penentuan tingkat kekebalan secara elisa …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

14
PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA (ENZYME-LINKED IMHUNOSORBENT ASSAY) DAN ELEKTROFORESIS PADA KERBAU YANG DIIHUNISASI DENGAN Trypanosoma evansi IRADIASI Huchson Arifin*, Dedi Rifuliadi**, ABSTRAK B. Suprayogi**, Murnihati dan Sukardji Pr.* Iskandar*, PBMENTUAN TINGKAT DKEBAI..AK SECARA ELISA (ENZYHE-LINKlID IttMUNOSORBIJNT ASSAY) DAN IJLEKTROFORIJSIS PADA KERBAU YANG DIIHUlfISASI DENGAN rrypanosOlU eVBnsi IRRADIASI. Telah dilakukan percobaan dengan menggunakan kerbau yang berumur kurang lebih satu tahun untuk melihat tingkat kekebalan setelah diimunisasi dengan Trypanosoma evansi iradiasi. Penentuan tingkat kekebalan dilakukan secara analisis ELISA dan Elektrofo- resis. Iradiasi parasit me~gUnakan sinar gama (Co-60) dengan dosis tunggal 300 Gy, dan dosis inokulasi 1 x 10 parasit per kerbau. Selang waktu antara imunisasi per- tama dan kedua ialah tiga minggu. Tantangan dengan 1 x 10 T.evansi ganas diberikan tiga m~nggu setelah imunisasi terakhir. Hasil percobaan menunjukan bahwa kedua teknik analisis, ELISA dan Zlektroforesis bisa digunakan untuk menentukan respon kekebalan terhadap infeksi yang terjadi dalam tubuh hewan. Sensitivitas, Kecepatan dan kemudahan sistem ELISA Berta kegunaan dalam mengidentifikasi imunitasl kekebalan memungkinkan ELISA bisa dipakai sebagai secara cepat. ABSTRACK THIJ DKTDKINATION OF IMHUNITY USING RLISA (BNZTIO!-LINKlID ItttftJNOSORBBNT ASSAY) AND IJLIJCTROPRORI!SIS ON BUF"ALOI!S IttMUNIZIJD BY IRRADIATKD rrypano~ eVBnsi. An experiment was carried out by using one year old buffaloes to study the immunity responses after immunized by irradiated T.evansi. The immunity determination was done by using ELISA .and electrophoresis analisys. The irradiated parasites by gamma rays (Co-60) with the dose of 300 Gy, was used as radiovaccine. The dose of inoculation was 1 x 107 irradiated parasites per buffalo. The duration between the 7 first immunization and the second was three weeks. The challenge of 1 x 10 uniradiated wild T. evansi was given three weeks after the last ilMlunization. The results obtained showed that the both are ELISA and Electrophoresis techniques can be used for detecting immune responses against infection on the animals. The sensitivity, rapidity, and eassier of the ELISA system for identifying immunity make the ELISA suitable as a rapid diagnostic assay. * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN ** Pusat Veterinaria Farma, Surabaya 775

Upload: phamtuyen

Post on 13-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA (ENZYME-LINKEDIMHUNOSORBENT ASSAY) DAN ELEKTROFORESIS PADA KERBAU YANGDIIHUNISASI DENGAN Trypanosoma evansi IRADIASI

Huchson Arifin*,Dedi Rifuliadi**,

ABSTRAK

B. Suprayogi**, Murnihatidan Sukardji Pr.*

Iskandar*,

PBMENTUAN TINGKAT DKEBAI..AK SECARA ELISA (ENZYHE-LINKlID IttMUNOSORBIJNT ASSAY)

DAN IJLEKTROFORIJSIS PADA KERBAU YANG DIIHUlfISASI DENGAN rrypanosOlU eVBnsi IRRADIASI.

Telah dilakukan percobaan dengan menggunakan kerbau yang berumur kurang lebih satu

tahun untuk melihat tingkat kekebalan setelah diimunisasi dengan Trypanosoma evansi

iradiasi. Penentuan tingkat kekebalan dilakukan secara analisis ELISA dan Elektrofo­

resis. Iradiasi parasit me~gUnakan sinar gama (Co-60) dengan dosis tunggal 300 Gy,dan dosis inokulasi 1 x 10 parasit per kerbau. Selang waktu antara imunisasi per­

tama dan kedua ialah tiga minggu. Tantangan dengan 1 x 10 T.evansi ganas diberikan

tiga m~nggu setelah imunisasi terakhir. Hasil percobaan menunjukan bahwa kedua

teknik analisis, ELISA dan Zlektroforesis bisa digunakan untuk menentukan respon

kekebalan terhadap infeksi yang terjadi dalam tubuh hewan. Sensitivitas, Kecepatan

dan kemudahan sistem ELISA Berta kegunaan dalam mengidentifikasi imunitasl kekebalan

memungkinkan ELISA bisa dipakai sebagai secara cepat.

ABSTRACK

THIJ DKTDKINATION OF IMHUNITY USING RLISA (BNZTIO!-LINKlID ItttftJNOSORBBNT ASSAY)

AND IJLIJCTROPRORI!SIS ON BUF"ALOI!S IttMUNIZIJD BY IRRADIATKD rrypano~ eVBnsi. An

experiment was carried out by using one year old buffaloes to study the immunity

responses after immunized by irradiated T.evansi. The immunity determination was

done by using ELISA .and electrophoresis analisys. The irradiated parasites by gamma

rays (Co-60) with the dose of 300 Gy, was used as radiovaccine. The dose of

inoculation was 1 x 107 irradiated parasites per buffalo. The duration between the7

first immunization and the second was three weeks. The challenge of 1 x 10

uniradiated wild T. evansi was given three weeks after the last ilMlunization. The

results obtained showed that the both are ELISA and Electrophoresis techniques can

be used for detecting immune responses against infection on the animals. The

sensitivity, rapidity, and eassier of the ELISA system for identifying immunity make

the ELISA suitable as a rapid diagnostic assay.

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

** Pusat Veterinaria Farma, Surabaya

775

Page 2: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

PENDAHULUAN

nyakit ternak yang ada di Indonesia sampai saat ini. T. evansi se­

bagai penyebab surra pertama kali di temukan pada tahun 1897 oleh

PENNING, yang diisolasi dari darah kuda di daerah Semarang jawa

Tengah (1). Penyakit ini dapat menyerangj sapi kerbau, kuda, gajah,anj ing, dan lainnya yang termmasuk hewan berdarah panas. Kerugian

akibat penyakit tersebut bisa berupa penurunan produksi dan tenagakerja atau bahkan berupa kematian. Usaha yang dilakukan untuk meng­

atasi penyaki t surra ialah dengan cara pemberian obat dan pem­berantasan vektornya. Tetapi menurut YOUNG(2) dan JONES (3), pem­berian obat yang kurang tepat bisa menimbulkan resistensi agenpenyaki t terhadap obat. Oleh karena i tu perlu dikembangkan usahakearah pembentukan vaksin. '

Immunitas terhadap tripanosomiasis telah diuji coba oleh GROGI

dan KUHN(4) pada hewan percobaan dengan cara imunisasi yang ber­variaB'i dalam penyuntikan parasi t atau agennya yang murni. SOLTYS

(5) menyatakan bahwa imunitas terhadap tripanosomiasis telah diper­lihatkan selama limapuluh tahunan terakhir dan dalam percobaannyadilakukan uj i serologis untuk diagnosa dari beberapa infeksi Try­

panosoma sp. DUXBURYdkk. (6) telah menggunakan Trypanosomasp.·

iradiasi untuk melakukan imunisasi secara aktif pada hewan percoba­an. Demikian juga halnya YOUNG(2) telah mencoba menyinari larva

infektif dengan radiasi pengion, dan mendapatkan bahwa larva yangbersifat non patogen itu masih mempunyai kemampuan menstimulasi

sistem imun dalam tubuh. Diagnosa tripanosomiasis (7) tidak mudah,karena hewan yang terinfeksi sering menganndung beberapa parasi t

dalam darahnya, segingga dalam hal ini secara mikroskopis yang ullumdilakukan tidak dapat atau suli t di temukan agen parasitnya. Olehkarena itu perlu menggunakan metoda lain yaitu uji serologis untukmelihat kadar antibodi (Ab) dalam serum/ darahnya. Kadar antibodiyang ada dalam darah mengindikasikan adanya respon kekebalan ter­

hadap infeksi, baik alam maupun buatan pada hewan yang bersangkutan.

Menurut DOYLE (8) antibodi dapat ditemukan dalam serum, walaupunparasitnya sudah tidak terlihat lagi.

ELISA (9 dan 10) merupakan salah satu uji serologis yang telahbanyak digunakan untuk mendi teksi antibodi dalam serum terhadap

776

Page 3: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

penyakit penyakit infeksi. ZIMMERMAN dkk (11) juga telah menggunakan

teknik ELISA untuk diagnosa infeksi buatan dan alamiah dari Fasciola

hepatica pada sapi, yang kemudian digunakan juga sebagai teknik

diagnosa F. hepaticia pada domba. Demikian juga halnya WORKMAN dkk

(12) telah menggunakan teknik ELISA untuk menditeksi antibodi secara

kualitatif terhadap infeksi beberapa agen virus.

Uji serologis lain yang sebenarnya sudah dikembangkan terlebih

dahulu darip~da ELISA, yaitu dengan cara Elektroforesis. Uji secara

Electroforesis ini kadang-kadang memerlukan bahan yang cukup mahal

dan jumlah sampel yang dapat diperiksa relatif sangat sedikit, se­

hingga cara ini sudah mulai ditinggalkan. Dalam penelitiannya

HILLYER dkk (13) melakukan analisis secara Electroforesis untuk

diagnosa infeksi F. hepaticapada hewan percobaan dan manusia. HAWK

dkk (1954) dan JATKAR (1973) yang dikutip oleh SUKARDJI dkk (14)

telah melakukan uji evaluasi nisbah albumin-globulin dengan Elektro­

foresis untuk infeksi T. evansi pada onta. Selanjutnya FARUQ (15)

juga menggunakan analisis elektroforesis untuk mengetahui kadar

albumin dalam serum. Hal yang serupa telah dilakukan oleh SUKARDJI

dkk (16) yaitu menggunakan analisis elektroforesis untuk mendi teksi

tingkat kekebalan koksidiosis pada ayam.

Percobaan ini dilakukan untuk melihat tingkat kekebalan yang

terjadi secara ELISA dan Elektroforesis pada kerbau yang diimunisasi

dengan T. evansi iradiasi.

BAHAN DAN METODE

Dalam percobaan ini digunakan kerbau yang berumur kurang lebih

satu tahun. Sebelum digunakan, hewan tersebut dibebaskan terlebih

dahulu dari parasit atau penyakit lain yang mungkin bisa mengganggu

jalannya percobaan. Hewan tersebut ditempatkan dalam kandang milik

PUSVETMA Surabaya dan diberi makan secukupnya selama perlakuan

percobaan.

T. evansi yang akan diiradiasi diambil dari mencit atau tikus

putih yang terinfeksi berat. Pengambilan darah melalui .jantung

dengan menggunakan siring yang dibasahi antikoagulan heparin dan

hewan dalam keadaan terbius. Darah yang mengandung parasit dimasukan

ke dalam botol plastik (vial) yang diisi dengan larutan penyangga

777

Page 4: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

(POBS) dengan pH=8,0. Vial berisi parasit tersebut lalu di1radiasi

aUaM "OnmmR CQllf OHnHRn Oo~i~ Jon OJ t oi PAIK fiATAN JaiartlLSebelum dan sesudah iradiasi parasit disimpan dalam temperatur

kurang lebih 4oC, demikian juga parasit yang tidak diiradiasi.

Kemudian T. evansi iradiasi/ parasit dibawa ke Surabaya untuk

disuntikan pada kerbau secara intra muscular dengan dosis 1 x 107

per kerbau. Per lakuan yang dicobakan diringkas dan disaj ikan dalam

Tabel 1 dan 2. Selang waktu antara imunisasi pertama dan kedua ialah

tiga minggu. Tantangan dengan 1 x 107 T. evansi ganas per kerbau

diberikan tiga minggu setelah imunisasi terakhir.

Tabel 1. Ringkasan perlakuan

No.

1.

2.

3.

4.

Sandi perlakuan

K-1

K-2

1-1

1-2

Keterangan

Kerbau yang diinokulasi dengan

T. evansi ganas/t,npa iradiasidengan dosis 1x10(kontrol 1)

Kontrol 2, perlakuan sama se­perti no: 1

Kerbau yang di imunisasi satu

kali dengan T. eVf"si iradiasidengan disis 1x10

Kerbau yang di imunisasi dua

kali dengan T. ev,nsi iradiasidengan dosis 1x10

Pengambilan darah melalui vena jugularis dilakukan sekali seminggu

untuk dibuatkan serum, lalu disimpan dalam temperatur kurang lebih

minus 200C, sampai dengan pelaksanaan analisisnya.

Penentuan respon kekebalan secara analisis ELISA dilakukan di

BALITVET BOGOR berdasarkan metoda PRASETYAWATI (1989). Selanjutnya

untuk melihat respon kekebalan berdasarkan analisis fraksi albumin

globulin secara electrophoresis digunakan metoda SUKARDJI dkk (14)

yang merupakan pengembangan metode dari HAWK dkk (1954). JATKAR dkk

(1973) dan FARUQ (15).

778

Page 5: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

Tabel 2. Perlakuan penyuntikan T. evansl pada hewan percobaan

----------------------------------.----------------------------------Sandi

PerltikuanImunisasi

----------------------------Tantangan

I II--------------------------------------------------------------------

K-17- -

1 x 107K-2

--1 x 10

1-1

7

1 x 10;1 x 107

1 x 1071-2

1 x 101 x 10

--------------------------------------------------------------------Waktu Minggu I Minggu IV Minggu VII

--------------------------------------------------------------------

BASIL DAN PKMBAHASAN

Analisis serum secara ELISA menghasilkan data seperti terlihat

pada Tabel 3, Gambar 1 dan 2. Reaksi positif dinyatakan oleh nilai

absorpsi lebih besar dari 0,25. Nilai ini baru dicapai antara minggu

ke-2 dan 3 setelah inokulasi (Tabel 2), baik untuk kelompok

imunisasi maupun kontrol. ZIMMERMAN dkk. (11) menyatakan bahwa

reaksi positif dari analisis ELISA baru dapat dicapai antara minggi

ke-2 dan 4 setelah infeksi. Sedangkan HILLYER dkk. (13) menyatakan

bahwa titer antibodi (Ab) mencapai puncaknya antara minggike-4 dan 6

setelah infeksi atau mendapatkan vaksinasi. Selanjutnya, ARIFIN dan

SOEWARSONO (17) dari DUPLAN (1971) menyatakan bahwa penyuntikan

antigen yang tepat akan berpengaruh pada periode laten dan produksi

suatu sistem imun dalam tubuh. Demikian juga peneliti lain, JONES

(3) berpendapat bahwa kemampuan memproduksi antibodi bergantung pada

terjadinya infeksi dan kondisi tubuh hewan yang bersangkutan •.

Respon kekebalan yang terjadi menunjukkan kemampuan individu

untuk mengatasi agen penyaki t yang masuk ke dalam tubuh. Seperti

yang digambarkan oleh TAKEHARA dkk. (18) dan ZWEERINK dkk. (19)

bahwa tingkat parasitemia yang terjadi dan daya tahan hidup terhadap

infeksi tantangan merupakan kriteria yang dipakai untuk menyatakan

tingkat kekebalan yang terjadi. Dalam percobaan ini hewan yang

mendapatkan dua kali imunisasi nilai absorpsinya lebih kuat/tinggi

dibanding dengan yang lain. Nampakanya dua kali imunisasi memberikan

hasil yang lebih baik daripada sekali imunisasi. Hal ini sesuai

779

Page 6: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

dengan pendapa t YADEV dkk. (20 ) dan DUXBURY dan SADUN (21 ) bahwa

imunisasi ganda memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan

imunisasi tunggal. Demikian juga penelitian sebelumnya, ARIFIN (22),

mendapatkan hasil yang lebih baik pada imllnisasi secara berulang

daripada sekali imunisasi.

Antara hewan kontrol dan yang mendapatkan sekali imunisasi

nilai absorpsinya tidak jauh berbeda. Tetapi, perbedaannya terlihat

pada gambaran klinis dan kondisi tllbuh hewan yang bersangkutan,

dalam arti bahwa yang mendapatkan imunisasi keadaannya jallh lebih

baik dibandingkan dengan hewan kontrol. Seperti dinyatakan oleh

WALKER dkk. (9) bahwa hasil Ilji serologi positif, menunjukkan hewan

tersebut baru mendapatkan vaksinasi atau infeksi.

Tabel 3. Nilai absorpsi analisis serum secara ELISA selama perlakuan

Pengambilan 1-11-2K-lK-2

(minggu) --------------------------------------------------------------------10,050,240,140,21

20,050,150,090,05

30,090,470,020,11

40,160,550,150,12

50,270,440,230,17

60,200,560,120,14

70,190,780,120,20

80,240,720,230,37

90,320,750,180,40

100,270,620,230,38

110,320,590,300,38

120,340,650,250,28

130,620,780,400,51

140,480,810,300,56

150,370,690,400,54

160,520,740,600,59

--------------------------------------------------------------------

Sedang ZIMMERMAN dkk (11) menyatakan bahwa hasil positif uji serolo­

gis membuktikan adanya infeksi, tetapi hasil yang negatif belum

tentu hewan bersangkutan bebas dari infeksi. Peneliti lain

CHRisTENSEN dan LA FOND (23) menyatakan bahwa kemampuan parasit

menghambat respon kekebalan tergantung daya tahan dan kondisi induk

semangnya.

780

Page 7: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

Analisis serum secara Elektroforesis diperoleh hasil rata-rata

fraksi albumin globulin sebagai berikut;

1-1 = 0,2810 ; 1-2 = 0,2782; K-1 = 0,3665; dan K-2 = 0,4452,

Tabel 4 dan Gambar 1 dan 2). Terlihat disini bahwa nilai rata-rata

fraksi albumin globulin kelompok yang diimunisasi lebih rendah dari

pada kelompok kontro.1. Dengan demikian kelompok yang mendapatkan

imunisasi mempunyai respon kekebalan yang cukup baik. Seperti yang

dikemukakan oleh HAWK dakk (1954) dan JATKAR dkk (1973) dalam

SUKARDJI dkk (14) bahwa nilai rata-rata fraksi albumin globulin yang

rendah menunjukan respon kekebalan yang tinggi.

Dari kedua hasil analisis tersebut memberikan gambaran, bahwa

respon kekebalan yang tinggi dinyatakan dengan nilai absorbsi yang

besar untuk analisis ELISA dan nilai fraksi albumin globulin yang

rendah untuk analisis secara Elektroforesis. Bila diperhatikan lebih

lanjllt dari kedua cara analisis tersebut, ternyata baik analisis

secara ELISA maupun Elektroforesis, data yang diperoleh cukup

bervariasi. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kedua analisis

tersebut sebagai berikut; Teknik ELISA sangat peka terhadap pengaruh

cahaya, sehingga perubahan waktu sedikit saja akan berpengaruh pada

perubahan warna hasil reaksinya. Oleh karena itu nilai absorbsi yang

diperolehpun sedikit berubah. Sedang untuk teknik elektroforesis

jumlah sampel yang bisa dianalisis sangat terbatas (seki tar 5-6

sampel). Perbedaaan waktu pelaksanaan analisis cukup berpengaruh

terhadap hasil yang diperoleh. Walupun demikian dengan analisis

kedua teknik tersebut, memberikan gambaran bahwa dua kali imunisasi

tingkat kekebalan yang terjadi lebih baik daripada sekali imunisasi.

Selanjutnya dapat dikemukakan juga disini bahwa analisis secara

ELISA hasilnya sediki t lebih baik daripada secara Elektroforesis.

Teknik ELISA memerlukan waktu yang relatif lebih cepat dengan jumlah

sampel yang cukup banyak. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa

peneliti diantaranya HILLYER dkk (13), bahwa hasil analisis secara

ELISA sedikit lebih baik daripada Elektroforesis. Disamping itu,

sensitivitas, kecepatan dan kemudahan dalam sistem ELISA serta ke­

gunaannya dalam mendeteksi antibodi, ELISA dapat digunakan untuk

alat diagnosa secara cepat di lapang.

781

Page 8: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

Tabel 4. Nilai' fraksi albumin globulin analisis serum

secara Elktroforesis selama perlakuan

Pengallbilan 1-11-2K-1K-2

(minggu) --------------------------------------------------------------------1

0,22480,19660,31890,29142

0,73650,40130,31770,26453

0,39170,35050,35460,25444

0,25760,46800,41430,4979

5

0,32390,50000,15540,56926

0,32060,14460,00000,56717

0,16200,28690,34640,63198

0,18060,12280,32890,50129

0,17350,09630,36330,307310

0,22990,25920,53710,565911

0,16230,22130,26500,415912

0,35530,34400,18920,546913

0,28180,42970,25150,501714

0,29410,17200,26740,481815

0,23410,20100,44810,470716

0,16820,25670,29680,2549--------------------------------------------------------------------

Rata-rata

USIMPULAB

0,2810 0,2782 0,3665 0,4452

Dari hasil percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai

berikut

1. Uji serologis, secara analisis ELISA dan Elektroforesis bisa

digunakan untuk menentukan respon kekebalan terhadap infeksi yang

terjadi dalam tubuh.

2. Dibandingkan dengan Elektroforesis, maka teknik ELISA lebih

baik, karena waktu yang diperlukan relatif singkat dengan jumlah

sallpel yang dapat dianalisis cukup banyak.

UCAPAN TKRINA KASI"

Penulis menyampaikan terima kasih kepada BALITVET Bogor

khususnya Drh Prasetyawati atas bantuannya untuk menganalisis secara

782

Page 9: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

ELISA. Juga kepada saudara Totti Tjiptosumirat kami sampaikan terima

kasih atas bantuannya dalam mengolah dan membuatkan gambar dari data

yang diperoleh. Terima kasih berikutnya disampaikan kepada kerabat

kerja, Yusneti, Santoso Prayitno, Dinardi dan Toto Suroto yang telah

memberikan bantuannya, sehingga percobaan ini berjalan dengan ba}k.

DAFTAR PUSTAKA

1. ADWINATA, R.T., Penyelidikan tentang pemakaian campuran Nagonal­

Hialuronidase dalam pemberantasan surra, Disertasi, Archipel,Bogor (1977).

2. YOUNG, B.A., Nuclear techniques in animal agriculture, IAEA Bul.

23 2 (1981) 47.

3. JONES, J.F., Trypanosoma rhodesiense: Variable effects of

Cyclophosphamide on antibody production, survivaland paras it­amia in infected mice. Exp. Par. 61 (1986) 261.

4. GROG I , M., and KUHN, R.E., Indentification of antigens of

Trypanasoma cruzi which induce antibodies during experimental

changes desease. J. Paras it. 71 2 (1985) 183.

5. SOLTYS, M. A., Immunity in Trypanosomiasis and its effect on

chemotherapy, The ~et. Record. 70 33 (1958) 657.

6. DUXBURY, R.E., SADUN, E.H., ANDERSON, J.S., WELDE, S.T., Mt]­RIlTH, T.E., and WARUI, G.M., "Immunization of rodents, dogs,cattle and monkeys against African trypanosomiasis"., Isotopes

and Raddiation in Parasitology III (Proc. Symp. Kabete, Kenya,

1971), IAEA, Vienna (1972) 179.

7. DARGIE, J.D., "Helping small farmers to improve their liv~stock

applications of nuclear techniques", IAEA Yearbook, IAEA,Vienna (1989) 31.

8. DOYLE,

mes",31.

J. J., "Antignic variation in the salivarian trypanoso­

Immunity to Blood Parasites of Animals and Man 93 (1971)

9. WALKE~., R.L., LEA MASTER, B.R., STELLFLUG, J.N., and BIBERSTEIN,

E.L., Use of enzyme-linked immunosorbent assay for ditection ofantibodies to Brucella ovis in sheep: Field trial, Am. J. Vet.

Res. 46 8 (1985) 1642.

783

Page 10: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

10. WESCOTT, R.B., FARRELL. C.J., and SHEN, D.T., Diagnosis incattle with an enzyme-linked immunosorbent assay, Am. J.Vet.

Res 45 1 (1993) 179.

11. ZIMMEMAN, G.L., NELSON, M.J., and CLARK, R.B., Diagnosis of

ovine fasciolosis by a dot enzyme-linked immunosorbent assay:A

rapid microdiagnostic technique, Am. J. Vet. Res. 46 7 (1985)1513.

12. WORKMAN, T., SHEN, D., WOODARD, L., and YILMA, T., An enzyme­linked immunosorbent assay for ditection of bovine antibodiesto vescular stomatitis virus, Am.J.Vet.Res, 11 7 (1986) 1507.

13. HILLYER, G.V., SANCHEZ, Z., and DE LEON, D., Immunodiagnosis ofbovine fascioliasis by enzyme-linked immunosorbent assay and

immunoprecipitiation methods, The J. Parasit. 71 4 (1985) 449.

14. SUKARDJI, P., BERIAJAYA., ARIFIN, M., dan MURNIHATI, I., "Uj i

nisbah albumin globulin dari sera domba yang diinokulasi larva

tiga (L3) yang diradiasi sinar gama dari cacing H. contortus",,Aplikasi Isotop dan Radiasi (Risalah Pertemuan Ilmiah,Jakarta, 1989), PAIR-BATAN, Jakarta ( 1990) 1117.

15. FARUQ, M., "Pengamatan hipuran 1311 dalam darah dan ekresiginjal pada hewan percobaan", Aplikasi Isotop dan RadiasiDalam Bidang Pertanian dan Biologi (Ris. Pertemuan IlmiahJakarta, 1982), PAIR-BATAN, Jakarta (1983) 329.

16. SUKARDJI, P., PARTOUTOMO, S., SUHARDONO., HUSEN, A., MURNIHATI,

I., dan ARIFIN, M., "Uji kekebalan radiovaksin koksidia

(E. tene1is.) pada anak ayam petelur", Aplikasi Teknik Nuklir diBidang Pertanian dan Peternakan (Ri s. Pertemuan Ilmiah

Jakarta, 1985) PAIR-BATAN, Jakarta (1985) 539.

17. ARIFIN, M., dan SOEWARSONO, M., Dosis stimulasi efektif radiasi

sinar gamma pada marmut untuk memproduksi antibodi, MajalahBATAN XVI 1 (1983) 14.

18. TAKEHARA, H.A., PERINI, A., DA SILVA, M.H., and MOTA, I.,

Trypanosoma cruzy, Role of different antobody classes inprotection against infection in the mouse, Exp. Par. 52 (1981)137.

19. ZWEERINK, H.J., WESTON, H.D., ANDERSON. O.F., GARBER, S.S., and

HAYES, E.C., Immunity against three trypomastigote polypepti­des. Infection and Immunity 46 3 (1984) 826.

784

Page 11: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

20. YADEV, M.S., SEKARAN, S.D., and DHALIWAL, J.S., "Induction ofprotection in rats and mice with radiation attenuatedPlamodium ber~hei" Nuclear Techniques in the Study ofParasitic Infection (Proc. Symp. Vienna, 1969). IAEA, Vienna(1970) 83.

21. DUXBURY, R.E., and SADUN, E.H., "Immunization against AfricanTrypanosomiasis by gamma radiation", Isotopes and Radiation inParasitology II ( Proc.Symp. Vienna, 1969).IAEA, Vienna (1970)83

22. ARIFIN, M., Imunisasi berulang pada mencit dengan Trypanosoma"evansi. Seminar Nasional Biologi Dasar II, Bogor (1990), belumditerbitkan.

23. CHRISTENSEN, B.M., and LA FOND, M.M., Parasite inducedsuppression of the immune response inPS Aedes ae~ypti byBru~ia pahan~i. J. Parasit. 72.

785

Page 12: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

.--, .•• "T'- --,---.,--,--,--- .• '-',-

:J • 0 e .7. tI 0 10Mlnggu

o Elcll + ELI-lI

Oll

0.7

OJ:!...•

0..5VIg-OVI 0.4~.~...•

0,,:)...• Z02

OJo -+- .--,. •.

2A

(-]

"1·---.-·-,----T--·-,--/I 12 1::3 14 II' Ie

(-2OSJ

0...,0.7...•

OJ:!

VI g-O0..5

VI ~.~

0.•...•.

...•z 0,,:)

02OJ02B

786

----,--'---r----r-·- -.•....-.J --...,-----,--- .. "1'----,- --'-'-,--3 • ~ 0 7 /I 0 10 /I 12 13 I. 10 In

Minggu

o Elcl2 + ELI-l2

Ganbar 1. Nilai absorpsi analisis ELISA (+) clan elektroforesis (0)A = satu kali imunisasi;B = dua kali imunisasi

Page 13: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

0.0

n.1!0.7....•

VI')"

e- OVIO!l

-1i!

...•

~o.~1 /,....; ....•Z

_--ff

O..J --o-n.:>

K-l

..•.

, I'''-/ I

o -I ,----,--.-,----,-.-. 'T T -r ..-,--m·T ---'''--r~---~ ~ 0 7 ~ n ~ " ~ a ~ ~ m

Mingguu EldKl + ELI-Kl

0.1

0.7

OllO~

.... ~0O.~

VI-1i!

'aO..J

,....; ...•Z02

OJ

o

A

B

2

.:J

o EldK2

K-2

...'..--....r' --,---,-,--.-fl' 1/ If) " '2 1:1

t-tinggu+ ELI-K2

,~ l(j -,.".

Ganbar 2. Ni lai absoIpsi analisis ELISA (+) dID1 elektro£oresis (0)A • kcntro1 1: B •• kontro1 2

787

Page 14: PENENTUAN TINGKAT KEKEBALAN SECARA ELISA …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · penentuan tingkat kekebalan secara elisa (enzyme-linked imhunosorbent

DISKUSI

EDI IRAWAN

Mengapa penelitian ini dilakukan pada kerbau tetapi tidak dilakukan

pada kuda, sebab pada kerbau hanya mengakibatkan kronis ?

M. ARIFIN

Kami terbatas pada dana, karena waktu itu sedianya akan memakai kuda

tapi harganya lebih maha!. Mudah-mudahan untuk selanjutnya bisa

dipakai (dicobakan ) pada kuda karena hewan ini lebih peka diban­

dingkan dengan kerbau. Benar bahwa untuk kerbau lokal yang kena sura

hanya berakibat seperti Anda maksudkan, tetapi untuk kerbau i.port

bersifat fatal.

SUPRIYATI

Mohon dijelaskan sistem elektroforesis yang dipergunakan untuk peng­

ukuran OD.

M. ARIFIN

Serum yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan kertas selulosa

strip kemudian dianalisis dengan elektroforesis setelah itu kertas

direndam dalam cairan asiklik glacial diberi warna dengan pewarna

ponchos. Setelah bersenyawa dengan albumin globulin lalu dilarutkan

lagi dengan pelarut akhirnya dibaca pada spektrofotometer 525 mm

angka yang diperoleh dihitung perbandingannya albumin globulin.

788