jurnal perikanan dan kelautan 08-04-2016 fish...

29
Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH COMMUNITY STRUCTURE IN SEAGRASS ECOSYSTEMS DUARA VILLAGE DISTRICT NORTH LINGGA RIAU ISLAND PROVINCE SUPRIZAL College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] Arief Pratomo Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] Risandi Dwirama Putra Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRACT Community structure of target fishes was analyzed to understand their response to different conditions of coral reefs in several places of Hugow and Putus-Putus islands. This study focused on species abundance and diversity including Shannon- Wiener’s species diversity (H’), species richness (SR), species evenness (J’) and dominance (d) indices, respectively. A multivariate analysis was used for the classification or correspondence factorial analyses. The result recorded 4,501 individuals belonging to 52 species of target fishes. Both cluster and correspondence analyses clearly recognized 3 groups of target fish with 2 major controlling factors for the development of these 3 ecological groups, i.e. coral reef conditions and geographic position to the hydrodynamic condition. Keywords : Community Structure, Fishes, Ekosistem Seegres

Upload: lamnguyet

Post on 03-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016

FISH COMMUNITY STRUCTURE IN SEAGRASS ECOSYSTEMS DUARA

VILLAGE DISTRICT NORTH LINGGA RIAU ISLAND PROVINCE

SUPRIZAL

College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Risandi Dwirama Putra

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Community structure of target fishes was analyzed to understand their response to

different conditions of coral reefs in several places of Hugow and Putus-Putus

islands. This study focused on species abundance and diversity including Shannon-

Wiener’s species diversity (H’), species richness (SR), species evenness (J’) and

dominance (d) indices, respectively. A multivariate analysis was used for the

classification or correspondence factorial analyses. The result recorded 4,501

individuals belonging to 52 species of target fishes. Both cluster and correspondence

analyses clearly recognized 3 groups of target fish with 2 major controlling factors for

the development of these 3 ecological groups, i.e. coral reef conditions and

geographic position to the hydrodynamic condition.

Keywords : Community Structure, Fishes, Ekosistem Seegres

Page 2: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI EKOSISTEM PADANG LAMUN DESA

DUARA KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SUPRIZAL

College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Risandi Dwirama Putra

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Abstrak

Padang lamun sebagai suatu habitat di daerah pesisir pantai akan terus

mengalami perubahan oleh berbagai sebab, sehingga penelitian struktur komunitas

ikan yang merupakan indikator stabilitas ekosistem juga terus dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas ikan di

padang lamun di Perairan Desa Duara Kecamatan Lingga Utara Kabupater Lingga

provinsi Kepulauan Riau. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 dengan

menggunakan jaring Tagak untuk menangkap ikan – ikan di padang lamun. Ikan yang

tertangkap dari tiga stasiun di Perairan Desa Duara selama penelitian berjumlah 563

individu yang meliputi 5 spesies dari 5 famili. Valamugil engcli adalah spesies yang

umum ditemukan dengan Komposisi keseluruhan sebesar 42 %. Lebih jauh, indeks

keanekaragaman, keseragaman, dominansi, kelimpahan, dan biomassa ikan dibahas.

Kata kunci : padang lamun, komunitas ikan, Desa Duara, Provinsi Kepulauan

Riau.

1. Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas maritim raja ali

haji

Page 3: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Ekosistem padang lamun dapat berfungsi sebagai penyuplai energi dan

nutrien. yang akan dimanfaat untuk pertumbuhan fitoplankton,dan lamun itu sendiri.

(Dahuri 2003).Menurut Rostika (2014) jenis ikan yang paling umum ditemui di

lamun antara lain adalah Ambassis nalua (Ambassidae), Geres erythourus, dan Geres

oyena (gerridae) choerodon anchorago (Labridae), Lethrinus lentjan (Lethrinidae),

Acreichthys tomentosus (Monachantidae), Plotos canius (Plotosidae), Sillago sihama

(Sillangidae) dan Siganus canaliculatus (Siganidae). Lingkungan padang lamun akan

menentukan struktur komunitas ikan yang berasosiasi dengannya. Semakin banyak

ikan yang berasosiasi menandakan bahwa kondisi kesehatan padang lamun di

perairan dalam keadaan baik.

Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016

A. Struktur Komunitas Ikan

Struktur komunitas ikan merupakan suatu konsep yang mempelajari susunan atau

komposisi spesies dan kelimpahan ikan dalam suatu komunitas, struktur komunitas

menggambarkan interaksi antar usaha memperebutkan sumberdaya yang tersedia

(Soedibjo, 2006 dalam Rostika, 2014).

Tingkah Laku dan Siklus Hidup Ikan di Lamun

Tingkah laku dan siklus hidup ikan merupakan suatu hal yang kompleks dan

sangat luas, karena setiap jenis ikan memiliki tingkah laku dan siklus hidup

tersendiri. Tingkah laku ikan akan mengalami perubahan sesuai dengan fase

kehidupan ikan tersebut, misalnya pada fase juvenil ikan senang dilamun, pada fase

dewasa derada dilaut, (Bell dan Pollard,1998).

2. Asosiasi Ikan dan Ekosistem Lamun

Hutomo dan Martosewojo (1977) membagi kumpulan ikan yang berasosiasi

dengan lamun menjadi 3 kategori, yaitu :

1) Penghuni tetap,

2) Menetap dengan menghabiskan hidupnya di padang lamun dari juvenile

sampai siklus hidup dewasa, tetapi memijah di luar padang lamun

3) Menetap sewaktu-waktu atau singgah hanya mengunjungi padang lamun

B. Ekosistem Padang Lamun

Page 4: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

lamun dapat berperan sebagai habitat biota, berfungsi sebagai tempat menempel

berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga), serta berperan sebagai daerah asuhan

(nursery ground), tempat mencari makan ikan (feeding ground), dan sebagai

makanan (food) dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikan–ikan karang (coral

fishes), (Kikuchi dan Peres 1977; Hutomo 1985 dalam Azkab, M.H. 1999).

1. Lamun

Lamun atau seagrass merupakan tumbuhan berbunga yang sepenuhnya

menyesuaikan diri dengan hidup terbenam dalam laut (Nainggolan, 2011).

2.Jenis-Jenis Lamun

a. Enhalus acoroides

Gambar 1. Enhalus acoroides (Waycott et al., 2004)

b. Halophila decipiens

Gambar 2. Halophila decipiens (waycot et,al 2004)

c. Halophila oval

Gambar 3. Halophila ovalis (Waycott et al., 2004)

Page 5: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

3.Fungsi Lamun

Menurut Philips dan Menez (1988) dalam Azkab (2000), Ekosistem lamun

perairan dangkal mempunyai fungsi antara lain:

1) Menstabilkan dan menahan sedimen-sedimen yang dibawa melalui tekanan-

tekanan dari arus dan gelombang;

2) Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta

mengembangkan sedimentasi;

3) Memberikan perlindungan terhadap hewan-hewan muda dan dewasa yang

berkunjung ke padang lamun;

c.Ikan di Ekosistem Padang Lamun

Padang lamun mempunyai peranan penting bagi kehidupan ikan, lamun

berfungsi sebagai daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan

ikan (feeding ground), dan sebagai makanan ikan (food).

D. Kelompok Ikan Karang Yang Bermigrasi di Ekosistem Padang Lamun

a. Ikan Target

b. Ikan Indikator

c. Ikan Mayor

E. Parameter Lingkungan Perairan Yang Berpengaruh Terhadap Ikan

1. Suhu

2. Salinitas

3. Arus

4. Derajat Keasaman (pH)

5.DO (Dissolved Oxygen)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat survey atau observasi yang tidak

melakukan perlakuan khusus terhadap objek yang akan diteliti. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016 di Kawasan

Ekositem Padang Lamun Perairan Desa Duara, Kecamatan Lingga utara, Kabupaten

Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Page 6: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

d. Teknik Penyamplingan dan Pengamatan data

a. Lamun

Data lamun yang diambil dengan metode observasi langsung adalah jenis

lamun, dan kerapatan, Pada setiap stasiun pengamatan diletakkan 4 buah transek garis

tegak lurus dengan garis pantai, masing-masing transek garis mempunyai panjang

100 m dan jarak antara transek garis 10m. Pada tiap transek garis ditempatkan sebuah

transek kuadrat dengan ukuran 0,5 x 0,5 m.

Tubir

20

15

10 10 20 30

20m 5

0

Pantai

Gambar 8. Plot Pengamatan Lamun

b. Ikan

Pengambilan data ikan dilakukan dengan cara observasi langsung terhadap

ikan sebagai makrofauna yang hidup di lamun dilakukan melalui cara penangkapan

menggunakan jaring tagak yang biasa digunakan oleh masyarakat lokal (Desa

Duara), Jaring yang digunakan memiliki spesifikasi panjang 100 m, lebar 1,5 m dan

Page 7: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

ukuran mata jaring 1 inch. Pengambilan data ikan di setiap stasiun dilakukan

pengulangan temporal 2 wakru (pasang,surut), 3 hari yang berbeda,dan 3 stasiun yang

berbeda sehingga total ulangan menjadi 18 kali. Hasil yang didapatkan selanjutnya

dipilah dan diidentifikasi menurut Allen, G.R. (2003),

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

a. Parameter Lingkungan Perairan

Pengukuran parameter perairan dilakukan secara langsung di lokasi penelitian

(Insitu). Pengukuran parameter perairan meliputi pengukuran suhu, oksigen terlarut,

salinitas, dan pH. Hasil pengukuran parameter kualitas perairan diolah dengan

merata- ratakan setiap ulangan pada setiap lokasi penelitian kemudian dibandingkan

dengan Baku Mutu Air Laut (Kep.Men LH, no. 51 tahun 2004).

E. Analisis Data

1. Struktur Komunitas Lamun

a. Jenis Lamun

Melihat jenis lamun yang ditemukan dalam satu unit area pengamatan

(transek kuadran). Pengamatan lamun dilakukan secara langsung pada masing-masing

transek disetiap stasiun, yang kemudian dilakukan identifikasi dan pencatatan

terhadap jenis lamun yang ditemukan. Identifikasi lamun dilakukan berdasarkan

pedoman identifikasi oleh Waycott et al., (2004).

b. kerapatanLamun

Menghitung kerapatan lamun dengan menggunakan metode seagrass percent

cover standards (McKenzie et al, 2003).

Page 8: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

2.Struktur Komunitas Ikan

a. Komposisi Spesies

Komposisi spesies adalah perbandingan antara jumlah individu setiap spesies

dengan jumlah individu seluruh spesies yang tertangkap, dengan formula yang

dimodi fikasi dari Fachrul (2006) :

Ks = 𝑛𝑖

𝑁x 100 %

b. Indeks Dominansi

Nilai indeks Dominansi memberikan gambaran tentang dominansi ikan dalam

suatu komunitas ekologi,. Rumus indeks dominansi Simpson (C) (Odum, 1983 dalam

Heriman, 2006) yaitu :

C = {𝑛𝑖

𝑁}

𝑛

𝑖=1²

c. Indeks Keanekaragaman

. Nilai indeks keanekaragaman Shannon (H’) menurut Shannon and Wiener

(1949) dalam Heriman (2006) dihitung menggunakan rumus :

H’ = − Pi log2𝑛𝑖=1 Pi

d. Indeks Keseragaman

Keseragaman jenis didapat dengan membandingkan indeks keanekaragaman dengan

nilai maksimumnya,

E= 𝐻 ′

𝐻𝑚𝑎𝑥

e.Kelimpahan Ikan

Kelimpahan ikan di hitung dengan persamaan N =𝑛

𝐴

Dimana n=Jumlah individu ikan

A= luas daerah penangkapan

g. Biomasa Ikan

Rumus yang digunakan dalam menghitung biomasa yaitu rumus yang

dimodifikasi dari Effendi(1997):

𝑩 =𝑾 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒇𝒂𝒎𝒊𝒍𝒊(𝒈𝒓𝒂𝒎)

𝒕𝒓𝒂𝒏𝒔𝒆𝒌(𝟔𝟎𝟎𝒎𝟐)

Keterangan: B= Biomassa(gram/m²)

Page 9: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

W= Berat individu ikan target / luas area

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Desa Duara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Lingga Utara

Kabupaten Lingga. memiliki tiga penampang ekosistem yaitu ekosistem terumbu

karang, ekosistem padang lamun, dan ekosistem mangrove. Penelitian yang dilakukan

diperairan Desa Duara ini terdapat tiga titik stasiun penelitian yang ditentukan

dengan metode purposive sampling dengan menggunakan citra landsat 8, yaitu di

daerah intertidal dan berada pada ekosistem lamun di Desa Duara.

.

Gambar 10. Kondisi lokasi penelitian di Desa Duara, Kecamatan Lingga

Utara, Kabupaten Lingga

B. Lamun

1. Identifikasi Jenis Lamun

Jenis lamun yang ditemukan pada 3 (tiga) stasiun pengamatan, yaitu Enhalus

acoroides, dan Thalissia hemprichii

Page 10: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

1.1.Enhalus acoides

Gambar 11. Lamun Enhalus acoroides yang di dapat di perairan Desa Duara

1.2.Thallasia hemprichi

seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar12 Lamun Thallasia hemprichi yang ditemukan di perairan desa duara

2. Kerapatan Jenis Lamun (ind/m2)

Stasiun 1

Page 11: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 13. Kerapatan Jenis Lamun pada stasiun 1 pengamatan

Kerapatan lamun di Desa Duara pada stsiun 1 pengamatan didominasi oleh

jenis Thalassia hemprici dengan kerapatan jenis lamun sebesar 202.8 ind/m2. Besar

nya nila ini dikarenakan lamun Thalassia hemprchi mudah berdaptasi dengan kondisi

lingkungan peraiaran di Desa Duara. Menurut Yulianda (2002) terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan suatu jenis lamun dapat tumbuh dengan subur di suatu

perairan, antara lain adalah kesesuaian substrat dan kondisi lingkungan

Stasiun 2

Kerapatan Jenis Lamun

pada Stasiun 2 Pengamatan

Gambar 14. Kerapatan Jenis Lamun pada stasiun 2 pengamatan

25.6

202.8

0

50

100

150

200

250

Enhallus accoroides Thalassia hemprichii

ke

rap

ata

n (

ind

/m2)

Jenis lamun

Kerapatan Jenis Lamun pada Stasiun 1

Pengamatan

0

50

100

150

200

250

Enhallus accoroides Thalassia hemprichii

Ke

rap

atan

ind

/m²

Jenis lamun

Page 12: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Kerapatan lamun di Desa Duara pada stsiun 2 pengamatan juga dominasi oleh

jenis Thalassia hemprici dengan kerapatan jenis lamun sebesar 202.8 ind/m2.

Sementara enhallus accoroides kerapatan nya sebesar 25.4 ind/m2

Stasiun 3

Kerapatan Jenis Lamun

pada Stasiun 3 Pengamatan

Gambar 15. Kerapatan Jenis Lamun pada stasiun 3 pengamatan

Kerapatan lamun di Desa Duara pada stsiun 3 pengamatan juga dominasi oleh

jenis Thalassia hemprici dengan kerapatan jenis lamun sebesar 198.8 ind/m2.

Sementara Enhallus accoroides kerapatannya sebesar 25.6 ind/m2.

C. Struktur Komunitas Ikan

1. Jenis ikan yang didapatkan di perairan Desa Duara

Penelitian di perairan desa duara didapatkan ikan pada stasiun 1 dengan jumlah

tertinggi yaitu 233 individu dari 5 spesies, diikuti Stasiun 2 dengan jumlah 187

individu dari 5 spesies ,dan Stasiun 3 dengan jumlah terendah yaitu 143 individu dari

5 spesies

Deskripsi Spesies Ikan

a. Mempinang (Lethrinus lentjan)

0

50

100

150

200

250

Enhallus accoroides Thalassia hemprichii

Ke

rap

atan

ind

/m²

Jenis lamun

Page 13: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar19 Lethrinus lentjan (Suprizal 2016)

Lethrinus lentjan Hidup soliter atau membentuk kelompok-kelompok kecil

didaerah padang lamun dan di daerah berpasir serta pada puing- puing dari terumbu

dan lagun hingga kedalaman 30 m.berukuran 14 cm.(Allen, G.R, et al, 2003).

b. Seriding (Apogon ceramensis)

Gambar 20. Apogon ceramensisi (Suprizal 2016)

Apogon ceramensis yang hidup hingga pada kedalaman 10m.ukutan 13 cm.

(Allen, G.R, et al, 2003).

c. Mentimah (Geres acinaces)

Page 14: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 21. Geres acinaces (Suprizal 2016)

Geres acinaces bewarna silver ditandai dengan skala yang jelas Umum

dijumpai disepanjang pantai berpasir dekat terumbu hingga kedalaman 10 m. ukuran

13 cm. (Allen, G.R, et al,2003).

d. Lebam (Siganus guttatus)

Gambar 22. Siganus gutatus (Suprizal 2016)

Siganus gutatus bewarna abu-abu pucat dengan banyak bintik –bintik keemassan

dibagian tubuh,dan memiliki garis-garis pada tutuh dengan besar garis yang sama.

Terdapat dilagun terumbu pesisir, dan mangrove hingga pada kedalaman 20 m

spesies ini masih ditemukan. Ukuran 11 cm. (Allen, g.r, et al, 2003).

e. Belanak (Valamugil engcli)

Page 15: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 23. Valamugil engcli (Suprizal 2016)

Valamugil engcli berwarna silver dengan garis abu-abu disetiap garis berskala

sempit,. Ditemukan hingga kedalaman 10 m. ukuran 17 cm. (Allen, G.R, et al, 2003).

2. Komposisi Jenis

Komposisi jenis ikan yang di dapatkan pada stasiun 1

Ikan yang tertangkap pada stasiun I sebanyak 233 individu yang terdiri dari 5

spesies dari 5 famili.

Gambar 16. komposisi jenis ikan yang terdapat pada stasiun 1 pengamatan

Komposisi jenis ikan yang di dapatkan pada stasiun 2

38%

19%15%

22%6%

Komposisi jenis ikanValamugil engcli (Belanak)

Siganus guttatus (Debam)

Geres acinaces (Mentimah)

Apogon ceramensis (Seriding)

Page 16: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Ikan yang tertangkap pada stasiun II sebanyak 187 individu yang terdiri dari

5 spesies dari 5 famili.

Gambar 17. Komposisi Jenis Ikan Yang Tertangkap di Stasiun II

Komposisi jenis ikan yang di dapatkan pada stasiun 3

Ikan yang tertangkap pada stasiun III sebanyak 143 individu yang terdiri dari

5 spesies dari 5 famili dengan.

Gambar 18. Komposisi Jenis Ikan Yang Tertangkap di Stasiun III

4.4 Kelimpahan Ikan yang didapat diperairan Desa Duara

54%

17%

7%

14%8%

Komposisi jenis ikanValamugil engcli (Belanak)Siganus guttatus (Debam)Geres acinaces (Mentimah)Apogon ceramensis (Seriding)Letrinus lentjan (Mempinang)

38%

19%15%

22%6%

Komposisi jenis ikan

Valamugil engcli (Belanak)

Siganus guttatus (Debam)

Geres acinaces (Mentimah)Apogon ceramensis (Seriding)Letrinus lentjan (Mempinang)

Page 17: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Kelimpahan ikan di stasiun 1

Gambar 24. Kelimpahan ikan pada stasiun 1 pengamatan

Jumlah total spesies yang didapatkan di stasiun 1 dengan 3 kali pengulangan

yaitu 233 individu ikan.

0

5

10

15

20

25

PERTAMA

PASANG

PERTAMA

SURUT

KEDUA

PASANG

KEDUA

SURUT

KETIGA

PASANG

KETIGA

SURUT

ke

lim

pa

ha

n

stasiun penelitian

Apogon

ceramensis

Geres acinaces

Page 18: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Kelimpahan ikan di stasiun 2

Gambar 25. kelimpahan ikan pada stasiun 2

Jumlah spesies ikan yang didapatkan di stasiun 2 dengan 3 kali pengulangan

yaitu 5 spesies dari 187 individu ikan. Pada gambar diatas memperlihatkan spesies

tertinggi adalah valamugil engcli dengan jumlah kelimpahan rata–rata 300 ind/ha.

Kelimpahan ikan di stasiun 3

0

5

10

15

20

25

PERTAMA PASANG

PERTAMA SURUT

KEDUA PASANG

KEDUA SURUT

KETIGA PASANG

KETIGA SURUT

keim

pah

an

stasiun penelitian

Apogon ceramensis

Geres acinaces

Lethrinus Lentjan

Siganus guttastus

Valamugil engcli

Page 19: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 26.Kelimpahan ikan pada stasiun 3

Jumlah spesies ikan yang didapatkan di stasiun 3 dengan 3 kali pengulangan

yaitu 5 spesies dari 143 individu ikan. Habitat lamun pada umumnya mendukung

kelimpahan dan keanekaragaman ikan lebih tinggi dibandingkan dengan habitat tanpa

lamun (hanya substrat) yang berdekatan (Tolan et al., 1997) dalam (Rahmawati dkk,

2012).

3. Indeks Keanekaragaman(H’), Indeks Keseragaman (E), Indeks

Dominansi (C) di Perairan Desa Duara

0

5

10

15

20

25

30

PERTAMA PASANG

PERTAMA SURUT

KEDUA PASANG

KEDUA SURUT

KETIGA PASANG

KETIGA SURUT

kelim

pah

an

stasiun penelitian

Apogon ceramensisGeres acinaces

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

keanekaragaman keseragaman dominansi

Nila

i (H

),(E

),(C

)

Page 20: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 27. nilai indeks H, E, C pada stasiun 1

Nilai indeks keanekaragaman jenis yang diperoleh selama pengamatan yaitu

stasiun 1 sebesar 2.12 Nilai indeks keseragaman (E) yang diperoleh yaitu stasiun 1

sebesar 0,91.

Nilai indeks domiansi (C) pada stasiun 1 sebesar 0,26.

Gambar Indeks Keanekaragaman(H’), Indeks Keseragaman (E), Indeks

Dominansi (C) Pada Stasiun 2

Grafik 28. nilai indek H, E, C pada stasiun 2

Nilai indeks keanekaragaman jenis yang diperoleh selama pengamatan yaitu

stasiun 2 sebesar 1.88. Nilai indeks keseragaman (E) yang diperoleh yaitu stasiun 2

sebesar 0.81.

Nilai indeks domiansi (C) pada stasiun 2 sebesar 0.35

Gambar Indeks Keanekaragaman(H’), Indeks Keseragaman (E), Indeks

Dominansi (C) Pada Stasiun 3

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

keanekaragaman keseragaman dominansi

Nila

i In

dek

(h

),(e

),(c

)

Page 21: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 29. nilai indeks H, E, C pada stasiun 3

Nilai indeks keanekaragaman jenis yang diperoleh pada stasiun 3 sebesar

2.10. Nilai indeks keseragaman (E) yang diperoleh pada stasiun 3 yaitu sebesar 0.90

Nilai indeks domiansi (C) pada stasiun 3 sebesar 0.26

Asosiasi ikan dengan lamun

kumpulan ikan yang berasosiasi dengan lamun yaitu :

I. Menetap dengan menghabiskan hidupnya di padang lamun dari juvenil

sampai siklus hidup dewasa, tetapi memijah diluar padang lamun yaitu

apogon ceramensis, valamugil engeli

2. Menetap hanya pada saat tahap juvenile yaitu siganus gutatus

3. Menetap sewaktu-waktu atau singgah hanya mengunjungi padang lamun

untuk berlindung atau mencari makan yaitu blotched phase , geres

acinaces .

Organisme disuatu ekosistem hidup secara alami dengan membentuk

keterkaitan lingkungan. Keterkaitan hidup masing-masing jenis ikan membentuk

suatu asosiasi, dimana setiap jenis ikan berusaha mendapatkan lingkungan yang tepat

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Khouw (2008) dalam Paillin (2009)

mengatakan adanya interaksi spesies akan menghasilkan suatu asosiasi

4.Biomasa ikan

Biomasa (sediaan ikan per luasan sensus)

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

keanekaragaman keseragaman dominansi

Nila

i In

de

k (H

),(E

),(C

)

Page 22: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 30. Biomasa ikan pada stasiun 1

pada stasiun 1 jumlah total biomassa sebesar 234 kg/ha, jumlah biomasa ikan

pada stasiun 1 ini lebih unggul dari pada stasiun 2 dan 3 hal ini disebabkan karna

pada stasiun satu ini ekosistem padang lamunnya cukup padat

Grafik 31. biomassa ikan yang didapatkan pada stasiun 2

0.000

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

hari pertama pasang

hari pertama

surut

hari kedua pasang

hari kedua surut

hari ketiga pasang

hari ketiga surut

Jum

lah

Bio

mas

sa (

kg/h

a)

Stasiun pengamatan

Biomassa ikan Stasiun 1

Apogon ceramensis

Geres acinaces

0.000

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

hari pertama pasang

hari pertama

surut

hari kedua pasang

hari kedua surut

hari ketiga pasang

hari ketiga surut

jum

lah

bio

mas

sa

stasiun pengamatan

Biomassa ikan di Stasiun 2

Apogon ceramensisGeres acinaces

Page 23: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Pada stasiun 2 jumlah total biomassa ikan adalah 107kg/ha, total jumlah

biomassa ikan ini tidak jauh berbeda dengan jumlah total ikan yang didapatkan pada

stasiun 1, menurunnya jumlah total biomassa ikan pada stasiun ini di pengaruhi oleh

kerapatan lamun juga

Gambar 32. biomassa ikan yang didapatkan pada stasiun 3

Jumlah boimassa ikan pada stasiun 3 adalah 48 kg/ha jumlah ini berbeda

dengan jumlah boimassa ikan yang didapatkan pada stasiun 1 dan 2 hal ini

disebabkan karna ikan lebih memilih pada stasiun yang memiliki kepadatan lamun

tinggi ,pada stasiun 3 ini ekosistem padang lamun memiliki kepadatan yang lebih

jarang

5. Karakteristik Parameter Perairan Desa Duara

a. Suhu

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

hari pertama pasanghari pertama suruthari kedua pasanghari kedua suruthari ketiga pasanghari ketiga surut

Jum

lah

bio

mas

a

Stasiun pengamatan

Biomassa ikan di Stasiun 3

Apogon ceramensis

Geres acinaces

Page 24: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 33. Suhu perairan desa duara

Nilai rata-rata suhu perairan yang diamatipada pagi, siang, dan sore hari

sebesar 30.8 ˚c. Menurut Kordi dan tancung (2007) dalam lotu cosine (2012), bahwa

kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan diperairan tropis adalah antara 28˚c-32˚c.

b. Salinitas

Grafik 34. Salinitas perairan desa duara

Untuk nilai salinitas rata-rata yang diamati selama priode pasang dan surutait

laut yaitu sebesar 28.8 ‰. Nilai kisaran salinitas perairan desa Duara dalam kondisi

labil karena dipengaruhi oleh musim dan adanya anak sungai yang bermuara kelaut.

c. Oksigen terlarut (DO)

28

29

30

31

32

st1 st2 st3

suh

u r

ata-

rata

Stasiun pengamatan

grafik suhu perairan desa duarapagi

siang

sore

26.5

27

27.5

28

28.5

29

29.5

30

30.5

st1 st2 st3

salin

itas

Stasiun pengamatan

grafik salinitas perairan desa duara

pasang

surut

Page 25: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Gambar 35. Oksigen terlarut perairan desa duara

Nilai rata-rata oksigen terlarut yang diamati pada pagi, siang, dan sore hari

sebesar 6.9 mg/l. Nilai oksigen terlarut sangat optimal bagi pertumbuhan ikan.

Menurut Boyd (1995) dalam Latucosina (2012) kisaran oksigen terlarut yang optimal

bagi pertumbuhan ikan adalah diatas 5 mg/l

Drajat keasaman (pH)

Gambar 36. pH perairan desa duara

pH rata-rata yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 7.1. Menurut Effendi

(2000), air laut umumnya memiliki kisaran pH antara 7 – 8,5 ,dan menurut Dawson

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3

DO

stasiun pengamatan

grafik DO perairan desa duara

pagi

siang

sore

6.4

6.6

6.8

7

7.2

7.4

st1 st2 st3

pH

Stasiun pengamatan

grafik ph perairan desa duara

pas…

Page 26: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

dalam Reswara 2010 ikan dapat tumbuh optimal jika berada dalam kisaran pH antara

7,0 – 8,5.

Kecepatan arus

Gambar 37. Kecepatan arus perairan desa duara

Kecepatan arus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0.31 m/s saat

pasang dan, 0,12 m/s kecepatan arus berpengaruh besar dalam transportasi telur, larva

dan ikan-ikan kecil (Laevastu dan Hayes 1981 dalam Merryanto 2000).

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang di lakukan di perairan desa duara didapatkan dua jenis

lamun yaitu Enhalus acaroides dan Thalasia hemprichi, kerapatan. Jenis ikan yang

didapat yaitu valamugil engcli, siganus gutatus, geres acinaces, apogon ceramensis,

lethrinus lentjan., kelimpahan ikan tertinggi yaitu spesies valamugil engcli dan

kelimpahan ikan terendah yaitu letrinus lentjan. Pengukuran parameter perairan, suhu

salinitas,Ph, DO, keceparan arus di perairan desa duara menunjukkan keadaan stabil.

B. Saran

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

st1 st2 st3

kece

pat

an a

rus

Stasiun pengamatan

grafik kecepatan arus perairan desa duara

pasang

surut

Page 27: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kekayaan jenis ikan dan

sebarannya diekositem padang lamun perairan Desa Duara, Kepulauan Riau, maka

perlu penelitian secara kontinyu terutama berdasarkan musim.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, H.S. 2014 Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun

Kabupaten Bintan, Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,Tanjungpinang

Aswandy,1 dan M.H.Azkab.2000 Hubungan fauna denganpadang lamun. Oseana,

25(3):19-24.

Azkab, M.H. 1999. Pedoman Inventarisasi Lamun. OSEANA, Volume XXIV,

Nomor 1. Hal 1-16. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta25(3):19-24.

Azkab M.H., 2000, Produktivitas Lamun, Oseana, XXV (1) : 1-11, Balitbang

Page 28: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Biologi Laut, Pustlibang Biologi Laut- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Jakarta.

Azkab, M.H., 2000, Struktur dan Fungsi Komunitas Lamun, Oseana, XXV (3) : 9-

17, Balitbang Biologi Laut, Pustlibang Biologi Laut- Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Azkab. 2006, Ada Apa dengan Lamun., Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian

Oseanografi-Lembaga Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Bell, J.D. and D.A. Pollard. 1989. Ecology of Fish Assemblages and Fisheries

Associated with Seagrasses.In: Larkum, A.W.D., McComb, A.J., and

Shephard, S.A. (Eds.). Biology of Seagrasses: A Treatise on the Biology

of Seagrasses with Special Reference to the Australasian Region.

Elsevier, Amsterdam, 565-609pp

Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Bogor : Yayasan Dewi Sri. 105 hal.

Fachrul, 2006, Metode Sampling Bioekologi, Penerbit Bumi Aksara Fahmi dan

Adrim, M., 2009 Deversitas pada Komunitas Padang Lamun di Periran

Pesisir Kepulauan Riau, Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 35 (1) : 75-

90, Pusat Penelitian Oceanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Jakarta.

Heriman, M., 2006, Struktur Komunitas Ikan yang Berasosiasi dengan Ekosistem

Padang Lamun di Perairan Tanjung Merah Sulawesi Utara, Skripsi, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Hutomo, M dan Djamali, 1977. Komunitas Ikan pada Padang Lamun (Seagrass,) di

Pantai Selatan Pulau Tegah, Gugusan Pulau Pari. LIPI, Jakarta

Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik Komunitas Ikan padang lamun (Seagrass,

Antophyta) di perairan Teluk Banten.Disertasi Fakultas Pasca Sarjana IPB.

Bogor. 299 pp.

Juwana, S., dan Romimohtarto, K., 2001, Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang

Biologi Laut, Djambatan, Jakarta.

Juhara, A., 2012, Struktur Komunitas Polychaeta pada Lima Muara Sungai di

TeluJakarta, Universitas Indonesia

Krebs, 1978.Ecology.The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.

Third Editin. Harper and Row Distribution.New York

Kordi, K.,M.,G.,H., 2011, Ekositem Lamun (Seagrass), Rineka Cipta, Yogyakarta.

Kordi, K.,M.,G.,H., 2011, Buku Pintar Budi Daya 32 Ikan Laut Ekonomis, Lily

Publisher, Yogyakarta.

Manik, N., 2007, Struktur Komunitas Ikan Padang LamunTanjung Merah, Bitung,

Oseanologidan Limnologi di Indonesia, 33 : 81-95, UPT Loka Konservasi

Page 29: Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Jurnal Perikanan dan Kelautan 08-04-2016 FISH ... ikan sebagai

Biota Laut Bitung, PusatPenelitian Oseanografi- Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, Jakarta.

Nainggolan, P., 2011, Distribusi Spasial dan Pengelolaan Lamun (Seagrass) di Teluk

Bakau Kepulauan Riau, Skripsi, Departemen Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Cetakan ke-2. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Odum. 1997. Biologi umum. Jakarta: Gramedia.

Phillips, R, C, and E, G, Menez. 1988. Seagrasses. Smithsonion Institution Press.

Washington DC, 104 pp.

Rahmawati, S, Fahmi, dan Yusup, S.D., 2012, Komunitas Padang Lamun dan Ikan

Pantai di Perairan Kendari Sulawesi Tenggara, Ilmu Kelautan, 17 (4) : : 190-

198, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Rostika, 2014 Struktur Komunitas Ikan Padang Lamun di Perairan Teluk Baku Pulau

Bintan Kepulauan Riau, Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang.

Rappe, Rohani A., 2010, Struktur Komunitas Ikan Padang Lamun yang Berbeda di

PulauBarang Lompo, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2 (2) : 62-

73, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan Departemen Ilmu dan Teknologi

Kelautan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Suharti, S. R. 1999. Keanekaragaman Jenis dan Kelimpahan Pomacentridae

diTerumbu Karang Perairan Selat Sunda.Tanda L. 2002.Coral Reef

Fish Stock Assessment in the Togean and Banggai Islands, Sulawesi,

Indonesia.RAPbulletin of biological assessment.

Sutika, N., 1989. Ilmu Air. Universitas Padjadjarang. BUNPAD Bandung. Bandung.

Soeseno, 1982.Dasar Perikanan Umum. Jasa Guna, Jakarta.

Umaly, R.C., dan L.A Cuvin. 1988. Lymnology : Laboratory And Field Guide,

Physico-Chemical Factors, Biological Factors. National BookStore,

Inc..Publishers.Metro Manila.322 p.

Widodo E. 2013 Keanekaragaman Jenis dan Pola Sebaran Lamun di Perairan Teluk

Dalam Kabupaten, Bintan, Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang.

Waycott, M., McMahon K, J. Mellors, A. Calladine, and D. Kleine. 2004. A Guide to

Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook University,

Queensland-Australia.