pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan …

20
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN CAIRAN HARIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PEJATEN BARAT JAKARTA TAHUN 2012 Khairunissa Permata Hati 1 dan Inge Permadhi 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2 Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Email: [email protected] Abstrak Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat tanpa diimbangi asupan cairan yang cukup. Anak sekolah dasar rentan mengalami dehidrasi yang dapat menimbulkan gejala kelemahan fisik dan penurunan fungsi kognitif. Mereka cenderung mengabaikan gejala dehidrasi dan tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup serta belum memiliki pengetahuan tentang cara menjaga status hidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan pada anak SD dengan menggunakan desain cross-sectional. Data diambil Januari 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 107 anak SD di Pejaten Barat Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan subyek terbanyak berusia 10-12 tahun (53,1%), laki-laki (62,2%), duduk di kelas 4-6 SD (64,3%), mendapat informasi dari 3 sumber informasi atau kurang (82,7%). Diperoleh hasil yakni subyek terbanyak memiliki pengetahuan cukup (45,9%), sikap cukup (51%), dan perilaku baik (74,5%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap (uji chi square, p=0,01), namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku serta antara sikap dan perilaku. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (uji chi square, p=0,042), namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun dengan perilaku. Karakteristik demografi lainnya seperti usia, jenis kelamin, dan jumlah sumber informasi tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, asupan cairan harian, anak SD, usia, jenis kelamin, pendidikan, jumlah sumber informasi Knowledge, Attitude and Behaviour Regarding Daily Fluid Intake and Associated Factors of School Children in Pejaten Barat South Jakarta Year 2012 Abstract Dehydration is the rapid excessive loss of body fluids without adequate fluid intake replenishment. School children are susceptible to dehydration. It causes them to physical weakness and cognitive function decline. They tend to ignore the symptoms of dehydration and do not consume adequate amount of fluids. Children do not have the knowledge on how to maintain hydration status. This study aimed to determine the knowledge, attitudes, behaviors regarding daily fluid intake and associated factors in school children by using cross- sectional design. Data were taken in January 2012 by giving questionnaires to 107 school children in Pejaten Barat South Jakarta. The result shows that most subjects aged 10-12 years (53.1%), males (62.2%), fourth to sixth primary school students (64.3%), and received information from 3 or less media resources (82.7%). The data was processed using SPSS version 18 and analyzed using the chi-square and Kolmogorov-Smirnov test. Most subjects had sufficient knowledge (45.9%), sufficient attitude (51%), and good behavior (74.5%). There is correlation between knowledge and attitude (p = 0.01), but there is no correlation between knowledge and behavior as well as between attitudes and behavior. There is correlation between education and knowledge (p = 0.042), but education is not correlated with attitudes and behavior. Other demographic characteristics such as age, gender, and number of resources are not correlated to knowledge, attitudes, and behaviors Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN CAIRAN HARIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PEJATEN BARAT JAKARTA TAHUN 2012

Khairunissa Permata Hati1 dan Inge Permadhi2

1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat tanpa diimbangi asupan cairan yang cukup. Anak sekolah dasar rentan mengalami dehidrasi yang dapat menimbulkan gejala kelemahan fisik dan penurunan fungsi kognitif. Mereka cenderung mengabaikan gejala dehidrasi dan tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup serta belum memiliki pengetahuan tentang cara menjaga status hidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan pada anak SD dengan menggunakan desain cross-sectional. Data diambil Januari 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 107 anak SD di Pejaten Barat Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan subyek terbanyak berusia 10-12 tahun (53,1%), laki-laki (62,2%), duduk di kelas 4-6 SD (64,3%), mendapat informasi dari 3 sumber informasi atau kurang (82,7%). Diperoleh hasil yakni subyek terbanyak memiliki pengetahuan cukup (45,9%), sikap cukup (51%), dan perilaku baik (74,5%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap (uji chi square, p=0,01), namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku serta antara sikap dan perilaku. Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (uji chi square, p=0,042), namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun dengan perilaku. Karakteristik demografi lainnya seperti usia, jenis kelamin, dan jumlah sumber informasi tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, asupan cairan harian, anak SD, usia, jenis kelamin, pendidikan, jumlah sumber informasi

Knowledge, Attitude and Behaviour Regarding Daily Fluid Intake and Associated Factors of School Children in Pejaten Barat South Jakarta Year 2012

Abstract

Dehydration is the rapid excessive loss of body fluids without adequate fluid intake replenishment. School children are susceptible to dehydration. It causes them to physical weakness and cognitive function decline. They tend to ignore the symptoms of dehydration and do not consume adequate amount of fluids. Children do not have the knowledge on how to maintain hydration status. This study aimed to determine the knowledge, attitudes, behaviors regarding daily fluid intake and associated factors in school children by using cross-sectional design. Data were taken in January 2012 by giving questionnaires to 107 school children in Pejaten Barat South Jakarta. The result shows that most subjects aged 10-12 years (53.1%), males (62.2%), fourth to sixth primary school students (64.3%), and received information from 3 or less media resources (82.7%). The data was processed using SPSS version 18 and analyzed using the chi-square and Kolmogorov-Smirnov test. Most subjects had sufficient knowledge (45.9%), sufficient attitude (51%), and good behavior (74.5%). There is correlation between knowledge and attitude (p = 0.01), but there is no correlation between knowledge and behavior as well as between attitudes and behavior. There is correlation between education and knowledge (p = 0.042), but education is not correlated with attitudes and behavior. Other demographic characteristics such as age, gender, and number of resources are not correlated to knowledge, attitudes, and behaviors

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 2: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Keywords: knowledge, attitude, behaviour, daily fluid intake, school children, age, gender, education, number of resources

Pendahuluan

The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) pada tahun 2009 melaporkan bahwa

sebanyak 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan.1 Sayangnya penelitian ini

tidak mencantumkan data hidrasi untuk anak-anak. Penelitian oleh David dkk tahun 2008

memperlihatkan bahwa 70% anak usia sekolah di kawasan Israel mengalami dehidrasi.2

Murray melaporkan bahwa 85% anak usia sekolah tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah

yang cukup.3

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat (rapid lost) tanpa diimbangi

asupan cairan yang cukup. Dehidrasi ringan dapat menimbulkan kelemahan tubuh.4 Anak-

anak memiliki proporsi luas permukaan tubuh yang besar terhadap massa tubuhnya sehingga

lebih mudah terjadi penguapan cairan. Bahkan penguapan semakin banyak saat berada di

lingkungan dan cuaca yang panas. Anak usia sekolah banyak melakukan aktivitas fisik pada

siang hari sehingga mereka akan lebih sering terekspos sinar matahari.5

Status hidrasi seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi cairan yang cukup,

namun juga oleh kebiasaan minum. Assael melaporkan bahwa sebagian besar anak-anak

belum mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara mempertahankan status hidrasi

secara adekuat.6 Kurangnya asupan cairan masih sering diabaikan oleh anak-anak.7 Padahal,

dehidrasi pada anak usia sekolah mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan kemampuan

kognitif seperti penurunan konsentrasi, penurunan daya ingat dan juga penurunan

kemampuan operasi aritmatika8.

Dehidrasi dapat dicegah dengan mengonsumsi cairan yang cukup untuk mengimbangi

pengeluaran cairan. Seringkali anak-anak kurang peduli terhadap pentingnya asupan cairan

untuk mengimbangi aktivitas mereka. Dehidrasi pada anak sekolah dapat diatasi dengan

mengonsumsi air sesuai kebutuhannya, yakni 1,6-1,9 liter per hari. Beberapa sekolah di

Inggris menganjurkan murid-muridnya membawa bekal minum ke sekolah serta

memperbolehkan mereka untuk minum saat berlangsungnya kegiatan belajar di kelas.9

Mengingat beratnya dampak dehidrasi, pentingnya peranan pengetahuan, sikap, dan

perilaku dalam memenuhi asupan cairan harian, serta belum adanya penelitian yang

dilakukan di Indonesia, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan,

sikap dan perilaku tentang asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan pada

anak usia sekolah dasar di Jakarta tahun 2012. Penilitian ini ditujukan untuk mengetahui

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 3: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

hubungan karakteristik anak usia sekolah terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang

asupan cairan harian. Di samping itu, peneilitan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan dan sikap, sikap dan perilaku, serta pengetahuan dan perilaku tentang

asupan cairan harian pada anak usia sekolah dasar.

Tinjauan Pustaka

Hidrasi merupakan kebutuhan air dalam tubuh yang menunjang fungsi fisiologis sel-sel

dalam tubuh. Hidrasi yang adekuat sangat penting dalam mempertahankan fungsi fisik dan

mental yang optimal.10 Euhidrasi adalah keadaan di mana cairan tubuh berada dalam kondisi

seimbang. Keseimbangan ini dicapai dengan menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran

cairan tubu.11,12

Dehidrasi adalah suatu keadaan di mana tubuh kehilangan sejumlah cairan.13 Dehidrasi

juga didefinisikan sebagai ketidakseimbangan cairan dan zat elektrolit dalam tubuh manusia.

Dehidrasi adalah bagian dari aktivitas hidrasi di mana tubuh kehilangan cairan secara cepat

(rapid lost) dengan volume lebih dari 3%.14

Anak-anak merupakan kelompok usia yang lebih berpotensi terkena dehidrasi karena

mereka memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Di

samping itu, mereka belum memiliki kemampuan optimal dalam beradaptasi terhadap

lingkungan yang panas.15 Anak-anak kebanyakan tidak menyadari kebutuhan untuk

mengganti cairan yang hilang sehingga mereka membutuhkan panduan dalam hal asupan

cairan.16 Mereka mudah terkena dehidrasi ketika melakukan aktivitas fisik, terutama pada

cuaca yang panas. Oleh karena itu, anak-anak harus didorong untuk memiliki kebiasaan

minum yang baik untuk tetap menjaga status hidrasi mereka.15

Beberapa studi menyebutkan bahwa dehidrasi ringan (mild dehydration) memiliki

pengaruh terhadap aspek kognitif. Aspek kognitif dapat dikelompokkan ke dalam beberapa

fungsi utama yaitu fungsi memori, fungsi konsentrasi, fungsi persepsi, fungsi eksekutif,

fungsi psikomotorik, dan fungsi linguistik. Pada studi tersebut siswa yang memiliki kondisi

hidrasi lebih adekuat menunjukkan kemampuan kognitif dan kemampuan verbal yang lebih

baik dibandingkan siswa yang mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi dapat meningkatkan

kadar hormon stress seperti kortisol.17 Pada manusia, peningkatan level kortisol diasosiasikan

dengan penurunan fugsi kognitif.18,19,20,21

Asupan cairan yang kurang akan berakibat pada rendahnya volume air dan

peningkatan kadar natrium pada tubuh. Kondisi ini akan menyebabkan hypernatremia. Pada

hypernatremia akut, cairan akan meninggalkan ruang intraselular dan mengalir menuju ruang

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 4: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

ekstraselular. Hal ini akan menyebabkan sitoplasma sel saraf pada otak mengalir keluar

menuju ruang interstisial. Pada akhirnya kondisi ini akan menyebabkan berkurangnya volume

sel otak sekitar 10% sampai 15%.16

Kebutuhan akan asupan cairan pada anak-anak bervariasi, bergantung pada kelompok

usia. Jumlah ini dapat meningkat pada kondisi cuaca yang panas. Anak usia 4-8 tahun

dianjurkan untuk memperoleh asupan cairan sebesar 1600 mL/hari. Pada anak usia 9-13

tahun, dianjurkan memperoleh asupan cairan sebesar 2100 mL/hari untuk perempuan dan

2100 mL/hari untuk laki-laki.22

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), anak usia sekolah dasar terbagi menjadi

dua kelompok, yaitu usia 7-9 tahun dan usia 10-12 tahun. AKG adalah taraf konsumsi zat-zat

gizi esensial yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan orang sehat. AKG yang

dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur,

gender, dan aktivitas fisik. AKG juga meliputi angka kecukupan kebutuhan akan asupan

cairan.23

 

 

 

 

 

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu.24 Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia yaitu indra perasa, peraba, penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Pengetahuan

bersifat pengenalan terhadap suatu benda atau hal secara objektif.25 Pengetahuan merupakan

kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses belajar dan disimpan dalam ingatan, akan

digali saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan.

Tabel 1. Angka kecukupan air orang Indonesia pada berbagai usia

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 5: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui karena mempelajari ilmu, mengalami,

melihat dan mendengar.26 Terdapat enam tingkatan pengetahuan yaitu tahu, memahami,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berbeda

dengan pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini dikarenakan pengetahuan

merupakan suatu substansi yang diperoleh seiring dengan pengalaman yang dialami

seseorang dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas pendidikan dan umur.

Sedangkan faktor eksternal terdiri atas lingkungan, sosial budaya, keyakinan, dan fasilitas.27

Sikap adalah suatu reaksi evaluasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

terhadap seseuatu atau seseorang, yang ditunjukkan dalam kepercayaan, perasaan, atau

tindakan seseorang. Sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar. Proses belajar

dapat terjadi melalui proses pengkondisian, proses belajar sosial, atau melalui pengalaman

secara langsung.28 Sikap dapat timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, namun

merupakan hasil belajar sehingga dapat diperkuat atau diubah.29 Sikap belum tentu terwujud

secara otomatis dalam suatu tindakan. Demi terwujudnya sikap menjadi perbuatan diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.27

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari makhluk hidup. Perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.30 Proses interaksi

untuk membentuk perilaku terjadi pada kesadaran seseorang.28 Seseorang akan menjalani

perilaku baru apabila sebelumnya telah terjadi proses berurutan berikut: awareness

(kesadaran), interest (ketertarikan), evaluation (pertimbangan), trial (percobaan), adoption

(adopsi).27

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional karena tujuannya untuk mengetahui

pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai asupan cairan serta hubungannya dengan beberapa

faktor pada anak usia sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan di Pejaten Barat Jakarta Selatan

pada bulan Januari 2012. Pemilihan tempat penelitian dilakukan atas pertimbangan adanya

subyek yang dibutuhkan yaitu anak sekolah dasar pada rentang usia 6-12 tahun yang

tergolong dalam keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah.

Sampel penelitian direkrut dengan metode consecutive sampling. Dengan metode ini

setiap subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan sebagai sampel penelitian

sampai jumlah yang dibutuhkan terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara

dan pengisian kuesioner oleh subyek. Subyek juga diminta untuk mengisi data mengenai

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 6: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

karakteristik demografi yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan jumlah media

yang subyek gunakan sebagai sumber untuk mendapat informasi mengenai asupan cairan

harian.

Kuesioner yang digunakan merupakan adaptasi dari kuesioner Trammel yang berisi

daftar pertanyaan untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai penggantian

cairan tubuh pada atlet.31 Kuesioner telah divalidasi sehingga bisa digunakan sebagai

instrumen penelitian yang valid.

Kuesioner terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama berisi 15 pertanyaan untuk menilai

aspek pengetahuan. Bagian kedua berisi 10 pertanyaan untuk menilai aspek sikap Bagian

terakhir berisi 11 pertanyaan untuk menilai aspek perilaku. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan uji chi square dan Kolmogorov Smirnov dengan SPSS for Windows

versi 18.

Hasil Penelitian

Jumlah sampel penelitian yaitu 107 orang anak usia Sekolah Dasar. Sebanyak 9 orang drop

out sehingga subyek yang diikutsertakan dalam penelitian yaitu 98 orang. Penelitian ini

mengambil beberapa data demografi berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

jumlah sumber informasi.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebaran subyek terbanyak yakni subyek dengan

kategori usia 10-12 tahun (53,1%), sedang duduk di kelas 4-6 SD (64,3%). Sebagian besar

subyek berjenis kelamin laki-laki (62,2%) dan paling banyak mendapat sumber informasi

mengenai asupan cairan harian dari sejumlah 3 sumber informasi atau kurang (82,7%).

Tabel 2. Sebaran data demografi subyek

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 7: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Tabel berikut menunjukkan sebaran pengetahuan, sikap, dan perilaku subyek

mengenai asupan cairan hairan.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebaran subyek terbanyak yaitu subyek dengan

pengetahuan cukup (45,9%), subyek dengan sikap cukup (51%), dan subyek dengan perilaku

baik (74,5%).

Tabel 3. Sebaran data pengetahuan, sikap, dan perilaku subyek

Tabel 4. Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku subyek mengenai asupan cairan harian

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 8: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Data diolah menggunakan uji chi square. Apabila tidak memenuhi syarat, diganti dengan uji

alternatif kolmogorov smirnov. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat hubungan

bermakna antara pengetahuan dengan sikap (p=0,01). Namun tidak terdapat hubungan

bermakna antara pengetahuan dan sikap, serta antara sikap dan perilaku.

Tabel berikut menunjukkan hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku subyek

mengenai asupan cairan harian dengan berbagai karakteristik subyek yang meliputi usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah sumber informasi.

Uji chi square digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan,

sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian dengan karakteristik demografi subyek.

Jika tidak memenuhi syarat, maka uji diganti dengan uji kolmogorov smirnov. Berdasarkan

tabel di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan

pengetahuan (p=0,042). Namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun

perilaku. Sedangkan karakteristik demografi lainnya seperti jenis kelamin, usia, dan jumlah

sumber informasi tidak memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan, sikap, dan

perilaku.

Pembahasan

1. Sebaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Asupan Cairan Harian

Pada penelitian ini, pengetahuan yang diteliti meliputi jumlah cairan yang dibutuhkan

tubuh, fungsi cairan bagi tubuh, sumber air minum, kebersihan air minum, dan pengolahan

Tabel 5. Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian dengan karakteristik subyek

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 9: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

air minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek (45,9%) memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai asupan cairan harian, sedangkan 37,8% subyek

memiliki pengetahuan yang baik dan sisanya memiliki pengetahuan yang kurang.

Notoatmodjo mengungkapkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengalaman

seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.

Pengetahuan adalah pemahaman seseorang akan suatu hal yang didapat baik secara formal

maupun informal. Secara formal, pengetahuan pada anak usia sekolah diperoleh melalui

pendidikan di sekolah. Sedangkan secara informal, pengetahuan diperoleh melalui media,

teman sebaya, ataupun dari keluarga khususnya orang tua.30

Dalam penelitian ini, sebagian besar subyek (51%) memiliki sikap yang cukup

mengenai asupan cairan harian. Sedangkan 36,7% subyek memiliki sikap yang baik dan

sisanya memiliki sikap yang kurang.

Menurut Steinberg yang dikutip oleh Prawitasari sikap adalah evaluasi yang secara

relatif berlangsung lama terhadap suatu ide. Sikap merupakan penilaian apakah ide

tersebut positif atau negatif.32

Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa sebagian besar subyek memiliki

pengetahuan dan sikap mengenai asupan cairan harian yang tergolong dalam kategori

cukup. Hal ini dikarenakan subyek masih duduk di jenjang SD yang merupakan kategori

pendidikan rendah dengan pemahaman yang terbatas. Pengetahuan yang cukup tersebut

mungkin bisa berkembang menjadi baik seiring subyek menempuh jenjang pendidikan

yang lebih tinggi sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih baik. Sikap yang

cukup juga bisa berkembang menjadi baik seiring subyek tumbuh dan berkembang dengan

pemikiran yang lebih matang sehingga memiliki kemampuan evaluasi yang lebih baik

terhadap suatu ide.

Dalam penelitian ini, sebagian besar subyek (74,5%) memiliki perilaku yang baik

mengenai asupan cairan harian. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahma33

yang menyatakan bahwa sebesar 52,3% anak SD memiliki kebiasaan minum air putih 5-6

kali per hari dan sebesar 64,0% anak SD memiliki kebiasaan minum susu setiap hari.

Menurut Skiner yang dikutip oleh Notoatmodjo perilaku kesehatan merupakan

respons atau reaksi seseorang teradap stimulus dari luar, terutama stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta

lingkungan.30

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 10: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku asupan cairan harian

Dari 36 subyek yang memiliki sikap baik, terdapat 1% subyek yang memiki pengetahuan

rendah, 14,3% subyek memiliki pengetahuan cukup, dan sisanya (21,4%) memiliki

pengetahuan baik. Kemudian dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa terdapat

hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap mengenai asupan cairan harian

(p=0,01).

Hal ini sesuai dengan Walgito yang menyatakan bahwa salah satu komponen yang

membentuk sikap adalah komponen kognitif (perceptual). Komponen ini berkaitan dengan

pengetahuan, pandangan, keyakinan, maupun hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana seseorang mempersepsikan terhadap suatu objek.34 Hal serupa disampaiakan

Allport yang dikutip oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan, pikiran, keyakinan, emosi

memegang peranan paling penting dalam menentukkan sikap.30

Berdasarkan hasil penelitian, didapat 73 subyek dengan perilaku baik. Dari jumlah

tersebut, sebanyak 9,2% subyek memiliki pengetahuan kurang, 36,7% subyek memiliki

pengetahuan cukup, dan sisanya (28,6%) memiliki pengetahuan baik. Dengan

menggunakan analisis bivariat diketahui bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

pengetahuan dan perilaku mengenai asupan cairan harian. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian Purtiantini yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan di SDIT

Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura.35

Dari 73 subyek yang memiliki perilaku baik, sebanyak 9,2% subyek memiliki sikap

kurang, 32,7% subyek memiliki sikap cukup, dan sisanya (32,7%) memiliki sikap baik.

Kemudian menggunakan analisis bivariat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara sikap dan perilaku mengenai asupan cairan harian. Purtiantini dalam

penelitiannya juga menyatakan hal serupa bahwa tidak ada hubungan antara sikap

mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan.35

Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo, sikap bukanlah tindakan, namun

merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

tersebut. Sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku, ia harus mengetahui apa arti dan

manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Orang tersebut mengetahui stimulus kemudian

mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui dan selanjutnya ia akan melaksanakan

atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya.30

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 11: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Secara teori, adopsi perilaku baru mengikui tahap-tahap yang telah disebutkan di atas,

yakni melalui proses perubahan pengetahuan ke sikap, kemudian sikap ke perilaku.

Namun ada pula penelitian yang menunjukkan sebaliknya. Artinya seseorang telah

berperilaku positif meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif.30 Hal tersebut

sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa perilaku tidak memiliki

hubungan bermakna dengan pengetahuan maupun sikap. Sebagian subyek memiliki

perilaku yang baik namun pengetahuan dan sikap mereka masih tergolong kategori cukup.

Menurut teori Green, perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi

(pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendukung (ketersediaan fasilitas,

dukungan lingkungan), dan faktor pendorong (sikap dan perilaku komunitas). Sedangkan

menurut teori Kar, perilaku merupakan fungsi dari niat pribadi, dukungan masyarakat,

ketersediaan informasi maupun fasilitas, otonomi pribadi, dan situasi sekitar.30

Melihat hasil penelitian, kemungkinan subyek mengerti tentang asupan cairan dan

pemahamannya tersebut berpengaruh terhadap sikapnya mengenai asupan cairan. Namun

stimulus serta ide-ide yang mereka pahami tidak mereka aplikasikan ke dalam suatu

tindakan. Mereka memiliki perilaku yang baik namun hal tersebut tidak ada hubungannya

dengan pengetahuan maupun sikapnya tentang asupan cairan harian. Perilaku mereka yang

baik ditunjang oleh faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor pendukung berupa

kemudahan dalam memperoleh air minum saat di rumah maupun di sekolah. Hal ini

karena mereka membawa bekal minuman ke sekolah dan mereka mendapatkan uang jajan

untuk membeli berbagai minuman ketika di sekolah maupun ketika bermain.

Sedangkan faktor pendorong berupa sikap dan perilaku keluarga. Keluarga

mendorong anak untuk minum dalam jumlah yang cukup. Hal ini ditunjukkan dengan

orang tua yang terbiasa mempersiapkan bekal minum untuk dibawa anaknya ke sekolah.

Di samping itu anak-anak memiliki aktivitas bermain yang banyak dilakukan di luar

rumah. Aktivitas tersebut menguras energi dan menimbulkan rasa haus sehingga

mendorong mereka untuk minum.

3. Hubungan Pengetahuan dengan Karakteristik (Usia, Jenis kelamin, Pendidikan,

Jumlah Sumber Informasi)

Dalam penelitian ini tidak ada hubungan bermakna antara usia dan pengetahuan subyek

mengenai asupan cairan harian. Secara umum, usia mempengaruhi daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah usia, semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Semakin bertambah

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 12: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

usia, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak pengalaman yang

diperoleh sehingga menambah pengetahuannya.30

Hasil penelitian menunjukkan hal yang berbeda dengan teori di atas. Hal ini karena

rentang usia yang diteliti sempit yaitu 6-12 tahun sehingga sebaran usia subyek tergolong

homogen. Selain itu subyek masih anak-anak yang bermain di lingkungan terbatas.

Mereka berinteraksi tanpa memandang perbedaan usia. Dengan kata lain, terdapat

kebersamaan antara usia berapapun pada anak sehingga semua subyek memiliki peluang

untuk mendapatkan informasi mengenai asupan cairan.

Pada penelitian ini, tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan

pengetahuan subyek mengenai asupan cairan harian. Menurut Seva Canadian Society yang

dikutip oleh Ifada, perempuan di negara berkembang memiliki pengetahuan yang lebih

rendah daripada laki laki karena keterbatasan mereka dalam mengakses sumber

informasi.36 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori tersebut. Kemungkinan hal ini

terjadi karena baik laki-laki maupun perempuan menempuh pendidikan formal pada

jenjang yang sama sehingga sama-sama mendapatkan materi tentang asupan cairan yang

diajarkan di sekolah. Di samping itu anak-anak belum memiliki kecenderungan untuk

bermain hanya dengan jenis kelamin yang sama. Baik anak laki-laki maupun perempuan

berinteraksi serta bermain bersama sehingga mereka memiliki peluang untuk mendapat

informasi di lingkungan pergaulan yang sama.

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pendidikan dengan

pengetahuan subyek mengenai asupan cairan harian (p=0,042). Menurut Redman yang

dikutip oleh Potter & Perry pendidikan lebih tinggi akan memberikan pengetahuan lebih

besar sehinga menghasilkan kebiasaan mempertahankan kesehatan lebih baik.37 Ketika

menyadari masalah kesehatan, mereka yang berpengetahuan akan cenderung mencari

solusi untuk mengatasi masalah. Menurut Piaget yang dikutip oleh Yusuf, terdapat masa

operasi konkret pada anak-anak, yaitu masa berakhirnya berpikir khayal dan dimulainya

berpikir konkrit. Pada masa ini anak juga dapat mengetahui konsep baru. Kemampuan

intelektual dalam masa ini sudah tergolong cukup untuk menjadi dasar diberikannya

berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.38

Faktor usia saja tidak memiliki pengaruh terhadap pengetahuan anak-anak. Faktor

usia perlu didukung oleh faktor pendidikan dalam mempengaruhi pengetahuan anak-anak.

Semakin bertambah usianya, anak-anak memiliki pemahaman yang lebih baik serta

kemampuan intelektual yang lebih siap untuk menerima informasi-informasi baru yang

mereka dapatkan dari pendidikan formal maupun nonformal.

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 13: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah sumber informasi

dan pengetahuan subyek mengenai asupan cairan harian. Hasil tersebut tidak sesuai

dengan penelitian Sa’diyyah dkk yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh

banyaknya jenis informasi yang pernah diterima.39

Dian menyatakan bahwa banyaknya sumber informasi yang digunakan memiliki

hubungan dengan pengetahuan. Media informasi berperan menumbuhkan kesadaran bagi

individu dan masyarakat. Banyaknya pengetahuan yang mereka ketahui bergantung dari

seberapa banyak sumber informasi yang mereka dapat.40 Hal serupa disampaikan

Notoatmodjo bahwa semakin banyak seseorang melakukan penginderaan baik visual

maupun audio, maka pengetahuan seseorang dapat bertambah.30

Teori tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Sebagian besar subyek

mendapatkan informasi dari 1 sumber. Hal ini disebabkan anak SD belum memiliki

kesempatan untuk memperoleh informasi dari banyak sumber, misalnya internet. Mereka

belum bisa menjangkau internet serta belum memiliki kemampuan dalam menggunakan

internet untuk memperoleh informasi atau pengetahuan.

 

4. Hubungan Sikap dengan Karakteristik (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Jumlah

Sumber Informasi)

Menurut Azwar ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu

pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, pengaruh media massa,

lembaga pendidikan & agama, dan faktor emosional.41 Menurut Sarwono sikap terbentuk

dari pengalaman melalui proses belajar. Proses belajar tersebut terjadi melalui proses

pengkondisian, proses belajar sosial serta terbentuk dari pengalaman secara langsung.28

Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan bermakna antara sikap subyek mengenai asupan

cairan harian dengan semua karakteristik demografi subyek.

Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan sikap

subyek mengenai asupan cairan harian. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang

membentuk sikap seseorang. Berapapun usia subyek, masing-masing memiliki

pengalaman yang berbeda-beda serta memiliki kesempatan yang berbeda pula untuk

belajar dari lingkungan sosialnya. Pengalaman serta kesempatan yang berbeda itulah yang

berkontribusi dalam membentuk sikap subyek terhadap asupan cairan harian. Dengan

demikian bukan berarti semakin tua usia subyek, semakin banyak pengalaman dan

kesempatan belajar dari lingkungan sosialnya.

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 14: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

    Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin

dengan sikap subyek mengenai asupan cairan harian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sekarsari yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin

dan sikap mengenai keamanan makanan jajanan pada siswa sekolah dasar di Sukabumi.42

Penelitian tersebut menunjukkan baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki

kecenderungan untuk bertindak yang sama terhadap keamanan makanan jajanan.

Anak laki-laki dan perempuan bermain bersama dalam lingkungan pergaulan yang

sama sehingga mereka dapat berbagi pengalaman. Pengalaman tersebut dapat

mempengaruhi pembentukan sikap masing-masing subyek. Oleh karena itu, tidak terdapat

hubungan antara jenis kelamin dan sikap subyek mengenai asupan cairan harian.

Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan dan

sikap subyek mengenai asupan cairan harian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Sekarsari43 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara prestasi dan sikap subyek

mengenai keamanan makanan. Prestasi merupakan salah satu parameter untuk mengukur

tingkat keberhasilan pendidikan.

Rakhmat mengemukakan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, namun merupakan

hasil belajar, sehingga sikap dapat diperkuat atau diubah.29 Salah satu faktor yang

membentuk sikap subyek adalah proses belajar secara formal di sekolah, namun sikap

tersebut dapat diperkuat dan diubah oleh proses belajar secara nonformal yang bisa

didapatkan di mana saja di luar sekolah. Di samping itu hanya sebagian kecil mata

pelajaran di sekolah yang mengajarkan tentang asupan caira n. Oleh karena itu, pada

penelitian ini pendidikan tidak berhubungan dengan sikap karena parameter pendidikan

yang diukur hanya pendidikan formal saja tanpa mempertimbangkan pendidikan di luar

sekolah.

    Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jumlah

sumber informasi dengan sikap subyek mengenai asupan cairan harian. Hal ini disebabkan

sikap subyek tidak ditentukan oleh kuantitas sumber informasi, namun cenderung

ditentukan oleh kualitas informasi. Informasi paling berkesan bisa diperoleh dari media

apapun, tidak bergantung dari banyaknya jumlah sumber informasi. Informasi yang

berkesan tersebut menjadi sumber dari proses belajar maupun pengalaman. Keduanya

merupakan dua faktor yang menentukan sikap.

 

 

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 15: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

5. Hubungan Perilaku dengan Karakteristik (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Jumlah

Sumber Informasi)

Menurut Notoatmodjo perilaku adalah bentuk respons terhadap stimulus dari luar,

namun respons tersebut juga bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari

orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus

yang berbeda dinamakan determinan perilaku. Determinan perilaku ini dibedakan menjadi

dua. Determinan pertama adalah faktor internal yang meliputi karakteristik orang yang

bersangkutan. Faktor ini bersifat bawaan seperti tingkat kecerdasan, tingkat emosional,

jenis kelamin, dan sebagainya. Determinan kedua adalah faktor eksternal yang meliputi

lingkungan sekitar seperti lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor yang dominan membentuk perilaku

seseorang. Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan bermakna antara perilaku subyek

mengenai asupan cairan harian dengan semua jenis karakteristik subyek.30

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan

perilaku subyek dalam memenuhi asupan cairan harian. Menurut Green yang dikutip oleh

Notoatmodjo usia mempengaruhi perilaku seseorang.30 Menurut Hellert dkk secara

kesuluruhan total asupan air minum meningkat seiring bertambahnya usia, yaitu dari 1114

gram cairan per hari pada anak umur 2-3 tahun, meningkat menjadi 1891 gram cairan per

hari untuk anak laki-laki usia 9-13 tahun serta 1676 gram cairan per hari untuk anak

perempuan usia 9-13 tahun.43

Pada penelitian ini tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan perilaku subyek

memenuhi asupan cairan harian. Hal ini disebabkan subyek adalah anak-anak yang belum

memiliki kemandirian dalam memenuhi kebutuhan asupan cairan mereka. Salah satu

karakteristik anak sekolah dasar yaitu suka meniru orang-orang di sekitarnya termasuk

orang tua, guru, dan teman sebaya. Anak memiliki ketergantungan tinggi terhadap

lingkungan. Mereka cenderung mudah terbawa arus lingkungan dan berperilaku sesuai

orang-orang di sekitar mereka. Dengan demikian perilaku anak-anak dalam memenuhi

kebutuhan asupan cairan bukan dipengaruhi oleh usia, namun lebih banyak dipengaruhi

oleh lingkungan sekitar mereka. Anak-anak cenderung masih berada dalam pengawasan

orang tua, guru, maupun saudara mereka dalam memenuhi kebutuhan asupan cairan

harian.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin

dengan perilaku subyek memenuhi asupan cairan harian. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Anggrahitha yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 16: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

signifikan praktek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan SD Cisalak 1 Depok.44

Menurut Trexler dan Sargent yang dikutip oleh Savitri, laki-laki lebih banyak

mengonsumsi makanan dan minuman dibandingkan perempuan karena adanya perbedaan

jenis kegiatan serta komposisi tubuh, sehingga kebutuhan konsumsi pangan dan cairannya

pun berbeda.45 Asian Food Information Centre menyatakan bahwa perempuan hanya

minum 5-6 gelas cairan per hari, sedangkan laki-laki minum 6-8 gelas cairan perhari.46

Pada penelitian ini, lebih banyak laki-laki (77%) yang memiliki perilaku baik

dibandingkan perempuan (70%) dalam memenuhi asupan cairan harian. Perbedaan yang

tidak terlalu signifikan ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin

dengan perilaku memenuhi asupan cairan harian. Namun terdapat kecenderungan anak

laki-laki lebih banyak minum dibandingkan anak perempuan. Hal ini disebabkan anak

laki-laki biasanya lebih banyak bermain di luar rumah dibandingkan anak perempuan. Di

samping itu anak laki-laki lebih banyak beraktivitas fisik saat bermain di luar rumah

seperti bermain bola sehingga tubuh mereka rentan dehidrasi. Kedua hal tersebut membuat

anak laki-laki lebih cepat merasa haus sehingga cenderung lebih banyak minum.

Pada penelitian ini, tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan

perilaku subyek memenuhi asupan cairan harian. Menurut Atmarita dan Fallah, tingkat

pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan penyerapan informasi dan

mengimplementasikannya ke dalam perilaku serta gaya hidup di bidang gizi dan

kesehatan.47 Hal serupa disampaikan Notoatmodjo bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin banyak bahan, materi, atau pengetahuan yang

diperoleh untuk mencapai perubahan tingkah laku yang baik.30

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori-teori di atas. Kemungkinan hal ini

disebabkan adanya banyak faktor yang mendukung terbentuknya perilaku dalam

memenuhi asupan cairan harian pada anak. Parameter pendidikan pada penelitian ini

adalah pendidikan di sekolah. Tidak semua anak mendapat mata ajar tentang asupan cairan

harian di kelas mereka. Beberapa anak mendapatkan informasi mengenai asupan cairan

harian dari luar sekolah. Di sisi lain, kebiasaan minum dipengaruhi oleh faktor di luar

sekolah seperti pengawasan orang tua serta perilaku meniru teman dan saudara.

Penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara perilaku subyek

mengenai asupan cairan harian dengan jumlah sumber informasi. Hal ini disebabkan

sebagian besar anak mengakses media untuk kepentingan hiburan. Media cenderung tidak

digunakan sebagai sarana untuk memperoleh informasi mengenai asupan cairan.

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 17: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

Simpulan

1. Sebanyak 53,1% subyek berusia 10-12 tahun, 62,2% berjenis kelamin laki-laki, 64,3%

duduk di kelas 4-6 SD, dan 82,7% mendapat informasi dari sejumlah kurang 3 sumber

informasi.

2. Sebanyak 45,9% subyek memiliki pengetahuan cukup, 51% subyek memiliki sikap baik,

dan 73,5% subyek memiliki perilaku baik.

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap, namun tidak terdapat hubungan antara

pengetahuan dan perilaku, serta antara sikap dan perilaku.

4. Terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan subyek mengenai asupan cairan

harian. Namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap ataupun dengan perilaku

subyek mengenai asupan cairan. Tidak ada hubungan antara karakteristik demografi lain

seperti usia, jenis kelamin, dan jumlah sumber informasi dengan pengetahuan, sikap,

maupun perilaku subyek mengenai asupan cairan.

Saran

1. Pengetahuan subyek mengenai asupan cairan harian perlu ditingkatkan dengan

memberikan penyuluhan.

2. Penyuluhan diberikan kepada semua subyek tanpa memandang usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan jumlah sumber informasi.

3. Penyuluhan dapat diberikan melalui media cetak maupun media elektronik. Mengingat

subyek masih anak-anak, penyuluhan perlu dikemas dengan cara yang menarik.

Daftar Pustaka

1. The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST). Pentingnya Minum Air Cukup

Setiap Hari [article on the internet]. 2009 [cited 15 Januari 2013]. Available from:

http://medicastore.com/seminar/102/Pentingnya_Minum_Air_yang_Cukup_Setiap_Hari.

html

2. Bar-David Y, Urkin J, Landau D, Bar-David Z, Pilpel D. Voluntary dehydration among

elementary schoolchildren residing in a hot arid environment. The British Dietic

Association. 2009; 22: 455-460.

3. Murray B. 85 Percent of Schoolchildren Are Not Drinking Enough Water [article on

internet]. 2011 [cited January 2013]. Available from:

http://www.thetruthaboutthin.com/blog/2011/04/20/schoolchildren-not-drinking-enough-

water/

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 18: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

4. Schmitt BD. Heat Exposure and Reactions [article on internet]. 2011 [cited January

2013]. Available from: http://www.ohsu.edu/xd/health/services/doernbecher/patients-

families/health-information/md4kids/symptom-index/heat-exposure-and-reactions.cfm

5. Committee on Sport Medicine and Fitness. Climatic Heat Stress and The Exercising

Child and Adolescent. Pediatrics. 2000; 106: 158-159.

6. Assael BM et al. Italian Children Go to School with a Hydration Deficit. J Nutr

Disorders Ther, 2012; 2(3): 1-6

7. NHS. Dehydration-Causes [article on internet]. 2011 [cited January 2013]. Available

from: http://www.nhs.uk/Conditions/Dehydration/Pages/Causes.aspx

8. Bar-David Y, Urkin J, Kozminsky E. The effect of voluntary dehydration on cognitive

functions of elementary schoolchildren. Acta Paediatr. 2005; 94:1667-673

9. Kaushik A. Mullee MA. Bryant TN, Hill CM. A study of The Association Between

Children’s Access to Drinking Water in Primary Schools and Their Fluid Intake: Can

Water be Cool in School?. Childh Care Health Dev, 2007; 33(4): 409-415

10. Shanholtzer BA, Patterson SM. Fluid Hydration Status Assessment in Behavioral

Medicine Research: Seven Day Test-Retest Reliability. Annals of Behavioral Medicine.

2002; 24: 133

11. Bossingham MJ, Carnell NS, Campbell WW. Water Balance, Hydration Status, and Fat-

free Mass Hydration in Younger and Older Adults. American Society for Clinical

Nutrition. 2005; 81: 1342-1350

12. Guyton, Arthur C and John E Hall. Medical Physiology 11th ed. Philadelphia: Elsevier

Inc; 2006

13. Shirreffs SM. Markers of Hydration Status. European Journal of Clinical Nutrition. 2003;

57: 56-59

14. Hodgkinson B, Evans D, Wood J. Maintaining Oral Hydration in Older People. The

Joanna Briggs Institute for Evidence Based Nursing and Midwifery. 2001; Systematic

Review No. 12

15. Bridget Benelam. Recognizing the Signs of Dehydration. Practice Nursing. 2010; 21(5):

230-234

16. D'Anci KE, Constant F, Rosenberg IH. Hydration and Cognitive Function in Children.

Nutrition in Clinical Care. 2006; 1: 457-464

17. Francesconi RP, Sawka MN, Pandolf KB. Hypohydration and acclimation: effects on

hormone resonses to exercise/heat stress. Aviat Space EnviroMed. 1984; 55: 365–369

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 19: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

18. Greendale GA, Kritz-Silverstein D, Seeman T, Barrett-Connor E. Higher basal cortisol

predicts verbal memory loss in postmenopausal women: Rancho Bernardo Study: Brief

Reports. J Am Geriatrics Soc. 2000; 48: 1655–1658

19. Kirschbaum C, Wolk OT, May M, Wippich W, Hellhammer DH. Stress- and treatment-

induced elevations of cortisol levels associated with impaired declarative memory in

healthy adults. Life Sci. 1996; 58: 1475–1483

20. Newcomer JW, Selke G, Melson AK, et al. Decreased memory performance in healthy

humans induced by stress-level cortisol treatment. Arch Geriatry Psychiatry. 1999; 56:

527–533

21. Van Londen L, Goekoop JG, Zwinderman AH, Lanser JBK, Wiegant VM, De Wied D.

Neuropsychological performance and plasma cortisol, arginine, vasopressin, and

oxytocin in patients with major depression. Psychol Med. 1998; 28: 275–284.

22. Hydration for Health. Hydration in Infancy and Childhood [article on internet]. Cited

January 2013. Available from: http://www.h4hinitiative.com/about-healthy-

hydration/different-needs-at-different-life-stages/hydration-in-infancy-and-childhood/

23. Proboprastowo SM, Dwiriani CM. Angka Kecukupan Air dan Elektrolit. Dalam

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia; 2004

24. Notoatmodjo, S. Pengantar Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:

Penerbit Andi Offset; 1993

25. Sarwono, S. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Serta Aplikasinya. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press; 1997

26. Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka; 1999

27. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta; 2003

28. Sarwono SW. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai

Pustaka; 2002

29. Rakhmat J. Psikologi Komunikasi ed 18. Bandung: PT Remaja Rosadakarya; 2001

30. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta; 2003

31. Trammell JE. Assessment of Hydration Knowledge, Attitude, Behaviors and Fluid

Replacement Effectivenes of Collegiate Athletes [tesis]. Clemson: Clemson University;

2007

32. Prawitasari J. Catatan Singkat Istilah-Istilah Psikologi. Yogyakarta: Penerbit FK UGM;

1998

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013

Page 20: PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN …

33. Rachma P. Kebiasaan Minum, Kebutuhan Cairan dan Kecenderungan Dehidrasi Siswi

Sekolah Dasar [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2009

34. Walgito B. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2003

35. Purtiantini. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan

dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammadiyah Al Kautsar [skripsi].

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Sukrakarta; 2010

36. Ifada I. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Masyarakat Mengenai

Pelayanan Kesehatan Mata [artikel ilmiah]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2010

37. Potter PA, Perry AG. Fundamental Keperawatan ed 7. Jakarta: Salemba Medika; 2009

38. Yusuf S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya;

2002

39. Sa’diyyah NY, Karsin E, Yuliati LN. Perbaikan Perilaku Hidup Sehat Keluarga di

Pedesaan. Media Gizi dan Keluarga Tahun XXIV. 2000; 2: 86-92

40. Dian RR. Hubungan Karakteristik, Status Sosial Ekonomi Responden dan Sumber

Informasi dengan Pengetahuan dan Sikap Mengenai HIV/AIDS pada siswa SMUN 41

Jakarta Utara [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2002

41. Azwar S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2005

42. Sekarsari I. Studi Perilaku Siswa Sekolah Terhadap Keamanan Makanan Jajanan

[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2003

43. Hellert W, Kerstino M, Manz F. Fifteen Year Trends in Water Intake in Germany

Children and Adolescents: Result of the DONALD Study. Acta Ped. 2001; 90: 732-737

44. Anggrahitha R. Studi Intervensi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Bagi

Anak SDN Cisalak 1 Depok Tahun 2009 [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2009

45. Savitri R. Faktor-Faktor yang Berhubunan Dengan Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan

yang Mengandung Pewarna Sintetik pada Siswa Kelas VIII dan IX SMP PGRI 1 dan

SMP YMJ Ciputat Tahun 2009 [skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah; 2009

46. Asian Food Information Centre (AFIC). Fluid, the Forgotten Factor [article on internet].

Available at: http://www.afic.org

47. Atmarita, Fallah YS. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan. WNPG VIII LIPI; 2004: 14

Pengetahuan sikap..., Khairunissa Permata Hati, FK UI 2013