penggunaan kontener serangga untuk penelitian …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

8
PENGGUNAAN KONTENER SERANGGA UNTUK PENELITIAN DAY A PILm INANG WERENG HIJAU (Nephottetix spp.) DENGAN ISOTOP 32p DI LAP ANGAN Rosmiarty A. Wahid* ABSTRAK - ABSTRACT PENGGUNAAN KONTENER SERANGGA UNTUK PENELITIAN DAYA PILIH INANG WERENG HIJAU (Nephottetix .pp.) DENGAN ISOTOP 32p DI LAPANGAN. Kontainer untuk wereng hijau dan kecambah padi bertanda 32p dengan radioaktivitas total sekitar 160 uCi temyata aman untuk dipakai dalam penditian di lapangan. Pengukuran radioaktivitas pada sduruh permukaan kontainer sdalu sama dengan aktivitas lingkungan. Untuk pengamatan Daya Pilih Inang (DPI) hama terhadap kecambah, tidak dijumpai perbedaan nyata dengan hasil penditian di laboratorium. Percobaan dilakukan langsung di lokasi serangga di daerah Cilacap, Solo, Wonogiri, Sleman, dan Banyuwangi dengan varietas peka (TN I, Pdita, dan Mudgo) sebagai varietas pembanding. Hasil penditian diharapkan dapat dipakai untuk menganalisis pola tingkah laku hama dalam proses pembentukan biotipe baru, terutarna pengamatan ratio DPI jenis hama hetina danjantan di lapangan. THE USE OF INSECT CONTAINER TO STUDY THE PREVALENCE HOST OF GREEN LEAFHOPPER (Nephottetix 5PP.) USING 32p. A container for green leafhopper and 32p labdled rice seedlings with total radioactivity of about 160 uCi was succesfully used in field experiment. The radioactivity counts on surface of the container was similar with the background activiiy. No significant difference was found between the prevalence host of insects in labora- tory and fidd experiments. The experiment was conducted in some epidemic areas, i.e. Cilacap, Solo, Wonogiri, -Sf~man, and Banyuwangi, using some susceptible varieties (TN I, Pdita, and Mudgo) as standards. It is expected that the result can be used in analysing the insect behaviour in developing new biotype, especially the prevalence'host ratio between male and female. PENDAHULUAN Berdasarkan evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan ramoisotop dalam bidang Insect Pest Management masih tetap dinyatakan sebagai teknik yang mengun- tungkan dan ideal, terutama apabila ditinjau dari sudut kemudahan dan pembiayaan (1): Pengembangan penelitian teknik penandaan dengan isotop 32p khususnya untuk wereng hijau (Nephottetix spp.) (Homoptera, Cicadellidae) dalam rangka "pemuliaan varietas pam telah illmulai sejak tahun 1981 m·PP1N. • Pusat Pene1itian Teknik Nuklir, BATAN 425

Upload: vanquynh

Post on 22-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN KONTENER SERANGGA UNTUK PENELITIAN

DAY A PILm INANG WERENG HIJAU (Nephottetix spp.) DENGANISOTOP 32p DI LAP ANGAN

Rosmiarty A. Wahid*

ABSTRAK - ABSTRACT

PENGGUNAAN KONTENER SERANGGA UNTUK PENELITIAN DAYA PILIH INANG

WERENG HIJAU (Nephottetix .pp.) DENGAN ISOTOP 32p DI LAPANGAN. Kontaineruntuk wereng hijau dan kecambah padi bertanda 32p dengan radioaktivitas total sekitar 160uCi temyata aman untuk dipakai dalam penditian di lapangan. Pengukuran radioaktivitas padasduruh permukaan kontainer sdalu sama dengan aktivitas lingkungan. Untuk pengamatanDaya Pilih Inang (DPI) hama terhadap kecambah, tidak dijumpai perbedaan nyata dengan hasilpenditian di laboratorium. Percobaan dilakukan langsung di lokasi serangga di daerah Cilacap,Solo, Wonogiri, Sleman, dan Banyuwangi dengan varietas peka (TN I, Pdita, dan Mudgo)sebagai varietas pembanding. Hasil penditian diharapkan dapat dipakai untuk menganalisis polatingkah laku hama dalam proses pembentukan biotipe baru, terutarna pengamatan ratio DPIjenis hama hetina danjantan di lapangan.

THE USE OF INSECT CONTAINER TO STUDY THE PREVALENCE HOST OF GREENLEAFHOPPER (Nephottetix 5PP.) USING 32p. A container for green leafhopper and 32plabdled rice seedlings with total radioactivity of about 160 uCi was succesfully used in fieldexperiment. The radioactivity counts on surface of the container was similar with the backgroundactiviiy. No significant difference was found between the prevalence host of insects in labora­tory and fidd experiments. The experiment was conducted in some epidemic areas, i.e. Cilacap,Solo, Wonogiri, -Sf~man, and Banyuwangi, using some susceptible varieties (TN I, Pdita, andMudgo) as standards. It is expected that the result can be used in analysing the insect behaviourin developing new biotype, especially the prevalence'host ratio between male and female.

PENDAHULUAN

Berdasarkan evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan ramoisotop dalambidang Insect Pest Management masih tetap dinyatakan sebagai teknik yang mengun­tungkan dan ideal, terutama apabila ditinjau dari sudut kemudahan dan pembiayaan(1):

Pengembangan penelitian teknik penandaan dengan isotop 32p khususnyauntuk wereng hijau (Nephottetix spp.) (Homoptera, Cicadellidae) dalam rangka

"pemuliaan varietas pam telah illmulai sejak tahun 1981 m·PP1N.

• Pusat Pene1itian Teknik Nuklir, BATAN

425

Serangan hama wereng hijau di lapanpn akhir-akhir ini telah banyak mensun­dang perhatian para peneliti. terutama terhadap penyebaran dan kemungldnan

ldanya biotip bam. serta penpmatan tentana Icomposisi dan distribusi spesies dilapanpn Ichususnya di daerah )'IJI8 mengalami seranpn tungro (2. 3) •.

Sehubunsan denpn alliin tersebut. man peneUtian ini dilalculcan dengantujuan untulc mendapatbn cara denpn telcnilc radioisotop 32p yang dapat diapUlca­siIcan secara lanpung di lapanpn.

Berdasarlcan basil penelitian sebelumnya densan wereng eoldat (4) daD werensbijau (5) memunglcinlcan pengembanpn penelitian se1ain screening varietal. jugauntulc menunjang pene1itian monitoring biotipe .• penelitian penyebaran. danelcologi hama di lapangan.

Oleh lcarena jaralc lo1casi pene1itian kemunglcinan sangat jauh dari Pusat Penell­Dan. man sangat dipedukan adanya peralatan Ichusus. yaitu Icontener seranggayang selcaligus dapat berfunpi sebagai kandang tempat pemeJiharaan sementaradan alat penpnglcut. SeWn itu berfunPi sebagai wadah yang aman untu)c menem­patbn seranga dan tanaman yang telah diberi tanda zat radioa1ctif da1am Iceadaanbidup dan segar. serta memenuhi persyaratan ditinjau dari segi keamanan radiasi.

Kontener yang dilaporlcan dalam mablah ini dirancang oleh suatu lcelompolcpeneliti PPTN pada tahun 1983 (RC IAEA No. 3398/RB). Jehusus untulc penelitian

daya pilih mang (DPI) hama wereng dengan isotop 32p lan~ung di lapangan ataupengunaan di laboratorium (5).

BAHAN DAN TAT A KERJA

Bahan Icontener terdiri dari plelcsiglas. nwat leasa., Iceranglca aluminium, danaluminium bu1at batangan. Kontener terdiri dari dua kotalc ranglcap dengan ketebal­

an dinding Icotalc 1 1 em. dan kotalc II 0,5 em dengan ukuran lUll (lcotalc I)60 x 45 x 45 em, dan berat total 23,3 kg, serta empat buah dari setiap dindingkotalc berventilai awat kasa dan pelindul)g radiasi (Gambar 1).. Untulc menguji efisiensi penggunaan alat tersebut untulc penandaan intemamelalui keeambah bertanda 3 2p, ada1ah dengan menggunalean isotop bebas pengem­

ban, berbentulc KH232po4 dalam air suling. Tinglcat radioaictivitas total yangdigunalcan dalam pereobaan. yaitu 20,40. 80. clan 160 uCi per 40 mI untulc 100lceeambah. lenis tanaman yang digunalean adalah kecambah varietas ~elita utnur10 hari, dengan aIcar yang direndamlcan dalam larutanisotop selama 24 jam.Pengulcuran besar paparan radiasi di1alculcan pada jarak 1 em dari permukaandengan alat pengulcur Portable Geiger Counter Ebemne E-520.

Radioaktivitas yang digunalcan untuk pene1itian di lapangan ban?;a sekitar80 uCi/40 mi. Kecambah-kecambah yang te1ah ditandai dengan isotop 3 P terlebihdahulu disiapkan di laboRtorium. dengan cara merendam bagian alcamya dengantarutan 32p selama 24 jam. Setelah dibilas dengan air suling, kecambah dibungkusdengan lcapas basah dan aluminium foil. kemucUan disimpan di dalam kontener.Sebagian disiapkan di dalam tabung reaIcsi ulcuran 2 x 18 em secara individu (pengu­jian individu hama sceara tidale langsung). sedang sebagian lainnya bila dipedukan

426

dipersiapkan untuk pengujian secara populasi di dalam tabung plastik berkawatkasa yang tembus pandang ..

Penangkapan hama di lapangan dilakukan dengan menggunakan sweeping-net,atau langsung dengan tabung reaksi. Setelah hama yang ditangkap diseleksi dandiidentifikasi langsung dipisahkan untuk pengujian lebih lanjut. Pengujian untuksuatu lokasi dilakukan secara serentak. Pada penelitian ini species wereng hijau yangdiuji ialah Nephottetix virescens (Distant), diidentifikasi di lapangan dengan meng­gunakan metode GHAURI (5). Selain pengujian langsung di lapangan, sebagianhama dalam keadaan hidup diuji pula di laboratorium.

Pengamatan DPI dilakukan berdasarkan isotop 32p yang diserap hama darikecambah bertanda varietas TN 1, Pelita 1/1, dan Mudgo selama 24 jam pengeraman(5). Hama langsung dibunuh dengan kloroform dan setelah sarnpai di laboratoriumdilakukan pencucian dengan air soong dan deterjen. Setelah dikeringkan, dilakukanpencacahan dengan alat pencacah Geiger Muller. Pada setiap lokasi dilakukanpengamatan DPI untuk 50 ekor jantan dan betina, disesuaikan dengan kapasitaskontener.

Untuk mengarnati perbedaan tingkat daya pilih inang pada ketiga varietaspenguji (TN 1, Pelita 1/1, dan Mudgo) bila dihubungkan dengan daerah asal hama,dicoba untuk rnenerapkan analisis varian dengan rancangan kelornpok dan ujiDuncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji pendahuluan yang pemah dilakukan terhadap kontener ialah menyangkutdaya tampung, adaptasi serangga dan tanaman, radioaktivitas 32p maksirnal dalarnbahan penelitian, teknik transportasi, kestabilan suhu dalarn kontener, dan kekuat­an kontener (4, 5).

Dalam penelitian ini, dengan menggunakan isotop 32p bebas pengembandengan tingkat radioaktivitas 20,40, 80, dan 160 uCi mernberikan hasil pengukuranradiasi pada seluruh permukaan yang diarnati rnendekati atau sarna dengan keaktif·!J1 latar belakang. Pada Gambar 1 disajikan tingkat radiasi rata-rata untuk setiappermukaan kontener. Pengukuran yang dilakukan pada bagian permukaan danjendela kotak II adalah dalam keadaan rnateri yang diukur sernua berada di dalarnkotak II. Sedang pengukuran yang dilakukan terhadap bagian permukaan danjendela kotak utama adalah dalam keadaan materi yang diukur diletakkan secaramerata di seluruh bagian kotak utama. Dalam penelitian DPI di lapangan ataupundi laboratorium selalu diletakkan kecambah bertanda radioaktif dalam tabungreaksi secara individu atau di dalam kandang plastik secara berkelompok. Hal iniakan memperkuat kesimpulan penilaian dari segi keamanan penggunaan kontener.

Suhu di dalam kontener selama percobaan berlangsung, baik di laboratoriummaupun di lapangan berkisar antara 25 - 28°C. Selama pengangkutan dari dan kelapangan selalu diusahakan adanya sirkulasi udara.

Pernakaian varietas peka TN 1, Pelita 1/1, dan Mudgo digunakan sebagai pengujiadalah didasarkan bahwa mengingat hama yang akan diarnati pada umumnyaberasal dari persawahan yang ditanarni jenis padi unggul tahan wereng cokIat dan

427

wereng hijau (3) seperti IR 32, Cisadane, IR 36, dan IR 42. Diharapkan reaksimemilih dari hama akan optimal sehingga dapat dilihat dalam waktu pengujian 24

jam densan kecambah mensanduns isotop 3 2P.Hasil pengamatan lapangan yang dilakukan pada beberapa lokasi serangan dan

persawahan di pulau Jawa dari bulan Oktober 1983 sampai dengan Februari 1984,yaitu di daerah Cilacap, Solo, Wonogiri, dan Sleman, serta daerah Banyuwangi,menunjukkan beberapa variasi DPI yang spesifik untuk species Nephottetixvirescens (Distant). Hal ini terutama sangat didukung oleh hasil pengamatan ter­hadap DPI serangga betina (Tabel 2).

Abn tetapi tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil pengamatan di lapang­an dengan di laboratorium (Tabel 1). Tidak terdapat perbedaan derajat kepekaankecambah pada kedua macam pengamatan. Dari Tabel 1 ini dapat dilihat bahwakecambah yang berasal dari jenis paling peka tetap menunjukkan reaksi palingsensitif terhadap wereng hijau dengan derajat pilih inang paling tinggi (TN 1).Se1anjutnya diiku ti oleh jenis peka lokal (pelita 1/1) dan jenis peka introduksi(Mudgo ).

Pola daya pilih inang hama asal Banyuwangi terhadap kecambah TN 1, Pelita1/1, dan Mudgo temyata sarna dengan hama asal Cilacap, berbeda dengan semuahama asal Solo, Wonogiri, dan Sleman apabi1a ditinjau dari ratio DPI pada Gambar 2.

Nisbah dari DPI yang dimaksudkan adalah merupakan hasil perbandingan DPIbetina dengan jantan. Sebagaimana telah diamati di laboratorium (7), pada peneliti­an ini juga ternyata bahwa penyerapan isotop 32p oleh serangga betina lebih besardibanding dengan serangga jantannya. Hal ini dapat pula dibandingkan denganadanya sifat yang khas dalam mensekresikan honey dew (3) serta adanya variasiintraspesifik yang dijumpai pada pola makan suatu biotip serangga terhadap tanam­an inangnya (1,6).

Penelitian langsung di lapangan dapat pula diamati adanya variasi tersebut,sekalipun terhadap yang direkomendasi sebagai jenis tanaman peka, di mana TN 1selalu menunjukkan heda nyata lebih peka dibanding kecambah Pelita 1/1 danMudgo. Sedang untuk semua lokasi pengamatan tidak didapat perbedaan yangnyata antara Pelita 1/1 dengan Mudgo.

UCAP AN TERIMA KASIH

Rasa terima kasih p~nulis sampaikan kepada Bapak Ir. A. Razak, M.Sc., selaku

Kepala Pusat Penelitian Teknik Nuklir atas izin dan fasilitas serta dorongan yangtelah diberikan untuk dapat melaksanakan penelitian ini. Atas segala bantuan dansemangat yang telah diberikan rekan-rekan Drs. Zurham Mukhri dan Drs. Irwansyahserta Saudara Dedy R. dan Apong R. yang selalu membantu melaksanakan peneliti­an di laboratorium maupun di lapangan, penulis sampaikan rasa terima kasih yangsedalam-dalamnya. Tanpa bantuan tersebut penelitian ini tidak akan dapat diselesai­kan. Atas segala saran dari Dr. S.S. Siwi dari BPTP Bogor dan Dr. L. Gringorten

tenaga ahli bantuan UNDP-BATAN, penulis juga sampaikan rasa terima kasih yangsebesar-besamya.

428

DAFTAR PUSTAKA

1. CROMROY, H.L., Research technologies for insect pest management, JointResearch Coordination Meeting, IAEA, Vienna (1984).

2. REZAUL KARIM, A.N.M., and PATHAK, M.D., New genes for resistance togreen leafuopper, Nephottetix virescens (Distant) in rice, Oryza sativaL., Crop Protection 1 4 (1982) 483.

3. SIWI, S.s., and ROECHAN, M., "Species composition and distribution of greenleafhopper, Nephottetix spp. and the spread of rice tungro disease inIndonesia", Proceedings of the 1st International Workshop of Leafhoppersof Economic Importance, London (1983) 263.

4. WAHID, R.A., dan SASTRODIHARDJO, S., "Determinasi biotipe 3 hamawereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) dengan metode isotop 32p",Aplikasi Teknik Nuklir Di Bidang Pertanian dan Blologi, Pusat AplikasiIsotop dan Radiasi - BATAN, Jakarta (1983) 176.

5. WAHID, R.A., and SASTRODIHARDJO, S., "Radioisotope 32p for theassessment of host preference of important rice pest, especially the greenleafhopper (Nephottetix spp.)", Joint ResearCh Coordination Meeting,IAEA, Vienna (1984).

429

Tabd 1. Efisiensi penggunaan kontener pada penelitian di lapangan dan di laboratoriumditinjau dari daya pilih inang wereng hijau asal Cilacap, Oktober 1983.

Jenis penelitian Daya pilih inang* (%) terhadap varietas

LapanganLaboratoriurn

TN 1 Peli ta III

18,2b

21,1 b

Mudgo

16,1 b

IS,sb

* Pengamatan terhadap jenis jantan.Huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji Duncan.

Tabel 2. Pengamatan daya pilih inang pada jenis betina wereng hijau (Nephotettix virescensDistant) asal Cilacap. Solo, Sleman, Wonogiri, dan Banyuwangi yang dilakukan padabulan Oktober 1983 sarnpai dengan Februari 1984. '

Asal hama Daya pilih inang (%) terhadap varietas

Cilacap

Solo

Sleman

Wonogiri

Banyuwangi

TN I Pelita III

24,Sc

11,7d

30,6c

44,9a

16,68d

Mudgo

18,7c

36,3b

20,Oc

49,9a

14,Sd

Huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan.

430

8I ~ ······r

.." ,.,~3' ,~~, ,

8.,..- .......•

2 ~,. 7..•. ~__ I

7 •. -------\-- Ir--·- .... ·· · '''', I" , \ I

• 5 t II /~'--, I ,I II '5 I \' ••, I

'I \,' 0 ~..'.- ., :7."6 h:.l : ~ 2

!l "1; I7, , __ '" ., I

' I 'b ., Ih • --, I 5 ."

I " 5 ' \'. _.' II " , II '.-' ••• _-..1I b "" _

L_. {~.~- __ .

3..

LRIII

, ,; 8 ~ :

Gambar 1. Penampang atas kontener dan hasil pengukuran radiasi permukaan dibandingkandengan latar be1akang (LB) hasil pengukuran dengan Portable Geiger CounterEberline E-520.

kotak utama, tempat menyimpan kotak II ukuran 60 x 45 x 45 em, tebaldinding 1 em

II = kotak II, terletak di tengah kotak I, ukuran 45 x 30 x 37,5 em, tebaldinding 0,5 em.

1 = permukaan dalam kotak II2 = permukaan luar kotak II3 = permukaan dalam kotak I4 = permukaan luar kotak I5 = jendela atas kotak II6 = jendela atas kotak I7 = jendela samping kotak II8 = jendela samping kotak ILB = radioaktivitas latar belakanga,b,e,d= pengukuran iradiasi pada kelompok radioaktivitas 20 uCi/40 mI,

40 uCi/40 mI, 80 uCi/40 mI, dan 160 uCi/40 mi.

431

I

~I• 0 I

I. :

50

25

o

Solo

o

~ o •••

Cilacap

Sleman

Banyuwangi

•..

10

2,5

,::;;

o

2 3

o

,2 3

Varietas

2 3

5

2,5

o

Gambar 2. Persentase claya pilih inang dan nisbah jenis betina dan jantan hama wereng hijau,Nephotettix virescens (Distant) asallapangan terhaclap kecambah TN I, Pelita 1/1,clan Mudgo.

o = Persentase DPI betina

* = Persentase DPI jantanRatio DPI

TN 1,2 = Pdita 1/1,3 = Mudgo

432