing dari usaha yang

dihasilkan, misalnya kualitas atau mutu produk/usaha yang dihasilkan

oleh pelaku umkm sehingga dapat bersaing dengan usaha-usaha lainnya.

4. Persepsi Terhadap Dampak

Adalah penilaian atau pemahaman yang didasarkan kepada nilai-nilai tertentu,

yang dirasakan manfaatnya oleh kelompok-kelompok masyarakat dan lembaga-

lemabaga tertentu implementasi kebijakan. Kemudian menimbulkan upaya-upaya

untuk mempertahankan atau mendukung bahkan merubah serta merevisi

kebijakan. Persepsi tersebut harus didasarkan kepada evaluasi bahwa dampak

sudah sejalan dengan tujuan undang-undang yang sebenarnya. Indikator ini dapat

dilihat dengan adanya peran serta penilaian dari kelompok masyarakat terhadap

implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang

5. Revisi (perbaikan)

Merupakan upaya-upaya perbaikan terhadap kekeliruan atau kegagalan dari

pada pelaksanaan kebijakan yang dilakukan, baik itu melalui perubahan kebijakan

secara menyeluruh ataupun hanya revisi. Indikator perbaikan ini dapat dilihat

dari, yaitu :

a. Perbaikan atau penyesuaian kebijakan

Adalah adanya upaya-upaya penyesuaian atau tindak lanjut terhadap

kekeliruan atau kegagalan, dari implementasi kebijakan pengembangan

UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro kota

TanjungPinang. Baik itu melalui perubahan program secara menyeluruh

ataupun hanya revisi. Dengan adanya koreksi, implementasi kebijakan

pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan Usaha Mikro

Kota TanjungPinang, diharapkan implementasi kebijakan pengembangan

UMKM tersebut memang dapat terlaksana secara baik dilapangan

b. Sosialisasi kebijakan

Yaitu pemberitahuan atau penyampaian dari implementasi kebijakan

pengembangan UMKM oleh dinas TenagaKerja, Koperasi Dan UsahaMikro

Kota TanjungPinang kepada UMK yang ada di tanjungpinang. Dengan

adanya sosialisasi implementasi kebijakan tersebut, diharapkan implementasi

kebijakan pengembangan UMKM itu tersebut betul-betul tepat sasaran dan

dimengerti secara keseluruhan oleh target sasaran, sehingga tujuan dari

kebijakan tersebut terealisasi secara efektif dan efisien dilapangan

G. Penutup

Mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Implementasi

Kebijakan Pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan

UsahaMikro Kota TanjungPinang, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan Usaha Mikro Kota TanjungPinang, masih belum baik. Terutama

jika dilihat dari indikator kepatuhan kelompok sasaran. Dimana pelaku UMKM

yang ada di Kota TanjungPinang masih kurang ikut berpartisipasi dalam

mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop serta bimbingan teknis yang

diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UsahaMikro Kota

TanjungPinang

2. Dilihat dari indikator dampak nyata kebijakan, seperti meningkatkan sumber

daya manusia, dan meningkatkan akses pasar, produksi dan daya saing UMKM.

Maka implementasi kebijakan pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja,

Koperasi dan UsahaMikro Kota TanjungPinang, menunjukkan kondisi yang

belum baik secara menyeluruh, namun kedepannya akan terus dibina. Hal ini

dapat disebabkan karena kebijakan yang belum tesosialisasi secara merata

kepada para pelaku UMKM serta kurangnya kepatuhan kelompok sasaran.

3. Dilihat dari indikator revisi kebijakan, baik itu perbaikan maupun penyesuaian

kebijakan dan sosialisasi kebijakan. Maka implementasi kebijakan

pengembangan UMKM oleh Dinas TenagaKerja, Koperasi dan UsahaMikro

Kota TanjungPinang, menunjukkan kondisi yang belum berjalan dengan baik. Ini

disebabkan kurangnya evaluasi ataupun monitoring terhadap kebijakan serta

masih kurangnya tim supervisi yang bertugas dalam evaluasi dan monitoring

terhadap implementasi kebijakan pengembangan UMKM tersebut.

4. Dalam penyelesaian masalah kebijakan yang berupa keterbatasn modal,

teknologi maupun masih rendahnya kualitas SDMmasih dapat terselesaikan,

walaupun mungkin belum maksimal, namun secara garis besar sudah

terselesaikan dengan melihat subtansi atau isi dari masalah yang dihadapi dengan

menampung permasalahan yang terjadi oleh para pelaku UMKM di kota

TanjungPinang dan mencari solusi untuk menyelesaikannya

5. Dalam Meningkatkan akses pasar, produksi dan daya saing pada pelaku UMKM

masih kurang baik, ini disebabkan karena keterbatasan modal , masih minimnya

akses terhadap pasar. Masih kurangnya pembinaan yang diberikan oleh dinas

tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro dalam pengembangan UMKM ataupun

belum merata kepada seluruh pelaku umkm tersebut

Adapun saran yang dapat disampaikan dlam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perlunya Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang

untuk meningkatkan partisipasi UMKM yang ada, agar mau mengikuti

pelatihan-pelatihan, seminar, workshop, maupun bimbingan teknis yang

diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota

TanjungPinang.

2. Untuk mengatasi masalah akses pemasaran,teknolgi maupun daya saing, Dinas

TenagaKerja, Koperasi dan Usaha Mikro sebaiknya tidak hanya mengandalkan

dari kegiatan pameran tahunan saja. Tetapi juga dengan mengadakan

event­event promosi yang lebih unik dan berbeda, seperti mengadakan pameran

tiap akhir pekan yang dilengkapi dengan hiburan­hiburan dan pemberian

potongan harga agar masyarakat lebih tertarik untuk membeli produk UMKM

3. Perlunya dilakukan kerja sama serta koordinasi yang baik dengan instansi yang

terkait dalam implementasi kebijakan pengembangan UMKM ini, seperti badan

bantuan permodalan

4. Perlunya pembinaan kepada pelaku UMKM mengenai akses terhadap pasar,

teknologi serta daya saing yang nantinya sangat berguna dan bermanfaat untuk

pelaku UMKM tersebut untuk meningkatkan kemampuan dalam

pengembangan usaha mereka

5. Dalam hal pengembangan UMKM, perlunya melakukan sosialisasi oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro kota TanjungPinang mengenai

kebijakan pengembangan UMKM dengan melibatkan LSM,OKP serta media

dan pers

6. Perlunya dibentuk suatu tim yang khusus menangani dalam hal pengawasan,

perbaikan atau revisi terhadap implementasi kebijakan yang dilaksanakan. Hal

ini ditujukan agar kebijakan itu dapat diawasi dan dievaluasi, sehingga

pengkoreksian untuk mencari keberhasilan, hambatan ataupun masalah dan

kekurangan terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan dapat dilihat.

7. Perlunya pelatihan pengaturan, pengelolaan keuangan oleh dinas tenaga kerja,

koperasi dan usaha mikro kota tanjungpinang kepada pelaku UMKM agar

pelaku UMKM bisa mengelola keuangannya secara baik sehingga bisa

mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan untuk peminjam modal.

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, N. William., 2003. “Pengantar Analisa Kebijakan Publik II”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Howlett, Michael dan M. Ramesh., 1995.“Studying Public Policy: PolicyCyclesand Policy Subsystem”. Oxford: Oxford University Press.

Islamy, M. Irfan., 2003. “Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara”. Jakarta: Bumi Aksara.

Miles, B. Mattew dan Michael Huberman., 2007.“Analisis Data Kualitatif, BukuSumber Tentang Metode-metode Baru”.Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Alwi, Syafarudin., 2008. “Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua”.

Yogyakarta: BPFE.

Departemen Pendidikan Nasional., 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia PusatBahasa”.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan usaha mikro Kota Tanjungpinang., 2017. “Program KerjaTahun 2017”.

Draft Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang Tahun 2015

Wahab, Solichin Abdul, 2005. Analisis Kebijakasanaan, Dari

FormulasiKeimplementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Statistik-Daerah-Kota-Tanjungpinang-2015

Meleong, Lexy J. 2007. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tahun 2010-2014.

Sumodiningrat, Gunawan, 2002. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta:

Pustaka Pela

Soetomo, 2009.Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nawawi, Hadari H. (2005) Manajemen Strategik Organisasi Non-ProfitBidang

Pemerintahan.Yogyakarta,Gadjah Mada University Press

Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus). Jakarta:

Centreof Academic Publishing Service (CAPS).

DAFTAR DOKUMEN

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 TentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.

Daftar kepangkatan pegawai negeri sipil dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha

Mikro Kota TanjungPinang Tahun 2017

DRAFT RENSTRA Dinas TenagaKerja, Koperasi Dan Usaha Mikro Kota

TanjungPinang Tahun 2017

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Statistik-Daerah-Kota-Tanjungpinang-2015

Internet, Jurnal

Brilianingrum, Mega. 2012. Peran Pembinaan Manajemen Usaha TerhadapKemajuan Bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah).Jurnal Mitra Binaan Vol 1

No 13 Oktober 2013. Jakarta

Kiki, febrian.2011.Kajian Strategis Pengembangan Tahap Lanjut Sentra BisnisUMKM Pasca Dukungan Program Perkuatan.Jurnal Vol 1 No 23 September

2011. Jakarta