penjelasan ekuivalensi pembelajaran guru

39
TANYA JAWAB TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Upload: rakhmat-fauzi

Post on 20-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penjelasan Permendikbud no 4 tahun 2015

TRANSCRIPT

  • 1

    TANYA JAWAB

    TENTANG

    EKUIVALENSI KEGIATANPEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN

    BAGI GURU YANG BERTUGASPADA SMP/SMA/SMK

    YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013PADA SEMESTER PERTAMA

    MENJADIKURIKULUM TAHUN 2006PADA SEMESTER KEDUA

    TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  • 2

  • 3

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK.

    Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, sangat terkait dengan tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Salah satu ciri guru yang profesional adalah bersertifikat pendidik. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, guru yang bersertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi dan salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi adalah bahwa guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu.

    Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/

  • 4

    Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.

    Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah, disusun Buku Tanya Jawab tentang kemengapaan dan proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan bagi guru yang bertugas di SMP/SMA/SMK. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada umumnya.

    Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat.

    Jakarta, Februari 2015

    KementerianPendidikan dan Kebudayaan

  • 5

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..............................................................3

    A. UMUM .........................................................................9

    1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan? .......................................... 9

    2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku? ............................. 103. Apa tujuan ekuivalensi itu Dilakukan? ............................... 104. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua mata

    pelajaran? ....................................................................... 105. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi

    beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa? ............................................................................... 106. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak? ............................ 117. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di

    Sekolah Dasar? ................................................................ 118. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan

    ekuivalensi? .................................................................... 119. Berapa banyak guru bersertifikat pendidik di SMP/SMA/ SMK yang terkena dampak tidak dapat memenuhi beban

    mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sehingga tidak mendapatkan SK Tunjangan Profesi Guru? ... 1210. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain? ............................................... 1211. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki

    kekurangan beban mengajar guru? ................................... 1312. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan? ............................................ 13

  • 6

    13. Berapa jam pelajaran ekuivalensi itu diperoleh, apa kegiatan, dan bagaimana cara mengukurnya? ..................... 1314. Apakah beban mengajar 24 jam beban kerja guru itu bisa

    diekuivalensikan seluruhnya? ............................................ 1715. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/

    pembimbingan dapat dipilih oleh guru? ............................. 1716. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat

    diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? ...................................................... 18

    17. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan untuk memenuhi beban

    mengajar guru? ............................................................... 1818. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi

    kegiatan pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya? ...................................................... 18

    19. Apakah dengan melakukan kegiatan ekivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap

    muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi? .......................................................................... 19

    20. Apa himbauan pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap Dinas Pendidikan Provinsi/

    Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya? ................ 1921. Apakah ekuivalensi ini bersifat permanen? ......................... 20

    B. WALI KELAS .................................................................21

    1. Apa saja yang menjadi tugas wali kelas? ............................ 212. Apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? .............. 213. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas

    dengan orang tua/wali peserta didik? ................................. 214. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? ........................ 225. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki

    permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang

  • 7

    lainnya? .......................................................................... 226. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas? ...................... 23

    C. PEMBINA OSIS .............................................................24

    1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi? .............................. 24

    2. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? ............................... 243. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan

    pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? ............. 254. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain? .............. 255. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan Ekuivalensi? ........................................................ 256. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk

    penambahan jam ekuvalensi?. .......................................... 25

    D. MEMBINA EKSTRAKURIKULER .....................................26

    1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? ............... 262. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? ......................... 263. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ? ........................ 274. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler

    pilihan di satuan pendidikan? ........................................... 275. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan

    Ekstrakurikuler? .............................................................. 276. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler? .... 277. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan

    Ekstrakurikuler? .............................................................. 288. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan

    Ekstrakurikuler? ............................................................. 28 9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler ? ................................................ 2910. Siapakah yang berhak menjadi Pembina Kegiatan

  • 8

    Ekstrakurikuler terkait dengan ekuivalensi? ........................ 2911. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata

    pelajaran terkait ekuivalensi? ............................................ 2912. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang

    membina Kegiatan Ekstrakurikuler? .................................. 29

  • 9

    1. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan?

    Pada tahun 2013-2014, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Indonesia dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap 1 pelaksanaan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014, dan tahap II pelaksanaan pada seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran berikutnya (2014/2015).

    Pada tahun 2014 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menerapkan perubahan kurikulum secara bertahap. Langkah yang dilakukan adalah menunda pelaksanaan kurikulum baru pada sekolah yang baru melaksanakan selama 1 (satu) semester dan sekolah tersebut diharuskan kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Lalu secara bertahap Pemerintah menyiapkan sekolah dan mengimplementasikan kurikulum baru.

    Dengan adanya kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006 berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu berdasarkan Kurikulum Tahun 2006. Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi.

    Untuk mengatasi kondisi pemenuhan beban mengajar - agar mereka memperoleh tunjangan profesi - dibuat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan ekivalensi kegiatan pembelajaran pembimbingan.

    UMUM

  • 10

    2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku?

    Ekuivalensi berlaku bagi guru yang bertugas pada SMP/SMA/ SMK yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama dan berubah menggunakan Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.

    3. Apa tujuan ekuivalensi itu Dilakukan?

    Dengan melakukan ekivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan kepada peserta didik, maka guru yang bersertifikat pendidik dapat memenuhi beban kerjanya dalam mengajar minimal 24 tatap muka per minggu.

    4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua mata pelajaran?

    Tidak. Hanya mata pelajaran yang terkena imbas perubahan kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006.

    5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa? a. Mata pelajaran di SMP meliputi

    1) Bahasa Indonesia,2) Ilmu Pengetahuan Alam,3) Matematika,4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,6) Seni Budaya, dan7) TIK.

    b. Mata pelajaran di SMA meliputi1) Geografi,2) Matematika,

  • 11

    3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,4) Sejarah, dan5) TIK.

    c. Mata pelajaran di SMK meliputi1) Bahasa Indonesia,2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,3) Sejarah, dan4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

    (KKPI).

    6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak?

    Guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, yang beban kerjanya sudah bisa mencukupi 24 jam tatap muka per minggu dan bahkan bisa lebih dari itu.

    7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar?

    Guru-guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar yang telah bersertifikat pendidik tidak hanya dapat mengajar Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di sekolahnya, namun juga bisa mengajar di SD lain, SMP, SMA, atau SMK untuk mata pelajaran yang sama dengan sertifikat pendidiknya.

    8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?

    Seperti yang telah kami sampaikan bahwa guru-guru di SD tidak terkena dampak. Namun sebagian guru di SMP, SMA, dan SMK terkena dampak, yaitu tidak terpenuhinya 24 jam. Hal ini disebabkan

  • 12

    karena jumlah jam pelajaran pada struktur Kurikulum 2013 lebih banyak daripada Kurikulum Tahun 2006, yaitu dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya.

    9. Berapa banyak guru bersertifikat pendidik di SMP/SMA/SMK yang terkena dampak tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sehingga tidak mendapatkan SK Tunjangan Profesi Guru?

    Setelah kami menghitung;a. Guru bersertifikat pendidik SMP yang tidak dapat memenuhi

    beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sebanyak 94,803 orang.

    b. Guru bersertifikat pendidik SMA yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sebanyak 9,995 orang.

    c. Guru bersertifikat pendidik SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sebanyak 3,685 orang

    Secara total ada sebanyak 108,483 orang guru SMP, SMA, dan SMK yang akan tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu sehingga tidak akan mendapat SK Tunjangan Profesi. Karena itulah kebijakan ekuivalensi ini dibuat, akan guru-guru tetap mendapatkan tunjangannya.

    10. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain?

    Karena mata pelajaran-mata pelajaran tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun 2006 jumlah jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan mata pelajaran-mata pelajaran lain tidak ada perubahan yang signifikan dan tidak berdampak pada guru dalam memenuhi beban mengajarnya.

  • 13

    11. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru?

    Itu bisa saja terjadi, dan kondisinya disebabkan karena kelebihan guru di sekolah dan tidak dilakukan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Di sinilah letak koordinasi antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya dalam melakukan penataan dan pemerataan kebutuhan guru.

    12. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan?

    Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/ pembimbingan yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi:a. walikelas, b. pembina OSIS, c. guru piket, d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan,

    Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, Pencinta Alam, dan KIR, atau

    e. menjadi tutor Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan.

    13. Berapa jam pelajaran ekuivalensi itu diperoleh, apa kegiatan, dan bagaimana cara mengukurnya?

    Kegiatan, tugas, jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang, ekuivalensi beban kerja per minggu dan bukti fisik untuk masing-masing kegiatan diuraikan dalam tabel berikut:

  • 14

    Wali Kelas

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    a. Pengelolaan Kelas

    b. Berinteraksi dengan orang t ua/ wali peserta didik

    c. Penyelenggaraan Adminis trasi Kelas

    d. Penyusunan dan laporan ke ma juan belajar peserta didik

    e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik

    f. Pencatatan mutasi peserta didik

    g. Pengisian dan pembagian bu ku laporan penilaian hasil belajar

    h. dan lain-lain tugas kewali kelasan

    Satu kelas per tahun

    2 jam pelajaran

    a. Surat tugas se ba gai wali kelas dari kepala sekolah

    b. Program dan jad wal kegia tan yang di tanda tangani oleh kepala sekolah.

    c. Laporan hasil ke giatan wali kelas

  • 15

    Membina Osis

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    a. Menyusun program pem binaan OSIS

    b. Mengkoordinasikan kegia tan upacara rutin dan hari besar nasional

    c. Penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar bagi peserta didik

    d. Mengkoordinasikan ber-bagai kegiatan ekstr-akurikuler dan class meeting

    e. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pem-binaan OSIS

    Pengurus OSIS

    1 jam pelajaran

    a. Surat tugas sebagai pem-bina OSIS dari kepala sekolah

    b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah.

    c. Laporan hasil kegiatan pem-binaan OSIS

    Guru Piket

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    a. Meningkatkan pelak-sanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan keter-bukaan (9K)

    b. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket

    Satu kali dalam

    seminggu

    1 jam pelajaran

    a. Surat tugas per semester sebagai guru piket dari kepala sekolah

    b. Jadwal piket yang ditandata-ngani oleh kepala sekolah.

  • 16

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    c. Menjadi guru pengganti di kelas kosong

    d. Mencatat warga sekolah yang tidak disiplin

    e. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada kepala sekolah

    f Melakukan kegiatan lain-nya yang terkait tugas guru piket

    c. Laporan hasil piket per tugas

    Membina Ekstrakurikuler

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    a. Surat tugas per semester sebagai guru piket dari kepala sekolah

    b. Jadwal piket yang ditanda tangani oleh kepala seko-lah.

    c. Laporan hasil piket per tugas

    Satu paket per tahun

    2 jam pelajaran

    a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolah

    b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandata-ngani oleh Kepala Sekolah.

    c. Laporan hasil kegiatan pembi-naan ekstrakuri-kuler tertentu

  • 17

    Menjadi Tutor Paket A, B, atau C

    TUGAS

    JUMLAH KEGIATAN/

    KELAS/ KELOMPOK/

    ORANG

    EKUIVALENSI BEBAN

    KERJA PER MINGGU

    BUKTI FISIK

    Mengajar peserta didik Paket A, Paket B, atau Paket C di PKBM/SKB

    Jam pelajaran

    per minggu

    Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran

    a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolah

    b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah.

    c. Laporan hasil kegiatan pembinaan ekstrakurikuler tertentu

    14. Apakah beban mengajar 24 jam beban kerja guru itu bisa diekuivalensikan seluruhnya?

    Tentu saja tidak. Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak 25% beban mengajar guru atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.

    15. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembim-bingan dapat dipilih oleh guru?

    Tentu harus lebih dari satu. Hal yang paling penting adalah kegiatan pembelajaran/pembimbingan dimaksud tidak melebih banyak 25% beban mengajar guru atau 6 jam tatap muka per minggu.

  • 18

    16. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tesebut yang dapat diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK?

    Kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah disebutkan tadi merupakan kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang secara langsung berkaitan dengan peserta didik yang sangat bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran/ pembimbingan/pendidikan di sekolah.

    17. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar guru?

    Sekolah melakukan pembagian tugas mengajar guru, kemudian diidentifikasi guru-guru mata pelajaran apa saja yang terkena dampak kekurangan beban mengajar guru 24 jam tatap muka per minggu. Setelah diketahui, diputuskan untuk dilakukan penataan guru-guru; yang sesuai dengan Permendikbud ini diberikan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila terjadi kelebihan guru mata pelajaran lain, kepala sekolah mengusulkan guru-guru yang kekurangan jam mengajar kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk dilakukan pemerataan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru.

    Guru yang diberikan ekivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan wajib memiliki bukti fisik berupa surat tugas dari kepala sekolah, program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil kegiatan pembelajaran/ pembimbingan.

    18. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya?

    Guru yang telah melakukan kegiatan pembelajaran menyiapkan bukti fisik. Bukti fisik kemudian dilegalisasi oleh kepala sekolah dan

  • 19

    disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi. Setelah Dinas melakukan verifikasi, Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Tunjangan Profesi. Gambar berikut ini menunjukkan mekanisme.

    19. Apakah dengan melakukan kegiatan ekivalensi pembelajaran/ pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi?

    Ya, kami berharap bahwa para guru bersertifikat pendidik dapat memenuhi kewajibannya dalam mengajar/membimbing peserta didik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga mereka akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Harapan kami pula setelah mendapatkan SK Tunjangan Profesi, para guru tersebut akan mendapatkan tunjangan profesi.

    20. Apa himbauan pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya?

  • 20

    Kami menghimbau agar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya melakukan:a. penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru

    di sekolah-sekolah tertentu,b. verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/

    pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah.c. pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru-

    guru di wilayahnya.

    21. Apakah ekuivalensi ini bersifat permanen?

    Tidak. Hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.

    .

  • 21

    1. Apa saja yang menjadi tugas wali kelas?

    Tugas wali kelas antara lain:a. pengelolaan kelas,b. berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik, c. penyelenggaraan administrasi kelas,d. penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik, e. pembuatan catatan khusus tentang peserta didik,f. pencatatan mutasi peserta didik,g. pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar, h. dan lain lain tugas kewalikelasan.

    2. Apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas?

    Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain:a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas,

    diantaranya kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis, ATK, media pembelajaran, listrik, pengaturan sirkulasi udara, kebersihan dan kesehatan ruangan,

    b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai rincian tugas dan kewenangannya,

    c. Membuat jadwal piket kelas,d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik

    mereka.

    3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik?

    WALI KELAS

  • 22

    Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain:a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik

    adalah pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

    b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam satu semester.

    c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui telepon, SMS, media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak (brosur, buletin, majalah dinding kelas),

    d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang tua/wali peserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman peserta didik,

    e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau seluruh orang tua/wali peserta didik.

    4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik?

    Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik antara lain:a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/

    wali peserta didikb. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam

    bulanan, semester, dan tahunanc. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta

    didik,d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun

    keperibadiannya,e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang

    Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya

    5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya?

  • 23

    Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain:a. Memanggil peserta didik yang bermasalah.b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik.c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait.d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik.e. Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali

    kelas dan peserta didik.

    6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?

    Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung dan daftar hadir.

  • 24

    1. Berapa jumlah pembina OSIS pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi?

    Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran.

    Satuan pendidikan dapat mengangkat Pembina OSIS berdasarkan rombongan belajar. a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar

    diangkat satu pembina OSIS. b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar

    diangkat dua pembina OSIS.c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar

    diangkat tiga pembina OSIS.d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS.

    Mereka yang diangkat hanya yang bagi guru yang kurang jam akibat perubahan kurikulum 2013 ke 2006.

    2. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik?

    Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Penutup.

    PEMBINA OSIS

  • 25

    3. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik?

    Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiran-lampiran.

    4. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain?

    Tidak boleh.

    5. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan Ekuivalensi?

    Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang diakibatkan oleh perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006.

    6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk penambahan jam ekuvalensi?

    Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok guru dalam rangka membimbing.

  • 26

    MEMBINAEKSTRAKURIKULER

    1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler?

    Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

    2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler?

    a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

    b. Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

    c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi, teater, debat, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

    d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat, perayaan idul qurban, perayaan galungan, perayaan waisak, dan lain-lain;

    e. Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat 4 pilar, dan lain-lain

  • 27

    3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?

    Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi:a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

    peserta didik secara perorangan.b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

    peserta didik secara:1) Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).2) Berkelompok dalam kelas parallel3) Berkelompok antar kelas.

    4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan?

    Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui : (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.

    5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler?

    Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat:a. rasional dan tujuan umum;b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;c. pengelolaan;d. pendanaan; dane. evaluasi

    6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler ?

  • 28

    Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.

    7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?

    Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan rutin dan jadwal yang bersifat incidental

    Jadwal Latihan Rutin

    NO HARI/TGL PUKUL URAIAN KEGIATAN PNJWB

    1.

    2.

    X.

    Sedangkan jadwal yang bersifat incidental sesuai dengan kebutuhan.

    8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan Ekstrakurikuler?

    Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler berupa penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal baik pada setiap semesternya.

  • 29

    9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler ?

    Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler adalah:a. Satuan Pendidikan,b. Komite Sekolah,c. Orangtua,d. Dunia usaha dan dunia industri.

    10. Siapakah yang berhak menjadi Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler terkait dengan ekuivalensi?

    Guru mata pelajaran yang terkena dampak kebijakan yang melaksanakan kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi kurikulum tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.

    11. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi?

    Hanya 1 (satu) Kegiatan Ekstrakurikuler.

    12. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina Kegiatan Ekstrakurikuler?

    Guru mata pelajaran yang membina kegiatan Ekstrakurikuler sebagai bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar paling banyak 2 jam pelajaran per minggu.

  • 30

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIANOMOR 4 TAHUN 2015

    TENTANG

    EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

    Menimbang : a. bahwa satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah;

    b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, terdapat perbedaan beban belajar peserta didik pada SMP/SMA/SMK dalam struktur kurikulum tahun 2006 dan struktur kurikulum 2013;

    c. bahwa salah satu persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi, guru harus memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu;

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama

  • 31

    Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

    2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);

    5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;

    6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

    7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja;

    8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2011;

    9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

  • 32

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER GANJIL MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

    Pasal 1

    (1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum 2013 meliputi sepuluh mata pelajaran berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu.

    (2) Pada struktur kurikulum SMA:a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum 2013

    meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 42 jam pelajaran per minggu.

    b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA berdasarkan Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 44 jam pelajaran per minggu.

    (3) Pada struktur kurikulum SMK: Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum 2013 sesuai

    dengan kelompok peminatan yang mengacu pada Spektrum Keahlian yang mencakup Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian dengan jumlah 48 jam pembelajaran per minggu.

    (4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

    (5) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat layanan bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (TIK/KKPI) dari guru TIK/KKPI.

  • 33

    (6) Satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

    Pasal 2

    (1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum Tahun 2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 32 jam pembelajaran per minggu.

    (2) Pada struktur kurikulum SMA:a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tahun

    2006 meliputi enam belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu.

    b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA Program IPA, Program IPS, dan Program Bahasa berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 meliputi masing-masing tiga belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri berjumlah 39 jam pembelajaran per minggu.

    (3) Pada struktur kurikulum SMK:a. Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum Tahun

    2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri, masing-masing berdasarkan kelompok kejuruannya.

    b. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam per tahun.

    (4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

    (5) Satuan pendidikan SMP dan SMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

  • 34

    Pasal 3

    (1) Perubahan beban belajar peserta didik dalam struktur kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 berdampak tidak terpenuhinya beban mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK.

    (2) Mata pelajaran tertentu di SMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, dan TIK.

    (3) Mata pelajaran tertentu di SMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Geografi, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sejarah, dan TIK.

    (4) Mata pelajaran tertentu di SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Sejarah, dan TIK/KKPI.

    (5) Bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterbitkan Keputusan Tunjangan Profesinya.

    (6) SMP/SMA/SMK wajib melakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban mengajar guru.

    (7) Dalam hal telah dilakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban mengajar guru dan masih terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban mengajar dilakukan melalui ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (8) Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diakui paling banyak 25% beban mengajar guru atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.

    (9) Bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) berupa fotokopi/salinan yang dilegalisasi oleh kepala sekolah dan disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi.

  • 35

    (10)Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Tunjangan Profesi.

    Pasal 5

    Pemenuhan beban mengajar melalui Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/ Pembimbingan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016.

    Pasal 6

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 13 Februari 2015

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA,

    ANIES BASWEDAN

    Diundangkan di Jakartapada tanggal

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

    YASONNA H. LAOLYBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

  • 36

    LAM

    PIR

    AN

    PE

    RAT

    UR

    AN

    ME

    NTE

    RI

    PE

    ND

    IDIK

    AN

    DA

    N K

    EB

    UD

    AYA

    AN

    RE

    PU

    BLI

    K I

    ND

    ON

    ES

    IAN

    OM

    OR

    4 T

    AH

    UN

    20

    15

    TEN

    TAN

    G

    EK

    UIV

    ALE

    NS

    I K

    EG

    IATA

    N P

    EM

    BE

    LAJA

    RA

    N/ P

    EM

    BIM

    BIN

    GA

    N B

    AG

    I G

    UR

    U Y

    AN

    G B

    ER

    TUG

    AS

    PA

    DA

    SM

    P/

    SM

    A/S

    MK

    YA

    NG

    ME

    LAK

    SA

    NA

    KA

    N K

    UR

    IKU

    LUM

    20

    13

    PA

    DA

    SE

    ME

    STE

    R P

    ER

    TAM

    A M

    EN

    JAD

    I K

    UR

    IKU

    LUM

    TA

    HU

    N 2

    00

    6 P

    AD

    A S

    EM

    ES

    TER

    KE

    DU

    A T

    AH

    UN

    PE

    LAJA

    RA

    N 2

    01

    4/2

    01

    5

    EK

    UIV

    ALE

    NS

    I K

    EG

    IATA

    N P

    EM

    BE

    LAJA

    RA

    N/P

    EM

    BIM

    BIN

    GA

    N

    No

    Keg

    iata

    nTu

    gas

    Jum

    lah

    Keg

    iata

    n/K

    elas

    / Kel

    ompo

    k/O

    rang

    Eku

    ival

    ensi

    B

    eban

    Ker

    ja

    Per

    Min

    ggu

    Buk

    ti F

    isik

    1.

    Men

    jadi

    wal

    i ke

    las

    a.

    Pen

    gelo

    laan

    Kel

    asb.

    B

    erin

    tera

    ksi d

    enga

    n or

    ang

    tua/

    wal

    i pes

    erta

    did

    ikc.

    P

    enye

    leng

    gara

    an A

    dmin

    istr

    asi

    Kel

    asd.

    P

    enyu

    suna

    n da

    n la

    pora

    n ke

    maj

    uan

    bela

    jar

    pese

    rta

    didi

    k e.

    P

    embu

    atan

    cat

    atan

    khu

    sus

    tent

    ang

    pese

    rta

    didi

    k

    Sat

    u ke

    las

    per

    tahu

    n2

    jam

    pe

    laja

    ran

    a. S

    urat

    tug

    as s

    ebag

    ai

    wal

    i kel

    as d

    ari

    kepa

    la s

    ekol

    ahb.

    Pro

    gram

    dan

    jadw

    al

    kegi

    atan

    yan

    g di

    tand

    atan

    gani

    ole

    h ke

    pala

    sek

    olah

    .c.

    Lap

    oran

    has

    il ke

    giat

    an w

    ali k

    elas

  • 37

    No

    Keg

    iata

    nTu

    gas

    Jum

    lah

    Keg

    iata

    n/K

    elas

    / Kel

    ompo

    k/O

    rang

    Eku

    ival

    ensi

    B

    eban

    Ker

    ja

    Per

    Min

    ggu

    Buk

    ti F

    isik

    f.

    Pen

    cata

    tan

    mut

    asi p

    eser

    ta

    didi

    kg.

    P

    engi

    sian

    dan

    pem

    bagi

    an

    buku

    lapo

    ran

    peni

    laia

    n ha

    sil

    bela

    jar

    h.

    dan

    lain

    -lai

    n tu

    gas

    kew

    alik

    elas

    an

    2.

    Mem

    bina

    OS

    ISa.

    M

    enyu

    sun

    prog

    ram

    pem

    bina

    an

    OS

    ISb.

    M

    engk

    oord

    inas

    ikan

    keg

    iata

    n up

    acar

    a ru

    tin

    dan

    hari

    bes

    ar

    nasi

    onal

    c.

    Pen

    yele

    ngga

    raan

    lati

    han

    kepe

    mim

    pina

    n da

    sar

    bagi

    pe

    sert

    a di

    dik

    d.

    Men

    gkoo

    rdin

    asik

    an b

    erba

    gai

    kegi

    atan

    eks

    trak

    urik

    uler

    dan

    cl

    ass

    mee

    ting

    e.

    K

    egia

    tan

    lain

    nya

    yang

    be

    rkai

    tan

    deng

    an p

    embi

    naan

    O

    SIS

    Pen

    guru

    s O

    SIS

    1 ja

    m

    pela

    jara

    na.

    Sur

    at t

    ugas

    seb

    agai

    pe

    mbi

    na O

    SIS

    dar

    i ke

    pala

    sek

    olah

    b. P

    rogr

    am d

    an jad

    wal

    ke

    giat

    an y

    ang

    dita

    ndat

    anga

    ni o

    leh

    kepa

    la s

    ekol

    ah.

    c. L

    apor

    an h

    asil

    kegi

    atan

    pem

    bina

    an

    OSIS

  • 38

    No

    Keg

    iata

    nTu

    gas

    Jum

    lah

    Keg

    iata

    n/K

    elas

    / Kel

    ompo

    k/O

    rang

    Eku

    ival

    ensi

    B

    eban

    Ker

    ja

    Per

    Min

    ggu

    Buk

    ti F

    isik

    3.

    Men

    jadi

    gur

    u pi

    ket

    a. M

    enin

    gkat

    kan

    pela

    ksan

    aan

    keam

    anan

    , k

    eber

    siha

    n,

    kete

    rtib

    an, k

    eind

    ahan

    ,

    keke

    luar

    gaan

    , ke

    rind

    anga

    n,

    kese

    hata

    n, k

    etel

    adan

    an,

    dan

    kete

    rbuk

    aan

    (9K

    )b.

    Men

    gada

    kan

    pend

    ataa

    n da

    n m

    engi

    si b

    uku

    pike

    tc.

    Men

    jadi

    gur

    u pe

    ngga

    nti d

    i ke

    las

    koso

    ng

    d. M

    enca

    tat

    war

    ga s

    ekol

    ah y

    ang

    tida

    k di

    sipl

    ine.

    Mel

    apor

    kan

    kasu

    s-ka

    sus

    yang

    be

    rsif

    at k

    husu

    s ke

    pada

    kep

    ala

    seko

    lah

    f. M

    elak

    ukan

    keg

    iata

    n la

    inny

    a ya

    ng t

    erka

    it t

    ugas

    gur

    u pi

    ket

    Sat

    u ka

    li da

    lam

    se

    min

    ggu

    1 ja

    m

    pela

    jara

    na.

    Sur

    at t

    ugas

    per

    se

    mes

    ter

    seba

    gai

    guru

    pik

    et d

    ari

    kepa

    la s

    ekol

    ahb.

    Jad

    wal

    pik

    et y

    ang

    dita

    ndat

    anga

    ni o

    leh

    kepa

    la s

    ekol

    ah.

    c. L

    apor

    an h

    asil

    pike

    t pe

    r tu

    gas

    4M

    embi

    na k

    egia

    tan

    ekst

    raku

    riku

    ler,

    sepe

    rti O

    SN

    , K

    eaga

    maa

    n,

    Pra

    muk

    a, O

    lah

    raga

    , K

    esen

    ian,

    U

    KS

    , P

    MR

    , P

    enci

    nta

    Ala

    m,

    dan

    KIR

    a.

    Men

    yusu

    n pr

    ogra

    m p

    embi

    naan

    ek

    stra

    kuri

    kule

    r te

    rten

    tub.

    M

    elak

    sana

    kan

    pem

    bina

    an

    kegi

    atan

    eks

    trak

    urik

    uler

    te

    rten

    tuc.

    M

    elap

    orka

    n pe

    laks

    anaa

    n ke

    giat

    an e

    kstr

    akur

    ikul

    er

    tert

    entu

    Sat

    u pa

    ket

    per

    tahu

    n2

    jam

    pe

    laja

    ran

    a. S

    urat

    tug

    as

    seba

    gai p

    embi

    na

    ekst

    raku

    riku

    ler

    tert

    entu

    dar

    i kep

    ala

    seko

    lah

  • 39

    No

    Keg

    iata

    nTu

    gas

    Jum

    lah

    Keg

    iata

    n/K

    elas

    / Kel

    ompo

    k/O

    rang

    Eku

    ival

    ensi

    B

    eban

    Ker

    ja

    Per

    Min

    ggu

    Buk

    ti F

    isik

    b. P

    rogr

    am d

    an jad

    wal

    ke

    giat

    an y

    ang

    dita

    ndat

    anga

    ni o

    leh

    kepa

    la s

    ekol

    ah.

    c. L

    apor

    an h

    asil

    kegi

    atan

    pem

    bina

    an

    ekst

    raku

    riku

    ler

    tert

    entu

    5M

    enja

    di t

    utor

    Pak

    et A

    , Pak

    et

    B,

    Pak

    et C

    , Pak

    et

    C K

    ejur

    uan,

    at

    au p

    rogr

    am

    pend

    idik

    an

    kese

    tara

    an

    Men

    gaja

    r pe

    sert

    a di

    dik

    Pak

    et A

    , Pak

    et B

    , at

    au P

    aket

    C d

    i PK

    BM

    /S

    KB

    Jam

    pel

    ajar

    an

    per

    min

    ggu

    Ses

    uai

    deng

    an

    alok

    asi j

    am

    pela

    jara

    n pe

    r m

    ingg

    u,

    mak

    sim

    al

    6 ja

    m

    pela

    jara

    n

    a. S

    K m

    enga

    jar

    seba

    gai t

    utor

    . b.

    Jad

    wal

    ke

    giat

    an y

    ang

    dita

    ndat

    anga

    ni o

    leh

    kepa

    la P

    KB

    M/S

    KB

    . c.

    Lap

    oran

    pe

    laks

    anaa

    n tu

    gas

    seba

    gai t

    utor

    .

    ME

    NTE

    RI

    PE

    ND

    IDIK

    AN

    DA

    N K

    EB

    UD

    AYA

    AN

    RE

    PU

    BLI

    K I

    ND

    ON

    ES

    IA,

    AN

    IES

    BA

    SW

    ED

    AN