pengukuran teori 2

15
Pengukuran merupakan bagian penting dari pengamatan ilmiah. Pengukuran dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data kuantitatif dari pengukuran dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk berbagai hal daripada data kualitatif. Karena pengukuran merupakan atribut yang dilaporkan dalam laporan keuangan, (misalnya aset, pendapatan dan kewajiban) yang merupakan fungsi penting dalam akuntansi, pengukuran akan lebih bermanfaat digunakan untuk menguji teori pengukuran. 1. Pengertian Pengukuran Menurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi pengukuran adalah: “The assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers yang berarti penentuan angka-angka yang menggambarkan sifat-sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada hukum yang mengatur tentang sifat-sifat”. Sedangkan menurut Stevens seorang ahli teori pengukuran ilmu sosial, pengukuran disebut sebagai: “assignment of numerals to objects or events according to rules yang berarti penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan peraturan”. Sepintas, definisi tersebut tampak sangat mirip, namun sesungguhnya yang pertama lebih tradisional dan sempit cakupannya. Pada definisi Campbells, perbedaan dibuat antara sifat sistem dan sistem itu sendiri. “Sistem” merupakan objek atau peristiwa seperti yang disebutkan Stevens: rumah, meja, orang, asset dan jarak tempuh. Aspek spesifik atau karakteristik dari sistem seperti: berat, panjang, lebar, atau warna. Kita selalu mengukur sifat dan bukan sistem itu sendiri. Dalam hal ini, definisi Campbells lebih tepat dari Stevens. Perhatikan bahwa dalam definisi Campbells tugas yang harus dilakukan sesuai dengan “hukum” yang mengatur sifat yang diberikan, sedangkan Stevens hanya memerlukan “aturan” terhadap setiap seperangkat aturan. Artinya, Campbells melihat pengukuran sebagai suatu sistem sedangkan Stevens melihatnya sebagai objek atau peristiwa. Sterling sendiri tidak sependapat dengan keluasan definisi Stevens, dia berpendapat bahwa, “Dibutuhkan pembatasan pada jenis aturan yang dapat digunakan”. Jika tidak, setiap penempatan angka dapat disebut pengukuran, tentu saja bertentangan dengan pemahaman yang kita miliki dari istilah tersebut. Pengukuran melibatkan hubungan sistem bilangan formal untuk beberapa sifat dari objek atau kejadian dengan rata-rata aturan semantik. Aturan-aturan ini terdiri

Upload: sufianav

Post on 23-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengukuran teori 2

TRANSCRIPT

Page 1: Pengukuran Teori 2

 Pengukuran merupakan bagian penting dari pengamatan ilmiah. Pengukuran dilakukan sebagaimana

yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data kuantitatif dari pengukuran dapat memberikan

informasi yang lebih besar untuk berbagai hal daripada data kualitatif. Karena pengukuran merupakan

atribut yang dilaporkan dalam laporan keuangan, (misalnya aset, pendapatan dan kewajiban) yang

merupakan fungsi penting dalam akuntansi, pengukuran akan lebih bermanfaat digunakan untuk

menguji teori pengukuran.

1. Pengertian Pengukuran

             Menurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi pengukuran

adalah: “The assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers

yang berarti penentuan angka-angka yang menggambarkan  sifat-sifat  sistem material dan bilangan-

bilangan didasarkan  pada hukum yang mengatur  tentang sifat-sifat”. Sedangkan menurut Stevens

seorang ahli teori pengukuran ilmu sosial, pengukuran disebut sebagai: “assignment of numerals to

objects or events according to rules yang berarti penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan

objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan  peraturan”. Sepintas, definisi tersebut tampak

sangat mirip, namun sesungguhnya yang pertama lebih tradisional dan sempit cakupannya. Pada

definisi Campbells, perbedaan dibuat antara sifat sistem dan sistem itu sendiri. “Sistem” merupakan

objek atau peristiwa seperti yang disebutkan Stevens: rumah, meja, orang, asset dan jarak tempuh.

Aspek spesifik atau karakteristik dari sistem seperti: berat, panjang, lebar, atau warna. Kita selalu

mengukur sifat dan bukan sistem itu sendiri. Dalam hal ini, definisi Campbells lebih tepat dari Stevens.

Perhatikan bahwa dalam definisi Campbells tugas yang harus dilakukan sesuai dengan “hukum” yang

mengatur sifat yang diberikan, sedangkan Stevens hanya memerlukan “aturan” terhadap setiap

seperangkat aturan. Artinya, Campbells melihat pengukuran sebagai suatu sistem sedangkan Stevens

melihatnya sebagai objek atau peristiwa.

          Sterling sendiri tidak sependapat dengan keluasan definisi Stevens, dia berpendapat bahwa,

“Dibutuhkan pembatasan pada jenis aturan yang dapat digunakan”. Jika tidak, setiap penempatan

angka dapat disebut pengukuran, tentu saja bertentangan dengan pemahaman yang kita miliki dari

istilah tersebut.

            Pengukuran melibatkan hubungan sistem bilangan formal untuk beberapa sifat dari objek atau

kejadian dengan rata-rata aturan semantik. Aturan-aturan ini terdiri dari operasi yang dirancang untuk

membuat sambungan (definisi operasional). Pengukuran ini dimungkinkan karena hubungan satu ke

satu (isomorfisma) antara karakteristik tertentu dari sistem angka, sebagaimana dinyatakan dalam

model matematika dan hubungan antara objek-objek atau peristiwa yang berkaitan dengan sifat yang

diberikan. Ketika angka tersebut ditempatkan ke objek atau peristiwa, dalam model matematika

Page 2: Pengukuran Teori 2

mencerminkan hubungan antara objek-objek atau peristiwa, maka sifat dari objek atau peristiwa

dikatakan diukur jika skala telah ditetapkan. Stevens menyatakan:

        Saat ini korespondensi antara model formal dan empiris sangat erat kaitannya, kita            

mampu menemukan suatu kebenaran dengan menguji model itu sendiri.

            Dalam pandangan ini, proses pengukuran serupa dengan pendekatan teori formulasi dan

pengujian yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah pernyataan dinyatakan secara matematis,

adalah maju. Aturan semantik (operasi) yang dirancang untuk menghubungkan simbol pernyataan ke

objek atau peristiwa tertentu. Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika

yang berkorelasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau

kejadian tersebut telah terjadi.

1. Skala Pengukuran

          Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan

semantik digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.

          Sebuah skala menunjukkan berapa banyak informasi yang mewakili angka sehingga

memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik

yang digunakan. Menurut Stevens, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal,

interval atau rasio.

1. a.      Skala Nominal 

        Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label. Contohnya adalah

penomoran pemain sepak bola yang diberikan oleh Stevens.

        Sebagai alat pengukuran, banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson

menyatakan:

  “Dalam pengukuran, angka yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan

dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam  skala nominal,

nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”    Skala nominal hanya merupakan

klasifikasi. Torgerson menunjukkan, pengukuran mengacu pada sifat objek, sedangkan dalam skala

nominal angka sering menunjukkan benda itu sendiri, seperti penomoran atau penamaan pemain

dalam tim olahraga.

Page 3: Pengukuran Teori 2

1. b.      Skala Ordinal

            Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi peringkat objek-objek dipertanyaan berkaitan

dengan sifat yang diberikan. Misalnya, seorang investor memiliki tiga peluang untuk melakukan

investasi dengan jumlah uang tertentu. Mereka peringkat 1, 2, 3. Menurut NPV (Net Present Value)

dengan menduduki peringkat 1 tertinggi dan terendah 3 yang menciptakan skala ordinal, himpunan

angka tersebut mengacu pada alternatif investasi. Angka-angka tersebut menunjukkan urutan

besarnya NPV dan profitabilitas mereka.

            Kelemahan skala ordinal adalah interval antara angka-angka (1 sampai 2, 2 sampai 3 dan 1

sampai 3) tidak menceritakan hal-hal tentang perbedaan dalam kualitas sifat yang mereka wakili.

Contoh, dalam hal (NPV), opsi 2 mungkin sangat dekat dengan opsi 1, dan opsi 3 mungkin jauh kurang

dari opsi 2. Kelemahan lain adalah angka tidak signifikan “berapa banyak” dari atribut sifat objek.

            Torgeson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal memiliki “natural origin”, yaitu titik nol.

Hal ini diterapkan pada peringkat investasi, titik nol dapat menjadi titik netral dimana dalam satu arah

diharapkan dapat menguntungkan semua alternative, dan diharapkan arah lain tidak menguntungkan.

1. c.       Skala Interval 

          Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya memberi

peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skala yang diketahui dan sama.

Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita

mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius

dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B

lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.

Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

            Kelemahan dari skala interval adalah titik nol sewenang-wenang ditetapkan sehingga angka-

angka tidak berarti bagi skala rasio. Sebagai contoh, misalkan kita mengukur tinggi dari kelompok laki-

laki pada skala interval dan menetapkan nomor ke masing-masing sesuai dengan berat badannya

sesuai dengan rata-rata kelompok. Jika A 3cm di atas rata-rata, kemudian kita memberi dia nomor 3+.

Dan jika B 5cm di bawah rata-rata, kita akan memberi dia nomor -5. Dalam skala ini, kita tidak tahu

berapa tinggi A atau B. B mungkin paling pendek di kelompok.

1. d.      Skala Rasio

Page 4: Pengukuran Teori 2

                Skala rasio adalah skala yang:

1. Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian

2. Interval antar objek diketahui dan sama

3. Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui

             Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B

adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga

dua kali lebih panjang dari A. Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang

digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang

digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak

berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-variabelnya.

Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda juga.

Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

                Contoh skala rasio dalam akuntansi adalah penggunaan dolar untuk mewakili biaya dan

nilai. Jika aset A biayanya $ 10.000 dan asset B biaya $ 20.000, kita dapat menyatakan bahwa biaya B

dua kali lipat A. 0 poin ada, karena tidak adanya 0 menunjukkan biaya atau nilai, seperti 0 untuk

panjang berarti tidak panjang sama sekali.

1. 3.      Permissible Operations of Scales (Pengoperasian Skala)

          Salah satu alasan untuk membahas skala adalah bahwa aplikasi matematika tertentu

diperbolehkan hanya untuk jenis skala yang berbeda. Skala rasio memungkinkan untuk semua operasi

aritmatika dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, aljabar, geometri analitik,

kalkulus, dan metode statistik. Sebuah skala rasio tetap invarian (tetap) atas seluruh transformasi

ketika dikalikan dengan sebuah konstanta. Sebagai  contoh misalnya:

X’ = cX

          Apabila X dapat menggambarkan semua titik-titik  pada skala tertentu, dan setiap titik  dikalikan

dengan kontanta c,  maka hasil skala X’ juga menjadi skala rasio. Alasannya adalah  karena struktur

skalanya adalah invarian  kiri.

1. Urutan peringkat titik-titiknya tidak berubah

2. Rasio titik-titik tidak berubah

Page 5: Pengukuran Teori 2

3. Titik nol tidak berubah

          Hal ini berarti apabila kita mengukur panjang atau luas ruangan yang ternyata hanya 400 yang

kemudian didubah menjadi 400 cm menjadi 4 m dengan mengalikan  tetapan  1/100,   sehingga kita

dapat memastikan panjang ruangan tidak berubah, sekalipun angka yang menjelaskan panjang telah

mengalami perubahan. Cara seperti ini sama dengan yang dilakukan  pada bab tujuh terutama yang 

berkaitan dengan konversi biaya historis, misalnya $ 100.000  dari semua peralatan berdasarkan skala

dolar nominal dan daya beli berdasarkan skala dollar  dengan mengalikan tetapan misalnya 130/100,

sehingga  menjadi $ 120.000. Jumlah yang $ 120.000 adalah tetap dianggap masih biaya historis.

          Dengan adanya invarian skala dapat memudahkan kita untuk mengetahui kejadian atau

peristiwa dimana teori atau ketentuan yang berlaku pada dasarnya adalah sama, meskipun skalanya

dinyatakan dalam unit-unit yang berbeda, misalnya dengan  sentimeter  hingga meter atau dari

nominal dollar hingga dollar konstant. Perubahan invarian skala rasio akan   mengalami  perubahan

keutuhan  bentuk  keumuman  hubungan  variabel-variabel yang sama.

          Tanpa invarian, mustahil dapat diketahui  bahwa X dua kali panjangnya dari Y apabila  diukur

dalam sentimeter, padahal ukuran yang sebenarnya tiga kali lebih paanjang apabila  diukur dalam

ukuran meter. Dalam akuntansi, skala untuk biaya sekarang adalah varian dari  biaya historis, sebab

sifat-sifatnya yang diukur berbeda. Apabila mesin A diukur atau dinilai berdasarkan historis, maka

akan menjadi $ 110.000. Uji pengukuran dan dollar digunakan   pada  kedua kasus meski skalanya

berbeda dikarenakan varian. Dengan melakukan perubahan  dari skala dollar nominal menjadi daya

beli skala dollar untuk sifat yang sama (biaya historis atau biaya  sekarang) dengan sendirinya akan

mengabaikan invarian yang terstruktur.

          Dengan menerapkan skala interval, maka tidak semua operasi ilmu hitung dapat dilakukan.

Selain pengurangan dapat dilakukan dikaitkan dengan adanya bilangan-bilangan  tertentu pada skala

dan interval. Karena itu, perkalian dan pembagian tidak dapat dilakukan   apabila mengacu pada

bilangan-bilangan tertentu, kecuali hanya pada interval. Penyebabnya  adalah karena kondisi invarian

tersebut. Skala interval juga merupakan invarian pada saat  transformasi linear terbentuk.

X’ = cX + b

          Dengan adanya perubahan skala interval, maka sangat penting untuk mengukur atau

mengetahui sifat-sifat khusus dan skala interval lainnya untuk mengukur  sifat-sifat yang sama

sebagaimana yang dilakukan dengan mengalikan setiap titik skala pertama X dengan konstanta c

namun dengan menambahkannya pada konstanta b. Cara seperti ini dilakukan pada b karena 

Page 6: Pengukuran Teori 2

terdapat titik nol absolut pada skala interval. Misalnya perubahan dari temperatur Celsius ke

temperatur Fahrenheit, kita dapat mengalikan setiap derajat, misalnya 9/5 kemudian baru

menambahkan 32, untuk 9/5  dapat  juga digunakan  karena  utilitas  skala selsius 100 derajat   

dianggap bertentangan dengan  1u0 derajat untuk Fahrenheit dan 32 dapat ditambahkan karena 

adanya titik beku untuk skala berikutnya.

            Kondisi invarian dapat juga menunjukkan bahwa kita dapat mengalikan dan membaginya 

apabila ada keterkaitan dengan interval, meski operasi-operasi ilmu hitung seperti ini tidak dapat

digunakan untuk bilangan-bilangan tertentu pada skala. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

berikut:

X’ = x + 10

          Kondisi  invarian menunjukkan  bahwa kita dapat mengalikan  dan membaginya  apabila ada

kaitannya dengan interval. Meski operasi ilmu hitung seperti ini tidak dapat digunakan   untuk 

bilangan-bilangan  tertentu pada skala. Untuk  lebih jelasnya,  perhatikan berikut:

X’ = Y + 10

          Misalkan  objek  pada  point 3 dan 6 ada pada skala X, maka akan dapat berubah menjadi  skala

X’, sehingga kita dapat memperoleh bilangan 13 dan 16. Meski demikian rasio 13 dan 16 tidak sama

dengan rasio 3 dan 6 karena adanya penambahan konstant. Adanya pengalian dan  pembagian

(misalnya, rasio) adalah karena tidak dapat dilakukan pada bilangan-bilangan tertentu. Karena itu,

apabila Robyn memperoleh 90 poin pada hasil ujian akuntansinya dan Maria memperoleh 45 point,

namun kita tidak dapat menyimpulkan bahwa Robyn mengetahui  point-point tersebut adalah dua kali

lebih banyak dari point atau yang dilakukan Maria  terutama yang ada kaitannya dengan materi ujian.

Hal ini disebabkan tidak adanya titik nol  natural pada ujian terutama untuk yang tidak ada kaitannya

dengan “tanpa pengetahuan”. Sekalipun siswa memperoleh “0” pada ujian, namun tidak berarti kita

tidak dapat menyimpulkan bahwa siswa yang bersangkutan tidak mempunyai wawasan atau

pengetahuan sama sekali tentang permasalahan yang sesungguhnya. Mengacu pada contoh tersebut,

kita  dapat menyimpulkan bahwa Robyn telah lulus ujian, sebaliknya Maria tidak lulus dalam ujian,   

meski demikian kita tidak dapat melakukan campur tangan secara komparatif banyaknya

pengetahuan  dikaitan dengan nilai yang dilakukan. Seperti halnya apabila varian kuantitas  misalnya

$ 5000 lebih disukai, ketimbang dengan varian bulanan terdahulu  yang  $ 10.000 yang lebih disukai.

Selain itu, kita juga tidak dapat menyimpulkan bahwa penggunaan  material  dalam bulan ini hanya 

½  sama  efisiennya pada bulan-bulan terdahulu.

Page 7: Pengukuran Teori 2

          Dengan skala interval, tidak semua operasi aritmatika yang diperbolehkan. Penambahan dan

pengurangan dapat digunakan berkaitan dengan angka tertentu pada skala serta interval. Namun,

perkalian dan pembagian tidak dapat digunakan dengan mengacu pada angka tertentu, hanya untuk

interval. Alasannya karena kondisi invarian. Dengan skala ordinal, operasi aritmetika tidak dapat

digunakan. Kita tidak dapat menambah, mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka atau

interval pada skala. Sehingga, skala ordinal menyampaikan informasi yang terbatas.

1. 4.              Jenis-jenis Pengukuran

          Seperti dijelaskan di muka, proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah dalam 

konstruksi dan pengujian teori. Pembahasan kita dengan skala-skala erat kaitanya dengan 

pertanyaan-pertanyaan tentang konstruksi dan implementasi teori. Meski demikian harus ada   

ketentuan yang mengatur penentuan bilangan-bilangan sebelum ada pengukurannya. Ketentuan

tersebut biasanya merupakan bagian dari rangkaian operasi meski masih harus dijabarkan 

penggunaannya, misalnya untuk tugas-tugas tertentu. Dengan adanya formulasi peraturan atau

ketentuan diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat skala. Perlu diketahui  

pengukuran hanya dapat dibuat pada skala.

          Pertanyaan yang muncul dalam pengujian teori erat kaitannya dengan pertanyaan- pertanyaan

tentang berbagai jenis pengukuran. Campbell menyatakan ada dua jenis pengukuran: pengukuran

fundamental dan  pengukuran turunan. Dapat disimpulkan bahwa  definisi pengukuran Campbell

dinyatakan dalam bilangan–bilangan yang ditetapkan sesuai dengan “hukum” yang mengatur tentang

sifat-sifat. Bagi Campbell, pengukuran hanya dapat  dilakukan apabila ada penegakan tentang teori-

teori emperis (hukum) yang mendukung  pengukuran tersebut. Jenis pengukuran sebagaimana  yang 

dimaksudkan oleh  Torgerson    yaitu sebagai tambahan atau pelengkap pada pengukuran dasar dan

pengukuran  turunan seperti dijelaskan oleh Campbell. Untuk lebih jelasnya, ketiga pengukuran

tersebut akan dijelaskan  secara tuntas pada bagian lain dalam pembahasan ini.

1. a.              Pengukuran Fundamental 

            Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka dapat diterapkan pada

benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun.

Seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang dapat diukur. Sebuah

skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan

pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

Page 8: Pengukuran Teori 2

                Seperti dijelaskan di muka, sifat yang mendasar dalam pengukuran adalah yang berkaitan

dengan penjumlahan karena dapat dengan mudah diketahui hal-hal yang secara fisik dengan operasi

aritmatik atau ilmu hitung. Sebagai contoh, penjumlahan panjang objek X pada panjang objek Y dapat

disamakan dengan operasi penempatan dua balok pada kedua ujungnya, meski hanya satu balok yang

sama panjang seperti halnya dengah X dan yang lainnya juga sama panjang  seperti Y. Secara fisik

kita dapat menentukan berapa total panjang X dan Y.

 

1. b.             Pengukuran Turunan

          Menurut Campbell, pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari

pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung

pada pengukuran massa dan volume. Operasi pengukuran yang dilakukan  bergantung pada

hubungan yang sudah diketahui dengan sifat-sifat mendasar lainnya. Adanya hubungan seperti ini

didasarkan pada teori emperis yang disepakati dikaitkan dengan sifat-sifat  tertentu dengan sifat-sifat

lainnya. Operasi matematika dapat dilakukan pada bilangan-bilangan  yang berasal dari pengukuran.

             Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat beberapa jenis pengukuran, seperti  pengukuran 

pada temperature yang hanya bergantung pada satu dan bukan dua atau lebih pengukuran. Untuk

mengukur temperature kita hanya perlu mengukuran tekanan, volume atau resistansi  elektrik. Meski

demikian, walaupun dalam kasus-kasus pengukuran selalu didasarkan pada  hukum alam.

          Kini karena ilmuan alam sangat banyak menaruh perhatian terhadap banyaknya hubungan yang

sudah diketahui adanya di antara sifat-sifat yang berbentuk fisik. Namun cara berpikir seperti ini tidak

dapat dikatakan sebagai cara berpikir ilmuwan sosial, sebab tidak ada kesepakatan terhadap hal-hal

yang berhubungan dengan apa yang disebut  sifat-sifat  yang mendasar seperti yang banyak terdapat

dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam akuntansi misalnya, contoh pengukuran turunan adalah pendapatan,

pendapatan diturunkan dari penjumlahan dan pengurangan atas pendapatan dan pengeluaran.

1. c.       Pengukuran Formal 

          Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang

dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang dapat diamati dengan pasti (variabel)

pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut.

Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan

secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan

Page 9: Pengukuran Teori 2

dengan konsep keuntungan dan bagaimana pun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara

tidak langsung. Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan

hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin

mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes

aritmatik. Bagaimana pun, tidak ada teori empiris untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita

membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita dapat memprediksikan bahwa pada

kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah

matematika.

                Berdasarkan klasifikasi Campbell, pengukuran dapat dilakukan apabila hanya  disyaratkan

oleh teori-teori emperis yang mendukung  perlunya dilakukan pengukuran. Apabila isyarat tersebut

terbukti kebenarannya, maka akan semakin banyak pengukuran  dalam ilmu-ilmu sosial yang dapat

dilakukan dengan cara seperti ini. Padahal sesuatu yang  diangap   khas  dalam ilmu-ilmu sosial dan

dalam akuntansi dimana untuk sifat-sifat tertentu yang dapat diobservasi (variabel-variabel) dianggap

masih dapat dipertimbangkan apabila dikaitkan dengan konsep tertentu tanpa adanya teori yang pas

mendukung hubungan ini. Sedangkan  variabel-variabel yang saling berkaitan dengan lainnya

biasanya dapat dikaitkan dengan   definisi lain yang berubah-ubah. Seperti dijelaskan di muka, kita

tidak dapat mengetahui  bagaiana cara mengukur konsep secara langsung, oleh karena itu dapat

dibuat permisalan yang  menyatakan variabel-variabel tertentu erat kaitannya dengan konsep

sehingga dapat memudahkan pengukuran secara tidak langsung pada konsep tersebut. Dalam

akuntansi, dengan adanya definisi yang berubah-ubah, maka kita dapat mengaitkannya dengan

pendapatan, pengeluaran dan  kerugian-kerugian dalam konsep pendapatan. Karena itu, kita dapat

menggunakan perhitungan pengukuran secara aritmatik seperti dijelaskan di muka yang menjelaskan

variabel-variabel yang dapat diukur sebagai ukuran pendapatan.

                Agar dapat menetapkan banyak pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial, maka Torgerson 

mengomentari pada salah satu kategori pengukuran lainnya harus ditambahkan pada daftar Campbell,

dan pengukuran yang dilakukan dengan formal. Pengukuran seperti ini harus  didasarkan pada definisi

yang berubah-ubah. Sedangkan Torgerson menyatakan bahwa yang menjadi permasalahan utamanya

adalah yang berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan  dengan formal,  sebab  tidak  didasarkan

pada teori yang telah ada (kuat) yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan berbagai cara dimana

skala-skala dapat dibuat atau dikonstruksi. Sebagi contoh, apabila kita mengukur kemampuan

aritmatika (berhitung) orang maka  kombinasi jumlah jenis-jenis aritmatika dapat menjadi dasar

pembuatan skala. Timbul pertanyaan, berapa banyak jenis lainnya yang dapat dimasukkan ke

dalamnya, apakah satu atau  seribu jenis. Jenis aritmatika apa yang  harus digunakan?  Perlukah jenis

perhitungan dijelaskan secara lisan, secara tertulis atau gabungan dari lisan dan tertulis? Apa yang

Page 10: Pengukuran Teori 2

dapat membatasi waktu? Dan karena terdapat banyak alternatif, maka keyakinan pada setiap skala

tertentu  menjadi turun atau rendah sebab standar akuntansi telah menentukan skala akuntansi  

berdasarkan fiat dan bukan mengaitkannya dengan teori-teori pengukuran yang ada. Sekali lagi,   dari

contoh akuntansi kita dapat mengetahui, misalnya dengan melakukan cara-cara khusus sehingga kita

dapat mengukur atau mengetahui apabila pendapat yang diperoleh dapat dibenarkan atau tidak?

Karena itu, cara seperti ini merupakan salah satu dari sekian banyak  cara mengukur pendapatan.

Selama cara-cara khusus yang digunakan untuk mengukur pendapatan namun tidak didasarkan pada

teori yang kuat maka tidak ada alasan untuk    meyakini akan hasil-hasilnya.

            Untuk dapat menguji keabsahan pengukuran, maka para ilmuwan sosial telah berupaya

mengaitkan sifat-sifat berdasarkan hasil studi dengan variabel-variabel lain hingga akhirnya  dapat

diketahui apakah keabsahan  pengukuran tersebut bermanka atau tidak. Sebagai contoh, dalam

serangkaian operasi tertentu terdiri dari pengujian tertulis dalam aritmatika  yang masih digunakan

untuk mengukur kemampuan aritmatiknya. Karenanya kita juga dapat memprediksi  bahwa dari

sejumlah orang tertentu hanya mereka-mereka yang mempunyai skor tinggi pada   test tertulis yang

juga akan memberikan kursus matemaika di universitas tertentu. Korelasi antara skor pada test dan

tingkatan yang diterma dalam kursus dapat menjadi salah satu cara  untuk memvalidasi operasi

pengukuran tertentu. Dengan cara seperti ini, kita dapat mengetahui  adanya korelasi positif yang

sangat tinggi, sehingga mampu memberikan keyakinan dalam  operasi pengukuran tertentu.

                Salah satu alasan perlunya melakukan pengukuran pada pendekatan formulasi teori

akuntansi adalah dengan harapan apabila teori akuntansi dapat secara emperis diuji, kemudian

melakukan pengukuran fiat agar dapat melakukan pengukuran yang mendasar. Selain itu,    setiap

orang dapat lebih merasa yakin terhadap pengukuran.

1. 5.      Keandalan dan Ketepatan

          Apa yang dimaksud dengan keandalan dan ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk

menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwatidak   ada pengukuran

yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita dapat mengukur  jumlah kursi di ruangan tertentu

dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau eror.

Sumber kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Operasi Pengukuran tidak tetap

Page 11: Pengukuran Teori 2

Ketentuan di dalam menentukan jumlah sifat-sifat tertentu biasanya terdiri dari serangkaian operasi.

Serangkaian operasi tidak dapat dijelaskan secara akurat dan oleh karenanya dapat  juga

diinterpretsikan secara tidak akurat oleh pengukur. Sebagai contoh misalnya, penghitungan

pendaatan mencakup berbagai operasi seperti klasifikasi dan alokasi antara aset dan pengeluaran

yang sering diinterpretasikan secara beragam oleh akuntan yang lain. Salah satu alasan lainnya

adalah tidak jarang “kesesuaian operasi matematik tidak selaras   dengan hubungan aktual sifat-sifat

yang diukur.

1. Pengukur.

Pengukur dapat salah menginterpretasikan peraturan, sehingga menjadi bias, atau dapat

mengaplikasikan atau membacara instrumen  secara tidak benar. Sebagai contoh,  apabila 10 orang

yang akan mengukur luas ruangan tertentu, maka kemungkinannya akan ada 10 hasil yang berbeda,

dimana satu sama lainnya erat kaitannya meski masih bersifat varian   terhadap satu sama lain.

1. Instrumen.

Banyak operasi yang memerlukan penggunaan instrument fisik, seperti halnya   thermometer atau

barometer, yang mempunyai kelemahan-kelemahan. Terdapat potensi  kesalahan sekalipun apabila

instrumen bukan peralatan yang berbentuk fisik, kecuali   misalnya, bagan, grafik, tabel jumlah atau

indek harga.

 

Pengukuran yang dapat Dihandalkan

          Seringkali diperlukan bahwa sebelum elemen-elemen seperti aset, hutang, pendapatan  dan

pengeluaran sudah diketahui dalam laporan keuangan, sehingga elemen-elemen tersebut dapat

digunakan sebagai instrumen yang handal. Karenanya timbul pertanyaan lain, apa yang dimaksud

dengan pengukuran handal? Keterhandalan erat kaitannya dengan konsistensi yang telah terbukti

pada setiap operasi untuk memperoleh hasil-hasil yang memuaskan atau hasil-hasil (jumlah) nya

sendiri dalam pemakaian tertentu. Dalam statistik, keterhandalan memerlukan pengukuran yang

dapat diulang atau hasilkan ulang, karena itu, perlu dijelaskan  konsistensinya. Keterhandalan dapat

dianggap bertentangan dengan variabilitas. Dalam  SAC 3 paragraf 16 dinyatakan bahwa:

Kehandalan dalam informasi finansial dapat ditentukan berdasarkan tingkat hubungan antara

informasi apa yang melibatkan pengguna dan penetapan transaksi serta kejadian-kejadian yang

Page 12: Pengukuran Teori 2

timbul, diukur dan dipaparkan.  Informasi yang dianggap handal adalah informasi yang tanpa bias dan

dapat menggambarkan transaksi dan kejadian-kejadian.

          Ada pendapat lain yang menyatakan kehandalan dapat menyatukan dua aspek: keakuratan dan

kepastian pengukuran, serta keakuratan penjelasan yang digambarkan   dikaitkan dengan penentuan

transaksi ekonomi dan kejadian-kejadiahn lainnya. Aspek  pengukuran erat kaitannya dengan ukuran

presisi.

          Istilah presisi kerap digunakan dalam dua konteks. Pertama, dikaitkan dengan jumlah,  dimana

permasalahannya mencakup perkiraan pendapat. Misalnya angka 90.4 dianggap lebih  akurat dari

angka 90. Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dimana yang menjadi permasalahannya

berkaitan dengan:

1. Tingkat pembaharuan operasi  atau kinerja.

2. Persetujuan tentang hasil-hasil diantara penggunaan operasi pengukuran yang diulang

sebagaimana yang diaplikasikan pada sifat-sifat tertentu.

          Pengertian terakhir seperti ini sama dengan keterhandalan. Secara bersamaan dari kedua istilah

tersebut, kita dapat menyatakan bahwa keterhandalan pengukuran erat kaitannya dengan presisi atau

keakuratan sehingga sifat-sifat khusus dapat diukur dengan melakukan serangkaian operasi tertentu.

 

                Pengukuran yang akurat  

          Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat,

namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang. Pistol yang ada di tangan penembak atlet  profesional

dapat menjadi sangat handal jika ditandai dengan adanya tembakan-tembakan yang  beruntun yang

dilakukan di tempat tertutup, namun apabila pandangan tidak dibatasi secara tepat sehingga semua

tembakan-tembakan tersebut tidak mengenai sekitar sasaran. Konsistensi   hasil presisi dan

kehandalan tidak secara signifikan berkaitan dengan keakaurasian. Sebab keakauratan harus

dilakukan dengan bagaimana seberapa dekat pengukuran dengan “nilai yang sesungguhnya” pada

pengukruan sifat-sifat, sasaran, kemudian baru menjelaskannya.

          Sifat-sifat dasar seperti panjang objek dapat ditentukan atau ditetapkan secara akurat, misalnya

dengan membandingkan objek dengan standar yang dapat menggambarkan nilai yang sebenarnya.

Sebagai contoh, kita dapat menggunakan mistar sebagai standar. Selama bertahun-tahun, platinum-

Page 13: Pengukuran Teori 2

irridium bar tetap tersimpan dengan baik di Paris yang menggambarkan   ukuran meter sebagai

standardnya. Pada 1960, standar meter didefinisikan sebagai panjang yang memiliki gelombang

1.650.763.73 pada cahaya merah-orange yang dihasilkan dan   dijelaskan secara arti fisik atom-atom

krypton-86.

          Permasalahan yang timbul adalah pada pengukuran, sedangkan nilai yang sebenarnya tidak

dapat diketahui. Agar dapat menentukan keakuratan dalam akuntansi, maka kita perlu    mengetahui

sifat-sifat apa yang seharusnya dapat mengukur prestasi atau pencapaian tujuan pengukuran. Sasaran

akuntansi adalah bagaimana agar dapat menjelaskan “keagenan” informasi. Karena itu, keakuratan

pengukuran sangat erat kaitannya dengan pendapat yang pragmatis tentang azas manfaat, meski

akuntan tidak sepakat pada apa yang dianggap spesifik, sehingga standar kuantitatiflah yang

ditetapkan. Kita harus memperhatikan bahwa pengulangan operasi tidak dapat menjamin akan adanya

akurasi. Kita dapat mengkalkulasi biaya inventori  dengan FIFO bahkan mengulang penghitungan

sampai berkali-kali hingga akhirnya diperoleh  jawaban yang sama, meski cara seperti ini tidak berarti

jawabannya akurat, kecuali dalam  pengertian pengecekan atau penelitian pada kesalahan-kesalahan

aritmatik. Selain itu, kita juga dapat melakukan secara tepat dalam penghitungan kita untuk

menghasilkan sejumlah  $1.081.412.18 dan meski cara seperti ini dianggap masih tidak terlalu

penting. Selain  penggunaan istilah “akurasi”, yang kerap dipahami ada kaitannya dengan presisi

pengertian   secara aritmatik, dan cara seperti ini dianggap bijaksana untuk menerapkan

pemahaman     ilmuwan sosial, dan “validitas”.  

          Teori yang diterapkan pada 4.1 menjelaskan tentang salah satu prinsip yang sudah   diterapkan

sejak lama dalam akuntansi keuangan prinsip biaya historis.