peningkatan prestasi belajar fiqh materi...

138
i PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI PERNIKAHAN MENURUT ISLAM DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS XI IPS MA MIFTAHUSSALAM BANYUMAS TAHUN AJARAN 2018 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: ROKHANAH 111-14-004 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI

    PERNIKAHAN MENURUT ISLAM DENGAN METODE FIRING

    LINE PADA SISWA KELAS XI IPS MA MIFTAHUSSALAM

    BANYUMAS

    TAHUN AJARAN 2018

    SKRIPSI

    Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    ROKHANAH

    111-14-004

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    ٣إِنَّ َشانِئََك ُهَو األْبتَرُ ٢ فََصِلِّ ِلَربَِِّك َواْنَحرْ ۱ إِنَّا أَْعَطْينَاَك اْلَكْوثَر

    Artinya:

    1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu

    sebuah sungai di surga.

    2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan

    berkorbanlah

    3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu

    dialah yang terputus.

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

    1. Ibu ku yang tidak pernah lelah mendoakan saya untuk sampai sekarang ini.

    2. Ibu Chomsatun yang tak henti-hentinya untuk mendidikku dan menasehati seperti

    ibu kandung sendiri.

    3. Mb Ariyani dan Pak Muksonudin yang sudah memberi kasih sayangnya untuk

    menyekolahkan saya pada waktu MA.

    4. Ibu Mulyaningsih dan Pak Kastolani yang telah memberikan materi maupun non

    materi untuk bisa belajar di IAIN Salatiga seperti anaknya sendiri

    5. Kakak-kakakku yang telah menggantikan posisi bapak dalam mencari nafkah

    setelah meninggalnya bapak.

    6. Bapak Drs. Abdul Syukur M.Si. sebagai pembimbing skripsi, yang telah sabar

    dan memberikan banyak masukan serta ilmu

    7. Teman seperjuanganku Fahruni Deningtyas, Desi Norwidayati, Tri Oktaviani,

    Zahrotul Ulfah Oktaviani, Saidatun ‘iin Maghfiroh,

    8. Bapak Drs.Nur Abdullah M.Pd.I kepala sekolah MA PPPI Miftahussalam

    Banyumas yang telah memberi izin untuk penelitian.

    9. Keluarga besar FORMAPAK (Forum Mahasiswa Ngapak) IAIN Salatiga

    10. Seluruh Teman - Teman PAI IAIN SALATIGA seangkatan 2014

    11. Almamaterku Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Trabiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdullilahirobil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah

    memberikan segala nikmat kepada mahluknya yang ada di alam semesta

    ini. Berkat qudrat, iradrat serta iziNyalah penulis bisa menyelesaikan

    laporan penelitian yag berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi

    Pernikahan Menurut Islam dengan Metode Firing line pada Siswa kelas

    XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran 2018.

    Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada

    khotamul anbiya, Nabi Muhamad SAW, yang telah menyelamatkan

    ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang

    terang benderang.

    Banyak pihak yang telah memberikan kontribusi dalam

    penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terima kasih yang tulus kepada

    mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku Ketua Kajur Pendidikan Agama Islam

    yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.

    4. Bapak Drs. Abdul Syukur M.Si. selaku pembimbing yang selalu

    memberikan saran dan masukan kepada penulis.

    5. Para staf administrasi yang begitu sabar mengurusi segala macam

    kepentingan dalam skripsi ini.

    6. Bapak Drs.Nur Abdullah M.Pd.I kepala sekolah MA PPPI

    Miftahussalam Banyumas yang telah memberi izin untuk penelitian.

  • viii

  • ix

  • x

    ABSTRAK

    Rokhanah (2018): Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh Materi Pernikahan Menurut

    Islam dengan Metode Firing line pada Siswa kelas XI IPS MA

    PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran 2018. Skripsi.

    Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,

    Pembimbing : Drs. Abdul Syukur M.Si.

    Kata Kunci : Prestasi Belajar, Pernikahan, Metode Firing Line

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pretasi belajar melalui metode

    Firing line pada Siswa kelas XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banymas Tahun Ajaran

    2018.

    Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

    siklus. Masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari

    empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek

    dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS berjumlah 21 siswa. Indikator

    keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa

    dari pra siklus sampai siklus ke II dan apabila 85% dari jumlah seluruh siswa dapat

    mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 76.

    Hasil penelitian bahwa dengan menggunakan metode firing line dapat diuraikan

    bahwa peningkatan prestasi belajar siswa dari pelaksanaan pra siklus, siklus I ke siklus

    II telah tercapai. Ketercapaian indikator keberhasilan penelitian ini ditunjukkan dengan

    jumlah siswa yang mencapai KKM telah mencapai 90%.

    Keberhasilan dibuktikan pada prasiklus ada 6 peserta didik atau 28% yang

    tuntas sedangkan ada15 peserta didik atau 72% yang tidak tuntas, kemudian pada

    pelaksanaan siklus I ada 10 peserta didik atau 47 % yang tuntas, sedangkan ada 11

    peserta didik atau 53% yang tidak tuntas, sedangkan dalam pelaksanaan siklus II ada

    19 peserta didik atau 90% yang tuntas dan ada 2 peserta didik atau 10% yang tidak

    tuntas.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL............................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO................................................................................ ii

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

    DEKLARASI.............................................................................................. v

    MOTTO...................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN...................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR............................................................................... viii

    ABSTRAKSI….......................................................................................... xi

    DAFTAR ISI.............................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

    D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 6

    E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

    F. Definisi Operasional .................................................................... 7

    G. Metode Penelitian…......................................................................9

    H. Sistematika Penulisan................................................................. 15

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Prestasi Belajar...................................................................... 16

  • xii

    B. Pernikahan dalam Islam…..................................................... 37

    C. Metode firing line…………………………………………...42

    D. KKM………………………………………………………..46

    E. Kajian Pustaka….................................................................... 50

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Sekolah.

    1. Identitas Sekolah……………………………… ..................... 53

    2. Sejarah Sekolah ....................................................................... 54

    3. Visi dan Misi Sekolah ............................................................. 57

    4. Fasilitas Sarana dan Prasarana ................................................ 57

    B. Fasilitas Sarana dan Prasarana

    1. Data Ruang Kelas……………………................................... 57

    2. Data Fasilitas…………………………………...................... 68

    C. Guru dan Staf

    1. Data Guru dan Karyawan…………………………………..58

    D. Struktur Organisasi……………………………………………...60

    E. Objek Penelitian………………………………………………....61

    F. Pelaksanaan Penelitian

    1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………………..62

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………………….65

  • xiii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Analisis Pra Siklus………………………………………….67

    2. Analisis Siklus I…………………………………………….68

    3. Analisi Siklus II…………………………………………….74

    B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………78

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 80

    B. Saran.................................................................................................81

    Daftar Pustaka

    Lampiran-lampiran

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan segala sesuatu dalam kehidupan yang

    mempengaruhi berpikir dan bertindak individu. (Nurani, 2010: 29) Karena

    dalam kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan

    perubahan-perubahan cara berpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk

    seorang individu.

    Pendidikan merupakan segala jenis pengalaman kehidupan yang

    mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa

    mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui itu (Suparlan, 2008: 43). Pada

    mulanya, manusia menjalankan kegiatan pendidikan secara instingtif atau

    naluriah, dalam target minimal semata-mata hanya demi kelangsungan

    kehidupannya.

    Selanjutnya, dengan daya cipta, manusia mulai mengubah dan

    mengembangkan pendidikan dengan beraneka ragam konsep, teori, metode,

    dan sistem. Upaya untuk mengembangkan penididikan pendidikan secara

    rasional seperti itu ditentukan oleh kemampuan daya pikiran, menurut keadaan

    alam dan kebutuhan riil yang ada.

    Dengan daya akal pikirannya, manusia mulai menentukan tujuan dan

    sasaran, untuk selanjutnya mengatur dan menyusun perencanaan, langkah-

  • 2

    langkah kebijakan, dan sebagainya, sesuai dengan tujuan dan sasaran

    pendidikan itu. Dari sini, mulai dilakukan perubahan metode dan teknik

    mendidik.

    Dari keteranagn tersebut, dapat ditarik suatu penilaian bahwa

    pendidikan adalah upaya sadar manusia untuk membuat perubahan dan

    perkembanagan agar perkembangan agar kehidupannya menjadi lebih baik,

    dalam artian menjadi lebih maju. Kemajuan dan perkembangan kehidupan yang

    dimaksudkan adalah usaha pendidikan untuk menciptakan perkembangan

    kehidupan dari bersifat instingtif atau naluriah meningkat menjadi kehidupan

    beadab dan berbudaya.

    MA Miftahussalam Banyumas merupakan suatu madrasah yang

    diselenggarakan dibawah naungan pondok pesantren yaitu pondok pesantren

    Miftahusalam Banyumas. Dalam pembelajaran di MA pelajaran agama yang

    lebih dominan daripada pelajaran umumnya. Salah satu pelajaran agamanya

    yaitu Fiqh. Dalam materi Fiqh kebanyakan materinya tentang praktik-parktik

    ibadah. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan harus semenarik

    mungkin agar tidak membosankan peserta didik.

    Pada saat ini prestasi peserta didik di MA Miftahusalam Banyumas

    kelas XI khususnya pada mata pelajaran Fiqh rata-rata kelasnya kebanyakan

    belum diatas minimal KKM, yaitu 75. Sehingga peneliti mendapatkan inspirasi,

    bagaimana cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar prestasi belajar

    siswa lebih meningkat di atas rata-rata KKM. Pada observasi yang dilakukan

  • 3

    oleh peneliti dari pra siklus atau sebelum melakukan penelitian dikelas ada 15

    anak yang tidak tuntas dan 6 anak sudah tuntas atau telah mencapai nilai KKM.

    Dari kegiatan observasi tersebut dapat diketahui bahwa proses

    pelaksanaan pembelajaran kelas masih dilakukan dengan menggunakan

    ceramah dan pemberian tugas. Penggunaan metode mengajar tersebut masih

    monoton sehingga belum banyak mengikutsertakan siswa secara aktif sehingga

    belum mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. Hal tersebut menyebabkan

    siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Mengahadapi permasalahan

    tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran didalam kelas

    maupun di luar kelas. Faktor internal dan faktor pendekatan belajar merupakan

    faktor yang tidak dapat diperbaiki kecuali oleh siswa itu sendiri. Sedangkan dari

    faktor eksternal siswa terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki dalam proses

    pembelajaran yaitu metode yang diterapkan oleh guru saat mengajar,

    penggunaan media pembelajaraan, interaksi siswa, interaksi antara siswa

    dengan guru, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya. Dari berbagai faktor-

    faktor tersebut, penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan aktif

    merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai solusi dari

    permasalahan tersebut. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan aktif

    akan memberikan pengaruh kepada interaksi yang terjadi di dalam kelas, selain

    itu dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Untuk mencapai

    pembelajaran yang efektif, susana kelas perlu direncanakan dan dibangun

    sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu

  • 4

    sama lain. Interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran akan membantu

    siswa untuk saling mendukung serta menikmati proses pembelajaran. Guru

    hendaknya menyadari bahwa peserta didik mempunyai berbagai macam cara

    belajar. Beberapa peserta didik paling baik belajar dengan cara melihat orang

    lain melakukannya. Biasanya mereka secara hati-hati mengurutkan presentasi

    informasi. Mereka lebih tenang dan jarang terganggu oleh suara. Kondisi

    seperti ini juga sering terjadi pada proses pembelajran di MA Miftahussalam

    Banyumas, sehingga siswa terbiasa duduk diam mendengarkan penjelasan guru

    dan tidak ada timbal balik dari siswa atau siswa lebih malas untuk berpendapat

    dan berekspresi dalam proses pembelajaran. Guru perlu menciptakan suasana

    belajar yang kondusif dimana hubungan dan kerjasama antar siswa terjalin

    dengan baik sehingga aktivitas belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

    Dengan demikian guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang efektif

    agar dapat terlaksana pembelajaran yang aktif.

    Strategi pembealajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan

    belajar mengajar. Media dan startegi pembelajaran akan mempermudah sisiwa

    dalam memahami isi materi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

    metode firing line. Pengertian Firing line (Garis tembak) yaitu strategi yang

    diformat menggunakan pergerakan cepat, yang dapat digunakan untuk berbagai

    tujuan seperti testing dan bermain peran (Hamruni, 2012: 173). Kelebihan

    metode ini yaitu peserta didik dapat memahami materi dengan cara

    berkelompok dan dalam situasi permainan sehingga kondisi anak dapat lebih

  • 5

    santai akan tetapi dapat mengerti yang diajarkan. Dengan demikian, dengan

    menggunakan metode Firing Line dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

    pembelajaran Fiqh materi Pernikahan menurut Islam, sehingga siswa

    melontarkan pertanyaan dengan cepat kepada temannya dan temannya tersebut

    harus menjawab dengan cepat juga dan dapat mempraktekan tata cara

    pernikhan yang benar menurut Islam.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut:

    1. Apakah dengan menggunakan metode firing line dapat meningkatkan

    prestasi belajar Fiqh materi Pernikahan Menurut Islam siswa kelas XI IPS

    di MA Miftahusalam Banyumas.

    2. Apakah dengan menggunakan metode firing line dapat mencapai KKM

    kelas XI IPS di MA Miftahussalam Banyumas.?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui apakah dengan menggunakan metode firing line dapat

    meningkatkan prestasi belajar Fiqh materi Pernikahan Menurut Islam siswa

    kelas XI IPS di MA Miftahussalam Banyumas.

    2. Mengetahusi apakah dengan menggunkan metode firing line dapat

    mencapai KKM kelas XI IPS di MA PPPI Miftahussalam Banyumas.

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  • 6

    Penggunaan metode firng line dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqh

    materi Pernikahan Menurut Islam siswa kelas XI IPS di MA Miftahussalam

    Banyumas tahun ajaran 2017/2018.

    Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadi

    peningkatakan nilai KKM siswa dari pra siklus sampai siklus II dan apabila

    85% dari jumlah seluruh siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan oleh

    sekolah yaitu 75.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

    dalam pendidikan tentang penerapan metode firing line dalam

    meningkatkan prestasi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Fiqh

    kelas XI dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori

    belajar serta sebagai masukan dan dasar masukan guru dan calon guru untuk

    memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar yang akan

    disampaikan.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi guru

    Bagi guru dan pendidik, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

    tambahan penguasaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses

    tambahan penguasaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses

  • 7

    pembelajaran serta meningkatkan keterampilan dan kualitas dalam

    mengajarkan materi pembelajaran.

    b. Bagi sekolah

    Bagi sekolah penelitian ini dapat bermanfaat untuk

    meningkatkan kualitas sekolah, karena, dengan prestasi belajar siswa

    yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

    c. Bagi siswa

    Bagi siswa penelitian ini dapat memberikan manfaat agar

    memiliki kemandirian belajar serta kepercayaan diri yang tinggi

    sehingga memperoleh nilai yang baik.

    F. Definisi Operasional

    1. Prestasi Belajar

    Perubahan yang dialami oleh peserta didik dalam bentuk penambahan

    pengetahuan dan keterampilan merupakan hasil usaha dari proses belajar

    siswa. Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan yang ditunjukkan

    siswa setelah melakukan proses belajar mengajar (Fathurrohman dan

    Sulistyorini, 2012: 117). Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan

    angka dan nilai sebagai laporan hasil belajar peserta didik kepada orang

    tuanya. Jika prestasi belajar rendah maka dapat diambil kesimpulan bahwa

    anak tersebut bodoh. Akan tetapi, hal tersebut merupakan kesimpulan yang

    salah.

  • 8

    2. Metode Firing Line

    Mel Silbermen dalam bukunya Aktif Learning menyatakan pengertian

    Firing Line (Garis Tembak ) yaitu format gerakan cepat yang dapat

    digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran (2009:

    212). Firing Line menonjolkan secara terus menerus pasangan yang

    berputar. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespons secara

    cepat pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan yang

    lain. Strategi ini merupakan strategi yang merujuk pada pembelajaran

    kelompok. Dengan pembelajaran kelompok siswa akan berinteraksi aktif

    dengan teman lainnya sehingga pendapat dan pengetahuan meraka juga

    bertambah. Selain itu metode ini merupakan pembelajaran kelompok yang

    menekankan siswa untuk bergerak dan merespon cepat terhadap soal yang

    diberikan. Strategi ini merupakan pengajaran yang terpimpin karena guru

    yang memimpin pelaksanaan dan yang mengatur batas waktu dalam

    pengerjaan soal. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih mandiri dan senang

    dalam belajar.

    3. Pernikahan menurut Islam

    Kata Nikah (نًِكاح) atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam

    bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (َزَواج) . Nikah artinya

    suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan

    seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan

    kewajiabn diantara keduanya.

  • 9

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK. Penelitian

    tindakan kelas (Classroom Action Research) merupakan salah satu upaya

    guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

    memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Basrowi dan

    Suwandi, 2008: 25). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan

    terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

    (Arikunto,2014: 130).

    2. Subjek Penelitian

    Penulisan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI MA

    PPPI Miftahussalam Banyumas. Dengan jumlah siswa IPS 21 yang terdiri

    4 putra dan 17 putri.

    3. Langkah-langkah

    Dalam melaksanakan penelitian maka dibutuhkan langkah-langkah

    terperinci untuk memperlancar penelitian. Dalam buku Penelitian Kelas

    langkah-langkah penelitian tindakan kelas sebagai berikut (Suyadi,

    2013:50).

    a. Perencanaan

    Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan

    teliti, maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

  • 10

    a) menyiapkan materi pembelajaran

    b) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

    c) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahuai hasil belajar siswa

    d) membuat instrumen penelitian

    e) menyiapkan alat dan media pembelajaran.

    b. Pelaksanaan

    Pada kegiatan ini dilakukan lima tahap yaitu meliputi

    mengamati, menaya, mengumpulkan informasi, menalar dan

    mengkomunikasikan.

    c. Pengamatan

    Pada tahap ini yaitu pengamatan (observasi), yaitu pengumpulan

    data apakah tindakan itu telah mencapai sasaran atau belum. Pada tahap

    ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar peserta didik.

    d. Refleksi

    Pada tahap terakhir ini adalah refleksi yaitu kegiatan

    mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi

    terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan

    dipergunakanuntuk memperbaiki kinerja guru selanjutnya.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 1.1

  • 11

    4. Instrumen Penelitian

    a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) bagi guru dan siswa

    digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru

    dalam proses pembelajaran.

    b. Soal digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam

    menguasi materi setelah metode firing line.

  • 12

    c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), digunakan sebagai acuan

    untuk melaksanakan pembelajaran melalui metode firing line.

    d. Dokumen yang digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai

    tempat penelitian yang berisi tentang profil, data monografi, foto

    keadaan sekolah.

    5. Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Observasi

    Pengertian observasi atau pengamatan dapat didefinisikan

    sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadiian, gejala, atau sesuatu

    (Emzir, 2011: 37). Adapun kelebihan dari observasi yaitu:

    a) Observasi merupakan cara langsung paling baik untuk meneliti

    bagaimana cara langsung paling baik untuk meneliti berbagai macam

    fenomena atau gejala, karena terdapat berbagai perilaku manusia

    yang tidak mungkin dipelajari kecuali dengan cara ini.

    b) Observasi tidak memerlukan usaha yang besar dari pihak pelaku

    observasi bila dibandingkan dengan teknik lain.

    c) Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan data di bawah

    kondisi perilaku yang dikenal.

    d) Observasi memungkinkan peneliti mengumpulkan hakikat perilaku

    pada saat yang sama dengan waktu yang diperolehnya.

    e) Observasi tidak banyak bergantung pada pengambilan kesimpulan.

  • 13

    f) Observasi membolehkan pemerolehan data informasi dari yang

    tersedia agar individu tidak perlu memikirkan topik penelitian ketika

    dilakukan wawancara pribadi atau surat- menyurat.

    Dengan demikian peneliti memperhatikan perilaku siswa dan

    guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

    b. Tes

    Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

    digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

    kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

    (Arikunto, 1997: 127).

    Dengan mengadakan tes atau evaluasi terhadap siswa untuk

    mengetahui prestasi belajar Fiqh materi pernikahan menurut Islam

    dalam proses pembelajaran menggunakan metode firing line.

    c. Dokumentasi

    Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah

    menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti

    dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber

    tertulis atau dokumentasi yang adaa pada responden atau tempat,

    dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegitan sehari-

    harinya (Sukardi, 2009: 81). Teknik pengumpulan data ini untuk

    mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan

    prasarana dan keadaan siswa.

  • 14

    6. Analilis Data

    Untuk membuktikan hipotesis, maka proses penelitian yang dilakukan

    selanjutnya adalah menganalisis tindakan keberhasilan atau keberhasilan

    siswa. Dengan cara memberikan evaluasi setelah pembelajaran berakhir.

    Analisis data untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar siswa, dapat

    diketahui dengan menentukan ketuntasan belajar. Untuk menentukan

    ketuntasan individual dan klasikal siswa terhadap indikator yang telah

    ditentukan, maka dapat diperoleh melalui tes hasil belajar. Untuk

    mengetahui persentase ketuntasan individual atau ketuntasan per siswa

    ditentukan dengan rumus dibawah ini:

    Nilai = Jumlah jawaban soal yang benar × 100%

    Jumlah seluruh soal

    Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan klasikal digunakan

    rumus sebagai berikut:

    % ketuntasan = Jumlah siswa yang tuntas × 100%

    Jumlah seluruh siswa

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini, maka peneliti sajikan

    sistematika penulisan skripsi secara garis besarnya:

    BAB I : PENDAHULUAN

  • 15

    Pada bab ini peneliti akan mengemukakan pokok-pokok yang

    mendasari penelitian ini yaitu Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

    Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi

    Operasional Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Berisi Kajian Teori (kajian materi penelitian, kajiaan teori, PTK),

    Kajian Pustaka dan Pelaksanaan Penelitian.

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    Berisi Deskripsi Pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan Siklus 1

    (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi), Deskripsi Pelaksanaan

    Siklus II, dan seterusnya

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Berisi Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan

    Pembahasan.

    BAB V PENUTUP

    Berisi Kesimpulan dan Saran.

  • 16

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan

    belajar. Yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri.

    Definisi prestasi menurut Kamus Besar Bahas Indonesia yaitu hasil yang

    telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (Depdiknas, 2007

    : 895). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan yang telah

    dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok (Djamrah,

    1994: 19).

    Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah

    suatu hasil yang dicapai atau diperoleh dari aktivitas atau kegiatan yang

    telah dilakukan atau dikerjakan baik secara individu atau secara kelompok.

    Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sescara keseluruhan

    sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

    (Slamet, 2003: 2). Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

    individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya (Susanto,

    2013: 4). Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan dalam

    kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

  • 17

    Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh

    pengalaman atau latihan.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

    kegiatan yang mengalami proses perubahan perilaku dalam berinteraksi

    sosial, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

    Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari

    suatu kegiatan belajar baik formal maupun non formal yang berupa

    perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar dalam berinteraksi

    sosial.

    2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Pencapaian prsetasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah,

    karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam

    pendidikan formal, guru sebagai pendidik harus dapat mengetahui faktor-

    faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, karena

    sangat penting untuk dapat membantu siswa dalam rangka pencapaian

    prestasi belajar yang diharapkan.

    Untuk mencapai prestasi bealajr siswa sebagaimana yang diharapkan,

    maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

    belajar. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

    a. Faktor internal terdiri dari :

    a) faktor jasmaniah

    b) faktor psikologis

  • 18

    b. Faktor eksternal terdiri dari:

    a) faktor keluarga

    b) faktor sekolah

    c) faktor masyarakat (Slameto, 2003: 54)

    Menurut Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil

    belajar adalah sebagai berikut:

    a. Faktor internal

    a) Kesehatan

    b) Intelegensi dan bakat

    c) Minat dan motivasi

    d) Cara belajar

    b. Fatkor eksternal

    a) Keluarga

    b) Sekolah

    c) Masyarakat

    d) Lingkungan sekitar (Dalyono, 1997: 55).

    Menurut Syah faktor-fator yang mempengaruhi belajar siswa

    yaitu:

    a. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu

    a) Aspek fisiologis

    b) Aspek psikologis

    b. Faktor eksternal meliputi

  • 19

    a) Faktor lingkungan sosial

    b) Faktor lingkungan non sosial (Syah, 2001: 132).

    Menurut Tulus faktor-fktor yang mempengaruhi keberhasilan

    siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik terdiri dari:

    a. Faktor internal meliputi

    a) Faktor kecerdasan

    b) Faktor bakat

    c) Faktor minat dan perhatian

    d) Faktor kesehatan

    e) Faktor cara belajar

    b. Faktor eksternal meliputi

    a) Faktor lingkungan keluarga

    b) Faktor pergaulan

    c) Faktor sekolah

    d) Faktor sarana pendukung belajar (Tulus, 2004: 78).

    a. Faktor yang berasal dari dalam diri (intern) siswa

    Faktor yang berasal dari dalam disi siswa terdiri dari:

    a) Faktor jasmaniah

    Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada

    organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan

    manusia. Siswa yang memiliki kelainan, seperti cacat tubuh,

    kelaian fungsi kelenjar tubuh yang membawa kelainan tigkah laku

  • 20

    dan kelainan pada indra, terutama indra penglihatan dan

    pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru

    didalam kelas.

    Kondisi organ-organ khusus siwa, seperti tingkat kesehatan

    indra pendengar dan indra penglihat juga sangat mempengaruhi

    kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan penngetahuan,

    khususnya yang disajikan dikelas (Syah, 2006: 146)

    Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa kesehatan dan kebugaran

    tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di dalam

    keals. Maka dari itu, hendaklah siswa atau peserta didik menjaga

    kebugaran tubuhna masing-masing dengan membiasakan hidup

    bersih dan mengkonsumsi sesuatu yang menyehatkan.

    b) Faktor psikologis

    Faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

    faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari

    apa yang telah diperoleh dari belajar ini. Adapun faktor yang

    tercangkup dalam faktor psikologis, yaitu:

    1. Intelegensi atau kecerdasan

    Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis,

    yaitu kecakapan untuk mengahadapi dan menyesuaikan ke

    dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

    atau menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif,

  • 21

    mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto,

    2003: 56).

    Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting

    dan sangat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam

    belajar, manakala anak memiliki intelegensi yang normal, tetapi

    prestasi belajarnya sangat rendah sekali. Hal inni tentu

    disebabkan oleh halhal yang lain, misalnya sering sakit, tidak

    pernah belajar dirumah, dan sebagainya. kalau anak memiligi

    intelegensi dibawah normal, maka sulit baginya unntuk

    bersaing dalam pencapaian prestasi tinggi dengan anak yang

    mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Pada anak

    yang demikian, hendaknya diberi pertolongan khusus tau

    pendidikan khusus, seperti bimbingan dan sebgainya.

    Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan

    yang sesuai dengan tingkat perkembanggan sebaya.

    Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-

    kemajuan yang berbeda, dari berbagai anak antara anak satu

    dengan anak yang lainnya, sehingga seorang anak pada usia

    tertentu memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa

    faktor intelegensi merupakan faktor yang sangat berperan

    dalam menentukan prestasi belajar.

  • 22

    2. Bakat

    Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan

    ini baru akan terealisai menjadi kecakapan yang nyata sesudah

    belajar atau berlatih (Slameto, 2003: 57). Dari pengertian di

    atas, jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

    seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.

    Sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi

    rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam

    proses belajar, bakat memegang peranan penting dalam

    mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Bakat dapat

    berkembang atau sebaliknya. Hal ini tergantung pada latihan

    tau pendidiakan yang diterimanya. Apabila mendapatkan

    latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka bakat

    tersebut maka akan dapat berkembang menjadi kecakapan yang

    nyata. Sebaliknya apabila bakat tersebut tidak mendapat latihan

    atau pendidikan yang baik, maka bisa jadi bakat akan

    berkembang tidak semestinya, bahkan tidak berkembang sama

    sekali, sehingga bakat tersebut lenya begitu saja.

    3. Minat dan perhatian

  • 23

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto,

    2003: 57). Minat adalah perasaan senang atau tidak senang

    terhadap suatu objek (Tohirin, 2006: 131).

    Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan.

    Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah

    dipelajar dan disimpan karena minat menambah kegitan belajar.

    Untuk menambah minat seseorang dalam menerima pelajran

    disekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minatnya

    sendiri. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu

    faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila

    seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal,

    maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang

    diinginkannya dapat tercapai sesuai ddengan keinginannya.

    Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada

    perhatian materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila

    pelajaran yang disajikan tidak menarik, maka timbullah rasa

    bosan dan malas untuk belajar, sehingga prestasi dalam

    belajarnya menurun.

    Perhatian juga berpengaruh terhadap belajar. untuk

    menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

    mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika

  • 24

    bahan pelajaran tidak lagi menjadi perhatian siswa, maka

    timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar

    ssiswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran

    selalu menarik perhatian dengan cara menyesuaikan pelajaran

    itu dengan bakatnya.

    4. Motivasi siswa

    Motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah segala

    sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan

    sesuatu (Purwanto, 2004: 60). Motif dapt dikatakan sebagai

    daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

    melakuakn aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu

    tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat

    diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Apa

    saja yang diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang

    penting, yang berbahaya maupun yang tidakn mengandung

    risiko, selalu ada motivasinya.

    Motivasi adalah suatu proses untuk mnggiatkan motif-

    motif menjadi perbuatan atau tingksh laku untuk memenuhi

    kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu (Usman, 2005: 28).

    Dalam pembelajaran, motivasi adalah sesuatu yang

    menggerakkan atau mendorong siswa unntuk belajar atau

    menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya (Zahroh,

  • 25

    2008: 77). Sedangkan motivasi berprestasi adalah kondisi

    fisiologis atau psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang

    terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan

    aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi

    setinggi mungkin) (Djaali, 2008: 103). Motivasi merupakan

    faktor penting dalam belajar, karena motivasi mampu memberi

    semangat pada seseorang anak dalam kegiatan belajarnya.

    Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana

    cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula

    dalam kegiatan belajar mengajar, seorang anak akan berhasil

    jika mempunyai motivasi untuk belajar.

    5. Sikap siswa

    Mengingat sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu

    mempengaruhi hasil belajarnya, perlu diupayakan agar tidak

    timbul sikap negatif siswa, guru dituntut untuk selalu

    menunjukkan sikap positif terhadap didrinya sendiri, dan

    terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya.

    Sikap siswa di sini sangat berhubungan dengan kesiapan

    dan kematangan siswa, karena kesiapan merupakan kesediaan

    untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul darri

    dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

    kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

  • 26

    melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan

    dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya

    sudah ada kesiapam, maka hasil belajar akan lebih baik.

    b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)

    Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yang meliputi:

    1. Faktor keluarga

    Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan

    penidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan

    berembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun tidak

    langsyng keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan

    anak.

    Keluarga adalah institusi sentral penerus nilai-nilai budaya dan

    agama (value transmider). Artinya keluarga adalah tempat pertama

    dan utama bagi seorang anak muali belajar mengenal nilai-nilai

    yang sangat sepele, seperti menerima sesuatu dengan tangan kanan

    sampai hal-hal yang rumit, seperti interpretasi yang kompleks

    mengenai ajaran agama/tentang berbagai interaksi manusia.

    Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang

    menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar

    pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi

    rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya kedua orang tua,

  • 27

    akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya,

    tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut

    mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Disamping itu, faktor

    keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

    Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada tidaknya peralatan atau

    media belajar seperti papan tulis, gambar atau yang lainnya

    semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belaja seseorang.

    Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap keberhasilan

    anak-anaknya. Apabila hubunngan antara anggota keluarga,

    khususnya orang tua dengan anak-anaknya bersifat merangsang

    dan membimbing anak, akan memungkinkan anak tersebut

    mencapai prestasi yang baik. Sebaliknya apabila orang tua acuh tak

    acuh terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak cenderung

    malas belajar, akibatnya kecil kemungkinan anak mencapai prestasi

    yang kurang baik.

    Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari

    keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.

    Peralihan pendidikan informal kelembaga-lembaga formal

    memerlukan kerjasam yang baik antara orang tua dengan guru

    sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.

    Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

    menaruh perhatiahan serius tentang cara belajar anak dirumah.

  • 28

    Perhatihan orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

    sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak

    memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

    2. Faktor sekolah

    Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat dalam

    menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

    sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

    Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang ditugaskan

    pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.

    Dalam linngkungan sekolah banyak sekali faktor-faktor yang

    mempengaruhi terhadap belajar siswa, yang otomatis juga berimbas

    pada prestasi siswa yang mencangkup:

    Pertama, metode mengajar; metode pembelajaran adalah cara-cara

    atau teknik penyajian bahan pelajaran ynag akan digunakan oleh

    guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individual

    maupun secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran

    yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai

    metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai

    metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode

    yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Maka dari itu, guru

    diharapkan dapat memilih metode yang baik agar siswa

  • 29

    bersemangat dalam belajar dan otomatis juga akan mempengaruhi

    prestasi belajarnya.

    Kedua, kurikulum; kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang

    semula dalam bidang olahraga, yaitu curere yang berarti jarak

    terjauh lari yaitu jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari

    mulai dari start sampai finish (Sulistiyorini, 2006: 27). Dalam

    konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui

    oleh penndidik/guru juga peserta didik untuk menggabungkan

    pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai (Shaibany, 1979:

    478). Sedangkan menurut istilah, kurikulum adalah serangkaian

    komponen metode belajar mengajar, cara mengevaluasi kemajuan

    siswa dan seluruh perubahan pada tenaga pengajar, bimbingan dan

    penyulu9han, supervisi, administrasi, waktu, jumlah ruang, dana

    serta pilihan pelajaran (Patoni, 2004: 66). Kurikulum yang tepat

    akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik dan mampu

    mengaplikasikannya dlam kehidupan sehari-hari. Ketika suatau

    materi pelajaran diaplikasikan, tentunya siswa bertambah lebih

    semangat dalam belajar, karena belajar yang selama ini ia lakukan

    tidak sia-sia.

    Ketiga, relasi guru dengan siswa; untuk mendapatkan hasil belajar

    yang optimal, banayk komponen-komponen belajar mengajar.

    Diantaranya yaitu, hubungan antara guru dengan siswa. Hubungan

  • 30

    guru dengan siswa didalam proses belajar mengajar merupakan

    faktor yang sangat menentukan, karena bagaimanapun bahan

    pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnananya metode

    yang digunakan, namun jika hubungan guru sengan siswa

    merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat

    menciptakan keluaran yang tidak diinginkan. dengan demikan

    proses belajar mengajar akan dapat efektif jika terbina hubungan

    dan komunikasi yang baik dan harmonis antar guru dan murid. Bila

    proses belajar mengajark efektif maka hasil belajar siswa juga akan

    menunjukkan hasil yang memuaskan.

    Keempat, relasi siswa dengan siswa; sebagian siswa mempengaruhi

    sikap dan tingkah laku siswa lain di sekolah. Maka, prestasi siswa

    akan meningkat bila terjadi relasi yang baik antara siswa satu

    dengan siswa yang lainnya karena adanya relasi yang baik tersebut

    maka proses belajar mengajar akan menjadi lancar. Dan guru juga

    akan mengandalkan hubungan siswa yang sulit didiagnosa. Dengan

    kelancaran proses belajar mengajar, maka prestai siswa sebagai

    hasil belajar juga akan eningkat dengan sendirinya.

    Kelima, disiplin sekolah; kedisiplinan erat hubungannya dengan

    kerajinan siswa dlam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan

    sekolah mencangkup kedisiplinan guru mengajar dengan

    melaksanakan tata tertib kedisiplinan pegawai/karyawan dalam

  • 31

    pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung

    sekolah (Slameto, 2003: 67). Dengan menciptakan kedisiplinan di

    sekolah, maka akan tercipta kondisi belajar mengajar yang

    kondusif, sehingga proses belajar akan lancar dan prestasi belajar

    juga akan ikut terpengaruh.

    Keenam, media pendidikan; kenyataan mengatakan, bahwa agar

    pendidikan dapat diselenggarakan secara lancar, maka diperlukan

    media pendidikan dalam jumlah yang besar. Maka dari itu,

    keberadaan media pendidikan secara tidak langsung merupakan hal

    yang penting untuk memperlancar proses pembelajaran.

    Ketujuh, waktu sekolah; adalah waktu terjadinya proses belajar

    mengajar, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau mlam hari.

    Waktu sekolah juga dpat mempengaruhi hasil belajar siswa. jika

    terjadi terpaksa masuk sekolah di siang hari atau sore hari,

    sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa

    harus beristirahat tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka

    mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.

    Kesulitan ini disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan

    berpikir pada kondisi badan yang lemah. Jadi memilih waktu

    sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar

    (Zahroh, 2008: 81).

  • 32

    Kedelapan, standar pelajaran diatas ukuran; guru dalam menuntut

    penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-

    masing. Yang terpenting tujuan yang telah dirumuskan dapat

    tercapai (Zahroh, 2008: 81)

    Kesepuluh, metode belajar; cara belajar yang dilakukan siswa

    sedikit banyak akan mempengaruhi hasil belajarnya, karena cara

    belajar yang benar, seperti siswa yang belajar teratur setiap hari

    akan berdampak positif pada hasil belajar, begitu juga sebaliknya

    siswa yang akan menghadapi ujian, akan berdampak negatif

    terhadap hasil belajarnya.

    Kesebelas, tugas rumah; ketika usai sekolah, waktu utama belajar

    adalah di sekolah. Sedangkan waktu di rumah di gunakan untuk

    kegiatan lain yang positif. Maka dari itu diharapkan seorang guru

    tidak memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang terlalu banyak

    sehingga siswa dapat melakukan kegiatan lainnya di rumah.

    3. Lingkungan Masyarakat

    Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang

    tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena

    lingkungan alam sekitar sangat besar pengauhnya terhadap

    perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari

    anak lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu

  • 33

    berada. Dengan demikian, dapat dikatakan lingkungan masyarakat

    membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari

    seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinnya dengan

    kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila

    seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan yang rajin, maka

    kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

    dirinya, sehingga dia akan turut belajar sebagaimana teman-teman

    dalam lingkungannya. Sebaliknya apabila seorang siswa berada di

    suatu lingkungan yang malas belajar, maka kemungkinan besar

    akan menhambat prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

    Jika faktor tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Pertama, kegiatan siswa dalam masyarakat; disamping belajar,

    seorang siwa biasanya mempunyai berbagai kegiatan lain, misalnya

    bimbingan belajar, olahraga, ikut organisasi seperti IPNU dan lain

    sebagainya. Apabila kegitan tersebut dilakukan secar berlebih-

    lebihan maka dapat berdampak negatif terhadap kegiatan belajar

    siswa dan akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Namn,

    apabila dilakukan secara sewajarnya saja, maka justru akan

    menambah pengalaman siswa. Maka dari, orang tua harus mampu

    memberikan perhatihan dan pengarahan kepada anaknya agar

    anaknya tidak hanyut dalam kegiatan tersebut secara berlebihan.

  • 34

    Kedua, media massa; yang termasuk mass media adalah internet,

    bioskop, radio, tv, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik

    dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat.

    Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa

    dan juga belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga

    berpengaruh jelek terhadap siswa (Zahroh, 2008: 82). Maka orang

    tua perlu memberikan kontrol dan bimbingan kepada anak yang

    baik dalam keluarga maupun masyarakat.

    Ketiga, teman bergaul; teman bergaul sangat berpengaruh terhadap

    jiwa seorang anak. Maka dari itu, orang tua harus dapat memantau

    anaknya dalam pergaulan dengan teman-temannya. Karena teman

    bergaul yang baik akan memberikan pengaruh baik terhadap diri

    anak tersebut dan sebaliknya teman bergaul yang jelek juga akan

    berpengaruh jelek terada diri anak tersebut.

    Keempat, bentuk kehidupan masyarakat; kehidupan masyarakt

    yang berada di sekitar rumah dimana anak itu tinggal mempunyai

    pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan

    anak. Jika seandainya siswa berada di linngkungan yang rajin

    belajar, secara otomatis anak berpengaruh dan anakpun akan belajar

    dengan rajin (Shalahuddin, 1990: 65). Sebaliknya jika anak berada

    di lingkungan yang setiap malam hanya berfoya-foya dan malas-

    malasan, maka anak juga akan cepat terpengaruh olehnya. Anak

  • 35

    yang rajin dala belajar, tentu prestasinya akan meningkat.

    Sebaliknya anak yang malas, maka prestasinya juga akan jelek.

    Rata-rata titk tekan pengendalian anak didik atau siswa dalam

    keluarga dan masyarakat diperankan oleh orang tua. Hal itu

    dikarenkan anak didik atau siswa lebih banyak bersama orang tua.

    Jadi orang tua hendakla mampu berbuat yang paling tepat dan

    paling bijak untuk keberlangsungan masa depan anaknya. Tanpa

    adanya peran aktif dari orang tua, maka anak didik akan menjadi

    tidak terkendali dan terjebak dalam pergolakan sosial yang akan

    menyesatkan masa depannya.

    3. Upaya meningkatkan Prestasi Belajar

    Agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya, seorang siswa harus mampu

    me-manage faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Baik itu faktor

    intern maupun ekstern. Selain itu, seorang siswa juga perlu

    memperhatiakan aspek psikologisnya yang salah satunya adalah konsep

    diri. Hal ini dikarenakan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Uswah

    Wardiana, “konsep diri merupakan pandangan dan perasaan siswa terhadap

    dirinya sendiri yang terbentuk sejak kanak-kanak dan akan terus

    berkembang seiring dengan perkembangan individu sebagai inti

    kepribadian seseorang” (Wardiana, 2005: 137). Jika siswa mampu untuk

    mengendalikan konsep dirinya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang

  • 36

    positif, maka siswa akan mudah dalam belajar dan mendapatkan prestasi

    yang baik.

    Disamping upaya dari pihak siswa, pihak pendidik juga harus

    mempunyai upaya untuk meningkatkan pestasi belajar siswa dengan cara

    melakukan pembelajaran yang seefektif mungkin. Dengan pembelajaran

    yang efektif maka siswa akan lebih mudah menerima pelajaran dan hasilnya

    akan tampak secara konkrit dalam prestasi belajar. Selain itu, pendidik

    diharapkan mampu melakukan diagnosis yang fungsinya untuk mengetahui

    kesulitan belajar yang dialami siswa. Apabila kesulitan siswa mampu

    diidentifikasi, maka pendidik hendaklah memberikan solusi terhadap

    maslah atau kesulitan tersebut, sehingga siswa mampu belajar dengan

    mudah dan lancar, yang pada akhirnya prestasi belajarnya meningkat.

    B. Pernikahan dalam Islam

    1. Pengertian Nikah

    Kata Nikah (نًِكاح) atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa

    Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (َزَواج) .Nikah artinya suatu

    akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang

  • 37

    perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan

    kewajiabn diantara keduanya.

    2. Hukum Pernikahan

    a. Mubah

    Hukum asal pernikahan adalah mubah. Hukum ini berlaku bagi

    seseorang yang tidak tersdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan

    nikah atau mengharamkannya.

    b. Sunnah

    Hukum ini berlaku bagi sesorang yang memiliki bekal untuk

    hidup berkeluarga, mampu secara jasmani dan rohani untuk

    menyongsong kehidupan berumah tangga dan dirinya tidak khawatir

    terjerumus dalam praktik perzinaan atau muqaddimahnya (hubungan

    lawan jenis dalam bentuk apapun yang tidak sampai pada praktik

    perzinaan).

    c. Wajib

    Hukum ini berlaku bagi siapapun yang telah mencapai

    kedewasaan jasmani dan rohani, memiliki bekal untuk menafkahi istri,

    dan khawatir dirinya akan terjerumus dalam perbuatan keji zina jika

    hasrat kuatnya untuk menikah tak diwujudkan.

    d. Makruh

    Hukum ini berlaku bagii seseorang yang belum mempunyai bekal untuk

    menafkahi keluarganya, walaupun dirinya telah siap secra fisik untuk

  • 38

    menyongsong kehidupan berumah tangga, dan ia tidak khawatir

    terjerumus dalam praktik perzinaan hingga datang waktu yang paling

    tepat untuknya. Untuk seseorang yang mana nikah menjadi makruh

    untuknya, disarankan memperbanyak puasa guna merendam gejolak

    syahwatnya. Kala dirinya telah memiliki bekal untuk menafkahii

    keluarga, ia diperintahkan untuk bersegera menikah.

    e. Haram

    Hukum ini berlaku bagi seseorang yang menikah dengan tujuan

    menyakiti istrinya, mempermainkannya serta memeras hartanya

    (Rasjid, 2014: 381)

    3. Rukun dan Syarat Pernikahan

    a. Calon Suami

    b. Calon istri

    c. Ijab qabul (ucapan penyerahan dan penerimaan)

    4. Mahram (Wanita yang Haram Dinikahi)

    a. Sebab-sebab haram dinikahi untuk selamanya

    1) Sebab keturunan darah/keturunan/nasab

    Mereka adalah:

    a) Ibu

    b) Nenek secara mutlak dan semua jalur atasnya

    c) Anak perempuan dan anak permpuanya beserta seuma jalur ke

    bawah

  • 39

    d) Anak perempuan dari anak laki-laki dan perempuannya beserta

    semua jalur ke bawah

    e) Saudara perempuan secra mutlak, anak-anak perempuan dan

    anak perempuannya anak laki-laki dan saudara perempuan

    tersebut brserta jalur ke bawah

    f) Bibi dari jalur ayah secara mutlak berserta jalur ke atasnya

    g) Anak perempuan saudara laki-laki secra mutlak

    h) Anak perempuan anak laki-laki, anak perempuannya anak

    perempuan beserta jalur ke bawahnya.

    Allah berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 23

    مْ ُكُ ت اََل َخ مْ َو ُكُ ات مَّ عَ مْ َو ُكُ ات َو ََخ أ مْ َو ُكُ ت ا َ ن َ ب مْ َو ُكُ ت ا هَ ُمَّ أ مْ كُ يْ َ ل ْت عَ َم ِ رِّ ُح

    تِ ُْخ اُت اأْل َ ن َ ب َو ِ َخ اُت اأْل َ ن َ ب َو

    artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-

    anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang

    perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;

    saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak

    perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak

    perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan;

    2) Sebab hubungan pernikahan/semenda/musharahah, mereka adalah

    a) Mertua permpuan termasuk mertua tiri

    b) Anak tiri, jika istri (ibunya) telah dicampuri

    c) Bekas menantu perempuan

    d) Bekas ibu tiri

  • 40

    3) Sebab hubungan persesusuan/radla’ , mereka adalah

    a) Perempuan yang menyusui (ibu susuan)

    b) Saudara perempuan sesusuan baik saudara sesusuan sekandung,

    maupun saudara sesusuan seayah ataupun seibu.

    b. Sebab-sebab Wanita menjadi Haram untuk dinikahi Sementara

    Ada bebrapa sebab yang menjadikan seseorang wanita tidak boleh

    dinikahi sementara waktu. Sebab-sebab itu adalah

    1) Pertalian nikah

    Perempuan yang masih dalam ikatan perkawinan, haram dinikahi

    laki-laki lain. Termasuk perempuan yang masih ada dalam massa

    iddah, baik iddah talak maupun iddah wafat.

    2) Thalaq bain kubra (cerai tiga)

    3) Memadu dua orang perempuan yang bersaudara

    4) Berpoligami lebih dari empat

    5) Perbedaan agama

    5. Hikmah Pernikahan

    a. Pengaturan hubungan biologis yang terjaga kemuliannya

    b. Mengusahakan kecerdasan, melanjutkan keturunan, dan memelihara

    nasab yang baik

    c. Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh dengan sempurna dalam

    melindungi putra-purtinya dengan penuh kasih sayang

  • 41

    d. Timbul rasa tanggung tawab dalam keluarga sehingga mendorong

    kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan.

    C. Metode Firing Line

    1. Pengertian Firing Line

    Strategi dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia yaitu taktik,

    ilmu menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan

    tertentu dalam berperang. Strategi juga diartikan sebagai langkah-

    langkah yang dilakukan secara sistimatis dalam perang. Menurut

    Makmun (2009: 220) strategi secara umum dapat didefinisikan suatu

    garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah

    ditetapkan. Dalam memilih metode atau strategi pembelajaran Fiqih di

    Madrasah Aliyah berdasarkan Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP), guru diharapkan memerhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:

    ( Ahmad, 2013: 157)

    1. Berpusat pada siswa agar mencapai kompetensi yang diharapkan.

    2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam

    kompetensi dasar dan standar kompetensi tercapai secara utuh.

    3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan

    individual setiap siswa.

  • 42

    4. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus- menerus

    menerapkan prisip pembelajaran tuntas.

    5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga

    siswa menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu

    memecahkan masalah yang dikaji.

    6. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia

    sehingga memberikan pengalaman belajar yang beragam.

    7. Peran guru sebagai fasilisator, motivator dan narasumber.

    Mel Silbermen dalam bukunya Aktif Learning menyatakan

    pengertian Firing Line (Garis Tembak ) yaitu format gerakan cepat yang

    dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran

    (2009: 212). Firing Line menonjolkan secara terus menerus pasangan

    yang berputar. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merespons

    secara cepat pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan atau tipe tantangan

    yang lain. Strategi ini merupakan strategi yang merujuk pada

    pembelajaran kelompok. Dengan pembelajaran kelompok siswa akan

    berinteraksi aktif dengan teman lainnya sehingga pendapat dan

    pengetahuan meraka juga bertambah. Selain itu metode ini merupakan

    pembelajaran kelompok yang menekankan siswa untuk bergerak dan

    merespon cepat terhadap soal yang diberikan. Strategi ini merupakan

    pengajaran yang terpimpin karena guru yang memimpin pelaksanaan

  • 43

    dan yang mengatur batas waktu dalam pengerjaan soal. Hal ini dapat

    menjadikan siswa lebih mandiri dan senang dalam belajar.

    2. Tujuan Firing Line

    Tujuan strategi Firing Line yaitu dengan pembelajaran strategi

    firing line siswa diharapkan dapat mengaktifkan siswa melalui gerkan

    cepat dan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan. Dengan

    pembelajaran yang menyenangkan maka dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    3. Ruang Lingkup Firing Line

    a. Siswa dan guru. Siswa dan guru merupakan subyek atau pelaku

    dalam pelaksanaan strategi firing line. Siswa melaksanakan perintah

    guru dan perintah dalam kartu.

    b. Kelompok. Strategi firing line merupkan strategi yang dikerjakan

    secara bersama-sama atau berkelompok.

    c. Pergerakan cepat. Pelaksanaan strategi firing line berciri khas

    gerakan perpindahan yang cepat. Siswa secara cepat menjawab

    pertanyaan lalu berpindah ke deret berikutnya.

    d. Berfikir. Selain pergerakan cepat juga dalam menjawab kartu

    diperlukan berfikir yang cepat pula.

    4. Langkah- Langkah FiringLine

  • 44

    Prosedur pelaksanaan metode Firing Line menurut Hamruni (2012:

    173) yaitu:

    a. Tentukan tujuan yang akan dicapai.

    1) Peserta didik dapat saling mengetes atau melatih satu sama lain.

    2) Peserta didik dapat memainkan peran situasi yang ditugaskan

    kepadanya.

    3) Peserta didik dapat mengajarkan satu sama lain.

    b. Aturlah kursi- kursi dalamdua baris yang berhadapan, usahakan

    kursi- kursi itu cukup untuk semua siswa di kelas.

    c. Pisahkanlah kursi- kursi itu ke dalam kelompok- kelompok tiga

    sampai lima pada setiap baris. Distribusikan pada setiap siswa

    kelompok X sebuah kartu yang berisi tugas untuk dijawab

    (direspons) oleh peserta kelompok Y yang ada dihadapanya.

    Selanjutnya, berikanlah kartu yang berbeda kepada setiap anggota

    kelompok Y.

    d. Mulailah tugas pertama setelah periode waktu singkat umumkan

    bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk memindahkan satu kursi

    ke kiri atau ke kanan dalam kelompok. Jangan pindahkan kursi X.

    Perintahkan teman X menyampaikan tugasnya kepada teman Y di

    hadapanya. Teruskan untuk sebanyak mungkin tugas yang berbeda

    yang dimiliki, dan begitu juga sebaliknya giliran kelompok Y.

  • 45

    5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Firing Line

    Kelebihan strategi belajar Firing Line yaitu:

    a. Dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran karena siswa

    bergerak aktif untuk menyelesaikan suatu soal.

    b. Lebih meningkatkan pemahaman siswa karena siswa dituntut untuk

    menyelesaikan soal- soal yang berbeda.

    c. Meningkatkan kerjasama dan rasa menghargai ketika mereka

    berdiskusi atas jawaban dari teman kelompoknya (Chasan: 2013).

    Kekurangan strategi belajar Firing Line yaitu:

    a. Siswa yang kurang besemangat dalam belajar maka ia tidak akan

    dapat mengikuti prosedur metode ini dengan baik karena strategi ini

    menuntut siswa untuk bergerak dan merespon pertanyaan.

    b. Strategi ini menuntut guru bisa membagi waktu dengan baik karena

    dalam menyajikan materi dan pelaksanaan diburuhkan pengaturan

    waktu yang baik (Chasan: 2013).

    D. KKM

    1. Pengertian KKM

  • 46

    Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar

    (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

    KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata

    pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas

    ambang kompetensi.

    KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran dengan

    memperhatikan :

    a. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)

    b. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya

    kompetensi dasar)

    c. Kemampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar)

    KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan

    berdasarkan hasil musyawarah guru mapel di satuan pendidikan.

    2. Rambu-Rambu penetapan KKM

    a. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

    kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.

    b. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0

    – 100

    c. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar

    maksimal, dan berupaya secara bertahap meningkatkan untuk

    mencapai ketuntasan maksimal

  • 47

    d. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta

    didik

    3. Fungsi KKM

    a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik

    sesuai KD mata pelajaran yang diikuti.

    b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

    penilaian mata pelajaran.

    c. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi

    program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Merupakan

    kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan satuan

    pendidikan dengan masyarakat.

    d. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi

    tiap mata pelajaran.

    4. Prinsip-prinsip Penetapan KKM

    a. Dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap

    indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan

    intake peserta didik

    b. KKM Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari KKM

    indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut

    c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)

    merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat

    dalam SK tersebut

  • 48

    d. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari

    semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun

    pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar

    (LHB/Rapor) peserta didik

    e. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya

    perbedaan nilai ketuntasan

    5. Langkah-langkah Penetapan KKM

    a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

    mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya

    dukung, dan intake peserta didik.

    b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran

    disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam

    melakukan penilaian

    c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan

    d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan

    kepada orang tua/wali peserta didik

    6. Penetapan KKM

    a. Kopleksitas

    a) Tingkat Kompleksitas: (kesulitan dan kerumitan) setiap KD atau

    indikator yang harus dicapai oleh peserta didik

  • 49

    b) Kompleksitas tinggi, apabila dalam mencapai kompetensi

    diperlukan :

    1) Guru (memahami kompetensi yang harus dicapai peserta

    didik, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran

    )

    2) Waktu (cukup lama karena perlu pengulangan)

    c) peserta didik (Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi)

    b. Daya dukung

    a) Ketersediaan Tenaga

    b) Sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan

    c) Biaya operasional pendidikan

    d) Manajemen Sekolah

    e) Kepedulian stakeholders sekolah

    c. Intake (Tingkat Kemampuan Rata-rata Peserta Didik)

    a) Kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi Penerimaan Peserta

    Didik Baru (PPDB), Nilai Ujian Nasional (NUN), Rapor kelas 3

    SMP, tes seleksi masuk, atau psikotes

    b) Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM

    peserta didik pada semester atau kelas sebelumnya (Diklat/Bimtek,

    2009:20)

    E. Kajian Pustaka

  • 50

    Peneliti menemukan penelitian yang membahas tentang metode

    pembelajaran firing line yaitu EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE

    THE FIRING LINE DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING

    PADA MATERI PENAMAAN SENYAWA KIMIA ( Suatu eksperimen di

    MA An-Nidham Demak Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012) yang disusun oleh

    Nuraini, Semarang.. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil perhitungan pada

    kemampuan akhir kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan

    menggunakan metode pembelajaran firing line diperoleh rata-rata 72,00 dan

    (SD) adalah 11,81, sedangkan untuk kelas kontrol dengan setelah mendapat

    perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata

    64,25 dan (SD) adalah 11,91 dan t hitung= 2,923 dikonsultasikan dengan t tabel

    pada α = 5 % ( 2) dk = n1 + n2 − 2 = 78 diperoleh t tabel = 1,991. Hal ini

    menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho di tolak dan Ha diterima.

    Artinya rata-rata hasil belajar yang diajar dengan metode pembelajaran Firing

    Line lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia yang diajar dengan

    pembelajaran langsung dengan metode ceramah.

    Yang kedua peneliti menemukan judul IMPLEMENTASI MODEL

    PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

    BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X SMK

    MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN AJARAN 2015/2016. yang di susun

    oleh Dwi utari, Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut membahas tentang

    pelaksanaan atau penerapan metode firing line untuk meningkatkan prestasi

  • 51

    belajar akuntasi keuangan siswa. Nilai rata-rata siklus I sebelum tindakan (pre

    test) yaitu 51,70 meningkat menjadi 72,79 setelah adanya tindakan (post test)

    dan nilai rata-rata siklus II sebelum tindakan (pre test) yaitu 52,38 meningkat

    menjadi 83,23 setelah tindakan (post test). Peningkatan juga terjadi pada

    ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I, hasil tes

    sebelum tindakan (pre test) menunjukkan belum ada siswa yang mencapai

    KKM, sedangkan pada tes setelah tindakan (post test) sebanyak 10 siswa atau

    47,62% siswa telah mencapai KKM. Pada Siklus II, hasil tes sebelum tindakan

    (pre test) menunjuukan 2 siswa atau 9,50% siswa dapat mencapai KKM

    sedangkan pada tes setelah tindakan (post test), sebanyak 18 siswa atau 85,71%

    siswa telah mencapai KKM. Ketuntasan KKM ini meningkat sebanyak 38,09%

    dari tes setelah tindakan (post test) siklus I ke tes setelah tindakan (post test)

    siklus kedua.

    Dengan ini peneliti menemukan judul baru yaitu PENINGKATAN

    PRESTASI BELAJAR FIQH MATERI PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

    KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMEBELAJARAN

    FIRING LINE DI MA MIFTAHUSSALAM BANYUMAS 2017. Dalam

    pembahasan judul ini peneliti dapat meneliti metode firing line untuk

    meningkatkan prestasi belajar fiqih khusus kelas XI IPS. Sehingga peneliti

    dapat mengetahui sejauh mana metode firing line dapat meningkatkan

    pembelajran yang aktif pada mata pelajaran fiqih khususnya kelas XI.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dimana pada prasiklus

  • 52

    ada 6 peserta didik atau 28% yang tuntas sedangkan ada15 peserta didik atau

    72% yang tidak tuntas, kemudian pada pelaksanaan siklus I ada 10 peserta

    didik atau 47 % yang tuntas, sedangkan ada 11 peserta didik atau 53% yang

    tidak tuntas, sedangkan dalam pelaksanaan siklus II ada 19 peserta didik atau

    90% yang tuntas dan ada 2 peserta didik atau 10% yang tidak tuntas.

    BAB III

  • 53

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Sekolah

    1. Identitas Madrasah

    Nama Madrasah :MA PPPI Miftahussalam Banyumas

    Nomor Statistik Madrasah : 131233020008

    NPSN : 20364914

    Kepala Madrash : Drs. Nur Abdullah, M.Pd.I

    Jalan dan Nomer : Jl. raya Kejawar No. 72 Banyumas

    Desa : Kejawar

    Kecamatan : Banyumas

    Kabupaten : Banyumas

    Provinsi : Jawa Tengah

    Kode Pos : 53192

    Telpon : (0281) 796121

    Email : [email protected]

    Website : ma-banyumas.blogspot.com

    Status Lembaga : Madrasah Aliyah Swasta

    Akreditasi : Terakreditasi “B”

    Tahun Berdiri : 1979

    Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

    Lokasi Madrasah : Strategis

  • 54

    Jarak Kepusat kecamatan : 2 KM

    Organisasi Penyelenggara :YayasanMiftahussalam

    Banyumas

    2. Sejarah MA PPPI Miftahussalam Banyumas

    Sejarah berdirinya MA PPPI Miftahussalam tidak terlepas dari

    sejarah berdirinya Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam

    Banyumas atau pada saat berdiri bernama Pondok Pesantern Pendidikan

    Islam. Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas

    adalah sebuah pesantren yang didirikan atas gagasan Bapak

    H.O.S.Notosuwiryo (Pensiunan Pegawai Jawatan Agama Kabupaten

    Banymas)

    Inisiatif ini timbul sebagai upaya mendidik para santri dalam

    memahami ilmu-ilmu agama. Inisiatif ini terus bergulir dan mendapat

    sambutan dari berbagai kalangan dan tokoh masyarakat di Kabupaten

    Banyumas sehingga melalui GUPPI Cabang Banyumas yang pada saat itu

    (1976) diketuai oleh K.H Syamsuri Ridwan berdirilah Pondok Pesantren

    Pendidikan Islam Banyumas pada hari sabtu manis tanggal 17 Januari

    1976/ 15 Muharram 1396 yang diresmikan oleh Bupati Banyumas

    (Poedjadi Djaring Bandajuda) yang disaksikan oleh :

    1. R.M. Soeharjo Soerjopranoto, Pembantu Gubernur Jawa Tengah

    Daerah Karesidenan Banyumas.

  • 55

    2. Kolonel Zaeni Dahlan, Dan Rem 0701 Banyumas

    3. Letnan Kolonel Roedjito DanDim 0701 Banyumas

    4. Mayor Niat Djojosusilo, WaDanRes 911 Banyumas

    5. Kisworo, Ketua DPD Golkar Dati II Kab. Banyumas

    6. Drs. Djarwoto Aminoto, Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan Kab. Banyumas

    Areal yang digunakan pondok menempati gedung eks Karesidenan

    Banyumas yang sudah lama tidak ditempati. Penyerahan tanah seluas 1,5

    Ha dilakukan oleh Komando Distrik Militer 0701 Banyumas selaku

    Pembantu Kuasa Perang tanggal 29 November 1976 kepada Yayasan

    Pondok Pesantren Pendidikan Islam Banyumas. Adapun luas tanah yang

    digunakan untuk bangunan Pondok Pesantren adalah seluas 1.496m2.

    Pada awal pendirian Pondok Banyumas, pengurus yayasan

    mempercayakan pondok pesantren kepada :

    1. K. Mukhtar Mu’thi sebagai Pimpinan Pondok.

    2. K.A.K. Hadisiswojo sebagai Wakil Pimpinan Pondok.

    3. Nirkam Ahmari, BA sebagai pembantu pimpinan bidang pendidikan

    merangkap keuangan bidang pendidikan.

    4. K.H. Rosjichun sebagai pimpinan bidang kepondokan, pendidikan

    pondok merangkap keuangan pondok.

    Dibantu beberapa staff pengajar :

  • 56

    1. Sdr. Madjid untuk bidang Ketrampilan dan Bahasa.

    2. Sdr. Ngaliman, BA. bidang studi Bahasa Inggris.

    3. dr. Watori, BA. bidang studi Kesenian.

    4. Sdr. Sutargo, HD. Bidang studi Fisika.

    5. Sdr. Ahmad Sajidi (Penilik Somagede).

    6. Sdr. Mutoyib (Kepala KUA Kec. Banyumas).

    7. Ustadzah Muslihah.

    Sedang yang berdomisili di Pondok adalah :

    1. Keluarga K. Mukhtar Mu’thi.

    2. Keluarga Nirkam Ahmari, BA.

    3. Keluarga Rosjichun.

    4. Keluarga Watori, BA.

    Tingkat pendidikan formal pada pendirian Pondok Pesantren

    Pendidikan Islam Banyumas adalah Madrasah Tsanawiyah dengan

    ditambah ketrampilan – ketrampilan pada sore harinya. Adapun jenis

    ketrampilan yang diberikan pada saat itu adalah

    1. Ketrampilan Las : Memperbaiki perabotan kelas dan ranjang.

    2. Ketrampilan Drum Band.

    3. Ketrampilan membuat perkakas dapur dari triplek dan bambu.

    Pada awal berdirinya Pondok Pesantren, para santri datang dari

    semua kecamatan dikabupaten Banyumas yaitu melalui KUA kecamatan

    yang emngirim dua orang santri sehingga pada tahun pertama jumlah santri

  • 57

    yang mengikuti pendidikan di pondok ini berjumlah 42 orang. Mulai Tahun

    Ajaran 1979/1980 Pondok Pesantren membuka pendidikan lanjutan dari

    Madrasah Tsawawiyah yaitu Madrasah ‘Aliyah PPPI Miftahussalam

    Banyumas.

    3. Visi Misi MA PPPI Miftahussalam Banyumas

    Visi : Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK. Mandiri. Adaptif. Kreatif

    dan Kompetitif

    Misi 1. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan

    2. Pembenahan Sarana Prasarana Pendidikan

    3. Pembelajaran yang Efektif

    4. Internalisasi Nilai-nilai Islam

    B. Fasilitas Sarana Prasarana

    1. Data Ruang Kelas

    Data ruang kelas yang terdapat pada MA PPPI Miftahussalam

    Banyumas yaitu 6 ruangan kelas. Dan setiap kelasnya terdapat meja dan

    kursi sesuai jumlah siswa siswanya. Jumlah seluruh meja dan kursi didalam

    kelas termasuk meja dan kursi guru yaitu 142 meja dan kusi.

    2. Data Fasilitas MA PPPI Miftahussalam Banyumas

    a. Ruang Lab Komputer

    b. Ruang Lab Elektronika

    c. Ruang Lab Fisika

  • 58

    d. Ruang Lab Biologi

    e. Ruang Lab Kimia

    f. Ruang Lab Bahasa

    g. Ruang Multimedia

    h. Ruang Kantor Guru dan Tata Usaha

    C. Guru dan Staf

    1. Data Guru dan Karyawan

    No Nama TTL Jabatan

    1. Drs. Nur Abdullah,

    M.Pd.I

    Purbalingga, 1967-

    02-06

    Kepala sekolah

    Guru Fisika

    Ka. Lab Fisika

    2. Khoirul Bashor,

    S.Pd.

    Ponorogo,

    1972-03-11

    Guru TIK dan

    Durussullighoh

    Ka. Lab Komputer

    3. Agam Egy Iriandono Banyumas, 1962-

    06-20

    Guru Sejarah, Geografi

    dan sosiologi

    Kepala keperpustakaan

    4. Dwi Priatmoko,

    S.Pd. Ek

    Banyumas, 1974-

    01-17

    Guru Ekonomi dan

    sosiologi

    Waka Kesiswaan

  • 59

    5. K Kidam, S.Pd.I Banymas 1974-03-

    15

    Guru Penjasorkes, Akidah

    Akhlak, dan SKI

    Bendahara

    6. Puryanto, S.Ag Banyumas, 1970-

    02-08

    Guru Qur’an Hadist dan

    SKI

    Wali kela X-1

    7. n Nurchasanah, S.Pd Banyumas 1977-

    03-03

    Guru Biologi dan Pkn

    Wali kelas XII IPS

    Ka Lab Biologi

    8. Dra. Ariyani

    Indiastuti

    Purbalingga, 1970-

    01-16

    Guru Fiqh dan Akidah

    Akhlak

    Wali Kelas XI IPA

    9. Aji Susilianti, S.Pd Banyumas, 1979-

    01-27

    Guru Bahasa indonesia

    Wali Kelas XI IPS

    10. F Fajar Isnaeni, S.Pd. Banyumas, 1981-

    02-09

    Guru Kimia

    Wali Kelas XII IPA

    Ka. Lab. Kimia

    11. Arif Susanto, S.Pd Banyumas, 1980-

    05-11

    Guru Ketrampilan dan

    Seni Budaya

  • 60

    Waka Sarpras dan

    HumasKa. Lab

    Elektronika

    12. A Amin Wahyudi,

    S.Si., S.Pd.

    Tegal, 1981-04-16

    Guru Matematika

    13. Prawanti, S.Pd.I Ponorogo, 1986-

    10-20

    Guru Durusullughoh dan

    Bahasa Jawa

    14. Fajar Prabawani,

    S.Pd

    Banjarnegara,

    1988-06-29

    Guru Bahasa Inggris

    Wali Kelas X-2

    15. Agus Priyanto Purbalingga, 1995-

    03-05 Guru Bahasa Arab

    16. Ahmad Mukti

    Amrulloh

    Banjarnegara,

    1993-10-01 Guru TIK

    17. Parjono Banyumas, 1966-

    06-24 Kep TU

    18. Arif Rahman Brebes, 1990-03-20 Staf TU

    D. Struktur Organisasi

    Kepala Sekolah : Drs. Nur Abdullah, M.Pd.I

    Kepala Tata Usaha : Parjono

    Waka Kurikulum : Nurchasanah, S.Pd

    Waka Kesiswaan : Dwi Priatmoko, S.Pd. Ek

  • 61

    Waka Sarpras dan Humas : Arif Susanto, S.Pd

    Koordinator BK : Agus Suprianto

    E. Obyek Penelitian

    Siswa kelas XI IPS MA PPPI Miftahussalam Banyumas

    No Nama Jenis Kelamin

    1. Almaida Putri Nahdila Syarif P

    2. Ananda Surya Annisa P

    3. Anti Zhubaedah P

    4. Cahya Tiara Fajrianing P

    5. Dinda Aptiliana P

    6. Elfan Aldianto L

    7. Fahrie In’Amuddin L

    8. Fitrah Nadyah P

    9. Infusvania Putri Prakasiwi P

    10. Kisti Aulia L

    11. Kurnia Rahma Dinah P

    12. Lailina Lutfiyah Ninngrum P

    13. Luthfi Abdullah L

    14. Marina Nur Royyan Pangestika P P

  • 62

    15. Meliatun Umu Mawadah P

    16. Nina Amalia P

    17. Okta Lutfiatul Khotiah P

    18. Saifudin Jailani L

    19. Salsabila Ariqoh Nisa Wibowo P

    20. Umniyatun Sholihah P

    21. Vanya Maharani P

    F. Pelaksanaan Penelitian

    Dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada masing-

    masing siklus, maka peneliti menyajikan definisi dari masing-masing siklus

    tersebut.

    1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2018 dengan

    materi pokok Fiqh pernikahan menurut Islam.

    Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagi

    berikut:

    a. Siklus 1

    1) Perencanaan

    a) Membuat RPP

  • 63

    b) Guru membuat soal-soal yang akan diberikan pada proses

    pembelajaran baik untuk siswa penaya maupun penjawab.

    c) Guru menjelaskan pengertian metode firing line

    d) Menyusun lembar evaluasi

    2) Pelaksanaan Penelitian

    Kegiatan Pendahuluan

    a) Guru mengucapkan Salam

    b) Guru ketua kelas untuk memimpin berdoa

    c) Guru mengabsen siswa

    d) Appersepsi dan motivasi, yang dilakukan dengan cara tanya

    jawab mengenai pengetahuan awal tentang materi Pernikahan

    dalam Islam

    e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

    berlangsung

    Kegiatan Inti

    a) Guru mengatur tempat duduk siswa

    b) Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai metode firing line

    c) Guru menyampaikan terlebih dahulu materi tentang pernikahan

    menurut Islam

    d) Guru membagi dalam dua kelompok yang satu sebagai

    kelompok penaya dan kelompok yang satunya sebagi kelompok

    penjawab

  • 64

    e) Guru membagikan soal-soal dalam kartu kepada kelompok

    penaya maupun kelompok penjawab

    f) Kelompok penaya salah satu menunjuk kepada kelompok

    penjawab untuk menjawab pertanyaan yang ada dikartu

    kemudian kelompok penaya membacakan soal dalam kartu

    sehingga salah satu kelompok penjawab dengan cepat

    menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh kelompok penaya,

    sampai tiga kali pertanyaan.

    g) Guru mengganti kelompok penaya menjawab pertanayaan dan

    kelompok penjawab membacakan pertanyaan dalam kartu.

    h) Guru mengatur kembali tempat duduk seperti awal pelajaran

    i) Guru menanggapi jawaban yang dibacakan oleh kelompok

    penaya maupun kelompok penjawab.

    j) Guru memberikan kuis berupa soal essay

    3) Pengamatan

    Pengamatan dilakukan dengan format observasi selanjutnya

    menganalisa hasil dari tes siklus 1.

    4) Refleksi

    a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

    sementara pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1.

    b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

    pelaksanaan penelitian siklus II

  • 65

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    a. Siklus II

    1) Perencanaan

    a) Membuat RPP

    b) Guru menjelaskan kembali pengertian metode firing line

    c) Guru merancang menjadi dua ke