pengkajian sistem muskuloskeletal 21

Upload: mat-guntur-kwok

Post on 03-Mar-2016

165 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pengkajian s. muskuloskeletal

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARAlhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. Karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, yaitu sebagai tugas terstruktur mata kuliah Sistem Muskuloskeletal tahun akademik 2011/2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapakan bantuan dan dorongan dari pihak-pihak luar, sehingga makalah ini terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Ucapan terima kasih tidak lupa di ucapkan kepada :1. Bapak Welly Eleng Candra, S.kep. selaku dosen mata kuliah Sistem Muskuloskeletal Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura2. Teman-teman program studi ilmu keperawatan angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura3. Pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.Segala sesuatu didunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Saran dan kritik sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya. Penulis harapkan semoga makalah ini dapat memberikan suatu mamfaat bagi kita semua dan memiliki nilai ilmu pengetahuan.

Pontianak, Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iDAFTAR ISI.....................................................................................................................iiBAB IPENDAHULUANA. Latar belakang.............................................................................................................1B. Rumusan masalah........................................................................................................2C. Tujuan penulisan..........................................................................................................2BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengkajian............................................................................................................31. Riwayat kesehatan.........................................................................................3a. Pola sehat dan sakit..................................................................................3b. Pola peningkatan dan perlindungan kesehatan........................................6c. Pola peran hubungan................................................................................72. Pengkajian fisik..............................................................................................8a. Menginspeksi dan mempalpasi otot ........................................................8b. Menginspeksi dan mempalpasi sendi dan tulang.....................................9A. Menilai kekuatan otot........................................................................10B. Mengkaji kekuatan otot dan rentang gerak sendi..............................11BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Kompenen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, tendon, sendi, otot, ligamen, bursae dan jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Pemeriksaan muskuloskeletal terdiri atas pemeriksaan anggota gerak atas, pemeriksaan anggota gerak bawah dan dan pemeriksaan tulang belakang.Secara umum tujuan pengkajian sistem muskuloskeletal adalah untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian serta untuk menegetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian tertentu. Pengkajian sistem muskuloskeletal memcakup pemeriksaan terhadap otot, tulang dan sendi. Karena sistem saraf pusat (SSP) mengoordinasi otot dan tulang, pemeriksa harus memahami bagaimana kedua sistem ini saling berhubungan.Biasanya, pengkajian sistem muskuloskeletal merupakan bagian kecil dari keseluruhan pengkajian fisik, terutama untuk klien yang mempunyai keluhan lain. Tetapi, jika pengkajian umum menunjukan abnormalitas atau riwayat gejala, maka pengkajian yang lengkap terhadap sistem tersebut akan diperlukan.Pada pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi adalah untuk melihat adanya kelainan atau benjolan yang tidak teratur. Palpasi adalah dengan cara meraba tubuh klien untuk mengetahui suhu, kelembaban kulit serta adanya bengkakan serta benjolan pada tubuh klien.Move (gerak) adalah dengan cara menggerakan anggota gerak, apakah terdapat keluhan nyeri pada saat pergerakan.Pada pengkajian fisik sistem muskuloskeletal diperlukan riwayat kesehatan karena untuk mendapatakan data yang akuarat terhadap penyakit yang pernah di derita oleh klien.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana pengkajaian fisik pada sistem muskuloskeletal ?2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal ?

C. Tujuan Penulisan1. Memperoleh data dasar tentang otot, tulang, dan persendian agar pemeriksaan fisik dapat dilaksanakan secara berdasar.2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian Pengkajian sistem muskuloskeletal mencakup pemeriksaan terhadap otot, tulang, dan sendi. Karena sistem saraf pusat (ssp) mengkoordinasi fungsi otot dan tulang, pemeriksa harus memahami bagaimana kedua sistem ini saling berhubungan. Pengkajian sistem muskuloskeletal merupakan bagian kecil dari keseluruhan pengkajian fisik, terutama untuk klien yang mempunyai keluhan lain. Tetapi, jika pengkajian umum menunjukkan abnormalitas atau riwayat gejala, maka pengkajian yang lengkap terhadap sistem tersebut akan diperlukan anamnesa terlebih dahulu yang mencangkup :

1. Riwayat KesehatanMendapatkan riwayat kesehatan klien yang menyeluruh dan akurat merupakan hal yang penting bagi pengkajian perawat terhadap sistem muskuloskeletal. Berikut ini adalah tiga kelompok contoh pertanyaan. Pertanyaan pada kelompok pola sehat dan sakit membantu perawat mengidentifikasi masalah kesehatan aktual atau potensial yang berhubungan dengan muskuloskeletal. Pertanyaan pada kelompok pola peningkatan dan perlindungan kesehatan membantu perawat menentukan bagaimana gaya hidup dan perilaku klien mempengaruhi fungsi muskuloskeletal, dan pertanyaan pada kelompok pola peran dan hubungan membantu perawat menentukan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi gambaran diri dan gaya hidup klien.a. Pola Sehat dan Sakit1. Pengkajian nyeriPada pengkajian nyeri dapat menggunakan prinsip PQRST.P: paliatif atau penyebab nyeriQ : Qualiti atau kualitas nyeriR: Regio (daerah) nyeri atau penyebaran nyeriS: subjektif deskripsi oleh pasien tingkat nyeri T: time atau lamanya nyeri.Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengkajian PQRST: Apa yang menyebakan nyeri? Jejas/luka? Latihan fisik/oleahraga? Stres? Apa yang menyebabkan makin nyeri? Diet? Stres? Latihan fisik/olahraga? Apa yang meredakan nyeri? Istirahat? Tenang? Obat? Jelaskan bagaimana rasa nyeri, apakah tajam, tumpul? Seperti terbakar?Ngilu? Konstan? Hilang-muncul? Di daerah mana nyerinya? Bisakah anda menunjuk daerah nyeri dengantelunjuk anda? Apakah terasa nyeri pada daerah lain? Apakah nyeri terasa menyebar ke daerah tubuh lain? Seberapa parah nyerinya? Ringan? Sedang? Sangat nyeri? Apakah nyeri menyebabkan perubahan pola hidup anda? Bagaimana? Apalah nyeri menyebabkan anda terbangun pada malam hari? Apakah andamenjadi sulit tidur? Apakah nyeri mempengaruhi nafsu makan anda? Apakah ada gejala lain? Mual/muntah? Diare/konstipasi? Berkeringat? Nafastersengal-sengal? Kepala terara ringan/melayang? Berdebar-debar? Kapan nyeri terasa? Malam hari? Pagi? Setiap hari? Setiap bulan? Kapan nyeri paling terasa berat? Sudah berapa lama anda mengalami nyeri ini?2. Penilaian nyeri012345678910noringansedangberat

Apakah anda mengalami nyeri? Dapatkah anda menunjukan area dimana anda merasakan nyeri? (Rasional: respon klien akan memvalidasi pemahaman anda tentang deskripsi verbal klien).Bagaimana anda akan menggambarkan nyeri tersebut: misalnya, sakit, terbakar, tertikam, atau berdenyut-denyut? (Rasional: sering kali, deskripsi klien memberikan petunjuk untuk mengidentifikasi jaringan yang sakit: sebagai contoh, luka atau sakit menunjuk pada nyeri otot; berdenyut-denyut pada nyeri tulangKapan nyeri ini mulai terjadi ? apa yang sedang anda lakukan pada saat itu?(Rasional: pertanyaan ini menentukan apakah sering terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. Aktivitas tertentu meningkatkan potensi cidera dan nyeri ; sebagai contoh, mengangkat beban berat atau cara mengangkat yang aneh dapat menegangkan ligamen dan diskus vertebral, menyebabkan nyeri yang akut dan segera)A. Klien pediatrikPengkajian muskuloskeletal yang lengkap pada anak harus mencakup pertanyaan berikut ( diajukan pada orang tua atau wali)Apakah kelahiran dan persalinan mengalami kesulitan?( rasional: cidera persalinan dapat menvakup fraktur atau kerusakan saraf. Kesulitan bernapas neonatus pada saat lahir dapar menyebabkan hipoksia yang menyebabkan penurunan tonus otot).Pada usia berapa anak anda pertama kali menegakkan kepalanya, duduk, merangkak, dan berjalan?(Rasional: jawaban terhadap pertanyaan ini membantu menentukan apakah anak sudah mencapai tahapan perkembangan yang sesuai atau apakah masalah muskuloskeletal menghambat perkembangan yang normal).Apakah anak anda pernah mengalami patah tulang? Jika ya, tulang yang mana dan kapan? Apakah ada komplikasi yang terjadi selama penyembuhan?( rasional: jawaban terhadap pertanyaan ini membantu membimbing pengkajian fisik berikutnya).

B. Klien wanitaPada usia berapa anda mulai menstruasi? Jika anda sudah mengalami menopause, pada usia berapa menopause itu terjadi? Apakah anda mengkonsumsi esterogen?(Rasional: menarke yang terlambat dan menopause yang terlalu dini memungkinkan lebih sedikit masa terpapar kadar esterogen yang tersedia untuk masa tulang menyebabkan wanita berada pada resiko osteoporosis).Klien hamilApakah anda mengalami nyeri atau spasme punggung?(Rasional: sering kali, pengembangan abdomen kearah depan selama kehamilan akan menegangkan punggung bagian bawah). C. Klien lansiaPernahkah anda memperhatikan adanya perubahan pada ketangkasan, kecepatan bergerak, atau ketahanan?(Rasional: penurunan ketangkasan, waktu reaksi, dan ketahanan normal terjadi sejalan dengan bertambahnya usia).b. Pola Peningkatan dan Perlindungan KesehatanBerapa banyak alkohol yang anda minum setiap hari? Berapa banyak kopi, teh, atau minuman lain yang mengandung kafein?(Rasional: Konsomsi alkohol dan kafein yang tinggi dapat meningkatkan resiko osteoporosis).Apakah anda mengikuti jadwal latihan? Jika demikian, jelaskan! Bagaiman masalah anda yang terakhir mempengaruhi rutinitas latihan anda?(Rasional: latihan rutin membantu mempertahankan kesehatan, tonus otot, densitas tulang, dan fleksibelitas).Apakah anda melengkapi diet dengan vitamin, kalsium, protein, atau produk lain? Jika demikian, apa jenisnya dan dalam jumlah berapa?(Rasional: meskipun terdapat kontripersi sekitar penggunaan suplemen diet tetapi jawaban yang mengiyakan mengindikasikan ketertarikan pada status nutrisi. Jumlah dan jenis suplemen yang dikonsumsi klien merupakan hal yang penting untuk diketahui karena sangat dapat membantu atau merugikan).c. Pola Peran dan HubungannyaApakah anda merasakan adanya stres karena masalah anda akhir-akhir ini?(Rasional: masalah muskuloskeletal tertentu dapat mengganggu gaya hidup dan citra diri. Misalnya, fleksi jari yang berhubungan dengan kontraktur dupuytren [penebalan progesif dan pengerasan jaringan subkutan telapak tangan] yang sangat membatasi kecekatan klien. Skoliosis yang menonjol [kurvatura lateral tulang belakang] dapat menyebabkan kesadaran diri dan harga diri rendah pada anak atau remaja. Deposit tofaseus yang besar [kristal urat] pada artikolasio metatarsofalangeal pertama yang nyeri goat dapat membuat pemakaian alas kaki terasa tidak nyaman).Apa pengaruh masalah ini, jika ada, pada hubungan seksual anda?(Rasional; nyeri punggung kronik atau masalah muskuloskeletal lainnya dapat mengganggu hasrat dan tampilan seksual).

2. Pengkajian fisik Perawat menggunakan peralatan dan teknik berikut ketika mengkaji sistem muskuloskeletalAlat : pita ukur dan goniometerTeknik: Inspeksi dan Palpasia. Menginspeksi dan mempalpasi otot Meskipun inspeksi dan palpasi dilakukan secara terpisah pada banyak pengkajian, tetapi kedua teknik tersebut dilakukan secara bersamaan pada pengkajian muskuloskeletal. Pengkajian otot meliputi mengevaluasi tonus otot, massa otot dan kekuatan otot Palpasi otot dengan perlahan, jangan pernah memaksakan gerakan jika klien mengeluh nyeri atau jika anda merasakan adanya tahanan. Perhatikan tanda ketidaknyamanan pada wajah dan bahasa tubuh klien; klien dapat secara diam-diam menderita. Kaji tonus otot-konsistensi atau tegangan pada otot yang sedang beristirahat-dengan mempalpasi otot pada saat istirahat atau selama rentang gerak pasif. Palpasi otot saat istirahat dari perlekatan otot pada tulang sampai ke tepi otot. Normalnya, otot yang rileks akan terasa lembut, lunak, dan tidak ada nyeri tekan; otot yang terkontraksi terasa keras. Pengkajian masa otot biasanya melibatkan pengukuran lingkar paha, betis, dan lengan atas. Ketika mengukur, beri tanda untuk memastikan pengukuran ditempat yang sama pada setiap ekstrimitas. Ketika mengukur lingkar lengan tengah bagian atas untuk mengkaji ukuran otot, pastikan untuk menanyakan padak klien tangan mana yang dominan [yaitu, apakah klien kidal atau tidak]. Perkirakan kesimetrisan ukuran: perbedaan lingkar paha, betis, dan lengan atas yang lebih dari 1cm dianggap tidak normal, kecuali jika peningkatan ukuran otot terjadi karena aktivitas fisik tertentu. Untuk mengevaluasikekuatan otot, minta klien melakukan gerakan rentang gerak aktif, sedangkan anda memberi tahanan. Perhatikan kekuatan yang klien keluarkan untuk melawan tahanan tersebut. Jika kelompok otot tersebut lemah, kurang tahanan agar memungkinkan pengkajian yang lebih akurat. Catat hasilnya berdasarkan skala lima point. b. Menginspeksi dan mempalpasi sendi dan tulang Pengkajian sendi dan tulang meliputi pengukuran tinggi badan dan panjang ekstrimitas klien (lengan dan kaki) dan mengevaluasi karakteristik sendi dan tulang dan rentang gerak sendi. Selama pengkajian sendi jangan pernah mamaksakan gerakan sendi jika anda merasakan adanya tahanan atau jika klien mengeluh nyeri. Ukur tinggi badan klien dan juga panjang ekstrimitas untuk perbandingan. Untuk mengukur ekstrimitas, tempatkan klien pada posisi telentang pada permukaan datar dengan lengan dan tungkai terekstensi penuh serta bahu dan pinggul terabduksi. Ukur masing-masing lengan dari prosesus akromium ke ujung jari tengah. Ukur masing-masing tungkai dari spina iliaka superior anterior sampai maleolus medial dengan meteran melintang pada sisi medial lutut. Perbedaan panjang yang lebih dari 1 cm antara masing-masing ekstrimitas dianggap tidak normal. Inspeksi spinal servikal dari tiga titik pandang: belakang, samping, dan menghadap klien. Klien dapat duduk atau berdiri Oservasi kesejajaran kepala dengan tubuh hidung harus segaris gengan migsternum dan meluas ke atas bahu jika dilihat dari samping. Kepala harus sejajar dengan bahu. normalnya vertebra servikalis ke-7 dan thoracalis 1 lebih menonjol dari vertebra yang lain Inspeksi dan palpasi panjang klavikula. Kemudian normal mengikuti tulang yang keras halus dan kontinyu Untuk menginspeksi dan menpalpasi scapula duduk langsung di belakang klien, yang duduk dengan bahu tertarik ke belakang. Normalnya scapula terletak di atas iga thoracalis ke-2-7.

A. Menilai kekuatan ototKetika mengevaluasi kekuatan otot gunakan skala di bawah iniKolom 1 menggambarkan kemungkinan respon otot dan signifikansi respon otot dan signifikansi respon tersebut. Kolom 2 menunjukan bagaimana menilai respon tersebut. Nilai yang kurang dari 3 pada skala mengindikasikan disfungsi atau kelemahan otot yang signifikan. Kekurangan total kontraktilitas (otot yang lemah) menyertai paralisis, yang merupakan hilangnya gerakan volunter secara menyaluruh. Sedikat kontraktilitas (otot hipotonik) menyertai paresis. kondisi ini merupakan akibat dari disfungsi neurologis.

Respon otot dan signifikansinyaNilai

Tidak ada kontraksi yang terlihat atau terpalpasi Paralisis0

Kontraksi yang terpalpasi sedikit Paresis, kelemahan parah1

Manuver rentang gerakPasif jika grafitasi di hilangkan Paresis, kelemahan sedang2

Rentang gerak aktif melawan grafitasi sendiri atau melawan tahanan ringan Kelemahan ringan3-4

Rentang gerak aktif melawan tahanan penuh Normal5

Palpasi adanya krepitus pada sendi yang bergerak. inspeksi adanya eritema, massa, atau pembengkakan pada kulit yang menutupi sendi bahu. Palpasi artikulasio akromioklavikularis dan area di atas tuberositas humerus besar. palpasi sendi bahu di mulai dengan lengan klien di samping. minta klien menggerakan lengan melintasi dada (adduks). kemudian letakan ibu jari anda di bagaian interior, sendi bahu klien dan jari-jari anda di bagian posterior sendi tersebut. Minta klien menggerakan lengannya ke arah belakang. Palpasi sendi bahu pada saat lengan klien bergerak ke arah belakang Kemudian berdirilah di belakang klien. Dengan ujung jari di tempatkan pada tuberositas humero besar, instruksikan klien memutar bahu ke arah internal dengan menggerakan lengan ke belakan punggung. Inspeksi kontur sendi dan kulit di atas masing masing tulang. Palpasi sendi pada saat istirahat dan ketika bergerat. Inspeksi adanya massa ,eritema, devormitaskeletal dan pembengkakan pada pergelangan tangan. palpasi pergelangan tangan pada saat istirahat dan ketika bergerak dengan memegangnya secara perlahan di antara ibu jari dan jari-jari anda Pada masing-masing tangan inspeksi adanya nodul, eritema, rongga panjang dan deformitas keletal pada jari dan ibu jari. Palpasi jari dan ibu jari pada saat istirahat dan selama gerakan Inspeksi dan palpsi di atas tonjolan tulang: krista iliaka, simfisis pubis, spinal anterior, tuberositas istial dan trokanter mayor. Palpasi pinggul pada saat istirahat dan bergerak Inspeksi lutut dengan posisi klien duduk. Palpasi lutut pada saat bergerak pada saat bergerak dan istirahat. Inspeksi dan palpasi pergelangan kaki dan tungkai pada saat istirahat dan saat bergerak Klien dapat duduk atau berbaring telentang untuk pengkajian jari-jari kaki. Inspeksi semua permukaan jari-jari kaki, palpasi jari-jari kaki pada saat istirahat dan bergerak.

B. Mengkaji kekuatan otot dan rentang gerak sendiPengkajian rentang gerak sendi menguji integritas fungsi sendi: pengkajian kekuatan otot melawan tahanan menguji fungsi otot disekitar sendi. Untuk mengkaji rentang gerakan sendi, perawat meminta klien menggerakkan sendi tertentu untuk melewati rentang gerak normal. Jika klien tidak mampu melakukannya, perawat dapat menggerakkan sendi-sendi klien melalui rentang gerak pasif. Untuk mrngkaji kekuatan otot, perawat memberikan tekanan pada sendi tertentu pada atau didekat otot di sekeliling sendi. Klien juga harus mampu memberikan tahanan yang kuat terhadap tekanan yang diberikan untuk melawan gerakan. Jika kedua sisi sedang dikaji maka kekuatan keduanya harus simetris. 1. Spinal servikal dan leher Kekuatan otot Untuk mengkaji fleksi dari spinal servikalis, letakkan tangan anda pada dahi klien, dan beri tekanan. Minta klien menundukkan kepala kearah depan dan menyentuhkan dagu ke dada.Untuk mengkaji rotasi spinal servikalis minta klien mendorong ke samping melawan tangan anda yang berada di sisi wajah untuk menghambat gerakan. Pada saat yang sama palpasi muskulus sternokleidomastoideus pada sisi yang berlawanan. Ulangi prosedur pada sisi kanan.Untuk mengkaji ektensi spinal servikalis, berikan tekanan dengan tangan anda pada tulang okipitas klien. Minta klien menekuk kepala ke arah belakang sejauh mungking.

Rentang gerak Minta klien memfeksikan leher (berusaha menyentuhkan dagu kedada) kemudian mengekstensikan leher (menekuk kepala ke arah belakang). Lalu minta klien menekuk leher ke samping, menyentuhkan telingga ke bahu. Minta klien merotasi kepala dari samping ke samping

2. Bahu Kekuatan otot Muskulus trapezeus (dari bahu dan punggung atas) paling baik jika diuji secara bersamaan. Minta klien menggangkat bahunya dengan bebas, kemudian sekali lagi sambil tekan ke bawah.

Rentang Gerak Observasi dan ukur rentang gerak pada saat klien mendemonstrasikan fleksi ke depan dengan lengan lurus di depan dan ekstensi ke belakang dengan lengan lurus dan terekstensi ke belakang.Untuk mengkaji abduksi, minta klien mengangkat lengannya ke sisi luar dengan lengan lurus. untuk mengkaji aduksi minta klien menggerakkan lengan ke garis tengah dengan lengan lurus. Untuk mengkaji rotasi internal minta klien mengabduksikan lengan dengan siku menekuk dan jari-jari mengarah kebawah dengan cara bertolak pinggang.Untuk mengkaji rotasi eksternal, minta klien mengabduksikan lengan dengan siku menekuk dan jari-jari mengarah keatas dengan cara meletakkan tangan di belakang kepala.

3. Lengan atas dan siku Kekuatan otot Untuk menguji kekuatan trisep, coba memfeleksikan lengan klien sementara klien mencoba mengektensikannya. Untuk menguji kekuatan deltoid dorong kebawah lengan klien (terabduksi 90 derajat) sementara klien menahannya. Untuk mengkaji kekuatan, tarik lengan klien yang fleksi menjadi ekstensi sementara klien menahannya. Rentang Gerak Minta klien duduk atau berdiri. Kemudian, kaji fleksi dengan memintanya menekuk lengan dan mencoba menyentuh bahu. Untuk mengkaji ekstensi, minta klien menguatkan lengannya.Kaji ponasi dengan menahan siku klien pada posisi fleksi sementara klien merotasi lengan sampai telapak tangan menghadap lantai. Kaji supinasi dengan menahan siku klien pada posisi fleksi sementara klien merotasi lengan sampai telapak tangan menghadap atas.

4. Pergelangan tangan dan tangan Kekuatan otot Uji kekuatan otot dan gerakan kedua tangan secara bersamaan dan meminta klien meremas kedua jari pertama anda, membuat kepalan, menahan usaha anda, meluruskan pergelangan tangan klien yang fleksi, dan menahan usaha anda memfleksikan pergelangan tangan klien yang lurus (normalnya tangan dominan sedikit lebih kuat). Rentang gerakUntuk mengkaji fleksi, minta klien menekuk pergelangan tangan kearah bawah. Kaji kestensi dengan meminta klien meluruskan pergelangan tangannya. Untuk mengkaji hiperekstensi atau dorsi fleksi, minta klien menekuk pergelangan tangannya ke atas. Kaji penyimpangan ulnar dengan meminta klien menggerakkan tangannya ke arah sisi radial.Untuk mengkaji artikulasio metakarpofalangeal, minta klien menghiperekstensikan (dorsifleksi), mengekstensikan (lurus), dan memfleksikan (membuat kepalan) jari-jari tangan. Minta juga klien meluruskan jari-jari tangan, meregangkannya dan kemudian merapatkannya kembali. Abduksi antara jari harus 20 derajat; pada adduksi jari-jari harus saling bersentuhan.

5. Spinal lumbar dan toraksik Rentang gerak Dengan posisi klien berdiri, observasi dan evaluasi rentang gerak spinal pada saat klien mendemonstrasikan hiperekstensi dengan membungkuk ke belakang dari pinggang dan fleksi dengan membungkuk menyentuh lantai dengan lutut sedikit di tekuk.Kemudian kaji rotasi dengan terlebih dahulu menstabilkan pelvis klien, lalu meminta klien merotasi tubuh atas dari sisi ke sisi. Akhirnya minta klien membungkuk pada setiap sisi.

6. Pinggul dan pelvis Kekuatan otot Dengan posisi klien berbaring (telungkup dan kemudian telentang), kemudian duduk, evaluasi kekuatan otot dan palpasi otot pada saat anda melakukan tes. Untuk mengkaji ekstensor pinggul minta klien yang telungkup menghiperekstensikan tungkainya ke arah belakang sementara anda mencoba mendorong tungkai tersebut ke arah bawah. Untuk mengkaji abduktor pingggul, minta klien yang telentang menggerakkan tungkainya yang lurus menjauh dari garis tengah, sementara anda mencoba mendorong tungkai klien ke arah garis tengah.Untuk mengkaji fleksor pinggul, minta klien duduk dan mengangkat lututnya sampai ke dada sementra anda memberikan tekanan ke bawah proksimal terhadap lutut. Untuk mengkaji adduktor pinggul, minta klien yang telentang menggerakkan tungkainya ke arah garis tengah, sementara anda mencoba mendorong tungkai tersebut menjauh dari garis tengah. Rentang gerak Dengan posisi klien telungkup atau berdiri, observasi dan evaluasi rentang gerak pada saat klien mendemontasikan fleksi dengan menekuk lutut ke dada dengan punggung lurus. Perhtian: jangan melakukan gerakan ini pada klien yang telah mengalami penggantian pinggul total tanpa izin ahli bedah karena geraka ini dapat menyebabkan prostesisnya mengalami dislokasi.Kemudian evaluasi ekstensi dengan meminta klien meluruskan lutut dan hiperekstensi dengan meminta klien mengekstensikan tungkai kearah belakang dengan lutut lurus.Untuk mengkaji abduksi, minta klien menggerakan tungkainya yang lurus menjauh dari garis tengah; kaji adduksi dengan meminta klien meggerakan tungkainya yang lurus ke garis tengah. Perhatian: gerakan ini dapat mengubah prostesis pinggul.

7. Lutut Kekuatan ototUntuk mengkaji ekstensor lutut, minta klien duduk atau berbaring telentang dan mengekstensikan tungkai sementara Anda berusaha memfleksikannya. Untuk mengkaji fleksor lutut, minta klien duduk atau berbaring telentang sementara Anda mengekstenbisikan tungkai klien pada saat klien memfleksikan lutut. Rentang gerakDengan posisi klien duduk atau berdiri, observasi dan ukur rentang gerak pada saat klien mendemontrasikan ekstensi dengan meluruskan tungkai pada lutut dan fleksi dengan menekuk tungkai pada lutut dan menarik kaki ke atas menyentuh bongkong.

8. Pergelangan kaki dan kaki Kekuatan ototUntuk mengkaji dorsifleksi sendi pergelangan kaki, letangkan tangan Anda pada npermukaan dorsal dari kaki klien dan beri tekanan. Minta klien menekuk kaki ke atas melawan tahanan anda. Untuk mengkaji fleksi flantar, berikan tekanan dengan tangan anda pada permukaan plantar dari kaki klien sementara, klien berusaha menekuk kaki ke arah bawah. Untuk mengkaji inversi, berikan tekana dengan tangan Anda pada permukaan medial dari tulang metatarsal klien yang pertama, sementara klien berusaha menggerakan jari-jari kakinya ke arah yang dalam. Untuk mengkaji inversi, letakan tangan Anda pada permukaan lateral dari tulang metatarsal yang kelima dan beri tekanan pada saat klien berusaha menggerakan jari-jari kakinya ke arah luar.

Rentang gerak Minta klien yang sedang duduk, barbaring, atau berdiri mendemontrasikan plantar dengan menekuk kaki ke arah bawah dan dorsifleksi dengan menekuk kaki ke arah atas. Kemudian minta klien membalikan kaki dengan mengarahkan jari-jari kaki dan memutar kaki ke arah luar. Untuk menkaji adduksi dan abduksi kaki atas, stabilkan tumit klien sementara klien memutar kaki atasnya ke dalam dan keluar secara berturut-turut.9. Jari-jari kaki Kekuatan ototUntuk mengkaji fleksi, berikan tekanan dengan jari Anda pada permukaan plantar dari jari-jari kaki klien, sementara klien berusaha menekuk jari-jari kakinya kebawah.Untuk menguji ekstensi, beri tekanan dengan jari-jari anda kepermukaan dorsal dari jari-jari klien sementara klien berusaha mengarahkan jari-jari kakinya ke arah atas. Rentang gerakUntuk mengkaji arikulasio metatarsofalengeal, minta klien mengekstensikan (meluruskan) dan memfleksikan (menekuk) jari-jari kaki. Kemudian, minta klien menghiperekstensikan jari-jari kaki dengan meluruskan dan mengarahkan ke arah atas.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKAPatricia, Gonce Mortio, 2003. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta : EGCRaylene, M. Respondan, 2008. Penilaian Nyeri. Jakarta : EGC