dukungan ilmu geografi untuk mendukung …xa.yimg.com/kq/groups/25298695/691165896/name/kuliah umum...

KULIAH UMUM DI UNIVERSITAS INDONESIA| ASEP KARSIDI |

DUKUNGAN ILMU GEOGRAFI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI

UU NOMOR 4 TAHUN 2011

ASEP KARSIDI, M.Sc., Ph.D. KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

DISAMPAIKAN PADA KULIAH UMUM DI DEPARTEMEN GEOGRAFI – FMIPA UI 15 OKTOBER 2012

KULIAH UMUM DI UNIVERSITAS INDONESIA| ASEP KARSIDI | KULIAH UMUM DI UNIVERSITAS INDONESIA| ASEP KARSIDI | Page 2

Outlines

Pendahuluan Pemahaman Geografi Lahirnya UU IG Tugas dan Fungsi BIG


Pendahuluan


Aspek Keruangan

Geografi selalu berkaitan dengan aspek keruangan yang menyangkut LOKASI, dan POSISI.

Landasan utama ilmu Geografi adalah mendeskripsikan suatu objek pada suatu LOKASI SECARA TEPAT.

UU Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

Spasial : Aspek Keruangan Suatu Objek atau Kejadian yang Mencakup Lokasi, Letak, dan Posisinya

Peter Hagett - Geography a Global Synthesis (2001)


Pemahaman tentang Ilmu Geografi (dalam Konteks UU Nomor 4 tahun 2011)

Geograf mengidentifikasi element dasar terkait definisi Geografi sbb :

Peduli terhadap objek utama menyangkut muka bumi ketimbang ruang abstrak;

Fokus terhadap aspek keruangan suatu kehidupan dan lingkungan serta hubungan timbal baliknya.

Sensitif terhadap sumberdaya, variasi serta distribusinya di muka bumi.


GEOGRAF TIDAK PERCAYA PADA SOLUSI TANPA FAKTA DALAM PENYELESAIAN MASALAH


Pendekatan Analisis

Dalam mengimplementasikan ilmunya, para Geograf tidak lepas dari tiga pendekatan, yaitu:

Spatial analysis (analisis spasial); Mempelajari variasi lokasi dari suatu properti yg tepat/spesifik atau sekumpulan properti.

Ecological analysis;

Membahas hubungan antara manusia dan lingkungan dan menginterpretasikan keterkaitannya dari keduanya.

Regional complex analysis; Mengkombinasikan analisis spasial dan analisis ekologi.



Peta: Kompilasi Ragam Informasi Keruangan

DALAM SELEMBAR PETA MENGANDUNG BERAGAM INFORMASI YANG MENYANGKUT

ASPEK KERUANGAN (INFORMASI GEOSPASIAL)


Informasi Geospasial Mendukung Proses Kerja

. . . Menyajikan pendekatan berbasis ilmiah dan keruangan

Systematis Holistis Analytis Quantitative Visual

aksi

Pengambilan keputusan

perencanaan

pengukuran

analisis

penghitungan

visualisasi


Banyak Aktor dan Banyak Layer

PERLUNYA REFERENSI SPASIAL TUNGGAL

SEBAGAI ACUAN SELURUH INSTANSI

INFORMASI GEOSPASIAL DIBUAT OLEH BANYAK INSTANSI

PERLU ADANYA IG DASAR SEBAGAI REFERENSI SEMUA IG TEMATIK.

KUNCI SUKSES: KESAMAAN GERAK ANTAR INSTANSI DALAM PEMBANGUNAN DATA & INFORMASI GEOSPASIAL TERMASUK KEGIATAN SURVEI & PEMETAANNYA (SURTA)

Kontur 3-d

Geologi

Citra

Blok Sensus

Jaringan Jalan

Toponimi


UU Nomor 4 tahun 2011

Tentang

Informasi Geospasial


Undang-undang Informasi Geospasial

1990: Penyusunan

2008: Harmonisasi

2010: Prolegnas

2011: Disetujui dan Disahkan


Undang-undang Informasi Geospasial

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II. ASAS DAN TUJUAN

BAB III. JENIS INFORMASI GEOSPASIAL

BAB IV. PENYELENGGARA INFORMASI GEOSPASIAL

BAB V. PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

BAB VI. PELAKSANA INFORMASI GEOSPASIAL

BAB VII. PEMBINAAN

BAB VIII. LARANGAN

BAB IX. SANKSI ADMINISTRATIF

BAB X. KETENTUAN PIDANA

BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN

BAB XII. KETENTUAN PENUTUP

TERDIRI DARI 12 BAB & 71 PASAL


HULU IG DASAR & TEMATIK

Ruang Lingkup Pengaturan UU IG

TENGAH AKSES, DISTRIBUSI,

PERTUKARAN

HILIR PROFESI,

KEPASTIAN BISNIS, PEMANFAATAN


Amanat UU No. 4 Tahun 2011

1. MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN AKSES IG YANG DAPAT

DIPERTANGGUNG-JAWABKAN.

2. MEWUJUDKAN KEBERGUNAAN DAN KEBERHASILGUNAAN IG

MELALUI KERJASAMA, KOORDINASI, INTEGRASI, DAN SINKRONISASI

3. MENDORONG PENGGUNAAN IG DLM PEMERINTAHAN DAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT.

BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL

BAB II PASAL 3 MENGAMANATKAN UNTUK:

BAB IV PASAL 22 MENGAMANATKAN DIBENTUKNYA BIG SEBAGAI PENGGANTI BAKOSURTANAL UNTUK MENJADI PENYELENGGARA IG DASAR


Transformasi BAKOSURTANAL menjadi Badan Informasi Geospasial

BAKOSURTANAL

PENGKAJI KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN (SURTA)

PEMBINA DI BIDANG SURTA

PEMBINA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PENYELENGGARA SURTA DAN PEMBANGUNAN INFORMASI GEOSPASIAL DASAR (IGD) BAB IV Pasal 22

PEMBINA BIDANG SURTA DAN PEMBANGUNAN INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT) BAB VII Pasal 57

PENYELENGGARA INFRASTRUKTUR & JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL BAB V Pasal 53


Pembangun IG Dasar


MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN AKSES IG : IG Dasar sebagai Referensi Spasial Tunggal IGT

BAB IV PASAL 22 AYAT 2 MENGAMANATKAN BIG SEBAGAI PENYELENGGARA INFORMASI GEOSPASIAL DASAR (IGD).

IGD MERUPAKAN ACUAN IGT UNTUK MENJAMIN KETERPADUAN INFORMASI NASIONAL.

IGD TERDIRI DARI JARING KONTROL GEODESI (JKHN, JKVN, JKGN) DAN PETA DASAR (RBI, LPI, LLN).

INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT), MISALNYA PETA SUMBERDAYA ALAM, PETA KEBENCANAAN, DLL.


Distribusi Jaring Kontrol Geodesi Nasional

JARING KONTROL GEODESI NASIONAL ADALAH POSISI DI MUKA BUMI YANG DITANDAI BENTUK FISIK TERTENTU YANG DIJADIKAN SEBAGAI KERANGKA ACUAN GAYABERAT, HORIZONTAL DAN VERTIKAL YANG TERHUBUNG SATU SAMA LAIN DALAM SATU KERANGKA REFERENSI. STATUS JARING KERANGKA GEODESI: TELAH SIAP RIBUAN JARING KERANGKA GEODESI (POSISI DAN GAYABERAT BUMI) SEBAGAI ACUAN INFORMASI GEOSPASIAL, DAN SEDANG DIPERLUAS JARING KERANGKA GEODESI KONTINU YANG TERINTEGRASI DENGAN PEMANTAUAN GEMPA DAN TSUNAMI.


Peta Rupabumi Indonesia

PETA DASAR RUPABUMI TERDIRI DARI 9 LAYER , YAITU : GRS PANTAI, HIPSOGRAFI, PERAIRAN, NAMA RUPABUMI, BATAS ADM, TRANSPORTASI & UTILITAS, BANGUNAN & FASUM, PENUTUP LAHAN; PERLU AKSELERASI PENYEDIAAN PETA DASAR (RUPABUMI, LINGKUP PANTAI, DAN LINGKUP LAUT) SEBAGAI ACUAN INFORMASI GEOSPASIAL; SEDANG DILENGKAPI PETA RUPABUMI SKALA BESAR (1:10K) SEBAGAI ACUAN IG TEMATIK UNTUK DATA DASAR PROGRAM PEMBANGUNAN; YAITU DAERAH SULAWESI SEPERTI TOMOHON, MANADO, BITUNG, GORONTALO, MAKASAR DAN PARE-PARE.

RBI KOTA PADANG

SKALA 1:10.000

RBI KOTA BOGOR

SKALA 1:25.000 RBI BANGSO

SKALA 1:50.000


Peta Lingkungan Pantai

LPI TULUNGAGUNG

SKALA 1:250.000

LPI PACITAN

SKALA 1:25.000

LPI PACITAN

SKALA 1:50.000


Pembinaan IG Tematik


Informasi Geospasial Tematik

BAB III BAGIAN KETIGA UU NO.4 TAHUN 2011 MENYATAKAN BAHWA:

PASAL 19 : INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK WAJIB MENGACU PADA IGD.

PASAL 20 : DALAM MEMBUAT IGT DILARANG: 1).MENGUBAH POSISI DAN TINGKAT KETELITIAN GEOMETRIS BAGIAN IGD; dan 2).MEMBUAT SKALA IGT LEBIH BESAR DARI PADA SKALA IGD YANG DIACUNYA.

PASAL 23 : DATA GEOSPASIAL TEMATIK MELIPUTI BANYAK TEMA YANG DIBUAT OLEH MASING-MASING INSTANSI SESUAI DENGAN TUPOKSINYA DAN BEKERJASAMA DENGAN BIG.

CONTOH-CONTOH IG TEMATIK:

PERTANIAN: SEBARAN LAHAN SAWAH, SEBARAN IRIGASI, TATAGUNA TANAH KESEHATAN : SEBARAN FASILITAS KESEHATAN, SEBARAN PENYAKIT GEOLOGI: PERTAMBANGAN DAN MINERAL INDUSTRI: LOKASI INDUSTRI, DAMPAK INDUSTRI BAGI LINGKUNGAN KEBENCANAAN : BANJIR, KEKERINGAN, GEMPA BUMI, DLL MANAJEMEN SDA: MANAJEMEN DAS, PENGELOLAAN WILAYAH PPESISIR


Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia

SEJAK TAHUN 2011, DITETAPKAN PETA NKRI YANG MENJADI RUJUKAN DALAM MENENTUKAN BATAS WILAYAH NKRI. PETA NKRI DISUSUN BERSAMA OLEH SELURUH PEMANGKU KEPENTINGAN. TIM TEKNIS PENETAPAN PETA NKRI TERDIRI DARI KEMENDAGRI – KEMENLU – KEMENHAN – KKP –ESDM - DITTOPAD – DISHIDROS - DISPOTRUD DIBAWAH KOORDINASI BIG.

SIDANG PENETAPAN PETA NKRI DILAKSANAKAN TIAP TAHUN DAN PETA NKRI DILUNCURKAN SETIAP TANGGAL 17 AGUSTUS.


Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (Moratorium)

INISIATIF ONE MAP TELAH DISAMBUT BAIK OLEH BERBAGAI K/L DAN SEPAKAT UNTUK DIKOORDINASIKAN OLEH BIG.

SESUAI INPRES NOMOR 10 TAHUN 2011, PEMBAHARUAN PETA TUTUPAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT SESUAI PIPIB PADA KAWASAN HUTAN DAN AREAL PENGGUNAAN LAIN DILAKUKAN SETIAP 6 BULAN SEKALI MELALUI KERJASAMA DENGAN K/L TERKAIT. SAAT INI TELAH DILUNCURKAN PETA PIPIB REVISI KE-2


Peta Ekoregion Nasional

PETA EKOREGION NASIONAL MERUPAKAN KERJASAMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN BAKOSURTANAL/BIG.

PENETAPAN EKOREGION NASIONAL INI ADALAH SEBAGAI DASAR PENETAPAN EKOREGION PULAU, PROPINSI, DAN KABUPATEN/KOTA UNTUK ARAHAN DALAM RANGKA MENGENALI POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RPPLH).


Infrastruktur Informasi Geospasial


JDSN : Sarana Pertukaran dan Penyebarluasan Data

PERATURAN PRESIDEN NO. 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL MENGATUR MEKANISME SARANA PERTUKARAN DAN PENYEBARLUASAN DATA (PASAL 3).

JDSN ADALAH SUATU SISTEM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN DATA SPASIAL SECARA BERSAMA TERTIB TERUKUR, TERINTEGRASI DAN BERKESINAMBUNGAN SERTA BERDAYAGUNA (PASAL 1 AYAT 1)


INA-SDI: Infrastruktur Data Geospasial Indonesia

INFRASTRUKTUR DATA GEOSPASIAL (IDS): INTEGRASI SEJUMLAH KOMPONEN YANG MEMUNGKINKAN PENGGUNA YANG BERHAK UNTUK MENCARI MENGAKSES, DAN MENGGUNAKAN INFORMASI GEOSPASIAL YANG LENGKAP, STANDAR DAN TELITI SECARA MUDAH DAN EKONOMIS.

TUJUAN IDS: MEMFASILITASI BERBAGI PAKAI (SHARING)DAN PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA BERBAGAI TINGKATAN DALAM BERBAGAI KEPERLUAN.


Kondisi Saat Ini: Pulau-pulau Informasi Geospasial

INSTANSI MENYELENGGARAKAN BERAGAM DATA GEOSPASIAL UNTUK TUJUAN MASING-MASING MENCIPTAKAN: PULAU-PULAU INFORMASI; DUPLIKASI ALOKASI

SUMBERDAYA; SULIT UNTUK MENCIPTAKAN NILAI TAMBAH.

KEMENTERIAN B

KEMENTERIAN A

LPNK D

PROVINSI C

BADAN E

KABUPATEN F

KOTA G


Solusi: Sharing Data Geospatial Ina-SDI

Networks


INA-SDI : Indonesian Geospatial Data Infrastructure

PUSAT

DATA

PUSAT

DATA WALI DATA

METADATA

KATALOG

PORTAL

WALI DATA

PUSAT

DATA

METADATA

KATALOG

PORTAL PUSAT

DATA

WALI DATA

WALI DATA

PUSAT

DATA

PUSAT

DATA

WALI DATA

METADATA

KATALOG

PORTAL

WALI DATA METADATA

KATALOG

PORTAL

KEMENTERIAN/

LEMBAGA (NODE)

PROVINSI

(NODE)

METADATA

KATALOG

PORTAL

KAB/KOTA

(NODE)

GEOPORTAL

NASIONAL

METADATA

KATALOG

PORTAL



PUSAT

DATA

PUSAT

DATA WALI DATA

METADATA

KATALOG

PORTAL

WALI DATA

PUSAT DATA LAIN

UNIT

KLIRING

PUSAT DATA

SPASIAL

WALI DATA

DINAS PUSAT

DATA

PUSAT

DATA

WALI DATA

METADATA

KATALOG

PORTAL

WALI DATA

KAB/KOTA

(NODE)

METADATA

KATALOG

PORTAL

BIRO

BADAN

KANTOR

GEOPORTAL

NASIONAL

1. PEMBANGUNAN SIMPUL JARINGAN BARU DIFOKUSKAN KE PUSAT & PROVINSI.

2. UNTUK KAB/KOTA BELUM ADA YANG ON-LINE.

3. STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN AKAN MENGGUNAKAN SISTEM CLOUD.

4. PROVINSI YG SDH ON-LINE: ACEH, SUMUT, SUMBAR, RIAU, KEPRI, SUMSEL, LAMPUNG, BABEL, DKI, JABAR, BANTEN, JATENG, DIY, JATIM, KALBAR, KALTENG, KALSEL, BALI, SULTENG, SULSEL, PAPUA BARAT


Ina-Geoportal


GOOGLE EARTH VERSUS INA-GEOPORTAL

INA-GEOPORTAL

GOOGLE EARTH

BELUM DITRANFORMASI SEHINGGA KETEPATAN GEOMETRISNYA BELUM TERPENUHI, SEPERTI DARI SISI BENTUK, DIMENSI & ORIENTASINYA; HANYA DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK OVERVIEW MENGENALI OBJEK & SEBAGAI PETUNJUK ORIENTASI, LOKASI & TUJUAN PERJALANAN SCR UMUM; TIDAK DAPAT DIOLAH SEBAGAI DATA DAN IG UNTUK KEPENTINGAN LEBIH LANJUT TERLEBIH UNTUK KEPENTINGAN ANALISIS KERUANGAN.

SUDAH DITRANFORMASI SEHINGGA KETEPATAN GEOMETRISNYA DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN DARI SISI KAIDAH PEMETAAN - BENTUK, DIMENSI ORIENTASI, SKALA & RESOLUSI; DAPAT DIOLAH LEBIH LANJUT UNTUK KEPENTINGAN ANALISIS KERUANGAN.


INA-SDI : Indonesian Geo-spatial Data Infrastructure

http://tanahair.indonesia.go.id http://maps.ina-sdi.or.id

http://maps.ina-sdi.or.id/











http://geoservice.bakosurtanal.go.id: State Borde; Provincial Border; Land Cover

http://geoservices.ina-sdi.or.id: Power Plant 10.000MW Phase I (ESDM); Fishpond (KKP); Poverty Line (BPS)

http://sigi.pu.go.id: Spatial Plannings

http://gis.dephub.go.id: Conectivity of Economic Corridors

VALUE ADDED DARI INFORMASI GEOSPASIAL LINGKUNGAN HIDUP, BIODIVERSITY, PENATAAN RUANG, DAN DETEKSI PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

http://geoservice.bakosurtanal.go.id/

http://geoservices.ina-sdi.or.id/



http://sigi.pu.go.id/

http://gis.dephub.go.id/



http://geoservice.bakosurtanal.go.id: State Borde; Provincial Border; Land Cover

http://geoservices.ina-sdi.or.id: Power Plant 10.000MW Phase I (ESDM); Fishpond (KKP); Poverty Line (BPS)

http://sigi.pu.go.id: Spatial Plannings

http://geoservice.bakosurtanal.go.id/




http://sigi.pu.go.id/


PENUTUP

ILMU GEOGRAFI SEBAGAI RUMPUN ILMU KEBUMIAN MEMILIKI PERAN PENTING DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATN DATA GEOSPASIAL

TIGA PENDEKAN ANALISIS GEOGRAFI SANGAT BERMAKNA DALAM UTILISASI DATA GEOSPASIAL UNTUK BERBEGAI KEPENTINGAN.

LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL MENGAMANATKAN KITA UNTUK MENJAMIN TERBANGUNNYA INFORMASI GEOSPASIAL YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN.

TERSEDIANYA IG DASAR YANG BERKUALITAS MERUPAKAN TUGAS UTAMA BIG YANG HARUS SEGERA DIPENUHI.

PEMBANGUNAN IG TEMATIK YANG BERKUALITAS MENGACU KEPADA NORMA, STANDAR DAN METODE YANG DITETAPKAN OLEH BIG.


Terima Kasih

Badan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta Bogor Km.46 - Cibinong

www.big.go.id

dukungan ilmu geografi untuk mendukung …xa.yimg.com/kq/groups/25298695/691165896/name/kuliah umum...

Documents