pengenalan gejala dan tanda penyakit perkebunan karet dan cengkeh

27
PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PERKEBUNAN KARET DAN CENGKEH (Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tumbuhan) Oleh Puji Ayu Riani 1214121168

Upload: pujiayuriani

Post on 07-Feb-2016

99 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PERKEBUNAN KARET DAN CENGKEH

(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tumbuhan)

Oleh Puji Ayu Riani1214121168

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2014

Page 2: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karet adalah tanaman perkebunan atau industri tahunan berupa pohon batang lurus,

yang pertama kali ditemukan diBrazil dan mulai dibudidayakan tahun 1601. Di

Indonesia, Malaysia dan Singapura karet coba dibudidayakan pada tahun 1876.

Tanaman karet pertama diIndonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia pernah

menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua

negara tetangga Malaysia dan Thailand.

Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Agr.) adalah anggota famili

Euphorbiaceae berbentuk pohon, tinggi 10-20 cm, bercabang dan mengandung

banyak getah susu. Kegunaan karet sebagai tanaman perkebunan sudah tidak asing

lagi, karena banyak sekali benda dan peralatan disekitar kita yang bahan bakunya dari

karet. Mulai dari peralatan rumah tangga sampai industri-industri besar banyak yang

menggunakan bahan baku karet. Sepatu dan sandal merupakan bagian kecil dari

peralatan rumah tangga yang menggunakan karet dalam industri kapal terbang pun

bahan baku karet banyak digunakan.

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik lingkup

tradisional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu

hasil pertanian terkemuka, karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil

devisa yang diperoleh dari karet cukup besar, bahkan Indonesia pernah menguasai

produksi karet dunia dengan melibas negara-negara lain dan negara asal tanaman

karet sendiri di Daratan Amerika Selatan.

Page 3: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

Karet alam memiliki beberapa sifat fifik yang disukai oleh perusahaan dan antara lain

kelekatan (tack), yang sangat baik, kalor timbul (heat build up), yang rendah,

kelenturan (resilience), yang sangat baik dan kekuatan regang (tensile strength), yang

tinggi. Sifat tersebut sangat cocok untuk ban radial, tetapi ada satu hal yang

merupakan kelemahan karena sebagai bahan baku pembuatan ban yaitu

ketidakseragaman (non uni formity).

Tanaman cengkeh untuk dapat tumbuh dan berproduksi memerlukan persyaratan

lingkungan tumbuh yang spesifik. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

tanaman cengkeh antara lain adalah iklim, tinggi tempat dan jenis tanah.

Curah hujan yang optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh adalah 1.500 -

2.500 mm/tahun atau 2.500 – 3.500 mm/tahun dengan bulan kering kurang dari 2

bulan. Intensitas penyinaran 61 – 60 % dan suhu udara 22 - 28 °C serta tidak ada

angin kencang sepanjang tahun.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui penyakit dan patogennya pada

tanaman karet dan cengkeh.

Page 4: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

II. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, jarum, kaca preparat

dan cover glass.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun karet yang menunjukan

tanda penyakit gugur daun pada karet, jamur akar putih, jamur akar merah, dan daun

cengkeh yang terkena bercak daun besar.

2.2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini dimulai dengan mengamati bagian

tanaman yang sakit, kemudian diambil bagian dari patogen untuk diamati dibawah

mikroskop. Diamati bentuk sporanya kemudian digambar lalu difoto. Dilakukan

demikian untuk semua spesimen yang ada.

Page 5: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang didapat dari praktikum ini adalah :

No

Gejala Patogen mikroskopik Keterangan

1. Gugur daun Corynespora cassiicola

2. Gugur Daun Colletotrichum gloesporioides

Page 6: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

3. Bercak Daun Besar Cengkeh ( Coniella castaneicola)

4. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)

5. Jamur Akar Merah (Ganoderma philipii)

3.2. Pembahasan

1. Gugur Daun (Corynespora cassicola)

Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979)

adalah sebagai berikut :

Divisi : Eumycophyta

Sub Divisi : Eumycotina

Kelas : Deutromycetes

Ordo : Coryneales

Famili : Hipomycetes

Page 7: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

Genus : Corynespora

Spesies : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei

Konidiofor C. cassiicola berwarna coklat, keluar dari permukaan bawah daun,

dengan ujung membengkak. Konidium berwarna coklat, seperti gada atau silindris,

ujungnya agak runcing, bersepta 2–14, dengan ukuran 40-120μm x 8-18μm. Dalam

biakan murni bermacam-macam isolat C. Cassiicola dari tanaman karet mempunyai

miselium yang beragam mofologinya (Semangun, 1999).

Jamur ini mempunyai benang-benang hifa berwarna hitam pucat, menghasilkan spora

pada bagian bercak atau bagian yang hijau. Benang-benang hifa jamur dan sporanya

kurang jelas terlihat pada permukaan daun tanpa alat pembesaran. Jamur tersebut

mempunyai banyak tumbuhan inang seperti ketela pohon, akasia, angsana, beberapa

rumputan pepaya dan lain-lain.

Gejala Serangan

Gejala serangan pada daun coklat masih belum tampak setelah daun menjadi hijau

muda, gejala mulai terlihat bercak hitam kemudian berkembang seperti menyirip.

Menjadi pucat, lemas, dan bagian ujungnya mati atau kering. Pada daun tua, bercak

hitam tersebut dan sirip tampak lebih jelas seperti tulang ikan. Bercak ini meluas

mengikuti urat daun dan kadang-kadang sebagian pusat bercak berwarna coklat atu

kelabu, dan berlubang. Daun akhirnya menjadi kuning atau kemerahan kemudian

gugur.

Infeksi terutama terjadi pada daun muda yang umurnya kurang dari 4 minggu. Mula-

mula pada daun terjadi bercak hitam, terutama pada tulang-tulang daun. Bercak

berkembang mengikuti tulang-tulang daun dan meluas ke tulang-tulang yang lebih

halus, sehingga bercak tampak menyirip seperti tulang atau duri ikan. Pada tingkat

lanjut, bercak semakin meluas, berbentuk bundar atau tidak teratur. Bagian tepi

bercak berwarna coklat, dengan sirip berwarna coklat dan hitam. Bagian pusatnya

Page 8: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

mengering atau dapat berlubang. Di sekitar bercak biasanya terdapat daerah yang

berwarna kuning (halo) yang agak lebar. Daun yang sakit menguning, menjadi coklat

dan gugur.

Jamur juga dapat menginfeksi tunas muda dan tangkai daun yang menyebabkan

matinya tunas dan terjadinya bercak coklat memanjang pada tangkai daun dengan

kulit yang pecah. Tanaman-tanaman yang rentan dapat menjadi gundul, dengan

banyak ranting dan cabang mati, pertumbuhannya terhambat, sehingga memasuki

masa sadap.

Pengendalian Penyakit

Menanam klon karet yang tahan serangan penyakit ini pada daerah yang rawan

serangan penyakit ini. Selain itu juga perlu diperhatikan pembatasan penanaman klon

karet yang sama dalam skala luas untuk mencegah terjadinya serangan penyakit ini

dalam skala luas. Pemilihan klon yang sesuai untuk suatu daerah juga merupakan

salah satu cara pengelolaan penyakit ini.

Pengendalian dengan fungisida, fungisida yang dianjurkan adalah Carbendazim dan

Chlorothalonil dosis 1 kg/ha/aplikasi sedangkan Prochloraz dosis 650 ml/ha/aplikasi.

Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman membentuk daun muda. Pengendalian

dengan fungisida pada kebun yang tanaman telah menghasilkan memerlukan

pengulangan aplikasi. Selain itu tingkat kesulitan menyemprot tanaman yang sudah

tinggi dan biaya yang dikeluarkan tinggi maka penyemprotan pada kebun yang

menghasilkan yang mengalami serangan dapat dianjurkan apabila dianggap masih

memberikan hasil yang menguntungkan.

Penyakit ini bisa ditekan penyebarannya dengan bahan kimia Mankozeb dan

Tridemorf untuk tanaman yang belum menghasilkan, sedangkan untuk tanaman

menghasilkan yang tingginya lebih dari 8 m dilakukan pengabutan dengan Tridemorf

Page 9: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

atau Calixin 750 dengan dosis 500 ml aplikasi, 3-4 kali dengan selang waktu

seminggu (Anonimus, 2008).

1. Pembibitan jangan dibuat di tanah yang sangat berpasir, miskin, dan kurang dapat

menahan air.

2. Harus diusahakan agar bibit tumbuh sebaik-baiknya dengan pemupukan yang

seimbang.

3. Bibit dilindungi dengan fungisida. Untuk keperluan ini dapat dipakai fungisida

tembaga seperti bubur Bordeaux atau Oksiclorida tembaga (Semangun, 1999).

Sifat virulensi C. Cassicola dipengaruhi oleh agresifitasnya (efiisensi penyakit dan

pertumbuhan penyakit dan sporulasi) dan kemampuannya memproduksi toksin.

Dengan agresifitas yang kuat patogen akan memproduksi jumlah toksin yang lebih

banyak, sehingga cukup untuk membuat daun tanaman menjadi rusak atau mati,

misalnya pada klon RRIC 103, PPN 2058, PPN 2444, dan PPN 2447. Sebaliknya,

meskipun agrefitasnya kuat, tetap jika ditoktisitas toksinnya rendah tidak membuat

daun tanamann rusak atau mati. Misalnya klon BPM 1 dan PR 260. Pengamatan

dilapangan menunjukkan bahwa C. Cassicola mempunyai kemampuan yang tinggi

berevolusi. Hal ini terlihat bahwa patogen mempunyai banyak ras yang virulensi yang

sangat beragam. Ras patogen tersebut berbeda dari waktu ke waktu.

2. Gugur Daun (Colletotrichum gloesporioides)

Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut Dwidjoseputro sebagai

berikut:

Divisio : Mycota

Sub divisi : Eumycotyna

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Melanconiales

Page 10: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

Family : Melanconiaceae

Genus : Colletotrichum

Species : Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc.

C. gloeosporioides umumnya mempunyai konidium hialin berbentuk silinder dengan

ujung-ujung tumpul, kadang-kadang berbentuk agak jorong dengan ujung agak

membulat dengan pangkal yang agak sempit terpancung, tidak bersekat, berinti satu,

panjang 9 – 24 x 3 - 6 μm, terbentuk pada konidiofor seperti fialid berbentuk silinder,

hialin berwarna agak kecoklatan (Semangun, 2000).

Ordo dari kelas Deutromycetes ini mempunyai konidiofor yang pendek dan beregresi

(berkumpul) pada permukaan yang tipis dari perenkhimoid dan stroma (satu

aservulus). Konidia dibentuk dalam aservulus Patogen menyebabkan penyakit pada

tumbuhan dengan cara melemahkan inang dengan cara menyerap makanan secara

terus menerus dari sel inang untuk kebutuhannya, menghentikan atau mengganggu

metabolisme sel inang dengan toxin, enzim atau zat pengatur tumbuh yang

disekresikannya, menghambat transportasi makanan, hara mineral, dan air melalui

jaringan pengangkut dan mengkonsumsi kandungan sel inang setelah terjadi kontak

(Agrios,1996).

Gejala Serangan Colletotrichum gloeosporioides Adanya bercak coklat kehitaman,

tepi daun menggulung merupakan gejala serangan Colletorichum. Pada daun umur

lebih dari 10 hari terdapat bercak coklat dengan halo warna kuning, selanjutnya

bercak tersebut berlubang .

Serangan C. gloeosporioides pada daum muda menimbulkan bercak berwarna coklat

kehitaman pada bagian tengahnya, yang berturut-turut diikuti oleh mengeriputnya

lembaran daun, timbulnya busuk kebasahan pada bagian yang terinfeksi dengan

akibat yang lebuh jauh gugurnya daun. Pada daun tua (umur daun lebih dari 10 hari)

Page 11: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

serangan C. gloeosporioides, bercak daun berwarna coklat dengan warna kuning dan

permukaan daun menjadi kasar. Serangan lebih lanjut menyebabkan bercak tersebut

menjadi berlubang. Apabila bercak tersebut berbatasan dengan tepi daun maka

serangan lebih lanjut mengakibatkan daum menjadi sobek.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit Colletotrichum dapat dilakukan dengan cara:

- Memperbaiki saluran pembuangan air dan memberantas gulma secara intensif, yang

mempunyai tujuan untuk mengurangi kelembaban dalam rangka menghambat

perkembangan penyakit.

- Memberikan pupuk yang berimbang dan ekstra sesuai dengan anjuran, yang

mempunyai tujuan adalah menyehatkan tanaman sehingga tidak mudah menderita

ganguan jamur Colletotrichum. - Menyemprot atau mengasapi tunas-tunas muda

dengan fungisida sebanyak tiga kali dengan interval tujuh hari dalam periode

pembentukan tunas, yang mempunyai tujuannya untuk menekan laju perkembangan

serangan penyakit Colletotrichum. - Menanam klon yang resisten di daerah rawan

penyakit gugur daun Colletotrichum, yang mempunyai tujuan untuk memangkas

siklus penyakit . (Pawirosoemardjo dan Budi, 2005). Pada pembibitan tanaman karet

diusahakan agar kelemaban nisbinya tidak mencapai 95 %, di pembibitan tanaman

okulasi dalam kantong plastik jangan disusun terlalu rapat. Menanam klon karet yang

tahan, menurut anjuran klon karet yang tahan terhadap Colletotrichum yaitu klon

RRIC 100, BPM1. Klon yang rentan terhadap penyakit ini diberi pupuk yang

berimbang untuk mengurangi pengguguran daun (Semangun, 2000).

3. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)

Kingdom : Fungy

Filum : Basidiomycota

Klas : Basidiomycetes

Page 12: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

Ordo : Aphylloporales

Famili : Polyporacceae

Genus : Rigidoporus

Species : Rigidoporus microporus (Swartz:fr.) van Ov.

Jamur akar putih disebabkan R. microporus (Swartz:fr.)van Ov. Jamur ini

membentuk badan buah mirip topi pada akar, pangkal batang, atau tunggul-tunggul

tanaman. Badan buah berwarna jingga kekuning-kuningan. Permukaan bawah badan

buah terdapat lubang-lubang kecil tempat spora. Badan buah yang tua akan

mengering dan berwarna coklat

JAP membentuk tubuh buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zona-

zona pertumbuhan, sering mempunyai struktur serat yang radier, mempunyai tepi

yang tipis. Warna permukaan tubuh buah dapat berubah tergantung dari umur dan

kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah benang-benang jamur berwarna

kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 μm, mempunyai banyak sekat (septum) yang tebal.

Gejala Serangan

Gejala serangan JAP pada tanaman karet ditandai dengan adanya perubahan pada

warna daun. Daun berwarna hijau kusam, permukaan daun lebih tebal dari yang

normal. Setelah itu daun- daun menguning dan rontok. Pada pohon dewasa gugurnya

daun, yang disertai dengan matinya ranting menyebabkan pohon mempunyai

mahkota yang jarang. Ada kalanya tanaman membentuk bunga/ buah lebih awal

Pada tanaman muda gejalanya mirip dengan tanaman yang mengalami kekeringan.

Daun-daun berwarna hijau kusam dan lebih tebal dari yang normal. Daun tersebut

akhirnya menjadi cokelat dan mengering. Pohon akhirnya tumbang dengan daun yang

masih menggantung. Ada kalanya pohon tiba-tiba tumbang tanpa menimbulkan

gejala kematian tajuk, karena akar tanaman telah busuk dan mati. Apabilah leher akar

tanaman yang terserang dibuka, akan tampak rizomorf jamur berwarna putih, baik

Page 13: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

diakar tunggang ataupun di akar lateral. Akar- akar tersebut akan busuk dan tanaman

akan mati

Pengendalian Penyakit R. microporus

Menurut Semangun (2000) pengendalian dapat dibagi menjadi dua kelompok

kegiatan, yaitu: membersihkan sumber infeksi, sebelum dan sesudah penanaman

karet dan mencegah meluasnya penyakit dalam kebun.

1. Membersihkan sumber infeksi

Sumber infeksi berasal dari pohon-pohon hutan yang sakit, atau tunggul-tunggul

pohon hutan yang terinfeksi, sedang pada peremajaan berasal dari pohon karet tua

yang sakit atau tunggul-tunggul tua pohon yang sakit.

2. Mencegah meluasnya penyakit dalam kebun

Pembuatan selokan isolasi (parit isolasi) disekitar tanaman yang terserang yang

bertujuan untuk mematahkan hubungan antara bagian jala-jala akar yang sakit dengan

yang sehat. Jeluk (dalamnya) parit isolasi berpariasi antara 60 cm dan 90 cm dengan

lebar lebih kurang 30 cm.

Trichoderma harzianum Rifai.

Trichoderma harzianum merupakan salah satu jenis cendawan yang mampu berperan

sebagai pengendali hayati karena mempunyai aktivitas antagonistik yang tinggi

terhadap cendawan patogen tular tanah. Cendawan ini termasuk jenis cendawan

tanah, sehingga sangat mudah didapatkan di berbagai macam tanah, di permukaan

akar berbagai macam tumbuhan, juga dapat diisolasi dari kayu busuk atau serasah.

4. Jamur Akar Merah (Ganoderma philipii)

Klasifikasi jamur Akar Merah adalah sebagai berikut :

Kingdom         :  Fungi

Phylum            :  Basidiomycota

Page 14: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

Class                :  Basidiomycetes

Subcalss          :  Agaricomycetidae

Ordo                :  Polyporales

Family             :  Ganodermataceae

Genus              :  Ganodrma

Spesies            :  Ganoderma philippii

Penyakit akar merah (Ganoderma philippii) mempunyai arti yang cukup penting juga

dalam budidaya tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Agr.), bahkan didaerah-

daerah tertentu, misalnya Jawa Barat penyakit ini mempunyai arti yang lebih penting

dari pada penyakit akar putih (Rigidiporus lignosusu). Disini penyakit akar merah

dapat membentuk rumpang-rumpang yang luas. Dikebun-kebun karet di Srilanka

terdapat jamur akar merah yang lain yaitu    Poria hypobrunnea Petch. Rupa-rupanya

Ganoderma  pseudoforreum tidak dikenal di Srilanka juga adanya Ganoderma

pseudoforreum yang menjadi penyakit akar yang paling penting pada pertanaman teh

di Indonesia.

Kerugian hasil yang ditimbulkan dari penyakit akar merah (Ganoderma philippii) ini

sebesar 20%, sehingga penyakit ini merupakan penyakit yang penting diperkebunan

karet. Penyakit ini dapat membentuk rumpang-rumpang yang luas, biasanya penyakit

ini menyerang pada tanaman karet yang sudah dewasa atua tanaman karet yang sudah

tua. Penyakit ini berkembang sangat lama, sehingga gejala ini baru dapat terlihat

setelah bertahun-tahun kemudian, atau setelah tanaman karet berumur 5 tahun,

sehingga salah satu upaya pengendaliannya dengan caras emua tanggul dan  sisa-sisa

akar tanaman harus dibersihkan dengan teliti dan dibakar agar jamur ini tidak meluas

kebagiann tanaman yang lain.

Gejala Serangan

Akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh

butir-butir tanah, warna merah akan kelihatan jelas bila akar dicuci. Tepi miselium

Page 15: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

yang sedang tumbuh biasanya berwarna putih krem, warna merah yang khas hanya

terjadi jika miselium menjadi tua. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna

merah anggur tua dan warna ini tetap meskipun dealam keadaan kering. Perlukaan

dalam dari selaput miselium berwarna putih kotor.

Cendawan ini menular melalui kontak antar akar. Benang-benang cendawan agak

pendek membentuk jaringan miselia yang dapat menutupi permukaan akar. Pada

tingkat permulaan, benang-benag ini berwarna putih bila kering dan menjadi tua bila

basah. Berbeda dengan cendawan akar putih, cendawan ini tidak membentuk

rhizomorf.

Gejala serangan dari penyakit akar merah (Ganodera philippii) ialah akar yang sakit

tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah,

warna itu semakin jelas terlihat bila akar dicuci. Pada tingkatan yang lebih lanjut

selaput berwarna merah anggur tua dan warnanya tetap meskipun dalam keadaan

kering, Hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1989), yang menyatakan bahwa

penyakit akar merah (Ganodera  philippii) mengakibatka akar yang sakit tertutup

oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah, warna itu

semakin jelas terlihat bila akar dicuci. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput

berwarna merah anggur tua dan warnanya tetap meskipun dalam keadaan kering.

Perlukaan dalam dari selaput miselium berwarna kotor.

Pengendalian

1.      Pada waktu melakukan pembukaan tanah atau peremajaan, semua tunggul dan

sisa-sisa akar harus dibersihkan dengan teliti dan dibakar, terutama kalau ada tanda-

tanda bahwa didaerah itu terdapat banyak serangan  jamur akar merah.

2.      Pohon-pohon yang sakit atau mati dibongkar dan diusahakan agar sumber

infeksi dapat ditemukan untuk dibinasakan.

Page 16: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

3.      Untuk mencegah meluasnya penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan

leher akar, seperti yang sudah diuraikan dalam pengendaliaan akar putih.

4.      Untuk mengobati pohon sakit yang masih dapat ditolong dan untuk melindungi

pohon-pohon disekitarnya dapat dipakai Ganocide (drazoxolon), atau calixin CP

(collar protectant), (tridemorf) untuk melumas leher akar dan pangkal akar tunggang

dan akar samping.

5.      Karena penyakit dibantu oleh tanah yang basah dan sukar meneruskan air, maka

dikebun-kebun yang basah perlu diadakan drainase yang sebaik-baiknya.

Teknik pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan penyakit akar merah

adalah pada waktu melakukan pembukaan tanah, maka sisa–sisa akar tanaman harus

dibersihkan dengan teliti dan dibakar, pohon yang sakit dan mati dibongkar, dibuat

selokan isolasi atau pembukaan leher akar, kebun yang basah perlu diadakan

drainase, dan pemberian fungisida, hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1989),

yang menyatakan bahwa penyakit akar merah dapat dikendalikan dengan melakukan

pembukaan tanah dan sisa-sisa akar tanaman harus dibersihkan dan dibakar, pohon

yang sakit dan mati dibongkar, dibuat selokan isolasi, kebun yang basah perlu

diadakan drainase dan pemberian fungisida.

Page 17: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:

1. Beberapa penyakit penting pada tanaman karet adalah gugur daun, jamur akar putih, dan jamur akar merah karen aketiga penyakit ini dapat mematikan tanaman karet karena menyerang bagian terpenting dari tanaman karet yaitu akar dan daun.

2. Penyakit yang penting pada tanaman cengkeh adalah bercak daun besar.

3. Penyakit jamur akar putih dan jamur akar merah merupakan penyakit yang menular lewat tanah (soil born )

Page 18: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

DAFTAR PUSTAKA

Agrios,G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press:Yogyakarta.

Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press..

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Palembang: Kanisius

Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta

Page 19: Pengenalan Gejala Dan Tanda Penyakit Perkebunan Karet Dan Cengkeh

LAMPIRAN