pengetahuan dan sikap tentang menarche by deni prasetya

68
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi, meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma. semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid. 1 Ada beberapa kalangan yang menganggap nyeri haid adalah hal yang biasa. Kondisi ini hanya terjadi secara temporer pada saat mulai haid, dialami dalam waktu singkat, dan tidak terlalu mengganggu aktivitas yang bersangkutan. Setelah beberapa saat mungkin dalam hitungan jam, rasa nyeri saat haid itu pun hilang dengan sendirinya.

Upload: deni

Post on 26-Nov-2015

80 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengetahuan dan sikap tentang menarche

TRANSCRIPT

30

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi, meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma. semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid.1Ada beberapa kalangan yang menganggap nyeri haid adalah hal yang biasa. Kondisi ini hanya terjadi secara temporer pada saat mulai haid, dialami dalam waktu singkat, dan tidak terlalu mengganggu aktivitas yang bersangkutan. Setelah beberapa saat mungkin dalam hitungan jam, rasa nyeri saat haid itu pun hilang dengan sendirinya.Namun dalam beberapa kasus, tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri haid berkepanjangan. Mereka terus-menerus mengalami rasa sakit, bahkan tidak bisa beraktivitas apapun selama haid karena rasa nyeri bukan main dan tidak tertahankan. Selain itu juga disertai kondisi psikologis yang tidak nyaman, seperti mudah marah, cepat tersinggung, bawaannya kesal pada semua orang dan lain-lain.2Wanita yang mengalami dismenorea pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur kerja dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah dibandingkan wanita yang tidak terkena dismenore.

Pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore 59,7 %. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12 % berat, 37 % sedang, dan 49 % ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja putri sering tidak masuk sekolah.2Kondisi di Indonesia lebih banyak perempuan yang mengalami dismenore tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit sering membuat data penderita penyakit tertentu di Indonesia tidak bisa dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90 % perempuan di Indonesia pernah mengalami dismenore.2B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampung tentang dismenore. b. Untuk mengetahui tingkat sikap Siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampung tentang dismenore. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan dapat menambah pengetahuan penulis serta dapat menerapkan ilmu yang didapat.

2. Bagi petugas kesehatan instansi terkait

Sebagai bahan informasi atau masukan mengenai tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan menjadi pertimbangan untuk lebih mempublikasikan tentang dismenore.

3. Bagi siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampung

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap remaja putri terhadap dismenore di SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1.Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).3 Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut WHO (world Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.32.Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam Domain kognitif mempunyai enam tingkatan3, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestaikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebgai kemampuan untuk mneggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dpat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, konsep, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dan dapat menggunakan prinsip-primsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cyclel) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen, tetapi masih didalam satu struktur satu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (Syntesis) Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan unuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan diri dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluasion) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. 3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo,2003 adalah sebagai berikut:3a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal trial and error. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar mennemukan teori-teori dalam berbagai cabang iilmu pengetahuan. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.4. Proses Perilaku TAHU

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,3 yakni :a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada penelitian selanjutnya Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng (ling lasting). Namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor internal1) Usia Mengemukakan bahwa makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

2) Pengalaman Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

3) Intelegensia Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan.b. Faktor Eksternal, antara lain :

1) Pendidikan Menurut Notoadmojo (1997) Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary (1996) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.

2) Pekerjaan Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (Nasution, 1999).

5) Informasi. Menurut Wied Hary (1996) Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.6. Kriteria tingkat pengetahuan Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:31) Kategori baik (jika dijawab benar 76%-100%)

2) Kriteria cukup (jika dijawab benar jika 56%-75%)

3) Kriteria kurang baik (jika dijawab benar 0,6 .11K. Pengolahan dan Analisa Data Data diolah dengan alat bantu perangkat program statistik untuk komputer. Untuk analisis data digunakan analisis data univariat.

Proses pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut:12a) Pemeriksaan data (editing) yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran data. b) Pemberian kode (coding) untuk mempermudah pengolahan dimana semua variabel diberikan kode terutama data klasifikasi. c) Processing untuk memindahkan isi data atau memproses isi data dengan memasukan data atau entry data kuesioner kedalam komputer dengan menggunakan program statistik komputer. d) Cleaning untuk pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu :

1) Data untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan sikap tentang dismenore. 2) Analisa data yang digunakan untuk menguji bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap tentang dismenore pada siswi di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan program statistik untuk komputer, meliputi analisis data univariat. Analisis data univariat adalah proses menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian yang hanya distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.13 Peneliti menggunakan analisis univariat berupa distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti untuk mendapatkan presentase subjek menurut pengetahuan dan sikap tentang dismenore. L. Protokol Penelitian

a) Pra Penelitian

Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada Kepala SMAN 7 Bandar Lampung dengan tembusan :

1. Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung

2. Wakil Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung

3. Dekan Fakultas Kedokteran

4. Wakil Dekan Bagian Akademik b) Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah Siswi SMA Negeri 7 Bandar Lampungc) Desain penelitian

Digunakan Cross Sectional dimana sampel diobservasi hanya sekali dan pengukuran variabel independen dan dependen dilakukan saat itu juga.d) Teknik Pengambilan Sampel

Dilakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling atau sampel acak sederhana yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.e) Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer berupa kuesioner yang dibagiakan kepada siswi SMAN 7 Bandar Lampung.

f) Pengolahan dan Analisa Data

Data hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dengan program statistik untuk komputer.

Sikap

Pengetahuan

Dismenore

Faktor Eksternal

Pendidikan

Pekerjaan

Sosial budaya & ekonomi

Lingkungan

informasi

Awareness

(kesadaran)

Interest

(perhatian/tertarik)c. Evaluation

(menilai)

Trial

(mencoba)

Sikap siswi tentang dismenore

Tingkat pengetahuan siswi tentang dismenore

Fakto Internal

Usia

Pengalaman

Intelegensia