pengetahuan, sikap dan asi eksklusif

Upload: epifanus-arie-tanoto

Post on 08-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    1/25

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.2.1  Pengetahuan

    2.2.1.1 Pengertian

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

    melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

     pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

    raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian, ternyata

     perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

    didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

    Disamping itu ada pula pengetahuan yang bersumber dari  perasaan, yang

    sering ada dan kelihatan nyata jika manusia berprasangka terhadap sesuatu.

    Prasangka ini umumnya berasal dari sumber perasaan seseorang yang mengemukakan

    suatu pernyataan (Notoatmodjo, 2003).

    2.2.1.2 Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor yang dapat diperoleh melalui

     pendidikan formal dan non-formal, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang

    erat antara tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang.

    Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

    (Notoatmodjo, 2003) yaitu :

    a.  Tahu ( Know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya (recall ) yang berisi tentang sesuatu yang spesifik dari seluruh

     bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sehingga

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    2/25

    merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

    mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

    menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

     b.  Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

     benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi

    tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek materi

    harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

    meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

    c. 

    Aplikasi

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat

    diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

    metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    d.  Analisis

    Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam dan struktur

    organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa

    ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan

    (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

    sebagainya.

    e.  Sintesis

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

     baru. Atau dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

    formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

    f.  Evaluasi

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

     penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    3/25

    didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

    kriteria-kriteria yang ada.

    2.2.1.3 Faktor –  faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 

    Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

    a.  Faktor Internal

    Jasmani, diantaranya adalah kesehatan indera seseorang. Rohani,

    diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual psikomotor serta kondisi

    afektif dan kognitif individu.

     b.  Faktor Eksternal

    1. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon

    terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan

    tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi

    yang datang akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

    mereka peroleh dari gagasan tersebut.

    2. Paparan media massa, Melalui berbagai media cetak maupun maupun

    elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

    seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,

     pamflet dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak

    dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi

    media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat

     pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

    3. Ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

    kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

    mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

    Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan akan informasi pendidikan

    yang masuk kebutuhan sekunder.

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    4/25

    4. Hubungan sosial, manusia adalah mahkluk sosial, dimana dalam

    kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu

    yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar

    informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi

    kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan

    menurut model komunikasi media.

    5. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari

    lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering

    mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik misalnya seminar dan

    Organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari

     berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

    2.2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

    1.  Cara Tradisional

    a.  Trial and error . Cara yang paling tradisional adalah melalui cara coba-

    coba atau dengan kata yang mudah dikenal trial and eror. Cara coba-

    coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

    memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil

    dicoba kemungkinan yang lain.

     b. Cara kekuasaan atau otoritas. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

    otoritas atau kekuasan baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas

     pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan.

    c.  Berdasarkan pengalaman pribadi, Pengalaman suatu cara untuk

    memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

     pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh kebenaran

     pengetahuan.

    d. Melalui jalan pikiran, Manusia menggunakan penalaran atau jalan

     pikiran dalam memperoleh pengetahuannya.

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    5/25

    2.  Cara modern

    Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

    lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian

    ilmiah.

    2.2.1.5 Sumber Pengetahuan

    Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar pada dasarnya terdapat dua cara

     pokok yang dapat dilakukan oleh manusia. Pertama adalah mendasarkan diri pada

    rasio dan kedua mendasarkan diri pada pengalaman. Sumber pengetahuan selain

    dapat diperoleh melalui rasio dan pengalaman juga melalui intuisi dan wahyu. Intuisi

    adalah kegiatan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan tanpa proses penalaran

    tertentu. Contohnya seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu

    masalah dan tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Wahyu

    merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan YME. 

    Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber

    misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media

     poster, kerabat dekat dan sebagainya.

    2.2.1.6 Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

    responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

    sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Menurut

    Arikunto (2005), tingkatan pengetahuan dapat digolongkan dalam: 

    a. 

    Tingkatan pengetahuan baik jika jawaban responden yang benar 76-100%

     b.  Tingkatan pengetahuan cukup jika jawaban responden yang benar 56-75%

    c.  Tingkatan pengetahuan kurang jika jawaban responden yang benar

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    6/25

     

    2.2.2  Sikap

    2.2.2.1 Pengertian

    Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah

     perasaan mendukung atau memihak ( favorable) maupun perasaan tidak mendukung

    atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2010).  Newcomb 

    adalah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan

    atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu

    (Notoatmodjo, 2003).

    Sikap memiliki batasan-batasan, dimana batasan-batasan itu dapat

    disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya

    dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

    menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

    dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

    stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

    merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.

    2.2.2.2 Tingkatan Sikap

    Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni: 

    1. Menerima (receiving) 

    Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat

    dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.

    2. 

    Merespon (responding)

    Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

    tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

    usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    7/25

    terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima

    ide tersebut.

    3. Menghargai (valuing )

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

    adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

    4. Bertanggung Jawab ( Responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

    risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

    Sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

    1. 

    Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek (komponen

    kognitif).

    2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek (komponen

    afektif)

    3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

    Komponen tersebut memegang peranan penting dalam membentuk sikap yang

    utuh. Pengetahuan akan merangsang seseorang untuk berpikir dan berusaha untuk

    mencari penyelesaian sehingga sikap seseorang terhadap suatu obyek menjadi baik.

    Sikap seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lebih lama dari pada

    sikap yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

    Stimulus

    RangsanganProses Stimulus

    Sikap

    (tertutup)

    Reaksi

    Tingkah Laku(terbuka)

    Proses Terbentukn a Sika Dan Reaksi

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    8/25

    Gambar 2.2.2.2.1 :Bagan sikap (Notoatmodjo, 2003)

    Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

    ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

    menunjukkan konotasi adanya kesesuian reaksi yang bersifat emosional terhadap

    stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

    merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

    aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

    merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

    terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan

    tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo, 2003).

    2.2.2.3 Ciri Sikap

    Menurut (Purwanto, 1998) ada beberapa ciri-ciri sikap diantaranya adalah

    sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang

     perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.Sikap dapat berubah-

    ubah bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah

    sikap pada orang sehingga sikap dapat dipelajari. Sikap tidak dapat berdiri sendiri,

    tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Obyek sikap

    itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-

    hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.

    2.2.2.4 Pembentukan dan Perubahan Sikap

    Menurut (Purwanto, 1998) sikap dapat dibentuk dan berubah melalui 4

    macam cara yaitu: 

    1. 

    Adopsi. Adalah kejadian-kejadian peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang

    dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri

    individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    9/25

    2. Diferensiasi adalah berkembangnya intelegensia, bertambahnya

     pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang

    tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

    3.  Integrasi adalah pembentukan sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan

     berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.

    4. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan

    kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-

     pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

    2.2.2.5 Faktor – 

     Faktor yang mempengaruhi Sikap

    Menurut Azwar (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

    sikap antara lain: 

    1. Pengalaman pribadi. Segala sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan

    ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus

    sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

    Seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek

     psikologis untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan. Apakah

     penhayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif atau sikap negatif,

    akan tergantung pada berbagai faktor lain. Menurut Middlebrook (dalam

    Azwar, 2010), tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek

     psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek

    tersebut .Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap.

    Pengalaman pribadi harus bisa meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu

    sikap adalah lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

    terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi

    yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih

    mendalam dan lebih lama berbekas.

    2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita

    merupakan salah satu diantara komponen sikap sosial yang ikut

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    10/25

    mempengaruhi sikap. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang

    kita harapkan persetujuannya bagi sesuatu gerak tingkah dan pendapat kita,

    seseorang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus

     bagi kita ( significant other), akan banyak mempengaruhi pembentukan

    sikap. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah

    orang tua yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,

    guru, teman kerja, istri atau suami.

    3. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

    mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Kebudayaan

    telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

    Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

    kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu

    yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya

    kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat

    memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

    4. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan

    majalah mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

    kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal

    memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal

    tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila

    cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga

    terbentuklah sikap tertentu.

    5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan dan

    lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam

     pembentukan sikap, dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian

    dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk,

    garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan,

    diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    11/25

    6. Pengaruh faktor emosional. Terbentuknya sikap tidak hanya ditentukan

    oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang

    suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang

     berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

    mekanisme pertahanan ego. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh

    faktor emosional adalah prasangka (prejudice). Prasangka adalah sikap

    yang tidak toleran, tidak  fair,  atau tidak  favorabel   terhadap sekelompok

    orang, menurut penelitian Wrightman dan Deaux .(dalam Azwar, 2010).

    2.2.2.6 Pengukuran Sikap

    Azwar (2010) menyatakan bahwa pengukuran sikap dapat dilakukan secara

    langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung umumnya digunakan

    tes psikologi yang berupa sejumlah item yang telah disusun secara hati-hati, seksama,

    selektif, sesuai dengan kriteria tertentu. Tes psikologi ini kemudian dikembangkan

    menjadi skala sikap. Dari skala sikap ini diharapkan jawaban atas pertanyaan dengan

     berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi. Pengukuran bisa

    menggunakan skala Likert.

    2.2. Air Susu Ibu (ASI)

    2.2.1. Pengertian

    Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

    dan garam anorganik yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu yang sangat penting

    sebagai makanan optimum bagi bayinya (Siregar, 2004). Dalam laporan Riskesdas

    (dalam Infodatin 2014), pemberian ASI dapat dibagikan kepada beberapa kategori

    yang didefinisikan sebagai berikut yaitu :

    a.  ASI eksklusif berarti tidak memberi bayi makanan dan minuman lain,

    termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan, vitamin atau

    mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    12/25

     b.  ASI predominan berarti menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit

    air atau minuman berbasis air, misalnya teh, sebagai makanan/ minuman

     prelakteal sebelum ASI keluar.

    c.  ASI parsial berarti menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain

    ASI, baik susu formua, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi

     berumur enam bulan, baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan

    sebagai makanan prelakteal..

    2.2.2. Keunggulan ASI dan Menyusui

    ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan alamiah secara semulajadi

    untuk bayi, serta ASI juga praktis, ekonomis, dan mudah dicerna. ASI memiliki

    komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan

     bayi. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu formulir

    dan bagi bayi, dikarenakan ususnya belum cukup sempurna maka laktosa dalam air

    susu ibu akan dipermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk menghambat

     pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Selain itu ASI juga merangsang

     pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan

    mensintesa beberapa jenis vitamin serta memudahkan terjadinya pengendapan

    calsium-cassienat. Tambahan pula, ASI memudahkan penyerahan berbagai jenis

    mineral, seperti calsium,magnesium dan ASI mengandung zat pelindung (antibodi)

    yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:  Immunoglobulin,

     Lysozyme,  Complemen C3  dan C4, dan merupakan pemancu system imun bayi

    dimana ASI bertindak sebagai anti infeksi terutama terhadap infeksi stapiloccocus,

    lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang

    dapat menyebabkan alergi pada bayi (Siregar, 2004).

    Proses pemberian ASI dapat mengeratkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

    Selain memberikan kebaikan bagi bayi, ASI juga dapat mempengaruhi sifat emosi ibu

    yaitu dengan menimbulkan suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat

    memberikan “kehidupan” kepada bayinya serta terjalinnya hubungan yang lebih erat

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    13/25

    karena secara alamiah terjadi kontak kulit antara ibu dan anak dimana ini penting

    dalam perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak (Anonim, 2005).

    Tambahan pula, dengan menyusui ,rahim ibu akan berkontraksi dengan lebih cepat

    dan dapat menyebabkan pengembalian keukuran rahim sebelum hamil. Ibu-ibu yang

    menyusui juga mendapat manfaat dari segi mempercepat berhentinya pendarahan

     post partum dan juga kesuburan ibu menjadi berkurang untuk bebeberapa bulan

    dengan tujuan boleh menjarangkan suatu kehamilan dengan yang berikutnya. ASI

     juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara serta kanker rahim di masa

    depan kelak bagi ibu-ibu (Siregar, 2004).

    2.2.3. Produksi ASI

    Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan

    mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pituitary

    Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan

     pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down

    Replex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar pituitary posterior untuk

    menghasilkan hormon oksitoksin, yang dapat merangsang serabut otot halus di dalam

    dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar. Kegagalan

    dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat

     jarang terjadi (Barnes, 1997). Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif

    yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi

    ranting semakin mengecil. Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir ke dalam

    cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat

    di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang

    mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel

    myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan

    mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar,

    yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous

    (Arora, 2000). Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    14/25

    kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi. Berdasarkan

    waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu kolostrum, air susu masa

     peralihan dan air susu matur.

    Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae

    yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan

    duktus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi

    oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa

    laktasi (Barnes,1997). Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah. Merupakan

    cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning

    dibandingkan ASI matur. Kolostrum merupakan suatu laksania yang ideal untuk

    membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

     pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Kolostrum lebih banyak

    mengandung protein dibandingkan ASI matur (Pisacane, 2005). Protein ASI matur

    yang utama adalah globulin dan pada kolostrum protein yang utama adalah casein,

    sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Kolostrum

    lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI matur yang dapat memberikan

     perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Kolustrum mempunyai kadar

    karbohidrat dan lemaknya yang lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur. Total

    energi kolostrum lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu 58 kalori/100 ml

    kolostrum. Vitamin larut lemaknya juga lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam

    air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Apabila kolustrum dipanaskan ia akan

    menggumpal, manakala ASI matur tidak dan pH kolustrum lebih alkalis

    dibandingkan ASI matur (Kusumawati, 2010). Disamping itu, kolustrum

    mengandung lemak yang tinggi yaitu kolestrol dan lecitin dibandingkan ASI matur.

    Kolostrum mengandung trypsin inhibitor , sehingga hidrolisa protein di dalam usus

     bayi menjadi kurang sempurna, dan ini menambahkan kepada kadar antibodi pada

     bayi. Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam (Siregar, 2004).

    Air susu masa peralihan (Masa Transisi), merupakan ASI peralihan dari

    kolostrum menjadi ASI matur. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    15/25

    laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada

    minggu ke-3 sampai ke-5 (Li, dkk, 1999). Kadar protein semakin rendah, sedangkan

    kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi beserta volumenya juga semakin

    meningkat (Siregar, 2004).

    Menurut Siregar (2004), ASI matur, yang disekresi pada hari ke-10 dan

    seterusnya, dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan

     bahwa dari minggu ke-3 sampai ke-5 komposisi ASI baru konstan. ASI merupakan

    makanan yang dianggap aman bagi bayi dan merupakan satu-satunya makanan yang

    harus diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi. ASI merupakan makanan yang

    mudah didapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus

    dengan temperatur yang sesuai untuk bayi (Kusumawati, 2010). Dari penelitian

    Kusumawati (2010), dinyatakan ASI matur merupakan cairan putih kekuning-

    kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin. ASI matur tidak

    menggumpal bila dipanaskan dan volume yang disekresi adalah sekitar 300  –   850

    ml/24 jam dan terdapat antimicrobaterial factor , yaitu:

    • Antibodi terhadap bakteri dan virus. 

    • Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T) 

    • Enzim (lysozime, lactoperoxidese) 

    • Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)

    • Faktor resisten terhadap Staphylococcus.

    • Complement ( C3 dan C4) 

    Tabel 2.2.4.1 : Perbandingan Komposisi Kolostrum, ASI, dan Susu Formula

    Kandungan KolostrumASI

    (100 mL)

    Susu Sapi

    (100 mL)

    Energi 70 (kkal) 66 (kkal)

    Protein Immunoglobulin untuk

    meningkatkan

    kandungan protein

    1,3 g (sebagian besar air

    dadih); lactalbumin;

    immunoglobulin;

    3,5 g (banyak

    mengandung

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    16/25

    laktoferin; lisozim; enzim;

    hormon.

    kasein).

    Laktosa Sedikit laktosa 7,0 g menyediakan 37%

    dari kebutuhan energi.

    4,9 g

    Kandungan KolostrumASI

    (100 mL)

    Susu Sapi

    (100 mL)

    Lemak Sedikit lemak 4,2 g (98% gtrigliserida)

    menyediakan kurang lebih

    50% dari kebutuhan

    energi.

    3,7 g

    Sodium 15 mg 22 mg

    Potasium 60 mg 35 mg

    Klorida 43 mg 29 mg

    Kalsium 35 mg 117 mg

    Posfor 15 mg 29 mg

    Magnesium 2,8 g

    Vit A Level meningkat 60 µm Lebih sedikit

    Vit D 0,1 µm

    Vit E Level meningkat 0,35 µm

    Vit K Level meningkat 0,21 µm 6 µm

    Tiamin 16 µm 44

    Riboflavin 30 µm 175 µm

     Nicotinic

    acid

    230 µm

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    17/25

    B12 0,01 µm 0,4 µm

    B6 6 µm

    Kandungan KolostrumASI

    (100 mL)

    Susu Sapi

    (100 mL)

    Folat 5,2 µm 5,5 µm

     Pentotenic

    acid

    230 µm

    Biotin 3,8 µm

    Vit C 3,8 µm 1,1 µm

    Besi 76 µm 5 mg

    Tembaga 76 µm

     Zinc 295 µm

    Iodin 7 µm

    Sumber Coad, J. & Dunstall, M., 2005.  Anatomy and physiologi for midwives. 2nd 

     

    edition.

    2.2.4. Volume Produksi ASI

    Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai

    menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir

    akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah

    sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.

    Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4-6 bulan pertama

    (Kusumawati, 2010). Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi

    kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    18/25

    dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus

    mendapat makanan tambahan. Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume

    susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama.

    Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit .Selama

     beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml

    ASI setiap hari (Rossita, 2000). Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa

    kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi

    dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut

    tumbuh dengan kecepatan yang sama. Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau

     jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada

    hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara

    yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa

    kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI (Rossita, 2000).

    Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam

    sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua,

    dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat

    ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak

    memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan

    digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama

    menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi

    konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya (Dias,

    2007). Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya

    dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda.

    Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan

    marasmus pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI

    (Siregar, 2004).

    2.2.5. Komposisi ASI

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    19/25

    Kandungan kolostrum berbeda dengan air susu yang matur karena kolostrum

    mengandung lebih banyak imunoglobin A (IgA), laktoterin dan sel-sel darah putih,

    dan kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi. Kandungan lemak dan

    laktosa lebih sedikit manakala kandungan vitamin dan mineral-mineral sepeerti

    natrium (Na) dan seng (Zn) yang lebih banyak (Roelis, 2002). Sebagian besar dari

     protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey  yang larut.

    Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam

    lambung bayi (Rossita, 2000). Walaupun kandungan total protein ASI lebih sedikit

     berbanding susu sapi, namun bagian protein whey-nya lebih banyak, sehingga akan

    membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus

     bayi. Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak,

    yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu

    sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak/lipase (Barnes,

    1997). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu

    fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1  –   2%

    lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa

    haus bayi waktu mulai menyusui (Santo, 2007). Air susu berikutnya disebut „hind

    milk‟, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan

    memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting

    diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini. Laktosa (gula susu)

    merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya

    dalam ASI tak terlalu bervariasi dan erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu

    sapi (Siregar, 2004).

    Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian

    laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus, asam laktat tersebut

    membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu

     penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain. ASI mengandung lebih sedikit

    kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi

    kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya. ASI juga mengandung lebih

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    20/25

    sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam

     jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi. Apabila makanan yang dikonsumsi ibu

    memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan

     pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D

    dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila

    kulitnya sering terkena sinar matahari (Nagib, 1998). Vitamin D yang terlarut dalam

    air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan

    tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak (Siregar, 2004).

    2.2.6. Manajemen Laktasi

    Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang

    keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa

    kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun

    upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1.  Pada masa Kehamilan (antenatal)

    Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan

    keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,

    disamping bahaya pemberian susu botol. Turut dilakukan pemeriksaan

    kesehatan, kehamilan dan payudara serta keadaan puting susu untuk

    menilai apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau

    kenaikan berat badan ibu hamil. Perawatan payudara mulai kehamilan

    umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI

    yang cukup. Memperhatikan gizi atau makanan juga ditambah mulai dari

    kehamilan trimester kedua sebanyak 11/3  kali dari makanan pada saat

     belum hamil. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam

    hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang

    sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya (Li,

    dkk, 1999).

    2.  Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    21/25

    Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara

    menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melekatkan

     bayi pada payudara ibu. Tambahan pula, kontak langsung antara bayi-ibu

    selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. Ibu

    nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu

    dua minggu setelah melahirkan (Rossita, 2000).

    3.  Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

    Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi,

    yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.

    Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1½ kali lebih

     banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu menyusui harus

    cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan

    kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat (Roelis,

    2002). Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

    menunjang keberhasilan menyusui. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas

    atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menyusui seperti

     payudara banyak disertai demam. Menghubungi kelompk pendukung ASI

    terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses

    menyusui bagi mereka. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama

    mulai bayi 4 bulan, berikan MP-ASI yang cukup baik kuantitas maupun

    kualitas (Nordiati, 1997).

    2.2.7. Makanan Bayi Berusia 0-6 bulan

    Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi

    air susu yang berlimpah, karena anugerah Tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu.

    Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata

    mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya,

    secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    22/25

    gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan

    tambahan selama 3 bulan pertama (Winarho, 1990).

    Dalam usia 0-6 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan

    tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI tidak

    mencukupi. Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi

    semasa hamil (Suharyono, 1989). Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi

    selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat

    melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin

    anak akan lahir mati (Scott, 2005). Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi

    anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan

     pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati

    oleh para ibu.

    Menyusui adalah cara makan bayi yang tradisional dan ideal, yang biasanya

    sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai

    enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang

    utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa mencukupi gizi. Dalam

    tahap usia sejak lahir sampai 6 bulan, ASI merupakan makanan yang paling utama.

    Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa keuntungan (Scott, 2005). Betapapun

    tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnya bagi

     pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat

    diberikan oleh ibu jika kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak

    sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi (Iin

    Dwi, 2008). ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 6

     bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2

    tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling

    lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4 bulan

     pertama. Adapun makanan bayi umur 0-6 bulan adalah seperti susui bayi segera 30

    menit setelah lahir.Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI.

    Pada period ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    23/25

    adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu.

    Dengan menyusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak. Juga

    dianjurkan supaya memberikan kolostrum kepada bayi (Scott, 2005). Selain itu, juga

    haruslah berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali

    sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang

     produksi ASI yang cukup.Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal

    dan ASI diberi 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari (Soenarto, 1999).

    2.2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI

    Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

    1. 

    Makanan Ibu

    Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui

    tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang

    dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat

    digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu

    terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu

     pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu

    tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan

     berpengaruh terhadap produksi ASI. Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara

    dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur.

    Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1

     piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI

    diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri,

    yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. Apabila ibu yang sedang

    menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi

    kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan

    ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi

    seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan

    walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang

    cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan,

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    24/25

    telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga

    diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI (Siregar,

    2004).

    2.  Ketentraman Jiwa dan Pikiran

    Pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang

    selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan

     berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam

    menyusui bayinya. Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan

    keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

    a. 

    Reflek Prolaktin

    Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi

    menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada

     puting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse 

    melalui nervus vagus, terus ke lobus anterior. Dari lobus ini akan

    mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan

    sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan

    terangsang untuk menghasilkan ASI (Siregar, 2004).

     b.   Let-down Reflex (Milk Ejection Reflex) 

    Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan

     pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah

     payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu

    disebut rooting reflex  (refleks menoleh). Bayi secara otomatis

    menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya.  Let-down reflex 

    mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami

    goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan

    terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak

    cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru

    membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex 

    (Rossita, 2000).

  • 8/19/2019 Pengetahuan, Sikap Dan ASI Eksklusif

    25/25

    3.  Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

    Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap

    kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit

    atau klinik bersalin lebih menitikberatkan upaya agar persalinan dapat

     berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan

    sehat. Masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering

    makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi (Arora,

    2000). Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu

    selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan

    semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-

    gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan (Kusumawati,

    2010).

    4.  Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.

    Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

    kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat

    mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi

    ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat

    digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD (Intra-

    Urethral Device) atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu

    sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon

    oksitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Siregar,

    2004).