peningkatan hasil belajar ipa materi benda dan...

142
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : ANI MAFTUKHAH 115 12 056 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 06-Jul-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI

TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

ANI MAFTUKHAH

115 12 056

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

i

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ان مع العسريسرا

“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

The Roots Of Education Is Bitter, But Fruit Is Sweet.

“Akar dari pendidikan itu pahit, namun buahnya begitu manis”

PERSEMBAHAN

Dengan segela kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khayatin dan Ibu Mardhiyah yang senantiasa

memberiku dukungan, semangat dan do’a atas segalanya;

Nenekku tercinta Mbah Mah dan kakak-kakakku tercinta Ali Maftuch, Abdul

Munib, Mukib Dhurori beserta istri dan anak-anaknya yang selalu memberikan

inspirasi dalam hidupku.

Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTI Al Falah

Dan semua teman-teman mahasiswa.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SAW, yang telah memberikan

taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini terselesaikan atas ridho-

Nya. Shalawat serta sala semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,

Semoga kita mendapatkan Syafaatnya di yaumul qiamah. Amin.

Penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Peningkatan Hasil Belajara IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick

Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Pelajaran

2016/2017”. Skripsi ini disadari penulis masih terdapat kesalahan, kekeliruan, dan

masih banyak kekurangan. Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca.

Dengan selesainya skripsi ini. Penulis menyadari betul banyak peran dari

pihak lain yang membantu selesainya skripsi ini baik langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, MPd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) dan Dosen pembimbing skripsi.

4. Dosen pembimbing akademik Bapak Sukron Ma’mun, S.HI.,M.Si.

5. Kedua orang tua yang selalu mendukung keberhasilan penulis, Bapak

Khayatin dan Ibu Mardhiyah tercinta

vi

6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, Alm Bapak K.H

Zoemri RWS, Ibu Nyai Latifah Zoemri beserta keluarga yang penulis

nantikan barokah ilmunya.

7. Para ustadz dan ustadzah PPTI Al Falah

8. Bapak Kepala MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Bapak Drs. Marno yang

telah memberikan ijin penelitian kepada penulis

9. Bapak Wahab,selaku guru wali kelas III

10. Bapak Ibu guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam

penulisan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 5 September 2016

Penulis

vii

ABSTRAK

Maftukhah, Ani. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Benda dan

Sifatnya Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa

Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo

Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.

Kata kunci : hasil belajar dan cooperative learning tipe talking stick

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa

materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016. Subjek penelitian ini guru

mata pelajaran IPA dan siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo terdiri

dari 24 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang

dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan

analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus

dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar

KKM mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick hanya 42% atau 10 siswa yang tuntas,

sedangkan 58% atau 14 siswa yang tuntas. Setelah menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran IPA

pada siklus I diperoleh data 75% atau 18 siswa tuntas dan 25% atau 6 siswa tidak

tuntas.jika dilihat peningkatannya sebesar 33%. Setelah dilakukan refleksi siklus

I, terjadi peningkatann hasil belajar pada siklus II sebesar 100% atau 24 siswa

tuntas. Terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 25% dibandingkan siklus I. Hal

ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe

talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya

mata pelajaran IPA pada kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun

Pelajaran 2016/2017.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xx

DFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ............................................. 6

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

F. Definisi Operasional ........................................................................ 9

G. Metode Penelitian ............................................................................ 12

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 19

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar .................................................................................. 21

1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ....................... 25

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ....................................... 28

1. Pengertian Mata Pelajaran IPA .................................................. 28

2. Tujuan Pembelajaran IPA ......................................................... 29

3. Ruang Lingkup IPA .................................................................. 30

C. Materi Benda dan Sifatnya ........................................................... 31

E. Model Pembelajaran Cooperative Learning ................................ 34

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning ......... 34

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ................................ 37

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Cooperative Learning .......................................................... 38

F. Tipe Talking Stick ........................................................................ 40

1. Pengertian Tipe Talking Stick ................................................. 40

2. Langakah-langkah Pembelajaran Tipe Talking Stick .............. 41

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe Talking

Stick ......................................................................................... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI .................................................................... 45

1. Profil Sekolah ............................................................................ 45

x

2. Visi dan Misi Sekolah ............................................................... 45

3. Keadaan Guru dan Karyawan ................................................... 46

4. Keadaan Siswa .......................................................................... 47

5. Sarana dan Prasarana ................................................................. 50

6. Waktu Penelitian ....................................................................... 51

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 51

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 65

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ................................................... 65

2. Siklus I .................................................................................... 67

3. Siklus II ................................................................................... 70

B. Pembahasan .................................................................................. 72

1. Hasil Sebelum PTK ................................................................ 72

2. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 74

3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru Mi Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasa Pra Siklus

Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I

Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II

Tabel 4.7 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Diagram 4.9 Rata-rata Hasil Belajar

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru

Lampiran 4 : Soal Evaluasi

Lampiran 5 : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa

Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sejak tahun 1920-an

telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah

“memanusiakan manusia”. Untuk itu suasana yang dibutuhkan dalam dunia

pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati,

empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya.

Dengan demikian pendidikan hendaknya membantu pembantu peserta didik

untuk berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental,cerdas, serta menjadi

anggota masyarakat yang berguna.

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata intruction. Menurut

Gagne, Briggs, dan Vager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

(Sutikno, 2014:11).

2

Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu model atau metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi. Menurut Dahlan (1990) menjelaskan, model

pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk

kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran lainnya (dalam Sutikno,

2014:57). Sedangkan metode dapat diartikan sebagai seni mengajar yaitu suatu

cara yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta

didik dalam pembelajaran sehingga akan terjadi tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Sejauh ini pembelajan IPA di SD/MI belum semaksimal yang diharapkan.

Ini terlihat dari proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru

sepenuhnya. Padahal, untuk anak usia SD/MI guru dianjurkan dapat

mengembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis. Dengan demikian, dalam

pembelajaran IPA guru dapat melibatkan peserta didik agar dapat

mengembangkan ketrampilan proses sains anak.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 31 ayat 1e IPA merupakan salah

satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar

khususnya di SD/MI. IPA sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berdasarkan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses

penemuan.

3

Pada dasarnya IPA suatu ilmu yang mempelajari gejala dan perubahan-

perubahan alam. Perubahan alam tersebut merupakan tanda kekuasaan Allah

SWT, dari tanda tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran

yang berharga untuk meningkatkan pengetahuaan serta kita termasuk hamba

yang bersyukur. Dalam Firman Allah ;

فى ذا لك لعبرة لو لى ال بصر يقلب هللا اليل والنهار ان

“ Allah menggilirkan malam dan siang. Sesungguhnya yang demikian itu

terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang memiliki penglihatan”.

(Q.S An-Nur: 44)

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah.

Pencapaian hasil belajar dibeberapa sekolah masih merupakan suatu

kendala yang cukup sulit. Hal ini disebabkan karena penggunaan model

pembelajaran yang kurang inovatif sehingga anak cenderung bosan dalam

pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih menganut pembelajaran

konvensional, yaitu proses pembelajaranyang berpusat pada guru (teacher

center) dan selama ini pula kemampuan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak.

4

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu model

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu suatu

model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan

pemahaman secara teoritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dan meningkatkan hasil belajar

adalah model pembelajaran cooperative learning.

Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang

dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat

meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan

orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Cooperative learning dapat

merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan

masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Dari dua

alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki banyak

kelemahan (Suyadi, 2013:62)

Model pembelajaran cooperative learning adalah bentuk pengajaran yang

membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa

dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah (Hartono,2013:100). Model

pembelajaran ini merupakan bagian dari pembelajaran inovatif. Pembelajaran

kooperatif memiliki banyak tipe yang dapat digunakan untuk meningkatkan

inovasi baru dalam pembelajaran. Didalam model pembelajaran pendidik dapat

menggabungkan beberapa metode untuk mencapai hasil belajar yang di

5

inginkan. Isjoni (2013) menyatakan model pembelajaran ini telah terbukti

dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung kepada

guru kelas III pada hari selasa, 10 mei 2016 menjelaskan bahwa materi benda

dan sifatnya merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa. Pada

materi ini penulis rasa siswa merasa jenuh jika tidak terlibat langsung dalam

pembelajaran. Pada model pembelajaran cooperative learning tipe talking

stickdiharapkan siswa dapat aktif dalam mengeluarkan pendapat sehingga

siswa dapat menguasai materi secara utuh. Model pembelajaran talking stick

adalah model pembelajaran dengan menggunakan bantuan tongkat, siapa yang

memegang tongkat harus menjawab pertanyaan.Pembelajaran dengan metode

ini dapat mendorong peserta didik pada materi benda dan sifatnya siswa untuk

mengeluarkan pendapat. Sehingga peserta didik dapat lebih mengingat materi

karena langsung dari pemikirannya sendiri. Model ini diharapkan dapat

memaksimalkan pengetahuan peserta didik terhadap materi. Sebelum

mempraktekan model pembelajaran talking stick siswa diberi motivasi agar

mendengarkan keterangan dari guru, dengan begitu siswa dapat menjawab

pertanyaan.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari guru pengampu IPA kelas III

MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Ada 13 siswa atua 52 % siswa yang belum

mencapai nilai KKM Indikator sekolah 70 dengan nilai rata-rata kelas 69. Dan

12 siswa atau 48 % siswa yang sudah mencapai KKM indikator sekolah.

6

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis

bermaksud melakukan penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan

judul : peningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnyadengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada

siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa

materi benda dan sifatnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa

kelas III Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Argomulyo Tahun

Pelajaran 2016/2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui

penggunaan modelpembelajaran cooperative learningtipe talking stick dapat

meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya pada siswa kelas

III MI Tarbiyatul Islamiyah Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah

laku, kejadian atau peristiwa yang sudah atau akan terjadi. Oleh Fred N.

Kerlinger (1973) hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan yang

7

merupakan “dugaan” mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau perbedaan yang

diharaokan antara dua variabel atau lebih dengan pernyataan yang singkat,

jelas dan tidak banyak interpretasi. Hipotesis harus dapat di uji dan

variabel-variabelnya secara operasional dapat di ukur. (dalam Sumanto,

2014:51). Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan

rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan

hipotesis dalam penelitian ini adalah : penggunaan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi benda dan sifatnya

terhadap siswa kelas III semester 1 MITarbiyatul Islamiyah Noborejo

tahun pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stickdapat

dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Indikator yang dapat dirumuskan penulis adalalah :

a. Siswa merasa tertarik dengan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick sehingga timbul rasa inigin

tahu dan menjadikan aktif dalam pembelajaran didalam kelas.

b. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi benda dan

sifatnya

8

c. ≥ 85 % dari jumlah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

indikator sekolah dalam tes formatif materi benda

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi lebih

diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalisme mengajar guru, khususnya

guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

2) Dapat menjadikan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran

3) Dapat diperoleh model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan

materi pembelajaran

b. Untuk Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa

2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan

guru

3) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa

dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

9

c. Untuk Sekolah

1) Dapat menjadikan masukan untuk proses perbaikan pembelajaran

menjadi lebih baik.

2) Proses pembelajaran yang baik akan menambah kualitas madrasah

dan siswa.

F. Definisi Operasional

Definisi – definisi operasional bukan hanya variabel – variabel, tetapi juga

istilah yang menunjukan hubungan antar variabel, seperti kata pengaruh,

hubungan, kontribusi, dampak dan sebagainya. Istilah – istilah ini perlu

mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukan

kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang berkenaan dengan cara

penganalisisan dan pengolah data. Agar tidak terjadi perbedaan antara

penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul,

maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa lndonesia,

hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (1987:348). Sedangkan

belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian

(1987: 108). Hasil belajar yaiu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. (Susanto, 2013:5).

10

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Dr. Budiyono Saputro, M.Pd “Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh

dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah

dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum

sehingga akan terus di sempurnakan. Hakikat pembelajaran IPA dibagi

menjadi 2 yaitu, secara absolutisme dan konstruktifisme. Secara

absolutisme yaitu perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan

sudah tahu, Ibarat mengisi botol kosong. Secara konstruktifisme yaitu

Siswa diakui telah memiliki pengetahuan, dengan cara percobaan dan

pengamatan. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan

prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan

(Susanto, 2013:167)

3. Materi Benda dan Sifatnya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda

memiliki arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad

(2007:131). Sedangkan sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada

suatu benda (2007:1062). Benda dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA

yang membahas tentang segala yang ada di alam yang berwujud beserta

keadaan suatu benda tersebut. Sifat benda dapat berubah yang disebabkan

beberapa faktor diantaranya yaitu jika benda dibakar, dipanaskan dan

diletakkan ditempat terbuka.

11

4. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

bekerja sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan

saling membantu satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok.

Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan

sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk

bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur (Lie,

2008:12). Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu

strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama

dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur pada kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih.

5. Tipe Talking Stick

Pembelajaran metode talking stick mendorong peserta didik untuk

berani mengeluarkan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick

diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari.

(Suprijono, 2011:109). Model pembelajaran talking stick dapat diartikan

sebagi model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang

memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa

mempelajari materi pokoknya. Model pembelajaran ini mendorong peserta

didik untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat.

12

G. Metode Penilitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian

tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Pengertian

lain dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki

kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan

menemukanmodel pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah

yang dialami oleh pendidik dan pesertadidik. Alasan utama pemilihan

rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam

proses penelitian.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Noborejo kecamatan

Argomulyo, Salatiga. Alasan mengambil subjek kelas 3 dikarenakan

model pembelajaran cooperative learning dianggap cocok digunakan

sebagai model pembelajaran untuk kelas III.Dan mengambil di MI

Noborejo karena peneliti sudah pernah melakukan wawancara kepada guru

kelas 3 mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran IPA dan peneliti

sudah pernah melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut,

sehingga peneliti sudah sedikit paham dengan keadaan siswanya.

13

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Islamiyah

Noborejo,tepatnya di desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota

Salatiga. Petunjuknya, gang pasar Noborejo lurus terus ke utara sampai di

MI yang berada di kanan jalan

4. Langkah-langkah penelitian

Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK ini seperti yang

dijelaskan oleh Prof. Suharsimi Arikunto, ada empat kegiatan yang dalam

siklus dalam putarannya, yaitu :

a. Perencanaan. Tahap ini meliputi kegiatan:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu dengan

melakukan pengamatan terhadap hasil belajar yang lalu

2) Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis tindakan

3) Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan

b. Tindakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan yaitu kegiatan pembelajaran dikelas

seperti yang telah di susun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Pengamatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kedua

tahap ini tidak dapat dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil

akhir penelitian

d. Refleksi.Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan yaitu mengobservasi kelemahan dan

14

kekurangan kegiatan pada siklus I, dan menyusun perbaikan pada

Siklus berikutnya.

Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar Skema siklus PTK (Arikunto, 2007:74)

a. Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan

dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan

data 1

Refleksi I

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan

data II

Refleksi II

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Dilanjutkan

ke siklus

berikutnya

15

1) Menyiapkan materi benda dan sifatnya

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

materi benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran

cooperative learning talking stick

3) Menyiapkan lembar soal tes formatif untuk mengetahui hasil

belajar siswa

4) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan

dalam Penelitian Tindakan Kelas

b. Pelaksanaan.

Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan model pembelajaran

cooperative learningtalking stick) dengan melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

c. Pengamatan

Pengamatan (observing) yaitu mengamati semua peristiwa selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegitan

siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh

konsentrasi, dan mempraktekan model pembelajaran cooperative

learnigtipe talking stick dengan teliti juga kritis. Untuk memaksimalkan

pengamatan, diadakan umpan balik dari guru seperti mengajukan

beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah diterangkan sehingga

guru tahu siapa yang memperhatikan dan siapa yang tidak, dengan

16

umpan balik materi yang sudah diterangkan agar lebih mengenal pada

siswa.

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan

sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa dan guru sebelum dan

sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick. Dengan refleksi akan diperoleh

masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus

dan seterusnya.

5. Instrumen Penilaian

a. Pedoman atau lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati

kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran IPA pada kelas III. Hasil observasi ini berupa catatan

lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang

meliputi antusias peserta didik dan hasil belajar siswa setelah

melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative learningtalking stick

b. Soal Evaluasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan

evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk

mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian

target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis

17

ini terdiri dari isian. Peneliti hanya menggunakan satu bentuk tes

dikarenakan dengan soal isian dapat melatih siswa untuk

mengembangkan kemampuan menulis dengan benar.

c. Dokumentasi

Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam

proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil

belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto – foto atau gambar

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang

berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Tes Formatif

Tes digunakan peneliti untukmemperoleh data-data yang berhubungan

dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes

tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam

pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam

proses pembelajaran berupa foto dan gambar

18

7. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan. Penelitian ini

dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian

membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-

rata. Penilaian rata-rata dapat mengggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan

= jumlah nilai keseluruhan siswa

= jumlah siswa

= nilai rata-rata

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan

rumus sebagai berikut:

%

19

H. Sistematika Penulisan

Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan

dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian

sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. Bab I: Pendahuluan

Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan

masalah, (3) tujuan penelitan, (4) hipotesis, (5) manfaat penelitian (6)

definisi operasional dan (7) metode penelitian. Bab ini bertujuan

mengantarkan pembaca untuk mengetahui tentang apa,mengapa, dan

bagaimana penelitian dilakukan.

b. BAB II: Kajian Pustaka

Bab Kajian Pustaka mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah

yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2) mata

pelajaran IPA, (3) materi benda dan sifatnya (4) model pembelajaran

cooperative learning (5) tipe talking stick.

20

c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian,

Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) subjek

penelitian (2) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I (3) deskripsi

pelaksanaan penelitian siklus II.

d. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan peneletian

dan pembahasan setiap selesai peneletian pada setiap siklusnya.

e. Bab V: Penutup

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir ini mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar

riwayat hidup penulis

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar meruapakan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran.

Setiap siswa dituntut mengerjakan tugasnya secara mandiri untuk menguji

kemampuan yang mereka miliki. Kegiatan belajar guru harus memberikan

perhatian secara individual, karena setiap individu memilki kompetensi yang

berbeda.

Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, perlu

dirumuskan secara jelas arti kata di atas. Menurut kamus bahasa Indonesia,

hasil adalah suatu yang ada(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam sebuah aspek tingkah laku . Belajar sebagai proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi lingkungannya (Slameto, 1995:2)

Sedangkan Gagne dalam slameto (1995) memberikan dua definisi

terhadap belajar, yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku

22

2) Belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh

dari intruksi.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalamm berfikir, merasa,maupun dalam

bertindak (Susanto, 2013:4)

Belajar adalah suatu serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor. (Djamarah, 2008:13). Belajar pada hakikatnya adalah

“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas

tertentu. (Fathurrohman, 2007:6).Keduanya berpendapat hasil dari proses

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.

Berdasarkan definisi para ahli penulis menyimpulkan belajar adalah suatu

aktivitas yang dilakukan secara sadar, dilakukan untuk memperoleh tujuan

tertentu, bersifat aktif dalam rangka uuntuk memperoleh perubahan dari

seluruh aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotor, yang mana perubahan

tersebut tidak hanya sementara, tapi selalu kontinyu dan berkesinambungan.

Tipe kegiatan belajar bermacam-macam daiantaranya :

23

1. Ketampilan

Kegiatan belajar ketrampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui

gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan ini terjadi jika peserta didik

menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak.

2. Pengetahuan

Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif. Ranah ini

mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan

kemampuan dan ketrampilan berfikir.

3. Informasi

Kegiatan belajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami

simbol, seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan. Kegiatan belajar

informasi wujudnya berupa hafalan.

4. Konsep

Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika

atau atau membuat generalisasi dari fakta ke kosep. Dengan belajar

konsep, peserta didik dapat memahami dan membedakan benda-benda,

peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.

5. Sikap

Kegiatan belajar sikap atau dikenal dengan kegiatan belajar efektif. Sikap

berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat, dan prasangka.

6. Pemecahan masalah

Kegiatan belajar memecahkan masalah merupakan tipe kegiatan belajar

dalam usaha mengembangkan kemampuan berfikir. Dalam kegiatan ini

24

peserta didik terlibat dalam berbagai tugas, penentuan tujuan yang akan

dicapai dan kegiatan untuk melaksanakan tugas (Suprijono, 2011:10).

Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam

belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar,

atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan

demikian, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik

dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut

terkait dengan jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi

guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal

ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran. Pada tujuan-

tujuan intruksional khusus mata pelajaran dikelas, peran guru secara

profesional bersifat otonom (Dimyati, 2002:251). Hasil belajar yang

diharapkan adalah adanya perubahan dari dua sisi yaitu antara sisi guru,

dan sisi siswa. Guru merupakan kunci penentu keberhasilan siswa, guru

memegah penuh pembelajaran dari menyusun desain pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa.

Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Dengan begitu hasil

belajar yang dimaksud adalah adanya perubahan-perubahan pada beberapa

aspek dalam diri peserta didik.

25

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,

menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk, bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan espons),

valuing (nilai), organization (organsasi), characterization (karakterisasi).

Domain psikomotir meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.

Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial,

manajerial dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil

pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pelajaran yang

dikatagorisasi komprehensif (Suprijono, 2011:7).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan

hasil yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses belajar

mengajar atau adanya interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan

memperoleh perubahan lebih baik dari berbagai aspek.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh

sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat

berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang

26

dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci,

uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga

yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,

perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan

sehari-hari berperilaku kurang baik dari orang tua dalam kehidupan

sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. (Susanto,

2013:12)

Syah dalam Sriyanti (2011) mengemukakan wujud hasil belajar

dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu;Kebiasaan,

ketrampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional

dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif. (Sriyanti,

2011:21).Individu yang menunjukan sembilan wujud perubahan tersebut

mengartikan bahwa adanya hasil belajar yang optimal.

27

Adapaun tujuan penilaian hasil belajar adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang

telah diberikan;

2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta

didik terhadap progam pembelajaran;

3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta

didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan;

4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat

dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan

pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan

acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan

5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai

dengan jenis pendidikan tertentu;

6. Untuk menentukan kenaikan kelas;

7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya

(Arifin, 2011:15)

Pada pembelajaran di SD/MI ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan

salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. IPA merupakan

mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk

dalam jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran

28

yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang

sekolah dasar sampai sekolah menengah.

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Hakikat pembelajaran sains yang didefisinikan sebagai ilmu tentang alam

dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai

produk, proses dan sikap (Susanto, 2013:167).

Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil

penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang

telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA

sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.

Jadi ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai

produk, yaitu:

1. Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-

benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi atau dikonfirmasi

secara objektif.

2. Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Konsep mrupakan penghubung antara fakta-fakta yaang ada hubungannya.

29

3. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep

IPA.

4. Hukum-hukum Alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun

juga bersifat tentatif (sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian

yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada

pembuktian yang lebih akurat dan logis.

5. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep,

prinsip yang saling berhubungan.

Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan

memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan

fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta

dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam

memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses sains (sience proces skills)

adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,

mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.

Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus

dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang

dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan peneletian dan

mengkomunkasikan hasil penelitiannya. (Susanto, 2013:169)

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA disekolah dasar merupakan konsep

30

yang masih terpadu, karena belum terpsahkan secara tersendiri, seperti mata

pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional

Standar Pendidikan (BSNP,2006) dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan keSMP.

3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut.

31

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya

b. Benda/Materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gaya, bunyi, panas,

magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhanan.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya (Dliyanuddin, 2014:52)

C. Materi Benda dan Sifatnya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda memiliki

arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad (2007:131). Sedangkan

sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda (2007:1062). Benda

dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA yang membahas tentang segala yang ada

di alam yang berwujud beserta keadaan suatu benda tersebut. Benda memiliki

massa dan menempati ruangan.

Benda sering disebut juga zat. Menurut ikatan tentor Indonesia (2015) zat

adalah bahan alam semesta yang nyata, zat dapat menunjukan tiga fase wujud

klasik yaitu padat, cair dan gas. Secara historis, perbedaan ini dibuat berdasarkan

perbedaan kualitatif dalam sifat bulk. Dalam keadaan padatan zat

mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan

volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut;dan sedangkan gas

mengembang untuk menempati volume apapun yang tersedia.

32

Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.

1. Benda Padat

Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.

a. Bentuk benda padat tetap

b. Besar benda padat selalu tetap

c. Sifatnya keras

Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca

2. Benda Cair

Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :

a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya

b. Permukaan benda cair selalu datar

c. Benda cair menekan kesegala arah

d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah

e. Volumenya tetap

3. Benda gas

Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah untuk

dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah contoh benda

gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas selalu mengisi semua

ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah

Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya,

pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.

33

1. Perubahan benda karena dibakar

Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.

Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan

bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar

tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas

terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.

2. Perubahan benda karena dipanaskan

Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan

bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.

Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi

cair.

Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan

air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal

merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.

3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka

Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka

maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.

Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,

lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud

benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.

34

D. Model Pembelajaran Cooperative Learning

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperatve Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya bekerja

sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok. Pembelajaran kooperatif atau

pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama sesamanya pada saat

mengerjakan tugas terstruktur (Lie, 2008:12)

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem

belajar kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratf

sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar ( Isjoni,

2013:15).Pembelajaran kooperatif (cooperative learning ) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil dalam kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang heterogen (Rusman, 2014:202).

Cooperative learning merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil (empat sampai enam peserta

didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku

yang berbeda atau bersifat heterogen (Suyadi, 2013:62).

Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu adanya

peserta,aturan, upaya belajar setiap anggota kelompok, dan tujusn yang akan

dicapai (Hamruni, 2012:119). Sedangkan Roger dan David Johnson dalam lie

(2002) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa di anggap sebagai

35

cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model

pembelajaran gotong royong harus diterapkan.

a. Saling ketergantungan positif

b. Tanggung jawab perseorangan

c. Tatap muka

d. Komunikasi antara anggota

e. Evaluasi proses kelompok

Dengan melaksanakan model pembelajran cooperative learning, siswa

memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa

melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berfikir (thinking

skill) maupun ketrampilan sosial (social skill), seperti kemampuan untuk

mengemukaan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain,

bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi perilaku yang menyimpang dalam

kehidupan kelas (Stahl dalam Isjoni 2013:23) .

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisifasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada

siswauntuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu

sebagai siswa ataupunsebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk

mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan

sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah

(Trianto, 2009:58). Adanya pembelajaran kooperatif akan membantu siswa

36

mengembangkan hubungan sosial mereka. Dalam prosesnya pembelajaran ini

memicu interaksi antara guru dengan siswa, siswa satu dengan yang lain yang

diharapkan berakibat sebaik-baiknya untuk tujuan pembelajaran.

Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

memberikan kepada siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman

yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan

memberikan konstribusi (Slavin, 2005:33).

Ibrahim dalam Isjoni (2013) mengemukakan bahwa model cooperative

learning dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran

penting yang terangkum antara lain, yaitu:

a) Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting

lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

menunjukan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan

nilai siswa pada perubahan akademik dan perubahan norma yang berhubungan

dengan hasil belajar.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari

orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi

siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling

37

bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan

kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa

ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan-ketrampilan sosial

penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam

ketrampilan sosial.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, antara lain:

a) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian sebuah tugas

sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan

setiapanggotakelompoknya. Dengan begitu, semua anggota kelompok

harus saling ketergantungan.

b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Karena

keberhasilan kelompok tergantung pada tiap anggotanya, maka setiap

anggota kelompok harus memilikitanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya

38

c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction).

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada

setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelahjarkan.

d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif

dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting sebagai bekal mereka dalam

kehidupan bermasyarakat kelak (Hamruni, 2012:125)

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperatve Learning

Ada beberapa keunggulan dalampengggunaan pembelajaran cooperative

learning ini, yakni:

a. Materi yang dipelajari peserta didik tidak lagi tergantung sepenuhnya pada

guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri

(mandiri), menggali informasi dari berbagai sumber (rasa ingin tahu), dan

belajar dari peserta didik lain.

b. Ide atau gagasan peserta didik dapat dikembangkan dengan kata-kata

secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

c. Dapat membantu peserta didik untuk respek pada orang lain dan

menyadari akan segala keterbatasannya, serta menerima segala perbedaan

(toleransi), baik dalam satu kelompok maupun kelompok lain.

d. Dapat membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam

belajar mandiri dan kelompok

39

e. Suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik

sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,

hubungan interpersonal yang positif dengan peserta didik lain

f. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri dengan cara menerima umpan balik.

g. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi

dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata atau konkret

h. Dapat mengkondisikan interaksi guru-murid maupun sesama murid selama

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berfikir lebih keras. Hal ini berguma umtuk

proses pemdidikan jangka panjang.

Selain kelebihan model ini juga memiliki beberapa kelemahan dalam

praktiknya, antara lain:

a) Proses belajar bersama antara peserta didik yang cerdas dan peserta didik

kurang cerdas, ada kesan bahwa peserta didik yang dianggap kurang

cerdas, hanya menghambat penyelesaian tugas. Padahal filosofi

cooperative learning adalah prestasi bersama bukan sekedar

menyelesaikan tugas individual semata.

b) Syarat utama cooperative learning adalah adanya saling membelajarkan,

maka hal ini secara tidak lansung menuntut peer theaching yang efektif.

Jika tuntutan ini tidak terpenuhi , maka target pencapaian pembelajaran

akan menjadi sulit dicapai

40

c) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,

sehingga jika cooperative learning hanya diterapkan satu atau dua tatap

muka, tidak akan membekali peserta didik untuk berinteraksi secara

intensif dalam belajar kelompok.

d) Cooperative learning bertumpu pada belajar kelompok, maka terdapat

kemungkinan belajar mandiri menjadi lemah. Oleh karena itu, selain

peserta didik belajar sama, hal yang ideal dalam cooperative learning

adalah harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri untuk

belajar mandiri pula. (Suyadi, 2013:77)

Adanya beberapa kelemahan dalam pembelajaran cooperative

learningmenuntut guru memahami karakterstik setiap individu peserta didik.

Sehingga tidak akan ada kesenjangan antara murid yang cerdas dan kurang

cerdas. Guru juga harus menjelaskan mengenai pembelajaran cooperative

learning agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

E. TipePembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Sticks

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning TipeTalking Stick

Carol locust (2006; dalam Cristian Hogan, 2007:209) pernah berkata:

The talking stick hass been used for centuries by many Indian tribes as a means

of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council

circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern

wold come before the council, the leading elder would hold the talking stick,

and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would

hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In

this manner, the stick would be passed from one individual to another until all

who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder

for safe keeping.

41

Jadi, pada mulanya, talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang

digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara

atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini

metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagai

namanya, talking stick metupakan metode pembelajaran kelompok dengan

bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib

menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya.

Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran

untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Pembelajaran dengan menggunakan talking stick mendorong peserta didik

untuk berani mengemukakan pendapat (Suprijono, 2011:109). Pada intinya

talking stick bertujuan mengembangkan kemampuan berbicara dan

mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dan tongkat berperan

sebagai media.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Talking Stick

Pembelajaran dengan tipetalking stick diawali oleh penjelasan guru

mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan

untuk membaca dan mempelajari materi tersebut. Guru memberikan waktu

secukupnya. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup

bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang

menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru

42

demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik kepeserta didik

lainnya, seyogyanya diiringi musik. Langkah akhir dari tipetalking stick adalah

guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi

terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberi semua ulasan terhadap

seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama

peserta didik merumuskan kesimpulan (Suprijono, 2011:110).

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran talking stick adalah sebagai

berikut:

a) Pendidik menyiapkan sebuah tongkat

b) Pendidik mnyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari

materi

c) Setelah selesai membacaa materi pembelajaran dan memperlajarinya,

peserta didik menutup bukunya.

d) Pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu

pendidik mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang memegang

tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai

sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.

e) Penilaian

f) Menarik kesimpulan (Tampubolon, 2014:97)

43

Langkah-langkah pembelajarantalking stick dapat divariasi dengan musik

atau nyanyian atau lainnya. adanya variasi dalam pembelajaran diharapkan

peserta didik tidak merasa tegang dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta

didik dapat menjawab pertanyaan dengan tenang.

3. Kekuragan dan Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe Talking Stick

Adapun beberapa kelebihan pada model pembelajaran talking

stickdiantaranya adalah:(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/02/model-

pembelajaran-kooperatif-tipe.html.

a. menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran

b. melatih peserta didik memahami materi dengan cepat

c. memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum

pelajaran dimulai)

d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat

e. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik

f. Model Pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar yang

menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill

yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan

sikap positif belajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada

peningkatan kecerdasan otak.

Kelemahan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick

ini diantaranya membuat senam jantung, membuat peserta didik tegang,

44

ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru. Kelemahan dalam

pembelejaran talking stickyang dikhawatirkan dapat ditutupi dengan adanya

variasi dalam praktekannya seperti menyelipkan musik, menyanyi bersama atau

dengan tepuk-tepuk. Dengan begitu siswa tidak terlalu tegang tapi tetap fokus

dalampembelajaran

45

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI

1. Profil sekolah

Nama Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah

NPSN :60713829

NSM : 111233730006

NPWP : 082-50-5

No. SK Pendirian : K/2284/3/1975

Alamat :Jln. Merbabu, Desa Noborejo, Kecamatan

Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah

Kode Pos : 50736

Status Sekolah : Swasta

Waktu Belajar : Pagi

Tahun Berdiri :01 Mei 1963

2. Visi dan Misi

Visi

Terbentuknya generasi muslim yang beriman, beramal sholeh,

berakhlakul karimah, terampil, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab

dalam beragama, berbangsa, dan bernegara.

46

Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang

mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang

IPTEK dan IMTAQ

2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah

yang sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

3) Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu

terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan

mandiri dalam bidang sosial keagamaan, budaya, berbangsa dan

bernegara

4) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab

dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga,

madrasah maupun masyarakat.

5) Menerapkan manajemen berbasis madrasah

3. Keadaan Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Tabel: 3.1

Daftar Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Nama Tempat tanggal

lahir

Jabatan Keterangan

1. Drs. Marno Karanganyar,10-

02-1968

Kepala

Sekolah

Aktif

2. Yuli Inayati, A. Salatiga, 27-07- Guru kelas Aktif

47

S.Pd. I 1973

3. Pranti Lestari,

S.Pd

Salatiga, 07-02-

1981

Guru kelas Aktif

4. Agus Gufroni,

S.Pd.I

Kab. Semarang,

19-02-1981

Guru kelas Aktif

5. Indah S.R

S.pd.I

Grobogan, 09-

03-1979

Guru kelas Aktif

6. Ratna Puspita

S, S.Pd.I

Sragen, 09-05-

1981

Guru kelas Aktif

7. Muzayinah Boyolali, 03-09-

1976

Guru kelas Aktif

8. Abdul Wahab,

S.Ag.

Boyolali, 10-03-

1967

Guru kelas Aktif

9. Muntaha,

S.Pd.I

Kab. Semarang,

15-05-1990

Guru kelas Aktif

10. Kasmin Kab. Semarang,

18-08-1982

Sopir Aktif

11. Solikhan Kab. Semarang,

07-07-1976

Kebersihan Aktif

4. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di MI Noborejo tahun pelajaran 2016/2017 adalah sebagai

berikut:

48

Tabel: 3.2

Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah

L P

1. I 19 9 28

2. II 9 11 20

3. III 14 10 24

4. IV 14 12 26

5. V 9 12 21

6. VI 6 5 11

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa

kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dengan jumlah siswa

sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 10 siswa

perempuan. Berikut nama-nama siswa kelas III.

Tabel 3.3

Nama-nama siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Nama Keterangan

1 Ahmad Jaushan Laki-laki

2 Alfiyan Hanisa Putra Laki-laki

3 AniLatifah Perempuan

4 Lidya Herawati Perempuan

49

5 Mayla Annisatul Khusna Perempuan

6 A. Fajar Aprilian Laki-laki

7 Muhammad Irfan Zaenury Laki-laki

8 Muhammad Ihab Zakki Munawwar Laki-laki

9 Muhammad Tri Mabruri Laki-laki

10 Muhammad Ilham Saputra Laki-laki

11 Muhammad Rizqi Ramadhan Laki-laki

12 Fino Ilham Syah Laki-laki

13 Nisa Nafi’ah Perempuan

14 Reza Fauzi Saputra Laki-laki

15 Rendi Al Fauzi Laki-laki

16 Satya Arjuna Laki-laki

17 Septi Nur Cahyaningtyas Perempuan

18 Shifa Wahidatul Laila Perempuan

19 Sultan Azzam Rifatullah Laki-laki

20 Daiva Andi Wibowo Perempuan

21 Isnani Fathin Nabila Perempuan

22 Hindah Heni Kusrini Perempuan

23 Wahyu Agung Pratama Laki-laki

24 Dian Yulia Safira Perempuan

50

5. Sarana Prasarana Pendukung

Dalam pembelajaran disekolah membutuhkan sarana prasarana

yang mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang

mendukung dalam pembelajaran di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

kecamatan Argomulya, Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras Menurut

Kondisi

Baik Rusak

1 Laptop 2

2 Personal Komputer 6

3 Printer 2 1

4 Televisi 1

5 Mesin Scanner 1 1

6 LCD Proyektor 1

7 Layar (Screen) 1

8 Meja guru dan Tenaga

kependidikan

8 1

9 Kursi guru dan Tenaga

kependidikan

8 1

10 Lemari Arsip 3

51

11 Kotak Obat (P3K) 1

12 Pengeras suara 2 1

13 Washtafel (Tempat cuci

tangan)

1

14 Kendaraan Operasional

(Mobil)

1

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus dengan masing-masing

siklus satu kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis,

tanggal 4 Agustus 2016. Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 6

Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas III MI

Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo,

Kota Salatiga.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Agustus 2016, selama

kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai berikut:

Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Penelitian)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/I

1. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

52

2. Kompetensi Dasar dan indikator

Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda

padat,cair dan gas

Dengan Indikator Pembelajaran :

a. Menjelaskan pengertian benda

b. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat

c. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda cair

d. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas

e. Menyebutkan sifat-sifat benda padat

f. Menyebutkan sifat-sifat benda cair

g. Menyebutkan sifat-sifat benda gas

h. Mencontohkan benda padat

i. Mencontohkan benda cair

j. Mencontohkan benda gas

3. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda

b. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan contoh beberapa benda

yang ada disekitar kelas

c. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda padat

d. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda cair

53

e. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda gas

f. Melalui metode diskusi siswa dapat membedakan benda padat, cair

dan gas

g. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat

h. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair

i. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas

4. Materi Pembelajaran

Benda dan Sifatnya

Benda adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.

Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.

1. Benda Padat

Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.

a. Bentuk benda padat tetap

b. Besar benda padat selalu tetap

c. Sifatnya keras

Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca

2. Benda Cair

Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :

a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya

b. Permukaan benda cair selalu datar

c. Benda cair menekan kesegala arah

d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah

54

e. Volumenya tetap

3. Benda gas

Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah

untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup

adalah contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat.

Benda gas selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya.

Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah

5. Metode Pembelajaran:

a. Cetamah,

b. Tanya jawab,

c. Demonstrasi,

d. Diskusi,

e. Talking Stick

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (Planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

menjelaskan benda dan sifatnya.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

55

3) Mempersiapkan kegiatanpembelajaran dengan menggunakan metode

talking stick

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna

mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan

pembelajaran.

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru

kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah didesain, yaitu:

1. Kegiatan Awal:

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran

c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama

d. Guru menanyakan kehadiran siswa

e. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “tik tik bunyi

hujan”

2. Kegiatan Inti:

Eksplorasi

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian benda

56

b. Guru memberikan pertanyaan tentang benda padat, cair dan gas

c. Siswa mengamati benda sekitar kelas dan menggolongkannya sesuai

bentuknya

Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

b. Guru meminta siswa mendiskusikan sifat-sifat benda padat, cair dan

gas

c. Guru meminta siswa mencontohkan benda padat, cair dan gas yang

ada di rumah

d. Guru menerapkan metode talking stick (tongkat bicara)

e. Guru menjelaskan siapa yang mendapatkan tongkat harus menjawab

pertanyaan

f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”

g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab

pertanyaan dari guru

h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat poin

Konfirmasi

a. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan

b. Guru meminta siswa mengerjakan soal

c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas

3. Kegiatan Akhir:

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran

b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang

57

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang berlangsung antara lain:

1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta

didik pada saat kegiatan pembelajaran

2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola

pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Setelah dilaksanakanperencanaan, tindakan dan pengamatan, maka tahap

selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan menggunakan

model talking stick. Dengan model pembelajaran tersebut apakah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap refleksi dilakukan dengan

menganalisis hasil tindakan seberapa besar tingkat perubahan kemampuan

siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan

belajar siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya.

Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I ini dalah

penggunaan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada

siklus ini penggunaan model kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh

beberapa masalah antara lain:

58

1. Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru

3. Guru belum optimal dalam mempraktikan model pembelajaran

cooperative learningtipe talking stick

4. Beberapa siswa belum paham paham aturan pembelajarantalking stick

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan

tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 Agustus 2016 didalam ruang

kela III MI Tarbiyatul Islamiyah, Noborejo. Selama kurang lebih 2 jam pelajaran

(2 x 35 menit) pada jam ke 1-2. Persiapannya adalah sebagai berikut:

Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Mata Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester:III/1

1. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa)

yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan dilektakkan diudara

terbuka.

Dengan Indikator Pembelajaran :

a. Membandingkan sifat-sifat benda padat, cair dan gas

59

b. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran

c. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan

d. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat dietakkan di udara

terbuka

e. Membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan

3. Tujuan Pembeajaran

a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan sifat-sifat benda padat,

cair dan gas

b. Melalui pengamatan siswa dapat menunjukan adanya perubahan sifat

benda akibat pembakaran, pemanasan, dan dietakkan di udara terbuka

c. Melalui diskusi siswa dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

d. Melalui taking stick dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

4. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor penyebab perubahan benda

Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya, pembakaran,

pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.

1. Perubahan benda karena dibakar

Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.

Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan

bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar

60

tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas

terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.

2. Perubahan benda karena dipanaskan

Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan

bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.

Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi

cair.

Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan

air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal

merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.

3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka

Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka

maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.

Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,

lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud

benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.

5. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

d. Talking Stick

6. Karakteristik siswa yang diharapkan

a. Disiplin (Discipline)

61

b. Tekun (Diligence)

c. Tanggung jawab (responsibility)

d. Ketelitian (carefulness)

e. Kerja sama (Cooperation)

f. Toleransi (Tolerance)

g. Percaya diri (Confidence)

h. Keberanian (Bravery)

7. Media dan Sumber belajar

a. Media : Lcd

b. Sumber belajar : Buku Sains untuk SD/MI Kelas III Penerbit Erlangga,

Lks kelas 3 semester 1

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanan

(planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Secara garis besar pelaksanaan siklus ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Planing)

1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi benda

dan kegunaannya

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode talking stick

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa

62

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna

mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan

pembelajaran.

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru

kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah didesain, yaitu:

1. Kegiatan Awal:

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran

c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama

d. Guru menanyakan kehadiran siswa

e. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran minggu

depan

2. Kegiatan Inti:

Eksplorasi

a. Guru memdemonstrasikan perubahan benda

b. Guru menpresentasikan tentang faktor perubahan benda

c. Guru bertanya jawab tentang faktor perubahan benda

d. Siswa mengamati guru melakukan percobaan tentang perubahan

benda

63

Elaborasi

a. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok

b. Siswa diminta membandingkan benda sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

c. Guru menerapkan metode talking stick

d. Guru menjelaskan tentang strategi talking stick (tongkat berbicara)

e. Guru menjelaskan siapa yang mendapat tongkat harus menjawab

pertanyaan

f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”

g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab

pertanyaan dari guru

h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan poin

Konfirmasi

a. Guru memberikan ulasan terhadap jawaban yang diberikan

b. Guru meminta siswa mengerjakan soal

c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas

3. Kegiatan Akhir:

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran

b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama

c. Tahap Observasi (observing)

Pada tahap ini diaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang berlangsung antara lain:

64

1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta

didik pada saat kegiatan pembelajaran .

2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola

pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Pada siklus II ini jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru

semakin banyakdibanding siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan persiapan

penyajian pembelajaran yang lebih matang, guru juga lebih optimal dalam

mempraktekan model pembelajaran sehingga siswa semakin tertarik dalam

pembelajaran. Karena ketertarikan tersebut, peserta didik dapat menerima

materi pelajaran secara utuh sehingga hasil belajar yang dicapai jauh lebih

baik dari siklus sebelumnya. Dan pada siklus II ini KKM indikator sekolah

dapat tercapai secara maksimal dengan presentase 100%.

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus

Peneliti melakukan pre-test mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya

untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning talking stick

selanjutnya melakukan post-test setiap berakhirnya siklus.

Adapun hasil pra siklus dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel: 4.1

Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa

No Nama KKM Nilai Keretangan

1 Ahmad Jaushan 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P 70 60 Tidak Tuntas

3 Ani Latifah 70 60 Tidak Tuntas

4 Lidya Herawati 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul K 70 60 Tidak Tuntas

6 A. Fajar Aprilian 70 80 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury 70 60 Tidak Tuntas

8 M. Ihab Zakki M 70 80 Tuntas

9 M. Tri Mabruri 70 40 Tidak Tuntas

66

10 M. Ilham Saputra 70 40 Tidak Tuntas

11 M. Rizqi R 70 60 Tidak Tuntas

12 Fino Ilham Syah 70 80 Tuntas

13 Nisa Nafi’ah 70 60 Tidak Tuntas

14 Reza Fauzi S 70 80 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi 70 40 Tidak Tuntas

16 Satya Arjuna 70 80 Tuntas

17 Septi Nur Cahya 70 60 Tidak Tuntas

18 Shifa Wahidatul L 70 80 Tuntas

19 Sultan Azzam R 70 60 Tidak Tuntas

20 Daiva Andi W 70 60 Tidak Tuntas

21 Isnani Fathin N 70 80 Tuntas

22 Hindah Heni K 70 60 Tidak Tuntas

23 Wahyu Agung P 70 60 Tidak Tuntas

24 Dian Yulia Safira 70 80 Tuntas

Jumlah 1.580

Rata-rata 65,83

Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak

10 siswa atau 42% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan

yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 58 % dari jumlah kelas siswa yang

ada di kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dengan nilai tara-rata

kelas adalah 65,83.

67

2. Siklus I

Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan post-test. Dari

instrument tersebut diperoleh data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

a. Nilai Hasil Belajar Siswa

Dari post-test yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I menggunakan

model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick mata pelajaran

IPA materi benda dan sifatnya diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel: 4.2

Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Siswa L/P KKM Nilai Keterangan

1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas

3 Ani Latifah P 70 60 Tidak Tuntas

4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul P 70 80 Tuntas

6 A. Fajar Aprilian L 70 90 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas

8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas

9 M. Tri Mabruri L 70 50 Tidak Tuntas

10 M. Ilham Saputra L 70 70 Tuntas

11 M. Rizqi R L 70 60 Tidak Tuntas

12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas

68

13 Nisa Nafi’ah P 70 80 Tuntas

14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi L 70 60 Tidak Tuntas

16 Satya Arjuna L 70 90 Tuntas

17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas

18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas

19 Sultan Azzam R L 70 90 Tuntas

20 Daiva Andi W P 70 60 Tidak Tuntas

21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas

22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas

23 Wahyu Agung P L 70 60 Tidak Tuntas

24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas

Jumlah 1.890

Rata-rata 78,75

Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil post-

test dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 18 siswa

atau 75% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan yang belum

tuntas sebanyak 6 siswa atau 25 % dari jumlah siswa yang ada di kelas III MI

Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Nilai rata-rata kelasnya adalah 78,75

69

Dalam menentukan besarnya presentase peneliti menggunakan rumus;

Nilai rata-rata kelas dengan rumus; Rata-rata =

b. Refleksi

Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I peneliti

dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

1) Siswa yang sibuk bermain sendiri

2) Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru

3) Siswa yang tidak paham model pembelajaran cooperative learning tipe

talking stick

Dengan adanya masalah-masalah tersebut , maka peneliti akan melakukan

tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. Aspek yang

perlu diperhatikan untuk perbaikan pada siklus II diantaranya:

1) Memberi penjelasan kepada siswa yang main sendiri

2) Menarik perhatian siswa dengan memberikan motivasi dalam

pembelajaran

3) Menjelaskan pembelajaran talking stick dengan jelas

70

3. Siklus II

a. Nilai Siswa Pada siklus II

Nilai yang didapatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel: 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama L/P KKM Nilai Keterangan

1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas

3 Ani Latifah P 70 70 Tuntas

4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul K P 70 90 Tuntas

6 A. Fajar Aprilian L 70 100 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas

8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas

9 M. Tri Mabruri L 70 70 Tuntas

10 M. Ilham Saputra L 70 80 Tuntas

11 M. Rizqi R L 70 70 Tuntas

12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas

13 Nisa Nafi’ah P 70 90 Tuntas

14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi L 70 70 Tuntas

71

16 Satya Arjuna P 70 90 Tuntas

17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas

18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas

19 Sultan Azzam R L 70 100 Tuntas

20 Daiva Andi W P 70 70 Tuntas

21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas

22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas

23 Wahyu Agung P L 70 70 Tuntas

24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas

Jumlah 2.010

Rata-rata 83,75

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe

talking stick seluruh siswa kelas III MI Al Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

sebanyak 24 siswa, telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 83,75.

Peningkatan hasil belajar ini dikeranakan siswa termotivasi guru dalam

menyampaikan materi, sehingga siswa menerima pembelajaran dengan baik

dan guru mampu mempraktekan penggunaan model pembelajaran cooperative

learning tipe talking stick secara optimal dalam pembelajaran.

72

Dalam menentukan besarnya prosentase peneliti menggunakan rumus;

P= .

Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus;

Rata-rata=

b. Refleksi

Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I.

Pada siklus I masih ada 6 siswa yang belum tuntas, namun pada siklus II

ketuntasan hasil belajar meningkat mencapai 100% dengan kriteria

ketuntasan minimal 70.

Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi

benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran cooperative learning

tipe talking stick pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

kecamatan Argomulyo kota Salatiga.

B. Pembahasan

Hasil penelitian tindak kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti

menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan

tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai post-test. Hal

ini diperoleh setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

cooperative learning talking stick dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada

siswa.

73

Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, Siklus I, siklus II adalah

sebagai berikut:

1. Hasil Sebelum PTK

Sebelum pelaksanaan PTK, hasil pre-test siswa menunjukan bahwa hasil

belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 10 siswa yang belum mencapai

bata KKM sekolah. KKM MI Tarbiyatul Islamyah Noborejo untuk mata

pelajaran IPA adalah 70. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 42%. Adapun

data rekapitulasi nilai ketuntasan siswa dapat diliihat dalam tabel berikut:

Tabel : 4.4

Rekapitulasi Ketuntasan Pre-Test

TUNTAS TIDAK

TUNTAS

10 14

Berdasarkan hasil observasi peneliti, ditemukan bahwa guru jarang

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran

cenderung monoton dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini

menjadi salah satu faktor kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran.

Maka dari itu perlu adanya model pembelajaran yang didesain untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan

74

dalam siklus I dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe

learning talking stick.

2. Hasil Penelitian Siklus I

Rata-rata perolehan nilai belajar siswa adalah 78,75. Ketuntasan siswa

mencapai 75% atau 18 siswa tuntas, masih ada 6 siswa yang nilainya masih

dibawah KKM. Adapun rekapitulasi nlai dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel: 4.5

Rekapitukasi Siklus I

No Skor Nilai Jumlah

Siswa

1 50 1

2 60 5

3 70 4

4 80 5

5 90 4

6 100 5

Total 24

3. Hasil Penelitian Siklus II

Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 83,75, dengan

ketuntasan mencapai 100%. Pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat

pesat. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalm tabel berikut:

75

Tabel 4.6

Rekapitulasi Siklus II

No Skor Nilai Jumlah Siswa

1 70 9

2 80 4

3 90 4

4 100 7

Total 24

Peningkatan nilai hasil belajar siswa berlangsung pada pra siklus, siklus I dan

siklus II dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel: 4.7

Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

No Nama Pre-test Siklus I Siklus II

1 Ahmad Jaushan 80 80 80

2 Alfiyan Hanisa Putra 60 70 70

3 Ani Latifah 60 60 70

4 Lidya Herawati 80 80 80

5 Mayla Annisatul K 60 80 90

6 A. Fajar Aprilian 80 90 100

7 M. Irfan Zaenury 60 70 70

8 M. Ihab Zakki M 80 100 100

76

9 M. Tri Mabruri 40 50 70

10 M. Ilham Saputra 40 70 80

11 M. Rizqi Ramadhan 60 60 70

12 Fino Ilham Syah 80 80 80

13 Nisa Nafi’ah 60 80 90

14 Reza Fauzi Saputra 80 100 100

15 Rendi Al Fauzi 40 60 70

16 Satya Arjuna 80 90 90

17 Septi Nur Cahya 60 100 100

18 Shifa Wahidatul L 80 100 100

19 Sultan Azzam R 60 90 100

20 Daiva Andi Wibowo 60 60 70

21 Isnani Fathin Nabila 80 90 90

22 Hindah Heni K 60 70 70

23 Wahyu Agung P 60 60 70

24 Dian Yulia Safira 80 100 100

Rata-rata 65,83 78,75 83,75

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata

nilai pra siklus I meningkat menjadi 78,75 jika dibandingkan dengan rata-

rata nilai pra siklus yang hanya 65,83. Pada siklus II meningkat menjadi

83,75. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK

dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe

77

talking stick meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pre-test,

post-test siklus I dan post-test siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai

berikut:

Diagram: 4.1

Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

78

Adapun peningkatan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan

siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Diagram: 4.2

Rata-rata Hasil Belajar

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui nilai rata-rata siswa kelas III

MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo kecamatan Argomulyo kota Salatiga

meningkat. Dari pra siklus sebelum menggunakan model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick, nilai rata-rata siswa 65,83 sedangkan

nila rata-rata siklus I adalah 78,75 dan nilai rata-rata siklus II adalah 83,75.

Hal ini menunjukan peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan

siklus II.

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI

Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga

tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III. Hal tersebut

dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajarIPA pada tiap siklus.

Dari pra siklus sebelum tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya

42 % dari keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan

model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick siswa yang

tuntas dalam KKM 70 sebanyak 18 siswa atau 75% dengan nilai rata-rata

kelasnya adalah 78,75. Pada siklus II pembelajaran menggunakan model

cooperative learning talking stick, sebanyak 24 siswa atau 100% telah

tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 83,75. Pembelajaran IPA materi

benda dan sifatnya melalui penggunaan model pembelajaran cooperative

learning talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III

di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo Kota

Salatiga tahun 2016

80

B. Saran

1. Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan guru dalam

mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk

mengajar, baik media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk

mengembangkan ketrampilan mengajar guru.

2. Guru/ Walikelas

Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan

metode, strategi, model maupun media dalam melaksanakan

pembelajaran, dan menciptakan suasana aktif pada kegiatan

pembelajaran terutama dalam hal penyampaian materi agar siswa

tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.

3. Siswa

Diharapkan siswa lebih menghargai guru dalam pembelajaran dan

berteman baik terhadap setiap teman, serta tidak malu dan ragu saat

berpendapat dan bertanya.

81

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.1 Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda

padat, cair dan gas

Dengan Indikator Pembelajaran :

Menjelaskan pengertian benda

Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat

Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda cair

Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas

Menyebutkan sifat-sifat benda padat

Menyebutkan sifat-sifat benda cair

Menyebutkan sifat-sifat benda gas

Mencontohkan benda padat

Mencontohkan benda cair

Mencontohkan benda gas

82

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda

Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan contoh beberapa benda yang

ada disekitar kelas

Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda padat

Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda cair

Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat

khusus benda gas

Melalui metode diskusi siswa dapat membedakan benda padat, cair dan

gas

Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat

Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair

Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence),

Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerja sama

(Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence), dan Keberanian

(Bravery)

D. Materi Pembelajaran

Benda dan Sifatnya

Benda adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.

Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.

83

1. Benda Padat

Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.

a. Bentuk benda padat tetap

b. Besar benda padat selalu tetap

c. Sifatnya keras

Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca

2. Benda Cair

Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :

a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya

b. Permukaan benda cair selalu datar

c. Benda cair menekan kesegala arah

d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah

e. Volumenya tetap

3. Benda gas

Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah

untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah

contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas

selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya

bisa berubah-ubah

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Konstektual

Metode : Cetamah, Tanya jawab, Demonstrasi, Diskusi, Talking Stick

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

84

Media : benda-benda disekitar kelas, tongkat kecil

Alat/bahan : mangkok, toples, piring, balon, botol bekas, air dll

Sumber Belajar : Buku Pelajaran Sains SD Kelas III Penerbit Erlangga,

Lks kelas 3 semester 1

G.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Guru mengucapkan salam

Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran

Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama

Guru menanyakan kehadiran siswa

Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “tik tik bunyi

hujan”

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian benda

Guru mendemonstrasikan benda padat, cair dan gas

Guru bersama murid mengidentifikasi sifat benda padat, cair dan gas

Guru memberikan pertanyaan tentang benda padat, cair dan gas

Siswa mengamati benda sekitar kelas dan menggolongkannya sesuai

bentuknya

Elaborasi

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

Guru meminta siswa mendiskusikan sifat-sifat benda padat, cair dan gas

85

Guru meminta siswa mencontohkan benda padat, cair dan gas yang ada di

rumah

Guru menerapkan metode talking stick (tongkat bicara)

Guru menjelaskan siapa yang mendapatkan tongkat harus menjawab

pertanyaan

Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”

Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab

pertanyaan dari guru

Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat poin

Konfirmasi

Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan

Guru meminta siswa mengerjakan soal

Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas

3. Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran

Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang

Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama

H. PENILAIAN

1. Evaluasi

Bentuk penilaian : Tes tertulis

No Indikator Pencapaian Jenis Soal Jumlah Soal Skor

1. Menjelaskan pengertian benda Isian 1 10

2. Mengidentifikasi benda padat Isian 1 10

86

3. Mengidentifikasi benda cair Isian 1 10

4. Mengidentifikasi benda gas Isian 1 10

5. Menyebutkan sifat-sifat benda padat Isian 1 10

6. Menyebutkan sifat-sifat benda cair Isian 1 10

7. Menyebutkan sifat-sifat benda gas Isian 1 10

8. Mencontohkan benda padat Isian 1 10

9. Mencontohkan benda cair Isian 1 10

10. Mencontohkan benda gas Isian 1 10

Instrumen soal

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan........

2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga, yaitu...........

3. Benda.............memiliki bentuk dan volume yang tetap

4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........

5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............

6. Walaupun bentuknya berubah-ubah sesuai tempatnya, volume benda cair

selalu..........

7. Bentuk dan ukuran benda padat adalah..............

8. Kecap, minyak, sirup dan air termasuk benda............

9. Besi, batu, dan kayu merupakan benda yang bersifat........

10. Aroma wangi yang kita hirup saat kita menggunakan minyak wangi menandakan

bahwa didalam ruangan tersebut terdapat benda......

87

Kunci Jawaban :

1. Massa dan menempati ruang

2. Benda padat, cair dan gas

3. Padat

4. Berubah-ubah

5. Cair

6. Tetap

7. Selalau tetap

8. Cair

9. Padat

10. Gas

2. Karakter

Skor Penilaian :

No. Indikator Nilai

1 2 3 4

1. Disiplin

2. Tekun

3. Tanggung jawab

4. Ketelitian

88

89

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.2 Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa)

yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan dilektakkan

diudara terbuka.

Dengan Indikator Pembelajaran :

a. Membandingkan sifat-sifat benda padat, cair dan gas

b. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran

c. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan

d. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat dietakkan di udara

terbuka

e. Membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan

90

C. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan sifat-sifat benda padat,

cair dan gas

b. Melalui pengamatan siswa dapat menunjukan adanya perubahan sifat

benda akibat pembakaran, pemanasan, dan dietakkan di udara terbuka

c. Melalui diskusi siswa dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

d. Melalui taking stick Membandingkan benda, sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence),

Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerja sama

(Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence), dan

Keberanian (Bravery)

D. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor penyebab perubahan benda

Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya, pembakaran,

pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.

1. Perubahan benda karena dibakar

Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.

Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan

bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar

tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas

terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.

91

2. Perubahan benda karena dipanaskan

Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan

bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.

Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi

cair.

Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan

air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal

merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.

3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka

Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka

maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.

Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,

lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud

benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.

E. Metode Pembelajaran

Metode : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi, Talking Stick

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : tongkat kecil

Alat/bahan : kertas, korek api, es batu,mangkuk

Sumber Belajar : Buku Sains untuk SD/MI Kelas III Penerbit Erlangga,

Lks kelas 3 semester

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

92

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran

c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama

d. Guru menanyakan kehadiran siswa

e. Guru melakukan apersepsi dengan “tepuk rumah”

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru memdemonstrasikan perubahan benda

b. Guru menpresentasikan tentang faktor perubahan benda

c. Guru bertanya jawab tentang faktor perubahan benda

d. Siswa mengamati guru melakukan percobaan tentang perubahan benda

Elaborasi

a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok

b. Siswa diminta membandingkan benda sebelum dan sesudah mengalami

perubahan

c. Guru menerapkan metode talking stick

d. Guru menjelaskan tentang strategi talking stick (tongkat berbicara)

e. Guru menjelaskan siapa yang mendapat tongkat harus menjawab

pertanyaan

f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”

g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab

pertanyaan dari guru

93

h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan poin

Konfirmasi

a. Guru memberikan ulasan terhadap jawaban yang diberikan

b. Guru meminta siswa mengerjakan soal

c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran

b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama

H. PENILAIAN

1. Evaluasi

Bentuk penilaian : Tes tertulis

Instrumen soal

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat

1. Es yang terkena sinar matahari akan....................

Jawaban: mencair

2. Air agar berubah menjadi benda padat dengan cara..............

Jawaban : didinginkan

3. Jika batu disungai dimasukkan dalam truck, ukuran batu itu dalam truk

akan...........

Jawaban : tetap

4. Margarin jika dipanaskan akan berubah menjadi.............

94

Jawaban : benda cair

5. Kayu setelah dibakar mengeluarkan....................

Jawaban : asap

6. Air dimasukkan ke dalam kulkas akan berubah wujud menjadi

benda.............

Jawaban : padat

7. Perubahan dari cair menjadi padat disebut.......

Jawaban : membeku

8. Kertasyang dibakar akan berubah warna menjadi..........

Jawaban : hitam

9. Es yang dibiarkan di udara terbuka akan...........

Jawaban : menjadi air

10. Lilin akan mencair apabila.......

Jawaban : dipanaskan.

Skor Penilaian :

2. Karakter

No. Indikator Nilai

1 2 3 4

1. Disiplin

2. Tekun

3. Tanggung jawab

95

96

Pedoman Pengamatan Guru Siklus I

NO Kegiatan Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar :

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan presensi √

c. Menyiapkan lembar observasi √

c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran

dan melakukan apersepsi :

a. salam pembuka

b. mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

3. Ketepatan guru menggunakan strategi

a. Guru paham mengenai model pembelajaran

cooperative learning talking stick

b. Guru mampu menggunakan model

pembelajaran cooperative learning talking stick

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan

5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran

a. kesimpulan

b. Melakukan evaluasi √

c. Memberikan tindak lanjut √

d. Salam penutup √

97

Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3

1. Siswa menjawab salam dengan semangat √

2. Siswa merespon panggilan presensi dari

guru

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran

IPA

5. Siswa memberikan umpan balik dari

penjelasan guru

6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √

7. Siswa berani mengajukan pertanyaan

kepada guru

Keterangan Skor :

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

Salatiga, 4 Agustus 2016

Peneliti,

Ani Maftukhah

98

Pedoman Pengamatan Guru Siklus II

NO Kegiatan Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar :

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan presensi √

c. menyiapkan lembar observasi √

d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran

dan melakukan apersepsi :

a. salam pembuka

b. mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

3. Ketepatan guru menggunakan strategi

a. Guru paham mengenai model pembelajaran

cooperative learning talking stick

b. Guru mampu menggunakan model

pembelajaran cooperative learning talking stick

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan

5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran

a. kesimpulan

b. Melakukan evaluasi √

c. Memberikan tindak lanjut √

d. Salam penutup √

99

Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3

1. Siswa menjawab salam dengan semangat √

2. Siswa merespon panggilan presensi dari

guru

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √

4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran

IPA

5. Siswa memberikan umpan balik dari

penjelasan guru

6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √

7. Siswa berani mengajukan pertanyaan

kepada guru

Keterangan Skor :

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

Salatiga, 6 Agustus 2016

Peneliti,

Ani Maftukhah

100

SOAL PRA SIKLUS ILMU PENGETAHUAN ALAM

MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO

MATERI BENDA DAN SIFATNYA

Nama :

No. Absen :

Berikanlah tanda silang (x) pada huruf a,b, atau c pada jawaban yang paling

benar !

1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan............

a. massa dan menempati ruang

b. tidak mempunyai massa dan menempati ruang

c. mempunyai massa dan menempati ruang

2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga,

yaitu...............

a. cair, lunak, dan gas

b. padat, cair, dan gas

c. padat, gas dan lunak

3. Benda.................memiliki bentuk dan volume yang tetap

a. cair

b. padat

c. gas

4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........

a. Tetap

b. Kurang

c. bertambah

5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............

a. cair

b. padat

c. Gas

101

SOAL EVALUASI SIKLUS I ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATERI BENDA DAN SIFATNYA

Nama ;

No Absen :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan........

2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga,

yaitu...........

3. Benda.............memiliki bentuk dan volume yang tetap

4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........

5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............

6. Walaupun bentuknya berubah-ubah sesuai tempatnya, volume benda cair

selalu..........

7. Bentuk dan ukuran benda padat adalah..............

8. Kecap, minyak, sirup dan air termasuk benda............

9. Besi, batu, dan kayu merupakan benda yang bersifat........

10. Aroma wangi yang kita hirup saat kita menggunakan minyak wangi

menandakan bahwa didalam ruangan tersebut terdapat benda......

102

SOAL EVALUASI SIKLUS II ILMU PENEGTAHUAN KELAS III

MATERI BENDA DAN SIFATNYA

Nama :

No Absen :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat

11. Es yang terkena sinar matahari akan....................

12. Air agar berubah menjadi benda padat dengan cara..............

13. Jika batu disungai dimasukkan dalam truck, ukuran batu itu dalam truk

akan...........

14. Margarin jika dipanaskan akan berubah menjadi.............

15. Kayu setelah dibakar mengeluarkan....................

16. Air dimasukkan ke dalam kulkas akan berubah wujud menjadi

benda.............

17. Perubahan dari cair menjadi padat disebut.......

18. Kertasyang dibakar akan berubah warna menjadi..........

19. Es yang dibiarkan di udara terbuka akan...........

20. Lilin akan mencair apabila.......

103

Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa

No Nama KKM Nilai Keretangan

1 Ahmad Jaushan 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P 70 60 Tidak Tuntas

3 Ani Latifah 70 60 Tidak Tuntas

4 Lidya Herawati 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul K 70 60 Tidak Tuntas

6 A. Fajar Aprilian 70 80 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury 70 60 Tidak Tuntas

8 M. Ihab Zakki M 70 80 Tuntas

9 M. Tri Mabruri 70 40 Tidak Tuntas

10 M. Ilham Saputra 70 40 Tidak Tuntas

11 M. Rizqi R 70 60 Tidak Tuntas

12 Fino Ilham Syah 70 80 Tuntas

13 Nisa Nafi’ah 70 60 Tidak Tuntas

14 Reza Fauzi S 70 80 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi 70 40 Tidak Tuntas

16 Satya Arjuna 70 80 Tuntas

17 Septi Nur Cahya 70 60 Tidak Tuntas

18 Shifa Wahidatul L 70 80 Tuntas

19 Sultan Azzam R 70 60 Tidak Tuntas

104

20 Daiva Andi W 70 60 Tidak Tuntas

21 Isnani Fathin N 70 80 Tuntas

22 Hindah Heni K 70 60 Tidak Tuntas

23 Wahyu Agung P 70 60 Tidak Tuntas

24 Dian Yulia Safira 70 80 Tuntas

105

Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Siswa L/P KKM Nilai Keterangan

1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas

3 Ani Latifah P 70 60 Tidak Tuntas

4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul P 70 80 Tuntas

6 A. Fajar Aprilian L 70 90 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas

8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas

9 M. Tri Mabruri L 70 50 Tidak Tuntas

10 M. Ilham Saputra L 70 70 Tuntas

11 M. Rizqi R L 70 60 Tidak Tuntas

12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas

13 Nisa Nafi’ah P 70 80 Tuntas

14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi L 70 60 Tidak Tuntas

16 Satya Arjuna L 70 90 Tuntas

17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas

18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas

19 Sultan Azzam R L 70 90 Tuntas

106

20 Daiva Andi W P 70 60 Tidak Tuntas

21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas

22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas

23 Wahyu Agung P L 70 60 Tidak Tuntas

24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas

107

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama L/P KKM Nilai Keterangan

1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas

2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas

3 Ani Latifah P 70 70 Tuntas

4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas

5 Mayla Annisatul K P 70 90 Tuntas

6 A. Fajar Aprilian L 70 100 Tuntas

7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas

8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas

9 M. Tri Mabruri L 70 70 Tuntas

10 M. Ilham Saputra L 70 80 Tuntas

11 M. Rizqi R L 70 70 Tuntas

12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas

13 Nisa Nafi’ah P 70 90 Tuntas

14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas

15 Rendi Al Fauzi L 70 70 Tuntas

16 Satya Arjuna P 70 90 Tuntas

17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas

18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas

19 Sultan Azzam R L 70 100 Tuntas

108

20 Daiva Andi W P 70 70 Tuntas

21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas

22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas

23 Wahyu Agung P L 70 70 Tuntas

24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas

109

DOKUMENTASI SIKLUS I

Guru membuka pembelajaran

Guru mendemonstrasikan benda cair

110

Guru membagi siswa untuk berdiskusi

Guru mendemonstrasikan benda cair

111

Guru mempraktekan talking stick

Siswa menjawab pertanyaan guru

112

Siswa menjawab pertanyaan guru

Siswa mengerjakan soal latihan

113

DOKUMENTASI SIKLUS II

Siswa memperhatikan pembelajaran

Guru mempraktekan talking stick

114

Siswa melakukan diskusi

Siswa menjawab pertanyaan guru

115

Siswa mengerjakan soal latihan

Guru mempraktekan talking stick

79

80

81

82

83

84

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Ani Maftukhah Jurusan : TARBIYAH

NIM : 115-12-056 Progdi : PGMI

NO JENIS KEGIATAN WAKTU

KEGIATAN

KETERANGAN NILAI

1 Sertifikat “OPAK STAIN

Salatiga 2012”

07 /09/2012 Peserta 3

2 Piagam Penghargaan

“Pengenalan Akademik dan

Kemahasiswaan (OPAK )

Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga”

9/09/2012 Peserta 3

3 Sertifikat “ Orientasi Dasar

Keislaman (ODK) STAIN

Salatiga

10/09/2012 Peserta 2

4 Piagam Penghargaan

“Seminar Entrepreneurship

dan Perkoperasian 2012”

(MAPALA dan KSEI)

11/09/2012 Peserta 2

5 Sertifikat “Achicvment

Motivation Traning dengan

AMT, Bangun Karakter

Raih Prestasi” (JQH dan

LDK)

12/09/2012 Peserta 2

6 Sertifikat “UPT

Perpustakaan” STAIN

Salatiga

13/09/2012 Peserta 2

7 Sertifikat “MAPABA PMII

Joko Tingkir Salatiga 2012”

(PMII)

07/10/2012 Peserta 2

8 Surat Keputusan (SK) 17 /10/2012 Pengurus 4

85

Pengurus PPTI AL FALAH

2012/2013

9 Piagam Penghargaan

“GEMA ITTAQO”

27-28/10/

2012

Peserta 2

10 Sertifikat” Dialog Publik

dan Silaturrahim Nasional

bertema kemanakah arah

kebijakan BBM?

Mendorong subsidi BBM

Untuk Rakyat (PMII)

10/11/2012 Peserta 8

11 Sertifikat ”Seminar

Nasional peran lembaga

syariah dengan adanya

otoritas jasa keuangan (UU

no. 21 Tahun 2011 tentang

OJK)” HMJ Syariah

29/11/2012 Peserta 8

12 Piagam Penghargaan dalam

Acara Tabligh Akbar JQH

STAIN Salatiga

01/12/2012 Peserta 2

13 Sertifikat “ Seminar

Kesehatan Wanita”

13/01/2013 Peserta 1

14 Sertifikat “Seminar

Nasional Ahlussunnah

Waljamaah dalam

Perspektif Islam Indonesia”

(DEMA IAIN)

25/03/2013 Peserta 8

15 Sertifikat “ Seminar

Nasional dan Dialog

Publik” (HMJ Tarbiyah dan

Syariah)

20/04/2013 Peserta 8

16 Sertifikat “Seminar

Nasional dan Dialog Publik

27/06/2013 Peserta 8

86

Penyesuaian Harga BBM

Bersubsidi” (HMJ Syariah)

17 Sertifikat “Taspona PPTI

AL FALAH”

28/07/2013 Panitia 3

18 Sertifikat “Workshop

Pengemabangan Pos

Kesehatan Pondok

Pesantren Asngkatan II”

(Kemenag)

26-29/08/2013 Peserta 2

19 Sertifikat “PLCPP

Membuka Cakrawala Dunia

Serta Membangun

Kreditibilitas Bangsa”

(RACANA)

20-23/10/

2013

Peserta 2

20 Sertifikat “ dalam Acara

Tahun Baru Hijriah 1

Muharram 1435 H) PPTI

AL FALAH

07/11/2013 Panitia 3

21 Piagam Penghargaan

“Penerimaan Gugus Depan

13.097 s-13.098 S (PTGD)”

18/12/2013 Pendamping 4

22 Surat Keputusan (SK)

Pengurus PPTI AL FALAH

2013/2014

04/11/2014 Pengurus 4

23 Sertifikat “Seminar

Nasional Entrepreneurship”

(RACANA)

16/11/2014 Peserta 8

24 Sertifikat “Seminar

Regional Membangun

Karakter Kepemimpinan

KSEI dalam Akselerasi

Perbumian Ajaran Islam di

13/12/2014 Peserta 4

87

Bidang Ekonomi” (KSEI)

25 Sertifikat “Peringatan

Maulid Nabi Muhammad

SAW” PPTI AL FALAH

04/01/2015 Panitia 3

26 Surat Keputusan Susunan

Panitia Haflah Akhirussanah

PPTI AL FALAH

21/02/2015 Panitia 3

27 Sertifikat “isro’ mijro’ Nabi

Muhammad SAW.

15/05/2015 Panitia 3

28 Sertifikat “Lomba

Akhirussanah ke XXI PPTI

AL FALAH

21-26/05/2015 Panitia 3

29 Sertifikat “Khotmil Kutub

Ramadhan 1436 H PPTI AL

FALAH”

10/07/2015 Panitia 3

30 Sertifikat “Taspona PPTI

AL FALAH”

19/07/2015 Panitia 3

31 Sertifikat “ Lomba

Akhirussanah XXI PPTI Al

Falah”

30/07/2015 Panitia 3

32 Surat Keputusan Pengurus

PPTI AL FALAH periode

2015/2016

18/09/2015 Pengurus 4

33 Sertifikat “Peringatan 1

Muharram 1437 H

14/10/2015 Panitia 3

34 Sertifikat “ Seminar

Nasional Wacana Islam

Nusantara dalam Menjaga

Kebhinekaan dan Keutuhan

NKRI” (Al Khidmah)

31/10/2015 Peserta 8

35 Sertifikat “Seminar

Nasional bertema

17/11/2015 Peserta 8

88

Pendidikan Karakter Untuk

Melahirkan Pemimpin Masa

Depan” (HMJ PGMI)

36 Sertifikat “Pertemuan wali

santri tri wulan I AL

FALAH”

03/01/2016 Panitia 3

37 Seminar Nasional

Implementasi Nilai-Nilai

Pancasila sebagai Benteng

Dalam Menolak Gerakan

Radikalisme” (DEMA)

10/02/2016 Peserta 8

38 Sertifikat “ Revitalisasi

Konsep Gender dalam

Perspektif Islam”

(Kemenag)

30-31/03/2016 Peserta 2

39 Sertifikat “Seminar

Nasional Penguatan

Kebangsaan dan

Nasionalisme” (DEMA)

28/04/2016 Peserta 8

JUMLAH SKOR 160

Salatiga, 22 Agustus 2016

Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag.

NIP. 197005 10 199803 1003

89

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Ani Maftukhah

Tempat, Tanggal lahir : Grobogan, 21 Juni 1994

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Ds. Tambakan RT 02/02, Kec. Gubug, Kab.

Grobogan

Riwayat Pendidikan :

1. SD N 02 Tambakan, lulus tahun 2006

2. Mts. Miftachul Mubtadiin Tambakan, lulus tahun 2009

3. MAN 1 Semarang, tahun 2012

Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Agustus 2016

Penulis

Ani Maftukhah

1

1