pentingnya ketersediaan dokumen a-02 tepat...

32
ANALISA PENGARUH KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT WAKTU TERHADAP KEANDALAN LAPORAN KEUANGAN Oleh : (02/BPS-KEU/2007) Jurusan : Keuangan PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC) BIMBINGAN PROFESI SARJANA PT PERTAMINA TAHUN 2007 Jakarta, 15 Januari 2007 – 11 Januari 2008

Upload: dangthien

Post on 14-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

ANALISA PENGARUH KETERSEDIAAN

DOKUMEN A-02 TEPAT WAKTU

TERHADAP KEANDALAN LAPORAN

KEUANGAN

Oleh :

(02/BPS-KEU/2007)

Jurusan : Keuangan

PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC)

BIMBINGAN PROFESI SARJANA PT PERTAMINA TAHUN 2007

Jakarta, 15 Januari 2007 – 11 Januari 2008

Page 2: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib dengan judul

”Analisa pengaruh ketersediaan dokumen A-02 tepat waktu terhadap keandalan

laporan keuangan”.

Kertas Kerja Wajib ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan

dalam rangkaian proses bimbingan profesi sarjana. Mengingat terbatasnya waktu yang

tersedia dan data yang diperoleh maka penulis sangat menyadari bahwa KKW ini

masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, penulis mohon masukan

dan saran atas apa yang telah ditulis.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ade Enang, Bapak Chaidir Purwadi, Bapak Hudi Dewanto, dan Bapak

Sabam Hutajulu selaku pembimbing BPS Keuangan 2007 serta Bapak Bambang

Sasuko dan Bapak Untung selaku pengawas BPS Keuangan 2007.

2. Bapak M. Sulthon Fagi selaku pembimbing KKW.

3. Bapak Nadir Riyanarko dan bapak Chananoen yang telah banyak memberikan

masukan dalam pembutan KKW ini.

4. Seluruh Pimpinan, Manajemen dan Pekerja PERTAMINA UP V Balikpapan atas

bantuannya selama penulis melaksanakan OJT.

5. Rekan-rekan peserta satu angkatan yang telah memberikan bantuan dan dukungan,

serta rasa kekeluargaan selama mengikuti BPS Keuangan tahun 2007.

6. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tak mungkin disebutkan satu-persatu.

Jakarta, Desember 2007

Penulis

Page 3: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iDAFTAR ISI ..................................................................................................... iiDAFTAR TABEL............................................................................................. iiiRINGKASAN ................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1. Latar Belakang .............................................................................. 12. Ruang Lingkup.............................................................................. 23. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 24. Metode Pendekatan ...................................................................... 25. SistematikaPenulisan .................................................................... 2

BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN............................................. 4

1. Deskripsi Keadaan dan Gejala Permasalahan .............................. 42. Dimensi Permasalahan .................................................................. 63. Perumusan Pokok Permasalahan .................................................. 7

BAB III. PEMBAHASAN MASALAH .......................................................... 8

1. Interpretasi Data dan Informasi .................................................... 82. Analisa Koreksi ............................................................................ 143. Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah .................................... 154. Perumusan Sasaran Yang Akan Dicapai ...................................... 165. Pemilihan / Pendekatan Untuk Pemecahan Masalah..................... 16

BAB IV. PENUTUP ......................................................................................... 18

1. Kesimpulan ................................................................................... 182. Saran …………………………………………………………….. 19

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 4: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | iii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Tabel perbandingan antara nilai sementara pembelian minyakmentah

domestik dengan nilai aktual di dokumen A-02

Tabel III.2. Tabel perbandingan antara laba (rugi) yang dilaporkan saat ini dengan

laba (rugi) yang disesuaikan dengan informasi dokumen A-02

Tabel III.3. Perbandingan antara nilai hutang dagang yang dilaporkan saat ini dengan

nilai hutang dagang yang disesuaikan dengan informasi dokumen A-02

Tabel III.4. Tabel rasio lancar

Tabel III.5. Tabel rasio tingkat pengembalian aktiva

Tabel III.6. Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan

Page 5: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | iv

RINGKASAN

Pembelian minyak mentah domestik merupakan salah satu komponen yang

cukup signifikan dari laporan laba rugi UP V Balikpapan. Penyajian nilai pembelian

minyak mentah ini sangat bergantung kepada ketersediaan dokumen A-02. Dari

dokumen A-02 PT. Pertamina memperoleh informasi mengenai nilai yang harus

dibayar kepada Pemerintah atas pembelian minyak mentah domestik milik

Pemerintah. Dalam dokumen A-02 terdapat rincian nilai pembelian minyak mentah

domestik yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) selama satu periode, serta

kepemilikan atas minyak mentah domestik tersebut.

Sebelum dokumen A-02 diterima, PT. Pertamina (Persero) tidak mengetahui

secara pasti nilai pembelian minyak mentah domestik yang terhutang kepada

Pemerintah. Bila dokumen A-02 tidak diterima tepat waktu, PT. Pertamina (Persero)

harus mengakui nilai pembelian menggunakan harga sementara. Hal ini dapat

menyebabkan nilai pembelian minyak mentah domestik yang disajikan dalam laporan

keuangan menjadi under/overstated. Dalam makalah ini akan dilakukan analisa

mengenai dampak atas penggunaan harga sementara dalam penyajian nilai pembelian

minyak mentah domestik terhadap keandalan laporan keuangan.

Page 6: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Selama lebih dari 40 tahun, Pertamina telah menjalankan amanat pemerintah

Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara melalui sektor migas

dengan menjadi operator sekaligus regulator industri migas. Seiring dengan

perkembangan industri di Indonesia, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.

22 Tahun 2001 yang pada akhirnya membawa perubahan bagi Pertamina dari

”pengelola tunggal” menjadi ”pemain biasa” dalam industri migas Indonesia. Tugas

Pertamina sebagai regulator dan pengawas industri migas diambil alih oleh BP Migas

dan BP Hilir.

Sebagai dampaknya, pada tanggal 17 September 2003 Pertamina berubah

status menjadi perusahaan perseroan yang berorientasi bisnis. Sebagai entitas bisnis,

PT. Pertamina (Persero) dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja menjadi lebih

kompetitif dan efisien. Keputusan-keputusan manajemen harus didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan bisnis yang memperhitungkan untung rugi. Untuk itu,

direktorat keuangan dituntut untuk dapat menyediakan laporan keuangan yang akurat

dan relevan agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut standar akuntansi yang belaku umum, laporan keuangan perusahaan

terdiri dari lima laporan utama, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

laporan perubahan equitas dan catatan atas laporan keuangan. Dari semua komponen

laporan keuangan, laporan laba rugi merupakan salah satu laporan yang sering

mendapat perhatian dari para pengguna laporan keuangan. Hal ini dikarenakan

laporan laba rugi menunjukkan tingkat performa perusahaan untuk satu periode

tertentu.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proses pencatatan pembelian

minyak mentah domestik di UP V Balikpapan. Pembelian minyak mentah domestik

merupakan salah satu komponen yang cukup signifikan dalam laporan laba rugi UP V

Balikpapan, yang juga merupakan salah satu faktor penentu dalam penghitungan

biaya pokok produksi. Selain itu, transaksi pembelian minyak mentah domestik juga

mempengaruhi neraca UP V Balikpapan, terkait dengan nilai hutang atas pembelian

minyak mentah domestik. Kesalahan dalam penyajian pembelian minyak mentah

Page 7: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 2

domestik dapat mengakibatkan salah saji yang cukup material dalam laporan laba rugi

dan neraca UP V Balikpapan.

I.2. Ruang Lingkup

Pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi pada permasalahan yang terjadi

di PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan V Balikpapan, khususnya mengenai

proses pencatatan akuntansi terhadap transaksi pembelian minyak mentah domestik di

UP V Balikpapan.

I.3. Maksud dan Tujuan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menganalisa proses pencatatan

pembelian minyak mentah domestik yang dilakukan UP V Balikpapan, sehingga

diharapkan dapat memberikan masukan agar laporan keuangan yang dihasilkan lebih

akurat dan relevan serta sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku umum.

I.4. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif secara studi kasus dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis

mengenai proses pencatatan pembelian minyak mentah di UP V Balikpapan, serta

peranan penting dokumen A-02 dalam menghasilkan laporan laba rugi yang akurat dan

relevan.

I.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelahaan makalah ini, penulis mengelompokkan

materi ke dalam empat bab yang sistematikanya disajikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan dari karya tulis, berupa penjelasan mengenai latar

belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan penelitian, metode

pendekatan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 INDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Memberikan deskripsi keadaan dan gejala permasalahan, dimensi

permasalahan, dan perumusan pokok permasalahan terkait dengan proses

pencatatan pembelian minyak mentah domestik serta ketersediaan

Page 8: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 3

dokumen A-02 di UP V Balikpapan dalam penyajian penyajian laporan

laba rugi.

BAB 3 PEMBAHASAN MASALAH

Merupakan bab yang berisi interpretasi data dan informasi, analisa koreksi,

alternatif-alternatif pemecahan masalah, perumusan sasaran yang akan

dicapai, dan pemilihan pendekatan untuk pemecahan masalah.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan hasil akhir dari penelitian berupa kesimpulan dan saran-saran /

rekomendasi dari penulis yang dapat bermanfaat bagi tim manajemen.

Page 9: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 4

BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

II.1. Deskripsi Keadaan dan Gejala Permasalahan

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, pemberlakuan Undang-

Undang No. 22 tahun 2001 telah merubah status Pertamina dari perusahaan negara

yang memegang kuasa penuh di bidang migas nasional sebagai regulator dan operator

menjadi perusahaan ”biasa” yang mempunyai hak serta kewajiban yang sama dengan

perusahaan lain yang bergerak di indutri migas di Indonesia. Sebelum undang-udang

ini diberlakukan status pertamina merupakan perusahaan negara yang melakukan

pengawasan dan pengelola kekayaan migas pemerintah.

Untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, Pertamina ditugaskan

melakukan pengolahan minyak mentah milik pemerintah menjadi BBM yang

kemudian didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air. Untuk kegiatan pemenuhan

kebutuhan BBM dalam negeri ini, pemerintah akan mengganti seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh Pertamina dan memberikan fee kepada Pertamina. Setelah Pertamina

berubah status menjadi PT. Pertamina (Persero), kewajiban pemenuhan kebutuhan

BBM dalam negeri menjadi berubah. PT. Pertamina tetap berkewajiban memenuhi

seluruh kebutuhan BBM dalam negeri, tetapi pemerintah tidak akan mengganti

seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina (Persero), melainkan akan

melakukan pembelian BBM kepada PT. Pertamina (Persero) seharga MOPS plus alfa.

Dengan adanya perubahan ini, semua minyak mentah milik Pemerintah yang

digunakan untuk proses produksi oleh PT. Pertamina (Persero), baik untuk

memproduksi produk BBM maupun produk Non BBM, harus diakui sebagai

pembelian kepada Pemerintah. BP Migas selaku regulator dan badan pengawasan

migas, berperan mewakili Pemerintah dalam melakukan transaksi jual beli minyak

mentah milik Pemerintah kepada PT. Pertamina (Persero). Laporan transaksi

pembelian minyak mentah domestik tertuang dalam dokumen A-02 yang dibuat oleh

BP Migas.

Dalam dokumen A-02 terdapat rincian nilai pembelian minyak mentah

domestik yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) selama satu periode, serta

kepemilikan atas minyak mentah domestik tersebut. Dari dokumen A-02 ini

PT. Pertamina memperoleh informasi mengenai nilai yang harus dibayar kepada

Pemerintah atas pembelian minyak mentah domestik milik Pemerintah. Sebelum

Page 10: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 5

dokumen A-02 diterima, PT. Pertamina (Persero) tidak mengetahui secara pasti nilai

pembelian minyak mentah domestik yang terhutang kepada Pemerintah. Pada saat

minyak mentah domestik diterima, setiap unit-unit yang menerima minyak mentah

domestik tersebut akan melakukan proses migo dengan menggunakan nilai sementara

untuk mengakui adanya penerimaan minyak mentah.

Berikut akan dibahas proses pencatatan pembelian dan penerimaan minyak

mentah domestik yang dilakukan oleh UP V Balikpapan.

a. Proses MIGO

Proses pencatatan pembelian minyak mentah domestik dimulai dengan pencatatan

penerimaan minyak mentah dengan menggunakan harga sementara yang tertuang

di PO, yaitu harga ICP dengan menggunakan kurs tengah BI. Jurnal yang timbul

atas proses migo tersebut adalah sebagai berikut:

Dr. Crude oil inventory (SAP rate x Qty)

G/L price variance – crude ((SAP rate - PO rate) x Qty)

Cr. Clearing - crude (PO rate x Qty)

Dikarenakan PT. Pertamina (Persero) menggunakan metode perpetual dalam

melakukan pencatatan persediaannya, pada saat akhir periode jurnal–jurnal MIGO

akan direverse. Jurnal yang timbul atas proses revesal tersebut adalah sebagai

berikut:

Dr. Clearing – crude

Cr. G/L price variance – crude reversal

Crude oil inventory – reversal

b. Proses pencatatan pembelian

Untuk mengakui transaksi pembelian minyak mentah sesuai dengan metode

perpetual, diakhir periode bagian akuntansi kilang UP V Balikpapan akan

melakukan pencatatan pembelian. Terdapat dua kondisi yang berbeda pada proses

pencatatan pembelian atas pembelian minyak mentah domestik yang dilakukan

oleh UP V Balikpapan, yaitu:

i. Kondisi dimana dokumen A-02 untuk pembelian minyak mentah periode

berjalan diterima tepat pada waktunya. Dalam kondisi ini, kantor pusat bisa

melakukan PAU kepada UP V Balikpapan untuk pembelian minyak mentah

periode berjalan. Kemudian bagian akuntansi kilang UP V Balikpapan akan

melakukan pencatatan pembelian dengan melakukan chosing open item atas

Page 11: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 6

PAU yang telah diterima dari kantor pusat. Jurnal yang timbul adalah sebagai

berikut:

Dr. Purchase domestic crude (A-02 rate x Qty)

Cr. ICT clearing SAP (A-02 rate x Qty)

ii. Kondisi dimana dokumen A-02 untuk pembelian minyak mentah periode

berjalan tdak diterima tepat pada waktunya. Dalam kondisi ini, bagian

akuntasi kilang UP V Balikpapan akan mencatat pembelian minyak mentah

domestik dengan menggunakan nilai pembelian sementara, yaitu harga ICP

dikalikan dengan rata-rata kurs tengah BI. Jurnal yang akan timbul adalah:

Dr. Purchase domestic crude (ICP rate x Qty)

Cr. Unbilled goods receipt (ICP rate x Qty)

Pada saat dokumen A-02 atas pembelian minyak mentah domestik diatas

diterima, maka bagian akuntansi minyak UP V Balikpapan akan membalik

jurnal di atas. Jurnal yang timbul:

Dr. Unbilled goods receipt (ICP rate x Qty)

Cr. Purchase domestic crude (ICP rate x Qty)

Kemudian dilakukan pencatatan akuntansi untuk mengakui pembelian dengan

harga yang terdapat di dokumen A-02. Jurnal yang timbul:

Dr. Purchase domestic crude (A-02 rate x Qty)

Cr. ICT clearing SAP (A-02 rate x Qty)

II.2. Dimensi Permasalahan

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa nilai pembelian yang dilaporkan

di laporan laba rugi UP V Balikpapan dapat terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

Nilai aktual pembelian minyak mentah domestik periode berjalan yang

dokumen A-02nya sudah diterima,

Nilai sementara pembelian minyak mentah domestik periode berjalan yang

dokumen A-02nya belum diterima,

Selisih atas nilai pembelian sementara dan nilai pembelian aktual atas

pembelian minyak mentah domestik yang dilakukan pada periode

sebelumnya.

Selisih antara nilai pembelian sementara minyak mentah domestik dengan

nilai yang terdapat di dokumen A-02 akan tercatat pada periode dimana dokumen

Page 12: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 7

A-02 diterima. Bila nilai selisih ini cukup besar, akan menyebabkan laporan laba rugi

periode terkait menjadi tidak akurat dan tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang

sesungguhnya. Bila nilai pembelian sementara lebih kecil dari nilai pembelian yang

terdapat di dokumen A-02, nilai pembelian yang dilaporkan di laporan laba rugi

menjadi understated. Hal ini juga akan menyebabkan nilai laba / rugi bersih yang

dilaporkan di laporan keuangan menjadi overstated.

Pengakuan nilai pembelian dengan nilai sementara juga akan mempengaruhi

akurasi neraca UP V Balikpapan. Bila nilai pembelian sementara lebih kecil dari nilai

pembelian yang terdapat di dokumen A-02 akan menyebabkan hutang atas pembelian

minyak mentah domestik menjadi understated.

II.3. Perumusan Pokok Permasalahan

Proses pencatatan pembelian minyak mentah domestik yang berlaku saat ini

berpotensi menyebabkan laporan keuangan UP V Balikpapan tidak akurat bila

dokumen A-02 diterima tidak tepat waktu. Dalam bab berikutnya akan dilakukan

analisa dampak keterlambatan penerimaan dokumen A-02 terhadap laporan keuangan

UP V Balikpapan bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei dan Juni 2007.

Page 13: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 8

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

III.1. Interpretasi Data dan Informasi

Analisa dampak keterlambatan penerimaan dokumen A-02 terhadap laporan

keuangan UP V Balikpapan, akan dilakukan dengan menggunakan analisa rasio

laporan keuangan. Sebelum dilakukan analisa terhadap laporan neraca dan laporan

laba rugi UP V Balikpapan, akan dibahas sekilas mengenai rasio-rasio keuangan yang

relevan yang akan digunakan untuk melihat dampak keterlambatan penerimaan

dokumen A-02 terhadap laporan keuangan UP V Balikpapan.

- Rasio lancar dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki. Rasio ini dapat digunakan oleh pihak eksternal dalam

mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman.

- Rasio tingkat pengembalian aktiva dan rasio pendapatan bersih terhadap

penjualan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Rasio ini dapat digunakan oleh investor untuk menganalisa kemampuan

perusahaan untuk memberikan tingkat pengembalian terhadap investasi.

Berikut akan dipaparkan perbandingan nilai pembelian yang dilaporkan di

laporan laba rugi UP V Balikpapan bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei dan

Juni 2007 dengan nilai pembelian aktual periode yang sama sesuai dengan dokumen

A-02.

- Rasio lancar =Aktiva lancar

Piutang lancar

- Rasio Tingkat pengembalianaktiva

=Pendapatan bersih

Total aktiva

- Rasio Pendapatan bersihterhadap penjualan

=Pendapatan bersih

Penjualan

Page 14: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 9

Tabel III.1. Tabel perbandingan antara nilai sementara pembelian

minyakmentah domestik dengan nilai aktual di dokumen A-02

Periode Nilai pembelian dilaporan laba rugi

Nilai pembeliansesuai dengandokumen A-02

Selisih

Januari 1,507,856,454,641 1,493,865,286,044 13,991,168,597

Februari 2,086,243,893,862 2,481,506,241,061 (395,262,347,199)

Maret 3,338,248,485,200 3,333,548,789,909 4,699,695,291

April 4,521,257,757,476 4,903,920,914,028 (382,663,156,552)

Mei 6,281,397,270,028 6,432,635,516,124 (151,238,246,096)

Juni 7,949,854,299,190 7,902,802,979,185 47,051,320,005

Dari data diatas dapat dilihat bahwa selisih antara nilai pembelian yang

dilaporkan di laporan laba rugi dengan nilai pembelian aktual sesuai dokumen A-02

cukup besar. Selisih nilai pembelian ini akan memberikan pengaruh yang cukup

signifikan di laporan laba rugi UP V Balikpapan. Di bawah ini akan disajikan

perbadingan posisi laba rugi UP V Balikpapan yang dilaporkan saat ini dengan posisi

laba rugi UP V Balikpapan dengan menggunakan nilai pembelian aktual sesuai

dengan dokumen A-02.

Tabel III.2. Tabel perbandingan antara laba (rugi) yang dilaporkan saat ini

dengan laba (rugi) yang disesuaikan dengan informasi dokumen A-02

Periode Laba (rugi) dilaporan laba rugi

Laba (rugi)(sesuai informasidokumen A-02)

Januari (567,358,428,033) (553,367,259,436)

Februari (110,811,204,642) (506,073,551,841)

Maret (889,307,077,455) (884,607,382,164)

April 213,731,421,879 (168,931,734,673)

Mei 54,133,047,638 (97,105,198,458)

Juni (1,075,530,059,094) (1,028,478,739,089)

Jumlah hutang atas pembelian minyak mentah domestik yang disajikan di

neraca juga akan mengalami perubahan berbanding lurus dengan perubahan nilai

pembelian yang disajikan dilaporan laba rugi, perubahan tersebut dapat kita lihat pada

data berikut.

Page 15: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 10

Tabel III.3. Perbandingan antara nilai hutang dagang yang dilaporkan saat ini

dengan nilai hutang dagang yang disesuaikan dengan informasi dokumen A-02

PeriodeHutang dagang

(posisi sekarang)Hutang dagang

(sesuai informasidokumen A-02)

Januari 4,211,554,549,960 4,225,545,718,557

Februari 5,559,430,792,369 5,954,693,139,568

Maret 5,120,423,066,873 5,115,723,371,582

April 5,006,353,400,143 5,389,016,556,695

Mei 6,683,367,538,352 6,834,605,784,448

Juni 6,556,191,165,000 6,509,139,844,995

Dari data keuangan yang disajikan diatas, dapat dilakukan perhitungan rasio-

rasio yang telah dijelaskan sebelumnya.

Rasio lancar

Tabel III.4. Tabel rasio lancar

PeriodeBerdasarkan datalaporan keuangan saatini

Berdasarkan datalaporan keuangansetelah disesuaikandengan informasidokumen A-02

Selisih

Jan 101.92% 101.59% -0.34%

Feb 87.30% 81.51% -5.79%

Mar 92.69% 92.77% 0.09%

Apr 117.20% 108.88% -8.32%

Mei 104.71% 102.39% -2.32%

Jun 112.33% 113.14% 0.81%

Rasio tingkat pengembalian aktiva

Tabel III.5. Tabel rasio tingkat pengembalian aktiva

PeriodeBerdasarkan datalaporan keuangan saatini

Berdasarkan datalaporan keuangansetelah disesuaikandengan informasidokumen A-02

Selisih

Januari -10.98% -10.71% 0.27%

Februari -1.94% -8.85% -6.91%

Maret -15.86% -15.78% 0.08%

April 3.18% -2.52% -5.70%

Mei 0.69% -1.24% -1.93%

Juni -13.11% -12.54% 0.57%

Page 16: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 11

Rasio pendapatan bersih terhadap penjualan

Tabel III.6. Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan

PeriodeBerdasarkan datalaporan keuangan saatini

Berdasarkan datalaporan keuangansetelah disesuaikandengan informasidokumen A-02

Selisih

Januari -13.03% -12.71% 0.32%

Februari -1.43% -6.51% -5.08%

Maret -8.41% -8.37% 0.04%

April 1.47% -1.16% -2.62%

Mei 0.27% -0.48% -0.75%

Juni -4.20% -4.01% 0.18%

Dari data yang dipaparkan diatas, dapat dilihat keterlambatan penerimaan

dokumen A-02 menyebabkan nilai laba rugi dan hutang dagang menjadi

over/understated. Perbedaan yang signifikan terjadi pada laporan laba rugi periode

Februari, April dan Mei 2007. Tetapi, dampak yang paling signifikan terjadi pada

laporan laba rugi periode April dan Mei 2007 dimana masing-masing periode

melaporkan laba sebesar Rp 213.731.42.879,- dan Rp 54.133.047.638,- yang

seharusnya melaporkan kerugian masing-masing sebesar Rp 168.931.734.637,- dan

Rp 97.105.198.458,-. Bila laporan laba rugi ini digunakan untuk menganalisa kinerja

perusahaan, maka hasil penilaian kinerja menjadi tidak akurat. Untuk melihat dampak

proses pencatatan pembelian minyak mentah domestik, analisa akan difokuskan pada

laporan keuangan periode Februari, April dan Mei 2007 UP V Balikpapan.

III.1.1.Analisa laporan keuangan periode Februari 2007

Pada periode Februari 2007, laporan laba rugi UP V Balikpapan melaporkan

bahwa UP V Balikpapan mengalami kerugian Rp 110.811.204.642,- dengan rasio

tingkat pengembalian aktiva sebesar -1,94% dan rasio pendapatan bersih terhadap

penjualan sebesar -1,43%. Keterlambatan penerimaan dokumen A-02 menyebabkan

nilai pembelian minyak mentah domestik yang disajikan di laporan keuangan

understated sebesar Rp 395.262.347.199,-. Bila nilai pembelian minyak mentah

domestik disajikan berdasarkan nilai aktual yang terdapat di dokumen A-02, laporan

laba rugi UP V Balikpapan periode Februari 2007 akan melaporkan kerugian sebesar

Rp 506.073.551.842,- dengan rasio tingkat pengembalian aktiva sebesar -6,51% dan

Page 17: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 12

rasio pendapatan bersih terhadap penjualan sebesar -6,51%. Selain berdampak pada

nilai pembelian minyak mentah domestik yang disajikan di laporan laba rugi.

Keterlambatan penerimaan dokumen A-02 juga menyebabkan hutang dagang yang

disajikan di neraca UP V Balikpapan periode Februari 2007 understated, dimana

hutang dagang dilaporkan sebesar Rp 5,559430,792,369,- yang seharusnya dilaporkan

sebesar Rp 5,954,693,139,568,-. Hal ini menyebabkan rasio lancar perusahaan tercatat

87,30%, lebih besar 5,79% dari yang seharusnya sebesar 81,51%.

III.1.2.Analisa laporan keuangan periode April 2007

Berdasarkan laporan laba rugi yang dilaporkan pada periode April 2007, pada

periode tersebut perusahaan mempunyai tingkat pengembalian atas investasinya pada

aktiva sebesar 3,18%. Hasil analisa ini tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya

karena pembelian yang dilaporkan di laporan laba rugi periode April 2007

understated. Bila pembelian dilaporkan dengan menggunakan nilai pembelian aktual

yang terdapat di dokumen A-02 maka hasil analisa akan menunjukkan bahwa pada

periode tersebut perusahaan mengalami kerugian dan tingkat pengembalian atas

aktivanya -2,52%. Kesalahan dalam analisa juga akan terjadi pada analisa tingkat

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancarnya. Bila kita melakukan analisa menggunakan neraca

yang dilaporkan saat ini, kita akan mendapatkan perhitungan bahwa rasio lancar

perusahaan untuk periode April 2007 sebesar 117,20%. Hasil perhitungan rasio lancar

ini lebih besar 8,32% bila dibandingkan dengan hasil perhitungan rasio lancar yang

seharusnya disajikan oleh perusahaan sebesar 108,88%.

III.1.3.Analisa laporan keuangan periode Mei 2007

Deviasi yang cukup signifikan juga terjadi pada laporan keuangan UP V

Balikpapan periode Mei 2007. Pada periode ini perusahaan mempunyai tingkat

pengembalian atas investasinya pada aktiva sebesar 0,69%. Hasil analisa ini tidak

mencerminkan keadaan sesungguhnya karena pembelian yang dilaporkan di laporan

laba rugi periode Mei 2007 understated. Bila pembelian dilaporkan dengan

menggunakan nilai pembelian aktual yang terdapat di dokumen A-02 maka hasil

analisa akan menunjukkan bahwa pada periode tersebut perusahaan mengalami

kerugian dan tingkat pengembalian atas aktivanya -0,48%. Kesalahan dalam analisa

juga akan terjadi pada analisa tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi

Page 18: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 13

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Bila kita

melakukan analisa menggunakan neraca yang dilaporkan saat ini, kita akan

mendapatkan perhitungan bahwa rasio lancar perusahaan untuk periode Mei 2007

sebesar 104,71%. Hasil perhitungan rasio lancar ini lebih besar 2,32% bila

dibandingkan dengan hasil perhitungan rasio lancar yang seharusnya disajikan oleh

perusahaan sebesar 102,39%.

III.1.3.Dampak Ketidakakuratan Laporan Keuangan UP V Balikpapan

Ketidakakuratan dalam penyajian informasi di laporan keuangan UP V

Balikpapan dapat mengakibatkan beberapa hal seperti yang akan dijelaskan dibawah

ini.

III.1.3.1. Dampak financial

1. Ketidakakuratan dalam penyajian nilai pembelian minyak mentah domestik akan

menyebabkan kesalahan dalam penghitungan biaya pokok produksi, yang dapat

menyebabkan kesalaha dalam penetapan harga jual dan margin produk-produk

yang dihasilkan.

2. Ketidakakuratan dalam pengakuan pendapatan bersih UP V Balikpapan akan

menyebabkan pajak penghasilan badan yang harus dibayarkan perusahaan

menjadi kelebihan atau kekurangan. Bila jumlah pendapatan yang diakui

perusahaan overstated, akan menyebabkan beban pajak yang harus dibayarkan

perusahaan menjadi lebih besar dari jumlah yang seharusnya.

3. Ketidakakuratan dalam pengakuan pendapatan bersih UP V Balikpapan juga akan

menyebabkan perusahaan kesalahan dalam penentuan jumlah dividen yang harus

dibagikan kepada pemegang saham, dalam hal ini Pemerintah. Bila perusahaan

overstated dalam menyajikan pendapatan bersihnya dapat menyebabkan jumlah

dividen yang harus diserahkan kepada Pemerintah lebih besar dari yang

seharusnya, hal ini dapat mengganggu cash flow perusahaan.

III.1.3.2. Dampak Nonfinancial

1. Ketidakakuratan dalam penyajian laporan keuangan dapat menyebabkan pihak

yang menggunakan laporan keuangan mempunyai pendapat yang salah terhadap

kondisi perusahaan.

Page 19: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 14

2. Ketidakakuratan dalam penyajian laporan keuangan akan menyebabkan

kesalahan dalam pengambilan keputusan yang menggunakan informasi laporan

keuangan perusahaan.

III.4. Analisa Koreksi

Dari analis diatas, dapat diketahui bahwa pengakuan pembelian dengan

menggunakan harga sementara dan melakukan penyesuaian nilai pembelian di periode

dimana dokumen A-02 diterima dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi bias

dan tidak akurat yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesalahan dalam

pengambilan keputusan. Selain itu, laporan laba rugi menjadi tidak bisa dibandingkan

(incomparable) dikarenakan periode penerimaan dokumen A-02 yang tidak beraturan.

Bila dalam satu periode diterima lebih dari satu dokumen A-02, akan menyebabkan

laporan laba rugi periode tersebut tidak dapat dibandingkan dengan laporan laba rugi

periode lain dimana tidak terdapat dokumen A-02 yang diterima.

Sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, laporan keuangan harus

memenuhi beberapa prinsip dasar, diantaranya:

Relevan. Suatu informasi dikatakan relevan bila dapat membuat perbedaan dalam

pengambilan keputusan. Jika informasi tersebut tidak ada artinya dalam pengambilan

keputusan maka informasi tersebut dianggap tidak relevan. Suatu informasi yang

relevan. Agar relevan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi, yaitu:

- bermanfaat dalam memprediksi hasil akhir kejadian masa lalu, saat ini dan masa

mendatang-predictive value

- membantu pemakai laporan keuangan untuk memastikan atau mengoreksi

ekspektasi sebelumnya-feedback value

- mencakup kriteria tepat waktu, artinya informasi tersedia pada saat yang

dibutuhkan untuk mengambil keputusan.

Andal. Informasi akuntansi dapat diandalkan bila:

- Verification. dapat diukur jika informasi tersebut memiliki kemampuan untuk

menghasilkan keputusan yang sama dari dua pengambil keputusan yang berbeda.

- Faithful Representation. Item disajikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

- Economic Substance. Untuk menunjukkan transaksi ekonomi lebih berharga

daripada hukum yang berlaku.

- Netral. Tidak bias sehingga tidak membingungkan para pengguna laporan

keuangan.

Page 20: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 15

Menurut PSAK, terdapat kendala dalam menciptakan informasi yang relevan

dan andal. Sebagai contoh bila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam

pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Namun,

untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum

seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui sehingga mengurangi

keandalan informasi. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan

keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang

menentukan.

Selain itu, didalam PSAK no. 23 tentang “Pendapatan” dinyatakan bahwa

pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu

harus diakui secara bersamaan. Tetapi, pendapatan tidak dapat diakui bila beban yang

berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dengan demikian, setiap imbalan yang

telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai suatu kewajiban.

III.5. Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat terkait dengan

pembelian minyak mentah domestik, terdapat dua alternatif solusi yang dapat

digunakan:

1. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan pendekatan kepada BP Migas

(Company-to-Company) dan meminta agar BP Migas dapat menerbitkan

dokumen A-02 tepat waktu. Kerjasama ini dapat dilakukan melalui nota

kesepahaman antara Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) dengan Direktur

Utama BP Migas dalam hal penyediaan dokumen A-02 tepat waktu.

2. Perubahan dalam kebijakan pengakuan nilai pembelian sementara atas pembelian

minyak mentah yang dokumen A-02nya tidak diterima tepat pada waktunya.

Terdapat tiga komponen utama yang menentukan besarnya nilai pembelian

minyak mentah domestik, yaitu:

- Quantity minyak mentah yang diterima

- Harga minyak mentah yang diterima

- Kurs yang digunakan untuk mengkonversi pembelian ke rupiah.

Kebijakan yang berlaku saat ini untuk pembelian minyak mentah domestik yang

belum diterima dokumen A-02nya, diakui dengan menggunakan harga sementara

yang dihitung menggunakan quantity minyak mentah domestik yang diterima,

dikalikan dengan harga ICP dan dikonversi ke rupiah dengan menggunakan rata-

Page 21: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 16

rata kurs tengah BI. Nilai sementara ini jumlahnya akan berbeda dengan nilai

aktual yang terdapat dalam dokumen A-02, dikarenakan BP Migas menggunakan

harga ICP dikalikan dengan kurs beli BI pada saat pengiriman minyak mentah

dalam menghitung nilai minyak mentah domestik yang dijual kepada PT.

Pertamina (Persero) yang tertuang dalam dokumen A-02. Dalam alternatif ini,

penulis mengajukan usulan agar PT. Pertamina (Persero) mengganti nilai kurs

yang digunakan dalam menentukan nilai sementara pembelian minyak mentah

domestik dari menggunakan rata-rata kurs tengah BI menjadi menggunakan kurs

belia BI pada saat pengiriman minyak mentah domestik yang diterima.

III.6. Perumusan Sasaran Yang Akan Dicapai

Dengan diterapkan perubahan kebijakan dalam pengakuan pembelian minyak

mentah domestik, diharapkan nilai pembelian dapat disajikan dengan nilai yang lebih

akurat. Sehingga laporan laba rugi yang dihasilkan dapat lebih mencerminkan kinerja

operasi perusahaan pada periode tersebut.

III.7. Pemilihan / Pendekatan Untuk Pemecahan Masalah

Untuk menentukan alternatif mana yang akan digunakan agar nilai pembelian

minyak mentah domestik yang disajikan di laporan keuangan lebih akurat, perlu

dilakukan analisa terhadap kedua alternatif yang mungkin digunakan. Kedua alternatif

solusi yang telah dijelaskan sebelumnya masing-masing memiliki kelebihan dan

kelemahan, yakni:

1. Kerja sama Company to Company

Kelebihan:

- Bila dokumen A-02 dapat diterima tepat waktu, nilai pembelian minyak

mentah domestik dapat disajikan dengan nilai yang akurat dan tidak perlu

dilakukan penyesuaian lagi.

Kelemahan:

- Tidak mudah untuk meminta BP Migas untuk mengirimkan laporan A-02

tepat waktu, dikarenakan BP Migas juga membutuhkan laporan dari KPS

mengenai jumlah pembagian hasil lifting minyak mentah.

- Keakuratan laporan keuangan sangat bergantung kepada pihak eksternal, yaitu

BP Migas dan KPS yang sangat berperan dalam membuat dokumen A-02.

Page 22: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 17

2. Penggunaan harga dan kurs yang sama dengan yang digunakan BP Migas

Kelebihan

- Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan dapat

mengurangi ketergantungan kepada pihak eksternal.

Kelemahan

- Nilai pembelian minyak mentah domestik yang disajikan di laporan keuangan

masih belum akurat 100%, dikarenakan masih ada kemungkinan terjadi

perbedaan antara nilai pembelian sementara dengan nilai pembelian aktual

yang terdapat di dokumen A-02 yang disebabkan oleh perbedaan quantity

antara quantity dalam perhitungan nilai pembelian sementara dengan quantity

yang terdapat di dokumen A-02.

Berdasarkan analisa kelebihan dan kelemahan diantara kedua alternatif diatas,

penulis merekomendasikan agar alternatif kedua yang dipakai untuk meningkatkan

keandalan laporan keuangan PT. Pertamina (Persero). Dengan diaplikasikan alternatif

ini, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat tanpa harus

berantung kepada pihak eksternal. Walaupun masih terdapat kemungkinan perbedaan

antara nilai pembelian minyak mentah domestik yang dilaporkan pada laporan

keuangan dengan nilai pembelian aktual yang terdapat di dokumen A-02, tetapi

jumlahnya tidak akan signifikan.

Page 23: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 18

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Pemberlakuan Undang-Undang No. 22 tahun 2001 telah merubah status

Pertamina dari perusahaan negara yang memegang kuasa penuh di bidang migas

nasional sebagai regulator dan operator menjadi perusahaan ”biasa” yang mempunyai

hak serta kewajiban yang sama dengan perusahaan lain yang bergerak di indutri migas

di Indonesia. Sebelum undang-udang ini diberlakukan status pertamina merupakan

perusahaan negara yang melakukan pengawasan dan pengelola kekayaan migas

pemerintah.

Untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, Pertamina ditugaskan

melakukan pengolahan minyak mentah milik pemerintah menjadi BBM yang

kemudian didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air. Untuk kegiatan pemenuhan

kebutuhan BBM dalam negeri ini, pemerintah akan mengganti seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh Pertamina dan memberikan fee kepada Pertamina. Setelah Pertamina

berubah status menjadi PT. Pertamina (Persero), kewajiban pemenuhan kebutuhan

BBM dalam negeri menjadi berubah. PT. Pertamina tetap berkewajiban memenuhi

seluruh kebutuhan BBM dalam negeri, tetapi pemerintah tidak akan mengganti

seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina (Persero), melainkan akan

melakukan pembelian BBM kepada PT. Pertamina (Persero) seharga MOPS plus alfa.

Dengan adanya perubahan ini, semua minyak mentah milik Pemerintah yang

digunakan untuk proses produksi oleh PT. Pertamina (Persero), baik untuk

memproduksi produk BBM maupun produk Non BBM, harus diakui sebagai

pembelian kepada Pemerintah. BP Migas selaku regulator dan badan pengawasan

migas, berperan mewakili Pemerintah dalam melakukan transaksi jual beli minyak

mentah milik Pemerintah kepada PT. Pertamina (Persero). Laporan transaksi

pembelian minyak mentah domestik tertuang dalam dokumen A-02 yang dibuat oleh

BP Migas.

Dalam dokumen A-02 terdapat rincian nilai pembelian minyak mentah

domestik yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) selama satu periode, serta

kepemilikan atas minyak mentah domestik tersebut. Dari dokumen A-02 ini

PT. Pertamina memperoleh informasi mengenai nilai yang harus dibayar kepada

Pemerintah atas pembelian minyak mentah domestik milik Pemerintah. Sebelum

Page 24: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 19

dokumen A-02 diterima, PT. Pertamina (Persero) tidak mengetahui secara pasti nilai

pembelian minyak mentah domestik yang terhutang kepada Pemerintah.

Untuk pembelian minyak mentah domestik yang belum diterima dokuemn A-

02nya, akan diakui dengan menggunakan harga sementara yang dihitung dengan

menggunakan harga ICP dikalikan dengan rata-rata kurs tengah BI selama periode

pembelian. Setelah dilakukan analisa, ternyata hal ini menyebabkan terjadinya selisih

yang cukup signifikan antara nilai pembelian sementara minyak mentah domestik

dengan nilai yang terdapat di dokumen A-02.

Laporan laba rugi periode terkait menjadi tidak akurat dan tidak

mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Bila nilai pembelian

sementara lebih kecil dari nilai pembelian yang terdapat di dokumen A-02, nilai

pembelian yang dilaporkan di laporan laba rugi menjadi understated. Hal ini juga

akan menyebabkan nilai laba / rugi bersih yang dilaporkan di laporan keuangan

menjadi overstated. Pengakuan nilai pembelian dengan nilai sementara juga akan

mempengaruhi akurasi neraca UP V Balikpapan. Bila nilai pembelian sementara lebih

kecil dari nilai pembelian yang terdapat di dokumen A-02 akan menyebabkan hutang

atas pembelian minyak mentah domestik menjadi understated.

Ketidakakuratan laporan keuangan ini memberi dampak baik secara financial

maupun non financial kepada perusahaan. Secara financial, perusahaan dapat

mengalami kesulitan cash flow karena harus membayar pajak dan dividen lebih besar

dari jumlah yang seharusnya dibayarkan. Sedangkan secara non financial, hal ini

dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang didasarkan kepada

laporan keuangan yang tidak akurat dan andal.

IV.2. Saran

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan andal,

sebaiknya perusahaan mengganti kebijakan dalam penetapan nilai pembelian

sementara atas pembelian minyak mentah domestik yang dokumen A-02nya tidak

diterima tepat waktu. Sebaiknya perusahaan menggunakan harga dan nilai kurs yang

sama dengan yang digunakan BP Migas dalam menghitung nilai pembelian minyak

mentah yang tertuang di dokumen A-02. Selama ini perusahaan menetapkan

penggunaan harga ICP dikalikan dengan rata-rata kurs tengah BI, sedangkan BP

Migas menggunakan harga ICP dikalikan dengan kurs beli BI dalam penetapan harga

di dokumen A-02. Perubahan penggunaan harga ini akan menghasilkan nilai

Page 25: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Page | 20

pembelian sementara yang lebih akurat dan sesuai dengan dokumen A-02. Walaupun

masih terdapat kemungkinan terdapat perbedaan antara nilai pembelian sementara

dengan nilai pembelian yang tertuang dalam dokumen A-02, tetapi perbedaannya

tidak akan signifikan.

Page 26: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat.

Jakarta. 2002.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry. Intermediate Accounting 11th edition. John Wiley

& Sons Inc. New York. 2004.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode Januari

2007.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode Februari

2007.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode Maret

2007.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode April

2007.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode Mei

2007.

Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan untuk periode Juni

2007.

Nurwahyu Harahap, Siti dan Sylvia Veronica Siregar, Lecture Notes Akuntansi

Keuangan 1 (Revisi). FEUI. Depok. 2001.

Page 27: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 1

Page 28: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 2

Page 29: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 3

Page 30: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 4

Page 31: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 5

Page 32: PENTINGNYA KETERSEDIAAN DOKUMEN A-02 TEPAT …xa.yimg.com/kq/groups/26786792/1227187359/name/KKW-Ade+Rachm… · Tabel rasio pendapatan bersih terhadap penjualan. Page ... biaya pokok

Lampiran | 6