penggunaan model pembelajaran konstruktivisme … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI KEBEBASAN ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DEWI NUR AISYAH K 7108114 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lekhue

Post on 08-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI KEBEBASAN ORGANISASI

UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD

NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

DEWI NUR AISYAH

K 7108114

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : DEWI NUR AISYAH

NIM : K7108114

Jurusan /Program Studi : IP/ PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN

PKN MATERI KEBEBASAN ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN

KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012”

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Dewi Nur Aisyah

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI KEBEBASAN ORGANISASI

UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD

NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

DEWI NUR AISYAH

K7108114

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Dewi Nur Aisyah. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI KEBEBASAN ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN melalui penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Milles & Huberman) yang terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan validitas isi dan trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Peningkatan kedisiplinan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kedisiplinan siswa pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata kedisiplinan siswa sebelum tindakan (pra siklus) hanya sebesar 64,25, dan pada siklus I nilai rata-rata kedisiplinan siswa menjadi 70,25, pada siklus II meningkat menjadi 70,79, dan pada siklus III meningkat menjadi 76,93. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (≥75) hanya sebanyak 12 siswa (43%), pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa (57%), pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (71%), dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 25 siswa (89%).

Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa dengan penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran PKN materi kebebasan organisasi siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

Kata Kunci: konstruktivisme, kedisiplinan

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Dewi Nur Aisyah. K7108114. THE USE OF CONSTRUCTIVISM LEARNING METHOD IN PKN SUBJECT FOR DOING ORGANIZATION FREEDOM MATERI TO IMPROVE STUDENTS DISCIPLINE FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 02 PETUNG JATIYOSO KARANGANYAR AT 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Minithesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Juni 2012.

Purpose of the research is to improve the student discipline subject of PKN by using constructivism learning for the fifth grade students of SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar at 2011/2012 Academic Year.

The type of research is classroom action research (CAR), it conducted three cycles. Each cycle conducted four phases, there are planning, action implementation, observation, and reflection. Subject of the research is the fifth grade students of SDN 02 Petung Jatiyoso Karanganyar at 2011/2012 Academic Year amounting to 28 students. Data analysis by using an interactive analysis model (Miles and Huberman), it conducted three component, that are data reduction, display data, and drawing conclusion or verification. Data collecting technique by using documentation, observation, interview, and test. Data validity is examined by using validity volume and triangulation that are data triangulation and methodical triangulation.

Based on result of the research, it can be concluded that using Constructivism learning can improve the student discipline of PKN for the fifth grade students of SDN 02 Petung Jatiyoso Karanganyar at 2011/2012 Academic Year. Improvement of the students could be seen in the increased discipline among the students for the each cycle, that are before the action (pre-cyles), the average discipline among students was 64,25. In first cycle, the average grade increased to 70,25. In second cycle, the average grade increased to 70,79 and third cycle the average grade increased 76,93. Before action of the research, students who acquired KKM grade ≥ 75 were 12 students (43%). In the first cycle, the number of students increased to 16 students (57%), in the second cycle the number of the students increased again became 20 students (71%), and in the third cycle the number of the student increased again became 25 student (89%),

Therefore, I can be proposed a recommendation that with implementation of constructivism learning can improve discipline in PKN subject for doing organization freedom materi to improve students discipline for the fifth grade students of sd negeri 02 petung jatiyoso karanganyar at 2011/2012 academic year. Keyword: constructivism, discipline

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

v Kesabaran adalah kunci dari kesuksesan

(Penulis)

v Belajar dari kesalahan untuk mencapai kesempurnaan

(Penulis)

v Kita tidak akan pernah tahu hari esok, tetapi kita seharusnya tahu

rencana dan langkah kita untuk menuju hari esok.

(Penulis)

v Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu

terhadap guru-gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap

murid-muridmu

(Terjemahan HR. Tabrani)

v Barang siapa tahut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut

menghadapi kemajuan.

(Bung Karno)

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

v “Ayah dan Bunda”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan

yang tulus dan tak terbatas, kasih sayang yang tiada terbatas pula. Semuanya

membuatku bangga memiliki kalian. Terima kasih untuk semua yang telah

kalian berikan.

v Almamaterku tercinta PGSD FKIP UNS

v “Mbak Kost”

Terima kasih atas semangat, perhatian dan kerjasamanya.

v “Yang Terkasih”

Terima kasih karena elalu memberikan semangat dan doa dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Mata Pelajaran

PKN untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas V SD Negeri 02 Petung

Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah bayak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran kepada peneliti.

5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.

6. Kepala Sekolah SD Negeri 02 Petung yang telah memberikan izin

melakukan penelitian tindakan kelas kepada peneliti.

7. Suparno A.ma.Pd selaku Guru Kelas V SDN 02 Petung yang telah

merelakan waktunya untuk membantu penelitian ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan

dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi

para pembaca umumnya.

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 6

A. Kajian Teori ............................................................................ 6

1. Kedisiplinan ....................................................................... 6

a. Fungsi Kedisiplinan di Sekolah .................................... 7

b. Unsur-Unsur Kedisiplinan ........................................... 11

c. Cara Menanamkan Disiplin ......................................... 13

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Mendisiplin .. 14

2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) ................................ 17

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................... 17

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ......................... 18

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

pada Mata Pelajaran PKN ........................................... 19

3. Model Pembelajaran Konstruktivisme .............................. 19

a. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme ....... 19

b. Prinsip - Prinsip Konstruktivisme ............................... 21

c. Tahap – Tahap Model Pembelajaran

Konstruktivisme .......................................................... 21

d. Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme ........ 22

e. Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivisme ..... 23

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 23

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 24

D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27

A. Setting dan Waktu Penelitian ................................................. 27

B. Subjek Penelitian .................................................................... 28

C. Sumber Data ........................................................................... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29

E. Validitas Data ......................................................................... 31

F. Teknik Analisi Data ................................................................. 31

G. Indikator Kinerja .................................................................... 33

H. Prosedur Penelitian ................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 46

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 46

B. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 46

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 50

1. Siklus I .............................................................................. 51

2. Siklus II ............................................................................. 60

3. Siklus III ............................................................................ 69

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 78

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 83

A. Simpulan ................................................................................. 83

B. Implikasi ................................................................................. 83

C. Saran ....................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88

LAMPIRAN ................................................................................................... 90

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 26

2. Komponen-Komponen Analisis Data ........................................................ 33

3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... . 35

4. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Kondisi Awal ...... 48

5. Histogram Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-

Rata dan Ketuntasan Belajar Secara Klasikal PraTindakan ...................... 49

6. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus I ................ 56

7. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus I ...................................... 59

8. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus II ............... 65

9. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus II ..................................... 68

10. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus III .............. 74

11. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus III .................................... 77

12. Peningkatan Nilai Kedisiplinan Siswa dan Ketuntasan Belajar PKN

Setiap Siklus ............................................................................................... 79

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Penjabaran Unsur-unsur Disiplin menjadi Indikator dan Deskriptor .. 12

2. Jadwal Penelitian ................................................................................. 28

3. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Kondisi

Awal ..................................................................................................... 47

4. Hasil Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Pra Siklus ................................. 49

5. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan

Ketuntasan Belajar Secara Klasikal PraTindakan ................................ 49

6. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Siklus I 55

7. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus I ................................ 59

8. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus II ....... 65

9. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus II ............................... 68

10. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus III ...... 74

11. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus III .............................. . 77

12. Peningkatan Kedisiplinan Siswa pada Siklus I, Siklus II, Siklus III ... 79

13. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I,

Siklus II, Siklus III ............................................................................... 80

14. Nilai Rata-rata Kedisiplinan Siswa dan Prosentase Ketuntasan

Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, Siklus III .................. 80

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Pedoman dan hasil Wawancara Guru Sebelum Penggunaan Model

Pembelajaran Konstruktivisme ............................................................... 90

2. Daftar Nilai Kedisiplinan Kelas V pada Kondisi Awal .......................... 92

3. Silabus Kelas V ....................................................................................... 94

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Peretemuan I .................... 98

5. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ............................... 104

6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .......................................... 110

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II .................... 114

8. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II .............................. 120

9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ......................................... 126

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I .................... 130

11. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I .............................. 136

12. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ......................................... 142

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ................... 146

14. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II ............................ 152

15. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ....................................... . 158

16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan I ................... 162

17. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus III pertemuan I ............................. 168

18. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus III pertemuan I ........................................ 173

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan II ................. 177

20. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus III Pertemuan II ........................... 183

21. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II ...................................... 188

22. Pedoman Pengamatan Kedisiplinan Siswa ............................................. 192

23. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus I Pertemuan I .............. 195

24. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus I Pertemuan II ............ 197

25. Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus I ....................................... 199

26. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus II Pertemuan I ............ 201

27. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus II Pertemuan II ........... 203

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

28. Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus II ..................................... 205

29. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus III Pertemuan I ........... 207

30. Lembar Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus III Pertemuan II .......... 209

31. Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus III .................................... 211

32. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran ............. 213

33. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran PKN dengan

Model Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I ...................................... 218

34. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran ............. 221

35. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran PKN dengan

Model Pembelajaran Konstruktivisme Siklus II ..................................... 226

36. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru dalam Pembelajaran ............. 229

37. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran PKN dengan

Model Pembelajaran Konstruktivisme Siklus III .................................... 234

38. Hasil Wawancara Guru Setelah Menggunakan Model Pembelajaran

Konstruktivisme ...................................................................................... 237

39. Foto Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 239

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

dituangkan dalam bentuk aturan. Salah satunya adalah aturan sekolah yang disebut

dengan tata tertib. Siswa dituntut untuk menaati tata tertib sekolah didalam menuju

keberhasilan proses belajar mengajar membentuk karakteristik siswa agar disiplin dan

bertanggung jawab. Tata tertib sekolah dapat berjalan dengan baik apabila sikap disiplin

terhadap tata tertib atau peraturan sekolah,berperan sebagai faktor eksternal siswa,dan

sebagai dasar berperilaku.

Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan

sekolah,mengontrol diri dan bertanggung jawab serta berperilaku sesuai dengan tuntutan

lingkungan sekolah. Disiplin sekolah dianggap sebagai sarana agar proses belajar dapat

efektif. Karena tujuan disiplin di sekolah adalah efektifitas proses belajar mengajar

dianggap sebagai masalah disiplin. Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang

penting dalam pembangunan bangsa dan negara, karena mereka merupakan generasi

penerus yang diharapkan dapat membangun dan menghasilkan karya-karya yang berguna

bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan suatu negara ditentukan.

Anak-anak yang terdidik, berdisiplin, dan berkualitas secara intelektual, mental dan

spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan

bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.

Kedisiplinan pada anak usia sekolah sangat penting diperhatikan, adanya

peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa

dewasanya nanti. Kedisiplinan pada anak harus dilakukan, salah satunya adalah

kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar.

Dalam hal kedisiplinan pada anak usia sekolah, orang tua atau guru harus bersungguh-

sungguh dengan apa yang dikatakannya. Penerapan peraturan yang konsisten dan

hukuman ringan jauh lebih bermanfaat bagi anak daripada peraturan yang tidak konsisten

dan hukuman yang berat. Konsisten atau disebut disiplin merupakan cara orang tua atau

guru untuk menunjukkan kepada anak bahwa orang tua sebenarnya memperhatikan

perilakunya, maka orang tua tersebut akan lebih terdorong untuk bersikap sesuai dengan

harapan.

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Permasalahan yang terjadi di Kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar

saat ini adalah kurangnya kedisiplinan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan

guru kelas terdapat beberapa fakta pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas V SD

Negeri 02 Petung. Fakta yang ditemukan adalah dalam pembelajaran PKN pada materi

kebebasan organisasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Petung menunjukkan bahwa guru

cenderung menggunakan metode konvensional yang terfokus pada ceramah, tanya jawab,

dan pemberian tugas saja.

Metode dan pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

adalah siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, bisa dikatakan guru yang

aktif dan siswanya pasif. Siswa cenderung mudah bosan dan ramai di kelas padahal ada

gurunya. Guru juga kurang menguasai kondisi kelas dan perhatiannya kurang

menyeluruh, itu menyebabkan siswa tidak memperhatikan guru dan ramai sendiri.

Seharusnya para siswa bisa menaati tata tertib yang telah diberikan, bukan justru

melanggar tata tertib yang telah diberikan pihak sekolah. Dari 28 siswa kelas V SD

Negeri 02 Petung , hanya sebagian kecil yang menunjukkan kedisiplinan selama

pembelajaran, yaitu 12 anak. Hal ini dapat dikatakan kedisiplinan yang dimiliki siswa

kelas V SD Negeri 02 Petung mencapai angka kira-kira 43%.

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berkualitas, yang

akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa

akan membantu siswa itu sendiri dalam menjalani kehidupannya, baik di sekolah maupun

di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya.

Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah

memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.

Dalam hal itu, Menurut Maman Rachman pentingnya disiplin ditingkatkan

bagi para siswa adalah sebagai berikut:

1. Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

2. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

3. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya

terhadap lingkungannya.

4. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu

lainnya.

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

5. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

6. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

7. Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.

8. Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.

Ketidakdisiplinan siswa dalam pembelajaran PKN semacam ini akan diatasi

dengan model pembelajaran yang lebih baik, salah satunya adalah dengan model

pembelajaran konstruktivisme. Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu

pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar

(perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini

hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui

pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.

Disini guru memiliki peran untuk mendorong dan membangun siswa agar selalu

bersikap disiplin. Menanamkan kedisiplinan siswa merupakan tugas tenaga pengajar

(guru). Untuk menanamkan kedisiplinan siswa ini harus dimulai dari dalam diri kita

sendiri, barulah kita dapat mendisiplinkan orang lain sehingga akan tercipta ketenangan,

ketentraman, dan keharmonisan.

Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme adalah Pembelajaran

berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri,

memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa,

memberi kesempatan siswa untuk berpikir tentang pengalamannya, memberikan suasana

lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,

saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

Untuk itulah penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Pada Mata Pelajaran

PKN untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso

Karangnayar Tahun Aajran 2011/2012“.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apakah penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan

kedisiplinan pada mata pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso

Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu :

Meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran PKN melalui model pembelajaran

konstruktivisme siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus bermanfaat terhadap para pembaca maupun peneliti

sendiri. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat

guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Membantu pembinaan murid untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mata

pelajaran PKN melalui model pembelajaran konstruktivisme.

c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya

yang berhubungan dengan hal yang sama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat :

a. Bagi Guru

Bagi guru hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran konstruktivisme guna meningkatkan kedisiplinan siswa. Selain itu

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

guru dapat menerapkan pembaharuan mengenai metode dan model pembelajaran

yang menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Bagi Siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kedisiplinan

siswa dalam mengikuti pelajaran, menambah pengetahuan, menggali potensi

siswa, meningkatkan keterampilan berfikir, menumbuhkan minat siswa,

memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan model pembelajaran konstruktivisme dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya di

SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar, dapat bermanfaat untuk

menumbuhkan inovasi sekolah dalam kegiatan pembelajaran, menumbuhkan

iklim pembelajaran yang kondusif di sekolah, dan memberi inspirasi guru lain

untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seseorang yang belajar

secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru

merupakan pemimpin dan anak merupakan murid-murid yang menuju ke

hidup yang berguna dan bahagia. Jadi, disiplin adalah merupakan cara

masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok

(Hurlock, 1978: 82). Pendapat ini menekankan kesuka relaan seseorang

untuk mengikuti seorang pemimpin.

Disiplin berasal dari bahasa latin “desciplina” yang menunjukkan

kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan

istilah “disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawah

pengawasan seorang pimpinan (Rasdi Ekosiswoyo dan Maman Rachman,

2000: 97). Pendapat ini menekankan kepada belajar dan mengajar.

Disiplin berasal dari kata “discipline” yang berarti sikap dan

perilaku yang muncul sebagai akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati

aturan, hukum atau perintah (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2011: 117).

Pendapat ini menekankan kebiasaan selalu mentaati peraturan, perintah

dan hukum yang ada.

Menurut Bailey (1994) dalam International Journal of Whole

Schooling mengemukakan disiplin sebagai berikut:

Developed Conscious Discipline, a program that integrates the principles of classroom management, emotional intelligence and character education into one seamless process. Teachers who practice Conscious Discipline create a positive school climate called the “School Family” and learn specific ways to transform conflict into opportunities that teach social-emotional life skills. Disiplin yang berkembang, program yang terintegrasi pada prinsip pengelolaan kelas, kepandaian emosional dan pendidikan karakter dalam satu proses yang sama. Guru yang mempraktikkan disiplin membentuk iklim sekolah yang baik disebut dengan “Keluarga

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Sekolah” dan belajar jalan yang lebih spesifik untuk mengubah konflik menjadi kesempatan baik yang mengajar keterampilan emosional hidup.

Selanjutnya Arthur K. Ellis (1998: 32) mendefinisikan disiplin

adalah sebagai berikut: The social science disciplines of anthropology,

economics, geography, history, sociology, and political science form the

foundation of the elementary social studies curriculum. Social studies is

that area of the elementary school curriculum that focuses on the activities

of human beings.

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa Disiplin ilmu pengetahuan

social yang berbentuk antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi

dan pengetahuan politik adalah landasan dari kurikulum dasar studi social.

Studi social adalah area dari kurikulum sekolah dasar yang berfokus pada

aktifitas umat manusia.

Berdasarkan pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa

kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau

kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan

dengan senang hati dan kesadaran diri.

b. Fungsi Kedisiplinan di Sekolah

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib

kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam

belajar.

Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri

dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa

akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya.

Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika

siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.

Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu

tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan

pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

perintah, nasehat, larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi.

Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapkan dalam rangka proses

pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang

baik. Sikap dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi

pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang rasa dan berdisiplin.

Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi

sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini

kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri

terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di

lingkungan itu.

Dalam kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri

di sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat

menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya

kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan

mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di

sekolah yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan

berlangsung tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang

kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan

berlangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan

rendah.

Menurut Tu’u (2004), fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai

berikut:

1) Menata Kehidupan Bersama

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan

berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan

norma, nilai dan peraturan yang digunakan untuk mengatur agar

kehidupannya dapat berjalan dengan baik. Jadi fungsi disiplin adalah

mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam

masyarakat.

2) Membangun Kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh

faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

masyarakat dan lingkungan sekolah. Jadi lingkungan yang berdisiplin

baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.

3) Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk

melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu

proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui

latihan.

4) Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena kesadaran diri. Disiplin dapat pula

terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan

terpaksa karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri,

melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin

berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti

peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.

5) Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus

dilakukan oleh siswa. Selain itu juga berisi sanksi/hukuman bagi yang

melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat

penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk

menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan

ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.

6) Mencipta Lingkungan Kondusif

Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses

tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai,

dan hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang

peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta

peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan

secara konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan

menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan

baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan

dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara

konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu

melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang

negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi

dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul keseimbangan diri

dalam hubungan dengan orang lain.

Disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi

beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian disiplin memperbesar

kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak.

Perlunya disiplin menurut Hurlock (1978: 83) adalah sebagai

berikut:

1) Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang

boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

2) Dengan membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu

akibat perilaku yang salah. Disiplin memungkinkan anak hidup

menurut standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian

memperoleh persetujuan sosial.

3) Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan

mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih

sayang.

4) Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi

pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan

darinya.

5) Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani pembimbing

dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.

Dalam hal itu, menurut Maman Rachman (2004) dalam pentingnya

disiplin bagi para siswa sebagai berikut:

1) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang.

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya

terhadap lingkungannya.

4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan

individu lainnya.

5) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

6) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

7) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.

8) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan

lingkungannya.

Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi

gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian,

sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan

disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil

dengan kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi positif

diantara mereka.

Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut,

diperlukan pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya

Wardiman mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki

apabila dalam diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.

c. Unsur – Unsur Disiplin

Hurlock (1978: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin

meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam

peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk

perilaku yang baik. Unsur-unsur disiplin tersebut dapat dijabarkan menjadi

indikator dan deskriptor yang dapat diuraikan dengan tabel 1 berikut :

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tabel 2.1. Penjabaran Unsur-Unsur Disiplin Menjadi Indikator dan Deskriptor

Indikator Deskriptor 1. Peraturan

sebagai pedoman perilaku.

Skor 1: Siswa tidak disiplin, ramai sendiri, masuk terlambat dan terlambat menyelesaikan tugas.

Skor 2: Siswa kurang disiplin, masih ramai sendiri, dan terlambat menyelesaikan tugas.

Skor 3: Siswa disiplin, kadang masih ramai sendiri, tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.

Skor 4: Siswa disiplin, memperhatikan guru dan tepat waktu menyelesaikan tugas.

Skor 5 : siswa sangat disiplin, serius memperhatikan guru, tepat waktu menyelesaikan tugas.

2. Konsistensi dalam peraturan.

Skor 1 : Siswa tidak mentaati peraturan, ramai sendiri, tidak memperhatikan guru.

Skor 2 : Siswa kurang mentaati peraturan, ramai sendiri, tidak memperhatikan guru.

Skor 3 : Siswa mentaati peraturan, kadang masih ramai sendiri, memperhatikan guru.

Skor 4 : Siswa mentaati peraturan, memperhatikan guru.

Skor 5 : Siswa mentaati peraturan, tidak ramai dan memperhatikan guru.

3. Sanksi untuk Pelanggaran.

Skor 1 : Siswa tidak mau menerima sanksi dan tidak melaksanakan sanksi.

Skor 2 : Siswa tidak melaksanakan sanksi. Skor 3 : Siswa mau menerima sanksi, tapi tidak

sungguh-sungguh dalam melaksanakan sanksi.

Skor 4 : Siswa mau menerima sanksi dan melaksanakan sanksi.

Skor 5 : Semua siswa tidak ada yang melanggar peraturan.

4. Penghargaaan untuk perilaku yang baik.

Skor 1 : Siswa tidak disiplin, tidak menerima pujian.

Skor 2 : Siswa aktif berpendapat, menerima pujian. Skor 3 : Siswa tepat waktu mengumpulkan tugas,

menerima pujian. Skor 4 : Siswa disiplin, aktif berpendapat,

menerima hadiah (point). Skor 5 : Siswa disiplin, aktif berpendapat, tepat

waku menyelesaikan tugas, menerima hadiah (point).

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Disiplin itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam

sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur

pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri

manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau

attitude merupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus

mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau

pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya

yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi

kelakuan manusia.

Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi

pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan

atau tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang

menunjukkan perilaku disiplin atau tidak disiplin.

d. Cara Menanamkan Disiplin

Hurlock (1978: 93), cara – cara menanamkan disiplin adalah

sebagai berikut:

1) Cara Mendisiplin Otoriter

Peraturan dan peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang

diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya

mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi

standart dan sedikit, atau sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian

atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar

yang diharapkan.disiplin otoriter selalu berarti mengendalikan melalui

kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman badan.

Dalam keluarga dengan cara mendisiplin otoriter yang lebih wajar,

anak tetap dibatasi dalam tindakan mereka, dan keputusan-keputusan

diambil oleh orang tua.

2) Cara Mendisiplin yang Permisif

Disiplin permisif sebetulnya berarti sedikit disiplin atau tidak

berdisiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak ke pola

perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Bagi banyak orang tua, disiplin permisif merupakan protes terhadap

disiplin yang kaku dan keras masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam

hal seperti itu, anak sering tidak diberi batas-batas atau kendala yang

mengatur apa saja yang boleh dilakukan mereka diijinkan untuk

mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri.

3) Cara Mendisiplin Demokratis

Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran

untuk membantu anak mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode

ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek

hukumannya. Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan

penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan.

Hukuman tidak pernah keras dan biasanya tidak berentuk hukuman

badan. Hukuman hanya digunakan bila terdapat bukti bahwa anak-anak

secara sadar menolak melakukan apa yang diharapkan dari mereka.

Bila perilaku anak memenuhi standar yang diharapkan, orang tua yang

demokratis akan menghargainya dengan pujian atau pernyatan

persetujuan yang lain.

e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Cara Mendisiplin

Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks,

karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya. Ditinjau

dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang

cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh

dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang,. Kecenderungan

tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana

pengoptimalannya.

Sehubungan manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka

agar manusia memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan

aturan maka perlu upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui

berbagai bentuk penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut

baik melalui pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang mengatur tingkah lakunya, kebijaksanaan, sistem sanksi, dan

penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.

Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa

tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan

dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya

jika aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati

peraturan yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan

membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki

sanksi tegas akan membuat orang untuk mematuhi aturan itu dengan

disiplin.

Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-

beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada

siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri

maupun yang berasal dari luar.

Hurlock (1978: 95), faktor-faktor yang mempengaruhi cara mendisiplin

adalah : (1) kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua, (2) Penyesuaian

dengan cara yang disetujui kelompok, (3) Usia orang tua atau guru, (4)

Pendidikan untuk menjadi orang tua atau guru, (5) Jenis kelamin, (6) Status sosial

ekonomi, (7) Konsep mengenai pera orang dewasa, (8) jenis kelamin anak, (9)

usia anak, (10) situasi.

1) Kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua

Bila orang tua dan guru merasa bahwa orang tua mereka

berhasil mendidik mereka dengan baik, mereka menggunakan teknik

yang serupa dalam mendidik anak asuhan mereka. Bila mereka merasa

teknik yang digunakan orang tua mereka salah, biasanya mereka

beralih ke teknik yang berlawanan.

2) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok

Semua orang tua dan guru, tetapi terutama mereka yang muda

dan tidak berpengalaman, lebih dipengaruhi oleh apa yang oleh

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

anggota kelompok mereka dianggap cara sebagai “terbaik” daripada

oleh pendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik.

3) Usia orang tua atau guru

Orang tua dan guru yang muda cenderung lebih demokratis dan

permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua. Mereka

cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang masa remaja.

4) Pendidikan untuk menjadi orang tua atau guru

Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak

dan lebih mengerti anak dan kebutuhannya lebih menggunakan teknik

demokratis dibandingkan orang tua yang tidak mendapat pelatihan

demikian.

5) Jenis kelamin

Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya

dibandingkan pria, dan mereka cenderung kurang otoriter. Hal ini

berlaku untuk orang tua dan guru maupun untuk para pengasuh

lainnya.

6) Status sosial ekonomi

Orang tua dan guru kelas menengah dan rendah cenderung

lebih keras, memaksa , dan kurang toleran dibandingkan mereka yang

dari kelas atas, tetapi mereka lebih konsisten. Semakin berpendidikan,

semakin mereka menyukai disiplin demokratis.

7) Konsep mengenai pera orang dewasa

Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai

peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang

telah menganut konsep yang lebih modern. Guru yang yakin bahwa

harus ada tata cara yang kaku dalam kelas lebih banyak menggunakan

disiplin otoriter dibandingkan guru yang mempunyai konsep mengajar

yang demokratis.

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

8) Jenis kelamin anak

Orang tua pada umumnya lebih keras terhadap anak perempuan

daripada terhadap anak laki-lakinya. Begitu pula para guru cenderung

lebih keras terhadap anak perempuan.

9) Usia anak

Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil

daripada untuk mereka yang lebih besar. Apapun teknik yang disukai,

kebanyakan orang tua dan guru merasa bahwa anak kecil tidak dapat

mengerti penjelasan, sehingga mereka memusatkan perhatian mereka

pada pengendalian otoriter.

10) Situasi

Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar hukuman,

sedangkan sikap menantang, negativisme, dan agresi kemungkinan

lebih mendorong pengendalian yang otoriter.

2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Soemantri (1967) dalam Ruminiati (2007: 25),

Pendidikan Kewarganegaraan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran

sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang

baik, yaitu warganegara yang tahu , mau dan mampu berbuat baik.

Pendapat ini menekankan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang membina warna Negara untuk mau dan mampu berbuat

sesuatu yang lebih baik.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang

berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jatidiri yang diwujudkan dalam

bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai

individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk

Tuhan Yang Maha Esa (Abdul Azis Wahab, 2002: 3). Pendapat ini

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menekankan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana untuk

mengembangkan budaya bangsa sebagai jatidiri suatu Negara.

Sudjatmiko (2008), Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi

individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan

keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk

berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendapat ini

menekankan pada Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan untuk

mengembangkan wawasan dan sikap warganegara.

Berdasarkan pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Tujuan PKN adalah untuk membentuk watak atau karakteristik

warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulysa (2007) dalam ruminiati

(2007: 26) adalah:

1) Menjadikan siswa mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif

dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di

negaranya.

2) Menjadikan siswa mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan,

secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara

cerdas dalam semua kegiatan.

3) Siswa mampu berkembang secara positif dan demokratis, sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu

berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme pada Mata

Pelajaran PKN

Menurut Daniel Muijs & David Reynolds ( 2008: 105 ) , Implikasi

model pembelajaran konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu:

1) Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan

menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan tentang materi unsur-unsur organisasi, memberikan teka-

teki dan menguraikan berbagai permasalahan.

2) Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan

dugaan sementara terhadap materi unsur-unsur organisasi yang akan

dipalajari. Kemudian siswa menemukan sendiri konsep sebagai

jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap

sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.

3) Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa

mengkomunikasikan hasil diskusinya. Pada tahap ini pula guru

menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat

kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok

lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan

tersebut melalui kegiatan tanya jawab.

4) Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru

memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, yaitu tentang

materi kebebasan organisasi, kemudian siswa membuat kesimpulan

melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang

telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.

3. Model Pembelajaran Konstruktivisme

a. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme

Von Glaserfeld (1984) dalam Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 26)

Menyatakan Konstruktivisme berakar pada asumsi bahwa pengetahuan, tidak

peduli bagaimana pengetahuan itu didefinisikan, terbentuk di dalam otak

manusia, dan subjek yang berpikir tidak memiliki alternatif selain

mengkonstruksikan apa yang diketahuinya berdasarkan pengalamannya sendiri.

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pendapat ini menekankan bahwa konstruktivisme adalah membangun apa yang

diketahuinya berdasarkan pada pengalaman sendiri.

Pembelajaran konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya

siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses

belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered

daripada teacher centered (Trianto, 2007: 106). Pendapat ini menekankan bahwa

konstruktivisme adalah membangun sendiri pengetahuan dengan keterlibatan

proses belajara mengajar.

Brooks & Brooks (1993) dalam Sri Anitah (2009: 13) menyatakan

Konstruktivisme menempatkan posisi peserta didik untuk membangun

pengetahuannya sendiri secara aktif. Konstruktivisme mengatakan bahwa belajar

adalah menginternalisasi dan membentuk kembali, atau mentransformasi

pengetahuan baru. Pendapat ini sama dengan pendapat Trianto yaitu membangun

pengetahuannya sendiri secara aktif.

Bruner (1990) dalam Interdisciplinary Journal Of E-Learning and

Learning Objects mengemukakan: Constructivism learning theory is defined as

active construction of new knowledge based on a learner’s prior experience.

Artinya bahwa penyusunan teori belajar dijelaskan sebagai susunan aktif dari

pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman belajar.

Robert B. Innes (2004) bahwa “Constructivist views of learning include

a range of theories that share the general perspective that knowledge is

constructed by learners rather than transmitted to learners. Most of these

theories trace their philosophical roots to John Dewey”. Maksudnya adalah

bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi

serangkaian teori yang membagi perspektif umum bahwa pengetahuan

dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar.

Menurut Arthur K. Ellis (1998: 95), Constructivist thought, which invests

learners in a search for their own sense of meaning based on many of the active

teaching and learning strategies mentioned earlier, meets the conditions of what

coulds be called an experiential focus in teaching and learning.

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa konstruktivisme mengangkat

pembelajar dalam sebuah pencarian untuk merasakan sendiri maknanya,

berlandaskan pada beberapa pembelajaran yang aktif dan menyebutkan strategi

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pembelajaran sejak awal, bertemu dengan kondisi yang disebut dengan

pengalaman yang berfokus pada belajar mengajar (proses pembelajaran).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran yang memberikan

kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar dengan kemampuan untuk

menemukan keinginan dengan bantuan fasilitasi orang lain.

b. Prinsip – Prinsip Konstruktivisme

Menurut Daniel Muijs & David Reynolds ( 2008: 97 ), Prinsip –

Prinsip Pengajaran Konstruktivisme adalah :

1) Belajar merupakan sebuah proses aktif.

2) Anak – anak belajar yang paling baik dengan menyelesaikan berbagai

konflik kognitif ( konflik dengan berbagai ide dan prakonsepsi lain ).

3) Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individual semata.

4) Belajar selalu dikonseptualiasikan, tidak mempelajari fakta – fakta

secara murni abstrak, tetapi selalu dalam hubungannya dengan apa yang

telah kita ketahui.

5) Belajar secara betul-betul mendalam berarti mengkonstruksikan

pengetahuan secara menyeluruh ,dengan mengeksplorasi dan menengok

kembali materi yang kita pelajari.

6) Mengajar adalah tentang memberdayakan pelajar, dan memungkinkan

pelajar untuk menemukan dan melakukan refleksi terhadap pengalaman

– pengalaman realitas.

c. Tahap – Tahap Model Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut Daniel Muijs & David Reynolds ( 2008: 105 ) , Implikasi

model pembelajaran konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu:

1) Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan

menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat.

2) Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan

dugaan sementara terhadap konsep yang akan dipalajari. Kemudian

siswa menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui

manipulasi benda langsung.

3) Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa

mengkomunikasikan hasil diskusinya. Pada tahap ini pula guru

menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat

kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok

lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan

tersebut melalui kegiatan tanya jawab.

4) Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru

memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kamudian

siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan

pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat

itu melalui pengerjaan tugas.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme

1) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan

menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya,

dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.

2) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang

berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan

kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa

memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki

kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong

untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang

menantang siswa.

3) Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk

berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir

kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori,

mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

4) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan

kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks,

baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi

siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

5) Pembelajaran Konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan

perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta

memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan

mereka

e. Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivisme

1) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa

hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan

sehingga menyebabkan miskonsepsi.

2) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun

pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama

dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.

3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua

sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan

kreatifitas siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini :

1. Ngatirah ( 2009 ) dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep

Energi Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran

Konstruktivisme siswa Kelas IV SDN Nglorog 4 Sragen Tahun Pelajaran

2010/2011” Beliau menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan Model

Pembelajaran Konstruktivisme dapat mempermudah guru dalam menanamkan

pemahaman konsep IPA Kelas IV SDN Nglorog Sragen; (2) Penggunaan

Model Pembelajaran Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada konsep energi Kelas IV SDN Nglorog Sragen. Penelitin ini bertujuan

memberikan sumbangan informasi dan pemikiran tentang bagaimana

“Energi” digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Muhamad Hasan Sidik (2008) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahan Siswa Mengenai Energi

Gerak di Kelas II SD Negeri I Cilengkranggirang Kec amatan Pasalemon

Kabupaten Cirebon” Beliau Menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan Model

Pembelajaran Konstruktivistik dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga lebih kreatif dan imajinatif;

(2) Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.

C. Kerangka Berpikir

Pada Kondisi awal kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso

Karanganyar tergolong rendah, hal ini disebabkan karena guru dalam melakukan

pembelajaran masih bersifat konvensional yang terfokus pada ceramah tanya jawab, dan

pemberian tugas saja. Metode dan pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar

mengajar adalah siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, bisa dikatakan

guru yang aktif dan siswanya pasif. Siswa cenderung mudah bosan dan ramai di kelas

padahal ada gurunya. Guru juga kurang menguasai kondisi kelas dan perhatiannya kurang

menyeluruh, itu menyebabkan siswa tidak memperhatikan guru dan ramai sendiri.

Bertolak dari permasalahan tersebut diperlukan alternatif pemecahan masalah.

Peneliti menggunakan model pembelajaran Konstruktivisme untuk meningkatkan

kedisiplinan pada mata pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso

Karanganyar. Pembelajaran konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya

siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher

centered. Konstruktivisme menempatkan posisi peserta didik untuk membangun

pengetahuannya sendiri secara aktif. Konstruktivisme mengatakan bahwa belajar adalah

menginternalisasi dan membentuk kembali, atau mentransformasi pengetahuan baru.

Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivisme adalah Pembelajaran berdasarkan

konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan

secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, memberi pengalaman yang

berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, memberi kesempatan siswa

untuk berpikir tentang pengalamannya, memberikan suasana lingkungan belajar yang

kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan

menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. Melalui kolaborasi peneliti

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dengan guru kelas, model pembelajaran konstruktivisme akan diterapkan dengan

menggunakan siklus I, siklus II dan siklus III yang melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan

siswa kelas V SD Negeri 02 Petung. Secara sistematis kerangka berpikir dapat

digambarkan pada Gambar 2.1 di bawah ini :

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 2.1.Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Penggunaan

Model Pembelajaran Konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan siswa

dalam pembelajaran PKN kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar

Tahun Ajaran 2011/2012”.

Siklus 2 Pembelajaran

Konstruktivisme pada materi

Organisasi di Sekolah dan Masyarakat

KONDISI AWAL

Dalam Pembelajaran PKN

guru belum menggunakan

Model Pembelajaran

Konstruktivisme.

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Dalam pembelajaran PKN

guru menggunakan model

pembelajaran

konstruktivisme dan dapat

meningkatkan

Kedisiplinan.

Tingkat

kedisiplinan siswa rendah.

Siklus 1 Pembelajaran

Konstruktivisme pada materi

Unsur-Unsur Organisasi

Siklus 3 Pembelajaran

Konstruktivisme pada materi

Tugas Pengurus Organisasi

Guru menggunakan model Pembelajaran Konstruktivisme

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting dan Waktu Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Petung yang terletak di

Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dengan kepala sekolah yang dijabat

oleh Dwi Atmini, S.Pd. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas V.

Pemilihan SD Negeri 02 Petung sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah.

b. Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti.

c. Kedisiplinan pada mata pelajaran PKN masih rendah.

d. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian, sehingga

penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi sekolah

tersebut.

2. Jadwal Penelitian

Waktu penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012

selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012. Tahap

penyusunan dan pengajuan proposal dimulai pada bulan Februari sampai Maret, tahap

perijinan dan persiapan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai April,

pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan April, tahap analisis data sudah dimulai

pada saat pelaksanaan tindakan yaitu pada bulan April, terakhir penyusunan skripsi,

sidang dan penjilidan pada bulan Mei sampai Juni. Adapun rincian jadwal

pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Bulan

Februari

2012

Maret

2012

April

2012

Mei

2012

Juni

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan dan pengajuan

proposal

2. Mengurus izin penelitian

3. Persiapan penelitian

4. Pelaksanaan siklus I

5. Pelaksanaan siklus II

6. Pelaksanaan siklus III

7. Analisis data

8. Penyusunan skripsi, sidang

skripsi, dan penjilidan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Petung, Jatiyoso,

Karanganyar tahun ajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 28 anak yang terdiri dari 13

siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan dengan Bpk Suparno, Ama. Pd bertindak sebagai

guru kelas V. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda kemampuannya)

dan semua siswa normal dalam artian siswa tidak ada yang berkebutuhan khusus.

C. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan

dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Data penelitian yang telah

dikumpulkan berasal dari berbagai sumber. Sumber data atau informasi tersebut

antara lain:

1. Informasi data yang diperoleh berasal dari narasumber siswa kelas V

Semester II SD Negeri 02 Petung, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 28 peserta didik.

2. Informasi data yang diperoleh dari nara sumber guru kelas V SD Negeri 02

Petung, Jatiyoso, Karanganyar.

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan dokumen berupa data

nilai mata pelajaran PKN yang digunakan untuk mendapatkan data nilai

peserta didik kelas V SD Negeri 02 Petung, Jatiyoso, Karanganyar sebelum

dilakukan tindakan.

4. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran PKN dengan menggunakan

Model Pembelajaran Konstruktivisme pada peserta didik kelas V SD Negeri

02 Petung, Jatiyoso, Karanganyar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Dokumentasi yang dikumpulkan diantaranya: Silabus PKN kelas V, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai hasil belajar PKn peserta didik kelas V

SD Negeri 02 Petung sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Konstruktivisme dan foto proses pembelajaran.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi langsung

(direct observation) merupakan observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara

langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi atau pengamatan dilakukan di saat

proses pembelajaran PKN untuk mengumpulkan data peningkatan kedisiplinan siswa,

yang didukung oleh aspek afektif kedisiplinan siswa, aspek afektif keterampilan sosial

siswa dan aspek kognitif. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data pengamatan sikap siswa dan

kegiatan guru saat proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai

partisipan aktif, yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru pengajar) dalam

kegiatan pembelajaran PKN. Sedangkan, guru kelas V sebagai pengamat pasif

terhadap proses pembelajaran sehingga lebih leluasa dalam mengamati jalannya

pembelajaran. Selanjutnya, hasil pengamatan yang telah dilakukan didiskusikan untuk

dianalisis bersama untuk menemukan berbagai kelemahan proses pembelajaran dan

untuk mencari solusi kelemahan tersebut. Hasil diskusi yang berupa solusi berbagai

kelemahan tersebut kemudian dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Pengamatan terhadap guru pengajar (peneliti) difokuskan pada RPP dan

kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran PKN dengan

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Pengamatan terhadap siswa

difokuskan pada sikap/perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan

observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara terhadap

guru, baik sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

kostruktivisme yang bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang

berkaitan dengan peningkatan kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 02 Petung

Jatiyoso Karanganyar dalam penggunaan model pembelajaran konstruktivisme

dalam mata pelajaran PKN.

Dalam wawancara ini, narasumber atau informannya adalah Bpk

Suparno, Ama. Pd (guru kelas V) dan beberapa siswa kelas V SD Negeri 02

Petung. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa

pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan aspek permasalahan

pembelajaran PKN. Wawancara oleh peneliti terhadap guru dilakukan secara

terstruktur atau terfokus artinya dengan berdasarkan pada pedoman wawancara

yang sudah dipersiapkan. Sedangkan, wawancara kepada siswa dilakukan

secara tidak terstruktur atau tanpa mempersiapkan sejumlah pertanyaan terlebih

dahulu.

4. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Tes

adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab atau dilakukan untuk

menunjukkan seberapa baik peserta didik mengetahui tentang sesuatu, atau

seberapa baik peserta didik dapat melakukan sesuatu. Peneliti melakukan

penilaian melalui tes tertulis baik secara berkelompok maupun individu pada

materi bentuk-bentuk keputusan bersama menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme siswa kelas V SD Negeri 02 Petung . Tes juga bertujuan untuk

mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Teknis tes

ini dilaksanakan 2 kali yaitu pre-test untuk mengetahui kompetensi/

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kemampuan awal siswa sebelum tindakan dan pos-test dilakukan setelah siswa

menerima pembelajaran menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

E. Validitas Data

Dalam penelitian, diperlukan adanya kebenaran data atau validitas data.

Maksudnya adalah data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan validitas isi dan trianggulasi dalam menentukan keabsahan data.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah :

1. Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan

instrumen untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat domain perilaku yang

akan diukur. Dalam penelitian ini untuk mengukur kedisiplinan siswa kelas V SD

Negeri 02 Petung tahun ajaran 2011/2012 digunakan instrumen tes pengamatan

kedisiplinan siswa.

2. Trianggulasi

Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 54), bahwa: “Untuk menguji

keabsahan data digunakan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode”.

Adapun yang dimaksud trianggulasi data dan trianggulasi metode adalah:

a. Trianggulasi Data, yaitu dengan mengkroscekkan data nilai hasil pre-test

dan post-test.

b. Triangulasi Metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode

pengumpulan data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang

sama. Dengan menggunakan metode tes, observasi dan wawancara

diharapkan didapat hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai

anggota penelitian.

F. Teknik Analisis data

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

interaktif milik Milles dan Huberman. Kegiatan pokok ini meliputi reduksi data,

penyedia data, kesimpulan, penarikan atau verifikasi (Milles dan Huberman,

2007:17).

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Langkah-langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan

selanjutnya direduksi. Data yang diseleksi untuk digunakan dan mendukung dalam

penelitian ini adalah data hasil observasi keaktifan siswa dan hasil kompetensi siswa

sebelum tindakan, data hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan data hasil

observasi guru dan siswa, data pengamatan kedisiplinan siswa, serta data hasil

kompetensi siswa dalam pembelajaran PKN setelah siklus I, siklus II, dan siklus III.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil

dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian

data yang telah direduksi, kemudian disusun dalam bentuk table, grafik, dan

dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan dalam

penelitian ini meliputi data observasi keaktifan siswa, data hasil wawancara

dengan guru dan siswa, data hasil observasi guru dan siswa, data pengamatan

kedisiplinan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan

data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu

kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi

dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan

yang ditarik pada akhir siklus I, siklus II, dan kesimpulan terakhir pada akhir

sikus III. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait.

Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data

disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan

jawaban dari hipotesis penelitian.

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja

analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data

( Miller dan Huberman, 2007: 20)

Dari bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini

adalah:

a. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.

Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dan daftar nilai PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung..

b. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses

pembelajaran PKN berlangsung.

c. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

d. Melakukan analisis data.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau

tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji

Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan

Pengumpulan Data (Data Collection)

Reduksi Data (Data Reduction)

Penyajian Data (Data Display)

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kelas ini adalah meningkatnya kedisiplinan pada mata pelajaran PKn siswa kelas V

SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar dengan menggunakan Model

Pembelajaran Konstruktivisme. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum

dan silabus KTSP PKN kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75.

Indikator pembelajaran untuk aspek peningkatan kedisiplinan meliputi

kompetensi produk dan kompetensi proses. Pada siklus I pembelajaran dikatakan

berhasil apabila peningkatan kedisiplinan siswa mencapai 75% dengan perolehan

nilai ≥75. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila peningkatan

kedisiplinan siswa mencapai 80% dengan perolehan nilai ≥75. Pada siklus III

pembelajaran dikatakan berhasil apabila peningkatan kedisiplinan siswa mencapai

85% dengan perolehan nilai ≥75.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kedisiplinan pada mata pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 02

Petung Jatiyoso Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur

penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang

dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai

berikut: 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi

dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan

(reflecting). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:16), prosedur penelitian

diatas dapat divisualisasikan pada Gambar 3.2.

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 3.2 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk., 2008: 16 Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap dalam

penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, dimana satu

putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari

tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Adapun prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang telah disesuaikan

dengan prosedur model pembelajaran konstruktivisme.

2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan materi

yang akan disampaikan.

3) Guru menyiapkan sarana pendukung lain dalam pembelajaran seperti

tata ruang kelas, media pembelajaran, dan juga materi ajar.

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan Siklus I

Refleksi

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Siklus III

Pengamatan

Pelaksanaan

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4) Menyiapkan instrument diskusi kelompok dan tes tertulis untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam melaksanakan pengambilan

keputusan bersama.

5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b. Pelaksanaan

Pada siklus I yaitu pelaksanaan pembelajaran PKN materi “ Unsur-

Unsur dalam Berorganisasi”, peneliti menyusun skenario pembelajaran seperti

berikut:

1) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan,

lalu mendorong murid untuk memberikan jawaban terbuka.

2) Guru dalam mengajar bukannya menerangkan atau upaya-upaya

sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa,tetapi

menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka

membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

3) Guru memberikan nomor kepada siswa sesuai dengan nomer absen.

4) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4

orang) untuk mendiskusikan tentang “Unsur-Unsur Dalam

Berorganisasi”.

5) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok dan

memberikan Lembar Diskusi Kelompok.

6) Guru memberikan penjelasan kembali langkah-langkah dalam

mengerjakan Lembar Kerja Siswa dalam kelompok.

7) Guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa

membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat

kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari

kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab.

8) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya serta diikuti kegiatan

tanya jawab dan berpendapat.

9) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

materi pembelajaran yang telah disampaikan, serta memberikan

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat

kesimpulan melalui bimbingan guru.

Tahap Pelaksanaan pada siklus I ini adalah 2 x pertemuan, yakni

pertemuan pertama mempelajari Unsur-Unsur Dalam Berorganisasi

sedangkan pertemuan kedua mempelajari organisasi di lingkungan sekolah

dan di lingkungan masyarakat.

c. Pengamatan atau Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku

dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran PKN dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti sebagai guru

pelaksana KBM, sedangkan guru kelas V sebagai kolabolator melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti).

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator :

1) Indikator keberhasilan guru yang sudah dicapai adalah: guru berhasil

menyampaikan materi pelajaran PKN pada siklus I namun masih perlu

ditingkatkan lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Guru sudah

memberikan variasi dalam pembelajaran namun perlu ditingkatkan

lagi, agar pembelajaran pada siklus berikutnya lebih menarik dan tidak

membosankan. Kesesuaian dalam menyampaikan bimbingan kelas

yang dibutuhkan sudah dilaksanakan oleh guru, namun guru harus

lebih meningkatkan bimbingan bagi siswa yang kurang jelas pada

siklus berikutnya.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah:

Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran PKN meningkat namun

masih belum maksimal. Siswa aktif dalam pembelajaran PKN namun

sebagian siswa belum berani menyatakan pendapat atau menjawab

pertanyaan.

Pelaksanaan siklus pertama sudah memenuhi target, siswa yang disiplin

sudah mencapai 75%. Akan tetapi untuk memenuhi target pada siklus kedua

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

maka harus dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Hal yang dirasa kurang

dalam pembelajaran pada pelaksanaan siklus I adalah : 1) Keaktifan siswa selama

pembelajaran masih belum maksimal, 2) Guru kurang memberikan motivasi

kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama

pembelajaran, 3) Media pembelajaran yang digunakan hanya satu, jadi hanya

sebagian siswa saja yang mengerti terhadap materi yang diajarkan guru, 4)

Pengkondisian kelas kurang. Suara guru kurang keras.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Evaluasi untuk

menilai kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN materi kebebasan

organisasi dilaksanakan setiap akhir pertemuan/pembelajaran. Sasaran dari

evaluasi ini yaitu kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN kelas V SD

Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar meningkat. Siswa yang mendapat

nilai sama atau di atas KKM (75) sebanyak 68% (19 siswa) dari 28 siswa.

Hasil menentukan perlu ada pelaksanaan siklus berikutnya. Dalam siklus

pertama peneliti belum berhasil, maka peneliti melaksanakan siklus kedua.

Dalam siklus kedua membahas yang harus diperbaiki oleh peneliti adalah :

1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center).

2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar kedisiplinan

siswa dalam pembelajaran meningkat.

3) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan

siswanya.

4) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk menegur

anak yang ramai sendiri.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang telah disesuaikan

dengan prosedur model pembelajaran konstruktivisme

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar serta sarana pendukung

lainnya seperti yang ada pada siklus I.

3) Guru menyiapkan soal evaluasi atau instrument test tertulis.

4) Guru menyiapkan lembar penilaian.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan

materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKN. Skenario

pembelajarannya sebagai berikut:

1) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan,

lalu mendorong murid untuk memberikan jawaban terbuka.

2) Guru dalam mengajar bukannya menerangkan atau upaya-upaya

sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa,tetapi

menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka

membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

3) Guru memberikan nomor kepada siswa sesuai dengan nomor absen.

4) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4

orang) untuk mendiskusikan tentang “Organisasi Di Sekolah dan

Masyarakat”.

5) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok dan

memberikan Lembar Diskusi Kelompok.

6) Guru memberikan penjelasan kembali langkah-langkah dalam

mengerjakan Lembar Kerja Siswa dalam kelompok.

7) Guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa

membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat

kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari

kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab.

8) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya serta diikuti kegiatan

tanya jawab dan berpendapat. Dalam kegiatan ini guru bertugas

mengkondisikan kelas karena masih banyak siswa yang ramai pada

saat siswa lain mempresentasikan hasil pekerjaannya. ( perbaikan

siklus I )

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

9) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

materi pembelajaran yang telah disampaikan, serta memberikan

penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat

kesimpulan melalui bimbingan guru.

Tahap Pelaksanaan pada siklus II ini adalah 2 x pertemuan, yakni

pertemuan pertama mempelajari Unsur-Unsur Dalam Berorganisasi

sedangkan pertemuan kedua mempelajari organisasi di lingkungan sekolah

dan di lingkungan masyarakat.

c. Pengamatan atau Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku

dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran PKN dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti sebagai guru

pelaksana KBM, sedangkan guru kelas V sebagai kolabolator melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti).

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator :

1) Indikator keberhasilan guru yang sudah dicapai adalah: guru berhasil

menyampaikan materi pelajaran PKN pada siklus II namun masih

perlu ditingkatkan lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Guru sudah

memberikan variasi dalam pembelajaran namun perlu ditingkatkan

lagi, agar pembelajaran pada siklus berikutnya lebih menarik dan tidak

membosankan. Kesesuaian dalam menyampaikan bimbingan kelas

yang dibutuhkan sudah dilaksanakan oleh guru, namun guru harus

lebih meningkatkan bimbingan bagi siswa yang kurang jelas pada

siklus berikutnya.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah:

Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran PKN meningkat namun

masih belum maksimal. Siswa aktif dalam pembelajaran PKN namun

sebagian siswa belum berani menyatakan pendapat atau menjawab

pertanyaan.

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pelaksanaan siklus kedua memenuhi target, siswa yang disiplin sudah

mencapai 80%. Akan tetapi untuk memenuhi target pada siklus kedua maka harus

dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Hal yang dirasa kurang dalam

pembelajaran pada pelaksanaan siklus II adalah : 1) Keaktifan siswa selama

pembelajaran masih belum maksimal, 2) Guru kurang memberikan motivasi

kepada siswa, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi selama

pembelajaran, 3) Media pembelajaran yang digunakan hanya satu, jadi hanya

sebagian siswa saja yang mengerti terhadap materi yang diajarkan guru, 4)

Pengkondisian kelas kurang. Suara guru kurang keras, dan 5) Penguasaan

penggunaan langkah-langkah model pembelajaran konstruktivisme.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus II. Evaluasi untuk

menilai kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN materi kebebasan

organisasi dilaksanakan setiap akhir pertemuan/pembelajaran. Sasaran dari

evaluasi ini yaitu kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN kelas V SD

Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar meningkat. Siswa yang mendapat

nilai sama atau di atas KKM (75) sebanyak 71% (20 siswa) dari 28 siswa.

Hasil menentukan perlu ada pelaksanaan siklus berikutnya. Dalam siklus

kedua peneliti belum berhasil, maka peneliti melaksanakan siklus ketiga.

Dalam siklus kedua membahas yang harus diperbaiki oleh peneliti adalah :

1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru harus mengutamakan cara

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center).

2) Memberikan reward pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar

kedisiplinan siswa dalam pembelajaran meningkat.

3) Pengkondisian kelas yang lebih baik, mencakup keseluruhan kelas dan

siswanya.

4) Suara guru harus lebih nyaring dan tegas, jangan ragu-ragu untuk

menegur anak yang ramai sendiri.

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan

1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang telah disesuaikan

dengan prosedur model pembelajaran konstruktivisme.

2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar serta sarana pendukung

lainnya seperti yang ada pada siklus I dan II.

3) Guru menyiapkan soal evaluasi atau instrument test tertulis.

4) Guru menyiapkan lembar penilaian.

b. Pelaksanaan

Pada siklus III perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan

materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKN. Skenario

pembelajarannya sebagai berikut:

1) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan,

lalu mendorong murid untuk memberikan jawaban terbuka.

2) Guru dalam mengajar bukannya menerangkan atau upaya-upaya

sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa,tetapi

menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka

membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

3) Guru memberikan nomor kepada siswa sesuai dengan nomor absen.

4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 7

orang) untuk mendiskusikan tentang “Tugas-Tugas Pengurus

Organisasi” dengan bermain peran.

5) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok dan

memberikan Lembar Diskusi Kelompok.

6) Guru memberikan penjelasan kembali langkah-langkah dalam

berdiskusi dengan bermain peran.

7) Siswa bermain peran. Ada yang berperan sebagai ketua, wakil ketua,

sekretaris, pelapor dan anggota. Dalam kegiatan ini guru bertugas

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

mengkondisikan kelas karena masih banyak siswa yang ramai pada

saat siswa lain mempresentasikan hasil pekerjaannya.

8) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

materi pembelajaran yang telah disampaikan, serta memberikan

penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat

kesimpulan melalui bimbingan guru.

Tahap Pelaksanaan pada siklus III ini adalah 2 x pertemuan, yakni

pertemuan pertama mempelajari langkah-langkah yang harus ditempuh untuk

berorganisasi sedangkan pertemuan kedua mempelajari tugas-tugas pengurus

organisasi.

c. Pengamatan atau Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku

dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran PKN dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti sebagai guru

pelaksana KBM, sedangkan guru kelas V sebagai kolabolator melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru (peneliti).

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator :

1) Indikator keberhasilan yang sudah dicapai adalah: Keberhasilan

penyampaian materi pelajaran PKN, ketepatan penggunaan model

pembelajaran konstruktivisme dengan jumlah kelompok, variasi dalam

pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan kondusif,

kesesuaian dalam menyampaikan bimbingan kelas yang dibutuhkan

oleh setiap siswa.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang sudah dicapai adalah:

Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran PKN meningkat,

keaktifan siswa dalam pembelajaran PKN meningkat, kedisiplinan

siswa meningkat dibandingkan pada siklus sebelumnya. Siswa juga

telah berhasil mendapatkan nilai di atas atau sama dengan Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM).

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pelaksanaan siklus ketiga sudah memenuhi target, siswa yang disiplin

sudah mencapai 85%. Siswa aktif dalam pembelajaran, berani maju ke depan

kelas, dan juga berani menjawab pertanyaan dari guru.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus II. Evaluasi untuk menilai

kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN materi kebebasan organisasi

dilaksanakan setiap akhir pertemuan/pembelajaran. Sasaran dari evaluasi ini yaitu

kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN kelas V SD Negeri 02 Petung

Jatiyoso Karanganyar meningkat. Siswa yang mendapat nilai sama atau di atas

KKM (75) sebanyak 89% (25 siswa) dari 28 siswa. Hasil yang diperoleh

menentukan tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya, karena dalam siklus

ketiga peneliti sudah berhasil. Pada siklus ketiga peneliti sudah berhasil

memenuhi target dari indikator yang ingin dicapai yaitu tingkat kedisiplinan

siswa mencapai 85% dengan perolehan nilai ≥75. Kedisiplinan siswa meningkat

dan memenuhi target yang ingin dicapai, maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran konstruktivisme tersebut telah berhasil dan

penelitian dapat dihentikan.

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Petung, Jatiyoso,

Karanganyar. Sekolah ini berdiri pada tahun 1973 dan berstatus naegeri dengan

Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101031302015. Secara geografis SD Negeri

02 Petung terletak di dusun Manggisan, Desa Petung, Kecamatan Jatiyoso,

Kabupaten Karangnyar. SD Negeri 02 Petung berdiri di atas tanah seluas 214,325

m2 dengan luas lahan 12,585 m2, luas bangunan 12,62m2, dan luas halaman 175

m2, dan luas kebun 14,12 m2. Bangunan yang ada diantaranya adalah 1 ruang

kepala sekolah, 1 ruang guru, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS,1 ruang gudang, kantin,

tempat parkir, dan 6 kamar mandi guru dan siswa. Letak SD Negeri 02 petung

cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar, karena sekolah

tersebut terletak di dekat pusat pemerintahan Desa Petung.

Data personil ketenagaan SD Negeri 02 Petung terdiri dari satu Kepala

Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru penjaskes, 1 guru bahasa Inggris, 1

penjaga perpustakaan dan 1 penjaga sekolah. Pada tahun pelajaran 2011/2012

jumlah siswa SD Negeri 02 Petung sebanyak 158 orang, yang terdiri dari kelas I

sebanyak 24 peserta didik, kelas II sebanyak 29 peserta didik, kelas III sebanyak

27 peserta didik, kelas IV sebanyak 26 peserta didik, kelas V sebanyak 28 peserta

didik, dan kelas VI sebanyak 24 peserta didik. Peserta didik SD Negeri 02 Petung

berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata

yang ada di lapangan. Peneliti mengadakan observasi di kelas V SD Negeri 02

Petung pada saat pelajaran PKN. Berdasarkan data hasil pengamatan terdapat

beberapa permasalahan yang ditemui pada diri siswa pada saat pembelajaran

berlangsung, antara lain:

1. Siswa tidak disiplin, masuk kelas terlambat.

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Siswa masih malu atau takut untuk bertanya.

3. Siswa tidak berani tampil di depan kelas.

4. Siswa kurang antusias saat merespon tindakan guru, siswa menunjukkan

sikap jenuh saat pembelajaran, kadang ramai dan bermain sendiri.

5. Siswa terlambat menyelesaikan tugas.

Berdasarkan hasil pengamatan dan data nilai siswa yang di dapat peneliti,

kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN pada kondisi awal masih rendah,

masih banyak siswa yang belum disiplin dan nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan peneliti yaitu siswa yang disiplin sebesar

75% pada siklus I, 80% pada siklus II dan 85% pada siklus III. Dari siswa kelas V

yang berjumlah 28 siswa, hanya sebagian kecil yang menunjukkan kedisiplinan

selama pembelajaran, yaitu 12 anak. Hal ini dapat dikatakan kedisiplinan yang

dimiliki siswa baru mencapai angka kira-kira 43%

Agar lebih jelas, berikut ini adalah daftar distribusi nilai kedisiplinan

siswa (lampiran 2 ) kelas V pada kondisi awal yang tertera pada Tabel 4.1

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Kondisi Awal

Interval Median Frekuensi Prosentase (%)

Relatif Kumulatif

45 - 51 48 7 25.00 25.00 52 - 58 55 5 17.87 42.87 59 - 65 62 2 7.14 50.01 66 - 72 69 2 7.14 57.15 73 - 79 76 10 35.71 92.86 80 - 86 83 2 7.14 100,00

Jumlah 28 100,00 Nilai rata-rata 1799 : 28 = 64,25

Ketuntasan Klasikal (12 : 28) × 100 % = 42,86 % Nilai dibawah KKM (16 : 28) × 100 % = 57,14 %

Berdasarkan Tabel 4.1 yaitu distribusi frekuensi nilai kedisiplinan siswa

kelas V sebelum diadakan tindakan, dapat disajikan pada gambar 4 sebagai

berikut :

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 4.1. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Pada Kondisi

Awal

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa

kedisiplinan pada mata Pelajaran PKN siswa kelas V sebelum menggunakan

model pembelajaran konstruktivisme secara sistematis diperoleh rata-rata kelas

sebesar 64,25. Siswa yang memperoleh nilai 45 – 51 sebanyak 7 siswa atau 45%.

Siswa yang memperoleh nilai 52 – 58 sebanyak 5 siswa atau 18%. Siswa yang

memperoleh nilai 59– 65 sebanyak 2 siswa atau 7 %.. Siswa yang memperoleh

nilai 66 – 72 sebanyak 2 siswa atau 7%. Siswa yang memperoleh nilai 73 – 79

sebanyak 10 siswa atau 36 %. Siswa yang memperoleh nilai 80 - 86 sebanyak 2

siswa atau 7 %. Jadi, siswa yang mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yaitu

sebanyak 16 siswa atau 57%, dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas

KKM yaitu 12 siswa atau 43%.

Dari hasil tes pengamatan kedisiplinan siswa pra siklus tersebut sebagian

besar siswa tidak disiplin, hanya sebagian kecil siswa yang disiplin. Data

ketuntasan kedisiplinan siswa dapat diketahui pada tabel 4 dibawah ini :

7

5

2 2

10

2

0

2

4

6

8

10

12

45-51 52-58 59-65 66-72 66-79 80-86

frek

uens

i

interval nilai

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.2. Hasil Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Pra Siklus

Ketuntasan kedisiplinan siswa Jumlah siswa pra siklus

Jumlah Persen

Tuntas 12 42,86 %

Tidak tuntas 16 57,14 %

Jumlah 28 100

Hasil nilai pra siklus yang diperoleh dari hasil tes awal nilai terendah, nilai

tertinggi, rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.3

berikut ini.

Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan

No. Keterangan Tes Awal

1 Nilai terendah 45

2 Nilai tertinggi 85

3 Nilai rata -rata 64,25

4 Ketuntasan klasikal 42,86%

Untuk memperjelas rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-

rata dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada saat pratindakan dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Histogram Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-

rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan

45

85

64.25

42.86

0102030405060708090

Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal(%)

Siswa

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan data diatas, siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan

nilai KKM sebanyak 12 siswa atau sebesar 42,86% dan siswa yang mendapat nilai

di bawah 75 atau di bawah nilai KKM yaitu sebanyak 16 siswa atau 57,14%.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai kedisiplinan siswa masih

tergolong rendah.

Rendahnya kedisiplinan mata pelajaran PKN tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya: (1) Guru dalam melakukan pembelajaran masih

bersifat konvensional, artinya pembelajaran kurang bervariatif, masih berpusat

pada guru (2) Belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal

sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna (menarik minat

belajar peserta didik dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena

penyajiannya yang interaktif); (3) Guru belum melaksanakan langkah-langkah

model pembelajaran yang sesuai dengan prosedur sehingga guru mengalami

kesulitan dalam menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata.

Dari hasil observasi dan diskusi yang dilakukan antara peneliti dengan guru,

faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya kedisiplinan mata pelajaran PKN

pada siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Kecamatan Jatiyoso Kabupaten

Karanganyar adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan prosedur, sehingga kedisiplinan siswa masih rendah.

Oleh karena itu, perlu menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan prosedur yang sesuai dengan materi pembelajaran yang tepat untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan prosedur diharapkan kedisiplinan mata pelajaran PKN pada

siswa kelas V akan mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar peserta

didik dapat tercapai dengan maksimal.

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Dimana setiap siklusnya

terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 9 April 2012 sampai dengan

14 April 2012. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Rabu, 11 April

2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang

akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada

solusi permasalahan yang muncul yakni penggunaan model pembelajaran.

Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari rabu dan kamis, 11

dan 12 April 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) PKN selama 2 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media

pembelajaran, dan penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran

konstruktivisme yakni meja kelas ditata sesuai dengan jumlah

kelompok.

b) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, diantaranya:

gambar dan kartu bernomor. Selain itu juga menyiapkan kamera

digital dan handycam untuk pendokumentasian proses pembelajaran

PKN.

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktifitas

peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran PKN berlangsung.

Pengamatan yang dilakukan meliputi kemampuan guru, perilaku

berkarakter, dan keterampilan sosial peserta didik. Sedangkan untuk

lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti

disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke-1 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

Unsur-Unsur dalam Organisasi. Adapun langkah-langkah

pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian organisasi.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang ciri-ciri organisasi

yang baik.

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk

mendiskusikan unsur-unsur dalam organisasi.

(b) Siswa berdiskusi tentang unsur-unsur dalam organisasi.

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan

guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan ke- 2

Pertemuan ke-2 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

Organisasi di Sekolah dan organisasi di masyarakat. Adapun langkah-

langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang jenis-jenis organisasi

sekolah.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang tugas-tugas

pengurus organisasi.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk

mendiskusikan organisasi di sekolah dan organissi di

masyarakat.

(b) Siswa berdiskusi tentang .organisasi di sekolah dan

organisasi di masyarakat.

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan

guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

c. Pengamatan atau Observasi

Peneliti melalui pengamat (observer) melakukan pemantauan

dalam pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN dengan model

pembelajaran konstruktivisme. Dalam tahap ini peneliti mengadakan

kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran

PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung. Pengamatan atau observasi

dilakukan selama pembelajaran PKN berlangsung, yang meliputi: perilaku

berkarakter yaitu kedisiplinan siswa, keterampilan sosial. Selain itu juga

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mengamati atau mengobservasi hasil belajar disetiap akhir pertemuan atau

pembelajaran PKN. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya

digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil pengamatan dalam

penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase

dihitung dari seluruh jumlah peserta didik kelas V yaitu 28 peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

PKN berlangsung, diperoleh gambaran tentang kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran PKN adalah aspek afektif yaitu pengamatan kedisiplinan

siswa.

Aspek Kedisiplinan Siswa

Aspek afektif kedisiplinan siswa yang diamati dalam penelitian

siklus I meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi

dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk

perilaku yang baik.

Pada siklus I, nilai pengamatan kedisiplinan siswa sudah

mengalami peningkatan. Berdasarkan data ( lampiran 25 ) siswa yang

mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yaitu sebanyak 9 siswa atau 32,14%

dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 19 siswa atau

67,86%. Lampiran 25 dibuat distribusi frekuensi nilai kedisiplinan siswa

kelas V yang tertera pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Siklus I

Interval Median Frekuensi Prosentase (%) Relatif Kumulatif

55 - 61 58 2 7.14 7.14 62 - 68 65 4 14.29 21.43 69 - 75 72 21 75.00 96.43 76 - 82 79 1 3.57 100,00

Jumlah 28 100,00 Nilai rata-rata 1967 : 28 = 70,25

Ketuntasan Klasikal (19 : 28) × 100 % = 67,86% Nilai dibawah KKM (9 : 28) × 100 % = 32,14%

Berdasarkan Tabel 4.4 yaitu distribusi frekuensi nilai kedisiplinan

siswa kelas V Siklus I, dapat disajikan pada gambar 6 sebagai berikut :

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 4.3. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus I

Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil pengamatan kedisiplinan

siswa siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 70,25. Siswa yang

memperoleh nilai 55 – 61 sebanyak 2 siswa atau 7%. Siswa yang

memperoleh nilai 62 – 68 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang

memperoleh nilai 69 – 75 sebanyak 21 siswa atau 75%. Siswa yang

memperoleh nilai 76 – 82 sebanyak 1 siswa atau 4%.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi terhadap guru selama

pembelajaran PKN berlangsung, diperoleh pula gambaran tentang kinerja

guru atau pengajar selama mengajar (lampiran 46). Dari hasil observasi

yang di dapat pada pertemuan ke-1 dan ke-2, maka diperoleh skor rata-rata

kemampuan guru dalam mengajar sebesar 2,9 yang termasuk dalam

kategori kinerja guru dalam pembelajaran baik.

Berdasarkan data hasil observasi guru dapat dianalisis bahwa guru

atau pengajar sudah baik dalam aspek (1) Menyampaikan apersepsi, tujuan

pembelajaran, dan orientasi, (2) Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran, (3) Mangaitkan materi dengan pengetahauan lain yang

relevan, (4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki

belajar dan karakteristik siswa, (5) Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, (6)

Melaksanakan pembelajaran secara runtut, (7) Melaksanakan

24

21

1

0

5

10

15

20

25

55-61 62-68 69-75 76-82

frek

uens

i

interval nilai

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pembelajaran yang bersifat kontekstual, (8) Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, (9) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) . Akan tetapi, pengajar masih kurang dalam (1)

Melaksanakan pembelajaran yang efektif, (2) Mendemonstrasikan

kemampuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, (3)

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, (4)

Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar, (5)

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar,

(6) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, dapat disimpulkan

bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa serta

kedisiplinan siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan

pada saat kondisi pratindakan. Namun masih terdapat kekurangan yang

harus diperbaiki oleh guru dan siswa agar kualitas proses pembelajaran

lebih baik. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

1) Bagi Guru

a) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif

masih kurang.

b) Guru dalam mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan

menggunakan berbagai metode masih kurang.

c) Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran.

d) Guru belum bisa menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa

dalam belajar.

e) Kamampuan guru dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis

secara jelas, baik, benar, dan lancar masih kurang.

f) Dalam melakukan refleksi atau membuat rangkuman, guru belum

melibatkan siswa.

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2) Bagi Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran cukup disiplin, namun

keadaan siswa harus dikondisikan agar suasana kelas menjadi lebih

kondusif.

b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran masih kurang terutama

pada saat proses diskusi kelompok.

c) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran masih rendah.

Kualitas proses pembelajaran pada siklus I lebih meningkat

dibandingkan dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sebelum

tindakan. Pada pratindakan guru masih mengesampingkan aktivitas siswa

baik dalam aspek afektif maupun kognitif. Kemampuan guru dalam

mengajar juga belum maksimal yakni pembelajaran masih berpusat pada

guru (Teacher Centered). Sedangkan pada siklus I, kemampuan guru

dalam mengajar dan aktivitas siswa benar-benar diperhatikan agar proses

pembelajaran lebih berkualitas dan pembelajaran pun bermakna bagi

siswa.

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan nilai kedisiplinan

pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata

kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja siklus I yaitu aspek afektif kedisiplinan siswa yang

dinyatakan sudah disiplin sebanyak 19 siswa atau 68%. Adapun data yang

diperoleh adalah :

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.5. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa kelas V Siklus I

Aspek

Banyaknya Siswa yang Tuntas Pertemuan

1 Pertemuan

2 Rata-rata

Prosentase (%)

Afektif Kedisiplinan Siswa

19 19 19 68

Dari tabel diatas dapat diperjelas pada gambar 9 sebagai berikut :

Gambar4.4. Grafik Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus I

Berdasarkan grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif kedisiplinan siswa

sebanyak 16 siswa atau 57%, lebih rendah dari target capaian yang

ditentukan.

2) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif keterampilan sosial

sebanyak 28 siswa atau 100%, sudah sesuai dengan target capaian

yang ditentukan.

3) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek kognitif sebanyak 20 siswa

atau 71%, lebih rendah dari target capaian yang ditentukan.

Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat

bahwa dilihat dari rata-rata nilai tiap aspek yang diperoleh siswa dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme belum berhasil. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1) siswa belum

19 19 19

02468

101214161820

Afektif Kedisiplinan Siswa

Pes

erta

Did

ik Y

ang

Tun

tas

Aspek yang Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

memahami langkah-langkah atau tahapan pembelajaran yang masih

tergolong baru bagi mereka, 2) siswa belum berani mengungkapkan

gagasan/idenya sendiri, 3) siswa kurang konsentrasi dan teliti dalam

mengerjakan soal, dan 4) masih ada siswa yang suka mengganggu teman

yang lain sehingga menghambat jalannya pembelajaran. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penelitian dalam siklus I belum menunjukkan

keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka dari itu pembelajaran PKN

perlu dilanjutkan ke siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi

siklus I.

2. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 16 April 2012 sampai

dengan 21 April 2012. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus II dilakukan pada hari Rabu, 18 April

2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang

akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada

solusi permasalahan yang muncul yakni penggunaan model pembelajaran.

Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari rabu dan kamis, 19

dan 12 April 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) PKN selama 2 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media

pembelajaran, dan penilaian.

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran

konstruktivisme yakni meja kelas ditata sesuai dengan jumlah

kelompok.

b) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan,

diantaranya: gambar dan kartu bernomor. Selain itu juga

menyiapkan kamera digital dan handycam untuk

pendokumentasian proses pembelajaran PKN.

3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktifitas

peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran PKN berlangsung.

Pengamatan yang dilakukan meliputi kemampuan guru, perilaku

berkarakter, dan keterampilan sosial peserta didik. Sedangkan untuk

lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti

disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke-1 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

ciri-ciri organisasi yang baik. Adapun langkah-langkah

pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian

organisasi.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang ciri-ciri

organisasi yang baik.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk

mendiskusikan unsur-unsur organisasi dan ciri-ciri

organisasi yang baik.

(b) Siswa berdiskusi tentang ciri-ciri organisasi yang baik.

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang

diberikan guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan ke- 2

Pertemuan ke-2 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

Organisasi di Sekolah dan organisasi di masyarakat. Adapun langkah-

langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang jenis-jenis organisasi

sekolah.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang tugas-tugas

pengurus organisasi.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk

mendiskusikan organisasi di sekolah dan organissi di

masyarakat.

(b) Siswa berdiskusi tentang .organisasi di sekolah dan

organisasi di masyarakat.

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang

diberikan guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

c. Pengamatan atau Observasi

Peneliti melalui pengamat (observer) melakukan pemantauan

dalam pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN dengan model

pembelajaran konstruktivisme. Dalam tahap ini peneliti mengadakan

kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran

PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung. Pengamatan atau observasi

dilakukan selama pembelajaran PKN berlangsung, yang meliputi: perilaku

berkarakter yaitu kedisiplinan siswa, keterampilan sosial. Selain itu juga

mengamati atau mengobservasi hasil belajar disetiap akhir pertemuan atau

pembelajaran PKN. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya

digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus II. Hasil pengamatan dalam

penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase

dihitung dari seluruh jumlah peserta didik kelas V yaitu 28 peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

PKN berlangsung, diperoleh gambaran tentang kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran PKN adalah aspek afektif yaitu pengamatan kedisiplinan

siswa.

Aspek Kedisiplinan Siswa

Aspek afektif kedisiplinan siswa yang diamati dalam penelitian

siklus II meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi

dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk

perilaku yang baik. Adapun hasil yang diperoleh adalah:

Pada siklus II, nilai pengamatan kedisiplinan siswa sudah

mengalami peningkatan. Berdasarkan data ( lampiran 28 ) siswa yang

mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yaitu sebanyak 8 siswa atau 28,57%

dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 20 siswa atau

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

71,43%. Lampiran 28 dibuat distribusi frekuensi nilai kedisiplinan siswa

kelas V yang tertera pada Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Siklus II

Interval Median Frekuensi Prosentase (%)

Relatif Kumulatif

60 - 63 61.5 1 3.57 3.57 64 - 67 65.5 4 14.29 17.86 68 - 71 69.5 4 14.29 32.15 72 - 75 73.5 19 67.85 100,00

Jumlah 28 100,00 Nilai rata-rata 1982 : 28 = 70,79

Ketuntasan Klasikal (20: 28) × 100 % = 71,42% Nilai dibawah KKM (8 : 28) × 100 % = 28,57%

Berdasarkan Tabel 4.6 yaitu distribusi frekuensi nilai kedisiplinan

siswa kelas V Siklus II, dapat disajikan pada gambar 10 sebagai berikut :

Gambar 4.5. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus II

Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil pengamatan kedisiplinan

siswa siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 70,79. Siswa yang

memperoleh nilai 60 – 63 sebanyak 1 siswa atau 4%. Siswa yang

memperoleh nilai 64 – 67 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang

memperoleh nilai 68 – 71 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang

memperoleh nilai 72 – 75 sebanyak 19 siswa atau 68%.

1

4 4

19

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

60-63 64-67 68-71 72-75

frek

uens

i

interval nilai

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi terhadap guru selama

pembelajaran PKN berlangsung, diperoleh pula gambaran tentang kinerja

guru atau pengajar selama mengajar (lampiran 48). Dari hasil observasi

yang di dapat pada pertemuan ke-1 dan ke-2, maka diperoleh skor rata-rata

kemampuan guru dalam mengajar sebesar 3,5 yang termasuk dalam

kategori kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik.

Berdasarkan data hasil observasi guru dapat dianalisis bahwa guru

atau pengajar sudah baik dalam semua aspek (1) Menyampaikan apersepsi,

tujuan pembelajaran, dan orientasi, (2) Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran, (3) Mangaitkan materi dengan pengetahauan lain yang

relevan, (4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki

belajardan karakteristik siswa, (5) Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, (6)

Melaksanakan pembelajaran secara runtut, (7) Melaksanakan

pembelajaran yang bersifat kontekstual, (8) Melaksanakan pembelajaran

yang efektif, (9) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan

menggunakan berbagai metode, (10) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran, (11) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa, (12) Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar,

(13) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan), (14)

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar,

(15) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan

bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa serta

kedisiplinan siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan

pada siklus I. Namun masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki

oleh guru dan siswa agar kualitas proses pembelajaran lebih baik.

Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1) Bagi Guru

a) Kemampuan guru dalam mangaitkan materi dengan pengetahauan

lain yang relevan sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan.

b) Guru dalam menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam

belajar sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan.

2) Bagi Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran cukup disiplin, namun

keadaan siswa harus dikondisikan agar suasana kelas menjadi lebih

kondusif.

b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran masih kurang terutama

pada saat proses diskusi kelompok.

c) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran masih rendah.

Kualitas proses pembelajaran pada siklus II lebih meningkat

dibandingkan dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru siklus I.

Pada siklus I guru masih mengesampingkan aktivitas siswa baik dalam

aspek afektif maupun kognitif. Kemampuan guru dalam mengajar juga

belum maksimal yakni pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher

Centered). Sedangkan pada siklus II, kemampuan guru dalam mengajar

dan aktivitas siswa benar-benar diperhatikan agar proses pembelajaran

lebih berkualitas dan pembelajaran pun bermakna bagi siswa.

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan nilai kedisiplinan

pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata

kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja siklus II yaitu aspek afektif kedisiplinan siswa yang

dinyatakan sudah disiplin sebanyak 20 siswa atau 71%. Adapun data yang

diperoleh adalah :

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.7. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa kelas V Siklus II

Aspek

Banyaknya Siswa yang Tuntas Pertemuan

1 Pertemuan

2 Rata-rata

Prosentase (%)

Afektif Kedisiplinan Siswa

21 19 20 71

Dari Tabel 4.7 di atas dapat diperjelas pada Gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus II

Berdasarkan grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif kedisiplinan siswa

sebanyak 20 siswa atau 71%, lebih rendah dari target capaian yang

ditentukan.

2) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif keterampilan sosial

sebanyak 28 siswa atau 100%, sudah sesuai dengan target capaian

yang ditentukan.

3) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek kognitif sebanyak 22 siswa

atau 79%, sudah sesuai dengan target yang ditentukan.

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara

cermat bahwa dilihat dari rata-rata nilai tiap aspek yang diperoleh siswa

dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme belum

berhasil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1) siswa

belum memahami langkah-langkah atau tahapan pembelajaran yang masih

21

19

20

18

18.5

19

19.5

20

20.5

21

21.5

Afektif Kedisiplinan Siswa

Pes

erta

Did

ik Y

ang

Tun

tas

Aspek yang Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

tergolong baru bagi mereka, 2) siswa belum berani mengungkapkan

gagasan/idenya sendiri, 3) siswa kurang konsentrasi dan teliti dalam

mengerjakan soal, dan 4) masih ada siswa yang suka mengganggu teman

yang lain sehingga menghambat jalannya pembelajaran. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penelitian dalam siklus II belum menunjukkan

keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka dari itu pembelajaran PKN

perlu dilanjutkan ke siklus III dengan berpedoman pada hasil refleksi

siklus II.

3. Siklus III

Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 23 April 2012 sampai

dengan 28 April 2012. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus III dilakukan pada hari Rabu, 25 April

2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang

akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada

solusi permasalahan yang muncul yakni penggunaan model pembelajaran.

Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus III akan

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari rabu dan kamis, 25

dan 26 April 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus III adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) PKN selama 2 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media

pembelajaran, dan penilaian.

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran

konstruktivisme yakni meja kelas ditata sesuai dengan jumlah

kelompok.

b) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan,

diantaranya: gambar dan kartu bernomor. Selain itu juga

menyiapkan kamera digital dan handycam untuk

pendokumentasian proses pembelajaran PKN.

3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktifitas

peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran PKN berlangsung.

Pengamatan yang dilakukan meliputi kemampuan guru, perilaku

berkarakter, dan keterampilan sosial peserta didik. Sedangkan untuk

lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model pembelajaran konstruktivisme. Peneliti

disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke-1 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

langkah-langkah yang harus ditempuh dalam berorganisasi. Adapun

langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian

organisasi.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang cara

berorganisasi.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk

mendiskusikan langkah-langkah yang harus ditempuh

dalam berorganisasi.

(b) Siswa berdiskusi tentang langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam berorganisasi

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang

diberikan guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2) Pertemuan ke- 2

Pertemuan ke-2 pelajaran PKN kelas V mempelajari tentang

Tugas-tugas Pengurus Organisasi. Adapun langkah-langkah

pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dengan

bantuan guru sebagai fasilitator.

(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang jenis-jenis organisasi

sekolah.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang harus dicapai.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru memberi nomor kepada siswa sesuai dengan nomor

absen.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam berorganisasi.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk

mendiskusikan tugas-tugas pengurus organisasi

(b) Siswa berdiskusi tentang .tugas-tugas pengurus organisasi

dengan bermain peran.

(c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya serta diikuti

kegiatan tanya jawab dan berpendapat.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang

diberikan guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

c. Pengamatan atau Observasi

Peneliti melalui pengamat (observer) melakukan pemantauan

dalam pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN dengan model

pembelajaran konstruktivisme. Dalam tahap ini peneliti mengadakan

kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran

PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung. Pengamatan atau observasi

dilakukan selama pembelajaran PKN berlangsung, yang meliputi: perilaku

berkarakter yaitu kedisiplinan siswa, keterampilan sosial. Selain itu juga

mengamati atau mengobservasi hasil belajar disetiap akhir pertemuan atau

pembelajaran PKN. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya

digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus III. Hasil pengamatan dalam

penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase

dihitung dari seluruh jumlah peserta didik kelas V yaitu 28 peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

PKN berlangsung, diperoleh gambaran tentang kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran PKN adalah aspek afektif yaitu pengamatan kedisiplinan

siswa.

Aspek Kedisiplinan Siswa

Aspek afektif kedisiplinan siswa yang diamati dalam penelitian

siklus III meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi

dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk

perilaku yang baik.

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pada siklus III, nilai pengamatan kedisiplinan siswa sudah

mengalami peningkatan. Berdasarkan data ( lampiran 31 ) siswa yang

mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yaitu sebanyak 3 siswa atau 10,71%

dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 25 siswa atau

89,29%. Lampiran 31 dibuat distribusi frekuensi nilai kedisiplinan siswa

kelas V yang tertera pada Tabel 14 sebagai berikut :

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas V pada Siklus III

Interval Median Frekuensi Prosentase (%)

Relatif Kumulatif 70 - 73 71.5 3 10.72 10.72 74 - 77 75.5 14 50.00 60.72 78 - 81 79.5 9 32.14 92.86 82 - 85 83.5 2 7.14 100,00

Jumlah 28 100,00 Nilai rata-rata 2154 : 28 = 76,93

Ketuntasan Klasikal (25: 28) × 100 % = 89,29% Nilai dibawah KKM (3 : 28) × 100 % = 10,71%

Berdasarkan tabel 4.8 yaitu distribusi frekuensi nilai kedisiplinan

siswa kelas V Siklus III, dapat disajikan pada gambar 4.7 sebagai berikut :

Gambar 4.7. Grafik Nilai Pengamatan Kedisiplinan Siswa Siklus III

Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil pengamatan kedisiplinan

siswa siklus III diperoleh rata-rata kelas sebesar 77. Siswa yang

3

14

9

2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

70-73 74-77 78-81 82-85

frek

uens

i

interval nilai

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

memperoleh nilai 70 – 73 sebanyak 3 siswa atau 11%. Siswa yang

memperoleh nilai 74 – 67 sebanyak 14 siswa atau 50%. Siswa yang

memperoleh nilai 78 – 81 sebanyak 9 siswa atau 32%. Siswa yang

memperoleh nilai 82 – 85 sebanyak 2 siswa atau 7%.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi terhadap guru selama

pembelajaran PKN berlangsung, diperoleh pula gambaran tentang kinerja

guru atau pengajar selama mengajar (lampiran 50). Dari hasil observasi

yang di dapat pada pertemuan ke-1 dan ke-2, maka diperoleh skor rata-rata

kemampuan guru dalam mengajar sebesar 3,6 yang termasuk dalam

kategori kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik.

Berdasarkan data hasil observasi guru dapat dianalisis bahwa guru

atau pengajar sudah baik dalam aspek (1) Menyampaikan apersepsi, tujuan

pembelajaran, dan orientasi, (2) Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran, (3) Mangaitkan materi dengan pengetahauan lain yang

relevan, (4) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki

belajardan karakteristik siswa, (5) Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, (6)

Melaksanakan pembelajaran secara runtut, (7) Melaksanakan

pembelajaran yang bersifat kontekstual, (8) Melaksanakan pembelajaran

yang efektif, (9) Mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan

menggunakan berbagai metode, (10) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran, (11) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa, (12) Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar,

(13) Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan), (14)

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar,

(15) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus III, dapat disimpulkan

bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa serta

kedisiplinan siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pada siklus II. Keberhasilan proses pembelajaran PKN dapat dilihat dari

aktivitas siswa dan guru sebagai berikut ini:

1) Bagi Guru

a) Guru dalam menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, dan

orientasi sudah baik.

b) Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.

c) Guru sudah mangaitkan materi dengan pengetahauan lain yang

relevan.

d) Guru sudah menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hierarki belajardan karakteristik siswa.

e) Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa.

f) Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut.

g) Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

h) Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang efektif.

i) guru sudah mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan

menggunakan berbagai metode.

j) Dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

sudah baik.

k) Guru sudah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

l) Guru sudah menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam

belajar.

m) Guru sudah melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan).

n) Guru sudah menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,

benar, dan lancar.

o) Guru sudahmMelakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa.

2) Bagi Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran sudah baik, suasana kelas

menjadi lebih kondusif.

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik terutama

pada saat proses diskusi kelompok.

c) Keaktifan siswa dalam bertanya, mengemukakan pendapat dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sudah baik.

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan nilai kedisiplinan

pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata

kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja siklus III yaitu aspek afektif kedisiplinan siswa yang

dinyatakan sudah disiplin sebanyak 25 siswa atau 89%. Adapun data yang

diperoleh adalah :

Tabel 4.9. Ketuntasan Kedisiplinan Siswa kelas V Siklus III

Aspek

Banyaknya Siswa yang Tuntas Pertemuan

1 Pertemuan

2 Rata-rata

Prosentase (%)

Afektif Kedisiplinan Siswa

24 25 25 89

Dari Tabel 4.9 di atas dapat diperjelas pada Gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8. Grafik Ketuntasan Kedisiplinan Siswa Kelas V Siklus III

24

25 25

23.423.623.8

2424.224.424.624.8

2525.2

Afektif Kedisiplinan Siswa

Pes

erta

Did

ik Y

ang

Tun

tas

Aspek yang Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Berdasarkan grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Untuk aspek afektif kedisiplinan siswa dan aspek keterampilan sosial

seluruh siswa dinyatakan tuntas, dengan kata lain target capaian

indikator kinerja siklus III sudah tercapai.

2) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek kognitif sebanyak 23 siswa

atau 82,14%, dinyatakan tuntas dan target capaian indikator siklus III

sudah tercapai.

Berdasarkan hasil refleksi siklus III dan melihat nilai kedisiplinan

siswa dalam pembelajaran PKN yang diperoleh masing-masing

pertemuan, maka pembelajaran PKN kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran pada siklus III sudah berhasil karena sudah mencapai target

pencapaian atau sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan

sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivisme

dapat meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN kelas V

SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012

.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

terdiri dari empat tahap. Tahap penelitian yang dilaksanakan terdiri atas 1) tahap

perencanaan tindakan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi dan 4)

tahap refleksi.

Berdasarkan deskripsi penelitian di atas, berikut akan dikemukakan

pembahasan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran

konstruktivisme sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran PKN kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar. Dari hasil

pengamatan dan analisis data yang ada dapat dilihat adanya peningkatan

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, kegiatan guru, dan peningkatan nilai

kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 02 Petung.

Data peningkatan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat

pada tabel 18 berikut :

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.10. Peningkatan Kedisiplinan Siswa pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.

Aspek Siklus I Siklus II Siklus III

Rata-Rata Kategori Rata-Rata Kategori Rata-Rata Kategori Afektif Kedisiplinan Siswa

70

C

71

C

77

B

Berdasarkan Tabel 4.10 kedisiplianan siswa jika dilihat dari aspek afektif

kedisiplinan siswa mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata klasikal siklus I

hanya sebesar 70, Siklus II meningkat menjadi 71 dan Siklus III meningkat lagi

menjadi 77. Sementara itu, kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan

kegiatan pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan

guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Guru lebih mampu dalam melakukan persiapan pembelajaran, meliputi

persiapan ruang, media pembelajaran, dan mengkondisikan kesiapan siswa.

2. Guru mampu membuka pembelajaran, yaitu melakukan kegiatan absensi dan

menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.

3. Guru lebih menguasai materi pembelajaran.

4. Guru mampu melakukan strategi pembelajaran dengan tepat dan lebih baik.

5. Guru mampu meningkatkan daya tarik media dan pemanfaatannya dalam

pembelajaran.

6. Guru mampu menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme siswa.

7. Guru mampu melakukan penilaian dengan baik.

8. Guru mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar,

baik,

dan benar.

9. Guru mampu menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi dan tindak

lanjut.

Dari data hasil observasi guru, diketahui bahwa terdapat peningkatan dari

siklus I, Siklus II dan siklus III. Dari rata-rata nilai siklus I sebesar 2,9, siklus II

menjadi 3,5 dan siklus III meningkat menjadi sebesar 3,67. Kemampuan guru

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dalam pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan

0,77. Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I, siklus II,

dan siklus III disajikan pada Tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III.

Siklus I Siklus II Siklus III

Pert 1 Pert 2 Rata-Rata

Pert 1 Per 2 Rata-Rata

Pert 1 Pert 2 Rata-Rata

2,6 3,20 2,9 3,46 3,53 3,5 3,60 3,73 3,67

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka dapat dijelaskan

pula perhitungan rata-rata nilai kedisiplinan PKN dan ketuntasan belajar PKN

siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar. Peningkatan terlihat

dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I, siklus II dan siklus III

yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Kedisiplinan Siswa dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM)

Nilai Rata-Rata Kedisiplinan Siswa Prosentase (%) Sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

75 64.25 70.25 70.79 76.93 42.86 67.86 71.42 89.29

Berdasarkan perhitungan nilai kedisiplinan siswa rata-rata pada tabel di

atas, siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (KKM) menunjukkan adanya

peningkatan. Hal ini merefleksikan bahwa penggunaan model pembelajaran

konstruktivisme dalam pembelajaran PKN kelas V dinyatakan berhasil, karena

secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran PKN.

Adapun peningkatan nilai rata-rata kedisiplinan siswa dan ketuntasan

belajar PKN dengan model pembelajaran dapat digambarkan dalam bentuk grafik

pada gambar 18 sebagai berikut:

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Gambar 4.9. Grafik Peningkatan Nilai Kedisiplinan Siswa dan Ketuntasan Belajar PKN setiap Siklus

Dari Gambar 4.9 terlihat bahwa nilai rata-rata kedisiplinan PKN pada

kondisi awal hanya 64,25 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 70,25

meningkat pada siklus II menjadi 70,79 dan siklus III menjadi 76,93. Sedangkan

dari segi ketuntasan belajar PKN pada kondisi awal ketuntasan sebesar 42,86%

kemudian pada siklus I ketuntasan belajar meningkat sebesar 67,86%, pada siklus

II ketuntasan belajar meningkat sebesar 71,42%, pada siklus III ketuntasan

belajarar meningkat lagi sebesar 89,29%.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat

menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa

sehingga siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran dengan model

pembelajaran konstruktivisme, guru belum memberikan motivasi baik pada

individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum barani dalam menjawab

pertanyaan dan belum mampu bekerjasama dengan kelompoknya, guru belum

dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif sehingga

menghambat dalam penyelesaian tugas, pengelolaan waktu pun belum maksimal.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan

64.25

42.86

70.25 67.8670.79 71.4276.9389.29

0102030405060708090

100

Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan

Nila

i / P

rose

ntas

e

Pelaksanaan Tindakan

kondisi Awal siklus I siklus II Siklus III

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

model pembelajaran konstruktivisme secara tepat dan jelas, memberi perhatian

menyeluruh dan bimbingan terhadap siswa agar pembelajaran lebih kondusif dan

memberikan motivasi berupa penghargaan ataupun reward kepada siswa.

Adapun upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus II yang

dilaksanakan di siklus III dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan yang lebih mendalam kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja

kelompok dengan model pembelajaran konstruktivisme secara tepat dan jelas,

memberi perhatian menyeluruh dan bimbingan terhadap siswa agar pembelajaran

lebih kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan atau reward kepada

siswa. Pembelajaran pada siklus III sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan

yang berarti.

Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa salah satu

upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN siswa

kelas V SD Negeri 02 Petung yaitu dengan menerapkan pembelajaran

konstruktivisme. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan model pembelajaran

konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Dalam hal tersebut

siswa juga dituntut untuk lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan orang

lain.

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus,

ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Penggunaan model

pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran PKN

siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal

ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kedisiplinan

siswa pada mata pelajaran PKN 64,25 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar

42,86%, siklus I nilai rata-rata kedisiplinan siswa 70,25 dengan presentase ketuntasan

klasikal sebesar 67,86%, siklus II nilai rata-rata kedisiplinan siswa pada mata pelajaran

PKN 70,79 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 71,42%. Siklus III nilai rata-

rata kedisiplinan siswa pada mata pelajaran PKN 76,93 dengan presentasi ketuntasan

klasikal 89,29%. Dengan demikian penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran konstruktivisme dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di

kelas V sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PKN.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran PKN

kelas V. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal

11 April 2012 dan 12 Februari 2012, siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 April

2012 dan 19 April 2012, sedangkan siklus III dilaksanakan pada tanggal 25 April

2012 dan 26 April 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah

kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam

setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus

sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu

ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan

peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan model

pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata

pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar.

Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan

kedisiplinan siswa kelas V, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut :

a. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai materi dalam

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kedisiplinan siswa

karena pembelajaran ini melibatkan relasi antara guru dengan siswa serta

siswa dengan siswa, siswa dituntut untuk mengembangkan ide atau

gagasannya sendiri.

Pemberian motivasi siswa pada proses pembelajaran sangat penting.

Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga siswa

mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan

melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran.

Motivasi dapat ditanamkan pada siswa dengan memberikan kesempatan

untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan

penghargaan terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran konstruktivisme

yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru.

Prosentase kedisiplinan siswa meningkat. Hal ini terbukti adanya

peningkatan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dalam

pembelajaran. Siswa mengungkapkan pendapatnya dengan tenang, tidak

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

berebut dan tidak ramai. Siswa mentaati peraturan yang ada, serius

memperhatikan guru dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. Siswa

lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, kemauan kerjasama

kelompok meningkat, ketelitian dan kekritisan siswa meningkat. Dengan

partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas

menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya kedisiplinan siswa kelas V SD

Negeri 02 Petung meningkat.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif oleh guru untuk

menentukan strategi dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat

meningkatkan kualitas pada proses belajar mengajar sehubungan dengan

tujuan yang akan dicapai oleh siswa.

c. Upaya-upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam mata pelajaran

PKN siswa kelas V SD Negeri 02 Petung dalam penelitian ini antara lain:

1) Pemilihan model pembelajaran yang inovatif dan menarik

Dalam proses pembelajaran, model pembelajaran merupakan

strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Maka dari itu, guru harus

memilih model pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga siswa

antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya

pembaharuan, siswa termotivasi dan lebih semangat untuk belajar

sehingga siswa lebih terampil dan mau berpikir.

2) Penggunaan metode yang tepat

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus dapat

memilih dan menerapkan metode yang tepat agar siswa dapat memahami

materi yang telah dipelajari secara efektif serta dapat memancing siswa

untuk mengembangkan idea tau gagasan. Penerapan metode yang kurang

tepat akan mempengaruhi belajar siswa karena dapat menimbulkan rasa

bosan atau malas pada siswa yang akan berdampak buruk pada hasil

belajar siswa.

3) Interaksi guru dan siswa

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh

interaksi antara guru dengan siswa. Guru perlu menciptakan suasana

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

keakraban dengan siswa sehingga siswa akan lebih nyaman dalam

mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan akibatnya siswa menyukai

pelajaran yang diikutinya juga. Guru yang kurang berinteraksi dengan

siswa secara akrab dapat menyebabkan terhambatnya proses

pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada rendahnya nilai siswa.

4) Memberi motivasi kepada siswa

Guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif yang

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik sehingga siswa

termotivasi untuk aktif berpikir, memusatkan perhatian dan

melaksanakan kegiatan yang menunjang keberhasilan belajar. Motivasi

dapat ditanamkan kepada siswa dengan memberikan kesempatan

berpartisipasi dalam pembelajaran dan pemberian penghargaan jika

siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai

oleh siswa SD Negeri 02 Petung Jatiyoso Karanganyar.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang

dihadapi dalam pembelajaran PKN melalui penggunaan model pembelajaran

konstruktivisme harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu aspek-

aspek kedisiplinan harus diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan

pembelajaran khususnya PKN.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran

yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan model, media

dan metode pembelajaran yang tepat dan tersistem sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan

bermakna. Hal ini membuat peserta didik tidak mudah bosan dan tetap

termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Dalam setiap pembelajaran guru hendaknya selalu melibatkan

penggunaan media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat

memberikan kemudahan terhadap peserta didik untuk lebih memahami

konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu

memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi.

3. Bagi Siswa

Siswa harus bisa meningkatkan kedisiplinannya, mengembangkan

inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan meningkatkan keberanian

menyampaikan gagasannya sendiri dalam proses pembelajaran untuk

menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama, hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran Tematik yang melibatkan penggunaan media

pembelajaran secara sistematis sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut dilakukan guna memperbaiki

kekurangan yang ada, serta agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME … · penggunaan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran pkn materi kebebasan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88