peradaban rennaisans dan pemikiran politik machiavelli

9
PERADABAN RENNAISANS DAN PEMIKIRAN POLITIK MACHIAVELLI (1467-1527) (BAB 4) Zaman Renaisans (abad XIV-XVI) adalah salah satu abad keemasan dalam sejarah peredaban barat. Zaman ini merupakan fase transisi yang menjembatani zaman kegelapan dengan zaman pencerahan. Zaman ini juga merupakan kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspek. Zaman Renaisans dianggap sebagai starting point perkembangan peradaban Eropa. Karena pada zaman ini tercapai prestasi gemilang dalam bidang seni, filsafat, sains, politik, dll. Kemudian bangkitnya kembali minat terhadap kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno serta bangkitnya humanism sekuler yang menggeser orientasi berpikir teosentrik menjadi antroposentris. Terjadinya pemberontakan terhadap gereja mengakibatkan kebebasan intelektual dan agama membuat manusia lebih kreatif dalam bidang keilmuan, filsafat dan seni, mengurangi keterikatan manusia dari belenggu sejarah dan mitologi anti kemanusiaan abad pertengahan, serta memunculkan wawasan baru dalam hubungan antara negara dengan agama dan moralitas. 9

Upload: luthfi-hisyam-sam

Post on 15-Jul-2016

141 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

PERADABAN RENNAISANS DAN PEMIKIRAN POLITIK

MACHIAVELLI (1467-1527) (BAB 4)

Zaman Renaisans (abad XIV-XVI) adalah salah satu abad keemasan dalam

sejarah peredaban barat. Zaman ini merupakan fase transisi yang menjembatani

zaman kegelapan dengan zaman pencerahan. Zaman ini juga merupakan

kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap kekayaan warisan

Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspek.

Zaman Renaisans dianggap sebagai starting point perkembangan

peradaban Eropa. Karena pada zaman ini tercapai prestasi gemilang dalam bidang

seni, filsafat, sains, politik, dll. Kemudian bangkitnya kembali minat terhadap

kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno serta bangkitnya humanism sekuler

yang menggeser orientasi berpikir teosentrik menjadi antroposentris.

Terjadinya pemberontakan terhadap gereja mengakibatkan kebebasan

intelektual dan agama membuat manusia lebih kreatif dalam bidang keilmuan,

filsafat dan seni, mengurangi keterikatan manusia dari belenggu sejarah dan

mitologi anti kemanusiaan abad pertengahan, serta memunculkan wawasan baru

dalam hubungan antara negara dengan agama dan moralitas.

Perkembangan kapitalisme dan merkantilisme dikawasan Italia dan

Mediterania merupakan unsur penting bagi perkembangan munculnya zaman

Renaisans. Perang Salib juga mempunyai andil cukup berarti dalam lahirnya

zaman ini. Tidak seperti pereng pada umumnya, Perang Salib memberikan

dampak positif terhadap peradaban dunia Barat. Kegemilangan peradaban Islam

menular terhadap bangsa-bangsa di Eropa .

Kelahiran zaman Renaisans juga dikondisikan oleh pertikaian antara

agama Kristen dan ilmu pengetahuan. Pelopor ilmu pengetahuan modern dan

cendikiawan melawan dogma-dogma gereja dengan penelitian empiris dan

metode induktif mengungkapkan teori-teori paradigmatik yang secara

fundamental bertentangan dengan pandangan kitab suci dan doktrin gereja. Gereja

menggunakan pengadilan inkuisisi untuk menghadapi para kaum cendikiawan dan

9

Page 2: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

10

pelopor ilmu pengetahuan itu. Bukan dengan adu argumentasi melainkan cara-

cara koersif, kekerasan, dan kekejaman. Namun akhirnya perjuangan mereka

berhasil dengan rasionalisme, empirisme ilmu dan humanism mengalahkan

dogma dan doktrin gereja.

Kemenangan ilmu pengetahuan membuat agama menjauh dari filsafat dan

ilmu pengetahuan itu sendiri. Hal ini diwarisi terhadap cendikiwan-cendikiawan

yang muncul setelah zaman Renaisans. Salah satunya Charles Darwin dengan

Teori Evolusinya yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama dan doktrin

gereja.

Nurholis Madjid menulis bahwa pada abad yang sama dengan Renaisans

dalam dunia Islam terjadi pula perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan.

Teori-teori pengetahuan empiris dan filsafat Ibnu Chaldun, Ibnu Sina dan Ibnu

Rusyd berkembang dan mengalami penolakan. Berbeda dengan dunia Barat,

Kekerasan penguasa terhadap kaum cendikiawan tetap ada namun dalam

intensitas relative kecil jika dibandingkan dengan kekerasan dan kekejaman

ikuisisi gereja terhadap kaum cendikiawan.

A. Renaisans Italia

Gerakan Renaisans Italia pada awalnya tumbuh di kota Florence dan

Milan. Rennaisans Italia inilah yang melahirkan Leonardo Da Vinci, Michael

Angelo, dan Niccolo Machiavelli. Menurut Bertrand Russel gerakan

Rennaisans bukan merupakan prestasi besar tetapi telah memberikan akar-akar

kebesaran abad XVII atau zaman pencerahan.

Menurut Russel Renaisans bukan merupakan gerekan popular, hanya

merupakan gerakan segelintir sarjana dan artis yang didukung kaum patrol

liberal. Menurutnya pula pada zaman ini terdapat kemerosotan moral, aturan

atau nilai yang tidak dihormati, penguasa negara kejam, Tidak ada rasa

percaya antara rekan sejawat. Dikalangan gereja uskup dan kepausan

melakukan korupsi yang akut dan tidak dihukum selayaknya. Masa Renaisans

Italia juga dihantui oleh adanya serangan dari pihak Turki Usmani (Ottoman

Empire). Russel pula berpendapat bahwa ada dampak positif lain dari zaman

ini di Italia yaitu sadarnya para ilmuwan dan sarjana akan pentingnya

Page 3: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

11

memahami keanekaragaman pandangan. Zaman ini juga menyaksikan

lahirnya tradisi penulisan historiografi modern, ditemukannya mesin-mesin

cetak contohnya dapat mempercepat proses perkembangan berbagai disiplin

ilmu pengetahuan.

B. Kebangkitan Neo-Platonisme dan Kebangkitan Humanis Sekular

Menurut Caplestone, yang menarik pada Platonis zaman Renaisans adalah

gagasan keagamaan Plato dan Naturalisme Aristoteles. Ada kesan seolah-olah

kaum Platonis anti terhadap Aristoteles yang tidak dilawan. Mereka

menganggap bahwa dunia humanistic Renaisans akan lebih berguna secara

praktis bila ia mau menyerap doktrin tentang manusia sebagai mikrokosmos

dan manusia sebagai ontological bond antara material dan spiritual.

Ditinjau dari sejarah, gerakan Renaisans Italia merupakan suatu pemutusan

hubungan total dengan masa lampau dan titik kulminasi periode sejarah yang

mengakhiri abad pertengahan. Menurut Coates dan White, Renaisans Italia

adlah bagian dari suatu proses transformasi historis yang lebih besar. Salah

satunya adalah budaya Renaisans, dimana terdapat keyakinan bahwa agama

tidak memberikan cara pemecahan mendasar terhadap pemecahan masalah-

masalah manusia. Coates dan White juga berpendapat bahwa pada abad XV

muncul optimisme baru dan rasa cinta yang sangat terhadap kehidupan. Mulai

muncul agama jenis baru yang melihat agama sebagai objek penghormatan,

bahkan pengabdian. Manusia adalah mahluk paling beruntung dan paling patut

dikagumi karena ia diciptakan sesuai dengan gambaran Tuhan. Tuhan

memberikan posisi mulia pada manusia melalui penghormatan-Nya terhadap

Adam. Manusia bebas menciptakan dirinya sesuai dengan kehendak hatinya.

Ia bebas membentuk dirinya dengan bentuk apapun yang dia mau.

C. Kebebasan Intelektual dan Agama

Abad Renaisans memunculkan toleransi agama, revolusi intelektual dan

kebebasan berpikir. Meskipun, kontrol terhadap kebebasan intelektual masih

tetap ada, contohnya sensor gereja terhadap publikasi buku-buku. Sebelum

dicetak buku harus melewati sensor dulu dari dewan resmi. Bahkan buku yang

sudah beredar pun dapat ditarik kembali dan dibakar di depan umum,

Page 4: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

12

sedangkan bagi penerbit lisensinya akan dicabut dan penulis serta distributor

akan dipenjara bahkan diasingkan. Menariknya meskipun dilarang, buku-buku

tetap beredar dan dicetak secara sembunyi-sembunyi dan bahkan diedarkan

dan diperjual belikan sampai ke luar negeri seperti Inggris dan Belanda.

Kebebasan intelektual dan agama dipelopori oleh Voltaire, gagasannya

adalah bila manusia ingin bebas dari kurungan maka mereka harus melawan

segala bentuk dominasi serta pengaruh agama Kristen dan gereja. Voltaire

menyerang semua agama wahyu terutama Katolik, ia menilai bahwa Katolik

adalah bentuk terburuk dari semua agama wahyu. Agama menurutnya

hanyalah logika tanpa penalaran, trauma terhadap sikap gereja yang menindas

kaum inkar, murtad, kaum pemikir bebas serta perang-perang yang

ditimbulkan oleh agama di Eropa membuat agama di mata Voltaire sangat

menjijikan.

Meskipun demikian Voltaire bukanlah seorang Atheis, ia percaya bahwa

atheisme itu buruk dan bisa mendatangkan kekacauan moral serta kerusakan

tatanan sosial. Dia seorang deis, deis percaya kepada agama alam, dan percaya

kepada Tuhan hanya sebagai pencipta alam semesta. Voltaire mengatakan “

Saya akan selalu yakin bahwa sebuah jam membuktikan keberadaan seorang

pembuat jam, dan alam semesta membuktikan keberadaan Tuhan.

D. Pemikiran Politik Machiavelli

Machiavelli adalah anak zaman Renaisans. Ia lahir tahun 1467 dan

dibesarkan di kota Florence Italia. Ayah Machiabelli, Bernardo Machiavelli

adalah seorang ahli hokum dan berasal dari keluarga bangsawan dan

pengagum sejarah masa-masa klasik Yunani dan Romawi. Machiavelli pada

umur 12 tahun, belajar ilmu-ilmu kemanusiaan di bawah asuhan Paulo

Ronsiglione. Pada umur 14 tahun Machiavelli mampu menulis karangan

dalam bahasa Latin dengan mengikuti metode humanis standar yakni meniru

gaya-gaya penulisan klasik. Ia belajar di Universitas Florence, ia mempelajari

kajian-kajian klasik dari Marcello Adriani. Kemudian pada usia 25 tahun dia

menyaksikan perjuangan Girolamo Savonarola, seorang politikus moralis

yang membela kaum miskin dan melawan kaum kaya. Dalam karir politiknya

Page 5: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

13

Machiavelli pernah menjabat sebagai diplomat, karena kecerdasan dan

kepiawannya dalam berdiplomasi, ia dikirim ke berbagai negara tetangga

untuk melaksanakan tugas diplomatik yang secara tidak langsung

memperkaya pengalaman kenegaraannya.

Terjadi peristiwa Vitelli pada saat usia Machiavelli 28 tahun. Vitelli adalah

nama pemimpin tentara bayaran yang disewa untuk menaklukan Pisa, namun

menghentikan aksinya karena orang-orang Pisa membayar lebih besar

daripada pemerintah Florence. Peristiwa ini membuka mata Machiavelli

bahwa Italia harus mempunyai angkatan perang sendiri yang tangguh dan

loyal dan berjuang mati-matian demi Italia, karena bagaimanapun tentara

bayaran tidak bisa dipenjara. Machiavelli pun menyadari bahwa manisfestasi

fisik kekuasaan politk negara tidak lain adalah kekuatan militer yang tangguh.

E. The Prince and The Discourses

Setelah diberhentikan dari jabatan politik oleh penguasa Lorenzo de

Medici, Machavelli memulai hidupnya sebagai seorang pemikir dan menarik

diri dari peraturan politik nasional Italia. Machiavelli mengekspresikan

pemikiran dan pengalaman politik dalam bentuk tulisan, ia juga dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi dan politik serta situasi politik negaranya terutama

kemunculan gerakan-gerakan sentrifugal untuk membentuk negara bangsa.

Pada masa inilah lahir karya-karyanya seperti History of Flrence, Art of War

dan yang paling monumental adalah The Prince and The Discourses. Karya

Machiavelli itu membuatnya dikenal sebagai seorang ilmuwan politik

Renaisans. Ada yang beranggapan bahwa karya tersebut ditulis untuk menarik

perhatian penguasa Lorenzo de Medici. Ia ingin menunjukan bahwa dirinya

taat dan loyal kepada kekuasaan de Medici, bukan seorang pemberontak.

Ditegaskannya pula bahwa dirinya berharga , maka sebuah kerugian jika tidak

dimanfaatkan oleh penguasa.

Buku The Prince berisi 26 bab berisi pemikiran Machiavelli mengenai

berbagai persoalan macam kerajaan dan cara menggerakannya, sebab-sebab

kerajaan Darius yang ditaklukan tidak memberontak terhadap penggantinya

setelah kematiannya, perebutan wilayah baru dengan kekuatan senjata, dll.

Page 6: Peradaban Rennaisans Dan Pemikiran Politik Machiavelli

14

Membaca buku ini saat ini menimbulkan kekaguman, karena teori-teori politik

kekuasaan yang diungkapkan Machiavelli dalam karyanya itu tetap relevan

dengan konteks politik kekuasaan yang dihadapinya saat ini.