keefisienan pemupukan n pada beberapa varietas …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
KEEFISIENAN PEMUPUKAN N PADA BEBERAPA VARIETASPADI DI LAHAN TADAH HUJAN
M. Mitrosuhardjo*, N. Abdullah*, H.W. Sirwando*, dan N. Sumama*
ABSTRAK - ABSTRACT
KEEFISIENAN PEMUPUKAN N PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DI LAHAN
TADAH HUJAN. Tdah dilakukan penelitian untuk mengetahui kedisienan pemupukan N pada3 varietas padi, yaitu Atomita 1, GH 627-10/3, dan IR 36 yang ditanam di lahan tadah hujan,Pasar Jumat, Jakarta. Pemupukan N dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan membagi takaranpupuk (90 kg N/ha) menjadi 2 dan 3 bagian yang sarna, lalu masing-masing bagian diberikanpada waktu yang bervariasi antara saat tanam, 21 hari setelah tanam, dan fase pembentukanprimordia bunga. Keeflsienan pemupukan N ditentukan dengan menggunakan pupuk ureabertanda 1!>N,dan produksi gabah serta total produksi bahan kering tanaman digunakan sebagaiparameter. HaSii yang diperoleh menunjukkan bahwa varietas Atomita 1 dan GH 627-'-10/3memperlihatkan keetisienan pemupukan N yang lebih tinggi daripada IR 36. Produksi gabahdan total produksi bahan kering tanaman serta pertumbuhan tanaman juga lebih baik padakedua varietas tersebut. Tiga cara pemupukan yang digunakari tidak menunjukkan adanyaperbedaan keefisienan pemupukan. Kondisi lembab tanah selama kurun waktu pertumbuhantanaman cukup dapat menopang kebutuhan air tanaman meskipun variasi kelembaban tanahagak besar sebagai akibat variasi kerapatan tanah yang agak besar pula.
EFFICIENCY OF N FERTILIZER UTILIZATION BY SOME RICE CROP VARIETIES
IN UPLAND CONDITION. The experiment to determine the efficiency of N fertilizer utilization by 3.rice crop varieties, Atomita 1, GH 627-10/3, and IR 36, grown in upland conditionwas carried out at PAIR-BATAN, Jakarta. Nitrogen fertilizer was given at the rate of 90 kgN/ha. It was dhided into 2 and 3 equal amounts, applied at planting time, 21 days after
plantinfi' and at primordial initiation stage,. Efficiency of N fertilizer utilization was measuredusing 5N labelled urea. Grain yield and dry matter production were used as parameters.Results of these experiment showed that both Atomita 1 and GH 627 -1013 produced highergrain yield, as well as dry matter of plants and efficiency of N fertilizer utilization comparedwith those of IR 36. The condition of water storage in soil profiles was sufficient in supportingwater requirement for plant growth during the whole growing period although there was a largevariation, in water content of soil profiles due to the large variation of soil bulk density.
PENDAHULUAN
Lahan tadah hujan di Indonesia makin mendapat perhatian karena terbatasnyalahan berpengairan dan makin bertambahnya kebutuhan untuk meningkatkanproduksi pertanian sebagai akibat makin membengkaknya penduduk. Untukmenunjang keberhasilan usaha pertanian di lahan tadah hujan di mana curah hujanmerupakan sumber kebutuhan air yang utama untuk pertumbuhan tanaman, perludiperhatikan produktivitas lahan dan pemberian sarana produksi yang memadai.
Produktivitas lahan ditentukan oleh kondisi lahan tersebut, misalnya kesuburan
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
329
dan kelembaban tanah. Sarana produksi seperti jenis tanaman dan pemupukan perlu
mendarmt ~erhatian di ~mping ~rana produbi yang lain seperti pengolahantanah,teknik penanaman, penyiangan, dan pemberantasan hama serta penyakit.
Padi adalah jenis tanaman yang biasa ditanam di lahan tadah hujan pada musimpenghujan. Tanaman ini dapat bertahan hidup pada kondisi tanah yang relatifkering dan basah sampai tergenang (1, 2). Pemupukan padi di lahan tadah hujanperlu mendapat perhatian khusus, baik takaran pupuk maupun cara pemupukannya,agar dapat memperoleh keeflsienan penggunaan pupuk yang relatif tinggi.
Kelembaban tanah adalahsalah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. dalampenentuan takaran dan cara pemupukan, termasuk pemupukan N, karena kelembaban tanah berpengaruh pad a keeflsienan penggunaan pupuk oleh tanaman.Menurut hasil penelitian MITROSUHARDJO (3) yang menggunakan tanamankedelai dan gandum pada berbagai kelembaban tanah, keeflsienan penggunaan Npupuk yang optimal diperoleh pada kelembaban tanah 35%. Hal ini menunjukkanbahwa perlu adanya perhatian yang sungguh-sungguh dalam pemakaian pupuk dilahan yang kelembabannya tidak terkontrol.
Tujuan penelitian ialah untuk menentukan keeflsienan penggunaan N pup ukoleh 3 varietas padi yang ditanam di lahan tadah hujan yang diberi pupuk N dengantakaran sama seperti yang biasa digunakan, tetapi diberikan dengan 3' cara yangberbeda dalam jumlah dan waktu pemberian pupuk.
BAHAN DAN TATA KERJA
Percobaan lapangan dilakukan dalam MH 1983/84 di kebun Pusat AplikasiIsotop dan Radiasi, Pasar Jumat, Jakarta, yang mempunyai jenis tanah latosol.
Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap berdasarkan pertimbangankeragaman kerapatan tanah, untuk menguji pengaruh 3 cara pemupukan N dengantakaran 90 kg N/ha pada 3 varietas tanaman padi, yaitu Atomita I, galur harapanGH 627-10/3, dan IR 36. Ketiga cara pemupukan N dilakukan secara sebar dandiaduk (broadcast incorporated) dengan membagi takaran pupuk menjadi 2 dan 3bagian yang sama banyak, dengan waktu pemupukan yang divariasi sebagai berikut:(i) Setengah takaran diberikan pada saat tanam dan sisanya diberikan pada fase pembentukan primordia bunga, (11) Setengah takaran pup uk diberikan 21 hari setelahtanam dan sisanya diberikan pada fase pembentukan primordia bunga, (iii) Sepertiga .taka ran pupuk diberikan pada saat tanam, sepertiga lainnya diberikan 21 harisetelah tanam, dan sisanya pada fase pembentukan primordia bunga. Tiap perlakuanmempunyai 4 kali ulangan.
Pupuk N diberikan dalam bentuk urea, urea biasa untuk petak hasil. dan ureabertanda 15N untuk sub-petak perlakuan 15N atau petak penentuan keeflsienanpenggunaan pupuk. Pupuk disebar di permukaan dan diaduk merata pada tanahpermukaan sedalam 3 - 4 cm.
Kelembaban prom tanah dan kerapatan tanah dimantan (dimonitor) denganmemakai neutron probe dan gamma density probe buatan Troxler guna memperoleh data penunjang dalam percobaan ini. Prosedur kerja yang dipakai sarna denganpenelitian terdahulu (4).
330
Pengamatan pertumbuhan dilakukan terhadap tinggi tanaman dan jumlahanakan. Produksi dinyatakan dalam ton/ha gabah kering, dan total produksi bahankering tanaman. Keefisienan penggunaan N pupuk dihitung dengan rumus (5) :
% Keefisienan = kg N-pupuk dalam tanaman/hakg N-pupuk/ha
BASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Gabah Kering. Di lahan tadah hujan PAIR-BATAN ternyata varietasAtomita 1 dan galur harapan GH 627-10/3 mampu menghasilkan gabah lebihtinggi daripada IR 36 (Tabel I). Keunggulan kedua varietas ini agaknya adahubungannya dengan persentase anakan produktif yang lebih besar dengan membandingkan antara jumlah anakan dan anakan produktif (Tabel 2) dan keragamanmalai Atomita I dan GH 627-10/3 yang lebih besar daripada varietas IR 36 sebagaisifat genetik dari Atomita 1 dan GH 627-10/3 tersebut antara lain yang terlihatpada tinggi tanaman (Tabel 3). Varietas Atomita I tidak saja unggul terhadapIR 36 tetapi produksi gabahnya juga agak lebih tinggi daripada GH 627-10/3. Halini diduga karena pengaruh kondisi kerapatan tanah yang tidak homogen (4).
Produksi Bahan Kering Tanaman. Produksi bahan kering tanaman memperlihatkan gambaran yang sejalan dengan produksi gabah kering. Produksi bahan keringtanaman varietas Atomita I dan GH 627-10/3 ternyata lebih tinggi daripadaproduksi bahan kering tanaman yang dihasilkan oleh varietas IR 36 (Tabel I).
Keefisienan Penggunaan N-Pupuk. Keefisienan penggunaan N-pupuk olehvarietas Atomita 1 dan GH 627-10/3 menunjukkan angka yang lebih tinggidaripada varietas IR 36. Sedang keefisienan penggunaan N-pupuk oleh varietasAtomita 1 agak lebih tinggi daripada varietas GH 627-10/3 (Tabel 5). Hal initereermin pula pada produksi gabah dan produksi bahan kering tanaman.
Cara Pemupukan N. Tidak terlihat adanya perbedaan pengaruh yangjelas padakeefisienan penggunaan N-pupuk oleh ketiga varietas padi yang dipakai dalampenelitian ini disebabkan perbedaan dari eara pemupukan N (Tabel 5). Didugavariasi kondisi lapangan yang ada memperkeeil perbedaan pengaruh perlakuan yangmungkin ada sehingga tidak terlihat perbedaan yang nyata (TabeI4, 6, 7).
KeJembaban Tanah. Seeara umum dapat dikemukakan bahwa kelembaban
tanah yang digunakan dapat menopang kebutuhan air tanaman selama pertumbuhan, sehingga tidak memerlukan adanya tambahan air. Curah hujan eukup banyakselama kurun waktu pertumbuhan tanaman, meskipun distribusi hujan tidak teraturbaik jumlah maupun frekuensi jatuhnya hujan. Variasi kelembaban prom tanahterlihat selama kurun waktu pengamatan terutama pada lapisan tanah permukaansampai kedalaman 0 - 30 em, sedang perbedaan kelembaban tanah antar-perlakuantidak terlihat pada saat pengamatan yang sarna. Rata-rata kelembaban tanah yangtersimpan pada lapisan tanah permukaan setebal 30 em setara dengan eurah hujanyang berkisar antara 124 dan 200 mm, sedang rata-rata kelembaban tanah yangtersimpan pada lapisan tanah permukaan setebal 70 em setara dengan eurah hujanyang berkisar antara 334 dan 519 mm (Tabel 6 dan 7). Kelembaban tanah yang
331
dimantan dengan tensiometer memberikan gambaran yang melengkapi keterangan
m~m~1~iimilil~P~I ~OOA~i;nijinrn n~~tronrObe.Kerapatan Tanah. Variasi kerapatan tanah lapangan yang digunakan dalam
percobaan ini agak besar, dengan koeflsien keragaman sebesar 9,1% (Tabel 4).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa padi varietas Atornita 1 dan
GH 627-10/3 yang ditanam di lahan tadah hujan jenis latosol mempunyai keefisienan penggunaan N-pupuk yang lebih tinggi daripada varietas IR 36. karena baikpertumbuhan maupun produksi gabah dan total produksi bahan kering tanamanterlihat lebih unggul pada kedua varietas tersebut. Keefisienan mencapai 22-27%,18-26%, dan 15-21% berturut-turut untuk Atornita 1, GH 627-10/3, dan IR 36.
Variasi kelembaban tanah pada zone perakaran tanaman padi pad a kondisitadah hujan (0 - 30 cm) selama kurun waktu pertumbuhan tanaman cukup besar,setara dengan curah hujan yang berkisar antara 124 dan 200 mm, tetapi kondisidemikian ternyata dapat menopang kebutuhan air tanaman.
UCAP AN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terirna kasih kepada star dan teknisi laboratorium mau·pun teknisi lapangan dari Kelornpok Tanah dan Nutrisi Tanaman PAIR-BATANyang telah memberikan bantuan pelaksanaan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. ABDULLAH, N., "Pengkajian tentang efisiensi pemupukan nitrogen", AplikasiTeknik Nuklir di Bidang Pertanian dan Biologi (Risalah Pertemuan IlrniahJakarta, 1982), Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta.(1983)286.
2. CHANG, T.T., and VERGARA, B.s., "Ecological and genetic informationon adaptability and yielding ability in tropical rice varieties ", Rice Breeding,IRRI, Los Banos, Laguna (1972) 431.
3. MITROSUHARDJO, M.M., "Effect of soil-moisture stress on nitrogen uptake
and fixation by plants", Isotope and Radiation Techniques in·Soil Physicsand Irrigation Studies 1983 (proc. Symp. Aix-en-provence, 1983), IAEA,Vienna (1983) 353. ~
4. MARDJO, M., ABDULLAH,N., SISWORO, WH., SIRWANDO, H.W., SUMAR·
NA, N., and MciNTYRE, J.L., "Pengaruh seresah pada kelembaban tanahdi Lahan kering yang ditanarni palawija", Pertemuan Ilrniah Aplikasi Tek·nik Nuklir Dalam Bidang Pertanian dan Petemakan, Jakarta (1985).
332
5. ZAPATA, F., The use of 15N tracer techniques in the quantitative estimate ofsymbiotic nitrogen fixation by legume crops under field condition,experimental guideliness, International Training Course on the Use ofIsotope and Radiation Techniques in Studies on Soil/Plant Relationships,IAEA, Seibersdorf Laboratory (1981).
333
Tabell. Rata-rata produksi gabah dan total bahan kering tanaman yang dihasilkan di lahankering tadah hujan dengan 3 cara pemupukan N.
PerlakuanProduksi
Varietas padi
Takaran NCaraGabahTanarnan(kg N/ha)
pemupukan(ton/ha)(ton/ha)
Atomita 1 90X2,618 8,236Y
2,656 8,791z
3,081 10,421
Rata-ra ta
2,7859,149
GH 627-10/3
90X2,419 8,253Y
2,803 9,591z
1,956 6,548
Rata-rata
2,3938,130
IR 36
90X2,299 7,992Y
1,457 5;534z
1,555 5,444
Rata-rata
1.7706,323
KK
32,2%23,5%BNT (0.05) - antar varietas
0,6221,546- antar cara pemupukan N - interaksi
-2,679
334
Tabd 2. Rata-rata jumlah anakan pada umur 35 hari scsudah tanaman (~jumlah anakanmaksimal) dan jumlah anakan produktif (waktu panen).
Perlakuan lumlah anakan
Varietas padi
Cara pemupukan35 hst*anakan produktif
Atomita 1
X11,99,8y
13,110,7z
11,29,0
Rata-rata
12,19,8
GH 627-10/3
x12,39,6y
12,39,7x
12,09,6
Rata-rata
12,29,6
IR36
x16,911,7Y
15,411,8z
16,311,6-Rata-rata16,211,7
Rata-rata
13,510,4
KK
15,3%14,8%
BNT (0.05) - antar varietas padi
1,71,3
- antar cara pemupukan N - interaksi
335
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman pada umur 35 hari sesudah tanam, dan pada waktu panen.
Perlakuan Tinggi tanaman
Varietas padi
Cara pemupukan N35 hst*waktu panen
Atomita 1
X53,493,2y
53,293,3z
61,896,7
Rata-rata
56,194,4
GH 627-10/3
x53,383,8y
56,095,1x
65,581,1
Rata-rata
58,288,0- IR 36x44,984,5
y42,979,5
z44,481,2
Rata-rata
44,081,8
Rata-rata
52,888,1
KK
8,1%7,2%
BNT (0.05) - antar varietas padi3,65,3
- antar cara pemupukan N3,6
- interaksi
336
Tabd 4. Rata-rata kerapatan lapisan tanah permukaan (0 - 50 em).
Perlakuan Kerapatan tanah ± simpangan
Varietas padi
Cara pemupukanr:Un-l(g/cm3)
Atomita 1
X1,288.! 0,075y
1,270± 0,066z
1,263! 0,153
Rata-rata
1,273! 0,096
GH 627-10/3
x1,2651: 0,160y
1,338± 0,019x
1,250.:!: 0,114
Rata-rata
1,284! 0,111
IR 36
x1,353:t 0,059Y
1,223± 0,152z
1,198:t 0,150
Rata-rata
1,258.:!: 0,135
Rata-rata
1,272t.0,l12--KK9,1 %
BNJ (0.05) antar perlakuan
337
Tabd 5. Rata-rata k(:(:fisi(:nan p(:mupukan N pada param(:t(:r gabah dan tanaman padi yangditanam di lahan tadah hujan d(:ngan 3 cara p(:mupukan N.
Perlakuan Keefisienan pemupukan N
Varietas padiI
Takaran Cara GabahTanaman
(kg N/ha)pemupukan(%)(%)
AtoMta 1
X8,9921,80Y
10,1121,75z
11,0526,54
Rata-rata
10,0523,36
GH 627-10/3
x7,9025,72y
11,5924,64z
7,9818,25
Rata orata
9.1622,87
IR36
x8,9420,72Y
6,4116.86z
6.5315.~0
Rata-rata
7.~917,59
KK
~6,5%22.0%BNJ (0.05) - antar varietas
196. 3,91antar cara pemupukan N in teraksi
Cara p(:mupukan x
y
z
338
V. takaran N diberikan saat tanam dan sisanya pada fas(: p(:mb(:ntukan primordia bungay. takaran :'>l diberikan 21 hari s(:tdah tanam dan sisanya pada faseprimordia bungamasing-masing 1/3 takaran pada saat tanam, 21 hari s(:tdah tanam,dan primordia
T!,bcl 6. Banyaknya air yang tcnimpan di dalam tanah lapisan pcrmukaan sctcbal 30 em, pada saat pcngamatan dilakukan.
Perlakuan
Banyaknya air yang tersimpan pada 30 em tanah permukaan, pada saat pengamatan
Varietas padi
Cara pemupukan28 hst *56 hst*84 hst*112 hst*140 hst*147hst*
pemupukan(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)
Atomita I
x168163161167169172
Y
163158159166170171z
169163162167168167
Rata-rata
166161161166169170
GH 627-10/3
x168155162166162170
Y
167169166172169172z
167160160166168170
Rata-rata
167161162168166171
IR 36
x171169170177174177
Y
166157158161161166z
157157158157153158
Rata-rata
165161160165163160
Rata-rata
166161160167166169
KK
7,1%8,5%9,3%8,6%8,5%8,3%w
BNT (0.05) antar perlakuanw \0
• = bari sc.udah tanam biji
Tabd 7. Banyaknya air yang t(:rsimpan di dalam tanah lapisan p(:rmukaan sd(:bal 80 em, pada saat pengamatan dilakukan.w ~ PerlakuanBanyaknya air yang tersimpan pada 80 em tanah permukaan, pada saatpengamatan
Varietas padi
Cara pemupukan28 hst*56 hst*84 hst*112 hst*140 hst*147 hst*
pemupukan(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)
Atomita I
x467459466471478478
Y
444451470467473475
z
453445445454453475
Rata-rata
455451460464468471
GH 627-10/3
x468453475472473466
y
472475473479475480
z
460446448462465462
Rata-rata
467458465471471469
IR36
x473469476487483488
Y
441433439443451445
z
438444441443447445
Rata-rata
451448452457460459- Rata-rata457453459464466466
KK
7,7%8,1%8,9%8,5%7,7%8,0%
BNT (0.05)antar perlakuan• = hari s(:sudah tanam biji
DISKUSI
K. MlKAELSEN :
1. You showed in your table that the efficiency of N-fertilizer uptake weredifferent between the varieties tested. Were these differences significant;
2. The yield's of Atornita 1 mutant line and IR 36 were different. Were these
differences significant, so you can conclude that Atornita 1 and the .controlline yields better than IR 36 under upland conditions.
M. MITROSUHARDJO :
1. Yes, the efficiencies of N-fertilizer uptake different between the varietiestested. The efficiency of N-fertilizer utilization by Atomita 1 and GH 62710/3 was significantly higher than that of IR 36 and was reflected in totaldry matter of plant production, and the grain yield of Atomita 1 was significantly higher than IR 36.
2. The yield of Atomita 1 and the mutant line were significantly different fromIR36.
342