peningkatan hasil belajar fiqh materi hadas...

129
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH MATERI HADAS DAN NAJIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII E MTs DARUL ULUM SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NUR HIDAYATI 23010-15-0349 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH

    MATERI HADAS DAN NAJIS DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA

    PESERTA DIDIK KELAS VII E MTs DARUL ULUM SURUH

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    NUR HIDAYATI

    23010-15-0349

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH

    MATERI HADAS DAN NAJIS DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA

    PESERTA DIDIK KELAS VII E MTs DARUL ULUM SURUH

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    NUR HIDAYATI

    23010-15-0349

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    َانِ اَلنَّظَاَفُة ِمَن ْيإ اْلإِ

    “Kebersihan sebagian dari iman.”

    (HR. Al-Tirmidzi)

    ََلُم َنِظيإٌف فَ تَ َنظَُّفوإا فَِانَُّه ِالا َ َنََّة اَالسإ ُحُل اْلإ َنِظيإٌف الَّ َيدإ

    ”Agama Islam itu (Agama) yang bersih, maka hendaklah kamu menjaga

    kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang

    yang bersih.” (HR. Baihaqy)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Sujud syukur ku persembahkan kepada Allah SWT, yang telah

    memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis skripsi ini dapat

    terselesaikan dan dapat saya persembahkan kepada :

    1. Bapak dan ibuku tercinta, Zamzuri dan Kholifah yang senantiasa

    memberikan dukungan baik materi maupun moril. Yang tidak pernah

    berhenti memberikan do’a, nasehat, kasih sayang, bimbingan, motivasi

    dan semangat untuku.

    2. Terimakasih kepada diriku sendiri yang selalu semangat tiada henti untuk

    tetap menyelesaikan skripsi ini.

    3. Terimakasih banyak untuk saudara kandungku, kakak-kakakku Ali

    Subhan, Mustakim, Atik Muyasaroh, Mubdia Ulfa dan adikku Rahma

    Alfiyanti, yang selalu memberikan do’a, semangat, dukungan dan kasih

    sayang dalam hidupku.

    4. Dosen pembimbingku Dr. H. Achmad Maimun, M. Ag. yang telah

    bersedia memberikan pengarahan bimbingan dengan penuh kesabaran

    sehingga skripsi ini terselesaikan.

    5. Sahabatku tersayang Afidatus Solikah sebagai dosen pembimbing kedua

    ku yang sudah memberikan arahan untukku selama proses skripsi ini.

    6. Sahabat terbaikku Nur Faiziyyah yang selalu memberikan support,

    semangat dalam keadaan apapun.

    7. Sahabat-sahabat terbaikku dari semester 1 Isnaini Wahyu Wahdati, Novita

    Ayuni, Amalia Nur Azizih, Riska Prastiwi, Ulva Istianatul, Eko Budi

    Prasongko dan Soma Wijayanto yang selalu memberikan semangat,

    dukungan dan do’a untukku.

    8. Sahabatku tersayang Mariya Ulfa yang selalu memberikan dukungan,

    semangat serta do’a untukku.

    9. Teman semasa kecilku Dwiayu Subekti dan Umi Nadia yang selalu

    memberikan support, nasehat serta do’a untukku.

    10. Teman-temanku FTIK PAI 2015 yang telah berjuang bersama-sama.

    11. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL.

    12. Keluarga besar MTs DU Suruh yang telah memberikan tempat untuk saya

    melakukan penelitian hingga skripsi ini selesai.

  • ix

  • x

    ABSTRAK

    Hidayati, Nur. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Fiqh Hadas dan Najis dengan

    Menggunakan Metode Number Head Together (NHT) Pada Peserta

    Didik Kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan, Program Studi Pendidikan

    Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.

    Achmad Maimun, M.Ag.

    Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar dan Metode Number Head Together

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Fiqh

    materi hadas dan najis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan

    hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode Number Head Together

    pada peserta didik kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

    dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya melewati empat tahap yaitu

    perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan

    refleksi (reflection). Subjek penelitian ini adalah kelas VII E MTs Darul Ulum

    Suruh yang berjumlah 36 peserta didik yang terdiri 16 laki-laki dan 20

    perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi,

    dokumentasi dan tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,

    yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

    sesuai dengan data yang diperoleh.

    Hasil penelitian ini diperoleh penerapan metode Number Head Togeher

    meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII Semester I MTs Darul Ulum

    Suruh Tahun Pelajaran 2019/2020. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    75. Pada siklus 1 memperoleh hasil data 23 peserta didik yang tuntas atau dalam

    persentase sejumlah 63%. Kemudian pada siklus II diperoleh peningkatan hasil

    belajar sejumlah 32 peserta didik yang tuntas atau dalam persentase 88%. Dengan

    demikian penelitian penelitian ini ditanyakan telah berhasil. Dengan penerapan

    metode Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

    kelas VII Semesrter I MTs Darul Ulum Suruh Tahun Pelajaran 2029/2020.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

    HALAMAN BERLOGO IAIN SALATIGA ..................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv

    DEKLARASI ..................................................................................................... v

    PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ vi

    MOTTO ............................................................................................................. vii

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

    ABSTRAK ......................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

    1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 5

    2. Manfaat Praktis .................................................................................. 6

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 6

    F. Metode Penelitian ................................................................................... 7

    1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 7

    2. Subjek Penelitian .............................................................................. 9

    3. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 9

    4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 11

    5. Instrument Penelitian ......................................................................... 11

    6. Analisis Data ..................................................................................... 12

  • xii

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14

    A. Kajian Teori ............................................................................................ 14

    1. Hasil Belajar ...................................................................................... 14

    2. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 20

    3. Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) ....................... 24

    4. Kajian Materi Penelitian “Hadas dan Najis” ..................................... 27

    B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 32

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 37

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 37

    1. Profil Sekolah .................................................................................... 37

    2. Visi dan Misi ..................................................................................... 37

    3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ......................................... 38

    4. Subjek Penelitian ............................................................................... 39

    B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .......................................................... 40

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................................. 41

    1. Tahap Perencanaan ............................................................................ 41

    2. Tahap Tindakan ................................................................................. 42

    3. Tahap Observasi ................................................................................ 44

    4. Tahap Refleksi ................................................................................... 44

    D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 46

    1. Tahap Perencanaan ............................................................................ 46

    2. Tahap Tindakan ................................................................................. 47

    3. Tahap Observasi ................................................................................ 49

    4. Tahap Refleksi ................................................................................... 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 51

    1. Deskripsi Pra Siklus .......................................................................... 51

    2. Siklus I ............................................................................................... 53

    3. Siklus II ............................................................................................. 53

    B. Pembahasan ............................................................................................ 58

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 62

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 62

    B. Saran ....................................................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 63

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 65

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 22

    Tabel 3.1 Profil Sekolah MTs Darul Ulum ........................................................ 37

    Tabel 3.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................................... 38

    Tabel 3.3 Nama Peserta didik Kelas VII E MTs Darul Ulum ........................... 39

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus ..................................................................... 51

    Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I ......................................................................... 54

    Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................ 56

    Tabel 4.4 Hasil Belajar Yang Mencapai KKM .................................................. 58

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Rancangan Tahap Penelitian .......................................................... 10

    Gambar 4.1 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Peserta didik ...................... 59

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian.

    Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian.

    Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing.

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi.

    Lampiran 5 RPP Siklus I.

    Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I.

    Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus I.

    Lampiran 8 RPP Siklus II.

    Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II.

    Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II.

    Lampiran 11 Lembar Jawaban Siklus 1.

    Lampiran 12 Lembar Jawaban Siklus 1I.

    Lampiran 13 Dokumentasi.

    Lampiran 14 Satuan Keterangan Kegiatan.

    Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Penulis.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan

    hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Henderson, pendidikan

    merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi

    individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang

    hayat sejak manusia lahir, dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan pengertian

    pendidikan bahwa, pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang

    disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang

    dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup

    (Sadulloh, 2014: 5).

    Pendidikan adalah merupakan suatu proses dimana suatu bangsa

    mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk

    memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Pendidikan juga adalah

    suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan

    kesadaran diri diantara individu-individu (Zaman B, 2019: 19-20). Wajah

    pendidikan di zaman sekarang banyak memunculkan lulusan pendidikan yang

    cerdas, tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan

    keterampilan yang dimilikinya sehingga seringkali menimbulkan masalah

    bagi masyarakat, menjadi beban masyarakat dan bangsa, bahkan

    menggerogoti keutuhan bangsa serta dapat menggoyahkan kesatuan dan

  • 2

    persatuan bangsa, sehingga menghasilkan lulusan peserta didik yang kurang

    mampu bersaing di tataran global (E. Mulyasa, 2010: 6).

    Pendidikan yang dilaksanakan pada prinsipnya semua sama, yaitu

    memberi bimbingan agar dapat hidup mandiri sehingga dapat meneruskan

    dan melestarikan tradisi yang hidup di masyarakat (Zaman B, 2018: 130).

    Melalui pendidikan yang terprogram dan terkelola dengan baik dan intensif,

    titik optimum usaha pendidikan akan terwujud. Pendidikan dikatakan berhasil

    apabila mampu mengubah tingkah laku manusia ke arah yang positif

    (Rochimah & Zaman B, 2018: 31).

    Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

    mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau

    pengalaman-pengalaman (Baharudin & Wahyuni, 2015: 14). Dengan

    demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi seseorang, baik perubahan

    pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Dengan perubahan-perubahan

    tersebut, tentuya seseorang juga akan terbantu dalam memecahkan

    permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

    Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik

    dengan guru serta sumber belajar sebagai pembelajar. Dalam sebuah

    pembelajaran memiliki beberapa komponen yang sangat berkaitan dari satu

    komponen dengan komponen lain seperti metode, tujuan, dan evaluasi. Dari

    empat komponen itu guru harus menentukan metode pembelajran yang sesuai

    dengan materi untuk digunakan dalam pembelajarn (Mulyasa, 2011: 100).

  • 3

    Proses pembelajaran selama ini masih terkesan hanya berpusat pada

    guru yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber utama

    pengetahuan. Peserta didik hanya menerima apa yang diberikan oleh guru,

    sehingga metode ceramah adalah satu-satunya pilihan yang dianggap paling

    cocok dalam strategi pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan hasil

    pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Peserta didik hanya memperoleh

    pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak

    aktif dalam memberikan materi.

    Hasil observasi pada guru pengampu mata pelajaran Fiqh yaitu Bapak

    M Chazim AS, ada beberapa peserta didik yang nilai mata pelajaran Fiqh

    masih kurang memenuhi standar yang diharapkan atau belum memenuhi

    Standar Ketuntasan Minimal. Peserta didik kelas VII E berjumlah 36 anak,

    tetapi hanya 16 anak atau 44% yang memenuhi KKM.. Sedangkan 16 anak

    atau 56% tidak memenuhi Standar Ketuntasan Minimal. Adapun Standar

    Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM). Secara klasikal adalah 85% dengan

    Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Fiqh adalah 75. Dari

    nilai tersebut hasil belajar siswa masih bisa lebih ditingkatkan.

    Pada penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam terutama

    dalam mata pelajaran Fiqh, seorang guru bukan hanya memberikan materi,

    namun juga harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal

    ini dikarenakan seorang peserta didik butuh proses belajar yang

    menyenangkan, tidak membosakan (monoton). Penggunaan metode

    pembelajaran mempunyai peran penting dalam menciptakan kondisi

  • 4

    pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa. Oleh karena itu, perlu

    adanya aktivitas peserta didik serta kemampuan guru dalam menerapkan

    srategi dan metode pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar

    mengajar di sekolah. Dalam kegiatan belajar-mengajar, tidak semua peserta

    didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap

    peserta didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada

    yang cepat, sedang, dan lambat.

    Dalam menyikapi permasalahan tersebut perlu adanya model

    pembelajaran yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode pembelajarn

    Number Head Together. Penerapan metode Number Head Together

    memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata

    pelajaran Fiqh materi Hadas dan Najis. Metode ini merupakan suatu metode

    pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung

    jawab atas tugas kelompoknya. Sehingga tidak ada pemisahan antara peserta

    didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dalam satu kelompok

    untuk slaing memberi dan menerima antara satu dengan lainnya.

    Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti bermaksud untuk mencari

    tahu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

    Hasil Belajar Fiqh Materi Hadas dan Najis dengan Menggunakan

    Metode Number Head Together Pada Peserta Didik Kelas VII E MTs DU

    Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan

    penelitian sebagai berikut: Apakah penggunaan metode Number Head

    Together dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh materi hadas dan najis pada

    peserta didik kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh Tahun Pelajaran

    2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode Number Head Together

    dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh materi hadas dan najis pada peserta

    didik kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    teoritis maupun secara praktis, yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Manfaat teoritis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah

    untuk mendapatkan pengetahuan baru dan dapat mengembangkan

    pengetahuan tentang metode Number Head Together (NHT) untuk

    meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqh.

  • 6

    2. Manfaat Praktis

    a. Manfaat Bagi Peserta didik

    Sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik serta

    menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap pelajaran pai dan untuk

    meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan apa yang

    diharapkan.

    b. Manfaat Bagi Guru

    Sebagai masukan untuk meningkatkan profesionalitas guru

    dalam melaksanakan kewajibannya dan meningkatkan semangat guru

    untuk lebih kreatif dan menyenangkan dalam melaksanakan

    pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan pada peserta

    didik.

    c. Bagi Sekolah

    Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran guru-guru agar lebih

    meningkatkan profesionalitas guru dalam membentuk akhlak yang

    mulia bagi para peserta didik.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian, yang kemudian dibuktikan dengan data yang

    terkumpul (Arikunto, 2006: 17). Dalam penelitian ini hipotesis yang

  • 7

    peneliti tegaskan adalah sebagai berikut “Dengan menggunakan metode

    Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh materi

    hadas dan najis pada peserta didik kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh

    Tahun Pelajaran 2019/2020”

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode Number Head Together dapat dikatakan efektif

    apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang

    dituliskan penulis dapat dirumuskan sebagai berikut:

    a. Secara Individual

    Nilai yang diperoleh setiap peserta didik dapat ≥ 75 (KKM yang

    telah ditentukan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran Fiqh).

    b. Secara Klasikal

    Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total peserta didik

    dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 75 (Trianto, 2009: 241)

    F. Metode Penelitian

    1. Untuk Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

    Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 2) Penelitian Tindakan Kelas

    merupakan sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Secara

    terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan Penelitian Tindakan Kelas,

    sebagai berikut:

    a. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

  • 8

    b. Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

    tentang apa, mengapa, kapan, oleh siapa dan bagaimana tindakan

    tersebut akan dilakukan.

    c. Tahap Pelaksanaan (Acting)

    Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran

    akan diterapkan. Rancangan tersebut tentu saja sebelumnya telah

    “dilatihkan” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan

    didalam kelas sesuai skenarionya. Skenario dari tindakan harus

    dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

    d. Tahap Pengamatan (Observasing)

    Tahap ini berjalan bersamaan saat pelaksanaan. Pengamatan terhadap

    siswa dilakukan dengan mencatat semua hal yang diperlukan berupa

    data kuantitatif yaitu hasil tes, diskusi krlompok. Data kualitatif yaitu

    gambaran keaktifan peserta didik.

    e. Refleksi (Reflecting)

    Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

    yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian

    melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

    Refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana telah selesai

    melakukan tindakan (Arikunto, 2008:19). Karena Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek

    pembelajaran di kelasnya.

  • 9

    2. Subjek Penelitian

    Subjek yang dikenai tindakan adalah peserta didik kelas VII E

    berjumlah 36 anak 16 laki-laki dan 20 perempuan di MTs Darul Ulum

    Suruh tahun pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran Fiqh materi hadas

    dan najis.

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan

    Kelas (2012: 20) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai

    berikut:

    a) Perencanaan

    Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan

    teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

    1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    2) Membuat skenario pembelajaran sesuai

    3) Menyiapkan alat dan media

    b) Pelaksanaan

    Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang direncanakan pada

    tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Peneliti akan menggunakan metode

    pembelajaran Number Head Together untuk mengajar.

    c) Pengamatan

    Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas

    belajar siswa. Peneliti akan menggunakan teknis tes dan pengamata

  • 10

    untuk melihat efek penggunaan metode pembelajarn Number Head

    Together dalam pembelajaran.

    d) Refleksi

    Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

    yang telah dilakukan. Jadi setelah dilakukan perencanaan tindakan dan

    pengamatan peneliti melakukan refleksi dan tindakan yang telah

    dilaksanakan. Berikut adalah Gambar 1.1 langkah-langkah penelitian:

    Gambar 1.1 Langkah-langkah Penelitian

    (Sumber: Arikunto, 2014:16)

    Siklus I Refleksi

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Siklus II

    Refleksi

    Pengamatan

    ?

  • 11

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:

    a. Observasi

    Observasi ini dilakukan teradap guru selama pembelajaran

    berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam

    pembelajaran Fiqh dengan menggunakan metode Number Head

    Together.

    b. Tes

    Tes dilakukan terhadap peserta didik untuk mengetahui

    pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran Fiqh untuk

    mendapatkan data kuantitatif dari peserta didik dalam materi hadas dan

    najis. Peneliti membuat lembar tes yang berupa tes objektif dan tes

    subjektif.

    c. Dokumentasi

    Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

    dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

    metode Number Head Together.

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

    penelitian, yang terdiri atas:

    a. Lembar observasi siswa

    b. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

  • 12

    c. Soal.

    6. Analisis Data

    Dalam hal ini, seseorang yang melakukan suatu kegiatan penelitian

    perlu memahami berbagai bentuk data yang berbeda dengan jenis

    analisisnya masing-masing yang sesuai. Sesuai dengan rancangan

    penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan

    menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya. Analisis ini

    dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada

    siklus selanjutnya untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah

    mencapai tujuannya.

    Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai

    tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 75 (sesuai KKM yang

    berlaku di MTs DU Suruh). Oleh karena itu, setiap peserta didik dikatakan

    tuntas belajarnya atau sudah mencapai KKM jika nilai perolehan peserta

    didik lebih dari sama dengan 75. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas

    belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan peserta didik

    kurang dari 75.

    1. Menghitung nilai rata-rata kelas :

    xx

    N

    Keterangan :

    x = Nilai rata-rata

    x = Jumlah nilai semua peserta didik

    N = Jumlah siswa (Arikunto, 1995: 271).

  • 13

    2. Menghitung ketuntasan belajar Klasikal

    𝑃 =𝐹

    𝑁 × 100%

    Keterangan :

    P = Presentase

    F = Frekuensi

    N = Jumlah responden

  • 14

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada peserta didik

    akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui

    pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh,

    menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (Iskandarwassid &

    Sunendar, 2008: 5). Menurut Gagne dalam (Dimyati dan Mudjiono,

    2002: 9) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar

    berupa kapilitas. Setalah belajar orang memiliki ketrampilan,

    pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapanilitas tersebut adalah

    dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang

    dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat

    proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

    pengelohan informasi, menjadi kapabilitas baru.

    Menurut Suprijono dalam (Thobroni, 2017: 20) hasil belajar

    adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-

    sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Dalam pengertian yang lain hasil

    belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

  • 15

    yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai

    hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

    Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah

    prestasi belajar peserta didik yang diperoleh dari proses belajar dan

    uasaha serta didapat dari pengalaman-pengalaman yang sebelumnya

    kemudian berpengaruh pada perubahan perilaku secara keseluruhan

    baik dari aspek kognitif berupa pengetahuan yang didapat peserta didik

    dalam menerima dan mempelajari materi, aspek afektif berupa perilaku

    dan sikap peserta didik selama mengikuti pelajaran dan aspek

    psikomotorik berupa ketrampilan peserta didik dalam proses belajar.

    Dan evaluasi adalah sebagai tahapan akhir untuk mengetahui nilai

    peserta didik dan seberapa jauh peserta didik dapat memahami

    pelajaran.

    b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi

    dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor

    tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

    menentukan kualitas hasil belajar (Baharudin & Wahyuni, 2015: 19).

    Muhibbin Syah (2008: 144) menyatakan bahwa secara global

    faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

    menjadi tiga macam, yakni:

  • 16

    1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

    jasmani dan rohani siswa.

    2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

    di sekitar siswa.

    3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

    upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

    digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi

    pelajaran.

    Menurut Hamdani (142), mengemukakan faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar diantaranya yaitu:

    1) Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik.

    a) Faktor Fisiologis

    Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

    dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi

    dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan ini

    umumnya mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi

    fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif

    terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

    yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil

    belajar. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama

    proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh

    manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama

  • 17

    pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

    mempengaruhi aktivitas belajar dengan baik.

    b) Faktor Psikologis

    Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

    seorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Terdapat

    beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar

    yaitu kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

    i. Kecerdasan (Intelegensi siswa)

    Kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam

    berinteraksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

    melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan

    bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi

    juga organ-organ tubuh yang lainnya.

    ii. Motivasi

    Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

    keefektifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah

    yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan

    belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi

    sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,

    mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap

    saat.

    iii. Minat

  • 18

    Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang besar

    terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan

    dan motivasi, minat ini juga berpengaruh terhadap

    aktivitas belajar.

    iv. Sikap

    Sikap adalah kecenderungan untuk mereaksi atau

    merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek,

    orang, peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif

    maupun negatif.

    v. Bakat

    Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah

    satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar

    seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang

    yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan

    mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan

    besar ia akan berhasil.

    2) Faktor eksternal

    Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat

    digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial

    dan faktor lingkungan nonsosial. Yang termasuk lingkungan sosial

    adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman

    sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-

    lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah

  • 19

    gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Faktor

    eksternal yang mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga,

    keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

    a) Keadaan keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

    pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama

    mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas

    utama dalam keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai

    peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

    keagamaan. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari

    bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sekolah merupakan

    pendidikan lanjutan. Pendidikan informal dan pendidikan

    formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan

    guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar

    anak.

    b) Keadaan sekolah

    Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

    pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

    belajar peserta didik. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang

    baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Kegiatan

    sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru

    dengan peserta didik, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.

  • 20

    Hubungan antara guru dengan peserta didik yang kurang baik

    akan mempengaruhi hasil belajar peserta didiknya.

    c) Lingkungan masyarakat

    Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah

    satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

    didik dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam

    sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi

    anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak

    bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Dapat dikatakan

    lingkungan membentuk kepribadian anak karena pergaulan

    sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

    dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

    Maka dari itu, apabila seorang peserta didik bertempat

    tinggal di suatu lingkungan temannya yang bermalas-malasan,

    kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

    dirinya sehingga ia akan bermalas-malasam sebagaimana

    temannya.

    2. Model Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

    Cooperative Learning (Suyadi, 2013:62) merupakan strategi

    pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar

    peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan

  • 21

    sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,

    serta meningkatkan harga diri. Pembelajaran kooperatif (Majid, 2013:

    174), adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama

    untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

    (cooperatif learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

    peserta didik belajar dan bekerja dala kelompok-kelompok kecil

    dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

    Menurut Wina Sanjaya (2005:106) Cooperative learning adalah

    strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama

    dalam suatu kelompok yang bisa terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik

    untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.

    Melalui Cooperative learning peserta didik didorong untuk bekerja

    sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja

    sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling

    membantu. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan

    sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh

    karena itu, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab

    penuh terhadap kelompoknya.

    Berdasarkan hal di atas dapat peneliti simpulkan bahwa model

    pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

    berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi

    konsep dan menyelesaikan persoalan yang mana tiap kelompok terdiri

    dati 4-5 orang peserta didik yang dipilih secara heterogen kemudian

  • 22

    setiap kelompok membuat laporan ataupun mempresentasikan hasil

    kerja kelompoknya di depan kelas.

    b. Tahapan Pembelajaran Kooperatif

    Terdapat enam tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan

    pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru

    menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini

    diikuti oleh penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan

    daripada secara verbal. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke

    dalam tim-tim belajara. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat

    peserta didik bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase

    terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja

    kelompok, atau evaluasi tentang apa yang mereka pelajari dan

    memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok naupun

    individu.

    Enam tahap pembelajaran kooperatif (Darmadi, 2017:359)

    tersebut dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Kooperatif

    Fase – Fase Tingkah Laku Guru

    Fase 1 Menyajikan tujuan

    dan memotivasi

    peserta didik

    Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang

    ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

    memotivasi peserta didik belajar.

    Fase 2

    Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi kepada peserta

    didik dengan jalan demonstrasi atau lewat

    bacaan.

    Fase 3

    Mengorganisasikan

    peserta didik ke dalam

    kelompok-kelompok

    Guru menjelaskan kepada peserta didik

    bagaimana caranya membentuk kelompok

    belajar dan membantu setiap kelompok agar

    melakukan transisi secara efisien.

  • 23

    belajar

    Fase 4

    Membimbing

    kelompok bekerja dan

    belajar

    Guru membimbing kelompok-kelompok

    belajar pada saat merka mengerjakan tugas

    individu.

    Fase 5

    Evaluasi

    Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

    materi yang telah dipelajari atau masing-

    masing kelompok mempresentasikan tugas

    mereka.

    Fase 6

    Memberikan

    penghargaan

    Guru mencari cara-cara untuk menghargai

    baik upaya maupun hasil belajar individu dan

    kelompok.

    c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Shoimin (2014:48), terdapat beberapa kelebihan dan

    kekrangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu

    sebagai berikut:

    1) Kelebihan pembelajaran kooperatif.

    a) Meningkatkan harga diri tiap individu.

    b) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar

    sehingga konflik antar pribadi berkurang.

    c) Sikap apatis berkurang.

    d) Pemahaman yang lebih mendalam dan retensi atau

    pemnyimpanan lebih lama.

    e) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

    f) Coopertaive learning dapat mencegah keagresifan dalam

    sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa

    mengorbankan aspek kognitif.

    g) Meningkatkan kemajuan besar (pencapaian akademik).

  • 24

    h) Meningkatkan kehadiran peserta dan sikap yang lebih positif.

    i) Menambah motivasi dan percaya diri.

    j) Menambah rasa senang berada di tempat kerja serta

    menyenangi teman-teman sekelasnya.

    k) Mudah diterapkan dan tidak mahal.

    2) Kekurangan pembelajaran kooperatif

    a) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Banyak

    peserta didik senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang

    lain.

    b) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilannya

    karakteristik atau keunikan pribadi karena harus menyesuaikan

    diri dengan kelompok.

    c) Banyak peserta takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata

    atau secara adil bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh

    pekerjaan tersebut.

    3. Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)

    a. Pengertian Model Pembelajaran Number Head Together

    Model pembelajaran Number Head Together (NHT) diharapkan

    dapat menciptakan suasana belajar yang baru, dan diharapkan peserta

    didik lebih antusias serta termotivasi dalam memahami materi yang

    diberikan pada proses belajar mengajar, sehingga merreka memiliki

    kesiapan ketika suatu saat guru memberikan pertanyaan. Hal ini

  • 25

    dikarenakan dalam model pembelajaran NHT terdapat tahap di mana

    guru memberikan nomor terhadap masing-masing peserta didik dan

    mengacak nomor tersebut setiap kali guru menunjuk peserta didik

    untuk menjawab soal. Ini berarti setiap peserta didik memiliki peluang

    yang sama untuk ditunjuk oleh guru.

    Number Head Together menurut Triyanto (dalam Yuhendri,

    2016:52), merupakan jenis pembelajaran yang dirancang untuk

    mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif

    terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran ini diharapkan

    dapat memotivasi peserta didik untuk lebih pandai dalam memahami

    materi yang disampaikan oleh guru.

    Menurut Aris (2013:107) metode Number Head Together

    merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap

    anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya,

    sehingga tidak ada pemisahan antara peserta didik yang satu dan

    peserta didik yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan

    menerima antara satu dengan yang lainnya.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, diharapkan dengan

    model pembelajaran NHT (Number Head Together) peserta didik

    dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Karena

    dalam model pembelajaran ini peserta didik dapat saling berdiskusi

    atau menyampaikan pendapat mereka antar anggota kelompoknya.

  • 26

    b. Langkah-Langkah Pembelajaran NHT

    Berikut merupakan sintak pelaksanaan model pembelajaran

    Number Head Together menurut Shoimin (2017:108) yang terdiri dari

    6 langkah sebagai berikut:

    1. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok.

    2. Masing-masing peserta didik dalam setiap kelompok diberi nomor.

    3. Guru memberi tugas atau pertanyaan pada masing-masing

    kelompok untuk mengerjakannya.

    4. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang

    dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok

    mengetahui jawaban tersebut.

    5. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik secara acak.

    6. Peserta didik dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan

    jawaban dari hasil diskusi kelompok.

    c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran NHT

    Metode yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran

    disekolah tidak pernah sepenuhnya mengalami kesempurnaan. Karena

    di dalam suatu metode akan terdapat kelebihan ataupun kekurangan.

    Adapun kelebihan dari model pembelajaran Number Head Together

    yaitu:

    1. Setiap peserta didik menjadi siap.

    2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

  • 27

    3. Peserta didik yang pandai dapat mengajari murid yang kurang

    pandai.

    4. Terjadi interaksi secara intens antar peserta didik dalam menjawab

    soal.

    5. Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada

    nomor yang membatasi

    Adapun kekurangan model pembelajaran NHT adalah:

    1. Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah peserta didik banyak

    karena membutuhkan waktu yang lama.

    2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena

    kemungkinan waktu yang terbatas.

    4. Kajian Materi Penelitian “Hadas dan Najis”

    a. Hadas

    Hadas menurut bahasa adalah keadaan tidak suci. Hadas

    merupakan suatu keadaan badan seseorang yang dianggap tidak suci.

    Sehingga ia tidak dibenarkan menunaikan sholat. Hadas tidak berupa

    benda yang menempel pada tubuh, pakaian, atau tempat kita, tetapi

    keadaan diri kita. Hadas menurut istilah syari’at islam adalah keadaan

    tidak suci bagi seseorang sehingga menjadkan tidak sah dalam

    melakukan suatu ibadah tertentu.

    1) Macam-macam Hadas

    Hadas dibagi menjadi dua macam, yakni hadas kecil dan

    hadas besar.

  • 28

    a) Hadas kecil

    Hadas kecil ialah keadaan seseorang tidak suci, dan

    supaya ia menjadi suci maka ia harus berwudhu, dan apabila

    tidak ada air maka diganti dengan tayamum. Hal-hal yang

    menyebabkan seseorang berhadas kecil yaitu sebagai berikut.

    (1) Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur.

    (2) Hilangnya akal.

    (3) Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan.

    (4) Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang

    sudah baligh dan bukan muhrim.

    b) Hadas besar

    Hadas besar ialah keadaan seseorang tidak suci, dan

    supaya ia menjadi suci maka ia harus mandi besar atau junub.

    Hal-hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar yaitu

    sebagai berikut:

    (1) Keluarnya mani.

    (2) Keluarnya darah haid, yaitu darah yang keluar dari rahim

    seorang perempuan melalui farji atau kemaluannya pada

    setiap bulan.

    (3) Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim perempuan

    melalui farji setelah melahirkan atau keguguran. Darah

    nifas yang keluar hanya sebentar, paling lama enam puluh

    hari.

  • 29

    (4) Meninggal dunia.

    (5) Bertemunya dua buah kelamin laki-laki dengan

    perempuan (bersetubuh).

    (6) Wiladah (melahirkan anak).

    2) Hal-hal yang terlarang bagi seseorang yang berhadas

    a) Seseorang berhadas kecil dilarang: Shalat, Thawaf, dan

    Menyentuh atau membaca Al-Qur’an.

    b) Seseorang berhadas besar karena bercampur suami istri

    (bersetubuh) keluar air mani: Shalat, Thawaf, dan Menyentuh

    atu membaca Al-Qur’an.

    c) Seseorang yang berhadas besar karena haid, nifas, dan wiladah

    dilarang: Shalat, Thawaf, Berpuasa, Menyentuh Al-Qur’an,

    Beri’tikaf di dalam masjid, Berhubungan suami istri, dan

    Bercerai.

    b. Najis

    Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Adapun

    menurut istilah yaitu sesuatu yang kotor yang dapat mencegah tidak

    sahnya melaksanakan suatu ibadah. Najis dibagi menjadi tiga macam,

    yaitu sebagai berikut.

    1) Najis Mukhafafah

    Najis mukhafafah adalah najis ringan. Contohnya yaitu air

    kencing anak laki-laki yang belum berumur genap 2 tahun dan

    belum makan atau minum kecuali ASI. Cara mensucikan najis

  • 30

    mukhafafah ialah dengan memercikkan air pada benda yang

    terkena najis. Yang dimaksud dengan memercikkan air ialah cukup

    dengan percikan air itu sampai menimbulakn percikan air yang

    tidak dituntut percikan itu sampai menimbulkan air mengalir. Hal

    ini berbeda dengan membasuh, karena jika membasuh dituntut air

    itu sampai mengalir.

    2) Najis Mutawasitah

    Najis mutawasitah adalah najis sedang. Yang termasuk najis

    mutawasitah ialah:

    a) Darah

    Semua macam darah termasuk najis. Allah SWT

    berfirman:

    (املاتدة( ِنإزِيرِ اْلإ مُ َوَلَإمُ ُحرَِّمتإ َعَليإُكمُ الإَميإَتةُ َوالدَّ

    Artinya: “Diharamkan atas kamu bangkai, darah dan

    daging babi”. (Al-Maidah:3)

    Jika darah itu sedikit maka dapat dimaafkan seperti

    darah nyamuk yang melekat pada bada atau pakaian, darah

    bisul, atau darah karena luka kecil.

    b) Nanah

    Nanah pada hakikatnya adalah darah yang tidak sehat

    dan sudah membusuk. Baik nanah yang kental ataupun yang

    cair nanah ini hukumnya adalah najis.

  • 31

    c) Muntah

    Muntah termasuk najis tetapi jika muntah hanya keluar

    sedikit saja dapat dimaafkan.

    d) Kotoran manusia dan kotoran hewan

    Semua benda yang padat ataupun cair yang keluar dari

    kubul atau dubur manusia maupun binatang hukumnya najis,

    kecuali air mani. Walaipun air mani tidak termasuk najis tetapi

    disunnahkan untuk membersihkannya.

    Najis mutawasitah dibagi menjadi dua yaitu :

    (1) Najis hukumiyah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi

    sudah tidak kelihatan wujudnya, warnanya dan baunya.

    Misalnya air kencing yang sudah kering. Cara

    mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada benda

    yang terkena najis tersebut.

    (2) Najis ainiyah adalah najis yang terlihat wujudnya, warna

    dan baunya. Cara mensucikannya dengan menyiramkan

    air hingga hilang warna, rasa dan baunya.

    3) Najis Mughallazhah

    Najis mughallazhah adalah najis berat. Contohnya air liur

    ataupun kotoran anjing dan babi. Cara mensucikannya dengan

    membasuh menggunakan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya

    menggunakan tanah atau debu yang suci.

  • 32

    B. Kajian Pustaka

    Metode yang digunakan peneliti sudah dibuktikan terlebih dahulu oleh

    peneliti lainnya dalam penelitian terdahulu. Peneliti menemukan beberapa

    judul skripsi yang relevan dengan judul skripsi yang dibuat oleh peneliti.

    Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan dan

    penggunaan metode pembelajaran yang relevan diguakan untuk mendukung

    judul dan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti diantaranya adalah:

    1. Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Kooperatif Number Head

    Together (NHT) Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Al-Qur’an

    Hadist pada Materi Surat Al-Lahab Siswa Kelas IV A MI Sabilul ‘Ulum

    mayonglor Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011”, yang ditulis oleh

    Mufarrihah, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penelitian

    ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Metode yang digunakan adalah

    observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model

    pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil

    belajar ditunjukkan dengan hasil belajar sebelum tindakan siswa yang

    tuntas sebanyak 11 atau 44,44% sedangkan pada siklus I meningkat

    menjadi 19 siswa atau 67,86%. Walaupun ketuntasan siswa meningkat

    dari sebelum ke tindakan siklus I, namun secara klasikal hasil belajar

    siswa belum mencapai 75% mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu

    70, secara individu sebagian masih ada siswa yang tidak tuntas. Setelah

    dilakukan tindakan perbaikan siklus II ketuntasan siswa mencapai 22

  • 33

    orang siswa atau telah mencapai 78,57% dengan demikian dapat diambil

    kesimpulan dengan penerapan model pembelajaran Number Head

    Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A MI

    Sabilul ‘Ulum mayonglor Mayong Jepara.

    2. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

    Perkalian Melalui Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)

    Siswa Kelas III Semester I MI Sruwen 04 Kec. Tengaran Kab. Semarang

    Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mata pelajaran Matematika Materi

    Perkalian”, yang ditulis oleh Siti Asiah. Hasil penelitian menunjukkan

    penerapan metode Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan

    hasil belajar, hal ini terlihat hasil belajar peserta didik selalu meningkat

    disetiap siklusnya. Siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM 16 peserta didik

    atau 53,33%. Kemudian pada siklus II nilai yang tuntas naik menjadi 28

    peserta didik atau 93,33%.

    3. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Number Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI

    Pada Siswa Kelas V SD Islam Darussalam Ligsar Tahun Pelajaran

    2016/2017”, yang ditulis oleh Ahlussubandi, Jurusan Pendidikan Agama

    Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri

    Mataram 2017. Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas.

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah perancangan/persiapan

    tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Number Head

  • 34

    Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar maka dengan hasil rata-

    rata nilai Post-test (56%) dengan kategori kurang baik. Kemudian

    berdasarkan hasil tes siklus I dengan persentase (61%) dengan kategori

    cukup. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa

    diperoleh angka (72%) dengan kategori baik.

    4. Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pada

    Pembelajaran Aqidah Akhlak Materi pokok Kalimat Thayyibah Melalui

    Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) Studi Tindakan pada

    Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”, yang ditulis

    oleh Ulifah, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 2011.

    Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil

    penelitian menunjukkan penerapan pembelajaran Number Head Together

    (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar, dengan hasil rata-rata nilai Pra

    siklus (52,38%). Kemudian berdasarkan hasil tes siklus I dengan

    persentase (71,67%). Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil

    belajar peserta didik diperoleh angka (78,48%).

    5. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Number Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

    Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Hubungan Antar Kelas III Di

    MI Nurul Huda Raji Demak Tahun Ajaran 2014/2015. Yang ditulis oleh

    Langga Cintia Desi, JurusanTarbiyah Pendidikan Guru Madrasah

  • 35

    Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Metode yang

    digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Metode yang digunakan

    adalah observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode

    Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar, dengan

    hasil pada siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM 8 peserta didik atau

    34,78%. Kemudian pada siklus II nilai yang tuntas naik menjadi 16 peserta

    didik atau 66,7%. Selanjutnya pada siklus III jumlah peserta didik yang

    tuntas sebanyak 22 peserta didik atau 91,67%.

    Berdasarkan hasil penelitian yang relevan maka dapat disimpulkan

    bahwa penelitian yang ditulis oleh lima peneliti di atas, sama-sama

    memberikan porsi untuk melakukan peningkatan hasil belajar dan

    pengembangan terhadap motode atau model pembelajaran Number Head

    Together (NHT) yang diterapkan pada sekolah masing-masing. Hal tersebut

    selaras dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penerapan

    metode Number Head Together untuk meningkatkan hasil belajar peserta

    didik.

    Adapun persamaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

    akan dilaksanakan terletak pada obyek penelitian serta penggunaan

    variabelnya. Dimana dari penelitian-penelitian terdahulu menggunakan 2

    variabel yaitu variabel metode Number Head Together dan hasil belajar

    peserta didik.

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik setelah

    diterapkan metode Number Head Together terjadi peningkatan ketuntasan

  • 36

    belajar dari pra siklus 44% peserta didik tuntas belajar ke siklus I menjadi

    63% peserta didik tuntas belajar. Kemudian diadakan siklus II dan peserta

    didik yang tuntas belajar meningkat menjadi 88%.

    Penggunaan metode Number Head Together terbukti dapat

    meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dikuatkan dengan hasil

    penelitian terdahulu oleh Siti Asiah (2017), dalam penelitiannya

    menyimpulkan bahwa penggunaan metode Number Head Together dapat

    meningkatkan ketuntasan belajar siklus I 53,33% peserta didik tuntas belajar.

    Kemudian diadakan siklus II pada siklus II terjadi peningkatan peserta didik

    yang tuntas yaitu 93,33%.

  • 37

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MTs Darul Ulum Suruh

    1. Profil Sekolah

    Tabel 3.1 Profil sekolah MTs Darul Ulum

    NO. Nama Madrasah MTs. Darul Ulum

    1 NSS/NPSN 121233220009/20364446

    2 Akreditasi A

    3 Jalan Suruh – Karanggede km 2

    4 Kecamatan Suruh

    5 Desa / Kelurahan Reksosari

    6 Provinsi Jawa Tengah

    7 Kode Pos 50776

    8 NPWP 00.511.942.5.505.000

    9 Tahun Didirikan 1965

    10 Tahun Beroprasi 1978

    11 Status Tanah Milik Sendiri

    12 Status Bangunan Milik Sendiri

    13 Luas Tanah 2.755 m2

    14 Luas Bangunan 819 m2

    (Sumber: File Data administrasi MTs Darul Ulum Suruh)

    2. Visi dan Misi

    a. Visi

    Terciptanya generasi yang luhur dalam moral, unggul dalam

    intelektual berakar pada budaya local yang berlandaskan dan taqwa.

  • 38

    b. Misi

    1) Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengalaman ajaran

    agama

    2) Melaksanakan ibadah dengan baik

    3) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

    4) Mengembangkan minat, bakat, dan potensi peserta didik sehingga

    dapat dikembangkan secara optimal

    5) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga madrasah, dan

    lembaga lain yang terkait

    6) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

    warga madrasah

    7) Membudayakan 7 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat

    dan sepenuh hati)

    8) Menyiapkan fasilitas dan sarpra yang mendukung

    9) Memberikan informasi yang berimbang terhadap trend yang sedang

    berkembang

    10) Mendorong semangat, loyalitas dan komitmen seluruh warga

    madrasah (Sumber: File Data Administrasi MTs Darul Ulum Suruh)

    3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Tabel 3.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    No Keterangan Jumlah

    Pendidik

    1 Guru PNS diperbantukan tetap 2

  • 39

    2 Guru Tetap Yayasan 10

    3 Guru Honorer 6

    4 Guru Tidak Tetap 4

    Tenaga Kependidikan

    1 TU/Bendahara 3

    2 Perpustakaan 1

    3 Pesuruh 1

    (Sumber: File Data Administrasi MTs Darul Ulum Suruh)

    4. Subjek Penelitian

    Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas VII E MTs Darul Ulum

    Suruh yang berjumlah 36 peserta didik, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 20

    perempuan tahun pelajaran 2019/2020. Pemilihan kelas ini bertujuan untuk

    memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar

    terutama pembelajaran Fiqh.

    Adapun data peserta didik yang menjadi objek penelitian adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Nama Peserta didik Kelas VII E MTs Darul Ulum

    No Nama Jenis Kelamin

    1 AP P

    2 AAP L

    3 ARR P

    4 AS L

    5 DNA L

    6 FA L

    7 HS P

    8 IKW P

    9 IPA P

  • 40

    10 IS P

    11 MSA L

    12 MSM L

    13 MNZT P

    14 MI L

    15 MAWS L

    16 MIDV L

    17 MRK L

    18 MWS L

    19 MS L

    20 NAR P

    21 NA P

    22 NEAP P

    23 NA P

    24 PSW P

    25 RA P

    26 SDAL P

    27 SAPS P

    28 UNF P

    29 VNU P

    30 WFW P

    31 WHEU L

    32 YRA L

    33 YAP L

    34 YEB P

    35 ZKS P

    36 ZM L

    B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

    Tahap pra siklus adalah tahap dimana belum di terapkannya metode

    pembelajaran yang baru. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi yang

    bertujuan untuk mengetahui seberapa besar presentase peserta didik yang

  • 41

    tuntas KKM dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Fiqh sebelum

    diterapkannya metode Number Head Together (NHT).

    Pada pra siklus ini di ketahui nilai ulangan harian peserta didik pada

    materi sebelumnya, masih ada beberapa peserta didik yang belum tuntas

    KKM. Setelah peneliti melakukan wawancara kepada guru pengampu mata

    pelajaran Fiqh di MTs Darul Ulum Suruh, diketahui bahwa proses

    pembelajaran selama ini hanya berpusat pada metode ceramah. Hal ini lah

    yang menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kurang berdiskusi dengan

    teman-temannya.

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 5 Agustus 2019,

    dengan materi hadas, adapun alokasi waktunya yaitu 2 jam pelajaran (2x40

    menit), rentang waktunya mulai jam 07.00 WIB sampai 09.00 WIB. Adapun

    langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Perencanaan (planning)

    a. Menyusun tanggal pelaksanaan penelitian

    b. Menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat

    serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode

    pembelajaran Number Head Together (NHT)

    c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perubahan dan

    perkembangan dalam pembelajaran

    d. Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui hasi belajar peserta

    didik.

  • 42

    2. Tahap Tindakan (acting)

    a. Pendahuluan

    1) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapka salam, menyapa

    dan berdoa bersama.

    2) Guru memperhatikan kesiapan peseta didik dengan memeriksa

    kehadiran.

    3) Guru menumbuhkan sikap religius peserta didik dengan

    membiasakan. berdo’a dengan membaca Asmaul Husna sebelum

    memulai pembelajaran.

    4) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik materi

    pembelajaran sebelumnya.

    5) Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

    kepada peserta didik.

    6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta

    didik.

    b. Kegiatan Inti

    1) Eksplorasi

    a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk membaca buku

    LKS.

    b) Guru mengadakan tanya jawab kepada peserta didik.

    c) Guru menerapkan metode Number Head Together.

  • 43

    2) Elaborasi

    a) Guru menyiapkan alat yang digunakan dan menjelaskan cara

    kerja metode pembelaaran yang digunakan.

    b) Guru membagi kelompok dan membagikan nomer kepala kepada

    setiap peserta didik.

    c) Guru membagikan ringkasan materi kepada peserta didik.

    d) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

    mendiskusikan jawabannya.

    e) Guru memanggil salah satu nomer peserta didik dan nomer yang

    dipanggil keluar dari kelompoknya untuk menjelaskan hasil kerja

    sama mereka.

    f) Kelompok yang lain menanggapinya setelah itu guru menunjuk

    nomer lain.

    g) Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan

    pembelajaran.

    3) Mengkomunikasikan

    a) Guru mengajak peserta didik mengulas kembali apa yang telah

    dilakukan.

    b) Guru memberikan klarifikasi dan menyimpulkan terhadap

    kegiatan yang telah dilakukan peserta didik.

    c) Guru memberikan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik

  • 44

    c. Penutup

    1) Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah

    berlangsung.

    2) Guru memberi penguatan tentang materi yang dipelajari.

    3) Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan memberikan

    lembar diskusi kelompok kepada peserta didik.

    4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan

    mengingatkan siswa untuk belajar.

    3. Tahap Observasi (Observing)

    Pegamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang

    berlangsung untuk mengetahui aktivitas peserta didik dengan metode

    Number Head Together (NHT), serta mengetahui kendala yang dihadapi

    dalam menerapkan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti

    mengamati perubahan yang terjadi selama proses pembelajarandan

    memperhatikan kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran.

    4. Tahap Refleksi (Reflection)

    Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I

    sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan

    dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan

    diperbaiki pada siklus II. Pada tahap refleksi ini, peneliti mengevaluasi

    kegiatan yang ada di siklus I. Dari hasil observasi peneliti menemukan

    beberapa hal yang mendukung proses pembelajajaran, diantaranya:

  • 45

    a. Peserta didik antusias terhadap metode Number Head Together

    (NHT).

    b. Sebagian peserta didik telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang

    berlangsung.

    Walaupun sudah ada beberapa hal yang mendukung proses

    pembelajaran, namun masih terdapat hal-hal yang menghambat proses

    pembelajaran diantaranya:

    a. Masih ada beberapa peserta didik yang tidak segera membentuk

    kelompok kecil yang ditentukan oleh guru.

    b. Masih ada beberapa siswa yang malah berjalan-jalan ke kelompok lain

    pada saat dsikusi berlangsung.

    c. Masih ada beberapa peserta didik yang belum berani mengajukan

    pertanyaan kepada guru mengenai hal-hal yag belum dipahami.

    Dari adanya hal-hal yang mendukung ataupun hal-hal yang

    menghambat proses pembelajaran pada siklus I, dengan demikian perlu

    adanya ide perbaikan yang bisa diterapkan pada siklus II agar bisa

    memperlancar proses pembelajaran dan terjadi peningkatan hasil belajar.

    Ide perbaikan untuk siklus II, diantaranya yaitu:

    a. Guru membimbing peserta didik ketika akan duduk dalam

    pembentukan kelompok, agar peserta didik dapat menjalankan

    dengan tertib dan kelas menjadi lebih tenang.

    b. Guru lebih mengawasi peserta didik dalam bekerjasama kelompok,

    agar terciptanya kerjasama peserta didik.

  • 46

    c. Guru lebih sering menunjuk peserta didik yang kurang aktif atau tidak

    berani mengajukan pertanyaan kepada guru megenai hal-hal yang

    belum dipahami.

    D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Pada siklus II ini sama dengan siklus I. Siklus ini merupakan tahap

    perbaikan dari siklus I. Siklus II ini bertujuan untuk memperbaiki dan

    menutup kekurangan pada siklus I. Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari

    senin, 12 Agustus 2019. Penerapan tindakan mengacu pada konsep

    pembelajaran yang tertulis pada RPP. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus

    II adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Perencanaan (planning)

    a. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapka salam, menyapa dan

    berdoa bersama.

    b. Guru memperhatikan kesiapan peserta didik dengan memeriksa

    kehadiran.

    c. Guru menumbuhkan sikap religius peserta didik dengan membiasakan

    berdo’a dengan membaca Asmaul Husna sebelum memulai

    pembelajaran.

    d. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik materi

    pembelajaran sebelumnya.

    e. Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

    kepada peserta didik.

  • 47

    f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta

    didik.

    2. Tahap Tindakan (acting)

    a. Pendahuluan

    1) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapka salam, menyapa

    dan berdoa bersama.

    2) Guru memperhatikan kesiapan peserta didik dengan memeriksa

    kehadiran.

    3) Guru menumbuhkan sikap religius peserta didik dengan

    membiasakan berdo’a dengan membaca Asmaul Husna sebelum

    memulai pembelajaran.

    4) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik materi

    pembelajaran sebelumnya.

    5) Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan

    dilaksanakan kepada peserta didik.

    6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    peserta didik.

    b. Kegiatan Inti

    1) Eksplorasi

    a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk membaca

    buku LKS.

    b) Guru mengadakan tanya jawab kepada peserta didik.

    c) Guru menerapkan metode Number Head Together.

  • 48

    2) Elaborasi

    a) Guru menyiapkan alat yang digunakan dan menjelaskan cara

    kerja metode pembelaran yang digunakan.

    b) Guru membagi kelompok dan membagikan nomer kepala

    kepada setiap peserta didik.

    c) Guru membagikan ringkasan materi kepada peserta didik.

    d) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok

    untuk mendiskusikan jawabannya.

    e) Guru memanggil salah satu nomer peserta didik dan nomer

    yang dipanggil keluar dari kelompoknya untuk menjelaskan

    hasil kerja sama mereka.

    f) Kelompok yang lain menanggapinya setelah itu guru menunjuk

    nomer lain.

    g) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.

    3) Mengkomunikasikan

    a) Guru mengajak peserta didik mengulas kembali apa yang telah

    dilakukan.

    b) Guru memberikan klarifikasi dan menyimpulkan terhadap

    kegiatan yang telah dilakukan peserta didik.

    c) Guru memberikan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik.

    c. Kegiatan Penutup

    1) Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah

    berlangsung.

  • 49

    2) Guru memberi penguatan tentang materi yang dipelajari.

    3) Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan memberikan

    lembar diskusi kelompok kepada peserta didik.

    4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan

    mengingatkan peserta didik untuk belajar.

    3. Tahap Observasi (observasing)

    Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan

    menggunakan lembar observasi siswa dan observasi guru. pada siklus II

    ini, kekurangan-kekurangan dan hambatan yang muncul pada siklus I

    sudah tertutupi dan terjadi peningkatan hal-hal yang mendukung proses

    pembelajaran.

    4. Tahap Refleksi

    Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan Siklus II.

    Peneliti menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai diantaranya:

    a. Guru telah membimbing peserta didik ketika duduk dalam kelompok,

    sehingga peserta didik dapat menjalankannya dengan tertib dan kelas

    menjadi lebih tenang.

    b. Guru telah mengawasi peserta didik dalam bekerja sama di setiap

    kelompok, sehingga terciptanya kerjasama peserta didik dalam

    memahami materi yang diberikan guru.

    c. Peserta didik telah aktif dalam pembelajaran, dan berani mengajukan

    pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami.

  • 50

    Refleksi pada siklus II ini membuktikan bahwa penerapan metode

    Number HeadTtogether (NHT) untuk pelajaran Fiqh materi hadas dan

    najis lebih efektif. Berdasarkan hasil nilai evaluasi yang dilakukan pada

    siklus II sudah melebihi indikator keberhasilan yaitu 85%. Maka dapat

    disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil sehingga

    tidak diperlukan lagi tindakan siklus III.

  • 51

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian

    1. Desripsi Pra Siklus

    Data pra siklus diperoleh dari nilai sebelum dilakukannya

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun nilai ketuntasan pembelajaran

    mata pelajaran Fiqh materi hadas dan najis ini menggunakan nilai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VII E MTs Darul Ulum Suruh pada

    mata pelajaran Fiqh yaitu 75.

    Nilai hasil belajar pada pra siklus ini merupakan bukti bahwa

    dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head

    Together yang akan digunakan oleh peneliti dapat meningkatkan hasil

    belajar peserta didik.

    Data hasil belajar yang diraih peserta didik pada tahap pra siklus

    dapat dilihat di bawah ini:

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AP 75 65 Belum Tuntas

    2 AAP 75 70 Belum Tuntas

    3 ARR 75 65 Belum Tuntas

    4 AS 75 80 Tuntas

  • 52

    5 DNA 75 65 Belum Tuntas

    6 FA 75 70 Belum Tuntas

    7 HS 75 85 Tuntas

    8 IKW 75 60 Belum Tuntas

    9 IPA 75 65 Belum Tuntas

    10 IS 75 60 Belum Tuntas

    11 MSA 75 65 Belum Tuntas

    12 MSM 75 80 Tuntas

    13 MNZT 75 85 Tuntas

    14 MI 75 55 Belum Tuntas

    15 MAWS 75 70 Belum Tuntas

    16 MIDV 75 70 Belum Tuntas

    17 MRK 75 90 Tuntas

    18 MWS 75 85 Tuntas

    19 MS 75 60 Belum Tuntas

    20 NAR 75 85 Tuntas

    21 NA 75 90 Tuntas

    22 NEAP 75 55 Belum Tuntas

    23 NA 75 75 Tuntas

    24 PSW 75 70 Belum Tuntas

    25 RA 75 85 Tuntas

    26 SDAL 75 60 Belum Tuntas

    27 SAPS 75 85 Tuntas

    28 UNF 75 80 Tuntas

    29 VNU 75 55 Belum Tuntas

    30 WFW 75 70 Belum Tuntas

  • 53

    31 WHEU 75 85 Tuntas

    32 YRA 75 65 Belum Tuntas

    33 YAP 75 65 Belum Tuntas

    34 YEB 75 80 Tuntas

    35 ZKS 75 75 Tuntas

    36 ZM 75 70 Belum Tuntas

    Jumlah Nilai 2595

    Rata-rata 72.08333

    Siswa yang Tuntas 16 (44%)

    Siswa yang belum Tuntas 20 (56%)

    Berdasarkan data di atas pada penelitian pra siklus ditemukan

    peserta didik yang tuntas KKM hanya 44% atau sebesar 16 peserta didik.

    Sedangakan 20 peserta didik lainnya masih dibawah KKM. Hal ini

    membuat guru kurang puas dengan hasil belajar peserta didik, maka

    peneliti akan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

    menggunakan metode Number Head Together dan dilanjutkan dengan

    penelitian siklus I dan siklus II.

    2. Deskripsi Siklus I

    Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 5 Agustus 2019.

    Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Materi

    yang diajarkan pada siklus I ini adalah hadas.

  • 54

    Data hasil belajar pada siklus 1 ditinjukkan pada Tabel berikut:

    Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AP 75 65 Belum Tuntas

    2 AAP 75 75 Tuntas

    3 ARR 75 70 Belum Tuntas

    4 AS 75 85 Tuntas

    5 DNA 75 70 Belum Tuntas

    6 FA 75 76 Tuntas

    7 HS 75 85 Tuntas

    8 IKW 75 65 Belum Tuntas

    9 IPA 75 65 Belum Tuntas

    10 IS 75 70 Belum Tuntas

    11 MSA 75 75 Tuntas

    12 MSM 75 82 Tuntas

    13 MNZT 75 85 Tuntas

    14 MI 75 60 Belum Tuntas

    15 MAWS 75 75 Belum Tuntas

    16 MIDV 75 70 Belum Tuntas

    17 MRK 75 92 Tuntas

    18 MWS 75 85 Tuntas

    19 MS 75 65 Belum Tuntas

    20 NAR 75 88 Tuntas

    21 NA 75 95 Tuntas

    22 NEAP 75 65 Belum Tuntas

    23 NA 75 75 Tuntas

  • 55

    24 PSW 75 75 Tuntas

    25 RA 75 85 Tuntas

    26 SDAL 75 70 Belum Tuntas

    27 SAPS 75 85 Tuntas

    28 UNF 75 82 Tuntas

    29 VNU 75 60 Belum Tuntas

    30 WFW 75 76 Tuntas

    31 WHEU 75 90 Tuntas

    32 YRA 75 75 Tuntas

    33 YAP 75 65 Belum Tuntas

    34 YEB 75 82 Tuntas

    35 ZKS 75 76 Tuntas

    36 ZM 75 75 Tuntas

    Jumlah Nilai 2734

    Rata-rata 75.94444

    Siswa yang Tuntas 23 (63%)

    Siswa yang belum Tuntas 13 (37%)

    Dari Tabel 4.2 nilai peserta didik pada siklus I diatas menunjukkan

    bahwa masih terdapat peserta didik yang belum tuntas belajarnya yaitu ada

    23 peserta didik yang tuntas atau 63% dan yang belum tuntas sebanyak 13

    peserta didik atau 37%.

  • 56

    3. Deskripsi Siklus II

    Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2019.

    Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Materi

    yang diajarkan pada siklus II ini adalah najis.

    Data hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel berikut:

    Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AP 75 84 Tuntas

    2 AAP 75 88 Tuntas

    3 ARR 75 80 Tuntas

    4 AS 75 90 Tuntas

    5 DNA 75 74 Belum Tuntas

    6 FA 75 85 Tuntas

    7 HS 75 95 Tuntas

    8 IKW 75 74 Belum Tuntas

    9 IPA 75 80 Tuntas

    10 IS 75 85 Tuntas

    11 MSA 75 90 Tuntas

    12 MSM 75 94 Tuntas

    13 MNZT 75 98 Tuntas

    14 MI 75 82 Tuntas

    15 MAWS 75 82 Tuntas

    16 MIDV 75 80 Tuntas

    17 MRK 75 80 Tuntas

    18 MWS 75 98 Tuntas

  • 57

    19 MS 75 80 Tuntas

    20 NAR 75 95 Tuntas

    21 NA 75 100 Tuntas

    22 NEAP 75 100 Tuntas

    23 NA 75 84 Tuntas

    24 PSW 75 85 Tuntas

    25 RA 75 95 Tuntas

    26 SDAL 75 82 Tuntas

    27 SAPS 75 92 Tuntas

    28 UNF 75 90 Tuntas

    29 VNU 75 72 Belum Tuntas

    30 WFW 75 100 Tuntas

    31 WHEU 75 98 Tuntas

    32 YRA 75 90 Tuntas

    33 YAP 75 80 Tuntas

    34 YEB 75 95 Tuntas

    35 ZKS 75 88 Tuntas

    36 ZM 75 84 Tuntas

    Jumlah Nilai 3125

    Rata-rata 86.80556

    Siswa yang Tuntas 32 (88%)

    Siswa yang belum Tuntas 4 (12%)

    Berdasarkan data di atas siklus II terdapat peningkatan jumlah

    peserta didik yang tuntas yaitu 32 peserta didk atau 88% dan 4 peserta

    didik atau 12% yang belum tuntas. Pada pencapaian hasil belajar siklus II

  • 58

    ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada siklus II,

    dari 36 peserta didik ada 32 peserta didik yang mendapat nilai mencapai

    KKM, dan ada 4 peserta didik yang belum mencapai KKM. Siklus II

    sudah dikatakan berhasil, karena tingkat ketuntasan sudah mencapai 88%

    dan sudah di atas indikator pencapaian yaitu 85%.

    B. Pembahasan

    Berdasrkan penelitian yang sudah terlaksana, peneliti melaksanakan

    tindakan 2 siklus dan dari data yang diperoleh menunjukkan adanya

    peningkatan nilai peserta didik sangat baik. Berdasarkan nilai ulangan harian

    yang peneliti ambil sebagai nilai pra siklus, nilai rata-rata dari 36 peserta didik

    yaitu 72,0833 dengan rincian 16 anak atau dalam presentase 44% tuntas dan

    terdapat 20 anak atau dalam presentase 56% tidak tuntas. Hal tersebut

    dikarenakan metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqh masih

    menggunakan metode yang monotoon sehingga proses pembelajaran terkesan

    membosankan dan peserta didik cenderung pasif.

    Hasil pencapaian KKM pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    Tabel 4.4 Hasil Belajar Yang Mencapai KKM

    No Pelaksanaan Kategori Jumlah Pesrta

    Didik Presentase

    1

    Pra Siklus

    Tuntas 16 44%

    Tidak Tuntas 20 56%

    2 Tuntas 23 63%

  • 59

    Siklus I Tidak Tuntas 13 37%

    3

    Siklus II

    Tuntas 32 88%

    Tidak Tuntas 4 12%

    Data di atas diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui 2

    siklus. Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil belajar

    siswa dari siklus I ke siklus II.

    Gambar 4.1 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Peserta didik

    Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Penelitian

    Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Number Head Together (NHT)

    ini berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII E MTs Darul

    Ulum Suruh.

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa

  • 60

    1. Pra Siklus

    Berdasarkan data yang diperoleh dari ulangan harian materi

    sebelumnya, nilai peserta didik yang tuntas KKM hanya sebanyak 16 anak

    atau 44%. Sedangkan 20 anak atau 56% tidak memenuhi Kriteria

    Ketuntasan Minimal. Adapun nilai rata-rata pra siklus yaitu 72.0833

    dengan Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 44% yang berarti masih

    dibawah indikator ketuntasan klasikal yakni 85%.

    2. Siklus I

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan

    pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2019 di kelas VII E dengan jumlah 36

    peserta didik. Pada siklus I hasil belajar peserta didik belum mencapai

    ketuntasan yang diharapakan. Berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-

    rata peserta didik sebesar 75.944 dengan rincian 23 peserta didik atau

    dalam presentase sebesar 63% sudah mencapai KKM dan terdapat 13

    peseta didik atau dalam presentase 37% belum mencapai KKM.

    disimpulkan pada siklus I mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan

    bahwa penerapan Number Head Together dapat meningkatkan hasil

    belajar peserta didik, namun hasil tersebut belum mencapai ketuntasan

    klasikal yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum

    memahami model pembelajaran yang diinginkan. Hal tersebut dapat

    dilihat dari reaksi peserta didik saat peneliti menerapkan model

    pembelajaran NHT, yang mana peserta didik menjadi lebih aktif. Namun

  • 61

    ada beberapa peserta didik belum mencapai ketuntasan sehingga

    diperlukan adanya siklus ke II dengan metode yang sama.

    3. Siklus II

    Berdasrkan hasil data yang diperoleh bahwa siklus II mengalami

    peningkatan yang memuaskan. Hasil belajar pada siklus II menggunakan

    metode pembelajaran Number Head Together diperoleh persentase peserta

    didik yang tuntas sebanyak 88% yaitu 32 dari 36 peserta didik. Hasil siklus ke

    II dapat dikatakan memuaskan karena peserta didik yang tuntas telah melebihi

    ketuntasan klasikal (75%) yaitu 88%, hasil tersebut terlihat pada pelaksanaan

    pembelajaran dimana peserta didik menjadi lebih aktif, lebih percaya diri

    dalam menyampaikan pendapat ataupun pada saat bertanya hal-hal yang

    belum dipahami. Berdasarkan hasil siklus II membuktikan bahwa model

    pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh sehingga tidak perlu

    dilakukan siklus ke III.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pelaksanaan

    penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode Number Head

    Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik materi Hadas dan

    Najis kelas VII E MTs DU Suruh Tahun Pelajaran 2019. Pada pra siklus

    jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 44% dan pada siklus I presentase

    peserta didik yang tuntas sebanyak 63% sedangkan pada siklus II presentase

    peserta didik yang tuntas yakni sebanyak 88%.

  • 62

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesipulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh

    kesimpulan bahwa metode Number Head Together dapat meningkatkan hasil

    belajar Fiqh materi hadas dan najis peserta didik kelas VII E MTs DU Suruh

    Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis data

    hasil belajar siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan, dimana pada

    siklus I terdapat 63% dari jumlah peserta