peningkatan keterampilan menulis puisi dengan …lib.unnes.ac.id/29992/1/2101410093.pdfpeningkatan...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SUGESTI ANIMASI
BERKARAKTER KEBANGSAAN UNTUK SISWA KELAS X
SMK 11 SEMARANG
SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ANDREAN PRIMASTIANA
2101410093
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa dan Seni, UniversitasNegeri Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 9 Juni 2017
Pembimbing I Pembimbing II
Uum Qomariah, S.Pd, M.Pd Mulyono, S.Pd, M.Pd
NIP 198202122006042002 NIP 197206162002121001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang.
Hari : Senin
Tanggal : 4 September 2017
Panitia Ujian Skripsi
Ketua
Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum.
NIP 196408041991021001
Sekretaris
Dr. Haryadi, M.Pd
NIP 196710051993031003
Penguji I
Sumartini, S.S.,M.A
NIP 197307111998022001
Penguji II/Pembimbing II
Mulyono, S.Pd., M.Hum.
NIP 197206162002121001
Penguji III/Pembimbing I
U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum
198202122006042002,
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum
NIP 196008031989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
menjadi hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 4 Juni 2014
Andrean Primastiana
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Keluarga adalah harta yang tak ternilai
PERSEMBAHAN
Untuk orang tua dan adik penulis yang selalu mendukung
Suami penulis dan anak Azka Brigit Alaric
Sahabat dan almamater
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan
Menggunakan Media Sugesti Animasi Berkarakter Kebangsaan Untuk Siswa
Kelas X SMK 11 SEMARANG sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penulisan skripsi
ini.
2. Bapak Haryadi, S.Pd.,M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini.
3. Uum Qomariah, S.Pd.,M.Hum. Dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberi masukan, pengarahan dan ilmunya kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Mulyono, S.Pd,M.Hum. Dosen pembimbing II yang telah membimbing,
memberi masukan, pengarahan dan ilmunya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
vii
5. Bapak dan Ibu dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yang memberikan
dukungan penulisan skripsi kepada penulis.
6. Ibu Eti Winarni, Bapak Margiono, Adek Abror Tegar, Suami Purwanto, Anak
Azka Brigit Alaric sebagai sosok motivator, pembimbing dan penasihat,
penulis sampaikan beribu terima kasih kepada keluarga.
7. Siswa-siswi kelas X Produksi 2 SMK 11 SEMARANG yang telah
memberikan waktu dan tenaga sehingga penelitian skripsi ini berjalan dengan
lancar.
8. Sahabat mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2010 yang telah memberi semangat dan dukungannya.
9. Sahabat-sahabat Zeni, Dita, Otik, dan semua pihak yang tidak dapat ditulis
satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi semua pihak.
Semarang, 4 Juni 2017
viii
SARI
Primastiana, Andrean. 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan
Menggunakan Media Sugesti Animasi Berkarakter Kebangsaan untuk Siswa
Kelas X SMK 11 SEMARANG. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.Pembimbing: I. Uum Qomariah,S.Pd, M.Pd. II. Mulyono, S.Pd,
M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan
menulis dengan menggunakan media sugesti animasi berkarakter kebangsaan
untuk siswa SMK 11 Semarang. Penelitian ini diadakan berdasarkan adanya
permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi.
Sasaran yang dikenai tindakan adalah siswa kelas X SMK 11 Semarang.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur
pelaksanaan tindakan dan implementasi di lokasi penelitian terbagi dalam dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan
refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti bersama guru
bahasa Indonesia. Implementasi tindakan pada siklus I dan II menggunakan media
yang sama, yaitu sugesti animasi Fathed and Daughter. Implementasi tindakan
pada siklus dua lebih menekankan pada aspek-aspek yang peningkatannya belum
optimal. Penilaian dalam penelitian ini terdiri dari 5 aspek, yakni terdiri dari a)
tema, b) makna, c) tipografi, d) diksi, e) gaya bahasa. Pada tahap refleksi,
mahasiswa peneliti bersama kolaborator berusaha memahami proses masalah, dan
kendala yang dihadapi selama perlakuan tindakan. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes, angket, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Analisis
dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif dan teknik data kuantitatif.
Kriteria keberhasilan tindakan adalah tes menulis puisi menggunakan media
sugessti animasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media sugesti animasi
dalam pembelajaran menulis puisi mampu meningkatkan kemampuan siswa. Hal
ini berdasarkan hasil ters siswa dari pretes dengan nilai rata-rata hitung sebesar
60,6% meningkat di siklus I menjadi 64,2% dan pada akhir siklus II nilai rata-rata
hitung kembali meningkat menjadi 88,6%. Jadi, kemampuan menulis puisi siswa
dari pretes sampai akhir siklus II mengalami peningkatan sebesar 28%
Kata Kunci: keterampilan menulis puisi, medis sugesti animasi, karakter
kebangsaan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN ...................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
SARI ........................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.4.Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.5.Manfaat ................................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 16
2.2.1. Hakikat Puisi` .................................................................................... 16
x
2.2.2 Unsur-unsur Puisi ............................................................................... 17
2.2.3 Pengertian Menulis............................................................................. 20
2.2.4 Tahap-tahap Menulis .......................................................................... 21
2.2.5. Pembelajaran Menulis Puisi ............................................................. 23
2.2.6 Media Sugesti Animasi Karakter dalam Pembelajaran Puisi ............ 26
2.2.7. Karakter Kebangsaan dalam Pembelajaran Menulis Puisi................ 29
2.2.8. Penerapan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Sugesti
Animasi Berkarakter Kebengsaan ..................................................... 31
2.2.9. Kerangka Pikir .................................................................................. 33
2.2.10. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian .................................................................................. 35
3.1.1. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................ 36
3.1.1.1. Siklus I ........................................................................................... 37
3.1.1.2. Siklus II .......................................................................................... 42
3.2. Subjek Penelitian .................................................................................. 42
3.3. Variabel Penelitian ............................................................................... 42
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
3.5. Instrumen Penelitian............................................................................. 45
3.5.1. Instrumen Tes .................................................................................... 45
3.5.2. Instrumen Nontes .............................................................................. 47
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47
3.6.1. Teknik Kuantitatif ............................................................................. 47
xi
3.6.2. Teknik Kualitatif ............................................................................... 48
3.7. Validitas dan Reabilitas Data ............................................................... 48
3.7.1. Validitas ............................................................................................ 48
3.7.2. Reabilitas ........................................................................................... 49
3.8. Kriteria Kaberhasilan Tindakan ........................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 51
4.1.1 Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi ................. 51
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Menggunakan Media Sugesti Animasi Bergerak Berkarakter Kebangsaan 53
4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I ............................................ 54
4.1.2.1.1. Perencanaan................................................................................. 54
4.1.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 54
4.1.2.1.3. Analisis dan Interprestasi Data ................................................... 54
4.1.2.1.4. Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 56
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II ........................................... 57
4.1.2.2.1. Perencanaan................................................................................. 57
4.1.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 57
4.1.2.2.3. Analisis dan Interprestasi Data ................................................... 57
4.1.2.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut .......................................................... 59
4.2. Pembahasan .......................................................................................... 59
4.2.1. Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi ................ 60
xii
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Menulis Puisi dengan Menggunakan Media
Sugesti Animasi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa........................ 61
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan .............................................................................................. 79
5.2. Saran ..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 81
LAMPIRAN ................................................................................................ 82
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pembelajaran ................................................... 37
Tabel 3.2 Indikator Data Kuantitatif ........................................................... 43
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Menulis Puisi................................................... 45
Tabel 4.1. Nilai Siswa Pra siklus ................................................................ 52
Tabel 4.2. Hasil Pembelajaran siklus I ........................................................ 55
Tabel 4.3. Hasil Pembelajaran Siklus II ...................................................... 58
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.4. Grafik Rata-rata Siswa Pada Setiap Segi .................................. 75
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Dale ...................................................... 27
Gambar 2.2 Cuplikan Film Animasi Father And Daughter karya Michael Dudok
De Wit Sebagai Sugesti Animasi Berkarakter ............................................ 32
Gambar 2.3. Kerangka Pikir........................................................................ 34
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas.......................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa di sekolah bertujuan agar siswa memiliki dua
kemampuan, yaitu kemampuan reseptif yang mencakup keterampilan
mendengarkan dan membaca, serta kemampuan produktif yang mencakup
keterampilan berbicara dan menulis. Di antara kedua kemampuan di atas, yang
paling sulit dicapai adalah kemampuan produktif yang mencakup keterampilan
berbicara dan menulis. Nurgiantoro (2009) menyatakan bahwa keterampilan
berbicara dan menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan kemampuan bahasa
lainnya. Tarigan (2008: 3) menyoroti tentang keterampilan menulis, disebutkan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
denganorang lain.
Keterampilan menulis mempunyai arti penting serta merupakan bagian
yang tidak terlepas dalam proses kegiatan belajar siswa di sekolah. Menulis
menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata
secara menarik, sehingga menulis merupakan bagian yang tidak terlepas dalam
proses kegiatan belajar siswa di sekolah. Diungkapkan pula bahwa menulis
menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata
secara menarik, sehingga menulis merupakan kegiatanyang cukup kompleks
2
Memberikan pengalaman siswa untuk berekspresi sastra merupakan salah
satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Salah satu
pengalaman ekspresi sastra adalah menulis puisi. Melalui puisi siswa dapat
mengekspresikan diri dan melatih kepekaan dan kekayaan bahasanya. Menurut
Norton(1987) dalam Aztry (2012), ada enam alasan pentingnya pembelajaran
menulis puisi, yaitu (1) memberikan kegembiraan yang menyenangkan dan murni,
(2) memberikan pengetahuan tentangkonsep dunia sekitar siswa, (3) mendorong
siswa untuk menghargai bahasadan mengembangkan kosakata yang tepat dan
bervariasi, (4) membantusiswa mengidentifikasi orang-orang dan situasitertentu,
(5) membantu siswamengekspresikan suasana hati dan membantusiswa
memahami perasaan mereka sendiri, dan (6) membuka serta menumbuhkan
kepekaan, wawasan siswa terhadap lingkungan.
Berdasarkan wawancara dengan guru Maria Agustina BP (2017), salah
satu guru mata pelajaran bahasa Indoensia SMK Negeri 11 Semarang,
menyatakan bahwa kekurangan ide atau gagasan, tidak mendapatkan inspirasi,
keterbatasan kata, kurang mahir dalam memilih dan merangkai kata merupakan
beberapa kendala yang dihadapi oleh siswanya ketika mendapatkan tugas untuk
membuat puisi. Di antara kendala-kendala tersebut kendala yang lebih dominan
adalah kekurangan ide. Ia mengakui bahwa kendala tersebut bukan semata-mata
karena faktor kemampuan siswa, namun situasi pembelajaran yang kurang
mendorong siswa untuk mendapatkan ide atau gagasan sebagai acuan dalam
menulis puisi. Penelitian Karlinda (2014) juga menyatakan bahwa kendala yang
terkadang ditemui oleh siswa dalam menulis puisi antara lain, kesulitan
3
menemukan ide, kesulitan menentukan kata-kata dalam menulis puisi, kesulitan
dalam memulai menulis, kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi karena
minimnya penguasaan kosakata, dan kesulitan menulis puisi karena tidak terbiasa
mengemukakan perasaan, pemikiran, imajinasinya, serta kurang mampu
menghubungkan antara dunia khayal dengan dunia nyata kedalam puisi.
Penelitian Laeli (2014) juga memberikan gambaran bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menulis puisi karena belum mampu dalam menentukan tema dan
membayangkan hal-hal yang akan ditulis. Siswa mengalami kesulitan untuk
mencari bahasa yang khas untuk mengapresiasikan yang dibayangkan. Sebagian
besar diksi yang dipilih siswa masih memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa
sehingga hasilnya kurang ekspresif dan terkesan kurang natural. Rima yang
digunakan juga belum mampu mendukung maksud dan suasana puisi, tipografi
yang belum tepat, penampilan puisi yang kurang menarik serta ketidakpahaman
siswa menyesuaikan isi puisi dengan tema yang mereka pilih.
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa kurangnya ide atau gagasan
menjadi faktor kendala dalam menulis puisi, sehingga perlu mendapatkan
tindakan pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kondisi yang dihadapi guru lebih banyak menyampaikan pengetahuan dan
mengacu kepada paham behavioristik dan pendekatan tradisional yang hanya
menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pendekatan tradisional yang lebih menekankan pada hasil berupa tulisan yang
telah jadi, tidak pada apa yang dikerjakan siswa ketika menulis sering diterapkan
guru. Siswa berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara
4
menulis yang baik. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis dengan
pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan
para pebelajar, tetapi juga membimbing pebelajar dalam proses menulis
(Tompkins, 1990:69).
Akhir-akhir ini, konsep pembelajaran bahasa Indonesia lebih khusus
menulis puisi mendekatkan diri kepada paradigma konstruktivisme. Menurut
paham ini belajar merupakan hasil konstruksi siswa sebagai hasil interaksinya
dengan lingkungan belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam belajar dapat
melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi
terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau mengubah
pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, 2002).Permasalahan dalam
pembelajaran menulis puisi perlu diatasi. Tindakan yang ditempuh adalah adanya
upaya yang dilakukan untuk mengefektifkan pembelajaran dalam pengembangan
menulis puisi.
Salah satu upaya yang menurut penulis sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi adalah menggunakan media belajar yang dapat mempersempit
kesenjangan yang dihadapi. Media yang digunakan tentu saja adalah media yang
dapat menghadirkan suasana di luar lingkungan belajar ke dalam kelas secara
detail, dan dapat membantu siswa mengembangkan kreativitas, pengalaman,
pengetahuan dan daya imajinasinya. Media yang diprediksi dapat membantu
imajinasi siswa melalui sugesti animasi berkarakter. Media sugesti animasi ini
menampilkan visual dan dapat menciptakan ide dan inspirasi bagi siswa. Selain
itu media sugesti ini dipandang mudah dilakukan oleh guru, karena dengan
5
perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, guru lebih mudah
mengunduh film-film animasi yang relevan dengan pembelajaran karakter sebagai
stimulus mengembangkan ide atau gagasan dalam menulis puisi.
1.2 Identifikasi Masalah
Kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menulis puisi antara lain:
kesulitan menemukan ide, kesulitan menentukan kata-kata dalam menulis puisi,
kesulitan dalam memulai menulis, kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi
karena minimnya penguasaan kosakata, dan kesulitan menulis puisi karena tidak
terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, imajinasinya, serta kurang mampu
menghubungkan antara dunia khayal dengan dunia nyata kedalam puisi. Di antara
kendala-kendala tersebut yang paling dominan adalah menemukan ide atau
gagasan sehingga kurang mampu menuangkan dalam bentuk puisi. Kendala
tersebut perlu dilakukan suatu tindakan pembelajaran yang memunculkan ide.
Sugesti melalui animasi berkarakter diharapkan menjadi solusi dalam
pembelajaran sehingga ide atau gagasan akan muncul pada siswa sehingga dapat
menuangkan dalam bentuk tulisan puisi.
1.3 Batasan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada rendahnya
keterampilan menulis puisi siswa SMK 11 Semarang kelas X yang disebabkan
kesulitan menemukan ide, kesulitan mendapatkan inspirasi dan keterbatasan
pemilihan kata.
6
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, permasalahan
yang dapat diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana peningkatan pembelajaran melalui sugesti animasi
berkarakter dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa
kelas X Produksi 2 SMK Negeri 11 Semarang?
2. Bagaimana perubahan perilaku keterampilan menulis puisi dalam
pembelajaran melalui sugesti animasi berkarakter pada siswa kelas X
Produksi 2 SMK Negeri 11 Semarang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan peningkatan pembelajaran melalui sugesti animasi
berkarakter yang mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi pada
siswa kelas X Produksi 2 SMK N 11 Semarang.
2. Mendeskripsikan perubahan perilaku kemampuan menulis puisi dalam
pembelajaran melalui sugesti animasi berkarakter pada siswa kelas X
Produksi 2 SMK N 11 Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun secara
praktis dalam peningkatan peningkatan keterampilan menulis puisi. Secara
teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru bahasa
7
Indonesia dalam pembelajaran yang telah mengacu pada kurikulum 2013,
khususnya pembelajaranbahasa dan sastra Indonesia dan bermanfaat dalam
pengembangan teori pembelajaranmenulis puisi.
Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, peneliti
dan penyelenggara pendidikan. Bagi guru;1) menambah kreatifitas dan wawasan
guru untuk memberi motivasi kepada siswa, 2) dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab terhadap mutu pendidikan dengan mengoptimalkan pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia, 3) dapat memberikan alternatif dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi melalui sugesti animasi berkarakter.
Bagi siswa; 1) dapat melatih menulis karya sastra, sehingga meningkatkan
motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
terutama menulis puisi, 2) dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mengolah
imajinasi dalam membuat puisi.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
Ada beberapa penelitian yang mengungkap tentang pembelajaran menulis
puisi, antara lain: Ying-Yao Ceng (2010), Angela Wiseman (2011), Emilie Sears
(2012) Sofyan, dkk (2011), Rizki (2013), Handayati, dkk (2013), Laeli (2014),
Karlinda (2014), Hakim (2014), Ekasari (2014), dan Azizah (2015).
Penelitian Cheng et. al (2010) melihat efek berbagai metode pengajaran
yang dapat meningkatkan kreativitas dalam menulis puisi. Metode yang dipakai
yaitu number association (siswa mengimajinasikan bentuk maupun pengucapan
angka dengan suatu benda, contoh angka 14 seperti orang berlayar, pengucapan
angka 88 seperti pengucapan kata ayah dalam bahasa Tiongkok), story association
(siswa menulis puisi berdasarkan karakter, objek, waktu, plot, dan tempat dari
sebuah cerita), picture association (siswa mengimajinasikan suatu gambar),
situation association (siswa menonton film animasi tanpa narasi maupun subtitle),
dan free association (siswa mengimajinasikan berdasarkan musik yang didengar).
Dibandingkan dengan pengajaran tradisional yang tidak menuntut keaktifan siswa,
metode ini membutuhkan kelas yang interaktif. Prosedur dalam penelitian tersebut
menggunakan quasi-experimental dengan penilaian pretest-posttest dari kelompok
perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan terdiri dari 34 siswa sedangkan
kelompok kontrol terdiri dari 30 siswa. Setelah melakukan pretest, kelompok
9
perlakuan mendapat semua metode setiap minggu sedangkan kelompok kontrol
menggunakan pengajaran tradisional. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa
number association dan free association memiliki efek yang signifikan terhadap
kreativitas menulis pusi. Dibandingkan dengan metode lain, number association
dan free association lebih menuntut ruang yang lebih besar untuk berimajinasi.
Penelitian yang dilakukan Cheng et al menekankan bahwa kelas yang
tradisional tidak dapat menuntut kreatifitas siswa. Oleh karena itu, penelitian yang
digunakan peneliti menggunakan media sugessti animasi agar memacu kreativitas
siswa yang tidak bisa didapatkan pada kelas tradisional.
Wiseman (2011) berpendapat bahwa menulis puisi dapat membantu dalam
memahami pengalaman yang melibatkan berbagai konteks, budaya dan identitas.
Melalui kurikulum literasi bahasa yang telah diatur, siswa merasa kurang dapat
mengekspresikan antara pengalaman yang didapat dari keluarga atau lingkungan.
Hal ini yang mendorong Wiseman untuk melakukan penelitian tentang
peningkatan kemampuan menulis puisi melalui kelas workshop yang dipandu oleh
komunitas di luar kelas pada siswa kelas delapan di Amerika Serikat. Komunitas
yang dilibatkan merupakan komunitas non-profit yang bergerak dalam
pemberdayakan tunawisma dan keluarga miskin. Melalui kelas workshop, siswa
dibebaskan untuk memilih sendiri topik. Guru mendesain supaya siswa memiliki
pengalaman di luar kelas melalui diskusi siswa dengan orang lain dan berbagi
pengalaman dengan komunitas. Dengan menciptakan ruang untuk berpikir kritis
melalui diskusi, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan menulis
puisi meningkat.
10
Dalam penelitian Wiseman untuk menciptakan ide dan gagasan siswa,
siswa dibebaskan memiliki pengalaman diluar kelas melalui diskusi dengan orang
lain dan berbagi pengalaman dengan komunitas. Sedangkan dalam penelitian
peneliti siswa menciptakan ide dan gagasan melalui media animasi yang
ditayangkan dikelas.
Keterampilan menulis puisi membutuhkan kreativitas dalam berimajinasi.
Sears (2012) melakukan penelitian menggunakan seni visual sebagai inspirasi
dalam menulis puisi. Partisipan merupakan siswa kelas tiga dari Hoover
Elementary School, Amerika Serikat. Siswa menggunakan lukisan abstrak yang
dibuat dalam kelas seni sebagai inspirasi dalam menulis puisi bebas. Dengan
mengamati lukisan, siswa mengkompilasi kata-kata dan frase, kemudian disusun
dan diedit menjadi puisi. Proses ini berlangsung selama 12 minggu dimulai dari
pengenalan, brainstorming tentang warna, perasaan dan pengalaman, organisasi
ide dan pembuatan draft, editing, hingga publikasi. Sears menyimpulkan bahwa
seni visual dapat menginspirasi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis
puisi.
Dalam penelitian Sears seni visual dapat menginspirasi siswa dalam
meningkatkan kemampuan menulis puisi. Penelitian ini yang dilakukan oleh
peneliti. Peneliti menggunakan media suggesti animasi untuk menginspirasi siswa
dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi.
Sofyan, dkk (2011) melakukan penelitian pengembangan media audio
visual (MAV) dalam pembelajaran menulis kreatif puisi. Hasil pengembangan
media tersebut berpengaruh terhadap ketuntasan melakukan unjuk kerja membuat
11
puisi berdasarkan tayangan MAV. Hasil uji coba menunjukkan bahwa 85,3%
siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan bantuan MAV secara baik
dan kondusif, dengan melakukan diskusi kecil dengan teman sebelahnya,
menuliskan hasil pengamatan dan mendiskusikan hasil tulisan dalam bentuk puisi
dengan teman sebelahnya. Sebagai produknya, siswa dapat menulis puisi dengan
memperhatikan bait, irama, dan rima secara baik. Siswa mampu menulis puisi
dengan kualitas pilihan kata, kekayaan makna, dan kualitas permainan bunyi/rima
yang serasi dalam sebuah puisi.
Penelitian yang dilakukan Sofyan hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yakni sama-sama meneliti cara meningkatkan kemampuan
menulis puisi. Perbedaannya adalah tindakan yang dilakukan, peneliti
menggunakan media sugessti animasi.
Penelitian Rizki (2013), tentang penerapan model pembelajaran menulis
terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa sekolah dasar.
Hasil penelitian diperoleh hasil belajar menulis puisi yang meningkat. Pada siklus
I 62,14 %, siklus II 67,58%, dan siklus III 70,85%. Pembelajaran
menulisterbimbingdilakukan melalui penjelasandan bimbingan dari guru yang
didukung menggunakan media musik pada siklus I yaitu dengan mendengarkan
lagu “TerimaKasih Guruku”dalam membantu proses pembelajaran yang
kemudiandari lagu tersebut siswa dapat menentukan tema. Padapembelajaran
siklus II,menggunakan “Lingkungan Sekitar”sebagai media yang membantu
dalamproses pembelajaran. Di siklus III menggunakan media gambar
yangdisatukan dengan tema yangmembantu proses pembelajaran.
12
Penelitian Rizki hampir sama dengan penelitian peneliti bedanya terletak
pada media dan sasaran penelitian. Pada penelitian rizki menggunakan media lagu
“Terimakasih Guruku” dan sasaran penelitian untuk siswa sekolah dasar. Selain
itu pada penelitian Rizki dilakukan 3 siklus. Sedangkan penelitian yang dilakukan
peneliti dilakukan dengan 2 siklus.
Penelitian Handayati, dkk (2013) tentang keefektifan penggunaan media
lagu dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas IX 1 SMPN 5 Lubuk Basung.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifiikan antara pretest
dan posttest keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media lagu.
Penelitian Handayati dan penelitian Rizki sama yaitu dengan
menggunakan media lagu. Perbedaannya adalah sasarannya, jika penelitian Rizki
untuk sekolah dasar, penelitian Handayati untuk kelas IX SMP, maka perbedaan
pada penelitian peneliti terletak pada media dan sasaran penelitian untuk kelas X
SMK.
Penelitian Laeli (2014) tentang peningkatan keterampilan menulis puisi
keindahan alam menggunakan metode partisipatori dengan media gambar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran siswa meningkat dari
siklus I ke siklus II.Penerapan metode partisipatori dengan media gambar dapat
meningkatkan keterampilan menulis puisi keindahan alam siswa kelas VIIB SMP
Nurul Salam Bantarbolang Kabupaten Pemalang serta dapat memberikan
perubahan perilaku siswa ke arah yang positif.
13
Penelitian Laeli hampir sama yang dilakukan oleh penelitian peneliti.
Antara penelitian Laeli dan peneliti sama-sama menggunakan 2 siklus. Namun
terdapat perbedaan pada media dan sasaran penelitian.
Penelitian Karlinda (2014) tentang penerapan metode latihan dalam
meningkatkan kemampuan menulis puisi anak-anak siswa kelas IV SDN 5 Soni.
Salah satu langkah yang diterapkan dalam metode latihan adalah menerapkan
teknik yang dapat membantu menciptakan ide dan gagasan, yaitu teknik menulis
puisi bertema anak-anak. Setiap siswa tidak ditekankan untuk menciptakan ide
sepenuhnya menjadi puisi, tetapi melalui bantuan teman kelompok. Penciptaan
satu puisi dapat diwujudkan melalui kerja sama semua anggota dengan
menerangkan teknik menulis berantai. Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan
menulis puisi anak-anak siswa kelas IV SDN 5 Soni terjadi peningkatan dari
16,6% pada observasi awal, menjadi 58,3% pada siklus 1, dan peningkatan
signifikan pada siklus 2 sebesar 83,3%.
Pennelitian yang dilakukan Karlinda dan penelitian yang dilakukan
peneliti hampir sama yaitu membantu menciptakan ide dan gagasan. Namun
berbeda pada penerapannya. Pada penelitian Karlinda dilakukan dengan menulis
berantai sedangkan penelitian peneliti dilakukan dengan media sugessti animasi.
Penelitian Hakim (2014) tentang peningkatan kemampuan menulis puisi
bebas dengan teknik jurnal pribadi siswa kelas VIII-B MTs Sunan Kalijaga
Senduro Lumajang tahun ajaran 2013/2014. Pembelajaran dengan teknik jurnal
pribadi merupakan teknik pembelajaran menulis puisi dengan sumber ide
berdasarkan catatan pengalaman pribadisiswa atau catatan pengalaman oranglain
14
yang telah dikumpulkan oleh siswadalam bentuk jurnal pribadi. Pada tahap
pratindakan nilai rata-rata siswa 65,85 meningkat menjadi 70,82 pada siklus I dan
meningkat menjadi 76,66 pada siklus II.
Penelitian Hakim hampir sama dengan penelitian peneliti yaitun dengan
membantu menciptakan ide. Dalam penelitian Hakim ide yang dimaksud berasal
dari jurnal pribadi. Sedangkan dalam penelitian peneliiti ide berasal dari sugessti
animasi.
Penelitian Ekasari (2014) tentang peningkatan keterampilan menulis puisi
melalui strategi pikir plus dengan menggunakan media gambar peristiwa.
Pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar
berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar berpengaruh pada peningkatan
keterampilan menulis puisi. Rata-rata nilai pada pra siklus sebesar 56,22
meningkat menjadi 69,17 pada siklus I dan meningkat menjadi 77,83 pada siklus
II.
Penelitian Eka dengan penelitian peneliti sama-sama bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi. Perbedaannya adalah pada penelitian
Eka menggunakan media gambar pada surat kabar. Sedangkan pada penelitian
peneliti menggunakan media sugessti animasi.
Azizah (2015) melakukan penelitian tentang pembelajaran menulis puisi
dengan memanfaatkan teknik brainwriting pada siswa SD/MI kelas V.
Brainwriting merupakan teknik untuk mencurahkan gagasan tentang suatu pokok
permasalahan atau tentang suatu hal secara tertulis. Teknik brainwriting dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi, karena lebih
15
mempermudah siswa dalam menuangkan ide, gagasan sehingga siswa mampu
mencapai hasil yangdiharapkan.
Penelitian yang dilakukan Azizah menggunakan teknik brainwriting,
sedangakan pada penelitian peneliti menggunakan media sugesti animasi. Kedua
penelitian ini bertujuan sama untuk mempermudah siswa dalam menuangkan ide,
gagasan sehingga siswa mampu mencapai hasil yang diharapkan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
menulis puisi memerlukan kemampuan berpikir dan berimajinasi untuk
memperoleh gagasan yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan puisi. Berbagai
macam cara yang dapat dilakukan agar gagasan tersebut muncul seperti melalui
mind map, brainwriting maupun diberikan stimulus menggunakan media gambar
peristiwa, media lagu, audio visual, video maupun melihat secara langsung di
alam sekitar. Penelitian-penelitian sebelumnya tersebut ada beberapa kesamaan
dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kesamaannya terletak
pada upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi, sedangkan perbedaannya
terletak pada media yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan
menggunakan sugesti animasi berkarakter. Animasi merupakan gambar yang
digerakkan seolah-olah hidup dan memiliki alur cerita yang diharapkan mampu
menggugah siswa mendapatkan ide atau gagasan dan mampu menuangkan dalam
sebuah tulisan puisi.
16
2.2 Landasan Teori
Kajian teori yang akan dibahas meliputi: hakikat puisi, unsur-unsur puisi,
pengertian menulis, tahap-tahap menulis, hakikat pembelajaran menulis puisi, dan
media sugessti animasi karakter dalam pembelajaran puisi.
2.2.1 Hakikat Puisi
Puisi berasal dari bahasa Yunani “poises” yang berarti penciptaan. Lama-
kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang
kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama,
sajak dan kadang-kadang kata kiasan Tarigan (1984:4). Kehadiran sebuah puisi
merupakan pernyataan seorang penyair. Pernyataan itu berisi pengalaman batin
penyair sebagai hasil proses kreatif terhadap objek seni. Objek seni ini berupa
masalah-masalah kehidupan dan alam sekitar manusia.
Waluyo (Supriyadi, 2006:44) mengungkapkan bahwa puisi adalah bentuk
karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Norton dan Huck (Yusi
Rosdiana, dkk. 2009:5) memaparkan bahwa untuk mendefinisikan puisi secara
tepat tidaklah mudah karena bentuk puisi yang unik. Keunikan itulah yang
membuat puisi mudah dikenali daripada jenis sastra yang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian puisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan pikiran, perasaan mengenai objek yang
17
diamati yang dituangkan dalam pilihan kata yang tepat sehingga mengandung
makna dan keindahan.
2.2.2 Unsur-unsur Puisi
Puisi memiliki unsur-unsur pembangun yang saling berkaitan satu sama
lain, saling menopang, dan tidak bisa dipisahkan. Unsur-unsur dalam puisi sulit
dipisahkan. Sebuah tulisan bisa disebur puisi karena sifatnya yang khas, yang
sudah terkandung di dalamnya unsur-unsur pembangun. Ratu Badriyh (Yusi
Rosdiana, dkk. 2009:15) mengemukakan bahwa sebuah puisi dibangun oleh dua
unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik atau unsur pembangun dari sisi dalam
puisi, dan unsur ekstrinsik atau unsur pembangun dari sisi luar puisi.
a. Unsur Intrinsik
1) Tema
Tema dalam puisi berisi persoalan yang mendasari suatu karya sastra.
Tema dalam puisi dapat ditentukan melalui dua cara. Pertama, dengan cara
melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah
menggambarkan tema. Kedua, dengan cara melihat bentuk fisik puisi. Bentuk
fisik puisi dapat dilihat dari tiga sisi yaitu dari sisi diksi, diksi sudah menjelaskan
makna yang sesuai dengan keinginan penulis puisi. Dari segi judul, judul puisi
sudah menggambarkan isi secara sepintas dan judul sudah didesain dengan tepat.
Ketiga, dari segi kekerapan kata yang sering muncul. Kekerapan kata ini
merupakan bentuk penanda tingkat kepentingan informasi.
18
J. Waluyo (Yusi Rosdiana, dkk:2009:16) memberikan delapan kategori
tema dalam puisi, yaitu (a) ketuhanan/religius; (b) kemanusiaan; (c) patriotisme;
(d) cinta tanah air; (e) cinta pria dan wanita; (f) kerakyatan dan demokrasi; (g)
keadilan sosial; dan (h) pendidikan/budi pekerti.
2) Amanat
Amanat dalam puisi biasanya distukan dengan sikap karena amanat
diperoleh pembaca setelah pembaca membaca puisi sampai selesai. Dilihat dari
segi pembaca maka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan
wawasan pembacanya. Meskipun demikian amanat harus tetap sesuai dengan
tema puisi siswa. Jadi, amaat adalah pesan atau nasihat yang ada dalam puisi yang
didapat oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya.
3) Sikap, suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi
Suasana kejiwaan dalam puisi terungkap melalui ungkapan nada puisi
yang diciptakan. Nada dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi siswa,
ekpresi setiap siswa berbeda-beda. Jadi unsur sikap atau suasana, atau nada, atau
perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan siswa yang disampaikan dalam
bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan. Nada yang menimbulkan
keindahan itu tidaklah mudah dan singkat untuk dipelajari. Namun, J.Waluyo
(Yusi Rosdiana, dkk; 2009;18) memberikan contoh agar bisa melihat sikap, nada
suasana, dan perasaan siswa dalam sebuah puisi seperti: (1) ciptaan pusis yang
bernada sinis, (2) protes, (3) menggurui, (4) memberontak, (5) main-main, (6)
serius, (7) takut, (8) mencekam, (9) santai, (10) patriotik, (11) belas kasih
(memelas), (12) masa bodoh, (13) pesimis, (14) humor (bergurau), (15)
19
mencemooh, (16) kharismatik, dan (17) khusyuk. Sedangkan mengenai perasaan
puisi yang diungkapkan J. Waluyo (Yusi Rosdiana, dkk; 2009: 19) memberikan
contoh seperti: (1) gembira, (2) sedih, (3) teraru, (4) tersinggung, (5) terasing, (6)
patah hati, (7) sombong, (8) tertekan, (9) cemburu, (10) kesepian, (11) takut, dan
(12) menyesal.
4) Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk pusis yang biasanya berupa susunan baris
ke bawah. Pengertian lain menyebut istilah tipografi itu dengan tata wajah puisi.
Tipografi merupakan salah satu unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah
karena tata wajah puisi dibuat seperti lukisan tertentu. Tipografi banyak terdapat
pada puisi modern atau kontenporer.
5) Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya
sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsi enjabemen mempererat hubungan
antarlarik sehingga makna menjadi utuh.
6) Rima atau Persamaa Bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang beruang secara teratur pada kata yang
letaknya berdekatan di dalam satu baris atau antarbaris. Pada pusis lama terutama
pantun, dan syair, pengulangan kata imi sangat dominan.
8) Citraan atau Pengimajian
Citraan atau pengimajian adalah susunan kata yang dapat memperjelas
atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh siswa. Citraan dalam puisi
digunakan siswa sebagai cara untuk memperjelas agar pembaca memahami puisi
20
ciptaannya. Citraan ada empat bentuk yaitu: (1) penglihatan, (2) pendengaran, (3)
penciuman, dan (4) perasaan.
9) Gaya Bahasa, Irama atau Ritme
Gaya bahasa, irama atau ritme adalah cara khas yang dipakai siswa untuk
menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkan. Cara ini dilakukan
dengan memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh siswa melalui
pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh
karena itu disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur
ekstrinsik terdiri atas biografi siswa, unsur kesejarahan, dan unsur
kemasyarakatan.
Penelitian ini di fokuskan pada unsur intrinsik puisi karena pembelajaran
puisi unsur intrinsik yang akan dipelajari ada lima yaitu tema, amanat, tipografi,
citraan, dan gaya bahasa.
2.2.3 Pengertian Menulis
Pengertian menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1219)
adakah: (1) membuat huruf (angka dsb) dengan pena, (2) melahirkan pikiran atau
perasaam (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, (3) menggambar,
melukis, (4) membatik kain. Kemudian, Tarigan (2008:2) mengemukakan bahwa
menulis adalah menurunkan atau melukis lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
21
dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Sedangkan Byrne (Haryadi dan
Zamzani, 1997:77) mengemukakan bahwa mengarang bukan sekedar menulis
simbol-simbol grafis sehingga membentuk kata dan disusun menjadi kalimat
sesuai peraturan tertentu, tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran atau
gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuhm lengkap dan jelas sehingga buah pikiran atau gagasan tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca.
Dari beberapa pendapat tentang menulis dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan menulis dan mengarang, penulis mengungkapkan isi hati dan pikirannya
yang dikemas secara menarik dan mengena melalui bahasa tulis.
2.2.4 Tahap-tahap Menulis
Kegiatan menulis merupakan sebuah proses yaitu proses yang melalui
beberapa tahap menulis, mulai dari munculnya ide, pengembangan ide ke dalam
tulisan, merevisi tulisan, sampai tahap publikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Murray (Saleh Abbas, 2006:127) yang mengatakan bahwa menulis adalah proses
berpikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan
mengulas kembali. Proses berpikir di sini berarti bahwa sebelum dan sesudah
menuangkan ide dan perasaan secara tertulis memerlukan keterlibatan proses
berpikir. Sejalan dengan pendapat Murray, Haryadi dan Zamzani (1997:78-81)
juga mengemukakan bahwa rangkaian aktivitas menulis sebagai berikut:
a) Pramenulis, merupakan tahap persiapan. Dalam tahap ini penulis mulai
menemukan ide, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih
22
jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide
tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan
imajinasi.
b) Menulis, dalam tahap ini penulis mulai menjabarkan ide ke dalam tulisan,
yang dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Dan selanjutnya
paragraf itu dirangkai menjadi karangan yang utuh. Jika pada tahap
pramenulis, penulis belum menentukan judul maka pada akhir tahap ini,
penulis dapat menentukan judul karangan.
c) Merevisi, yakni melakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan, baik dari
struktur karangan maupun kebahasaan. Pada tahap ini penulis masih bisa
mengubah judul apabila kurang sesuai dengan karangan.
d) Mengedit, disini penulis memerlukan format baku yang dapat dijadikan
acuan, misalnya ukuran kertas bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses
pengeditan dapat disempurnakan dengan diberi gambar atau ilustrasi
e) Mempublikasi, publikasi mempunyai dua pengertian. Yang pertama,
menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan
pengertian yang kedua menyampaikan kepada publik dalam bentuk non
cetakan
Berdasarkan pendapat para ahli tentang tahap-tahap menulis dapat
disimpulkan bahwa tahap menulis adalah pramenulis yang merupakan tahap
persiapan; menulis yang merupakan tahap menuangkan ide ke dalam tulisan;
merevisi yakni melakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan; mengedit yang
23
merupakan tahap menentukan ukuran kertas, bentuk tulisan, dan spasi; dan yang
terakhir mempublikasikan yakni menyampaikan karangan kepada publik.
2.2.5 Pembelajaran Menulis Puisi
Menulis puisi berarti kegiatan yangdilakukan penyair untuk
mengekspresikangagasannya melalui susunan kata-katayang bermakna. Hal ini
bertolak daripengertian puisi yaitu keindahan dansuasana tertentu yang
terkandung didalam kata-kata (Atmazaki, 1993) dalam Sari (2016).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi memiliki makna: suatu
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait. Puisi juga memiliki makna suatu gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran
orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan
bunyi, irama, dan makna khusus. Pradopo (1993) dalam Mustapa (2000),
mengemukakan bahwa: “Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan
yang berirama.” Puisi merupakan hasil pengungkapan kembali pengalaman batin
manusia, yang diwujudkan melalui bahasa estetis dengan pengonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya serta dapat dipadatkan (Waluyo, 1997) dalam
Laeli (2014).
Berdasarkan uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi
merupakan gambaran ekspresi penjiwaan seseorang yang diungkapkan melalui
24
daya imajinasi dengan menggunakan bahasa yang berbeda dari makna yang
sebenarnya dengan tujuan untuk memberikan kesan yang lebih menarik.
Atmazaki (1993), mengemukakan ciri-ciri puisi yaitu memiliki unsur
formal, tidak bercerita, baris dan lirik sebagai unsur utamanya dan cenderung
bermakna konotatif. Bahasa yang tersusun dalam puisi berupa baris, bait dan
irama. Berbeda dengan karya sastra yang berbentuk prosa, puisi tidak merupakan
suatu deretan peristiwa dan juga tidak memiliki alur. Puisi adalah monolog,
sehingga kekuatan puisi terletak pada kekuatan ekspresinya. Daya ekspresi puisi
tidak tergantung pada jumlah kata yang digunakan, tetapi pada pemanipulasian
dan pemilihan kata yang mampumengkonkritkan imaji-imaji yang memenuhi
intuisi penyair. Keterikatan sebuah kata dalam puisi lebih cenderung kepada
struktur ritmik sebuah baris daripada struktur sintaksis sebuah kalimat seperti
prosa. Bahasa puisi cenderung bermakna konotatif.
Menurut Waluyo (1987), menyatakan puisi dibangun olehdua unsur pokok
yaitu struktur fisik puisi danstruktur batin puisi. Yang termasuk dalamstruktur
fisik puisi adalah (1) diksi, (2) pengimajian,(3) kata konkret, (4) majas (5)
versifikasi(meliputi rima, ritma, metrum), (6) tipografi,dan (7) sarana
retorika.Sedangkan bentukdan struktur batin puisi sering disebut denganistilah
hakikat puisi.Bentuk dan strukturbatin puisi mengungkapkan apa yang
hendakdikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Adapun
struktur batinpuisi menurut Utami (2010) dalam Azizah (2015) terdiri atas:tema,
nada, perasaan, dan amanat.
25
Endraswara (2003), menyebutkan langkah-langkah menulis puisi yang
terdiri dari penginderaan, perenungan dan memainkan kata. Penginderaan
merupakan tahap awal dalam menulis puisi. Dalam tahap ini siswa dituntut untuk
menemukan ide untuk puisinya. Setelah ide ditentukan, maka proses belajar akan
berjalan dengan lancar. Sugesti animasi berkarakter memainkan perannya untuk
memberikan stimulus dalam proses pengideraan sehingga siswa akan menemukan
ide atau gagasan dalam membuat puisi. Usai memperoleh ide gagasan, siswa
dapat melakukan perenungan atau pengendapan. Disertai dengan intuisi yang
tajam, akan memunculkan sesuatu yang sepertinya tidak mungkin menjadi
mungkin. Berikutnya adalah memainkan kata. Yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah mengumpulkan kata-kata yang berhubungan dengan tema yang
dipilih, kemudian perlu dilakukan penyeleksian makna kata yang memiliki nilai
rasa yang lebih tinggi. Kata-kata yang memiliki nilai rasa yang lebih tinggi itulah
yang digunakan dalam menulis puisi.
Pengajaran puisi di sekolah memiliki tujuan untuk pembinaan apresiasi
puisi dan mengembangkan kearifan untuk menangkap isyarat-isyarat yang
tercermin dalam karya sastra puisi. Antara (1985), mengatakan pengajaran puisi
akan mencangkup empat manfaat, yaitu (1) menunjang keterampilan siswa dalam
hal berbahasa,(2) meningkatkan pengetahuan siswa tentang hal budaya bangsa, (3)
mengembangkan rasa karsa siswa secara tanggap, dan (4) membentuk watak
siswa.
26
2.2.6 Media Sugesti Animasi Karakter dalam Pembelajaran Puisi
Pembelajaran memerlukan suatu media untuk menyampaikan informasi.
AECT (Association of Education and Comunication Tecnology) dalam Arsyad
(2006:3) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan Santoso (2003:3)
mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Gagne’ dan Briggs dalam Arsyad (2006:4) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder,
kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televisi, dan komputer, yang mampu merangsang siswa untuk belajar.
Secara umum Santoso (2003:5) memberikan rambu-rambu media
pembelajaran sebagai berikut: 1) segala sesuatu (fisik) yang digunakan untuk
dapat menyampaikan informasi atau pesan pembelajaran. 2) mampu merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa. 3) terciptanya bentuk-bentuk
komunikasi, interaksi yang beragam dalam proses pembelajaran.
Kenapa media perlu dalam proses pembelajaran di kelas? Di antaranya
karena media mempunyai kelebihan dan kemampuan yang dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada. Secara singkat media
berguna bagi upaya untuk mengefektifkan komunikasi yang ada di kelas. Media
mampu menampilkan efek suara, gambar dan gerak, sehingga pesan yang kita
27
sampaikan lebih hidup, menarik, dan kongkrit, serta dapat memberi kesan seolah-
olah siswa terlibat dalam pengalaman belajar yang ditampilkan.
Salah satu gambaran yang banyak dijadikan sebagai acuan landasan teori
penggunaan media dalam pembelajaran adalah Dale’s Cone of Experience
(Kerucut Pengalaman Dale) seperti gambar Gambar 1 berikut.
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Dale
Ketika siswa memperhatikan film animasi yang menceritakan kisah
tertentu yang memiliki nilai-nilai positif, diharapkan akan menjadi stimulus bagi
siswa untuk menemukan ide dalam membuat puisi. Sugesti animasi tersebut
sebagai pengalaman yang seakan-akan dalam kehidupan nyata yang dibawa ke
dalam kelas. Menurut kerucut pengalaman Dale, tersebut proses sugesti
Hamalik dalam Arsyad (2006:15) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran mampu membangkitkan keinginan, minat, motivasi, dan
rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
28
siswa. Penggunaan media juga akan sangat membantu meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Adanya perangkat komputer dengan berbagai program animasi
sangat sesuai bila komputer digunakan sebagai salah satu komponen sumber
pembelajaran. Konsep dan masalah materi pembelajaran yang sebelumnya hanya
dituliskan dan digambarkan dalam buku, untuk saat ini bisa ditampilkan dalam
bentuk tayangan melalui media audio visual. Terlebih strategi pembelajaran yang
digunakan terkait dengan kehidupan nyata dan teknologi, dengan bantuan
komputer dan LCD, siswa bisa langsung dibawa untuk memperhatikan
permasalahan dan kejadian–kejadian nyata yang terkait, bahkan mendasari
munculnya suatu teori pada suatu materi pelajaran.
Pembelajaran menulis puisi memerlukan media untuk membantu siswa
menemukan ide atau gagasan. Sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi
menurut Endraswara (2003) disebutkan bahwa penginderaan merupakan langkah
pertama yang memiliki peran penting untuk menemukan ide atau gagasan. Ide
atau gagasan dapat muncul melalui penginderaan terhadap lingkungan sekitar,
pengalaman-pengalaman pribadi, lagu, media audio visual dan sebagainya.
Menentukan ide atau gagasan dalam membuat puisi perlu dilatih, distimulus
ataupun disugesti. Salah satu sugesti yang dapat digunakan guru adalah melalui
sugesti animasi berkarakter.
Animasi merupakan gambar bergerak yang direkam dalam satu
seri dari gambar diam, gambar objek, atau orang dari berbagai posisi yang
berbeda dari perubahan gerakan yang jika dimainkan ulang bukan lagi merupakan
gambar yang statis atau berdiri sendiri, namun sudah menjadi kesatuan gerak
29
yang halus. Animasi ialah salah satu bentuk karya seni yang menarik dan
menawarkan banyak kelebihan, di antaranya:menggambarkan hal yang tidak
mungkin terjadi di dunia nyata menjadi mungkin, membuat
imajinasi lebih berkembang dan membuat objek atau gambar yang diam menjadi
bergerak, dapat dibuat sesuai dengan tujuan pembuatnya dan sebagai
media hiburan dan informasi.
Sugesti animasi merupakan suatu bentuk tayangan animasi yang
memberikan cerita tertentu yang memiliki karakter positif yang memberikan
sugesti atau dorongan, dan menstimulasi alam pikiran siswa sehingga membantu
dalam memunculkan ide atau gagasan.
2.2.7 Karakter Kebangsaan dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab I pasal 1 ditandaskan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Kebijakan nasional tentang pembangunan karakter kebangsaan didasari
oleh 4 nilai karakter esensial, yaitu: (1) tangguh, (2) jujur, (3) cerdas, dan (4)
peduli sebagai perwujudan yang terintegrasi dari karakter religius, jujur, toleransi,
30
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan/nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab (Syawal:2012)
Menurut Rahayu (2012) pelaksanaan pendidikan karakter diawali dari
paradigma, tujuan, materi, dan strategi implementasinya. Sebagai paradigma,
pendidikan karakter mencakup lebih dari sekadar pengetahuan dasar tentang
moral yang baik. Salah satu faktor dalam pendidikan karakter adalah kemampuan
untuk memberikan apresiasi kepada orang lain dalam arti yang positif
(Kompas.com, 6 Desember 2010).
Berbicara sastra dan pendidikan karakter merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Menurut penulis merupakan kata majemuk, yakni antara sastra
dan pendidikan karakter itu menyatu. Sastra membicarakan berbagai nilai yang
terkait dengan kehidupan manusia. Bahkan hal-hal yang tidak dibahas dalam
disiplin ilmu lain, dikupas disastra. Menurut Mangunwijaya (1992:7) menyatakan
di samping penelitian yang bersifat ilmiah untuk memahami dan menolong
manusia serta masyarakat, dunia sastra masih tetap memegang peran viral dalam
bedang sama. Terkait peran sastra dalam pembelajaran bagi peserta didik,
diungkapkan oleh Tarigan (1995:10) bahwa sastra berperan dalam pendidikan
anak yaitu dalam (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3)
perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial.
31
Karya sastra dapat berfungsi sebagai media katarsis. Aristoteles seorang
filsuf dan ahli sastra menyatakan salah satu fungsi sastra adalah sebagai media
katarsis atau pembersih jiwa bagi penulis maupun pembacanya. Bagi pembaca,
setelah membeca karya sastra perasaan dan pikiran terasa terbuka, karena telah
mendapatkan hiburan dan ilmu. Begitu juga bagi penulis, setelah menghasilkan
karya sastra, jiwanya mengalami pembersihan, lapang, terbuka, karena telah
berhasil mengekspresikan semua yang membebani perasaan dan pikirannya.
Sastra sebagai media katarsis dalam pembelajaran sastra dapat
dimanfaatkan secara reseptif (bersifat menerima) dan ekspresif (kemampuan
mengungkapkan) dalam pendidikan karakter. Pemanfaatan secara reseptif karya
sastra sebagai media pendidikan karakter dilakukan dengan dua langkah yaitu
pemilihan bahan ajar dan pengelolaan proses pembelajaran. Sedangkan
pemanfaatan secara ekspresif karya sastra sebagai media pendidikan karakter
dapat ditempuh melalui jalan mengelola emosi, perasaan, semangat, pemikiran,
ide, gagasan dan pandangan siswa ke dalam bentuk kreatifitas menulis karya
sastra dan bermain drama, teater, film.
2.2.8 Penerapan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Sugesti
Animasi Berkarakter Kebangsaan
Proses pembelajaran puisi diawali dengan menayangkan suatu animasi
berkarakter agar siswa memperoleh ide atau gagasan dalam menulis puisi. Film
animasi dapat diperoleh dari berbagai sumber di dunia maya, namun guru perlu
selektif dalam memilih film animasi sehingga film tersebut benar-benar dapat
menjadi sugesti dalam membuat puisi.
32
Sebagai contoh, film animasi dengan judul Father and Daudhter, karya
Michael dudok de Wit. Film animasi ini menceritakan tentang seorang anak yang
setia menunggu ayahnya pulang. Setiap hari anak tersebut selalu datang di tempat
ia menunggu ayahnya di pinggir danau, ia selalu berharap bahwa ayahnya akan
pulang. Kegiatan tersebut ia lalukan ketika ia masih anak-anak, remaja, menikah
bahkan sampai tua, bahkan danau tempat awal ayahnya menyeberang sudah
sampai mengering. Di akhir cerita, ia menemukan bahwa ayahnya telah
meninggal di danau tersebut karena tenggelam, terbukti dari sampan yang dulu
dipakai ayahnya berada di tengah danau yang mengering tersebut.
Gambar 2.2. Cuplikan Film Animasi berjudul Father and Daughter, karya Michael
dudok de Wit sebagai sugesti Animasi Berkarakter
33
Berdasarkan film tersebut dapat diperoleh ide gagasan dalam membuat
puisi, seperti: cinta anak kepada ayahnya, Ayahku tersayang, Rindu Ayah, dan
sebagainya.
2.2.9 Kerangka Pikir
Puisi merupakan karya sastra yang perlu dipelajari di SMK dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Puisi tidak hanya sekedar dipelajari, namun siswa
diharapkan mampu membuat karya sastra puisi tersebut. Ada beberapa langkah
dalam pembuatan puisi yaitu penginderaan, perenungan dan memainkan kata.
Namun kendala yang sering dihadapi dari langkah-langkah tersebut adalah
kesulitan memperoleh ide atau gagasan, kesulitan menentukan kata-kata dalam
menulis puisi, kesulitan dalam memulai menulis, kesulitan mengembangkan ide
menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan kesulitan menulis puisi
karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, imajinasinya, serta
kurang mampu menghubungkan antara dunia khayal dengan dunia nyata kedalam
puisi. Kendala yang lebih dominan adalah kesulitan memperoleh ide atau gagasan
dalam tahap penginderaan, oleh karena itu perlu suatu media yang menarik
sehingga dapat mensugesti, mendorong siswa dalam memperoleh ide dan
selanjutnya dapat menuangkan hasil imajinasinya ke dalam bentuk puisi.
Salah satu media yang digunakan adalah media film animasi yang
menggambarkan suatu kejadian atau suatu peristiwa yang memiliki karakter
positif sebagai sumber memperoleh ide atau gagasan yang dapat dikembangkan
menjadi bentuk karya sastra puisi. Media film animasi yang menarik, mampu
membawa perasaan siswa, diharapkan akan mensugesti siswa untuk
34
mengungkapkan imajinasi alam pikir dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan
puisi. Secara umum kerangka pikir tersebut dapat digambarkan dalam suatu bagan
berikut.
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
2.2.10 Hipotesis Tindakan
Melalui pembelajaran dengan menayangkan film animasi dengan cerita
berkarakter sebagai sugesti dalam menemukan gagasan, mengembangkan gagasan
dan menuangkan kata-kata, diduga mampu meningkatkan kemampuan siswa
menulis puisi.
Langkah-langkah
Menulis Puisi
Kekurangan Ide atau gagasan
Kesulitan mengembangkan ide
Kesulitan menuangkan kata-kata
Penginderaan
Perenungan
Memainkan kata-kata
Kendala
Menulis Puisi
Sugesti Animasi
Berkarakter
Membuat Puisi
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan media sugessti animasi yang
dilakukan pada siswa kelas X PD 2 SMK N 11 SEMARANG dilakukan dalam
dua siklus. Namun, sebelum masuk pada siklus-siklus tersebut dilakukan
pratindakan terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa khususnya
dalam hal menulis puisi. Berdasarkan hasil pada pratindakan dapat diketahui
bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi masih tergolong kurang. Selama
prosos tindakan, secara bertahap keterampilan menulis puisi siswa mengalami
peningkatan, baik dari segi proses maupun hasil.
Penggunaan media sugessti animasi dalam pembelajaran menulis puisi
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan skor rata-rata puisi siswa dalam pretes dan postes diakhir siklus II.
Penggunaan media sugessti animasi juga mampu memberikan motivasi dan
kesenangan dalam proses pembelajaran menulis puisi. Siswa terlihat lebih aktif
dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran menulis puisi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di
atas, saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Bagi guru bahasa Indonesia
80
Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dalam proses
pembelajaran khususnya dalam apresiasi sastra. Salah satu media pembelajaran
yang dapatr digunakan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya
pembelajaran menulis puisi adalah media sugessti animasi.
b. Bagi siswa
Kemampuan menulis puisi yang sudah baik yang telah dicapai harus
dipertahankan dan terus dikembangkan, karena bukan tidak mungkin kelak ada
salah seorang dari kalian yang menjadi penyair atau penulis.
c. Bagi pihak sekolah
Pihak sekolah harus lebih meninjau kelengkapan sarana dan prasarana
pembelajaran serta meningkatkan penggunaannya, sehingga akan mempermudah
guru dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang
bervariasi dan menarik.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.
Azizah, A. 2015. “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Memanfaatkan Teknik
Brainwritingpada Peserta Didik SD/MI Kelas V”. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar. Vol. II No. 2. Halaman: 136-140.
Aztry, A. 2012. “Keefektifan Model Sinektik dan Penemuan Konsep pada
Pembelajaran Menulis Puisi berdasarkan Ttingkat Kemandirian Siswa
Kelas VII SMP”. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Halaman: 91-96.
Ekasari, A.D., Nuryatin, A. & Suwito, W. 2014. “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Menggunakan Media
Gambar Peristiwa”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Halaman : 1-9.
Hakim, L. 2014. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Teknik
Jurnal Pribadi Siswa Kelas VIII-B MTs Sunan Kalijaga Senduro
Lumajang Tahun Ajaran 2013/2014”. Nosi. Volume 2, Nomor 7. Hal:
684-691
Handayati, W., Sahrul & Afnita. 2013. “Keefektifan Penggunaan Media Lagu
dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas IX1 SMPN 5 Lubuk
Basung”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Vol. 1 no. 2.
Hal: 164 -240.
Heinich, R., et al. 2002. Instructional Media and Technology for Learning, 7th
edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs.
Haryadi dan Zammzami. 1997. Peningkatan Keterambilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Depaetemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Karlinda. 2014. “Penerapan Metode Latihan dalam Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Anak-Anak Siswa Kelas IV SDN 5 Soni”. Jurnal Kreatif
Tadulako Online.Vol. 4 no. 8. Hal: 314-329.
Kartini. 2011. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Teknik
Menulis Akrostik pada Siswa Kelas Va Mi Semplak Pilar, Kabupaten
Bogor”. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa. Vol. 1, no. 1. Hal: 1-11.
82
Laeli, A.N., Wagiran & Suseno. 2014. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
Keindahan Alam Menggunakan Metode Partisipatori dengan Media
Gambar”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal: 1-7.
Mustapa, N. 2000. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Teknik
Mind Map Siswa Kelas Viia Smp Negeri 1 Parigi Kabupaten Parigi
Moutong”. e-Jurnal Bahasantodea. Volume 3 nomor 1, januari 2015
hal: 146-155
Pradopo, Rahmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rizki, A.M. 2013. “Penerapan Model Pembelajaran Menulis Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar”.
Antologi PGSD Bumi Siliwangi. Vol. I, nomor 3. Hal: 1-11.
Rofi’uddin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rohana, A., Gunatama, G. & Astika, I.M. 2014. “ Implementasi Pembelajaran
Apresiatif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa
Kelas Vii B1 SMP Negeri 6 Singaraja”. e-Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia, Undiksha.volume : vol: 2 no: 1. Hal: 1-10.
Santoso, K. 2003. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran. Makalah
Pelatihan Desain Pembelajaran. BPG Semarang.
Sari, A.W dan Yanda, D.P. 2016. “Kontribusi Minat Baca Puisi dan Penguasaan
Gaya Bahasa Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas
IX SMP Negeri 2 Lembah Gumanti”. Jurnal Gramatika. Vol 2.
Hal:179-193.
Sofyan, Wiryotinoyo, M. & Sudaryono. 2011. “Pengembangan Media Audio
Visual dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi”. Tekno-
Pedagogi.Vol. 1 no. 1. hal: 25-32
Suparno dan Mohamad Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tarigan, 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tompkins, G.E. 1990. Teaching Writing Balancing Process and Product. New
York: Macmillan Publishing Company
Winaya, I.G., Sanytasa, I.W. & Rasana, I.D.P.R. 2013. “Penerapan Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Video untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Menulis Narasi Siswa Kelas VII 5 SMP Negeri 3 Banjar Tahun
83
2012/2013”. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran. Vol 3: Hal: 1-13.
90
No
Aspek/
Kriteria
Deskripsi Skor
Isi puisi menyimpang jauh dari tema 1
4 Diksi Pemilihan kata-katanya padat dan khas 4
Pemilihan kata-katanya padat namun sudah umum
digunakan
3
Pemilihan kata-katanya kurang padat dan sudah umum
digunakan
2
Pemilihan kata-katanya kurang tepat 1
5 Gaya
bahasa
Gaya bahasanya menggunakan berbagai majas yang
sangat menarik
4
Gaya bahasanya menarik 3
Gaya bahasanya cukup menarik 2
Gaya bahasanya kurang menarik 1
Jumlah Skor Maksimal 25
Semarang, April 2017
______________________