penyalahgunaan narkotika oleh anak (putusan nomor...

63
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK (Putusan Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl) SKRIPSI DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: IRIS INDIRA MURTI 16340069 PEMBIMBING: Prof. Drs. H. Ratno Lukito, M.A., DCL. PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK

    (Putusan Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl)

    SKRIPSI

    DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK

    MEMENUHI SEBAGAI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

    DALAM ILMU HUKUM

    OLEH:

    IRIS INDIRA MURTI

    16340069

    PEMBIMBING:

    Prof. Drs. H. Ratno Lukito, M.A., DCL.

    PRODI ILMU HUKUM

    FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

    YOGYAKARTA

    2020

  • ABSTRAK

    Kepala Badan Narkotika Nasioal (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Heru Winarko

    menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Peningkatan

    yang terjadi sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkotika. Hasil

    penelitian beberapa tahun lalu, milenial atau generasi muda hanya sebesar 20 persen dan

    sekarang 24-28 persen yang mana kebanyakan penggunanya adalah anak-anak dan

    remaja. Berdasarkan data BNN tersebut dapat dilihat penyebaran narkotika pada kalangan

    Anak-Anak sudah kian berkembang, kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena

    anak-anak adalah generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang, anak-anak

    memerlukan pembinaan dan perlindungan khusus. Dalam hal ini Hakim mempunyai peran

    yang penting untuk memutuskan perkara, demi kelangsungan hidup dan masa depan

    Anak, karena sepenuhnya Anak yang melakukan perkara tindak pidana jiwanya belum

    berkembang dan masih labil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja

    pertimbangan yang digunakan oleh Hakim dan bagaimana kecenderungan Hakim dalam

    menjatuhkan sanksi terhadap Anak pelaku penyalahgunaan narkotika berdasarkan

    putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian doktrinal dengan pendekatan yuridis

    normatif. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pengumpulan

    data dilakukan penyusun dengan studi pustaka dan studi lapangan. Teori yang digunakan

    untuk menganalisis adalah teori kekuasaan kehakiman dan teori pemidanaan.

    Hasil penelitian menjelaskan Hakim menimbang dari dua kategori yaitu

    pertimbangan yuridis dan non yuridis atau yang sering disebut sosiologis. Hakim juga

    mempertimbangkan berdasarkan umur pelaku Anak dan hasil laporan penelitian

    kemasyarakatan. Selanjutnya berdasarkan wawancara terhadap Hakim yang terkait

    ditemukan selama ini kecenderungan Hakim dalam mejatuhkan sanksi terhadap anak

    pelaku penyalahgunaan nerkotika berupa pidana penjara tanpa mempertimbangkan

    adanya sanksi tindakan berupa rehabilitasi.

    Kata kunci: Penyalahgunaan Narkotika, Pertimbangan Hakim, Sanksi Pidana

  • ABSTRACT

    Head of the National Narcotics Agency (BNN) Commissioner General of Police

    Heru Winarko said, the abuse of narcotics among adolescents is increasing. Where there

    is an increase of 24 to 28 teenagers who use narcotics. The results of the study a few years

    ago, millennial or young generation was only 20 percent and now 24-28 percent of which

    most users are children and adolescents. Based on the BNN data, it can be seen that the

    spread of narcotics among children is growing, this reality is very worrying because

    children are the next generation of the nation in the future, children need special guidance

    and protection. In this case the Judge has an important role to decide the case, for the

    survival and future of the child, because the child who fully commits a crime has not yet

    developed and is still unstable. This study aims to find out what are the considerations

    used by the Judge and how the tendency of the Judge to impose sanctions on children who

    abuse narcotics based on decision number 12 / Pid.Sus / 2018 / PN.Btl and number 13 /

    Pid.Sus / 2018 / PN. Btl.

    This type of research is a doctrinal research with a normative juridical approach.

    The data analysis method used is descriptive analytic. Data collection was carried out by

    compilers with literature and field studies. The theory used to analyze is the theory of

    judicial power and criminal theory.

    The results of the study explained that the Judges considered two categories,

    namely juridical and non-juridical considerations or what is often called sociological. The

    judge also considers based on the age of the child offender and the results of the social

    research report. Furthermore, based on interviews with related judges it was found that so

    far the tendency of Judges to impose sanctions on children who abuse the nerkotika in the

    form of imprisonment without considering sanctions in the form of rehabilitation.

    Keywords: Narcotics Abuse, Judge Considerations, Criminal Sanctions

  • Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/RO

    SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

    Hal : Skripsi Saudari Iris Indira Murti

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

    UIN Sunan Kalijaga

    Di Yogyakarta

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

    perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi

    Saudara:

    Nama : Iris Indira Murti

    NIM : 16340069

    Judul Skripsi : PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK (Putusan

    Nomor 12/Pid.Sus-Anak/2018/PN.Btl dan nomor 13/Pid.Sus-

    Anak/2018/PN.Btl)

    Sudah dapat diajukan kepada Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum

    Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat

    memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum.

    Dengan ini kami mengharap agar skripsi atau tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat

    segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu’alaikum wr.wb.

    Yogyakarta, 29 Mei 2020 M.

    Pembimbing

    Prof. Drs. H. Ratno Lukito, M.A., DCL.

    NIP. 19680322 199303 1 001

  • KEMENTERIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

    Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 512840 Fax. (0274) 545614 Yogyakarta 55281

    PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    Nomor : B-544/Un.02/DS/PP.00.9/06/2020

    Tugas Akhir dengan judul : PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK (PUTUSAN

    NOMOR 12/PID.SUS ANAK/2018/PN.BTL DAN NOMOR

    13/PID.SUS ANAK/2018/PN.BTL)

    yang dipersiapkan dan disusun oleh:

    Nama : IRIS INDIRA MURTI

    Nomor Induk Mahasiswa 16340069

    Telah diujikan pada : Jumat, 05 Juni 2020

    Nilai ujian Tugas Akhir : A-

    dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

    TIM UJIAN TUGAS AKHIR

    Ketua Sidang

    Prof. Drs. H. Ratno Lukito, M.A., DCL. SIGNED

    Valid ID: 5edd921239d67

    Valid ID:5edba53aac60a

    Penguji I

    Dr. H. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum.

    SIGNED

    Valid ID: 5edfaf5fbe8dd

    Penguji II

    Faisal Luqman Hakim, S.H., M.Hum.

    SIGNED

    Valid ID: 5edfb075bc0ad

    Yogyakarta, 05 Juni 2020

    UIN Sunan Kalijaga

    Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum

    Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag. SIGNED

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIARISME

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Iris Indira Murti

    NIM : 16340069

    Prodi : Ilmu Hukum

    Fakultas : Syari’ah dan Hukum

    Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

    penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya,

    dan bebas dari plagiarisme. Jika di kemudian hari terbukti bukan karya sendiri atau

    melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang

    berlaku.

    Yogyakarta, 29 Mei 2020

    Saya yang menyatakan,

    Iris Indira Murti

    NIM: 16340069

  • vii

    MOTTO

    “If you can dream it, you can do it” - Walt Disney

    Success isn’t given it’s earned.

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT dan Shalawat serta salam tercurahkan

    kepada Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    Kedua orangtua saya, Bapak Paimin Somo Wijoyo yang senantiasa memberikan

    nasihat dan dukungan dengan penuh cinta kasih kepada Penyusun.

    Ibu Linda Sari Daulay yang senantiasa menemani Penyusun dalam menyelesaikan

    skripsi ini dan selalu mendoakan Penyusun.

    Kepada abang dan kakak-kakak saya yang senantiasa mendukung dan memberi

    semangat kepada Penyusun.

    Sahabat-sahabatku Mutiara Riza Mawardah, Fitriyanti Nur Rochmah, Dwi Ratna

    Ningsih yang senantiasa menemani dan mendukung dalam segala hal, semoga

    kesuksesan dan keberkahan senantiasa membersamai kita.

    Skripsi ini saya persembahkan juga kepada diri saya yang akhirnya telah

    memenuhi tanggungjawab dengan menyelesaikan skripsi ini ditengah pandemi

    COVID-19.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    ْحمِ ِللِِِِبْسمِِ ِحْيِمِنِِالرَّ الرَّ

    ُ د ا َرُسْوُل هللِ، َوالصاالَة َوالساالَُم َعلَى أَْشَرفِ اْلَحْمدُ َرِبِّ اْلعَالَِمْيَن، أَْشَهدُ أَْن الَ إِلَهَ ااِلا هللُ َو أَْشَهدُ أَنا ُمَحما

    ابَْعد اأْلَْنبِيَاِء َواْلُمْرَسِلْيَن َوَعلَى اَِلِه َوَصْحبِِه أَْجَمِعْيَن، أَما

    Segala puji dan syukur Penyusun haturkan kepada Allah SWT, yang telah

    memberikan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehinggga peneliti dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

    OLEH ANAK (Putusan Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl)”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

    Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umatnya.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    mencapai Strata 1 Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Syari’ah dan Hukum

    UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    Tersusunnya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

    berbagai pihak.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan

    terima kasih. Dalam skripsi ini pihak-pihak tersebut adalah:

    1. Dr. Phil. Sahiron, M.A. selaku Plt. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan

    Kalijaga Yogyakarta.

    2. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah

    dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    3. Bapak Faisal Luqman Hakim, S.H., M.Hum.., selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum

    Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    4. Prof. Drs. H. Ratno Lukito, M.A., DCL., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

    yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk memberikan

    bimbingan, dukungan, kritik dan saran kepada penyusun selama proses

    penyusunan skripsi ini.

  • x

    5. Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

    yang telah memberikan ilmu dan banyak pengalaman kepada saya, terkhusus

    dosen Program Studi Ilmu Hukum.

    6. Hakim Agus Supriyono, SH., selaku Hakim yang menangani perkara

    penyalahgunaan narkotika oleh anak, beserta staf pegawai Pengadilan Negeri

    Bantul yang telah membantu penyusun dalam melakukan penelitian penulisan

    skripsi ini.

    7. Seluruh karyawan Tata Usaha Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah

    membantu saya dalam urusan administrasi akademik perkuliahan saya.

    8. Untuk Fitriyanti Nur Rochmah, Mutiara Riza Mawardah dan Dwi Ratna

    Ningsih terimakasih selalu menemani Peyusun dari semester satu hingga

    sampai saat ini, dan terimakasih karena telah menemani penyusun dalam

    melakukan penelitian, sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

    9. Untuk teman seperjuanganku Iin, Hana dan Lisa terimakasih senantiasa

    mendukung dan membantu Penyusun, sehingga penyusun dapat

    menyelesaikan skripsi.

    10. Untuk teman-temanku Nabilla, Rifa dan Lia terimakasih telah memberikan

    semangat dan motivasi kepada penyusun.

    11. Terimakasih untuk teman-teman KKN 117 di Klepu Anggi, Nanda, Endah,

    Afka, Ahmad, Fais dan Huda yang telah menemani dalam menyelesaikan

    proker dan hidup bersama selama 2 bulan.

    12. Keluarga besar Program Studi Ilmu Hukum 2016, terimakasih atas cerita dan

    pengalamannya selama menjalani perkuliahan selama ini.

    Semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan balasan yang terbaik

    oleh Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa, karya tulis ilmiah ini tidak luput dari

    kesalahan dan masih banyak kekurangan. Penyusun berharap karya tulis ini dapat

    bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dijadikan sumber referensi bagi yang

    membutuhkan, Amiin.

  • xi

    Yogyakarta, 29 Mei 2020

    Penyusun,

    Iris Indira Murti

    NIM. 16340069

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    ABSTRAK ............................................................................................................ ii

    HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. iv

    HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ v

    MOTTO ................................................................................................................ vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6

    D. Telaah pustaka .................................................................................... 7

    E. Kerangka Teoritik ............................................................................... 15

    F. Metode Penelitian ............................................................................... 24

    G. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 27

    BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG

    DILAKUKAN OLEH ANAK .................................................................. 29

    A. Tinjauan Umum Tindak Pidana .......................................................... 29

    1. Pengertian Tindak Pidana ............................................................. 29

    2. Unsur-unsur Tindak Pidana .......................................................... 30

    B. Tujuan Pemidanaan ............................................................................. 34

  • xiii

    C. Tinjauan Umum Narkotika ................................................................ 35

    1. Pengertian Narkotika .................................................................... 35

    2. Penggolongan narkotika ............................................................... 37

    3. Bentuk-bentuk tindak pidana narkotika ........................................ 46

    4. Unsur-unsur tindak pidana narkotika ............................................ 49

    5. Pengertian tindak pidana penyalahgunaan narkotika .................... 52

    D. Tinjauan Umum Anak ......................................................................... 53

    1. Pengertian Anak ............................................................................ 53

    2. Peradilan Terhadap Anak .............................................................. 53

    E. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Menjatuhkan Putusan ............... 57

    1. Pertimbangan Yuridis ................................................................... 58

    2. Pertimbangan Non yuridis ............................................................ 60

    F. Sistem Dua Jalur (Double Track System) ........................................... 62

    BAB III POSISI KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK

    PUTUSAN NOMOR: 12/PID.SUS/2018/PN.BTL DAN NOMOR:

    13/PID.SUS/2018/PN.BTL ....................................................................... 66

    A. Kronologi Kasus Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Putusan Nomor

    : 12/pid.Ss/2018/Pn.Btl ....................................................................... 66

    B. Kronologi Kasus Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Putusan Nomor

    : 13/Pid.Sus-Anak/2018/Pn.Btl ........................................................... 72

    BAB IV ANALISIS KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH

    ANAK PUTUSAN NOMOR : 12/PID.SUS/2018/PN.BTL DAN NOMOR

    : 13/PID.SUS/2018/PN.BTL ..................................................................... 81

    A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana

    Terhadap Anak Sebagai Pelaku Penyalahgunaaan Narkotika

    Berdasarkan Putusan Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl Dan Nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl ...................................................................... 81

    B. Kecenderungan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Terhadap Tindak

    Pidana Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Berdasarkan Putusan

  • xiv

    Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl Dan Nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl

    ........................................................................................................... 92

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 100

    A. Kesimpulan ....................................................................................... 100

    B. Saran ................................................................................................. 104

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Penyalahgunaan narkotika adalah problematika yang sudah tidak asing

    lagi di telinga masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman,

    peredaran narkotika di Indonesia terus berkembang. Seperti diketahui narkotika

    saat ini sangat mudah untuk didapatkan, dengan adanya perkembangan internet

    membuat transaksi narkotika lebih mudah tanpa harus adanya tatap muka secara

    langsung antara penjual dan pembeli. Selain peredarannya yang terus

    berkembang, pelaku penyalahgunaan narkotika pun juga berkembang. Pelaku

    penyalahgunaan narkotika tidak saja mereka yang telah dewasa namun telah

    meluas keseluruh lapisan masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, wiraswasta,

    pejabat, dan lain sebagainya.

    Menurut data penyalahgunaan narkotika yang merujuk pada data Badan

    Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2018, prevalensi angka penyalahgunaan

    narkoba di kalangan pelajar di 13 ibu kota provinsi di Indonesia mencapai angka

    3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang. Sementara, pada 2017, BNN

    mencatat angka prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 1,77 persen atau

    setara 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun. Penyalahgunaan

    narkotika meningkat dengan menggunakan teknologi internet untuk

    perdagangan gelap narkotika. Nilai transaksi maupun jenis yang diperdagangkan

  • 2

    juga meningkat.1 Menurut data hasil survei Badan Nasional Narkotika,

    Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup mengkhawatirkan terhadap

    permasalahan narkotika.

    Kepala Badan Narkotika Nasioal (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Heru

    Winarko menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin

    meningkat. Terjadi peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang

    menggunakan narkotika. Hasil penelitian beberapa tahun lalu, milenial atau

    generasi muda hanya sebesar 20 persen dan sekarang 24-28 persen yang mana

    kebanyakan penggunanya adalah Anak-Anak dan remaja.2 Berdasarkan data

    BNN tersebut dapat dilihat bahwa penyebaran narkotika pada kalangan Anak-

    Anak sudah kian berkembang, kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan

    karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang

    anak-anak memerlukan pembinaan dan perlindungan khusus. Anak pada

    umumnya memiliki rasa keingintahuan yang besar, sehingga sesuatu hal yang

    baru ingin dicoba tanpa menyadari akibat dari hal baru tersebut mengarah

    kepada kebaikan atau sebaliknya. Dalam menghadapi dan menanggulangi

    perbuatan dan tingkah laku Anak-Anak, perlu dipertimbangkan kedudukan

    Anak dengan segala ciri dan sifat khasnya. Walaupun Anak dapat menentukan

    sendiri langkah perbuatannya berdasarkan fikiran, perasaan dan kehendaknya,

    tetapi disekitarnya dapat mempengaruhi perilakunya.

    1“Badan Narkotika Nasional”, https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-

    meningkat/, diakses Tanggal 15 Oktober 2019 Pukul 14.00. 2“Badan Narkotika Nasional”, https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-

    meningkat/, diakses Tanggal 5 Mei 2020 Pukul 20.00.

    https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/

  • 3

    Anak dalam konteks hukum merupakan sebagai subjek hukum, jadi dapat

    disimpulkan bahwa Anak dapat bertanggungjawab akan tindak pidana yang

    dilakukannya. Tetapi, dalam hal ini Anak tidak dapat disamakan dengan orang

    dewasa dalam hal pertanggungjawaban pidana, dikarenakan dalam hal ini Anak

    dalam status hukumnya tergolong tidak mampu atau masih dibawah umur.

    Didalam konteks Anak yang masih dibawah umur, menurut Undang-Undang

    No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, disebutkan bahwa

    dalam perkara Anak batas usianya yaitu yang telah mencapai usia 12 tahun tetapi

    belum mencapai usia 18 tahun dan belum pernah menikah.3 Maka mengenai itu,

    pemberlakuan hukumnya haruslah dibedakan dengan orang dewasa. Hal itu juga

    menjadi kewenangan sistem hukum nasional Indonesia untuk meletakkan hak-

    hak Anak yang dimulai dari sistematika yang mendasar dalam Hukum

    Perlindungan Anak.

    Dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang sistem

    Peradilan Pidana Anak, maka memberikan landasan hukum yang kuat untuk

    membedakan perlakuan terhadap Anak yang berhadapan dengan hukum.

    Perlakuan hukum pada Anak dibawah umur pada perkara penyalahgunaan

    narkotika sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari aparat penegak

    hukum dalam memproses dan memutuskan keputusan yang akan diambil untuk

    mengatur dan mengembalikan masa depan Anak sebagai warga negara yang

    bertanggungjawab dalam masyarakat. Usaha menangani perkara Anak terutama

    bagi para Hakim diperlukan perhatian khusus. Pemeriksaanya atau perlakuannya

    3 Pasal 1 Angka 3.

  • 4

    tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Hakim dalam pemeriksaan awal di

    persidangan harus mempertimbangkan apakah Anak akan ditahan atau tidak.

    Pertimbangan mengenai apakah Anak masih sekolah atau tidak dan apakah

    orang tuanya masih mampu mendidik Anak dan menghadirkan Anak di

    persidangan dan berbuat baik selama sidang berlangsung. Hal ini untuk tetap

    memberi kesempatan Anak mendapatkan pendidikan yang baik dan tidak

    terganggu dengan jalannya persidangan.4 Jangan sampai, hal ini mengakibatkan

    Anak tersebut terganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

    Dalam hal ini Hakim mempunyai peran yang penting untuk memutuskan

    perkara ini, demi kelangsungan hidup dan masa depan Anak tersebut, karena

    sepenuhnya Anak yang melakukan perkara tindak pidana jiwanya belum

    berkembang dan masih labil. Keadaan keluarga yang tidak normal seperti broken

    home dan gejala keluarga seperti broken home semu yang pada kenyataanya

    kedua orang tuanya masih utuh, tetapi karena masing –masing anggota keluarga

    (ayah dan ibu) mempunyai kesibukan masing-masing sehingga orang tua tidak

    sempat memberikan perhatiannya terhadap pendidikan dan perkembangan

    Anaknya.5 Dalam hal ini Anak kurang pengawasan dari orangtuanya sehingga

    Anak bertindak dan bergaul diluar batas wajar sehingga menyebabkan

    penyimpangan-penyimpangan perilaku dan berakhir dengan perbuatan tindak

    pidana yang dilakukan oleh Anak tersebut.

    4 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia (Medan: RefikaAditama, 2009), hlm.

    133. 5 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak (Bandung: Refika Aditama,2006), hlm.21.

  • 5

    Menyikapi hal tersebut Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama

    dengan Sekretariat Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM,

    Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian

    Republik Indonesia menyelenggarakan penandatanganan peraturan bersama

    terkait penanganan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika ke

    dalam lembaga rehabilitasi. Karena hukuman bagi pecandu dan korban

    penyalahgunaan narkotika disepakati berupa pidana rehabilitasi.

    Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka Penyusun tertarik

    melakukan penelitian terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh

    Anak berdasarkan putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl. Pelaku Anak pada kedua putusan tersebut merupakan

    teman sepermainan yang sama-sama terjerat kasus narkotika. Pada putusan

    nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl sebelumnya pelaku Anak pernah dihukum

    pidana penjara selama 6 (enam) bulan di LPKA Wonosari dan sekarang Anak

    kembali terjerat dengan kasus yang sama yaitu penyalahgunaan narkotika. Pada

    kedua putusan tersebut kedua pelaku Anak dijerat sebagai pengedar dengan

    Pasal 112 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Padahal

    berdasarkan keterangan kedua pelaku Anak mereka menjelaskan bahwa mereka

    juga menggunakan lintingan rokok yang berisi tembakau Gorilla, bahkan pada

    putusan nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl pelaku Anak telah menggunakan

    lintingan tersebut sebanyak 10 (sepuluh) linting. Kemudian pada kedua putusan

    tersebut Hakim menjatuhkan sanksi dengan tidak menyertakan rehabilitasi, yang

    mana berdasarkan Pasal 54 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

  • 6

    Narkotika rehabilitasi merupakan hal yang wajib untuk diberikan kepada

    pecandu dan pengguna narkotika. Oleh karenanya Penyusun ingin mengkaji apa

    saja pertimbangan yang digunakan Hakim dan bagaimana kecenderungan

    Hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap Anak sebagai pelaku

    penyalahgunaan narkotika. Penyusun mengangkat judul skripsi yaitu :

    PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK (Putusan Nomor

    12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penyusun

    merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

    1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi

    pidana terhadap Anak sebagai pelaku penyalahgunaaan narkotika

    berdasarkan putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl?

    2. Bagaimana kecenderungan Hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana

    terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Anak berdasarkan

    putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl?

    C. Tujuan dan Kegunaan

    1. Tujuan penelitian

    a. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi

    terhadap Anak sebagai pelaku penyalahgunaaan narkotika berdasarkan

  • 7

    putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl.

    b. Untuk mengetahui sanksi apa yang cenderungan Hakim jatuhkan kepada

    Anak pelaku penyalahgunaan narkotika berdasarkan putusan nomor

    12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor 13/Pid.Sus/2018/Pn.Btl.

    2. Kegunaan penelitian

    Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Kegunaan teoritis

    Diharapakan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

    dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang hukum pada

    umumnya dan ilmu hukum pada khusunya tindak pidana narkotika yang

    dilakukan oleh Anak dibawah umur.

    b. Keguaan praktis

    Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

    penegak hukum dalam praktik mengambil keputusan atau kebijakan dalam

    menangani masalah tindak pidana narkotika.

    D. Telaah pustaka

    Dalam melakukan penelitian ini, sebelumnya Penyusun telah melakukan

    penelusuran terhadap beberapa karya ilmiah yang memiliki relevansi dengan

    tema penelitian ini. Adapun beberapa karya ilmiah tersebut antara lain:

    Karya Lina Muakhiroh, dalam skripsi nya yang berjudul “Sanksi

    Pengguna Narkotika Oleh Anak (Studi Kasus Putusan di Pengadilan Negeri

  • 8

    Yogyakarta Tahun 2002)”6 yang mana skripsi ini menganalisis bagaiamana

    sanksi terhadap pengguna narkotika oleh Anak di Pengadilan Negeri Yogyakarta

    tahun 2002. Adapun yang mejadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    bagaiamana putusan, dasar hukum dan pertimbangan Pengadilan Negeri

    Yogyakarta terhadap pengguna narkotika oleh Anak tahun 2002. Untuk

    menjawab pertanyaan diatas penulis menggunakan metode penelitian lapangan

    yaitu dengan mengumpulkan data, dokumentasi dan interview, untuk dapat

    menganalisa pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap

    pengguna narkotika oleh Anak tahun 2002. Adapun hasil dari penelitian ini,

    bahwa pengguna narkotika oleh Anak yang diputus oleh Pengadilan Negeri

    Yogyakarta yaitu terbukti secara sah melanggar hukum telah menggunakan

    narkotika untuk diri sendiri, sesuai dengan pasal 28 huruf a UU No. 22 tentang

    narkotika Jo pasal 55 (1) ke-1 KUHP dengan putusan No.1/Pid.B.An/2002/PN.

    Yogyakarta dengan pidana masing-masing selama 8 bulan. Setelah mempelajari

    skripsi tersebut, Penyusun berpendapat bahwa pembahasan pada skripsi ini tidak

    hanya terpacu pada hukum pidana positif saja melainkan penulis juga

    menjadikan hukum pidana Islam sebagai pembanding dalam mengkaji skripsi

    tersebut, tentunya hal ini jelas berbeda dengan skripsi Penyusun. Penyusun

    mengkaji hanya menggunakan hukum pidana positif saja tidak membandingkan

    dengan hukum pidana Islam.

    6 Lina Munakhiroh, “Sanksi Pengguna Narkotika Oleh Anak (Studi Kasus Putusan di

    Pengadilan Negeri Yogyakarta Tahun 2002)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

    Yogyakarta, 2008.

  • 9

    Kemudian Penyusun juga menjadikan makalah milik Nashriana Dosen

    Universitas Sriwijaya yang berjudul, “Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan

    Putusan Pidana Penjara terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba”7

    sebagai telaah pustaka. Penelitian ini bermaksud untuk menjawab apa yang

    menjadi pertimbangan hakim sehingga menjatuhkan pidana penjara, dan upaya

    apa yang dapat dilakukan agar hakim lebih mengedepankan putusan yang

    bersifat mengobati (rehabilitasi) dibanding dengan pidana penjara. Metode

    pendekatan yang digunakan untuk menjawab masalah ini yaitu yuridis normatif

    dan menggunakan bahan-bahan hukum sebagai sumber datanya. Kemudian dari

    hasil penelitian didapatkan bahwa dari pertimbangan hakim dalam putusan

    nomor 1457/Pid.B/2009,PN.PLG yang menyangkut faktor yang memberatkan

    yang menyatakan bahwa seusia Anak telah mengetahui dan mengkonsumsi

    Narkoba, tidak dapat ditarik sebagai latar belakang sehingga Anak tersebut

    dijatuhkan pidana penjara. Hakim seharusnya lebih menggali secara mendalam

    dengan bantuan dari Penelitian Kemasyarakatan oleh Pembimbing

    Kemasyarakatan, mengapa Anak tersebut melakukan penggunaan narkoba.

    Akan lebih bijak kalau hakim justru menekankan pada hal-hal yang meringankan

    seperti yang terumus dalam putusan, sebagai dasar hakim untuk memberikan

    reaksi yang bukan sanksi pidana tetapi berupa pemberian hak rehabilitasi, seperti

    yang diharapkan oleh BNN dan masyarakat umum Karena itu upaya yang dapat

    dilakukan dapat dilihat dari sudut yuridis dan non yuridis. Dari sudut yuridis

    7 Nashriana, “Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara

    terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba”, Makalah Universitas Sriwijaya 2010.

  • 10

    perlu dilakukan pembaharuan hukum pidana terutama penambahan sanksi

    Tindakan berupa rehabilitasi dalam undang-undang terkait dan hak rehabilitasi

    yang juga diberikan terhadap pengguna dan bukan hanya kepada pecandu. Selain

    juga pada diri hakim diharapkan untuk lebih bijak dan lebih berani dalam

    memberikan sanksi selain daripada yang dirumuskan dalam undang-undang

    (sebagai ujud pengaruh dari aliran positivisme/legalistik), atas dasar demi

    keadilan dan kepentingan Anak pengguna narkoba. Berdasarkan hal tersebut

    sudah terlihat jelas perbedaan dengan skripsi yang Penyusun kaji, dimana

    Penyusun mengkaji untuk mengetahui bagaimana kecenderungan Hakim dalam

    menjatuhkan sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan

    oleh Anak berdasarkan putusan nomor 12/pid.sus/2018/pn.btl dan nomor

    13/pid.sus/2018/pn.btl.

    Selanjutnya skripsi Sarah Maulidiyanti yang berjudul, “Penegakan Hukum

    terhadap Penyalahgunaan Narkotika yang Dilakukan oleh Anak (Analisis

    Putusan PN Depok Nomor : 336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk)8 dimana dalam skripsi

    ini penulis mengangkat masalah terkait penerapan hukum terhadap proses

    peradilan dalam putusan perkara (nomor : 336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk). Metode

    yang digunakan dalam menganalisis putusan ini menggunakan metode

    peninjauan pustakaan dengan beberapa metode primer yaitu dengan beberapa

    buku seperti putusan Nomor 336/Pid.Sus/2013/PN.DPK dan buku-buku yang

    terkait dengan judul penegakan hukum terhadap penyalahgunaan narkotika oleh

    8 Sarah Maulidiyanti, “Penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan Narkotika yang

    Dilakukan oleh Anak (Analisis Putusan PN Depok Nomor: 336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk)”, Skripsi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 11

    Anak. Penulis menyimpulkan bahwasanya penerapan hukuman bagi pelaku

    penyalahgunaan narkotika, yang terdapat dalam Undang-undang nomor 35

    tahun 2009, pidana diberikan pada pasal 114 ayat 1 (satu) ancaman pidananya

    minimal 5 (lima) tahun dan maksimal adalah 20 (dua puluh) tahun, namun jika

    dikaitkan dengan Undang-undang perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 Jo

    nomor 35 tahun 2014. Sedangkan putusan pengadilan negeri Depok Nomor

    336/Pid.Sus/2013/PN.DPK. Jika dilihat dari analisis melalui hukum positif maka

    penjatuhan pidana yang diputuskan hakim sudah sesuai, karena Anak tersebut

    masih dibawah umur, akan tetapi hemat penulis seharusnya JPU juga

    melampirkan pasal 54 dan 127 UU Nomor 35 tahun 2009 karena terdakwa pada

    saat itu hanya sebgai korban dari penyalahgunaan narkotika yaitu hanya sekedar

    konsumsi saja sesuai yang terjadi pada kronologi kasus. Menurut hemat penulis

    juga putusan belum sesuai dengan SPPA (sistem peradilan Anak) Undang-

    undang 32 tahun 2002 Jo Undang-undang nomor 11 tahun 2012 karena ketika

    hukum acara pidana terjadi Anak tersebut di persidangkan dengan sidang

    terbuka sesuai Undang-undang nomor dan peradilan di lakukan dengan majelis

    yang seharusnya dilakukan dengan hakim tunggal sesuai dengan pasal pasal 44

    ayat 1 dan 2 Undang-undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

    Pidana Anak dan melanggar UU Pasal 54 UU Nomor 11 Tahun 2012 (SPPA)

    sistem peradilan pidana Anak. Terlihat jelas bahwa pada pokoknya skirpsi ini

    mengkaji terkait penerapan proses peradilan terhadap penyalahgunaan narkotika

    yang dilakukan oleh Anak, dimana hal ini berbeda dengan yang dikaji oleh

    Penyusun.

  • 12

    Skripsi yang berjudul, “Analisis Yuridis Putusan Hakim Terhadap

    Perkara Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak” yaitu karya

    Raynaldo Wendell9. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

    pengaturan Hukum mengenai tindak pidana narkotika di Indonesia, bagaimana

    pertimbangan Hakim terhadap Anak dalam tindak pidana penyalahgunaan

    narkotika, dan bagaimana analisis yuridis terhadap keputusan Hakim terkait.

    Adapun hasil dari penelitian ini dimana penulis menyimpulkan pengaturan

    tindak pidana narkotika secara tegas diatur di dalam UU No.35 Tahun 2009.

    Bentuk proses pemidanaan terhadap perkara terdakwa dalam sistem peradilan

    pidana secara tegas diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

    tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Hakim dalam hal ini telah menerapkan

    pasal-pasal yang terdapat di dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Di samping

    itu, penerapan sanksi pidana di dalam perkara terdakwa Anak

    Nomor.15/Pid.Sus.Anak/2016/PN Dps dalam hal ini sudah sesuai dengan

    menjatuhkan pidana penjara kepada Anak, dikarenakan tidak ditemukannya

    alasan pembenar dan pemaaf sehingga terdakwa Anak harus

    mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hal ini juga sudah sesuai dengan

    teori pemidanaan yaitu Teori Detterence (Pencegahan), guna untuk mencegah

    terdakwa Anak mengulangi perbuatannya tersebut dan ancaman kepada

    masyarakat guna tidak berbuat seperti yang dilakukan terdakwa Anak.

    9 Raynaldo Wendell, “Analisis Yuridis Putusan Hakim Terhadap Perkara Tindak Pidana

    Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak”, Skripsi Universitas Sumatera Utara Medan, 2019.

  • 13

    Penyusun juga mengangkat skripsi milik Andi Dipo Alam dan Meylani

    Putri Utami yang mana pada masing-masing skripsi ini memiliki judul yang

    sama hanya studi putusan nya yang berbeda, yaitu dengan skripsi yang berjudul,

    “Tinjauan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak (Studi

    Kasus Putusan Pengadilan Negeri Makasar)”.10 Kedua skripsi ini juga memiliki

    kesamaan tujuan penelitian, yaitu bertujuan untuk mengetahui penerapan

    Hukum Pidana Materiil terhadap penyalahgunaan narkotika oleh Anak pada

    putusan di pengadilan Makasar dan untuk mengetahui pertimbangan Hakim

    dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap Anak sebagai pelaku. Dari masing-

    masing penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil sebagai berikut,

    1). Penerapan hukum pidana materiil oleh Hakim telah tepat dengan

    terpenuhinya unsur-unsur Pasal yang didakwakan Penuntut Umum telah

    terbukti dengan dinyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah

    melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika. 2). Adapun pertimbangan

    hukum oleh Hakim dalam menjatuhkan putusan karya milik Andi Dipo Alam

    telah sesuai berdasarkan alat bukti keterangan saksi, keterangan terdakwa dan

    barang bukti yang diperoleh serta pendapat dan saran dari petugas Bapas

    Makassar. Majelis Hakim berdasarkan fakta-fakta dipersidangan menilai

    terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya memberikan

    keringanan hukuman kepada terdakwa dengan menerapkan pidana minimum

    terhadap Anak yang terlibat penyalahgunaan narkotika. Kemudian

    10 Andi Dipo Alam dan Meylani Putri Utami, “Tinjauan Yuridis Terhadap

    Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Makasar)”, Skripsi

    Universitas Hasanuddin Makassar.

  • 14

    pertimbangan hukum Hakim dalam menjatuhkan putusan karya Meylani Putri

    Utami telah sesuai berdasarkan pertimbangan yuridis normatif dan sosiologis

    dan dengan melihat alat-alat bukti yang sah. Majelis Hakim berdasarkan fakta-

    fakta di persidangan menilai bahwa terdakwa dapat mempertanggungjawabkan

    perbuatannya dengan pertimbangan bahwa pada saat melakukan perbuatannya

    terdakwa sadar akan akibat yang ditimbulkannya dan tidak mengurungkan

    niatnya, pelaku dalam melakukan perbuatannya dalam keadaan sehat dan cakap

    untuk mempertimbangkan unsur melawan hukum, serta tidak adanya alasan

    penghapusan pidana.

    Relevansi skripsi milik Raynaldo Wendell, Andi Dipo Alam dan Meylani

    Putri Utami dengan penelitian yang dilakukan Penyusun adalah sama-sama

    membahas tentang penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Anak.

    Kemudian perbedaan ketiga skripsi tersebut dengan penelitian Penyusun yaitu

    Penyusun mengkaji untuk mengetahui bagaimana kecenderungan Hakim dalam

    menjatuhkan sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan

    oleh Anak.

    Adapun karya Muhammad Deniardi dalam tesis nya yang berjudul,

    “Penerapan Double Track System Dalam Pemidanaan Anak”11 dimana tesis ini

    bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana kecenderungan

    Hakim menerapkan double track system yang dianut oleh Undang-Undang

    Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, mengingat terhadap Anak

    11 Muhammad Deniardi, “Penerapan Double Track System Dalam Pemidanaan Anak”,

    Tesis program pasca sarjana Universitas Hasanuddin Makassar 2013.

  • 15

    pelaku tindak pidana berdasarkan undang-undang tersebut terdapat pilihan

    sanksi yaitu pidana atau tindakan yang menempatkan kedua sanksi tersebut pada

    posisi sejajar dalam kebijakan yudikatif. Di samping itu juga penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal apakah yang menjadi

    dasar pertimbangan Hakim dalam menentukan sanksi pidana atau sanksi

    tindakan terhadap terdakwa Anak. Berdasarkan hal tersebut tentunya jauh

    berbeda dengan skripsi yang Penyusun kaji, dimana Penyusun mengkaji untuk

    mengetahui bagaimana kecenderungan Hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana

    terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Anak.

    Setelah memaparkan beberapa karya ilmiah diatas, maka dalam penelitian

    ini Penyusun akan mengkaji mengenai seperti apa pertimbangan Hakim dalam

    menjatuhkan sanksi terhadap Anak sebagai pelaku penyalahgunaaan narkotika

    dan sejauh mana kecenderungan Hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana

    terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Anak berdasarkan

    Putusan Nomor: 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Putusan Nomor:

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl.

    E. Kerangka Teoritik

    1. Teori Kekuasaan Kehakiman

    Pemahaman atas kekuasaan kehakiman yang merdeka, tidak lepas dari

    prinsip pemisahan kekuasaan yang telah dikemukakan oleh John Locke dan

    Montesqueiu. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin sikap tidak memihak, adil,

    jujur atau netral. Apabila kebebasan penjatuhan putusan tidak dimiliki oleh

  • 16

    kekuasaan kehakiman, maka dapat dipastikan tidak akan ada sikap netral,

    terutama dalam sengketa antara wakil rakyat dan rakyat.12

    Kekuasaan kehakiman merupakan badan yang menentukan isi dan

    kekuatan kaidah-kaidah hukum positif dalam konkretisasi oleh hakim melalui

    putusan-putusannya. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-

    undangan yang diciptakan dalam suatu Negara, dalam usaha menjamin

    keselamatan masyarakat menuju kesejahteraan rakyat, peraturan-peraturan

    tersebut tidak ada artinya, apabila tidak ada kekuasaan kehakiman yang bebas

    yang diwujudkan dalam bentuk peradilan yang bebas dan tidak memihak,

    sebagai salah satu unsur negara hukum. Sebagai pelaksana dari kekuasaan

    kehakiman adalah hakim, yang mempunyai kewenangan dalam memberi isi dan

    kekuatan kepada norma-norma hukum dalam peraturan perundang-undangan

    yang berlaku, dan hal ini dilakukan oleh hakim melalui putusannya.13

    Salah satu ciri dari Negara hukum adalah terdapat suatu kemerdekaan

    hakim yang bebas, tidak memihak dan tidak dipengaruhi oleh Kekuasaan

    Legislatif dan Eksekutif. Kebebasan hakim tersebut tidak dapat diartikan bahwa

    hakim dapat melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap suatu perkara

    yang sedang ditanganinya, akan tetapi hakim tetap terikat pada peraturan hukum

    yang ada.

    12 Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum

    Progresif,(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 102.

    13 Arbijoto, Refleksi terhadap Manusia sebagai Homo Religious, Jakarta: Pusdiklat

    MA RI, 2000, hlm. 7.

  • 17

    Hakim berbeda dengan pejabat-pejabat yang lain, ia harus benar-benar

    menguasai hukum, bukan sekedar mengandalkan kejujuran dan kemauan

    baiknya. Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa14, perbedaan antara

    pengadilan dan instansi-instansi lain ialah, bahwa pengadilan dalam melakukan

    tugasnya sehari-hari selalu secara positif dan aktif memperhatikan dan

    melaksAnakan macam-macam peraturan hukum yang berlaku dalam suatu

    Negara. Di bidang hukum pidana hakim bertugas menerapkan apa in concreto

    ada oleh seorang terdakwa dilakukan suatu perbuatan melanggar hukum pidana.

    Untuk menetapkan ini oleh hakim harus dinyatakan secara tepat Hukum Pidana

    yang mana telah dilanggar.

    Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan, hakim yang memimpin jalannya

    persidangan harus aktif bertanya dan memberi kesempatan kepada pihak

    terdakwa yang diwakili oleh penasihat hukumnya untuk bertanya kepada saksi-

    saksi, begitu pula kepada penuntut umum. Dengan demikian diharapkan

    kebenaran materil akan terungkap, dan hakimlah yang bertanggung jawab atas

    segala yang diputuskannya. Masalah kebebasan hakim perlu dihubungkan

    dengan masalah bagaimana hakim dapat menemukan hukum berdasarkan

    keyakinannya dalam menangani suatu perkara. Kebebasan hakim dalam

    menemukan hukum tidaklah berarti ia menciptakan hukum. Tetapi untuk

    menemukan hukum, hakim dapat bercermin pada yurisprudensi dan pendapat

    ahli hukum terkenal yang biasa disebut dengan doktrin.

    14 Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika

    Aditama, 2003), hlm. 26-27.

  • 18

    Menurut Andi Hamzah bahwa, dalam hal ini, hakim tidak memihak

    diartikan tidak berat sebelah dalam pertimbangan dan penilaiannya. Hakim tidak

    memihak berarti juga bahwa hakim itu tidak menjalankan perintah dari

    pemerintah. Bahkan jika harus demikian, menurut hukum hakim dapat

    memutuskan menghukum pemerintah, misalnya tentang keharusan ganti

    kerugian yang tercantum dalam KUHAP.15

    Hakim dalam mengadili perkara-perkara yang dihadapinya maka hakim

    akan bertindak sebagai berikut:

    a. Dalam kasus yang hukumnya atau Undang-Undangnya sudah jelas tinggal

    menerapkan saja hukumnya.

    b. Dalam kasus dimana hukumnya tidak atau belum jelas maka hakim akan

    menafsirkan hukum atau Undang-Undang melalui cara/metoda penafsiran

    yang lazim berlaku dalam ilmu hukum.

    c. Dalam kasus yang belum ada Undang-Undang/hukum tertulis yang

    mengaturnya, maka hakim harus menemukan hukumnya dengan menggali

    dan mengikuti nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat.

    Pada akhirnya hakim harus memutuskah perkara yang diadilinya semata-

    mata berdasarkan hukum, kebenaran dan keadilan dengan tiada membeda-

    bedakan orang dengan berbagai resiko yang dihadapinya. Agar supaya putusan

    hakim diambil secara adil dan obyektif berdasarkan hukum, kebenaran dan

    keadilan, maka selain pemeriksaan harus dilakukan dalam sidang yang terbuka

    untuk umum (kecuali Undang-Undang menentukan lain), juga hakim wajib

    15 Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), hlm. 91.

  • 19

    membuat pertimbangan-pertimbangan hukum yang dipergunakan untuk

    memutus perkaranya.

    2. Teori Pemidanaan.

    Sanksi Pidana adalah suatu hukuman sebab akibat, sebab adalah kasusnya

    dan akibat adalah hukumannya, orang yang terkena akibat akan memperoleh

    sanksi baik masuk penjara ataupun terkena hukuman lain dari pihak berwajib.

    Negara dalam menjatuhkan sanksi pidana haruslah menjamin kemerdekaan

    individu dan menjaga supaya pribadi manusia tetap dihormati. Oleh karena itu

    pemidanaan harus mempunyai tujuan dan fungsi yang dapat menjaga

    keseimbangan individu dengan kepentingan masyarakat untuk mencapai

    kesejahteraan bersama.16

    Menurut Satochid Kartanegara dan pendapat-pendapat para ahli hukum

    terkemuka dalam hukum pidana, mengemukakan teori pemidanaan atau

    penghukuman dalam hukum pidana dikenal ada tiga aliran yaitu:

    a. Absolut atau vergeldings theorieen (vergelden/imbalan)

    Aliran ini mengajarkan dasar daripada pemidanaan harus dicari pada

    kejahatan itu sendiri untuk menunjukkan kejahatan itu sebagai dasar

    hubungan yang dianggap sebagai pembalasan, imbalan (velgelding) terhadap

    orang yang melakukan perbuatan jahat.

    Teori ini memberikan statement bahwa penjatuhan pidana semata-mata

    karena seseorang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana.

    Pidana merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan

    16 Ibid, hlm. 48

  • 20

    kepada orang yang telah melakukan kejahatan. Adapun yang menjadi dasar

    pembenarannya dari penjatuhan pidana itu terletak pada adanya kejahatan

    itu sendiri, oleh karena itu pidana mempunyai fungsi untuk menghilangkan

    kejahatan tersebut.

    Menurut Johanes Andenaes, mengatakan bahwa tujuan utama dari pidana

    adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan (to satesfy the claims of justice),

    sedangkan pengaruh-pengaruh lainnya yang menguntungkan adalah hal

    sekunder jadi menurutnya bahwa pidana yang dijatuhkan semata-mata untuk

    mencari keadilan dengan melakukan pembalasan.17

    Tokoh lain yang menganut teori absolut ini adalah Hegel, ia berpendapat

    bahwa pidana merupakan suatu keharusan logis sebagai konsekuensi dari

    adanya kejahatan. Kejahatan adalah pengingkaran terhadap ketertiban

    hukum suatu negara yang merupakan perwujudan dari cita-cita susila, maka

    pidana merupakan suatu pembalasan. Lebih lanjut Hegel mengatakan bahwa

    tindak pidana itu harus ditiadakan dengan melakukan pemidanaan sebagai

    suatu pembalasan yang seimbang dengan beratnya perbuatan yang

    dilakukan.

    Hugo de Groot dengan mengikuti pendapat dari Phitagoras, menuliskan

    bahwa kita tidak seharusnya menjatuhkan suatu pidana karena seseorang

    telah melakukan kejahatan, akan tetapi untuk mencegah supaya orang jangan

    melakukan kejahatan lagi.18

    17Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung. 1998),

    hlm. 11. 18Djoko Prakoso, Hukum Penitensir Di Indonesia, (Bandung: Armico, 1988), hlm. 20.

  • 21

    b. Relatif atau doel theorieen (doel/maksud, tujuan)

    Dalam ajaran ini yang dianggap sebagai dasar hukum dari pemidanaan

    adalah bukan velgelding, akan tetapi tujuan (doel) dari pidana itu. Jadi aliran

    ini menyandarkan hukuman pada maksud dan tujuan pemidanaan itu, artinya

    teori ini mencari manfaat daripada pemidanaan

    Menurut teori ini penjatuhan pidana bukanlah sekedar untuk melakukan

    pembalasan atau pengimbalan. Pembalasan itu sendiri tidak mempunyai nilai

    tetapi hanya sebagai sarana melindungi kepentingan masyarakat. Lebih

    lanjut teori ini menjelaskan bahwa tujuan dari penjatuhan pidana adalah

    sebagai berikut:

    1) Teori menakutkan yaitu tujuan dari pidana itu adalah untuk menakut-

    nakuti seseorang, sehingga tidak melakukan tindak pidana baik terhadap

    pelaku itu sendiri maupun terhadap masyarakat (preventif umum).

    2) Teori memperbaiki yaitu bahwa dengan menjatuhkan pidana akan

    mendidik para pelaku tindak pidana sehingga menjadi orang yang baik

    dalam masyarakat (preventif khusus).19

    Sedangkan prevensi khusus, dimaksudkan bahwa pidana adalah

    pembaharuan yang esensi dari pidana itu sendiri. Sedangkan fungsi

    perlindungan dalam teori memperbaiki dapat berupa pidana pencabutan

    kebebasan selama beberapa waktu. Dengan demikian masyarakat akan

    terhindar dari kejahatan yang akan terjadi. Oleh karena itu pemidanaan harus

    memberikan pendidikan dan bekal untuk tujuan kemasyarakatan.

    19 Ruslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, (Jakarta: Aksara Baru, 1983), hlm. 26.

  • 22

    Menurut pandangan modern, prevensi sebagai tujuan dari pidana adalah

    merupakan sasaran utama yang akan dicapai sebab itu tujuan pidana

    dimaksudkan untuk kepembinaan atau perawatan bagi terpidana, artinya

    dengan penjatuhan pidana itu terpidana harus dibina sehingga setelah selesai

    menjalani pidananya, ia akan menjadi orang yang lebih baik dari sebelum

    menjalani pidana.20

    c. Vereningings theorieen (teori gabungan)

    Teori ini sebagai reaksi dari teori sebelumnnya yang kurang dapat

    memuaskan menjawab mengenai hakikat dari tujuan pemidanaan. Menurut

    ajaran teori ini dasar hukum dari pemidanaan adalah terletak pada kejahatan

    itu sendiri, yaitu pembalasan atau siksaan, akan tetapi di samping itu

    diakuinya pula sebagai dasar pemidanaan itu adalah tujuan daripada

    hukum.21 Tokoh utama yang mengajukan teori gabungan ini adalah

    Pellegrino Rossi (1787-1848). Teori ini berakar pada pemikiran yang

    bersifat kontradiktif antara teori absolut dengan teori relatif. Teori gabungan

    berusaha menjelaskan dan memberikan dasar pembenaran tentang

    pemidanaan dari berbagai sudut pandang yaitu:

    1) Dalam rangka menentukan benar dan atau tidaknya asas pembalasan,

    mensyaratkan agar setiap kesalahan harus dibalas dengan kesalahan,

    maka terhadap mereka telah meninjau tentang pentingnya suatu pidana

    dari sudut kebutuhan masyarakat dan asas kebenaran.

    20 Djoko Prakoso, Hukum Penitensir Di Indonesia, (Bandung: Armico, 1988), hlm. 23. 21 Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Bagian Satu, (Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa),

    hlm. 56.

  • 23

    2) Suatu tindak pidana menimbulkan hak bagi negara untuk menjatuhkan

    pidana dan pemidanaan merupakan suatu kewajiban apabila telah

    memiliki tujuan yang dikehendaki.

    3) Dasar pembenaran dari pidana terletak pada faktor tujuan yakni

    mempertahankan tertib hukum.22

    Kedua teori diatas, dapat menjadi dasar Penyusun dalam

    menganalisis permasalahan yang dikaji oleh Penyusun. Teori kekuasaan

    kehakiman dapat membantu Penyusun untuk membedah sejauh mana

    Hakim dalam memberikan pertimbangan terhadap kasus penyalahgunaan

    narkotika yang dilakukan oleh Anak berdasarkan putusan nomor

    12/pid.sus/2018/pn.btl dan nomor 13/pid.sus/2018/pn.btl. Selanjutnya

    apabila dikaitkan teori pemidanaan dengan permasalahan yang Penyusun

    kaji, maka dapat diketahui kecenderungan Hakim selama ini dalam

    menjatuhkan sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika yang

    dilakukan oleh Anak adalah berupa sanksi pidana penjara. Penyusun

    memandang kecenderungan Hakim selama ini dalam menjatuhkan sanksi

    berupa pidana penjara, merupakan reaksi terhadap teori tujuan pemidanaan

    yaitu teori relatif atau disebut juga dengan teori tujuan. Pada kedua putusan

    tersebut, bahwa pelaku saat melakukan tindak pidana merupakan Anak yang

    masih dibawah umur, sehingga tujuan pemidanaan dari kedua putusan

    bukan semata-mata karena telah dilakukannya kejahatan, melainkan harus

    22 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: 1998),

    hlm. 19.

  • 24

    dipersoalkan pula manfaat suatu pidana dimasa

    depan, baik bagi si penjahat maupun masyarakat. Sanksi pidana tersebut

    ditekankan pada tujuannya, yakni untuk mencegah agar orang tidak

    melakukan kejahatan, bukan bertujuan untuk pemuasan balas dendam atas

    keadilan. Dengan sanksi pidana yang dijatuhkan, diharapkan dapat

    membuat Anak merasa takut akan akibat yang timbul dari perbuatannya

    sehingga Anak tidak mengulangi melakukan penyalahgunaan narkotika.

    Dampak lebih luasnya lagi, bahwa dengan adanya pidana penjara yang

    dijatuhkan terhadap Anak diharapkan dapat menjadi ancaman yang

    menakutkan bagi seluruh masyarakat untuk tidak melakukan

    penyalahgunaan narkotika seperti yang dilakukan kedua Anak tersebut.

    F. Metode Penelitian

    Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan baik, penulis menggunakan

    metode penelitian sebagai berikut:

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian doktrinal.

    Penelitian hukum doktrinal (black-letter law) adalah penelitian yang

    memfokuskan penelitiannya pada hukum itu sendiri sebagai kaidah yang berdiri

    sendiri, yang dapat ditelusuri melalui teks-teks hukum dan statuta-statuta,

    dengan sedikit (bahkan ‘tanpa’) referensi terhadap disiplin ilmu lainnya.

    Sedangkan yang kedua adalah ‘hukum dalam konteks’ (law in context) 7 yang

  • 25

    muncul dan berkembang di sekitar akhir tahun 1960-an. Penelitian hukum

    doktrinal hanya berfokus pada hukum di buku (law in books).23

    Adapun usaha dalam mendapatkan data primer dilakukan dengan terjun

    langsung ke lapangan (Pengadilan Negeri Bantul) dengan melakukan

    wawancara secara langsung kepada hakim.

    2. Sifat penelitian

    Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu suatu penelitian yang

    berusaha mendeskripsikan dan menguraikan suatu gejala, peristiwa, dan

    kejadian yang terjadi. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan

    antar peneliti dan informan, serta objek dan subjek penelitian.24

    3. Pendekatan penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Yuridis-

    Normatif. Pendekatan ini berguna untuk mendekati masalah yang dikaji dengan

    menggunakan dasar perundang-undangan yang berlaku, yaitu Undang-Undang

    Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-

    Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

    4. Sumber data

    a. Data primer

    1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

    23 Sulistyowati Irianto, Praktik Penelitian Hukum: Perspektif Sosiolegal in Metode Penelitian

    Hukum: Konstelasi & Refleksi, ed. Sulistyowati Irianto and Shidarta, (Jakarta: Yayasan Obor

    Indonesia, 2011). 24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

    (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 3.

  • 26

    2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

    Pidana Anak.

    3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

    4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

    Kehakiman.

    5) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

    6) Wawancara Hakim yang menangani perkara pidana Nomor:

    12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor: 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl.

    b. Data sekunder

    1) Buku-buku tentang metode penelitian, hukum pidana, penyalahgunaan

    narkotika, kekuasaan kehakiman, dan perlindungan hukum terhadap

    korban penyalahgunaan narkoika.

    2) Skripsi dan thesis.

    3) Website resmi yang berhubungan dengan tindak pidana

    penyalahgunaan narkotika.

    5. Teknik pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan prosedur

    sebagai berikut :

    a. Studi pustaka (library research)

    Serangkaian kegiatan berupa membaca, mencatat, serta mengutip dari

    buku-buku dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang

    dilakukan.

    b. Studi lapangan (field research)

  • 27

    Studi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer yang

    dilakukan dengan melalui rangkaian kegiatan, antara lain melalui

    penelitian lapangan, wawancara dengan hakim yang menangani perkara

    pidana Nomor: 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan Nomor:

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan dokumentasi melalui pengambilan gambar.

    6. Teknik Analisis Data

    Tahap pengolahan data dalam penelitian ini meliputi identifikasi data,

    yaitu mencari data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan pembahasan yang

    akan dilakukan dengan menelaah peraturan, buku atau artikel yang berkaitan

    dengan judul atau masalah. Selanjutnya klasifikasi data, yaitu hasil identifikasi

    data yang diklasifikasi atau dikelompokkan sehingga diperoleh data yang benar-

    benar objektif. Dan yang terakhir penyusunan data, yaitu menyusun data

    menurut sistematika yang telah ditetapkan dalam penelitian sehingga

    memudahkan peneliti dalam menginterpretasikan data.

    Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif yaitu

    analisis kualitatif yang dipergunakan untuk aspek-aspek normatif (yuridis)

    melalui metode yang bersifat deskriptif analisis, yaitu menguraikan gambaran

    dari data yang diperoleh dan menghubungkan satu sama lain untuk mendapatkan

    suatu kesimpulan umum. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui serta

    diperoleh kesimpulan induktif, yaitu cara berpikir dalam mengambil kesimpulan

    secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

    G. Sistematika Pembahasan

  • 28

    Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, maka dalam penelitian

    ini penulisannya dilakukan secara runtut dan sistematis. Adapun sistematika

    pembahasan skripsi ini terbagi dalam lima bab, yakni sebagai berikut :

    Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

    masalah dengan memaparkan gagasan-gagasan, selanjutnya dari gagasan-

    gagasan tersebut muncul adanya permasalahan yang dituangkan dalam beberapa

    pokok rumusan masalah. Kemudian terdapat kerangka teoritik yang berfungsi

    sebagai landasan penulis dalam membangun ide, konsep serta teori-teori yang

    berhubungan dengan penelitian skripsi, dilanjut dengan metode penelitian yang

    menjelaskan tentang bagaimana penulis mengemas skripsi ini yang berkaitan

    dengan data-data. Terakhir adalah sistematika pembahasan yang memaparkan

    mengenai struktur dari skripsi yang akan dibahas kemudian agar pembaca tidak

    kesulitan dalam mencari informasi.

    Bab kedua, dalam pembahasan bab ini memuat penjelasan terkait tinjauan

    umum mengenai tindak pidana, tujuan pemidanaan, tinjauan umum narkotika,

    tinjauan umum Anak, pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan putusan

    dan sistem dua jalur (double track system).

    Bab ketiga, dalam pembahasan bab ini memuat penjelasan mengenai

    gambaran umum dan kedudukan terkait perkara Nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl

    (narkotika) dan Nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl (narkotika).

    Bab keempat, dalam bab ini menguraikan analisis data berdasarkan hasil

    dari penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan dalam penelitian yang

  • 29

    menjelaskan tentang putusan hakim terkait kasus tindak pidana penyalahgunaan

    narkotika oleh Anak.

    Bab kelima, dalam bab ini memuat tentang kesimpulan yang merupakan

    jawaban dari pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini dan memuat

    saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

  • 30

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil pemaparan di atas, maka penyusun dapat menyimpulkan

    pembahasan sebagai berikut:

    1. Pada putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl, dalam menimbang Hakim menggunakan dasar

    pertimbangan secara yuridis dan non yuridis atau yang sering disebut

    sosiologis. Penyusun menilai, dalam proses menjatuhkan putusan

    Hakim sudah tepat dengan menimbang berdasarkan pertimbangan

    secara yuridis dan non yuridis. Pertimbangan yuridis Hakim pada

    putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl menimbang berdasarkan fakta hukum yang

    terungkap dalam persidangan bahwa kedua Anak tersebut telah terbukti

    dan terpenuhi semua unsur pasal yang didakwa oleh Penuntut Umum,

    yaitu Pasal 112 Ayat (1) Undang–Undang RI Nomor 35 Tahun 2009

    Tentang Narkotika Jo.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun

    2017 Tentang Perubahan Golongan Narkotika. Sehingga tepatlah pada

    putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl menyatakan Anak telah terbukti

    secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

    “Memiliki Dan Menyimpan Narkotika Golongan I Berupa Tembakau

    Gorilla Yang Mengandung Senyawa Sintetis Ab-Fubinaca”. Begitu pula

    pada putusan nomor 13/Pid.Sus/2018/PN.Btl yang menyatakan Anak

  • 31

    telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

    pidana “Tanpa Hak Dan Melawan Hukum Menyimpan Narkotika

    Golongan I Berupa Tembakau Gorilla Yang Mengandung Senyawa

    Sintetis Ab-Fubinaca”.

    Selanjutnya mengenai dasar pertimbangan hakim secara non yuridis.

    Hakim menimbang berdasarkan keadaan yang memberatkan dan

    meringankan. pada kedua putusan tersebut terdapat keadaan yang

    bertolak belakang, yang mana pada putusan nomor

    12/Pid.Sus/2018/PN.Btl si pelaku Anak sebelumnya sudah pernah

    dihukum dengan kasus yang sama. Sedangkan pada putusan nomor

    13/Pid.Sus/2018/PN.Btl si pelaku Anak belum pernah dihukum.

    Selanjutnya Hakim juga mempertimbangkan usia Anak, yang mana

    pada putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl pelaku Anak saat

    melakukan tindak pidana statusnya masih dalam kategori Anak,

    dikarenakan dilihat dari umur Anak masih berumur 17 (tujuh belas)

    tahun belum berusia 18 tahun dan merupakan Anak dari pasangan suami

    istri Sugeng Riyadi Dengan Ngadinah sesuai dengan Kutipan Akta

    Kelahiran No 5049/A/2000 yang diterbitkan di Bantul tertanggal 30

    September 2000. Oleh karena itu, syarat pelaku Anak dalam kategori

    Anak dibawah umur telah terpenuhi. Kemudian pada putusan nomor

    13/Pid.Sus-Anak/2018/PN.Btl pelaku Anak termasuk dalam kategori

    Anak dibawah umur, dengan bukti Akta kelahiran atas nama Anak No.

    4310/A/2001 tertanggal 24 Juli 2001 yang dikeluarkan oleh Dinas

  • 32

    Pendaftaran Penduduk Kabupaten Bantul menerangkan bahwa Anak

    tersebut lahir di Bantul pada tanggal 17 Juli 2001, sehingga pada saat

    kejadian Anak berumur 16 (enam belas) tahun dan masih duduk di kelas

    3 SMP Muhammadiyah Bantul.

    2. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penyusun kepada

    Hakim Agus Supriyono, SH selaku hakim anggota di persidangan

    terkait putusan nomor 12/Pid.Sus/2018/PN.Btl dan nomor 13/Pid.Sus-

    Anak/2018/PN.Btl. Hakim mengatakan, bahwa selama ini dalam

    menangani kasus penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Anak,

    Hakim cenderung menjatuhkan sanksi pidana saja berupa pidana

    penjara tanpa mempertimbangkan sanksi tindakan berupa rehabilitasi.

    Penyusun memandang kecenderungan Hakim selama ini dalam

    menjatuhkan sanksi berupa pidana penjara terhadap Anak pelaku

    penyalahgunaan narkotika, ini dianggap sebagai reaksi terhadap teori

    tujuan pemidanaan yaitu teori relatif. Kedua pelaku Anak tersebut

    merupakan Anak yang masih dibawah umur, sehingga tujuan

    pemidanaan dari kedua putusan tersebut harus melihat pula manfaat

    suatu pidana dimasa depan, baik bagi si Anak maupun masyarakat.

    Sanksi pidana tersebut ditekankan pada tujuannya, yakni untuk

    mencegah agar orang tidak melakukan kejahatan. Dengan sanksi pidana

    yang dijatuhkan, diharapkan dapat membuat Anak merasa takut

    sehingga Anak tidak akan mengulangi melakukan penyalahgunaan

    narkotika. Dampak lebih luasnya lagi, dengan adanya pidana penjara

  • 33

    yang dijatuhkan terhadap Anak diharapkan dapat menjadi ancaman

    yang menakutkan bagi seluruh masyarakat untuk tidak melakukan

    tindak pidana yang sama. Penyusun berpendapat pidana penjara yang

    dijatuhkan kepada Anak sudah tepat, agar memberikan rasa takut

    kepada Anak dan juga kepada orang lain atau masyarakat agar tidak

    melakukan perbuatan yang sama. Namun, untuk membebaskan Anak

    dari narkotika diperlukan tindakan rehabilitasi agar Anak sembuh secara

    fisik dan tidak mencari narkotika lagi. Saran Penyusun seharusnya

    Hakim lebih mengutamakan memberikan sanksi pidana dan tindakan,

    penyusun rasa akan lebih efektif dalam menimbulkan rasa takut dan

    membuat mereka tidak mengulangi lagi memakai narkotika. Adapun

    yang dimaksud dengan model double track system (sistem dua jalur)

    yaitu model pemberian sanksi pidana dengan menggunakan dua macam

    sanksi pidana yang terdiri dari pidana dan tindakan yang penerapannya

    dapat di alternatifkan atau dikumulatifkan. Double track system tidak

    sepenuhnya memakai satu diantara dua jenis sanksi itu. Pada double

    track system perumusan sanksi terhadap penyalahgunaan narkotika

    merupakan kebijakan hukum pidana dalam formulasi ketentuan-

    ketentuan yang mengatur mengenai sanksi yang diberikan kepada

    pelaku penyalahgunaan narkotika, yaitu berupa sanksi pidana dan sanksi

    tindakan mengingat pelaku penyalahgunaan narkotika memiliki posisi

    yang sedikit berbeda dengan pelaku tindak pidana lainnya. Menurut

    Penyusun sanksi pidana yang dijatuhkan kepada Anak berupa menjalani

  • 34

    masa hukuman dalam penjara, sedangkan disisi lain sanksi tindakan

    yang diberikan kepada Anak berupa pengobatan dan/atau perawatan

    yang diselenggarakan dalam bentuk fasilitas rehabilitasi. Dari sudut

    double track system kesetaraan kedudukan sanksi pidana dan sanksi

    tindakan sangat bermanfaat untuk memaksimalkan penggunaan kedua

    jenis sanksi tersebut secara tepat dan proporsional, sehingga kedua Anak

    tersebut tidak akan mengulangi tindak pidana setelah selesai nya

    menjalani masa hukumannya.

    B. Saran

    Adapun dalam penelitian ini, Penyusun memberikan saran, yakni

    hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana hendaknya lebih mengedepankan

    kepentingan Anak. Sehingga dalam prosesnya Anak pelaku

    penyalahgunaan narkotika benar-benar tidak mengulangi tindak pidana

    yang sama dan Anak terbebas dari narkotika. Nantinya setelah Anak

    menyeselaikan masa hukumannya Anak dapat menjalan kembali fungsi

    sosial di masyarakat.

  • 35

    DAFTAR PUSTAKA

    Peraturan Perundang-Undangan:

    Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

    Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

    Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

    Undang-Undangan Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

    Buku :

    Ilyas, Amir, Asas-asas Hukum Pidana, Memahami Tindak Pidana dan

    Pertanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan,

    Yogyakarta: Rangkang Education, 2012.

    Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, Edisi

    Kedua, 2008.

    Hamzah Andi, Asas-asas Hukum Pidana, Bandung: Rineka Cipta, 2008.

    Gosita Arif, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta: Akademika Presindo,1985.

    Prakoso Djoko, Hukum Penitensir Di Indonesia, Bandung: Armico, 1988.

    E. Utrecht, Hukum Pidana I, Jakarta:Universitas Jakarta, 1958.

    E. Utrecht dalam M.Sholehuddin, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana (Ide Dasar

    Double Track System dan Implementasinya), Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2002.

    Geogrge B. Vold dalam M.Sholehuddin, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana (Ide

    Dasar Double Track System dan Implementasinya), Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2002.

  • 36

    Sangka Hari, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Bandung: Mandar

    Maju, 2003.

    Rawls John, A Theory of Justice, London: Oxford University press, yang sudah

    diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh Uzair Fauzan dan Heru

    Prasetyo, Teori Keadilan, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

    Juliana Lisa FR dan Nengah Sutrisna W. Narkoba, dan Gangguan Jiwa,

    Yogyakarta: Nuha medika, 2013.

    Kartonegoro, Diktat Kuliah Hukum Pidana, Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa, t.t.

    Mulyadi Lilik. Hukum Acara Pidana Normatif, Teoretis, Praktik, Dan

    Permasalahannya, Alumni, Bandung, 2007.

    Mulyadi Lilik . Kekuasaan Kehakiman, Surabaya: Bina Ilmu, 2007.

    Gutom Maidin. Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Sistem Peradilan

    Pidana Anak di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2014.

    Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Medan: RefikaAditama,2009.

    Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

    Moh. Taufik Makaro. Tindak Pidana Narkotika, Bogor: Ghala Indonesia, 2005.

    Muladi dan Barda Nawawi Arif, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung :

    1998.

    Pedoman Praktik Peradilan Perdata dan Pidana, Cet. Ke-2 Yogyakarta: Suka

    Press, 2013.

    Saleh Ruslan, Stelsel Pidana Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1983.

    Muhammad Rusli, Hukum Acara Pidana kontemporer, Jakarta: Citra Aditya, 2007.

    Sudarto. Hukum dan Hukum Pidana, Bandung: Alumni. 1986.

  • 37

    Sudarto dalam M.Sholehuddin, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana (Ide Dasar

    Double Track System dan Implementasinya), Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2002.

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

    Bandung: Alfabeta, 2009.

    Irianto Sulistyowati, Praktik Penelitian Hukum: Perspektif Sosiolegal in Metode

    Penelitian Hukum: Konstelasi & Refleksi, ed. Sulistyowati Irianto and

    Shidarta, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2011.

    Soetodjo Wagiati, Hukum Pidana Anak, Bandung: Refika Aditama, 2006.

    Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Refika

    Aditama, 2003.

    Skripsi :

    Lina Munakhiroh, “Sanksi Pengguna Narkotika Oleh Anak (Studi Kasus Putusan

    di Pengadilan Negeri Yogyakarta Tahun 2002)”, Skripsi Universitas

    Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

    Nashriana, “Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Penjara

    terhadap Anak Pelaku Penyalahgunaan Narkoba”, Makalah Universitas

    Sriwijaya.

    Sarah Maulidiyanti, “Penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan Narkotika yang

    Dilakukan oleh Anak (Analisis Putusan PN Depok Nomor :

    336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

  • 38

    Muhammad Alvin Khoiru, “Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana

    Penyalahgunaan Narkotika oleh Anak dibawah Umur di Kota

    Yogyakarta Tahun 2014”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan

    Kalijaga Yogyakarta.

    Thesis :

    Muhammad Deniardi, “Penerapan Double Track System Dalam Pemidanaan

    Anak”, Tesis program pasca sarjana Universitas Hasanuddin Makassar

    2013.

    Internet :

    “Badan Narkotika Nasional”, https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-

    remaja-meningkat/, akses 15 Oktober 2019 Pukul 14.00 WIB.

    https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/

  • 39

    LAMPIRAN

  • 40

  • 41

  • 42

  • 43

  • 44

  • 45

  • 46

  • 47

  • 48

  • 49

    CURRICULUM VITAE

    Data Pribadi

    Nama : Iris Indira Murti

    Tempat Tanggal Lahir: Sekadau, 21 Januari 1998

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Dero Rt/Rw 01/14 Condongcatur Depok Sleman

    E-mail : [email protected]

    Latar Belakang Pendidikan

    Formal:

    2004 – 2010 : SD N Perumnas Condongcatur Depok Sleman

    2010 – 2013 : SMP Muhammadiyah 2 Depok

    2013 – 2016 : MAN Yogyakarta I

    Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat

    digunakan sebagaimana mestinya.

    Hormat Saya,

    Iris Indira Murti

    HALAMAN SAMPULABSTRAKABSTRACTSURAT PERSETUJUAN SKRIPSIPENGESAHAN TUGAS AKHIRPERNYATAAN KEASLIAN DAN BEBAS PLAGIARISMEMOTTOHALAMAN PERSEMBAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan dan KegunaanD. Telaah pustakaE. Kerangka TeoritikF. Metode PenelitianG. Sistematika Pembahasan

    BAB V PENUTUPA. KesimpulanB. Saran

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRANCURRICULUM VITAE