gambaran kepribadian dan psychological...

29
GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DITINJAU BERDASARKAN GOLONGAN DARAHNYA Oleh : I Made Yudhistira Dwipayama, M.Psi Pernah membaca buku diet berdasarkan golongan darah? Ternyata pola makna dan konsumsi memiliki hubungan yang signifikan dengan golongan darah terhadap kesuksesan program diet. Buku tersebut membuat saya sangat tertarik untuk peneliti apakah golongan darah juga memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik atau kepribadian seseorang. Sebagai contoh, dalam buku diet berdasarkan golongan darah, bila ingin lebih diteliti lagi bahwa bukan semata-semata berhubungan dengan konsumsi yang dimakan tapi bagaimana kepribadian seseorang mau berubah dalam menerima konsumsi yang dipilih oleh buku tersebut. Demikian sedikit ulasan kasar mengenai golongan darah sekaitan dengan gambaran kepribadian dan tujuannya menuju kekonsep Psychological Well-Being. Golongan darah adalah informasi yang sangat penting untuk mengungkapkan identitas lebih spesifik yang telah dikaruniakan sejak lahir. Darah adalah organ tubuh manusia berbentuk cairan vital yang mengalir di seluruh bagian tubuh. Sejak 100 tahun yang lalu sejak golongan darah ditemukan dan sampai sekarang juga masih banyak orang berpikir bahwa golongan darah hanya merupakan bentuk identitas cairan darah saja. Dari 6,2 milyar penduduk dunia, golongan darah dunia terbagi menjadi empat, yaitu O sebanyak 46%, A sebanyak 40%, B sebanyak 10%, dan AB sebanyak 4% (Dermawan, 2006). Berdasarkan sudut pandang psikologis, masing-masing golongan darah mengungkapkan pula perasaan dan kepribadian manusia. Gambaran kepribadian berdasarkan golongan darah memicu keingintahuan seorang ilmuwan Jepang bernama Furukawa Takeji pada tahun 1940-an dan Masahiko Nomi pada tahun 1950-an. Ilmuwan-ilmuwan ini terdorong untuk meneliti lebih dalam mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah. Setelah ilmuwan Jepang bernama Masahiko Nomi meninggal karena usia tua, maka putranya yang juga seorang ilmuwan bernama Toshitaka Nomi meneruskan penelitian dalam bidang golongan darah berkaitan dengan kepribadian (Nomi, 2007). Hasil penelitiannya di Jepang sangat dipercaya dan sering dimanfaatkan dalam hal pergaulan sosial, hubungan bisnis, dan relasi dalam membina karier pada masyarakat Jepang. Hasil penelitian Toshitaka Nomi juga digunakan untuk mengenal lebih dalam mengenai kepribadian anak dalam usaha mendisiplinkan anak berdasarkan golongan darah dari anak itu sendiri. Hasil penelitian dari Toshitaka Nomi mengungkapkan berbagai macam gambaran kepribadian individu Jepang berdasarkan golongan-golongan darah yang ada (Nomi, 2007). Toshitaka Nomi menyatakan bahwa golongan darah O berkarakter kuat, berjiwa pemimpin, berjiwa besar, supel, tidak mau kalah dan percaya diri, serta mempunyai sifat persaingan yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang bergolongan

Upload: phamduong

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DITINJAU

BERDASARKAN GOLONGAN DARAHNYA

Oleh :

I Made Yudhistira Dwipayama, M.Psi

Pernah membaca buku diet berdasarkan golongan darah? Ternyata pola makna dan

konsumsi memiliki hubungan yang signifikan dengan golongan darah terhadap kesuksesan

program diet. Buku tersebut membuat saya sangat tertarik untuk peneliti apakah golongan

darah juga memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik atau kepribadian seseorang.

Sebagai contoh, dalam buku diet berdasarkan golongan darah, bila ingin lebih diteliti lagi

bahwa bukan semata-semata berhubungan dengan konsumsi yang dimakan tapi

bagaimana kepribadian seseorang mau berubah dalam menerima konsumsi yang dipilih

oleh buku tersebut. Demikian sedikit ulasan “kasar mengenai golongan darah sekaitan

dengan gambaran kepribadian dan tujuannya menuju kekonsep Psychological Well-Being.

Golongan darah adalah informasi yang sangat penting untuk mengungkapkan identitas

lebih spesifik yang telah dikaruniakan sejak lahir. Darah adalah organ tubuh manusia

berbentuk cairan vital yang mengalir di seluruh bagian tubuh. Sejak 100 tahun yang lalu

sejak golongan darah ditemukan dan sampai sekarang juga masih banyak orang berpikir

bahwa golongan darah hanya merupakan bentuk identitas cairan darah saja. Dari 6,2 milyar

penduduk dunia, golongan darah dunia terbagi menjadi empat, yaitu O sebanyak 46%, A

sebanyak 40%, B sebanyak 10%, dan AB sebanyak 4% (Dermawan, 2006). Berdasarkan

sudut pandang psikologis, masing-masing golongan darah mengungkapkan pula perasaan

dan kepribadian manusia.

Gambaran kepribadian berdasarkan golongan darah memicu keingintahuan seorang

ilmuwan Jepang bernama Furukawa Takeji pada tahun 1940-an dan Masahiko Nomi pada

tahun 1950-an. Ilmuwan-ilmuwan ini terdorong untuk meneliti lebih dalam mengenai

kepribadian berdasarkan golongan darah. Setelah ilmuwan Jepang bernama Masahiko

Nomi meninggal karena usia tua, maka putranya yang juga seorang ilmuwan bernama

Toshitaka Nomi meneruskan penelitian dalam bidang golongan darah berkaitan dengan

kepribadian (Nomi, 2007).

Hasil penelitiannya di Jepang sangat dipercaya dan sering dimanfaatkan dalam hal

pergaulan sosial, hubungan bisnis, dan relasi dalam membina karier pada masyarakat

Jepang. Hasil penelitian Toshitaka Nomi juga digunakan untuk mengenal lebih dalam

mengenai kepribadian anak dalam usaha mendisiplinkan anak berdasarkan golongan darah

dari anak itu sendiri. Hasil penelitian dari Toshitaka Nomi mengungkapkan berbagai macam

gambaran kepribadian individu Jepang berdasarkan golongan-golongan darah yang ada

(Nomi, 2007).

Toshitaka Nomi menyatakan bahwa golongan darah O berkarakter kuat, berjiwa

pemimpin, berjiwa besar, supel, tidak mau kalah dan percaya diri, serta mempunyai sifat

persaingan yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang bergolongan

Page 2: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

darah O memiliki potensi untuk menjadi pemimpin besar sehingga dapat dibuktikan bahwa

para perdana mentri Jepang rata-rata adalah individu bergolongan darah O. Toshitaka Nomi

kemudian menyatakan bahwa individu bergolongan darah A adalah tipe kepribadian yang

penuh dedikasi, bertanggung jawab, teliti, perfeksionis, kreatif, dan paling artistik diantara

golongan darah lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang bergolongan

darah A sangat berpotensi untuk mengukir prestasi dalam bidang yang dikerjakannya. Hasil

penelitian ini tercermin dari para karyawan Jepang dari perusahaan kecil maupun besar,

rata-rata bergolongan darah A atau O (Nomi, 2007).

Berdasarkan hasil penelitiannya, Toshitaka Nomi menyatakan bahwa golongan darah B

memiliki karakter individualis, kurang suka mengikuti aturan yang berlaku, optimis, fokus,

berpikiran tajam, dan mempunyai jiwa yang bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

individu bergolongan darah B berpotensi mengembangkan seluruh kemampuannya dengan

optimal secara individualistis. Hasil penelitian ini tercermin dari gambaran separuh lebih dari

seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo, dan gulat rata-rata

bergolongan darah B. Pada golongan darah yang terakhir yaitu AB, Toshitaka Nomi

menyatakan bahwa individu dengan golongan darah ini kurang dapat bertanggung jawab

dan pribadi yang sangat sulit ditebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa

perusahaan di Jepang membagi karyawan-karyawannya ke dalam kelompok kerja

berdasarkan golongan darah, dan ironisnya, tidak seorang pun yang mau bekerjasama

dengan kelompok golongan darah AB karena dianggap sebagai tipe darah terburuk

(Dermawan, 2006).

Berdasarkan pemaparan keterangan dari Toshitaka Nomi mengenai gambaran dari

golongan-golongan darah yang ada maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang

sangat erat antara golongan darah dengan kepribadian. Menurut Robbins (1996),

kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam

teori-teori mengenai kepribadian, salah satu teori menjelaskan kepribadian dari sudut trait.

Salah satu penelitian mengenai trait yang terkenal adalah trait kepribadian big-five. Trait-

trait kepribadian big-five terdiri dari Openness to experience, Conscientiousness,

Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism/emotional stability. Trait-trait yang berbeda

antara yang satu dengan yang lain seperti ini juga masing-masing memiliki perbedaan ciri

khas masing-masing trait sama halnya dengan golongan darah. Jadi dengan kata lain

golongan darah yang ada sedikit banyak dapat mencerminkan gambaran kepribadian dari

masing-masing trait kepribadian big five.

Simpulan yang dapat diambil adalah berdasarkan golongan-golongan darah yang ada,

ternyata golongan darah O dan A mewakili kepribadian dari trait Conscientiousness,

Agreeableness, dan Neuroticism/emotional stability. Dalam kehidupan nyata berbagai

penduduk Jepang yang bergolongan darah O dan A memiliki posisi jabatan atau peluang

kerja yang baik di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya, individu bergolongan darah AB

mewakili kepribadian dari trait Openness to experience dan Extraversion. Lebih lanjut lagi

para individu bergolongan darah AB memiliki citra diri yang buruk di tengah-tengah

masyarakat Jepang. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

terhadap Psychological Well-Being dari masing-masing individu.

Psychological Well-Being merupakan konsep yang berkaitan dengan kriteria kesehatan

mental yang positif. Psychological Well-Being ini sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan

Page 3: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

seseorang. Kebahagiaan ini mencakup beberapa hal, seperti: kemampuan untuk mampu

merealisasikan potensi dirinya secara kontinu, maupun menerima diri apa adanya, mampu

membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memilki kemandirian terhadap

tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu mengontrol lingkungan eksternal

(Sugianto, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Toshitaka Nomi di Jepang, menunjukkan

bahwa Psychological Well-Being para individu bergolongan darah AB tidak tercapai karena

dianggap sebagai kelompok minoritas yang paling lemah dan tidak dapat dipercaya.

Sedangkan Psychological Well-Being dapat tercapai untuk para individu bergolongan darah

O dan A karena dianggap sebagai individu yang berpotensi bagi masyarakat dan bermasa

depan cerah bagi individu itu sendiri.

Berdasarkan pembahasan mengenai gambaran kepribadian dan Psychological Well-Being

berdasarkan golongan darah di Jepang, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian

lintas budaya mengenai gambaran kepribadian dan Psychological Well-Being berdasarkan

golongan darah.

Tinjauan Pustaka

Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah

Sejak lahir manusia sudah memiliki golongan darahnya masing-masing. Golongan darah

tidak hanya menjelaskan jenis darah yang dimiliki oleh individu, tetapi juga dapat

menjelaskan kepribadian manusia. Pada setiap golongan darah O, A, B, dan AB terdapat

ciri khas kepribadiannnya masing-masing. Pada tabel berikut ini digambarkan satu sisi

karakter dari kecenderungan kepribadian luar dan dalam berdasarkan masing-masing

golongan darah (Nomi, 2007).

Tabel 1

Kepribadian Orang Bergolongan Darah O

Kepribadian Yang Mudah Terlihat Di

Permukaan

Kepribadian Yang Dalam Waktu Bersamaan Mudah

Tercampur & Terbawa

Memiliki idealisme yang romantis Realistis dalam memperhitungkan untung rugi dan

resiko yang akan terjadi

Menginginkan teman Kebebasan secara individualis

Tidak suka tekanan Sadar & menghargai perbedaan wewenang

Keterbukaan tanpa ada maksud lain dan

taat

Bersifat hati-hati pada orang yang bukan teman,

memiliki rahasia pribadi

Pandai dan berpikiran logis Keputusan diambil berdasarkan naluri emosional

Pertahanan diri spontan dan

berkeinginan kuat

Rasional, ambisi yang bersifat kulturistik

Berjiwa kompetisi, dengan

mementingkan status menang kalah.

Mudah melupakan kalah menang dengan segera

Individu bergolongan darah O mempunyai peran yang menonjol karena dapat menjalin

kerja sama dan senantiasa menciptakan suasana harmonis di dalam kelompok. Individu

bergolongan darah O terlihat sebagai individu yang menerima dan melaksanakan tugas

dengan tenang. Individu ini pandai menutupi masalah yang dihadapi sehingga terlihat selalu

Page 4: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Individu bergolongan darah O adalah

jenis manusia pemurah dan baik hati serta senang berbuat kebaikan. Individu ini senang

untuk membagi perasaannya dengan kerabat terdekat jika menghadapi masalah yang

sangat sulit untuk dipecahkan (Dermawan, 2006).

Individu bergolongan darah O disenangi dan dicintai karena memiliki sikap dermawan

dan berjiwa sosial yang tinggi. Individu ini juga dikenal sangat fleksibel dan mudah

menerima hal-hal baru karena mereka mengutamakan kebebasan dan ketidakterikatan.

Sekalipun demikian mereka sebenarnya keras kepala dan secara rahasia mempunyai

pendapat sendiri tentang berbagai hal. Individu bergolongan darah O juga dikenal sebagai

pribadi yang amibisius dan terkesam mau menang sendiri, sehingga lingkungan sering

menerimanya sebagai sikap yang angkuh atau sombong. Namun mereka adalah individu

yang senantiasa bersemangat mengarungi kehidupan untuk menutupi sifat iri yang

senantiasa muncul mendampingi kehidupan mereka (Dermawan, 2006).

Individu bergolongan darah A sangat sabar dalam menyelesaikan setiap masalah dan

tugas yang ada. Sebelum melakukan sesuatu, mereka akan memikirkan secara matang dan

menyusun rencana yang baik. Selain itu individu ini akan menyelesaikan tugas-tugasnya

secara serius, konsisiten, tekun, sabar dan tenang. Individu bergolongan darah A memiliki

karakter yang tegas, dapat diandalkan dan dipercaya tetapi keras kepala. Namun individu ini

berusaha membuat dirinya sewajar dan seideal mungkin (Dermawan, 2006).

Individu bergolongan darah A dapat terlihat menyendiri dan jauh dari orang-orang,

namun demikian mereka mencoba menekan perasaan dan senanatiasa terlihat tegar.

Individu ini juga sering merasa panik dan bimbang pada suasana yang dianggapnya tidak

nyaman sehingga cenderung keras terhadap orang-orang di sekitar yang tidak sependapat

dengan diri mereka. Individu ini senang berada di lingkungan orang-orang yang

bertemperamen sama, memiliki sifat yang peka dan sensitif. Individu bergolongan darah A

memiliki rasa tanggung jawab yang besar, maka individu ini selalu menjalankan

kehidupannya secara serius, sangat hati-hati, dan penuh pertimbangan (Dermawan, 2006).

Tabel 2

Kepribadian Orang Bergolongan Darah A

Kepribadian Yang Mudah Terlihat Di

Permukaan

Kepribadian Yang Dalam Waktu Bersamaan Mudah

Tercampur & Terbawa

Kontrol diri, sopan, dan berakal sehat Selalu ingin keluar dari situasi saat ini

Bekerja sama, menghargai kebersamaan

tim

Tidak percaya pada orang lain, ingin menjauhi

diri dari orang lain

Tinggi hati Mencari teman yang dapat mematuhi dirinya

Simpatik dan baik hati Bersikap dingin, mementingkan urusan

masing-masing baik diri sendiri atau orang lain

Berhati-hati dan teliti Bersikap tegas

Dari luar terlihat baik dan tenang Dari dalam terlihat egois dan keras kepala

Emosi yang terlihat tampak wajar Cepat naik darah

Individu bergolongan darah B cenderung selalu penasaran dan tertarik terhadap segala

hal, serta mempunyai bayak kegemaran dan hobi. Individu ini juga mampu mengerjakan

beberapa kegiatan secara serempak. Individu cepat merasa bosan terhadap hal-hal yang

Page 5: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

dikerjakannya, namun mereka juga dikaruniai keterampilan untuk memilih prioritas hal yang

penting untuk dikerjakan. Individu berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam berbagai hal

yang dikerjakan, sehingga terkesan memiliki semangat yang kuat, kreatif dan optimis dalam

menyelesaikan masalah meskipun tindakan yang dilakukan sering mendadak dan tidak

terduga (Dermawan, 2006).

Tabel 3

Kepribadian Orang Bergolongan Darah B

Kepribadian Yang Mudah Terlihat Di

Permukaan

Kepribadian Yang Dalam Waktu Bersamaan Mudah

Tercampur & Terbawa

Berhati panas, penuh emosi Pertimbangan praktis dan emosinya tidak ikut

disertakan

Suka menyendiri Bersifat menjaga jarak dengan teman

Tidak bersosialisasi, pemalu Bersifat terbuka, mudah percaya terhadap orang

lain

Temperamental Tidak mudah terbawa emosi, berkepala dingin

Berminat dalam banyak hal Terlalu gampang curiga

Tidak berhati-hati, ceroboh Penuh perhitungan

Cepat dalam pengambilan keputusan Tindakan dilakukan dengan keragu-raguan

Dari penampakan luar, individu bergolongan darah B terlihat ceria, bersemangat, dan

antusias. Namun sebetulnya hal ini sama sekali berbeda dengan yang ada dalam diri

mereka. Individu bergolongan darah B mengutamakan kesendirian karena individu ini adalah

pribadi yang kurang berminat dalam bersosialisasi dengan banyak orang. Pada kehidupan

sehari-hari individu ini menjalani hidup dengan apa adanya, cenderung mengabaikan adat

kebiasaan yang selama ini berlaku, sehingga terkesan tidak terkendali. Individu ini senang

melakukan eskperimen karena kreativitas mereka yang tinggi (Dermawan, 2006).

Tabel 4

Kepribadian Orang Bergolongan Darah AB

Kepribadian Yang Mudah Terlihat Di

Permukaan

Kepribadian Yang Dalam Waktu Bersamaan Mudah

Tercampur & Terbawa

Berminat berpartisipasi di lingkungan

sosial

Menjaga kehidupan pribadi dan menghargai hobi

Pandai menjaga hubungan manusia,

baik hati

Menjaga jarak dengan orang lain, individualis

Kurang rasional Suka memimpikan hal yang bersifat fantasi

Harmonis bersama orang lain Suka berpura-pura atau “bermuka dua”

Pembawaan tenang Bebas, emosinya tidak stabil

Menghargai suatu usaha Kurang sabar

Menjauhi pertengkaran, damai Keberanian dalam menghadapi kematian

Individu bergolongan darah AB terlihat mempunyai dua kepribadian. Pada satu sisi

individu bergolongan darah AB memiliki perasaan yang sensitif dan lembut. Individu ini tidak

akan bertingkah laku kasar meskipun mereka diperlakukan secara kasar. Individu ini dikenal

Page 6: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

dengan pribadi yang perhatian dan peduli terhadap perasaan orang lain, serta senang

membantu orang lain tanpa pamrih saat dimintai bantuan oleh orang lain, sehingga individu

ini populer dengan kebaikan hatinya. Individu ini juga dikenal sebagai pribadi yang terlalu

berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga terkesan tidak tegas dan cenderung

lambat saat memberikan reaksi dalam menghadapi suatu masalah (Dermawan, 2006).

Pada sisi yang lain individu bergolongan darah AB terlihat bersikap keras dengan diri

sendiri maupun dengan orang-orang sekitarnya, karena memang individu ini dikaruniai

dengan keterampilan dalam pengendalian diri yang baik. Akibatnya, individu bergolongan

darah AB dinilai sebagai individu yang dingin dan tidak peduli pada urusan di luar urusan

dirinya sendiri jika memang tidak ada orang lain yang meminta bantuannya secara langsung.

Individu ini cenderung memiliki pemikiran yang kritis, rasional, dan mendalam saat

menghadapi suatu masalah. Akibatnya individu ini membutuhkan waktu untuk menyendiri

dalam memikirkan masalah yang sedang dihadapi (Dermawan, 2006).

Temperamen Berdasarkan Golongan Darah

Secara umum, masing-masing golongan darah yang ada mempengaruhi manusia itu

sendiri. Tindakan dari suatu karakter, temperamen, cara menunjukkan kepada orang lain dan

cara orang lain memandang individu, itu semua dapat dipengaruhi berdasarkan golongan

darahnya. Pada tabel berikut ini diperlihatkan karakteristik temperamen manusia beserta sisi

positif dan sisi negatif dari temperamen itu sendiri (Nomi, 2007).

Tabel 5

Karakteristik Temperamen Orang Bergolongan Darah O

Karakteristik Temperamen Sisi Positif Sisi Negatif

Berorientasi pada

tujuan

Memiliki kekuatan dalam

menyelesaikan sesuatu

Memiliki kecakapan

Memiliki pemikiran yang kuat

Ambisi berlebihan

Tidak teratur dalam bekerja

Tidak punya strategi untuk

melakukan sesuatu

Memiliki keinginan

yang lurus

Memiliki rasa cinta yang kuat

Bertindak berdasarkan kata

hati

Serakah

Monopoli

Egois

Merasakan relasi yang

kuat secara responsif

Memiliki jiwa pelindung

Setia/loyal

Berorientasi pada otoritas

Posesif

Suka bersaing Memiliki naluri yang kuat

Benci kekalahan

Penuh percaya diri

Semangat juang tinggi

Agresif berlebihan

Mengabaikan hal lain kecuali

persaingan

Tidak suka dikontrol Independen

Bebas berpendapat

Memiliki harga diri tinggi

Suka memberontak

Suka bertengkar

Keras kepala

Romantis Memiliki mimpi dan visi

Puitis

Kaya akan emosi

Kekanan-kanakan

Isi pembicaraan tidak jelas

Page 7: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Memutuskan sesuatu

berdasarkan fakta

Berpegang teguh pada

sesuatu yang praktis

Vitalitas tinggi

Perspektif kuat

Mengutamakan uang

Sangat mementingkan materi

Pemikirannya lurus Taat

Naluri yang baik

Sederhana

Kurang kuat secara general

Mementingkan arti

persahabatan

Hangat

Senang menolong

Memikirkan arti keluraga

Membeda-bedakan

Mementingkan kerabat saja

Menunjukkan sikap memihak

Mementingkan arti

cinta

Ramah

Terbuka

Memuji berlebihan

Suka ikut campur segala

sesuatu atas nama cinta

Sangat berhati-hati

terhadap orang yang

bukan teman

Tidak mudah percaya pada

orang lain

Tidak banyak bicara

Diskriminatif

Mudah gugup terhadap orang

yang bukan teman

Sayang terhadap milik

pribadi

Menghargai milik pribadi

Menjaga milik pribadi dengan

baik

Orangnya mudah berubah

Memeperlihatkan rasa suka

atau tidak suka secara nyata

Menonjolkan diri dan

mengekspresikan diri

sendiri dengan kuat

Ekspresi diri yang kuat

Keceriaan yang nyata

Memberikan teladan yang

baik

Tinggi hati saat berpendapat

diri sendiri

Terlalu banyak bicara

Pandai berkomunikasi Teoretis

Persuasif yang baik

Mudah beradaptasi dengan

lawan bicara

Pandai berbicara tanpa ada

landasan yang kuat

Perkataan dan tidakan tidak

sejalan

Memiliki prinsip dalam

bertindak

Tindakannya jelas dan terarah

Berani dalam bertindak

Cenderung memutuskan

sesuatu tanpa berpikir matang

Tidak menyimpan

perasaan tertentu

terlelu lama

Ramah

Murah hati

Mudah menyesuaikan diri

Mudah marah

Tidak peka akan persaan

orang lain

Memiliki kesadaran

sosial yang tinggi

Memiliki pengertian kuat

dalam hal politik

Menjaga hubungan baik

dengan sesama

Orang yang banyak menuntut

dalam hal yang disukai

maupun tidak disukai

Tabel 6

Karakteristik Temperamen Orang Bergolongan Darah A

Karakteristik Temperamen Sisi Positif Sisi Negatif

Mudah khawatir terhadap

lingkungan sekitar

Berinisiatif

Berempati

Gemar melayani

Terlalu memikirkan apa kata

lingkungan sekitar

Mudah merasa tertekan

Pemalu

Menginginkan hubungan

antar manusia yang

damai

Berpembawaan tenang

Mau berkorban untuk orang

lain

Mengutamakan keamanan diri

sendiri

Kurang tulus dalam mendapatkan

Page 8: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Pengertian dalam berteman kedamaian

Lambat dalam membuka

hati

Tidak mudah dibohongi

Benar-benar memperhatikan

orang lain

Tidak suka mengambil

keuntungan

Tidak percaya orang lain

Mudah curiga

Menghormati aturan dan

tatacara

Memiliki jiwa sosial

Serius

Disiplin

Kaku

Tidak pandai dalam mengambil

keputusan

Menghargai pendapat

orang lain

Sopan dan hormat

Menghargai kerjasama tim

Terlalu membeda-bedakan orang

lain

Mengontrol tindakan

maupun ekspresi

Moderat

Memiliki tatakrama yang baik

Tidak mudah mengeluarkan

opini yang menyakitkan hati

Tidak tahu apa yang dipikirkan

dalam hati

Suka menyimpan rahasia

Dingin

Pemikirannya mudah

berubah karena

terpengaruh dari orang

lain

Konsisten

Dewasa

Senang memberi salam

terhadap orang lain

Tidak fleksibel

Keras kepala

Terburu-buru mengambil keputusan

Dapat membedakan

antara benar dan salah

Bertindak sesuai dengan

prinsip

Tegas dalam bertindak

Terlalu keras kepala

Terlalu teoretis

Terlalu menghakimi sesuatu hal

secara detail

Pesimis terhadap masa

depan

Berhati-hati

Bijaksana

Menekankan sisi negatif pada

sesuatu

Tidak percaya diri

Masa lalu dianggap

sebagai hal yang baik

Tegas

Rapi dan teratur

Tidak mudah menyesal

Takut kekalahan

Perfeksionis Berhati-hati dalam bekerja

Bertanggung jawab

Gigih dan teguh

Banyak alasan untuk menutupi

kesalahan

Bertele-tele

Gigih dalam berusaha Sangat sabar

Disiplin diri yang kuat

Teguh dalam pendirian

Hanya melakukan apa yang

diperintahkan

Tidak puas dengan

keadaan yang sekarang

Aktif bereaksi terhadap

sesuatu

Menginginkan kemajuan

Menghindari masalah

Mudah marah

Takut dalam menghadapi sesuatu

Lemah dalam

mempertahankan

sesuatu yang disukai

Berpikir moderat

Tidak mudah terobsesi pada

sesuatu

Mudah menyerah

Tidak cermat

Penyembuhan luka batin

yang lambat

Benci kekalahan

Berperasaan halus

Pendendam

Saat marah sangat sulit untuk

diredakan

Memiliki tujuan hidup Berbakat dan bermoral Merasa diri sendiri paling benar

Page 9: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

berkaitan demi

kepentingan masyarakat

Rela untuk berkorban Terlalu sering merasa tidak puas

Page 10: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Tabel 7

Karakteristik Temperamen Orang Bergolongan Darah B

Karakteristik Temperamen Sisi Positif Sisi Negatif

Tidak suka mengikuti

aturan yang ada

Bebas

Independen

Mandiri

Egois

Terlalu individualistis

Berkonsentrasi pada

banyak hal

Gigih dan tekun

Sangat tertarik untuk

melakukan penelitian

Terlalu menghabiskan banyak

waktu

Tidak memiliki satu keahlian

khusus

Selalu optimis pada masa

depan

Berpikir positif

Berpikiran maju

Berjiwa perintis dan berani

Egois

Ceroboh

Kekanak-kanakan

Gejolak perasaannya

besar

Mengesankan

Baik dan lembut

Bertindak berdasarkan

kehendak sendiri

Mudah gugup

Saat sakit hati mudah

sembuh

Perasaannya simple

Memiliki rasa percaya diri

Mudah dibohongi

Mudah terjebak

Tidak memikirkan urusan

rumah tangga, tetapi

berusaha mengalihkan

dengan kegiatan lain

Hidup untuk pekerjaan dan

masyarakat

Posisinya kuat dalam

lingkungan masyarakat

Kurang bertanggung jawab

terhadap rumah maupun

keluarga

Tahu apa yang baik dan

buruk dalam melakukan

sesuatu

Berpikiran terbuka

Berhati lapang

Tulus

Kurang perhatian kepada orang

lain

Tindakan berada di luar aturan

Memiliki pemikiran yang

fleksibel

Kaya akan ide

Berpikir secara luas

Mudah teralihkan perhatian

Pemalu dan punya sifat

berbelit-belit

Menarik hati

Rendah hati dalam berbicara

maupun bertindak

Kurang bersosialisasi

Suka memberontak

Membuka hati tanpa

diskriminasi

Terbuka

Demokratis

Berpembawaan hangat

Kurang hati-hati

Kurang sopan

Tidak dibatasi oleh aturan

setempat

Lapang dada

Mandiri

Kurang memeprhatikan hal-hal

secara detail

Tidak memikirkan aturan

yang berlaku

Kreatif

Suka akan kemajuan

Tidak tunduk pada otoritas

Tidak teratur

Sombong

Transisi aktivitasnya

cepat

Penuh semangat

Bertanggung jawab atas

pilihan hidup

Kurang cermat

Selalu tergesa-gesa

Kurang tenang

Menghargai keputusan

yang akurat

Sangat obyektif

Adil

Penuh perhitungan yang

Tidak tegas

Pendiriannya tidak tetap

Mudah ragu-ragu

Page 11: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

matang

Pemikirannya praktis dan

spesifik

Perencanannya bersifat

praktis, tepat guna

Ilmiah

Tidak punya mimipi

Tidak punya filosofi hidup

Kurang memiliki prinsip

Page 12: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Tabel 8

Karakteristik Temperamen Orang Bergolongan Darah AB

Karakteristik Temperamen Sisi Positif Sisi Negatif

Kaya akan pemikiran

yang rasional

Rasional

Cerdas

Analisis yang baik

Tipe konsisten

Tidak terlalu simpatik

Mudah menelantarkan tugas

Pertimbangan dan

analisisnya tajam

Cerdas

Pemikiran yang modern

Suka mengkritik

Sarkastik

Suka menyakiti perasaan

orang lain

Ingin berpartisipasi

dalam masyarakat

Loyal

Memiliki hati pelayanan sosial

Kurang rendah hati

Terlalu ambisius

Pandai membina

hubungan

Adil

Memiliki kemampuan

berbisnis

Keinginan untuk mendominasi

Menjadi orang ketiga dalam

suatu hubungan

Harmonis di tengah

lingkungan masyarakat

Suka memberi bantuan

secara inisiatif tersendiri

Mudah dipengaruhi orang lain

Pada satu sisi

kurangnya kontrol

emosi

Berkepala dingin

Ceria

Monoton

Sifat kemanusiaan dan

emosional kurang peka

Pada sisi lain

cenderung mudah

terusik emosinya

Loyal terhadap diri sendiri

Emosi terhadap peistiwa kecil

Berkarakter ganda

Mudah melarikan diri dari

masalah

Orang yang

mengesampingkan

jarak

Adil

Tidak terlalu membeda-

bedakan teman

Tidak terbuka

Kurang menekankan

perasaan dalam

persahabatan

Membenci kemunafikan

manusia

Bermoral

Perasaan kuat untuk

menuntut keadilan

Kurang dalam hal toleransi

dan kemurahan hati

Berkonsentrasi tinggi

tapi tidak dapat

bertahan

Efisien

Cepat tanggap dalam hal-hal

penting

Kurang sabar

Mudah menyerah

Tidak menyelesaikan hal

secara tuntas

Diversifikasi dalam

pemikiran maupun

interpretasi

Pandai dalam diversifikasi

bisnis

Pemikirannya luas

Jarang merefeleksikan dirinya

sendiri

Tertarik akan dongeng

fantasi

Memiliki banyak impian

Berinspirasi

Sentimentil

Kekanak-kanakan

Menyimpang dari realitas

Tidak terlalu banyak

melibatkan diri dalam

hobi

Sederhana

Kontrol diri kuat

Kurangnya penghiburan bagi

diri sendiri

Page 13: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Kehidupan ekonomi

seimbang

Berkemampuan mengatur dan

mengelola ekonomi

Bertanggung jawab terhadap

masalah ekonomi

Pikirannya terlalu materialistis

Dapat berpikir licik demi

mendapat materi

Menginginkan

kestabilan minimum

dalam kehidupan

Konsisten

Sangat berhati-hati

Tidak serakah

Terlalu menjaga kehidupan

pribadi

Tidak suka mengambil resiko

Menjauhkan dari

kekuatan untuk

melarikan diri

Damai

Kurang berkeinginan untuk

berkuasa

Sopan, rendah hati, dan

sederhana

Tekad kurang bulat

Hanya suka mengamati tanpa

mengambil tindakan

Meminta pendapat

orang lain pada

masalah penting

Berhati-hati

Demokratis

Kurang kuat dalam

mengambil keputusan

Mengalihkan tanggung jawab

pada orang lain

Ritme Emosi Berdasarkan Golongan Darah

Pada tubuh manusia darah ada pada seluruh tubuh, mulai dari bagian dalam organ,

cairan limpa, rambut sampai dengan kuku. Berdasarkan sudut pandang psikologis, masing-

masing golongan darah menimbulkan perbedaan pembentukan emosi pada tubuh manusia.

Berikut ini akan ditujukan kurva emosi untuk keempat golongan darah.

Gambar 1. Ritme emosi golongan darah O.

(Sumber: Robbins, 2005)

Page 14: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Pada individu yang bergolongan darah O, dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya

adalah orang yang tenang dan dapat berdiri teguh, karena memiliki stabilitas emosi sampai

batas wajar. Namun apabila terdapat tekanan melebihi ambang batas maka perasaannya

tiba-tiba akan berubah menjadi tidak menentu. Individu yang bergolongan darah O pada saat

situasi tertekan dan mengancam dirinya, maka stabilitas emosinya akan menjadi tidak teratur

sehingga sering terlihat panik dan bingung tanpa memikirkan jalan keluar dari situasi yang

dianggap mengancam bagi dirinya sendiri (Nomi, 2007).

Gambar 1. Ritme emosi golongan darah A.

(Sumber: Robbins, 2005)

Individu yang bergolongan darah A, grafiknya bertolak belakang dengan individu yang

bergolongan darah O. Pada kehidupan sehari-hari individu bergolongan darah A adalah

orang yang penuh dengan kekhawatiran karena pada dasarnya memang tidak memiliki

stabilitas emosi. Individu bergolongan darah A cenderung sangat terpengaruh oleh tekanan

yang berasal dari lingkungan, terlebih bila tekanan dari lingkungan bertambah besar, maka

gejolak dalam hatinya juga bertambah besar, namun individu bergolongan darah A memiliki

kepercayaan diri yang pada saat dibutuhkan akan membuat emosinya menjadi stabil kembali

(Nomi, 2007).

Page 15: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Gambar 1. Ritme emosi golongan darah B.

(Sumber: Robbins, 2005)

Individu yang bergolongan darah B memiliki kondisi emosi yang tidak stabil dan tidak

konsisten. Gejolak perasaannya tidak terlalu berhubungan dengan perubahan kondisi

lingkungan sekitar.Tekanan dari lingkungan sekitar tidak akan terpengaruh terhadap individu

bergolongan darah B. Banyak dari antara individu bergolongan darah B lebih sensitif

terhadap gerak perubahan dalam hati mereka sendiri. Walaupun terkena tekanan yang

besar, mereka tetepa dapat menunjukkan kemampuannya tanpa halangan (Nomi, 2007).

Page 16: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Gambar 1. Ritme emosi golongan darah AB.

(Sumber: Robbins, 2005)

Individu yang bergolongan darah AB digambarkan dengan garis yang benar-benar

berbeda dengan gambar yang lain.Mereka mempunyai dua sisi keteraturan bagai air dan

juga sisi ketidakstabilan yang tidak dapat ditanggulangi sendiri. Hal ini menunjukkan adanya

dua temperamen dari individu bergolongan darah AB. Temperamen individu bergolongan

darah A dan B yang bertolak belakang itu secara bersamaan dibawa oleh orang yang

bergolongan darah AB. Pada kehidupan sehari-hari, sisi yang tenang lebih mudah terlihat

dan ketika tekanan bertambah tinggi, maka ketidakstabilan akan terlihat (Nomi, 2007).

Definisi Kepribadian

Gordon W. Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psikofisik

yang dinamis dari dalam diri individu, yang menentukan perilaku yang khas dari individu

tersebut (Suwarto, 1999). Lain halnya dengan Greenberg dan Baron (1997) yang

mengemukakan bahwa kepribadian adalah suatu pola yang unik dan relatif stabil. Hal ini

tercermin dari tingkah laku, cara berpikir, dan emosi yang ditunjukkan oleh individu.

Kepribadian individu merupakan sesuatu yang relatif stabil sepanjang kehidupan (Suwarto,

1999).

Selain itu, menurut Larsen dan Buss (2002), kepribadian adalah seperangkat ciri-ciri

psikologis dan mekanisme pada diri individu yang diorganisasi dan bertahan lama. Hal

tersebut dapat mempengaruhi proses interaksi dan adaptasi individu terhadap

lingkungannya. Larsen dan Buss (2002) mengungkapkan ciri-ciri psikologis merupakan

Page 17: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

karakteristik-karakteristik yang menggambarkan perbedaan seseorang dengan yang lainnya

dan mekanisme lebih mengacu pada proses-proses kepribadian. Ciri-ciri dan mekanisme

psikologis yang ada dalam diri individu diorganisasi atau diatur berdasarkan situasi-situasi

yang dihadapi oleh individu tersebut.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan

suatu ciri dan mekanisme psikologis yang dimiliki oleh individu, yang membedakan individu

tersebut dalam menghadapi suatu situasi. Kepribadian ini dapat dilihat dari emosi, tingkah

laku, dan cara berpikir individu yang bersangkutan. Kepribadian setiap individu berbeda

antara satu dengan yang lain, tergantung dari proses pembentukan dan situasi yang sedang

dihadapi oleh individu tersebut.

Determinan Kepribadian

Pembentukan kepribadian dalam diri individu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut

Robbins (1996), kepribadian dibentuk dari faktor keturunan (genetik), lingkungan dan situasi.

Berdasarkan faktor keturunan, kepribadian yang dibentuk adalah berupa sosok fisik, raut

wajah, jenis kelamin, temperamen, dan karakteristik lain yang dipengaruhi oleh faktor

genetik.

Berdasarkan faktor lingkungan, kepribadian dibentuk melalui pengaruh budaya.

Keluarga, teman sebaya, kelompok sosial, dan norma masyarakat ikut berpengaruh

terhadap pembentukan kepribadian individu. Apabila lingkungan menetapkan norma, sikap,

dan nilai, maka individu akan menyerap nilai tersebut, dan menjadikannya bagian dari

kepribadian individu (Robbins, 1996). Dalam pendekatan ini, faktor keturunan menentukan

batas-batas kepribadian, namun potensi kepribadian individu akan ditentukan dari cara

individu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya (Robbins, 1996).

Berdasarkan faktor situasi, faktor ini melengkapi kepribadian dari hasil keturunan dan

lingkungan (Suwarto, 1999). Kepribadian individu umumnya konstan, namun perilaku yang

muncul dapat berubah seiring dengan situasi yang dihadapi oleh individu. Pada dasarnya, ke

tiga faktor pembentuk kepribadian ini saling berperan dalam pembentukan kepribadian

individu, untuk dapat menghasilkan suatu kepribadian yang mantap dan stabil (Robbins,

1996).

Trait Kepribadian Big-five

Allport merupakan salah satu tokoh yang mengembangkan pendekatan trait

kepribadian. Ia mengemukakan bahwa konsep trait memiliki dua arti yang berbeda, namun

saling melengkapi (Allport, 1937). Di satu sisi, trait merupakan kecenderungan yang dapat

dilihat (observed) dari tingkah laku, dengan cara tertentu. Di sisi lain, trait merupakan

disposisi kepribadian yang harus disimpulkan (inferred) yang menghasilkan kecenderungan

tersebut. Menurut Chaplin (2000), Trait merupakan suatu pola tingkah laku yang relatif

menetap secara terus-menerus dalam suatu situasi yang serupa. Salah satu penelitian

mengenai trait yang terkenal adalah trait kepribadian big-five (Raad, 2000).

Teori kepribadian big-five adalah teori dikemukakan oleh Goldberg (Gregory, 2000).

Dalam penelitiannya mengenai analisis faktor trait kepribadian, ia mengidentifikasi beberapa

konsistensi yang kemudian dinamakan sebagai dimensi big-five. Selain itu, trait kepribadian

Page 18: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

big-five pertama kali dipublikasikan oleh Fiske pada tahun 1949 (The Big 5 Personality

Factors, 2006). Sampai dengan saat ini, telah dilakukan berbagai penelitian yang

berhubungan dengan teori tersebut.

Digman mengatakan para ahli psikologi kepribadian telah menyetujui bahwa ada lima

faktor kepribadian yang kokoh, yang dikenal dengan nama model kepribadian lima faktor

(dikutip oleh Handoyo, 2001). Model kepribadian lima faktor ini dapat menjadi taksonomi

untuk mengklasifikasi kepribadian. Model kepribadian lima faktor ini, kemudian dikenal

dengan nama big-five. Selain itu, Nikolaou dan Robertson (2001) juga mengatakan bahwa

teori kepribadian big-five telah melengkapi disiplin psikologi kepribadian. Teori big-five juga

telah mendominasi kajian mengenai kepribadian, bahkan dalam bidang psikologi industri dan

organisasi.

Sejarah Trait Kepribadian Big-Five

Perkembangan model kepribadian lima faktor (big-five), telah dimulai oleh Allport dan

Odbert (Raad, 2000). Mereka mencoba mengidentifikasi perbedaan-perbedaan individual

yang ada, dengan cara mengumpulkan seluruh istilah yang relevan dari Kamus Bahasa

Inggris Webster. Allport melakukan penelitiannya dengan bertumpu pada hipotesis lexical.

Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Sir Francis Galton, yang menyatakan bahwa

perbedaan individual yang paling penting akan dikodekan dalam bahasa. Pada waktu yang

bersamaan, Thurstone juga menganalisa 60 kata sifat yang umum. Ia mengidentifikasi lima

faktor, yang akan memungkinkan munculnya big-five.

Raymond Cattell menggunakan istilah trait-descriptive dari Allport dan Odbert sebagai

awal analisis stuktur kepribadiannya (Raad, 2000). Ia menggunakan daftar istilah yang

mengandung 4.500 sifat-sifat tetap, dan mengurangi daftar istilah tersebut menjadi 171

cluster. Ia mengakhiri kerjanya dengan 35 cluster kepribadian. Ketika peneliti lainnya

mengulangi analisis Cattell, mereka hanya menemukan lima faktor yang dapat diandalkan.

Goldberg (1993) menyatakan bahwa Cattell adalah bapak intelektual dari model kepribadian

lima besar (big-five).

Donald Fiske merupakan orang yang pertama kali mengumpulkan lima faktor yang ditiru

dari variabel-variabel urutan Cattell (Raad, 2000). Ia mengambil 22 variabel dari 35 cluster

Cattell, dan menemukan lima faktor yang direplikasi melalui sampel penilaian pribadi,

penilaian pengamat, dan penilaian teman sebaya. Nama yang diberikan Cattell untuk ke lima

faktor yang ditemukannya adalah Confident Self-Expression (I), Social Adaptability (II),

Conformity (III), Emotional Control (IV), dan Inquiring Intellect (V).

Tupes dan Christal memberikan kontribusi utama berikutnya. Mereka menguji struktur

faktor dari 22 deskripsi yang disederhanakan dalam delapan sampel dan mengidentifikasikan

lima faktor yang secara relatif kuat dan berulang (Raad, 2000). Mereka menamai faktor-

faktor ini sebagai (I) surgency, (II) agreeableness, (III) dependability, (IV) emotional stability,

dan (V) culture.

Warren Norman juga menyetujui model lima faktor dengan menggunakan seperangkat

variabel-variabel Cattell yang terpilih. Dari hasil kerjanya, kemudian muncul lima faktor yang

disebut Norman sebagai Norman’s Big Five atau sering di sebut big-five. Big-five terdiri dari

extraversion, emotional stability, agreeableness, conscientiousness, dan culture (openness

to experience). Lewis R. Goldberg (1990, 1992, 1993) mengikuti kerja Norman dengan

Page 19: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

melakukan sederetan penelitian untuk mengkaji struktur yang mendasari istilah-istilah sifat.

Dari hasil penelitian tersebut, Goldberg menemukan lima faktor kepribadian yang terdiri dari

surgency/extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability/neuroticism,

dan intellect/openness to experience.

Karakteristik Trait Kepribadian Big-Five

Trait kepribadian big-five terdiri atas lima tipe. Trait kepribadian big-five ini bersifat

universal dan telah banyak dikembangkan di berbagai negara, seperti Amerika, Belanda,

Jerman, dan lain sebagainya (Raad, 2000). Selain itu, teori kepribadian big-five dapat

digunakan untuk penelitian lintas budaya dan untuk berbagai situasi, dengan hasil yang

relatif stabil (Raad, 2000). Menurut Soldz dan Vaillant, teori ini juga relatif stabil jika diberikan

pada individu di awal masa dewasa muda (Five-factor model, 2006). Teori big-five juga telah

digunakan untuk berbagai penelitian di bidang pendidikan dan organisasi, yang bertujuan

untuk meningkatkan pemahaman terhadap fungsi kepribadian (Ryckman, 2004).

Tipe-tipe Trait Kepribadian Big-Five

Teori kepribadian big-five ini terdiri atas lima tipe yang saling berhubungan, yaitu

Openness to experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan

Neuroticism/emotional stabillity (OCEAN). Berdasarkan NEO – Personality Inventory –

Revised (NEO-PI-R), setiap dimensi terdiri atas beberapa faset (Pervin & John, 1997),

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Selain itu, setiap tipe mempunyai rentang trait, dari yang positif sampai dengan yang

negatif (Greenberg & Baron, 1997; Pervin, 1996; Pervin & John, 1997). Trait tersebut dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tipe openness to experience merupakan tipe kepribadian yang rentang trait-nya dari

imajinatif, sensitif, intelektual, sampai dengan trait yang bersifat tidak sensitif dan konservatif

(Handoyo, 2001; Greenberg & Baron, 1997; Robbins, 1996). Tipe ini memiliki 6 faset, yaitu

fantasy, aesthetics, feelings, actions, ideas, dan values (Pervin & John, 1997). Menurut

Corsini (2002), Fantasy merupakan suatu gambaran mental, mimpi, atau khayalan yang

terjadi dari keinginan dan harapan yang disadari, maupun yang tidak disadari. Aesthetics

merupakan minat terhadap suatu elemen seni, seperti seni pahat, musik, puisi, yang

berdasarkan pada rasa suka dan tidak suka terhadap kegiatan tersebut. Feelings adalah

suatu keadaan emosional, afeksi, atau intuisi. Actions merupakan suatu proses yang

berhubungan dengan hasil dari suatu kinerja. Ideas adalah suatu gambaran mental atau

kognisi yang muncul tanpa harus melalui proses persepsi dan sensori. Selain itu, values

merupakan tujuan atau standar yang biasanya berharga bagi individu atau masyarakat yang

bersangkutan.

Page 20: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Tabel 1

Skala Faset NEO-PI-R dihubungkan dengan Faktor-Faktor Trait Kepribadian Big-Five

Tipe kepribadian Big-Five Skala Faset dalam NEO–PI–R

OPENNESS TO

EXPERIENCE

Fantasi (fantasy), estetika (aesthetic), perasaan (feelings), tindakan

(actions), ide-ide (ideas), nilai-nilai (values).

CONSCIENTIOUSNESS

Kompeten (competence), perintah (order), kepatuhan (dutifulness),

prestasi (achievement), bekerja keras (striving), disiplin diri (self-

discipline), pertimbangan (deliberation).

EXTRAVERSION

Hangat (warmth), suka berkumpul (gregariousness), asertif

(assertiveness), kegiatan (activity), pencari kegembiraan

(excitement seeking), emosi positif (positive emotions).

AGREEABLENESS

Kepercayaan (trust), berterus terang (straightforwardness), altruisme

(altruism), pemenuhan (compliance), kesederhanaan (modesty),

kelemah lembutan (tendermindedness).

NEUROTICISM

Kecemasan (anxiety), permusuhan (angry hostility), depresi

(depression), kesadaran diri (self-consciousness), impulsif

(impulsiveness), mudah terluka (vulnerability).

Tabel 2

Faktor dan Skala Trait Kepribadian Big-Five

Karakteristik Nilai Tinggi Skala Trait Karakteristik Nilai Rendah

Ingin tahu, ketertarikan

yang luas, kreatif, original,

imajinatif, modern

OPENNESS TO EXPERIENCE

(O)

Mengukur keinginan proaktif

dan pengalaman berharga bagi

diri sendiri; toleransi dan

eksplorasi dari hal-hal yang

tidak familiar.

Konvensional, biasa-biasa

saja, tidak memiliki

ketertarikan, tidak artistik,

tidak analitis

Terorganisasi, dapat

diandalkan, pekerja keras,

disiplin, tepat waktu, teliti,

rapi, berambisi, tekun

CONSCIENTIOUSNESS (C)

Mengukur derajat organisasi

individu, persisten, dan motivasi

dalam mengarahkan tujuan.

Berlawanan dengan individu

yang banyak bicara namun

tidak bergairah, dan ceroboh.

Tidak bertujuan, tidak dapat

diandalkan, pemalas,

ceroboh, lalai, tidak peduli,

tidak punya ambisi,

hedonistik

Sociable, aktif, senang

berbicara, berorientasi

pada manusia, optimis,

menyenangkan, penuh

kasih sayang

EXTRAVERSION (E)

Mengukur kuantitas dan

intensitas dari interaksi

interpersonal; level aktivitas,

kebutuhan akan stimulasi, dan

kapasitas kesenangan.

Tertutup, serius, pemurung,

dingin, berorientasi pada

tugas, pemalu, pendiam

Page 21: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Berhati lembut, baik hati,

percaya, suka menolong,

pemaaf, mudah percaya,

terus terang

AGREEABLENESS (A)

Mengukur kualitas orientasi

interpersonal, yang terentang

dari penuh belas kasihan

sampai dengan antagonis

dalam hal pikiran, perasaan,

dan tindakan.

Sinis, kejam, pencuriga,

tidak kooperatif,

pendendam, ruthless,

manipulatif

Gelisah, pencemas,

emosional, merasa tidak

aman, tidak puas diri,

hypochondriacal

NEUROTICISM (N)

Mengukur penyesuaian diri vs.

ketidak stabilan emosional.

Mengidentifikasi

kecenderungan individu

terhadap psychological distress,

ide-ide yang tidak realistis,

hasrat yang berlebihan, dan

respon coping yang

maladaptive.

Tenang, relaks, tidak

emosional, kuat, merasa

aman, memilki kepuasan diri

Tipe kepribadian conscientiousness merupakan trait yang penting pada situasi yang

mengutamakan pencapaian prestasi (Raad, 2000). Tipe ini terentang dari trait yang sifatnya

bertanggung jawab, terorganisasi, memiliki disiplin diri, sampai dengan tidak bertanggung

jawab, tidak terorganisasi, dan kurang disiplin diri (Handoyo, 2001; Greenberg & Baron,

1997; Robbins, 1996). Selain itu, tipe ini secara konsisten berhubungan dengan performansi

kerja (Raad, 2000). Dimensi conscientiousness terdiri atas tujuh faset, yaitu competence,

order, dutifulness, achievement, striving, self-discipline, dan deliberation (Pervin & John,

1997). Menurut Corsini (2002), competence adalah kemampuan mengendalikan hal-hal

dalam kehidupan, untuk menyelesaikan suatu masalah secara efektif, serta untuk mengubah

diri dan lingkungan. Order adalah kerapian dan ketelitian. Dutifullness adalah kemampuan

individu untuk berfokus pada setiap tugas yang dimilikinya. Achievement merupakan suatu

pencapaian prestasi atau pencapaian tujuan dari individu atau masyarakat. Striving adalah

sifat tangguh, berusaha, dan bekerja keras. Self-discipline adalah pengendalian dorongan

dan keinginan personal. Terakhir, deliberation adalah kemampuan untuk mempertimbangkan

suatu keadaan atau masalah dengan baik.

Tipe kepribadian extraversion merupakan tipe yang paling sering digunakan dalam alat

tes kepribadian (Raad, 2000). Extraversion merupakan salah satu prediksi yang baik bagi

keberhasilan pekerjaan. Menurut Caldwell dan Burger, individu yang extrovert memiliki

peluang yang lebih besar untuk mendapatkan promosi (dikutip oleh Raad, 2000). Tipe

kepribadian ini terentang dari sifat asertif, mudah bergaul, banyak bicara, sampai dengan

sifat tertutup, pendiam, dan pencuriga (Handoyo, 2001; Greenberg & Baron, 1997; Robbins,

1996). Tipe extraversion terdiri atas 6 faset, yaitu warmth, gregariousness, assertiveness,

activity, excitement seeking, dan positive emotions (Pervin & John, 1997). Menurut Corsini

(2002), warmth adalah kehangatan atau keramahan. Gregariousness adalah dorongan untuk

beraktivitas, berhubungan sosial, dan hidup bersama dengan orang lain. Assertiveness

Page 22: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

adalah suatu pemikiran atau gagasan yang terentang dari perilaku berkuasa, dan perilaku

patuh. Activity merupakan proses mental atau biologis yang dihasilkan dari penyimpanan

energi dalam diri individu. Excitement seeking merupakan suatu keadaan emosional yang

ditandai dengan perilaku impulsif, keinginan mencari ketegangan, dan dorongan umum

lainnya. Positive emotions adalah suatu proses mental yang ditandai dengan berbagai

perasaan dan biasanya disertai dengan pengekspresian gerakan.

Tipe agreeableness merupakan tipe yang berhubungan dengan keterampilan

interpersonal (Raad, 2000). Menurut Hogan (dikutip oleh Raad, 2000), Agreeableness

memudahkan individu dalam mengatasi masalah-masalah sosial di lingkungan. Tipe

kepribadian ini terentang dari sifat kooperatif, pemaaf, baik hati, sampai pada sifat

pendendam, dan tidak mau bekerja sama (Handoyo, 2001; Greenberg & Baron, 1997;

Robbins, 1996). Tipe Agreeableness terdiri atas 6 faset, yaitu trust, straightforwardness,

altruism, compliance, modesty, dan tendermindedness (Pervin & John, 1997). Menurut

Corsini (2002), trust adalah kepercayaan dan integritas terhadap orang lain.

Straightforwardness adalah dorongan untuk berterus terang. Altruism adalah suatu perilaku

menolong yang menyebabkan orang lain merasa aman, nyaman, dan tentram. Complience

adalah kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan saran dari orang lain. Modesty adalah

suatu sifat kesederhanaan, rendah hati, dan sopan. Tendermindedness adalah suatu

karakteristik dari trait kepribadian yang menunjukkan intelektualitas, idealisme, optimisme,

dogmatisme, dan religiusitas.

Tipe neuroticism merupakan dimensi yang terentang dari tegang, gelisah, murung,

negatif, sampai dengan tenang, bergairah, dan positif (Handoyo, 2001; Greenberg & Baron,

1997; Robbins, 1996). Tipe kepribadian ini terdiri atas 6 faset, yaitu anxiety, hostility,

depression, self-consciousness, impulsiveness, dan vulnerability (Pervin & John, 1997).

Menurut Corsini (2002), anxiety adalah suatu persaan cemas yang tidak menyenangkan,

ketakutan, dan keprihatinan atas suatu bencana atau masalah yang tidak dapat dihindari.

Hostility merupakan kemarahan yang menetap dan bercampur dengan suatu dorongan yang

kuat untuk membalas rasa sakit dan perlakuan buruk yang dialami. Depression adalah suatu

keadaan emosional, di mana individu merasa sangat sedih. Keadaan emosional ini terentang

dari rasa sedih karena tidak adanya dukungan sampai dengan perasaan murung karena

kehilangan semangat dan despair. Self-consciousness merupakan sensitivitas ekstrim

mengenai perilaku, penampilan, atau atribut lain dari diri sendiri. Sensitivitas ini menimbulkan

kesadaran yang berlebihan terhadap impresi orang lain terhadap diri individu. Impulsiveness

adalah kecenderungan untuk melakukan suatu aktivitas tanpa dipikirkan, direfleksikan, atau

dipertimbangkan akibatnya terlebih dahulu. Terakhir, vulnerability adalah suatu derajat

kerentanan individu dalam mengembangkan perilaku yang tidak sesuai, yang disebabkan

oleh suatu peristiwa.

Pengukuran Trait Kepribadian Big-Five

Saat ini, telah dikembangkan suatu kuesioner yang berhubungan dengan teori

kepribadian big-five (Pervin, 1996). Kuesioner ini disusun oleh McCrae dan Costa, dan

dinamakan NEO-Personality Inventory-Revised (NEO-PI-R). Kuesioner ini terdiri atas 300

item yang dapat menunjukkan kepribadian subyek. Setiap pernyataan menggambarkan

kondisi subyek dan terdiri atas lima skala (dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak

Page 23: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

setuju). Dalam menilai ke lima faktor tersebut, individu mendapatkan skor dari faset-faset

yang berhubungan dengan ke lima faktor tersebut. Faset-faset tersebut menunjukkan

perbedaan besar yang berhubungan dengan perilaku individu dari setiap faktor.

Pengertian Psychological Well Being

Ryff (1995) berpendapat bahwa Psychological Well Being adalah suatu kondisi

seseorang yang memiliki kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa

lalu (self-acceptance), pengembangan atau pertumbuhan diri (personal growth), keyakinan

bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan (purpose in life), memiliki kualitas hubungan

positif dengan orang lain (positive relationship with others), kapasitas untuk mengatur

kehidupan dan lingkungan secara efektif (environmental mastery), dan kemampuan untuk

menentukan tindakan sendiri (autonomy).

Sugianto (2000) menambahkan bahwa Ryff merumuskan teori Psychological Well Being

pada konsep kriteria kesehatan mental yang positif. Deskripsi orang yang memiliki

Psychological Well Being yang baik adalah orang yang mampu merealisasikan potensi

dirinya secara kontinu, maupun menerima diri apa adanya, mampu membentuk hubungan

yang hangat dengan orang lain, memilki kemandirian terhadap tekanan sosial, memiliki arti

dalam hidup, serta mampu mengontrol lingkungan eksternal.

Menurut Karl Meninger, Jones, dan Bradburn Psychological Well Being sama dengan

kebahagiaan. Sedangkan Boehm mendefinisikan Psychological Well Being sebagai

kepuasan hidup (Sugianto, 2000). Menurut Warr (dikutip oleh Suryawidjaja,1998)

Psychological Well Being adalah suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan

individu mengenai aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Diener dan Diener

(dikutip oleh Indriyanie, 1998) menyamakan Psychological Well Being dengan subjective well

being, yaitu penilaian seseorang terhadap hidupnya yang meliputi reaksi emosional terhadap

suatu peristiwa dan evaluasi sadar yang dilaporkan baik pada saat suatu peristiwa terjadi

atau secara global setelah waktu yang lama.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Psychological Well Being

adalah suatu kondisi di mana seseorang melakukan penilaian terhadap hidupnya sehari-hari

yang meliputi reaksi emosional terhadap suatu peristiwa dan evaluasi sadar yang dilaporkan

baik pada saat suatu peristiwa terjadi atau secara global setelah waktu yang lama.

Dimensi Psychological Well Being

Menurut Ryff (dikutip oleh Sugianto, 2000) ada enam dimensi dari Psychological Well

Being, yaitu (a) self-acceptance, (b) positive relationship with others, (c) autonomy, (d)

environmental mastery, (e) purpose in life, dan (f) personal growth.

Penerimaan diri (self-acceptance) adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan

merupakan ciri penting dari psychological well-being. Skor tinggi pada dimensi ini

menunjukkan bahwa individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan

menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk, dan merasa positif tentang

kehidupan yang telah dijalani. Skor rendah menunjukkan individu merasa tidak puas dengan

dirinya sendiri, merasa kecewa terhadap kehidupan yang dijalani, mengalami kesukaran

karena sejumlah kualitas pribadi dan ingin menjadi orang yang berbeda dari dririnya saat ini

(Sugianto, 2000). Aspek ini dicirikan dengan aktualisasi dan dapat berfungsi secara optimal,

Page 24: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

kedewasaan, dan penerimaan kehidupan yang dilewati. Faktor-faktor dalam aspek ini

mencakup evaluasi diri yang positif, penerimaan diri, dan orang lain (Campton, 2005).

Hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others) adalah

kemampuan seseorang dalam membina hubungan yang hangat dengan orang lain.

Seseorang yang memiliki Psychological Well Being yang baik digambarkan sebagai

seseorang yang mempunyai empati dan bersahabat. Faktor-faktor dalam aspek ini

mencakup hubungan yang dekat, hangat, dan intim dengan orang lain, membangun

kepercayaan dalam suatu hubungan, memiliki rasa empati, dan perhatian kepada orang lain

(Campton, 2005). Dimensi hubungan positif dengan orang lain dapat dioperasionalisasikan

ke dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina hubungan yang hangat

dengan orang lain. Skor tinggi menunjukkan individu mempunyai hubungan yang hangat,

memuaskan, dan saling percaya dengan orang lain, memperhatikan kesejahteraan orang

lain, mampu melakukan empati yang kuat, afeksi,dan hubungan yang bersifat timbal balik.

Skor rendah menunjukkan individu hanya mempuyai sedikit hubungan yang dekat dan saling

percaya dengan orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, dan

memperhatikan orang lain, merasa terasing dan frustrasi dalam hubungan interpersonal,

tidak bersedia menyesuaikan diri memepertahankan hubungan yang penting dengan orang

lain (Sugianto, 2000).

Otonomi (autonomy) adalah kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri. Hal ini

berkaitan dengan kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, kemandirian, dan

kemampuan mengatur tingkah laku. Faktor-faktor dalam aspek ini mencakup kemandirian,

self determined, kemampuan untuk melawan atau menghadapi tekanan sosial, dan

kemampuan untuk mengatur tingkah laku (Campton, 2005). Konsep otonomi berkaitan

dengan kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, kemandirian dan kemampuan untuk

mengatur tingkah laku. Skor tinggi menunjukkan bahwa individu mampu mengarahklan diri

dan mandiri, mampu mengahdapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri dan

mengevaluasi diri dengan standar pribadi. Skor rendah menunjukkan bahwa individu

memeprhatikan pengharapan dan evaluasi orang lain, bergantung pada penilaian orang lain

dalam membuat keputusan, menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial dalam berpikir dan

bertingkah laku (Sugianto, 2000).

Penguasaan lingkungan (environmental mastery) adalah kemampuan individu untuk

memilih atau mengubah lingkungan sehingga sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor

dalam aspek ini mencakup memiliki kemampuan untuk mengatur dan memilih lingkungan

yang kondusif untuk mencapai tujuan (Campton, 2005). Skor tinggi menyatakan bahwa

individu mempunyai sense of mastery dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol

berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, menggunakan kesempatan yang ada secara

efektif, mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-

nilai pribadi. Skor rendah menunjukkan bahwa individu mengalami kesulitan dalam mengatur

aktivitas sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan konteks di

sekitar, tidak waspada akan kesempatan-kesempatan yang ada di lingkungan, dan kurang

mempuyai kontrol terhadap dunia luar (Sugianto, 2000).

Keyakinan memiliki tujuan hidup (purpose in life) adalah kemampuan pemahaman

seseorang akan tujuan dan arah hidupnya. Faktor-faktor dalam aspek ini mencakup memiliki

makna dan arti hidup, serta memiliki arah dan tujuan hidup (Campton, 2005). Dimensi tujuan

Page 25: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

hidup dapat dioperasionalisasikan dalam tinggi rendahnya pemahaman individu akan tujuan

dan arah hidupnya. Skor tinggi menyatakan bahwa individu mempuyai tujuan dan arah

hidup, merasakan adanya arti dalam hidup masa kini dan masa lampau. Skor rendah

menunjukkan bahwa individu kurang mempuyai arti hidup, tujuan, arah hidup dan cita-cita

yang tidak jelas, serta tidak melihat adanya tujuan dari kehidupan masa lalu (Sugianto,

2000).

Pertumbuhanan pribadi (personal growth) adalah kemampuan seseorang untuk

mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan. Faktor-faktor dalam aspek ini mencakup

kapasitas untuk bertumbuh dan mengembangkan potensi, perubahan personal atau pribadi

sepanjang hidup yang mencerminkan pengetahuan diri dan efektivitas yang bertambah,

keterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman baru, dapat menerima kenyataan, mampu

membela diri, dan menghargai diri sendiri (Campton, 2005). Dimensi pertumbuhan pribadi

dapat dioperasionalisasikan dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang untuk

mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan. Skor yang tinggi menunjukkan bahwa

individu merasakan adanya pengembangan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka

terhadap pengalaman-pengalaman baru, menyadari potensi diri, dan dapat melihat

kemajuan diri dari waktu ke waktu. Skor yang rendah menunjukkan bahwa individu tidak

merasakan adanya kemajuan dan potensi diri dari waktu ke waktu, merasa jenuh dan tidak

tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap atau

tingkah laku baru (Sugianto, 2000).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well Being

Berdasarkan Ryff dan Singer (dikutip oleh Sugianto, 2000), Psychological Well Being

berkaitan dengan faktor usia, jenis kelamin, kelas sosial dan latar belakang budaya.

Kelompok umur terdiri dari tiga bagian: dewasa muda, dewasa menengah, dan dewasa

akhir. Ryff dan Singer menemukan adanya perbedaan Psychological Well Being khususnya

pada dimensi penguasaan lingkungan, dimensi pertumbuhan pribadi, dimensi tujuan hidup,

dan dimensi otonomi. Kaum wanita lebih tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang

lain dan dimensi pertumbuhan pribadi daripada kaum pria. Kelompok yang berpendidikan

tinggi memiliki dimensi tujuan hidup dan dimensi pertumbuhan pribadi yang lebih tinggi

dibandingkan kelompok yang berpendidikan rendah. Perbedaan budaya Barat dan Timur

juga memberikan pengaruh yang berbeda. Dimensi yang lebih berorientasi pada diri sendiri

(dimensi penerimaan diri dan dimensi otonomi) lebih menonjol dalam konteks budaya Barat,

sedangkan dimensi yang berorientasi pada orang lain (seperti hubungan positif dengan

orang lain) lebih menonjol pada budaya Timur.

Hal yang sama juga dipaparkan oleh Papalia, Olds, & Feldman (2004) sehubungan

dengan penelitian Ryff dan Singer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

Psychological Well Being seseorang. Maturation (kedewasaan), kedewasaan seseorang

dalam menyikapi hidupnya mempengaruhi Psychological Well Being-nya. Semakin dewasa

seseorang dalam menyikapi hidupnya, maka semakin baik Psychological Well Being. Usia,

pada masa dewasa tengah psychological well-being seseorang lebih baik karena kesehatan

mental pada masa ini lebih positif. Individu pada masa ini lebih mandiri, punya orientasi

tentang masa depan, dan penguasaan lingkungan yang lebih baik. Jenis kelamin, hasil

penelitian menunjukkan bahwa skor wanita lebih tinggi terutama pada dimensi hubungan

Page 26: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

yang positif dengan orang lain daripada pria. Pendidikan, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka psychological well-being semakin baik terutama pada dimensi

tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Pekerjaan, merupakan salah satu sumber

psychological well-being karena dapat membentuk kemandirian dan kompetensi bagi

individu. Budaya, dimensi yang lebih berorientasi pada diri (seperti penerimaan diri dan

dimensi otonomi) lebih menonjol dalam konteks budaya Barat, sedangkan dimensi yang

berorientasi pada orang lain (seperti hubungan positif dengan orang lain) lebih menonjol

pada budaya Timur.

Psychological well-being juga dipengaruhi oleh kesehatan, aktivitas sosial, agama,

perkawinan, dan kepribadian (Weiten & Lloyd, 2003), serta harga diri/self-esteem (Hogg &

Cooper, 2003). Argyle (dikutip oleh Weiten & Lloyd, 2003) menyatakan bahwa individu yang

religius memiliki Psychological Well Being yang lebih baik dibandingkan dengan individu

yang tidak memeluk agama. Sedangkan penelitian Myers dan Diener (dikutip oleh Weiten &

Lloyd, 2003) menunjukkan bahwa individu yang telah menikah memiliki Psychological Well

Being yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang tidak menikah atau telah bercerai.

Kali ini saya benar-benar ingin menguji secara ilmiah dari tinjauan pustaka tersebut.

Penelitian kecil-kecilan ini terhadap mahasiswa Strata I semester VI s.d VIII di universitas X.

Kriteria subyek ini dipilih karena peneliti berusaha sedapat mungkin menyesuaikan kriteria

subyek pada penelitian yang telah lebih dulu dilakukan di Jepang. Adapaun subyek

penelitian tersebut merupakan individu-individu yang berada pada rentang usia kerja atau

siap bekerja. Oleh karena itu, peneliti memilih subyek mahasiswa dengan pertimbangan

bahwa individu-individu ini merupakan individu yang juga berada pada rentang usia kerja

dan siap bekerja. Namun, karena suatu keterbatasan, peneliti hanya mengambil sampel dari

mahasiswa, diperoleh 150 subyek. Subyek penelitian tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin,

agama, ras, dan status pernikahan.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan

penelitian cross cultural yang mencoba membandingkan hasil penelitian serupa yang

dilakukan di Jepang dengan subyek di Indonesia Penelitian ini mencoba memberikan

gambaran tingkat psychological well being dan Big Five personality pada golongan darah O,

A, B dan AB. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel psychological well

being, variabel Big Five personality, dan variabel golongan darah sebagai variabel kontrol.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka disimpulkan sebagai berikut : Pertama,

semua subyek penelitian, baik yang bergolongan darah O, A, B maupun AB memiliki tingkat

psychological well being yang tergolong tinggi. Kedua, tingkat psychological well being juga

ditemukan tergolong tinggi pada semua subyek jika ditinjau berdasarkan tipe Big Five

Personality.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan pada populasi di

Jepang. Perbedaan temuan yang dimaksud adalah sebagai berikut. Pertama, jika dilihat

dari gambaran kepribadian yang diperoleh dari hasil penelitian di Jepang, tampak bahwa

ada tipe kepribadian tertentu yang mendominasi masing-masing golongan darah dan

Page 27: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

merupakan ciri khas yang mudah dikenali pada setiap individu dengan golongan darah

tertentu. Namun, pada penelitian ini, ditemukan bahwa tidak terdapat pendominasian tipe

kepribadian tertentu terhadap suatu golongan darah.

Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh perbedaan budaya yang berlaku di Jepang

dengan di Indonesia. Budaya yang dimaksud adalah budaya untuk berusaha tampil sesuai

dengan tuntutan masyarakat pada umumnya, yang masih sangat kental dianut oleh

masyarakat Indonesia. Akibatnya, alat ukur yang berupa kuesioner yang diisi oleh subyek

sendiri dapat saja tidak menggambarkan kepribadian subyek yang sebenarnya.

Kedua, jika ditinjau dari hasil penelitian di Jepang, diasumsikan bahwa individu dengan

golongan darah O dan A akan memiliki tingkat psychological well being yang lebih tinggi

dibandingkan dengan individu dengan golongan darah B dan AB. Namun, pada penelitian

ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan skor psychological well being pada keempat

kelompok tersebut. Bahkan, penelitian ini menemukan bahwa baik individu dengan

golongan darah O, A, B maupun AB memiliki tingkat psychological well being yang

tergolong tinggi.

Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan paradigma yang berlaku

di masyarakat Jepang dengan paradigma yang berlaku di masyarakat Indonesia.

Paradigma yang dimaksud di sini adalah penekanan mengenai golongan darah sebagai

penentu kehidupan seseorang. Seperti yang sudah dibahas pada teori sebelumnya,

masyarakat Jepang sangat mementingkan faktor golongan darah dalam kehidupan

bermasyarakatnya. Misalnya saja, dalam hal pencarian pegawai perusahaan tertentu. Hal

ini tentunya memunculkan perilaku diskriminasi terhadap golongan darah tertentu yang

diberi label golongan darah yang “buruk”. Tindakan ini tentu saja menjadi tekanan tersendiri

bagi individu yang memiliki golongan darah yang dianggap “buruk”. Akibatnya, individu

dengan golongan darah tertentu akan mengalami penurunan tingkat psychological well

being. Namun, tidak demikian yang terjadi pada masyarakat Indonesia, yang tidak

mengkotak-kotakkan individu berdasarkan tipe golongan darah.

Referensi

Allport, G. W. (1937). Personality: A psychological interpretation. NY: Henry Holt and Company.

Campton, W. C. (2005). An introduction to positive psychology. New York: Thomson

Wadsworth.

Chaplin, J. P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Corsini, R. (2002). The dictionary of psychology. NY: Brunner-Routledge.

Dermawan, A. (2006). Horoskop darah pengungkap watak dan sikap manusia. Jakarta: Der Die

Das.

Page 28: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Five-factor model. Retrieved 2006, March 18, from

http://www.personalityresearch.rg/bigfive.html

Goldberg, L. R. (1990). An alternative “description of personality”: The big-five factor structure.

Journal of Personality and Social Psychology, 59(6), 1216-1229.

Goldberg, L. R. (1992). The development of markers for the big-five factor structure.

Psychological Assessment, 4(1), 26-42.

Goldberg, L. R. (1993). The structure of phenotypic personality traits. American Psychologist,

48(1), 26-34.

Greenberg, J. & Baron, R. A. (1997). Behavior in organizations: Understanding and managing

the human side of work (6th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Gregory, R. J. (2000). Psychological testing: History, principles, and applications (3rd ed.).

Needham Heights, MA: Allyn and Bacon.

Handoyo, S. (2001). Karakteristik pekerjaan sebagai moderator penghubung antara kepribadian

dan kinerja. Dalam B. Sjabadhyni, I. Graito, & R. P. Wutun (Eds.). Pengembangan

kualitas SDM dari perspektif PIO. Depok: Fakultas Psikologi UI.

Hogg, M. A. & Cooper, J. (2003). The sage handbook of social psychology. London: Sage Publications.

Indriyanie. (1998). Profil dimensi-dimensi psychological well-being lanjut usia yang mengikuti

aktivitas sosial dengan yang tidak mengikuti aktivitas sosial. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Skripsi, tidak diterbitkan.

Larsen, R. J. & Buss, D. M. (2002). Personality psychology: Domains of knowledge about human nature. NY: McGraw Hill.

Nikolaou & Robertson. (2001). The five factor model of personality. European Journal of Work and Organization Psychology, 10(2), 161-186.

Nomi, T. (2007). Touch my heart; mengenal kepribadian anak menurut golongan darah (Setyowati, H., Penerj.). Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human development (9th ed.). New York: McGraw-Hill.

Page 29: GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL …xa.yimg.com/kq/groups/21131386/1739236573/name/GAMBARAN... · seluruh atlet berprestasi di bidang individu seperti renang, judo ... dan pribadi

Pervin, L. A. (1996). The science of personalty. NY: John Wiley & Sons.

Pervin, L. A. & John, O. P. (1997). Personality: Theory and research (7th ed. ). NY: John Wiley & Sons.

Raad, B. D. (2000). The big five personality factors: The psycholexical approach to personality. Kirkland, WA: Hogrefe & Huber.

Robbins, S. P. (1996). Organizational behavior: Concepts, controversies, applications (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Simon & Schuster.

Ryckman, R. M. (2004). Theories of personality. Mason, OH: Thomson Learning.

Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current Directions in Psychological Science, 57(6), 99-104.

Ryff, C. D. & Singer, B. (2003) Ironies of the human condition: well-being and health on the way to mortality. Dalam L. G. Aspinwall & U. M. Staudinger (Eds.), A psychology of human strengths: fundamental questions and future directions for a positive psychology (hlm. 271-281). Washington: American Psychological Association.

Sugianto, I. R. (2000). Status lajang dan psychological well-being pada pria dan wanita lajang usia 30-40 tahun di Jakarta. PHRONESIS, 2(4), 67-77.

Suwarto, F. (1999). Perilaku keorganisasian. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Suryawidjaja, A. (1998). Hubungan antara pola perilaku tipe A-B pada karyawan tingkat penyelia PT. KOKUSAI GODO PENSO, Tangerang. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Skripsi, tidak diterbitkan.

Weiten, W. & Lloyd, M. A. (2003). Psychological applied to modern life: adjustment in 21st century (7th ed.). Belmont, CA: Thomson Wadsworth