penglim organik pbb12 kel1

11
A. LATAR BELAKANG Sampah menjadi masalah yang penting untuk wilayah atau tempat-tempat tertentu dengan keberadaan penduduk yang padat di dalamnya, karena bagi sebagian orang keberadaan sampah sangat mengganggu aktivitas. Secara umum sampah dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos), yang termasuk dalam sampah organik ini yaitu dedaunan kering, ranting pohon, dan sisa makanan. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mampu diuraikan oleh mikroorganisme tanah sehingga tidak bisa mengalami pelapukan, yaitu contohnya adalah sampah plastik dan barang pecah belah seperti gelas dan piring. Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya. Pemanfaatan sampah sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna dapat dilakukan dengan teknik pengolahan sampah tertentu sesuai dengan jenis sampah itu sendiri. Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah 1

Upload: anggraeni-yenni-putri

Post on 27-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

limbah

TRANSCRIPT

Page 1: Penglim Organik Pbb12 Kel1

A. LATAR BELAKANG

Sampah menjadi masalah yang penting untuk wilayah atau tempat-tempat

tertentu dengan keberadaan penduduk yang padat di dalamnya, karena bagi sebagian

orang keberadaan sampah sangat mengganggu aktivitas. Secara umum sampah

dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan

terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan

kompos), yang termasuk dalam sampah organik ini yaitu dedaunan kering, ranting

pohon, dan sisa makanan. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak

mampu diuraikan oleh mikroorganisme tanah sehingga tidak bisa mengalami

pelapukan, yaitu contohnya adalah sampah plastik dan barang pecah belah seperti

gelas dan piring.

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan

sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan

mentah atau bahan yang berguna lainnya. Pemanfaatan sampah sebagai bahan mentah

atau bahan yang berguna dapat dilakukan dengan teknik pengolahan sampah tertentu

sesuai dengan jenis sampah itu sendiri. Sampah merupakan sumber daya alam yang

sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Pengolahan sampah

harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya,

seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Di

Kampus Unesa Ketintang terdapat ‘Bank Sampah dan Rumah Kompos’ sebagai

wujud pengolahan sampah organik menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat yaitu

kompos. Karena melihat banyaknya sampah dedaunan yang ada di Kampus Unesa

Ketintang maka potensi untuk pengolahan tersebut adalah dengan pengomposan.

Kompos sendiri merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan

jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses

pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Dalam hal ini yang membantu dalam

tahapan atau proses pengomposan di ‘Bank Sampah dan Rumah Kompos’ dilakukan

oleh petugas yang kami temui untuk wawancara yaitu pak Yanto dan pak Very.

Sebetulnya sampah organik atau lebih spesifiknya sampah dedaunan yang ada

di Kampus Unesa Ketintang ini tidak hanya sekedar bisa dikelolah dan dimanfaatkan

untuk kompos saja tetapi dapat dijadikan bahan baku briket. Briket adalah gumpalan

1

Page 2: Penglim Organik Pbb12 Kel1

yang terbuat dari bahan arang seperti arang tempurung kelapa, arang bongkol jagung,

serbuk kayu dan arang dedaunan yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan

organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu (Pari

G, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menyusun makalah yang

berjudul Teknologi Pengelolahan Sampah Organik yang Efektif sebagai bentuk atau

upaya alternatif pengolahan sampah organik di Kampus Unesa Ketintang.

B. SOLUSI MASALAH

1. Konsep

Berdasarkan observasi dan wawancara pada pengurus Rumah Kompos dan

Bank Sampah Unesa, sampah-sampah organik hanya di gunakan untuk bahan baku

pembuatan kompos baik kompos cair, maupun kompos padat (berupa serbuk).

Padahal, sampah organik juga dapat digunakan untuk pembuatan barang lain yang

berguna misalnya adalah briket.

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan arang seperti arang

tempurung kelapa, arang bongkol jagung, serbuk kayu dan arang dedaunan yang

berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses

pemampatan dengan daya tekan tertentu (Pari G, 2002). Briket merupakan salah satu

solusi alternatif yang cukup efektif dan efisien dalam megelolah sampah organik

terutama berupa dedaunan dan ranting kering yang nantinya dapat digunakan sebagai

bahan bakar alternatif dan efisien dalm menghadapi krisis sumber energi atas energi

fosil yang telah diperkirakan oleh ilmuan dan para ahli.. Briket merupakan salah satu

bahan alternatif yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Karena, selain

dari proses pembuatannya yang mudah, ketersediaan bahan bakunya juga mudah di

dapat. Beranjak dari kondisi tersebut, penulis berupaya membuat briket bio arang.

Briket bio arang adalah salah satu inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang

konvensional yang berasal kayu. Bahan dasarnya dapat diambil dari serasah dan daun-

daun kering lainnya. Keuntungan yang diperoleh dari briket bio arang ini anatara lain

adalah : 1) dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, 2) asap yang

dihasilkan lebih sedikit daripada arang konvensional, sehingga meminimalisir

pencemaran udara, 3) bentuknya lebih seragam dan menarik karena dicetak dengan

menggunakan alat cetak sederhana, 4) pembuatan bahan baku tidak menimbulkan

2

Page 3: Penglim Organik Pbb12 Kel1

masalah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, 5) pada kondisi tertentu

dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi untuk

keperluan rumah tangga, 6) lebih murah bila dibandingkan dengan minyak tanah atau

arang kayu, 7) masa bakar jauh lebih lama daripada arang biasa. ( Aisyah, 2013)

Pada bagian solusi masalah ini, penulis ingin memberikan solusi berupa

pembuatan briket yang berbahan baku sampah organik (daun-daun kering, cabang-

cabang pohon dll). Pada proses pembuatan briket, sampah organik akan dibakar agar

menghasilkan arang. Tentunya pada proses pembakaran sampah organik, akan

menghasilkan asap yang dapat menimbulkan polusi udara dan mengganggu sistem

pernafasan. Penulis telah menyiapkan alat yang dapat mengurangi dampak dari asap

tersebut dengan menggunakan benda-benda bekas dan murah yaitu drum bekas pakai

sehingga dalam proses pembuatannya dapat dijangkau oleh semua lapisan

masyarakat.

2. Teknologi Pembuatan Arang dan Briket

Pembuatan Arang

Berbagai cara dapat ditempuh untuk merubah bahan bakar tradisional menjadi

bahan bakar konvensional. salah satu diantaranya adalah dengan cara

menyempurnakan teknik peralatan pembakaran, misalnya menggunakan drum

yang dapat meningkatkan efisiensi dan mutu pembakaran. Berikut adalah cara

pembuatan arang menggunakan alat karya penulis:

a. Menyiapkan tungku drum bekas pakai. Tungku kemudian dilubangi di

bagian penutupnya dengan diameter ± 10 cm.

b. Menyiapkan pipa besi berdiameter ± 10 cm dan memasang pipa

tersebut pada lubang tutp drum

c. Pada lubang pipa bagian atas di lapisi HEPA (High-efficiency

particulate arrestance) yaitu penyaring udara hasil pembakaran

sehingga udara yang dikeluarkan nanti tidak menimbulkan pencemaran

udara karena sudah disaring oleh HEPA

d. Apabila drum tempat pembakaran sudah siap, maka sampah organik

(serasah dan daun-daun kering) dapat dimasukkan dalam drum dan

proses pembakaran dapat dimulai.

3

Page 4: Penglim Organik Pbb12 Kel1

Pembuatan briket bio arang

a. Arang yang sudah terbentuk kemudian digiling manual dengan alat

penggiling tepung atau blender sampai berukuran kecil dan homogen

b. Arang yang sudah digiling disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm

atau saringan mesh. Arang yang tidak lolos saringan bisa digiling

kembali

c. Ada beberapa perekat yang bisa digunakan, seperti aci (tepung tapioka)

karena lem aci ini sangat murah, maka penulis menggunakan lem aci

sebagai perekat. Cara membuat lem aci yaitu mencampurkan tepung

tapioka dengan air mendidih dan diaduk-aduk. Lem aci tidak boleh

terlalu encer atau terlalu padat karena akan mempengaruhi sifat

mekanik briket. Setelah dingin, lem aci dicampurkan dengan bahan

arang dengan perbandingan 600 cc lem aci untuk 1 kg arang.

Campuran tersebut diaduk-aduk hingga merata.

d. Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam

cetakan dengan menggunakan paralon berdiamater ± 4cm. Paralon

dipotong-potong dengan panjang 6 cm. Adonan tersebut ditekan-tekan

agar padat dan tidak mudah pecah dan hancur.

e. Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama

2-3 hari. Selama pengeringan, briket di bolak balik agar pengeringan

merata

f. Agar lebih menarik, briket dikemas dalam plastik transparan dan dihias

semenarik mungkin.

(Hendra, 2007).

4

Page 5: Penglim Organik Pbb12 Kel1

3. Desain Alat Pembuatan Briket

a. Alat pembakar arang

5

DRUM

PENUTUP DRUM

PIPA

HEPA

Page 6: Penglim Organik Pbb12 Kel1

b. Desain Bentuk Briket

Karena pada proses pemcetakan briket menggunakan paralon (yang memiliki

bentuk silinder) maka briket akan berbentuk silinder. Pada dasarnya bentuk

briket akan mengikuti bentuk cetakannya. Warna briket berwarna hitam

karena bahan baku pembuatan briket adalah arang. Berikut adalah sketsa

bentuk briket

berikut adalah contoh beberapa bentuk briket pada umumnya

6

Sketsa bentuk briket

Page 7: Penglim Organik Pbb12 Kel1

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2013. Pengertian Briket. http://ummuworld.blogspot.co.id/2013/08/pengertian

briket.html. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2015)

Effendi. 2013. Bentuk Briket. http://www.trijayasantika.com/sparepart/briket.html (diakses

pada tanggal 4 Oktober 2015)

Hendra, Dj. 2007. Teknologi Tepat Guna Pembuatan Arang dan Briket. Bogor : Puslitbang

Hasil Hutan.

Pari G. 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah

M.K. Falsafah Sains. Bogor : Program Pascasarjana IPB.

7