gizi asi eksklusif

Upload: tegarcbr

Post on 16-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyuluhan mengenai asi eksklusif

TRANSCRIPT

LAPORAN UKMKESEHATAN GIZI

MANFAAT ASI EKSKLUSIF DALAM TUMBUH KEMBANG BAYI

Oleh:dr. Tegar Chandra B.R.

Pendampingdr. Dwi Retno S

UPTD PUSKESMAS AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG 2014

HALAMAN PENGESAHANNama: dr. Tegar Chandra B.R.Judul Laporan UKM: Manfaat Asi Eksklusif dalam Tumbuh Kembang Bayi

Ambarawa, April 2014

Peserta dr. Tegar Chandra B.R. Pendamping dr. Dwi Retno SNIP 19740313 200604 2 017dr. Ganis HermokoNIP 19 65 0910 2007 01 1012

Mengetahui,

Kepala UPTD PuskesmasAmbarawadrg. DjuwinartiNIP 19600825 198903 2 002dr. Hj. K. Ullin Noor, MMNIP 19 65 0623 19 99 03 2002

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam mempersiapkan generasi yang tangguh dan cerdas di masa depan adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Baik tidaknya proses tumbuh kembang fisik, mental maupun sosial anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor gizi, sosial budaya, pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Impian setiap orang tua adalah mempunyai anak yang sehat, cerdas, dan berkepribadian baik. Langkah awal untuk dapat mewujudkan impian tersebut adalah melalui pemberian makanan pertama atau makanan awal yang benar, dengan kualitas dan kuantitas yang optimal.Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan makan makanan anak yang bergizi yang seimbang serta imunisasi yang dilakukan secara teratur. Gangguan gizi pada masa bayi dan anak dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut dikemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama empat-enam bulan pertama kehidupannya.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 450 bulan April tahun 2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai dengan bayi berumur 6 (enam) bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak umur 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih yang tertinggi di antara negara-negara di ASEAN(Association South East Asia Nation). Tingginya angka kematian bayi di Indonesia tersebut diperkirakan ada kaitannya dengan pemberian ASI yang akhirnya akan berkorelasi dengan terjadinya gizi buruk (Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 1997-2003).United Nations ChildrenFund (UNICEF) menyatakan sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran, tanpa harus memberikan makanan atau minuman tambahan pada bayi. The World Alliance for BreastfeedingAction (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. Namun kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia baru sekitar 14% (Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 1997-2003).Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif antara lain pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif masih rendah, tatalaksana rumah sakit yang salah dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit menganjurkan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal ini menyebabkan bayi tidak terbiasa menghisap ASI dari puting susu ibunya.Cakupan ASI Eksklusif yang diperoleh dari profil kesehatan di kota/kabupaten Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 25,6% , angka ini belom mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Puskesmas Ambarawa merupakan puskesmas di salah satu kabupaten di Jawa Tengah dan dari data profil Puskesmas tahun 2012 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya sebesar 12,07% dari jumlah bayi sebanyak 828 yang diberikan ASI Eksklusif hanya 100 bayi. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan identifikasi dan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif di Posyandu BUDI ASIH 1 kel. Kupang Ambarawa sehingga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.

BAB IIBENTUK KEGIATAN

I. PERMASALAHANBerdasarkan data tersebut, diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif di UPTD Ambarawa pada tahun 2012 belum mencapai target. Dapat diketahui yang menjadi penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.1. IbuKurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan menyusui, serta ibu mudah terpengaruh dengan semakin gencarnya promosi susu formula, pekerjaan, sudah diberikannya makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan, ASI yang tidak bisa keluar, kondisi payudara dan putting ibu yang tidak memungkinkan.2. Petugas KesehatanKurangnya kader untuk memotivasi pasien dan memberikan informasi tentang ASI Eksklusif

II. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSIAkan dilakukan kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif di kelurahan Kupang, Ambarawa yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat PERMASALAHANPERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Ibu Pasien

Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan menyusui, serta ibu mudah terpengaruh dengan semakin gencarnya promosi susu formula, pekerjaan, sudah diberikannya makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan, ASI yang tidak bisa keluar, kondisi payudara dan putting ibu yang tidak memungkinkan.

Memberikan penjelasan mengenai pengertian, manfaat, cara menyusui yang baik dan benar, cara memeras ASI dan penyimpanan ASI yang di perah, cara merawat payudara dengan benar dan memberikan MP ASI sesuai waktunya.

Tenaga kesehatan

Kurang aktifnya kader untuk memotivasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Setiap ada kegiatan dan pertemuan selalu mengingatkan para kader untuk memotivasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.

BAB IIIPELAKSANAAN

A. SASARANSasaran pada penyuluhan ini adalah ibu-ibu kader dan peserta Posyandu. Pelaksanaan1. Tanggal: Selasa , 11 Februari 20142. Waktu : 09.00 WIB selesai3. Tempat: Posyandu BUDI ASIH 1 kel. Kupang Ambarawa4. Peserta : 26 orang5. Kegiatan: Penyuluhan mengenai manfaat ASI Eksklusif dalam tumbuh kembang bayi6. Metode: Penyuluhan, konsultasi dan pembagian leaflet

B. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATANMeja 1Adalah Meja Pendaftaran dalam kegiatan Posyandu untuk memudahkan registrasi dan pengaturan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Meja II Adalah Meja Penimbangan Bayi dan Balita. Meja III Adalah Meja Pencatatan hasil penimbangan tersebut pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan data pada Puskesmas Meja IV Adalah Meja tempat dilakukan konsultasi mengenai hasil dari KMSSetelah dilakukan 4 tahap meja tersebut lalu dilakukan penyuluhan spesifik terkait dengan penyuluhan tentang ASI Eksklusif. Antusias yang tinggi ditunjukan dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah pada saat sesi tanya jawab.Hasil pelaksanaan :1. Kenapa ASI Eksklusif harus diberikan kepada bayi?Jawab:Karena didalam ASI Eksklusif banyak sekali mengandung unsur pokok yang sangat dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya seperti zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.2. Mulai kapan ASI Eksklusif diberikan kepada bayi?Jawab:Pemberian ASI segera setelah lahir dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi. Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya dapat diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi tersebut sampai batas waktu usia 6 bulan.

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORINGMonitoring yang dilakukan dengan menggunakan kartu monitoring berupa Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu ini wajib dibawa ketika dilakukan kegiatan posyandu sehingga para petugas kesehatan bisa mengkontrol dari kartu monitoring ini. Monitoring dilakukan dengan memantau perkembangan berat badan, tumbuh kembang serta dilakukan wawancara terkait dengan sering sakit atau tidaknya anak dan semakin berkurangnya membawa botol dott yang berisi susu formula.

2. EVALUASIEvaluasi dilihat dari cakupan ASI Eksklusif dan mencapai target yang diharapkan setiap bulannya.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULANTingginya angka kematian bayi di Indonesia tersebut diperkirakan ada kaitannya dengan pemberian ASI yang akhirnya akan berkorelasi dengan terjadinya gizi buruk . Kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia baru sekitar 14%. Cakupan ASI Eksklusif yang diperoleh dari profil Puskesmas tahun 2012 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya sebesar 12,07% dari jumlah bayi sebanyak 828 yang diberikan ASI Eksklusif hanya 100 bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui, pekerjaan, gencarnya promosi susu formula sehingga ibu gampang terpengaruh, ASI yang tidak bisa keluar, kondisi payudara dan putting ibu yang tidak memungkinkan dan sudah diberikannya makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan serta kurang aktifnya kader untuk memotivasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Intervensi pemecahan masalah yang dapat penulis lakukan adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif sehingga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Setelah dilakukan intervensi tidak semua ibu yang belum mengerti betapa pentingnya ASI Eklusif untuk anaknya, tetapi ada yang sudah mengerti terpaksa memberikan susu formula dikarenakan ASI tidak bisa keluar, bahkan ada yang takut dengan menyusui bisa merubah bentuk dari payudara serta masalah pekerjaan yang membuat ibu tidak bisa menyusui dengan baik.2. SARANIbu Lebih aktif datang ke posyandu dan bertanya ke kader tentang kesehatan ibu dan anak terutama masalah pentingnya ASI Eksklusif Menyempatkan waktu sebelum bekerja untuk menyusui atau memberikan ASI Eksklusif untuk anaknya Menampung ASI ditempat yang bersih dan menyimpannya di kulkas jika ibu benar-benar tidak ada waktu untuk menyusui Untuk kehamilan selanjutnya kontrol kehamilan secara teratur dan sekaligus segera memeriksakan jika terdapat kelainan pada daerah putting susu Tenaga Kesehatan Lebih aktif untuk memotivasi dan memberikan informasi mengenai ASI Eksklusif saat kegiatan posyandu

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu (WHO Geneva, 1991). Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makananyang utama bagi bayi (Roesli, 2000).ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).ASI adalah pemberian Tuhan yang nilainya tidak dapat disamai oleh susu pengganti apa saja yang dibuat oleh manusia. ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi.Oleh karenanya ASI merupakan makanan terbaik dan paling baik untuk bayi (Winarno, 1987).

B. Definisi ASI eksklusifASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain, seperti susu formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun (Purwanti, 2004).Dalam deklarasi Innocenti (Innocenti Declaration) pada tahun 1990.olehWorld Health Organitation/United Children Fund (WHO/UNICEF) yang bertujuan melindungi, mempromosikan dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi ini juga ditandatangani Indonesia yang memuat hal-hal sebagai berikut: Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberikan makanan pendamping/padat yang benar dan tepat, sedangakan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif.Pada tahun 1999, UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif.Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak Negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2000).Dahulu, pemberian ASI eksklusif hanya dianjurkan selama empat bulan (WHO Geneva, 1991).Akan tetapi, sekarang pemberian ASI eksklusif dianjurkan selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga 2 tahun dengan bantuan Makanan Pendamping ASI /MP-ASI (WHO, 1999).Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan tambahan sebelum 4 atau 6 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya. (Roesli, 2000).

C. Komposisi ASI ASI mengandung lebih dari 200unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.Terdapat secara proporsional dan seimbang dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia ini sangat tepat bagai suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, 2000).Komposisi ASI antara lain :a.KarbohidratKarbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih banyak laktosa dibanding susu mamalia lainnya. Laktosa ASI 20-30 % lebih banyak dari susu sapi (Roesli, 2001).Kegunaan laktosa bagi bayi :Laktosaa). Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak. Salah satu produk dari laktosa yaitu galaktosa. Ini penting bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. b). Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang.c). Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu Lactobacillus bifidus.d). Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam di dalam usus bayi. Dengan suasana asam di dalam usus akan memberikan beberapa keuntungan, diantaranya menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya (Roesli, 2001).

b.ProteinAir Susu Ibu mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI mengandung dua macam protein utama, yaitu whey dan kasein (casein), ASI juga mengandung taurin, lactoferrin, dan lysosyme.a). Whey dan KaseinWhey adalah protein yang halus, lembut, dan mudah dicerna.Kasein adalah protein yang berbentuk kasar, bergumpal, dan sukar dicerna oleh usus bayi (Roesli, 2000).b). Taurin Taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan retina (Roesli, 2000).c). Lactoferrin Laktoferin bertindak sebagai polisi bakteri dalam usus. Laktoferin akan membiarkan bakteri usus yang baik, yang menghasilkan vitamin, untuk tumbuh, sedangkan bakteri yang jahat, yang akan menyebabkan penyakit, dihancurkan (Roesli, 2000).d). LysosymeLysosyme adalah suatu kelompok antibiotik alami di dalam ASI.Suatu protein spesial yang akan menghancurkan bakteri berbahaya (Roesli, 2000).

c. LemakASI mengandung jumlah lemak sehat yang tepat secara proporsional. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap. ASI mengandung enzym lipase pencerna lemak, sehingga hanya sedikit lemak ASI yang tidak diserap oleh usus bayi.Susu formula tidak mengandung enzym lipase sebab enzim ini akan hancur bila dipanaskan, sehingga bayi menemukan kesukaran menyerap lemak susu formula. Bentuk lemak ASI yang utama adalah lemak ikatan panjang antara lain : asam linoleat (AA) dan asam linolenat (DHA). Bentuk asam lemak merupakan komonen penting untuk mielinisasi pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut saraf. Selaput isolasi ini akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat. Pada susu sapi lemak jenis ini tidak ada, padahal ini menjadi amat sangat penting untuk pertmbuhan otak bayi (Roesli, 2001).

d. MineralASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatifrendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi diet ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, dan natriumdari asam klorida dan fosfat. Yang terbanyak adalah kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup (Soetjiningsih, 1997).

a.VitaminVitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap.Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang (Soetjiningsih, 1997).b.KaloriKalori dalam ASI relatif rendah, hanya 77/100 ml ASI. 90 % berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10 % berasal dari protein (Soetjiningsih, 1997).

Berdasarkan komposisi dari hari ke hari laktasi dibagi menjadi 3 yaitu :1.Kolostrum (Susu jolong)a. Merupakan cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara, dan keluar padahari pertama sampai hari ke-empat-tujuh.b. Komposisinya selalu berubah dari hari ke haric. Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan dan lebih kuning dari susu matur.d. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.e. Lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dibandingkan ASI matur.f. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dari ASI matur. g.Volume kolostrum antara 150-300 ml / 24 jam (Roesli, 2001).

2. ASI Transisi / Peralihana. adalah ASI yang diproduksi pada hari ke-4 sampai 7 sampai hari ke-10 sampai 14.b. Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meningkat.c. Volume semakin meningkat (Roesli, 2001).

3. ASI Matang/Maturea. Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya.b. Komposisi relatif konstanc. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan satu- satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Roesli, 2001). Pola Pemberian ASI1). Persiapan MenyusuiSebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke-7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan lecetsewaktu diisap bayi (Soetjiningsih, 1997).2). Cara MenyusuiYang penting dalam cara menyusui adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (Soetjiningsih, 1997).

3). Lama MenyusuiASI diberikan segera setelah bayi lahir. Pemberian ASI segera setelah lahir dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi (WHO, 1999).Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya dapat diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi tersebut (WHO, 1999).Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disususkan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke-4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang lebih 112 ml, 5 menit kedua kurang lebih 6 ml, dan 5 menit terakhir hanya kurang lebih 16 ml (Soetjiningsih, 1997).

D. Produksi ASI Proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengendalikan air susu. Proses pengeluaran air susu tergantung juga pada let down reflex, isapan puting susu dapat merangsang kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang merangsang serabut otot halus didalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar (Winarno 1987).Air Susu Ibu dihasilkan oleh kelenjar jaringan susu yang sangat banyak jumlahnya didalam payudara, kemudian dialirkan oleh saluran-saluran menuju puting susu. Kemampuan jaringan payudara ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang kadarnya meningkat setelah ibu melahirkan.Kadar prolaktin juga dipengaruhi oleh faktor emosi, kondisi kesehatan, dan kecukupan gizi ibu. Selain itu rangsangan pada puting susu ibu berupa isapan mulut bayi juga akan meningkatkan hormon oksitosin dalam darah yang mengatur pengeluaran air susu melalui puting susu. Ini berarti bahwa untuk memperoleh ASI yang cukup dan sehat, perlu adanya kerjasama yang baik antara ibu dan bayi (Roesli, 2008).

Petunjuk Yang dapat Digunakan untuk Mengetahi Produksi ASIUntuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberap kriteria yang dapat dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah:a). ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui putingb). Sebelum menyusui payudara terasa tegangc). Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur :

UMURKENAIKAN BERAT BADAN 1-3 bulan 700 gr/bulan 4-6 bulan 600 gr/bulan 7-9 bulan 400 gr/bulan 10-12 bulan 300 gr/bulan

d). Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu lahire). Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu lahir.f). Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam. g). Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari (Soetjiningsih, 1997).

E. Manfaat Pemberian ASIManfaat bagi bayiBeberapa manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi antara lain :1). Sebagai nutrisi.ASI merupakan sumber gizi yang ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan tatalaksana menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi harus diberi makanan padat tambahan, tetapi ASI masih dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Roesli, 2001).2). Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit diare. Selain itu, ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena berbagai penyakit infeksi seperti telinga, batuk, dan penyakit alergi (Roesli, 2000).3). ASI eksklusif meningkat kecerdasanTerdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

a). Faktor genetikFaktor genetik atu faktor bawaan sangat menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orangtua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa.b). Faktor LingkunganFaktor yang menentukan tercapaianya faktor genetik scara optimal. Faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.Terdapat 3 jenis faktor khusus yang mendukung kecerdasan bayi atau anak, yaitu:1). Pertumbuhan fisik otak (ASUH)Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan otak, maka jelasbahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi/anak adalah nutrisi atau gizi yang diberikan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi otak

2) ASAHDibutuhkan stimulasi atau rangsangan untuk perkembangan kecerdasan anak yang optimal.Tindakan menyusui dapat mengembangkan sosialisasi bayi.Sejak dini sering berhubungan dengan ibunya maka perkembangan sosialisasinya akan baik dan mudah berinteraksi dengan lingkungannya.3). ASIHBayi yang disusui ibunya akan merasa aman dan disayangi. Seorang anak yang merasa disayangi akan mampu menyanyangi lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan budi pekerti yang baik dan nurani yang baik (Roesli 2001).4). Meningkatkan jalinan kasih sayang.Bayi yang berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentukan kepribadian yang percaya diri dasar spiritual yang baik (Roesli, 2001).5). Melindungi anak dari serangan alergiBayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak masalah alergi, misalnya asma dan eksim (Roesli, 2001). 6). Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan (Roesli, 2000).7). Meningkatkan daya penglihatandan kepandaian bicara (Roesli, 2000).8). Membantu pembentukan rahang yang bagus (Roesli, 2000).9). Mengurangi risiko terkena kencing manis dan penyakit jantung (Roesli, 2000).10). Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan (Roesli, 2000).

Manfaat bagi Ibua). Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Hal ini karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan (Roesli, 2000)b). Mengurangi terjadi anemia. Karena menyusui dapat mengurangi perdarahan, maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya anemia pada ibu (Roesli, 2000).c). Menjarangkan kehamilan.Menyusui merupakan kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil (Roesli, 2000).d). Mengecilkan rahim.Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui (Roesli, 2000).e). Mengurangi kemungkinan menderita kanker.Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan ovarium berkurang (Roesli, 2000).f). Lebih ekonomis, tidak perlu dibeli.Dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula (Roesli, 2000).g). Hemat waktu dan tidak merepotkanASI dapat segera diberikan pada bayi. Tidak seperti ASI, pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari (Roesli, 2000).h). Portabledan praktisMudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat berpergian tidak perlu membawa pergi berbagai alat untuk membuat susu formula. Air susu ibu dapat diberikan kapan saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat (Roesli, 2001).i). Memberi kepuasan bagi ibu.Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2000).j). Lebih cepat langsing.Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil (Roesli, 2000).

Manfaat pemberian ASI bagi keluargaa). Mengurangi pengeluaran rumah tangga karena pemberian ASI tanpa biaya (Roesli, 2000).b). Tidak merepotkan anggota keluarga yang lain karena ASI sangatlah mudah dan praktis untuk diberikan (Roesli, 2000).Manfaat pemberian ASI bagi lingkungana). Melindungi lingkungan, jika dengan ASI mengurangi kebutuhan sumber daya alam misalnya: air, bahan bakar. Dan mengurangi terjadinya polusi dari botol bekas, kaleng susu, dan sebagainya (Roesli, 2000).b). ASI tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi yang juga mengeluarkan asap, juga tidak perlu menebang hutan untuk membangun pabrik susu yang besar-besar (Roesli, 2000).

Manfaat pemberian ASI bagi negara Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena halhal berikut :a). Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.b). Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran nafas.c). Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara (Roesli, 2000).

Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar1). Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dandisekitar payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.2). Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudaraa). Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunaka kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.b). Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).c). Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, danyang satu di depan.d). Perut ibu menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokan kepala bayi). e). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.f). Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.3). Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudara saja.4). Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:a). Menyentuh pipi dengan puting susu.b). Menyentuh sisi mulut bayi.5). Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatakan ke payudara ibu dan puting susu serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:a). Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.b). Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disanggah lagi (Soetjiningsih, 1997).

F. Waktu Pemberian ASIIbu memberikan ASI nya setiap bayi meminta dan tidak berdasarkan jam. Ini disebut menyusui atas permintaan atau on demand. Pada mulanya, bayimenyusui secara tidakteratur, tetapi setelah satu atau dua minggu pola menyusuinya sudah teratur. Jenjang waktu menyusui pada bayi biasanya dua-tiga jam sekali. Dan pola ini tidak akan menimbulkan masalah seperti terjadinya bendungan dan sebagainya (Roesli, 2001).Jadwal Pemberian MakanUmumnya bayi yang menyusui ASI tidak mempunyai masalah dalam jadwal pemberian ASI, karena dapat diberikan setiap saat. Bayi yang mendapat ASI biasanya pemberian minum dilakukan dalam waktu tiga jam. Sebaiknya enam kali sehari dan bila perlu ditambah satu-dua kali pada malam hari. Bayi Berat badan lahir rendah (BBLR) diberikan minum dengan porsi yang lebih sedikit, namun dengan frekuensi yang lebih sering. Pada dasarnya makin kecil berat lahir bayi, maka makin kecil porsi minumnya dan makin sering waktu pemberian minumnya ((Roesli, 2001).Bila bayi diperkenalkan dengan makanan pelengkap, maka jarak waktu pemberian makanan utama adalah tiga-empat jam dan diantaranya diberikan dua kali makanan pelengkap berupa buah dan biskuit/kue. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu pemberian makan disesuaikan dengan kebiasaan orang dewasa.Jadi bila bayi sudah mendapat nasi tim, maka jadwal makan secara umum adalah sebagai berikut:a). Tiga kali makan padat (pagi, siang, dan sore)b). Dua kali ASI/PASI (Pendamping ASI) (waktu bangun pagi dan sebelum tidur)c). Dua kali buah atau kue yang diberikan diantara waktu makan padat dan bila perlu tambahkan minum pada malam hari (Roesli, 2001).Kriteria bayi mendapatkan makanan yang cukup(1). Bayi tumbuh apabila kurva pertumbuhan mengikuti arah jalan menuju sehat, berarti ia sudah mendapat cukup makanan(2). Bila beratnya tidak bertambah, berarti bayi tidak tumbuh maka ia perlu mendapat makanan tambahan. Sampai bayi berumur empat bulan bahkan kadang-kadang sampai enam bulan ASI saja sudah cukup untuk pertumbuhan bayi.Bila bayi berumur empat-enam bulan atau lebih, bayi sudah harus mulai diberikan makanan penyapihan/padat (Roesli, 2001).G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberi ASI Secara EksklusifAlasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan adalah sebagai berikut:ASI Tak CukupAlasan ini merupakan alasan utama para ibu untu tidak memberikan ASI secara eksklusif.Walaupun banyak ibu-ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali (2-5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya.Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya (Roesli, 2000).

Ibu Bekerja Dengan Cuti Tiga Bulan Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya (Roesli, 2000).

Takut Suami Pendapat ini merupakan mitos yang salah, yaitu menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek, Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyusui (Roesli, 2000).

Tidak Diberi ASI Tetap Jadi Orang Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar, bahkan mungkin berhasil jadi orang. Namun, kalau bayi ini diberi ASI eksklusif akan lebih berhasil (Roesli, 2000). Dengan menyusui berarti seorang ibu tidak hanya memberikan makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual, maupun kecerdasan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya (Roesli, 2000).

Bayi Akan Tumbuh Menjadi Anak Yang Tidak Mandiri danManja Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tua (Roesli, 2000).

Susu Formula Lebih Praktis Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap dipakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api atau listrik, dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis daripada susu formula (Roesli, 2000).Takut Badan Tetap Gemuk Pendapat bahwa ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah tidak benar. Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI. Didapatkan bukti bahwa menyusui akan membantu ibu-ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu hamil akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunana lemak ini (Roesli, 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bonny, dan Meiliasari, Mila, 2004. 40 Hari Pasca Persalinan: Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.Depkes RI, 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009. Jakarta: Depkes RI.Depkes RI, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI 2005-2009. Jakarta: Depkes RI.Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI 2008.Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara 2006. Medan: Dinas Kesehatan Sumatera Utara.Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI, 2005.Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI.Fulhan, Jill Kostka. 2007. Breastfeeding. In: Hendricks, Duggan, Walker. Manual Pediatric of Nutrition 3th ed. 86 97.Gupte, Suraj, 2000. Paduan Perawatan Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia..Purwanti HS, 2004. KonsepPenerepan ASI Eksklusif. Jakarta: EGCRoesli, Utami, 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Niaga SwadayaSoetjiningsih, 1997.ASI :Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC.Suhardjo, 2000. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Kanisius.Suradi R, Roesli U, 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universias Indonesia.

LAMPIRAN

Leaflet Penyuluhan

Foto Kegiatan

16