proposal kel1 ploso.docx

34
MAHASISWA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA BERSAMA MASYARAKAT MENUMBUHKAN KESADARAN TENTANG BENCANA TANAH LONGSOR Lokasi studi di Dusun Ploso, Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul Mahasiswa KKN Angkatan 55 I. Analisis Situasi Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanah atau material campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng (Varnes, D.J., 1978). Terjadinya gerakan tanah dapat menimbulkan bencana, terutama di daerah pemukiman atau adanya aktivitas manusia. Bencana gerakan tanah adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Hal ini dapat disebabkan, baik oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, sarana dan prasarana, serta dampak psikologis. Kerugian jangka panjang dalam bentuk kehancuran lahan dengan berkurangnya tanah pucuk yang subur yang semakin 1

Upload: dedhy-aditya-pradana

Post on 29-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: proposal kel1 ploso.docx

MAHASISWA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

BERSAMA MASYARAKAT MENUMBUHKAN KESADARAN

TENTANG BENCANA TANAH LONGSOR

Lokasi studi di Dusun Ploso, Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Kabupaten

Bantul

Mahasiswa KKN

Angkatan 55

I. Analisis Situasi

Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa

batuan, bahan timbunan, tanah atau material campuran yang bergerak ke arah

bawah dan keluar lereng (Varnes, D.J., 1978). Terjadinya gerakan tanah dapat

menimbulkan bencana, terutama di daerah pemukiman atau adanya aktivitas

manusia. Bencana gerakan tanah adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Hal ini

dapat disebabkan, baik oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia,

sehingga dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, sarana dan prasarana, serta dampak psikologis.

Kerugian jangka panjang dalam bentuk kehancuran lahan dengan berkurangnya

tanah pucuk yang subur yang semakin meluas. Berkurangnya tanah pucuk yang

subur berarti pula berkurangnya produktivitas tanah. Penggundulan hutan,

pembukaan lahan usaha di lereng perbukitan terjal, pembuatan sawah basah pada

daerah lereng lembah yang curam, merupakan tindakan memacu gerakan tanah.

II. Kondisi Umum Lokasi KKN

II.1. Fisiografi Wilayah Kabupaten Bantul

Pegunungan selatan Jawa merupakan pegunungan kapur dengan gejala karst

dan dibeberapa tempat bagian bawah dari formasi kapur ini didasari oleh endapan

vulkanik andesit tua seperti dapat dilihat di Batur Agung (Formasi Nglanggran)

1

Page 2: proposal kel1 ploso.docx

dan di Merawan. Pegunungan Selatan Jawa memanjang arah Barat-Timur yang

dimulai dari bagian Barat Teluk Tjiletuh di Jawa Barat sampai ke bagian Timur

Segara Anakan. Dari Segara Anakan sampai ke Parangtritis, Zona Selatan

(Pegunungan Selatan) mengalami penenggelaman dengan sisa-sisa dibeberapa

tempat yang masih berada di beberapa di atas permukaan air laut yaitu di Pulau

Nusakambangan dan Karangbolong. Pada bagian yang mengalami

penenggelaman ini untuk Jawa Tengah terisi oleh endapan-endapan yang berasal

dari pengunungan Serayu Selatan. (Gambar 1).

Gambar 1. Peta tatanan fisiografi regional (Bemmelen, 1949).

Secara morfografi dan morfogenesa, wilayah Kabupaten Bantul dapat dibagi

menjadi tujuh satuan bentuklahan (Gambar 2), yaitu:

1. Dataran Aluvial: pedataran yang membentang dari timur-selatan.

Ketinggiannya antara 0 dan 50 m di atas permukaan laut. Dataran ini dilalui

aliran sungai-sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia.

2. Kaki Gunungapi: berada pada tekuk lereng Gunung Merapi menuju daerah

selatan yang berupa dataran aluvial sedangkan daerah tenggara merupakan

rangkaian pegunungan selatan yan berupa bentuk karst.

2

Page 3: proposal kel1 ploso.docx

Gambar 2. Peta geomorfologi Kecamatam Piyungan Kabupaten Bantul.

3. Lereng Gunungapi: tersebar menempati tubuh Merapi dan Lamongan atau

berada antara tekuk lereng kaki gunungapi dan puncak gunung api, memiliki

morfologi positif dengan lereng curam.

4. Kaki gunungapi, tepatnya tekuk lereng Merapi berbatasan dengan dataran

aluvial. Satuan ini umumnya memiliki kelas lereng agak terjal-terjal dengan

kemiringan lereng berkisar antara 20’-30’, daerah ini membujur dari puncak

merapi sampai kabupaten sleman yang berupa kaki gunung berbatasan

dengan kabupaten bantul tepatnya kecamatan Piyungan yang berupa dataran

aluvial

5. Perbukitan Struktural: menempati bagian baratdaya yang dikendalikan oleh

struktur lipatan dan sesar. Tersebar di sekitar daerah kabupaten bantul yang

berbatasan dengan Kabupaten Gunung kidul dengan berupa gawir sesar yang

tersebar secara regional namun telah mengalami pelarutan yang intensif.

6. Bukit Sisa: bukit-bukit kecil dengan ketinggian < 200 m, merupakan sisa-sisa

dari perbukitan disekitarnya yang mengalami erosi. Satuan batuanya sama

dengan perbukitan disekitarnya.

3

Page 4: proposal kel1 ploso.docx

Proses terbentuknya satuan-satuan bentuklahan di daerah ini, didominasi

oleh proses fluvial dan struktural. Proses fluvial terjadi akibat adanya tenaga

pembentuk satuan bentuklahan dari tenaga air, sedangkan proses struktural terjadi

karena adanya tenaga endogen sehingga membentuk Graben Bantul.

II..2. Morfometri Wilayah Kabupaten Bantul

Menurut Santosa dan Adji (2006); Morfologi Perbukitan Baturagung terbagi

atas 3 bagian, yaitu lereng kaki, lereng tengah, dan lereng atas. Topografi

perbukitan ini mempunyai lereng yang miring di bagian bawah, yaitu 15-30%

hingga terjal di bagian atas 30-45%, terdapat igir memanjang dari barat ke timur

di bagian utara dengan lereng sangat curam, yaitu >45% mengarah ke utara yang

merupakan bidang patahan (horst) batas sisi timur dari Graben Bantul di daerah

penelitian.

Gambar 3 Peta Kelerengan Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul

II..3. Sungai dan Pola Pengaliran

Kabupaten Bantul terdapat tiga daerah aliran sungai ( DAS ) yaitu DAS

Progo, DAS Opak, dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-

4

Page 5: proposal kel1 ploso.docx

DAS Oya. Untuk DAS Opak mempunyai 12 sub-DAS yaitu sub-DAS Opak,

Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung Semerengan, Code, Gajah

Wong, Winongo, Bulus, Belik, dan Plilan. DAS Progo mempunyai satu sub-DAS

yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul

menempati lahan seluas 45.387,00 Ha. Sungai sungai tersebut merupakan sungai

yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada

musim kemarau debit airnya relatif sedikit. Salah satu fungsi dari masing masing

DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Untuk DAS Opak luas lahan yang

diairi adalah 3.380,30 Ha dan untuk DAS Progo luas lahan yang diairi adalah

4.595,29 Ha. Di samping itu air sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan sehari hari.

Tabel 1. Daerah aliran sungai dan panjang sungai (2006).

No Nama Sub-DAS Nama Sub-DAS Luas (Ha) Luas Lahan

yang diairi (Ha)

1. Oya Oya 57,00 15

2. Opak Kali Opak 3,380,30

    Kali Gawe 178,00 178,00

    Kali Buntung 108,18 119,70

    Kali Kuning 68,14 74,10

    Kali Mruwe 642,51 653,90

    Kali Kedung Semerengan 278,25 382,60

    Kali Code 277,96 865,40

    Kali Gajah Wong 287,00 246,80

    Kali Winongo 910,58 2110,50

    Kali Bulus 185,30 96,30

    Kali Belik 133,82 117,40

    Kali Plilan 97,58 97,34

3. Progo Kali Bedog 1455,40 1528,44

 Jumlah  14 Sub Das 4819,83  6617,58

Sumber : Dinas SDA Kabupaten Bantul 2010

Secara umum dijumpai dua jenis pola pengaliran utama, yaitu radial yang

memancar dari puncak Gunung Merapi yaitu radial sentrifugal, namun pada

daerah selatan pada daerah muara sungai pola aliran sungai pola radial

5

Page 6: proposal kel1 ploso.docx

berkembang pola pengaliran sub-paralel, alirannya cepat, erosi kuat, lembah

sempit dan dalam, serta berpotensi terjadinya gerakan tanah, pada batang sungai-

sungai besar berpotensi untuk terjadinya banjir. Sungai

II.2. Stratigrafi Wilayah Kabupaten Bantul

Stratigrafi daerah Bantul dan sekitarnya tersusun oleh batuan Tersier yang

terdiri dari batuan sedimen klastik vulkanik, batuan gunung api, dan sedimen

klastik karbonatan, serta endapan permukaan yang berumur Kuarter. Berdasarkan

sifat-sifat batuan dapat diperinci menjadi tujuh formasi yaitu Formasi Sentolo,

Formasi Sambipitu, Formasi Semilir Nglanggran, Formasi Wonosari, dan gumuk

pasir. Struktur geologi yang berkembang di daerah Opak Pleret adalah sesar geser

dan sesar normal. Di sepanjang Sungai Opak terdapat sesar normal yang berada di

sepanjang hampir 40 km dari pantai selatan Jawa di mulut sungai ke arah

Prambanan Kabupaten Klaten dengan arah 30 sampai 40 derajat ke timur laut.

Sesar Opak memotong Yogya Low dan Wonosari High dengan batuan andesit tua

(OAF) sebagai penyusun struktur pemotongan sesar, sedangkan di timur Opak

masih terdapat Formasi Semilir dan Nglanggran yang juga terlibat dalam sistem

sesar.

Batuan sedimen terdiri dari dua formasi.

1. Formasi Gamping Wungkal

Formasi ini tersusun dengan arah timur laut dan merupakan formasi dengan

presentasi nilai terkecil. Batuan ini tersusun atas perselingan batupasir,

batulanau, dan lensa batugamping pada bagian atasnya sedangkan dibagian

bawah napal pasiran dengan lensa batugamping,

2. Formasi Semilir

Formasi ini memiliki struktur sedimen berlapis baik, perairan, silangsiur

berskala menengah dan permukaan erosi pada bagian bawahnya. Tediri dari

tuff, breksi batuapung dasitan, batupasir tuffaan dan serpih batuan ini

menempati bagian utara. Lignit yang berasosiasi dengan batupasir tufa

gampingan dan kepingan koral pada breksi gunung api terdapat pada satuan

ini di bagian tengah. Bagian atas satuan ini terdapat batulempung dan serpih,

6

Page 7: proposal kel1 ploso.docx

mempunyai struktur longsoran bawah laut. Secara keseluruhan ketebalan

satuan ini diperkirakan 460 meter.

II.3 Kondisi Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar D.I.Yogyakarta, skala 1:100.000, Tahun

1995 (Gambar 4) dan laporan penelitian penyelidikan potensi airtanah, Kabupaten

Bantul, Tahun 2006. Daerah penelitian Memiliki variasi dari berbagai formasi

geologi dengan material penyusun yang berbeda-beda.

Gambar 4. Peta geologi wilayah Kabupaten Bantul

Daerah penelitian merupakan lingkungan yang terbentuk dari proses

pengangkatan yang mengakibatkan adanya jalur patahan pada sebelah barat

Sungai Opak-Oyo. Satuan bentuklahan yang didominasi oleh perbukitan

struktural pada sebelah timur yang disebut Perbukitan Baturagung. Perbukitan

Baturagung secara umum merupakan bentuklahan asal proses strukturisasi, yang

secara genesis merupakan dataran tinggi(plato) selatan Pulau Jawa yang telah

mengalami pengangkatan dan patahan (Santosa dan Adji, 2006).

7

Page 8: proposal kel1 ploso.docx

Proses terbentuknya satuan-satuan bentuklahan di daerah penelitian,

didominasi oleh proses fluvial dan proses struktural. Proses fluvial terjadi akibat

adanya tenaga pembentuk satuan bentuklahan dari tenaga air, sedangkan proses

struktural terjadi karena adanya tenaga endogen yang bergerak dari selatan

menuju utara yang mengakibatkan patahan dan pengangkatan. Akibat adanya

tenaga tersebut, maka terbentuk satuan bentanglahan yang sering disebut sebagai

Graben Bantul.

Proses tenaga yang mempengaruhi terbentuknya lingkungan pengendapan

fluvial, terjadi karena adanya proses aliran air sungai yaitu Sungai Opak dan

Sungai Oyo. Materi penyusun tersebut bersatu dengan endapan merapi muda yang

berada di lapisan bawah dan endapan aluvial diatasnya. Satuan bentuklahan ini

disebut dataran aluvial, memiliki morfologi yang datar hingga landai. Proses erosi

dan sedimentasi dari Perbukitan Baturagung yang mengisi cekungan menempati

lembah-lembah antar perbukitan.

II.4 Penyebaran Daerah rawan bencana Geologi

Pegunungan Selatan umumnya merupakan perbukitan yang terangkat dan

mempunyai kemiringan ke selatan. Batas utara ditandai oleh gawir yang

memanjang dan komplek, baik gawir tunggal atau beberapa yang sejajar satu

sama lain. Berdasarkan tafsiran citra Landsat-1 dan anomali gaya berat (Untung

dkk., 1975), telah dihasilkan peta struktur Pegunungan Selatan yang

memperlihatkan sesar-sesar dengan pola huruf V yang diduga merupakan deep

seated fault yang sampal ke permukaan (Gambar 5).

8

Page 9: proposal kel1 ploso.docx

Gambar 5. Peta rawan bencana kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

Gempabumi yang terjadi pada 27 mei 2006 sebesar 5,9 skala Richter telah

menimpa daerah Yogyakarta dan sekitarnya termasuk daerah lokasi KKN. Kurang

lebih 5500 jiwa kehilangan nyawa, ribuan warga luka-luka, dan kehilangan harta

benda. Sumber gempa tersebut berpusat pada kedalaman 33 km, tepatnya terletak

37 km dari garis pantai dengan episentrum di dasar samudera Hindia pada

koordinat 8.260 LS 110.310 BT ). Aktifitas gempa tersebut telah memicu

pergerakan sesar di wilayah Bantul dan sekitarnya. Sesar (patahan) aktif tersebut

diidentifikasi membentuk garis lurus di mulai dari pusat gempa pada koordinat

8,007 LS-110, 286 BT (1 kilometer dari garis pantai Parangtritis) ke arah timur

laut sampai ke Prambanan. Daerah yang dilewati sesar itu yakni Depok,

Tritohargo, Ngambangan, dan Gondowulung di Yogyakarta. Studi kasus

mengenai sesar (patahan) menjadi penting mengingat korban parah (korban jiwa

maupun materil) akibat gempa Yogyakarta 27 Mei 2005 adalah daerah yang

kondisi bawah permukaannya diperkirakan berupa sesar Opak. Pada penelitian ini

dicoba memodelkan struktur bawah permukaan dari zona sesar Opak di daerah

Pleret, Bantul.

9

Page 10: proposal kel1 ploso.docx

III. Permasalahan Daerah Sasaran KKN

Sejak lama beberapa lokasi Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan

Pleret, Kabupaten Bantul, sering dilanda bencana gerakan tanah, jumlah dan

luasannya pun tampak meningkat dari tahun ke tahun. Secara geografis kondisi

wilayah KKN memang memiliki variasi dalam hal morfologi, geologi, dan curah

hujan. Secara morfologi, berupa perbukitan berelief sangat kasar hingga dataran,

berlereng sangat curam hingga tegak (Gambar 6).

Gambar 6. Foto Udara daerah KKN

Secara morfologi, berupa perbukitan berelief sangat kasar hingga dataran,

berlereng sangat curam hingga tegak (Gambar 2). Di daerah perbukitan disusun

oleh batuan volkanik, sedangkan di dataran rendah disusun endapan aluvial.

Curah hujan yang tinggi di daerah perbukitan mengakibatkan aliran air permukaan

menjadi cepat dan besar. Di sisi lain, wilayah KKN dilalui zona sesar regional,

yaitu Sesar Opak (Gambar 3). Akibat interaksi dari seluruh kondisi tersebut, maka

dapat menimbulkan kerawanan terhadap terjadinya bencana gerakan tanah di

daerah KKN.

10

Page 11: proposal kel1 ploso.docx

Gambar 7. Peta Citra Landsat daerah KKN

Gambar 8. Peta Geologi daerah KKN

11

Page 12: proposal kel1 ploso.docx

Masyarakat di sekitar daerah rawan bencana sangat menginginkan

dilakukannya inventarisasi kebencanaan di daerahnya. Hal ini sesuai dengan surat

persetujuan dari pihak kepala desa, Oleh karena itu, perlu adanya informasi

mengenai tanda-tanda bencana gerakan tanah, tingkat kerentanan gerakan tanah

atau zonasi kerentanan, upaya mitigasi bencana, ketahanan masyarakat terhadap

bencana, hingga analisis risiko bencana gerakan tanah. Informasi keberadaan

tanda-tanda bencana gerakan tanah merupakan informasi awal tentang bencana

gerakan tanah di lokasi KKN. Selanjutnya dapat sebagai acuan pengembangan

wilayah bagi Pemerintah Kabupaten Bantul maupun masyarakat sekitar. Sekaligus

mewaspadai dan memperkecil kerugian harta-benda dan jiwa terhadap

kemungkinan terjadinya bencana gerakan tanah. Pada akhirnya diharapkan

perencanaan dan pembangunan wilayah di daerah KKN dapat dilaksanakan secara

terpadu, terencana, dan berkesinambungan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dianggap perlu untuk dilakukan

inventarisasi tanda-tanda gerakan tanah di Dusun Ploso, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul tingkat kerentanan gerakan tanah atau zonasi

kerentanan, upaya mitigasi bencana, ketahanan masyarakat terhadap bencana,

hingga analisis resiko bencana gerakan tanah secara bertahap.

Gambar 9. Lokasi rawan terjadinya bahaya gerakan tanah di darah Dusun Ploso,

Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

IV. Solusi Yang Ditawarkan

12

Page 13: proposal kel1 ploso.docx

Untuk memecahkan permasalahan masyarakat yang bermukim di daerah

rawan bencana, maka diperlukan upaya-upaya nyata, yaitu melalui gerakan

bersama antara mahasiswa KKN UPN “Veteran” Yogyakarta Angkatan 55 dan

masyarakat di daerah rawan bencana:

1. Menentukan lokasi rawan bencana yang diwujudkan dalam bentuk peta

titik-titik rawan bencana skala 1: 25.000.

2. Mengenali tanda-tanda bencana di daerah sekitar Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

3. Menentukan arahan atau upaya penanggulangan

4. Membangun ketahanan karakter masyarakat terhadap bencana melalui

program gerakan sadar bencana di daerah rawan bencana.

Strategi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi

mempelajari karakterisasi lokasi KKN

2. Observasi dan pendataan langsung dilakukan di lapangan dengan cara

mengumpulkan data primer.

3. Sosialisasi ditujukan kepada masyarakat di sekitar wilayah KKN mengenai

tanda-tanda rawan bencana.

4. Pengembangan program dilaksanakan bersama-sama masyarakat di Dusun

Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Evaluasi

kegiatan dilakukan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya tujuan KKN.

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai wujud upaya nyata mahasiswa

KKN UPN “Veteran” Yogyakarta Angkatan 55 adalah sebagai berikut:

1. Memberi dasar-dasar mengenali tanda-tanda bencana

2. Memberi penjelasan mengenai peta titik-titik rawan bencana dan zonasi

kerentanan gerakan tanah skala 1: 25.000.

3. Memberi pelatihan mitigasi dan praktek langsung di lapangan

4. Membangun tanda-tanda evakuasi di lapangan seperti pembuatan patok

petunjuk jalur evakuasi ketika terjadi bencana.

13

Page 14: proposal kel1 ploso.docx

Partisipasi mitra aparat desa/dukuh dan masyarakat ditunjukkan (Tabel 1):

1. Sejak tahap persiapan, melalui keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat:

a. Menyelesaikan masalah administrasi

b. Bersama masyarakat merumuskan rencana kegiatan atau membahas

usulan rencana kerja mahasiswa KKN.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan, melalui keterlibatan dan partisipasi aktif

masyarakat:

a. Mencari dan menemukan tanda-tanda bencana di lapangan.

b. Mendatakan ketahanan ekonomi dan kearifan lokal masyarakat

menghadapi bencana.

3. Tahap evaluasi, melalui keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat:

a. Merumuskan langkah-langkah sosialisasi.

b. Menyiapkan materi sosialisasi.

c. Melaksanakan sosialisasi secara terpadu.

Tabel 2. Waktu pelaksanaan dan tahapan pekerjaan secara bersama antara

mahasiswa dan masyarakat.

BULAN- MINGGU

KEGIATAN

SEPT OKT NOV

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Administrasi

Kompilasi data sekunder

Pelepasan/kedatangan

Survai tinjau

Pengumpulan data primer

Olah data

Sosialisasi antar dukuh

Presentasi di kelurahan

Penarikan/pamitan

Lingkup data terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data primer adalah data yang langsung diambil, diamati, diperoleh oleh tim

mahasiswa KKN secara langsung dari lapangan, yaitu:

14

Page 15: proposal kel1 ploso.docx

a. Data lokasi titik-titik gerakan tanah.

b. Data aspek-aspek bentuklahan yang terdiri atas aspek morfologi

(morfografi dan morfometri) serta aspek morfogenesa (morfostruktur

aktif, morfostruktur pasif, dan morfodinamis).

c. Data penggunaan lahan dan aktivitas manusia.

d. Data geologi (litologi, stratigrafi dan struktur geologi) di lokasi gerakan

tanah/indikasi gerakan tanah, baik lama maupun baru.

e. Data geohidrologi di lapangan.

2. Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung, berdasarkan

laporan sebelumnya atau menggunakan data instansional, yaitu:

a. Peta geologi regional dari Badan Geologi Bandung, peta rupabumi dari

Bakosurtanal Cibinong.

b. Data fisik regional yang meliputi iklim, curah hujan, tanah, hidrologi,

penggunaan lahan yang diperoleh dari data Kabupaten Bantul Dalam

Angka.

Obyek KKN adalah titik-titik kejadian gerakan tanah dan masyarakat di Dusun

Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, sedangkan obyek

pengamatannya terdiri atas:

1. Karakteristik morfologi, terutama kelerengan dan pola pengaliran.

2. Karakteristik litologi dan struktur geologi.

3. Kondisi penggunaan lahan saat pengamatan.

4. Kondisi tebal tanah.

5. Kondisi curah hujan.

6. Bencana geologi lain yang ada: gempabumi, erosi, dan banjir bandang.

V. Target Luaran

Diperolehnya:

1. Peta dan data tanda-tanda bencana

2. Dokumen langkah-langkah evakuasi bila terjadi bencana.

3. Petunjuk nyata di lapangan untuk langkah-langkah evakuasi bila terjadi

bencana.

15

Page 16: proposal kel1 ploso.docx

4. Terbangunnya kesadaran masyarakat akan bencana, sehingga dapat

meningkatkan kewaspadaan dan dapat hidup secara aman dan nyaman di

daerah rawan bencana.

VI Rincian Kegiatan

VI.1 Pemetaan Daerah Rawan Bencana Longsor

Daerah Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten

Bantul berada di daerah zona rawan akan bencana tanah longsor yang dapat

merugikan masyarakat baik secara moril maupun materiil. Kurangnya kesadaran

masyarakt akan hal itu yang melatarbelakangi pembuatan peta rawan bencana

tanah longsor didaerah ini. Kegiatan ini bertujuan sebagai berikut :

1. Membangun kesadaran masyarakat Dusun Ploso, Desa Wonolelo akan

pentingnya keselamatan karena hidup di daerah rawan bencana.

2. Melakukan sosialisasi secara terpadu kepada masyarakat mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan karakteristik terjadinya bencana serta bagaimana

usaha dini untuk menanggulangi datangya bencana tersebut.

3. Memetakan lokasi-lokasi yang menjadi titik-titik potensi terjadinya bencana

tanah longsor di Dusun Ploso, Desa Wonolelo.

4. Membuat tanda serta petunjuk evakuasi di Dusun Ploso, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantulketika terjadi bencana tanah longsor

(Gambar 9)

5. Melengkapi fasilitas masyarakat mengenai pentingnya mengenai dampak

lingkungan hidup dalam kehidupan bermasyarakat.

VI.2 Bentuk Kegiatan Utama

Kegiatan pemetaan daerah rawan bencana longsor ini dilakukan dengan cara

peninjauan langsung di lapangan pada daerah Dusun Ploso, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Pemetaan dilakukan secara kontinu dengan

melakukan perekaman data pada lokasi – lokasi yang dianggap berpotensi sebagai

rawan bencana longsor seperti jembatan retak, lereng yang miring, tiang listrik

miring, pohon – pohon yang mulai bergeser karena gerekan tanah dan lainya

Dimana dilakukan dokumentasi pada titik-titik yang berpotensi mengalami

16

Page 17: proposal kel1 ploso.docx

gerakan tanah dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kemudian setelah

semua data dikumpulkan akan diplot pada peta rupa bumi daerah penelitian

sebagai sarana bagi masyarakat dalam mengenali lokasi yang berpotensi

terjadinya gerakan tanah.

VI.3 Bentuk Kegiatan Tambahan

VI.3.1 Bimbingan Belajar (Sekolah Dasar)

Di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul masih termasuk

desa dengan pendidikan yang masih tertinggal dari daerah perkotaan seperti di

daerah kota Yogyakarta. Melihat kondisi tersebut juga membangun ide untuk

memberikan bimbingan belajar terhadap siswa Sekolah dasar pada khususnya

mengenai pelajaran – pelajaran akademik maupun ekstrakulikuler. Hal ini juga

akan membangun semangat dan rasa peduli anak-anak terhadap pentingnya ilmu

pengetahuan. Kegiatan ini bertujuan sebagai berikut :

1. Membangun kesadaran siswa Sekolah Dasar Desa Wonolelo, Kecamatan

Pleret, Kabupaten Bantuluntuk pentingnya ilmu pengetahuan.

2. Mencerdaskan siswa - siswi Sekolah Dasar baik dalam bidang akademik

maupun ekstrakulikuler.

3. Menumbuhkan semangat belajar bagi siswa-siswi Sekolah Dasar di Desa

Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

4. Mensosialisasikan kepada siswa – siswi Sekolah Dasar di Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul akan pentingnya keselamatan karena

hidup di daerah rawan bencana longsor.

Kegiatan bimbingan belajar ini ditujukan untuk siswa – siswi Sekolah

dasar di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul yang akan di

adakan diluar jam Sekolah. Bentuk kegiatan adalah dengan memberikan materi

tambahan berupa akdemik dan ekstrakulikuler diluar jam belajar. Kegiatan ini

sebagai tambahan dalam kegiatan KKN angkatan 55 yang berlandaskan

pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pendidikan.

17

Page 18: proposal kel1 ploso.docx

VI.3.2 Pengembangan Wawasan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Pada Masa sekarang ini telah ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

berkembang pesat. Baik melalui media cetak maupun elektronik. Salah satunya

adalah akses internet, dimana internet dapat dijadikan sebagai sarana koomunikasi

dan pengembangan ilmu pengetahuan yang terbilang cepat. Dengan penggunaan

internet pengguna dapat mengakses informasi secara universal dalam berbagai

bidang dan keperluan. Di daerah Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret,

Kabupaten Bantul yang terletak di kabupaten Bantul masih kurangnya akses

internet bagi masyarakat pada umumnya. Untuk mengatasi hal tersebut dalam

kegiatan KKN 55 ini melakukan kegiatan pengembangan wawasan ilmu

pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat denga tujuan sebagai berikut :

1. Menjadikan masyarakat Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret,

Kabupaten Bantulyang terletak di kabupaten Bantul tanggap terhadap

perkembangan teknologi.

2. Memudahkan masyarakat dalam melakukan akses internet

3. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Dusun

Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

4. Membuat sarana kamunikasi elektronik (internet) untuk memenuhi keperluan

masyarakat.

Bentuk kegiatan ini adalah dengan memeberikan pelatihan kepada

masyarakat tentang penggunaan internet sebagai sarana akses informasi global

yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Dusun Ploso, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk

sosialisasi dan akhirnya akan diserahkan bantuan berupa modem internet untuk

kantor kecamatan dan desa yang dapat digunakan untuk mengakses informasi

yang dapat diberikan kepada masyarakat.

VI.3.3 Donor Darah

Bila mendengar kata "Donor Darah", tentunya sudah tidak asing dengan

PMI (Palang Merah Indonesia). PMI merupakan salah satu organisasi yang

melayani kegiatan donor darah di Indonesia yang mulai terbentuk pada tanggal 3

September 1945, yang juga kemudian ditetapkan sebagai Hari PMI.

18

Page 19: proposal kel1 ploso.docx

Semakin meningkatnya permintaan darah terkadang menyebabkan PMI

mengalami kekurangan stok darah, terutama di bulan ramadhan dan setelah

lebaran. Hal ini disebabkan antara lain karena masih banyak masyarakat yang

terkontaminasi dengan mitos donor darah (penularan penyakit, donor darah

menyebabkan tekanan darah menjadi rendah, dan lain sebagainya), sehingga calon

pendonor pun menjadi takut untuk melakukan donor darah. Tujuan di adakannya

kegiatan donor darah selain bermanfaat bagi orang lain juga bermanfaat bagi diri

sendiri antara lain :

1. Warga dapat mengetahui golongan darahnya

2. Memeriksakan kesehatan secara teratur (donor darah dilakukan 3 bulan

sekali) meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi dan berat badan,

hemoglobin, penyakit dalam, penyakit hepatitis A dan C, Penyakit HIV /

AIDS

3. Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh

4. Pendonor yang rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sekali dapat

menurunkan resiko terkena penyakit jantung, terutama pada laki - laki sebesar

30% (British Journal Heart) seperti serangan jantung koroner dan stroke

karena memungkinkan terjadinya pergantian sel darah baru, dan badan

merasa sehat

5. Membakar kalori dalam tubuh

6. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan

Pada kegiatan ini akan bekerjasama dengan PMI sekitar yang ditujukan

kepada seluruh masyarakat Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret,

Kabupaten Bantul.

VI.3.4 Kerja Bakti

Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

merupakan daerah dengan lingkungan yang sangat kental dengan suasana

pedesaan. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara mahasiswa dan warga

untuk melakukan kerja bakti guna terciptanya suatu lingkungan yang nyaman dan

bersih.

19

Page 20: proposal kel1 ploso.docx

VI.3.5 Pelatihan Kewirausahaan Sejak Dini

Salah satu faktor yang menentukan sebuah pengembangan msayarakat

adalah kegiatan ekonominya. Kegiatan ekonomi meliputi, usaha masyarakat

dalam memproduksi suatu barang atau jasa yang diperjual belikan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan memenuhi kebutuhan pelaku ekonominya.

Pelaku ekonomi biasa disebut dengan produsen, sedangakan pengkonsumsi

disebut dengan konsumen.

Pada sekarang ini kebanyakan anak-anak usia dini mempunyai ke kreatifitasan

yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu wadah penyaluran agar ke

kreatifitasan mereka bisa berguna untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Perlunya pengembangan kreatifitas dan inovasi merupakan upaya Tim KKN

dalam memperbesar dan memperluas usaha masyarakat khususnya anak usia

sekolah dasar dan remaja dengan pelatihan kewirausahaan sejak dini di Dusun

Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pelatihan kerajinan tangan. Sebagian

kerajinan tangan bisa dipakai sendiri dan sebagian kerajianan yang unik bisa di

jual. Hasil dari penjualan kerajinan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan mereka.

VII. Biaya Program

Rincian biaya di dalam pelaksanaan KKN 55 ini adalah sebagai berikut :

VII.1. Acara Pemetaan Daerah Rawan Bencana Longsor

No. Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya

1 Peta Geologi Lembar 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

2 Peta Rupabumi Lembar 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

3

Alat Tulis dan Buku

Lapangan Set 16 Rp 15.000,00 Rp 240.000,00

4 Kertas HVS Rim 5 Rp 34.000,00 Rp 170.000,00

5 Kompas Geologi Buah 8 Rp 20.000,00 Rp 160.000,00

20

Page 21: proposal kel1 ploso.docx

6 GPS Buah 8 Rp 20.000,00 Rp 160.000,00

7 Palu Geologi Buah 8 Rp 15.000,00 Rp 120.000,00

8

Print Backdrop 5 X

2 meter Lembar 2 Rp 150.000,00 Rp 300.000,00

9 Papan Kayu dan Cat Set 8 Rp 20.000,00 Rp 120.000,00

10 Kuas Cat Buah 8 Rp 5.000,00 Rp 40.000,00

11

Peminjaman

Proyektor LCD Hari 10 Rp 20.0000,00 Rp 200.000,00

12 Akomodasi Survey       Rp 300.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 1.960.000,00

VII.2. Acara Bimbingan Belajar (Sekolah Dasar)

No. Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya

1

Alat Tulis dan

Blocknote Set 1 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00

2

snack

Pertemuan (6 X

Pertemuan) Orang 50 Rp 3.000,00 Rp 900.000,00

3 Whiteboard Buah 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

4

Peminjaman

Proyektor LCD Hari 6 Rp 20.000,00 Rp 120.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 1.520.000,00

VII.3. Pengembangan Wawasan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

No. Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya

1 Modem Internet Buah 4 Rp 300.000,00 Rp 1.200.000,00

2 Pulsa Modem Paket 4 Rp 50.000,00 Rp 200.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 1.400.000,00

21

Page 22: proposal kel1 ploso.docx

VII.4. Donor Darah

No

.

Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya

1 Akomodasi Buah 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 100.000,00

VII.5. Kerja Bakti

No. Barang Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya

1 Alat kebersihan Set 1 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00

2 Snack Orang 50 Rp 3.000,00 Rp 150.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 350.000,00

VII.6. Kerajinan Tangan

No

.

Barang Jumlah

1. Perlengkapan kerajinan Rp 300.000,00

2. Peralatan kerajinan Rp 200.000,00

Jumlah Total Biaya Rp 500.000,00

Dusun Ploso, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

Total biaya keseluruhan adalah sebagai berikut :

1. Acara Pemetaan Daerah Rawan Bencana Longsor Rp 1.960.000,00

2. Acara Bimbingan Belajar (Sekolah Dasar) Rp 1.520.000.00

3. Pengembangan Wawasan Ilmu Pengetahuan

Dan Teknologi Rp 1.400.000,00

4. Donor Darah Rp 100.000,00

5. Kerja Bakti Rp 350.000,00

6. Kerajinan tangan Rp 500.000,00

Total Biaya Keseluruhan Rp 5.830.000,00

22

Page 23: proposal kel1 ploso.docx

VIII. Surat Pernyataan Kesediaan Masyarakat (Dukuh dan Desa)

(Lampiran 1)

IX. Peserta KKN

Mahasiswa KKN Tematik Angkatan 55 terdiri atas mahasiswa Program

Studi Geofisika, Geologi, Akuntansi dan Teknik Industri.

1. 24 orang Mahasiswa Prodi Teknik geofisika

2. 6 orang Mahasiswa Prodi Teknik Geologi

3. 2 orang Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional

4. 6 orang Mahasiswa Prodi Akuntansi

5. 2 orang Mahasiswa Prodi Teknik Industri

(Nama Peserta KKN Tematik angkatan 55 Lampiran )

X. Penutup

Demikian proposal ini kami ajukan kepada LPPM UPN “Veteran”

Yogyakarta. Besar harapan kami proposal ini dapat dikabulkan dan menjadi bahan

pertimbangan.

Yogyakarta, 30 Juli 2013

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua,

Ir. Firdaus Maskuri, M.T . Adi Wijayanto

NIP. 19580822.1992.031.001 NIM. 115.100.014

23