PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III MI
TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ANI MAFTUKHAH
115 12 056
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ان مع العسريسرا
“sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
The Roots Of Education Is Bitter, But Fruit Is Sweet.
“Akar dari pendidikan itu pahit, namun buahnya begitu manis”
PERSEMBAHAN
Dengan segela kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khayatin dan Ibu Mardhiyah yang senantiasa
memberiku dukungan, semangat dan do’a atas segalanya;
Nenekku tercinta Mbah Mah dan kakak-kakakku tercinta Ali Maftuch, Abdul
Munib, Mukib Dhurori beserta istri dan anak-anaknya yang selalu memberikan
inspirasi dalam hidupku.
Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTI Al Falah
Dan semua teman-teman mahasiswa.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SAW, yang telah memberikan
taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini terselesaikan atas ridho-
Nya. Shalawat serta sala semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
Semoga kita mendapatkan Syafaatnya di yaumul qiamah. Amin.
Penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajara IPA Materi Benda dan Sifatnya dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick
Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun Pelajaran
2016/2017”. Skripsi ini disadari penulis masih terdapat kesalahan, kekeliruan, dan
masih banyak kekurangan. Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Dengan selesainya skripsi ini. Penulis menyadari betul banyak peran dari
pihak lain yang membantu selesainya skripsi ini baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, MPd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) dan Dosen pembimbing skripsi.
4. Dosen pembimbing akademik Bapak Sukron Ma’mun, S.HI.,M.Si.
5. Kedua orang tua yang selalu mendukung keberhasilan penulis, Bapak
Khayatin dan Ibu Mardhiyah tercinta
vi
6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, Alm Bapak K.H
Zoemri RWS, Ibu Nyai Latifah Zoemri beserta keluarga yang penulis
nantikan barokah ilmunya.
7. Para ustadz dan ustadzah PPTI Al Falah
8. Bapak Kepala MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Bapak Drs. Marno yang
telah memberikan ijin penelitian kepada penulis
9. Bapak Wahab,selaku guru wali kelas III
10. Bapak Ibu guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 5 September 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Maftukhah, Ani. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Benda dan
Sifatnya Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa
Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo
Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.
Kata kunci : hasil belajar dan cooperative learning tipe talking stick
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa
materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2016. Subjek penelitian ini guru
mata pelajaran IPA dan siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo terdiri
dari 24 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang
dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan
analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus
dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar
KKM mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe talking stick hanya 42% atau 10 siswa yang tuntas,
sedangkan 58% atau 14 siswa yang tuntas. Setelah menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran IPA
pada siklus I diperoleh data 75% atau 18 siswa tuntas dan 25% atau 6 siswa tidak
tuntas.jika dilihat peningkatannya sebesar 33%. Setelah dilakukan refleksi siklus
I, terjadi peningkatann hasil belajar pada siklus II sebesar 100% atau 24 siswa
tuntas. Terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 25% dibandingkan siklus I. Hal
ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya
mata pelajaran IPA pada kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun
Pelajaran 2016/2017.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xx
DFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ............................................. 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
F. Definisi Operasional ........................................................................ 9
G. Metode Penelitian ............................................................................ 12
H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 19
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar .................................................................................. 21
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ....................... 25
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ....................................... 28
1. Pengertian Mata Pelajaran IPA .................................................. 28
2. Tujuan Pembelajaran IPA ......................................................... 29
3. Ruang Lingkup IPA .................................................................. 30
C. Materi Benda dan Sifatnya ........................................................... 31
E. Model Pembelajaran Cooperative Learning ................................ 34
1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning ......... 34
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ................................ 37
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Cooperative Learning .......................................................... 38
F. Tipe Talking Stick ........................................................................ 40
1. Pengertian Tipe Talking Stick ................................................. 40
2. Langakah-langkah Pembelajaran Tipe Talking Stick .............. 41
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe Talking
Stick ......................................................................................... 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI .................................................................... 45
1. Profil Sekolah ............................................................................ 45
x
2. Visi dan Misi Sekolah ............................................................... 45
3. Keadaan Guru dan Karyawan ................................................... 46
4. Keadaan Siswa .......................................................................... 47
5. Sarana dan Prasarana ................................................................. 50
6. Waktu Penelitian ....................................................................... 51
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 51
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 65
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ................................................... 65
2. Siklus I .................................................................................... 67
3. Siklus II ................................................................................... 70
B. Pembahasan .................................................................................. 72
1. Hasil Sebelum PTK ................................................................ 72
2. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 74
3. Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 79
B. Saran .............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru Mi Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasa Pra Siklus
Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I
Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II
Tabel 4.7 Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.9 Rata-rata Hasil Belajar
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru
Lampiran 4 : Soal Evaluasi
Lampiran 5 : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa
Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 : Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sejak tahun 1920-an
telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah
“memanusiakan manusia”. Untuk itu suasana yang dibutuhkan dalam dunia
pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati,
empati, cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya.
Dengan demikian pendidikan hendaknya membantu pembantu peserta didik
untuk berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental,cerdas, serta menjadi
anggota masyarakat yang berguna.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata intruction. Menurut
Gagne, Briggs, dan Vager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
(Sutikno, 2014:11).
2
Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu model atau metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi. Menurut Dahlan (1990) menjelaskan, model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran lainnya (dalam Sutikno,
2014:57). Sedangkan metode dapat diartikan sebagai seni mengajar yaitu suatu
cara yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta
didik dalam pembelajaran sehingga akan terjadi tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Sejauh ini pembelajan IPA di SD/MI belum semaksimal yang diharapkan.
Ini terlihat dari proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru
sepenuhnya. Padahal, untuk anak usia SD/MI guru dianjurkan dapat
mengembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis. Dengan demikian, dalam
pembelajaran IPA guru dapat melibatkan peserta didik agar dapat
mengembangkan ketrampilan proses sains anak.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 31 ayat 1e IPA merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar
khususnya di SD/MI. IPA sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berdasarkan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses
penemuan.
3
Pada dasarnya IPA suatu ilmu yang mempelajari gejala dan perubahan-
perubahan alam. Perubahan alam tersebut merupakan tanda kekuasaan Allah
SWT, dari tanda tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran
yang berharga untuk meningkatkan pengetahuaan serta kita termasuk hamba
yang bersyukur. Dalam Firman Allah ;
فى ذا لك لعبرة لو لى ال بصر يقلب هللا اليل والنهار ان
“ Allah menggilirkan malam dan siang. Sesungguhnya yang demikian itu
terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang memiliki penglihatan”.
(Q.S An-Nur: 44)
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Pencapaian hasil belajar dibeberapa sekolah masih merupakan suatu
kendala yang cukup sulit. Hal ini disebabkan karena penggunaan model
pembelajaran yang kurang inovatif sehingga anak cenderung bosan dalam
pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih menganut pembelajaran
konvensional, yaitu proses pembelajaranyang berpusat pada guru (teacher
center) dan selama ini pula kemampuan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak.
4
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu model
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu suatu
model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan
pemahaman secara teoritis. Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dan meningkatkan hasil belajar
adalah model pembelajaran cooperative learning.
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran kelompok yang
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Cooperative learning dapat
merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan
masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Dari dua
alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki banyak
kelemahan (Suyadi, 2013:62)
Model pembelajaran cooperative learning adalah bentuk pengajaran yang
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa
dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah (Hartono,2013:100). Model
pembelajaran ini merupakan bagian dari pembelajaran inovatif. Pembelajaran
kooperatif memiliki banyak tipe yang dapat digunakan untuk meningkatkan
inovasi baru dalam pembelajaran. Didalam model pembelajaran pendidik dapat
menggabungkan beberapa metode untuk mencapai hasil belajar yang di
5
inginkan. Isjoni (2013) menyatakan model pembelajaran ini telah terbukti
dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung kepada
guru kelas III pada hari selasa, 10 mei 2016 menjelaskan bahwa materi benda
dan sifatnya merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa. Pada
materi ini penulis rasa siswa merasa jenuh jika tidak terlibat langsung dalam
pembelajaran. Pada model pembelajaran cooperative learning tipe talking
stickdiharapkan siswa dapat aktif dalam mengeluarkan pendapat sehingga
siswa dapat menguasai materi secara utuh. Model pembelajaran talking stick
adalah model pembelajaran dengan menggunakan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat harus menjawab pertanyaan.Pembelajaran dengan metode
ini dapat mendorong peserta didik pada materi benda dan sifatnya siswa untuk
mengeluarkan pendapat. Sehingga peserta didik dapat lebih mengingat materi
karena langsung dari pemikirannya sendiri. Model ini diharapkan dapat
memaksimalkan pengetahuan peserta didik terhadap materi. Sebelum
mempraktekan model pembelajaran talking stick siswa diberi motivasi agar
mendengarkan keterangan dari guru, dengan begitu siswa dapat menjawab
pertanyaan.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari guru pengampu IPA kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Ada 13 siswa atua 52 % siswa yang belum
mencapai nilai KKM Indikator sekolah 70 dengan nilai rata-rata kelas 69. Dan
12 siswa atau 48 % siswa yang sudah mencapai KKM indikator sekolah.
6
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
bermaksud melakukan penelitian di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo dengan
judul : peningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnyadengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada
siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo tahun pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa
materi benda dan sifatnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
kelas III Semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Argomulyo Tahun
Pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui
penggunaan modelpembelajaran cooperative learningtipe talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar siswa materi benda dan sifatnya pada siswa kelas
III MI Tarbiyatul Islamiyah Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah
laku, kejadian atau peristiwa yang sudah atau akan terjadi. Oleh Fred N.
Kerlinger (1973) hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan yang
7
merupakan “dugaan” mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau perbedaan yang
diharaokan antara dua variabel atau lebih dengan pernyataan yang singkat,
jelas dan tidak banyak interpretasi. Hipotesis harus dapat di uji dan
variabel-variabelnya secara operasional dapat di ukur. (dalam Sumanto,
2014:51). Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan
rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah : penggunaan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi benda dan sifatnya
terhadap siswa kelas III semester 1 MITarbiyatul Islamiyah Noborejo
tahun pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stickdapat
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Indikator yang dapat dirumuskan penulis adalalah :
a. Siswa merasa tertarik dengan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick sehingga timbul rasa inigin
tahu dan menjadikan aktif dalam pembelajaran didalam kelas.
b. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi benda dan
sifatnya
8
c. ≥ 85 % dari jumlah siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
indikator sekolah dalam tes formatif materi benda
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi lebih
diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalisme mengajar guru, khususnya
guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
2) Dapat menjadikan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran
3) Dapat diperoleh model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan
materi pembelajaran
b. Untuk Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa
2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan
guru
3) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa
dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
9
c. Untuk Sekolah
1) Dapat menjadikan masukan untuk proses perbaikan pembelajaran
menjadi lebih baik.
2) Proses pembelajaran yang baik akan menambah kualitas madrasah
dan siswa.
F. Definisi Operasional
Definisi – definisi operasional bukan hanya variabel – variabel, tetapi juga
istilah yang menunjukan hubungan antar variabel, seperti kata pengaruh,
hubungan, kontribusi, dampak dan sebagainya. Istilah – istilah ini perlu
mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan menunjukan
kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang berkenaan dengan cara
penganalisisan dan pengolah data. Agar tidak terjadi perbedaan antara
penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul,
maka akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa lndonesia,
hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (1987:348). Sedangkan
belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian
(1987: 108). Hasil belajar yaiu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. (Susanto, 2013:5).
10
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Dr. Budiyono Saputro, M.Pd “Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah
dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus di sempurnakan. Hakikat pembelajaran IPA dibagi
menjadi 2 yaitu, secara absolutisme dan konstruktifisme. Secara
absolutisme yaitu perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan
sudah tahu, Ibarat mengisi botol kosong. Secara konstruktifisme yaitu
Siswa diakui telah memiliki pengetahuan, dengan cara percobaan dan
pengamatan. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan
(Susanto, 2013:167)
3. Materi Benda dan Sifatnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda
memiliki arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad
(2007:131). Sedangkan sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada
suatu benda (2007:1062). Benda dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA
yang membahas tentang segala yang ada di alam yang berwujud beserta
keadaan suatu benda tersebut. Sifat benda dapat berubah yang disebabkan
beberapa faktor diantaranya yaitu jika benda dibakar, dipanaskan dan
diletakkan ditempat terbuka.
11
4. Model Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
bekerja sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
saling membantu satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok.
Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan
sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
bekerjasama sesamanya pada saat mengerjakan tugas terstruktur (Lie,
2008:12). Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama
yang teratur pada kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih.
5. Tipe Talking Stick
Pembelajaran metode talking stick mendorong peserta didik untuk
berani mengeluarkan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick
diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari.
(Suprijono, 2011:109). Model pembelajaran talking stick dapat diartikan
sebagi model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pokoknya. Model pembelajaran ini mendorong peserta
didik untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat.
12
G. Metode Penilitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Pengertian
lain dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan
menemukanmodel pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah
yang dialami oleh pendidik dan pesertadidik. Alasan utama pemilihan
rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam
proses penelitian.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Noborejo kecamatan
Argomulyo, Salatiga. Alasan mengambil subjek kelas 3 dikarenakan
model pembelajaran cooperative learning dianggap cocok digunakan
sebagai model pembelajaran untuk kelas III.Dan mengambil di MI
Noborejo karena peneliti sudah pernah melakukan wawancara kepada guru
kelas 3 mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran IPA dan peneliti
sudah pernah melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut,
sehingga peneliti sudah sedikit paham dengan keadaan siswanya.
13
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo,tepatnya di desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga. Petunjuknya, gang pasar Noborejo lurus terus ke utara sampai di
MI yang berada di kanan jalan
4. Langkah-langkah penelitian
Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK ini seperti yang
dijelaskan oleh Prof. Suharsimi Arikunto, ada empat kegiatan yang dalam
siklus dalam putarannya, yaitu :
a. Perencanaan. Tahap ini meliputi kegiatan:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu dengan
melakukan pengamatan terhadap hasil belajar yang lalu
2) Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis tindakan
3) Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan
b. Tindakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan yaitu kegiatan pembelajaran dikelas
seperti yang telah di susun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tindakan sedang
berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kedua
tahap ini tidak dapat dipisahkan karena akan mempengaruhi hasil
akhir penelitian
d. Refleksi.Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan yaitu mengobservasi kelemahan dan
14
kekurangan kegiatan pada siklus I, dan menyusun perbaikan pada
Siklus berikutnya.
Keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar Skema siklus PTK (Arikunto, 2007:74)
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan
data 1
Refleksi I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan
data II
Refleksi II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya
15
1) Menyiapkan materi benda dan sifatnya
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran
cooperative learning talking stick
3) Menyiapkan lembar soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa
4) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan
dalam Penelitian Tindakan Kelas
b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan model pembelajaran
cooperative learningtalking stick) dengan melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
c. Pengamatan
Pengamatan (observing) yaitu mengamati semua peristiwa selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegitan
siswa yaitu melihat dengan seksama, mendengar dengan penuh
konsentrasi, dan mempraktekan model pembelajaran cooperative
learnigtipe talking stick dengan teliti juga kritis. Untuk memaksimalkan
pengamatan, diadakan umpan balik dari guru seperti mengajukan
beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah diterangkan sehingga
guru tahu siapa yang memperhatikan dan siapa yang tidak, dengan
16
umpan balik materi yang sudah diterangkan agar lebih mengenal pada
siswa.
d. Refleksi
Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan
sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa dan guru sebelum dan
sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick. Dengan refleksi akan diperoleh
masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus
dan seterusnya.
5. Instrumen Penilaian
a. Pedoman atau lembar pengamatan
Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran IPA pada kelas III. Hasil observasi ini berupa catatan
lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang
meliputi antusias peserta didik dan hasil belajar siswa setelah
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learningtalking stick
b. Soal Evaluasi
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan
evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk
mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan pencapaian
target kompetisi setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes tertulis
17
ini terdiri dari isian. Peneliti hanya menggunakan satu bentuk tes
dikarenakan dengan soal isian dapat melatih siswa untuk
mengembangkan kemampuan menulis dengan benar.
c. Dokumentasi
Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi dokumen-dokumen hasil
belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto – foto atau gambar
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang
berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Tes Formatif
Tes digunakan peneliti untukmemperoleh data-data yang berhubungan
dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan cara memberi tes
tertulis untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran berupa foto dan gambar
18
7. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan. Penelitian ini
dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.
a. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian
membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-
rata. Penilaian rata-rata dapat mengggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan
= jumlah nilai keseluruhan siswa
= jumlah siswa
= nilai rata-rata
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut:
%
19
H. Sistematika Penulisan
Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan
dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian
sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
a. Bab I: Pendahuluan
Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitan, (4) hipotesis, (5) manfaat penelitian (6)
definisi operasional dan (7) metode penelitian. Bab ini bertujuan
mengantarkan pembaca untuk mengetahui tentang apa,mengapa, dan
bagaimana penelitian dilakukan.
b. BAB II: Kajian Pustaka
Bab Kajian Pustaka mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah
yang menjadi fokus penelitian yaitu (1) hasil belajar, (2) mata
pelajaran IPA, (3) materi benda dan sifatnya (4) model pembelajaran
cooperative learning (5) tipe talking stick.
20
c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian,
Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) subjek
penelitian (2) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I (3) deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus II.
d. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan peneletian
dan pembahasan setiap selesai peneletian pada setiap siklusnya.
e. Bab V: Penutup
Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir ini mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar
riwayat hidup penulis
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar meruapakan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran.
Setiap siswa dituntut mengerjakan tugasnya secara mandiri untuk menguji
kemampuan yang mereka miliki. Kegiatan belajar guru harus memberikan
perhatian secara individual, karena setiap individu memilki kompetensi yang
berbeda.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, perlu
dirumuskan secara jelas arti kata di atas. Menurut kamus bahasa Indonesia,
hasil adalah suatu yang ada(terjadi) oleh suatu kerja, berhasil, sukses.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam sebuah aspek tingkah laku . Belajar sebagai proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi lingkungannya (Slameto, 1995:2)
Sedangkan Gagne dalam slameto (1995) memberikan dua definisi
terhadap belajar, yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku
22
2) Belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
dari intruksi.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalamm berfikir, merasa,maupun dalam
bertindak (Susanto, 2013:4)
Belajar adalah suatu serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor. (Djamarah, 2008:13). Belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas
tertentu. (Fathurrohman, 2007:6).Keduanya berpendapat hasil dari proses
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
Berdasarkan definisi para ahli penulis menyimpulkan belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar, dilakukan untuk memperoleh tujuan
tertentu, bersifat aktif dalam rangka uuntuk memperoleh perubahan dari
seluruh aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotor, yang mana perubahan
tersebut tidak hanya sementara, tapi selalu kontinyu dan berkesinambungan.
Tipe kegiatan belajar bermacam-macam daiantaranya :
23
1. Ketampilan
Kegiatan belajar ketrampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui
gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan ini terjadi jika peserta didik
menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak.
2. Pengetahuan
Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif. Ranah ini
mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan
kemampuan dan ketrampilan berfikir.
3. Informasi
Kegiatan belajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami
simbol, seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan. Kegiatan belajar
informasi wujudnya berupa hafalan.
4. Konsep
Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika
atau atau membuat generalisasi dari fakta ke kosep. Dengan belajar
konsep, peserta didik dapat memahami dan membedakan benda-benda,
peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.
5. Sikap
Kegiatan belajar sikap atau dikenal dengan kegiatan belajar efektif. Sikap
berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat, dan prasangka.
6. Pemecahan masalah
Kegiatan belajar memecahkan masalah merupakan tipe kegiatan belajar
dalam usaha mengembangkan kemampuan berfikir. Dalam kegiatan ini
24
peserta didik terlibat dalam berbagai tugas, penentuan tujuan yang akan
dicapai dan kegiatan untuk melaksanakan tugas (Suprijono, 2011:10).
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam
belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar,
atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan
demikian, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik
dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut
terkait dengan jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi
guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal
ini juga terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran. Pada tujuan-
tujuan intruksional khusus mata pelajaran dikelas, peran guru secara
profesional bersifat otonom (Dimyati, 2002:251). Hasil belajar yang
diharapkan adalah adanya perubahan dari dua sisi yaitu antara sisi guru,
dan sisi siswa. Guru merupakan kunci penentu keberhasilan siswa, guru
memegah penuh pembelajaran dari menyusun desain pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa.
Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Dengan begitu hasil
belajar yang dimaksud adalah adanya perubahan-perubahan pada beberapa
aspek dalam diri peserta didik.
25
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk, bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan espons),
valuing (nilai), organization (organsasi), characterization (karakterisasi).
Domain psikomotir meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.
Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pelajaran yang
dikatagorisasi komprehensif (Suprijono, 2011:7).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
hasil yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses belajar
mengajar atau adanya interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan
memperoleh perubahan lebih baik dari berbagai aspek.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh
sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang
26
dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku kurang baik dari orang tua dalam kehidupan
sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. (Susanto,
2013:12)
Syah dalam Sriyanti (2011) mengemukakan wujud hasil belajar
dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu;Kebiasaan,
ketrampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional
dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif. (Sriyanti,
2011:21).Individu yang menunjukan sembilan wujud perubahan tersebut
mengartikan bahwa adanya hasil belajar yang optimal.
27
Adapaun tujuan penilaian hasil belajar adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan;
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta
didik terhadap progam pembelajaran;
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta
didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan;
4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat
dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan
acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
dengan jenis pendidikan tertentu;
6. Untuk menentukan kenaikan kelas;
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya
(Arifin, 2011:15)
Pada pembelajaran di SD/MI ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan
salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. IPA merupakan
mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk
dalam jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran
28
yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah.
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Hakikat pembelajaran sains yang didefisinikan sebagai ilmu tentang alam
dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai
produk, proses dan sikap (Susanto, 2013:167).
Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang
telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA
sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.
Jadi ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai
produk, yaitu:
1. Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-
benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi atau dikonfirmasi
secara objektif.
2. Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.
Konsep mrupakan penghubung antara fakta-fakta yaang ada hubungannya.
29
3. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep
IPA.
4. Hukum-hukum Alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun
juga bersifat tentatif (sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian
yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada
pembuktian yang lebih akurat dan logis.
5. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep,
prinsip yang saling berhubungan.
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan
fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta
dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses sains (sience proces skills)
adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.
Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang
dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan peneletian dan
mengkomunkasikan hasil penelitiannya. (Susanto, 2013:169)
2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA disekolah dasar merupakan konsep
30
yang masih terpadu, karena belum terpsahkan secara tersendiri, seperti mata
pelajaran kimia, biologi, dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran sains disekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP,2006) dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan keSMP.
3. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
meliputi aspek-aspek berikut.
31
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya
b. Benda/Materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhanan.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya (Dliyanuddin, 2014:52)
C. Materi Benda dan Sifatnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata benda memiliki
arti segala yang ada di alam yang berwujud dan berjasad (2007:131). Sedangkan
sifat bearti rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda (2007:1062). Benda
dan sifatnya adalah materi pelajaran IPA yang membahas tentang segala yang ada
di alam yang berwujud beserta keadaan suatu benda tersebut. Benda memiliki
massa dan menempati ruangan.
Benda sering disebut juga zat. Menurut ikatan tentor Indonesia (2015) zat
adalah bahan alam semesta yang nyata, zat dapat menunjukan tiga fase wujud
klasik yaitu padat, cair dan gas. Secara historis, perbedaan ini dibuat berdasarkan
perbedaan kualitatif dalam sifat bulk. Dalam keadaan padatan zat
mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan
volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut;dan sedangkan gas
mengembang untuk menempati volume apapun yang tersedia.
32
Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.
1. Benda Padat
Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk benda padat tetap
b. Besar benda padat selalu tetap
c. Sifatnya keras
Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca
2. Benda Cair
Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :
a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya
b. Permukaan benda cair selalu datar
c. Benda cair menekan kesegala arah
d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah
e. Volumenya tetap
3. Benda gas
Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah untuk
dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah contoh benda
gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas selalu mengisi semua
ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah
Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya,
pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
33
1. Perubahan benda karena dibakar
Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.
Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan
bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar
tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas
terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.
2. Perubahan benda karena dipanaskan
Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan
bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.
Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi
cair.
Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan
air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal
merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.
3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka
Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka
maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.
Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,
lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud
benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.
34
D. Model Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperatve Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya bekerja
sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu dengan yang lainnya sebagai satu kelompok. Pembelajaran kooperatif atau
pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama sesamanya pada saat
mengerjakan tugas terstruktur (Lie, 2008:12)
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem
belajar kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratf
sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar ( Isjoni,
2013:15).Pembelajaran kooperatif (cooperative learning ) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil dalam kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang heterogen (Rusman, 2014:202).
Cooperative learning merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil (empat sampai enam peserta
didik) dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda atau bersifat heterogen (Suyadi, 2013:62).
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu adanya
peserta,aturan, upaya belajar setiap anggota kelompok, dan tujusn yang akan
dicapai (Hamruni, 2012:119). Sedangkan Roger dan David Johnson dalam lie
(2002) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa di anggap sebagai
35
cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus diterapkan.
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antara anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Dengan melaksanakan model pembelajran cooperative learning, siswa
memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa
melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berfikir (thinking
skill) maupun ketrampilan sosial (social skill), seperti kemampuan untuk
mengemukaan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain,
bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi perilaku yang menyimpang dalam
kehidupan kelas (Stahl dalam Isjoni 2013:23) .
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisifasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada
siswauntuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupunsebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan
sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah
(Trianto, 2009:58). Adanya pembelajaran kooperatif akan membantu siswa
36
mengembangkan hubungan sosial mereka. Dalam prosesnya pembelajaran ini
memicu interaksi antara guru dengan siswa, siswa satu dengan yang lain yang
diharapkan berakibat sebaik-baiknya untuk tujuan pembelajaran.
Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
memberikan kepada siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman
yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan konstribusi (Slavin, 2005:33).
Ibrahim dalam Isjoni (2013) mengemukakan bahwa model cooperative
learning dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran
penting yang terangkum antara lain, yaitu:
a) Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah
menunjukan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan
nilai siswa pada perubahan akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,
dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi
siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling
37
bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan
kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan ketrampilan sosial
Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa
ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan-ketrampilan sosial
penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
ketrampilan sosial.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, antara lain:
a) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian sebuah tugas
sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan
setiapanggotakelompoknya. Dengan begitu, semua anggota kelompok
harus saling ketergantungan.
b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Karena
keberhasilan kelompok tergantung pada tiap anggotanya, maka setiap
anggota kelompok harus memilikitanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya
38
c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction).
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelahjarkan.
d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting sebagai bekal mereka dalam
kehidupan bermasyarakat kelak (Hamruni, 2012:125)
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperatve Learning
Ada beberapa keunggulan dalampengggunaan pembelajaran cooperative
learning ini, yakni:
a. Materi yang dipelajari peserta didik tidak lagi tergantung sepenuhnya pada
guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri
(mandiri), menggali informasi dari berbagai sumber (rasa ingin tahu), dan
belajar dari peserta didik lain.
b. Ide atau gagasan peserta didik dapat dikembangkan dengan kata-kata
secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.
c. Dapat membantu peserta didik untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya, serta menerima segala perbedaan
(toleransi), baik dalam satu kelompok maupun kelompok lain.
d. Dapat membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar mandiri dan kelompok
39
e. Suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan peserta didik lain
f. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri dengan cara menerima umpan balik.
g. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata atau konkret
h. Dapat mengkondisikan interaksi guru-murid maupun sesama murid selama
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir lebih keras. Hal ini berguma umtuk
proses pemdidikan jangka panjang.
Selain kelebihan model ini juga memiliki beberapa kelemahan dalam
praktiknya, antara lain:
a) Proses belajar bersama antara peserta didik yang cerdas dan peserta didik
kurang cerdas, ada kesan bahwa peserta didik yang dianggap kurang
cerdas, hanya menghambat penyelesaian tugas. Padahal filosofi
cooperative learning adalah prestasi bersama bukan sekedar
menyelesaikan tugas individual semata.
b) Syarat utama cooperative learning adalah adanya saling membelajarkan,
maka hal ini secara tidak lansung menuntut peer theaching yang efektif.
Jika tuntutan ini tidak terpenuhi , maka target pencapaian pembelajaran
akan menjadi sulit dicapai
40
c) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,
sehingga jika cooperative learning hanya diterapkan satu atau dua tatap
muka, tidak akan membekali peserta didik untuk berinteraksi secara
intensif dalam belajar kelompok.
d) Cooperative learning bertumpu pada belajar kelompok, maka terdapat
kemungkinan belajar mandiri menjadi lemah. Oleh karena itu, selain
peserta didik belajar sama, hal yang ideal dalam cooperative learning
adalah harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri untuk
belajar mandiri pula. (Suyadi, 2013:77)
Adanya beberapa kelemahan dalam pembelajaran cooperative
learningmenuntut guru memahami karakterstik setiap individu peserta didik.
Sehingga tidak akan ada kesenjangan antara murid yang cerdas dan kurang
cerdas. Guru juga harus menjelaskan mengenai pembelajaran cooperative
learning agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
E. TipePembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Sticks
1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning TipeTalking Stick
Carol locust (2006; dalam Cristian Hogan, 2007:209) pernah berkata:
The talking stick hass been used for centuries by many Indian tribes as a means
of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council
circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern
wold come before the council, the leading elder would hold the talking stick,
and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would
hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In
this manner, the stick would be passed from one individual to another until all
who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder
for safe keeping.
41
Jadi, pada mulanya, talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini
metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagai
namanya, talking stick metupakan metode pembelajaran kelompok dengan
bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya.
Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran
untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Pembelajaran dengan menggunakan talking stick mendorong peserta didik
untuk berani mengemukakan pendapat (Suprijono, 2011:109). Pada intinya
talking stick bertujuan mengembangkan kemampuan berbicara dan
mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dan tongkat berperan
sebagai media.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Talking Stick
Pembelajaran dengan tipetalking stick diawali oleh penjelasan guru
mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan
untuk membaca dan mempelajari materi tersebut. Guru memberikan waktu
secukupnya. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup
bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru
42
demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik kepeserta didik
lainnya, seyogyanya diiringi musik. Langkah akhir dari tipetalking stick adalah
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi
terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberi semua ulasan terhadap
seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama
peserta didik merumuskan kesimpulan (Suprijono, 2011:110).
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran talking stick adalah sebagai
berikut:
a) Pendidik menyiapkan sebuah tongkat
b) Pendidik mnyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi
c) Setelah selesai membacaa materi pembelajaran dan memperlajarinya,
peserta didik menutup bukunya.
d) Pendidik mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
pendidik mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan dari pendidik.
e) Penilaian
f) Menarik kesimpulan (Tampubolon, 2014:97)
43
Langkah-langkah pembelajarantalking stick dapat divariasi dengan musik
atau nyanyian atau lainnya. adanya variasi dalam pembelajaran diharapkan
peserta didik tidak merasa tegang dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta
didik dapat menjawab pertanyaan dengan tenang.
3. Kekuragan dan Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Talking Stick
Adapun beberapa kelebihan pada model pembelajaran talking
stickdiantaranya adalah:(http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/02/model-
pembelajaran-kooperatif-tipe.html.
a. menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b. melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c. memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum
pelajaran dimulai)
d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat
e. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik
f. Model Pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill
yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan
sikap positif belajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada
peningkatan kecerdasan otak.
Kelemahan model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick
ini diantaranya membuat senam jantung, membuat peserta didik tegang,
44
ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru. Kelemahan dalam
pembelejaran talking stickyang dikhawatirkan dapat ditutupi dengan adanya
variasi dalam praktekannya seperti menyelipkan musik, menyanyi bersama atau
dengan tepuk-tepuk. Dengan begitu siswa tidak terlalu tegang tapi tetap fokus
dalampembelajaran
45
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI
1. Profil sekolah
Nama Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah
NPSN :60713829
NSM : 111233730006
NPWP : 082-50-5
No. SK Pendirian : K/2284/3/1975
Alamat :Jln. Merbabu, Desa Noborejo, Kecamatan
Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah
Kode Pos : 50736
Status Sekolah : Swasta
Waktu Belajar : Pagi
Tahun Berdiri :01 Mei 1963
2. Visi dan Misi
Visi
Terbentuknya generasi muslim yang beriman, beramal sholeh,
berakhlakul karimah, terampil, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab
dalam beragama, berbangsa, dan bernegara.
46
Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang
mengedepankan peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang
IPTEK dan IMTAQ
2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah
yang sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
3) Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu
terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan
mandiri dalam bidang sosial keagamaan, budaya, berbangsa dan
bernegara
4) Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga,
madrasah maupun masyarakat.
5) Menerapkan manajemen berbasis madrasah
3. Keadaan Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tabel: 3.1
Daftar Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Nama Tempat tanggal
lahir
Jabatan Keterangan
1. Drs. Marno Karanganyar,10-
02-1968
Kepala
Sekolah
Aktif
2. Yuli Inayati, A. Salatiga, 27-07- Guru kelas Aktif
47
S.Pd. I 1973
3. Pranti Lestari,
S.Pd
Salatiga, 07-02-
1981
Guru kelas Aktif
4. Agus Gufroni,
S.Pd.I
Kab. Semarang,
19-02-1981
Guru kelas Aktif
5. Indah S.R
S.pd.I
Grobogan, 09-
03-1979
Guru kelas Aktif
6. Ratna Puspita
S, S.Pd.I
Sragen, 09-05-
1981
Guru kelas Aktif
7. Muzayinah Boyolali, 03-09-
1976
Guru kelas Aktif
8. Abdul Wahab,
S.Ag.
Boyolali, 10-03-
1967
Guru kelas Aktif
9. Muntaha,
S.Pd.I
Kab. Semarang,
15-05-1990
Guru kelas Aktif
10. Kasmin Kab. Semarang,
18-08-1982
Sopir Aktif
11. Solikhan Kab. Semarang,
07-07-1976
Kebersihan Aktif
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di MI Noborejo tahun pelajaran 2016/2017 adalah sebagai
berikut:
48
Tabel: 3.2
Daftar Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah
L P
1. I 19 9 28
2. II 9 11 20
3. III 14 10 24
4. IV 14 12 26
5. V 9 12 21
6. VI 6 5 11
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa
kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dengan jumlah siswa
sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 10 siswa
perempuan. Berikut nama-nama siswa kelas III.
Tabel 3.3
Nama-nama siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Nama Keterangan
1 Ahmad Jaushan Laki-laki
2 Alfiyan Hanisa Putra Laki-laki
3 AniLatifah Perempuan
4 Lidya Herawati Perempuan
49
5 Mayla Annisatul Khusna Perempuan
6 A. Fajar Aprilian Laki-laki
7 Muhammad Irfan Zaenury Laki-laki
8 Muhammad Ihab Zakki Munawwar Laki-laki
9 Muhammad Tri Mabruri Laki-laki
10 Muhammad Ilham Saputra Laki-laki
11 Muhammad Rizqi Ramadhan Laki-laki
12 Fino Ilham Syah Laki-laki
13 Nisa Nafi’ah Perempuan
14 Reza Fauzi Saputra Laki-laki
15 Rendi Al Fauzi Laki-laki
16 Satya Arjuna Laki-laki
17 Septi Nur Cahyaningtyas Perempuan
18 Shifa Wahidatul Laila Perempuan
19 Sultan Azzam Rifatullah Laki-laki
20 Daiva Andi Wibowo Perempuan
21 Isnani Fathin Nabila Perempuan
22 Hindah Heni Kusrini Perempuan
23 Wahyu Agung Pratama Laki-laki
24 Dian Yulia Safira Perempuan
50
5. Sarana Prasarana Pendukung
Dalam pembelajaran disekolah membutuhkan sarana prasarana
yang mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang
mendukung dalam pembelajaran di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
kecamatan Argomulya, Salatiga adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras Menurut
Kondisi
Baik Rusak
1 Laptop 2
2 Personal Komputer 6
3 Printer 2 1
4 Televisi 1
5 Mesin Scanner 1 1
6 LCD Proyektor 1
7 Layar (Screen) 1
8 Meja guru dan Tenaga
kependidikan
8 1
9 Kursi guru dan Tenaga
kependidikan
8 1
10 Lemari Arsip 3
51
11 Kotak Obat (P3K) 1
12 Pengeras suara 2 1
13 Washtafel (Tempat cuci
tangan)
1
14 Kendaraan Operasional
(Mobil)
1
6. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus dengan masing-masing
siklus satu kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis,
tanggal 4 Agustus 2016. Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 6
Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan diruang kelas III MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo,
Kota Salatiga.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Agustus 2016, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai berikut:
Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Penelitian)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : III/I
1. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
52
2. Kompetensi Dasar dan indikator
Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda
padat,cair dan gas
Dengan Indikator Pembelajaran :
a. Menjelaskan pengertian benda
b. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat
c. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda cair
d. Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas
e. Menyebutkan sifat-sifat benda padat
f. Menyebutkan sifat-sifat benda cair
g. Menyebutkan sifat-sifat benda gas
h. Mencontohkan benda padat
i. Mencontohkan benda cair
j. Mencontohkan benda gas
3. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda
b. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan contoh beberapa benda
yang ada disekitar kelas
c. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda padat
d. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda cair
53
e. Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda gas
f. Melalui metode diskusi siswa dapat membedakan benda padat, cair
dan gas
g. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat
h. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair
i. Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas
4. Materi Pembelajaran
Benda dan Sifatnya
Benda adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.
1. Benda Padat
Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk benda padat tetap
b. Besar benda padat selalu tetap
c. Sifatnya keras
Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca
2. Benda Cair
Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :
a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya
b. Permukaan benda cair selalu datar
c. Benda cair menekan kesegala arah
d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah
54
e. Volumenya tetap
3. Benda gas
Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah
untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup
adalah contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat.
Benda gas selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya.
Bentuk dan isinya bisa berubah-ubah
5. Metode Pembelajaran:
a. Cetamah,
b. Tanya jawab,
c. Demonstrasi,
d. Diskusi,
e. Talking Stick
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat didiskripsikan
sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan (Planning)
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu
menjelaskan benda dan sifatnya.
2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar
55
3) Mempersiapkan kegiatanpembelajaran dengan menggunakan metode
talking stick
4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa
5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna
mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan
pembelajaran.
6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar.
b. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru
kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah didesain, yaitu:
1. Kegiatan Awal:
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran
c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama
d. Guru menanyakan kehadiran siswa
e. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “tik tik bunyi
hujan”
2. Kegiatan Inti:
Eksplorasi
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian benda
56
b. Guru memberikan pertanyaan tentang benda padat, cair dan gas
c. Siswa mengamati benda sekitar kelas dan menggolongkannya sesuai
bentuknya
Elaborasi
a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
b. Guru meminta siswa mendiskusikan sifat-sifat benda padat, cair dan
gas
c. Guru meminta siswa mencontohkan benda padat, cair dan gas yang
ada di rumah
d. Guru menerapkan metode talking stick (tongkat bicara)
e. Guru menjelaskan siapa yang mendapatkan tongkat harus menjawab
pertanyaan
f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”
g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab
pertanyaan dari guru
h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat poin
Konfirmasi
a. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan
b. Guru meminta siswa mengerjakan soal
c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas
3. Kegiatan Akhir:
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran
b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang
57
c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung antara lain:
1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta
didik pada saat kegiatan pembelajaran
2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola
pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung
3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Setelah dilaksanakanperencanaan, tindakan dan pengamatan, maka tahap
selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan menggunakan
model talking stick. Dengan model pembelajaran tersebut apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tindakan seberapa besar tingkat perubahan kemampuan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan
belajar siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya.
Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I ini dalah
penggunaan model pembelajaran cooperative learningtipe talking stickpada
siklus ini penggunaan model kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh
beberapa masalah antara lain:
58
1. Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri
2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru
3. Guru belum optimal dalam mempraktikan model pembelajaran
cooperative learningtipe talking stick
4. Beberapa siswa belum paham paham aturan pembelajarantalking stick
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan
tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 Agustus 2016 didalam ruang
kela III MI Tarbiyatul Islamiyah, Noborejo. Selama kurang lebih 2 jam pelajaran
(2 x 35 menit) pada jam ke 1-2. Persiapannya adalah sebagai berikut:
Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Mata Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester:III/1
1. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Kompetensi Dasar dan Indikator
Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa)
yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan dilektakkan diudara
terbuka.
Dengan Indikator Pembelajaran :
a. Membandingkan sifat-sifat benda padat, cair dan gas
59
b. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran
c. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan
d. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat dietakkan di udara
terbuka
e. Membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan
3. Tujuan Pembeajaran
a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan sifat-sifat benda padat,
cair dan gas
b. Melalui pengamatan siswa dapat menunjukan adanya perubahan sifat
benda akibat pembakaran, pemanasan, dan dietakkan di udara terbuka
c. Melalui diskusi siswa dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
d. Melalui taking stick dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
4. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor penyebab perubahan benda
Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya, pembakaran,
pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
1. Perubahan benda karena dibakar
Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.
Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan
bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar
60
tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas
terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.
2. Perubahan benda karena dipanaskan
Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan
bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.
Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi
cair.
Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan
air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal
merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.
3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka
Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka
maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.
Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,
lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud
benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.
5. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Talking Stick
6. Karakteristik siswa yang diharapkan
a. Disiplin (Discipline)
61
b. Tekun (Diligence)
c. Tanggung jawab (responsibility)
d. Ketelitian (carefulness)
e. Kerja sama (Cooperation)
f. Toleransi (Tolerance)
g. Percaya diri (Confidence)
h. Keberanian (Bravery)
7. Media dan Sumber belajar
a. Media : Lcd
b. Sumber belajar : Buku Sains untuk SD/MI Kelas III Penerbit Erlangga,
Lks kelas 3 semester 1
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu: perencanan
(planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Secara garis besar pelaksanaan siklus ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planing)
1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu materi benda
dan kegunaannya
2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar
3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode talking stick
4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa
62
5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna
mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan
pembelajaran.
6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.
b. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru
kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah didesain, yaitu:
1. Kegiatan Awal:
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran
c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama
d. Guru menanyakan kehadiran siswa
e. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran minggu
depan
2. Kegiatan Inti:
Eksplorasi
a. Guru memdemonstrasikan perubahan benda
b. Guru menpresentasikan tentang faktor perubahan benda
c. Guru bertanya jawab tentang faktor perubahan benda
d. Siswa mengamati guru melakukan percobaan tentang perubahan
benda
63
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok
b. Siswa diminta membandingkan benda sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
c. Guru menerapkan metode talking stick
d. Guru menjelaskan tentang strategi talking stick (tongkat berbicara)
e. Guru menjelaskan siapa yang mendapat tongkat harus menjawab
pertanyaan
f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”
g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab
pertanyaan dari guru
h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan poin
Konfirmasi
a. Guru memberikan ulasan terhadap jawaban yang diberikan
b. Guru meminta siswa mengerjakan soal
c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas
3. Kegiatan Akhir:
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran
b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang
c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama
c. Tahap Observasi (observing)
Pada tahap ini diaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung antara lain:
64
1) Peneliti bersama dengan guru kolaborator mengamati keaktifan peserta
didik pada saat kegiatan pembelajaran .
2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola
pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung
3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada siklus II ini jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru
semakin banyakdibanding siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan persiapan
penyajian pembelajaran yang lebih matang, guru juga lebih optimal dalam
mempraktekan model pembelajaran sehingga siswa semakin tertarik dalam
pembelajaran. Karena ketertarikan tersebut, peserta didik dapat menerima
materi pelajaran secara utuh sehingga hasil belajar yang dicapai jauh lebih
baik dari siklus sebelumnya. Dan pada siklus II ini KKM indikator sekolah
dapat tercapai secara maksimal dengan presentase 100%.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus
Peneliti melakukan pre-test mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya
untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning talking stick
selanjutnya melakukan post-test setiap berakhirnya siklus.
Adapun hasil pra siklus dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.1
Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa
No Nama KKM Nilai Keretangan
1 Ahmad Jaushan 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P 70 60 Tidak Tuntas
3 Ani Latifah 70 60 Tidak Tuntas
4 Lidya Herawati 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul K 70 60 Tidak Tuntas
6 A. Fajar Aprilian 70 80 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury 70 60 Tidak Tuntas
8 M. Ihab Zakki M 70 80 Tuntas
9 M. Tri Mabruri 70 40 Tidak Tuntas
66
10 M. Ilham Saputra 70 40 Tidak Tuntas
11 M. Rizqi R 70 60 Tidak Tuntas
12 Fino Ilham Syah 70 80 Tuntas
13 Nisa Nafi’ah 70 60 Tidak Tuntas
14 Reza Fauzi S 70 80 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi 70 40 Tidak Tuntas
16 Satya Arjuna 70 80 Tuntas
17 Septi Nur Cahya 70 60 Tidak Tuntas
18 Shifa Wahidatul L 70 80 Tuntas
19 Sultan Azzam R 70 60 Tidak Tuntas
20 Daiva Andi W 70 60 Tidak Tuntas
21 Isnani Fathin N 70 80 Tuntas
22 Hindah Heni K 70 60 Tidak Tuntas
23 Wahyu Agung P 70 60 Tidak Tuntas
24 Dian Yulia Safira 70 80 Tuntas
Jumlah 1.580
Rata-rata 65,83
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak
10 siswa atau 42% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan
yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 58 % dari jumlah kelas siswa yang
ada di kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Dengan nilai tara-rata
kelas adalah 65,83.
67
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan post-test. Dari
instrument tersebut diperoleh data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Nilai Hasil Belajar Siswa
Dari post-test yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I menggunakan
model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick mata pelajaran
IPA materi benda dan sifatnya diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel: 4.2
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Siswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas
3 Ani Latifah P 70 60 Tidak Tuntas
4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul P 70 80 Tuntas
6 A. Fajar Aprilian L 70 90 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas
8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas
9 M. Tri Mabruri L 70 50 Tidak Tuntas
10 M. Ilham Saputra L 70 70 Tuntas
11 M. Rizqi R L 70 60 Tidak Tuntas
12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas
68
13 Nisa Nafi’ah P 70 80 Tuntas
14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi L 70 60 Tidak Tuntas
16 Satya Arjuna L 70 90 Tuntas
17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas
18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas
19 Sultan Azzam R L 70 90 Tuntas
20 Daiva Andi W P 70 60 Tidak Tuntas
21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas
22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas
23 Wahyu Agung P L 70 60 Tidak Tuntas
24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas
Jumlah 1.890
Rata-rata 78,75
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil post-
test dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 18 siswa
atau 75% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan yang belum
tuntas sebanyak 6 siswa atau 25 % dari jumlah siswa yang ada di kelas III MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Nilai rata-rata kelasnya adalah 78,75
69
Dalam menentukan besarnya presentase peneliti menggunakan rumus;
Nilai rata-rata kelas dengan rumus; Rata-rata =
b. Refleksi
Dari hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I peneliti
dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
1) Siswa yang sibuk bermain sendiri
2) Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru
3) Siswa yang tidak paham model pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick
Dengan adanya masalah-masalah tersebut , maka peneliti akan melakukan
tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. Aspek yang
perlu diperhatikan untuk perbaikan pada siklus II diantaranya:
1) Memberi penjelasan kepada siswa yang main sendiri
2) Menarik perhatian siswa dengan memberikan motivasi dalam
pembelajaran
3) Menjelaskan pembelajaran talking stick dengan jelas
70
3. Siklus II
a. Nilai Siswa Pada siklus II
Nilai yang didapatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.3
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas
3 Ani Latifah P 70 70 Tuntas
4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul K P 70 90 Tuntas
6 A. Fajar Aprilian L 70 100 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas
8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas
9 M. Tri Mabruri L 70 70 Tuntas
10 M. Ilham Saputra L 70 80 Tuntas
11 M. Rizqi R L 70 70 Tuntas
12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas
13 Nisa Nafi’ah P 70 90 Tuntas
14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi L 70 70 Tuntas
71
16 Satya Arjuna P 70 90 Tuntas
17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas
18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas
19 Sultan Azzam R L 70 100 Tuntas
20 Daiva Andi W P 70 70 Tuntas
21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas
22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas
23 Wahyu Agung P L 70 70 Tuntas
24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas
Jumlah 2.010
Rata-rata 83,75
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick seluruh siswa kelas III MI Al Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
sebanyak 24 siswa, telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 83,75.
Peningkatan hasil belajar ini dikeranakan siswa termotivasi guru dalam
menyampaikan materi, sehingga siswa menerima pembelajaran dengan baik
dan guru mampu mempraktekan penggunaan model pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick secara optimal dalam pembelajaran.
72
Dalam menentukan besarnya prosentase peneliti menggunakan rumus;
P= .
Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus;
Rata-rata=
b. Refleksi
Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I.
Pada siklus I masih ada 6 siswa yang belum tuntas, namun pada siklus II
ketuntasan hasil belajar meningkat mencapai 100% dengan kriteria
ketuntasan minimal 70.
Pada siklus II, peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi
benda dan sifatnya menggunakan model pembelajaran cooperative learning
tipe talking stick pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
kecamatan Argomulyo kota Salatiga.
B. Pembahasan
Hasil penelitian tindak kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti
menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan
tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai post-test. Hal
ini diperoleh setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
cooperative learning talking stick dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada
siswa.
73
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, Siklus I, siklus II adalah
sebagai berikut:
1. Hasil Sebelum PTK
Sebelum pelaksanaan PTK, hasil pre-test siswa menunjukan bahwa hasil
belajar siswa kurang memuaskan, sebanyak 10 siswa yang belum mencapai
bata KKM sekolah. KKM MI Tarbiyatul Islamyah Noborejo untuk mata
pelajaran IPA adalah 70. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 42%. Adapun
data rekapitulasi nilai ketuntasan siswa dapat diliihat dalam tabel berikut:
Tabel : 4.4
Rekapitulasi Ketuntasan Pre-Test
TUNTAS TIDAK
TUNTAS
10 14
Berdasarkan hasil observasi peneliti, ditemukan bahwa guru jarang
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran
cenderung monoton dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini
menjadi salah satu faktor kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran.
Maka dari itu perlu adanya model pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan
74
dalam siklus I dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe
learning talking stick.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Rata-rata perolehan nilai belajar siswa adalah 78,75. Ketuntasan siswa
mencapai 75% atau 18 siswa tuntas, masih ada 6 siswa yang nilainya masih
dibawah KKM. Adapun rekapitulasi nlai dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel: 4.5
Rekapitukasi Siklus I
No Skor Nilai Jumlah
Siswa
1 50 1
2 60 5
3 70 4
4 80 5
5 90 4
6 100 5
Total 24
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 83,75, dengan
ketuntasan mencapai 100%. Pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat
pesat. Adapun rekapitulasi nilai dapat dilihat dalm tabel berikut:
75
Tabel 4.6
Rekapitulasi Siklus II
No Skor Nilai Jumlah Siswa
1 70 9
2 80 4
3 90 4
4 100 7
Total 24
Peningkatan nilai hasil belajar siswa berlangsung pada pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel: 4.7
Gabungan Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
No Nama Pre-test Siklus I Siklus II
1 Ahmad Jaushan 80 80 80
2 Alfiyan Hanisa Putra 60 70 70
3 Ani Latifah 60 60 70
4 Lidya Herawati 80 80 80
5 Mayla Annisatul K 60 80 90
6 A. Fajar Aprilian 80 90 100
7 M. Irfan Zaenury 60 70 70
8 M. Ihab Zakki M 80 100 100
76
9 M. Tri Mabruri 40 50 70
10 M. Ilham Saputra 40 70 80
11 M. Rizqi Ramadhan 60 60 70
12 Fino Ilham Syah 80 80 80
13 Nisa Nafi’ah 60 80 90
14 Reza Fauzi Saputra 80 100 100
15 Rendi Al Fauzi 40 60 70
16 Satya Arjuna 80 90 90
17 Septi Nur Cahya 60 100 100
18 Shifa Wahidatul L 80 100 100
19 Sultan Azzam R 60 90 100
20 Daiva Andi Wibowo 60 60 70
21 Isnani Fathin Nabila 80 90 90
22 Hindah Heni K 60 70 70
23 Wahyu Agung P 60 60 70
24 Dian Yulia Safira 80 100 100
Rata-rata 65,83 78,75 83,75
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata
nilai pra siklus I meningkat menjadi 78,75 jika dibandingkan dengan rata-
rata nilai pra siklus yang hanya 65,83. Pada siklus II meningkat menjadi
83,75. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK
dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
77
talking stick meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pre-test,
post-test siklus I dan post-test siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai
berikut:
Diagram: 4.1
Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
78
Adapun peningkatan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan
siklus 2 dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Diagram: 4.2
Rata-rata Hasil Belajar
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui nilai rata-rata siswa kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo kecamatan Argomulyo kota Salatiga
meningkat. Dari pra siklus sebelum menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe talking stick, nilai rata-rata siswa 65,83 sedangkan
nila rata-rata siklus I adalah 78,75 dan nilai rata-rata siklus II adalah 83,75.
Hal ini menunjukan peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan
siklus II.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajarIPA pada tiap siklus.
Dari pra siklus sebelum tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya
42 % dari keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan
model pembelajaran cooperative learning tipe talking stick siswa yang
tuntas dalam KKM 70 sebanyak 18 siswa atau 75% dengan nilai rata-rata
kelasnya adalah 78,75. Pada siklus II pembelajaran menggunakan model
cooperative learning talking stick, sebanyak 24 siswa atau 100% telah
tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 83,75. Pembelajaran IPA materi
benda dan sifatnya melalui penggunaan model pembelajaran cooperative
learning talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III
di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecematan Argomulyo Kota
Salatiga tahun 2016
80
B. Saran
1. Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan guru dalam
mengajar dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk
mengajar, baik media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan ketrampilan mengajar guru.
2. Guru/ Walikelas
Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan
metode, strategi, model maupun media dalam melaksanakan
pembelajaran, dan menciptakan suasana aktif pada kegiatan
pembelajaran terutama dalam hal penyampaian materi agar siswa
tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.
3. Siswa
Diharapkan siswa lebih menghargai guru dalam pembelajaran dan
berteman baik terhadap setiap teman, serta tidak malu dan ragu saat
berpendapat dan bertanya.
81
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : III/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.1 Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda
padat, cair dan gas
Dengan Indikator Pembelajaran :
Menjelaskan pengertian benda
Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda padat
Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda cair
Mengidentifikasi sifat-sifat khusus benda gas
Menyebutkan sifat-sifat benda padat
Menyebutkan sifat-sifat benda cair
Menyebutkan sifat-sifat benda gas
Mencontohkan benda padat
Mencontohkan benda cair
Mencontohkan benda gas
82
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian benda
Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan contoh beberapa benda yang
ada disekitar kelas
Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda padat
Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda cair
Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
khusus benda gas
Melalui metode diskusi siswa dapat membedakan benda padat, cair dan
gas
Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda padat
Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda cair
Melalui talking stick siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda gas
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence),
Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerja sama
(Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence), dan Keberanian
(Bravery)
D. Materi Pembelajaran
Benda dan Sifatnya
Benda adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Berdasarkan wujudnya benda dibedakan menjadi tiga.
83
1. Benda Padat
Benda padat memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk benda padat tetap
b. Besar benda padat selalu tetap
c. Sifatnya keras
Contoh-contoh benda padat antara lain batu, kayu, besi, dan kaca
2. Benda Cair
Benda cair memiliki sifat sebagai berikut :
a. Bentuk benda cair berubah sesuai dengan tempatnya
b. Permukaan benda cair selalu datar
c. Benda cair menekan kesegala arah
d. Air mengalir ketempat yang tinggi menuju tempat yang rendah
e. Volumenya tetap
3. Benda gas
Benda gas biasanya sulit untuk dilihat. Namun benda gas mudah
untuk dirasakan. Angin yang bertiup dan udara yang kita hirup adalah
contoh benda gas. Udara dapat berada diberbagai tempat. Benda gas
selalu mengisi semua ruang yang selalu ditempatinya. Bentuk dan isinya
bisa berubah-ubah
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konstektual
Metode : Cetamah, Tanya jawab, Demonstrasi, Diskusi, Talking Stick
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
84
Media : benda-benda disekitar kelas, tongkat kecil
Alat/bahan : mangkok, toples, piring, balon, botol bekas, air dll
Sumber Belajar : Buku Pelajaran Sains SD Kelas III Penerbit Erlangga,
Lks kelas 3 semester 1
G.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran
Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama
Guru menanyakan kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “tik tik bunyi
hujan”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian benda
Guru mendemonstrasikan benda padat, cair dan gas
Guru bersama murid mengidentifikasi sifat benda padat, cair dan gas
Guru memberikan pertanyaan tentang benda padat, cair dan gas
Siswa mengamati benda sekitar kelas dan menggolongkannya sesuai
bentuknya
Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
Guru meminta siswa mendiskusikan sifat-sifat benda padat, cair dan gas
85
Guru meminta siswa mencontohkan benda padat, cair dan gas yang ada di
rumah
Guru menerapkan metode talking stick (tongkat bicara)
Guru menjelaskan siapa yang mendapatkan tongkat harus menjawab
pertanyaan
Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”
Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab
pertanyaan dari guru
Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat poin
Konfirmasi
Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan
Guru meminta siswa mengerjakan soal
Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran
Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang
Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama
H. PENILAIAN
1. Evaluasi
Bentuk penilaian : Tes tertulis
No Indikator Pencapaian Jenis Soal Jumlah Soal Skor
1. Menjelaskan pengertian benda Isian 1 10
2. Mengidentifikasi benda padat Isian 1 10
86
3. Mengidentifikasi benda cair Isian 1 10
4. Mengidentifikasi benda gas Isian 1 10
5. Menyebutkan sifat-sifat benda padat Isian 1 10
6. Menyebutkan sifat-sifat benda cair Isian 1 10
7. Menyebutkan sifat-sifat benda gas Isian 1 10
8. Mencontohkan benda padat Isian 1 10
9. Mencontohkan benda cair Isian 1 10
10. Mencontohkan benda gas Isian 1 10
Instrumen soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan........
2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga, yaitu...........
3. Benda.............memiliki bentuk dan volume yang tetap
4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........
5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............
6. Walaupun bentuknya berubah-ubah sesuai tempatnya, volume benda cair
selalu..........
7. Bentuk dan ukuran benda padat adalah..............
8. Kecap, minyak, sirup dan air termasuk benda............
9. Besi, batu, dan kayu merupakan benda yang bersifat........
10. Aroma wangi yang kita hirup saat kita menggunakan minyak wangi menandakan
bahwa didalam ruangan tersebut terdapat benda......
87
Kunci Jawaban :
1. Massa dan menempati ruang
2. Benda padat, cair dan gas
3. Padat
4. Berubah-ubah
5. Cair
6. Tetap
7. Selalau tetap
8. Cair
9. Padat
10. Gas
2. Karakter
Skor Penilaian :
No. Indikator Nilai
1 2 3 4
1. Disiplin
2. Tekun
3. Tanggung jawab
4. Ketelitian
89
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : III/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.2 Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa)
yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan dilektakkan
diudara terbuka.
Dengan Indikator Pembelajaran :
a. Membandingkan sifat-sifat benda padat, cair dan gas
b. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pembakaran
c. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat pemanasan
d. Menunjukan adanya perubahan sifat benda akibat dietakkan di udara
terbuka
e. Membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami perubahan
90
C. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui tanya jawab siswa dapat membandingkan sifat-sifat benda padat,
cair dan gas
b. Melalui pengamatan siswa dapat menunjukan adanya perubahan sifat
benda akibat pembakaran, pemanasan, dan dietakkan di udara terbuka
c. Melalui diskusi siswa dapat membandingkan benda, sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
d. Melalui taking stick Membandingkan benda, sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (Diligence),
Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerja sama
(Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence), dan
Keberanian (Bravery)
D. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor penyebab perubahan benda
Benda dapat berubah sifat karena beberapa fakktor, diantaranya, pembakaran,
pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
1. Perubahan benda karena dibakar
Benda yang dibakar akan mengalami perubahan warna, bentuk dan bau.
Benda yang dibakar berubah wujudnya, misalnya berbagai jenis bahan
bakar seperti batu bara, parafin, minyak tanah, dan bensin jika terbakar
tidak meninggalkan arang. Pada waktu dibakar, bahan bakar diatas
terbentuk asap. Bahan yang terkena asap tampak hitam.
91
2. Perubahan benda karena dipanaskan
Mentega yang semula berbentuk padat dan lunak setelah dipanaskan dan
bercampur dengan minyak goreng. Cokelat berwujud padat dan keras.
Tapi jika dipanaskan akan meleleh. Bentuknya berubah wujud menjadi
cair.
Air yang dipanaskan, setelah mendidih tampak asap keluar dan permukaan
air. Asap itu adalah uap air yang berubah wujud menjadi benda gas. Aspal
merupakan benda padat. Aspal menjadi cair dengan dipanaskan.
3. Perubahan benda karena dibiarkan di udara terbuka
Es merupakan benda padat. Jika es dibiarkan berada ditempat yang terbuka
maka akan mencair. Perubahan benda padat menjadi cair disebut mencair.
Kapur barus yang berada ditempat yang terbuka, misalnya dikamar mandi,
lama-kelamaan mengecil atau habis. Kapur barus yang semula berwujud
benda padat berubah menjadi gas, disebut menyublim.
E. Metode Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi, Talking Stick
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : tongkat kecil
Alat/bahan : kertas, korek api, es batu,mangkuk
Sumber Belajar : Buku Sains untuk SD/MI Kelas III Penerbit Erlangga,
Lks kelas 3 semester
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
92
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan siswa tentang kesiapan menerima pelajaran
c. Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama
d. Guru menanyakan kehadiran siswa
e. Guru melakukan apersepsi dengan “tepuk rumah”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memdemonstrasikan perubahan benda
b. Guru menpresentasikan tentang faktor perubahan benda
c. Guru bertanya jawab tentang faktor perubahan benda
d. Siswa mengamati guru melakukan percobaan tentang perubahan benda
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
b. Siswa diminta membandingkan benda sebelum dan sesudah mengalami
perubahan
c. Guru menerapkan metode talking stick
d. Guru menjelaskan tentang strategi talking stick (tongkat berbicara)
e. Guru menjelaskan siapa yang mendapat tongkat harus menjawab
pertanyaan
f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “balonku ada lima”
g. Siswa yang mendapat tongkat ketika lirik “door” harus menjawab
pertanyaan dari guru
93
h. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan poin
Konfirmasi
a. Guru memberikan ulasan terhadap jawaban yang diberikan
b. Guru meminta siswa mengerjakan soal
c. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum jelas
3. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran
b. Guru memberi informasi tentang pelajaran yang akan datang
c. Guru menutup pelajaran dan berdoa bersama
H. PENILAIAN
1. Evaluasi
Bentuk penilaian : Tes tertulis
Instrumen soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat
1. Es yang terkena sinar matahari akan....................
Jawaban: mencair
2. Air agar berubah menjadi benda padat dengan cara..............
Jawaban : didinginkan
3. Jika batu disungai dimasukkan dalam truck, ukuran batu itu dalam truk
akan...........
Jawaban : tetap
4. Margarin jika dipanaskan akan berubah menjadi.............
94
Jawaban : benda cair
5. Kayu setelah dibakar mengeluarkan....................
Jawaban : asap
6. Air dimasukkan ke dalam kulkas akan berubah wujud menjadi
benda.............
Jawaban : padat
7. Perubahan dari cair menjadi padat disebut.......
Jawaban : membeku
8. Kertasyang dibakar akan berubah warna menjadi..........
Jawaban : hitam
9. Es yang dibiarkan di udara terbuka akan...........
Jawaban : menjadi air
10. Lilin akan mencair apabila.......
Jawaban : dipanaskan.
Skor Penilaian :
2. Karakter
No. Indikator Nilai
1 2 3 4
1. Disiplin
2. Tekun
3. Tanggung jawab
96
Pedoman Pengamatan Guru Siklus I
NO Kegiatan Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar :
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi :
a. salam pembuka
√
b. mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
a. Guru paham mengenai model pembelajaran
cooperative learning talking stick
√
b. Guru mampu menggunakan model
pembelajaran cooperative learning talking stick
√
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
97
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
√
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran
IPA
√
5. Siswa memberikan umpan balik dari
penjelasan guru
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7. Siswa berani mengajukan pertanyaan
kepada guru
√
Keterangan Skor :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Salatiga, 4 Agustus 2016
Peneliti,
Ani Maftukhah
98
Pedoman Pengamatan Guru Siklus II
NO Kegiatan Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar :
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
dan melakukan apersepsi :
a. salam pembuka
√
b. mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
a. Guru paham mengenai model pembelajaran
cooperative learning talking stick
√
b. Guru mampu menggunakan model
pembelajaran cooperative learning talking stick
√
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
99
Pedoman Pengamatan Siswa Siklus II
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
√
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran
IPA
√
5. Siswa memberikan umpan balik dari
penjelasan guru
√
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √
7. Siswa berani mengajukan pertanyaan
kepada guru
√
Keterangan Skor :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Salatiga, 6 Agustus 2016
Peneliti,
Ani Maftukhah
100
SOAL PRA SIKLUS ILMU PENGETAHUAN ALAM
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
Nama :
No. Absen :
Berikanlah tanda silang (x) pada huruf a,b, atau c pada jawaban yang paling
benar !
1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan............
a. massa dan menempati ruang
b. tidak mempunyai massa dan menempati ruang
c. mempunyai massa dan menempati ruang
2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga,
yaitu...............
a. cair, lunak, dan gas
b. padat, cair, dan gas
c. padat, gas dan lunak
3. Benda.................memiliki bentuk dan volume yang tetap
a. cair
b. padat
c. gas
4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........
a. Tetap
b. Kurang
c. bertambah
5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............
a. cair
b. padat
c. Gas
101
SOAL EVALUASI SIKLUS I ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
Nama ;
No Absen :
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Benda adalah sesuatu yang memiliki............dan........
2. Benda-benda dapat dibedakan berdasarkan wujudnya menjadi tiga,
yaitu...........
3. Benda.............memiliki bentuk dan volume yang tetap
4. Benda gas mempunyai bentuk dan volume yang...........
5. Sirup dan minyak goreng adalah contoh benda............
6. Walaupun bentuknya berubah-ubah sesuai tempatnya, volume benda cair
selalu..........
7. Bentuk dan ukuran benda padat adalah..............
8. Kecap, minyak, sirup dan air termasuk benda............
9. Besi, batu, dan kayu merupakan benda yang bersifat........
10. Aroma wangi yang kita hirup saat kita menggunakan minyak wangi
menandakan bahwa didalam ruangan tersebut terdapat benda......
102
SOAL EVALUASI SIKLUS II ILMU PENEGTAHUAN KELAS III
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
Nama :
No Absen :
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat
11. Es yang terkena sinar matahari akan....................
12. Air agar berubah menjadi benda padat dengan cara..............
13. Jika batu disungai dimasukkan dalam truck, ukuran batu itu dalam truk
akan...........
14. Margarin jika dipanaskan akan berubah menjadi.............
15. Kayu setelah dibakar mengeluarkan....................
16. Air dimasukkan ke dalam kulkas akan berubah wujud menjadi
benda.............
17. Perubahan dari cair menjadi padat disebut.......
18. Kertasyang dibakar akan berubah warna menjadi..........
19. Es yang dibiarkan di udara terbuka akan...........
20. Lilin akan mencair apabila.......
103
Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa
No Nama KKM Nilai Keretangan
1 Ahmad Jaushan 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P 70 60 Tidak Tuntas
3 Ani Latifah 70 60 Tidak Tuntas
4 Lidya Herawati 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul K 70 60 Tidak Tuntas
6 A. Fajar Aprilian 70 80 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury 70 60 Tidak Tuntas
8 M. Ihab Zakki M 70 80 Tuntas
9 M. Tri Mabruri 70 40 Tidak Tuntas
10 M. Ilham Saputra 70 40 Tidak Tuntas
11 M. Rizqi R 70 60 Tidak Tuntas
12 Fino Ilham Syah 70 80 Tuntas
13 Nisa Nafi’ah 70 60 Tidak Tuntas
14 Reza Fauzi S 70 80 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi 70 40 Tidak Tuntas
16 Satya Arjuna 70 80 Tuntas
17 Septi Nur Cahya 70 60 Tidak Tuntas
18 Shifa Wahidatul L 70 80 Tuntas
19 Sultan Azzam R 70 60 Tidak Tuntas
104
20 Daiva Andi W 70 60 Tidak Tuntas
21 Isnani Fathin N 70 80 Tuntas
22 Hindah Heni K 70 60 Tidak Tuntas
23 Wahyu Agung P 70 60 Tidak Tuntas
24 Dian Yulia Safira 70 80 Tuntas
105
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Siswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas
3 Ani Latifah P 70 60 Tidak Tuntas
4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul P 70 80 Tuntas
6 A. Fajar Aprilian L 70 90 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas
8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas
9 M. Tri Mabruri L 70 50 Tidak Tuntas
10 M. Ilham Saputra L 70 70 Tuntas
11 M. Rizqi R L 70 60 Tidak Tuntas
12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas
13 Nisa Nafi’ah P 70 80 Tuntas
14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi L 70 60 Tidak Tuntas
16 Satya Arjuna L 70 90 Tuntas
17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas
18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas
19 Sultan Azzam R L 70 90 Tuntas
106
20 Daiva Andi W P 70 60 Tidak Tuntas
21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas
22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas
23 Wahyu Agung P L 70 60 Tidak Tuntas
24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas
107
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Jaushan L 70 80 Tuntas
2 Alfiyan Hanisa P L 70 70 Tuntas
3 Ani Latifah P 70 70 Tuntas
4 Lidya Herawati P 70 80 Tuntas
5 Mayla Annisatul K P 70 90 Tuntas
6 A. Fajar Aprilian L 70 100 Tuntas
7 M. Irfan Zaenury L 70 70 Tuntas
8 M. Ihab Zakki M L 70 100 Tuntas
9 M. Tri Mabruri L 70 70 Tuntas
10 M. Ilham Saputra L 70 80 Tuntas
11 M. Rizqi R L 70 70 Tuntas
12 Fino Ilham Syah L 70 80 Tuntas
13 Nisa Nafi’ah P 70 90 Tuntas
14 Reza Fauzi Saputra L 70 100 Tuntas
15 Rendi Al Fauzi L 70 70 Tuntas
16 Satya Arjuna P 70 90 Tuntas
17 Septi Nur Cahya P 70 100 Tuntas
18 Shifa Wahidatul L P 70 100 Tuntas
19 Sultan Azzam R L 70 100 Tuntas
108
20 Daiva Andi W P 70 70 Tuntas
21 Isnani Fathin N P 70 90 Tuntas
22 Hindah Heni K P 70 70 Tuntas
23 Wahyu Agung P L 70 70 Tuntas
24 Dian Yulia Safira P 70 100 Tuntas
84
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ani Maftukhah Jurusan : TARBIYAH
NIM : 115-12-056 Progdi : PGMI
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN NILAI
1 Sertifikat “OPAK STAIN
Salatiga 2012”
07 /09/2012 Peserta 3
2 Piagam Penghargaan
“Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK )
Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga”
9/09/2012 Peserta 3
3 Sertifikat “ Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) STAIN
Salatiga
10/09/2012 Peserta 2
4 Piagam Penghargaan
“Seminar Entrepreneurship
dan Perkoperasian 2012”
(MAPALA dan KSEI)
11/09/2012 Peserta 2
5 Sertifikat “Achicvment
Motivation Traning dengan
AMT, Bangun Karakter
Raih Prestasi” (JQH dan
LDK)
12/09/2012 Peserta 2
6 Sertifikat “UPT
Perpustakaan” STAIN
Salatiga
13/09/2012 Peserta 2
7 Sertifikat “MAPABA PMII
Joko Tingkir Salatiga 2012”
(PMII)
07/10/2012 Peserta 2
8 Surat Keputusan (SK) 17 /10/2012 Pengurus 4
85
Pengurus PPTI AL FALAH
2012/2013
9 Piagam Penghargaan
“GEMA ITTAQO”
27-28/10/
2012
Peserta 2
10 Sertifikat” Dialog Publik
dan Silaturrahim Nasional
bertema kemanakah arah
kebijakan BBM?
Mendorong subsidi BBM
Untuk Rakyat (PMII)
10/11/2012 Peserta 8
11 Sertifikat ”Seminar
Nasional peran lembaga
syariah dengan adanya
otoritas jasa keuangan (UU
no. 21 Tahun 2011 tentang
OJK)” HMJ Syariah
29/11/2012 Peserta 8
12 Piagam Penghargaan dalam
Acara Tabligh Akbar JQH
STAIN Salatiga
01/12/2012 Peserta 2
13 Sertifikat “ Seminar
Kesehatan Wanita”
13/01/2013 Peserta 1
14 Sertifikat “Seminar
Nasional Ahlussunnah
Waljamaah dalam
Perspektif Islam Indonesia”
(DEMA IAIN)
25/03/2013 Peserta 8
15 Sertifikat “ Seminar
Nasional dan Dialog
Publik” (HMJ Tarbiyah dan
Syariah)
20/04/2013 Peserta 8
16 Sertifikat “Seminar
Nasional dan Dialog Publik
27/06/2013 Peserta 8
86
Penyesuaian Harga BBM
Bersubsidi” (HMJ Syariah)
17 Sertifikat “Taspona PPTI
AL FALAH”
28/07/2013 Panitia 3
18 Sertifikat “Workshop
Pengemabangan Pos
Kesehatan Pondok
Pesantren Asngkatan II”
(Kemenag)
26-29/08/2013 Peserta 2
19 Sertifikat “PLCPP
Membuka Cakrawala Dunia
Serta Membangun
Kreditibilitas Bangsa”
(RACANA)
20-23/10/
2013
Peserta 2
20 Sertifikat “ dalam Acara
Tahun Baru Hijriah 1
Muharram 1435 H) PPTI
AL FALAH
07/11/2013 Panitia 3
21 Piagam Penghargaan
“Penerimaan Gugus Depan
13.097 s-13.098 S (PTGD)”
18/12/2013 Pendamping 4
22 Surat Keputusan (SK)
Pengurus PPTI AL FALAH
2013/2014
04/11/2014 Pengurus 4
23 Sertifikat “Seminar
Nasional Entrepreneurship”
(RACANA)
16/11/2014 Peserta 8
24 Sertifikat “Seminar
Regional Membangun
Karakter Kepemimpinan
KSEI dalam Akselerasi
Perbumian Ajaran Islam di
13/12/2014 Peserta 4
87
Bidang Ekonomi” (KSEI)
25 Sertifikat “Peringatan
Maulid Nabi Muhammad
SAW” PPTI AL FALAH
04/01/2015 Panitia 3
26 Surat Keputusan Susunan
Panitia Haflah Akhirussanah
PPTI AL FALAH
21/02/2015 Panitia 3
27 Sertifikat “isro’ mijro’ Nabi
Muhammad SAW.
15/05/2015 Panitia 3
28 Sertifikat “Lomba
Akhirussanah ke XXI PPTI
AL FALAH
21-26/05/2015 Panitia 3
29 Sertifikat “Khotmil Kutub
Ramadhan 1436 H PPTI AL
FALAH”
10/07/2015 Panitia 3
30 Sertifikat “Taspona PPTI
AL FALAH”
19/07/2015 Panitia 3
31 Sertifikat “ Lomba
Akhirussanah XXI PPTI Al
Falah”
30/07/2015 Panitia 3
32 Surat Keputusan Pengurus
PPTI AL FALAH periode
2015/2016
18/09/2015 Pengurus 4
33 Sertifikat “Peringatan 1
Muharram 1437 H
14/10/2015 Panitia 3
34 Sertifikat “ Seminar
Nasional Wacana Islam
Nusantara dalam Menjaga
Kebhinekaan dan Keutuhan
NKRI” (Al Khidmah)
31/10/2015 Peserta 8
35 Sertifikat “Seminar
Nasional bertema
17/11/2015 Peserta 8
88
Pendidikan Karakter Untuk
Melahirkan Pemimpin Masa
Depan” (HMJ PGMI)
36 Sertifikat “Pertemuan wali
santri tri wulan I AL
FALAH”
03/01/2016 Panitia 3
37 Seminar Nasional
Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila sebagai Benteng
Dalam Menolak Gerakan
Radikalisme” (DEMA)
10/02/2016 Peserta 8
38 Sertifikat “ Revitalisasi
Konsep Gender dalam
Perspektif Islam”
(Kemenag)
30-31/03/2016 Peserta 2
39 Sertifikat “Seminar
Nasional Penguatan
Kebangsaan dan
Nasionalisme” (DEMA)
28/04/2016 Peserta 8
JUMLAH SKOR 160
Salatiga, 22 Agustus 2016
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 197005 10 199803 1003
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Ani Maftukhah
Tempat, Tanggal lahir : Grobogan, 21 Juni 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ds. Tambakan RT 02/02, Kec. Gubug, Kab.
Grobogan
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 02 Tambakan, lulus tahun 2006
2. Mts. Miftachul Mubtadiin Tambakan, lulus tahun 2009
3. MAN 1 Semarang, tahun 2012
Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 Agustus 2016
Penulis
Ani Maftukhah