penyusutan dan amortisasi

2
Metode Penyusutan dan Amortisasi Fiskal SPT PAJAK DOT COM Cool mobile websites This entry was posted on: Monday, August 27th, 2012 06:10:08 and is filed under Pajak Penghasilan Perhitungan Pajak PPh Badan SPT Tahunan Salah satu faktor yang menentukan penghitungan PPh terutang dalam SPT Tahunan adalah biaya penyusutan dan amortisasi atas pengeluaran untuk perolehan harta berwujud (tangible assets) dan harta tak berwujud (intangible assets). Besarnya biaya penyusutan ini sangat tergantung pada metode penyusutan yang digunakan. Dalam praktek akuntansi terdapat beberapa macam metode penyusutan. Metode Penyusutan Pada dasarnya dalam ketentuan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method). Pasal 11 ayat (1) UU PPh menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut. Namun demikian, untuk harta berwujud selain bangunan, ketentuan Pajak Penghasilan memberikan alternatif pilihan metode penyusutan yaitu menggunakan metode saldo menurun (declining balance method). Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (2) UU PPh yang menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas. Dengan demikian, untuk harta berwujud bangunan, hanya ada satu metode penyusutan, yaitu metode penyusutan garis lurus. Sementara itu, untuk harta berwujud selain bangunan, terdapat dua alternatif metode penyusutan, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Penggunaan salah satu metode penyusutan tersebut harus dilakukan secara taat asas. Metode Amortisasi Amortisasi merupakan pengalokasian biaya perolehan harta tak berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun selama masa manfaat harta tak berwujud. Menurut ketentuan Pasal 11A ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan, metode amortisasi yang diperkenankan adalah:

Upload: nabili-saphitree

Post on 20-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyusutan Dan Amortisasi

Metode Penyusutan dan Amortisasi Fiskal

SPT PAJAK DOT COM

Cool mobile websites

This entry was posted on: Monday, August 27th, 2012 06:10:08 and is filed under Pajak

Penghasilan Perhitungan Pajak PPh Badan SPT Tahunan

Salah satu faktor yang menentukan penghitungan PPh terutang dalam SPT Tahunan adalah biaya

penyusutan dan amortisasi atas pengeluaran untuk perolehan harta berwujud (tangible assets) dan

harta tak berwujud (intangible assets). Besarnya biaya penyusutan ini sangat tergantung pada

metode penyusutan yang digunakan. Dalam praktek akuntansi terdapat beberapa macam metode

penyusutan.

Metode Penyusutan

Pada dasarnya dalam ketentuan Pajak Penghasilan, Wajib Pajak menggunakan metode penyusutan

garis lurus (straight line method). Pasal 11 ayat (1) UU PPh menyatakan bahwa penyusutan atas

pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud,

kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang

dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama

besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.

Namun demikian, untuk harta berwujud selain bangunan, ketentuan Pajak Penghasilan

memberikan alternatif pilihan metode penyusutan yaitu menggunakan metode saldo menurun

(declining balance method). Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (2) UU PPh yang

menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga

dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara

menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku

disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.

Dengan demikian, untuk harta berwujud bangunan, hanya ada satu metode penyusutan, yaitu

metode penyusutan garis lurus. Sementara itu, untuk harta berwujud selain bangunan, terdapat dua

alternatif metode penyusutan, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Penggunaan

salah satu metode penyusutan tersebut harus dilakukan secara taat asas.

Metode Amortisasi

Amortisasi merupakan pengalokasian biaya perolehan harta tak berwujud yang memiliki masa

manfaat lebih dari satu tahun selama masa manfaat harta tak berwujud. Menurut ketentuan Pasal

11A ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan, metode amortisasi yang diperkenankan adalah:

dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat (metode garis lurus/straight

line method)

dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat (metode saldo menurun/declining

balance method)

Wajib Pajak dapat memilih salah satu metode amortisasi di atas dan dilakukan secara konsisten

atau taat asas. Perubahan metode amortisasi harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal

Pajak.

Beberapa ketentuan lain tentang amortisasi adalah sebagai berikut:

Page 2: Penyusutan Dan Amortisasi

Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dapat dibebankan

pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi.

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa

manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan

menggunakan metode satuan produksi.

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain yang dimaksud pada

ayat (4), hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan dengan menggunakan metode

satuan produksi paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun.

Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari

1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi.

Comments

There is 1 comment on Metode Penyusutan dan Amortisasi Fiskal.

Older: Metode Penilaian Persediaan

Newer: Dapatkah Membetulkan SPT Yang Telah Disampaikan?

[1] SPT PAJAK DOT COM (home)

[2] The Archives

[3] The Pages

[4] The Blogroll

CTU 24 Phone Ringtone

Original Version