penulisan resep
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kuliahTRANSCRIPT

i
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Panduan Belajar & Penuntun Praktek
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi Kedokteran II
PENULISAN RESEP
Penyusun dr. Nurhidayati, M.Kes
Siti Rahmatul Aini, SF. Apt Drs. Agus Supriyanto, Apt
Andang Sari, Ssi. Apt dr. Triana Dyah C
dr. Ilsa Hunaifi dr. Emmy Amalia
Editor
dr. Dian Puspita Sari
Desain & Layout Syarief Rosmayadi
hanya untuk kalangan sendiri
Dilarang mengkopi/menggandakan tanpa seijin laboratorium keterampilan medik fakultas kedokteran universitas mataram

ii
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
TIM LABORATORIUM KETERAMPILAN MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Penanggung Jawab Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Prof. Dr. dr. Mulyanto
Pembina Pembantu Dekan I
dr. Doddy Ario Kumboyo, SpOG(K)
Koordinator dr. Philip Habib
Bendahara
Martina, AMK
Sekretaris Priyanti, AMAK

iii
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Bagian Pengembangan Kurikulum dan Modul dr. Devi Rahmadhona
dr. Ardiana Ekawanti, M.Kes dr. Dian Puspita Sari
Bagian Evaluasi Pembelajaran
dr. Dyah Purnaning dr. Novrita Padauleng
dr. Dinie Ramdhani dr. Tetrawindu AH dr. Umu Istikharoh
dr. Eva Triani
Bagian Pengembangan SDM dr. Emmy Amalia
dr. Agustine Mahardika dr. Yanna Indrayana
dr. Nurhidayati, M.Kes
Bagian Sarana Prasarana dr. Rika Hastuti Setyorini

iv
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya atas terselesaikannya buku panduan belajar keterampilan medik blok uropoetika.
Buku ini disusun dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan buku pengetahuan dalam bidang keterampilan medis. Maksud dan tujuan diterbitkannya buku ini tidak lain guna menciptakan para lulusan dokter yang berkompeten dalam berbagai bidang terutama kompetensi dalam keterampilan klinis. Dalam buku ini termuat teori dan aplikasi dari keterampilan Bantuan Hidup Dasar.
Seperti diketahui bersama, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada bulan November 2006 telah mensyahkan standar kompetensi dokter Indonesia. Dalam 7 area kompetensi yang harus dimiliki oleh para lulusan dokter di Indonesia salah satu kompetensi yang wajib dimiliki adalah kompetensi keterampilan klinis. Untuk itu Fakultas Kedokteran Universitas Mataram mempunyai kewajiban dalam mencetak dokter yang sesuai standar sehingga nantinya dapat menjadi dokter yang tidak hanya cerdas dalam teori semata namun juga trampil dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

v
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua penulis, konsultan, dan rekan-rekan dosen yang telah bersedia meluangkan waktunya guna menyelesaikan buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna karena itu kritik dan saran untuk perbaikan buku ini sangat kami harapkan
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan perlindungan kepada kita semua didalam melaksanakan tugas serta menerima amal ibadah kita, amin
Wassalamualaikum Wr. Wb
Mataram, Juni 2010
Koordinator Keterampilan Medik
dr. Philip Habib

vi
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI
Halaman
Tim Laboratorium Keterampilan Medik ………………………………………………………..……. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………….. iv
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………...…. vi
Tata Tertib Keterampilan Medik ………………………………………………………………….…... vii
Tata Tertib Evaluasi Keterampilan Medik ……………………………………………………..……. ix
Panduan Belajar Penulisan Resep …..……………………………………………………………….. 1
Panduan Belajar Dosis Obat…………………………………………………………………………… 32
Penuntun Praktek Menulis Resep, Menghitung Dosis dan Menyusun Formula…... ..……………41

vii
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
TATA TERTIB KETERAMPILAN MEDIK
1. Peserta wajib hadir tepat waktu dalam setiap kegiatan keterampilan medik bila terlambat ≥ 10 menit peserta dilarang masuk
2. Peserta dilarang memakai jeans, kaos oblong dan sandal
3. Peserta wajib memakai jas laboratorium dan tanda pengenal sewaktu mengikuti kegiatan keterampilan medik
4. Peserta dilarang corat-coret di manekin, tembok dan meja
5. Peserta dilarang membuat gaduh sewaktu kegiatan keterampilan medik berlangsung
6. Peserta dilarang makan dan minum dalam kegiatan keterampilan medik
7. Peserta wajib merapikan kembali alat-alat dan bahan-bahan yang telah digunakan
8. Apabila peserta meminjam alat diharapkan dilakukan pengecekan terlebih dahulu dan alat kembali dalam keadaan seperti semula
9. Apabila terdapat kerusakan dalam pemakaian alat dan bahan, peserta wajib menggantinya
10. Peserta dilarang memperbanyak buku dan ceklist keterampilan medik tanpa sepengetahuan laboratorium keterampilan medik

viii
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
11. Syarat mengikuti ujian tertulis dan evaluasi praktek keterampilan medik
• Absensi kehadiran minimal 75%, dibuktikan dengan lembar kehadiran mahasiswa. Lembar kehadiran mahasiswa harus ditandatangani oleh dosen/instruktur yang bersangkutan
• Nilai Review minimal 70%, dibuktikan dengan rekapitulasi nilai review yang telah ditandatangani instruktur bersangkutan.
• Tidak ada tanggungan peminjaman alat
• Tidak terdapat pelanggaran tata tertib keterampilan medik
• Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian/evaluasi oleh koordinator keterampilan medik
12 Bila terdapat hal-hal yang tidak tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian 13 Bila peserta melanggar tata tertib ini akan dikenai sanksi
Mataram, Juni 2010
Koordinator Keterampilan Medik
Dr. Philip Habib

ix
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
TATA TERTIB EVALUASI KETERAMPILAN MEDIK
1. Peserta datang 30 menit sebelum ujian dimulai 2. Peserta dilarang memakai jeans, kaos oblong dan sandal 3. Peserta wajib memakai jas laboratorium dan tanda pengenal yang resmi 4. Peserta wajib membawa alat tulis menulis 5. Peserta dilarang membawa catatan, buku, dan cheklist ke dalam ruang ujian 6. Peserta dilarang membuat gaduh atau ramai pada saat ujian 7. Apabila bel evaluasi berakhir peserta diwajibkan segera keluar dari ruang ujian 8. Nilai standar kelulusan 80% 9. Laboratorium keterampilan medik tidak mengadakan evaluasi ulangan
Mataram, Juni 2010
Koordinator Keterampilan Medik
Dr. Philip Habib

x
KETERAMPILAN MEDIK BENTUK SEDIAAN OBAT
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

1
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PANDUAN BELAJAR KETERAMPILAN MEDIK
Farmasi Kedokteran II: PENULISAN RESEP
Siti Rahmatul Aini, Triana Dyah C, Ilsa Hunaifi, Andang Sari, Agus Supriyanto, Nurhidayati, Emmy Amalia
PENDAHULUAN Kata resep berasal dari bahasa latin Recipe (R/) yang berarti “ambilah”. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 922/1993, resep merupakan suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada APA ( Apoteker Pengelola Apotek) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Resep memiliki beberapa fungsi antara lain; (1) sebagai perwujudan cara terapi dengan menggunakan obat, (2)
sebagai dokumen legal yang digunakan agar dalam pelayanan oleh apotek, tidak dijumpai hal-hal yang merugikan
penderita, (3) sebagai catatan terapi, untuk kepentingan ini resep sebaiknya dibuat rangkap 2, satu lembar untuk pasien
dan lembar lainnya sebagai catatan dokter apabila pasien kembali untuk kontrol, (4) sebagai media komunikasi antara
dokter dengan apoteker atau dengan petugas kesehatan lain.
PENULISAN RESEP Resep obat hanya boleh ditulis oleh orang yang berhak, yaitu dokter (umum maupun spesialis), dokter gigi
(terbatas untuk penyakit gigi) dan dokter hewan (terbatas untuk hewan). Resep berhak diketahui oleh dokter penulis

2
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
resep atau yang merawat pasien, pasien sendiri, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut UU,
misalnya instansi yang membiayai pasien. Penukaran resep dengan obat yang diresepkan dilayani oleh apotek (umum
atau apotek RS). Resep harus didokumentasikan selama 3 tahun dan dilaporkan ke instansi yang berwenang, misalnya
Dinas Kesehatan atau Balai POM.
Resep umumnya ditulis dalam suatu blangko resep berukuran panjang 15-18 cm dan lebar 10-12 cm,
menggunakan tinta dan ditulis dalam bahasa latin. Bahasa latin dalam resep digunakan untuk penulisan nama obat, bentuk obat dan petunjuk penggunaan obat yang biasanya disingkat. Singkatan dalam resep adalah singkatan yang
baku (disepakati internasional). Penggunaan singkatan dalam bahasa Indonesia harus dihindarkan. Bila terdapat istilah
yang tidak ada padanannya dalam bahasa latin, istilah/kata tersebut ditulis utuh, tidak boleh disingkat. Misalnya sendok
plastik, harus ditulis C plastik. Bahasa Indonesia boleh digunakan dalam keadaan khusus, tetapi tidak boleh disingkat.
Misalnya, ”obat diberikan sampai 3 hari” (maksudnya bila setelah 3 hari tidak terlihat perkembangan positif, pasien
kembali pada dokternya). Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam dunia kedokteran dan kefarmasian,
bahasa ini digunakan dalam resep antara lain karena bahasa ini sudah tidak berkembang lagi dan untuk menghindari dualisme/arti ganda. Akan tetapi, penggunaan bahasa latin juga memiliki kerugian/kekurangan. Munculnya istilah-istilah
baru seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kefarmasian tidak dapat diakomodasi oleh bahasa latin,
sehingga istilah tersebut harus ditulis lengkap. Dalam penulisan resep tidak diperbolehkan membuat singkatan versi
sendiri, seperti singkatan bahasa Indonesia. Beberapa singkatan penting dalam bahasa latin antara lain:
Iter…x = iteratur = diulang…x
N.I = ne iteratur = tidak boleh diulang
Cito = segera Statim = penting
P.I.M = periculum in mora= berbahaya bila ditunda!

3
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat, resep harus ditulis dengan cara yang benar sesuai
aturan/kaidah penulisan yang berlaku, lengkap, dan harus dapat dibaca dengan jelas. Dalam penulisan resep obat, perlu
diperhatikan nama obat, satuan jumlah/kekuatan obat, dan alat penakar.
Nama obat dapat ditulis dalam beberapa format; (1) bahan baku/bentuk aslinya, baik berupa nama generik atau
nama sinonim, contoh: Asetosal, Theophyllin, (2) format obat jadi dengan nama standar atau sesuai DOEN, contoh : tab. Asetosal 500mg, tab. Aminophyllin 200 mg, Potio Nigra Contratussim, (3) obat dengan nama dagang, contoh: Allerin
expectorant, Pamol, Lipitor, dll.
Satuan jumlah/kekuatan obat dapat dinyatakan dalam satuan berat seperti gram dan mikrogram, satuan
volume (L,mL), satuan persentase (b/b, b/v, v/v. b=berat, v=volume), maupun satuan bentuk sediaan/kemasan seperti
tablet, capsul, caplet, tube. Pada satuan terakhir, jumlah obat dituliskan dalam angka romawi. Contoh: Amoxicillin tab.
500 mg No. XV.
Alat penakar obat, terutama untuk obat-obat berbentuk cair, harus dituliskan dengan jelas. Sendok makan (15ml), dituliskan sebagai “C”, sendok the (8ml) dituliskan sebagai “Cth”, sendok obat (5ml) dituliskan sebagai “cplastik”
atau “cth”, tetesan/drops (0.05 ml) dituliskan sebagai “gtt”.
Formula Resep Dalam menuliskan resep, seorang dokter bisa memilih 3 penulisan formula resep, yaitu:
1. Resep Formula Magistralis
Dalam formula magistralis, sediaan disusun oleh dokter sendiri. Obat yang dipilih dapat berupa bahan baku
(racikan) atau sediaan Non Generik / obat dengan nama dagang, dengan menggunakan bahan tambahan yang
dapat berupa corrigen saporis, odoris, coloris dan atau vehikulum/constituen.

4
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Bila memakai formula ini, dokter harus memahami spesifikasi/kekhususan bahan sediaan obat (BSO).
2. Resep Formula Officinalis
Dalam resep ini, obat berupa sediaan jadi atau sediaan yang diracik apotek, antara lain; obat standar/baku
menurut formula standard, Farmakope Indonesia, Extra Farmakope dan Formularium Indonesia; obat / sediaan
generik berlogo. Dokter harus memahami isi / komposisi obat dan indikasinya.
3. Resep Formula Spesialistis Dalam resep ini, obat yang dipilih berupa obat dengan nama dagang. Satu obat bisa saja memiliki banyak
sediaan, sehingga dokter harus memahami spesifikasi, sifat dan tujuan produk obat yang akan diberikan.
Struktur Resep Lengkap Dalam Keputusan Menkes No. 280/ thn 1981 tentang resep yang terdapat dalam BAB II Pasal II resep harus memuat:
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, dokter hewan
2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat dan komposisi obat
3. Tanda resep pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Tanda tangan /paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Jenis hewan, nama, serta alamat pemilik untuk resep dokter hewan
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.

5
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Resep lengkap terdiri atas beberapa bagian, antara lain :
1. Superscriptio
Terdiri dari :
- Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter
- Tempat dan tanggal penulisan resep
- Simbol R/ (= invocatio) - Nama, umur (khususnya untuk pasien anak), alamat pasien
2. Inscriptio
Terdiri dari :
- Jenis bahan obat dalam resep, meliputi:
§ Remidium cardinale : nama dan jumlah bahan-bahan pokok obat, bisa tunggal atau beberapa
bahan.
§ Remidium adjuvant/korektor : nama dan jumlah obat tambahan § Remidium corrigens (hanya bila diperlukan), meliputi: Corringens saporis (perasa). Misal :
saccharum lactis ( sacch. Lact); Corringens coloris ( warna). Misal : carmine; Corringens odoris
(bau). Misal : ol. Rossarum ( minyak permen) ; Corringens constituen : ditambahkan untuk bahan
yang sedikit agar dapat dibuat sediaan obat.
- Vehikulum (pembawa) : perlu dituliskan apabila resep merupakan racikan dokter sendiri, bukan obat
jadi.
- Jumlah bahan obat dinyatakan dalam satuan berat untuk bahan padat (mcg,mg,g) atau satuan isi untuk cairan (tetes, mL, L)
3. Subscriptio

6
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Memuat cara pembuatan (nama dan jumlah bentuk sediaan)
4. Signatura/transcriptio
Berisi petunjuk penggunaan obat.
Beberapa hal harus diperhatikan agar sebuah resep dikatakan sah, antara lain: - Untuk dokter praktek swasta, harus mencantumkan nama dokter, izin kerja, alamat praktek dan
rumah, paraf dokter
- Untuk dokter yang berpraktek di RS/Klinik/Poliklinik, harus mencantumkan nama dan alamat
RS/Klinik/Poliklinik, bagian/unit di RS, serta nama, alamat, paraf dokter penulis resep

7
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Contoh blanko resep dokter praktek swasta : Contoh blanko resep dokter Klinik:
dr. Enni Yuliani Alamat Praktek: Jalan Ahmad Yani
No. 9 Gerung - Lombok Barat SIP. DU-2000/III/1999
Gerung, R/
Pro : Alamat : Umur :
Klinik Bersalin EXONERO
Jalan Pemuda No. 9 Mataram
Mataram, Dokter : R/
Pro : Alamat : Umur :

8
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Catatan :
• Untuk resep-resep intern misalnya Rumah Sakit, bagian nama sampai dengan alamat dapat diganti oleh kop
Rumah Sakit, dokter, dan SMF.
• Untuk tanda-tanda khusus seperti ‘Cito’ atau ‘PIM’ harus ditulis di sebelah kanan pada bagian atas kertas
resep. Pada setiap R/ yang memerlukan pengulangan maka harus ditulis pada sebelah kiri atas dari resep.
• Pada lembar resep yang digunakan oleh dokter hewan, khusus untuk nama pasien perlu dicantumkan jenis
spesies (jenis binatang seperti kucing, anjing, dll), nama binatang, berat badan, nama dan alamat pemilik.

9
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Contoh Macam-macam Penulisan Formula Resep 1. Resep formula magistralis
Contoh resep sediaan padat 1.a
Resep 1.a
Arti singkatan :
* Saccaharum lactum quantum sactis = “ Saccaharum lactum secukupnya”.
** misce fac lege artis pulveres da tales dosis nomero quindecem= ”campur dan buatlah sesuai aturan
puyer sebanyak dosis tersebut diatas sebanyak 15 bungkus”.
*** signa pro re nata ter de die pulveres una=” tandai: bila perlu 3x sehari 1 bungkus puyer”
R/ Paracetamol mg 100
Phenobarbital mg 10
Sacch. Lact. q.s*
m.f.l.a pulv. d.t.d no. XV**
s. p.r.n t.d.d pulv.I ***
Paraf

10
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Makna resep :
“setiap bungkus puyer mengandung bahan obat: Parasetamol 100 mg, Phenobarbital 10 Mg, dan
Saccaharum laktum ( sebagai pemanis dan pembawa) secukupnya. Komposisi tersebut dibuat puyer
sesuai dengan dosis obat yang digunakan. Buatlah puyer sejumlah 15 bungkus.
Aturan pakai 3x sehari masing-masing 1 bungkus. Obat diperlukan untuk 5 hari.”
Catatan : Penulisan signa harus jelas, dengan mencantumkan penjelasan lain yang diperlukan.
Contoh resep sediaan padat 1.b
Resep 1.b
R/ Paracetamol g 1,5
Phenobarbital mg 150
Sacch. Lact.q.s
m.f.l.a pulv. no. XV
s.p.r.n t.d.d pulv.I
Paraf

11
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan
sama dengan resep 1.a
Makna resep
“dari bahan obat : Parasetamol 1,5 g, Phenobarnital 150 mg dan saccharum laktum secukupnya
dicampur dan dibuat untuk menajdi 15 bungkus puyer. Aturan pakai 3x sehari masing-masing 1
bungkus. Obat diperlukan untuk 5 hari”.
Perbedaan resep 1.a dan 1.b:
Pada resep 1.a ditulis jumlah banyaknya obat untuk tiap bungkus puyer, sedangkan resep 1.b ditulis
jumlah banyaknya obat untuk 15 bungkus puyer.
Contoh resep sediaan padat 1.c (tidak dianjurkan menulis resep seperti ini):
Resep 1.c
R/ Tab.Paracetamol No. III
Tab. Luminal 50 mg no.III
Sacch. Lact.q.s
m.f.l.a pulv.d.t.a no. XV
s.p.r.n t.d.d pulv.I
Paraf

12
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan
sama dengan di atas
Makna resep “ tablet parasetamol ( 1 tablet =500 mg) sebanyak 3 tablet ( jadi 3x500 mg= 1500 mg= 1,5 gr); tablet
Luminal ( 1 tablet = 50 mg ) sebanyak 3 tablet ( jadi 3x50 = 150 mg); dan Saccharum laktum
secukupnya. Dicampur dan dibuat untuk menjadi 15 bungkus puyer. Jadi tiap bungkus mengandung
100 mg dan Phenobarbital 10 mg. Aturan pakai : s.d.s”
Mengapa resep seperti ini tidak dianjurkan?
Sediaan tablet Parasetamol dan Luminal mengandung sejumlah obat yang tertentu per tablet, sehingga bila diperlukan dosis lain yang tidak sama dengan kandungan obat dalam sediaan tersebut,
akan memberikan masalah.

13
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Contoh resep sediaan padat 1.d
Resep 1.d
Arti singkatan
* misce fac lege artis pulveres da tales dosis nomero trigenta= “ campur dan buatlah sesuai aturan
puyer sesuai dosis tersebut sebanyak 30 bungkus”.
**da in capsula= “berikan dalam bentuk kapsul”.
*** signa pro re nata ter de die capsula una post coenam = ”tandai : bila perlu 3x sehari masing-masing 1 kapsul, berikan sesudah makan’.
R/ Aminophylin mg 150
Prednison mg 5
m.f.l.a pulv.d.t.a no. XXX*
da.in caps.**
s.p.r.n t.d.d caps.1 p.c***
Paraf

14
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Contoh resep sediaan cair
Saat ini sudah tidak ada lagi sediaan cair yang disusun formula oleh dokter melalui resep, karena
untuk membuat sediaan cair diperlukan teknologi. Selain itu, sediaan cair sudah tersedia dalam bentuk sediaan
jadi siap pakai yang dibuat oleh pabrik farmasi. Bentuk sediaan obat cair (sirup, suspensi, emulsi) harus dibuat
segera dan memerlukan tambahan pengawet. Stabilitas tidak dapat dijamin apabila dibuat di apotek. Pencampuran sediaan obat padat ke dalam sebuah sediaan jadi cair tidak dibenarkan karena sangat tidak
rasional, menggangggu homogenitas, dan akan mempengaruhi kadar obat dalam darah yang akhirnya akan
mempengaruhi tujuan terapi.
Contoh resep sediaan setengah padat 1.e
Resep 1.e
R/ Tetrasiklin 3 %
Hidrokortison 2,5 %
Ad.Lan.2*
Vas.alb.ad 20 **
m.f.l.a. ungt***
s.b.d.d.u.e.m.et. v ****
Paraf

15
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan
* Adeps lanae 2= “ Adeps lanae sebanyak 2 gram”
** vaselin album ad 20 = “Vaselin album sampai 20 gram.”
***misce fac lege artis unguenta = “ campur dan buatlah sesuai aturan salep.”
**** signa bi de die usus externus mane et vespere = “ tandai: 2x sehari untuk pemakaian luar pagi
dan sore hari.” Makna resep
“ Campur dan buatlah salep sebanyak 20 gram yang mengandung : Tetrasiklin 3 %, Hidrokortison 2,5
%, dan bahan Adeps lanae 2 gram dan vaseline album( ditambahkan hingga mencapai 20 g). aturan
pakai: untuk pemakaian luar 2x sehari pagi dan sore.”
Contoh resep sediaan setengah padat 1.f
Resep 1.f
R/ Tetracyclin 0,6
Hidrokortison 0,5
Ad.Lan.2
Vas.alb.ad 20
m.f.l.a. ungt*
s.b.d.d.u.e.m.et. v **
Paraf

16
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan:
”Ambilkan Tetrasiklin 0,6 gram, Hidrokortison 0,5 gram. Adeps lanae 2 gram dan Vaseline album
sampai jumlah salep sebanyak 20 gram.
* campur dan buatlah menurut aturan salep.
** tandailah dua kali sehari untuk pemakaian luar pagi dan sore hari. Makna resep :
“Salep resep diatas mengandung Tetrasiklin 3 %, Hidrokortison 2,5 %, dengan basis salep: Adeps
lanae (10 %) dan Vaseline album. Dibuat salep . Aturan pakai : s.d.a”
Perbedaan resep 1.d dan 1.f:
Resep ini memakai jumlah obat dalam gram,yaitu : Tetrasiklin 0,6 gram, di dapat dari : 3 % x20 gram =
0,6 gram; demikian pula Hidrokortison: 2,5 %x20 gram = 0,5 gram.
2. Resep formula officinalis
Contoh resep sediaan padat 2.a
Resep 2.a
R/ Amoxycilin 500 mg no.XV
s.t.d.d. caps.I *
Paraf

17
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan:
* signa ter de die capsula una=” tandailah 3x sehari 1 kapsul”. Makna resep:
” berikan kapsul amoksisilin 500 mg sebanyak 15 butir. Aturan pakai; 3xsehari masing-masing 1
kapsul.”
Contoh resep sediaan cair 2.b
Resep 2.b
Arti singkatan:
* potio album contra tussim = “ obat batuk putih (OBP).
** signa ter de die cochlear theae= “tandailah 3x sehari masing-masing 2 sendok teh”
R/ Pot. Alb.c.tuss.ml. 100 *
s.t.d.d. Cth. II* *
Paraf

18
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Makna resep:
” Berikan obat batuk putih100 ml. Aturan pakai 3x sehari masing-masing 2 sendok teh.”
Formula Potio Album Contra Tusim ( OBP)
R/ sol. Amm.spirt. Anis.2
Ol.Mint.Pip.Gtt.I Syr. Simpl.10
Aq.dest.Ad 100
m.f.l.a mixt
Contoh resep sediaan setengah padat 2.c
Resep 2.c
R/ Ungt.Sulf.Salicyl. 20*
s.b.d.d.u.e.m.et.v**
( setelah Mandi)
Paraf

19
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan :
* Ungentum Sulfuric Salicylitum= “salep Belerang-Salsilat”
** signa bi de die usus externus mane et vespere = tandailah 2 x sehari, pagi dan sore, untuk
pemakaian luar,setelah mandi.
Makna resep :
“ Berikan salep Sulfuris Salisilitum sebanyak 20 gram. Aturan pakai 2x sehari untuk pemakaian luar, pagi, dan sore hari sesudah mandi.”
Formula Ungt. Sulfuris Salicylitum( 2-4 Zalf)
R/ acidum salicylicum 2
Sulfur praesipitatum 4
Vaselin alb. Ad.100

20
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
3. Resep formula spesialistis
Contoh resep sediaan padat 3.a
Resep 3.a
Makna resep : “Berikan kapsul Amoxan 500 mg 15 butir. Aturan pakai: 3x sehari, masing-masing 1 kapsul.”
Formula dan sediaan Amoxan: Bisa dilihat di buku IIMS/ISO
Contoh resep sediaan cair 3.b
Resep 3.b
R/ Caps Amoxan 500 mg no.XV
s.t.d.d. caps I
Paraf
R/ Cohistan expt.60 ml lag.I*
s.t.d.d. Cth.I
Paraf

21
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Arti singkatan :
“Cohistan expectoran 60 ml lag una”= Cohistan Expectoran 60 ml 1 btl.
Makna resep:
“Berikan Cohistan expectoran 60 ml 1 botol. Aturan pakai : diminum 3x sehari masing-masing 1
sendok teh.”
Formula dan sediaan Cohistan Expectoran: bisa dilihat di ISO/IIMS
Contoh resep sediaan setengah padat 3.b
Resep 3.b
Arti singkatan : *Scabicid cream tube una = krim Scabicid 1 tube
** signa usus cognitus =” Tandailah : aturan pakai sudah tahu.”
Makna resep :
“Berikan Scabicid cream 1 tube. Aturan pakai ; telah diketahui.”
Formula dan sediaan Scabicid Cream : Lihat ISO/IIMS
R/ Scabicid cr.Tub.I*
s.u.c.**
Paraf

22
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Catatan:
Dalam penulisan formula spesialistis dokter hanya perlu menuliskan nama Non Generik / Obat dengan
nama dagang yang diberikan oleh pabriknya, kekuatan, dan jumlahnya. Karena itu,komposisi/ formula
harus diketahui secara baik oleh dokter penulis resep.
Penulisan nama obat Non Generik / obat dengan nama dagang harus secara lengkap dan jelas.

23
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan resep: 1. Pada peresepan obat-obat yang termasuk golongan narkotika, dokter harus memberi tanda tangan bukan paraf.
Contoh: Pethidin.
.
Resep 4 Arti singkatan:
* injeksi Pethidin ampula duo = “ Injeksi Pethudin dua ampul” ** signa in manum medici = “ Serahkan pada dokter”
Makna resep:
“ serahkan pada dokter, injeksi Pethidin sebanyak 2 ampul”.
Masih untuk keamanan peresepan obat-obat golongan narkotika, penulisan numero dengan menggunakan
angka romawi, misalnya’X’, dapat ditulis’-X-‘. Tujuannya agar angka tersebut tidak ditambahi, baik oleh pasien
maupun apotek untuk kepentingan tertentu.
R/ Inj. Pethidin amp. II ( duo) *
s.i.m.m**
Tanda tangan

24
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2. Untuk obat tetes, harus jelas peruntukannya; tetes mata, hidung atau telinga, dan harus jelas pula sisi mana yang
akan diobati; sebelah kiri, kanan atau kedua sisi.
.
Resep 5
Arti singkatan:
*signa bi de die guttae duo auriculae dextra=”Tandailah 2x sehari 2 tetes pada telinga kanan”.
Makna Resep “Berikan Otopain Ear drop (satu) botol. Aturan pakai 2x sehari 2 tetes pada telinga kanan “.
Pemakaian kata” ear drop” ( bahasa inggris) diperbolehkan.
R/ Otopain ear drop lag I
s.b.d.d gtt.II a.d.*
Paraf

25
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Resep 6 Arti singkatan:
*signa bi de die unguentum opthalmicum ocular dexter et ocular sinister=” tandailah 2x sehari salep
mata, mata kanan dan mata kiri”. Makna resep:
“ Berikan salep mata Kloramfenikol 1 % 1 tube. Aturan pakai : 2x sehari mata kanan dan kiri”.
Perhatian:
Seperti halnya obat tetes, salep mata jelas untuk mata kanan, kiri atau keduanya.
3. Bila pemberian hanya waktu tertentu, bisa diberi keterangan. Misalnya: selain p.r.n (pro re nata – bila perlu),
dapat diberi keterangan ”febris/demam/panas”. Keterangan ini dapat digunakan untuk obat-obatan simptomatis
yang diminum bila demam.
R/ Chloramphenicol Ungt.Opth. 1 % tub.I
s.b.d.d. ungt. Opth. Od & Os.*
Paraf

26
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Resep 7
Makna Resep:
“Berikan Tempra oral drop satu flacon/botol. Aturan pakai : bila demam/panas berikan 0,4 ml (dengan pipet
yang tersedia), dapat diberikan 3x sehari.
4. Perbedaan cara peresepan obat-obatan aeorosol dan inhalasi
R/ Bricasma Aerosol fl I
s.b.d.d puff.II
Paraf
R/ Tempra oral drop fl.I
s.p.r.n.t.d.d. 0,4 ml
Paraf

27
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Resep 8
Makna resep :
“ Berikan Bricasma aerosol 1 flacon/botol. Aturan pakai 2x sehari, 2 semprotan.
Resep 9 Makna resep :
“ Berikan Bricasama Turbohaler 1 botol. Aturan pakai 2x sehari, 2 hirupan (inhalan)”.
Perhatikan perbedaan kedua resep (resep 8 dan 9):
Perhatikan perbedaan aturan pakai dan sediaan/alat yang digunakan. Yang satu adalah aerosol sementara yang
lain adalah inhalasi.
R/ Bricasma Turbohaler fl I
s.b.d.d inh.II
Paraf

28
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Hal-hal yang harus dipertimbangkan saat meresepkan obat: • Penggunaan obat, dipilih jenis obat dan bentuk sediaan apa yang paling efektif dan cocok untuk
penderita.
• Penggunaan kombinasi obat harus dipertimbangkan adanya kemungkinan interaksi.
• Dosis diperhitungkan dengan tepat sesuai kondisi penderita.
• Jumlah obat/sediaan seperlunya.
• Sertakan info tentang cara penggunaan, efek samping, dan peringatan lain, misalnya perubahan urin
menjadi merah bila mengkonsumsi Rifampisin.
• Adanya catatan (kartu obat) untuk evaluasi jika pasien kembali lagi.

29
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
ISTILAH BAHASA LATIN DALAM RESEP Aa
a.c
ad
ad lib
aDM
aq.bidest
aq.dest
aq.pro.inj
aq.steril
b.d.d/b.i.d
b.h
c
C
Cp
C.th
Caps
Cylsm
Collyr
Collut
Conc
Cr
d/da
d.c
d.c.f
d.d
d.i.d
d.in.2 plo
dil.
Ana
Ante coenam
Ad
Ad libitium
Adbe
Aqua bidestilata
Aqua destilata
Aqua pro injectio
Aqua sterilisata
Bis de die/bis in die
Bis hora
Cum
Cochlear
Cochlear pultis
Cochlear theae
Capsulae
Clysma
Collyrium
Collutio
Concentratus
Cream
Da
Dorante coenam
Da cum formula
De die
Da in demidio
Da in duplo
Dilitus
Masing-masing sama banyak
Sebelum makan
Sampai
Sampai yang diinginkan
Tambahkan
Air suling 2 kali
Air suling
Air untuk larutan suntik
Air steril
2 kali sehari
2 jam
Dengan
Sendok makan 9 15 ml)
Sendok bubur 9 8 ml)
Sendok the(5 ml)
Kapsul
Lavement (cairan utk bubur)
Cuci mata
Cuci muluit
Pekat
Krim
Berilah
Selama makan
Berilah dengan
resep/formulanya sehari
Berilah setengahnya
Berilah 2 kalinya
Encer
l.a
lag
lin
liq
Liq.Carb.det
Liq
Paraf.liq
Lit.oris
Lot
Loz
m/man
m.
m.d.s
m.et v.
m.f.
m.f.pulv
mg
mixt
merid.
N
ne iter/ N.I
o. ½ .h./o.d.h
o.h.
o.b.h.
o.t.h
o.m.
o.n.
p.aeq
Lege artis
Legena
Linimentum
Liquor
Liquor Carbonas detergent
Liquidium
Parafin liquidium
Litus oris
Lotio
Lozonges
Mane
Misce
Misce da signa
Mane et vespere
Misce fac
Misce fac pulveres
Miligramata
Mixtura
Meridium
Noctum
Ne iteretur
Omni dimidia hora
Omni hora
Omni bi horio
Omni tri horio
Omni mane
Omni noctum
Partes aequales
Menurut semestinya (= aturan)
Botol
Linimen
Cairan
Cairan varbonas pencuci
Cair
Parpum cair
Tutul mulut
Air pembersih
Tablet hisap
Pagi hari
Campurlah
Campur dan berilah tanda
Pagi dan sore hari
Campur dan buatlah
Campur dan buatlah serbuk
Miligram
Larutan campuran
Siang/tengah hari
Malam hari
Tidak diulang
Tiap ½ jam
Tiap jam
Tiap 2 jam
Tiap 3 jam
Tiap pagi hari
Tiap malam
Tiap bagian yang sama

30
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
div.in p.aeq
d.t.d
dext
empl
enem
extr
extr.liq
extr.spiss
extr.sicc
f
f.l.a
filtr
g.,G
garg
gtt
gtt.opth
gtt.auric
gtt.nasal
h
h.m
haust
h.s
i.m.m
inf
inf.iv
iter
iter 2x
Lc
Devide in dartes/equales
Da tasles dosis
Dexter
Emplastrum
Enema
Extractum
Extractum liquidium
Extractum spisssum
Extractum siccum
Fac/fiat
Fac lege artis
Filtra
Grama
Gargarisma
Guttae
Guttae opthalimiceae
Guttae auriculares
Guttae nasales
Hora
Hora matutina
Haustus
Hora somni
In manum medici
Infusum
Infus intavenus
Iteretur /iteratie
Iteretur 2x
Loco
Bagilah dalam bagian yg sama
Berikan sebanyak takaran
tersebut
Kanan
Plester
Lavement
Ekstrak/sari
Sari cair
Sari kental
Sari kering
Buat/ dibuat
Buat menurut seni( aturan)
Saring
Garam
Obat kumur
Tetes
Tetes mata
Tetes relinga
Tetes hidung
Jam
Pagi-pagi
Sekali minum sebelum tidur
Serahkan ke dokter
Rebusan
Sediaan steril untuk
intravenous
Diulang
Diulang 2 kali
Penggantinya
p.c.
P.I.M
Pot.
p.p.
p.r.n
pulv
pulv.adsp.
q.d.d/q.i.d/4.d.
d
q.s.
R.
rec.
r.p.
S
scat.
s.n.e
s.n.s
sol./solut
spir
s.s.n
s.u.e
s.u.i
s.u.n
s.u.c
sum.
t.d.d/t.i.d
Ungt.,ung
Vesp
Post coenam
Periculum in mora
Potio
Pro paupere
Pro re nata
Pulvis
Pulveres
Pulvis adspersorius
Quarter de die/ quarter in
die
Quantum satis/quanrum
suficit
Recipe
Recens
Recenter paratus
Signa
Scatula
Si necesse est.
Si necesse sit
Solutio
Spiritus
Signa suo nomine
Signa usus externus
Signa usus internus
Signa usus notus
Sgna usus cognitus
Sumendum
Ter de die/ ter in die
Unguentum
vespere
Sesudah makan
Berbahaya bila ditunda
Cairan utk diminum
Utk si miskin
Bila perlu
Serbuk (tunggal)
Serbuk( jamak)
Serbuk tabur
Empat kali sehari
Secukupnya
Ambillah
Segar
Dibuat baru
Tanda
Dos
Bila perlu
Bila perlu
Larutan
Alkohol= etanol
Tandai dengan namanya
Tanda untuk obat luar
Tanda untuk obat dalam
Tanda aturan pakai sudah tahu
Tanda aturan pakai sdh tahu
utk
Diminum
Tiga kali sehari
Salep
Senja(=sore)hari

31
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
ANGKA LATIN 1= I = Unus, unae, unum, una 2=II= duo, ae
3=III=tres
4=IV=quatuor 5=V=quinguae
6=VI=sex 7=VII=Septem
8=VIII= octo 9=IX=novem
10=X= decem
12=XII=duodecem 15=XV=quidacem
20=XX=viginti
21=XXI=unus et viginti 25=XXV=quinguae et viginti
30=XXX=trigenta
40=XL=quadragenta 50=L=Quingenta
51=LI=unus quingenta 90=XC=nona genta
100=C=Centum 500=D=quncenti
1000=M=mille
2000=MM=duo mille 121=CXXI=centum unus et viginti
131=CXXXI= centum unus trigenta.

32
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
DOSIS OBAT Dosis lazim, dosis terapeutik adalah sejumlah obat ( dalam satuan berat / volume unit) yang memberikan efek
terapeutik pada penderita (dewasa). Selain dosis terapeutik dikenal pula istilah dosis awal, dosis pemeliharaan, dosis
maksimum, dosis toksis, dan dosis letal. Dosis Maksimum (DM) kecuali dinyatakan lain, adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui
mulut, injeksi subkutan dan rektal. Penyerahan obat dengan melebihi DM dapat dilakukan, jika di belakang jumlah obat
bersangkutan pada resep dibubuhi tanda seru dan paraf dokter penulis resep. Dosis Lazim untuk dewasa, anak dan bayi
hanya merupakan petunjuk dan tidak mengikat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dosis antara lain adalah faktor obat, faktor pemberian, faktor
penderita dan indikasi dan patologi penyakit. Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing faktor:
1. Faktor obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air / lemak), bentuk (kristal / amorf), sifat kimia (asam, basa, garam,
ester), derajat keasaman (pH dan pKa), toksisitas.
2. Faktor rute pemberian obat
Dosis obat yang diberikan melalui rute / cara pemberian apapun, harus mencapai dosis terapi pada target organ. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya faktor yang membatasi kemampuan absorbsi
obat pada pemberian per oral, maka dosis oral berbeda dengan dosis obat yang diberikan secara parenteral.
Dosis obat pada pemberian per oral lebih tinggi dari pada parenteral.

33
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
3. Faktor penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat badan (normal, obesitas, malnutrisi), luas permukaan tubuh, ras dan sensitivitas individual.
4. Indikasi dan patologi penyakit
- Penyebab penyakit
- Keadaan patofisiologis, misalnya pada gangguan fungsi hepar dan/atau gangguan fungsi ginjal, beberapa
jenis obat dikontraindikasikan, atau perlu diturunkan dosisnya, atau diperpanjang interval pemberiannya.
Perhitungan Dosis Obat Untuk Anak Anak bukanlah miniatur dewasa, karena organ tubuhnya (hepar, ginjal, saluran pencernaan, dan SSP) belum
berfungsi secara sempurna, luas permukaan tubuh, kecepatan metabolisme basal, serta volume dan distribusi cairan tubuh berbeda dengan orang dewasa, maka besar dosis pada anak ditentukan berdasarkan pada keadan fisiologi anak. Dalam menghitung dosis obat untuk anak, perlu dibedakan antara :
- Prematur
- Neonatus ( 1bln)
- Infant ( s.d 1 thn)
- Balita (>1-5 thn) - Anak ( 6-12 tahun)

34
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Faktor farmakokinetik obat perlu diperhatikan dalam menentukan dosis anak, yaitu:
§ Absorpsi (kemampuan absorpsi), dipengaruhi oleh
- PH lambung dan usus
- Waktu pengosongan lambung
- Waktu transit
- Enzim pencernaan § Distribusi ( jumlah obat yang sampai di jaringan), dipengaruhi oleh:
- Masa jaringan
- Kandungan lemak
- Aliran darah
- Permeabilitas membran
- Kadar protein plasma
- Volume cairan ekstraseluler
§ Metabolisme (kecepatan metabolisme), dipengaruhi oleh:
- Ukuran hepar
- Kemampuan enzim mikrosomal
§ Eksresi (proses eksresi obat), terutama melalui ginjal dan dipengaruhi oleh:
- Kecepatan filtrasi glomeruler - Proses sekresi dan reabsopsi tubuler

35
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Cara menghitung dosis anak
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis dewasa
Berdasar perbandingan umur:
Rumus young ( Anak umur 1 – 8 tahun)
Da =
Angka 12 menunjukkan berlaku untuk umur anak <12 tahun
Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat sama, maka dosis-dosis yang ada
dihitung sebagai berikut :
Dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.
Rumus Dilling
Da =
Angka 20 menunjukkan bahwa rumus ini berlaku untuk orang dewasa >20-24 tahun.
x DM (mg)
n 20 DM (mg)
n n +12
Dosis A DM A
+ Dosis B DM B
dan seterusnya + ≤1

36
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Keterangan rumus Diling:
Da= dosis anak
DM= dosis Maksimum
n= umur
2. Berdasar perbandingan berat badan
dianggap berat badan orang dewasa 70 kg
Rumus Clark =
3. Berdasar perbandingan luas permukaan tubuh (LPT)
Dianggap bahwa luas permukaan tubuh orang dewasa : 1,73 m2
Rumus Crawford- Terry Rouke = LPT a 1,73
4. Berdasarkan ukuran fisik anak secara individual
§ Sesuai dengan BB anak ( dalam kg)
§ Sesuai dengan LPT anak ( dalam m2)
BBa
70 DM (mg)
DM (mg)

37
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Catatan:
Kelemahan perhitungan anak dengan perbandingan dengan dosis dewasa: § Umur : tidak tepat oleh karena ada variasi BB dan LPT
§ Berat Badan : tidak tepat untuk semua obat
§ LPT : tidak praktis terutama kasus gawat
Karena kelemahan-kelemahan tersebut maka diciptakan rumus baru untuk menghitung dosis anak yang lebih akurat
oleh bagian farmasi kedokteran Universitas Airlangga.
Untuk bayi 0-11 bulan
Da=
Da = dosis anak
DM = Dosis Makanan
m = umur dalam bulan
atau
Da =
W= berat badan dalam kg
13 + M
89 DM
1+ W
28,8+0,9 W DM

38
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Untuk balita 1 – 4 tahun
Da =
n = umur dalam tahun atau
Da =
W= berat badan dalam kg
Catatan : rumus ini diturunkan dari Rumus Clark ( yang telah disesuaikan untuk anak Indonesia).
Perhitungan Dosis Obat pada Obesitas
Dikatakan obesitas jika BB > 20%, BB ideal dan komposisi komponen tubuh berbeda dengan BB normal
Untuk perhitungan dosisnya harus memperhatikan kelarutan obat dalam lemak (lipofisitas) :
§ Berdasar berat badan tanpa lemak (BBTL) untuk obat non-lipofilik.
Contoh: digitoksin, gentamisin § Berdasar berat badan normal ( BBN) untuk obat lipofilik
Contoh: thiopental
4,5 + n
19,8 DM
2,5 + W
41 DM

39
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
DOSIS LAZIM / TERAPEUTIK
§ Dosis sekali (tunggal)
Contoh : Bisacodyl 5-10 mg/ dosis tunggal
§ Dosis sehari
Contoh :Dexamethasone 0,2-2mg/ hari, Diazepam 5-30 mg dalam dosis terbagi § Dosis/kgBB/hari
Contoh :
- Ampicilin 50-100 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
- Griseofulvin 0,5-1 g/ hari ( dosis tunggal atau terbagi) ; anak : 10 mg/kg BB/ hari
DOSIS UNTUK EFEK BERBEDA
Obat yang sama dapat memiliki dosis yang berbeda tergantung efek yang ingin didapatkan: Sebagai contoh; Phenobarbital sebagai obat sedatif-hipnotik dan obat antikonvulsan.
- sedative – hipnotik : 30 mg/ 3-4 d.d
- antikonvulsan: dosisnya 30-60 mg/2-3 DM

40
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
KURVA BENTUK BEL
Menunjukkan efek obat dalam populasi
Kecil Rata-rata Besar
EFEK

41
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PENUNTUN PRAKTEK KETERAMPILAN MEDIK
Farmasi Kedokteran II : MENULIS RESEP, MENGHITUNG DOSIS DAN MENYUSUN FORMULA
Siti Rahmatul Aini, Triana Dyah C, Ilsa Hunaifi, Andang Sari, Agus Supriyanto, Nurhidayati, Emmy Amalia
Kompetensi : Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan dosis, menentukan bentuk sediaan obat, cara dan waktu pemberian obat yang tepat dan menuliskan dalam preskripsi (resep) secara legeartis dan rasional.
Kegiatan: 1. Mahasiswa mendapat soal dalam bentuk kasus
2. Mahasiswa menghitung dan menentukan dosis suatu obat, bentuk sediaan, cara dan waktu pemberian, dan
menuliskan dalam preskripsi (resep)
3. Mahasiswa mendiskusikan tugas.
Contoh Kasus I Seorang anak berumur 7 tahun, BB 20 kg, datang ke praktek dokter swasta dengan keluhan sesak , batuk berdahak
dan demam. Dari anamnesa, diketahui keluhan ini batuk dan deman dialami sejak kemarin dan sesak mulai dialami
sejak tadi pagi. Penderita ini mempunyai riwayat asma bronkial. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan cuping

42
KETERAMPILAN MEDIK : Farmasi II: Penulisan Resep
Laboratorium Keterampilan Medik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
hidung, peran dengan otot bantu pernapasan, ronkhi dan wheezing. Oleh dokter yang memeriksanya, pasien ini
didiagnosa mengalami serangan asma yang dicetuskan oleh infeksi saluran pernapasan dan diberi terapi dengan
amoksisilin, bronkodilator, mukolitik dan ekspektoran dan parasetamol. Susunlah obat, dosis, cara pemberian dan
waktu pemberian dalam suatu lembar resep untuk pasien ini.
Pertanyaan:
1. Jelaskan tujuan pemberian masing-msing obat yang diresepkan ! 2. Hitunglah dosis obat yang sesuai untuk pasien tersebut di atas, tentukan jadwal pemberian (interval, waktu
dan durasi pemberian), dan tentukan bentuk sediaan obatnya!
3. Tulislah resep yang legeartis dan rasional!
Contoh Kasus II
Ny. Ani datang berobat ke praktek dokter swasta, dengan keluhan demam tinggi sejak kemarin dan muncul bintik berair
di badan. Bintik tersebut terasa gatal dan panas. Pasien mempunyai riwayat kontak dengan penderita cacar air. Dokter mendiagnosa Ny. Ani menderita infeksi varicella zoster (cacar air) dan oleh dokter diberikan asiklovir sistemik dan lokal,
dan parasetamol. Susunlah obat, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian dalam suatu lembar resep untuk pasien
ini.
Pertanyaan:
1. Jelaskan tujuan pemberian masing-masing obat yang diresepkan !
2. Hitunglah dosis obat yang sesuai untuk pasien tersebut di atas, tentukan jadwal pemberian (interval, saat
dan durasi pemberian), dan tentukan bentuk sediaan obatnya! 3. Tulislah resep yang lege artis dan rasional!