penyakit dengan gejala polydipsia dan poliuria

6
1. Penyakit apa saja yang memiliki gejala banyak kencing (Polyuria) dan banyak minum (Polydipsia)? I. Dengan gejala Polydipsia 1. Diabetes Melitus a. Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa darah (GD) yang tinggi (hiperglikemia). Kadar GD tinggi biasanya disebabkan oleh jumlah hormon insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif (resistensi insulin). b. Prevalensi: 40 % pada tahun 1995, dan diperkirakan akan naik sampai 5,4 % pada tahun 2025. c. Klasifikasi: - DM tipe I Diabetes Melitus yang tergantung insulin [Insulin dependent mellitus/IDDM] adalah gangguan autoimun dimana terjadi penghancuran sel β pankreas penghasil insulin. Biasanya pasien berusia kurang dari 30 tahun. - DM tipe II Merupakan bentuk yang sering dijumpai, meliputi sekitar 90% pasien yang menyandang diabetes. Biasanya, penyebabnya ialah insensitivitas jaringan terhadap insulin (resistensi insulin) dan tidak adekuatnya respons sel β pankreas terhadap glukosa plasma yang khas, sehingga menyebabkan produksi glukosa hati berlebihan dan

Upload: fatimah-zahrah

Post on 13-Feb-2015

117 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan PBL

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Dengan Gejala Polydipsia Dan Poliuria

1. Penyakit apa saja yang memiliki gejala banyak kencing (Polyuria) dan banyak minum

(Polydipsia)?

I. Dengan gejala Polydipsia

1. Diabetes Melitus

a. Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa

darah (GD) yang tinggi (hiperglikemia). Kadar GD tinggi biasanya disebabkan

oleh jumlah hormon insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-

kadang lebih, tetapi kurang efektif (resistensi insulin).

b. Prevalensi: 40 % pada tahun 1995, dan diperkirakan akan naik sampai 5,4 %

pada tahun 2025.

c. Klasifikasi:

- DM tipe I

Diabetes Melitus yang tergantung insulin [Insulin dependent

mellitus/IDDM] adalah gangguan autoimun dimana terjadi

penghancuran sel β pankreas penghasil insulin. Biasanya pasien

berusia kurang dari 30 tahun.

- DM tipe II

Merupakan bentuk yang sering dijumpai, meliputi sekitar 90%

pasien yang menyandang diabetes. Biasanya, penyebabnya ialah

insensitivitas jaringan terhadap insulin (resistensi insulin) dan tidak

adekuatnya respons sel β pankreas terhadap glukosa plasma yang

khas, sehingga menyebabkan produksi glukosa hati berlebihan dan

penggunaannya yang terlalu rendah oleh jaringan.

- Diabetes gestasional

Sebagian besar wanita yang mengalami diabetes saat hamil

memiliki homeostasis glukosa yang normal pada paruh pertama

kehamilan dan berkembang menjadi defisiensi insulin relatif

selama paruh kedua, sehingga terjadi hiperglikemia.

2. Diabetes Insipidus

Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan poliuria dan polidipsi yang

disebabkan oleh defisiensi ADH. Biasanya terjadi akibat trauma atau tumor yang

mengenai hipofisis posterior dan merupakan idiopatik. (Hamcock, 1999).

Dibagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes insipidus sentral (Central Diabetes

Insipidus-CDI) yang biasanya disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormon

Page 2: Penyakit Dengan Gejala Polydipsia Dan Poliuria

antidiuretik (ADH) yang secara fisiologis dapat menybeabkan kegagalan sintesis

(penyimpanan) dan gangguan pengangkutan ADH yang disimpan untuk sewaktu-

waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan (diakibatkan oleh kerusakan

osmoreseptor yang terdapat pada hipotalamus anterior dan disebut Kerney’s

osmoreceptor cells yang berada diluar sawar darah otak) dan diabetes insipidus

netrogenik (Netrogenic Diabetes Insipidus-NDI) yang merupakan diabetes

insipidus yang tidak responsif terhadap ADH eksogen yang biasanya disebabkan

oleh kegagalan pembentukan dan pemeliharaan gradien osmosis dalam medula

renalis dan kegagalan utilisasi gradien pada keadaan dimana ADH berada dalam

jumlah yang cukup dan berfungsi normal.

3. Hiperkalsemia

Merupakan keadaan kadar kalsium darah yang tinggi. Hiperkalsemia dapat

menyebabkan alkalosis, penimbunan kalsium dalam jaringan lunak (soft tissues)

seperti yang terjadi pada penderita penyakit gagal ginjal. Iodopatik hiperkalsemia

adalah keadaan pada bayi berkaitan dengan intoksikasi vitamin D yang ditandai

dengan meningkatnya kadar kalsium serum, peningkatan densitas tulang rangka.

Tanda-tanda dan gejala-gejala hiperkalsemia adalah otot yang kendor, nyeri

sekitar daerah yang bertulang, dan batu ginjal dengan komposisi kalsium.

4. Pshycogenic polydipsia

5. Sjogren’s syndrome

Merupakan sebuah kelainan otoimun di mana sel imun menyerang dan

menghancurkan kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan liur. Sindrom

ini dinamakan dari seorang ahli penyakit mata Henrik Sjögren (1899-1986) dari

Swedia, yang pertama kali memaparkan penyakit ini. Sindrom Sjögren selalu

dihubungkan dengan kelainan rheumatik seperti arthritis rheumatoid, dan terdapat

faktor rheumatoid positif pada 90 persen dari jumlah kasus.

Gejala-gejala utama pada sindrom ini adalah kekeringan mulut dan mata. Selain

itu, sindrom Sjögren juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, hidung, dan

vagina. Sindrom ini juga dapat memengaruhi organ lainnya seperti ginjal,

pembuluh darah, paru-paru, hati, pankreas, dan otak. Sembilan dari sepuluh pasien

Sjögren adalah wanita dan usia rata-rata pada akhir 40-an. Selebihnya penyakit ini

dapat timbul pada pria dan wanita segala umur.

6. Anticholinergics

7. Primary hyperaldosteronism (Sindrom Conn)

Page 3: Penyakit Dengan Gejala Polydipsia Dan Poliuria

Penyakit yang sangat jarang terjadi akibat adenoma soliter jinak atau hiperplasia

zona glomerulosa yang menghasilkan aldosteron berlebih. Salah satu presentasi

klinisnya ialah hipokalemia yang dapat menyebabkan kelemahan, dan seringkali

dalam bentuk serangan. Poliuria dan polidipsia terjadi sekunder akibat

hipokalemia. Selain itu retensi natrium sering menyebabkan hipertensi, namun

biasanya tidak disertai edema.

II. Dengan gejala Polyuria

1. Diabetes melitus

2. Diabetes insipidus

3. Hiperkalsemia

4. Hipokalemia

Merupakan keadaan kekurangan kadar kalium serum yang dapat disebabkan oleh

kekurangan masukan, penggunaan diuretik pembung-kalium, prosedur beda

gastrointestinal mayor dengan pengisapan nasogastrik dan penggantian yang tidak

tepat, sekresi gastrointestinal berlebihan, hiperaldosteronisme, malnutrisi, dan

trauma atau luka bakar. Hipokalemia mempengaruhi berbagai sistem, misalnya

pada gastrointestinal yang dapat menyebabkan anoreksia, mual, muntah, dan ilius

paralitik dapat terjadi.

5. Sindrom Cushing

Sindrom ini timbul akibat kortikosteroid berlebih, namun sejauh ini, penyebab

terseringnya adalah pengobatan lama dengan dosis kortikosteroid oral yang relatif

besar. Penyebab lainnya ialah hiperplasia basofil atau kromofob atau adenoma

kelenjar hipofisis, dengan kelebihan produksi kortikotropin (60%). Sehingga

menyebabkan hiperplasia adrenal bilateral dan disebut dengan Sindrom Cushing

yang tergantung pada hipofisis namun biasanya disebut penyakit Cushing.

6. Primary hiperaldosteronism

7. Pshycogenic polydipsia (contohnya Schizophrenia)

Schizophrenia merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang

mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif,

emosional dan tingkah laku.

8. Gagal ginjal kronik

Merupakan kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel karena suatu penyakit.

Fokus terapi gizinya adalah untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan

Page 4: Penyakit Dengan Gejala Polydipsia Dan Poliuria

dari makanan karena kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens. Asupan kalori

yang dianjurkan sebesar 30-35 kal/kg BB/hari.

9. Anxiety (Kecemasan)

Davi Rubenstein, et;al. 2005. Kedokteran Klinis edisi enam. Jakarta : Erlangga.

B. Batticaca, Fransisca. 2008. Asuhan keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Persarafan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan

Keluarga. Jakarta : Kompas.