perah 1.pdf
TRANSCRIPT
-
PENDAHULUAN
Tatalaksana pemeliharaan, merupa-
kan salah satu faktor lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap peningkatan populasi
dan produktivitas sapi perah. Tatalaksana
pemeliharaan pedet sejak lahir sampai
disapih men_jadi sangat penting dalam upaya
menyediakan bakalan balk sebagai
pengganti induk mapun untuk digemukan
sebagai ternak pedaging .
Penerapan tatalaksana pemeliharaan
perlu dilakukan sedini mungkin atau sejak
pedet baru lahir, mengingat25-30% dari
pedet yang lahir akan mengalami kematian
pada periode 4 bulan pertama(SIREGAR,
1992) . Kematian umumnya disebabkan oleh
kurang pakan, pneumonia dan komplikasi
gangguan pencernaan. Hasil-hasil penelitian
menurjukkan melalui tatalaksana pemeliha-
raan yang meliputi perawatan dan pemberian
pakan secara tepat, kematian dapat ditekan
dan keragaanya dapat ditingkatkan(BATH
et .all, 1978 ; HIDAYATI, 1995; SIREGAR,
1992 ; SUDONO, 1989) .
Tu_juan
pengamatan
untuk
mempelajari
penerapan
tatalaksana
206
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian2006
TATA LAKSANA PEMELIHARAAN PEDET SAPI PERAH
HARRY PURWANTO DAN DEDI MUSLIH
Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002
RINGKASAN
Suatu pengamatan yangbertujuan untuk mempelajari penerapan tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah
telah dilakukan terhadap 9ekor pedet sapi perah di Kandang Percobaan Ruminansia
Besar.Balai Penelitian
Ternak Ciawi . Pengamatan dilakukan selama tiga bulan (Agustus 2004-Oktober2004)
terhadap pedet sapi
perah yangdipelihara sejak lahir sampai disapih
. Penerapan tatalaksana pemeliharaan sejak lahir sampai
disapih meliputi (1)persiapan menjelang kelahiran, (2)
perawatan saat lahir, (3)pemberian kolostrum,
(4)
pemberian susu, (5) pemberian konsentrat,(6)
pemberian hijauan (rumput), (7)penyapihan
. Kolostrum
diberikan mulai umur 0-4 hari sebanyak 3It/ek, Susu diberikan 2
kali sehari yaitu pagi hari sekitar pkl. 08 :00
dan slang hari sekitar pkl . 14 :00 .Jumlah pemberian setiap ekor pedet setiap hari masing-masing sebanyak
3
It, 4 It dan3 It secara berturut-turut mulai umur
5-30 hari, 31-60 hari, dan61-90 hari
. Konsentrat diberikan
kepada setiap pedet setiap hari, sebanyak 0,5-I kg pada umur61-90 hari
. Pemberian hijauan (rumput) kepada
setiap pedet, masing-masing sebanyak0,25 kg. 0,5 kg dan
I kg secara berturut-turut mulai umur21-30 hari,
31-60 hari dan 61-90 hari. Hasil pengamatan terhadap perumbuhan pedet menunjukkan rata-rata bobot sapih
pedet mencapai 60,64 kg dari rata-rata bobot lahir sebesar26,78 kg
atau dengan pertambahan bobot badan
rata-rata sebesar 33,86 kg/e atau 0,38 kg/e/h. Tidak terjadi kasus kematian pada pengamatan ini dan semua
pedet berada dalam kondisi sehat. Dengan menerapan tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah secara tepat,
diperoleh bakalan yangbaik dan sehat .
Kata Kunci :Pedet, sapi perah, tatalaksana pemeliharaan
pemeliharaan pedet sapi perah sejak lahir
sampai sapihyang dilakukan di Kandang
PercobaanRuminansia Besar,
Balai
Penelitian Ternak Ciawi.
MATERI DAN METODE
Pengamatan terhadappenerapan
tatalaksana pemeliharaan pedet sapi perah
sejak lahir sampai sapih dilakukan selama
tiga bulan (Agustus 2004-Oktober2004) di
kandang PercobaanRumimansia Besar,
Balai Penelitian Ternak Ciawi pada9 ekor
pedet sapi perah Peranakan FH sebagai
sample yang digunakan dalam pengamatan
ini .
Bahandan perlengkapan
yang
digunakan dalam pengamatan ini meliputi
konsentrat, hijauan (rumput), jerami padi,
(Yodium tinctuur) dan airhangat,
timbangan, ember, cangkir, dotbayi dan
kain lapbersih .
Tata laksana pemeliharaanyang
diterapkanmeliputi persiapan menjelang
kelahiran, perawatan saat lahir, pemberian
kolostrum, pemberiansusu, pemberian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
-
konsentrat, pemberian hijauan (rumput) dan
penyapihan .
Parameter yang diamati meliputi
penerapan tata laksana pemeliharaan dan
keragaan pedet sejak lahir sampai sapih.
Selanjutnya data diolah dan dianalisa secara
deskriptip .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tatalaksana pemeliharaan
Persiapan kandang menjelang kelahiran
Dilakukan dengan membersihkan
kandang induk kemudian dilengkapi dengan
alas kandang dari jerami padi . Kandang
kelompok berukuran 2 m x 2 m dilengkapi
dengan alas dari jerami padi disiapkan untuk
menampung 4 ekor anak .
Penempatan pedet dalam kandang
dapat dilakukan secaraindividu , atau
kelompok . sesuai dengan kebutuhan atau
kapasitasnya . Ukuran kandangindividual
untuk pedet umur 0-4 minggu adalah 0,75
m x 1,5 m dan umur 4-8 minggu 1,0 x 1,8
m . Kapasitas kandang pedet umur4-8
minggu adalah 1 mZ/ekor, dan umur 8-12
minggu adalah 1,5 m'/ekor.
Perawatan saat kelahiran
Perawatan terhadap pedet yang baru
lahir dilakukan dengan membersihkan lendir
pada hidung, mulut, dan lendir yang ada
diseluruh tubuhnya karena cairanyang
menutupi hidungakan mengganggu
pernafasan anak sapi. Selanjutnya pedet
dimasukan kedalam kandang anak yang
sudah diberi alas jerami padi/kain kering
yang tidak menimbulkan becek/basah
Untuk mencegah terjadinya infeksi
dilakukan pemotongan terhadap tali pusar.
Tali pusar yang masih menggantung
kemudian dicelupkan pada larutan yodium
tinctuur . Pencelupan tali pusar kedalam
larutan yodium dilakukan setiap hari sampai
tali pusar kering.
Pemberian Kolostrum
Kolostrum diperoleh dengan cara
memerah induk yang telahdibersihkan
ambingnya. Kolostrum diberikan pada anak
sapi dengan menggunakandot bayi
sebanyak
3
liter/ekor/hari .
Kolostrum
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
diberikan 2 kali sehari yaitu pagi pukul
08:00 dan slang pukul 14:00. Selanjutnya
kolostrum diberikan setiap hari secara
berturut-turut dengan jumlah dan jadwal
yang sama selama 4 hari sampai kolostrum
habis .
Pedet tidak memiliki antibodi
(kekebalan tubuh) sebelum memperoleh
kolostrum dari induknya. Untuk itu I jam
setelah lahir pedet diberi kolostrum dari
induknya. Apabila tidak diperoleh kolostrum
dapat dibuat secara buatan sebagai pengganti
kolostrum (SUDONO, 1989) .
Pemberian susu
Pemberian susu terhadap pedet
dilakukan dengan cara memerah induk
setiap hari kemudian pedet dilatih untuk
meminumnya melalui ember. Susu diberikan
2 kali sehari yaitu pagi hari sekitar pkl .
08:00 dan slang hari sekitar pkl . 14:00 .
Jumlah pemberian setiap ekor pedet setiap
hari masing-masing sebanyak 3 It, 4 It dan 3
It secara berturut-turut mulai umur 5-30 hari,
31-60 hari, dan 61-90 hari . Setelah
kolostrum habis diperah dilanjutkan dengan
pemberian susu sampai disapih .
Susu merupakan makanan utama bagi
pedet. Kelangsungan hidup dan
pertumbuhannya ditentukan oleh kecukupan
pedet memperoleh susu . Oleh karena itu
pemberian susu bagi pedet perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang balk .
Pemberian konsentrat
Anak diajarkan makan konsentrat
setiap hari dengan pemberian sebanyak 0,5-
1 kg pada mulai umur 60-90 hari .Pedet
dilatih memakan konsentrat dengan
menempelkan konsentrat pada mulut pedet .
Pengenalan dan pemberian konsentrat
perlu dilakukan sedini mungkin karena pada
umur 2,5-3 bulan rumen dan reticulum pedet
sudah sudah berkembang yang volumenya
mencapai 70% . Sebaliknya volume
abomasum dan omasum menyusut kecil
mencapai 30% dari seluruh lambung .
Setelah pedet bekembang menjadi dewasa
volume rumen menjadi 80%, reticulum 5%,
omasum 8% dan abomasum 7% .(AAK,
1995)
207
-
Pemberian hijauan
Mulai umur 3 minggu pedet diajarkan
makan rumput. Pemberian rumput dilakukan
setiap hari dengan jumlah pemberian
masing-masing sebanyak 0,25 kg/ekor, 0,5
kg/ekor dan I kg/ekor secara berturut-turut
mulai umur 21-30 hari, 31-60 hari dan 61-
90 hari . Rumput yang diberikan pada pedet
dipilih yang masih muda dan kemudian
dipotong-potong dengan golok atau mesin
chopper sehinga mudah dicerna oleh anak
sapi .
Sebagaimana konsentrat rumput
(hijauan) perlu dikenalkan dan diberikan
sedini mungkin . Pemberian rumput yang
dimulai pada umur I minggu dapat
merangsang perkembangan rumen yang
sangat mendukung pertumbuhan selanjutnya
(Hidayati, 1995)
Penyapihan
Duapuluh hari menjelang
penyapihan, pemberian susu dikurangi
sedikit demi sedikit sampai tidak diberi
susu, sebaliknya pemberian konsentrat dan
hijauan ditingkatkan sampai saat disapih,
sehingga terbiasa dan tidak mengalami stres
herat . Setelah berumur 90 hari pedet dipisah
dari pemberian susu untuk teals dipelihara
atau dibesarkan sebagai pengganti induk
atau untuk digemukkan sebagai ternak
pedaging.
Dengan melakukan penyapihan hiaya
pembesaran pedet menjadi lebih hemat dan
volume susu yang dijual dapat ditingkatkan .
Keragaan pedet
I-lasil pengamatan terhadap
pertumbuhan pedet menunjukkan rata-rata
bobot sapih pedet pada umur 90 hari
mencapai 60,64 kg dari rata-rata bobot lahir
sebesar 26,78 kg dengan pertambahan hobot
badan rata-rata sebesar 33,86 kg/ekor/90
hari atau 0,38 kg/ekor/hari (Tahel 1) . Hasil
ini lebih rendah dibandingkan dengan
penelitian yang dilaporkan oleh SUGIARTI,
etall (1977) di daerah Sumedang pada
pedet sapi perah Fries Holland jantan
dengan rataan bobot lahir 34 kg/ekor, rataan
pertambahan bohot badan harian mencapai
0,48 kg/hari/ekor . Ilal ini mungkin
disebabkan adanya perbedaan bobot lahir,
208
Tern iiTeknis Nastonal Tenaga Fungsional Pertanian
2006
pakan yang diberikan dan faktor lingkungan
lainnya . Sugiarti, et all. (1977) melaporkan
bobot lahir yang lebih tinggi akan
menghasilkan bobot sapih yang lebih tinggi
pula. Perbedaan jenis kelamin pada pedet
sapi perah Fries Holland sejak lahir sampai
sapih tidak berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan (RUSTAMADJI, 1994) .
Tabel 1 . Keragaan pedet sapi perah yang
dipelihara di Kandang Percobaan
Ruminansia Besar Ciawi Oktober
2004
KESIM PULAN
Penerapan tatalaksana pemeliharaan
pedet sapi perah sejak lahir sampai sapih di
kandang percobaan Balitnak Ciawi yang
meliputi persiapan menjelang kelahiran,
perawatan saat lahir, pemberian susu dan
pemberian pakan, menghasilkan rataan
bobot sapih sebesar 60,64 kg/ekor/hari
dengan pertambahan bobot badan harian
sebesar 0,38 kg/ekor/hari .
DAFTAR BACAAN
AAK, 1995 . Petunjuk Praktis Beternak Sapi
Perah. Penerbit Kanisius . Yogyakarta
BATH, L.D . , F.N . DICKINSON, H.A .
TUCKER, AND R.D. APPLEMAN. 1978 .
Dairy Cattle : Principles, Practices,
Problems, and profits . Lea & Febiger,
Philadelphia, USA .
HIDAYATI, N . 1995 . Pemeliharaan pedet sapi
perah. Wartazoa Vol . 4 Nomor 1-2 .
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan . Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian .
Departemen Pertanian .
RUSTAMADJI,
B.
1994.
Kecepatan
pertumhuhan pedet jantan dan betina
Pusot Penelitian dun Pengembangan Peternakan
Parameter
Hasil
pengukuran
Jumlah sample/pedet (ekor) 9,00
Rataan bobot lahir (kg/ekor) 26,78
Rataan bobot sapih (kg/ekor) 60,64
Rataan pertambahan bobot
badan (kg/ekor/ 90 hari)
33,86
Rataan pertambahan bobot
badan (kg/ekor/hari)
0,38
-
Frisien Holstein dengan pemberian
pakan secara adlibitum sampai
dengan umur disapih . Proceedings
Pertemuan Ilmiah Pengolahan dan
Komunikasi Hasil Penelitian Sapi
Perah . Sub Balai Penelitian Ternak
Grati. Balai Penelitian Ternak Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Peternakan . Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian .
SIREGAR, S. B. 1992 . Sapi perah : Jenis,
Teknik Pemeliharaan dan Analisa
Usaha. Penebar Swadaya . Jakarta .
SUDONO, A . , A . Nursamsi dan N .A. Sigit.
1989 . Pengaruh pemberian susu
pengganti terhadap pertumbuhan dan
Tenru Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Pusal Penelitian dan Pengembangan Peternakan
daya cerna pada anak sapi jantan
peranakan Fries Holland . Prosiding
Pertemuan Ilmiah Ruminansia,
Cisarua Bogor 8-10 Nopember 1988 .
SUGIARTI, T . , E . Wina, B . Tangenjaya, dan
I.W . Mathius. 1997 . Kemampuan
peningkatan berat badan sapi pedet
jantan FH sampai dengan umur di
Tanjungsari Kabupaten Sumedang .
Prosiding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner . Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Peternakan . Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian .
209
page 1page 2page 3page 4