harsono soedannan - digilib-batandigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

16
RADURISASI PAKAN A Y AM RAS Harsono Soedannan * ABSTRAK - ABSTRACT RADURISASI PAKAN AYAM RAS. Penditian ini dilakukan untuk memperpanjang daya simpan pakan ayam ras dengan menggunakan iradiasi da;is sedang atau pasteurisasi radiasi. Empat macam pakan ayam, masing-masing dikemas dalam kantong polietilen tebal 0,065 mm, diiradiasi dengan dosis 0; 2,5; 5; dan 7,5 kGy, lalu disimpandalamsuhu kamar, yaitu 26 - 300e dengan kelembaPan nisbi 75 - 85%. Perubahan mutunya diamati secara organoleptil~-,-mikro- biologik dan kimia segera setelah iradiasi dan setelah penyimpanan 2,!! dan 6 bulan. Gangguan serangga juga diamati. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bau apek pakan ayam mulai timbul setelah penyimpanan 6 minggu. Serangga Tribolitlm sp. ditemukan pada sampe! pakan yang tidak diiradiasi setelah disimpan 2 minggu. Nilai TBA sampe! tidak terpengaruh oleh iradiasi sampai 7,5 kGy, tetapi penyimpanan dapat menaikkan nilai TBA. Uji mikrobiologik menunjukkan bahwa iradiasi dosis 2,5 kGy dapat menurunkan kandungan total bakteri 2- 3 desimal , kapang dan khamir 1- 2 desimal, spora bakteri aerobik dan anaerobik 2 desima!, Enterobacteriaceae dan bakteri koli 1 - 2 desimal. Dosis iradiasi 5 kGy dapat dianjurkan untuk digunakan sebagai dosis yang cukup efektif untuk mengawetkan pakan ayam. RADURIZATION OF POULTRY FEED. An experiment to extend the storage life of poultry feed. using irradiation treatment at radurization doses was conducted. Four kinds of poultry feed packaged in polyethylene pouches of 0.065 mm thick were irradiated with doses of 0; 2.5; 5; and 7.5 kGy and stored at ambient conditions, i.e. temperature of 26 - 300e and relative humidity of 75 - 85%. The results showed that a musty odour was detected from the samples after being kept for 6 weeks, and Tribo/ium sp. in unirradiated samples emerged after two-week storage. The TBA value of the samples was not affected by irradiation up to 7.5 kGy, but storage time might affect the TBA value. Microbiological examinations showed that a dose of 2.5 kGy reduced the total bacterial contamination, spores of aerobic and anaerobic bacteria, mould and yeast, and Enterobacteriaceae and colifonn bacteria by 2 - 3, 2,1-2, and 1- 2 log cycles, respectively. An irradiation dose of 5 kGy is recomended as an effective da;e to pr;5erve poultry feed. PENDAHULUAN Populasi ternak di Indonesia baik ternak kecil, besar maupun unggas men un- jukkan peningkatan yang nyata (20). Keadaan ini menyebabkan kebutuhan pakan ternak terus meningkat mencapai 18 juta ton setahun (1). Ayam ras yang perkem- bangannya cukup pesat mempunyai masalah tersendiri yaitu lebih peka terhadap penyaki't bila dibandingkan dengan ayam kampung. Sebagai konsekuensinya, pakan ayam ras harus dibuat dengan lebih memperhatikan syarat-syarat kebersihan. Peneli- • P~at Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 501

Upload: duongquynh

Post on 15-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

RADURISASI PAKAN A Y AM RAS

Harsono Soedannan *

ABSTRAK - ABSTRACT

RADURISASI PAKAN AYAM RAS. Penditian ini dilakukan untuk memperpanjang dayasimpan pakan ayam ras dengan menggunakan iradiasi da;is sedang atau pasteurisasi radiasi.Empat macam pakan ayam, masing-masing dikemas dalam kantong polietilen tebal 0,065 mm,diiradiasi dengan dosis 0; 2,5; 5; dan 7,5 kGy, lalu disimpandalamsuhu kamar, yaitu 26 - 300edengan kelembaPan nisbi 75 - 85%. Perubahan mutunya diamati secara organoleptil~-,-mikro­biologik dan kimia segera setelah iradiasi dan setelah penyimpanan 2,!! dan 6 bulan. Gangguanserangga juga diamati. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bau apek pakan ayam mulaitimbul setelah penyimpanan 6 minggu. Serangga Tribolitlm sp. ditemukan pada sampe! pakanyang tidak diiradiasi setelah disimpan 2 minggu. Nilai TBA sampe! tidak terpengaruh olehiradiasi sampai 7,5 kGy, tetapi penyimpanan dapat menaikkan nilai TBA. Uji mikrobiologikmenunjukkan bahwa iradiasi dosis 2,5 kGy dapat menurunkan kandungan total bakteri 2 - 3desimal , kapang dan khamir 1 - 2 desimal, spora bakteri aerobik dan anaerobik 2 desima!,Enterobacteriaceae dan bakteri koli 1 - 2 desimal. Dosis iradiasi 5 kGy dapat dianjurkan untukdigunakan sebagai dosis yang cukup efektif untuk mengawetkan pakan ayam.

RADURIZATION OF POULTRY FEED. An experiment to extend the storage life ofpoultry feed. using irradiation treatment at radurization doses was conducted. Four kinds ofpoultry feed packaged in polyethylene pouches of 0.065 mm thick were irradiated with dosesof 0; 2.5; 5; and 7.5 kGy and stored at ambient conditions, i.e. temperature of 26 - 300eand relative humidity of 75 - 85%. The results showed that a musty odour was detected fromthe samples after being kept for 6 weeks, and Tribo/ium sp. in unirradiated samples emergedafter two-week storage. The TBA value of the samples was not affected by irradiation up to7.5 kGy, but storage time might affect the TBA value. Microbiological examinations showedthat a dose of 2.5 kGy reduced the total bacterial contamination, spores of aerobic andanaerobic bacteria, mould and yeast, and Enterobacteriaceae and colifonn bacteria by 2 - 3,2,1-2, and 1 - 2 log cycles, respectively. An irradiation dose of 5 kGy is recomended as aneffective da;e to pr;5erve poultry feed.

PENDAHULUAN

Populasi ternak di Indonesia baik ternak kecil, besar maupun unggas men un­jukkan peningkatan yang nyata (20). Keadaan ini menyebabkan kebutuhan pakanternak terus meningkat mencapai 18 juta ton setahun (1). Ayam ras yang perkem­

bangannya cukup pesat mempunyai masalah tersendiri yaitu lebih peka terhadappenyaki't bila dibandingkan dengan ayam kampung. Sebagai konsekuensinya, pakanayam ras harus dibuat dengan lebih memperhatikan syarat-syarat kebersihan. Peneli-

• P~at Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

501

tian di Indonesia (2) menunjukkan bahwa pakan ternak tercemar_ oleh bakteri

jenis Bacillus, Stafhrlococcusr Micrococcusr Salmonella, Escherichia, dan bakterikoli lainnya. Di Eegara lain, pakan ternak terkontaminasi dengan Bacillus, Qostri­dium, Streptococcus, dan E. coli (3,4,5).

Kerusakan pakan ternak biasanya diakibatkan oleh hadimya serangga koleop­tera dan diptera, serta bakteri pembusuk yang juga dapat bersifat patogen (2),dan penggumpalan akibat penyimpanan. Untuk menjamin mutu pakan ayam,Direktorat Jenderal Petemakan telah membuat standar ransum pakan ternak yangditetapkan dalam SPI-NAK nomor 03/001/83 sampai dengan 03/011 /83. Dalamstandar ini ditentukan syarat kebersihan dan kesehatan pakan temak, termasuksyarat agar ransum tidak tercemar bibit penyakit menular. Selain itu kandunganmikroba juga harus dikurangi.

Dalam standar ini juga disebutkan bahwa bahan pengawet berupa antioksidandan bahan tambahan berupa vitamin, mineral, dan antibiotik masih dapat dibenar­kan. Tetapi sebenarnya adanya antibiotik dalam pakan ayam itu berbahaya (4)karena manusia yang makan daging ayam yang mengandung antibiotik secara terusmenerus dapat menjadi kebal terhadap jenis antibiotik itu. Untuk menghindariakibat yang kurang baik ini, irradiasi gamma dapat dijadikan salah satu pilihan

yang lebih baik daripada perlakuan etilen oksida atau ge1ombang-mikro (6, 7).Di beberapa negara, teknik iradiasi makin ban yak dipakai (4, 5, 8, 9), karena

selain merupakan proses dingin juga tidak menimbulkan residu pada pakan sertabiayanya lebih murah (10,11).

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan higiene pakan ayam ras dalamrangka pengawetannya.

BAHAN DAN METODE

Pakan ayam yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari sebuahpabrik pakan ternak di Jakarta. Empat jenis pakan ayam yang digunakan ialahpakan lengkap untuk anak ayam pedaging (kode 311); pakan lengkap untuk ayampetelur atau bibit ayam dewasa (kode 323); pakan konsentrat untuk anak ayampedaging (kode 112); dan pakan konsentrat untuk ayam petelur (kode 124).

Untuk pengemas digunakan kantong polietilen tebal 0,065 mm, tiap kantongberisi sekitar 0,5 kg. lradiasi dilakukan dalam iradiator panorama serba guna(IRPASENA) kobalt-60 dengan laju dosis 5 kGy per jam. Dosis serap yang diguna­kan : 0; 2,5; 5; dan 7,5 kGy. Pakan ayam lalu disimpan dalam suhu kamar, yaitu26 - 300C dengan kelembapan nisbi 75 - 85%. Sampel diamati pada waktu terten­tu, yaitu segera setelah iradiasi dan setelah penyimpanan 2,4, dan 6 bulan. Para­meter yang diamati ialah kadar air, aktivitas air, nilai TBA, total bakteri, total

kapang dan khamir, bakteri pembentuk spora aerobik dan anaerobik, Enterobac­teriaceae, dan bakteri koli. Pengamatan mikrobiologis menggunakan teknik olesan

atau streak plate technique. Semua media yang digunakan keluaran Oxoid. Selain

itu dilakukan pengamatan subjektif tentang timbulnya bau apek dan serangga.Kadar air ditentukan dengan alat OHAUS Moisture Determination Balance

model 6010 H. Aktivitas air ditentukan dengan Hygroline Recorder buatan

502

BECKMAN. Pengukuran aktivitas air dilakukan setelah sampel diprakondisi selama12 - 18 jam pada suhu 25°C.

Penentuan nilai TBA dilakukan dengan metode DATTA (21) yang berdasarkanreaksi antara malonaldehid yang terbentuk dari lemak yang teroksidasi dengan asamtiobarbiturat membentuk warna merah muda. Rapat optik larutan berwamatersebut diukur dengan spektrofotometer BECKMAN model 26 pada panjanggelom bang 532 nm.

Total bakteri dihitung dalam media Tryptose Soya Broth Yeast Extract Agar(TSBYA) dengan masa inkubasi 2 - 3 hari pada suhu 30°C.

Bakteri pembentuk spora mesofIlik aerobik ditentukan jumlahnya juga dalammedia TSBYA dengan masa inkubasi 2 - 3 hai'i pada suhu 30°C (12). Bakteripembentuk spora yang anaerobik dihitung dalam media Schaedler agar ditambah1 gram tepung untuk tiap liter media (13).

Kapang dan khamir ditentukan jumlahnya dalam media Oxytetracyclin GlucoseYeast Extract Agar (14), masa inkubasinya 2 - 5 hari pada suhu 22°C.

EnterolxK:teriaceae dihitung dengan 2 cara, yaitu dengan dan tanpa masapenyadaran (14). Masa penyadaran dilakukan dengan cara melarutkan 10 g sampeldalam 90 ml Tryptose Soya Broth dan didiamkan selama 4 - 5 jam sebel urn ditanampada media agar. Media lapisan bawah ialah TSBYA dan lapisan atas Violet Red BileGlucose Agar (VRBG). Teknik tanpa masa penyadaran dapat dilakukan langsung ,setelah sampel dilarutkan. Media untuk teknik tanpa masa 'penyadaran ini lapisanatas dan bawah keduanya VRBG. Masa inkubasi 24 jam pada suhu 37°C (15).

Penentuan jumlah bakteri koli menggunakan media McConkey Agar. Waktuinkubasi 24 jam pada suhu 37°C (15). Timbulnya penggumpalan, perubahan bau,dan gangguan serangga juga diamati selama penyimpanan.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penentuan kadar air dan aktivitas air sampel pakan ayam (Tabel 1)memperlihatkan bahwa setelah penyimpanan 6 bulan kadar air cenderung sedikitmeningkat, tetapi aktivitas air tidak berbeda nyata. Hal ini mungkin disebabkankarena komponen makanan ayam tidak higroskopis dan pengemasannya cukupkedap sehingga kadar air dan aktivitas air hampir tidak mengalami perubahan.

Hasil pengamatan nilai TBA sebagai parameter ketengikan pakan ayam dapatdilihat pada Tabel 2. Sidik ragam data yang diperoleh menunjukkan bahwa iradiasi

tidak berpengaruh nyata pada nilai TBA (p<O,05). Pakan ayam lengkap (kode 311dan 323) mempunyai nilai TBA lebih rendah daripada pakan konsentrat (kode 112dan 124). Hal ini mungkin karena pakan lengkap mengandung lemak lebih sedikitdaripacta pakan konsentrat. Penyimpanan sampel sampai 6 bulan mengakibatkannilai TBA meningkat sangat nyata (p<0,01) akibat oksidasi komponen lemak dalampakan ayam.

Angka total bakteri, total kapang dan khamir, bakteri pembentuk sporaaerobik dan anaerobik, EnterolxK:teriaceae, dan bakteri koli untuk keempat jenispakan ayam dicanturnkan dalam Tabel3 - 6. Angka total bakteri pada kontaminasiawal pakan ayam lengkap tidak berbeda nyata (p<0,05) dengan pakan konsentrat,

503

yaitu antara 105 dan 106 se1 per gram. Penyimpanan 4 sampai 6 bulan tidak mem­berikan pengaruh nyata pada jumlah bakteri. Dosis iradiasi 5 kGy temyata dapat

manUfUllnn nnuU t01m bnt@ll 18b~11I J nffiD1i ) a@liffi~. Di b@bnf!lp~nga~r~misalnya Jepan!, Israel, Inggeris, dan Hongaria angka kontaminasi awal pakanayam antara 10 sampai 106 sel per gram (4, 5, 9,16).

Kontaminasi awal kapang dan khamir dalam semua sampel sekitar 104 sel pergram. Menurut SIAGIAN dan SUSIANA (2) kapang yang menyerang pakan temakdi Indonesia dari genus Mucor, Fusarium, Candida. dan Monilia. Angka kapang dankhamir sedikit menurun akibat penyimpanan. Pada dosis iradiasi 5 kGy, kapang dankhamir sudah tidak terdeteksi.

Jumlah Enterobacteriaceae pada sampel yang tidak diiradiasi sekitar 104 selper gram, lalu berkurang sekitar 2 desimal setelah diiradisi 2,5 kGy dan tidakterdeteksi pad a dosis 5 kGy. Penghitungan Enterobacteriaceae dengan teknikpenyadaran medium padat atau solid medium repair (SMR) dengan waktu penya­daran 4 - 5 jam temyata tidak memberikan hasil yang berbeda dengan teknikbiasa. Hal ini berbeda dengan pengamatan MOSSEL dan VAN NETTEN (I4) yangmenyebutkan bahwa teknik SMR dapat mendeteksi 1 - 2 desimal lebih tinggidaripada teknik biasa.

Angka awal bakteri koli pakan ayam sekitar 104 sel per gram. Penyimpanansampai 6 bulan mengakibatkan kandungan bakteri koli sedikit menurun. Dosis

iradiasi 2,5 kGy menurunkan kandungan mikroba 1 - 2 desimal, dan dosis 5 kGymengakibatkan bakteri koli tidak terdeteksi. Dosis 5 kGy juga berakibat sarna padabeberapa jenis makanan lain, misalnya : daging ayam, rempah-rempah, dan daging(17-19).

Pada seluruhjenis sampel yang diamati temyata bahwa bau yang timbul setelah

disimpan adalah bau apek. Bau ini mungkin dihasilkan oleh l<omponen dedakdalam pakan ayam. Bau apek timbullebih dulu pada pakan ayam lengkap, disusulpakan konsentrat. Pada pakan lengkap bau ini mulai tercium setelah disimpan6 minggu, sedangkan pada pakan konsentrat, bau apek barn mulai tercium setelahpenyimpanan 8 minggu.

Jenis serangga yang mencemari sampel ialah Tribolium sp, yang terlihat padakontrol setelah disimpan 2 minggu dan berkembang sampai penyimpanan 4 bulan.Sesudah itu serangga akan berkurang jumlahnya karena mati. Pada sampel yangdiiradiasi tidak ditemukan adanya serangga.

KESIMPULAN

lradiasi gamma dapat digunakan untuk mengawetkan pakan ayam karenakemampuannya dalam mematikan serangga, bakteri, kapang dan khamir, asalkandikemas dalam pengemas yang sesuai dan kedap.

Dosis iradiasi 5 kGy cukup untuk mematikan bakteri koli, sehingga dapatdiaplikasikan untuk membasmi Salmonella pada pakan ayam.

Serangga Tribolium sp. yang biasanya terdapat pada beras dan juga pakantemak dapat dibasmi dengan iradiasi dosis rendah. Tetapi timbulnya bau apek padapakan ayam tidak dapat dicegah dengan iradiasi sampai dosis 7,5 kGy.

504

UCAP AN TERIMA KASIH

Penulis berterima kasih kepada Saudara Darmawi dan Desi S. Pengerteni yangtelah membantu mengamati aspek mikrobiologi dan kimia.

DAFTAR PUSTAKA

1. ANONIM, Buku Saku Petemakan, Dit. Bina Program Proyek Penyempumaandan Pengembangan Statistik Petemakan, Jakarta (1981).

2. SIAGIAN, E.G., dan SUSIANA, "Radiasi makanan ternak", Aplikasi TeknikNuklir Di Bidang Peternakan dan Biologi (Risalah Pertemuan Jakarta,1982), PAIR-BA TAN, Jakarta (1983) 540.

3. MOSSEL, D.A.A., "Rationale for the use of ionizing radiation in the elimina­ting of enteropathogenic bacteria from feeds", Decontamination ofAnimal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia, 1977) IAEA, Vienna(1979) 3.

4. ITO, H., and IIZUKA, H., "Present status of radiation treatment of animal

feeds in Japan", Decontamination of Animal Feeds By Irradiation" (proc.Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 34.

5. LAPIDOT, M., "Radicidation and radappertization of animal feeds in Israel,1968 - 1977", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (Proc.Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 43.

6. SZABAD, J., and KISS, I., Comparative study on the sanitazing effects ofethylene oxide and of gamma irradiation in ground paprika, Acta Alimen­taria Vlll4 (1979)383.

7. VAJDI, M., and PEREIRA, R.R., Comparative effects of ethylene oxide,gamma irradiation and microwave treatment on selected spices, J. FoodScience 38 (1973) 893.

8. ADAMIKER, D., "Practical experiences with irradiation oflaboratory animal'sfeed", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia,1977), IAEA, Vienna (1979) 113.

9. LEY, FJ., "Application of gamma radiation for the treatment oflaboratoryanimal diets", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc.Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 113.

10. LEEMHORST, J.G., Economics of irradiator operation as a service facility,Food Irrad. Newsletter VIllI (1984) 27.

11. FARKAS, J., Economic feasibility of food irradiation, Food. Irrad. NewsletterVIllI (1984)35.

12. MOSSEL, D.A.A. and TAMINGA, S.K. Methoden voor het mikrobiologischOnderzoek van Levensmiddelen, BV Uitgoeverij PC Noordervliet, Zeist(1980).

505

13. KARl. C., NAGY, Z., KOVACS, P., and HERMADI, F., General Micro. 68

(1971) 349.

14. MOSSEL. D.A.A. and VAN NETTEN, P., ''Harmful effects of selective mediaon stressed microorganism-nature and remedies", The Revival of Injured

Microorganism, (RUSSEL, A.D. and ANDREWS, M.H.E .• Eds.). AcademicPress, London, In press.

15. DEPT. OF HEALTH AND SOCIAL SECURlTY, The Bacteriological Exam­

ination of Water Supplies, 4th Ed., HMSO, London (1969).

16. NADUDV ARl, I., "Experience of radiation treatment of laboratory and farmanimal feeds in Hungary", Decontamination of Animal Feeds by Irradia­tion (proc. Panel Sofia, 1977) IAEA, Vienna (1979) 33.

17. LAIDLEY, R., HANDZEL, S., SEVERS, D., and BUTLER, R., Salmonellaweltevreden outbreak associated with contaminated pepper, Bull. Epide­miological18 (1974) 62.

18. ANONYMOUS, Outbreak of Salmonella orienburg infection, Weekly Epide­miological Record 57 (1982) 62.

19. MULDER, R.WA.W., SalmoneUa radicidation of poultry carcasses, Ph.D.Thesis, Wageningen Univ., Wageningen (1982).

20. ANONIM, Informasi Data Peternakan, Biro Pusat Statistik (1982).

21. DATTA, S.c., Enzymatic digestion of compounded poultry diets for estima­tion of methionine, J. AOAC 164 (1978) 884.

506

Tabcll. Kadar air dan aktivitas air pakan ayam

Kadar air (%) Aktivitas airNomorkode

112124311323

o bulan

11,98,5

13,512,3

6 bulan

12,88,9

13,812,5

o bulan

0,590,580,620,63

6 bulan

0,580,580,600,60

HasH rata-rata dari 3 ulangan pcrcobaan

Tabcl 2. Nilai TBA pakan ayam (mg malonaldchid per kg sampel)

Dosis

NomorPenyimpanan (bulan)

(kGy)

kode0246

112

8,335,896,268,46124

5,064,884,749,02

0

3116,675,266,038,37323

4,465,934,327,59

112

5,346,166,538,19124

5,065,064,607,54

2,5

3115,985,526,907,91323

3,773,366,616,53

112

7,875,936,498,83124

4,975,615,808,005

3116,495,576,448,46323

3,963,774,837,73

112

7,276,857,598,92124

5,935,205,758,10

7,5

3116,164,467,508,65323

4,465,017,488,19

Hasil rata-rata dari 3 ulangan pcrcobaan. 507

Tabe1 3. Kandungan mikroba pakan konsentrat anak ayam, nomor kode 112 ~og).

Penyimpanan (bulan)

Jenis mikroba

Dosis

(kGy)

0246

Total bakteri

06,1766,2305,1145,5052,5

3,4315,1463,4623 ,3805

1,6332,4912,5442,6027,5

Enterobac teriacea

04,3804,5563,9293,146

(dengan waktu penya-

2,53,5312,8572,3622,041daran

5-1,477

7,5Enterobac teriacea

04,4314,7163,7322,778

(tanpa waktu penya-

2,53,0412,9942,3621,491daran

5

7,5

Spora bakteri aerob

05,5445,4314,6814,732

2,5

3,2043,6333,7922,7405

1,5801,9241,6997,5

Spora bakteri anaerob

02,5193,1463,1143,415

2,5

--1,699

5 7,5

Kapang dan khamir

04,9824,3423,3983,279

2,5

3,6993,5191,6992,0005 7,5

Bakteri koli

04,5683,6333,3422,740

2,5

2,7782,5311,6991,4625 7,5

508

Tabel4. Kandungan' mikroba pakan kpnscntrat anal< ayah\, nomor kod~ 124 ~o~i.

Penyimpanlln (bulan)

Jenis mikroba

Dosis

(kGy)

0246

Total bakteri

05,3805,1465,0795.5802,5

3,1143,7163,5052,9825

2,2301,6332,8751,4477,5 -Enterobac teriacea

04,6813,5563,5053,398(dengan waktu penya-

2,52,5441,7781,000daran

5

7,5Enterobac teriacea

04,4313,2303,3623,176(tanpa waktu penya-

2,51,9821,362daran

5

7,5

Spora bakteri aerob

04,9825,0414,5444,8862,5

2,1763,3 222,6332,4315

1,5801,9807,5

Spora bakteri anaerob

02,7402,7242,2552,5562,5 57,5

Kapang dan khamir

04,1464,2793,2553,4772,5

3,3622,4771,5442,3985 7,5

Bakteri koli

.03,4152,6993,6133,7402,5

1,6721,8695 7,5

509

510

Tabe1 6. Kandungan mikroba pakan konsentrat anak ayam, nomor kode 323 Qvg).

Penyimpanan (bulan)

Jenis mikroba

Oosis

(kGy)

0246

Total bakteri

06,1676,2305,1145,505

2,5

3,4315,1464,462.3,3805

1,6632,4912,5442,6027,5

Enterobac teriacea

04,3804,5563,9293,146

(dengan waktu penya-

2,53,5312,9942,3622,041daran

5

7.5

Enterobac teriacea

04,4314,7163,7322,778

(tanpa waktu penya-

2,53,0412,9942,362. 1,491daran

5

7.5

Spora bakteri aerob

05,5445,4314,6814,7322.5

3,2043,6333,7922,7405

1,5801,9241,6997.5

Spora bakteri anaerob

02,5193,1463,1143,4152.5

--1,699

.5 7,5Kapang dan khamir

04,9824,3423,3983,2792,5

3,6993,5191,6992,0005 7.5

Bakteri koli

04,5683,6333,3422,7402,5

2,7792,5311,6991,4625 7,5

511

DISKUSI

ADUDAKAR:

1. Mohon dijelaskan asal pakan ayam tersebut clan kondisi masing-masing jenispakan (umur simpan selama dijual).

2. Aclakah pengaruh umur simp an pakan tersebut terhaclap dosis iradiasi?

HARSONO S. :

1. Semua jenis sam pel pakan dibeli sekaligus dari sebuah pabrik pakan di Jakarta,langsung dibawa ke laboratorium untuk dimasukkan ke kantong plastik dandiiradiasi. Jadi umur simpannya sebelum diiradiasi dapat dianggap nol.

2. Umur simpan yang lama berarti kualitas pakan telah menurun. Dalam hal iniiradiasi tidak dapat mengembalikan mutu pakan, walaupun dosis iradiasi diting­katkan.

ZAlNAL ADlDIN :

Bila memang ada kekhawatiran akan terjadinya kekebalan terhadap antibiotikakibat mengkonsumsi daging ayam, pertanyaannya adalah apakah antibiotik yangterdapat dalam pakan itujuga antibiotik yang biasa digunakan pada manusia?

HARSONO S. :

Va, pada umumnya antibiotik yang ditemukan itu adalah yang biasa digunakanpada manusia.

HARSOJO :

1. Apakah yang dimaksud dengan waktu penyadaran?2. Berapa besar kemungkinan terdapatnya Salmonella pada pakan?3. Bagaimana penclapat Saudara mengenai aostridium sp. yang mungkin didapat­

kan pada pakan sebagai hasil kontarninasi? Apakah dosis 5 kGy cukup untukmematikannya?

HARSONO S. :

1. Waktu penyimpanan 'resuscitation time' adalah waktu yang diperlukan olehmikroba yang mengalarni "shock" akibat iradiasi untuk dapat pulih kembalidan membentuk koloni. Mikroba dernikian dapat lolos dari penghitungankarena tidak membentuk koloni.

2. Selama pengamatan, saya tidak menemukan Salmonella pada pakan yangdigunakan.

3. Kontaminasi Qostridium kemungkinannya lebih kecil daripada Salmonellakarena QQStridium termasuk bakteri Gram positif yang jumlahnya lebih sedikit

daripada bakteri Gram negatif, tetapi untuk membasrninya diperlukan dosis

512

yang tinggi. MOSSEL menyarankan dosis 5 - 10 kGy untuk membasmi aos­tridium.

SUDARJANTO :

Mohon penjelasan bagaimana menu rut pendapat Anda seandainya sinar gamma

yang digunakan bukan 60Co tetapi isotop lain yang memancarkan ~amma plusyang waktu paruhnya lebih pendek dan energinya lebih keeil, misalnya lcT.

HARSONO S. :

Pada prinsipnya sinar gamma dari mana saja dapat digunakan. Tetapi harns dipilihyang energinya cukup besar dan waktu parnhnya panjang supaya tidak terlalu

sering mengganti sumber gamma. Sumber radiasi gamma yang dianjurkan ialah60Co dan 137Cs.

ZUBAlDAH :

1. Hal-ha1 apakah yang kira-kira dapat menurunkan jumlah populasi seranggaselama penyimpanan?

2. Apakah kontrol yang Anda gunakan itu tidak mengandung antibiotik yangbiasa ditambahkan pada pembuatan pakan?

HARSONO S. :

1. Populasi serangga menurun mungkin karena oksigen dalam kantong plastiksudah tidak cukup jumlahnya untuk metabolisme semua jasad. Mungkin jugakarena adanya aggregation effect yaitu kecendernngan serangga untuk salingberkumpul dan memberikan panas tubuh yang makin banyak ~gga dapatmemusnahkan diri serangga itu sendiri.

2. Pakan kami uji dengan antibiotic disc dalam media non-selektif, temyata tidakmengandung antibiotik.

RlSTlANTO UTOMO :

1. Sampel pakan yang diambil apakah buatan pabirk yang sarna? Dan apakahdibuat dalam waktu yang sarna?

2. Kami awam dalam hal ini, namun tampaknya radurisa,si punya prospek baikuntuk pengawetan. Bagaimana dengan kualitas pakan, terpengaruh atau tidakdengan dilakukan radurisasi?

HARSONO S. :

1. Sampel diambil dari pabrik yang sarna dalam waktu yang sarna.2. Radurisasi tidak berpengarnh jelek pada kualitas, malahan mempertahankan

kuaIitas yang ada.

513

MANGKU:

1. A~~lrnhp@rm~WltRn pam Q@Im1n lnrnUl R~mm~m~m'Dtnl~n1~\)n\\IDi\~(dinilai dengan harga)?

2. Apakah iradiasi gamma dapat mengurangi aflatoksin dalam pakan?

HARSONOS. :

1. Pengawetan dengan iradiasi akan memberikan keuntungan, tetapi masihmemerlukan pengkajian kelayakan ekonomisnya.

2. lradiasi gamma tidakmenghilangkan aflatoksin yang sudah ada, tetapi raduriksimembasmiAspe,gillus sp. yang memproduksi aflatoksin.

LIDIA ANDlNl :

Dalam kesimpulan ditulis dosis 5 kGy cukup atnpuh untuk mematikan bakterikoli, sehingga dapat diaplikasikan sebagai cara untuk membasrni Salmonella. Dengandasar apa Anda dapat mengambil kesimpulan dernikian?

HARSONO S. :

Nilai DlO Salmonella hampir sama dengan DlO E.coli, yaitu sekitar a,s kGy. Selainitu bakteri koli merupakan indikator kemungkinan adanya SalmoneIla.

KOMARUDlN :

1. Berapa kira-kira biaya iradiasi ini per kg ransum ayam yang dicobakan?2. Bagaimana teknik iradiasi pakan dalam skala besar dapat dilakukan di sebuah

pabrik?3. Petemak keci1 yang tersebar di seluruh tanah air yang ingin mengawetkan

pakannya dengan teknik iradiasi, bagaimana kemungkinan pelaksanaan dankemana ?

HARSONOS. :

1. Biaya iradiasi pakan memang masih mahal, sekitar Rp. 2000,-jkg. Hal inidisebabkan jumlah maksimum sampel yang diiradiasi dalam 1 batch tidak besar.

2. Dalam skala besar dapat dipakai teknik curah, yaitu pakan dllewatkan padasumber gamma dalam bentuk curah, baru kemudian dikemas dalam kantong.Dapat pula· dilakukan pada pakan yang telah dike mas misalnya dalam karungplastik atau karung kertas, lalu dilewatkan ke dalam ruang iradiasi dengankonveyor.

3. Kemungkinan pelaksanaannya masih sulit karena Indonesia terdiri dari ribuanpulau. Tetapi bagi produsen pakan yang berada di kota yang telah mempunyaifasilitas iradiasi dapat mengirimkan produknya ke fasilitas terse but denganmembayar jasa atau biaya iradiasi.

514

MARGARE1HA OKA :

1. Bagaimana pendapat Anda mengenai nUm ekonomis pengawetan pakan denganradurisasi dibandingkan dengan pengawetan konvensional?

2. Apakah bau apek yang timbul karena radurisasi tnempengaruhi konsumsi ayamdan basil produksi. ayam (daging dan te1ur)?

HARSONO S. :

1, Teknik pengawetan konvensional walaupun lebih murah tetapi tidak dianjur­kan karena dengan penambahan zat kimia yang terus menerus dapat berakumu­lasi pada ayam yang bersangkutan.

2. Bau apek bukan karena iradiasi, me1ainkan karena penyimpanan.

MARIA UNA:

1. Sete1ah penyimpanan 6 bulan kadar air meningkat, sedangkan jumlah kapang/khamir menurun. Biasanya pertumbuhan kapang/khamir akan meningkat padakadar air yang meningkat, karena kapang/kharnir perlu air.

2. Apakah ada pengaruh interaksi antara perlakuan dosis iradiasi dan waktupenyimpanan terhadap jumlah bakteri?

HARSONO S. :

1. Menurunnya jumlah kapang/khamir mungkin karena kandungan oksigen dalamkantung plastik tidak cukup untuk metabolisme. Se1ain itu pada sampel yangdiiradiasi juga karena ada gegar akibat iradiasi, hingga kondisinya makin lemah.

2. Pengaruhnya sangat nyata menurunkan kandungan bakteri.

RUSTAM BAHAUDIN :

Andaikata pengawetan pakan dengan iradiasi ini berhasil baik, bagaimana caraaplikasinya dan apakah pakan yang tidak diiradiasi dengan dosis pengawetan inimasih perlu diiradiasi lagi setelah jangka waktu tertentu?

HARSONOS. :

Produsen pakan dapat minta pelayanan iradiasi pada fasilitas yang ada. lradiasihanya berguna bila diterapkan pada pakan yang masih baik.

DESMAYATIZ. :

Apakah pakan yang diradurisasi pemah diberikan kepada temak ayam pete1ur/pedaging? Dan sejauh mana aktivitas radiasi yang masih tertinggal di dalam produk­nya (te1ur dan dagingnya)?

HARSONO S. :

Kami tidakmemberikan pakan iradiasi pada ayam percobaan. Pakan iradiasi tidakberubah menjadi radioaktif, karena energi sinar'gamma 60Co hanya 1,17 dan 1,33'

515

MeV, sedangkan energi yang diperlukan untuk mengubah suatu unsur menjadiradioaktif ada1ah diatas 10 MeV.

L.A. SOFY AN :

Iradiasi temyata tidak dapat menekan ketengikan (rancidity), jadi nilai gizi makan­an ini masih tetap berubah, oleh karena ketengikan mempunyai korelasi denganenergi termetabolismekan. Apakah secara ekonomis iradiasi dapat dipertanggung­jawabkan?

HARSONO S. :

Saya sependapat dengan Ibu ten tang ketengikan ini, seperti juga yang saya cantum­kan dalam kesimpulan makalah. Penggunaan iradiasi dapat dipertanggungjawabkansetelah ada pengkajian lebih lanjut tentang kelayakan ekonomisnya.

516