peran dinas kelautan dan perikanan terhadap …jurnal.umrah.ac.id/.../2017/08/jurnal50.pdf · dari...
TRANSCRIPT
PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TERHADAP PROGRAM
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI
DESA BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN
BINTAN TAHUN 2014
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
DAMRI
KUSTIAWAN
NAZAKI
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
1
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang
disebut dibawah ini :
Nama : DAMRI
NIM : 110565201025
Jurusan/ Prodi : Ilmu Pemerintahan
Alamat : Jl. Basuki Rahmat Gg. Tempinis 2 No. 36
Nomor Telp : 081536696096
Email : [email protected]
Judul Naskah : PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN DAN
PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI DESA
BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan
untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 31 Juli 2017
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I
KUSTIAWAN, M.Pol, Sc
NIDN. 0507097301
Dosen Pembimbing II
Nazaki, S.Sos, M.Si
NIP. 198311032012121001
2
PERAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TERHADAP PROGRAM
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI DESA
BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014
DAMRI
KUSTIAWAN
NAZAKI
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap adalah salah satu Program
Bantuan dari Dinas Kelauatan dan Perikanan kepada seluruh masyarakat nelayan Kabupaten
Bintan, bantuan ini diberikan setiap tahunnya kepada setiap desa pesisir di kabupten bintan, salah
satunya yaitu desa berakit.
Adapun tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas Kelautan
dan Perikanan Terhadap Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Desa
Berakit Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Tahun 2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif, Peran Dinas Kelauatan dan
Perikanan Terdahap Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Desa Berakit
Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan Tahun 2014 ini peneliti mengambil 4 indikator dari
konsep operasional Poerwodarminta, Faktor Pengetahuan, Sumber daya Manusia (SDM), hal
yang Mempengaruhi pelaksanaan, dan Keberhasilan suatu Program agar dapat mengetahui hasil
dari peran dinas kelautan dan perikanan terhadap program pengembangan dan pengelolaan
perikanan tangkap di desa berakit kecamatan teluk sebong kabupaten bintan tahun 2014.
Hasil dari penelitian ini adalah Peran dinas yang kurang efektif dalam memberikan bantuan,
karena bantuan yang diberikan tidak merata ke setiap masyarakat nelayan desa berakit, banyak
dari masyarakat nelayan desa berakit yang tidak mendapatkan bantuan ini di tahun 2014, dan
kurangnya pengawasan Dinas setelah memberikan bantuan, sehingga bantuan yang diberikan tidak
tepat sasaran dan pengelolaan hasil dari batuan ini yang tidak maksimal, sehingga banyak dari
bantuan yang telah diberikan oleh Dinas tidak digunakan dengan semestinya atau dijual lagi oleh
masyarakat yang menerima bantuan.
Kata kunci: Peran, Faktor Pengetahuan, Sumber Daya Manusia, Hal Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan, Keberhasilan Suatu Program
3
ABSTRACT
The Capture Fisheries Development and Management Program is one of the assistance
programs from the Department of Fisheries and Fisheries to all fisherfolk of Bintan Regency, this
assistance is given annually to every coastal village in bintan kabupten, one of them is the village
of berakit.
The purpose of this research is to find out how the role of the Office of Marine and Fisheries
Against Fisheries Development and Management Program in the Village of Sebas Village District
Bintan Bintan Year 2014.
The research method used is qualitative research, roles of department of fishery and fishery
phases of fishery and fishery development program in the village of Teluk Sebong Subdistrict
Bintan Regency Year 2014 this researcher take 4 indicator from operational concept of
Poerwodarminta, Knowledge Factor, Human Resource (SDM) Matters affecting the
implementation, and success of a program in order to be able to know the results of the role of
marine and fishery service to the program of development and management of capture fisheries in
the village of Kecamatan Teluk Bintan sub district in 2014.
The results of this study are the less effective role of the service in providing assistance,
because the assistance provided is not evenly distributed to every fishing village community, many
of the rural community fishermen who do not get this aid in 2014, and the lack of supervision of
the Dinas after providing assistance, So that the assistance provided is not well targeted and the
management of the results of these rocks is not maximal, so much of the assistance that has been
provided by the Office is not used properly or sold again by people who receive assistance.
Keywords: Roles, Knowledge Factors, Human Resources, Things Affecting the
Implementation, Success of a Program
4
A. PENDAHULUAN
Kawasan perikanan tangkap
merupakan kawasan yang digunakan untuk
kegiatan memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan
alat atau cara apapun termasuk kegiatan
yang menggunakan kapal untuk memuat
mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah dan atau
mengawetkannya.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan
tangkap masih rendah terutama untuk
perikanan di kawasan potensial. Masih
terjadi penangkapan ilegal (illegas fishing)
oleh kapal-kapal asing dan lokal dengan
menggunakan alat tangkap yang dapat
menyebabkan kerusakan biota dan
ekosistem laut. Rencana pengembangan
perikanan tangkap di kabupaten bintan, yaitu
tersebar pada seluruh wilayah pesisir dan
kelautan Kabupaten Bintan terutama pada
kawasan perikanan tangkap yang potensial
dan tidak melanggar batas Zona Ekonomi
Ekslusif Indonesia (ZEEI) yang berada di
wilayah perbatasan dengan negara lain.
Arahan kebijakan ruang kawasan perikanan
tangkap adalah :
1. Peningkatan produksi perikanan (salah
satunya melalui motorisasi perikanan)
2. Peningkatan eksport hasil kelautan dan
perikanan
3. Peningkatan pengawasan perikanan
Dalam Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI), berdasarkan hasil kajian
pada tahun 2002 bahwa potensi sumberdaya
ikan di wilayah perairan laut Cina Selatan
mencapai 378,2 ribu ton dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan adalah 302,5
ribu ton. Dari potensi tersebut, potensi
sumberdaya ikan yang terdapat di wilayah
perairan Kabupaten Bintan adalah 106.018
ton dengan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan 84.814 ton.( sumber : profil
kelautan dan perikanan kabupaten bintan
tahun 2014 )
Selanjutnya data hasil kajian stok ikan
yang diperolah dari pendugaan potensi
perikanan tangkap dari 2 (dua) pendekatan
utama yaitu dari analisis data stok menurut
komisi Nasional pengkajian stok ikan atau
disebut dengan Komnaskajiskan (2010) dan
dari ekspedisi riset seafdec tahun 2006.
Hasil ini selanjutnya diklarifikasi dengan
pengumpulan data pada survei 2011 di
setiap kota atau kabupaten di Provinsi
Kepulauan Riau total potensi perikanan
tangkap 1.057.050 ton atau tahun ikan di
WPP 7II, setidaknya sekitar 860,650,11 ton
atau tahun berada di wilayah perairan
Provinsi Kepulauan Riau dan di Kabupaten
Bintan sebesar 165,959,85 ton atau tahun. (
sumber : profil kelautan dan perikanan
kabupaten bintan tahun 2014 )
Desa Berakit Kecamatan Teluk sebong
berada di wilayah administrasi Kabupaten
Bintan dengan luas wilayah 53,25 KM2
yang terdiri atas 2 Dusun, 4 RW dan 8 RT.
Jarak dari Kantor Desa ke Kota Kecamatan
adalah ± 62 Km, ke Ibu Kota Kabupaten
berkisar antara ± 61 Km dan ke Ibu Kota
Provinsi ± 67. Dilihat dari batas wilayah
administrasi, Desa Berakit Berbatasan
dengan :
a. Sebelah Utara : Laut cina Selatan
5
b. Sebelah Selatan : Desa Malang
Rapat
c. Sebelah Barat : Desa Pengudang
d. Sebelah Timur : Laut Cina Selatan
Secara geografis, Desa Berakit adalah
merupakan wilayah dataran Rendah dengan
ketinggian 13 Meter dari permukaan laut
yang terdiri dari pesisir pantai.
Jumlah penduduk desa Berakit
Menurut pekerjaan pada tahun 2014 terdapat
188 orang yang berkerja di sektor Pertanian,
338 di sektor Nelayan, 25 orang di sektor
buruh tani, 1 orang di sektor perdagangan,2
orang di sektor pengangkutan, 27 orang di
sektor PNS, 72 orang di sektor Honorer, 2
orang di sektor ABRI POLRI, 2 orang di
sektor Pensiunan, 0 orang di sektor
Peternakan, 482 Pelajar, 35 orang di sektor
Wiraswasta, 1 orang di sektor Pertukangan,
376 orang Tidak/Belum Bekerja.
Sumber Dana Bantuan Perikanan
Tangkap Tahun 2014 dari DAK dan Dana
Hibah, bantuan perikanan tangkap yang di
berikan oleh Dinas Kelautan Perikanan
kepada masyarakat nelayan di desa berakit
yang kurang tepat sasaran karena bantuan
yang di berikan oleh Dinas bukan hanya
masyarakat nelayan saja yang
mendapatkannya, tetapi dari masyarakat lain
juga mendapatkannya karena ada faktor
orang dalam. Program bantuan yang
diberikan dari Dinas kepada masyarakat
nelayan dilakukan pendataan ulang oleh
UPTD kabupaten Bintan yang berada di
Kawal kecamatan Gunung Kijang.
Peraturan Bupati no 33 tahun 2009
yang mengatur tentang petunjuk
pelaksanaan penguatan modal usaha
perikanan program peningkatan
kesejahteraan nelayan Kabupaten Bintan
Tahun 2009.
Disamping pemanfatan potensi yang
sudah diolah, masih banyak potensi-potensi
desa yang diharapkan manakala diolah
dengan baik akan dapat mendorong
percepatan peningkatan perekonomian
masyarakat seperti diantaranya terhadap
Program Pengembangan dan Pengelolaan
Perikanan Tangkap di Desa Berakit, agar
dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat dan juga meningkatkan
pendapatan Desa.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penelitian dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana
Peran Dinas Kelautan dan Perikanan
Terhadap Program Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Desa
Berakit Kecamatan Teluk Sebong
Kabupaten Bintan Tahun 2014 ?
Adapun tujuan dari penelitan ini adalah
: Untuk mengetahui Bagaimana Peran Dinas
Kelautan dan Perikanan Terhadap Program
Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap Di Desa Berakit Kecamatan Teluk
Sebong Kabupaten Bintan Tahun 2014.
Hasil penelitian ini diharapkan akan
bermanfaat untuk :
1. Secara akademik penelitian ini
diharapkan mampu memberikan
referesi bagi penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan peran dinas kelautan
dan perikanan terhadap masyarakat
6
terutama bagi perkembangan Ilmu
pemerintahan.
2. Secara praktis untuk menambah
wawasan tentang cara pengembangan
dan pengelolaan perikanan tangkap di
desa berakit kecamatan teluk sebong
kabupaten bintan.
B. LANDASAN TEORI
Pemerintahan
Pemerintahan merupakan suatu
fenomena yang yang awal dan
perkembangannya selalu berkaitan dengan
hubungan yang memerintah dan diperintah.
Menurut Apter dalam Labolo (2006:17)
bahwa pemerintahan adalah : Pemerintahan
itu merupakan suatu yang paling umum
untuk melakukan tanggungjawab tertentu
guna mempertahankan sistem serta
melakukan monopoli praktis lewat
kekuasaan secara paksa.
Yang mana dalam hal ini pemerintah
memiliki perangkat aperatur negara untuk
tetap mempertahankan sistem
pemerintahannya dalam mencapai tujuannya
meciptakan ketertiban dan ketentraman serta
kebutuhan melalui aperatur negara yang
bertugas.
Peran
Definisi peran menurut Soekanto
(2009:212-213) adalah proses dinamis
kedudukan (status). Dalam sebuah
organisasi setiap orang memiliki berbagai
macam karakteristik dalam melaksanakan
tugas, kewajiban atau tanggung jawab yang
telah diberikan oleh masing-masing
organisasi atau lembaga. Tugas-tugas
tersebut merupakan batasan seseorang untuk
melaksanakan pekerjaan yang telah
diberikan berdasarkan peraturan-peraturan
dari organisasi atau lembaga tersebut agar
segala pekerjaan dapat tertata rapi dan dapat
dipertanggungjawabkan oleh setiap
pegawainya.
Menurut Narwoko dan Suyanto dalam
Bagong Suyanto J, Dwi Narwoko.
(2006:160) menyebutkan bahwa : peran
adalah sebuah prosese menjadi, bukan
sebuah proses instant. Sebagai proses, peran
mempunyai empat tahapan yaitu :
1. Memberi arahan pada proses sosialisasi.
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-
nilai, norma-norma dan pengetahuan.
3. Dapat mempersatukan kelompok atau
masyarakat, dan
4. Menghidupkan sistem pengendalian dan
kontrol, sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
Menurut poerwodarminta (2002:15-16)
merupakan tindakan yang dilakukan
seseorang atau kelompok orang dalam suatu
tindakan merupakan perangkat tingkah laku
yang diharapkan, dan seperangkat tingkat
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat, kesadaran
dan keinginan masyarakat untuk adil dalam
setiap kegiatan pemerintah yang
melaksanankan kebijakan dan merespon
keikutsertaan masyarakat sebagai warga
negara. Dalam rangkat mengoptimalkan
peran dari pemerintah, maka peran serta
masyarakat perlu menjadi sorortan utama,
karena masyarakat merupakan subjek dan
7
objek dari kebijakan dan juga menetukan
keberhasilan suatu program.
Adapun meliputi indikator-indikator sebagai
berikut:
a. Faktor Pengetahuan
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
c. Hal yang mempengaruhi Pelaksanaan
d. Keberhasilan Suatu Program
Kemudian menurut Riyadi (2002:138)
peran dapat diartikan sebagai orientasi dan
konsep dari bagian yang dimainkan oleh
suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan
peran tersebut, sang pelaku baik itu individu
maupun organisasi akan berprilaku sesuai
harapan orang atau lingkungannya.
Peran juga diartikan sebagai tuntutan
yang diberikan secara struktural (norma-
norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan
lainnya). Dimana di dalamnya terdapat
serangkaian tekanan dan kemudahan yang
menghubungkan pembimbing dan
mendukung fungsinya dalam
mengorganisasi.
Peran merupakan seperangkat perilaku
dengan kelompok, baik kecil maupun besar,
yang kesemuanya menjalankan berbagai
peran. Sedangkan menurut Katz dan Kahn
(dalam Mifta Thoha, 2002), integrasi
organisasi merupakan peleburan komponen
peranan, norma dan nilai. Peranan adalah
serangkaian perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang yang ditentukan
oleh karakteristik pribadi seseorang,
perngertian seseorang tentang apa yang
diharapkan orang lain kepadanya dan
kemaunnya untuk mentaati yang telah
menetapkan pengharapan tadi.
Kemudian menurut Dougherty & Pritchard
(dalam Bauer, 2003: 55) teori peran ini
memberikan suatu kerangka konseptual
dalam studi perilaku di dalam organisasi.
Mereka menyatakan bahwa peran itu
melibatkan pola penciptaan produk sebagai
lawan dari perilaku atau tindakan. Lebih
lanjut Dougherty & Pritchard (dalam Bauer,
2003: 56) mengemukakan bahwa relevansi
suatu peran itu akan bergantung pada
penekanan peran tersebut oleh para penilai
dan pengamat (biasanya supervisor dan
kepala sekolah) terhadap produk atau
outcome yang dihasilkan. Dalam hal ini,
strategi dan struktur organisasi juga terbukti
mempengaruhi peran dan persepsi peran
(role perception).
Begitu pula dengan organisasi atau
lembaganya, setiap organisasi tentunya
memiliki ketentuan-ketentuan terkait batasan
apa saja yang dapat dilakukan dan tidak
dapat dilakukan oleh organisasi yang
bersangkutan tersebut. Sehingga masing-
masing organisasi dapat bekerja berdasarkan
tujuan yang telah ditentukan.
Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan
melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan
meningkatkan keahlian teoritis, konseptual,
dan moral karyawan, sedangkan latihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan,
workshop bagi karyawan dapat
8
meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar
perusahaan.
Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik
penelitian pengembangan antara lain :
1) Masalah yang ingin dipecahkan adalah
masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi
dalam pembelajaran sebagai pertanggung
jawaban profesional dan komitmen
terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran.
2) Pengembangan model, pendekatan dan
metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian
kompetensi siswa.
3) Proses pengembangan produk, validasi
yang dilakukan melalui uji, ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu
dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan
kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba
lapangan tersebut dideskripsikan secara
jelas, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik.
4) Proses pengembangan model,
pendekatan, modul, metode dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan
secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah
penelitian yang mencerminkan
originalitas.
Pengelolaan
Secara umum pengelolaan merupakan
kegiatan merubah sesuatu hingga menjadi
baik berat memiliki nilai nilai yang tinggi
dari semula. Pengelolaan dapat juga
diartikan sebagai untuk melakukan sesuatu
agar lebih sesuai serta cocok dengan
kebutuhan sehingga lebih bermanfaat.
Nugroho (2003:119) mengemukakan
bahwa pengelolaan merupakan istilah yang
dipakai dalam ilmu manajemen. Secara
etomologi istilah pengelolaan berasal dari
kata kelolah (to manage) dan biasanya
merujuk pada proses mengurus atau
menangani sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi pengelolaan merupakan ilmu
manajemen yang berhubungan dengan
proses mengurus dan menangani sesuatu
untuk mewujudkan tujuan tertentu yang
ingin dicapai.
Desa
Desa diartikan sebagai wilayah yang
jauh dari pusat keramaian kota,memiliki
kondisi daerah yang masih alami, Desa
merupakan daerah yang terdiri atas satu atau
lebih dukuh atau dusun yang digabungkan
sehingga menjadi suatu daerah yang berdiri
sendiri dan berhak mengatur rumah
tangganya sendiri.
a. Ciri-ciri Desa
1. Masyarakat sangat erat dengan alam.
2. Kehidupan petani sangat tergantung
dengan musim.
3. Ikatan kekeluargaan masih sangat erat
dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Kebanyakan penduduk berpendidikan
rendah.
5. Proses sosialnya berjalan lambat.
6. Jumlah penduduk relatif kecil dan
wilayah relatif luas
7. Daerah tersebut merupakan suatu
kesatuan sosial dan kesatuan kerja
9
b. Desa dapat dibedakan berdasarkan
perkembangannya
1. Desa swadaya atau desa terbelakang
,yaitu suatu wilayah desa dengan
sebagaian besar masyarakatnya
memenuhi kebutuhan dengan cara
mengadakan sendiri.Desa ini umumnya
terpencil dan masyarakatnya jarang
berhubungan dengan masyarakat luar
sehingga proses kemajuannya sangat
lamban karena kurang berinteraksi
dengan wilayah lain atau bahkan tidak
sama sekali.
2. Desa swakarya atau desa sedang
berkembang ,yaitu desa yang
keadaannya sudah lebih maju
dibandingkan desa swadaya. Masyarakat
sudah mampu menjual kelebihan hasil
produksi ke daerah lain untuk memenuhi
kebutuhan sendiri.interaksi sudah mulai
tampak, walaupun intensitasnya belum
terlalu sering.
3. Desa swasembada atau desa maju, yaitu
desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang
dimiliki secara optimal.Hal ini ditandai
oleh kemampuan masyarakatnya untuk
mengadakan intraksi dengan masyarakat
luar,melakukan tukar menukar barang
dengan wilayah lain layaknya fungsi
perdagangan,dan kemampuan untuk
saling memengaruhi dengan penduduk di
wilayah lain.dari hasil interaksi tersebut,
masyarakat dapat menyerap teknologi
baru untuk memanfaatkan sumber
dayanya sehinggga proses pembangunan
berjalan dengan baik.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian kualitatif, menurut Bodgan dan
Taylor sebagaimana dikutip Moleong
(2001:3) bahwa penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat di
amati. Penelitian ini bermaksud untuk
mengungkapkan bagaimana Peran
Pemerintah Pesa Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Nelayan Di Desa Berakit
Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan
Tahun 2014.
Dengan demikian dalam penelitian ini
penulis ingin mendeskripsikan bagaimana
Peran Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan Di
Desa Berakit Kecamatan Teluk Sebong
Kabupaten Bintan Tahun 2014.
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas
Kelautan Perikanan Bintan dan Desa
Berakit, guna memperoleh data sebagai
bahan penulisan ini sekaligus guna
menjawab permasalahan yang telah
dikemukakan.
Peneliti memilih di Desa Berakit
karena di desa Berakit memiliki jumlah
nelayan yang sangat banyak dan ingin
melihat seberapa besar peran Dinas dalam
meningkatkan kesejahteraan Nelayan.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer yaitu data yang diperoleh
lagsung dilapangan melalui wawancara
10
kepada responden yang meliputi data
tentang Peran Pemerintan Desa dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan Di
Desa Berakit Kecamatan teluk Sebong
Kabupaten Bintan Tahun 2014.
b. Data sekunder yaitu data yang telah baku
diperolehdari pihak lain di antara dari
perpustakaan, koran, dan data-data lain
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Informan adalah objek penting dalam
sebuah penelitian. Informan adalah orang-
orang dalam latar penelitian yang
dimanfaatkan untuk membuktikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Oleh sebab itu kita sangat membutuhkan
hasil atau inti dari sebuah penelitian,
informan juga harus berbentuk adjectiv, itu
dikarenakan akan mempengaruhi valid atau
tidaknya data yang kita teliti, dan hal itu pun
mempengaruhi ke absahan data yang kita
teliti.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Wawancara, menurut Arikunto
(2006:155) Wawancara atau interview
adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara yang digunakan
adalah wawancara yang tidak terstruktur
dan mendalam. Menurut Arikunto
(2006:227) pedoman wawancara tidak
terstruktur adalah pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang
akan ditanyakan. Merupakankan teknik
pengumpulan data dengan melakukan
pembicaraan berupa tanya jawab secara
langsung dengan informan. Penelitian ini
penulis mengunakan pendekatan
menggunakan petunjuk umum
wawancara sebagai teknik pengumpulan
data utama kepada semua informan.
Wawancara ini berpedoman kepada
daftar pertanyaan yang telah di susuan
sedemikian rupa, mengenai Peranan
dinas Kelautan dan Perikanan terhadap
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan Tangakap di Desa
Berakit Kecamatan teluk Sebong
Kabupaten Bintan Tahun 2014.
b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data
melalui buku-buku ataupun literatur-
literatur yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif, maka
diperlukan teknik langkah-langkah untuk
menganalisa dat-data yang telah diperoleh.
Analisa data kualitatif menurut Moleong
(248:2007) adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintetiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
D. PEMBAHASAN
Program pengembangan dan pengelolaan
perikanan tangkap ini adalah salah satuan
program bantuan dari Dinas Kelautan dan
Perikanan kepada seluruh masyarakat
nelayan yang berada di Kabupaten Bintan,
salah satunya adalah masyarakat nelayan
Desa Berakit.
11
Adapun hasil dari penelitian dan
pembahasan mengenai program perikanan
tangkap ini sebagai berikut:
4.1.1 Faktor Pengetahuan
Yaitu kemampuan atau ilmu yang
didapatkan oleh seseorang melalui
pendidikan dan pelatihan serta pelajaran
yang diperoleh seseorang baik secara formal
maupun informal dengan sumber
komunikasi dan informasi yang memadai
serta dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku, seperti pengetahuan yang mengenai
teknis dan sebuah program, pengetahuan
petugas dan penyelesaian suatu sistem.
1. Pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai
Dinas Kelauatan Perikanan mengenai
program perikanan tangkap.
2. Pengetahuan masyarakat mengenai
program perikanan tangkap di desa
Berakit.
Untuk melengkapi data tentang ilmu
pengetahuan terhadap Program
Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan,
dalam hal bagaiman standar pengetahuan
yang dimiliki oleh Pegawai Dinas dalam
melaksanakan program bantuan perikanan
Tangkap ini maka peneliti telah melakukan
wawancara terhadap beberapa infoman.
Ketika diajukan pertanyaan seputar Program
Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap di Desa Berakit tahun 2014,
terdapat jawaban yang relatif sama terhadap
masing-masing informan yang ditemui saat
di wawancara.
Dari penjelasan informan diketahui
bahwa ilmu pengetahuan yang dimilki oleh
pegawai dinas dalam Program Perikanan
tangkap akan diberikan kepada masyarakat
nelayan dalam bimbingan dan saran untuk
menjalankan Program Bantuan Perikanan
Tangkap.
Dari beberapa informan maka dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh pegawai Dinas akan diberikan
kepada masyarakat nelayan untuk bekal
menjalankan program bantuan yang akan
diberikan oleh pemerintah setempat.
Dari tanggapan beberapa infoman maka
dapat dijelaskan bahwa Program Perikanan
Tangkap ini akan berjalan dengan baik
apabila dari Dinasnya bisa memberikan ilmu
pengetahuan seputar program perikanan
tangkap dan pelatihan tentang cara
pengunaan batuan program perikanan
tangkap kepada masyarakat nelayan di Desa
Berakit.
4.1.2 Sumber daya Manusia
Peran masyarakat harus memadai dalam
suatu proses pelaksanaan suatu program,
dimana sumber daya manusia sangatlah
penting dan berpotensi sangat besar dalam
menjalankan sebuah peran yang akan
dilakukan oleh pemerintah dan kesadaran
dan keikutsertaan masyarakat dalam
mengoptimalkan kuantitas suatu program
dengan baik, dan bisa mempermudah dan
mempercepat suatu proses pelaksanaan yang
akan dilakukan dan peran pemerintah akan
mudah berjalan yang diharapkan oleh
masyarakat itu sendiri.
Adanya kerjasama dan hubungan yang
baik anatara Dinas kelautan dan perikanan
dengan Masyarakat Nelayan desa Berakit.
Hal ini dapat dilihat dari indikator :
12
1. Standar petugas pelayanan program
perikanan tangkap.
2. Pembentukan pokmas (kelompok
masyarakat).
Dari tanggapan beberapa infoman maka
dapat dijelaskan bahwa Program Perikanan
Tangkap ini akan berjalan dengan baik
apabila sumber daya manusianya tercipta
dengan baik dan ada kerja sama yang baik
antara Dinas dan Masyarakat nelayan Desa
Berakit dalam pembentukan pokmas
(kelompok nelayan bantuan).
4.1.3 Hal yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Peran pemerintah dalam suatu
pelaksanaan akan terpengaruh apabila
adanya faktor yang mengakibatkan suatu
kebijkan tidak terlaksana dengan baik, yang
meliputi norma-norma pemerintahan dalam
menjalankannya, dimana masyarakat yang
terlibat tidak bisa mengikuti peran yang
telah diterapkan oleh pemerintah dalam
melakukan proses pelaksanaan suatu
program, kalau masyarakat sendiri belum
memaksimalkan dan kurangnya kesadaran
dan kejelasan dan kurangnya sosialisasi
pemerintah kepada masyarakat maka akan
menyebabkan ketidaktahuan masyarakat,
makan akan mempengaruhi berjalannya
suatu pelaksanaan tersebut.
1. Kesadaran masyarakat dalam
menjalanankan program perikanan
tangkap untuk mendapatkan bantuan.
2. Kejelasan program perikanan tangkap.
3. Sosialisasi program.
Hal yang mempengaruhi berjalannya
dengan baik suatu Program Perikanan
tangkap ini adalah bagaimana kesadaran
masyarakat dalam menjalankan program
perikanan untuk mendapatkan bantuan.
Dari jawaban informan, dapat dijelaskan
bahwa menurut Pegawai Dinas hal sangat
mempengaruhi pelaksanan yang tidak
berjalan dengan baik adalah pola fikir dari
masyarakat nelayan itu sendiri.
Dari penjelasan informan, bisa dilihat
bahwa hambatan yang mempengaruhi
pelaksanaan Program Perikanan tangkap ini
adalah faktor keterbatasan dana untuk
melakukan kegiatan Program Bantuan
Perikanan Tangkap, karena dana yang sering
digunakan adalah dari Dana Hibah, kalau
hanya menggunakan Dana Alokasi Khusus
Kelauatan dan Perikanan tidak cukup untuk
membeli peralatan bantuan program
perikanan tangkap, peraturan bupati Bintan
Nomor 33 Tahun 2009 telah mengatakan
tentang petunjuk pelaksanaan penguatan
modal usaha perikanan program peningkatan
kesejahteraan nelayan Kabupaten Bintan.
4.1.4 Keberhasilan Suatu Program
Pemerintah juga berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu program
dilaksanakan, dimana program yang penting
dan berkaitan dengan kepentingan
masyarakat, hal yang mendasar apabila
kebijakan sudah berjalan dengan semestinya,
makan akan ada keinginan pemerintah untuk
menjalankan program yang sama dengan
prosedur yang lebih baik dan mencapai
target, dan juga harus menunjukan kinerja
penilaian dan evaluasi dari masyarakat,
sebagaimana kebijakan yang sebelumnya
dilakukan pemerintah harus baik dan benar
dan dinilai baik dimata masyarakat, maka
13
pemerintah bisa menjalankan peran yang
selanjutnya kepada masyarakat.
1. Hasil dari perogram perikanan tangkap.
Untuk melengkapi data tentang keberhasilan
program Perikanan Tangkap ini, maka
terdapat pertanyaan yang berhubungan
dengan bagaimana Peran Dinas terhadap
bantuan program Perikanan Tangkap ini
sudah apakah sudah berjalan dengan efektif
makan peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa infoman terkait masalah
bantuan Program Perikanan tangkap.
Dari jawaban informan dapat dijelaskan
bahwa menurut pegawai dinas bantuan
program perikanan yang mereka berikan
sudah baik dan efektif tatapi masyarakatlah
yang belum bisa memaksimalkan bantuan
dan hasil dari bantuan tersebut.
Maka dari dari jawaban informan dapat
dijelaskan bahwa masih banyak dari
masyarakat nelayan yang belum
mendapatkan bantuan yang diberikan oleh
pemerintah setempat dan kurangnya
pengawasan dari pemerintah setempat
setelah memberikan bantuan, sehingga
bangtuan yang diberikan kepada masyarakat
nelayan salah arah dan tidak tepat sasaran.
Untuk melengkapi hasil dari
keberhasilan program perikanan tangkap dan
bagaimana dampak yang dirasakan oleh
masyarakat setelah mendapatkan bantuan
dan sebelum mendapatkan bantuan
Maka dari semua jawaban informan
diatas dapat dijelaskan bahwa dari segi
penghasilan setelah masyarakat nelayan
mendapatkan bantuan ada perubahan dari
segi ekonomi masyarakat nelayan, tetapi
setelah bantuan itu tidak berfungsi lagi
makan penghasilan masyarakat nelayan
menurun kembali.
E. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa pada
pembahasan dan permasalahan penelitian
maka peneliti menyimpulkan bahwa, peran
Dinas yang kurang efektif dalam
memberikan bantuan program perikanan
tangkap kepada masyarakat nelayan desa
Berakit dan bantuan yang diberikan oleh
pemerintah atau Dinas kurang tepat sasaran
dan ada beberapa Sasaran Strategis yang
tidak tepat pada sasaran pada program
perikanan tangkap karena yang
mendapatkan bantuan ini bukan hanya dari
masyarakat nelayan saja, tetapi masyarakat
lain juga mendapatkan bantuan ini di
karenakan ada faktor orang dalam, atau
keluarga dari yang mendapatkan bantuan
bekerja di pemerintahan setempat.
Hal ini ditemukan dari hasil wawancara
dengan beberapa informan yang
bersangkutan.
1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yaitu ilmu-ilmu yang
diperoleh pegawai dinas dari jenjang
pendidikan akan diberikan kepada
masyarakat nelayan di dalam sosialisasi
atau penyuluhan terkait program
perikanan tangkap untuk melatih
masyarakat penerima bantuan.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yaitu dari segi
wawasan dan pendidikan pegawai Dinas
dan Masyarakat nelyan Desa Berakit,
14
dan dalam pembentukan pokmas
(kelompok masyarakat) kelompok
nelayan bantuan perikanan tangkap,
dibentuk dari Dinas dan masyarakat
Desa Berakit sendiri dalam musyawarah
bersama.
3. Hal Yang Mempengaruhi
Hal yang memperngaruhi yaitu faktor
keterbatasan dana dan faktor alam, waktu
yang harus disesuaikan untuk melakukan
program perikanan tangkap ini.
4. Keberhasilan Suatu Program
Keberhasilan suatu program yaitu di
karenakan peran Dinas yang kurang
efektif dalam memberikan bantuan
sehingga program bantuan perikanan
tangkap ini belum berhasil dikarenakan
masih banyak masyarakat nelayan yang
tidak pernah mendapatkan bantuan dan
masih banyak bantuan yang diberikan
tidak tepat sasaran sehingga bantuan ini
tidak digunakan oleh masyarakat dengan
semaksimal mungkin.
Adapun saran yang dapat peneliti
berikan sehubungan dengan bantuan
program perikanan tangkap ini adalah:
1. Kepada Dinas, seharusnya dari Dinas
setelah melakukan sosialisasi atau
penyuluhan mengenai tentang cara
penggunaan bantuan dan pemeberian
bantuan harus dilakukan lagi pembinaan
dan pengawasaan dalam hal pengelolaan
hasil pendapatan kepada masyarakat
nelayan yang mendapatkan bantuan,
sehingga alat-alat yang sudah diberikan
kepada masyarakat nelayan tidak salah
digunakan atau dijual.
2. Kepada masyarakat, seharusnya dari
masyarakat yang ingin mendapatkan
bantuan harus benar-benar dari kalangan
nelayan, karena jika tidak maka bantuan
ini tidak akan tepat sasaran dan tidak
bisa berjalan dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU
Bauer, Jeffey C. 2003, Role Ambiguity and
Role Clarity : A Comparison Of Atitudes
In Germany and the United States
Dissertation, University Of Cincinnati –
Clermont.
Bratakusumah, Supriady, Deddy, Ph. D.
Solihin Dadang, MA, 2001, Otonomi
penyelengaraan pemerintah daerah,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Herdiansyah, Haris, 2010, Metodelogi
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial, Jakarta, Salemba Humanika.
Hudiyanto, 2004, Ekonomi Politik, Jakarta
13220, PT Bumi Aksara Jl. Sawo Raya
No. 18.
Labolo, Muhadam 2006, Memahami Ilmu
Pemerintahan, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada.
Merdekawaty, Rejeki, Sri, 2011, Sistem
Pemerintahan Desa Kelurahan Dan
Kecamatan, Condet Jakarta Timur,
Penerbit CV. RAMA EDUKASITAMA.
Narwoko, Dwi, J, dan Suyanto, Bagong,
2006, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan, Jakarta Kencana.
Nugroho, 2003, good governance. Bandung
: Mandar Maju.
15
Poerwadarminta, W.J.S, 2002, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka
Jakarta.
Riyadi, 2002, Perencanaan Pembangunan
Daerah Strategi Mengendalikan Potensi
Dalam Mewujudkan Otonomi daerah,
Jakarta, Gramedia.
Soekanto, Soejono, 2009, Sosiologi Suatu
Pengantar, Jakarta, Edisi Baru Rajawali
Pers.
Suwanda, Dadang, 2013, Optimalisasi
Pengelolaan Aset Pemda, Jakarta,
Penerbit PPM Jalan Menteng Raya No. 9
– 19 Jakarta Pusat 10340.
Thoha, Miftah, 2002, Pembinaan Organisasi
Proses Diagnosa dan Intervensi, Jakarta,
Raja Grafindo Persada.
Wayan, santyasa, 2009, Metode Penelitian
Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul, Di Kecamatan
Nusa Penida Kabupaten Klukang.
INTERNET
http://berakit.kknkebangsaan.umrah.ac.id/pr
ofile/ di unggah pada tanggal 17 Oktober
2016.
http://www.materibelajar.id/2016/05/7-
pengertian-peran-menurut-para-ahli.html
di unggah pada tanggal 12 desember
2016.
DOKUMENTASI
Profil Desa Berakit Kecamatan Teluk
sebong Tahun 2014.
Profil Kelauatan dan Perikanan Kabupaten
Bintan Tahun 2014, Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bintan.
JURNAL
Anggraini Yulia, 2016, “Pengelolaan Parkir
di Kota tanjung Pinang dalam
Meningkatkan Retribusi Tahun 2015”,
Skripsi fakultas Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja ali Haji.
Dinata Akbar, 2016, “Peran Pemerintah
Dalam Pelaksanaan e-KTP di
Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan
Tahun 2015”, Skripsi fakultas Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Maritim Raja ali
Haji.