penyakit asma akibat kerja
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Penyakit Asma Akibat Kerja
1/5
Penyakit Asma Akibat Kerja
Defenisi dan Daftar Zat Penyebab
Penyakit asma akibat kerja ditandai dengan obstruksi jalur nafas sebagai akibat dari pajanan
terhadap debu, uap, gas, atau asap secara tidak sengaja pada tempat kerja. Respon berlebihan bronkus
terhadap agen tidak spesifik, seperti metakolin atau histamin, umumnya terjadi pada pasien ini. Pada
kondisi seperti ini, asma dapat disebabkan terhadap pajanan terhadap bahan bahan pemicu tersebut,
ataupun dapat tereksaserbasi oleh agen agen pemicu tersebut. The American ollege of hest
Physicians !AP" consensus menyatakan untuk diagnosis dari penyakit asma akibat kerja terdiri dari
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk diagnosa pasti maupun kemungkinan diagnosis
penyakit !Tabel #$ %&".
TA'() #$%&
AP * Defenisi Kasus Penyakit Asma Akibat Kerja
A. Diagnosis Asma oleh Dokter
'. +nset dari asma setelah masuk ke tempat kerja. ubungan antara gejala asma dan pekerjaan
D. -alah satu dari
/. Pajanan dari tempat kerja oleh agen yang diketahui dapat
menyebabkan penyakit asma akibat kerja
0. Perubahan 1(2/ atau P(1 yang berhubungan dengan pekerjaan
&. Perubahan respon bronkus yang berhubungan dengan pekerjaan
3. +nset asma dengan hubungan yang jelas dengan pajanan terhadap
agen yang mengiritasi di tempat kerja
Penegakan penyakit asma akibat kerja membutuhkan A, ', , dan D!0"
atau D!&" atau D!3" atau D!#"
Kemungkinan penyakit asma akibat kerja membutuhkan A, ', , dan D!/"
Agen yang berhubungan dengan induksi penyakit asma akibat kerja dapat dikelompokkan
mejadi kategori berat molekul tinggi dan berat molekul rendah !Tabel #$%3". Agen agen tersebut
cenderung untuk mensensitisasi indi4idu sehingga konsentrasi yang rendah dari 5at tersebut sudah
dapat menimbulkan konstriksi bronkus yang signifikan. -ebagai tambahan, agen agen teretentu dapat
menyebabkan konstriksi bronkus secara langsung dan hiperaktifitas saluran nafas.
1aktor Resiko
Atopi terlihat sebagai faktor resiko mayor untuk berkembangnya penyakit asma akibat kerja, terutama
ketika agen pemicunya memiliki berat molekul yang tinggi. Ri6ayat keluarga atau ri6ayat pribadi
menempatkan indi4idu dalam resiko. Karena agen yang memiliki berat molekul yang rendah dapat
menginduksi asma melalui cara non%alergi maupun mekanisme alergi, menyebabkan faktor atopi
menjadi tidak penting. 7erokok juga merupakan faktor resiko untuk berkembangnya penyakit paru
akibat kerja, terutama pada pekerja yang terpajan dengan garam platinum maupun senya6a anhidrase.
Ada beberapa penelitian mengenai pekerja yang merokok memiliki tingkat kemungkinan asma yang
lebih tinggi terhadap agen spesifik yang tersebar melalui udara, kemungkinan karena tingkat
immunoglobulin ( !8g(" yang tinggi pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Penelitian terakhit menunjukkan bah6a terdapat peranan faktor genetik yang menjadi faktor
predisposisi penyakit asma akibat kerja. Protein kompleks kelas 88 penting dalam perkembangan
penyakit asma akibat kerja akibat asam anhidrase, diisosianat, garam platinum, karet, dan protein
-
8/9/2019 Penyakit Asma Akibat Kerja
2/5
he6an. 'eberapa glutation s%transferase dan 9%asetyltransferase dapat menjadi prediksi
perkembangan penyakit asma akibat kerja.
:ambaran Klinis
Penyakit asma akibat kerja terlihat memiliki gambaran yang mirip dengan jenis asma yang lain. ;ika
dokter tidak menetapkan kecurigaan, gejala akan diobati namun faktor penyebab tidak dapat
teridentifikasi. Dua jenis umum penyakit asma akibat kerja telah teridentifikasi. Paling umum pasien
dapat menunjukkan gejala setelah beberapa periode pajanan terhadap bahan yang mengiduksi
!penyakit asma akibat kerja yang diinduksi iritan"
-
8/9/2019 Penyakit Asma Akibat Kerja
3/5
-
8/9/2019 Penyakit Asma Akibat Kerja
4/5
'iasanya beberapa bulan atau tahun. -ecara patologis asma karena senya6a yang berat molekulernya
tinggi berhubungan dengan infitrasi bronkus oleh limfosit dan eosinofil dan sulit dibedakan dari tipe
asma akibat alergi lain. Antibodi 8g( yang spesifik terhadap penyakit asma akibat kerja mengaktifkan
degranulasi sel mast. Pada beberapa kasus deskuamasi epitel bronkus dan fibrosis subepitel terlihat
secara patologis.
-enya6a dengan berat molekul rendah
-enya6a ini juga cenderung menimbulkan bronkokonstriksi akibat 8g(. Tapi berbeda dengan molekul
dengan senya6a yang tinggi antibodi 8g( atau 8g: yang terproduksi pada indi4idu ini terikat pada
protein serum. Ada juga bukti senya6a berat molekul rendah menginduksi asma melalui mekanisma
8g( independen, mungkin dengan memperngaruhi limfosit T secara langsung. 7enariknya patologi
bronkus ini mirip baik melalui atau tidak melalui reaksi 8g(. Tambahannya senya6a engan berat
molekul rendah dapat secara langsung mempengaruhi jalur kimia yang berkembang disaluran napas.
-ebagai contoh organofosfat telah menunjukkan kemampuannya untuk menginduksi bronkokonstriksi
melalui efek antikolinergik. Agen agen yang lain dapat menimbulkan asma melalui jalur iritasi.
Diagnosis.
Ri6ayat
8ndeks curiga yang tinggi terhadap pekerjaan yang dapat menimbulkan asma harus selalu ada ketika
pasien datang dengan onset asma baru. Karena asma dapat diinduksi oleh pajanan 5at%5at tertentu,
maka dari itu ri6ayat pekerjaan sebelum dan sekarang sangat penting. Daftar pajanan yang terjadi di
tempat kerja tersedia di dalam komputer dan memudahkan proses ini. Dokumentasi pekerjaan spesifik
di tempat kerja tersebut, dan pajanan yang terjadi pada tempat kerja tersebut harus terjadi dalam
ri6ayatnya. Ri6ayat dapat di4erifikasi dengan menggunakan 7-D- !Material safety data sheets)
berikut juga tingkat kebersihan dan ri6ayat penyakit pekerja dari tempat kerja. Ri6ayat penyakit yangmengarah kepada asma penyakit kerja termasuk ketika penyakit tersebut muncul ketika kerja dan
membaik ketika tidak bekerja ataupun liburan. -imptom tersebut penting untuk menentukan
prognosis. Pasien dengan simptom yang lebih panjang cenderung menimbulkan gejala yang kronis
dan tidak hilang ketika pajanan berhenti.
Pertanyaan yang harus ditanyakan mengenai penyebab paru obstruktif lainnya, pertanyaan mengenai
ri6ayat merokok penting, ri6ayat penyakit asma dalam keluarga penting jika asma tidak berhubungan
dengan pekerjaan. Pertanyaan ini juga penting untung penilaian kelainan jantung atau saluran nafas
atas.
Pemeriksaan fisik
Tanda dari atopi harus diperhatikan jika asma disebabkan oleh hal yang lain maka pasien akan tampak
normal diluar tempat kerja. =hee5ing menandakan adanya obstruksi jalur nafas. Tanda dari dermatitis
dapat menyokong dari penyakit akibat kerja.
Tes imunologi dan kulit atopi umum merupakan faktor resiko penyakit asma akibat kerja ketika
disebabkan molekul berat tinggi. 7aka dari itu, tes kulit secara rutin dapat berguna. (kstrak dari
tepung, kopi, produk dari binatang dapat digunakan untuk skin test. (kstrak antibodi 8g( dapat
dideteksi dengan test radio alergosorbent atau ()8-A.
asil positif pada test tersebut tidak langsung mengindikasi bah6a 5at tersebut lah yang menyebabkanpenyakit asmanya. -emua test harus di e4aluasi dalam konteks indi4idual. Test fungsi paru pasien
-
8/9/2019 Penyakit Asma Akibat Kerja
5/5
dengan penyakit asma akibat kerja dapat didapati dengan tes fungsi paru yang normal ketika pasien
tidak bekerja. 7aka dari itu test ini harus dilakukan ketika segera pasien terpajang dengan agen yang
dicurigai. Test paru sebelum dan saat bekerja dapat efektif menge4aluasi fungsi paru yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Peak flo6 monitor berguna untuk asesment dan harus dilakukan minimal empat kali perhari, saatbangun permulaan kerja dan sebelum tidur. Dua dari perekaman tersebut harus minimal 0@ )
permenit untuk menunjukkan reproduksibilitas. Pengukuran dilakukan paling sedikit dalam 3 minggu
sebagai tambahan pengukuran peak flo6 setiap dua jam tapi jad6alnya sulit untuk diikuti.
Karena pengukuran peak flo6 sangat tergantung terhadap usaha maka metode lain harus
ditambahkan. Penting untuk selalu mencatat pasien yang die4aluasi untuk penyakit obstruksi kerja.
Ketika fungsi paru sedang diperiksa operator harus 6aspada kalau penyakit akibat kerja dicurigai jadi
usaha pasien dapat die4aluasi. Ketika pengukuran peakflo6 menunjukkan adanya reaksi saluran napas
terhadap 5at dalam pekerjaan, operator spirometer portabel dapat dikirim di tempat kerja untuk
mengukur 1( 1(2/ setiap jam saat bekerja.
Pro4okasi bronkus pasien dengan penyakit asma akibat pekerjaan dapat mengembangkan
hiperaktifitas bronkus terhadap agen nonspesifik. Titik potong konsentrasi yaitu penurunan 0@B
1(2/ oleh $%/C m) 5at. Pasien dengan spirogram yang normal penting untuk dilakukan pro4okasi
bronkus. >ji coba dilakukan menentukan konsentrasi alergen yang spesifik.
Pro4okasi brongkus spesifik dapat menjadi alat yang penting untuk menentukan apakah gejala pasien
tersebut disebabkan oleh 5at tersebut. 7anu4er ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
berpengalaman karena dapat menimbulkan resiko. +bat bronkodilator dan antiinflamasi harus
disiapka sebelum pajanan dan dilakukan dalam ruangan yang tertutup. Pajanan harus dilakukan dari
le4el yang paling rendah dan meningkat secara konsisten sampai ke le4el tempat pajanan kerja subjek.
Pola bronkoskontriksi setelah pajanan dapat berbeda%beda. Dua jenis pola yang paling umum adalah
immediate reaction yang muncul setelah beberapa menit dan memuncak dalam /@%/# menit setelah
pajanan. Dan reaksi lambat yang terjadi setelah beberapa jam dan memuncak dalam #%$ jam. Pola
yang jarang terlihat harus dicatat. 'eberapa dari pola ini terlihat reduksi dari aliran udara satu jam
setelah pajanan dan sembuh seteah &%3 jam. 'eberapa kasus yang lain menunjukkan pengurangan
aliran lebih lama dari /jam, satu hari setelah pajanan dan abnormalitas dapat muncul dalam beberapa
hari. -imptom asma malam juga sering timbul dalam beberapa hari setelah pajanan terhadap beberapa
5at.
Penatalaksanaan
Ketika sudah ditentukan apabila indi4idu itu terkena penyakit asma akibat kerja dia harus dipindahkan
dari lingkungan pekerjaannya. Dalam beberapa kasus pengurangan pajanan di tempat kerja dapat
memperbolehkan pekerja dapat bekerja ditempat kerjanya tanpa harus terkena simptom pernapasan
yang progresif, meskipun beberapa penilitan menunjukkan penggunaan obat%obatan seperti inhalasi
cromolin untuk asma tukang masak kue dapat menghambat reaksi namun perlindungan tidak komplit.
Karena terkadang sulit untuk meminta pasien berganti pekerjaan sebagai alternatif dapat
menggunakan masker protektif agen yang menginduksi menentukan jenis masker yang digunakan.jika
pasien tetap bekerja di tempat kerjanya tes fungsi paru harus dilakukan secara berkala untuk
menyingkrikan kerusakan fisiologis yang progresif.