peningkatan hasil belajar matematika materi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1329/1/wahyu...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG MELALUI
MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V
DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
\
Oleh:
WAHYU UTAMI
NIM 5- - 6
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
6
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG MELALUI
MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V
DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
WAHYU UTAMI
NIM 5- - 6
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
6
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi Saudara :
Nama : Wahyu Utami
NIM : - -
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY
VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA
KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.
Salatiga, Agustus
Pembimbing
Dr. WINARNO, S.Si, M.Pd
NIP.
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
JL. Tentara Pelajar No. Telp. ( 98) 3 37 6, 3 3433 Salatiga 5 7
Website: http://iainsalatiga.ac.ide-mail:[email protected]
v
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN
RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI
TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
6
DISUSUN OLEH
WAHYU UTAMI
NIM : 5- - 6
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal September dan
telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, S.Si
Penguji : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si
Penguji : Sri Suparwi, M.A
Salatiga,
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP.
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. Tentara Pelajar No. Telp. ( 8) , Salatiga
Website: http://iainsalatiga.ac.ide-mail:[email protected]
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyu Utami
NIM : - -
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, Agustus
Yang Menyatakan,
Wahyu Utami
NIM. - -
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
قم ان صال تّ َوسكّ َمحيا ِ َمماتّ هلل رب انعهميه
“My prayer, my offering, my life and my death are for Allah, the Lord of all
the worlds” (Al-An’am )
“Do the best, be good, then you will be the best”
(Lakukanlah yang terbaik, bersikaplah baik, maka kamu akan menjadi orang
yg terbaik)
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku tercinta, terutama ibuk yang paling hebat di dunia.
Yang selalu sabar, terimakasih atas doa yang selalu ibuk panjatkan
untuk kebaikan dan kebahagiaan. Engkau inspirasiku, motivasiku, dan
guru terbaikku.
Adikku terkasih dan tersayang Dewi Handini yang selalu membuat
keceriaan dalam hidupku.
viii
Keluarga Pakde Sutono dan Bude Supini, terimakasih atas segala hal
dan selalu memotivasiku.
Terima kasih buat mbah uti, sepupuku dan saudaraku yang selalu
mendoakan agar aku menjadi orang yang dapat dibanggakan.
Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. yang selalu sabar dalam
membimbing atas penyelesaian skripsi ini.
Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga.
Keluarga besar PGMI angkatan yang selalu berbagi ilmu yang
bermanfaat.
Keluarga kos bu Parni, bapak, mbak Dita, beb Bita, Marita, Mip,
Dian, Putri, Halimah, Solikhah, Wahyu Ika, Dek ita, Wiwit, Nia,
Suci, Ika, Menul, Dina, Yofa.
Keluarga besar KKN Tetep Wates keluarga baruku terimakasih atas
saran, semangat, dan kasih sayang kalian (Ibu Yati, Pak Kus, Dek
Ridwan, Zamroni, Hamdan, Surya, Mila, Olip, Mba Sapta, Mba
Heni).
Keluarga PPP MI Dukuh bu syifa, Bu Lina, Bu Elin, Bu Dila, Bu
Putri, Bu Luluk, Bu Nurul, Bu Tika, Pak Adit, Pak Imam, bererta
Guru-guru MI Dukuh terima kasih atas dukungan kalian.
Keluarga Star-C , Jack, Fajar, Subkhan, Aji, Tatik, Imam, Dina,
Udin, Weni, Mas Azam, terima kasih atas semangat dan bantuannya.
ix
Bund Mbem terima kasih atas ilmu yang diberikan, tempat curhatku,
tempat bertukar cerita, terima kasih motivasi, dukungan serta doa.
Sahabat-sahabatku yang tidak dapat saya tuliskan namanya terima
kasih atas nasehat, saran, dukungan, serta doa dari kalian wish you all
the best.
Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always
waiting you with all my love.
Dan yang terakhir untuk ALMAMATER kebanggaanku.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya peneliti masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas yang menjadi tanggung jawab peneliti. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya
hingga akhir jaman.
Atas nikmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY
VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI
NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN ”.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam (dua) siklus, dimana pada akhir siklus kedua penerapan
model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini dapat membuahkan
hasil pada siswa kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna hal ini desebabkan oleh keterbatasan
kemampuan yang peneliti miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat
bantuan dan motivasi serta bimbingan dan fasilitasi dari berbagai pihak akhirnya
xi
peneliti mampu menyelesaikan skripsiini. Oleh karenanya sudah sepantasnya pada
kesempatan ini peneliti sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah
memberikan kesempatan dan saran yang membangun kepada peneliti.
. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. selaku dosen matematika sekaligus dosen
pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga
peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.
. Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI PGMI yang telah
memberikan pelayanan dengan baik.
. Bapak H. Muh. Imron, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MI Negeri Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.
. Ibu Dwi Hastuti, S.Pd. selaku Guru Matematika yang mengajar pada kelas
V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang
berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah
berkenan untuk menjadi subjek penelitian ini.
8. Ibu Siti Sumarni dan Adik Dewi Handini yang saya banggakan dan selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
. Semua keluargaku, saudaraku star-c, sahabatku, kawan-kawanku PGMI
angkatan , yang telah mendorong, menyemangati dan telah member
andil kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
xii
Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik
serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Peneliti juga mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Salatiga,
Peneliti
Wahyu Utami
xiii
ABSTRAK
Utami, Wahyu. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
Ruang Melalui Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) pada Siswa Kelas V Di MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan
KAbupaten Semarang Tahun . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
materi bangun ruang pada siswa kelas V di MI Negeri Timpik Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun . Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian
dilakukan bulan mulai Mei-Agustus . Subjek penelitian terdiri dari 8 siswa
laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan
ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data
seperti berikut: Standar KKM mata pelajaran Matematika adalah , sebelum
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) hanya
ada % ( siswa) yang tuntas, sedangkan % ( siswa) belum memenuhi
stansar KKM. Setelah menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran Matematika pada siklus I diperoleh data
( siswa) tuntas dan % ( siswa) tidak tuntas, jika dilihat terjadi
peningkatan sebesar %. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan
hasil belajar pada siklus II yaitu 8 ( siswa) tuntas sedangkan % ( siswa)
tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM, terjadi peningkatan hasil belajar
sebesar 8 dibanding pada siklus I. Perbandingan hasil belajar dari pra siklus
dengan siklus I yaitu terjadi peningkatan sebesar %, sedangkan jika
dibandingkan dengan siklus II terjadi peningkatan sebesar . Jadi dapat
disimpulkan bahwa model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 8 .
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………. i
LEMBAR BERLOGO………………………………………………….…. ii
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN……………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………… vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x
ABSTRAK………………………………………………………………… xiii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xviii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...… xix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………..
E. Kegunaan Penelitian……………………………………………...
. Manfaat Teoritis………………………………………………
. Manfaat Praktis……………………………………….………
xv
F. Definisi Operasional…………………………………………….. 8
. Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang…………… 8
. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).. 8
G. Metode Penelitian…………………………………………………
. Rancangan Penelitian…………………………………………
. Subjek Penelitian……………………………………………...
. Langkah-langkah Penelitian…………………………………..
. Instrumen Penelitian…………………………………………..
. Pengumpulan Data…………………………………………….
. Analisis Data…………………………………………………..
H. Sistematika Penulisan…………………………………………….. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar……………………………………………………….
. Pengertian Hasil Belajar………………………………………
. Macam-macam Hasil Belajar……………………………...…
. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………....
. Ragam Evaluasi Hasil Belajar……………………………….. 8
B. Mata Pelajaran Matematika………………………………………
. Pengertian Matematika……………………………………….
. Tujuan Pembelajaran Matematika……………………………
C. Materi Bangun Ruang…………………………………………….
. Sifat-sifat Bangun Ruang………………................................
. Volume Kubus dan Balik……………………………………
xvi
D. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)…...
. Pengertian Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI)………………………………………………………..
. Kekurangan dan kekurangan Model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy…………………………………..
. Langkah-langkah Model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI)………………………...……………….
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)……………………………………
. Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran Matematika……..
. Data Keadaan Siswa………………………………………..
. Pelaksanaan Penelitian……………………………………..
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………………………………...
. Perencanaan Tindakan……………………………………..
. Pelaksanaan Tindakan……………………………………..
. Pengamatan Observasi……………………………………..
. Refleksi……………………………………………………..
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………….
. Perencanaan Tindakan…………………………………….
. Pelaksanaan Tindakan……………………………………..
. Pengamatan Observasi…………………………………….
. Refleksi……………………………………………………
xvii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………. 8
. Deskripsi Data Pra Siklus………………………………… 8
. Deskripsi Data Pra Siklus I……………………………….
. Deskripsi Data Pra Siklus II………………………………
B. Pembahasan…………………………………………………...
. Siklus I……………………………………………………..
. Siklus II……………………………………………………. 8
. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II……………….. 8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 8
B. Saran-saran…………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………….
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel . Lembar Observasi Guru……………………………………..
Tabel . Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)………….………………..
Tabel . Data Keadaan Siswa………………………….………………
Tabel . Lembar Observasi Guru Siklus I..……………………………
Tabel . Nilai Evaluasi Siklus I….…………………………………….
Tabel . Lembar Observasi Guru Siklus II……………………………
Tabel . Nilai Evaluasi Siklus II……………………………………….
Tabel . Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)……………………………
Tabel . Perolehan Nilai Siklus I………………………………………
Tabel . Perolehan Nilai Siklus II……………………………………...
Tabel . Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus……………………….
Tabel . Lembar Observasi Guru Siklus I……………………………..
Tabel . Lembar Observasi Guru Siklus II……………………………. 8
Tabel . Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II……………… 88
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Model Rancangan Penelitian Tindakan Kelas……………
Gambar . Presentase Nilai Evaluasi Siklus I…………………………
Gambar . Presentase Nilai Evaluasi Siklus II……………………….. 8
Gambar . Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II…………... 8
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….… …..
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………… …..
Lampiran Dokumentasi Siklus I……………………………......…….
Lampiran Dokumentasi Siklus II……………………...………..........
Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus I……………………..…………..
Lampiran Soal Tes Evaluasi Siklus II……………………………. …..
Lampiran Soal Tugas Kelompok……………………………………..
Lampiran 8 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus)……… …..
Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I……………………........ 8
Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II…………………… …..
Lampiran Data Guru MI Negeri TImpik Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang……….…………………..
Lampiran Surat Pengantar Lembaga……………………………. …..
Lampiran Surat Keterangan Penelitian…………………………. ….. 8
Lampiran Lembar Konsultasi Skripsi……………………………….
Lampiran Lembar SKK………………………………………………
Lampiran Daftar Riwayat Hidup…………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan guru sekarang menduduki peranan yang sangat
penting, karena guru adalah sosok yang bertanggung jawab dalam
pembentukan pribadi anak didik. Seseorang belajar pada dasarnya
didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilaku yang efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan
belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat
dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses
belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut dengan hasil belajar
(Hartini, : ).
Sementara itu, dalam mata pelajaran matematika guru dituntut
untuk selalu terampil dalam mengajarkan pelajaran dan dapat membentuk
kepribadian siswa. Sehingga dalam mata pelajaran matematika anak didik
dapat memahami dan mengerti tentang apa yang telah diajarkan gurunya.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kehidupan
manusia. Dari awal ditemukannya matematika terus berkembang secara
dinamis seiring dengan perubahan zaman. Perkembangannya tidak pernah
berhenti karena matematika akan terus dibutuhkan dalam berbagai sisi
kehidupan.
Sebagaimana disabdakan Rosulullah SAW dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud ra:
ابه مسعُ د رضي هللا عىً قال : قال انىبي صهي هللا عهيً َسهم : )ال حسد َعه
االفي اثىتيه رجم اتا ي هللا ماال فسهطً عهي ٌهكتً في انحق ,َرجم اتاي هللا انحكمة فٍُ
يقضي بٍا , َيعهمٍا
Artinya: Tidak ada hasad (iri) yang diberikan kecuali terhadap dua orang,
yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya
dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia
memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.
(Shahih Muslim No. )
Untuk mencapai manusia yang berkualitas didalam sekolah maka
guru dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya
dengan cara memahami dan menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan disampaikan kepada anak didiknya. Dalam proses tersebut agar
memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan metode ataupun strategi
yang sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam kehidupan sehari-hari yang
akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga hasil belajar dapat
terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar siswa. Sebagai pengajar
sekaligus pendidik guru memegang peranan dan tanggung jawab untuk
selalu mengajarkan, melatih, membimbing anak didiknya agar hasil belajar
yang memuaskan.
Pembelajaran matematika fungsi utamanya adalah sebagai media
atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari
matematika diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat kompetensi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi bukanlah tujuan
akhir dari pembelajaran matematika tetapi penguasaan materi matematika
hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Apabila siswa sudah
mencapai kompetensi yang diinginkan, sangat diharapkan agar para siswa
diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan
matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran
lain, dalam kehidupan kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan sekolah, keluarga,maupun masyarakat. Mempelajari materi
matematika akan terasa nyaman apabila siswa telah diberi penjelasan
tentang matematika yang menyenangkan, yang mudah untuk dipelajari.
Guru sebagai fasilitator akan menyampaikan materi matematika
menggunakan model atau pendekatan yang tepat agar murid tertarik untuk
mempelajarinya, dan saat itu guru akan menyesuaikan model dengan
materi yang akan diajarkan. Apabila guru dapat menyesuaikan maka akan
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi pelajaran yang
dipelajari oleh semua siswa di MIN Timpik dari kelas sampai kelas VI.
Pada dasarnya pelajaran matematika diberikan pada siswa adalah untuk
menyiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika secara tepat di
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal matematika yang matang
maka diharapkan dapat membantu memberikan solusi terhadap berbagai
permasalahan khususnya mengenai perhitungan-perhitungan.
Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk pelajaran
matematika cenderung fokus pada guru, dan kurang terfokus pada siswa.
Sehingga dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sementara
siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa
yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya
pemusatan perhatian siswa, serta rendahnya respon umpan balik dari siswa
terhadap pertanyaan guru.
Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran matematika
pada siswa kelas V MIN Timpik sampai saat ini belum mencapai hasil
yang memuaskan. Berdasarkan ulangan umum menunjukkan masih
banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) pelajaran Matematika yaitu . Dari identifikasi guru
matematika, hal ini terkait dengan faktor yang mempengaruhi siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM, seperti rendahnya minat siswa dalam
pemahaman materi, dan kurangnya kreativitas guru dalam penyampaian
materi.
Melihat faktor ataupun permasalahan diatas, maka diperlukan suatu
model atau pendekatan yang tepat agar tujuan pembelajaran matematika
khususnya pada materi bangun ruang dapat tercapai sesuai yang
diharapkan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran yang diperlukan adalah strategi yang
menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Sehingga siswa dapat
berperan aktif selama pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) sebagai solusi yang
tepat dalam permasalahan yang ada di kelas V MIN Timpik kecamatan
Susukan Kab. Semarang.
Penerapan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) dalam pembelajaran matematika, terutama pada materi bangun
ruang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) merupakan salah satu sistem
pembelajaran kooperatif dengan menekankan semua alat indra yang
dimiliki oleh siswa.
Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) ini
dipilih karena merupakan suatu pendekatan yang lebih menekankan semua
alat indra yang dimiliki siswa, istilah SAVI yaitu Somatic (belajar dengan
berbuat dan bergerak), Auditory (belajar dengan berbicara dan
mendengar), Visualization (belajar dengan mengamati dan
menggambarkan), Intellectualy (belajar dengan memecahkan dan berfikir).
Dengan demikian setiap individu diharapkan dapat belajar secara penuh
melalui penggabungan dari gerak fisik dengan aktifitas intelektual
sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara bermakna dan dapat
tercapai secara optimal.
Dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif, dimana peneliti
bertindak sebagai pengamat dengan mengambil judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION
INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MIN
TIMPIK SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 6.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan Model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
bangun ruang pada siswa kelas V MIN Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun .
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas V MIN
Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran .
Indikator keberhasilan: Siklus berhenti pada saat % dari jumlah
seluruh siswa telah memenuhi KKM mata pelajaran Matematika yaitu .
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi
teoritis dan praktis.
. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya untuk mengembangkan teori pembelajaran.
. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti
pembelajaran matematika materi bangun ruang serta melatih siswa
agar lebih aktif dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
c. Bagi sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan dapat
mengembangkan kualitas pendidikan melalui model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
F. Definisi Operasional
. Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, ). Dengan
demikian yang dimaksud hasil belajar adalah hasil nilai yang dicapai
siswa setelah proses pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan
di kelas V MIN Timpik. Matematika adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide daripada mengenai bunyi.
. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang menekankan bahwa
belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa
(Aris Shoimin, ). Jadi inti dari model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) mengajarkan siswa untuk
melakukan, berbicara, mengamati, dan memecahkan masalah.
Kecerdasan siswa terpadu secara penuh melalui penggabungan gerak
fisik dengan aktivitas intelektual.
G. Metode Penelitian
. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau
biasa dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama (Suhardjono,dkk., ). Penelitian ini bersifat
reflektif yang berawal dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru
dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan msalahnya dan ditindak lanjuti dengan tindakan yang
sudah terencana.
Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
upaya untuk perbaikan dari suatu praktik pendidikan berdasarkan
refleksi dari pemberian tindakan. Bentuk dari tindakan tersebut yaitu
dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) (variable bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil
belajar Matematika (variable terikat) karena adanya pemberian
tindakan yang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
digunakan yaitu jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai
pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan antara guru dan
siswa. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
baik sehingga nilai yang akan diperoleh valid.
. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V MIN
Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Dipilih sebagai
subyek penelitian karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa lebih aktif, termotivasi, dan
pemahaman belajar menjadi meningkat sedangkan bagi guru dapat
menambah wawasan mengenai model-model pembelajaran yang lebih
kreatif dan inovatif. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya
berjumlah anak.
. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari
empat tahap yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses yang akan
dilaksanakan untuk mengurangi masalah yang ada di kelas.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berkaitan dengan materi bangun ruang dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI).
) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan saat
proses pembelajaran dengan menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
) Mempersiapkan lembar observasi guru, untuk mengetahui
kondisi guru dalam proses pembelajaran.
) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan ini menyangkut pelaksanaan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat yaitu pada waktu pelaksanaan guru harus
mengingat dan berusaha mengikuti apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan. Dalam pelaksanaan in, dilakukan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) yang akan digunakan
sebagai alat bantu akan materi yang akan disampaikan.
c. Pengamatan
Pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Tujuannya adakalah
untuk menggali data, maka dari itu diperlukan lembar observasi
guru untuk mengamati guru dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Adapun kegiatan guru dalam proses ini yaitu mencermati
hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi yang
ingin dicapai, mengevaluasi mekanisme tindakan, menegaskan
kembalitentang hasil yang dicapai, dan menindak lanjuti hasil
pencapaian siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.
Peneliti memilih dua siklus, setiap siklusnya terdapat kegiatan
refleksi yang berguna untuk mengevaluasi setiap tahap yang
dilakukan.
Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan
penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada gambar
. , sebagai berikut:
Gambar Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral
(Arikunto, dkk., 8: 6).
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
?
Pengamatan
. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Lembar Obervasi
Pada lembar ini yang harus dilakukan pertama kali yaitu
melakukan observasi, sehingga peneliti dapat mengetahui
permasalahan yang ada dalam lapangan. Lembar observasi yang
diperlukan peneliti adalah mengamati guru saat pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata pelajaran
Matematika materi bangun ruang. Terdapat aspek-aspek yang perlu
diamati dalam lembar observasi guru seperti dalam table . ,
sebagai berikut:
Table Lembar Observasi Guru
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas
Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
Memberikan soal secara individu
Memberikan reward kepada siswa
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber
belajar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media belajar
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa
Menunjukkan respon siswa
Menunjukkan keceriaan dan antusias
siswa dalam pembelajaran
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
8 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
F Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara baik,
jelas, dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
III PENUTUP
Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
Melakukan refleksi/ memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
Mengadakan tes evaluasi
Jumlah
Total
Kategori
b. Tes Tertulis
Soal tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam materi
bangun ruang. Pada siklus I soal tes mencakup materi bangun
ruang yaitu sifat-sifat bangun ruang, sedangkan pada siklus II soal
tes mencakup volume bangun ruang yaitu volume kubus dan balok.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dipilih peneliti adalah berupa gambar.
Gambar yang diabadikan melalui foto ini berisi momentum yang
menggambarkan perilaku maupun aktifitas siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil merupakan sumber
data yang dapat memperjelas data yang lain.
. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar ini digunakan peneliti untuk mengamati guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata
pelajaran Matematika materi bangun ruang.
b. Tes Tertulis
Soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam mata
pelajaran Matematika materi bangun ruang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan yaitu saat proses
pembelajaran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selam
pembelajaran Matematika materi bangun ruang dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) akan terekanm dalam foto. Hal ini dilakukan sebagai bukti
visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan KKM
Disini peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan
KKM pada setiap siklus dengan ketentuan jika nilai siswa ≥ dari
batas KKM, yakni , maka siswa tersebut telah mencapai KKM.
Apabila nilai siswa ≤ maka siswa tersebut tidak tuntas atau tidak
mencapai KKM.
b. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥
, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
Klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ % siswa yang telah
tuntas belajarnya, (dalam Joko Susilo, : ).
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa
keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa yaitu
apabila siswa telah tuntas atau mencapai criteria ketuntasan
klasikal % dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM .
Dapat dikatakan tuntas apabila prosentase ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus II lebih besar daripada prosentase belajar
secara klasikal pada siklus II.kriteria ketuntasan klasikal ini
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
(Aqib, dkk., )
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk mencari
nilai rentang kategori yang digunakan dalam lembar observasi guru
yaitu menggunakan interval kelas, dengan rumus sebagai berikut:
P= Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x
i =
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat terkecil
K : Banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam
format skripsi adalah sebagai berikut:
. Bagian Awal Skripsi
Memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar
persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto, persembahan, ata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
. Bagian Inti Skripsi terdiri dari:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, definisioperasional, model penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang penjabaran hasil belajar, materi bangun ruang,
dan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi tentang rancangan penelitian, subjek lokasi dan waktu
penelitian, siklus penelitian, instrument penelitian, metode
pengumpulan data, analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang keadaan umum, managemen, dan pemaparan
rata-rata serta prosentase dari siklus ke siklus di MIN Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
Terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
. Pengertian Hasil Belajar
Perbuatan belajar adalah perbuatan yang disengaja oleh
seseorang untuk mengubah kemampuan dan perilaku (pengetahuan,
sikap kepribadian, dan kecakapan ketrampilan) dirinya melalui
berbagai pengalaman dan latihan (Tatang M. Arifin, ).
Menurur W.S. Winkel (dalam Susanto, ) pengertian
belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan berbekas. Dapat
disimpulkan dari definisi di atas bahwa belajar adalah suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak.
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman
menurut Gagne (dalam Ratna, ). Dalam hal ini bahwa belajar
juga memerlukan waktu. Perubahan perilaku dalam proses belajar juga
dapat terjadi sebagai suatu hasil perubahan fisik maupun fisiologis.
Mengenai mata pelajaran matematika, merupakan mata
pelajaran tentang pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinnya
dengan simbol dan padat. Jadi kalau seseorang dikatakan belajar
matematika adalah apabila pada diri orang ini terjadi suatu kegiatan
yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan
dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari yang tidak tahu akan
konsep matematika akan menjadi tahu, dan mampu menggunakannya
dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada
individu yang belajar. Tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala
aspek pribadi seseorang. Seseorang yang telah belajar akan berbeda
dibanding saat sebelumnya, karena dia lebih sanggup menghadapi
kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan
keadaan. Dia tidak hanya menambah pengetahuannya, akan tetapi
dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi hidupnya.
Menurut Nawawi (dalam Susanto, ) hasil belajar
mempunyai makna, yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu. Secara sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Istilah hasil belajar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar (Susanto, ).
Snelbeker (dalam Rusmono, 8) memaparkan bahwa
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena
pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai
akibat dari pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya seorang guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Untuk dapat mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat melalui
evaluasi. Evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi
dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswakemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan (Susanto, ). Dengan demikian, penilaian hasil
belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Berdasarkan pemaparan berbagai pendapat di atas mengenai
pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan perubahan
sikap meliputi pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik)
maupun sikap (afektif), yang bersifat permanen dan tahan lama dan
terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Selain itu
hasil belajar juga merupakan suatu puncak dalam proses pembelajaran
yang dialami oleh siswa, ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku yang lebih baik.
. Macam-macam Hasil Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan mengenai hasil belajar di
atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses
(aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Agar lebih jelas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, )
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang
dilihat, yang dialami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian
atau observasi langsung yang ia lakukan.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk, W.S. Winkel (dalam
Susanto, 8) menyatakan bahwa melalui produk dapat
diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional
telah tercapai, semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang
seharusnya diperoleh siswa. Dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa erat hubungannya dengan pembelajaran yang dirancang guru
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai
dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Menuru Indrawati (dalam Susanto, ) merumuskan
bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan
pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
c. Sikap siswa (aspek afektif)
Menurut Sardiman (dalam Susanto, ), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam
hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan
pada pengertian pemahaman konsep.
. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di
dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi
rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor.
Russeffendi (dalam Susanto, ) memaparkan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh
macam, yaitu sebagai berikut:
a. Kecerdasan Anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat
mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
b. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat
perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah
berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,
kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan
dalam belajar.
c. Bakat Anak
Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.
d. Kemauan Belajar
Tugas guru yang sukar dilaksanakan adalah membuat
anak menjadi mau belajar atau giat belajar. Keengganan siswa
untuk belajar disebabkan karena ia belum mengerti bahwa
belajar sngat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan
belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
diraihnya.
e. Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
f. Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh
inovatif dalam perilakunya,maka siswa akan meniru gurunya
yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini
tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh
kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat
marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias
dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan
penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh
dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia
lakukan.
h. Suasana Pengajaran
Suasana yang diinginkan yaitu suasana yang nyaman,
tenang, terjadinya dialog yang kritis diantara guru dengan
siswa , dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa
tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat
secara maksimal.
i. Kompetensi Guru
Kemampuan-kemampuan professional yang diperlukan
dalam membantu siswa dalam belajar. Guru yang professional
adalah guru yang memiliki kompeten salam bidangnya dan
menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta
mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga
pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
j. Masyarakat
Dalam dunia pendidikan, lingkungan masyarakat pun
akan ikut serta mempengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan
modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang
oleh keluarga dan sekolah.
. Ragam Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan (Munandar, : - ). Terdapat macam
evaluasi yang berbeda, mulai dari evaluasi yang berbeda, mulai dari
evaluasi yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
a. Pre-test dan post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk
mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang
akan disajikan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan sering tidak
memerlukan instrument tertulis.
Post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.
Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas
materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat
dan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang berisi
item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi ini mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian
tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang
dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.
Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip
dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan
belajar. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan
sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial
(perbaikan).
e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan
umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan setiap akhir semester atau
akhir tahun ajaran.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ragam evaluasi, peneliti
menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian ini. Evaluasi ini
diadakan pada akhir penyajian pembelajaran, setelah dilakukannya
fase-fase yang terdapat pada model Somatic Auditory Visuallization
Intellectualy (SAVI). Tujuannya yaitu untuk mengetahui kesulitan-
kesulitan belajar siswa, dan untuk menilai sejauh mana tingkat
pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan.
Alat evaluasi yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil
belajar siswa adalah tes objektif. Tes ini adalah tes yang jawabannya
dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang
ditentukan sebelumnya.
B. Mata Pelajaran Matematika
. Pengertian Matematika
Matematika (dalam Fathani, : ) adalah queen of science
(ratunya ilmu) yakni pengetahuan mengenai kuantitas dan ruang, salah
satu cabang dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, teratur,
dan eksak. Matematika adalah angka-angka dan perhitungan yang
merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika menolong manusia
menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. Menurut
Ruseffendi (dalam Heruman, : ) Matematika adalah bahasa
symbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsure yang tidak terdefinisikan ke unsur yang
terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Johnson dan Rising (dalam Ismunamto., dkk, : ) bahwa
Matematika adalah suatu seni keindahannya terdapat pada keteraturan
dan keharmonisannya. Matematika dalam bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, diwujudkan
dalam symbol, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi. Matematika merupakan pengetahuan tentang bentuk
yang terorganisasi. Sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,
sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.
. Tujuan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan
pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif
dan bermakna. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi matematika (Susanto, Ahmad, : 8 ).
Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat dasar
adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju
tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah-langkah yang sesuai
dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Adapun langkah-langkah
dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)
Penanaman konsep yaitu pembelajaran konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep dari isi kurikulum, yang
dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman
konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghuungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan
konsep baru matematika yang abstrak.
b. Pemahaman konsep
Dalam pemahaman konsep yakni bertujuan agar siswa lebih
memahami suatu konsep matematika. Pemahaman ini terdiri atas
dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
c. Pembinaan keterampilan
Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya
dalam pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri
atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman,
).
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar
siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika. Secara
khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas adalah sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam pemecahan masalah (Susanto, : ).
C. Materi Bangun Ruang
. Bangun Ruang
Selain bangun datar, pada bangun ruang pun memiliki sifat-
sifat tertentu, sifat-sifat ini merupakan cirri-ciri dari bangun ruang
tersebut. Disamping itu, dengan sifat-sifat ini kita dapat menentukan
nama bangun ruangnya.
a. Sifat bangun ruang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang berbentuk
kerucut, prisma, limas, dan tabung. Bangun ruang juga mempunyai
ciri:
Sisi : Bidang yang dibatasi oleh rusuk
Rusuk : Pertemuan sisi-sisi
Titik sudut : Pertemuan rusuk-rusuk
Ciri khusus : ciri bangunan yang hanya dimiliki oleh bangun
ruang
Macam-macam bangun ruang dan sifatnya
a. Prisma tegak segi empat
Prisma segi empat adalah bangun ruang yang bagian
atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segi empat atau
balok.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE,
BCGF, CGHD, DHEA
Memiliki rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AE,BF,
CG, DH
Memiliki 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, H
Memiliki sisi berbentuk segi empat
b. Prisma tegak segitiga
Prisma tegak segitiga bangun ruang yang bagian
atas dan bagian bawahnya sama berbentuk segitiga.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, NOP, KLON,
LMPO, MPNK
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, NO, OP, PN,
KN, LO, MP
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, N, O, P
Memiliki sisi berbentuk segitiga dan sisi
berbentuk persegi panjang
c. Limas segi empat
Limas segi empat adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh sisi alas yang berbentuk segi empat dan segi
empat yang bertemu pada satu titik puncak.
P
D C
A B
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, ABP, BCP,
CDP, DAP
Memiliki 8 rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AP,
BP, CP, DP
Memiliki titik sudut yaitu A,B, C, D, P
Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi
lainnya berbentuk segitiga
d. Limas segitiga
Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh sisi alas yang berbentuk segitiga dan segitiga yang
bertemu pada satu titik puncak.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, KLT, LMT, MKT
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, KT, LT, MT
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, T
Memiliki sisi berbentuk segitiga
e. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua
sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran dan satu
sisi lengkung.
t
P
Perhatikan gambar tabung diatas:
P : titik pusat lingkaran
r : jari-jari
t : tinggi tabung
sifat-sifatnya :
Tidak mempunyai titik sudut
Tabung memiliki sisi sebanyak buah, yaitu
sisi atas, sisi alas, dan selimut tabung
Memiliki sisi berbentuk lingkaran dan sisi
lengkung (selimut tabung)
Jarak bidang atas dan bidang alas disebut
tinggi tabung
f. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung.
Sifat-sifatnya:
Memiliki sisi alas berbentuk lengkung
Mempunyai titik puncak
Jarak dari titik puncak ke bidang lingkaran (alas)
disebut tinggi kerucut
(Marwiyanto, dkk, 8: - )
b. Volume Kubus dan Balok
) Menghitung Volume Kubus
Kubus adalah balok atau prisma siku-siku khusus. Panjang
setiap rusuk pada sebuah kubus adalah sama. Untuk menghitung
volume kubus dengan cara :
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau ( panjang sisinya ).
Maka dapat dibuat rumus:
V = r x r x r atau s x s x s
Keterangan :
V = volume
r/ s = panjang rusuk/ panjang sisi
contoh :
a.
cm
Hitunglah volume kubus di atas!
Jawab:
r = cm
v = r x r x r
= cm x cm x cm
=
Jadi, volume kubus di atas adalah .
b. Soal cerita yang berkaitan dengan kubus
Tempat penampungan air berbentuk kubus dengan panjang
rusuk dm. jika tempat penampungan itu berisi air penuh,
berapa volume air dalam tempat penampungan tersebut?
Jawab:
V = r x r x r
= dm x cm x dm
= 8
Jadi, volume air dalam tempat penampungan tersebut adalah
8 .
) Menghitung Volume Balok
Balok adalah prisma siku-siku. Balok mempunyai sisi,
masing-masing berbentuk persegi panjang. Dan setiap panjangnya
berbeda-beda karena balok mempunyai panjang lebar dan tinggi.
Cara menghitung balok yaitu dengan rumus:
Perhatikan gambar dibawah ini!
p
t
Volume = p x l x t
keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
contoh:
a.
8 cm
cm cm
Hitunglah volume balok di atas!
Jawab:
Volume = p x l x t
= cm x cm x 8 cm
= 8
Jadi, volume balok tersebut adalah 8
b. Soal cerita yang berkaitan dengan balok
Dita mengisi sebuah bak mandi berukuran panjang dm,
lebar dm, dan tinggi dm. berapa l air yang harus diisi dalam
bak mandi?
Jawab:
V = p x l x t
= dm x dm x dm
= 8 = 8 liter
Jadi, volume bak mandi tersebut adalah 8 l.
(https://nuelano.wordpress.com/ kubus-dan-
balok.html diakses pada selasa, mei pada . WIB)
D. Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)
. Pengertian Model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI)
Menurut Dave Meier dalam Huda ( 8 ) merupakan
pendidik, trainer, sekaligus penggagas model accelerated learning.
Salah satu strategi pembelajarannya adalah apa yang dikenal dengan
SAVI (Somatic Auditory Visuallization Intellectualy). Tidak hanya
gaya belajar visual, auditorial, dan somatic tapi juga gaya belajar
intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan pemikir. Pembelajar
intelektual menggunakan kecerdasannya untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan suatu hubungan, dan makna. Intelektual
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah
dan membangun makna.
Dave Meier menuliskan “Belajar dengan pendekatan SAVI
dapat dikatakan dengan Belajar Berdasarkan Aktivitas (BBA) atau
dapat juga dikatakan belajar dengan seluruh kepribadian. Belajar
berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif dari pada yang
didasarkan presentasi, materi, dan media. Dan alasannya sederhana:
Cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya”. Jika gerak fisik,
aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra digabungkan, maka
dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar
tersebut dinamakan dengan SAVI.
Pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa (Shoimin,
). Istilah SAVI adalah:
a. Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak)
Jika dikaitkan dengan dengan belajar maka dapat diartikan
belajar dengan memanfaatkan tubuh (indra peraba, kinetis, praktis
melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu kegiatan
berlangsung.
b. Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar)
Belajar auditory berarti belajar dengan melibatkan
kemampuan auditori artinya belajar dengan berbicara dan
mendengar. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan
informasi auditori bahkan tanpa disadari. Ketika telinga
menangkap dan menyimpan informasi auditori,bahkan ketika
membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di
otakm menjadi aktif.
c. Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan)
Belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan)
yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dengan
alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang
memproses informasi visual daripada indera lain.
d. Intellectualy (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir)
Belajar intelektual adalah belajar dengan memecahkan
masalah dan merenung. Belajar intelektual berarti menunjukkan
apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal
ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai
dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk
merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun
makna.
. Kekurangan dan Kelebihan Model Somatic Auditory Visuallization
Intellectualy (SAVI)
Menurut Aris Shoimin ( 8),pembelajaran
menggunakan model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy
(SAVI) mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
b. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya.
c. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan untuk belajar.
d. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan
dapat membantu yang kurang pandai.
e. Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan
efektif.
f. Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan
psikomotor siswa.
g. Memaksimalkan ketajaman kosentrasi siswa.
h. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
i. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat
dan berani menjelaskan jawabannya.
j. Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.
Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan ini menuntut adanya guru yang sempurna sehingga
dapat memadukan keempat komponen (SAVI) secari utuh.
b. Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan
kebutuhannya sehingga memerlukan biaya pendidikan yang
sanagat besar. Terutama pengadaan media pembelajaran yang
canggih dan menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah
maju.
c. Karena siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga
kesulitan menemukan jawaban ataupun gagasannya sendiri.
d. Membutuhkan waktu yang lama terutama bila siswa memiliki
kemampuan yang lemah.
e. Membutuhkan perubahan agar sesuai dengan situasi pembelajaran
saat itu.
f. Belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa kesulitan
dalam evaluasi atau memberi nilai.
g. Pendekatan SAVI masih tergolong baru sehingga banyak pengajar
yang belum mengetahui pendekatan SAVI tersebut.
h. Pendekatan SAVI cenderung mensyaratkan keaktifan siswa
sehingga bagi siswa yang kemampuannya lemah bias merasa
minder.
. Langkah-langkah Model Somatic Auditory Visuallizaton Intellectualy
(SAVI)
Setiap model pembelajaran tentunya terdapat langkah-langkah
yang mendukung terlaksananya penggunaan model pembelajaran
tersebut. Pada Model SAVI ini membutuhkan tahap-tahap ataupun
persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan
(Shoimin, 8- 8 ) berikut adalah langkah-langkahnya:
a. Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa,
memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang
akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal
belajar.
Secara spesifik melipui hal:
) Memberikan sugesti positif.
) Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada
siswa.
) Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna.
) Membangkitkan rasa ingin tau.
) Menciptakan lingkungan fisik yang positif.
) Menciptakan lingkungan emosional yang positif.
) Menciptakan lingkungan social yang positif.
8) Menenangkan rasa takut.
) Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar.
) Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah.
) Merangsang rasa ingin tahu siswa.
) Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
b. Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa
menemukan materi belajar yang baru dengan cara melibatkan
panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal yang
dapat dilakukan guru:
) Uji coba kolaboratif dan berbagai pengetahuan.
) Pengamatan fenomena dunia yang nyata.
) Perlibatan seluruh otak, seluruh tubuh.
) Presentasi interaktif.
) Grafik dan sarana yang persentasi berwarna warni.
) Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya
belajar.
) Proyek belajar berdasarkan kemitraan dan berdasarkan tim.
8) Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok).
) Pengalaman belajar didunia nyata yang kontekstual.
) Pelatihan pemecahan masalah.
c. Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan
baru dengan berbagai cara. Secara spesifik yang dilakukan guru
sebagi berikut:
) Aktivitas pemrosesan siswa.
) Usaha aktif, umpan balik, renungan atau usaha kembali.
) Simulasi dunia nyata.
) Permainan dalam belajar.
) Pelatihan aksi pembelajaran.
) Aktifitas pemecahan masalah.
) Refleksi dan artikulasi individu.
8) Dialog berpasangan atau berkelompok.
) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif.
) Aktifitas praktis pembangunan keterampilan.
) Mengajar balik.
d. Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada
pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan
hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera.
) Penciptaan dan pelaksana rencana aksi.
) Aktifitas penguatan penerapan.
) Materi penguatan persepsi.
) Pelatihan terus merenus.
) Umpan balik dan evaluasi kinerja.
) Aktifitas dukungan kawan.
8) Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran Matematika untuk memperoleh kemampuan awal siswa kelas
V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kab. Semarang. Berikut ini
table . merupakan hasil nilai ulangan harian sebelum menggunakan
model Somatic Auditory Visuallization Intellectualy (SAVI):
Table 3 Nilai ulangan Harian (pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
A Tidak Tuntas
B Tuntas
C Tidak Tuntas
D Tidak Tuntas
E Tidak Tuntas
F Tuntas
G Tuntas
8 H Tidak Tuntas
I Tidak Tuntas
J Tidak Tuntas
K Tuntas
L Tuntas
M Tidak Tuntas
N Tidak Tuntas
O Tidak Tuntas
P Tidak Tuntas
Rata-rata ,
. Data Keadaan Siswa
Keadaan siswa MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kab.
Semarang pada kelas V tahun berjumlah orang, terdiri dari 8
orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Table .
merupakan data keadaan siswa kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan
Susukan Kab. Semarang adalah sebagai berikut:
Table 3 Data Keadaan Siswa
No Nama Jenis
Kelamin
A P
B L
C L
D P
E P
F L
G L
8 H P
I P
J P
K L
L L
M L
N L
O P
P P
. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika
materi bangun ruang. Penelitian ini menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) yang dilaksanakan
sebanyak siklus. Waktu penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal Mei
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal Mei
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI). Adapun materi yang dibahas
adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
b. Menyiapkan tugas yang akan diberikan pada siswa, dan reward
untuk mendukung pelaksanaan fase-fase yang terdapat pada model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
c. Menyiapkan materi sifat-sifat bangun ruang sebagai bahan ajar.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
e. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
f. menyusun soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.
. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran
yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdoa dipimpin oleh
salah satu siswa dengan khi’mad.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi pada siswa sebelum masuk ke dalam
materi pembelajaran.
e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan mengenai materi
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat bangun ruang,
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen,
masing-masing terdiri dari orang.
i. Guru menjelaskan cara belajar menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
j. Siswa belajar melalui model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dengan bimbingan guru.
k. Guru meminta siswa untuk bekerja sama menggambar bentuk-
bentuk bangun ruang serta jaring-jaringnya pada setiap kelompok
dan guru memberikan bantuan apabila ada kesulitan mengenai
tugas yang belum dipahami.
l. Masing-masing siswa juga membuat jaring-jaring yang telah
digambarnya tadi dan guru mengawasi kinerja kelompok dengan
mendatangi kelompok dan memberi bantuan apabila ada kesulitan.
m. Salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan
hasil buatan jaring-jaring ke depan kelas dan kelompok lain
memberi tanggapan.
n. Guru memberikan reward kepada siswa yang berani maju
mempresentasikan hasil karya mereka.
o. Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.
p. Sebelum pembelajaran terakhir guru memberikan soal evaluasi,
dan siswa mengerjakannya.
q. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru membahas apa yang
telah dipelajari menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI).
. Pengamatan Observasi
Selama proses pembelajaran, secara langsung peneliti
melakukan pengamatan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Aspek
yang diamati adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi guru
Table 3 3 Lembar Observasi Guru
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa v
Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran v
Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
v
Menyampaikan materi dengan jelas V
Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
V
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen
V
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal V
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
V
Memberikan soal secara individu V
Memberikan reward kepada siswa V
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber
belajar
V
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa V
Menunjukkan respon siswa v
Menunjukkan keceriaan dan antusias
siswa dalam pembelajaran
v
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
v
8 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara baik,
jelas, dan benar
V
Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
V
III PENUTUP
Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
v
Melakukan refleksi/ memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
V
Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah
Total 8
Kategori Baik
Keterangan:
) Skor:
A = (sangat baik)
B = (baik)
C = (cukup)
D = (kurang)
) Rentang kategori
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk
menentukan rentang kategori digunakan rumus sebagai
berikut:
i =
i =
i =
i = , = 8
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat
terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat
terkecil
K : Banyaknya kelas
Dengan demikian dapat digolongkan sebagai berikut:
Nilai 8 – 8 (Baik sekali)
Nilai – (Baik)
Nilai – (Buruk)
Nilai – (Buruk sekali)
b. Nilai evaluasi siklus I
Table 3 4 Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai Siklus
I
A
B 8
C
D
E 8
F 8
G
8 H
I
J
K
L
M
N
O
P
Rata-rata ,
. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran dengan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI). pada siklus I menunjukan bahwa, terdapat
peningkatan pada hasil belajar siswa. Siswa terlihat antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI). guru berperan sebagai fasilitator,
motivator, dan pusat pembelajaran berada pada siswa. Pembelajaran
ini bias berjalan dengan baik dan model pembelajaran membuat siswa
aktif karena adanya system kerja kelompok. Setiap kelompok terlihat
aktif dan kompak dalam mengerjakan jaring-jaring bangun ruang.
Berlangsungnya pengamatan masih ditemukan masalah-
masalah, yaitu masih ada siswa yang belum terlihat maksimal dalam
kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena ada salah satu siswa yang
belum memahami materi. Dengan adanya masalah tersebut, maka
peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki
hasil belajar pada siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan hasil
perolehan nilai pada siklus I,maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI). Adapun materi yang dibahas
adalah menghitung volume bangun ruang (Kubus dan Balok).
b. Menyiapkan tugas yang akan diberikan pada siswa, dan reward
untuk mendukung pelaksanaan fase-fase yang terdapat pada model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
c. Menyiapkan materi volume bangun ruang (kubus dan balok)
sebagai bahan ajar.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
e. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
f. menyusun soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.
. Pelaksanaan Tindakan
a. Terjadi penyimpangan dari RPP yang dibuat, yakni guru tidak
menjelaskan konsep materi volume bangun ruang (kubus dan
balok).
b. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdoa dipimpin oleh
salah satu siswa dengan khi’mad.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi pada siswa sebelum masuk ke dalam
materi pembelajaran.
e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan mengenai materi
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan materi tentang volume bangun ruang (kubus dan
balok).
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok secara heterogen,
masing-masing terdiri dari orang.
i. Guru menjelaskan cara belajar menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).
j. Siswa belajar melalui model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dengan bimbingan guru.
k. Guru meminta siswa untuk bekerja sama mengerjakan soal yang
telah diberikan guru mengawasi kinerja kelompok dengan
mendatangi kelompok dan member bantuan apabila ada kesulitan.
l. Salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk mengerjakan di
depan dan kelompok lain memberi tanggapan.
m. Guru memberikan reward kepada siswa yang berani maju
mengerjakan di papan tulis.
n. Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.
o. Sebelum pembelajaran terakhir guru memberikan soal evaluasi,
dan siswa mengerjakannya.
p. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru membahas apa yang
telah dipelajari menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI).
. Pengamatan Observasi
Pada proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Variable
yang diamati sebagai berikut:
a. Lembar observasi guru
Table 3 5 Lembar Observasi Guru
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa v
Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran V
Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
v
Menyampaikan materi dengan jelas v
Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
v
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen
V
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal v
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
V
Memberikan soal secara individu v
Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber
belajar
v
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa V
Menunjukkan respon siswa V
Menunjukkan keceriaan dan antusias
siswa dalam pembelajaran
v
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
v
8 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara baik,
jelas, dan benar
V
Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
V
III PENUTUP
Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
V
Melakukan refleksi/ memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
v
Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah
Total
Kategori Baik
Keterangan:
) Skor:
A = (sangat baik)
B = (baik)
C = (cukup)
D = (kurang)
) Rentang kategori
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk
menentukan rentang kategori digunakan rumus sebagai
berikut:
i = H L
K
i =
i =
i = , = 8
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit
pengamat terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat
terkecil
K : Banyaknya kelas
Dengan demikian dapat digolongkan sebagai berikut:
Nilai 8 – 8 (Baik sekali)
Nilai – (Baik)
Nilai – (Buruk)
Nilai – (Buruk sekali)
b. Nilai Evaluasi Siklus II
Table 3 6 Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Siklus
II
A
B
C
D 8
E
F
G
8 H
I
J 8
K
L 8
M 8
N
O
P 8
Rata-rata ,8
. Refleksi
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang
lebih baik disbanding siklus I. Dalam proses pembelajaran dengan
model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) para siswa
sangat antusias, hal ini dapat terlihat ketika siswa bekerja sama dalam
kelompok mereka masing-masing dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Pembagian kelompok pada siklus II hampir sama
pada siklus II akan tetapi yang membedakannya adalah siswanya tidak
sama dengan kelompok sebelumnya, sehingga mereka dapat bekerja
sama dengan kompak untuk menyelesaikan tugas dari guru.
Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai pada tes evaluasi
dapat diketahui bahwa nilai yang didapatkan lebih baik daripada siklus
I. Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai hal yang diharapkan,
yakni keaktifan dan kretifitas seluruh siswa, pembelajaran yang
menyenangkan, dan meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu,
perolehan nilai siswa telah mencapai KKM dan siswa telah mencapai
criteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil
yang maksimal, untuk itu penelitian ini dirasa telah cukup.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
. Deskripsi Data Pra Siklus
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI). Model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) merupakan bukan model
pembelajaran baru di dunia pendidikan Indonesia, akan tetapi model
ini belum banyak guru yang menggunakannya. Bagi MI Negeri Timpik
Kecamatan Susukan Kab. Semarang model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang baru. Acuan penilaian pada
penelitian kali ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal
% dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika.
Menurut data nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika
yang diperoleh kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kab.
Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran
Matematika adalah . Peneliti menggunakan evaluasi formatif dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu berupa tes objektif dan tes subjektif.
Di bawah ini adalah table . yaitu hasil nilai ulangan harian mata
pelajaran Matematika sebelum menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI):
Table 4 Nilai ulangan Harian (pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
A Tidak Tuntas
B Tuntas
C Tidak Tuntas
D Tidak Tuntas
E Tidak Tuntas
F Tuntas
G Tuntas
8 H Tidak Tuntas
I Tidak Tuntas
J Tidak Tuntas
K Tuntas
L Tuntas
M Tidak Tuntas
N Tidak Tuntas
O Tidak Tuntas
P Tidak Tuntas
Rata-rata ,
. Deskripsi Data Pra Siklus I
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami perubahan
dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada siklus I terdapat siswa
yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas, dengan demikian baru %
dari jumlah seluruh siswa yang mencapai nilai KKM. Dapat
disimpulkan bahwa pada hasil belajar pada siklus I belum memenuhi
target yang peneliti tentukan, yaitu % dari jumlah seluruh siswa
mencapai nilai KKM.
Table 4 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai
Siklus I
Ketuntasan
A Tuntas
B 8 Tuntas
C Tidak Tuntas
D Tidak Tuntas
E 8 Tuntas
F 8 Tuntas
G Tuntas
8 H Tidak Tuntas
I Tuntas
J Tuntas
K Tuntas
L Tidak Tuntas
M Tuntas
N Tidak Tuntas
O Tidak Tuntas
P Tuntas
Rata-rata ,
. Deskripsi Data Pra Siklus II
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan pada siklus I. pada siklus II, 8 % dari jumlah
seluruh siswa mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Terdapat
siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar pada
siklus II ini telah memenuhi target dari peneliti, yaitu % dari seluruh
siswa mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
materi Bangun Ruang.
Table 4 3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Siklus
II
Ketuntasan
A Tuntas
B Tuntas
C Tidak Tuntas
D 8 Tuntas
E Tuntas
F Tuntas
G Tuntas
8 H Tidak Tuntas
I Tuntas
J 8 Tuntas
K Tuntas
L 8 Tuntas
M 8 Tuntas
N Tidak Tuntas
O Tuntas
P 8 Tuntas
Rata-rata ,8
B. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dari data
yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa yang
baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sangat
tinggi. Sehingga apabila dipadukan dengan menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran
Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di MI Negeri
Timpik Kecamatan Susukan Kab. Semarang. Hal ini dapat dilihat dari
tabel gabungan nilai evaluasi dari siklus ke siklus sebagai berikut:
Table 4 4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No Nama Nilai Pra
Siklus
Nilai
Siklus I
Nilai Siklus
II
A
B 8
C
D 8
E 8
F 8
G
8 H
I
J 8
K
L 8
M 8
N
O
P 8
Rata-rata , , ,8
Berdasarkan pada table . dapat diketahui bahwa perolehan rata-
rata nilai pada siklus I meningkat menjadi , jika dibandingkan dengan
nilai rata-rata pada pra siklus yang hanya , . Dan pada siklus II
meningkat baik menjadi ,8. Berdasarkan data tersebut maka dapat
diketahui bahwa pelaksanaan PTK yang menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) berhasil meningkat hasil
belajar siswa.
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh hasil seperti
table di atas. Berikut adalah penjabaran hasil dari penelitian dari siklus ke
siklus:
. Siklus I
Pada proses pembelajaran siklus I, peneliti menggunakan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI). adapun dalam
penelitian mencakup tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan/ observasi, dan refleksi. Sebelum
dilakukan penelitian, peneliti melakukan observasi ke MI Negeri
Timpik Kecamatan Susukan Kab. Semarang. Pada tahap ini hasil tes
evaluasi adalah % siswa tuntas ( siswa) dan yang tidak tuntas
% ( siswa). Perolehan hasil tes evaluasi pada siklus I dapat dilihat
pada gambar . dibawah ini:
Gambar 4 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I
Berikut adalah Table . , yaitu lembar observasi guru yang
peneliti gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Nilai Evaluasi Siklus I
Tidak
Tuntas
37% Tuntas
63%
Table 4 5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa v
Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran v
Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
v
Menyampaikan materi dengan jelas v
Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
V
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen
V
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal v
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
V
Memberikan soal secara individu v
Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber
belajar
v
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media belajar
V
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa V
Menunjukkan respon siswa v
Menunjukkan keceriaan dan antusias
siswa dalam pembelajaran
v
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
v
8 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara baik,
jelas, dan benar
V
Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
V
III PENUTUP
Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
v
Melakukan refleksi/ memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
V
Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah
Total 8
Kategori Baik
Keterangan:
a. Skor:
A = (sangat baik)
B = (baik)
C = (cukup)
D = (kurang)
Hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus I memperoleh skor 8 dari skor maksimal .
Sehingga predikat dari aktifitas guru tergolong baik. Adapun
penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagai
berikut:
) Penilaian pra pembelajaran, berada pada skor nilai
berpredikat baik.
) Penilaian penguasaan materi pembelajaran, berada pada skor
nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap pendekatan/strategi pembelajaran, berada
pada skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap pemanfaatan sumber belajar atau media
pembelajaran berada pada skor nilai berpredikat cukup.
) Penilaian terhadap pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa berada pada skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap penilaian proses dan hasil belajar berada
pada skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap penggunaan bahasa berada pada skor nilai
berpredikat cukup.
8) Penilaian terhadap penutup pembelajaran berada pada skor nilai
berpredikat baik.
b. Rentang Kategori
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk
menentukan rentang kategori digunakan rumus sebagai berikut:
i = H L
K
i =
i =
i = , = 8
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat
terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat terkecil
K : Banyaknya kelas
Dengan demikian dapat digolongkan sebagai berikut:
Nilai 8 – 8 (Baik sekali)
Nilai – (Baik)
Nilai – (Buruk)
Nilai – (Buruk sekali)
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat
guru menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari berdo’a,
mengabsen siswa, member motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh guru
sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi bangun ruang
mengenai sifat-sifat bangun ruang dan volume kubus dan
balok secara runtut, jelas, sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru menyajikan materi mengenai sifat-sifat
maupun volume bangun ruang, hal ini masih berkaitan jadi
siswa dapat mudah memahami materi. Selain itu guru juga
mengajak siswa membuat jaring-jaring bangun ruang yang
memudahkan siswa mengingat materi. Guru juga
berinovasi dengan cara membuat suasana kelas menjadi
menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Guru dapat mengelola kelas dengan cukup baik. Hal
ini terlihat pada saat guru mendampingi siswa dalam
membentuk kelompok secara heterogen. Setiap kelompok
beranggotakan orang yang mempunyai tingkat kecerdasan
yag berbeda-beda. Dalam pembelajaran guru menggunakan
model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
yang membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, aktif.
Meskipun terdapat beberapa siswa yang ramai sendiri
karena kurang suka dengan teman satu kelompoknya, akan
tetapi guru dapat mengkondisikan hal tersebut dengan baik
dan pembelajaran dapat berlanjut kembali.
e. Ketepatan penggunaan metode
Guru masih awam mengenai model Somatic
Auditory Visualization Intellectualy (SAVI), sehingga hari
sebelumnya peneliti telah memberikan RPP untuk dipelajari
oleh guru. Dalam pelaksanaannya penggunaan model
Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) masih
terdapat beberapa kekurangan, yaitu masih beberapa siswa
belum terlibat dalam kerja kelompoknya. Apabila seperti
itu dapat mempengaruhi pemahaman siswa dalam
materinya.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Siswa dapat mengerjakan tes evaluasi yang
telah diberikan guru. Guru juga membimbing dan
memantau saat siswa mengerjakan soal evaluasi.
g. Menutup pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
yang sebelumnya juga membuat kesimpulan bersama
dengan siswa.
. Siklus II
Pada siklus II ini tindakan penelitian mempertimbangkan
kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Melalui data yang
diperoleh pada siklus II, dapat dilihat terjadi peningkatan yang
signifikan pada hasil belajar siswa sebesar % dari siklus I. hasil tes
evaluasi yang diperoleh pada siklus II yaitu 8 % ( siswa) tuntas, dan
yang tidak tuntas ( siswa). Dengan demikian, presentase nilai yang
diperoleh pada siklus II telah memenuhi target yang telah ditetapkan
peneliti yaitu % siswa tuntas atau mencapai batas tuntas KKM yang
telah ditetapkan MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kab.
Semarang. Perolehan presentase nilai tes evaluasi pada siklus II
adalah:
Gambar 4 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II
Berikut ini adalah table . yaitu lembar observasi guru yang
peneliti gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Nilai Evaluasi Siklus II
Tidak
Tuntas
19%
Tuntas 81%
Table 4 6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa v
Melakukan kegiatan apersepsi v
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran v
Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
v
Menyampaikan materi dengan jelas v
Mengkaitkan materi dengan realita
kehidupan
v
B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran
Membimbing siswa membentuk
kelompok secara heterogen
V
8 Menjelaskan cara mengerjakan soal v
Memberikan bantuan apabila siswa
mengalami kesulitan dalam kerja
kelompok
V
Memberikan soal secara individu v
Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Media/ Sumber Belajar
Menggunakan soal sebagai sumber
belajar
v
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media belajar
v
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan keaktifan siswa V
Menunjukkan respon siswa V
Menunjukkan keceriaan dan antusias
siswa dalam pembelajaran
v
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran
v
8 Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara baik,
jelas, dan benar
v
Menyampaikan pesan dengan gaya
yang sesuai
v
III PENUTUP
Menanyakan hal-hal yang belum
diketahui siswa
v
Melakukan refleksi/ memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
v
Mengadakan tes evaluasi v
Jumlah
Total
Kategori Baik
Keterangan:
a. Skor:
A = (sangat baik)
B = (baik)
C = (cukup)
D = (kurang)
Hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus II memperoleh skor dari skor
maksimal . Sehingga predikat dari aktifitas guru tergolong
baik. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru
adalah sebagai berikut:
) Penilaian pra pembelajaran, berada pada skor nilai
berpredikat baik.
) Penilaian penguasaan materi pembelajaran, berada pada
skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap pendekatan/strategi pembelajaran,
berada pada skor nilai berpredikat cukup.
) Penilaian terhadap pemanfaatan sumber belajar atau media
pembelajaran berada pada skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa berada pada skor nilai
berpredikat cukup.
) Penilaian terhadap penilaian proses dan hasil belajar berada
pada skor nilai berpredikat baik.
) Penilaian terhadap penggunaan bahasa berada pada skor
nilai berpredikat cukup.
8) Penilaian terhadap penutup pembelajaran berada pada skor
nilai berpredikat baik.
b. Rentang Kategori
Menurut Supramono dan Sugiarto ( ) untuk
menentukan rentang kategori digunakan rumus sebagai berikut:
i = H L
K
i =
i =
i = , = 8
keterangan:
i : Interval kelas
H : Nilai observasi yang tertinggi + ½ unit pengamat
terkecil
L : Nilai observasi yang terkecil – ½ unit pengamat terkecil
K : Banyaknya kelas
Dengan demikian dapat digolongkan sebagai berikut:
Nilai 8 – 8 (Baik sekali)
Nilai – (Baik)
Nilai – (Buruk)
Nilai – (Buruk sekali)
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat
guru menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari berdo’a,
mengabsen siswa, member motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh guru
sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi bangun ruang
mengenai sifat-sifat bangun ruang dan volume kubus dan
balok secara runtut, jelas, sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Pada siklus II Guru mengulang materi mengenai
sifat-sifat bangun ruang maupun mengajarkan mengenai
volume bangun ruang, hal ini masih berkaitan jadi siswa
dapat mudah memahami materi. Selain itu guru juga
mengajak siswa dengan melihat contoh balok ataupun
kubus yang ada diruang kelas sehingga siswa dapat
mengetahui contoh dari balok dan kubus. Jadi siswa dapat
memahami materi volume balok dan kubus dengan baik.
d. Pengelolaan kelas
Guru dapat mengelola kelas dengan cukup baik. Hal
ini terlihat pada saat guru mendampingi siswa dalam
membentuk kelompok secara heterogen. Setiap kelompok
beranggotakan orang yang mempunyai tingkat kecerdasan
yag berbeda-beda. Dalam pembelajaran guru menggunakan
model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
yang membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, aktif.
Pada siklus II kelompoknya tentu berbeda dengan
kelompok yang sebelumnya, guru mengacak lagi nama
kelompok tersebut. Guru juga membimbing, mengawasi
setiap kelompok agar pembelajaran dapat berlangsung baik
maupun lancer. Proses tersebut dapat membangkitkan
minat belajar siswa, siswa cenderung aktif dan saling
bekerjasama.
e. Ketepatan penggunaan metode
Guru telah menggunakan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI). Guru juga telah
menyampaikan materi sesuai runtut, siswa dapat
terorganisir dengan baik dalam kelompokkelompok belajar,
guru juga mengawasi, membimbing siswa, dan memberikan
reward kepada siswa. Sehingga hal ini mempengaruhi
peningkatan hasil belajar darpada sebelumnya di siklus I.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Siswa dapat mengerjakan tes evaluasi yang
telah diberikan guru. Guru juga membimbing dan
memantau saat siswa mengerjakan soal evaluasi.
g. Menutup pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
yang sebelumnya juga membuat kesimpulan bersama
dengan siswa.
Pada siklus II penerapan model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI)telah membantu siswa agar
lebih memahami materi mengenai bangun ruang. Selain itu,
penerapan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) pada mata pelajaran Matematika telah merubah
persepsi siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran
Matematika adalah momok bagi mereka, pelajaran yang sulit
untuk dipahami, pelajaran susah, dan cenderung sulit menjadi
suatu pelajaran yang menyenangkan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Table 4 7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas % % 8 %
Tidak
Tuntas
% % %
Jumlah
Berdasarkan table . dapat diketahui bahwa ketuntasan siswa
kelas V MI Negeri Timpik Kecamatan Susukan Kab. Semarang
meningkat, dari data pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa
yang mencapai ketuntasan hanya % dari keseluruhan jumlah siswa.
Sedangkan hasil dari data siklus I sebesar da pada siklus II
mencapai 8 %. Berikut ini adalah gambar . yang menunjukkan
peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan dari pra siklus hingga
siklus II:
Gambar 4 3 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
Pra siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
5
11
10
13
6
3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Negeri Timpik
Kecamatan Susukan Kab. Semarang, dapat disimpulkan bahwa materi
bangun ruang melalui model Somatic Auditory Visualization Intellectualy
(SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Negeri Timpik
Kecamatan Susukan Kab. Semarang Tahun . Model Somatic Auditory
Visualization Intellectualy (SAVI) pada proses pembelajaran tidak
monoton dan tidak berfokus pada gurunya saja akan tetapi siswa dapat
bereksplorasi membuat jaring-jaring bangun ruang. Jadi siswa tidak
merasa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran.
Hasil belajar Matematika materi bangun ruang dengan
menggunakan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar setiap siklus. Pada siklus I
hanya siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas dengan demikian
baru dari jumlah seluruh siswayang mencapai nilai KKM sedangkan
pada siklus II terdapat siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas,
hal ini ada 8 dari jumlah seluruh siswa mencapai KKM. Indikator
keberhasilan yang ditentukan yaitu dari data pra siklus sebelum dilakukan
tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya % dari keseluruhan
jumlah siswa. Sedangkan hasil dari data siklus I sebesar dan pada
siklus II mencapai 8 %.
B. Saran-saran
. Kepala Sekolah
Alangkah baiknya kepala sekolah dapat memfasilitasi guru
dalam meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan model-model
pembelajaran yang lebih inovatif.
. Guru
Pada dasarnya guru hanya sebagai fasilitator,diharapkan guru
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru
harus lebih kreatif, inovatif, dan variatif dalam menggunakan model
pembelajaran. Selain itu, sesekali pemberian penghargaan siswa dapat
memicu siswa untuk lebih semangat dan aktif dalam pembelajaran.
. Siswa
Diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
supaya lebih paham terhadap materi yang disampaikan guru. Belajar
tidak hanya individual tetapi secara kelompok agar dapat bertukar
pikiran dan saling membantu. Siswa harus lebih percaya diri dalam
berpendapat dan menanyakan apa yang belum dimengertinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. . Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arifin, Tatang. . Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 8. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dahar, Ratna Willis. . Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fathani, Abdul Halim. . Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: ARR-
Ruzz Media.
Heruman. . Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. . Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Https://nuelano.wordpress.com/ kubus-dan-balok.html (diakses pada
selasa, Mei pada . WIB).
Marwiyanto, dkk. 8. Matematika untuk SD dan Mi kelas . Jakarta: Piranti
Darma.
Munandar, Utami. . Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusmono. . Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sam’s, Rosma Hartini. . Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras.
Shoimin, Aris. . Model PembelajaranInovatif dalam Kurikulum .
Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Supramono & Sugiarto. . Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Susanto, Ahmad. . Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Susilo, Joko. . Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Menggunakan Model Somatis Auditory Visualization Intellectually (SAVI)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Timpik
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Jumlah Pertemuan : kali pertemuan
Alokasi Waktu : x 35 menit
A. Standar Kompetensi
. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang
B. Kompetensi Dasar
. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
C. Indikator
. Mengidentifikasi banyaknya sisi bangun ruang.
. Mengidentifikasi banyaknya rusuk bangun ruang.
. Mengidentifikasi banyaknya titik sudut bangun ruang.
. Mengidentifikasi banyaknya ciri khusus bangun ruang.
D. Tujuan Pembelajaran
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat mengidentifikasi
jumlah sisi bangun ruang.
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat mengidentifikasi
jumlah rusuk bangun ruang.
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat mengidentifikasi
jumlah titik sudut bangun ruang.
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat mengidentifikasi
jumlah ciri khusus bangun ruang.
E. Materi Pembelajaran
. Sifat bangun ruang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang berbentuk kerucut,
prisma, limas, dan tabung. Bangun ruang juga mempunyai ciri:
Sisi : Bidang yang dibatasi oleh rusuk
Rusuk : Pertemuan sisi-sisi
Titik sudut : Pertemuan rusuk-rusuk
Ciri khusus :ciri bangunan yang hanya dimiliki oleh bangun ruang
. Macam-macam bangun ruang dan sifatnya
a. Prisma tegak segi empat
Prisma segi empat adalah bangun ruang yang bagian atas dan
bagian bawahnya sama berbentuk segi empat atau balok.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE, BCGF,
CGHD, DHEA
Memiliki rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AE,BF, CG,
DH
Memiliki 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, H
Memiliki sisi berbentuk segi empat
b. Prisma tegak segitiga
Prisma tegak segitiga bangun ruang yang bagian atas dan bagian
bawahnya sama berbentuk segitiga.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, NOP, KLON, LMPO,
MPNK
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, NO, OP, PN, KN,
LO, MP
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, N, O, P
Memiliki sisi berbentuk segitiga dan sisi berbentuk
persegi panjang
c. Limas segi empat
Limas segi empat adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas
yang berbentuk segi empat dan segi empat yang bertemu pada satu
titik puncak.
P
D C
A B
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu ABCD, ABP, BCP, CDP, DAP
Memiliki 8 rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AP, BP, CP, DP
Memiliki titik sudut yaitu A,B, C, D, P
Sisi alasnya berbentuk segi empat dan sisi lainnya
berbentuk segitiga
d. Limas segitiga
Limas segitiga adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas
yang berbentuk segitiga dan segitiga yang bertemu pada satu titik
puncak.
Sifat- sifatnya :
Memiliki buah sisi yaitu KLM, KLT, LMT, MKT
Memiliki rusuk yaitu KL, LM, MK, KT, LT, MT
Memiliki titik sudut yaitu K, L, M, T
Memiliki sisi berbentuk segitiga
e. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi
berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkarang dan satu sisi
lengkung.
t
Perhatikan gambar tabung diatas:
P : titik pusat lingkaran
r : jari-jari
t : tinggi tabung
sifat-sifatnya :
Tidak mempunyai titik sudut
Tabung memiliki sisi sebanyak buah, yaitu sisi atas, sisi
alas, dan selimut tabung
P
Memiliki sisi berbentuk lingkarandan sisi lengkung
(selimut tabung)
Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung
f. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi alas yang
berbentuk lingkaran dan satu sisi lengkung.
Sifat-sifatnya:
Memiliki sisi alas berbentuk lengkung
Mempunyai titik puncak
Jarak dari titik puncakke bidang lingkaran (alas) disebut
tinggi kerucut
F. Metode Pembelajaran
. Ceramah
. Diskusi
. SAVI (Somatis Auditory Visualization Intellectually)
. Penugasan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
. Media dan Alat
a. Spidol/ kapur
b. Penghapus papan tulis
c. Karton
d. Gunting
. Sumber belajar
Buku Matematika untuk SD/ MI semester kelas V, Penerbit Tim
Surya Badra, hal - 8.
H. Langkah-langkah Pembelajaran :
No. Kegiatan Pembelajaran SAVI Alokasi
Waktu
. Kegiatan awal:
Apersepsi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran
dengan salam dan berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
dengan khi’mad.
Guru bertanya “apa kabar anak-
anak?”
Guru mengabsen daftar hadir
siswa.
Memotivasi siswa
Siapa yang pernah minum aqua
gelas?
menit
Apa bedanya aqua gelas
dengan lemari?
Sekarang kita akan belajar
tentang cirri-ciri bentuk aqua
gelas tersebut!
Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran
Apa itu bangun ruang?
Bagaimana sifat-sifat bangun
ruang?
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memahami
mengenai bangun ruang.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memahami
mengenai sifat-sifat bangun
ruang.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat mengerjakan soal
tentang sifat-sifat bangun
ruang.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar
tentang sifat-sifat bangun
ruang.
. Kegiatan inti :
Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang sifat-
sifat bangun ruang.
Guru membimbing siswa membentuk
kelompok satu kelas dibagi menjadi
kelompok.
Guru meminta siswa bekerja sama
untuk menggambar bentuk-bentuk
bangun ruang pada setiap kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal-hal
yang belum dipahami mengenai
tentang tugas yang telah diberikan.
Elaborasi
Guru meminta masing-masing
siswa untuk membuat jaring-jaring
yang telah digambarnya tadi.
Guru mengawasi kerja kelompok
dengan mendatangi kelompok dan
menit
memberi bantuan bila ada
kesulitan.
Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil dari
membuat jaring-jaring ke depan
kelas serta menjelaskan tentang
sifat-sifat bangun ruangnya.
Guru memberikan reward kepada
setiap siswa yang berani maju ke
depan untukmempresentasikan
hasil membuat jarring-jaring.
Guru meminta siswa untuk kembali
ke tempat duduk semula.
Konfirmasi
Guru bertanya tentang hal-hal
yang belum diketahui oleh
siswa.
Guru memberikan soal evaluasi
untuk mengukur kepahaman
siswa.
. Kegiatan Akhir :
Guru menyimpulkan materi
pembelajaran hari ini.
menit
Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah bersama.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaiannya dari tujuan pembelajaran dengan
menggunakan tes tertulis, dengan rincian sebagai berikut:
. Tes subjekti
Soal Evaluasi.
Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang benar!
. Sebutkan bangun ruang yang kalian ketahui? ( )
. Apa yang kamu ketahui tentang bangun ruang kerucut?
. Sebutkan jumlah sisi, jumlah rusuk, dan jumlah titik sudut dari
bangun prisma tegak segitiga!
. Ciri khusus dari bangun ruang tabung adalah ….
. Bangun ruang apa saja yang tidak memiliki rusuk?
. Berapakah jumlah rusuk dalam limas segi empat!
. Berapa jumlah sisi maupun titik sudut dari prisma tegak segi
empat?
8. Sifat-sifat bangun ruang dari limas segitiga apa saja? Sebutkan!
. Terdapat sisi berbentuk segitia, sisi berbentuk persegi panjang,
ciri khusus dari bangun apakah?
. Buatlah limas segi empat yang alasnya persegi dengan panjang
rusuk alas cm, dan tinggi cm!
Kunci jawaban:
. Prisma, Limas, Tabung, Kerucut
. Bangun yang memiliki sisi, sisi alas berbentuk lingkaran dan
selimut kerucut, mempunyai titik sudutyang merupakan titik
puncak
. Jumlah sisi = , jumlah rusuk = , jumlah titik sudut =
. Bangun yang memiliki sisi berbentuk lingkaran, dan sisi
lengkung (selimut tabung)
. Tabung dan kerucut
. Jumlah rusuk = 8
. Jumlah sisi = , jumlah titik sudut = 8
8. Sifatnya sisinya ada , jumlah rusuk ada , jumlah titik sudut ada
. Prisma tegak segitiga
.
Penskoran :
soal, skor per soal
Nilai akhir = Jumlah skor x
Susukan, Mei
Kepala Sekolah Guru Pamong Kelas V
H. Muh. Imron, M.Pd.I Dwi Hastuti, S.Pd
NIP. 8
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Menggunakan Model Somatis Auditory Visualization Intellectually (SAVI)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Timpik
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : V/ II
Jumlah Pertemuan : kali pertemuan
Alokasi Waktu : x 35 menit
A. Standar Kompetensi
. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang
B. Kompetensi Dasar
. Menghitung volume bangun ruang (Kubus dan Balok)
C. Indikator
. Siswa dapat menghitung volume kubus
. Siswa dapat menghitung volume balok
D. Tujuan Pembelajaran
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat menghitung
volume kubus
. Melalui diskusi kelompok dan penugasan siswa dapat menghitung
volume balok
E. Materi Pembelajaran
a. Menghitung Volume Kubus
Kubus adalah balok atau prisma siku-siku khusus. Panjang
setiap rusuk pada sebuah kubus adalah sama. Untuk menghitung
volume kubus dengan cara :
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau ( panjang sisinya ).
Maka dapat dibuat rumus:
V = r x r x r atau s x s x s
Keterangan :
V = volume
r/ s = panjang rusuk/ panjang sisi
contoh :
c.
cm
Hitunglah volume kubus di atas!
Jawab:
r = cm
v = r x r x r
= cm x cm x cm
=
Jadi, volume kubus di atas adalah .
d. Soal cerita yang berkaitan dengan kubus
Tempat penampungan air berbentuk kubus dengan panjang
rusuk dm. jika tempat penampungan itu berisi air penuh,
berapa volume air dalam tempat penampungan tersebut?
Jawab:
V = r x r x r
= dm x cm x dm
= 8
Jadi, volume air dalam tempat penampungan tersebut adalah
8 .
b. Menghitung Volume Balok
Balok adalah prisma siku-siku. Balok mempunyai sisi,
masing-masing berbentuk persegi panjang. Dan setiap panjangnya
berbeda-beda karena balok mempunyai panjang lebar dan tinggi.
Cara menghitung balok yaitu dengan rumus:
Perhatikan gambar dibawah ini!
p
t Volume = p x l x t
l
keterangan : p = panjang
l = lebar
t = tinggi
contoh:
a.
8 cm
cm cm
Hitunglah volume balok di atas!
Jawab:
Volume = p x l x t
= cm x cm x 8 cm
= 8
Jadi, volume balok tersebut adalah 8
b. Soal cerita yang berkaitan dengan balok
Dita mengisi sebuah bak mandi berukuran panjang dm,
lebar dm, dan tinggi dm. berapa l air yang harus diisi dalam
bak mandi?
Jawab:
V = p x l x t
= dm x dm x dm
= 8 = 8 liter
Jadi, volume bak mandi tersebut adalah 8 l.
F. Metode Pembelajaran
. Ceramah
. Diskusi
. SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually)
. Penugasan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
. Media dan Alat
a. Spidol/ kapur
b. Penghapus papan tulis
. Sumber belajar
Buku Matematika untuk SD/ MI semester kelas V, Penerbit
PT. Aneka Ilmu, hal 8- .
H. Langkah-langkah Pembelajaran :
No. Kegiatan Pembelajaran SAVI Alokasi
Waktu
. Kegiatan awal:
Apersepsi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran
dengan salam dan berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
menit
dengan khi’mad.
Guru bertanya “apa kabar anak-
anak?”
Guru mengabsen daftar hadir
siswa.
Memotivasi siswa
Siapa yang di rumah punya
lemari?
Bagaimana bentuk lemari
tersebut?
Termasuk bangun apakah itu?
Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran
Seperti apa kubus dan balok
itu?
Bagaimana cara menghitung
volumenya?
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memahami
mengenai kubus dan balok.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat memahami cara
menghitung volume kubus dan
balok.
Setelah selesai pembelajaran
anak dapat mengerjakan soal
tentang volume kubus dan
balok.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar
tentang volume bangun ruang
yaitu kubus dan balok.
. Kegiatan inti :
Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang
volume kubus dan balok.
Guru membimbing siswa membentuk
kelompok satu kelas dibagi menjadi
kelompok.
Guru meminta siswa bekerja sama
untuk mengerjakan soal yang telah
guru berikan secara berkelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal-hal
yang belum dipahami mengenai
menit
tentang tugas yang telah diberikan.
Elaborasi
Guru mengawasi kerja kelompok
dengan mendatangi kelompok dan
memberi bantuan bila ada
kesulitan.
Guru meminta siswa untuk setiap
wakil kelompok mengerjakan di
papan tulis.
Guru memberikan reward kepada
setiap kelompok yang jawabannya
benar yang telah dikerjakan di
papan tulis.
Guru meminta siswa untuk kembali
ke tempat duduk semula.
Konfirmasi
Guru bertanya tentang hal-hal
yang belum diketahui oleh
siswa.
Guru memberikan soal evaluasi
untuk mengukur kepahaman
siswa.
. Kegiatan Akhir :
Guru menyimpulkan materi
pembelajaran hari ini.
Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdallah bersama.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaiannya dari tujuan pembelajaran dengan
menggunakan tes tertulis, dengan rincian sebagai berikut:
. Tes subjektif
Soal Evaluasi.
Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang benar!
. Sebuah kubus yang panjang rusuknya cm. Carilah volume
kubus = … .
.
Perhatikan gambar di atas dengan baik! Diketahui panjangnya
cm, lebarnya cm, dan tingginya cm. hitunglah volume bangun
tersebut!
. Diketahui p= cm, l= 8cm, t= cm . Hitungalah Volume balok
tersebut!
.
Sebuah kubus panjang sisinya adalah cm. Hitunglah volume
kubus!
. Diketahui volume kubus adalah . Berapa panjang sisinya
kubus tersebut?
. Sebuah balok volumenya adalah 8 . Panjang sebuah sisinya
cm, lebarnya 8 cm. Carilah tinggi balok tersebut!
. Kolam renang keluarga pak Anton, panjangnya 8 dm, lebarnya ,
dm, dan dalamnya dm. Berapa liter air agar kolam tersebut terisi
penuh?
8. Bak mandi bu Putri berbentuk seperti kubus, dengan panjang
sisinya , m. Berapakah volume bak tersebut … .
. Sebuah papan panjangnya 8 m, lebarnya m, dan tebal m.
volume papan tersebut … .
. Jika sebuah dadu besar mempunyai sisi cm, volumenya adalah
… .
Kunci Jawaban
. Volume kubus = sisi x sisi x sisi
= cm x cm x cm
= .
. Volume balok = p x l x t
= cm x cm x cm
=
. P = cm, l = 8 cm, t = cm
Volume balok = p x l x t
= cm x 8 cm x cm
=
. s =
Volume kubus = sisi x sisi x sisi
= cm x cm x cm
=
. Volume kubus = .
Volume kubus = sisi x sisi x sisi
=
s = √
s = cm
. volume balok = 8
p = cm
l = 8 cm
Volume balok = p x l x t
8 = cm x 8 cm x t
8 = 8 cm x t
t = 8 : 8 cm
t = cm
. p = 8 dm, l = , dm, t = dm
Volume balok = p x l x t
= 8 dm x , dm x dm
= = liter
8. Sisi kubus = , m
Volume kubus = sisi x sisi x sisi
= , m x , m x , m
= , 8 = 8
. p = 8 m, l = m, t = m
Volume balok = p x l x t
= 8 m x m x m
= 8
. Sisi = cm
Volume = sisi x sisi x sisi
= cm x cm x cm
=
Penskoran :
soal, skor per soal
Nilai akhir = Jumlah skor x
Susukan, Mei
Kepala Sekolah Guru Pamong Kelas V
H. Muh. Imron, M.Pd.I Dwi Hastuti, S.Pd
NIP. 8
Tugas Kelompok
Tentukan volume ( v ) pada bangun-bangun di bawah ini!
No Soal Jawaban Skor
cm
8cm
cm
Panjang balok = …..
cm
Lebar balok = …..
cm
Tinggi balok = …..
cm
Maka,
Volume balok
= p x l x t
= ….
= …..
cm
Panjang sisi rusuk =
….. cm
Maka,
Volume kubus
= s x s x s
= …..
= …..
8 cm
cm
cm
Panjang balok = …..
cm
Lebar balok = …..
cm
Tinggi balok = …..
cm
Maka,
Volume balok
= p x l x t
= ….
= …..
cm
Panjang sisi rusuk =
….. cm
Maka,
Volume kubus
= s x s x s
= …..
= …..
Lampiran
DOKUMENTASI SIKLUS I
. Suasana belajar di dalam kelas.
. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
. Guru menyampaikan materi pembelajaran.
. Siswa belajar menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI).
. Siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing.
. Siswa mempresentasikan hasil karya mereka yang diwakili satu siswa
setiap kelompok.
. Guru memberikan reward atau penghargaan untuk siswa.
8. Guru memberikan soal evaluasi.
. Siswa mengumpulkan jawaban evaluasi
Lampiran
DOKUMENTASI SIKLUS I
. Suasana belajar di dalam kelas.
. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
. Guru menyampaikan materi pembelajaran.
. Siswa belajar menggunakan model Somatic Auditory Visualization
Intellectualy (SAVI) dan bergabung dengan kelompok masing-masing.
. Siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing.
. Guru memberikan reward atau penghargaan untuk siswa yang maju
mewakili kelompoknya
. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah diberikan oleh guru.
Lampiran 8
DATA NILAI ULANGAN HARIAN SISWA (PRA SIKLUS)
No Nama Nilai Ketuntasan
A Tidak Tuntas
B Tuntas
C Tidak Tuntas
D Tidak Tuntas
E Tidak Tuntas
F Tuntas
G Tuntas
8 H Tidak Tuntas
I Tidak Tuntas
J Tidak Tuntas
K Tuntas
L Tuntas
M Tidak Tuntas
N Tidak Tuntas
O Tidak Tuntas
P Tidak Tuntas
Rata-rata ,
Lampiran
DATA GURU MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
NO NAMA GURU TUGAS
MENGAJAR
KETERANGAN
. H. Muh. Imron, M.Pd.I SBK Kepala Madrasah
. Ahmadi, S.Ag Guru Kelas A
. Habibah Khoiriyah, M.Pd.I Guru Kelas B
. Muhsin, M.Pd Guru Kelas A
. Muhammad Zamroni, S.Pd.I Guru Kelas B
. Sulastri, S.Pd Guru Kelas A
. Giyanto,S.Pd.I Guru Kelas C
8. Siti Aisyah, S.Pd.I Guru Kelas
. Nafi’atul Biroh, S.Pd.I Guru Kelas B
. Muhamad Nuryadin, S.Ag Guru Kelas A
. Istianah, S.Pd.I Guru Kelas A
. Widarti, S.Pd.I Guru Kelas Guru Mapel
. Faizin, S.H.I Guru Kelas B
. M. Zubaedi, S.Ag Guru Kelas Guru Mapel
. Muh. Amin. S.Sos.I Guru Kelas Guru Mapel
. Mahfudhiyah, S.Pd.I Guru Kelas B
. Joko Mulyono, S.Pd.I Guru Kelas Guru Mapel
8. Dwi Hastuti, S.Pd Guru Kelas Guru Mapel
Rodlotul Janah. S.Pd.I Guru Kelas C
. Puguh Basuki Satpam
. Supriyanto Penjaga
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wahyu Utami
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, Mei
Alamat : Galangan Rt /Rw , Gentan, Kecamatan
Susukan, Kab. Semarang
Nomor Telephone : 8
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Riwayat Pendidikan :
. Bustanul Athfal Gentan ( 8- )
. SD N Gentan ( - )
. SMP N Susukan ( - 8)
. SMK Muhammadiyah Susukan ( 8-
)
. IAIN Salatiga ( - )
Pengalaman Organisasi :
. Pengurus HMI Komisariat Karnoto Zakarsiy
. Anggota SSC