penglim organik pbb12 kel1
DESCRIPTION
limbahTRANSCRIPT
A. LATAR BELAKANG
Sampah menjadi masalah yang penting untuk wilayah atau tempat-tempat
tertentu dengan keberadaan penduduk yang padat di dalamnya, karena bagi sebagian
orang keberadaan sampah sangat mengganggu aktivitas. Secara umum sampah
dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos), yang termasuk dalam sampah organik ini yaitu dedaunan kering, ranting
pohon, dan sisa makanan. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak
mampu diuraikan oleh mikroorganisme tanah sehingga tidak bisa mengalami
pelapukan, yaitu contohnya adalah sampah plastik dan barang pecah belah seperti
gelas dan piring.
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan
sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan
mentah atau bahan yang berguna lainnya. Pemanfaatan sampah sebagai bahan mentah
atau bahan yang berguna dapat dilakukan dengan teknik pengolahan sampah tertentu
sesuai dengan jenis sampah itu sendiri. Sampah merupakan sumber daya alam yang
sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Pengolahan sampah
harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya,
seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Di
Kampus Unesa Ketintang terdapat ‘Bank Sampah dan Rumah Kompos’ sebagai
wujud pengolahan sampah organik menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat yaitu
kompos. Karena melihat banyaknya sampah dedaunan yang ada di Kampus Unesa
Ketintang maka potensi untuk pengolahan tersebut adalah dengan pengomposan.
Kompos sendiri merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Dalam hal ini yang membantu dalam
tahapan atau proses pengomposan di ‘Bank Sampah dan Rumah Kompos’ dilakukan
oleh petugas yang kami temui untuk wawancara yaitu pak Yanto dan pak Very.
Sebetulnya sampah organik atau lebih spesifiknya sampah dedaunan yang ada
di Kampus Unesa Ketintang ini tidak hanya sekedar bisa dikelolah dan dimanfaatkan
untuk kompos saja tetapi dapat dijadikan bahan baku briket. Briket adalah gumpalan
1
yang terbuat dari bahan arang seperti arang tempurung kelapa, arang bongkol jagung,
serbuk kayu dan arang dedaunan yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan
organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu (Pari
G, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menyusun makalah yang
berjudul Teknologi Pengelolahan Sampah Organik yang Efektif sebagai bentuk atau
upaya alternatif pengolahan sampah organik di Kampus Unesa Ketintang.
B. SOLUSI MASALAH
1. Konsep
Berdasarkan observasi dan wawancara pada pengurus Rumah Kompos dan
Bank Sampah Unesa, sampah-sampah organik hanya di gunakan untuk bahan baku
pembuatan kompos baik kompos cair, maupun kompos padat (berupa serbuk).
Padahal, sampah organik juga dapat digunakan untuk pembuatan barang lain yang
berguna misalnya adalah briket.
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan arang seperti arang
tempurung kelapa, arang bongkol jagung, serbuk kayu dan arang dedaunan yang
berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses
pemampatan dengan daya tekan tertentu (Pari G, 2002). Briket merupakan salah satu
solusi alternatif yang cukup efektif dan efisien dalam megelolah sampah organik
terutama berupa dedaunan dan ranting kering yang nantinya dapat digunakan sebagai
bahan bakar alternatif dan efisien dalm menghadapi krisis sumber energi atas energi
fosil yang telah diperkirakan oleh ilmuan dan para ahli.. Briket merupakan salah satu
bahan alternatif yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Karena, selain
dari proses pembuatannya yang mudah, ketersediaan bahan bakunya juga mudah di
dapat. Beranjak dari kondisi tersebut, penulis berupaya membuat briket bio arang.
Briket bio arang adalah salah satu inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang
konvensional yang berasal kayu. Bahan dasarnya dapat diambil dari serasah dan daun-
daun kering lainnya. Keuntungan yang diperoleh dari briket bio arang ini anatara lain
adalah : 1) dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, 2) asap yang
dihasilkan lebih sedikit daripada arang konvensional, sehingga meminimalisir
pencemaran udara, 3) bentuknya lebih seragam dan menarik karena dicetak dengan
menggunakan alat cetak sederhana, 4) pembuatan bahan baku tidak menimbulkan
2
masalah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, 5) pada kondisi tertentu
dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi untuk
keperluan rumah tangga, 6) lebih murah bila dibandingkan dengan minyak tanah atau
arang kayu, 7) masa bakar jauh lebih lama daripada arang biasa. ( Aisyah, 2013)
Pada bagian solusi masalah ini, penulis ingin memberikan solusi berupa
pembuatan briket yang berbahan baku sampah organik (daun-daun kering, cabang-
cabang pohon dll). Pada proses pembuatan briket, sampah organik akan dibakar agar
menghasilkan arang. Tentunya pada proses pembakaran sampah organik, akan
menghasilkan asap yang dapat menimbulkan polusi udara dan mengganggu sistem
pernafasan. Penulis telah menyiapkan alat yang dapat mengurangi dampak dari asap
tersebut dengan menggunakan benda-benda bekas dan murah yaitu drum bekas pakai
sehingga dalam proses pembuatannya dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat.
2. Teknologi Pembuatan Arang dan Briket
Pembuatan Arang
Berbagai cara dapat ditempuh untuk merubah bahan bakar tradisional menjadi
bahan bakar konvensional. salah satu diantaranya adalah dengan cara
menyempurnakan teknik peralatan pembakaran, misalnya menggunakan drum
yang dapat meningkatkan efisiensi dan mutu pembakaran. Berikut adalah cara
pembuatan arang menggunakan alat karya penulis:
a. Menyiapkan tungku drum bekas pakai. Tungku kemudian dilubangi di
bagian penutupnya dengan diameter ± 10 cm.
b. Menyiapkan pipa besi berdiameter ± 10 cm dan memasang pipa
tersebut pada lubang tutp drum
c. Pada lubang pipa bagian atas di lapisi HEPA (High-efficiency
particulate arrestance) yaitu penyaring udara hasil pembakaran
sehingga udara yang dikeluarkan nanti tidak menimbulkan pencemaran
udara karena sudah disaring oleh HEPA
d. Apabila drum tempat pembakaran sudah siap, maka sampah organik
(serasah dan daun-daun kering) dapat dimasukkan dalam drum dan
proses pembakaran dapat dimulai.
3
Pembuatan briket bio arang
a. Arang yang sudah terbentuk kemudian digiling manual dengan alat
penggiling tepung atau blender sampai berukuran kecil dan homogen
b. Arang yang sudah digiling disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm
atau saringan mesh. Arang yang tidak lolos saringan bisa digiling
kembali
c. Ada beberapa perekat yang bisa digunakan, seperti aci (tepung tapioka)
karena lem aci ini sangat murah, maka penulis menggunakan lem aci
sebagai perekat. Cara membuat lem aci yaitu mencampurkan tepung
tapioka dengan air mendidih dan diaduk-aduk. Lem aci tidak boleh
terlalu encer atau terlalu padat karena akan mempengaruhi sifat
mekanik briket. Setelah dingin, lem aci dicampurkan dengan bahan
arang dengan perbandingan 600 cc lem aci untuk 1 kg arang.
Campuran tersebut diaduk-aduk hingga merata.
d. Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam
cetakan dengan menggunakan paralon berdiamater ± 4cm. Paralon
dipotong-potong dengan panjang 6 cm. Adonan tersebut ditekan-tekan
agar padat dan tidak mudah pecah dan hancur.
e. Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama
2-3 hari. Selama pengeringan, briket di bolak balik agar pengeringan
merata
f. Agar lebih menarik, briket dikemas dalam plastik transparan dan dihias
semenarik mungkin.
(Hendra, 2007).
4
3. Desain Alat Pembuatan Briket
a. Alat pembakar arang
5
DRUM
PENUTUP DRUM
PIPA
HEPA
b. Desain Bentuk Briket
Karena pada proses pemcetakan briket menggunakan paralon (yang memiliki
bentuk silinder) maka briket akan berbentuk silinder. Pada dasarnya bentuk
briket akan mengikuti bentuk cetakannya. Warna briket berwarna hitam
karena bahan baku pembuatan briket adalah arang. Berikut adalah sketsa
bentuk briket
berikut adalah contoh beberapa bentuk briket pada umumnya
6
Sketsa bentuk briket
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2013. Pengertian Briket. http://ummuworld.blogspot.co.id/2013/08/pengertian
briket.html. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2015)
Effendi. 2013. Bentuk Briket. http://www.trijayasantika.com/sparepart/briket.html (diakses
pada tanggal 4 Oktober 2015)
Hendra, Dj. 2007. Teknologi Tepat Guna Pembuatan Arang dan Briket. Bogor : Puslitbang
Hasil Hutan.
Pari G. 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah
M.K. Falsafah Sains. Bogor : Program Pascasarjana IPB.
7