tata cara penulisan resep

41
“TATA CARA PENULISAN RESEP YANG BAIK” By : Drs.Firwan Firdaus.,Mkes(MMR).,Apt

Upload: gresia

Post on 01-Oct-2015

326 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

ll

TRANSCRIPT

TATA CARA PENULISAN RESEP

TATA CARA PENULISAN RESEP YANG BAIKBy : Drs.Firwan Firdaus.,Mkes(MMR).,Apt1Latar BelakangKesalahan yang sering terjadi oleh para Co-as, antara lain ; Menyalin R/ tidak sesuai dengan yang ditulis oleh dokter spesialis, baik sediaan maupun signanya. Hal ini terjadi krn sang co-as tdk bisa membaca R/ sehingga asal tulis saja sesuai interpretasinya sendiri.Kesalahan menulis signa antara R/ 1 dan R/ 2, tidak sama, yang seharusnya sama.Antara R/ 1 dan R/ 2, nama obatnya berbeda, misalnya : R/ 1. Glimeperid, tetapi di R/ 2, berubah menjadi Glibenklamid, yang seharusnya kedua R/ namanya obatnya sama

Pendahuluan (1)Obat ibarat Madu dan RacunObat baru berefek setelah melalui 3 fase : Fase Biofarmasetik (zat aktif terlepas & larut), Fase Farmakokinetik (Proses ADME), Fase Farmakodinamik (Interaksi dgn reseptor ditempat kerja), dan terjadi Efek.Hasil penelitian (WHO) : dokter yg baru lulus meresepkan obat yg salah atau khasiatnya diragukan pada separo kasus, 1/3 menuliskan obat yang salah, dan 2/3 nya tidak memberikan penjelasan yang penting pd pasienPara calon dokter mengira bahwa kemampuan menulis R/ akan lebih baik setelah lulus, namun hasil penelitian ; keterampilan dalam mengobati tdk banyak bertambah.

Pendahuluan (2)Kebiasaan buruk menulis R/ menyebabkan pengobatan tdk efektif & tdk aman, kambuhnya penyakit dan masa sakit memanjang, membahayakan, menimbulkan kekhawatiran pasien serta menyebabkan membengkaknya biayaKebiasaan buruk ini, rentan pada penulisan R/ yang irrasional. Contoh ; desakan promosi obat, contoh buruk dari kolega, tekanan pasienTahap Proses PengobatanDokterDiagnosisPenyakitTerapiBSOObatPenderitaResepDifinisi ResepResep adalah Permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (SK Menkes no.922/Men.kes/Per/X/1993, Bab 1 pasal 1.h.).Resep : Sarana komunikasi profesional antara dokter (penulis R/), Apoteker (penyedia/pembuat obat), dan pasien (pengguna obat)Bagan Hubungan Dokter, Apoteker, dan Pasien Terampil menentukan:DiagnosisTerapiMampu menulis resepyang baik dan rasional

terampil:Mampu membaca resepMenyerahkan obatMembuat obat Menyampaikan keluhan yang lengkap& jelas dan disiplin terhadap:Petunjuk dokterPetunjuk ApotekerDokterPenderitaAPOTEKERContoh resepDr. FidelaSIP. NO. 018/V/DU/2013Jl. Potrosari 32 Telp (024) 7475020-SemarangJam Praktek:Setiap hari : 18.00-21.00Hari minggu dan hari besar libur.

Semarang, 6 April 2014

R/ Acetosal 500mg Codein HCl 20mg C.T.M4mg S.L qs. m.f. pulv.dtd. No. XV da in caps. s.t.d.d caps I

Pro : Favian (dewasa) Srondol Asri F 15, Semarang

Contoh Resep Versi akreditasi JCI 2012

Resep yang lengkapMenurut SK Menkes RI no.26/Menkes/Per/1981.Bab III.ps.10, memuat:Nama, Alamat dan Nomor SIP DokterTanggal Penulisan Resep (incriptio)Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat (invocatio).Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio)Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)Tanda tangan/paraf dokter penulis resep sesuai peraturan perundang-undangan yg berlaku (subscriptio)Jenis hewan serta nama & alamat pemiliknya untuk R/ dokter hewan.Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yg jumlahnya > Dosis Maksimum

R/ (2)Pada R/ narkotik tidak boleh tercantum tulisan atau tanda iter (iterasi : dpt diulang), m.i. (mihi ipsi: utk dipakai sendiri), atau u.c. (usus cognitus: pemakaian diketahui).Utk R/ yg memerlukan penanganan segera, dokter dpt memberi tanda di bagian kanan R/ dgn kata-kata : cito (segera), Statim (penting), urgent (sangat penting), atau P.I.M (periculum in mora : berbahaya bila ditunda).Bila dokter menghendaki, R/ tsb tdk boleh diulang tanpa sepengetahuannya, pada R/ dpt ditulis: n.i. (ne iteratur: tdk dpt diulang).R/ yg tdk dpt diulang adalah R/ yg mengandung narkotika, psikotropika, dan obat keras yg ditetapkan oleh Kemkes RI.Cara Menyusun Penulisan Obat dlm R/Obat pokok ditulis dulu (remedia cardinale), contoh: Antibiotika utk infeksi, rifampicin utk TBC, chloroquin utk malaria, dllObat tambahan yg membantu penyembuhan , termasuk obat simptomatik (remedia adjuvantia), contoh: parasetamol, antalgin, furosemid, dll.Obat yang berfungsi utk memperbaiki obat yg diberikan (remedia corrigentia), ada 4 macam :1. R.C actionis : memperbaiki kerja obat pokok (RC), contoh : vit.C utk memperbaiki Ferro Sulfat (utk anemia), mudah teroksidasi jadi Ferri Sulfat. Vit C disini sbg reduktor.2. R.C. saporis : memperbaiki rasa, misalnya obat pahit bisa ditambah Saccharin dlm bentuk pulveres, atau sirupus simpleks utk obat minum.3. R.C. odoris: menutupi bau yg tdk enak. Contoh: Olium Rosarum, Ol.Lavandulae, Olium Menthae piperitae.4. R.C. coloris: dlm praktek jarang digunakan utk R/ racikan, contoh: caramel utk minuman, carminum utk pulveres.Remedia Constituen : obat yg berfungsi sbg pelarut atau pengisi (vehiculum), contoh: pelarut aquadest utk obat minum, pengisi, contoh: saccharum lactis utk pulveres, vaselin utk salep, ol.cacao utk suppositoria, dll.

Aturan pakai yg sering ditulis dalam R/Tentang waktu :a. omni hora cochlear (o.h.c) : tiap jam satu sendok makan.b. omni bihora cochlear (o.b.h.c) : tiap 2 jam satu sendok makanc. post coenam (p.c) : sesudah makand. ante coenam (a.c) : sebelum makane. mane (m) : pagi harif. ante meridiem (a.merid): sebelum tengah harig. mane et vespere (m.et.v) : pagi dan soreh. nocte (noct.) : malam

Aturan pakai pada R/ (2)2. Tentang tempat yang sakit :a. pone aurem (pon.aur) : di belakang telingab. ad nucham (ad.nuch) : di tengkuk3. Tentang pemberian obat :a. in manum medici (i.m.m) : diserahkan dokterb. detur sub sigilio (det.sub sig.) : berikan dalam segelc. da in duplo (d.i.dupl) : berikan dua kalinyad. reperatur (iteratur) ter. (Rep. ter): diulangi tiga kaliContoh aturan pakai lain yang paling sering ditulissingkatankepanjanganArti/maknammiscecampurm.fMisce facCampur dan buatddaberikand.t.dDa tales dosisBerikan dgn dosis/takaran spt tsb diatasd.i.dDa in dimidioBerikan setengahnyas.d.dSemel de dieSatu kali seharis.t.d.d.cSigna ter de die cochlearTandailah 3 kali sehari 1 sendok makanfFac, fiat, fiantbuatlahf.l.aFac lege artisBuatlah menurut aturanp.r.nPro re nataBila perluPulv.pulverespouderq.i.dQuarter in die4 kali sehario.hOmni horaTiap 1 jamu.cUsus cognitusCara pakai sdh tahuDosis Obat (1)Dosis obat: faktor yg sangat penting, kelebihan & kekurangan dosis akan menghasilkan efek yg tdk diinginkan.Dosis obat adalah dosis pemakaian sekali, per-oral utk dws, diluar itu hrs dgn keterangan yg jelas, misal: dosis utk anak, dosis per-injeksi, dstnya.Dosis yg tertulis dlm R/ adalah dosis yg dpt menyembuhkan utk pasien (individual) disebut dosis terapi (DT)Dosis yg tercantum di lieratur adalah dosis lazim (DL)Dosis Lazim adalah dosis yg lazimnya dpt menyembuhkan.

Dosis Obat (2)Dosis Maksimum (DM) : dosis/takaran maksimum/terbanyak yg dpt diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.Pemberian terapi obat utk anak akan jauh beresiko dibanding dgn kelompok umur lainnya, krn populasi anak sangat bervariasi, mulai dari bayi yg baru lahir, bayi prematur, sp dgn remaja.Dari study retrospektif (lesar, 1998): insiden kesalahan dosis obat pd anak, 4,95/1000 pasien. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dgn kesalahan pada pasien dws : 0,13/1000 pasien.Sebanyak 56,1% kesalahan terjadi karena over dosis, kesalahan seperti ini sangat fatal bagi obat dgn jendela terapi yg sempit, misalnya : phenitoin, theofilin, dan gentamycin.Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan DosisFaktor penderita/pasien: Umur, BB, Jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi. Habituasi, adiksi, dan sensitivitas, serta kondisi pasien.Faktor obat: sifat kimia & fisika obat, sifat farmakokinetik (ADME), dan jenis obat.Faktor penyakit : sifat & jenis penyakit, serta kasus penyakit.Rumus Dosis Berdasarkan UmurRumus Young :

2.Rumus Cowling :

3.Rumus Fried untuk bayi :

Rumus dosis berdasar berat badanRumus Clark :

Rumus Dosis berdasarkan luas Permukaan TubuhDosis Anak berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan, dihitung dgn cara mengalikan persentase yg tertera pada tabel (Stocklosa and Ansel, 1991), dgn dosis dewasa.Dosis anak berdasarkan luas permukaan tubuh, BB, dan tinggi (nomogram by Scientific table, 7,ed.p.538, J.R.Geigy, S.A.Basle)Dosis Untuk Usia lanjutNORENTANG USIADOSIS160 70 tahun4/5 X Dosis Dewasa270 80 tahun3/4 X Dosis Dewasa380 90 tahun2/3 X Dosis Dewasa4> 90 tahun1/2 X Dosis DewasaRUMUS GAUBUSNORENTANG USIADOSIS10 - 1 tahun1/12 X Dosis dewasa21 - 2 tahun1/8 X Dosis dewasa32 - 3 tahun1/6 X Dosis dewasa43 - 4 tahun1/4 X Dosis dewasa54 - 7 tahun1/3 X Dosis dewasa67 - 14 tahun1/2 X Dosis dewasa714 - 20 tahun2/3 X Dosis dewasa821 - 60 tahun= Dosis dewasaDosis & Skema Penakaran (1)Plasma half-life merupakan ukuran utk lamanya efek obat.T1/2 bersama grafik kadar-waktu sangat penting sebagai dasar utk menentukan dosis & frekuensi pemberian obat yang rasional (berapa kali sehari sekian mg).Dosis yg terlalu tinggi atau terlalu frekuen dpt menimbulkan efek toksis.Dosis yg terlalu rendah atau terlalu jarang, tdk menghasilkan efek, bahkan pd kemoterapeutika dpt menimbulkan resistensi kumanObat dgn half-life panjang (>24jam) cukup 1xsehari, misal: digoksin, sulfadimetoksin, kecuali bila obat sangat terikat pada protein, sedangkan kadar plasma tinggi diperlukan utk efek terapeutiknya, misal: Fenilbutazon (t1/2 lebih kurang 60jam, PP=98%)Dosis & Skema Penakaran (2)Sebaliknya, Obat yg dimetabolisasi cepat & t1/2-nya pendek, perlu diberikan sp 3-6 kali sehari agar kadar plasmanya tetap tinggi, misal: oksitosin & adrenalin yg eliminasinya cepat, hingga perlu diberikan infus tetesan kontinu.Pengecualian: obat hipertensi reserpin dgn t1/2 = 15 menit, namun kegiatannya bertahan lebih dari 36 jam. Juga obat hipertensi lain spt. Beta-blocker & metildopa tdk berkorelasi dgn plasma t1/2nya. Hal ini mungkin disebabkan pendudukan reseptor secara irreversible oleh obat tsb.Pengertian t1/2(waktu paruh): rentang waktu dimana kadar obat dlm plasma pd fase eliminasi menurun sp separuhnya.Contoh Grafik Kadar-Waktu Sulfadiazin (A) & Ampisilin (B)dgn dosis 4 dd 500 mg

Cara Pemberian obatCara atau teknik penggunaan obat hrs tepat agar efek obat sesuai dgn yg diinginkan, yaitu mencapai tjuan pengobatan.Perlu pemahaman bermacam cara pemakaian obat, misalnya: per-oral, sublingal, parenteral, rectal, topikal, dan melalui paru-paru.Per-oral: utk penderita yg sadar, penyakitnya tdk perlu efek cepat. Keuntungannya: mudah caranya dibanding parenteral. Kerugian : absobsinya lambat.Tablet Sublingual: tablet diletakkan dibawah lidah sp melarut semua. Hal ini dimaksudkan utk obat-obat yg diinginkan tdk melalui hepar, jadi langsung ke peredaran darah, contoh: obat penyakit jantung (ISDN, dll).Tablet salut enterik: caranya hrs langsung ditelan, tdk boleh dikunyah, contoh : Asam mefenamatTablet kunyah (antasid), caranya tablet dikunyah dulu baru ditelanTablet isap (lozenges), caranya tablet ditaruh diatas lidah dan diisap sp habis, tdk dikunyah, contoh : FG Troches.Tablet effervescent : tablet dilarutkan dlm satu gelas air, setelah larut semua akan mengeluarkan gas CO2, sbg penyegar, dan sebaiknya segera diminumWaktu Pemberian Obat (1)Tujuan: Agar efek optimal, efek samping minimal, dan tdk mengganggu kebiasaan penderitaLambung kosong (a.c) : penyerapan obat cepatLambung berisi (p.c): umumnya absorbsi obat terhambat/terganggu.Secara Rektal : sebaiknya sesudah defekasiObat cacing : sebelum makanObat yg menyebabkan mual : sesudah makanLaksansia : yg kerjanya cepat diberikan pagi hari (contoh: garam inggris/MgSO4), yg kerjanya lambat diberikan sore hariContoh Waktu Pemberian Obat (1) Sesudah makan (p.c) :1. Untuk obat yg merangsang mukosa lambung : preparat besi, digitalis, preparat Salisilat (Asetosal, salisilamid, Non Steroid Anti Inflammasi Drug /NSAID).2. Untuk obat yang menyebabkan mual, misal: diabetik oralSebelum makan (a.c) :Sebaiknya semua obat diberikan sebelum makan, kecuali obat-obat yg menimbulkan efek sampingUntuk contras middelAntispasmodikSelama Makan (d.c) :Untuk obat-obat yg mempengaruhi pencernaan makanan seperti; preparat enzym (pepsin), Vitamin.

Contoh Waktu /Jam Terbaik Pemberian Obat Golongan Obat Tertentu Obat Diabetes dan penguat jantung : waktu terbaik pukul 04.00 05.00 Tubuh manusia paling sensitif terhdp insulin pukul 04.00 05.00 pagi, efek obat penguat jantung juga lebih tinggi sp 10-20 kali pd jam tsb dibandingkan waktu yg lain, pd saat itu tubuh manusia sangat sensitif terhdp digitalis.Obat diuretik : paling baik pukul 07.00 pagi. Obat spt Hidroklortiazid memiliki efek samping yg lebih rendah pada pukul 07.00.Obat anti hipertensi : waktu terbaik pukul 09.00 11.00 pagi. Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pd pukul 09.00 11.00, dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Kecuali antihipertensi gol.ACE inhibitor, misalnya; ramipril dan bentuk long acting trandolapril, terbukti lebih tepat diberikan sebelum tidur sebab lebih efektif menurunkan tekanan darahAnti anemia : waktu terbaik pukul 20.00 malam, krn Fe Glukonat/Sulfat memberi efek 3-4 kali lebih baik pada waktu itu daripada diberikan siang hari

Obat penurun kolesterol gol.Statin, yang biasanya diminum pada malam hari menjelang tidur, dinilai kurang tepat, sebab HMG-CoA reductase mencapai puncaknya di siang hari. Oleh karenanya dianjurkan penggunaan Gol.Statin di antara pagi-siang hari, utk meningkatkan efikasinya dan sekaligus mengurangi nyeri otot (rabdomyolisis).Obat penurun trigliserida dan glukosa darah, lebih tepat diberikan di antara pagi-siang hari.Interleukin-6 (IL-6) dan TNF-alpha (merupakan pro-inflammasi sitokin yg penting) pada penderita artritis rheumatoid, karena kadarnya meningkat di waktu subuh, maka pemberian kortikosteroid pukul 6-8 pagi dinilai kurang tepat. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kortikosteroid dosis rendah pukul 02.00 sebelum kadar sitokin meningkat, terbukti memperbaiki efikasi obat tsb (sukamarandkk, 2010)Utk pengobatan radang lainnya, obat anti inflamasi sebaiknya diberikan sekitar tengah malam agar lebih efektif karena kadar kortisol (anti-inflamasi endogen yg poten) rendah di malam hari.Anti Asthma: waktu terbaik pukul 15.00 16.00 sore. Hal ini krn saat itu produksi steroid tubuh berkurang, dan mungkin akan menyebabkan serangan asthma pd malam hari, jika steroid dihirup sore hari, diharapkan akan mencegah serangan asthma pd malamnya.Kadar epinefrin (bronchodilator melalui reseptor beta-adrenergik) juga rendah di malam hari, sehingga kondisi asthma biasanya memburuk di malam hari. Yang lebih memperburuk asthma ialah bahwa eosinofil, neutrofil & limfosit alveoli serta histamin meningkat di malam hari. Oleh sebab itu dosis teofilin dan antagonis reseptor beta-adrenergik hendaknya lebih besar di malam hari ketimbang pagi hari (Bisht, 2011; Sukamaran dkk, 2010).Obat-obat Lipofilik, spt; digoksin, diklofenak, indometasin, ketoprofen, nifedipin & siklosporin, diabsorpsi lebih banyak di pagi hari ketimbang malam hari, sedangkan obat-obat hidrofilik tdk terpengaruh.

Pengaruh Makanan Terhadap Penyerapan ObatPenyerapan berkurang : utk obat Eritromisin, Penisilin, Aspirin, dll.Penyerapan diperlambat : utk obat Asetaminophen, Sulfa, dll.Penyerapan tak dipengaruhi : utk obat Prednison, Theophyllin, dll.Penyerapan bertambah : utk obat Diazepam, Griseovulvinum, Riboflavin, dll.Interaksi ObatInteraksi obat : berubahnya efek suatu obat akibat adanya obat lain, makanan, minuman, termasuk zat-zat kimia yg terdapat dalam lingkunganContoh Interaksi obatTetrasiklin dgn antasida & susu : efek antibacteri tetrasiklin turun drastis krn terjadi kompleks kelat antara tetrasiklin dgn kation Calsium. Aluminium, & Magnesium.Barbiturat, Karbamazepin, Fenitoin dan Rifampicin dpt menginduksi enzim yg menyebabkan peningkatan metabolisme oral kontrasepsi, akibatnya efek kontrasepsi menurun, porgram KB gagal.Antibiotika gol.Quinolon (Ciprofloxacin, ofloxacin) bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti ; Ca, Mg, Al.Pasien yg diberi pengobatan warfarin akan mengalami perdarahan jika diberi fenilbutazonEfek antikoagulan yg diberikan per-oral dpt dihambat oleh vitamin KPrebenesid dpt menghambat ekskresi Penisilin sehingga efek Penisilin dpt diperpanjangKatagori Obat pada kehamilan (FDA)Katagori obatArti KatagoriInterpretasiAStudi kontrol pada manusia (wanita hamil) tidak ada resiko pada janinObat paling aman digunakanBStudi pada hewan coba-/tdk ada resiko pada janin tetapi studi kontrol pada manusia tdk adaObat aman digunakanCTidak ada studi yg cukup dilakukan pada hewan coba & manusia,atau studi pada hewan coba terdpt efek pada janin tetapi pada manusia data tdk tersediaObat dapat digunakanDStudi pada manusia terbukti ada resiko pada janin, tetapi manfaatnya melebihi pada keadaan tertentu, misal; gangguan/penyakit yg mengancam jiwa, serius, tdk ada obat lain.Obat mungkin digunakan apabila manfaatnya lebih besarXTerbukti ada resiko pada janinObat kontraindikasi pada wanita hamilContoh Katagori Obat Pada Masa KehamilanKatagori ObatContoh macam/klas obatALevotiroksin, suplementasi kalium, vitaminBAntibiotika{penisilin ,ampicilin, amoxicillin, makrolida (erythromycin. Azyhtromycin), sefalosporin (cefazolin, cefotetan, cefoxitin, ceftriaxon], metforminCAlbuterol, zidovudin, lamivudin, antihipertensi (beta blockers, CCB), Antibiotika Quinolon (ciprofloxacin, Levofloxacin)DImunosupresan, kortikosteroid, azatioprin, asam valproat, fenitoin, lithium, karbamazepin, aminoglikosida (gentamicin), ACEI, Asetosal.XVaksin, Methotrexat (MTX), Danazol, isotretinoin, warfarinResep RasionalResep yang memenuhi 6 Tepat & 1 waspada :Tepat obatnyaTepat bentuk sediaannyaTepat dosisnyaTepat waktunyaTepat caranyaTepat penderitanyaWaspada terhadap efek samping obatProses Terapi RasionalLangkah 1 : Tetapkan masalah pasienLangkah 2 : Tentukan tujuan terapi (Apa yang ingin anda capai dgn terapi tsb ?)Langkah 3 : Teliti cocok tidaknya terapi-P anda utk pasien itu (Periksalah apakah terapi itu manjur dan aman).Langkah 4 : Mulailah pengobatanLangkah 5 : Berikanlah penjelasan tentang obat, cara pakainya, dan peringatan.Langkah 6 : Pantau (hentikan) pengobatan.ALL SUBSTANCES ARE POISONS. THERE IS NONE WHICH IS NOT A POISON. THE RIGHT DOSE DIFFRENTIATES A POISON AND A REMEDY(Paracelsus, 1494-1541)TERIMA KASIH