peran bkprd rakor i 2015

14
PERAN DAN FUNGSI BKPRD DALAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG BAPPEDA PROVINSI SULAWESI SELATAN MAKASSAR, 20 Agustus 2015 DIBAWAKAN OLEH: Ir. H. Denny Irawan Saardi, M.Si. Ketua Pokja Perencanaan BKPRD Provinsi Sulawesi Selatan

Upload: ninarumpa

Post on 08-Jul-2016

79 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

materi dari BKPRD Prov. Sulawesi Selatan

TRANSCRIPT

PERAN DAN FUNGSI BKPRDDALAM PENYELENGGARAAN

PENATAAN RUANG

BAPPEDA PROVINSI SULAWESI SELATANMAKASSAR, 20 Agustus 2015

DIBAWAKAN OLEH:

Ir. H. Denny Irawan Saardi, M.Si.

Ketua Pokja Perencanaan BKPRD Provinsi Sulawesi Selatan

a. Konflik-konflik pemanfaatan ruang Masyarakat Vs Pemerintah, antar instansipemerintah maupun antar kewenangantingkatan pemerintahan.

b. Dikotomi antara peningkatan PAD versuspelestarian lingkungan dan penyelamatanruang.

c. Belum optimalnya kelembagaan penataanruang di daerah.

d. Masih lemahnya peran masyarakat dalammelaksanakan fungsi kontrol/pengawasandalam rangka pemanfaatan ruang danpengendaliannya.

PERMASALAHAN PENATAAN RUANG DAERAH

PERLU

KOORDINASI

HAL - HAL YANG PERLU DIKOORDINASIKANDALAM PENATAAN RUANG

• Penyelenggaraan urusan kewenangan wajib di bidang tataruang;

• Perumusan berbagai kebijakan penataan ruang Provinsidan Kabupaten/Kota;

• Penyusunan RTRWP, RTR Kawasan Strategis Provinsi,RTRWK/K, RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota, RDTRKabupaten/Kota, RZWP3K;

• Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yangtimbul dalam penyelenggaraan penataan ruang di Provinsimaupun Kabupaten/Kota;

• Pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerahdipandang perlu optimalisasi koordinasi antara Pemerintah, PemerintahProvinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta instansi terkait di Daerah.

BENTUK KOORDINASI PENYELENGGARAANPENATAAN RUANG

3. Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas pemangkukepentingan.Berupa suatu pelibatan para pemangku kepentingan lainnya (masyarakat, duniausaha, perguruan tinggi, dll) dalam penyelenggaraan penyelenggaraan penataanruang yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan.

1. Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas sektor.Berupa keterlibatan antar instansi/dinas/sektor terkait dalam suatu wilayah(Provinsi dan Kabupaten/Kota) melalui forum koordinasi penataan ruang dengantetap memperhatikan kewenangan masing-masing instansi/dinas/sektor tersebut.

2. Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas wilayah.Berupa kerjasama antar Pemerintah Provinsi dan antar PemerintahKabupaten/Kota yang berbatasan guna mensinergikan rencana tata ruang masing-masing wilayah.

Pelaksanaan koordinasi penataan ruang Provinsi danKabupaten/Kota dilakukan mulai dari tahap perencanaan tataruang, pemanfaatan ruang, sampai dengan pengendalianpemanfaatan ruang;

Koordinasi penataan ruang di Daerah dilakukan antaraPemerintah, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota serta Instansi terkait di daerah.

Koordinasi penataan ruang Provinsi dilakukan oleh Gubernur;

Koordinasi penataan ruang Kabupaten/ Kota dilakukan olehBupati/ Walikota.

IMPLEMENTASI PERMENDAGRI No. 50/2009 tentangPedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah

Pembentukan BKPRD sebagai pembantu Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan koordinasi perencanaan,pemanfaatan dan pengendalian tata ruang daerah;

Komitmen semua pihak baik Pemerintah maupun PemerintahDaerah dalam mendukung eksistensi fungsi dan peran BKPRD.

Adanya fungsi dan peran BKPRD sebagai sarana koordinatif yangefektif sehingga hasilnya dapat operasional

Pemerintah Kabupaten/Kota segera melakukan penyesuaianpembentukan BKPRD berdasarkan Permendagri Nomor 50 Tahun2009.

.

Penanggung jawab

Gubernur danWakil Gubernur

Ketua

Sekretaris DaerahProvinsi

Pokja PerencanaanTata Ruang

Sekretaris

Kepala BappedaProvinsi

Sekretariat

Sekretaris BappedaProvinsi

a. Menggunakan tenaga ahlib. Membentuk Tim Teknisc. Meminta bahan yang

diperlukan oleh SKPDProvinsi (Pasal 5)

Anggota

Struktur BKPRD Provinsi

Pasal 3 ayat 3

Pokja Pemanfaatandan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

1. STRUKTUR BKPRD

BEBERAPA HAL YANG PENTING DALAM IMPLEMENTASIPERMENDAGRI No. 50/2009

Tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah

Penanggung jawab

Bupati dan Wakil BupatiWalikota dan Wakil Walikota

Ketua

Sekretaris DaerahKabupaten/Kota

Pokja PerencanaanTata Ruang

Sekretaris

Kepala BappedaKabupaten/Kota

Sekretariat

Sekretaris BappedaKabupaten/Kota

a. Menggunakan tenaga ahlib. Membentuk Tim Teknisc. Meminta bahan yang

diperlukan oleh SKPDKabupaten/Kota (Pasal15)

Anggota Pokja Pemanfaatandan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Struktur BKPRD Kabupaten/Kota

Pasal 13 ayat 3

2. AGENDA KERJAPROVINSI BKPRD Provinsi menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)

bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang (Pasal 4 ayat 2). BKPRD Provinsi menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Provinsi dan rekomendasi

secara berkala kepada Gubernur (Pasal 4 ayat 3). Gubernur memerintahkan SKPD terkait untuk menindaklanjuti rekomendasi BKPRD Provinsi

(Pasal 6).

KABUPATEN/KOTA BKPRD Kabupaten/Kota menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3

(tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang (Pasal 14ayat 2).

BKPRD Kabupaten/Kota menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Kabupaten/Kotadan rekomendasi secara berkala kepada Bupati/Walikota (Pasal 14 ayat 3).

Bupati/Walikota memerintahkan SKPD terkait untuk menindaklanjuti rekomendasi BKPRDKabupaten/Kota (Pasal 16).

A. TUGAS POKJA PERENCANAAN TATA RUANG PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

1. Memberikan masukan kepada BKPRD Provinsi/Kabupaten/ Kota dalam rangkapelaksanaan kebijakan penataan ruang provinsi/kabupaten/kota;

2. Melakukan fasilitasi penyusunan RTR dengan mempertimbangkan instrumenKajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

3. Melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangkapenerapan RTR;

4. Melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan yang tertuangdalam RTR dengan RPJPD/RPJMD;

5. Menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknisRTR provinsi/kabupaten/kota;

6. Mengiventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan sertamemberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang plenoBKPRD Provinsi/Kabupate/Kota.

(Pasal 10 ayat 2 dan Pasal 20 ayat 2)

3. TUGAS KELOMPOK KERJA (POKJA)

B. TUGAS POKJA PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATANRUANG PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

1. Memberikan masukan kepada Ketua BKPRD Provinsi/Kabupaten/Kotadalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalianpemanfaatan ruang provinsi/kabupaten/kota;

2. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakan Perdatentang RTR;

3. Melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakan Perdatentang RTR;

4. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakan Perdatentang RTR;

5. Melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang;

6. Melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang;

7. Mengiventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan danpengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatifpemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Provinsi/Kabupaten/Kota

(Pasal 11 ayat 2 dan Pasal 21 ayat 2)

C. TUGAS SEKRETARIAT POKJA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

1. Menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD;

2. Menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD;

3. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD;

4. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja dalam BKPRD;

5. Mengolah data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugasBKPRD;

6. Menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang;

7. Menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang;

8. Menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinyapelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang.

(Pasal 8 ayat 2 dan Pasal 18 ayat 2)

4. PELAPORANPasal 23

Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan koordinasi penataanruang kabupaten/kota kepada Gubernur dengan tembusan MenteriDalam Negeri disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu)tahun pada bulan April dan Agustus.

Gubernur melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruangprovinsi dan pembinaan penataan ruang kabupaten/kota kepadaMenteri Dalam Negeri disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam1 (satu) tahun pada bulan Mei dan September.

Masih kurangnya kesadaran pemerintah kabupaten/kota untuk membentuk BKPRDKabupaten/Kota sebagaimana amanat Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 tentangPedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

Belum taatnya pemerintah kabupaten/kota melakukan pelaporan penyelenggaraanpenataan ruang kepada Gubernur sebagaimana amanat Permendagri Nomor 50 Tahun2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah sehingga menyulitkanBKPRD Provinsi untuk melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, danpelaporan penyelenggaraan penataan ruang;

Masih kurangnya kesadaran pemerintah kabupaten/kota melakukan sosialisasi Perdatentang RTRWK yang berfungsi sebagai acuan pelaksanaan pembangunan;

Belum seriusnya perhatian pemerintah kabupaten/kota akan kepentingan RDTRKsebagai alat operasionalisasi penyelenggaraan penataan ruang dan acuan pemberianizin pemanfaatan ruang;

Belum kuatnya komitmen pemerintah kabupaten/kota terhadap keberadaan KP2Bdalam RTRWK yang diindikasikan oleh pesatnya alih fungsi lahan pertanian pangan; dan

Indikasi Program Utama pada Rencana Tata Ruang Wilayah baik provinsi maupunkabupaten/kota belum dijadikan acuan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta dan Masyarakat dalam melaksanakanpembangunan.

5. PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN KOORDINASIPENATAAN RUANG SULSEL