168514076 asi eksklusif

61
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup, produktivitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang telah mendapat makanan tambahan yang berupa beras. 1

Upload: ritma-eka-febriana

Post on 22-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup, produktivitas

tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak,

menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat

langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini

di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak

yang masih kecil. Keadaan juga diperparah karena anak dan bayi merupakan golongan

rentan.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yang kurang juga

karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang

tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang

negatif dipandang dari segi gizi.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI

yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.

ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar

enam bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral

utama untuk bayi yang telah mendapat makanan tambahan yang berupa beras.

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini

mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI

semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan

generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan

penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI

termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya

Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden

pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan "Dengan ASI, kaum ibu

mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden

menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia

enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui

secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian

pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.

1

Page 2: 168514076 Asi Eksklusif

ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan

komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan

80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah

yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam

bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI

cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-

akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan

menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal

hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu formula. Kalau hal yang demikian

terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya

pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.

Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,

didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya

mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan

bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5

bulan. Yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula

dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.

Penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -

1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan

adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari

pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan

makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI

secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi

dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan

untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya

adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI. 6

Dari data laporan bulanan Puskesmas Ps. Kuok bulan Januari- Juni tahun 2013,

didapatkan angka pencapaian pemberian ASI eksklusif sebanyak 47,40% dari target yang

seharusnya dicapai sebanyak 70 % .Oleh karena itu pentingnya upaya untuk meningkatkan

pencapaian pemberian ASI Eksklusif.

2

Page 3: 168514076 Asi Eksklusif

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa saja faktor yang menyebabkan angka pemberian ASI eksklusif masih rendah di

wilayah kerja puskesmas Pasar Kuok?

2. Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif di wilayah

puskesmas Pasar Kuok?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengidentifikasi masalah pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasar

Kuok.

2. Menemukan penyebab utama rendahnya pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Kuok.

3. Menentukan pemecahan masalah agar pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Kuok dapat terlaksana dengan baik.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi puskesmas

Sebagai masukan bagi petugas Puskesmas Pasar Kuok sehingga dapat dijadikan

sebagai pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan pencapaian pemberian

ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat dalam pemberian

ASI eksklusif.

1.4.3 Bagi Penulis

Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam

menganalisis dan memberikan solusi pada permasalahan yang di hadapi

Puskesmas.

3

Page 4: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-

garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi

bayinya.

Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu

(ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman

lain kecuali sirup obat.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama

dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

2.2 Kebaikan ASI dan Menyusui

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:

a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah

dicerna dan memiliki komposisi zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan pencernaan bayi.

b. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Di

dalam usus laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk:

Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam

organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

Memudahkan penyerahan berbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.

c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6

bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,

Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.

e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan

keuntungan bagi ibu, yaitu:

4

Page 5: 168514076 Asi Eksklusif

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada

bayinya.

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi

perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui, bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan

pengembalian keukuran sebelum hamil

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan

sehingga dapat menjarangkan kehamilan.

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga

h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya

i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat

besisebanyak ketika mengalami menstruasi

j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan

lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

Selain itu, pemberian ASI juga bermanfaat bagi keluarga, yaitu :

a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak

untuk merebus air, susu atau peralatan.

b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam

perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.

c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI

selalu siap tersedia.

f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.

2.3 Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada

puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pituitari Anterior untuk memproduksi

sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran ASI. Proses pengeluaran

air susu juga tergantung pada Let Down Reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang

kelenjar Pituitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat merangsang

5

Page 6: 168514076 Asi Eksklusif

serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara

lancar.

Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air

susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun

seperti pohon tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting semakin

mengecil.

Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar

menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat digambarkan sebagai

setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya

mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi,

anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-

cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk

sinus lactiferous. Pusat dari areola (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak

kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:1

A. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang

mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus

dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.

Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat,

dari masa laktasi.

Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.

Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih

kuning dibandingkan ASI Mature.

Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi

yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima

makanan selanjutnya.

Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan

dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein sedangkan pada

colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya

perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat

memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.

Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.

6

Page 7: 168514076 Asi Eksklusif

Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml

colostrum.

Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih

tinggi atau lebih rendah.

Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI

Mature.

Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi

kurang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.

Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang

berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.

Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat

semakin tinggi.

Volume semakin meningkat.

C. Air Susu Mature

ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya

relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5

ASI komposisinya baru konstan.

Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang

mengatakan pada ibu yangs sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang

diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diberikan pada

bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi.

Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,

riboflavum dan karoten.

Tidak menggumpal bila dipanaskan.

Volume: 300 – 850 ml/24 jam

Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:

Antibodi terhadap bakteri dan virus.

Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)

7

Page 8: 168514076 Asi Eksklusif

Enzim (lysozime, lactoperoxidese)

Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)

Faktor resisten terhadap staphylococcus.

Complement ( C3 dan C4)

2.4 Volume Produksi ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan

ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan

50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml

pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan

menyusui bayinya selama 4–6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI

mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi

menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus

mendapat makanan tambahan.

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat

diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung

selama 15-25 menit.

Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-

800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu

dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi

sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang

sama.

Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat

bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi,

meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak

berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari

sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500

ml dalamtahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa

kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk

menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu

komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang

terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat

8

Page 9: 168514076 Asi Eksklusif

meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali

menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih

sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan

“marasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.

2.5 Komposisi ASI

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum lebih banyak

mengandung imunoglobin A (IgA), laktoferin dan sel-sel darah putih, yang sangat penting

untuk pertahanan tubuh bayi terhadap serangan penyakit (Infeksi), lebih sedikit mengandung

lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung

mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).

Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National Research Council

Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk

setiap 100 ml seperti tertera pada tabel 1.

Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 1.

Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian

besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut.

Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung

bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total

protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan

yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang

lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI

mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat

bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar

hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan

membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut

“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan

memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan

agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.

9

Page 10: 168514076 Asi Eksklusif

Tabel 1. Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml

Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi

Energi (K Cal)

Protein (g)

- Kasein/whey

- Kasein (mg)

- Laktamil bumil (mg)

- Laktoferin (mg)

- Ig A (mg)

Laktosa (g)

Lemak (g)

Vitamin

- Vit A (mg)

- Vit B1 (mg)

- Vit B2 (mg)

- Asam Nikotinmik (mg)

- Vit B6 (mg)

- Asam pantotenik

- Biotin

- Asam folat

- Vit B12

- Vit C

- Vit D (mg)

- Vit Z

- Vit K (mg)

Mineral

- Kalsium (mg)

- Klorin (mg)

- Tembaga (mg)

- Zat besi (ferrum) (mg)

- Magnesium (mg)

- Fosfor (mg)

- Potassium (mg)

58

2,3

140

218

330

364

5,3

2,9

151

1,9

30

75

-

183

0,06

0,05

0,05

5,9

-

1,5

-

39

85

40

70

4

14

74

48

70

0,9

1 : 1,5

187

161

167

142

7,3

4,2

75

14

40

160

12-15

246

0,6

0,1

0,1

5

0,04

0,25

1,5

35

40

40

100

4

15

57

65

3,4

1 : 1,2

-

-

-

-

4,8

3,9

41

43

145

82

64

340

2,8

,13

0,6

1,1

0,02

0,07

6

130

108

14

70

12

120

145

58

10

Page 11: 168514076 Asi Eksklusif

- Sodium (mg)

- Sulfur (mg)

22 15

14

30

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu

murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan

dengan susu sapi.

Di samping fungsinya sebagai sumber energi, juga di dalam usus sebagian laktosa

akan diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah

pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta

mineral-mineral lain.

ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap,

jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya. ASI juga

mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi,

tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.

Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi

selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya

sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak

yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam

air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan

terhadap vitamin D yang terlarut lemak.

2.6 Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.

Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan

pada masa menyusui selanjutnya

Adapun upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut pada masa kehamilan

(antenatal):

Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI,

manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, di samping bahaya pemberian

susu botol.

Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu, apakah ada

kelainan atau tidak. Di samping itu, perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.

11

Page 12: 168514076 Asi Eksklusif

Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu

memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trimester kedua

sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.

Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

a. Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui

yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara

ibu.

b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar

menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua

minggu setelah melahirkan.

Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya

memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.

b. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari

biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.

c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.

d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang

keberhasilan menyusui.

e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada

permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.

f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari

ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.

g. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI

yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnya bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat

diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai

dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.

ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 6 bulan. Hal ini

sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada usia

12

Page 13: 168514076 Asi Eksklusif

4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI

dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 6 bulan pertama.

Adapun makanan bayi umur 0-6 bulan adalah sebagai berikut

Susui bayi segera dalam 30 menit setelah lahir (Inisiasi dini)

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini, ASI

saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik

untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan

terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

Berikan Kolostrum

Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai

payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi

ASI yang cukup.

o Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.

o Berikan ASI 8-12 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

a. Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara

langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh

terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Akan tetapi, jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang

diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak

akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring

nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang

diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI

diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara

dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan makanan,

maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu

juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang

sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air

13

Page 14: 168514076 Asi Eksklusif

minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein

seperti ikan, telur dan kacang-kacangan. Bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan

untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu

dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan

emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui

bayinya, reflek tersebut adalah:

Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara

ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada puting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini

diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus ke lobus anterior. Dari lobus ini akan

mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar–

kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini membuantu melancarkan keluarnya ASI. Bila bayi didekatkan pada

payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya

kepala bayi ke payudara ibu disebut: ”rooting reflex” (reflex menoleh). Bayi secara otomatis

menghisap puting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali

terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa, dan gangguan

pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak

cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah

dan semakin mengganggu let down reflex.

c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan

memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih

menitikberatkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada

dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian.

Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini

memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu

sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekitar kamar bersalin

dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

14

Page 15: 168514076 Asi Eksklusif

d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil

yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI

bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan. Oleh karena itu, alat

kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yaitu

IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung

dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi

ASI.

e. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan

mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut

diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga

pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.

2.8 Upaya peningkatan Pemberian ASI Eksklusif

10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui :

1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui.

2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan.

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksanaannya melalui unit rawat jalan kebidanan dengan memberikan

penyuluhan: manfaat ASI dan rawat gabung, perawatan payudara, makanan ibu

hamil, KB, senam hamil dan senam payudara.

4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah

melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat narkose

umum, bayi disusui setelah ibu sadar.

5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara

mempertahankannya, melalui penyuluhan yang dilakukan di ruang perawatan.

6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru

lahir.

7. Melaksanakan rawat gabung yang merupakan tangung jawab bersama antara

dokter, bidan, perawat dan ibu.

8. Memberikan ASI kepada bayi tanpa dijadwal.

9. Tidak memberikan dot atau kempeng.

15

Page 16: 168514076 Asi Eksklusif

Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu menyusui,

seperti adanya pojok laktasi yang memantau kesehatan ibu nifas dan bayi, melanjutkan

penyuluhan agar ibu tetap menyusui sampai anak berusia 2 tahun, dan demonstrasi perawatan

bayi, payudara.

16

Page 17: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 3

METODE DAN LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan di Puskesmas Pasar Kuok

Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan

kepala puskesmas dan staf pemegang program di Puskesmas Pasar Kuok dan juga melalui

data sekunder berupa laporan bulanan dari masing – masing program dan evaluasi

pencapaian kegiatan program puskesmas pada tahun 2013. Untuk data sekunder, terdapat

kesulitan dalam mengumpulkan data sekunder Puskesmas Pasar Kuok. Hal ini disebabkan

laporan tahunan Puskesmas Pasar Kuok tidak ada. Sehingga terdapat kesulitan dalam

merekap masalah di puskesmas. Oleh karena itu, data sekunder hanya diambil dari rekap

laporan bulanan dari Januari- juni 2013. Beberapa potensi masalah yang didapatkan di

Puskesmas Pasar Kuok, diantaranya yaitu :

3.1.1 Masih rendahnya angka penjaringan suspek TB paru

Penemuan kasus TB merupakan salah satu upaya untuk menekan angka kejadian TB, dimana

Indonesia menduduki peringkat ke-3 terbanyak kasus TB di dunia. Jika angka penemuan

masih rendah, maka penularan TB akan terus terjadi di masyarakat, sehingga kejadian TB di

Indonesia tetap akan mengalami peningkatan.

Di Puskesmas Pasar Kuok, pencapaian penemuan angka penjaringan suspek TB Paru

pada bulan Januari – Juni tahun 2013 mencapai 62% dari target yang seharusnya dicapai

adalah 100%.

Dibawah ini adalah tabel target dan penemuan kasus BTA positif tahun 2013.

Tabel 2. Target Suspek dan Penemuan Kasus BTA Positif Tahun 2013 Puskesmas Pasar

Kuok

No Nama Kampung Jumlah PendudukTarget Suspek

TBC

Target

BTA

(+)

1 Tanjung Kandis 655

28 32 Koto Keduduk 749

3 Koto Panjang 333

4 Ujung Batu 70037 4

5 Taluak Limpaso 1609

17

Page 18: 168514076 Asi Eksklusif

6 Koto Baru 1271

46 57 Koto Nan Tigo 1042

8 Limau manis 543

9 Bukit Tb. Tulang 2257 36 4

10 Limau Sundai 1030 16 2

11 Koto Tuo 100223 2

12 Inunang 406

13 Pasar Kuok 1748

50 514 Jalamu 705

15 Induring 170

16 Anakan 221358 6

17 Sapan 1406

18 Taluak Kasai 1195

27 319 Sungai Bungin 365

20 Labuan Baru 105

21 Taluak Betung 62121 2

22 R. Patambuan 710

  Jumlah 20.835 331 36

Tabel 3. Capaian Suspek dan Penemuan Kasus BTA Positif Tahun 2013 Puskesmas Pasar

Kuok

TRIWULA

N

TARGET

SUSPEK

SUSPEK

DIPERIKSA%

PENEMUAN

BTA (+)%

I 83 73 88% 7 9,5%

II 83 30 36.1% 2 6,7%

TOTAL 166 103 62% 9 8,7 %

(Sumber : Laporan bulanan (januari-Juni) Puskesmas Ps. Kuok 2013)

Pada tahun 2013, DKK telah menetapkan target penjaringan kasus TB di Puskesmas

Pasar Kuok dalam 1 tahun sebanyak 331 dari 20.835 jumlah penduduk. Dari tabel diatas,

diketahui bahwa jumlah suspek tuberkulosis yang diperiksa dari triwulan I ( 88% ) dan

triwulan II ( 36,1% ) tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan oleh DKK yaitu

100% . Dari jumlah suspek tuberkulosis yang diperiksa selama semester awal tahun 2013,

18

Page 19: 168514076 Asi Eksklusif

didapatkan hanya 62% dari jumlah target yang ditentukan. Hal ini masih jauh dari target yang

ditetapkan DKK. Selain itu, dari jumlah suspek yang diperiksa, jumlah penemuan BTA

positif dari suspek yang diperiksa belum mencapai target yaitu sebesar 10%.

3.1.2 Rendahnya Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Berdasarkan data bagian gizi puskesmas Ps. Kuok, pencapaian pemberian ASI eksklusif pada

bayi dari bulan januari – juni tahun 2013 masih jauh dari target ( 70% ). Pencapaian ASI

eksklusif dari bulan januari – juni 2013 adalah 47,40 %.

Berikut ini adalah Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan

Batang Kapas dari bulan januari – juni 2013 :

a. Bulan Januari

Tabel 4. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

januari

N

O

Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang

Diberi ASI Ekslusif

(orang)

1 Kuala Indah 9 3

2 R Patambuhan 14 3

3 Jalamu 10 7

4 Ps. Kuok 13 8

5 Koto Tuo 6 1

6 Limau Sungai 12 6

7 Bk. Tb Tulang 7 4

8 Anakan 19 4

9 Sapan 4 4

10 Taluak Kasai 15 14

11 Sungai Bungin 9 4

12 Koto Nan Tigo 15 7

13 Limau Manih 6 3

14 Koto Baru 11 4

15 Tanjung Limpaso 8 4

16 Ujung Batu 5 2

17 Koto Kaduduk 3 1

18 Koto Panjang 4 3

19

Page 20: 168514076 Asi Eksklusif

19 Tanjung Kandis 8 4

20 Inunang 6 4

Jumlah 180 82

Persentase 45,56%

b. Bulan Februari

Tabel 5. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

Februari

N

O

Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang

Diberi ASI Ekslusif

(orang)

1 Kuala Indah 10 3

2 R Patambuhan 14 3

3 Jalamu 10 6

4 Ps. Kuok 12 8

5 Koto Tuo 6 1

6 Limau Sungai 12 6

7 Bk. Tb Tulang 10 7

8 Anakan 12 3

9 Sapan 8 5

10 Taluak Kasai 13 8

11 Sungai Bungin 4 4

12 Koto Nan Tigo 14 6

13 Limau Manih 6 3

14 Koto Baru 7 3

15 Tanjung Limpaso 9 5

16 Ujung Batu 5 4

17 Koto Kaduduk 6 3

18 Koto Panjang 3 3

19 Tanjung Kandis 9 6

20 Inunang 2 2

Jumlah 172 89

20

Page 21: 168514076 Asi Eksklusif

Persentase 51,74%

c. Bulan Maret

Tabel 6. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

Maret

NO Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang Diberi

ASI Ekslusif (orang)

1 Kuala Indah 9 3

2 R Patambuhan 14 3

3 Jalamu 10 7

4 Ps. Kuok 14 13

5 Koto Tuo 6 1

6 Limau Sungai 12 6

7 Bk. Tb Tulang 7 4

8 Anakan 23 8

9 Sapan 4 4

10 Taluak Kasai 15 14

11 Sungai Bungin 9 5

12 Koto Nan Tigo 22 7

13 Limau Manih 6 3

14 Koto Baru 11 4

15 Tanjung Limpaso 8 4

16 Ujung Batu 5 2

17 Koto Kaduduk 3 1

18 Koto Panjang 4 2

19 Tanjung Kandis 12 6

20 Inunang 6 3

Jumlah 180 82

Persentase 45,56%

d. Bulan April

21

Page 22: 168514076 Asi Eksklusif

Tabel 7. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

April

NO Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang Diberi

ASI Ekslusif (orang)

1 Kuala Indah

2 R Patambuhan

3 Jalamu

4 Ps. Kuok 15 11

5 Koto Tuo

6 Limau Sungai

7 Bk. Tb Tulang 10 6

8 Anakan 23 4

9 Sapan

10 Taluak Kasai

11 Sungai Bungin 9 5

12 Koto Nan Tigo 22 8

13 Limau Manih

14 Koto Baru

15 Tanjung Limpaso

16 Ujung Batu

17 Koto Kaduduk

18 Koto Panjang 4 2

19 Tanjung Kandis 12 4

20 Inunang 6 3

Jumlah 101 43

Persentase 42,57%

e. Bulan Mei

Tabel 8. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

Mei

NO Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang Diberi

ASI Ekslusif (orang)

1 Kuala Indah

22

Page 23: 168514076 Asi Eksklusif

2 R Patambuhan

3 Jalamu

4 Ps. Kuok 14 10

5 Koto Tuo

6 Limau Sungai

7 Bk. Tb Tulang 9 5

8 Anakan 23 7

9 Sapan

10 Taluak Kasai 26 14

11 Sungai Bungin 10 6

12 Koto Nan Tigo

13 Limau Manih

14 Koto Baru

15 Tanjung Limpaso

16 Ujung Batu

17 Koto Kaduduk

18 Koto Panjang 4 2

19 Tanjung Kandis 12 4

20 Inunang

Jumlah 98 48

Persentase 48,98%

f. Bulan Juni

Tabel 9. Pencapaian ASI Ekslusif puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas bulan

Juni

NO Kampung Jumlah Sasaran

(Bayi 0-5 bulan) (orang)

Jumlah Bayi yang Diberi

ASI Ekslusif (orang)

1 Kuala Indah

2 R Patambuhan

3 Jalamu

4 Ps. Kuok 14 5

5 Koto Tuo

6 Limau Sungai

23

Page 24: 168514076 Asi Eksklusif

7 Bk. Tb Tulang

8 Anakan

9 Sapan

10 Taluak Kasai 26 16

11 Sungai Bungin

12 Koto Nan Tigo

13 Limau Manih

14 Koto Baru

15 Tanjung Limpaso

16 Ujung Batu

17 Koto Kaduduk

18 Koto Panjang 4 1

19 Tanjung Kandis

20 Inunang

Jumlah 44 22

Persentase 50%

Januari Februari Maret April Mei Juni0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Capaian ASI Ekslusif Puskesmas Pasar Kuok Bulan Januari- Juni Tahun 2013

Capaian ASI Ekslusif Puskesmas Pasar Kuok Bulan Januari- Juni Tahun 2013

Grafik 1. Capaian ASI Eksklusif Puskesmas Pasar Kuok Bulan Januari- Juni 2013

3.1.3 Pencapaian N/D Posyandu masih rendah

Berikut ini ditampilkan laporan bulanan angka N/D Puskesmas Pasar Kuok tahun 2013.

24

Page 25: 168514076 Asi Eksklusif

Tabel 10. Angka N/D Puskesmas Pasar Kuok semester pertama tahun 2013

USIA JUMLAH

Tahun 2013

Januari Februari Maret April Mei Juni

N D N D N D N D N D N D

Bayi 423 223 251 213 235 272 312 287 332 275 326 294 330

Baduta 421 181 224 240 266 223 269 220 345 255 390 286 385

2-5 tahun 1257 358 465 572 678 576 685 495 676 560 809 678 759

JUMLAH 2101 762 940 1025 1179 1071 1266 1002 1353 1090 1525 1258 1474

N/D ( % ) 81,06 86,94 84,60 74,06 71,48 85,35

N/D adalah jumlah anak yang berat badan ditimbang yang naik dibanding dengan

jumlah anak yang datang ke Posyandu. Angka N/D merupakan indakator status gizi anak di

suatu wilayah dalam hal ini bertujuan untuk menjaring kasus buruk di suatu wilayah. Pada

program gizi di Puskesmas Pasar Kuok ditemukan angka N/D yang masih rendah, selama

tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan Juni, hanya dua bulan yang mencapai target N/D

yaitu pada bulan Februari (86,94%) dan bulan Juni (85,35%). Sedangkan pada empat bulan

selebihnya pada tahun 2013, angka N/D masih belum mencapai target. Angka N/D terendah

didapat pada bulan Mei (71,48%).

Hal ini menunjukkan tidak semua balita yang ditimbang mengalami kenaikan berat

badan. Selain itu, dari data yang didapat dari bulan Januari sampai bulan Juni terdapat

ketidakstabilan angka N/D disetiap bulan. Hal ini tentu mengganggu upaya penjaringan kasus

gizi buruk di Puskesmas Pasar Kuok, sehingga sulit untuk menentukan status gizi di wilayah

kerja PuskesmasPasar Kuok. Untuk itu diperlukan adanya penyuluhan tentang pentingnya

penimbangan berat badan bayi dan balita setiap bulan dan upaya peningkatan gizi bayi dan

balita di setiap posyandu.

3.1.4 Rendahnya Angka Ibu Hamil Resiko Tinggi

Persentase pencapaian deteksi ibu hamil resiko tinggi memiliki target sebesar 20%. Dari

laporan bulanan semester awal ( Januari – Juni ) tahun 2013, pencapaian sekitar 5,9 %.

Angka deteksi resti yang masih rendah ini, akan menyebabkan kehamilan resiko tinggi yang

tidak terdeteksi akan terlambat ditangani dan diantisipasi oleh petugas kesehatan sehingga

mengakibatkan kegawatan bagi ibu dan janin,dan bisa menyebabkan kematian ibu dan anak.

Tabel 11. Jumlah Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Pauh tahun 2013 (Januari – Juni )

25

Page 26: 168514076 Asi Eksklusif

No DESASASARAN

BUMIL

K1 SASARAN CAPAIAN BUMIL

CAPAIAN %BUMIL

RESTI

RESTI

Oleh Nakes %

1 R. Patambuan 16 8 50 3 0 0

2 Taluak Betung 14 5 36 3 0 0

3 Jalamu 16 4 25 4 2 50

4 Induring 4 1 25 1 0 0

5 Pasar Kuok 39 9 23 8 1 12,5

6 Koto Tuo 15 12 80 3 3 100

7 Inunang 9 6 67 2 0 0

8 Limau Sundai 26 11 42 6 1 16,7

9

Bukit Tb

Tulang 50 27 54 104

40

10 Anakan 49 15 31 10 1 10

11 Sapan 31 16 59 6 2 33,3

12 Taluak Kasai 27 12 46 5 0 0

13 Sungai Bungin 8 3 38 2 2 100

14 Labuan Baru 2 4 200 0 1 -

15 Koto Nan Tigo 26 13 50 5 5 100

16 Limau Manis 12 9 75 2 1 50

17 Koto Baru 28 11 42 6 0 0

18

Taluak

Limpaso 36 15 42 74

57,1

19 Ujung Batu 16 8 56 3 0 0

20 Koto Keduduk 17 2 13 3 0 0

21 Koto Panjang 8 7 88 1 1 100

22 Tanjung Kandis 16 10 67 3 0 0

 JUMLAH 456 209 46 93 27 29,03%

(Sumber : Laporan Bulanan ( Jan- Jun) Puskesmas Ps. Kuok 2013)

Dari tabel diatas ditemukan bahwa dari 22 desa di daerah kerja Puskesmas Ps. Kuok,

4 desa dapat mencapai target deteksi ibu resti sebanyak 20% yaitu desa Koto Panjang, Koto

26

Page 27: 168514076 Asi Eksklusif

Nan Tigo, Sungai Bungin, dan Koto Tuo. Sedangkan 9 desa lainnya tidak dapat mencapai

deteksi ibu resti sama sekali ( kasus 0%).

Rendahnya kasus ibu hamil dengan resiko tinggi mengakibatkan tenaga kesehatan

tidak dapat mendeteksi . Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu

hamil akan pentingnya menjaga asupan gizi selama kehamilan, rendahnya kesadaran Ibu

hamil untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care selama kehamilan terutama bagi Ibu

yang memiliki riwayat komplikasi selama kehamilan, persalinan maupun nifas, dan masih

rendahnya taraf ekonomi sebagian besar masyarakat. Selain itu, hal ini kemungkinan

disebabkan oleh kurangnya kerja sama antara Puskesmas dengan Bidan Praktek Swasta

dalam hal pelaporan kasus resti sehingga Puskesmas tidak dapat mendeteksi semua kasus

resti yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok.

3.1.5 Rendahnya Pencapaian K4

Pencapain K4 Puskesmas Pasar Kuok bulan Januari-Juni tahun 2013 belum mencapai

target (45%). Pencapaian K4 Puskesmas Pasar Kuok bulan Januari-Juni tahun 2013 adalah

29%. Berikut ini adalah tabel pencapaian program K4 Puskesmas Pasar Kuok:

Tabel 12. Pencapaian K4 bulan Januari- Juli 2013

NO Bulan Sasaran Ibu Hamil (orang) K4 (orang) Persentase (%)

1. Januari 456 28 6

2. Februari 456 12 9

3. Maret 456 19 13

4. April 456 26 18

5. Mei 456 25 24

6. Juni 456 23 29

3.2 Prioritas Masalah

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program dan kegiatan di Puskesmas tidak

memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, karena terbatasnya sumber

daya dan dana sehingga perlu ditentukan prioritas masalah yang merupakan masalah utama

27

Page 28: 168514076 Asi Eksklusif

yang memang benar-benar bisa dilakukan intervensi. Dalam hal ini metode yang digunakan

adalah teknik scoring, yaitu :

- Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

- Intervensi

Nilai 1 : tidak mudah

Nilai 2 : kurang mudah

Nilai 3 : cukup mudah

Nilai 4 : mudah

Nilai 5 : sangat mudah

- Biaya

Nilai 1 : sangat mahal

Nilai 2 : mahal

Nilai 3 : cukup murah

Nilai 4 : murah

Nilai 5 : sangat murah

- Kemungkinan meningkatkan mutu

Nilai 1 : sangat rendah

Nilai 2 : rendah

Nilai 3 : cukup sedang

Nilai 4 : tinggi

Nilai 5 : sangat tinggi

Tabel 13. Prioritas Masalah

Kriteria Urgensi Intervensi Biaya Mutu Total Rank

Masih rendahnya angka penjaringan suspek TB paru

4 2 2 4 12 IV

28

Page 29: 168514076 Asi Eksklusif

Rendahnya Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

5 4 4 4 17 I

Pencapaian N/D Posyandu masih rendah

4 4 3 3 14 II

Rendahnya Angka Ibu Hamil Resiko Tinggi

4 2 2 3 11 V

Rendahnya Pencapaian K4 4 3 3 3 13 III

3.3 Analisis Sebab Akibat Masalah

Berdasarkan analisa masalah di atas, penulis mencoba untuk meningkatkan

pencapaian target pemberian ASI Eksklusif. Berikut ini merupakan rincian analisa

masalah yang penulis temukan :

1. Lingkungan.

Semakin banyaknya iklan-iklan mengenai susu formula

2. Manusia.

Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang Asi ekslusif yang masih

rendah.

Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan tentang ASI eksklusif.

Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk mengingatkan pemberian ASI

eksklusif.

Banyaknya ibu yang bekerja

Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa susu formula lebih

baik dari pada ASI

3. Material

Media dan alat peraga, seperti leaflet, poster mengenai pemberian ASI eksklusif

jumlahnya masih kurang.

Alat peraga yang masih konvensional belum menggunakan audio visual

4. Metode

Promosi pemberian ASI eksklusif ke masyarakat berupa sosialisasi melalui

penyuluhan masih kurang.

29

Page 30: 168514076 Asi Eksklusif

Pelaksanaan Konseling Laktasi di Puskesmas belum optimal

Untuk menunjukkan hubungan sebab akibat, maka dibuat diagram sebab akibat (diagram

tulang ikan) sebagai berikut :

3.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penetapan prioritas masalah tersebut maka dapat diuraikan upaya pemecahan

masalah pada program serta kegiatan yang belum terpapai pada tabel 14 .

Tabel 14. Tabel Alternatif Pemecahan Masalah

30

Manusia :

Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang Asi

ekslusif yang masih rendah.

Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan

tentang ASI eksklusif.

Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk

mengingatkan pemberian ASI eksklusif.

Banyaknya ibu yang bekerja

Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa

susu formula lebih baik dari pada ASI

Lingkungan

Semakin banyaknya iklan-

iklan mengenai susu

formula

Material

Media dan alat peraga, seperti leaflet,

poster mengenai pemberian ASI

eksklusif jumlahnya masih kurang.

Alat peraga yang masih konvensional belum menggunakan audio visual

Metode

Promosi pemberian ASI eksklusif ke

masyarakat berupa sosialisasi melalui

penyuluhan masih kurang.

Pelaksanaan Konseling Laktasi di Puskesmas belum optimal

Tingkat Pemberian ASI Ekslusif yang

Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Ps.

Kuok

Page 31: 168514076 Asi Eksklusif

No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah1 Pengetahuan, sikap dan tindakan

masyarakat tentang Asi ekslusif yang masih rendah.

Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu dan balita serta konseling laktasi di Puskesmas

2 Belum semua kader posyandu mendapatkan pelatihan tentang ASI eksklusif.

Dilaksanakan pelatihan tentang ASI eksklusif terhadap kader posyandu

3 Motivasi yang masih kurang dari petugas untuk mengingatkan pemberian ASI eksklusif.

Pemberian pelatihan dan motivasi bagi setiap kader agar turut serta mengingatkan masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif

4 Banyaknya ibu yang bekerja Pemberian edukasi dan pelatihan kepada ibu untuk memerah susu di Posyandu

5 Adanya anggapan di masyarakat yang berkembang bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI

Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu dan balita serta konseling laktasi di Puskesmas

6 Semakin banyaknya iklan-iklan mengenai susu formula

Kerja sama dengan lintas sektor seperti Bidan Praktek Swasta yang ada di wilayah kerja Puskesmas tentang digalakkannya ASI Eksklusif

7 Media dan alat peraga, seperti leaflet, poster mengenai pemberian ASI eksklusif jumlahnya masih kurang.

Penambahan pengadaan media dan alat peraga, seperti leaflet, poster mengenai pemberian ASI eksklusif

8 Alat peraga yang masih konvensional belum menggunakan audio visual

Pengadaan video ASI eksklusif oleh pihak puskesmas Padang Karambia

9 Promosi pemberian ASI eksklusif ke masyarakat berupa sosialisasi melalui penyuluhan masih kurang.

Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif setiap kunjungan posyandu.

10 Pelaksanaan Konseling Laktasi di Puskesmas belum optimal

Mengoptimalkan pelaksanaan konseling laktasi di klinik gizi puskesmas padang karambia

3.5 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Penetapan Prioritas alternatif pemecahan masalah ditetapkan berdasarkan teknik scoring.

Kriteriah nilai yang digunakan adalah waktu pelaksanaan , dana untuk kegiatan dan SDM

pelaksana sebagai berikut :

1. Waktu

a. nilai 1 = sangat lama

b. nilai 2 = lama

c. nilai 3 = cukup

d. nilai 4 = cepat

e. nilai 5 = sangat cepat

2. Dana

a. nilai 1 = sangat maksimal

b. nilai 2 = maksimal

c. nilai 3 = cukup

d. nilai 4 = minimal

31

Page 32: 168514076 Asi Eksklusif

e. nilai 5 = sangat minimal

3. Sumber Daya Manusia (SDM)

a. nilai 1 = tidak memadai

b. nilai 2 = kurang memadai

c. nilai 3 = cukup

d. nilai 4 = memadai

e. nilai 5 = sangat memadai

Tabel 15. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NoAlternatif Pemecahan Masalah Waktu Dana SDM Hasil

(WxDxS)Rangking

1 Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu

5 5 5 125 I

2 Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di kelas ibu hamil dan kelas ibu balita

4 5 5 120 II

3 Konseling laktasi di klinik gizi Puskesmas

3 5 4 60 IV

4 Pelatihan kader posyandu tentang ASI eksklusif

3 2 4 24 VII

5 Kerja sama dengan lintas sektor seperti Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja Puskesmas tentang digalakkannya ASI Eksklusif

3 3 3 27 VI

6 Pembuatan leaflet mengenai pemberian ASI eksklusif

4 4 4 64 III

7 Pengadaan media dan alat peraga seperti pamflet dan video ASI eksklusif oleh pihak puskesmas Ps. Kuok

3 2 3 18 VIII

8. Pemberian edukasi dan pelatihan kepada ibu untuk memerah susu di Posyandu

4 4 3 48 IV

Keterangan :

- Poin 1,2 dan 6 : prioritas alternatif pemecahan masalah

- Poin 3,4,5 dan 7,8 : saran untuk puskesmas

3.6 Rencana Kegiatan

Sebelum intervensi telah disusun rencana kegiatan sebagai berikut :

Tabel 16. Plant of Action ASI Eksklusif Puskesmas Ps. Kuok

32

Page 33: 168514076 Asi Eksklusif

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tempat Waktu Pelaksanaan

1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu

-Dokter internship-Koordinator

kepala puskesmas-Bidan desa-Kader posyandu

Peserta posyandu (ibu hamil dan ibu menyusui)

Posyandu Ps. Kuok

Posyandu di jalan baru

14 Agustus 2013

15 Agustus 2013

2. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di kelas ibu hamil (Pertemuan ke-2)

-Dokter internship-Koordinator KIA-

Peserta kelas ibu hamil

Desa Anakan

Desa Sapan

21 Agustus 2013

21 Agustus 2013

3. Pembuatan leaflet, poster tentang pemberian ASI eksklusif

-Dokter internship Peserta penyuluhan

Pengunjung puskesmas

Posyandu Ps. Kuok

Agustus 2013

3.7 Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu

a. Waktu : 15 Agustus 2013

Tempat : Posyandu Ps. Kuok

Pelaksana : dr. Dini Amalia dan dr. Fenty Novera

Bidan Desa : Mega, Amd. Keb

Kader posyandu

33

Page 34: 168514076 Asi Eksklusif

Gambar 1. Penyuluhan di Posyandu Ps. Kuok

b. Waktu : 16 Agustus 2013

Tempat : Posyandu Melati II

Pelaksana : dr. Desfarina dan dr. Ryan

Bidan desa : Bidan Rita

Kader posyandu

Gambar 2. Penyuluhan di Posyandu Melati II

Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di kelas ibu hamil (Pertemuan ke-2)

a. Desa Anakan

Waktu : 21 Agustus 2013

Tempat : Desa Anakan

34

Page 35: 168514076 Asi Eksklusif

Pelaksana : dr. Dini Amalia, dr. Fenty Novera, Hj. Musmarni, Amd Keb,

Hafizah, Amd Keb

Gambar 3. Penyuluhan di kelas ibu Hamil di desa Anakan

b. Kelurahan Koto Tuo

Waktu : 22 Agustus 2013

Tempat : Desa Sapan

Pelaksana : dr. Desfarina, dr. Dini Amalia, Hafizah, Amd Keb

35

Page 36: 168514076 Asi Eksklusif

Gambar 4. Penyuluhan di kelas ibu Hamil di desa Sapan

36

Page 37: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 4

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

4.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Pasar Kuok terletak di Jalan Baru Kampung Bukit Tambun Tulang Kecamatan

Batang Kapas, wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok berkisar seluas 167 km2 dengna

ketinggian 5 meter dari permukaan laut, suhu berkisar antara 21-32 0C yang berbatasan

dengan :

Utara : Kecamatan IV Jurai

Selatan : Kecamatan Sutera

Barat : Lautan Hindia

Timur ; Wilayah Kerja Puskesmas IV Koto Mudik

Wilayah puskesmas pasar kuok terdiri dari 5 nagari dan 20 kampung yaitu :

a. IV Koto Hilirr : 7 kampung

b. Taluak Tigo sakato : 3 kampung

c. Taluk limpaso : 3 Kampung

d. Koto Nan Duo : 4 kampung

e. Koto Nan Tigo : 3 kampung

4.2 Kondisi Demografis

Puskesmas Pasar Kuok melayani sebanyak 20.435 jiwa yang terdiri dari 10.331

perempuan dan 10.104 laki-laki, kepala keluarga berjumlah 4.964 KK. Penduduk miskin

diwilayah Puskesmas Pasar Kuok sebanyak 7.450 jiwa, berikut rincian jumlah penduduk

diwilayah Puskesmas Pasar Kuok.

37

Page 38: 168514076 Asi Eksklusif

Tabel 17. Tabel Jumlah Penduduk Per Kampung Di Wilayah Puskesmas Pasar Kuok

N

O NAMA KAMPUNG

JML

PNDDK

JUMLAH PENDUDUK

BAYI < 1TH ANAK 1-5TH BULIN BUMILUSIA SKLH WUS

USILA MISKIN

1 Bukit Tb Tulang 2310 47 206 54 57 567 364 128 912

2 limau sundai 1332 31 116 35 32 420 207 123 556

3 koto tuo 1452 27 94 34 36 363 172 99 493

4 pasar kuok 1595 37 107 41 43 375 198 88 480

5 Jalamu 958 23 82 19 20 268 152 74 421

6 teluk betung 1345 36 102 31 33 345 190 52 552

7 ujung batu 986 12 51 13 13 151 81 41 235

8 koto keduduk 592 9 36 16 17 50 62 23 220

9 tanjung kandis 569 24 84 11 12 237 146 39 213

10 koto panjang 377 13 28 12 12 117 60 51 212

11 taluk limpaso 1570 39 106 57 58 386 214 100 385

12 Kalumpang 674 10 47 25 26 134 81 33 200

13 sungai pampan 1117 24 89 30 32 254 149 49 532

14 limau manis 883 35 129 8 8 397 231 71 202

15 Anakan 1690 42 158 48 50 486 294 120 402

16 Sapan 1491 26 105 12 12 343 180 75 522

17 taluak kasai  783 10 30 25 26 128 58 26 613

18 sungai bungin 765  28 95 12 11 305 170 38 300

jumlah  20.435 473 1665 483 498 5326 3009 1230 7450

    2,3 %  8,1 %  2,4 %  2,4 % 25,6 %   14,7 % 6 % 36,5 % 

( Sumber : Data BPS 2011)

4.3 Sarana dan Prasarana

A. Sarana Kesehatan

1. Puskesmas : 1 unit

2. Puskesmas pembantu : 4 unit

3. Puskesmas keliling : 1 unit

38

Page 39: 168514076 Asi Eksklusif

4. Poskesri : 20 unit

5. Posyandu : 38 unit

6. Kader Kesehatan : 190 orang

7. Poswindu lansia : 3 unit

8. Toko obat : 4 unit

9. Bidan praktek swasta : 7 unit

B. Tenaga Kesehatan

Pendidikan dan status kepegawaian tenaga kesehatan di puskesmas pasar kuok memiliki

jenjang pendidikan dari SLTP sampai Strata 1 adalah sebagaimana tabel berikut :

Tabel 18. Data Jumlah Ketenagaan Puskesmas Pasar Kuok Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Dan Status Kepegawaian Tahun 2011

NO

JML KETENAGAA

N

TINGKAT PENDIDIKANS1 D.III SLTA/D1 SLTP

JUMLAHPNS

PTT

SKL

PNS

PTT SKL

PNS PTT SKL PNS

1 Dokter / Drg 2                   2

2 Penyuluh 1                   1

3 Bidan       10 11 1 6       28

4 Perawat 1     2   5 3       11

5 pengelola obat     2       1       3

6 Penata Labor             2       2

7 perawa gigi       2     1       3

8 Gizi           1         1

9 Kesling       1             1

10 Administrasi             4       4

  Jumlah 4   2 15 11 7 16       55                         

( Sumber : Data Puskesmas Pasar Kuok )

39

Page 40: 168514076 Asi Eksklusif

C. Sarana Peran Serta Masyarakat

Tabel 19. Data Jumlah UKBM di Wilayah Puskesmas Pasar Kuok Tahun 2011

NO JENIS SARANASARANA PSM

UNIT/BANGUNAN KADER AKTIF

1

2

3

4

5

6

7

8

Posyandu

Poskesri

Pos UKK

SBH

Posbindu Usila

BPP

Pokmair

UKS

38

20

5

1

3

1

3

25

190

40

25

40

12

10

6

250

JUMLAH 62 475

( Sumber : Data Puskesmas Pasar Kuok )

4.4 Kondisi Sosial, dan Ekonomi Penduduk

A. Pekerjaan

Mata pencarian penduduk diwilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok adalah sebagai mana grafik

berikut :

5%

70%

10%15%

DATA PEKERJAAN PENDUDUK1. PNS/ABRI 5% 2. PEDAGANG 70%3. NELAYAN 10% 4. PETANI 15%

Grafik 2. Data Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Kuok

( Sumber : Data BPS )

40

Page 41: 168514076 Asi Eksklusif

B. Tingkat kesejahteraan

Tingkat kesejahteraan keluarga di Wilayah Puskesmas Pasar Kuok dapat dilihat pada grafik

berikut :

SE-JAHTERA II

49%SEJAHTERA I

35%

SEJAHTERA III 12%

PRA SEJAHTERA 3%

SEJAHTERA III + 1%

DATA KESEJAHTERAAN KELUARGA DIWILAYAH PUSKESMAS PS. KUOK

TAHUN 2011

Grafik 3. Data Tingkat Kesejahteraan Keluarga Di Wilayah Puskesmas Pasar Kuok

( Sumber : BPS )

C. Sosial budaya

Data sarana pendidikan di wilayah Puskesmas Pasar Kuok adalah :

5 TK/PAUD : 10 buah

6 SD : 22 buah

7 SLTP : 4 buah

8 SLTA : 1 buah

Berikut Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat berumur 10 tahun lebih di wilayah Puskesmas

Pasar Kuok :

TIDAK/BELUM TAMAT SD31%

TAMAT SD 30%

TAMAT SLTP18%

TAMAT SLTA18%

TAMAT PT3%

DATA PENDIDIKAN PENDUDUK UMUR 10 TAHUN LEBIH DI

WILAYAH PUSKESMAS PASAR KUOK

Grafik 4. Data Persentase Pendidikan Pendudukan Lebih 10 Tahun Di Wilayah Puskesmas

Pasar Kuok . ( Sumber : BPS )

41

Page 42: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 5

DISKUSI

5.1 Diskusi

Pelaksanaan kegiataan mini projek dilaksanakan selama 4 hari. Dari diskusi bersama

bidan dan pimpinan Puskesmas Pasar Kuok diambil 4 sampel, yang terdiri dari 2 Posyandu

dan 2 kelas ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan pembagian leaflet

dilaksanakan seiring dengan kegiatan posyandu dan kelas ibu hamil yang ada di Puskesmas

Pasar Kuok.

Pada pelaksanaan penyuluhan pertama di Posyandu Pasar Kuok, kegiatan dihadiri

oleh 30 orang ibu menyusui. Selama pelaksanaan penyuluhan, antusias ibu menyusui sangat

baik, hal ini terlihat saat respon ibu menyusui pada sesi diskusi dan tanya jawab. Kebanyakan

dari ibu menyusui tidak mengetahui bahwa pemberian air putih selama 6 bulan pertama umur

bayi tidak diperbolehkan. Selain itu, dari hasil diskusi, masih tingginya tingkat kepercayaan

ibu menyusui terhadap mitos-mitos jelek yang masih berkembang di masyarakat mengenai

asi eksklusif menyebabkan masih banyaknya ibu menyusui yang tidak memberikan asi

eksklusif dan banyak diantaranya yang telah memberikan susu formula pada enam bulan

pertama usia bayi. Begitu pula halnya dengan pelaksanaan penyuluhan kedua di Posyandu

Melati. Antusias masyarakat selama penyuluhan cukup tinggi dan banyanya pertanyaan yang

diajukan oleh ibu menyusui mengenai susu formula.

Pada pelaksanaan penyuluhan kelas ibu hamil di Posyandu Anakan, dihadiri oleh 9

ibu hamil. Pertanyaan terutama diajukan oleh Bumil dengan kehamilan pertama. Pertanyaan

yang diajukan masih berkaitan dengan mitos mengenai asi aksklusif dan juga cara menyusui

yang benar. Pada pelaksanaan kelas ibu hamil di Posyandu Sapan, dihadiri oleh 10 orang ibu

hamil. Selama penyuluhan, perhatian dari ibu hamil cukup baik.

Kesulitan yang dihadapi selama penyuluhan diakibatkan oleh masih tingginya tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap mitos yang berhungan dengan asi eksklusif. Selain itu,

masih rendahnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan pasar

Kuok mengakibatkan rendahnya pengetahuan ibu menyusui mengenai pentingnya pemberian

asi eksklusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

42

Page 43: 168514076 Asi Eksklusif

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Sesuai dengan kondisi dan situasi yang ditemui pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok Kecamatan Batang Kapas, maka dapat disimpulkan

rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok

Kecamatan Batang Kapas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan,

manusia, material, dan metode.

Pemecahan masalah dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok, diupayakan dari faktor manusia dan lingkungan,

seperti Penyuluhan terhadap masyarakat tentang ASI eksklusif di posyandu, kelas ibu

dan balita, pengaktifan konseling laktasi di Puskesmas serta Kerja sama dengan lintas

sektor seperti Bidan Praktek Swasta demi digalakkannya ASI Eksklusif. Dari segi faktor

material, perlunya penyediaan media dan alat peraga, seperti leaflet dan poster serta

pembuatan video tentang ASI eksklusif dan manajemen laktasi, Sedangkan dari segi

metode, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sesuai waktu yang telah ditentukan

dan menggunakan media yang menarik.

6.2 Saran

1. Kerja sama dengan lintas sektor seperti Bidan Praktek Swasta yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Pasar Kuok tentang digalakkannya ASI Eksklusif.

2. Pengoptimalan pelaksanaan Konseling laktasi di klinik gizi Puskesmas Pasar Kuok.

3. Pengadaan media dan alat peraga seperti pamflet dan video ASI eksklusif oleh pihak

puskesmas Pasar Kuok.

43